Transcript
Page 1: LAS GAS + COVER PIPA

LAPORAN PRAKTIKUM PERPIPAAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : FATMA CAHYANI

NIM : 061540411554

KELAS : 1.EG.A

DOSEN PEMBIMBING : ALMADORA ANWAR SANI, S.Pd.T.,M.Eng.

PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

2015/2016

Page 2: LAS GAS + COVER PIPA

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-

Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas  laporan ini. Tidak lupa juga Saya

ucapkan terima kasih kepada dosen PRAKTIKUM PENGELASAN Iskandar,S.T.,M.T. yang

telah membimbing Saya agar dapat mengerti tentang bagaimana cara mengelas yang benar.

Laporan ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang PRAKTIKUM

PENGELASAN, yang saya sajikan berdasarkan praktik yang telah di lakukan.  Dengan penuh

kesabaran laporan  ini dapat terselesaikan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pelajar

ataupun umum khususnya pada diri saya sendiri, Dan  mudah mudahan juga  dapat memberikan

wawasan yang lebih luas kepada pembaca .

.

Akhir kata kami sebagai penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca. Dari kami mungkin masih ada kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu kritik dan

saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan praktik ini.

                                                                                   

Palembang, 4 Oktober 2015

                                                                                   

                                                                                   

Penyusun

Page 3: LAS GAS + COVER PIPA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Las Gas adalah suatu proses pengelasan seni menyambung dua logam atau lebih,

dimana panas untuk pengelasan diperoleh dari nyala api hasil pembakaran bahan bakar

gas Oksigen (O2) dengan gas Asetilin (C2H2). Dalam proses las gas ini, gas yang

digunakan adalah campuran dari gas Oksigen (O2) dan gas Asetilen ( dari kata

“acetylene”, dan memiliki rumus kimia C2H2). Gas Asetilin ini memiliki beberapa

kelebihan antara lain, menghasilkan temperature nyala api lebih tinggi dari gas bahan

bakar lainya, baik bila dicampur dengan udara ataupun Oksigen. Sehingga bagian logam

yang langsung terkena nyala api panas akan mencair dan cairan itu akan menutupi

antara dua bagian logam yang akan disambung. Ada kalanya sebaiknya menggunakan

bahan tambah atau kawat las.

1.2            Tujuan

Tujuan dari melakukan pengerjaan ini mahasiswa dapat :

1.       Mengetahui peralatan dan fungsi perlengkapan las gas,

2.       Mengetahui perlengkapan keamanan las gas,

3.       Mengatur dan memasang peralatan las gas,

4.       Mengatur tekanan las gas untuk persiapan kerja las gas,

5.       Menyalakan api las gas dengan benar,

6.       Mengoperasikan pembakaran dengan benar,

7.       Melakukan gerakan dan posisi pengelasan dengan benar.

1.3            Waktu dan Tempat Pengerjaan

a.       Waktu

Waktu yang di berikan 5 minggu. 1 minggu pertama orientasi. Kemudian 4

minggu berikutnya waktu pengerjaan latihan - latihan. Namun minimnya pengetahuan

dan dilakukan pertama kali dalam melakukan pekerjan las gas sehingga dalam praktek

pengelasan yang terbaik membutuhkan waktu yang lama.

Page 4: LAS GAS + COVER PIPA

b.      Tempat

Tempat melaksanakan pengerjaan las gasdi Bengkel Teknik Mesin Politeknik

Negeri Sriwijaya di bagian Kerja Las Gas Asetilin.

1.4     Alat dan Bahan

a.       Peralat praktek las gas

1. Silinder dan Gas Asetilin 9. Tank atau penjepit

2. Silinder dan Gas Osigen 10. Meja las

3. Regulator Asetilin 11. Kaca mata pengaman

4. Regulator Oksigen 12. Sarung Tangan

5. Brander Pembakaran 13. Helm

6. Selang Karet Ase-Oksi 14. Apron Kulit

7. Kunci pembuka aliran gas 15. Pakaian kerja

8. Korek api las 16. Palu atau martil

b.      Bahan Praktek las gas

Bahan yang di gunakan praktek las gas ini adalah pelat ST 37 tebal 1,2 – 1,5 mm

yang di potong menjadi ukuran:

