Download - Laporan Kampus Fix Gabungan
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
1 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan satu mata kuliah pada kurikulum 2013 program
studi kimia yang memiliki jumlah kredit sebanyak dua. Pada mata kuliah ini mahasiswa
melakukan praktik kerja di suatu industri, terutama industri kimia atau industri yang memiliki
laboratorium / unit yang berhubungan dengan kimia atau lembaga penelitian / pengembangan /
pengawasan mutu / pengujian atau laboratorium pendidikan tinggi.
Salah satu instansi yang terlibat dalam kegiatan ini adalah PT. Petrokimia Gresik yang
memiliki tiga unit produksi. Produk yang dihasilkan ialah beberapa jenis pupuk dan beberapa
jenis bahan kimia sebagai hasil samping. Selain memiliki tiga unit produksi, PT. Petrokimia juga
memiliki beberapa anak perusahaan yang menghasilkan beberapa produk bahan kimia atau
bergerak dalam pelayanan jasa.
PT. Petrokimia Gresik memiliki beberapa Laboratorium kimia, diantaranya: Laboratorium
Produksi I, Laboratorium Produksi II, Laboratorium Produksi III, dan Laboratorium Uji Kimia.
Kegiatan praktik kerja lapang ini dilakukan penulis sebagian besar di Laboratorium Uji Kimia.
Laboratorium ini menganalisis semua bahan yang akan dipergunakan dalam proses produksi dan
menganalisis produk yang akan dikeluarkan (dijual). Disamping itu, laboratorium ini juga
menerima jasa analisis sampel dari luar perusahaan. Materi yang dikerjakan oleh penulis di sini
adalah analisis kandungan CaO, P2O5 dan SO3 dalam Cement Retarder (CR) dengan
menggunakan pelarut HCl 1:1 dan HCl 1:5.
Gypsum merupakan salah satu produk samping yang dihasilkan oleh unit Produk III PT
Petrokimia Gresik. Bahan ini berfungsi dalam industri semen sebagai bahan penolong untuk
pengaturan pada waktu pengerasan. Seiring dengan semakin banyaknya kebutuhan semen di
Indonesia maka makin banyak pula kebutuhan industri semen terhadap gipsum. Gipsum terdapat
dua macam, yaitu gipsum alam dan gipsum kimia. Gipsum alam merupakan gipsum yang
langsung didapatkan di alam, sedangkan gipsum kimia merupakan gipsum yang dibuat dari
reaksi kimia dengan komposisi yang hampir sama dengan gipsum alam. Di PT Petrokimia Gresik
gipsum kimia terbagi menjadi 3 jenis, Crude, Purified Gypsum, dan Cement Retarder (CR).
Crude ialah gypsum yang didalamnya tercampur oleh Asam Sulfat. Kandungan kotoran dan
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
2 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
P2O5 dalam Crude masih sangat tinggi, oleh karena itu Crude dicuci dengan aquabides sehingga
menghasilkan Purified Gypsum dimana zat pengotor dalam gypsum dapat dihilangkan.
Selanjutnya ditambahkan kapur (CaO) kedalam Purified Gypsum sehingga P2O5 dan F dalam
gypsum dapat dihilangkan karena bereaksi dengan kapur. Kemudian gypsum digranulasi
membentuk Cement Retarder (CR) agar memudahkan penanganan kualitas yang seragam.
Umumnya proses analisis kandungan CaO, P2O5 dan SO3 pada Cement Retarder (CR)
dilakukan secara terpisah. Proses preparasi ketiganya membutuhkan jumlah zat dan pelarut yang
berbeda, sehingga membutuhkan waktu dan reagen yang cukup banyak. Padahal dalam satu
tahun kapasitas produksi Cement Retarder (CR) sebesar 440.000 ton. Dalam satu hari setidaknya
ada 10.000 ton Cement Retarder (CR) yang diproduksi. Oleh karena itu diperlukan metode yang
efisien dalam pengujian kadar CaO, P2O5 dan SO3 yang dilakukan di pabrik sehingga dapat
menghemat waktu dan biaya.
1.1 Tujuan
Tujuan dilakukannya praktik kerja lapangan ini adalah:
1) Melihat langsung aplikasi ilmu kimia di PT. Petrokimia Gresik sehingga mampu
membandingkan cara analisis di bangku kuliah dan dunia kerja.
2) Menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai analisis kimia di PT. Petrokimia Gresik
3) Mengembangkan sikap profesionalisme mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja sesuai
dengan bidangnya.
4) Memperluas wawasan dan meningkatkan ketrampilan dalam analisis kimia khususnya
analisis komponen gypsum serta mengetahui hasil optimasi pengujian P2O5, SO3 dan CaO
dalam gypsum dengan menggunakan pelarut HCl 1:1 dan 1:5 di Laboratorium Uji Kimia
PT. Petrokimia Gresik.
1.2 Manfaat
Manfaat dari dilakukannya praktik kerja lapangan ini adalah:
1) Menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiswa mengenai proses serta kegiatan analisis
pada skala laboratorium instansi.
2) Membangun program link and match antara pihak perguruan tinggi dengan instansi yang terkait.
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
3 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
3) Meningkatkan kesiapan mahasiswa untuk memasuki dunia kerja dengan praktek kerja
lapangan ini sebagai gambaran nyata terhadap jurusan yang dipilih mahasiswa.
1.3 Kegiatan yang Dilakukan
Kegiatan PKL ini dilakukan mulai tanggal 3 Juni 2013 sampai 28 Juni 2013 (tabel 1).
Analisis yang di lakukan meliputi analisis kandungan uji kadar CaO, P2O5 dan SO3 dalam
Cement Retarder (CR) dengan menggunakan pelarut HCl 1:1 dan HCl 1:5.
Tanggal Kegiatan Tempat
03 Juni 2013 Pembekalan mengenai
ketenagakerjaan, pengenalan
produk dan system manajemen
quality control, system manajemen
kesehatan dan keselamatan kerja
(SMK3).
Biro Pendidikan dan
Pelatihan
04 Juni 2013 Pengenalan Unit Produksi, Utilitas
(air dan listrik) dalam pabrik.
Biro Pendidikan dan
Pelatihan
05 Juni 2013 Pengenalan peralatan mesin
produksi dan system manajemen
produksi.
Biro Pendidikan dan
Pelatihan
07 Juni 2013 Penjelasan system manajemen
logistic dan pengelolaan
lingkungan.
Biro Pendidikan dan
Pelatihan
10 Juni 2013 Penjelasan mengenai pemasaran
dan distribusi produk.
Biro Pendidikan dan
Pelatihan
12 Juni 2013 Pengenalan Lab. Uji Kimia Lab. Uji Kimia
13-14 Juni 2013 Analisis kadar CaO dan P2O5 dalam
gypsum jaminan mutu
Lab. Uji Kimia
17 Juni 2013 Analisis kadar SO3 dalam gypsum
jaminan mutu
Lab. Uji Kimia
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
4 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
18 Juni 2013 Sampling emisi gas dan air
buangan.
Pabrik Asam Phospat
Pabrik Phonska IV
Pabrik ZA I
19-21 Juni 2013 Analisis kadar CaO, P2O5, dan SO3
dalam Cement Retarder dengan
menggunakan pelarut HCl 1:1.
Lab. Uji Kimia
24-26 Juni 2013 Analisis kadar CaO, P2O5, dan SO3
dalam Cement Retarder dengan
menggunakan pelarut HCl 1:5.
Lab. Uji Kimia
27 Juni 2013 Kunjungan Dosen Pembimbing Lab. Uji Kimia
28 Juni 2013 Pengolahan data hasil analisis dan
Penutupan PKL.
Lab. Uji Kimia
Tabel 1. Jadwal kegiatan PKL di PT. Petrokimia Gresik.
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
5 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
BAB II
KEGIATAN YANG DILAKUKAN
2.1 PENGUJIAN KADAR CaO, P2O5, dan SO3 DALAM GYPSUM DENGAN
PELARUT ASAM KLORIDA 1:1 DAN 1:5
Pada umumnya proses analisis kandungan CaO, P2O5 dan SO3 pada Gypsum
(Cement Retarder) di Petrokimia Gresik dilakukan secara terpisah. Proses preparasi
ketiganya membutuhkan jumlah zat dan pelarut yang berbeda, sehingga membutuhkan
waktu dan reagen yang cukup banyak. Padahal dalam satu tahun kapasitas produksi
Gypsum (Cement Retarder) sebesar 440.000 ton. Dalam satu hari setidaknya ada 10.000
ton Cement Retarder (CR) yang diproduksi. Oleh karena itu diperlukan metode yang
efisien dalam pengujian kadar CaO, P2O5 dan SO3 yang dilakukan di pabrik sehingga dapat
menghemat waktu dan biaya.
Pada kesempatan Praktik Kerja Lapangan ini, pihak instansi dan mahasiswa Praktik
Kerja Lapangan berupaya untuk mencari jalan keluar. Dengan tujuan menghemat biaya
serta waktu produksi dan pengujian barang keluar dari pabrik, maka dilakukanlah analisis
pengujian kadar CaO, P2O5, dan SO3 dalam gypsum melalui satu tahap preparasi. Analisis
ini dilakukan karena sebenarnya tahap preparasi dari pengujian ketiga senyawa tersebut
hampir sama, perbedaannya terletak pada konsentrasi serta pelarut yang digunakan. Untuk
itu, dilakukan percobaan pengujian kadar CaO, P2O5, dan SO3 dengan 1 tahap preparasi
menggunakan perbandingan pelarut Asam Klorida 1:1 dan 1:5.
Gambar 1. Prosedur Kerja Analisis CaO, P2O5, dan SO3.
