laporan kampus fix gabungan

55
Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang 1 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan satu mata kuliah pada kurikulum 2013 program studi kimia yang memiliki jumlah kredit sebanyak dua. Pada mata kuliah ini mahasiswa melakukan praktik kerja di suatu industri, terutama industri kimia atau industri yang memiliki laboratorium / unit yang berhubungan dengan kimia atau lembaga penelitian / pengembangan / pengawasan mutu / pengujian atau laboratorium pendidikan tinggi. Salah satu instansi yang terlibat dalam kegiatan ini adalah PT. Petrokimia Gresik yang memiliki tiga unit produksi. Produk yang dihasilkan ialah beberapa jenis pupuk dan beberapa jenis bahan kimia sebagai hasil samping. Selain memiliki tiga unit produksi, PT. Petrokimia juga memiliki beberapa anak perusahaan yang menghasilkan beberapa produk bahan kimia atau bergerak dalam pelayanan jasa. PT. Petrokimia Gresik memiliki beberapa Laboratorium kimia, diantaranya: Laboratorium Produksi I, Laboratorium Produksi II, Laboratorium Produksi III, dan Laboratorium Uji Kimia. Kegiatan praktik kerja lapang ini dilakukan penulis sebagian besar di Laboratorium Uji Kimia. Laboratorium ini menganalisis semua bahan yang akan dipergunakan dalam proses produksi dan menganalisis produk yang akan dikeluarkan (dijual). Disamping itu, laboratorium ini juga menerima jasa analisis sampel dari luar perusahaan. Materi yang dikerjakan oleh penulis di sini adalah analisis kandungan CaO, P 2 O 5 dan SO 3 dalam Cement Retarder (CR) dengan menggunakan pelarut HCl 1:1 dan HCl 1:5. Gypsum merupakan salah satu produk samping yang dihasilkan oleh unit Produk III PT Petrokimia Gresik. Bahan ini berfungsi dalam industri semen sebagai bahan penolong untuk pengaturan pada waktu pengerasan. Seiring dengan semakin banyaknya kebutuhan semen di Indonesia maka makin banyak pula kebutuhan industri semen terhadap gipsum. Gipsum terdapat dua macam, yaitu gipsum alam dan gipsum kimia. Gipsum alam merupakan gipsum yang langsung didapatkan di alam, sedangkan gipsum kimia merupakan gipsum yang dibuat dari reaksi kimia dengan komposisi yang hampir sama dengan gipsum alam. Di PT Petrokimia Gresik gipsum kimia terbagi menjadi 3 jenis, Crude, Purified Gypsum, dan Cement Retarder (CR). Crude ialah gypsum yang didalamnya tercampur oleh Asam Sulfat. Kandungan kotoran dan

Upload: luthfiia-ayuue

Post on 26-Oct-2015

281 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

1 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan satu mata kuliah pada kurikulum 2013 program

studi kimia yang memiliki jumlah kredit sebanyak dua. Pada mata kuliah ini mahasiswa

melakukan praktik kerja di suatu industri, terutama industri kimia atau industri yang memiliki

laboratorium / unit yang berhubungan dengan kimia atau lembaga penelitian / pengembangan /

pengawasan mutu / pengujian atau laboratorium pendidikan tinggi.

Salah satu instansi yang terlibat dalam kegiatan ini adalah PT. Petrokimia Gresik yang

memiliki tiga unit produksi. Produk yang dihasilkan ialah beberapa jenis pupuk dan beberapa

jenis bahan kimia sebagai hasil samping. Selain memiliki tiga unit produksi, PT. Petrokimia juga

memiliki beberapa anak perusahaan yang menghasilkan beberapa produk bahan kimia atau

bergerak dalam pelayanan jasa.

PT. Petrokimia Gresik memiliki beberapa Laboratorium kimia, diantaranya: Laboratorium

Produksi I, Laboratorium Produksi II, Laboratorium Produksi III, dan Laboratorium Uji Kimia.

Kegiatan praktik kerja lapang ini dilakukan penulis sebagian besar di Laboratorium Uji Kimia.

Laboratorium ini menganalisis semua bahan yang akan dipergunakan dalam proses produksi dan

menganalisis produk yang akan dikeluarkan (dijual). Disamping itu, laboratorium ini juga

menerima jasa analisis sampel dari luar perusahaan. Materi yang dikerjakan oleh penulis di sini

adalah analisis kandungan CaO, P2O5 dan SO3 dalam Cement Retarder (CR) dengan

menggunakan pelarut HCl 1:1 dan HCl 1:5.

Gypsum merupakan salah satu produk samping yang dihasilkan oleh unit Produk III PT

Petrokimia Gresik. Bahan ini berfungsi dalam industri semen sebagai bahan penolong untuk

pengaturan pada waktu pengerasan. Seiring dengan semakin banyaknya kebutuhan semen di

Indonesia maka makin banyak pula kebutuhan industri semen terhadap gipsum. Gipsum terdapat

dua macam, yaitu gipsum alam dan gipsum kimia. Gipsum alam merupakan gipsum yang

langsung didapatkan di alam, sedangkan gipsum kimia merupakan gipsum yang dibuat dari

reaksi kimia dengan komposisi yang hampir sama dengan gipsum alam. Di PT Petrokimia Gresik

gipsum kimia terbagi menjadi 3 jenis, Crude, Purified Gypsum, dan Cement Retarder (CR).

Crude ialah gypsum yang didalamnya tercampur oleh Asam Sulfat. Kandungan kotoran dan

Page 2: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

2 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

P2O5 dalam Crude masih sangat tinggi, oleh karena itu Crude dicuci dengan aquabides sehingga

menghasilkan Purified Gypsum dimana zat pengotor dalam gypsum dapat dihilangkan.

Selanjutnya ditambahkan kapur (CaO) kedalam Purified Gypsum sehingga P2O5 dan F dalam

gypsum dapat dihilangkan karena bereaksi dengan kapur. Kemudian gypsum digranulasi

membentuk Cement Retarder (CR) agar memudahkan penanganan kualitas yang seragam.

Umumnya proses analisis kandungan CaO, P2O5 dan SO3 pada Cement Retarder (CR)

dilakukan secara terpisah. Proses preparasi ketiganya membutuhkan jumlah zat dan pelarut yang

berbeda, sehingga membutuhkan waktu dan reagen yang cukup banyak. Padahal dalam satu

tahun kapasitas produksi Cement Retarder (CR) sebesar 440.000 ton. Dalam satu hari setidaknya

ada 10.000 ton Cement Retarder (CR) yang diproduksi. Oleh karena itu diperlukan metode yang

efisien dalam pengujian kadar CaO, P2O5 dan SO3 yang dilakukan di pabrik sehingga dapat

menghemat waktu dan biaya.

1.1 Tujuan

Tujuan dilakukannya praktik kerja lapangan ini adalah:

1) Melihat langsung aplikasi ilmu kimia di PT. Petrokimia Gresik sehingga mampu

membandingkan cara analisis di bangku kuliah dan dunia kerja.

2) Menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai analisis kimia di PT. Petrokimia Gresik

3) Mengembangkan sikap profesionalisme mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja sesuai

dengan bidangnya.

4) Memperluas wawasan dan meningkatkan ketrampilan dalam analisis kimia khususnya

analisis komponen gypsum serta mengetahui hasil optimasi pengujian P2O5, SO3 dan CaO

dalam gypsum dengan menggunakan pelarut HCl 1:1 dan 1:5 di Laboratorium Uji Kimia

PT. Petrokimia Gresik.

1.2 Manfaat

Manfaat dari dilakukannya praktik kerja lapangan ini adalah:

1) Menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiswa mengenai proses serta kegiatan analisis

pada skala laboratorium instansi.

2) Membangun program link and match antara pihak perguruan tinggi dengan instansi yang terkait.

Page 3: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

3 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

3) Meningkatkan kesiapan mahasiswa untuk memasuki dunia kerja dengan praktek kerja

lapangan ini sebagai gambaran nyata terhadap jurusan yang dipilih mahasiswa.

1.3 Kegiatan yang Dilakukan

Kegiatan PKL ini dilakukan mulai tanggal 3 Juni 2013 sampai 28 Juni 2013 (tabel 1).

Analisis yang di lakukan meliputi analisis kandungan uji kadar CaO, P2O5 dan SO3 dalam

Cement Retarder (CR) dengan menggunakan pelarut HCl 1:1 dan HCl 1:5.

Tanggal Kegiatan Tempat

03 Juni 2013 Pembekalan mengenai

ketenagakerjaan, pengenalan

produk dan system manajemen

quality control, system manajemen

kesehatan dan keselamatan kerja

(SMK3).

Biro Pendidikan dan

Pelatihan

04 Juni 2013 Pengenalan Unit Produksi, Utilitas

(air dan listrik) dalam pabrik.

