350 Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, “Integrasi Budaya, Psikologi, dan Teknologi dalam Membangun Pendidikan Karakter Melalui Matematika dan Pembelajarannya”.
LKS CERITA BERGAMBAR BERBASIS ETNOMATEMATIKA
MATERI SPLTV SEBAGAI INOVASI BAHAN AJAR MATEMATIKA
Aziz Bayu Prasetya1, Fitra Yogi Aditya.2, Faqih Khamdan3 1Fakultas Pendidikan, Univesitas Pekalongan ( Aziz Bayu Prasetya )
email: [email protected] 2Fakultas Pendidikan, Univesitas Pekalongan ( Fitra Yogi Aditya )
email: [email protected] 3Fakultas Pendidikan, Univesitas Pekalongan ( Faqih Khamdan )
email: [email protected]
Abstrak
LKS dengan cerita bergambar dapat menarik siswa terhadap memahami materi yang disajikan. Pendekatan budaya khusus matematika atau yang disebut dengan etnomatematika dalam LKS juga akan menumbuhkan semangat siswa dalam membaca dan mempelajari contoh penyelesaian soal Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel berbentuk cerita dengan alur pembelajaran Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel di dalam kelas dan penerapannya pada masalah kontekstual. Selain itu, siswa mendapat pengetahuan budaya Pekalongan yaitu batik, sebagai wujud melestarikan budaya kepada generasi muda. Diharapkan
dengan inovasi LKS yang digunakan pada materi menyusun Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel dari masalah kontekstual dan menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel, yang dirasa sulit bagi siswa menjadikan mudah dan menyenangkan. Pengembangan LKS ini dapat dijadikan pendamping bahan ajar buku paket yang lebih komunikatif dengan berbasis cerita, serta menarik dengan bergambar dan adanya pendekatan budaya Pekalongan. Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
observasi, pedoman wawancara dan lembar validasi. Lembar validasi divalidasi oleh validator yang bertujuan untuk menguji kevalidan LKS. Namun pada saat ini produk LKS masih dalam tahap desain. Kata kunci: pengembangan, LKS cerita bergambar, etnomatematika, SPLTV.
1. PENDAHULUAN
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Indonesia Nomor 23 tahun 2006 dijelaskan bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta
kemampuan bekerjasama. NCTM (2000), menyatakan prinsip untuk matematika sekolah (principles for school mathematics) yaitu: 1) pengajaran matematika yang efektif membutuhkan pemahaman terhadap pengetahuan siswa dan membutuhkan proses belajar, menantang dan
membantunya agar belajar dengan baik (Effevtive mathematics teaching requires understanding what students know and need to learn and the challenging and
supporting them to learn it well); 2) siswa
harus belajar matematika dengan pemahaman, secara aktif membangun pengetahuan baru berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang sudah dimilikinya (Student must learn mathematics with understanding, actively building new knowledge from experience and prior knowledge). Sedangkan dalam
(Sundayana, 2013, p.24), bila anak belajar matematika terpisah dari pengalaman mereka sehari-hari maka anak akan cepat lupa dan tidak dapat mengaplikasikan matematika. Disimpulkan bahwa dalam pembelajaran matematika hendaknya mengaitkan pengalaman sehari-hari siswa
untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik.
Salah satu faktor pendukung dalam pembelajaran adalah Lembar Kerja Siswa
Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo, Ruang Seminar UMP, Sabtu, 12 Mei 2018
351
(LKS). LKS merupakan salah satu komponen utama pada perangkat pembelajaran yang sangat diperlukan sebagai pendamping bahan ajar buku paket
revisi 2017 terbitan pemerintah karena kurangnya pemahaman siswa pada bahan ajar yang digunakan. Meskipun edisi revisi terbaru, masih ada kesalahan-kesalahan penulisan dalam buku paket. Selain itu, banyak guru mata pelajaran yang tidak membuat modul atau bahan ajar lainnya untuk menambah wawasan maupun
memahamkan siswa terkait materi yang diajarkan. Sehingga gagasan LKS dengan cerita bergambar diperlukan sehingga dapat menambah semangat siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu pembelajaran yang inovatif dapat dilakukan melalui pendekatan budaya atau yang disebut
dengan etnomatematika. Shirley (Marsigit, 2016: 2) berpandangan bahwa sekarang ini bidang etnomatematika, yaitu matematika yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan sesuai dengan kebudayaan setempat, dapat digunakan sebagai pusat proses pembelajaran dan metode
pengajaran, walaupun masih relatif baru dalam dunia pendidikan. Etnomatematika bisa didefinisikan sebagai cara-cara khusus yang dilakukan oleh suatu kelompok tertentu dalam melakukan aktivitas matematika. Menurut Wahyuni (2013), etnomatematika adalah bentuk matematika yang dipengaruhi atau didasarkan budaya.