Gypsum (CaO, P2O5,
SO3
Preparasi Sampel (HCl
1:1)
Analisis CaO Analisis P2O5 Analisis SO3
Preparasi Sampel (HCl
1:5)
Analisis CaO Analisis P2O5 Analisis SO3
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
6 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam analisis uji kadar CaO, P2O5 dan SO3 adalah
sebagai berikut:
1. Cement Retarder
2. Aquabidest
3. HCl 37%
4. Asam Citrat
5. Ammonium Oksalat, (NH4)2C2O45%
6. Indikator BPB
7. Ammonium Hidroksida, NH4OH 10%
8. H2SO4 1:1
9. KmnO40.1746 N atau 0.1005N
10. Larutan standart P2O5 0,1 mg/Ml, 0,2 mg/Ml, 0,3mg/Ml, 0,4mg/Ml dan 0,5mg/Ml
11. Larutan molibdovanadat
12. BaCl2
13. Kertas Saring Whatmann 40.
Alat
Alat-alat yang digunakan pada analisis uji kadar CaO, P2O5 dan SO3 adalah sebagai
berikut:
1. Beaker gelas 50 ml
2. Beaker gelas 150 ml
3. Beaker gelas 400 ml
4. Beaker gelas 1000 ml
5. Labu ukur 100 ml
6. Pipet volume 5 ml
7. Pipet volume 10 ml
8. Pipet volume 25 ml
9. Corong gelas
10. Gelas arloji
11. Cawan gogh
12. Erlenmeyer
13. Erlenmeyer
14. Batang pengaduk
15. Hot plate
16. Buret
17. Neraca analitik
18. Magnetig stirer
19. Spektofotometer UV-Vis lamda 18
20. Desikator
21. Furnace
22. Penjepit
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
7 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
2.1.1 PREPARASI SAMPEL
Dengan Menggunakan Pelarut Asam Klorida 1:1
1. Ditimbang sampel (cement retarder) 1 gram pada neraca analisis
2. Dimasukkan dalam gelas beaket 150 ml
3. Ditambahkan 10 Ml HCl 37% dan 10 ml aquabides
4. Dipanaskan sampai mencapai setengah volume pada hot plate di dalam lemari asam
5. Diturunkan dari hot plate
6. Ditambahkan kembali aquabides sampai volume mencapai 40 Ml selama 10 menit
7. Dibiarkan larutan sampai hangat
8. Dimasukkan pada labu ukur 100 Ml
9. Ditambahkan aquabides sampai mencapai tanda batas labu ukur 100Ml
10. Dikocok sampai homogen
11. Disaring larutan dengan menggunakan kertas saring whatman 40
12. Filtrat yang dihasilkan digunakan untuk analisis CaO, P2O5, dan SO3
Dengan Menggunakan Pelarut Asam Klorida 1:5
1. Ditimbang sampel (cement retarder) 1 gram pada neraca analisis
2. Dimasukkan dalam gelas beaket 150 ml
3. Ditambahkan 10 Ml HCl 37% dan 50 ml aquabides
4. Dipanaskan sampai mencapai setengah volume pada hot plate di dalam lemari asam
5. Diturunkan dari hot plate
6. Ditambahkan kembali aquabides sampai volume mencapai 40 Ml selama 10 menit
7. Dibiarkan larutan sampai hangat
8. Dimasukkan pada labu ukur 100 Ml
9. Ditambahkan aquabides sampai mencapai tanda batas labu ukur 100Ml
10. Dikocok sampai homogen
11. Disaring larutan dengan menggunakan kertas saring whatman 40
12. Filtrat yang dihasilkan digunakan untuk analisis CaO, P2O5, dan SO3
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
8 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
2.1.2 ANALISIS KADAR CaO DALAM GYPSUM (Cement Retarder)
Metode yang digunakan dalam penentuan ini ialah titrasi permanganometri.
Prinsipnya yaitu sejumlah contoh uji hasil preparasi sampel gypsum direaksikan dengan
ammonium oksalat dan ditambahkan ammonium hidroksida sampai pH 3,5. Ca oksalat
yang terbentuk dititrasi dalam keadaan panas dengan kalium permanganat.
Reaksi yang terjadi:
Ca2+
+ C2O42-
↔ CaC2O4 ↓ (putih)
CaC2O4 + 2 H+ ↔ Ca
2+ + H2C2O4
5 H2C2O4 + 2 MnO4- + 6 H
+ ↔ 10 CO2 + 8 H2O + 2Mn
2+
Perhitungan:
Keterangan:
Berat setara CaO : 28
Analisis dilakukan sebanyak sepuluh kali tiap pelarut sehingga dihasilkan sepuluh
data dari tiap pelarut. Pada analisis menggunakan pelarut Asam Klorida 1:1 didapatkan
rata-rata kadar CaO dalam gypsum (cement retarder) sebesar 31,6434 %, sedangkan pada
analisis menggunakan pelarut Asam Klorida 1:5 didapatkan rata-rata kadar CaO dalam
gypsum (cement retarder) sebesar 30,5958%.
2.1.2.1 Prosedur Kerja
1. Dipipet filtrat sebanyak 25 mL ke dalam gelas beaker 400 mL
2. Ditambahkan aquabides sampai volume mencapai 250 mL
3. Dipanaskan di atas hot plate
4. Ditambahkan ± 2 gram asam sitrat
5. Ditambahkan ammonium oksalat 5%
6. Ditambahkan 3 tetes indikator BPB
7. Ditambahkan ammonium hidroksida 10%
8. Dibiarkan hingga endapan mengendap sempurna (±2 jam)
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
9 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
9. Disaring dengan kertas saring whatmann 40, filtrat dimasukkan kedalam filtering
flask. Endapan yang tersisa di beaker glass dibilas dengan aquabides panas, hingga
tidak ada endapan tersisa.
10. Endapan di kertas saring dicuci dengan aquabides panas sampai tidak ada kandungan
Cl dalam endapan. (Menguji kandungan Cl dengan cara meneteskan filtrat dari
penyaringan ke dalam larutan AgNO3).
11. Ditaruh endapan dan kertas saring ke dalam beaker glass 400 mL lalu dituangkan 10
mL H2SO4 1:1 dan aquabides panas sampai 250 mL.
12. Larutan dititrasi dengan KMnO4 0,1746 N hingga berwarna merah muda. Lalu dicatat
volume KMnO4 yang dibutuhkan.
2.1.3 ANALISIS KADAR P2O5 DALAM GYPSUM (Cement Retarder)
Metode yang digunakan dalam analisis kadar P2O5 adalah dengan metode
spekrofotometri UV-Visible. Penetapan berdasarkan pengukuran intensitas warna yang
terbentuk bila fosfor membentuk kompleks dengan ammonium molibdovanadat, dengan
persamaan reaksi :
3H3PO4(aq) + 12(NH4)2MoO4(aq) + 12(NH4)VO4(aq) + 42H+
(aq) →
(NH4)3(PO4)212MoO312VO3.24H2O(kuning) + 42NH4+
(aq)
Pada analisis P2O5 dalam gypsum, dibutuhkan kurva standart untuk menentukan
kadar P2O5 dari suatu sampel tersebut. Kurva dibuat dengan cara menganalisis larutan P2O5
dengan deret konsentrasi 0,1mg/mL, 0,2mg/mL, 0,3mg/mL, 0,4mg/mL dan 0,5mg/mL
menggunakan spektrofotometer UV-Visible.
Perhitungan :
Keterangan : A : Absorbansi (nm)
Fk : Faktor kemiringan (mg/mL)
Fp : factor pengenceran (mL)
W : berat sampel (mg)
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
10 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
Analisis dilakukan sebanyak sepuluh kali tiap pelarut sehingga dihasilkan sepuluh
data dari tiap pelarut. Pada analisis menggunakan pelarut Asam Klorida 1:1 didapatkan rata-
rata kadar P2O5 dalam gypsum (cement retarder) sebesar 0,87768 %, sedangkan pada
analisis menggunakan pelarut Asam Klorida 1:5 didapatkan rata-rata kadar P2O5 dalam
gypsum (cement retarder) sebesar 0,95098 %.
2.1.3.1 Pembuatan Kurva Larutan Standart
1. Disiapkan larutan standart P2O5 0,1 mg/mL, 0,2 mg/mL, 0,3mg/mL, 0,4mg/mL dan
0,5mg/mL
2. Dipipet masing-masing larutan sebanyak 5mL
3. Dimasukkan ke dalam labu ukur 100mL
4. Ditambahkan aquabides hingga volume mencapai 50mL
5. Ditambahkan larutan ammonium molibdovanadat (reagen AB)
6. Dikocok hingga homogen
7. Didiamkan selama 15 menit untuk pengembangan warna
8. Diambil sebagian larutan ke dalam kuvet
9. Di masukkan bersamaan dengan blanko
10. Dibaca absorbansi menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan panjang
gelombang 420 nm
11. Dibuat kurva standart absorbansi versus konsentrasi
Tabung ke- Konsentrasi P2O5 (mg/mL) Absorbansi (n)
Blanko 0 0
1 0,1 0,1099
2 0,2 0,2101
3 0,3 0,3141
4 0,4 0,4211
5 0,5 0,5165
Tabel 2. Data Absorbansi Larutan Standar P2O5.
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
11 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
Gambar 2. Kurva Kalibrasi Larutan Standar P2O5.
2.1.3.2 Prosedur Kerja
1. Dipipet filtrat sebanyak 5 mL ke dalam labu ukur 100 mL
2. Dimasukan ke dalam labu ukur 100 ml dan ditambahakan 5 mL ammonium molibdat
vanadate
3. Ditambahkan aquabides sampai tanda batas
4. Didiamkan selama 15 menit
5. Dibaca absorbansinya menggunakan spektrofotometri UV-VIS dengan panjang
gelombang 425 nm.