1.       30X100 sebanyak 10 lembar,

2.       100X100 sebanyak 2 lembar,

3.       Kawat bahan tambah sebanyak 1 rol.

Page 5: LAS GAS + COVER PIPA

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Las Gas Oksi-Asetilin

Las Gas adalah suatu proses pengelasan seni menyambung dua logam atau lebih,

dimana panas untuk pengelasan diperoleh dari nyala api hasil pembakaran bahan bakar

gas Oksigen (O2) dengan gas Asetilin (C2H2). Dalam proses las gas ini, gas yang

digunakan adalah campuran dari gas Oksigen (O2) dan gas Asetilen ( dari kata

“acetylene”, dan memilikirumus kimia C2H2). Gas Asetilin ini memiliki beberapa

kelebihan antara lain, menghasilkan temperature nyala api lebih tinggi dari gas bahan

bakar lainya, baik bila dicampur dengan udara ataupun Oksigen. Sehingga bagian logam

yang langsung terkena nyala api panas akan mencair dan cairan itu akan menutupi

antara dua bagian logam yang akan disambung. Ada kalanya sebaiknya menggunakan

bahan tambah atau kawat las.

2.2 Bahan Bakar Gas

a. Asetilin ( C2H2 )

Asetilena (Nama sistematis: etuna) adalah suatu hidrokarbon yang tergolong kepada

alkuna, dengan rumus C2H2. Asetilena merupakan alkuna yang paling sederhana,

karena hanya terdiri dari dua atom karbon dan dua atom hidrogen. Pada asetilena, kedua

karbon terikat melalui ikatan rangkap tiga, dan masing-masing atom karbon memiliki

hibridisasi orbital sp untuk ikatan sigma. Hal ini menyebabkan keempat atom pada

asetilena terletak pada satu garis lurus, dengan sudut C-C-H sebesar 180°.

b.      Propan

Propana adalah senyawa alkana tiga karbon (C3H8) yang berwujud gas dalam

keadaan normal, tapi dapat dikompresi menjadi cairan yang mudah dipindahkan dalam

kontainer yang tidak mahal. Senyawa ini diturunkan dari produk petroleum lain pada

pemrosesan minyak bumi atau gas alam. Propana umumnya digunakan sebagai bahan

bakar untuk mesin, barbeque (pemanggang), dan di rumah-rumah.

Page 6: LAS GAS + COVER PIPA

2.3 Peralatan Las Oksi - Asetilin

a.       Silinder atau Tabung Gas

Tabung gas berfungsi untuk menampung gas atau gas cair dalam kondisi

bertekanan. Umumnya tabung gas dibuat dari Baja, tetapi sekarang ini sudah banyak

tabung-tabung gas yang terbuat dari paduan Alumunium. Ukuran tabung ini dibuat

berbeda karena disesuaikan dengan kapasitas daya tampung gas dan juga jenis gas yang

ditampung. Untuk membedakan tabung gas apakah didalamnya berisi gas Oksigen atau

Asetilen dapat dilihat dari tinggi tabung Oksigen yaitu 1,4 m dan tabung Asetiline 1 m

serta terdapat kode warna yang ada pada tabung itu.

b.      Katup Tabung

Katup tabung berfungsi pengatur keluarnya gas dari dalam tabung maka digunakan

katup. Katup ini ditempatkan tepat dibagian atas dari tabung. Pada tabung gas Oksigen,

katup biasanya dibuat dari material Kuningan, sedangkan untuk tabung gas Asetilen,

katup ini terbuat dari material Baja.

c.       Regulator

Regulator ini juga berfungsi untuk mempertahankan besarnya tekanan kerja selama

proses pengelasan atau pemotongan. Bahkan jika tekanan dalam tabung menurun,

tekanan kerja harus dipertahankan tetap oleh regulator. Pada regulator terdapat bagian-

bagian seperti saluran masuk, katup pengaturan tekan kerja, katup pengaman, alat

pengukuran tekanan tabung, alat pengukuran tekanan kerja dan katup pengatur keluar

gas menuju selang.

d.      Selang Karet Gas Oksi-Asetilin

Selang Karet Gas Oksi-Asetilin Berfungsi untuk mengalirkan gas yang keluar dari

tabung menuju brander pembakaran. Untuk memenuhi persyaratan keamanan, selang

harus mampu menahan tekan kerja dan tidak mudah bocor. Dalam pemakaiannya,

selang dibedakan berdasarkan jenis gas yang dialirkan. Untuk memudahkan bagimana

membedakan selang Oksigen dan selang Asetilen mak cukup memperhatikan kode

warna pada selang.

e.      Brander atau Torch ( Pembakar )

Gas yang dialirkan melalui selang selanjutnya diteruskan oleh Brander atau Torch,

tercampur didalamnya dan akhirnya pada ujuang nosel terbentuk nyala api.