Biro Pendidikan dan

Pelatihan

05 Juni 2013 Pengenalan peralatan mesin

produksi dan system manajemen

produksi.

Biro Pendidikan dan

Pelatihan

07 Juni 2013 Penjelasan system manajemen

logistic dan pengelolaan

lingkungan.

Biro Pendidikan dan

Pelatihan

10 Juni 2013 Penjelasan mengenai pemasaran

dan distribusi produk.

Biro Pendidikan dan

Pelatihan

12 Juni 2013 Pengenalan Lab. Uji Kimia Lab. Uji Kimia

13-14 Juni 2013 Analisis kadar CaO dan P2O5 dalam

gypsum jaminan mutu

Lab. Uji Kimia

17 Juni 2013 Analisis kadar SO3 dalam gypsum

jaminan mutu

Lab. Uji Kimia

Page 4: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

4 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

18 Juni 2013 Sampling emisi gas dan air

buangan.

Pabrik Asam Phospat

Pabrik Phonska IV

Pabrik ZA I

19-21 Juni 2013 Analisis kadar CaO, P2O5, dan SO3

dalam Cement Retarder dengan

menggunakan pelarut HCl 1:1.

Lab. Uji Kimia

24-26 Juni 2013 Analisis kadar CaO, P2O5, dan SO3

dalam Cement Retarder dengan

menggunakan pelarut HCl 1:5.

Lab. Uji Kimia

27 Juni 2013 Kunjungan Dosen Pembimbing Lab. Uji Kimia

28 Juni 2013 Pengolahan data hasil analisis dan

Penutupan PKL.

Lab. Uji Kimia

Tabel 1. Jadwal kegiatan PKL di PT. Petrokimia Gresik.

Page 5: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

5 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

BAB II

KEGIATAN YANG DILAKUKAN

2.1 PENGUJIAN KADAR CaO, P2O5, dan SO3 DALAM GYPSUM DENGAN

PELARUT ASAM KLORIDA 1:1 DAN 1:5

Pada umumnya proses analisis kandungan CaO, P2O5 dan SO3 pada Gypsum

(Cement Retarder) di Petrokimia Gresik dilakukan secara terpisah. Proses preparasi

ketiganya membutuhkan jumlah zat dan pelarut yang berbeda, sehingga membutuhkan

waktu dan reagen yang cukup banyak. Padahal dalam satu tahun kapasitas produksi

Gypsum (Cement Retarder) sebesar 440.000 ton. Dalam satu hari setidaknya ada 10.000

ton Cement Retarder (CR) yang diproduksi. Oleh karena itu diperlukan metode yang

efisien dalam pengujian kadar CaO, P2O5 dan SO3 yang dilakukan di pabrik sehingga dapat

menghemat waktu dan biaya.

Pada kesempatan Praktik Kerja Lapangan ini, pihak instansi dan mahasiswa Praktik

Kerja Lapangan berupaya untuk mencari jalan keluar. Dengan tujuan menghemat biaya

serta waktu produksi dan pengujian barang keluar dari pabrik, maka dilakukanlah analisis

pengujian kadar CaO, P2O5, dan SO3 dalam gypsum melalui satu tahap preparasi. Analisis

ini dilakukan karena sebenarnya tahap preparasi dari pengujian ketiga senyawa tersebut

hampir sama, perbedaannya terletak pada konsentrasi serta pelarut yang digunakan. Untuk

itu, dilakukan percobaan pengujian kadar CaO, P2O5, dan SO3 dengan 1 tahap preparasi

menggunakan perbandingan pelarut Asam Klorida 1:1 dan 1:5.

Gambar 1. Prosedur Kerja Analisis CaO, P2O5, dan SO3.

Gypsum (CaO, P2O5,

SO3

Preparasi Sampel (HCl

1:1)

Analisis CaO Analisis P2O5 Analisis SO3

Preparasi Sampel (HCl

1:5)

Analisis CaO Analisis P2O5 Analisis SO3

Page 6: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

6 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam analisis uji kadar CaO, P2O5 dan SO3 adalah

sebagai berikut:

1. Cement Retarder

2. Aquabidest

3. HCl 37%

4. Asam Citrat

5. Ammonium Oksalat, (NH4)2C2O45%

6. Indikator BPB

7. Ammonium Hidroksida, NH4OH 10%

8. H2SO4 1:1

9. KmnO40.1746 N atau 0.1005N

10. Larutan standart P2O5 0,1 mg/Ml, 0,2 mg/Ml, 0,3mg/Ml, 0,4mg/Ml dan 0,5mg/Ml

11. Larutan molibdovanadat

12. BaCl2

13. Kertas Saring Whatmann 40.

Alat

Alat-alat yang digunakan pada analisis uji kadar CaO, P2O5 dan SO3 adalah sebagai

berikut:

1. Beaker gelas 50 ml

2. Beaker gelas 150 ml

3. Beaker gelas 400 ml

4. Beaker gelas 1000 ml

5. Labu ukur 100 ml

6. Pipet volume 5 ml

7. Pipet volume 10 ml

8. Pipet volume 25 ml

9. Corong gelas

10. Gelas arloji

11. Cawan gogh

12. Erlenmeyer

13. Erlenmeyer

14. Batang pengaduk

15. Hot plate

16. Buret

17. Neraca analitik

18. Magnetig stirer

19. Spektofotometer UV-Vis lamda 18

20. Desikator

21. Furnace

22. Penjepit

Page 7: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

7 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

2.1.1 PREPARASI SAMPEL

Dengan Menggunakan Pelarut Asam Klorida 1:1

1. Ditimbang sampel (cement retarder) 1 gram pada neraca analisis

2. Dimasukkan dalam gelas beaket 150 ml

3. Ditambahkan 10 Ml HCl 37% dan 10 ml aquabides

4. Dipanaskan sampai mencapai setengah volume pada hot plate di dalam lemari asam

5. Diturunkan dari hot plate

6. Ditambahkan kembali aquabides sampai volume mencapai 40 Ml selama 10 menit

7. Dibiarkan larutan sampai hangat

8. Dimasukkan pada labu ukur 100 Ml

9. Ditambahkan aquabides sampai mencapai tanda batas labu ukur 100Ml

10. Dikocok sampai homogen

11. Disaring larutan dengan menggunakan kertas saring whatman 40

12. Filtrat yang dihasilkan digunakan untuk analisis CaO, P2O5, dan SO3

Dengan Menggunakan Pelarut Asam Klorida 1:5

1. Ditimbang sampel (cement retarder) 1 gram pada neraca analisis

2. Dimasukkan dalam gelas beaket 150 ml

3. Ditambahkan 10 Ml HCl 37% dan 50 ml aquabides

4. Dipanaskan sampai mencapai setengah volume pada hot plate di dalam lemari asam

5. Diturunkan dari hot plate

6. Ditambahkan kembali aquabides sampai volume mencapai 40 Ml selama 10 menit

7. Dibiarkan larutan sampai hangat

8. Dimasukkan pada labu ukur 100 Ml

9. Ditambahkan aquabides sampai mencapai tanda batas labu ukur 100Ml

10. Dikocok sampai homogen

11. Disaring larutan dengan menggunakan kertas saring whatman 40

12. Filtrat yang dihasilkan digunakan untuk analisis CaO, P2O5, dan SO3

Page 8: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

8 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

2.1.2 ANALISIS KADAR CaO DALAM GYPSUM (Cement Retarder)

Metode yang digunakan dalam penentuan ini ialah titrasi permanganometri.

Prinsipnya yaitu sejumlah contoh uji hasil preparasi sampel gypsum direaksikan dengan

ammonium oksalat dan ditambahkan ammonium hidroksida sampai pH 3,5. Ca oksalat

yang terbentuk dititrasi dalam keadaan panas dengan kalium permanganat.

Reaksi yang terjadi:

Ca2+

+ C2O42-

↔ CaC2O4 ↓ (putih)

CaC2O4 + 2 H+ ↔ Ca

2+ + H2C2O4

5 H2C2O4 + 2 MnO4- + 6 H

+ ↔ 10 CO2 + 8 H2O + 2Mn

2+

Perhitungan:

Keterangan:

Berat setara CaO : 28

Analisis dilakukan sebanyak sepuluh kali tiap pelarut sehingga dihasilkan sepuluh

data dari tiap pelarut. Pada analisis menggunakan pelarut Asam Klorida 1:1 didapatkan

rata-rata kadar CaO dalam gypsum (cement retarder) sebesar 31,6434 %, sedangkan pada

analisis menggunakan pelarut Asam Klorida 1:5 didapatkan rata-rata kadar CaO dalam

gypsum (cement retarder) sebesar 30,5958%.