2.1.4 ANALISIS KADAR SO3 DALAM GYPSUM (Cement Retarder)
Penentuan SO3 ditetapkan degan metode gravimetric , dengan menambahkan larutan
BaCl2 panas ke dalam larutan panas dari sampel sehingga ion SO42-
yang teradapat dalam
gypsum dapat diendapkan sebagai BaSO4. Keadaan suhu yang tinggi bertujuan untuk
mempercepat tumbukan partikel yang berlangsung dalam larutan, sehingga endapan yang
terbentuk optimal.
Persamaan reaksi yang terjadi yaitu :
SO42-
(aq) + BaCl2(aq) → BaSO4(s) + 2Cl-(aq)
y = 4,8805x - 0,0341 R² = 0,9997
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
Ab
sorb
ansi
Konsentrasi
Kurva Kalibrasi Larutan Standart P2O5
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
12 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
Perhitungan :
Analisis dilakukan sebanyak sepuluh kali tiap pelarut sehingga dihasilkan sepuluh
data dari tiap pelarut. Pada analisis menggunakan pelarut Asam Klorida 1:1 didapatkan rata-
rata kadar SO3 dalam gypsum (cement retarder) sebesar 43,926 %, sedangkan pada analisis
menggunakan pelarut Asam Klorida 1:5 didapatkan rata-rata kadar SO3 dalam gypsum
(cement retarder) sebesar 43,429 %.
2.1.4.1 Prosedur Kerja
1. Dipipet filtrat sebanyak 25 mL ke dalam gelas beaker 400 mL.
2. Ditambahkan aquabides sampai 250 mL lalu dipanaskan.
3. Ditambah BaCl2 panas sebanyak 10 mL.
4. Dipanaskan larutan selama ± 3 jam dengan suhu rendah (40-700C).
5. Endapan yang terbentuk disaring dengan cawan gogh dengan ukuran 4.
6. Endapan dan cawan dimasukkan ke dalam furnace dengan suhu 285 ºC selama ± 2
jam.
7. Didinginkan sebentar cawan dan endapan di dalam desikator.
8. Ditimbang berat keseluruhan.
9. Dihitung berat endapan.
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
13 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
2.2 OPTIMASI PENGUJIAN KADAR CaO, P2O5, dan SO3 DALAM GYPSUM
MENGGUNAKAN PELARUT ASAM KLORIDA 1:1 DAN 1:5 DENGAN HASIL
UJI STANDARNYA
Untuk menguji keakuratan hasil analisis, maka dilakukan analisis variasi dari hasil
percobaan yang dilakukan dengan hasil pengujian standarnya. Pengujian standar kadar
CaO, P2O5, dan SO3 dalam gypsum jaminan mutu di PT. Petrokimia Gresik dilakukan
dengan metode ASTM C 471M-2006 (Pelarut HCl 1:5) untuk CaO, metode SNI 15-
0715-1989 (Pelarut HClO4 : HNO3 15 : 9) untuk P2O5 dan ASTM C 471M-2006 (Pelarut
HCl 1 : 5) untuk SO3.
Sebelum diuji dengan hasil pengujian standarnya, hasil data dari kedua kelompok
dianalisis variasi datanya untuk mengetahui apakah parameter kedua populasi berbeda
atau tidak. Maka uji statistik yang digunakan disebut uji beda dua mean. Umumnya,
pendekatan yang dilakukan bisa dengan distribusi Z (uji Z), ataupun distribusi t (uji t).
Uji Z dapat digunakan bila (1) standar deviasi populasi (σ) diketahui, dan (2)
jumlah sampelnya besar (> 30). Bila kedua syarat tersebut tidak terpenuhi, maka jenis uji
yang digunakan adalah uji t dua sampel (two sample t-test). Karena data yang diperoleh
tidak memenuhi syarat di atas, maka pengujiannya dilakukan dengan menghitung
distribusi t data.
Berdasarkan hubungan antar populasinya, uji t dapat digolongkan kedalam dua
jenis uji, yaitu dependent sample t-test, dan independent sample t-test:
a. Dependent sample t-test atau sering diistilahkan dengan Paired Sampel t-Test, adalah
jenis uji statistika yang bertujuan untuk membandingkan rata-rata dua grup yang saling
berpasangan. Sampel berpasangan dapat diartikan sebagai sebuah sampel dengan
subjek yang sama namun mengalami 2 perlakuan atau pengukuran yang berbeda, yaitu
pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan sebuah treatment.
Syarat jenis uji ini adalah: (a) data berdistribusi normal; (b) kedua kelompok data
adalah dependen (saling berhubungan/berpasangan); dan (c) jenis data yang digunakan
adalah numeric dan kategorik (dua kelompok).
Rumus t-test yang digunakan untuk sampel berpasangan (paired) adalah:
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
14 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
b. Independent sample t-test adalah jenis uji statistika yang bertujuan untuk
membandingkan rata-rata dua grup yang tidak saling berpasangan atau tidak saling
berkaitan. Tidak saling berpasangan dapat diartikan bahwa penelitian dilakukan untuk
dua subjek sampel yang berbeda. Prinsip pengujian uji ini adalah melihat perbedaan
variasi kedua kelompok data, sehingga sebelum dilakukan pengujian, terlebih dahulu
harus diketahui apakah variannya sama (equal variance) atau variannya berbeda
(unequal variance).
Homogenitas varian diuji berdasarkan rumus:
Data dinyatakan memiliki varian yang sama (equal variance) bila F-Hitung < F-Tabel,
dan sebaliknya, varian data dinyatakan tidak sama (unequal variance) bila F-Hitung >
F-Tabel.
Bentuk varian kedua kelompok data akan berpengaruh pada nilai standar error yang
akhirnya akan membedakan rumus pengujiannya.
Uji t untuk varian yang sama (equal variance) menggunakan rumus Polled Varians:
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
15 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
Uji t untuk varian yang berbeda (unequal variance) menggunakan rumus Separated
Varians:
Merujuk pada penjelasan di atas, maka hasil analisis menggunakan pelarut Asam
Klorida 1:1 dan Asam Klorida 1:5 diuji dengan menggunakan uji independent sample t-
test.
2.2.1. Perbandingan Pengujian Kadar CaO dalam Gypsum Menggunakan Pelarut HCl
1:1 dan HCl 1:5
Langkah pertama ialah membuat hipotesis. Hipotesis yang disusun ialah hipotesis
dua arah.
Ho = Besaran kadar CaO dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:1 = Besaran kadar
CaO dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:5
H1 = Besaran kadar CaO dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:1 ≠ Besaran kadar CaO
dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:5
Selanjutnya, menentukan homogenitas varians kedua kelompok data. Tahap ini sebagai
penentu penggunaan rumus uji t yang digunakan.
Pada data hasil analisis didapatkan bahwa varians dinyatakan tidak sama (unequal
variance). Hal ini dikarenakan harga F-hitung > F-tabel, sehingga digunakanlah uji t
dengan rumus Separated Variance:
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
16 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
Sehingga diperoleh data sebagai berikut.
tabung ke- CaO HCl 1:1
(%)
CaO HCl 1:5
(%)
1 29.216 31.656
2 31.76 32.652
3 32.59 32.507
4 32.74 30.125
5 31.757 29.101
6 32.81 29.259
7 30.859 28.775
8 31.503 30.49
9 31.852 30.561
10 31.347 30.832
varians 1.127185822 1.847921067
F-hitung 1.639411205
F-tabel(α,df1, df2) 0.314574906
keterangan unequal variance
t hitung 0.071710984
t table 2.262157163
Tabel 3. Data Uji t Kadar CaO Menggunakan Pelarut HCl 1:1 dan HCl 1:5
Dari data tersebut diperoleh hasil t-hitung < t-tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa H0
diterima. Besaran kadar CaO dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:1 = Besaran kadar
CaO dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:5.
2.2.2. Perbandinga Pengujian Kadar P2O5 dalam Gypsum Menggunakan Pelarut HCl
1:1 dan HCl 1:5
Langkah pertama ialah membuat hipotesis. Hipotesis yang disusun ialah hipotesis
dua arah.
Ho = Besaran kadar P2O5 dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:1 = Besaran kadar
P2O5 dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:5
H1 = Besaran kadar P2O5 dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:1 ≠ Besaran kadar
P2O5 dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:5
Selanjutnya, menentukan homogenitas varians kedua kelompok data. Tahap ini sebagai
penentu penggunaan rumus uji t yang digunakan.
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
17 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
Pada data hasil analisis didapatkan bahwa varians dinyatakan tidak sama (unequal
variance). Hal ini dikarenakan harga F-hitung > F-tabel, sehingga digunakanlah uji t
dengan rumus Separated Variance:
Sehingga diperoleh data sebagai berikut.
tabung ke- P2O5 HCl 1:1 P2O5 HCl 1:5
1 0.8775 0.9161
2 0.906 0.9653
3 0.9047 0.8967
4 1.0246 0.9375
5 0.9051 0.9338
6 0.8865 0.9378
7 0.8525 0.9378
8 0.7928 0.9955
9 0.8043 1.0021
10 0.8228 0.9872
varians 0.004464706 0.001233273
F-hitung 3.620209495
F-tabel(α,df1, df2) 0.314574906
keterangan unequal variance
t hitung 0.008529078
t table 2.262157163
Tabel 4. Data Uji t Kadar P2O5 Menggunakan Pelarut HCl 1:1 dan HCl 1:5.
Dari data tersebut diperoleh hasil t-hitung < t-tabel sehingga dapat disimpulkan
bahwa H0 diterima. Besaran kadar P2O5 dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:1 =
Besaran kadar P2O5 dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:5.
