Download - Leukosit Fix
LEUKOSIT
Pengertian Leukosit
Leukosit adalah sel darah yang mengandung inti, disebut juga sel darah putih. Rata-
rata jumlah leukosit dalam darah manusia normal adalah 5000-9000/mm3, bila jumlahnya
lebih dari 10.000/mm3, keadaan ini disebut leukositosis, bila kurang dari 5000/mm3 disebut
leukopenia. (Effendi, Z., 2003). Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh
melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah
putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus
dinding kapiler / diapedesis.
Leukosit terdiri dari dua golongan utama, yaitu agranular dan granular. Leukosit
agranular mempunyai sitoplasma yang tampak homogen, dan intinya berbentuk bulat atau
berbentuk ginjal. Leukosit granular mengandung granula spesifik (yang dalam keadaan hidup
berupa tetesan setengah cair) dalam sitoplasmanya dan mempunyai inti yang memperlihatkan
banyak variasi dalam bentuknya. Terdapat 2 jenis leukosit agranular yaitu; limfosit yang
terdiri dari sel-sel kecil dengan sitoplasma sedikit, dan monosit yang terdiri dari sel-sel yang
agak besar dan mengandung sitoplasma lebih banyak. Terdapat 3 jenis leukosit granular yaitu
neutrofil, basofil, dan asidofil (eosinofil). (Effendi, Z., 2003)
Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme
terhadap zat-zat asingan. Leukosit dapat melakukan gerakan amuboid dan melalui proses
diapedesis leukosit dapat meninggalkan kapiler dengan menerobos antara sel-sel endotel dan
menembus kedalam jaringan penyambung. (Effendi, Z., 2003)
Klasifikasi
1. Granula / Granulosit
a. Neutrofil
Neutrofil (Polimorf) merupakan salah satu jenis dari sel darah putih yang ada
dalam tubuh yang dikeluarkan oleh sumsum tulang. Neutrofil berfungsi
menghancurkan mikro-organisme dan partikel asing dengan proses fagositosis, dan
Sebagai sel pertahanan tubuh pertama yang melawan infeksi.
sel ini berdiameter 12–15 μm memilliki inti yang khas padat terdiri atas sitoplasma
pucat di antara 2 hingga 5 lobus dengan rangka tidak teratur dan mengandung banyak
granula merah jambu (azuropilik) atau merah lembayung. Granula terbagi menjadi
granula primer yang muncul pada stadium promielosit, dan sekunder yang muncul pada
stadium mielosit dan terbanyak pada neutrofil matang. Kedua granula berasal dari
lisosom, yang primer mengandung mieloperoksidase, fosfatase asam dan hidrolase
asam lain, yang sekunder mengandung fosfatase lindi dan lisosom. (Hoffbrand, A.V &
Pettit, J.E, 1996). Neutrofil mencapai hampir 60-70% dari jumlah total leukosit, dan
jangka hidupnya adalah sekitar 6 jam sampai beberapa hari.
b. Eosinofil
Eosinofil adalah sel darah putih dari kategori granulosit. Sel ini serupa dengan
neutrofil kecuali granula sitoplasmanya lebih kasar dan berwarna lebih merah gelap
(karena mengandung protein basa) dan jarang terdapat lebih dari tiga lobus inti.
Mielosit eosinofil dapat dikenali tetapi stadium sebelumnya tidak dapat dibedakan dari
prekursor neutrofil. Waktu perjalanan dalam darah untuk eosinofil lebih lama dari pada
untuk neutropil. Eosinofil memasuki eksudat peradangan dan nyata memainkan
peranan istimewa pada respon alergi, pada pertahanan melawan parasit dan dalam
pengeluaran fibrin yang terbentuk selama peradangan. (Hoffbrand, A.V & Pettit, J.E,
1996). Rata-rata masa hidup eosinofil adalah 8 sampai dengan 12 hari.
c. Basofil
Basofil adalah sejenis sel darah putih yang berisi (dan dapat melepaskan) histamin
dan serotonin selama respon kekebalan tubuh; jumlahnya meningkat pada reaksi alergi
dan keganasan.