2.1.2.1 Prosedur Kerja

1. Dipipet filtrat sebanyak 25 mL ke dalam gelas beaker 400 mL

2. Ditambahkan aquabides sampai volume mencapai 250 mL

3. Dipanaskan di atas hot plate

4. Ditambahkan ± 2 gram asam sitrat

5. Ditambahkan ammonium oksalat 5%

6. Ditambahkan 3 tetes indikator BPB

7. Ditambahkan ammonium hidroksida 10%

8. Dibiarkan hingga endapan mengendap sempurna (±2 jam)

Page 9: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

9 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

9. Disaring dengan kertas saring whatmann 40, filtrat dimasukkan kedalam filtering

flask. Endapan yang tersisa di beaker glass dibilas dengan aquabides panas, hingga

tidak ada endapan tersisa.

10. Endapan di kertas saring dicuci dengan aquabides panas sampai tidak ada kandungan

Cl dalam endapan. (Menguji kandungan Cl dengan cara meneteskan filtrat dari

penyaringan ke dalam larutan AgNO3).

11. Ditaruh endapan dan kertas saring ke dalam beaker glass 400 mL lalu dituangkan 10

mL H2SO4 1:1 dan aquabides panas sampai 250 mL.

12. Larutan dititrasi dengan KMnO4 0,1746 N hingga berwarna merah muda. Lalu dicatat

volume KMnO4 yang dibutuhkan.

2.1.3 ANALISIS KADAR P2O5 DALAM GYPSUM (Cement Retarder)

Metode yang digunakan dalam analisis kadar P2O5 adalah dengan metode

spekrofotometri UV-Visible. Penetapan berdasarkan pengukuran intensitas warna yang

terbentuk bila fosfor membentuk kompleks dengan ammonium molibdovanadat, dengan

persamaan reaksi :

3H3PO4(aq) + 12(NH4)2MoO4(aq) + 12(NH4)VO4(aq) + 42H+

(aq) →

(NH4)3(PO4)212MoO312VO3.24H2O(kuning) + 42NH4+

(aq)

Pada analisis P2O5 dalam gypsum, dibutuhkan kurva standart untuk menentukan

kadar P2O5 dari suatu sampel tersebut. Kurva dibuat dengan cara menganalisis larutan P2O5

dengan deret konsentrasi 0,1mg/mL, 0,2mg/mL, 0,3mg/mL, 0,4mg/mL dan 0,5mg/mL

menggunakan spektrofotometer UV-Visible.

Perhitungan :

Keterangan : A : Absorbansi (nm)

Fk : Faktor kemiringan (mg/mL)

Fp : factor pengenceran (mL)

W : berat sampel (mg)

Page 10: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

10 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

Analisis dilakukan sebanyak sepuluh kali tiap pelarut sehingga dihasilkan sepuluh

data dari tiap pelarut. Pada analisis menggunakan pelarut Asam Klorida 1:1 didapatkan rata-

rata kadar P2O5 dalam gypsum (cement retarder) sebesar 0,87768 %, sedangkan pada

analisis menggunakan pelarut Asam Klorida 1:5 didapatkan rata-rata kadar P2O5 dalam

gypsum (cement retarder) sebesar 0,95098 %.

2.1.3.1 Pembuatan Kurva Larutan Standart

1. Disiapkan larutan standart P2O5 0,1 mg/mL, 0,2 mg/mL, 0,3mg/mL, 0,4mg/mL dan

0,5mg/mL

2. Dipipet masing-masing larutan sebanyak 5mL

3. Dimasukkan ke dalam labu ukur 100mL

4. Ditambahkan aquabides hingga volume mencapai 50mL

5. Ditambahkan larutan ammonium molibdovanadat (reagen AB)

6. Dikocok hingga homogen

7. Didiamkan selama 15 menit untuk pengembangan warna

8. Diambil sebagian larutan ke dalam kuvet

9. Di masukkan bersamaan dengan blanko

10. Dibaca absorbansi menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan panjang

gelombang 420 nm

11. Dibuat kurva standart absorbansi versus konsentrasi

Tabung ke- Konsentrasi P2O5 (mg/mL) Absorbansi (n)

Blanko 0 0

1 0,1 0,1099

2 0,2 0,2101

3 0,3 0,3141

4 0,4 0,4211

5 0,5 0,5165

Tabel 2. Data Absorbansi Larutan Standar P2O5.

Page 11: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

11 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

Gambar 2. Kurva Kalibrasi Larutan Standar P2O5.

2.1.3.2 Prosedur Kerja

1. Dipipet filtrat sebanyak 5 mL ke dalam labu ukur 100 mL

2. Dimasukan ke dalam labu ukur 100 ml dan ditambahakan 5 mL ammonium molibdat

vanadate

3. Ditambahkan aquabides sampai tanda batas

4. Didiamkan selama 15 menit

5. Dibaca absorbansinya menggunakan spektrofotometri UV-VIS dengan panjang

gelombang 425 nm.

2.1.4 ANALISIS KADAR SO3 DALAM GYPSUM (Cement Retarder)

Penentuan SO3 ditetapkan degan metode gravimetric , dengan menambahkan larutan

BaCl2 panas ke dalam larutan panas dari sampel sehingga ion SO42-

yang teradapat dalam

gypsum dapat diendapkan sebagai BaSO4. Keadaan suhu yang tinggi bertujuan untuk

mempercepat tumbukan partikel yang berlangsung dalam larutan, sehingga endapan yang

terbentuk optimal.

Persamaan reaksi yang terjadi yaitu :

SO42-

(aq) + BaCl2(aq) → BaSO4(s) + 2Cl-(aq)

y = 4,8805x - 0,0341 R² = 0,9997

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6

Ab

sorb

ansi

Konsentrasi

Kurva Kalibrasi Larutan Standart P2O5

Page 12: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

12 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

Perhitungan :

Analisis dilakukan sebanyak sepuluh kali tiap pelarut sehingga dihasilkan sepuluh

data dari tiap pelarut. Pada analisis menggunakan pelarut Asam Klorida 1:1 didapatkan rata-

rata kadar SO3 dalam gypsum (cement retarder) sebesar 43,926 %, sedangkan pada analisis

menggunakan pelarut Asam Klorida 1:5 didapatkan rata-rata kadar SO3 dalam gypsum

(cement retarder) sebesar 43,429 %.

2.1.4.1 Prosedur Kerja

1. Dipipet filtrat sebanyak 25 mL ke dalam gelas beaker 400 mL.

2. Ditambahkan aquabides sampai 250 mL lalu dipanaskan.

3. Ditambah BaCl2 panas sebanyak 10 mL.

4. Dipanaskan larutan selama ± 3 jam dengan suhu rendah (40-700C).

5. Endapan yang terbentuk disaring dengan cawan gogh dengan ukuran 4.

6. Endapan dan cawan dimasukkan ke dalam furnace dengan suhu 285 ºC selama ± 2

jam.

7. Didinginkan sebentar cawan dan endapan di dalam desikator.

8. Ditimbang berat keseluruhan.

9. Dihitung berat endapan.

Page 13: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

13 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

2.2 OPTIMASI PENGUJIAN KADAR CaO, P2O5, dan SO3 DALAM GYPSUM

MENGGUNAKAN PELARUT ASAM KLORIDA 1:1 DAN 1:5 DENGAN HASIL

UJI STANDARNYA

Untuk menguji keakuratan hasil analisis, maka dilakukan analisis variasi dari hasil

percobaan yang dilakukan dengan hasil pengujian standarnya. Pengujian standar kadar

CaO, P2O5, dan SO3 dalam gypsum jaminan mutu di PT. Petrokimia Gresik dilakukan

dengan metode ASTM C 471M-2006 (Pelarut HCl 1:5) untuk CaO, metode SNI 15-

0715-1989 (Pelarut HClO4 : HNO3 15 : 9) untuk P2O5 dan ASTM C 471M-2006 (Pelarut

HCl 1 : 5) untuk SO3.

Sebelum diuji dengan hasil pengujian standarnya, hasil data dari kedua kelompok

dianalisis variasi datanya untuk mengetahui apakah parameter kedua populasi berbeda

atau tidak. Maka uji statistik yang digunakan disebut uji beda dua mean. Umumnya,

pendekatan yang dilakukan bisa dengan distribusi Z (uji Z), ataupun distribusi t (uji t).

Uji Z dapat digunakan bila (1) standar deviasi populasi (σ) diketahui, dan (2)

jumlah sampelnya besar (> 30). Bila kedua syarat tersebut tidak terpenuhi, maka jenis uji

yang digunakan adalah uji t dua sampel (two sample t-test). Karena data yang diperoleh

tidak memenuhi syarat di atas, maka pengujiannya dilakukan dengan menghitung

distribusi t data.

Berdasarkan hubungan antar populasinya, uji t dapat digolongkan kedalam dua

jenis uji, yaitu dependent sample t-test, dan independent sample t-test:

a. Dependent sample t-test atau sering diistilahkan dengan Paired Sampel t-Test, adalah

jenis uji statistika yang bertujuan untuk membandingkan rata-rata dua grup yang saling

berpasangan. Sampel berpasangan dapat diartikan sebagai sebuah sampel dengan

subjek yang sama namun mengalami 2 perlakuan atau pengukuran yang berbeda, yaitu

pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan sebuah treatment.

