Download - Ppt Pbl 2 Nyeri Sendi
Artritis Reumatoid
Definisi Artritis Reumatoid
Arthritis rheumatoid adalah penyakitinflamasi non-bakterial yang bersifatsistemik, progresif, cenderung kronikdan mengenai sendi serta jaringan ikatsendi secara simetris.
Artritis rheumatoid adalah suatu penyakit sistemik kronik yang melibatkan persendian, jaringan penghubung, otot, tendon, dan jaringan fibrosa. Ia biasanya menyerang pada kelompok dewasa produktif, umur antara 20 hingga 40, dan merupakan kondisi kecacatan kronik yang biasanya menyebabkan rasa nyeri dan deformitas.
Etiologi Artritis Reumatoid
Penyebab utama tidak diketahui. Ada beberapa teori yang mengatakan:1.Endokrin.2.Autoimun.3.Metabolik.4.Faktor genetik serta faktor pemicu lingkungan
Patologi Atritis Reumatoid
Kelainan yang dapat terjadi pada suatu artritis reumatoid yaitu: 1.KELAINAN PADA DAERAH ARTIKULER
(Kelainan Pada Sinovia, Tendo Dan Tulang).
2.KELAINAN PADA JARINGAN EKSTRA- ARTIKULER
1. KELAINAN PADA DAERAH ARTIKULER(Kelainan Pada Sinovia, Tendo DanTulang)
Terbagi atas tiga stadium: Stadium I (stadium sinovitis)Stadium II (stadium destruksi)Stadium III (stadium deformitas)
Stadium I (stadium sinovitis)Pada tahap awal terjadi kongesti
vaskuler, poliferisasi sinovial disertai infiltrasi lapisan subsinovial oleh bel-bel polimorf limfosit dan bel plasma. Selanjutnya terjadi penebalan struktur kapsul sendi pada sinovium dan efusi pada sendi serta pembungkus tendo.
Stadium II (stadium destruksi)Inflamasi berlanjut menjadi kronik
serta terjadi destruksi sendi dan tendo. Kerusakan pada tulang rawan sendi disebabkan oleh enzim proteolitik dan oleh jaringan vaskuler pada lipatan sinovial serta oleh jaringan granulasi yg terbentuk pada permukaan sendi (panus).
Stadium III (stadium deformitas)Pada stadium ini kombinasi antara
destruksi sendi dan ruktur tendo menyebabkan instabilitas dan deformitas sendi. Kelainan yg mungkin didapat pada stadium ini adalah ankilosis jaringan yg selanjutnya menjadi ankilosis tulang.
2. KELAINAN PADA JARINGAN EKSTRA-ARTIKULER
Perubahan patologis yg dapat terjadi pada jaringan ekstra-artikuler, yaitu :
1. OTOT 2. NODUL SUBKUTAN 3. PEMBULUH DARAH PERIFER 4. KELENJAR LIMFE 5. SARAF 6. VISERA
1. OtotPada otot terjadi miopati yg pada
elektromiograf menunjukan adanya degenerasi serabut otot. Degenerasi ini berhubungan dengan frakmentasi serabut otot serta gangguan retikulum sarkoplasma dan partikel glikogen. Selain itu umumnya terjadi pengecilan atau atrofi otot yg disebabkan oleh kurangnya penggunaan otot akibat inflamasi sendi yg ada.
2. Nodul SubkutanNodul subkutan terdiri atas jaringan
yang nekrotik dibagian sentral dan dikelilingi oleh lapisan sel mononuklear yg tersusun secara radier dgn jaringan ikat yg padat dan di infiltrasi oleh sel2 bulat. Ditemukan 25% dari semua penyakit ini.
3. Pembuluh darah periferpada pembuluh ini terjadi proliferasi
tunika intima, lesi pada pembuluh darah arteriol dan venosa. Terjadi perubahan pada pembuluh darah sedang dan kecil berupa atritis nekrotik yg akibatnya terjadi gangguan respon ateriol terhadap temperatur
4. Kelenjar Limfeterjadi pembesaran kelenjar limfe yg
berasal dari aliran limfe sendi, hiperplasia folikuler, peningkatan aktivitas sistem retikuloendotelial dan proliferasi jaringan ikat yg mengakibatkan splenomegali.
5. Saraf pada saraf terjadi penambahan pada
jaringan perineural berupa nekrosis fokal, reaksi epiteloid serta infiltrasi leukosit yang menyebabkan neuropati sehingga terjadi gangguan sensoris6. Visera
kelainan artritis reumatoid juga dapat terjadi pada organ visera seperti jantung, paru-paru, ginjal dan saluran gastrointestinal
Pemeriksaan PenunjangPada pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan :1. Peningkatan laju endap darah2. Anemia normositik hipokrom3. Reaksi C protein positif dan mukoprotein yg
meninggi4. Faktor reumatoid positif dan antinuklear
faktor positif 5. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA
(Fine Needle aspiration)/ artoskopi
Pemeriksaan RadiologisPergeseran ulnar atau deviasi jari,
subluksasi sendi metakarpofalangeal, deformitas boutonniere dan leher angsa
Diagnosis banding
Artritis reumatoid harus dibedakan dengan kelainan2 lain yg menyebabkan poll-atritis yaitu:1. Poll-atritis serogenatif2. Ankilosing spondilitis3. Penyakit reiter4. Atritis goat5. Penyakit deposisi kalsium pirofospat
6. Artropati heberden7. Sarkoidosis8. Reumatik polimialgia9. Demam reumatik
5.Nodul subkutan pada tonjolan-tonjolan tulang, permukaan extensor atau pada daerah juxta artikuler.