Etnomatematika yang akan dikemas pada LKS ini, dalam pembelajaran budaya pekalongan yaitu batik. Sehingga dengan LKS cerita bergambar berbasis etnomatematika diharapkan siswa mampu memecahkan permasalahan dalam memahami materi.
2. KAJIAN LITERATUR DAN
PEGEMBANGAN
HIPOTESIS (JIKA ADA)
Beberapa penelitian yang relevan dengan pegembangan LKS cerita bergambar berbasis Etnomatematika materi SPLTV
sebagai inovasi bahan ajar matematika diantaranya : 1. Dewi Widowati (2014) melakukan
penelitian dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel berbentuk LKS dengan
Pendekatan PMRI Untuk Siswa Kelas VIII Semester I”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar berupa LKS yang dikembangkan
memiliki kualitas yang baik dan valid berdasarkan angket respon siswa serta lembar penilaian kualitas LKS oleh para ahli, sehingga bahan ajar efektif digunakan dalam pembelajaran. Persamaan dengan penlitian ini adalah melakukkan penelitian dengan mengembangkan LKS. Sedangkan
perbedaannya adalah materi yang digunakan dan model LKS.
2. Taufan Satriadinata, Siti Khabibah (2013) melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Dengan Komik untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil
Belajar Siswa pada Materi Irisan Bangun Ruang pada Siswa Kelas X-8 SMAN 8 Surabaya”. Dari hasil uji coba diperoleh rata-rata hasil belajar siswa saat menggunakan LKS berupa komik sebesar 80,53. Presentase banyaknya siswa yang mengalami
peningkatan skor sebesar 63,16%. Berdasarkan angket, dari 38 siswa didapat 33 siswa mengalami peningkatan motivasi belajar, persentasenya 86,84%. Persamaan dengan penelitian ini adalah melakukan penelitian dengan mengembangkan produk berupa LKS
dengan gambar pada komik. Sedangkan perbedaannya adalah materi yang digunakan.
3. Dyah Rahmawati, Marsigi (2017) melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Etnomatematika untuk Meningkatkan
Prestasi dan Motivasi Belajar Siswa Smp”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar ini memiliki nilai kevalidan dengan rata-rata skor 3,52 dari rata-rata skor maksimal 5 dan juga praktis dipakai dengan rata-rata skor 3,83 dari rata-rata skor maksimal 5.
Kemudian bahan ajar ini efektif berdasarkan hasil post test yang menunjukkan rata-rata nilai tes 71,79 dengan presentase ketuntasan siswa 50% dan hasil angket motivasi siswa kelas VII B SMP Piri Ngaglik yang menunjukkan rata-rata motivasi siswa
352 Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, “Integrasi Budaya, Psikologi, dan Teknologi dalam Membangun Pendidikan Karakter Melalui Matematika dan Pembelajarannya”.
3,49 dari rata-rata maksimal 5. Persamaan dengan penelitian ini adalah melakukan penelitian dengan mengembangkan produk LKS berbasis
Etnomatematika. Perbedaannya adalah materi yang digunakan.
4. Novia Irawati, Dwi Sulistyaningsih, Eko Andy Purnomo (2017) melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Materi Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel dengan Pendekatan
Open Ended untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas X Sma N 11 Semarang”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis. Persamaan dengan penelitian ini adalah melakukan penelitian dengan mengembangkan produk LKS dan materi SPLTV. Perbedaannya adalah pendekatan Open Ended.
3. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah pengembangan penelitian model Sugiyono (2013, p.298) yang dijelaskan pada bagan 1, tetapi hanya sampai pada tahap validasi.