Syarat jenis uji ini adalah: (a) data berdistribusi normal; (b) kedua kelompok data

adalah dependen (saling berhubungan/berpasangan); dan (c) jenis data yang digunakan

adalah numeric dan kategorik (dua kelompok).

Rumus t-test yang digunakan untuk sampel berpasangan (paired) adalah:

Page 14: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

14 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

b. Independent sample t-test adalah jenis uji statistika yang bertujuan untuk

membandingkan rata-rata dua grup yang tidak saling berpasangan atau tidak saling

berkaitan. Tidak saling berpasangan dapat diartikan bahwa penelitian dilakukan untuk

dua subjek sampel yang berbeda. Prinsip pengujian uji ini adalah melihat perbedaan

variasi kedua kelompok data, sehingga sebelum dilakukan pengujian, terlebih dahulu

harus diketahui apakah variannya sama (equal variance) atau variannya berbeda

(unequal variance).

Homogenitas varian diuji berdasarkan rumus:

Data dinyatakan memiliki varian yang sama (equal variance) bila F-Hitung < F-Tabel,

dan sebaliknya, varian data dinyatakan tidak sama (unequal variance) bila F-Hitung >

F-Tabel.

Bentuk varian kedua kelompok data akan berpengaruh pada nilai standar error yang

akhirnya akan membedakan rumus pengujiannya.

Uji t untuk varian yang sama (equal variance) menggunakan rumus Polled Varians:

Page 15: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

15 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

Uji t untuk varian yang berbeda (unequal variance) menggunakan rumus Separated

Varians:

Merujuk pada penjelasan di atas, maka hasil analisis menggunakan pelarut Asam

Klorida 1:1 dan Asam Klorida 1:5 diuji dengan menggunakan uji independent sample t-

test.

2.2.1. Perbandingan Pengujian Kadar CaO dalam Gypsum Menggunakan Pelarut HCl

1:1 dan HCl 1:5

Langkah pertama ialah membuat hipotesis. Hipotesis yang disusun ialah hipotesis

dua arah.

Ho = Besaran kadar CaO dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:1 = Besaran kadar

CaO dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:5

H1 = Besaran kadar CaO dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:1 ≠ Besaran kadar CaO

dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:5

Selanjutnya, menentukan homogenitas varians kedua kelompok data. Tahap ini sebagai

penentu penggunaan rumus uji t yang digunakan.

Pada data hasil analisis didapatkan bahwa varians dinyatakan tidak sama (unequal

variance). Hal ini dikarenakan harga F-hitung > F-tabel, sehingga digunakanlah uji t

dengan rumus Separated Variance:

Page 16: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

16 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

Sehingga diperoleh data sebagai berikut.

tabung ke- CaO HCl 1:1

(%)

CaO HCl 1:5

(%)

1 29.216 31.656

2 31.76 32.652

3 32.59 32.507

4 32.74 30.125

5 31.757 29.101

6 32.81 29.259

7 30.859 28.775

8 31.503 30.49

9 31.852 30.561

10 31.347 30.832

varians 1.127185822 1.847921067

F-hitung 1.639411205

F-tabel(α,df1, df2) 0.314574906

keterangan unequal variance

t hitung 0.071710984

t table 2.262157163

Tabel 3. Data Uji t Kadar CaO Menggunakan Pelarut HCl 1:1 dan HCl 1:5

Dari data tersebut diperoleh hasil t-hitung < t-tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa H0

diterima. Besaran kadar CaO dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:1 = Besaran kadar

CaO dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:5.

2.2.2. Perbandinga Pengujian Kadar P2O5 dalam Gypsum Menggunakan Pelarut HCl

1:1 dan HCl 1:5

Langkah pertama ialah membuat hipotesis. Hipotesis yang disusun ialah hipotesis

dua arah.

Ho = Besaran kadar P2O5 dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:1 = Besaran kadar

P2O5 dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:5

H1 = Besaran kadar P2O5 dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:1 ≠ Besaran kadar

P2O5 dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:5

Selanjutnya, menentukan homogenitas varians kedua kelompok data. Tahap ini sebagai

penentu penggunaan rumus uji t yang digunakan.

Page 17: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

17 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

Pada data hasil analisis didapatkan bahwa varians dinyatakan tidak sama (unequal

variance). Hal ini dikarenakan harga F-hitung > F-tabel, sehingga digunakanlah uji t

dengan rumus Separated Variance:

Sehingga diperoleh data sebagai berikut.

tabung ke- P2O5 HCl 1:1 P2O5 HCl 1:5

1 0.8775 0.9161

2 0.906 0.9653

3 0.9047 0.8967

4 1.0246 0.9375

5 0.9051 0.9338

6 0.8865 0.9378

7 0.8525 0.9378

8 0.7928 0.9955

9 0.8043 1.0021

10 0.8228 0.9872

varians 0.004464706 0.001233273

F-hitung 3.620209495

F-tabel(α,df1, df2) 0.314574906

keterangan unequal variance

t hitung 0.008529078

t table 2.262157163

Tabel 4. Data Uji t Kadar P2O5 Menggunakan Pelarut HCl 1:1 dan HCl 1:5.

Dari data tersebut diperoleh hasil t-hitung < t-tabel sehingga dapat disimpulkan

bahwa H0 diterima. Besaran kadar P2O5 dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:1 =

Besaran kadar P2O5 dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:5.

2.2.3. Perbandingan Pengujian Kadar SO3 dalam Gypsum Menggunakan Pelarut HCl

1:1 dan HCl 1:5

Langkah pertama ialah membuat hipotesis. Hipotesis yang disusun ialah hipotesis

dua arah.

Page 18: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

18 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

Ho = Besaran kadar SO3 dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:1 = Besaran kadar SO3

dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:5

H1 = Besaran kadar SO3 dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:1 ≠ Besaran kadar SO3

dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:5

Selanjutnya, menentukan homogenitas varians kedua kelompok data. Tahap ini sebagai

penentu penggunaan rumus uji t yang digunakan.

Pada data hasil analisis didapatkan bahwa varians dinyatakan tidak sama (unequal

variance). Hal ini dikarenakan harga F-hitung > F-tabel, sehingga digunakanlah uji t

dengan rumus Separated Variance:

Sehingga diperoleh data sebagai berikut.

tabung ke- SO3 HCl 1:1 SO3 HCl 1:5

1 44.5 44.02

2 44.36 44.56

3 43.04 40.23

4 44.27 44.04

5 44.85 43.8

6 44.7 43.38

7 44.41 42.58

8 42.88 44.69

9 43.55 43.84

10 42.7 43.15

varians 0.649648889 1.659232222

F-hitung 2.554044578

F-tabel(α,df1, df2) 0.314574906

keterangan unequal variance

t hitung 0.317256279

t table 2.262157163

Tabel 5. Data Uji t Kadar SO3 Menggunakan Pelarut HCl 1:1 dan HCl 1:5.

Page 19: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

19 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

Dari data tersebut diperoleh hasil t-hitung < t-tabel sehingga dapat disimpulkan

bahwa H0 diterima. Besaran kadar SO3 dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:1 =

Besaran kadar SO3 dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:5.

Selain perbandingan antar pelarut, dilakukan pula optimasi hasil pengujian kadar CaO,

P2O5, dan SO3 tiap pelarut dengan hasil pengujian standarnya. Tujuannya untuk mengetahui hasil

data dengan pelarut mana yang lebih mirip atau sesuai dengan hasil data pengujian standar.

Pengujian standar kadar CaO, P2O5, dan SO3 dalam gypsum jaminan mutu di PT. Petrokimia

Gresik dilakukan dengan metode ASTM C 471M-2006 (Pelarut HCl 1:5) untuk CaO, metode

SNI 15-0715-1989 (Pelarut HClO4 : HNO3 15 : 9) untuk P2O5 dan ASTM C 471M-2006

(Pelarut HCl 1 : 5) untuk SO3.

Proses optimasi dilakukan dengan cara membandingkan koefisien keragaman dari tiap

kelompok data hasil analisis dengan koefisien keragaman dari kelompok data hasil pengujian

standar. Apabila koefisien keragaman besar maka dapat dinyatakan kelompok data tersebut tidak

stabil dan kurang mirip dengan hasil pengujian standarnya.

Berikut merupakan tabel data hasil optimasi data analislis kadar CaO dalam gypsum

(cement retarder) menggunakan pelarut HCl 1:1 dan HCl 1:5 dengan data analisis kadar CaO

dalam gypsum jaminan mutu menggunakan metode ASTM C 471M-2006 (Pelarut HCl 1:5).

