-
LAPORAN KASUS
LOW BACK PAIN E.C SUSP HNPRien Novia Maulida
08310259
-
IDENTITAS PASIENNama: Tn.RJenis Kelamin: Laki-lakiUmur: 58 tahunAlamat: Panawangan, CiamisPekerjaan: BuruhTanggal masuk RS: 23 September 2013
-
Anamnesa (allonamnesis) Keluhan Utama : Nyeri Punggung
Riwayat Penyakit Sekarang
Tn. R dating ke IGD RSUD 45 Kabupaten Kuningan dengan keluhan nyeri punggung sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan nyeri punggung dirasakan terus-menerus dan nyeri dirasakan semakin memberat sejak 1 minggu yang lalu. Pasien merasa nyeri punggung seperti ditusuk-tusuk. Pasien mengatakan nyeri tidak berkurang ketika pasien duduk atau berbaring , sehingga pasien hanya bias tidur dengan posisi miring untuk mengurangi rasa nyerinya.
-
KEluhan nyeri Punggung ini dirasakan semakin nyeri jika pasien membungkuk. Keluhan ini juga menyebabkan pasien susah berjalan krena nyeri dirasakan menjalar hingga ke kaki kanan.Keluhan ini sebelumnya sudah pernah dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Pasien juga sudah pernah berobat ke dokter umum untuk mengobati nyeri punggungnya.Pasien Memiliki riwayat pekerjaan mengangkat beban berat di pabrik selama bertahun-tahun.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sudah pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya sejak 1 tahun yang lalu
Riwayat Penyakit Keluarga
Dikeluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan seperti ini sebelumnya
-
Pemeriksaan Fisik ( 25 September 2013)
Status GeneralisKesadaran: ComposmentisVital signTekanan darah: 130/80 mmhgNadi: 88 x/ menitRespirasi: 36 x/ menitSuhu: 37 C
-
Kepala : Tidak ada kelainanLeher : Tidak ada kelainanCor : Tidak ada kelainanPulmo : Tidak ada kelainanAbdomen : Tidak ada kelainan Genital : Tidak dilakukan pemeriksaanEkstremitas : Tidak ada kelainan
-
STATUS NEUROLOGI Meningeal sign
Kaku kuduk: negatifBrudzinski I: tidak dilakukanBrudzinski II: tidak dilakukanBrudzinski III: tidak dilakukanKernig sign: -/-Laseque sign : +/-
-
N. Craniales
Nervus I Olfaktorius : dalam batas normalNervus II Optikus : dalam batas normal Nervus III Okulomotorius : dalam batas normalNervus IV Trochlearis : dalam batas normalNervus V Trigeminus : dalam batas normalNervus VI Abdusens : dalam batas normalNervus VII Fasialis : dalam batas normalNervus IX Glossopharyngeal : dalam batas normalNervus X vagus : dalam batas normalNervus XII Hypoglossus: dalam batas normal
-
Extrmitas superior :
Nyeri tekan: (-/-)Kontur otot: eutrofi (+ = +)Tonus otot: normal (+ = +)Kekuatan otot(gerakan aktif): (5/5)
Ekstrmitas inferior : Nyeri tekan : (-/-)Kontur otot : eutrofi (+ = +)Tonus otot : normal ( + = +)Kekuatan otot(gerakan aktif): (5/5)
-
Gerakan involunter :
Tremor : (-)Distonia : (-)Spasme : (-)Tic : (-)Fasikulasi : (-)
Sistem sensorikEksterossptif : rasa nyeri: (+)rasa raba: (+)
-
Refleks fisiologis
Reflek biceps: (+/ + )Reflek triceps: (+/ + )Reflek patella: ( / + )Reflek tendon achilles: ( / + )
Reflek patologis
Reflek Babinski: ( - / - )Chaddock: ( - / - )Gordon : ( - / - ) Oppenheim : ( - / - )Gonda : ( - / - )Schaefer : ( - / - )Hoffman trommer : ( - / -)
-
Fungsi vegetatif
Miksi: (+) normalDefekasi: (+) normal
-
Pemeriksaan Penunjang (23 September 2013)
Hb : 12 gr%Ht : 36,9Leukosit: 5800 / mm3Trombosit:218.000 /mm3
-
ROENTGEN CERVICAL LUMBAL Spondylosis vertebrae lumbar
-
Diagnosa fungsional : Low Back Pain non spesifik
Diagnosa anatomis : hernia nucleus pulposus L4-L5
Diagnosa etiologi : Low Back pain e.c Susp. HNP
-
Penatalaksanaan
Medikamentosa :
Analgetik 3x1 tab Muscle Relaxan 2x1 tab
Non medikamentosaBedrestFisioterapi
-
PrognosisQuo ad vitam : Dubia ad BonamQuo ad functionam: Dubia ad Bonam
-
HERNIA NUCLEUS PULPOSUSHernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah menonjolnya nucleus pulposus ke dalam kanalis vertebralis akibat degenerasi annulus fibrosus korpus vertebralis yang merupakan penyebab tersering nyeri pugggung bawah yang bersifat akut, kronik atau berulang.
