kelainan leukosit
DESCRIPTION
kelainan leukositTRANSCRIPT
KELOMPOK 9
NOVIARA GHITA THIANANDA NUR ANNIESA I IMRAN NUR HADI KUSWOYO NURLIA DESYANTI NYIAYU ALISA MAHIRA LUTFIE PINGKY DEWI A PUTERI QOTRUNNADA F PUTRI NINDISYAH R. HARVILIA SAFIRA RAYHANA NUR ASYIAH
TOPIK : KELAINAN LEUKOSITSUB TOPIK : LEUKEMIA AKUT
BADAN SITI DEMAM
Seorang anak perempuan bernama siti, Usia 5 tahun diantar ibunya ke poliklinik rumah sakit dengan keluhan demam, pucat, badan lemas sejak 2 minggu yang lalu. Lima hari lalu bila siti menyikat gigi, gusinya berdarah.
Keywoard : demam, Leukemia, leukemia akut
KLARIFIKASI ISTILAH Demam : adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh
melebihi batas normal
Leukemia : adalah suatu keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang dengan ditandai adanya peningkatan sel darah putih (leukosit) abnormal
Leukemia akut : adalah abnormalitas genetik pada sel hematopoetik sehingga terdapat polliferasi klonel sel darah
PENETAPAN MASALAH1. Siti 5 tahun di bawah ke rumah sakit
dengan keluhan demam, pucat, badan lemas, sejak 2 minggu yang lalu
2. 5 hari yang lalu siti menyikat gigi, gusinya berdarah
MIND MAPEtiologi
Gejala
EpidemiologiKlasifikasi
Patofisiologi
Pemeriksaan
laboratorium
Pemeriksaan fisik
PenatalaksanaanKomplikasi
Diagnosis
Leukemia akut
LEARNING OBJECTIVE1. Menjelaskan klasifikasi kelainan leukosit2. Menjelaskan jenis-jenis myeloproliferative disease
(MPD)3. Menjelaskan klasifikasi leukemia4. Menjelaskan leukemia yang sering terdapat pada anak
dan dewasa5. Menjelaskan faktor-faktor yang berperan dalam
terjadinya leukemia6. Menjelaskan patofisiologi timbulnya masalah pada
leukemia akut7. Menjelaskan pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk
menunjang diagnosis leukemia8. Menjelaskan prinsip-prinsip penatalaksanaan leukemia
KLASIFIKASI KELAINAN LEUKOSIT Non Neoplastik1. Kuantitatif
- leukositosis- netrofilia- eosinofilia- monositosis- limfositosis- leukopenia- neutropenia- limfopenia
2. Kualitatif- granulomatosa- kelainan limfosit
Neoplastik 1. Mieloproliferatif
- leukemik : AML, CML- non leukemik : mielosklerosis
2. Limfa Poliferatif- leokemik : ALL, CLL- non leukemik : LMH, LMNH,MM
JENIS-JENIS MYELOPROLIFERATIVE DISEASE
1. Leukemia Mielogenus Kronis (Chronic Myelogenous Leukemia)
2. Polisitemia Vera (Polycythemia Vera)3. Mielofibrosis Primer (Primary Myelofibrosis)4. Trombositemia Esensial (Essential
Thrombocythemia)5. Leukemia Neutrofilik Kronis (Chronic Neutrophilic
Leukemia)6. Leukemia Eusinofilik Kronis (Chronic Eusinophilic
Leukemia)
KLASIFIKASI LEUKEMIA
LEUKEMIA YANG SERING TERDAPAT PADA ANAK DAN DEWASA
Sering terdapat pada anak :LLA (leukimia limfositik akut)
Sering terdapat pada dewasa :LMA (leukimia mielositik akut)LLK (leukimia limfositik kronis)
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN DALAM TERJADINYA LEUKEMIA
1. HOST Umur : - LLA sering ditemukan pada anak 2-4 tahun
- LMA terdapat pada usia 15-39 tahun - LMK banyak ditemukan antara umur 30-50 tahun - LLK kelainan pada orang tua rata-rata pada usia 60 tahun
Jenis Kelamin : Insiden leukemia lebih tinggi pada pria. Ras : Insiden lebih tinggi diantara kaukasia (kulit putih). Faktor Genetik : Insiden leukemia pada anak penderita
sindrom down 20x normal. Kelainan pada kromosom 21 dapat menyebabkan leukemia akut.
2. AGENT Virus : virus HTLV, retrovirus jenis cRNA. Sinar Radioaktif : Angka kejadian LMA dan LGK
jelas sekali meningkat setelah sinar radioaktif digunakan.
Zat Kimia : Zat kimia misalnya benzene, arsen, pestisida, kloramfenikol, fenilbutazon dapat meningkatkan risiko leukemia.
Merokok : Rokok mengandung leukemogen yang potensial untuk menderita leukemia terutama LMA.