Tabung ke- standar CaO 1:1 CaO 1:5

1 31.251 29.216 31.656

2 31.365 31.76 32.652

3 31.11 32.59 32.507

4 30.064 32.74 30.125

5 31.842 31.757 29.101

6 32.011 32.81 29.259

7 31.452 30.859 28.775

8 31.674 31.503 30.49

9 30.872 31.852 30.561

10 31.334 31.347 30.832

average 31.2975 31.6434 30.5958

standar deviasi 0.549441 1.06169 1.359383

varians 0.301885 1.127186 1.847921

koefisien keragaman 1.755541 3.355171 4.443037

Tabel 6. Data Optimasi Kadar CaO Menggunakan Pelarut HCl 1:1 dan HCl 1:5 dengan Metode Standarnya.

Page 20: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

20 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

Dari data tabel di atas didapatkan bahwa, koefisien keragaman (KK) dari kelompok data

analisis kadar CaO menggunakan pelarut HCl 1:5 jauh berbeda dari KK analisis kadar CaO

secara standar dengan metode ASTM C 471M-2006 (Pelarut HCl 1:5). Sehingga analisis yang

lebih optimal (mendekati data standar) ialah analisis kadar CaO menggunakan pelarut HCl 1:1.

Adapun mengenai pengujian kadar P2O5 dalam gypsum, juga dilakukan perlakuan yang

sama guna mengetahui data dan analisis yang lebih optimal.

Berikut merupakan tabel data hasil optimasi data analisis kadar P2O5 dalam gypsum

(cement retarder) menggunakan pelarut HCl 1:1 dan HCl 1:5 dengan data analisis kadar P2O5

dalam gypsum jaminan mutu menggunakan metode SNI 15-0715-1989 (Pelarut HClO4 : HNO3

15 : 9).

tabung ke- standar P2O5 HCl 1:1 P2O5 HCl 1:5

1 0.817 0.8775 0.9161

2 0.887 0.906 0.9653

3 0.9047 0.9047 0.8967

4 0.855 1.0246 0.9375

5 0.9051 0.9051 0.9338

6 0.8865 0.8865 0.9378

7 0.8525 0.8525 0.9378

8 0.846 0.7928 0.9955

9 0.8022 0.8043 1.0021

10 0.847 0.8228 0.9872

Average 0.8603 0.87768 0.95098

standar deviasi 0.035117 0.066818457 0.035117985

Varians 0.001233 0.004464706 0.001233273

koefisien keragaman 4.081894 7.61307734 3.692820592

Tabel 7. Data Optimasi Kadar P2O5 Menggunakan Pelarut HCl 1:1 dan HCl 1:5 dengan Metode Standarnya.

Dari tabel data di atas, dapat diketahui bahwa kelompok data analisis kadar P2O5

menggunakan pelarut HCl 1:1 memiliki koefisien keragaman (KK) yang besar, jauh

dibandingkan dengan KK dari kelompok data analisis kadar P2O5 menggunakan metode

standarnya, SNI 15-0715-1989 (Pelarut HClO4 : HNO3 15 : 9). Artinya analisis kadar P2O5

menggunakan pelarut HCl 1:1 kurang optimal dibanding analisis kadar P2O5 menggunakan

pelarut HCl 1:5.

Page 21: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

21 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

Tidak berbeda dengan analisis yang sebelumnya, untuk mengoptimasi analisis kadar SO3

yang telah dilakukan, maka perlu dilakukan perbandingan data dari analisis kadar SO3

menggunakan pelarut HCl 1:1 dan HCl 1:5 dengan data dari analisis kadar SO3 menggunakan

metode standarnya, ASTM C 471M-2006 (Pelarut HCl 1 : 5).

Berikut merupakan tabel data hasil optimasi data analisis kadar SO3 dalam gypsum

(cement retarder) menggunakan pelarut HCl 1:1 dan HCl 1:5 dengan data analisis kadar SO3

dalam gypsum jaminan mutu menggunakan metode ASTM C 471M-2006 (Pelarut HCl 1 : 5).

tabung ke- standar SO3 HCl 1:1 SO3 HCl 1:5

1 44.153 44.5 44.02

2 43.334 44.36 44.56

3 44.225 43.04 40.23

4 43.267 44.27 44.04

5 42.867 44.85 43.8

6 44.168 44.7 43.38

7 44.446 44.41 42.58

8 43.875 42.88 44.69

9 42.996 43.55 43.84

10 43.011 42.7 43.15

Average 43.6342 43.926 43.429

standar deviasi 0.599015 0.806007996 1.288111883

Varians 0.358819 0.649648889 1.659232222

koefisien keragaman 1.372811 1.834922359 2.966017828

Tabel 8 . Data Optimasi Kadar P2O5 Menggunakan Pelarut HCl 1:1 dan HCl 1:5 dengan Metode Standarnya.

Dari data tabel di atas, didapatkan bahwa koefisien keragaman (KK) dari kelompok data

analisis kadar SO3 menggunakan pelarut HCl 1:5 jauh berbeda dari KK analisis kadar SO3 secara

standar dengan metode ASTM C 471M-2006 (Pelarut HCl 1 : 5). Sehingga analisis yang lebih

optimal (mendekati data standar) ialah analisis kadar SO3 menggunakan pelarut HCl 1:1.

Page 22: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

22 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Pada analisis menggunakan pelarut Asam Klorida 1:1 didapatkan rata-rata kadar CaO

sebesar 31,6434 %, rata-rata kadar P2O5 sebesar 0,87768 %, rata-rata kadar SO3 43,926 %,

sedangkan pada analisis menggunakan pelarut Asam Klorida 1:5 didapatkan rata-rata kadar

CaO sebesar 30,5958%, P2O5 sebesar 0,95098 %, SO3 sebesar 43,429 %.

2. Dari perbandingan hasil uji t, didapatkan:

Besaran kadar CaO dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:1 = Besaran kadar CaO dalam

gypsum dengan pelarut HCl 1:5.

Besaran kadar P2O5 dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:1 = Besaran kadar P2O5

dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:5.

Besaran kadar SO3 dalam gypsum dengan pelarut HCl 1:1 = Besaran kadar SO3 dalam

gypsum dengan pelarut HCl 1:5.

3. Berdasarkan hasil optimasi menurut perbandingan variasi dan koefisien keseragaman

dengan data standarnya,diperoleh hasil sebagai berikut:

Analisis kadar CaO dalam gypsum (Cement Retarder) menggunakan pelarut HCl 1:1

lebih optimal dibanding analisis kadar CaO dalam gypsum (Cement Retarder)

menggunakan pelarut HCl 1:5.

Analisis kadar P2O5 dalam gypsum (Cement Retarder) menggunakan pelarut HCl 1:5

lebih optimal dibanding analisis kadar P2O5 dalam gypsum (Cement Retarder)

menggunakan pelarut HCl 1:1.

Analisis kadar SO3 dalam gypsum (Cement Retarder) menggunakan pelarut HCl 1:1

lebih optimal dibanding analisis kadar SO3 dalam gypsum (Cement Retarder)

menggunakan pelarut HCl 1:5.

4. Analisis kadar CaO dan SO3 dalam gypsum (Cement Retarder) dapat dilakukan dengan

satu tahap preparasi yang sama, sedangkan analisis kadar P2O5 tidak.

Page 23: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

23 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

3.2 Saran

Semoga terjalin hubungan yang baik antara pihak PT. Petrokimia Gresik dengan pihak

Universitas Negeri Malang (UM) khususnya Program Studi Kimia dalam rangka

pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia tetap terjaga dan lebih ditingkatkan lagi.

Page 24: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

24 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

DAFTAR PUSTAKA

Brown, D.W., Floyd, A.J., & Sainsbury, M. 1988. Organic Spectroscopy. New York: John Wiley

& Sons.

Day, R.A. & Underwood, A.L. 1981. Analisis Kimia Kuatitafif. Terjemahan dari R. Soendoro.

Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari Quantitatif Analysis Chemistry.

Hardjono, Sastrohamidjojo. 1991. Spektroskopi. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.

Kirk, Othmer. 1968. Encyclopedia Of Chemical Technology, Second Edition vol.15.

Lide, David. (1980-1981). CRC Handbook of Chemistry and Physics (edisi ke 61). CRC Press.

Moersidi, Sediyarso. 1998. Pospat Alam sebagai pupuk P untuk Budidaya Pertanian.

Perry, R. 1984. Chemical Engineers’ Handbook (edisi ke6-th). McGraw HillBook Company.

ISBN 0-07-049479-7.

Petroleum ( Refinery process ) to Poison Economic. Page 233-275.

Setyowati, Hani. 2012. Laporan Praktik Kerja Lapangan. Yogyakarta: Unv. Islam Indonesia.

Sudjadi. 1983. Penentuan Struktur Senyawa Organik. Jakarta: Ghalia.

Sutrisno. 2011. Spektroskopi Molekul Organik. Batu: Penerbit Cakrawala Indonesia.

Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Edisi Keempat). Malang:

Penerbit & Percetakan Unv. Negeri Malang.

Page 25: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

25 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

LAMPIRAN

PROFIL PT. PETROKIMIA GRESIK

4.1 Sejarah

PT. Petrokimia Gresik merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam lingkup

Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Pada mulanya pabrik pupuk yang hendak dibangun

di Jawa Timur ini disebut Proyek Petrokimia Surabaya dimana pemerintah telah merancang

keberadaannya sejak tahun 1956 melalui Biro Perancang Negara (BPN). Nama Petrokimia

sendiri berasal dari “Petroleum chemical” yang disingkat menjadi Petrochemical, yaitu bahan-

bahan kimia yang berasal dari minyak dan gas alam.

Proyek Petrokimia Surabaya ini didirikan berdasarkan ketetapan MPRS No. II tahun

1960 sebagai Proyek Prioritas dalam pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana tahap I

(1961 - 1969) dan diperkuat dengan Surat Keputusan Presiden RI No. 260 tahun 1960.

Pelaksanaan proyek pada 1964 atas dasar Instruksi Presiden no. 1 tahun 1963 dan selaku

Kontraktor Cosindit SpA dari Italia. Gresik dipilih sebagai lokasi pabrik pupuk merupakan hasil

studi kelayakan pada tahun 1962 oleh Badan Persiapan Proyek-Proyek Industri (BP3I) yang

dikoordinir Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan.

Pembangunan proyek sempat terhenti sebelum tahun 1968 karena pada tahun tersebut

terjadi krisis moneter. Pada tahun 1969 proyek dijalankan kembali hingga akhirnya proyek

tersebut dapat beroperasi kembali untuk pertama kalinya pada Maret 1970. Pada tanggal 10 Juli

1972, PT. Petrokimia Gresik diresmikan penggunaannya oleh Presiden Soeharto yang kemudian

diabadikan sebagai Hari Jadi PT Petrokimia Gresik dengan bentuk badan usaha Perusahaan

Umum (Perum) dengan produknya yang masih berupa pupuk urea dan pupuk ZA.

Pada tanggal 10 Juli 1975 badan usaha Petrokimia Gresik berubah menjadi Persero (milik

lebih dari penanam modal) sehingga namanya menjadi PT. Petrokimia Gresik (Persero). Setelah

berkembang selama 20 tahun, pada tahun 1997 berdasarkan PP No. 28/1997, PT. Petrokimia

Gresik menjadi anggota holding dengan PT. Pupuk Sriwijaya. Sampai dengan saat ini PT.

Petrokimia Gresik telah memiliki 15 pabrik yang menghasilkan produk pupuk dan non pupuk.

Produk pupuk disini meliputi pupuk urea, SP-36 I, SP-36 II, ZA I/II/III, phonska, NPK blending,

kalium sulfat dan NPK granulasi. Sedangkan produk non pupuk antara lain amoniak, asam sulfat,

asam fosfat, cement retarder dan aluminium fluorida.

Page 26: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

26 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

4.2 Lokasi Industri

PT. Petrokimia Gresik menempati lahan kompleks seluas 450 Ha dimana lahan tersebut

sudah ditempati dan dikelola semua sehingga tidak ada lahan kosong lagi. Daerah-daerah yang

ditempati antara lain :

1. Kecamatan Gresik meliputi Desa Ngipik, Desa Tlogopojok, Desa Sukorame, Desa Karang

Turi, Desa Lumpur

2. Kecamatan Kebomas meliputi Desa Tlogopatut, Desa Randuagung, Desa Kebomas

3. Kecamatan Manyar meliputi Desa Pojok Pesisir, Desa Rumo Meduran, Desa Tepen.

4.3 Visi dan Misi

4.3.1 Visi

Visi PT. Petrokimia Gresik, yaitu : “Menjadi produsen pupuk dan produk kimia lainnya

yang berdaya saing tinggi dan produknya paling diminati konsumen”.

4.3.2 Misi

Misi PT. Petrokimia Gresik, yaitu :

1. Mendukung penyediaan pupuk nasional untuk tercapainya program swasembada pangan.

2. Meningkatkan hasil usaha untuk menunjang kelancaran kegiatan operasional dan

pengembangan usaha.

3. Mengembangkan potensi usaha untuk pemenuhan industri kimia nasional dan berperan aktif

dalam community development.

4. Mengutamakan keselamatan, kesejahteraan dan kesehatan kerja dalam setiap kegiatan

operasional.

5. Memanfaatkan profesionalisme untuk peningkatan kepuasan pelanggan.

Page 27: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

27 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

DIREK

TUR U

TAMA

STAF

UTAM

AKO

MP.

PABR

IK I

KOMP

.

PABR

IK II

KOMP

.

PABR

IK III

KOMP

.

TEKN

OLOG

I

DIR.

PROD

UKSI

DIR.

TEKN

IK & P

ENGE

MBAN

GAN

DIR.

PEMA

SARA

N

DIR.

KEUA

NGAN

DIR.

SDM

& UMU

M

DEP. PEMELIHARAAN I

DEP. PRODUKSI I

DEP. PEMELIHARAAN II

DEP. PRODUKSI II

DEP. PEMELIHARAAN III

DEP. PRODUKSI III

B. INSPEKSI TEKNIK

BIRO PROSES & LAB

BIRO LINGKUNGAN & K3

STAF UTAMA MUDA

KOMP

.

PENG

ADAA

N

KOMP

.

ENGIN

EERIN

GKO

MP.

PENG

EMBA

NGAN

BIRO PENGADAAN

BIRO PERENCANAAN & GUDANG MATERIAL

DEP. PERALATAN & PERMESINAN

BIRO JASA TEKNIK & KONSTRUKSI

BIRO RANCANG BANGUN

DEP PRASARANA PABRIK & KAWASAN

BIRO PENGEMBANGAN USQ

BIRO TEKNOLOGI INFORMASI

KOMP

.

PENJ

UALA

N WIL

I

KOMP

.

PENJ

UALA

N WIL

II

KOMP

.

PEMA

SARA

N

DEP PENJUALAN WIL I

DEP DISTRIBUSI WIL I

DEP PENJUALAN INDUSTRI & PERKEBUNAN I

DEP PENJUALAN WIL II

DEP DISTRIBUSI WIL II

DEP PENJUALAN INDUSTRI & PERKEBUNAN II

BIRO BANK PASAR & APLIKASI PRODUK

BIRO PELAYANAN & KOMUNIKASI PRODUK

BIRO PERENCANAAN PEMASARAN

KOMP

.

ADMI

NISTR

ASI

KEUA

NGAN

KOMP

.

PERE

NCAN

AAN &

PENG

ENDA

LIAN

USAH

A

DEP. KEUANGAN

DEP. AKUNTANSI

DEP. PERWAKILAN JAKARTA

BIRO MENEJEMEN RESIKO

BIRO ANGGARANSE

KRET

ARIS

PERU

SAHA

AN

KOMP

.

SDM

BIRO UMUM & SEKRETARIAT

BIRO. HUKUM

BIRO.HUMAS

BIRO PENDIDIKAN & PELATIHAN

BIRO PERSONALIA

BIRO ORGANISASI & PROSEDUR

SATU

AN

PENG

AWAS

AN

INTER

N

BID. PENGAWASAN ADMINISTRASI

BID. PENGAWASAN OPERASIONAL

BIRO KEMITRAAN & LINGKUNGAN

DEP. KEAMANAN

4.4 Struktur Organisasi

Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Petrokimia Gresik.

Page 28: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

28 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

4.5 Arti Logo

Gambar 2. Logo PT. Petrokimia Gresik.

4.5.1. Dasar Pemilihan Logo

Kerbau dengan warna kuning emas dipilih sebagai logo karena :

1. Penghormatan kepada daerah Kebomas dimana PT. Petrokimia Gresik berada di desa

Kebomas dan Kecamatan Kebomas.

2. Kerbau suka bekerja keras, mempunyai loyalitas dan jujur.

3. Dikenal luas masyarakat Indonesia dan merupakan sahabat petani.

4.5.2 Arti Logo

1. Warna kuning emas melambangkan keagungan.

2. Daun hijau berujung lima, mempunyai arti :

● Daun hijau melambangkan kesuburan dan kesejahteraan

● Berujung lima melambangkan sila-sila dari Pancasila

3. Huruf PG merupakan singkatan dari PT. Petrokimia Gresik

4. Warna putih melambangkan kesucian

Jadi arti logo secara kesuluruhan adalah : Dengan hati yang bersih berdasarkan kelima

sila Pancasila, PT. Petrokimia Gresik berusaha mencapai masyarakat yang adil dan makmur

untuk menuju keagungan Bangsa.