Bagan 1. Langkah-langkah peggunaan metode Research and Development (R&D)
Produk yang dibuat akan dinilai dari berbagai aspek. Analisis data untuk menguji kevalidan produk digunakan rumus mean menurut (Sugiyono, 2013, p.49) sebagai berikut.
n
xV
i
Keterangan: V = Validitas produk yang dicari
∑ = Jumlah (baca: sigma) xi = Nilai x ke i sampai ke n n = Jumlah individu Skor untuk setiap butir pernyataan dalam angket berdasarkan alternatif pilihan jawaban yang diberikan
Tabel 1. Skor Angket Validator
Respon Skor
Sangat setuju 4
Setuju 3
Kurang setuju 2
Tidak setuju 1
Penggunaan skor kategori selanjutnya dikembangkan dalam skala Likert. Adapun skala likert menurut (Abdurrahman 2011, p.146) adalah sebagai berikut,
Potensi dan masalah
Pengumpulan data
Desain ProdukValidasi Desain
Revisi DesainUjicoba Produk
Revisi ProdukValidasi
Revisi ProdukProduksi
Masal
Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo, Ruang Seminar UMP, Sabtu, 12 Mei 2018
353
Tabel 2. Kriteria Validitas Produk
Rentang Kategori Skor Penafsiran
1,00 ≤ V ≤ 1,79 Sangat tidak baik/ sangat rendah
1,79 < V ≤ 2,59 Tidak baik/ rendah
2,59 < V ≤ 3,39 Cukup/ sedang
3,39 < V ≤ 4,39 Baik/ tinggi
4,39 < V ≤ 5,00 Sangat baik/ sangat tinggi
Keterangan: V = Validitas produk
Validitas mempunyai arti suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Dari lembar validasi tersebut akan
diperoleh kritikan ataupun saran dari validator terkait perbaikan terhadap media yang telah dihasilkan. Penilaian tersebut akan diberi skor untuk menentukan kevalidan media. Sebuah poduk dikatakan valid, apabila produk mendapat kriteria cukup.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian pengembangan yang
dilakukan peneliti hanya sampai tahap
validasi. Adapun langkah tersebut yaitu
1) potensi dan masalah; 2)
pengumpulan data; 3) desain produk; 4)
validasi desain/ produk; 5) revisi
desain/ produk; 6) validasi. Pada tahap
penentuan potensi dan masalah serta
pengumpulan data dilakukan dengan
cara dokumentasi dan wawancara. Saat
ini hasil penelitian yang dilakukan peneliti
adalah berupa desain produk LKS dengan
penyajian materi berbentuk cerita bergambar berbasis etnomatematika pada materi SPLTV. Berikut desain LKS yang peneliti buat terdapat pada lampiran 1.
5. KESIMPULAN
Lembar Kerja Siswa dengan cerita bergambar berbasis Etnomatematika materi SPLTV ini akan menjadi sebuah bahan ajar yang dapat memotivasi siswa dalam mempelajari materi SPLTV dan dapat mengenalkan siswa terhadap salah satu
budaya kota Pekalongan yaitu batik. Sehingga siswa dapat mempelajari materi matematika yang dipadukan dengan budaya batik kota Pekalongan.
6. REFERENSI
NCTM. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. Reston: NCTM.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Sundayana, Rostina. (2013). Media Pembelajaran Matematika. Bandung: Alfabeta.
Dewi, Widowati. (2014).“Pengembangan
Bahan Ajar Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel berbentuk LKS dengan Pendekatan PMRI Untuk Siswa Kelas VIII Semester I”. Diambil pada 20 Desember 2017 dari http://eprints.uny.ac.id/13870/1/Skripsi_Dewi%20Widowati.pdf
Taufan Satriadinata, Siti Khabibah (2013) melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Dengan Komik untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Irisan Bangun Ruang pada Siswa Kelas X-8
SMAN 8 Surabaya”. Diambil pada 5 April 2018.
Dyah Rahmawati, Marsigi (2017) melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Etnomatematika untuk Meningkatkan Prestasi dan Motivasi Belajar Siswa Smp”. Diambil pada 5 April 2018.
Novia Irawati, Dwi Sulistyaningsih, Eko Andy Purnomo (2017) melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Materi Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel dengan Pendekatan Open Ended untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas X Sma N 11 Semarang”. Diambil pada 5 April 2018.
354 Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, “Integrasi Budaya, Psikologi, dan Teknologi dalam Membangun Pendidikan Karakter Melalui Matematika dan Pembelajarannya”.
Lampiran 1
Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo, Ruang Seminar UMP, Sabtu, 12 Mei 2018
355
356 Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, “Integrasi Budaya, Psikologi, dan Teknologi dalam Membangun Pendidikan Karakter Melalui Matematika dan Pembelajarannya”.