2.2.3. Perbandingan Pengujian Kadar SO3 dalam Gypsum Menggunakan Pelarut HCl
1:1 dan HCl 1:5
Langkah pertama ialah membuat hipotesis. Hipotesis yang disusun ialah hipotesis
dua arah.
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
18 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
Ho = Besaran kadar SO3 dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:1 = Besaran kadar SO3
dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:5
H1 = Besaran kadar SO3 dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:1 ≠ Besaran kadar SO3
dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:5
Selanjutnya, menentukan homogenitas varians kedua kelompok data. Tahap ini sebagai
penentu penggunaan rumus uji t yang digunakan.
Pada data hasil analisis didapatkan bahwa varians dinyatakan tidak sama (unequal
variance). Hal ini dikarenakan harga F-hitung > F-tabel, sehingga digunakanlah uji t
dengan rumus Separated Variance:
Sehingga diperoleh data sebagai berikut.
tabung ke- SO3 HCl 1:1 SO3 HCl 1:5
1 44.5 44.02
2 44.36 44.56
3 43.04 40.23
4 44.27 44.04
5 44.85 43.8
6 44.7 43.38
7 44.41 42.58
8 42.88 44.69
9 43.55 43.84
10 42.7 43.15
varians 0.649648889 1.659232222
F-hitung 2.554044578
F-tabel(α,df1, df2) 0.314574906
keterangan unequal variance
t hitung 0.317256279
t table 2.262157163
Tabel 5. Data Uji t Kadar SO3 Menggunakan Pelarut HCl 1:1 dan HCl 1:5.
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
19 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
Dari data tersebut diperoleh hasil t-hitung < t-tabel sehingga dapat disimpulkan
bahwa H0 diterima. Besaran kadar SO3 dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:1 =
Besaran kadar SO3 dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:5.
Selain perbandingan antar pelarut, dilakukan pula optimasi hasil pengujian kadar CaO,
P2O5, dan SO3 tiap pelarut dengan hasil pengujian standarnya. Tujuannya untuk mengetahui hasil
data dengan pelarut mana yang lebih mirip atau sesuai dengan hasil data pengujian standar.
Pengujian standar kadar CaO, P2O5, dan SO3 dalam gypsum jaminan mutu di PT. Petrokimia
Gresik dilakukan dengan metode ASTM C 471M-2006 (Pelarut HCl 1:5) untuk CaO, metode
SNI 15-0715-1989 (Pelarut HClO4 : HNO3 15 : 9) untuk P2O5 dan ASTM C 471M-2006
(Pelarut HCl 1 : 5) untuk SO3.
Proses optimasi dilakukan dengan cara membandingkan koefisien keragaman dari tiap
kelompok data hasil analisis dengan koefisien keragaman dari kelompok data hasil pengujian
standar. Apabila koefisien keragaman besar maka dapat dinyatakan kelompok data tersebut tidak
stabil dan kurang mirip dengan hasil pengujian standarnya.
Berikut merupakan tabel data hasil optimasi data analislis kadar CaO dalam gypsum
(cement retarder) menggunakan pelarut HCl 1:1 dan HCl 1:5 dengan data analisis kadar CaO
dalam gypsum jaminan mutu menggunakan metode ASTM C 471M-2006 (Pelarut HCl 1:5).
Tabung ke- standar CaO 1:1 CaO 1:5
1 31.251 29.216 31.656
2 31.365 31.76 32.652
3 31.11 32.59 32.507
4 30.064 32.74 30.125
5 31.842 31.757 29.101
6 32.011 32.81 29.259
7 31.452 30.859 28.775
8 31.674 31.503 30.49
9 30.872 31.852 30.561
10 31.334 31.347 30.832
average 31.2975 31.6434 30.5958
standar deviasi 0.549441 1.06169 1.359383
varians 0.301885 1.127186 1.847921
koefisien keragaman 1.755541 3.355171 4.443037
Tabel 6. Data Optimasi Kadar CaO Menggunakan Pelarut HCl 1:1 dan HCl 1:5 dengan Metode Standarnya.
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
20 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
Dari data tabel di atas didapatkan bahwa, koefisien keragaman (KK) dari kelompok data
analisis kadar CaO menggunakan pelarut HCl 1:5 jauh berbeda dari KK analisis kadar CaO
secara standar dengan metode ASTM C 471M-2006 (Pelarut HCl 1:5). Sehingga analisis yang
lebih optimal (mendekati data standar) ialah analisis kadar CaO menggunakan pelarut HCl 1:1.
Adapun mengenai pengujian kadar P2O5 dalam gypsum, juga dilakukan perlakuan yang
sama guna mengetahui data dan analisis yang lebih optimal.
Berikut merupakan tabel data hasil optimasi data analisis kadar P2O5 dalam gypsum
(cement retarder) menggunakan pelarut HCl 1:1 dan HCl 1:5 dengan data analisis kadar P2O5
dalam gypsum jaminan mutu menggunakan metode SNI 15-0715-1989 (Pelarut HClO4 : HNO3
15 : 9).
tabung ke- standar P2O5 HCl 1:1 P2O5 HCl 1:5
1 0.817 0.8775 0.9161
2 0.887 0.906 0.9653
3 0.9047 0.9047 0.8967
4 0.855 1.0246 0.9375
5 0.9051 0.9051 0.9338
6 0.8865 0.8865 0.9378
7 0.8525 0.8525 0.9378
8 0.846 0.7928 0.9955
9 0.8022 0.8043 1.0021
10 0.847 0.8228 0.9872
Average 0.8603 0.87768 0.95098
standar deviasi 0.035117 0.066818457 0.035117985
Varians 0.001233 0.004464706 0.001233273
koefisien keragaman 4.081894 7.61307734 3.692820592
Tabel 7. Data Optimasi Kadar P2O5 Menggunakan Pelarut HCl 1:1 dan HCl 1:5 dengan Metode Standarnya.
Dari tabel data di atas, dapat diketahui bahwa kelompok data analisis kadar P2O5
menggunakan pelarut HCl 1:1 memiliki koefisien keragaman (KK) yang besar, jauh
dibandingkan dengan KK dari kelompok data analisis kadar P2O5 menggunakan metode
standarnya, SNI 15-0715-1989 (Pelarut HClO4 : HNO3 15 : 9). Artinya analisis kadar P2O5
menggunakan pelarut HCl 1:1 kurang optimal dibanding analisis kadar P2O5 menggunakan
pelarut HCl 1:5.
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
21 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
Tidak berbeda dengan analisis yang sebelumnya, untuk mengoptimasi analisis kadar SO3
yang telah dilakukan, maka perlu dilakukan perbandingan data dari analisis kadar SO3
menggunakan pelarut HCl 1:1 dan HCl 1:5 dengan data dari analisis kadar SO3 menggunakan
metode standarnya, ASTM C 471M-2006 (Pelarut HCl 1 : 5).
Berikut merupakan tabel data hasil optimasi data analisis kadar SO3 dalam gypsum
(cement retarder) menggunakan pelarut HCl 1:1 dan HCl 1:5 dengan data analisis kadar SO3
dalam gypsum jaminan mutu menggunakan metode ASTM C 471M-2006 (Pelarut HCl 1 : 5).
tabung ke- standar SO3 HCl 1:1 SO3 HCl 1:5
1 44.153 44.5 44.02
2 43.334 44.36 44.56
3 44.225 43.04 40.23
4 43.267 44.27 44.04
5 42.867 44.85 43.8
6 44.168 44.7 43.38
7 44.446 44.41 42.58
8 43.875 42.88 44.69
9 42.996 43.55 43.84
10 43.011 42.7 43.15
Average 43.6342 43.926 43.429
standar deviasi 0.599015 0.806007996 1.288111883
Varians 0.358819 0.649648889 1.659232222
koefisien keragaman 1.372811 1.834922359 2.966017828
Tabel 8 . Data Optimasi Kadar P2O5 Menggunakan Pelarut HCl 1:1 dan HCl 1:5 dengan Metode Standarnya.
Dari data tabel di atas, didapatkan bahwa koefisien keragaman (KK) dari kelompok data
analisis kadar SO3 menggunakan pelarut HCl 1:5 jauh berbeda dari KK analisis kadar SO3 secara
standar dengan metode ASTM C 471M-2006 (Pelarut HCl 1 : 5). Sehingga analisis yang lebih
optimal (mendekati data standar) ialah analisis kadar SO3 menggunakan pelarut HCl 1:1.
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
22 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pada analisis menggunakan pelarut Asam Klorida 1:1 didapatkan rata-rata kadar CaO
sebesar 31,6434 %, rata-rata kadar P2O5 sebesar 0,87768 %, rata-rata kadar SO3 43,926 %,
sedangkan pada analisis menggunakan pelarut Asam Klorida 1:5 didapatkan rata-rata kadar
CaO sebesar 30,5958%, P2O5 sebesar 0,95098 %, SO3 sebesar 43,429 %.
2. Dari perbandingan hasil uji t, didapatkan:
Besaran kadar CaO dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:1 = Besaran kadar CaO dalam
gypsum dengan pelarut HCl 1:5.
Besaran kadar P2O5 dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:1 = Besaran kadar P2O5
dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:5.
Besaran kadar SO3 dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:1 = Besaran kadar SO3 dalam
gypsum dengan pelarut HCl 1:5.
3. Berdasarkan hasil optimasi menurut perbandingan variasi dan koefisien keseragaman
dengan data standarnya,diperoleh hasil sebagai berikut:
Analisis kadar CaO dalam gypsum (Cement Retarder) menggunakan pelarut HCl 1:1
lebih optimal dibanding analisis kadar CaO dalam gypsum (Cement Retarder)
menggunakan pelarut HCl 1:5.