Page 29: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

29 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

4.6 Unit Produksi

4.6.1 Unit Pabrik 1

4.6.1.1 Pabrik NH3 Cair)

Kapasitas Produksi : 445.000 T/th

Bahan Baku : Gas alam dan Udara

Bentuk / Sifat : Cairan, mudah menguap

Kemasan : Tangki isi 1.9 ton & 3.8 ton

Spesifikasi NH3 Cair ( SNI 06-0045-1987 ) :

NH3 % : 99.5 min

Air % : 0.5 maks

Minyak ppm : 10 maks

Kegunaan : Bahan baku ZA, Urea, NPK, DAP, Ammnium Chlorida,

Ammonium Nitrat dan Hydrazine.

4.6.1.2 Pabrik CO2 Cair

Kapasitas Produksi : 23.200 Ton/th

Bahan Baku : Pemurnian CO2 produk samping NH3

Bentuk/Sifat : Cairan, mudah menguap

Spesifikasi CO2 Cair ( SNI 06-0029-1987 ) :

CO2 % : 99.7 min

Air ppm : 0.05 maks

Kemasan : Tangki isi 4.5 ton dan Botol isi 30 kg

Kegunaan : Industri minuman berkarbonasi, Pemadam kebakaran,

Proses netralisasi, Mencega oksidasi pada pengelasan logam, Pengawetan daging /

gabah / sayuran / ikan / benih.

Page 30: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

30 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

4.6.1.3 Pabrik O2 Cair

Kapasitas Produksi : 7.500 Ton/th

Bahan Baku : Udara

Bentuk/Sifat : Cairan, mudah menguap

Spesifikasi O2 Cair ( SNI 06-0031-1990 ) :

O2 % : 99.5 min

Kemasan : Tangki isi 4.5 ton

Kegunaan : Pengelasan, Pemotongan logam, Perbengkelan,

Penyulingan/pengilangan minyak, Peleburan logam, Pengecoran, Membuat gas sintesa

untuk produksi ammonia/methyl alcohol/Acetylene, gas injection dalam penjernihan

air, bidang kedokteran.

4.6.1.4 Pabrik N2 cair

Kapasitas Produksi : 8.000 Ton/th

Bahan Baku : Udara

Bentuk/Sifat : Cairan, mudah menguap

Spesifikasi N2 Cair ( SNI 06-0042-1987 ) :

N2 % : 99.7 min

O2 % : 0.05 maks

H2 ppm : 20 maks

CO2 ppm : 10 maks

Kemasan : Tangki isi 4.5 ton

Kegunaan : Pembuatan ammoniak, Cyanida, Pemadam kebakaran,

Pengawetan bahan makanan, Industri listrik.

Page 31: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

31 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

4.6.1.5 Pabrik ZA I & III ((NH4)2SO4)

Kapasitas Produksi : 400.000 T/th

Bahan Baku : NH3 dan H2SO4

Bentuk/Sifat : Padatan Tidak Higroskopis, Mudah lrt dlm air

Spesifikasi ZA ( SNI 02-1760-2005 ) :

Nitrogen % : 20.8 min

Belerang % : 23.8 min

Asam bebas % : 0.1 maks

Kadar Air % : 1.0 maks

Kegunaan : Sebagai sumber unsur hara nitrogen dan belerang bagi

tanaman, bahan baku pembuatan herbisida

4.6.1.6 Pabrik Urea (NH2CONH2)

Kapasitas Produksi : 460.000 T/th

Bahan Baku : NH3 dan CO2

Bentuk/Sifat : Padatan higroskopis, mudah larut dalam air

Spesifikasi UREA ( SNI 02-2801-1998 ) :

Nitrogen % : 46 min

Biuret % : 1 maks

Kadar Air % : 0.5 maks

Kegunaan : Sebagai sumber unsur hara nitrogen bagi tanaman, bahan

baku pembuatan urea, formaldehid, melamin, sebagai unsur sumber nitrogen pada

pembuatan GA/MSG dan Lysine – HCl

Page 32: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

32 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

4.6.2 Unit Pabrik II

4.6.2.1 Pabrik SP-36

Kapasitas Produksi : 1.000.000 T/th

Bahan Baku : Batuan fosfat (P. Rock), H3PO4 , dan H2SO4

Bentuk/Sifat : Padatan tidak Higroskopis, Mudah larut dalam air

Spesifikasi SP-36 ( SNI 02-3769-2005 ) :

P2O5 total % : 36 min

P2O5 CS 2% % : 34 min

P2O5 WS % : 30 min

Belerang % : 5 min

Asam bebas % : 6 maks

Kadar Air % : 5 maks

Kegunaan : Sebagai sumber unsur hara fosfat bagi tanaman

4.6.2.2 Pabrik SUPERPHOS (SP-18)

Kapasitas Produksi : 1.000.000 T/th

Bahan Baku : Batuan fosfat (P. Rock), H3PO4 , Clay dan H2SO4

Bentuk/Sifat : Padatan tidak higroskopis, mudah larut dalam air

Spesifikasi SUPERPHOS (SP-18) Peraturan Menteri Perindustrian :

P2O5 CS 2% % : 18 min

P2O5 WS % : 14 min

Belerang % : 6 min

Asam bebas % : 6 maks

Kadar Air % : 8 maks

Kegunaan : Sumber unsur hara fosfat bagi tanaman

Page 33: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

33 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

4.6.2.3 Pabrik Phonska

Kapasitas Produksi : 300.000 T/th

Bahan Baku : H3PO4 , NH3 dan KCl

Bentuk/Sifat : Padatan Higroskopis, Mudah larut dalam air

Spesifikasi NPK padat ( SNI 02-2803-2000 ) : 15 – 15 – 15

Nitrogen total % : 6 min

P2O5 CS 2 % % : 6 min

K2O % : 6 min

Jumlah % : 30 min

Kadar Air % : 2 maks

Kegunaan : unsur hara fosfat, nitrogen, kalium, belerang tanaman.

4.6.2.4 Pabrik NPK Kebomas

Kapasitas Produksi : NPK Granule I, II, III, dan IV = 740.000 T/th

Bahan Baku : Tergantung formula N - P - K + (Mg/Zn/Cu/B/Fe)

Bentuk/Sifat : Padatan Higroskopis, Mudah larut dalam air

Spesifikasi NPK padat ( SNI 02-2803-2000 ) : Tergantung formula

Nitrogen total % : 6 min

P2O5 CS 2 % % : 6 min

K2O % : 6 min

Jumlah % : 30 min

Kadar Air % : 2 maks

Kegunaan : sumber unsur hara Fosfat, Nitrogen, Kalium,

Boron,Magnesium, Copper, Besi dan Zink bagi tanaman.

Page 34: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

34 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

4.6.2.5 Pabrik TSP

Kapasitas Produksi : Tergantung Pemesanan

Bahan Baku : Batuan fosfat (P. Rock), H3PO4 , dan H2SO4

Bentuk/Sifat : Padatan tidak Higroskopis, Mudah larut dalam air

Spesifikasi TSP ( SNI 02- 0086 - 2005 ) :

P2O5 total % : 45 min

P2O5 CS 2% % : 40 min

P2O5 WS % : 36 min

Asam bebas % : 6 maks

Kadar Air % : 5 maks

Kegunaan : Sebagai sumber unsur hara Fosfat bagi tanaman

4.6.2.6 Pabrik DAP (NH4)2HPO4

Kapasitas Produksi : Tergantung Pemesanan

Bahan Baku : NH3 dan H3PO4

Bentuk/Sifat : Padatan tidak Higroskopis, Mudah larut dalam air

Spesifikasi DAP ( SNI 02 - 2858 - 2005 ) :

Nitrogen % : 45 min

P2O5 total % : 40 min

Kadar Air % : 5 maks

Kadmium ppm : 100 maks

Timbal ppm : 500 maks

Raksa ppm : 10 maks

Arsen ppm : 100 maks

Kegunaan : Sumber unsur hara fosfat dan nitrogen bagi tanaman

Page 35: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

35 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

4.6.2.7 Pabrik ZK K2SO4

Kapasitas Produksi : 10.000 T/th

Bahan Baku : H2SO4 dan KCl

Bentuk/Sifat : Padatan tidak Higroskopis, Mudah larut sdalam air

Spesifikasi ZK ( SNI 02 - 2809 - 2005 ) :

K2O % : 50 min

Belerang % : 17 min

Asam bebas % : 2.5 maks

Klorida % : 2.5 maks

Kadar Air % : 1.0 maks

Kegunaan : Sumber unsur hara kalium dan belerang bagi tanaman.