3. LINGKUNGAN Banyak penelitian menyatakan adanya hubungan antara pajanan pekerjaan dengan kejadian leukemia. Ahli radiologi mempunyai risiko menderita leukemia 10x lebih besar dibanding yg tidak bekerja di bagian tersebut. Berdasarkan penelitian di Jepang orang yang bekerja di pertanian/perternakan berisiko 2,35x lebih tinggi menderita leukemia dibanding yg tidak menderita.
PATOFISIOLOGI TIMBULNYA MASALAH PADA LEUKEMIA AKUT
PEMERIKSAAN FISIK DAN LABORATORIUM UNTUK MENUNJANG DIAGNOSIS LEUKEMIA
A. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik untuk jenis LLA yaitu ditemukan splenomegali (86%), hepatomegali, limfadenopati, nyeri tekan tulang dada, ekimosis, dan perdarahan retina.
Pada penderita LMA ditemukan hipertrofi gusi yang mudah berdarah. Kadang-kadang ada gangguan penglihatan yang disebabkan adanya perdarahan fundus oculi.
Pada penderita leukemia jenis LLK ditemukan hepatosplenomegali dan limfadenopati. Anemia, gejala-gejala hipermetabolisme (penurunan berat badan, berkeringat) menunjukkan penyakitnya sudah berlanjut.
Pada LGK/LMK hampir selalu ditemukan splenomegali, yaitu pada 90% kasus. Selain itu Juga didapatkan nyeri tekan pada tulang dada dan hepatomegali. Kadang-kadang terdapat purpura, perdarahan retina, panas, dan pembesaran kelenjar getah bening
B. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Darah TepiPada penderita leukemia jenis LLA ditemukan leukositosis (60%) dan kadang-kadang leukopenia (25%).Pada penderita LMA ditemukan penurunan eritrosit dan trombositPada penderita LLK ditemukan limfositosis lebih dari 50.000/mm3Pada penderita LGK/LMK ditemukan leukositosis lebih dari 50.000/mm3
2. Pemeriksaan Sumsum TulangHasil pemeriksaan sumsum tulang pada penderita LLA ditemukan keadaan hiperselularHampir semua sel sumsum tulang diganti sel leukemia (blast)Pada penderita LLK ditemukan adanya infiltrasi merata oleh limfosit kecil yaitu lebih dari 40% dari total sel yang berinti. Kurang lebih 95% pasien LLK disebabkan oleh peningkatan limfosit B Sedangkan pada penderita LGK/LMK ditemukan keadaan hiperselular dengan peningkatan jumlah megakariosit dan aktivitas granulopoeisis. Jumlah granulosit lebih dari 30.000/mm3
3. Biopsi LimpaPemeriksaan ini memperlihatkan proliferasi sel leukemia Memperlihatkan sel yang berasal dari jaringan limpa yang terdesak, seperti limfosit normal, sel retikulo endoplasma (RES), dan granulosit
PRINSIP-PRINSIP PENATALAKSANAAN LEUKEMIA
1. Terapi induksi Tujuan dari tahap pertama pengobatan adalah
untuk membunuh sebagian besar sel-sel leukemia di dalam darah
dan sumsum tulang.29 Terapi induksi kemoterapi biasanya memerlukan perawatan di rumah sakit yang panjang karena obat menghancurkan banyak sel darah normal dalam proses membunuh sel leukemia.9 Pada tahap ini dengan memberikan kemoterapi kombinasi yaitu ddaunorubisin, vincristin, prednison dan asparaginase.
2. terapi konsolidasi/ intensifikasi Setelah mencapai remisi komplit,
segera dilakukan terapi intensifikasi yang bertujuan untuk mengeliminasi
sel leukemia residual untuk mencegah relaps dan juga timbulnya sel yang resisten terhadap obat. Terapi ini dilakukan setelah 6 bulan kemudian
3. Tahap proliferasi Profilaksis SSP diberikan untuk mencegah
kekambuhan pada SSP. Perawatan yang digunakan dalam tahap ini sering diberikan pada dosis yang lebih rendah. Pada tahap ini menggunakan obat kemoterapi yang berbeda, kadang-kadang dikombinasikan dengan terapi radiasi, untuk mencegah leukemia memasuki otak dan sistem saraf pusat
4. Tahap pemeliharaan jangka panjang Pada tahap ini dimaksudkan untuk mempertahankan
masa remisi. Tahap ini biasanya memerlukan waktu 2-3 tahun.29
Angka harapan hidup yang membaik dengan pengobatan sangat dramatis. Tidak hanya 95% anak dapat mencapai remisi penuh, tetapi 60% menjadi sembuh. Sekitar 80% orang dewasa mencapai remisi lengkap dan sepertiganya mengalami harapan hidup jangka panjang yang dicapai dengan kemoterapi agresif yang diarahkan pada sumsum tulang dan SSP
REFERENSI