6.Pemeriksaan radiologi menunjukkan perubahan khas dari artritis reumatoid.
7.Test aglutinasi faktor reumatoid positif. 8.Bekuan mucin yang buruk pada cairan sinovia
(dengan gumpalan seperti awan.)9.Perubahan histologi yang khas pada sinovia. 10.Perubahan histologi yang khas pada nodul
Kriteria Diagnosa Rheumatoid Artritis • diagnosa arthritis reumatoid dapat dikatakan positif apabila sekurang-
kurangnya empat dari kriteria yang sekurang-kurangnya sudah berlangsung selama 6 minggu. Kriteria tersebut adalah:
1.Kekakuan dipagi hari lamanya paling tidak 1 jam 2.Arthritis pada tiga atau lebih sendi 3.Arthritis sendi-sendi jari tangan 4.Arthritis yang simetris 5.Nodul rheumatoid 6.Faktor rheumatoid dalam serum 7.Perubahan-perubahan radiologik, seperti: a. Pembengkakan jaringan lunak b.Erosi c.Osteoporosis artikular
Terapi Non Farmakologi
• Pemberian suplemen minyak ikan (codliver oil) bisa digunakan sebagai NSAID-sparing agents pada penderita AR.
• Penggunaan terapi herbal, acupuncture dan splinting belum didapatkan bukti yg meyakinkan.
Terapi Farmakologi
1. OAINS diberikan sejak dini untuk mengatasinyeri sendi akibat inflamasi dijumpai. OAINS yang dapat diberikan :–Aspirin– Ibuprofen, naproksen, piroksikam,
diklofenak, dan sebagainya.
2. DMARD (desease modifying antiremathoid drugs) digunakan untuk melindungi rawan sendi dan tulang dari proses destruksi akibat artritis reumatoid. Jenis-jenis yang digunakan adalah :– Klorokuin– Sulfasalazin– D-penisilamin– Garam emas / gold standard bagi DMARD.– Obat imunosupresif atau imunoregulator.– Metotreksat– Kortikosteroid
PREVENTIF• Menghilangkan gejala inflamasi aktif baik
lokal maupun sistemik • Mencegah terjadinya destruksi jaringan • Mencegah terjadinya deformitas dan
memelihara fungsi persendian agar tetap dalam keadaan baik.
PROMOTIF • Peranan Pendidikan dalam Pengobatan AR • Penerangan tentang kemungkinan faktor
etiologi, patogenesis, riwayat alamiah penyakit dan penatalaksanaan AR kepada penderita merupakan hal yang amat penting untuk dilakukan. Pendidikan pada pasien mengenai penyakitnya dan penatalaksanaan yang akan dilakukan diharapkan dapat menjamin ketaatan pasien untuk tetap berobat dalam jangka waktu yang lama.
Rehabilitasi
Rehabilitasi merupakan tindakan untuk mengembalikan tingkat kemampuan pasien AR dengan cara:– Mengurangi rasa nyeri– Mencegah terjadinya kekakuan dan keterbatasan gerak sendi– Mencegah terjadinya atrofi dan kelemahan otot– Mencegah terjadinya deformitas– Meningkatkan rasa nyaman dan kepercayaan diri– Mempertahankan kemandirian sehingga tidak bergantung kepada
orang lain.– Rehabilitasi dilaksanakan dengan berbagai cara antara lain dengan
mengistirahatkan sendi yang terlibat, latihan serta dengan menggunakan modalitas terapi fisis seperti pemanasan, pendinginan. Manfaat terapi fisis dalam pengobatan AR telah ternyata terbukti dan saat ini merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dalam penatalaksanaan AR.
Prognosis
pada stadium dini AR antara lain :• Ada perubahan radiologis pada awal penyakit• Ada nodul reumatoid/manifestasi
ekstaartikular • Meskipun prognosis untuk penderita tidak
membahayakan, akan tetapi kesembuhan penyakit sukar tercapai.
Komplikasi
• Anemia• kanker• Komplikasi kardiak• Penyakit tulang belakang leher• Deformitas sendi lainnya• Nodul reumatoid• Vaskulitis
Faktor Risiko
Faktor risiko yang berhubungan dengan peningkatan terjadinya AR antara lain :• Jenis kelamin perempuan• Riwayat keluarga menderita AR• Umur • Merokok • Konsumsi kopi lebih dari 3 cangkir
Referensi • Buku Ilmu Bedah orthopedi Chairudin Rasjad • Harris ED Jr., 1993, Etiology and Pathogenesis of Rheumatoid Arthritis. Dalam:
Textbook of Rheumatology.Philadhelpia:Saunders Co• Hirmawan, Sutisna., 1973. PATOLOGI. Jakarta : Bagian Patologi Anatomik Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, pp : 437, 1• Kumar, V., Cotran, R. S., Robbins, S. L., 2007. BUKU AJAR PATOLOGI Edisi 7. Jakarta :
EGC• Mansjoer, A., Suprohaita, Wardhani, Wahyu I., Setiowulan, W., 2000. KAPITA SELEKTA
KEDOKTERAN Edisi Ketiga Jilid Kedua. Jakarta : Media Aesculapius • Nasution..1996.Aspek Genetik Penyakit Reumatik dalam Noer S (Editor) Buku Ajar
Penyakit Dalam Jilid I. Jakarta: Balai penerbit FKUI. • Price, SA. Dan Wilson LM., 1993, Patofisiologi: Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit
bag 2. Jakarta: EGC. • Priguna Sidharta, Sakit Neuromuskuloskeletal dalam Praktek, Jakarta : Dian Rakyat,
1996. http://bangkitarie.blogspot.com/2010/11/artritis-reumatoid-ar.html