Analisis kadar P2O5 dalam gypsum (Cement Retarder) menggunakan pelarut HCl 1:5
lebih optimal dibanding analisis kadar P2O5 dalam gypsum (Cement Retarder)
menggunakan pelarut HCl 1:1.
Analisis kadar SO3 dalam gypsum (Cement Retarder) menggunakan pelarut HCl 1:1
lebih optimal dibanding analisis kadar SO3 dalam gypsum (Cement Retarder)
menggunakan pelarut HCl 1:5.
4. Analisis kadar CaO dan SO3 dalam gypsum (Cement Retarder) dapat dilakukan dengan
satu tahap preparasi yang sama, sedangkan analisis kadar P2O5 tidak.
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
23 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
3.2 Saran
Semoga terjalin hubungan yang baik antara pihak PT. Petrokimia Gresik dengan pihak
Universitas Negeri Malang (UM) khususnya Program Studi Kimia dalam rangka
pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia tetap terjaga dan lebih ditingkatkan lagi.
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
24 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
DAFTAR PUSTAKA
Brown, D.W., Floyd, A.J., & Sainsbury, M. 1988. Organic Spectroscopy. New York: John Wiley
& Sons.
Day, R.A. & Underwood, A.L. 1981. Analisis Kimia Kuatitafif. Terjemahan dari R. Soendoro.
Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari Quantitatif Analysis Chemistry.
Hardjono, Sastrohamidjojo. 1991. Spektroskopi. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
Kirk, Othmer. 1968. Encyclopedia Of Chemical Technology, Second Edition vol.15.
Lide, David. (1980-1981). CRC Handbook of Chemistry and Physics (edisi ke 61). CRC Press.
Moersidi, Sediyarso. 1998. Pospat Alam sebagai pupuk P untuk Budidaya Pertanian.
Perry, R. 1984. Chemical Engineers’ Handbook (edisi ke6-th). McGraw HillBook Company.
ISBN 0-07-049479-7.
Petroleum ( Refinery process ) to Poison Economic. Page 233-275.
Setyowati, Hani. 2012. Laporan Praktik Kerja Lapangan. Yogyakarta: Unv. Islam Indonesia.
Sudjadi. 1983. Penentuan Struktur Senyawa Organik. Jakarta: Ghalia.
Sutrisno. 2011. Spektroskopi Molekul Organik. Batu: Penerbit Cakrawala Indonesia.
Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Edisi Keempat). Malang:
Penerbit & Percetakan Unv. Negeri Malang.
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
25 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
LAMPIRAN
PROFIL PT. PETROKIMIA GRESIK
4.1 Sejarah
PT. Petrokimia Gresik merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam lingkup
Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Pada mulanya pabrik pupuk yang hendak dibangun
di Jawa Timur ini disebut Proyek Petrokimia Surabaya dimana pemerintah telah merancang
keberadaannya sejak tahun 1956 melalui Biro Perancang Negara (BPN). Nama Petrokimia
sendiri berasal dari “Petroleum chemical” yang disingkat menjadi Petrochemical, yaitu bahan-
bahan kimia yang berasal dari minyak dan gas alam.
Proyek Petrokimia Surabaya ini didirikan berdasarkan ketetapan MPRS No. II tahun
1960 sebagai Proyek Prioritas dalam pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana tahap I
(1961 - 1969) dan diperkuat dengan Surat Keputusan Presiden RI No. 260 tahun 1960.
Pelaksanaan proyek pada 1964 atas dasar Instruksi Presiden no. 1 tahun 1963 dan selaku
Kontraktor Cosindit SpA dari Italia. Gresik dipilih sebagai lokasi pabrik pupuk merupakan hasil
studi kelayakan pada tahun 1962 oleh Badan Persiapan Proyek-Proyek Industri (BP3I) yang
dikoordinir Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan.
Pembangunan proyek sempat terhenti sebelum tahun 1968 karena pada tahun tersebut
terjadi krisis moneter. Pada tahun 1969 proyek dijalankan kembali hingga akhirnya proyek
tersebut dapat beroperasi kembali untuk pertama kalinya pada Maret 1970. Pada tanggal 10 Juli
1972, PT. Petrokimia Gresik diresmikan penggunaannya oleh Presiden Soeharto yang kemudian
diabadikan sebagai Hari Jadi PT Petrokimia Gresik dengan bentuk badan usaha Perusahaan
Umum (Perum) dengan produknya yang masih berupa pupuk urea dan pupuk ZA.
Pada tanggal 10 Juli 1975 badan usaha Petrokimia Gresik berubah menjadi Persero (milik
lebih dari penanam modal) sehingga namanya menjadi PT. Petrokimia Gresik (Persero). Setelah
berkembang selama 20 tahun, pada tahun 1997 berdasarkan PP No. 28/1997, PT. Petrokimia
Gresik menjadi anggota holding dengan PT. Pupuk Sriwijaya. Sampai dengan saat ini PT.
Petrokimia Gresik telah memiliki 15 pabrik yang menghasilkan produk pupuk dan non pupuk.
Produk pupuk disini meliputi pupuk urea, SP-36 I, SP-36 II, ZA I/II/III, phonska, NPK blending,
kalium sulfat dan NPK granulasi. Sedangkan produk non pupuk antara lain amoniak, asam sulfat,
asam fosfat, cement retarder dan aluminium fluorida.
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
26 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
4.2 Lokasi Industri
PT. Petrokimia Gresik menempati lahan kompleks seluas 450 Ha dimana lahan tersebut
sudah ditempati dan dikelola semua sehingga tidak ada lahan kosong lagi. Daerah-daerah yang
ditempati antara lain :
1. Kecamatan Gresik meliputi Desa Ngipik, Desa Tlogopojok, Desa Sukorame, Desa Karang
Turi, Desa Lumpur
2. Kecamatan Kebomas meliputi Desa Tlogopatut, Desa Randuagung, Desa Kebomas
3. Kecamatan Manyar meliputi Desa Pojok Pesisir, Desa Rumo Meduran, Desa Tepen.
4.3 Visi dan Misi
4.3.1 Visi
Visi PT. Petrokimia Gresik, yaitu : “Menjadi produsen pupuk dan produk kimia lainnya
yang berdaya saing tinggi dan produknya paling diminati konsumen”.
4.3.2 Misi
Misi PT. Petrokimia Gresik, yaitu :
1. Mendukung penyediaan pupuk nasional untuk tercapainya program swasembada pangan.
2. Meningkatkan hasil usaha untuk menunjang kelancaran kegiatan operasional dan
pengembangan usaha.
3. Mengembangkan potensi usaha untuk pemenuhan industri kimia nasional dan berperan aktif
dalam community development.
4. Mengutamakan keselamatan, kesejahteraan dan kesehatan kerja dalam setiap kegiatan
operasional.
5. Memanfaatkan profesionalisme untuk peningkatan kepuasan pelanggan.
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
27 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
DIREK
TUR U
TAMA
STAF
UTAM
AKO
MP.
PABR
IK I
KOMP
.
PABR
IK II
KOMP
.
PABR
IK III
KOMP
.
TEKN
OLOG
I
DIR.
PROD
UKSI
DIR.
TEKN
IK & P
ENGE
MBAN
GAN
DIR.
PEMA
SARA
N
DIR.
KEUA
NGAN
DIR.
SDM
& UMU
M
DEP. PEMELIHARAAN I
DEP. PRODUKSI I
DEP. PEMELIHARAAN II
DEP. PRODUKSI II
DEP. PEMELIHARAAN III
DEP. PRODUKSI III
B. INSPEKSI TEKNIK
BIRO PROSES & LAB
BIRO LINGKUNGAN & K3
STAF UTAMA MUDA
KOMP
.
PENG
ADAA
N
KOMP
.
ENGIN
EERIN
GKO
MP.
PENG
EMBA
NGAN
BIRO PENGADAAN
BIRO PERENCANAAN & GUDANG MATERIAL
DEP. PERALATAN & PERMESINAN
BIRO JASA TEKNIK & KONSTRUKSI
BIRO RANCANG BANGUN
DEP PRASARANA PABRIK & KAWASAN
BIRO PENGEMBANGAN USQ
BIRO TEKNOLOGI INFORMASI
KOMP
.
PENJ
UALA
N WIL
I
KOMP
.
PENJ
UALA
N WIL
II
KOMP
.
PEMA
SARA
N
DEP PENJUALAN WIL I
DEP DISTRIBUSI WIL I
DEP PENJUALAN INDUSTRI & PERKEBUNAN I
DEP PENJUALAN WIL II
DEP DISTRIBUSI WIL II
DEP PENJUALAN INDUSTRI & PERKEBUNAN II
BIRO BANK PASAR & APLIKASI PRODUK
BIRO PELAYANAN & KOMUNIKASI PRODUK
BIRO PERENCANAAN PEMASARAN
KOMP
.
ADMI
NISTR
ASI
KEUA
NGAN
KOMP
.
PERE
NCAN
AAN &
PENG
ENDA
LIAN
USAH
A
DEP. KEUANGAN
DEP. AKUNTANSI
DEP. PERWAKILAN JAKARTA
BIRO MENEJEMEN RESIKO
BIRO ANGGARANSE
KRET
ARIS
PERU
SAHA
AN
KOMP
.
SDM
BIRO UMUM & SEKRETARIAT
BIRO. HUKUM
BIRO.HUMAS
BIRO PENDIDIKAN & PELATIHAN
BIRO PERSONALIA
BIRO ORGANISASI & PROSEDUR
SATU
AN
PENG
AWAS
AN
INTER
N
BID. PENGAWASAN ADMINISTRASI
BID. PENGAWASAN OPERASIONAL
BIRO KEMITRAAN & LINGKUNGAN
DEP. KEAMANAN
4.4 Struktur Organisasi
Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Petrokimia Gresik.