Basofil hanya terlihat kadang-kadang dalam darah tepi normal. Diameter basofil
lebih kecil dari neutrofil yaitu sekitar 9-10 μm. Jumlahnya 1% dari total sel darah putih.
Basofil memiliki banyak granula sitoplasma yang menutupi inti dan mengandung
heparin dan histamin. Dalam jaringan, basofil menjadi “mast cells”. Basofil memiliki
tempat-tempat perlekatan IgG dan degranulasinya dikaitkan dengan pelepasan histamin.
Fungsinya berperan dalam respon alergi. (Hoffbrand, A.V & Pettit, J.E, 1996)
2. Tidak Bergranula
a. Monosit
Monosit adalah jenis sel darah putih yang tidak memiliki granula (butiran halus
dalam sel). Monosit memiliki masa hidup yang lebih lama dari pada Neutrofil. Monosit
dapat meninggalkan aliran darah dan memasuki jaringan di tubuh, dimana mereka
mengalami beberapa perubahan dan berubah menjadi makrofag. Monosit berfungsi
untuk sistem kekebalan pada tubuh manusia. Permukaan sel monosit yang tidak mulus
dikarenakan memiliki protein spesifik di atasnya yang memungkinkan untuk mengikat
benda–benda asing seperti bakteri atau sel virus. Monosit akan menghancurkan benda–
benda asing tersebut dalam tubuh, menghancurkan sel–sel yang kelainan seperti sel
kanker, dan juga membuang jaringan tubuh yang sudah rusak atau mati. Selain itu,
monosit berfungsi dalam proses peradangan sehingga dalam prosesnya monosit akan
menimbulkan gejala seperti demam, rasa nyeri pada organ tertentu, dan juga warna
kemerahan yang timbul pada organ yang mengalami peradangan. Monosit tetap dalam
aliran darah selama 10-20 jam, setelah itu mereka masuk ke jaringan dan tinggaldi sana
selam beberapa hari.
Rupa monosit bermacam-macam, dimana ia biasanya lebih besar daripada leukosit
darah tepi yaitu diameter 16-20 μm dan memiliki inti besar di tengah oval atau berlekuk
dengan kromatin mengelompok. Sitoplasma yang melimpah berwarna biru pucat dan
mengandung banyak vakuola halus sehingga memberi rupa seperti kaca. Granula
sitoplasma juga sering ada. Prekursor monosit dalam sumsum tulang (monoblas dan
promonosit) sukar dibedakan dari mieloblas dan monosit. (Hoffbrand, A.V & Pettit,
J.E, 1996)
b. Limfosit
Limfosit adalah leukosit (sel darah putih) yang ditemukan dalam darah dan jaringan
getah bening. Tiga jenis utama dari limfosit adalah sel B atau limfosit B (yang
membuat antibodi), sel T atau Limfosit T (yang membantu untuk membunuh sel tumor
dan mengendalikan respon imun), dan sel-sel pembunuh alami (yang menghancurkan
sel yang terinfeksi atau diubah).
Sebagian besar limfosit yang terdapat dalam darah tepi merupakan sel kecil yang
berdiameter kecil dari 10μm. Intinya yang gelap berbentuk bundar atau agak berlekuk
dengan kelompok kromatin kasar dan tidak berbatas tegas. Nukleoli normal terlihat.
Sitoplasmanya berwarna biru-langit dan dalam kebanyakan sel, terlihat seperti bingkai
halus sekitar inti. Kira-kira 10% limfosit yang beredar merupakan sel yang lebih besar
dengan diameter 12-16μm dengan sitoplasma yang banyak yang mengandung sedikit
granula azuropilik. Bentuk yang lebih besar ini dipercaya telah dirangsang oleh antigen,
misalnya virus atau protein asing. (Hoffbrand, A.V & Pettit, J.E, 1996)
Sumber: http://repository.usu.ac.idbitstream123456789257304Chapter%20II.pdf
http://mata-fariz.blogspot.com/2014/04/morfologi-dan-fungsi-neutrofil sel.html
http://www.wedaran.com/15073/fungsi-sel-darah-putih-berdasarkan-jenisnya/