Page 7: LAS GAS + COVER PIPA

Brander atau Toch memiliki dua fungsi yaitu :

•Sebagai pencampur gas oksigen dan gas asetilin.

•Sebagai pembentuk nyala api diujung nosel.

f.        Pematik atau Korek Api Las

Alat yang berfungsi untuk menyalakan api pada ujung pembakaran waktu memulai

mengelas.

g.       Kaca Mata Las

Kaca mata las berfungsi :

a.       Melindungi mata terhadap radiasi sinar ultraviolet dan inframerah,

b.      Melindungi mata terhadap sinar yang tajam dan menyilaukan, agar dapat melihat

benda kerja dengan baik,

c.       Melindungi mata terhadap bahaya percikan bunga api.

2.4 Proses Pengelasan Oksi Acetilin

a.      Menentukan Tekanan Gas

Pengaturan tekanan yang disetel, tekanan gas yang dianjurkan :

-          Oksigen bertekanan 2,5 bar (kg/cm2), untuk semua pipa pembakaran

-          Asetilin bertekanan 0,5 bar (kg/cm2), disesuaikan dengan besar kecilnya

pipa pembakaran. Awas! Untuk asetilin tekanan maksimum 1,5 bar (kg/cm2).

b.      Menyalakan Api Las Gas

1.      Pilih pipa pembakaran yang sesuai dengan proses pengelasan,

2.      Pasang pipa pembakarnya harus erat, Jangan bocor !,

3.      Arahkan pipa pembakaran ke tempat yang aman,

4.      Buka kran asetilin kira – kira seperempat putaran secukupnya,

5.      Nyalakan dengan api pada mulut pembakaran,

6.      Buka kran oksigen kira – kira setengah putaran secukupnya,

7.      Atur komposisi dan volume api las yang dikehendaki,

8.      Api las siap digunakan.

Page 8: LAS GAS + COVER PIPA

c.       Mengatur dan Menentukan Nyala Api Las Gas

Pada nyala api las gas oksi-asetilin bisa diperoleh 3 jenis, yaitu :

No Gambar Penjelasan1. Nyala Api Netral Nyala Api Netral merupakan hasil

pembakaran gas Oksigen dan Asetilin dengan perbandingan komposisi -+ 1:1Nyala Api Netral dipakai untuk :

        Pengelasan biasa

2. Nyala Api Karburasi Nyala Api Karburasi merupakan Nyala api dimana perbandingan gas asetilin lebih banyak dari gas oksigen.Nyala Api Karburasi dipakai untuk :

        Memanaskan,        Solder Lunak,        Pengelasan logam monel.

3. Nyala Api Oksidasi Nyala Api Oksidasi merupakan Nyala api dimana perbandingan gas oksigen lebih banyak dari gas asetilin.Nyala Api Oksidasi dipakai untuk :

        Pengelasan kuningan dan perunggu.         

Gambar Nyala Api No Nyala Api Gambar1. Netral

2. Kelebihan Oksigen

3. Kelebihan Asitelin

Page 9: LAS GAS + COVER PIPA

d.      Teknik PengelasanMacam – macam posisi pengelasan adalah sebagai berikut :1.      Posisi pengelasan di bawah tangan

Pengelasan di bawah tangan adalah proses pengelasan yang dilakukan

dibawah tangan dan benda kerja terletak di atas bidang datar. Sudut ujung

pembakar(brander) terletak diantara 45° dan kawat las dimiringkan dengan sudut antara

30° - 40° dengan benda kerja. Kedudukan ujung pembakar ke sudut sambungan dengan

jarak 2 – 3 mm agar terjadi panas maksimal pada sambungan. Pada sambungan sudut

luar, nyala diarahkan ke tengah sambungan dan gerakannya adalah lurus.

2.      Posisi pengelasan mendatar ( horizontal )

Pada posisi ini benda kerja berdiri tegak sedangkan pengelasan dilakukan dengan

arah mendatar sehingga cairan las cenderung mengalir ke bawah, untuk itu ayunan

brander sebaiknya sekecil mungkin. Kedudukan brander terhadap benda kerja menyudut

70° dan miring kira-kira 10° di bawah garis mendatar, sedangkan kawat pengisi

dimiringkan pada sudut 10° di atas garis mendatar.

3.      Posisi pengelasan tegak ( vertical )

Pada pengelasan dengan posisi tegak, arah pengelasan berlangsung ke atas atauke

bawah. Kawat pengisi ditempatkan antara nyala api dan tempat sambunganyang

bersudut 45°-60° dan sudut brander sebesar 80°.