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
28 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
4.5 Arti Logo
Gambar 2. Logo PT. Petrokimia Gresik.
4.5.1. Dasar Pemilihan Logo
Kerbau dengan warna kuning emas dipilih sebagai logo karena :
1. Penghormatan kepada daerah Kebomas dimana PT. Petrokimia Gresik berada di desa
Kebomas dan Kecamatan Kebomas.
2. Kerbau suka bekerja keras, mempunyai loyalitas dan jujur.
3. Dikenal luas masyarakat Indonesia dan merupakan sahabat petani.
4.5.2 Arti Logo
1. Warna kuning emas melambangkan keagungan.
2. Daun hijau berujung lima, mempunyai arti :
● Daun hijau melambangkan kesuburan dan kesejahteraan
● Berujung lima melambangkan sila-sila dari Pancasila
3. Huruf PG merupakan singkatan dari PT. Petrokimia Gresik
4. Warna putih melambangkan kesucian
Jadi arti logo secara kesuluruhan adalah : Dengan hati yang bersih berdasarkan kelima
sila Pancasila, PT. Petrokimia Gresik berusaha mencapai masyarakat yang adil dan makmur
untuk menuju keagungan Bangsa.
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
29 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
4.6 Unit Produksi
4.6.1 Unit Pabrik 1
4.6.1.1 Pabrik NH3 Cair)
Kapasitas Produksi : 445.000 T/th
Bahan Baku : Gas alam dan Udara
Bentuk / Sifat : Cairan, mudah menguap
Kemasan : Tangki isi 1.9 ton & 3.8 ton
Spesifikasi NH3 Cair ( SNI 06-0045-1987 ) :
NH3 % : 99.5 min
Air % : 0.5 maks
Minyak ppm : 10 maks
Kegunaan : Bahan baku ZA, Urea, NPK, DAP, Ammnium Chlorida,
Ammonium Nitrat dan Hydrazine.
4.6.1.2 Pabrik CO2 Cair
Kapasitas Produksi : 23.200 Ton/th
Bahan Baku : Pemurnian CO2 produk samping NH3
Bentuk/Sifat : Cairan, mudah menguap
Spesifikasi CO2 Cair ( SNI 06-0029-1987 ) :
CO2 % : 99.7 min
Air ppm : 0.05 maks
Kemasan : Tangki isi 4.5 ton dan Botol isi 30 kg
Kegunaan : Industri minuman berkarbonasi, Pemadam kebakaran,
Proses netralisasi, Mencega oksidasi pada pengelasan logam, Pengawetan daging /
gabah / sayuran / ikan / benih.
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
30 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
4.6.1.3 Pabrik O2 Cair
Kapasitas Produksi : 7.500 Ton/th
Bahan Baku : Udara
Bentuk/Sifat : Cairan, mudah menguap
Spesifikasi O2 Cair ( SNI 06-0031-1990 ) :
O2 % : 99.5 min
Kemasan : Tangki isi 4.5 ton
Kegunaan : Pengelasan, Pemotongan logam, Perbengkelan,
Penyulingan/pengilangan minyak, Peleburan logam, Pengecoran, Membuat gas sintesa
untuk produksi ammonia/methyl alcohol/Acetylene, gas injection dalam penjernihan
air, bidang kedokteran.
4.6.1.4 Pabrik N2 cair
Kapasitas Produksi : 8.000 Ton/th
Bahan Baku : Udara
Bentuk/Sifat : Cairan, mudah menguap
Spesifikasi N2 Cair ( SNI 06-0042-1987 ) :
N2 % : 99.7 min
O2 % : 0.05 maks
H2 ppm : 20 maks
CO2 ppm : 10 maks
Kemasan : Tangki isi 4.5 ton
Kegunaan : Pembuatan ammoniak, Cyanida, Pemadam kebakaran,
Pengawetan bahan makanan, Industri listrik.
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
31 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
4.6.1.5 Pabrik ZA I & III ((NH4)2SO4)
Kapasitas Produksi : 400.000 T/th
Bahan Baku : NH3 dan H2SO4
Bentuk/Sifat : Padatan Tidak Higroskopis, Mudah lrt dlm air
Spesifikasi ZA ( SNI 02-1760-2005 ) :
Nitrogen % : 20.8 min
Belerang % : 23.8 min
Asam bebas % : 0.1 maks
Kadar Air % : 1.0 maks
Kegunaan : Sebagai sumber unsur hara nitrogen dan belerang bagi
tanaman, bahan baku pembuatan herbisida
4.6.1.6 Pabrik Urea (NH2CONH2)
Kapasitas Produksi : 460.000 T/th
Bahan Baku : NH3 dan CO2
Bentuk/Sifat : Padatan higroskopis, mudah larut dalam air
Spesifikasi UREA ( SNI 02-2801-1998 ) :
Nitrogen % : 46 min
Biuret % : 1 maks
Kadar Air % : 0.5 maks
Kegunaan : Sebagai sumber unsur hara nitrogen bagi tanaman, bahan
baku pembuatan urea, formaldehid, melamin, sebagai unsur sumber nitrogen pada
pembuatan GA/MSG dan Lysine – HCl
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
32 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
4.6.2 Unit Pabrik II
4.6.2.1 Pabrik SP-36
Kapasitas Produksi : 1.000.000 T/th
Bahan Baku : Batuan fosfat (P. Rock), H3PO4 , dan H2SO4
Bentuk/Sifat : Padatan tidak Higroskopis, Mudah larut dalam air
Spesifikasi SP-36 ( SNI 02-3769-2005 ) :
P2O5 total % : 36 min
P2O5 CS 2% % : 34 min
P2O5 WS % : 30 min
Belerang % : 5 min
Asam bebas % : 6 maks
Kadar Air % : 5 maks
Kegunaan : Sebagai sumber unsur hara fosfat bagi tanaman
4.6.2.2 Pabrik SUPERPHOS (SP-18)
Kapasitas Produksi : 1.000.000 T/th
Bahan Baku : Batuan fosfat (P. Rock), H3PO4 , Clay dan H2SO4
Bentuk/Sifat : Padatan tidak higroskopis, mudah larut dalam air
Spesifikasi SUPERPHOS (SP-18) Peraturan Menteri Perindustrian :
P2O5 CS 2% % : 18 min
P2O5 WS % : 14 min
Belerang % : 6 min
Asam bebas % : 6 maks
Kadar Air % : 8 maks
Kegunaan : Sumber unsur hara fosfat bagi tanaman
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
33 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
4.6.2.3 Pabrik Phonska
Kapasitas Produksi : 300.000 T/th
Bahan Baku : H3PO4 , NH3 dan KCl
Bentuk/Sifat : Padatan Higroskopis, Mudah larut dalam air
Spesifikasi NPK padat ( SNI 02-2803-2000 ) : 15 – 15 – 15
Nitrogen total % : 6 min
P2O5 CS 2 % % : 6 min
K2O % : 6 min
Jumlah % : 30 min
Kadar Air % : 2 maks
Kegunaan : unsur hara fosfat, nitrogen, kalium, belerang tanaman.
4.6.2.4 Pabrik NPK Kebomas
Kapasitas Produksi : NPK Granule I, II, III, dan IV = 740.000 T/th
Bahan Baku : Tergantung formula N - P - K + (Mg/Zn/Cu/B/Fe)
Bentuk/Sifat : Padatan Higroskopis, Mudah larut dalam air
Spesifikasi NPK padat ( SNI 02-2803-2000 ) : Tergantung formula
Nitrogen total % : 6 min
P2O5 CS 2 % % : 6 min
K2O % : 6 min
Jumlah % : 30 min
Kadar Air % : 2 maks
Kegunaan : sumber unsur hara Fosfat, Nitrogen, Kalium,
Boron,Magnesium, Copper, Besi dan Zink bagi tanaman.
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
34 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
4.6.2.5 Pabrik TSP
Kapasitas Produksi : Tergantung Pemesanan
Bahan Baku : Batuan fosfat (P. Rock), H3PO4 , dan H2SO4
Bentuk/Sifat : Padatan tidak Higroskopis, Mudah larut dalam air
Spesifikasi TSP ( SNI 02- 0086 - 2005 ) :
P2O5 total % : 45 min
P2O5 CS 2% % : 40 min
P2O5 WS % : 36 min
Asam bebas % : 6 maks
Kadar Air % : 5 maks
Kegunaan : Sebagai sumber unsur hara Fosfat bagi tanaman
4.6.2.6 Pabrik DAP (NH4)2HPO4
Kapasitas Produksi : Tergantung Pemesanan
Bahan Baku : NH3 dan H3PO4
Bentuk/Sifat : Padatan tidak Higroskopis, Mudah larut dalam air
Spesifikasi DAP ( SNI 02 - 2858 - 2005 ) :
Nitrogen % : 45 min
P2O5 total % : 40 min
Kadar Air % : 5 maks
Kadmium ppm : 100 maks
Timbal ppm : 500 maks
Raksa ppm : 10 maks
Arsen ppm : 100 maks
Kegunaan : Sumber unsur hara fosfat dan nitrogen bagi tanaman
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
35 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
4.6.2.7 Pabrik ZK K2SO4
Kapasitas Produksi : 10.000 T/th
Bahan Baku : H2SO4 dan KCl
Bentuk/Sifat : Padatan tidak Higroskopis, Mudah larut sdalam air
Spesifikasi ZK ( SNI 02 - 2809 - 2005 ) :
K2O % : 50 min
Belerang % : 17 min
Asam bebas % : 2.5 maks
Klorida % : 2.5 maks
Kadar Air % : 1.0 maks
Kegunaan : Sumber unsur hara kalium dan belerang bagi tanaman.
