Download - Sinusitis Lengkap

Transcript
  • 7/29/2019 Sinusitis Lengkap

    1/20

    1

    BAB I

    LAPORAN KASUS

    A. IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. I Umur : 32 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Alamat : Bringin, Salatiga Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga No. RM : 08-10-19

    B. ANAMNESIS Keluhan utama :Hidung tersumbat Riwayat Penyakit Sekarang :

    Penderita datang mengeluh hidung kanan tersumbat, pusing dan sakit kepala

    dari daerah sekitar mata kanan sampai belakang kepala. Keluhan sudah 1

    tahun yang lalu dan memberat sejak 1 bulan terakhir. Pasien juga mengeluh

    bau busuk tercium dari hidung kanan sejak 5 hari yang lalu. Selain itu pasien

    juga mengeluh nyeri pada pipi kanan, demam 2 hari yang lalu, lendir keluar

    dari tenggorokan (+) , sekret keluar dari hidung berwarna jernih, penciuman

    berkurang (+), sulit tidur dan jika keluhan sakit kepala timbul maka pasien

    hanya bisa tiduran tidak mampu beraktivitas. Pasien tidak mengeluh batuk,

    nyeri telinga/ terasa penuh, tidak ada gangguan pendengaran dan tidak ada

    gangguan dalam menelan makanan.

    Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat sakit seperti ini sebelumnya (-) Riwayat infeksi gigi geraham kanan atas sehingga sering sakit,

    sekarang hanya tersisa akarnya saja

    Riwayat sakit yang berkaitan dengan telinga (-), tenggorok (-)

  • 7/29/2019 Sinusitis Lengkap

    2/20

    2

    Riwayat polip hidung (-) Riwayat penyakit paru (-) Riwayat trauma jatuh dari motor 1 tahun yang lalu, kepala terbentur

    pelipis dahi luka, hidung tidak terluka

    Riwayat Hipertensi, DM, alergi dan penyakit jantung dari kecildisangkal

    Riwayat Penyakit Keluarga :Anggota keluarga tidak pernah mengalami keluhan seperti penderita.

    Riwayat Pengobatan :Sudah berobat ke RST dr. Adzmir DKT Salatiga, diberi obat hanya lega

    sebentar kemudian tidak berapa lama tersumbat kembali, sehingga pasiendirujuk ke RST dr. Soedjono Magelang.

    Riwayat Sosial Ekonomi :Pasien adalah seorang istri Tentara dengan pangkat Sersan Dua. Kesan

    ekonomi cukup.

    C. PEMERIKSAAN FISIK

    Status GeneralisKeadaan umum : Baik

    Kesadaran : Compos mentis

    Status gizi : Baik

    Kepala dan leher : Mesocephale, pembesaran kelenjar limfe (-)

    Status Lokalis (THT)Telinga

    Dextra Sinistra

    Auricula Bentuk normal,nyeri tarik (-),

    nyeri tragus (-)

    Bentuk normal,

    nyeri tarik (-),

    nyeri tragus (-)

  • 7/29/2019 Sinusitis Lengkap

    3/20

    3

    Pre auricular Bengkak (-), nyeritekan (-), fistula (-)

    Bengkak (-), nyeri

    tekan (-), fistula (-)

    Retroauricular

    Bengkak (-), nyeri

    tekan (-)

    Bengkak (-), nyeri

    tekan (-)

    Mastoid Bengkak (-), nyeritekan (-)

    Bengkak (-), nyeri

    tekan (-)

    CAE Serumen (-),hiperemis (-),

    secret (-)

    Serumen (-),

    hiperemis (-),

    secret (-)

    Membrantimpani :

    Intak, putih mengkilat,

    refleks cahaya (-)

    Intak, putih mengkilat,

    refleks cahaya (-)

    Hidung dan sinus paranasal :

    Dextra Sinistra

    Bentuk N N Inflamasi/tumor - - Nyeri tekan sinus + - Deformitas/septum

    deviasi- -

    Rhinoskopi anterior:

    Vestibulum nasi N N Dasar cavum nasi N Septum deviasi Ke arah kanan Benda asing - -

    Perdarahan - -

    Mukosa Hiperemis(+)

    Hiperemis (-)

    Konka Hipertrofi Hipertrofi Sekret Mukoid (-)

  • 7/29/2019 Sinusitis Lengkap

    4/20

    4

    Transluminasi Tampak kesuraman pada sinus maxillarisdextra

    Tenggorokan

    Lidah Ulcus (-), stomatitis (-) Uvula Bentuk normal, di tengah, hiperemis (-) Tonsil Dextra Sinistra

    Ukuran T1 T1Permukaan Rata RataWarna Hiperemis (-) Hiperemis (-)Kripte Melebar (-) Melebar (-)Detritus (-) (-)

    Faring Mukosa hiperemis (-), dinding rata, granular (-)

    Gigi Geligi

    Tampak ada caries gigi Molar 1 kanan atas yang tinggal menyisakan akar gigi saja

    D. USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Pemeriksaan Radiologi (Foto Polos SPN) AP/Lateral- Struktur tulang DBN- Tak tampak deviasi septum- Kesuraman homogen sinus maxillaris dextrer- Tak tampak diskontinuitas Os Cranium- Kesan : Sinus Maxillaris Dexter

    Pemeriksaan RO Thorax PA :- Kesan : Bronchitis- Besar COR normal- Sistema tulang baik

  • 7/29/2019 Sinusitis Lengkap

    5/20

    5

    CT Scan Pemeriksaan Darah :

    - WBC : 7.7 103/mm3- HGB : 12.4 g/dl- PLT : 316 103/mm3- LED : 25- CT /BT : 5/230

    Pemeriksaan Mikrobiologik Sinuskopi

    E. RESUME Hidung kanan tersumbat/ obstruksi nasal (+) Tampak ada caries gigi Molar 1 kanan atas yang tinggal menyisakan akar gigi

    saja

    Nyeri tekan pada daerah wajah sebelah kanan (+) Cefalgia (+) Febris (+) Mukosa hidung hiperemis pada baian kanan dan terdapat sekret berupa

    mukoid +/-

    Septum deviasi ke kanan Diafanaskopi : kesuraman pada sinus maxilla dexter

    F. DIAGNOSIS BANDING

    Sinusitis Maxillaris Dexter et causa Septum Deviasi dan Caries Gigi Sinusitis maksilaris kronis Keganasan Benda asing Rhinitis kronis infeksi

  • 7/29/2019 Sinusitis Lengkap

    6/20

    6

    G. DIAGNOSIS KERJA

    ` Sinusitis Maksilaris Dexter et causa Septum Deviasi dan Caries Gigi

    H. TERAPI

    1. Pencabutan gigi molar 1 kanan atas oleh dokter gigi

    2. Konservatif dilakukan diberikan obat-obatan berupa :

    antibiotika dekongestan antihistamin kortikosteroid

    3. Tindakan Operatif

    CaldwellLuc ProcedurePerbaikan Septum Deviasi (Septoplasti)

    I. EDUKASI

    1. Meminum obat secara teratur2. Memeriksakan dan mencabut gigi molar kanan atas ke dokter gigi3. Hindari aktivitas yang berdampak benturan pada daerah hidung dan wajah4. Jika gejala timbul segera beristirahat, jangan beraktivitas terlalu berat5. Mempersiapkan diri karena akan segera operasi

    J. PROGNOSIS

    o Qou ad vitam : dubia ad bonamo Qou ad sanam : dubia ad bonamo Quo ad functionam : dubia ad bonam

  • 7/29/2019 Sinusitis Lengkap

    7/20

    7

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    SINUSITIS

    A. DefinisiSinusitis adalah radang atau infeksi dari satu atau lebih mukosa sinus

    paranasal.Sesuai anatomi sinus yang terkena, dapat dibagi menjadi sinusitis maksila, sinusitis

    etmoid, sinusitis frontal dan sinusitis sfenoid.Bila peradangan ini mengenai beberapa sinus

    disebut multisinus, sedang bila mengenai semua sinus paranasal disebut pansinusitis.