4.      Posisi pengelasan di atas kepala ( Overhead )

Pengelasan dengan posisi ini adalah yang paling sulit dibandingkan dengan

posisilainnya dimana benda kerja berada di atas kepala dan pengelasan dilakukan

daribawahnya. Pada pengelasan posisi ini sudut brander dimiringkan 10° dari

garisvertikal sedangkan kawat pengisi berada di belakangnya bersudut 45°-60°.

5.      Pengelasan arah ke kiri ( maju )

Cara pengelasan ini paling banyak digunakan dimana nyala api diarahkan ke kiri

dengan membentuk sudut 60° dan kawat las 30° terhadap benda kerja sedangkan sudut

melintangnya tegak lurus terhadap arah pengelasan. Cara ini banyak digunakan karena

cara pengelasannya mudah dan tidak membutuhkan posisi yang sulit saat mengelas.

6.      Pengelasan arah ke kanan ( mundur )

Cara pengelasan ini adalah arahnya kebalikan daripada arah pengelasan ke kiri.

Pengelasan dengan cara ini diperlukan untuk pengelasan baja yang tebalnya 4,5mm ke

atas.

Page 10: LAS GAS + COVER PIPA

e.       Macam – macam Sambungan

Ada beberapa sambungan benda kerja pada las gas, yaitu :

1.      Sambungan Tumpul

Adalah penyambungan dua buah logam atau lebih sejajar pada kedua benda

kerja dalam posisi horizontal pada bidang datar.

2.      Sambungan Tumpang

Adalah penyambungan dua buah logam atau lebih dalam posisi horizontal pada

keadaan tumpang tindih antara kedua benda kerja.

3.      Sambungan T

Adalah penyambungan dua buah logam atau lebih secara horizontal dan vertikal

sehingga membentuk huruf T.

4.      Sambungan Sudut Luar

Adalah penyambungan dua buah logam atau lebih dengan membentuk sudut

dimana sambungan terjadi di luar sudut tersebut.

f.       Memadamkan Api Las Gas

Cara untuk memadamkan Api Las Gas adalah :

1.      Tutup kran Asetilin, aliran gas asetilin terputus, maka api las padam,

2.      Tutup kran Oksigen, aliran gas oksigen terputus,

3.      Penutupan kran jangan dipaksakan.

g.      Penutupan Kerja Las Gas

Beberapa cara menutup Kerja Las Gas antara lain :

1.      Padamkan api las,

2.      Tutup kran-kran tabung gas,

3.      Buanglah sisa-sisa gas melalui pipa pembakar,

4.      Sekrup pengukuran dan pengatur tekanan gas dikendorkan,

5.      Letakkan atau gantung pipa pembakar pada tempat yang aman,

6.      Gulung selang saluran gasnya.

Page 11: LAS GAS + COVER PIPA

2.5 Keuntungan mengelas Oksi Asetilin

• Peralatan relatif murah dan memerlukan pemeliharaan minimal/sedikit.

• Cara penggunaannya sangat mudah, tidak memerlukan teknik-teknik pengelasanyang

tinggi sehingga mudah untuk dipelajari.

• Mudah dibawa dan dapat digunakan di lapangan maupun di pabrik atau dibengkel-

bengkel karena peralatannya kecil dan sederhana

• Dengan teknik pengelasan yang tepat hampir semua jenis logam dapat dilas danalat ini

dapat digunakan untuk pemotongan maupun penyambungan.

Page 12: LAS GAS + COVER PIPA

BAB IIIKESELAMATAN KERJA

3.1 Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja merupakan upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan

kerja dan menjamin proses produksi agar berlangsung secara aman, efisien dan

produktif. Oleh karena itu penentuan prosedur kerja harus benar - benar sesuai.

keteledoran pekerja adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan

kecelakaan kerja. Untuk menghindari kecelakaan yang fatal maka diharapkan pekerja

memakai peralatan kerja yang telah disediakan. Disamping itu keselamatan mesin,

peralatan, dan benda kerja juga harus diperhatikan oleh pekerja.

3.2 Keselamatan Pekerja

Untuk menjamin keselamatan operator, maka operator harus menggunakan

peralatan keselamatan kerja seperti :

a.      Pakaian Kerja

Pakaian kerja digunakan untuk melindungi tubuh dari percikan api. Pakaian kerja

tidak mengganggu pergerakan tubuh pekerja dan tidak terasa panas waktu dipakai yang

dibuat dari bahan Cotton.

b.      Helm Las

Helm Ias maupun tabir las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari

sinar las (sinar ultra violet danultra merah) yang dapat merusak kulit maupun mata.