HNP mempunyai banyak sinonim antara lain Herniasi Diskus Intervertebralis, ruptured disc, slipped disc, prolapsus disc.
-
b) Etiologi
HNP terjadi karena proses degeneratif diskus intervetebralis. Keadaan patologis dari melemahnya annulus merupakan kondisi yang diperlukan untuk terjadinya herniasi.
Penyebab utama terjadinya HNP adalah cidera, cidera dapat terjadi karena terjatuh tetapi lebih sering karena posisi menggerakkan tubuh yang salah.
Bisa juga terjadi karena adanya spinal stenosis, ketidakstabilan vertebra karena salah posisi, mengangkat, pembentukan osteophyte, degenerasi dan degidrasi dari kandungan tulang rawan annulus dan nucleus mengakibatkan berkurangnya elastisitas sehingga mengakibatkan herniasi dari nucleus hingga annulus
-
Faktor Risiko
Faktor risiko yang tidak dapat dirubahUmur: makin bertambah umur risiko makin tinggi.Jenis kelamin: laki-laki lebih banyak dari wanita.Riwayat cidera punggung atau HNP sebelumnya.Faktor risiko yang dapat dirubahPekerjaan dan aktivitas: duduk yang terlalu lama, mengangkat atau menarik barang-barang serta, sering membungkuk atau gerakan memutar pada punggung, latihan fisik yang berat, paparan pada vibrasi yang konstan seperti supir
-
KLASIFIKASI HNPMenurut lokasi penonjolan Nucleous Pulposus, terdapat 3 tipe :
Central, tidak selalu didapatkan gejala radikular. Dapat menimbulkan gangguan pada banyak akar saraf bila mengenai cauda equina atau nielopati apabila mengenai medula spinalis.Posterolateral, pada umunya terjadi pada vertebra lumbalis sehubungan dengan menipisnya ligamentum longitudalis posterior pada daerah tersebut, misal HNP vertebra L4-L5 akan menimbulkan iritasi pada akar saraf L5.Far-laterall foraminal, tidak selalu didapatkan gejala nyeri punggung bawah. Mengenai akar saraf yang terekat, misal HNP vertebra L4-L5 akan mengenai akar saraf L4 .
-
Berdasarkan lesi terkenanya terbagi atas :
Hernia LumbosacralisHernia Servikalis Hernia Thorakalis
-
Patofisiologi HNP
Protrusi atau ruptur nukleus pulposus biasanya didahului dengan perubahan degeneratif yang terjadi pada proses penuaan.
Kehilangan protein polisakarida dalam diskus menurunkan kandungan air nukleus pulposus. Perkembangan pecahan yang menyebar di anulus melemahkan pertahanan pada herniasi nukleus.
Melengkungnya punggung ke depan akan menyebabkan menyempitnya atau merapatnya tulang belakang bagian depan, sedangkan bagian belakang merenggang, sehingga nucleus pulposus akan terdorong ke belakang.
Prolapsus discus intervertebralis, hanya yang terdorong ke belakang yang menimbulkan nyeri, sebab pada bagian belakang vertebra terdapat serabut saraf spinal serta akarnya, dan apabila tertekan oleh prolapsus discus intervertebralis akan menyebabkan nyeri yang hebat pada bagian pinggang, bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan anggota bagian bawah.
-
MANIFESTASI KLINIS
Gejala klasik dari HNP lumbal adalah : nyeri punggung bawah yang diperberat dengan posisi duduk dan nyeri menjalar hingga ekstremitas bawah. Nyeri radikuler atau sciatica, biasanya digambarkan sebagai sensasi nyeri tumpul, rasa terbakar atau tajam, disertai dengan sensasi tajam seperti tersengat listrik yang intermiten
-
L3 : Nyeri, kemungkinan parestesia atau hipalgesia pada dermatom L3, parestesia otot quadrisep femoris, reflex tendon kuadrisep (reflex patella) menurun atau menghilang.
L4 : Nyeri, kemungkinan parestesia atau hipalgesia pada dermatom L4, parestesia otot kuadrisep dan tibialis anterior dan tibialis anterior, reflex patella berkurang.
L5 : Nyeri, kemungkinan parestesia atau hipalgesia pada dermatom L5, parestesis dan kemungkinan atrofi otot ekstensor halusis longus dan digitorium brevis, tidak ada reflex tibialis posterior.
S1 : Nyeri, kemungkinan parestesia atau hipalgesia pada dermatom S1, paresis otot peronealis dan triseps surae, hilangnya reflex triseps surae (reflex tendon Achilles).
-
PENATALAKSANAANTerapi Konservatif :
a. Tirah baring selama 2-4 harib. MedikamentosaAnalgetik dan NSAID. Pelemas otot: digunakan untuk mengatasi spasme otot.Kortikosteroid oral: pemakaian masih menjadi kontroversi namun dapat dipertimbangkan pada kasus HNP berat untuk mengurangi inflamasi.
-
Terapi FisikTraksi pelvisDiatermi atau kompres panas/dinginKorset lumbal
PembedahanTindakan operatif HNP harus berdasarkanalasan yang kuat yaitu berupa:Defisit neurologik memburuk.Gangguan otonom (miksi, defekasi, seksual).Paresis otot tungkai bawah