    Di antara keempat sinusitis paranasal itu, sinus maksila merupakan sinus

    yang paling sering terinfeksi. Hal ini terjadi karena (1) sinus maksila merupakan

    sinus paranasal yang terbesar, (2) letak ostiumnya lebih tinggi dari dasar, sehingga

    aliran sekret (drainase) dari sinus maksila hanya tergantung dari gerakan silia, (3)

    dasar sinus maksila adalah dasar akar gigi (prosesus alveolaris), sehingga infeksi gigi

    dapat menyebabkan sinusitis maksila, (4) ostium sinus maksila terletak di meatus

    medius, di sekitar hiatus semilunaris yang sempit sehingga mudah tersumbat.

    Sinus maksila merupakan sinus paranasal yang terbesar. Saat lahir sinus maksila

    bervolume 6-8 ml, sinus kemudian berkembag dengan cepat an akhirnya mencapai

    ukuran maksimal, yaitu 15 ml saat dewasa. Sinus maksila berbentuk piramid.Dinding

    anterior sinus ialah permukaan fasial os maksila yang degan fosa kanina, dinding

    posteriornya adalah permukaan infra temporal maksila, dinding hidung, dinding

    http://sinuvil.com/images/sinusitis.jpg
  • 7/29/2019 Sinusitis Lengkap

    8/20

    8

    superiornya ialah dasar orbita dan dinding inferiornya ialah prosesus alveolaris dan

    palatum.Ostium sinus maksila berada disebelah superior dinding medial sinus dan

    bermuara ke hiatus semilunaris melalui infundibulum etmoid.

    Dari segi klinik yang perlu diperhatikan dari anatomi sinus maksila adalah :

    1. Dasar sinus maksila sangat berdekatan dengan akar gigi rahang atas, yaituremolar (P1 dan P2), molar (M1 dan M2), kadang-kadang juga gigi geligi

    mudah naik keatas yang menyebabkan sinusitis.

    2. Sinusistis maksila dapat menimbulkan komplikasi orbita3. Ostium sinus maksila terletak lebih tinggi dari dasar sinus, sehingga drainase

    hanya tergantung dari grak silia, lagipula drainase juga harus melalui

    infundibulum yang sempit. Infundibulum aalah bagian sinus etmoid anterior

    dan pembengkakan akibat radang atau alergi pada daerah ini dapat

    menghalangi drenase sinus maksiladan selanjutnya menyebabkan sinusitis.

    B. Patofisiologi Sinusitis

    Kesehatan sinus dipengaruhi oleh patensi ostiumostium sinus dan lancarnya

    klirens mukosiliar (mucociliarry clearance) di dalam KOM (kompleks

    osteomeatal).Mukus juga mengandung substansi antimikrobial dan zat-zat yang

    berfungsi sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap kuman yang masuk bersama

    udara pernapasan.

    Organ-organ yang membentuk KOM letaknya berdekatan dan bila terjadi

    edema mukosa yang berhadapan akan saling bertemu sehingga silia tidak dapat

    bergerak dan ostium tersumbat. Akibatnya terjadi tekanan negatif didalam rongga

    sinus yang menyebabkan terjadinya transudasi, mula-mula serous.Kondisi ini bisa

    dianggap sebagai rinosinusitis non-nacterial dan biasanya sembuh dalam beberapa

    hari tanpa pengobatan.Bila kondisi ini menetap, sekret yang berkumpul didalam sinus

    merupakan media baik untuk tumbuhnya dan multiplikasi bakteri.Sekret menjadi

    purulen.Keadaan ini disebut sebagai rinosinusitis akut bakterial dan memerlukan

    terapi antibiotik.Jika terapi tidak berhasil (misalnya karena ada faktor presdiposisi,

    inflamasi berlanjut, terjadi hipoksia dan bakteri anaerob berkembang.Mukosa makin

  • 7/29/2019 Sinusitis Lengkap

    9/20

    9

    membengkan dan ini merupakan rantai siklus yang terus berputar sampai akhirnya

    perubahan mukosa menjadi kronik yaitu hipertrofi, polipoid atau pembentukan polip

    dan kista.Pada keadaan ini mungkin diperlukan tindakan operasi.