Helmlas ini dilengkapi dengan kaca khusus yang dapat mengurangi sinar ultra violet

dan ultra merah tersebut. Sinar Ias yang sangat terang/kuat itu tidak boleh dilihat dangan

mata langsung sampai jarak 16 meter. Oleh karena itu pada saat mengelas harus

mengunakan helm/kedok las yang dapat menahan sinsar las dengan kaca las. Ukuran

kaca Ias yang dipakai umumnya adalah sebagai berikut: No. 6. dipakai untuk Ias titik

No. 6 dan 7 untuk pengelasan sampai 30 amper. No. 6 untuk pengelasan dari 30 sampai

75 amper. No. 10untuk pengelasan dari 75 sampai 200 amper. No. 12. untuk pengelasan

dari 200 sampai400 amper. No. 14 untuk pangelasan diatas 400 amper. Untuk

melindungi kaca penyaring ini biasanya pada bagian luar maupun dalam dilapisi dengan

kaca putih.

Page 13: LAS GAS + COVER PIPA

c.       Apron

Apron adalan alat pelindung badan dari percikan bunga api yang dibuat dari kulit

atau dari asbes.

d.      Sepatu Las

Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api, Bila tidak ada

sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga dipakai

e.      Sarung Tangan

Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan memegang

pemegang elektroda. Pada waktu mengelas harus selalu dipakai sepasang sarung

tangan.

f.        Masker Las

Jika tidak memungkinkan adanya kamar las dan ventilasi yang baik, maka

gunakanlah masker las, agar terhindar dari asap dan debu las yang beracun

g.       Kamar las

kamar las dibuat dari bahan tahan api. Kamar las penting agar orang disekitarnya

tidak terganggu oleh cahaya las. untuk mengeluarkan gas, sebaiknya kamar las

dilengkapi dengan ventilasi. dalam kamar las ditempatkan meja las. meja las harus

bersih dari bahan yang mudah terbakar agar terhindar dari kemungkinan terjadinya

kebakaran karena percikan api las.

Page 14: LAS GAS + COVER PIPA

BAB IVPROSES DAN HASIL PENGELASAN

1. Proses Pengelasan Proses pengelasan yakni menyambungkan antara baja yang satu dan

yang lain memerlukan ketelitian dan tata cara yang benar seperti saat merapatkan kedua baja karena jika baja tidak rapat sempurna maka akan mempersulit proses pengerjaan kemudian penggunaan alat tambahan dimaksudkan untuk memperkuat sambungan baja.

2. Hasil LasHasil las gas dengan menggunakan bahan tambahan berupa kawat. Kesempurnaan dari mengelas dapat dbuktikan dengan test fluida yakni saat tidak ada air yang merembes dari benda hasil las.

Page 15: LAS GAS + COVER PIPA

BAB V PENUTUP

Kesimpulan

a. Las Gas adalah suatu proses pengelasan seni menyambung dua logam atau

lebih, dimana panas untuk pengelasan diperoleh dari nyala api hasil pembakaran

bahan bakar gas Oksigen (O2) dengan gas Asetilin (C2H2).

b. Dalam melakukan pengelasan gas yang benar harus menyesuaikan jumlah

asitelin dan oksigen dengan seimbang.

c. Alat K3 sangat dibutuhkan dalam pengelasan untuk keamanan dan kenyamanan

saat proses pengelasan.

d. Ketelitian sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil pengelasan yang baik.

Page 16: LAS GAS + COVER PIPA

DAFTAR PUSTAKA Wiryosumarto, Hasono dan Toshie Okumura. 2000. Teknologi Pengelasan Logam. Jakarta: PT Pradya Paramytha

Depdikbud. 1978. Petunjuk Praktek Las Asetilen dan Las Listrik . Jakarta:Dikmenjur  Suherman, Bambang. 2001. Pengelasan, www.smk1bojonegoro.blogspot.com ,  (3 Oktober 2015)  Bintoro, A Gatot. 2006. Dasar  – Dasar Pengelasan. Yogayakarta: Kanisius

Page 17: LAS GAS + COVER PIPA
Page 18: LAS GAS + COVER PIPA
Page 19: LAS GAS + COVER PIPA
Page 20: LAS GAS + COVER PIPA
Page 21: LAS GAS + COVER PIPA
Page 22: LAS GAS + COVER PIPA
Page 23: LAS GAS + COVER PIPA
Page 24: LAS GAS + COVER PIPA

Top Related