4.6.2.8 Pabrik HCl
Kapasitas Produksi : -
Bahan Baku : H2SO4 dan KCl
Bentuk / Sifat : Cairan yang sangat korosif
Spesifikasi HCl ( SNI 06 - 2557 - 1992 ) : Type 2
Klorida sebagai HCl % : 31 min
Sisa pemijaran % : 0.2 maks
Besi sebagai Fe2O3 % : 0.02 maks
1.6.2.9 Pabrik Petroganik
Kapasitas Produksi : 10.000 T/th
Bahan Baku : Kotoran Hewan
Bentuk/Sifat : Granul tidak Higroskopis, Mudah larut dalam air
Spesifikasi PETROGANIK :
C Organik % : 12.5
C / N Ratio % : 10 – 25
Air % : 4 – 12
Kegunaan : Sumber unsur hara C Organik, nitrogen bagi tanaman.
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
36 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
4.6.3 Unit Pabrik III
4.6.3.1 Pabrik Asam Sulfat H2SO4
Kapasitas Produksi : 550.000 T/th
Bahan Baku : Belerang & Udara kering
Bentuk/Sifat : Cairan
Spesifikasi Asam Sulfat H2SO4 ( SNI 06 - 0030- 1996 ) :
H2SO4 % : 98 min
Sisa Pemijaran % : 0.03 maks
Klorida, Cl ppm : 10 maks
Nitrat, NO3 ppm : 5 maks
Besi, Fe ppm : 50 maks
Timah, Pb ppm : 50 maks
Kemasan : Tangki isi 4.5 ton
Kegunaan : Bahan baku pupuk ZA, SP-36, Gypsum, Asam Fosfat,
Tawas, Utilitas pabrik I, Bahan baku detergen, Industri MSG, Lysine-HCl, Tekstil,
Pengelolaan Oil bekas, dll
4.6.3.2 Pabrik Asam Fosfat H3PO4
Kapasitas Produksi : 200.000 T/th
Bahan Baku : Batuan fosfat (Ca3PO4) & H2SO4
Bentuk/Sifat : Cairan
Spesifikasi Asam Fosfat H3PO4 ( SNI 06 - 2575- 1992 ) : Grade II
P2O5 % : 50 min
SO3 % : 4.0 maks
CaO % : 0.7 maks
MgO % : 1.7 maks
Fe2O3 % : 0.6 maks
Al2O3 % : 1.3 maks
Cl % : 0.04 maks
F % : 1.0 maks
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
37 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
Kemasan : Tangki isi 4.5 ton
Kegunaan : Bahan baku pupuk fosfat (TSP, SP-36, Superphos, NPK,
DAP), Sodium Tripoly Phosphate, Pengelolaan nira pada pabrik gula, Chemical Cleaning,
bahan baku Lysine-HCl
4.6.3.3 Pabrik Cement Retarder
Kapasitas Produksi : 440.000 T/th
Bahan Baku : Purified Gypsum ( CaSO4 2 H2O )
Bentuk/Sifat : Granul tidak larut dalam air
Spesifikasi CR - CaSO4 2 H2O ( SNI 15 - 0715- 1989 ) :
CaSO4 2 H2O % : 91 min
Air Kristal % : 19 min
SO3 % : 42 min
CaO % : - min
P2O5 Total % : 0.5 maks
P2O5 Larut Air % : 0.02 maks
Fluorida total % : 0.5 maks
Air Bebas % : 20 maks
Kadar IM in Asam% : 2.5 maks
Ukuran Butir % : 90 min
Kemasan : Curah
Kegunaan : Bahan baku semen, plasterboard dan kedokteran
4.6.3.4 Pabrik AlF3
Kapasitas Produksi : 12.600 T/th
Bahan Baku : Al(OH)3 & H2SiF6
Bentuk/Sifat : Kristal yang tidak larut dalam air
Spesifikasi AlF3 ( SNI 06 - 2603- 1992 ) :
Purity % : 94 min
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
38 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
SiO2 % : 0.25 min
P2O5 % : 0.02 min
Fe2O3 % : 0.07 min
BD Unt % : 0.700 min
Ukuran butir : (Quality Plant)
+ 150 Tyler Mesh % : 20 – 50
+ 200 Tyler Mesh % : 50 – 75
+ 325 Tyler Mesh % : 75 – 96
Kemasan : Fleksibel Kontainer isi 1 ton
Kegunaan : Sebagai bahan untuk proses peleburan Alumunium
4.6.3.5 Pabrik ZA II - (NH4)2SO4
Kapasitas Produksi : 250.000 T/th
Bahan Baku : NH3CO3 & CaSO4 2 H2O
Bentuk/Sifat : Padatan Tidak Higroskopis, Mudah lrt dlm air
Spesifikasi ZA ( SNI 02-1760-2005 ) :
Nitrogen % : 20.8 min
Belerang % : 23.8 min
Asam bebas % : 0.1 maks
Kadar Air % : 1.0 maks
Kegunaan : Sumber unsur hara nitrogen dan belerang bagi tanaman, bahan baku
pembuatan Herbisida dan Lisin.
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
39 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
4.7 Spesifikasi Produk
4.7.1 Spesifikasi pupuk urea ( Sesuai SNI 02-2801-1998 )
.
Gambar 2. Pupuk urea
Nitrogen (N) : 46%
Kadar Air : maks. 0,5%
Kadar Biuret : maks. 1%
Bentuk : Prill
Warna : Putih
Sifat :
Higroskopis
Mudah larut dalam air,
Tidak dapat dicampur dengan SP-36 dan
ZA untuk disimpan
Dapat dicampur dengan pupuk lain
dalam penggunaan
4.7.2 Spesifikasi pupuk ZA ( Sesuai SNI 02-1760-1990 )
Gambar 3. Pupuk ZA
Nitrogen (N) : Min 20,8%
Belerang (S) : Min 23%
Kadar Air : maks. 1%
Bentuk : kristal
Warna : putih
Sifat :
Tidak higroskopis
Mudah larut dalam air,
Dapat dicampur dengan pupuk lain
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
40 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
4.7.3 Spesifikasi pupuk SP-36 ( Sesuai SNI 02-3769-1995 )
Gambar 4. Pupuk SP-36
Unsur Hara Phosphor (P2O5)
o Total : min. 36%
o Larut dalam asam sitrat : min. 34%
o Larut dalam air : min. 30%
Belerang (S) : min. 5%
Kadar Air : maks. 5%
Bentuk : Granul
Warna : Abu-abu
Asam Bebas sebagai H3PO4 : Maks 6%
Sifat :
Tidak higroskopis
Dapat larut dalam air
Dalam penyimpanan dapat dicampur
dengan ZA dan KCl, tetapi tidak dapat
dicampur dengan Urea
4.7.4 Spesifikasi pupuk DAP ( Sesuai SNI 02-2858-2005 )
Gambar 5. Pupuk DAP
Nitrogen (N) : Min 18%
Phosphor (P2O5) total : Min 46%
Kadar Air : Maks. 2%
Bentuk : Granul
Warna : Putih/abu-abu
Sifat :
Tidak higroskopis.
Mudah larut dalam air.
Dapat dicampur dengan pupuk lain
dalam penggunaan
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
41 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
4.7.5 Spesifikasi pupuk ZK ( Sesuai SNI 02-2809-2005 )
Gambar 6. Pupuk ZK
Kalium (K2O): Min 50%
Belerang (S) : Min 17%
Kadar Air : maks. 1%
Asam bebas sebagai H2SO4 : Maks 2,5%
Klorida ( Cl ) : Maks 2,5%
Sifat :
Tidak Higroskopis
Mudah larut dalam air
Dapat dicampur dengan pupuk SP-36 &
ZA untuk disimpan
Dapat dicampur dengan Urea dalam
penggunaan
4.7.6 Spesifikasi pupuk phonska
Gambar 7. Pupuk phonska
Nitrogen (N) : 15 %
Phosphor (P2O5) : 15 %
Kalium (K2O) : 15 %
Sulfur (S) : 10 %
Kadar Air : maks. 2%
Sifat :
Berbentuk butiran
Berwarna merah muda
Hampir seluruhnya larut dalam air
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
42 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
4.7.7 Spesifikasi pupuk NPK Kebomas
Gambar 8. Pupuk NPK kebomas
Pupuk majemuk lengkap dengan
formula sesuai permintaan konsumen
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas
penggunaan pupuk
Mengantisipasi kemungkinan terjadinya
kesulitan mendapatkan salah satu jenis
pupuk tunggal
Tidak perlu mencampur beberapa jenis
pupuk tunggal
Memudahkan transportasi,
penyimpanan, dan penanganan lainnya
4.8 Organisasi Perusahaan
4.8.1 Struktur Organisasi Perusahaan
Organisasi perusahaan di bawah kendali pimpinan perusahaan:
a. Dewan Komisaris, yang terdiri dari Komisaris Utama dan Komisaris
b. Dewan Direksi, yang terdiri dari Direktur Utama yang membawahi Direktur Produksi,
Direktur Keuangan, Direktur Teknik dan Pengembangan, Direktur Pemasaran, Direktur
Sumber Daya Manusia dan Umum.Masing-masing direktur membawahi beberapa
Kepala Kompartemen, dan selanjutnya Kepala Kompartemen membawahi Kepala
Departemen atau Kepala Biro. Ada beberapa Kepala Kompartemen yang berlangsung di
bawah Direktur Utama, yaitu Kompartemen Sumber Daya Manusia dan Kepala Satuan
Pengawas. Direktur Produksi membawahi Kepala Kompartemen Pabrik I, Pabrik II,
Pabrik III, dan Teknologi.