    C. Etiologi dan Faktor Presdiposisi

    Beberapa fakor etiologi dan presdiposisi sinusitis antara lain ISPA akibat

    virus, bermacam rinitis terutama rinitis alergi, rinitis hurmonal pada wanita hamil,

    polip hidung, kelaina anatomi seperti deviasi septum atau hipertropi konka, tonsil,

    infeksi gigi, kelainan imunologik, diskinesia silia seperti pada sindrom Kartagener

    dan di luar negeri adalah penyakit fibrosis kistik.

    Pada anak, hipertrofi adenoidmerupaka faktor penting penyebab sinusitis

    sehingga perlu dilakukan adenoidektomi untuk menghilangkan sumbatan dan

    menyembuhkan rinosinusitisnya.Hipertrofi adenoid dapat didiagnosis dengan foto

    polos leher posisi lateral.

    Faktor lain yang juga berpengaruh adalah lingkungan berpolusi, udara dingin dan

    kering serta kebiasaan merokok. Keadaan ini lama-lama menyebabkan perubahan

    mukosa dan merusak silia.

    http://mabanget.files.wordpress.com/2011/05/sinusitis_big.jpg?w=300
  • 7/29/2019 Sinusitis Lengkap

    10/20

    10

    D. Gejala Klinis Sinusitis

    Secara klinis, sinusitis dapat dikategorikan sebagai sinusitis akut (bila

    gejalanya berlangsung beberapa hari sampai 4 minggu), sinusitis subakut (bila

    berlangsung dari 4 minggu sampai 3 bulan) dan sinusitis kronis (bila berlangsung

    lebih dari 3 bulan).

    Tidak ada gejala dan tanda klinis yang spesifik untuk sinusitis akut.Pasien

    kadang tidak menunjukan demam atau rasa lesu.Pasien mungkin hanya mengeluh

    terdapat ingus yang kental yang kadang berbau dan dirasakan mengalir ke

    nasofaring.Hidung dirasakan tersumbat dan rasa nyeri di daerah sinus yang terkena.

    Pada sinusitis maksila, nyeri dirasakan di bawah kelopak mata .Nyeri alih dapat

    dirasakan di dahi dan telinga kanan..Pada sinusitis etmoid, nyeri dirasakan di pangkal

    hidung dan kantus medius. Kadang dirasakan nyeri di bola mata atau belakangnya,

    dan nyeri akan bertambah bila mata digerakkan.

    Pada pemeriksaan fisik sinusitis akut, akan tampak pembengkakan di daerah

    muka. Pembengkakan pada sinusitis maksila terlihat di pipi dan kelopak mata bawah,

    pada sinusitis frontal di dahi dan kelopak mata atas, sedang pada sinusitis etmoid

    jarang timbul pembengkakan, kecuali bila ada komplikasi.

    Pada rinoskopi anterior tampak mukosa konka hiperemis dan edema.Pada

    sinusitis maksila, sinusitis frontal dan sinusitis etmoid anterior tampak mukopus atau

    nanah di meatus medius, sedangkan sinusitis etmoid posterior dan sinusitis sfenoid

    nanah tampak keluar dari meatus superior.Pada rinoskopi posterior tampak mukopus

    di nasofaring (post nasal drip).

    Manfestasi Klinis Subjektif

    1. Sinusitis Akut

    Demam, malaise, nyeri kepala, wajah bengkak, terasa penuh, nyeri pipi

    tumpul dan menusuk, gigi terasa nyeri

    2. Sinusitis Subakut

    Gejala = akut, tanda radang (-)

    3. Sinusitis Kronis

  • 7/29/2019 Sinusitis Lengkap

    11/20

    11

    Gejala Mayor

    Wajah terasa nyeri/ tertekan Wajah terasa penuh Obstruksi nasal Ingus bernanah / post nasal drip Hiposmia / anosmia

    Gejala Minor

    Sakit kepala Demam Halitosis Keletihan Nyeri gigi Batuk Nyeri telinga/ terasa penuh, tertekan

    Pemeriksaan /objektif

    1.Sinusitis Akut

    - Rinosk. Ant Pus dalam hidung

    - Rinosk. Post Sekret mukopurulen dalam nasofaring

    - Sinus maksilaris terasa nyeri pada palpasi dan perkusi

    2. Sinusitis Subakut

    - Sama dengan sinusitis akut

    3. Sinusitis Kronik

    - Pada pemeriksaan klinis tidak seberat sinusitis akut

    - Tidak terdapat pembengkakan wajah

    - Rinoskopi ante-posterior = sinusitis akut

    E. Diagnosis Sinusitis

  • 7/29/2019 Sinusitis Lengkap

    12/20

    12

    Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan

    pemeriksaan penunjang.Pemeriksaan fisik dengan rinoskopi anterior dan posterior,

    pemeriksaan naso-endoskpi sangat dianjurkan untuk diagnosis yang lebih tepat dan

    dini. Tanda khasnya adalah adanya pus di meatus medius (pada sinusitis maksila dan

    etmoid anterior dan frontal) atau di meatus superior ( pada sinusitis etmoid posterior

    dan sphenoid). Pada rinosinusitis akut, mukosa edema dan hiperemis.Pada anak

    sering ada pembengkakan dan kemerahan di daerah kantus medius.Berdasarkan

    kriteriaInternational on Sinus Disease tahun 1993

    Diagnosa Sinusitis :

    2 gejala mayor, atau 1 gejala mayor + 2 gejala minor

    F. Pemeriksaan penunjang Sinusitis

    Pada pemeriksan transiluminasi, sinus yang sakit akan menjadi suram atau

    gelap. Pemeriksaan transiluminasi bermakna bila salah satu sisi sinus yang sakit,

    sehingga tampak lebih suram dibandingkan dengan sisi yang normal.

    Pemeriksaan radiologik yang dibuat ialah posisi Waters, PA dan

    laretal.Akan tampak perselubungan atau penebalan mukosa atau batas cairan-udara

    (air fluid level) pada sinus yang sakit.CT scan sinus merupakan gold standar diagonis

    sinuistis karena mampu menilai anatomi hidung dan sinus, adanya penyakit dala

    hidung dan sinus secara keseluruhan dan perluasannya.

    Pemeriksaan mikrobiologik dan tes resistensi dilakukan dengan mengambil sekret

    dari meatus medius atau superior dengan tujuan untuk mendapat antibiotik yang tepat

    guna.

    G. Terapi Sinusitis

    Terapi sinusitis seringkali berupa pengobatan terhadap infeksi traktus

    respiratorius bagian atas, dengan sinusitis sebagai bagian yang penting.Seringkali

    infeksinya hanya merupakan penyakit terbatas yang sembuh sendiri dalam waktu

    singkat, jika tidak disertai komplikasi supurasi.

  • 7/29/2019 Sinusitis Lengkap

    13/20

    13

    Pengobatan sinusitis secara lokal intranasal dengan antibiotik tidak berguna,

    karena obat-obat tersebut tidak cukup luas berkontak dengan permukaan mukosa

    yang terinfeksi terinfeksi agar dapat berfungsi.Selain itu, dapat terjadi iritasi atau

    gangguan aktivitas silia, sehingga fungsinya sebagai pembersih mukosa hidung justru

    semakin terganggu.