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
43 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
4.8.2 Ketenagakerjaan
Menurut data dari Biro Tenaga Kerja per tanggal 31 Maret 2007, adalah sebagai berikut :
1) Berdasarkan Tingkat Jabatan :
a. Direksi : 6 orang
b. Ka. Komp/Sat (Eselon I) : 26 orang
c. Kadep/Biro/Bidang (Eselon II) : 70 orang
d. Kabag/Staf Madya : 183 orang
e. Kasie/Staf Muda (Eselon II) : 414 orang
f. Karu/Staf Pemula : 915 orang
g. Pelaksana : 1.827 orang
h. Calon Karyawan : 0 orang
Jumlah : 3.441orang
2) Berdasarkan Usia Karyawan :
a. Usia 26 – 30 tahun : 0 %
b. Usia 31 – 35 tahun : 4 %
c. Usia 36 – 40 tahun : 46 %
d. Usia 41 – 45 tahun : 30 %
e. Usia 46 – 50 tahun : 13 %
f. Usia 51 – 55 tahun : 7 %
3) Berdasarkan Tingkat Pendidikan :
a. Pasca Sarjana : 76 orang
b. Sarjana : 482 orang
c. Diploma III : 94 orang
d. SLTA : 2.498 orang
e. SLTP : 260 orang
f. SD : 31 orang
Jumlah : 3.441 orang
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
44 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
4.9 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
4.9.1 FILOSOFI DASAR PENERAPAN K3:
Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan dalam
melakukan pekerjaan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas.
Setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin keselamatannya
Setiap sumber-sumber produksi harus digunakan secara aman dan efisien.
Pengurus/Pimpinan Perusahaan diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat-
syarat dan ketentuan keselamatan kerja yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang
dijalankan.
Setiap orang yang memasuki tempat kerja diwajibkan mentaati semua persyaratan
keselamatan kerja. Tercapainya kecelakaan nihil.
4.9.2 TUJUAN K3
Menciptakan sistem K3 ditempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen,
tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang
aman, nyaman, efisien dan produktif.
4.9.3 SASARAN
Memenuhi undang-undang No. 1/1970 tentang keselamatan kerja.
Memenuhi Permen Naker No : PER/05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen K3.
Mencapai nihil kecelakaan.
Organisasi K3 dibentuk sebagai berikut:
1. Organisasi Struktural
2. Organisasi Non Struktural
Kebijakan Sistem Manajemen PT. Petrokimia Gresik
PT Petrokimia Gresik bertekad menjadi produsen pupuk dan produk kimia lainnya yang
berdaya saing tinggi dan produknya diminati oleh konsumen.
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
45 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
Penyediaan produk pupuk, produk kimia dan jasa yang berkualitas sesuai permintaan
pelanggan dilakukan melalui proses produksi dengan menerapkan sistem manajemen
yang menjamin mutu, pencegahan pencemaran dan berbudaya K3 serta penyempurnaan
secara bertahap dan berkesinambungan. Untuk mendukung tekad tersebut, manajemen
berupaya memenuhi standard mutu yang ditetapkan, peraturan lingkungan, ketentuan
dan norma-norma K3 serta peraturan/perundangan terkait lainnya.
Seluruh karyawan bertanggung jawab dan mengambil peran dalam upaya meningkatkan
ketrampilan, kedisiplinan untuk mengembangkan produk dan jasa yang berkualitas,
pentaatan terhadap peraturan lingkungan dan ketentuan K3 serta menjunjung tinggi
integritas.
Gresik, 1 September 2005
Ir. Arifin Tasrif
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
46 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
HASIL PERHITUNGAN
Perhitungan Uji Kadar CaO, P2O5, dan SO3 dengan Pelarut HCl 1:1
1. Uji kadar CaO
Tabung ke- Massa (mg) Konsentrasi Titran
( N )
Vol.titran (mL)
1 1004.0 0,1746 15.00
2 1003.6 0,1746 16.30
3 1001.8 0,1746 16.70
4 1009.4 0,1746 16,90
5 1016 0,1746 16.50
6 1001.0 0,1746 16,80
7 1001.9 0,1005 27,60
8 1002.3 0,1005 28,10
9 1006.2 0,1005 28,40
10 1006.7 0,1005 27,90
Tabung ke- Perhitungan
1
2
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
47 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
3
4
5
6
7
8
9
10
2. Uji kadar P2O5
Tabung ke- Konsentrasi P2O5 (mg/mL) Absorbansi (n)
Blanko 0 0
1 0,1 0,1099
2 0,2 0,2101
3 0,3 0,3141
4 0,4 0,4211
5 0,5 0,5165
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
48 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
Sehingga diperoleh persamaan y = 4.8805x - 0.0341
Tabung ke- Massa (mg) Absorbansi (nm)
Blanko 0 0
1 1004.0 0.1875
2 1003.6 0.1933
3 1001.8 0.1927
4 1009.4 0.2189
5 1016 0.1954
6 1001.0 0.1888
7 1001.9 0.1820
8 1002.3 0.1698
9 1006.2 0.1728
10 1006.7 0.1778
Perhitungan :
y = 4,8805x - 0,0341 R² = 0,9997
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
Ab
sorb
ansi
Konsentrasi
Kurva Kalibrasi Larutan Standart P2O5
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
49 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
Tabung ke - Perhitungan
1
x 100% = 0.87748 %
2
x 100% = 0.90604 %
3
x 100% = 0.90474 %
4
x 100% = 1.02461 %
5
x 100% = 0.90507 %
6
x 100% = 0.88645 %
7
x 100% = 0.85253 %
8
x 100% = 0.79279 %
9
x 100% = 0.80426 %
10
x 100% = 0.82277 %
3. Uji kadar SO3
Tabung ke- Massa (gram) Berat cawan kosong
(gram)
Berat total
(gram)
Berat SO3
(gram)
1 1.0040 30.2984 30.6240 0.3256
2 1.0036 26.8468 27.1714 0.3246
3 1.0018 31.2946 31.6090 0.3144
4 1.0094 30.9954 31.3211 0.3257
5 1.0160 31.2903 31.6224 0.3321
6 1.0010 30.3012 30.6273 0.3261
7 1.0023 30.9930 31.3174 0.3244
8 1.0062 31.2896 31.6041 0.3145
9 1.0019 30.1808 30.4988 0.318
10 1.0067 30.3012 30.6145 0.3133
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
50 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
Tabung ke- Berat SO3 (gram) Kadar SO3 (%)
1
= 44,50%
2
= 44,36%
3
= 43,04%
4
= 44,27%
5
= 44,85%
6
= 44,70%
7
= 44,41%
8
= 42,88%
9
= 43,55%
10
= 42,70%
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
51 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
Perhitungan Uji Kadar CaO, P2O5, dan SO3 dengan pelarut HCl 1:5
1. Analisis uji kadar CaO
Tabung ke- Massa (mg) Konsentrasi Titran
( N )
Vol.titran (mL)
1 1004.8 0.1005 28.40
2 1001.6 0.1005 29.20
3 1002.6 0.1005 29.10
4 1000.1 0.1005 26.90
5 1004.5 0.1005 26.10
6 1002.9 0.1005 26.20
7 1008.1 0.1005 25.90
8 1006.5 0.1005 27.40
9 1001.4 0.1746 15.65
10 1002.1 0.1746 15.80
Tabung ke- Perhitungan
1
2
3
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
52 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
4
5
6
7
8
9
10
2. Analisa uji kadar P2O5
Tabung ke- Konsentrasi P2O5 (mg/mL) Absorbansi (n)
Blanko 0 0
1 0,1 0,1099
2 0,2 0,2101
3 0,3 0,3141
4 0,4 0,4211
5 0,5 0,5165
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
53 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
Sehingga diperoleh persamaan y = 4.8805x - 0.0341
Tabung ke- Massa (mg) Absorbansi (A)
Blanko 0 0
1 1004.8 0.1956
2 1001.6 0.2051
3 1002.6 0.1912
4 1000.1 0.1991
5 1004.5 0.1992
6 1002.9 0.1997
7 1008.1 0.2007
8 1006.5 0.2123
9 1001.4 0.2126
10 1002.1 0.2097
Perhitungan :
y = 4,8805x - 0,0341 R² = 0,9997
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
Ab
sorb
ansi
Konsentrasi
Kurva Kalibrasi Larutan Standart P2O5
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
54 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
Tabung ke - Perhitungan
1
x 100% = 0.9161 %
2
x 100% = 0.9653 %
3
x 100% = 0.8967 %
4
x 100% = 0.9375 %
5
x 100% = 0.9338 %
6
x 100% = 0.9378 %
7
x 100% = 0.9378 %
8
x 100% = 0.9955 %
9
x 100% = 1.0021 %
10
x 100% = 0.9872 %
3. Analisa uji kadar SO3
Tabung ke- Massa (gram) Berat cawan kosong
(gram)
Berat total
(gram)
Berat SO3
(gram)
1 1.0048 30,9903 31,3127 0,3224
2 1.0016 31,2806 31,5986 0,3180
3 1.0026 30,1731 30,4671 0,2940
4 1.0001 31,2103 31,5317 0,3214
5 1.0045 30,9873 31,3080 0,3207
6 1.0029 31,2722 31,5893 0,3171
7 1.0081 31,2060 31,5189 0,3129
8 1.0065 31,2661 31,5940 0,3279
9 1.0014 30,9883 31,3083 0,3200
10 1.0021 31,2590 31,5742 0,3152
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik
Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang
55 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
Tabung ke- Berat SO3 (gram) Kadar SO3 (%)
1
= 44,02%
2
= 44,56%
3
= 40,23%
4
= 44,04%
5
= 43,80%
6
= 43,38%
7
= 42,58%
8
= 44,69%
9
= 43,84%
10
= 43,15%