    Karena itu antibiotika dapat diberikan secara sistemik per oral.Pada sinusitis

    akut diberikan antibiotika selama 10-14 hari, meskipun gejala klinis telah hilang.

    Secara empiris, antibiotika yang dapat diberikan misalnya Amoksisilin (3 x 500mg),

    Trimetoprim dan Sulfametoksazol (2 x 960 mg), Amoksisilin dan Asam Klavulanat

    (2 x 500 mg), Klaritromisin (2 x 250 mg), dan Levofloksasin (4 x 500 mg).

    Gejala nyeri akibat sinusitis diobati dengan analgetik.Diberikan juga

    dekongestan lokal berupa tetes hidung, untuk memperlancar drainase

    sinus.Dekongestan ini hanya boleh diberikan untuk waktu yang terbatas (5 sampai 10

    hari), karena kalau terlalu lama dapat menyebabkan rinitis medikamentosa.

    Terapi bedah pada sinusitis akut jarang diperlukan, kecuali bila telah terjadi

    komplikasi ke orbita atau intrakranial, atau bila ada nyeri yang hebat karena ada

    sekret yang tertahan oleh sumbatan. Pada sinusitis maksila dapat dilakukan tindakan

    pungsi dan irigasi. Pada sinusitis etmoid, frontal atau sfenoid yang letak muaranya di

    bawah, dapat dilakukan tindakan pencucian sinus cara Proetz (Proetz displacement

    therapy).

    H. Komplikasi Sinusitis

    Komplikasi sinusitis telah menurun sejak ditemukannya

    antibiotika.Komplikasi biasanya terjadi pada sinusitis akut atau pada sinusitis kronis

    dengan eksaserbasi akut. Komplikasi yang dapat terjadi adalah:

    1. Osteomileitis atau abses subperiosteal. Paling sering timbul akibatsinusitis frontal dan biasanya pada anak-anak

    2. Kelainan orbita, disebabkan oleh sinus paranasal yang berdekatandengan mata (orbita). Kelainan dapat berupa edema palpebra, selulitis

  • 7/29/2019 Sinusitis Lengkap

    14/20

    14

    orbita, abses subperiosteal, abses orbita dan selanjutnya dapat terjadi

    trombosis sinus kavernosus.

    3. Kelainan intrakranial. Dapat berupa meningitis, abses ektradural atausubdural, abses otak dan trombosis sinus kavernosus

    4. Kelainan paru, seperti bronkhitis dan bronkhiektasis

    I. Penatalaksanaan

    Sinusitis Akut

    Antibiotik spektrum luas Dekongestan Analgetik & kompres hangat pada wajah

    Bila antibiotik gagal irigasi antrum segera ( dapat dilakukan dengan 2 cara)

    Sinusitis Subakut

    Medikamentosa = akut Tindakan : - Diatermi

    - Pungsi dan irigasi

    - Antrostomi

    Sinusitis Kronis

    Cari faktor predisposisi dan penyebab terapi disesuaikan Medikamentosa antibiotik dan dekongestan Pembedahan Caldwell-Luc procedu, FESS

    SINUSITIS ODONTOGEN

    A. Definisi

    Adalah peradangan satu atau lebih mukosa sinus paranasalis yang

    disebabkan oleh penyeabaran infeksi gigi.Merupakan salah satu penyebab penting

    sinutis kronis.Dasar Sinus maksila adalah prosesus alveolaris tempat akar gigi rahang

    atas, sehingga rongga sinus maksila hanya terpisahkan oleh tulang tipis dengan akar

    gigi bahkan kadang-kadang tanpa tulang pembatas.

  • 7/29/2019 Sinusitis Lengkap

    15/20

    15

    B. Gejala Klinis

    1. Gejala klinis mayor : -Rasa nyeri/ tekanan penuh pada wajah-Obstruksi hidung

    -Sekret hidung/postnasal (kadang purulen)

    -Hiposmia/ anosmia

    -Demam

    2. Gejala klinis minor : -Sakit kepala-Demam

    -Hidung berbau

    -Fatigue

    -Sakit gigi

    -Batuk

    C. Etiologi

    1. Penjalaran infeksi gigi, infeksi periapikal gigi maksila dari kaninus sampaigigi molar tiga atas niasanya infeksi lebih sering terjadi pada kasus-kasus akar

    gigi hanya terpisah dari sinus oleh tulang yang tipis

    2. Prosedur ekstraksi gigi, misalnya terdorongnya gigi/akar gigi sewaktu akandiusahakan mencabutnya,terbukanya dasar sinus sewaktu dilakukan

    pencabutan gigi

    3. Penjalaran penyakit periodontal yaitu dijumpai adanya penjalaran infeksi darimembran periodontal melalui tulang spongiosa ke mukosa sinus

    4. Trauma terutama fraktur maksila yang mengenai prosessus alveolaris dansinus maksila

    5. Hubungan langsung gigi maksila dengan sinus maksila terutama gigi molartiga terpendam

    6. Adanya benda asing dalam sinus berupa fragmen akar gigi dan bahantambalan akibat pengisian saluran akar yang berlebihan

  • 7/29/2019 Sinusitis Lengkap

    16/20

    16

    7. Kista Dentogen yang seringkali meluas ke sinus maksila seperti kistaRadikuler dan Folikuler

    D. Patofisiologi

    Sinusitis dentogen dapat terjadi melalui 2 cara yaitu :

    1. Infeksi gigi yang kronis dapat menimbulkan jaringan granulasi didalammukosa sinus maksilaris hal ini dapat menghambat gerakan silia ke arah

    ostium dan menghalangi drainase sinus terjadi gangguan drainase sinus

    mengakibatkan sinus mudah mengalami infeksi

    2. Adanya infeksi kuman dapat meyebar secara hematogen atau limfogen darigranuloma apical atau kantong periodontal gigi ke sinus maksila

    E. Penatalaksanaan

    1. Atasi masalah gigi2. Konservatif, diberikan obat-obatan : antibiotika, dekongestan, antihistamin,

    kortikosteroid dan irigasi sinus

    Operatif , beberapa macam tindakan bedah sinus yaitu antrostomi meatus

    inferior, Caldwell-Luc Procedure , Bedah sinus Endoskopik Fungsional.

    SEPTUM DEVIASI

    A. Definisi

    Deviasi septum adalah suatu deformitas dari septum nasi baik dibagian

    tulang maupun tulang rawan, hal ini dapat disebabkan oleh trauma maupun kelainan

    pertumbuhan tulang sehingga septum nasi tidak lurus. Bentuk septum normal ialahlurus di tengah rongga hidung tetapi pada orang dewasa biasanya septum nasi tidak

    sempurna di garis tengah. Deviasi septum yang ringan tidak akan menganggu, akan

    tetapi bila deviasi itu cukup berat, menyebabkan penyempitan pada satu sisi hidung.

    Dengan demikian dapat menganggu fungsi hidung dan menyebabkan komplikasi.

  • 7/29/2019 Sinusitis Lengkap

    17/20

    17

    B. Etiologi

    Penyebab paling sering adalah trauma. Trauma dapat terjadi sesudah lahir,

    pada waktu partus atau bahkan pada masa janin intrauterin. Penyebab lainnya ialah

    ketidak-seimbangan pertumbuhan. Tulang rawan septum nasi terus tumbuh,

    meskipun batas superior dan inferior telah menetap. Dengan demikian terjadilah

    deviasi pada septum nasi.

    C. Bentuk Deformitas

    Bentuk deformitas septum adalah :

    Deviasi bisanya berbentuk C atau S

    Dislokasi, yaitu bagian bawah kartilago septum ke luar dari kristamaksilla dan masuk ke dalam rongga hisung

    Penonjolan tulang atau tulang rawan septum, bila memanjang daridepan ke belakang disebut krista dan bila sangat runcing dan pipih

    disebut spina

    Bila deviasi atau krista septum bertemu dan melekat dengan konkadihadapannya disebut sinekia. Bentuk ini akan menambah beratnya

    obstruksi.

    D. Gejala Klinik

    Keluhan yang paling sering pada deviasi septum adalah sumbatan hidung.

    Sumbatan bisa unilateral, dapat pula bilateral, sebab pada sisi deviasi terdapat konka

    hipotrofi, sedangkan pada sisi sebelahnya terjadi konka yang hiupertrofi, sebagai

    akibat mekanisme kompensasi.

    Keluhan lainnya ialah rasa nyeri di kepala dan sekitar mata. Selain itu

    penciuman bisa terganggu, apabila terdapat deviasi pada bagian atas septum. Deviasi

    septum dapat menyebabkan sumbatan pada ostium sinus, sehingga merupakan faktor

    presdiposisi terjadinya sinusitis.

  • 7/29/2019 Sinusitis Lengkap

    18/20

    18

    E. Terapi

    Bila gejala tidak ada atau keluhan sangat ringan, tidak perlu dilakukan

    tindakan koreksi septum. Ada 2 jenis tindakan operatif yang dapat dilakukan pada

    pasien dengan keluhan yang nyata yaitu reseksi submukosa dan septoplasti.

    Reseksi submukosa (submuccous septum resection / SMR). Pada operasi ini

    mukoperikondriom dan mukoperiostium kedua sisi dilepaskan dari tulang rawan dan

    tulang septum. Bagian tulang atau tulang rawan dari septum kemudian diangkat,

    sehingga muko-perikondrium dan mukoperiostium sisi kiri dan kanan akan langsung

    bertemu di garis tengah. Reseksi submukosa dapat menyebabkan komplikasi seperti

    terjadinya hidung pelana (saddle nose) akibat turunnya puncak hidung, oleh karena

    bagian atas tulang rawan septum terlalu banyak diangkat.

    Septoplasti atau reposisi septum. Pada operasi ini tulang rawan yang

    bengkok direposisi. Hanya bagian yang berlebihan saja yang dikeluarkan. Dengan

    cara operasi ini dapat dicegah komplikasi yang mungkin timbul pada operasi reseksi

    submukosa, seperti terjadinya perforasi septum dan hidung pelana.

    MEKANISME KASUS

    Infeksi gigi + Septum deviasi ke kanan

    Rongga sinus maksila hanya terpisahkan oleh tulang tipis dengan akar gigi

    Kuman menyebar secara langsung ke dalam rongga sinus (perkontinuitatum)

    Infeksi dan inflamasi pada sinus edema + Obstruksi ostium sinus

    Silia tidak dapat bergerak + Ostium tersumbat

    Tekanan negatif didalam sinus

  • 7/29/2019 Sinusitis Lengkap

    19/20

    19

    Perbedaan tekanan hidrostatik kapiler

    Perpindahan cairan plasma

    Transudasi

    Kondisi menetap, sekret terkumpul dalam sinus

    Media yg baik untuk tumbuh bakteri

  • 7/29/2019 Sinusitis Lengkap

    20/20

    20

    DAFTAR PUSTAKA

    Arif, M., Kuspuji, T., Rakhmi, S., Wahyu, I.W., & Wiwiek, S. 2009. Kapita

    Selekta Kedokteran Ilmu Penyakit Hidung Dan Tenggorok. Edisi 3. Media

    Aesculapius. Jakarta.

    Efiaty, A. S., & Nurbaiti, I. 2001. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

    Tenggorok Kepala Leher. Edisi 5. Fakultas Kedokteran Universitas

    Indonesia. Jakarta.

    Hilger PA. Penyakit Sinus Paranasalis .Dalam Boeis. Buku Ajar Penyakit THT .

    Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1994 : 240

    Soepardi, EA. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala

    dan Leher, ed:6. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.


Top Related