4.6.2.8 Pabrik HCl

Kapasitas Produksi : -

Bahan Baku : H2SO4 dan KCl

Bentuk / Sifat : Cairan yang sangat korosif

Spesifikasi HCl ( SNI 06 - 2557 - 1992 ) : Type 2

Klorida sebagai HCl % : 31 min

Sisa pemijaran % : 0.2 maks

Besi sebagai Fe2O3 % : 0.02 maks

1.6.2.9 Pabrik Petroganik

Kapasitas Produksi : 10.000 T/th

Bahan Baku : Kotoran Hewan

Bentuk/Sifat : Granul tidak Higroskopis, Mudah larut dalam air

Spesifikasi PETROGANIK :

C Organik % : 12.5

C / N Ratio % : 10 – 25

Air % : 4 – 12

Kegunaan : Sumber unsur hara C Organik, nitrogen bagi tanaman.

Page 36: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

36 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

4.6.3 Unit Pabrik III

4.6.3.1 Pabrik Asam Sulfat H2SO4

Kapasitas Produksi : 550.000 T/th

Bahan Baku : Belerang & Udara kering

Bentuk/Sifat : Cairan

Spesifikasi Asam Sulfat H2SO4 ( SNI 06 - 0030- 1996 ) :

H2SO4 % : 98 min

Sisa Pemijaran % : 0.03 maks

Klorida, Cl ppm : 10 maks

Nitrat, NO3 ppm : 5 maks

Besi, Fe ppm : 50 maks

Timah, Pb ppm : 50 maks

Kemasan : Tangki isi 4.5 ton

Kegunaan : Bahan baku pupuk ZA, SP-36, Gypsum, Asam Fosfat,

Tawas, Utilitas pabrik I, Bahan baku detergen, Industri MSG, Lysine-HCl, Tekstil,

Pengelolaan Oil bekas, dll

4.6.3.2 Pabrik Asam Fosfat H3PO4

Kapasitas Produksi : 200.000 T/th

Bahan Baku : Batuan fosfat (Ca3PO4) & H2SO4

Bentuk/Sifat : Cairan

Spesifikasi Asam Fosfat H3PO4 ( SNI 06 - 2575- 1992 ) : Grade II

P2O5 % : 50 min

SO3 % : 4.0 maks

CaO % : 0.7 maks

MgO % : 1.7 maks

Fe2O3 % : 0.6 maks

Al2O3 % : 1.3 maks

Cl % : 0.04 maks

F % : 1.0 maks

Page 37: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

37 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

Kemasan : Tangki isi 4.5 ton

Kegunaan : Bahan baku pupuk fosfat (TSP, SP-36, Superphos, NPK,

DAP), Sodium Tripoly Phosphate, Pengelolaan nira pada pabrik gula, Chemical Cleaning,

bahan baku Lysine-HCl

4.6.3.3 Pabrik Cement Retarder

Kapasitas Produksi : 440.000 T/th

Bahan Baku : Purified Gypsum ( CaSO4 2 H2O )

Bentuk/Sifat : Granul tidak larut dalam air

Spesifikasi CR - CaSO4 2 H2O ( SNI 15 - 0715- 1989 ) :

CaSO4 2 H2O % : 91 min

Air Kristal % : 19 min

SO3 % : 42 min

CaO % : - min

P2O5 Total % : 0.5 maks

P2O5 Larut Air % : 0.02 maks

Fluorida total % : 0.5 maks

Air Bebas % : 20 maks

Kadar IM in Asam% : 2.5 maks

Ukuran Butir % : 90 min

Kemasan : Curah

Kegunaan : Bahan baku semen, plasterboard dan kedokteran

4.6.3.4 Pabrik AlF3

Kapasitas Produksi : 12.600 T/th

Bahan Baku : Al(OH)3 & H2SiF6

Bentuk/Sifat : Kristal yang tidak larut dalam air

Spesifikasi AlF3 ( SNI 06 - 2603- 1992 ) :

Purity % : 94 min

Page 38: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

38 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

SiO2 % : 0.25 min

P2O5 % : 0.02 min

Fe2O3 % : 0.07 min

BD Unt % : 0.700 min

Ukuran butir : (Quality Plant)

+ 150 Tyler Mesh % : 20 – 50

+ 200 Tyler Mesh % : 50 – 75

+ 325 Tyler Mesh % : 75 – 96

Kemasan : Fleksibel Kontainer isi 1 ton

Kegunaan : Sebagai bahan untuk proses peleburan Alumunium

4.6.3.5 Pabrik ZA II - (NH4)2SO4

Kapasitas Produksi : 250.000 T/th

Bahan Baku : NH3CO3 & CaSO4 2 H2O

Bentuk/Sifat : Padatan Tidak Higroskopis, Mudah lrt dlm air

Spesifikasi ZA ( SNI 02-1760-2005 ) :

Nitrogen % : 20.8 min

Belerang % : 23.8 min

Asam bebas % : 0.1 maks

Kadar Air % : 1.0 maks

Kegunaan : Sumber unsur hara nitrogen dan belerang bagi tanaman, bahan baku

pembuatan Herbisida dan Lisin.

Page 39: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

39 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

4.7 Spesifikasi Produk

4.7.1 Spesifikasi pupuk urea ( Sesuai SNI 02-2801-1998 )

.

Gambar 2. Pupuk urea

Nitrogen (N) : 46%

Kadar Air : maks. 0,5%

Kadar Biuret : maks. 1%

Bentuk : Prill

Warna : Putih

Sifat :

Higroskopis

Mudah larut dalam air,

Tidak dapat dicampur dengan SP-36 dan

ZA untuk disimpan

Dapat dicampur dengan pupuk lain

dalam penggunaan

4.7.2 Spesifikasi pupuk ZA ( Sesuai SNI 02-1760-1990 )

Gambar 3. Pupuk ZA

Nitrogen (N) : Min 20,8%

Belerang (S) : Min 23%

Kadar Air : maks. 1%

Bentuk : kristal

Warna : putih

Sifat :

Tidak higroskopis

Mudah larut dalam air,

Dapat dicampur dengan pupuk lain

Page 40: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

40 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

4.7.3 Spesifikasi pupuk SP-36 ( Sesuai SNI 02-3769-1995 )

Gambar 4. Pupuk SP-36

Unsur Hara Phosphor (P2O5)

o Total : min. 36%

o Larut dalam asam sitrat : min. 34%

o Larut dalam air : min. 30%

Belerang (S) : min. 5%

Kadar Air : maks. 5%

Bentuk : Granul

Warna : Abu-abu

Asam Bebas sebagai H3PO4 : Maks 6%

Sifat :

Tidak higroskopis

Dapat larut dalam air

Dalam penyimpanan dapat dicampur

dengan ZA dan KCl, tetapi tidak dapat

dicampur dengan Urea

4.7.4 Spesifikasi pupuk DAP ( Sesuai SNI 02-2858-2005 )

Gambar 5. Pupuk DAP

Nitrogen (N) : Min 18%

Phosphor (P2O5) total : Min 46%

Kadar Air : Maks. 2%

Bentuk : Granul

Warna : Putih/abu-abu

Sifat :

Tidak higroskopis.

Mudah larut dalam air.

Dapat dicampur dengan pupuk lain

dalam penggunaan

Page 41: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

41 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

4.7.5 Spesifikasi pupuk ZK ( Sesuai SNI 02-2809-2005 )

Gambar 6. Pupuk ZK

Kalium (K2O): Min 50%

Belerang (S) : Min 17%

Kadar Air : maks. 1%

Asam bebas sebagai H2SO4 : Maks 2,5%

Klorida ( Cl ) : Maks 2,5%

Sifat :

Tidak Higroskopis

Mudah larut dalam air

Dapat dicampur dengan pupuk SP-36 &

ZA untuk disimpan

Dapat dicampur dengan Urea dalam

penggunaan

4.7.6 Spesifikasi pupuk phonska

Gambar 7. Pupuk phonska

Nitrogen (N) : 15 %

Phosphor (P2O5) : 15 %

Kalium (K2O) : 15 %

Sulfur (S) : 10 %

Kadar Air : maks. 2%

Sifat :

Berbentuk butiran

Berwarna merah muda

Hampir seluruhnya larut dalam air

Page 42: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

42 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

4.7.7 Spesifikasi pupuk NPK Kebomas

Gambar 8. Pupuk NPK kebomas

Pupuk majemuk lengkap dengan

formula sesuai permintaan konsumen

Meningkatkan efisiensi dan efektivitas

penggunaan pupuk

Mengantisipasi kemungkinan terjadinya

kesulitan mendapatkan salah satu jenis

pupuk tunggal

Tidak perlu mencampur beberapa jenis

pupuk tunggal

Memudahkan transportasi,

penyimpanan, dan penanganan lainnya

4.8 Organisasi Perusahaan

4.8.1 Struktur Organisasi Perusahaan

Organisasi perusahaan di bawah kendali pimpinan perusahaan:

a. Dewan Komisaris, yang terdiri dari Komisaris Utama dan Komisaris

b. Dewan Direksi, yang terdiri dari Direktur Utama yang membawahi Direktur Produksi,

Direktur Keuangan, Direktur Teknik dan Pengembangan, Direktur Pemasaran, Direktur

Sumber Daya Manusia dan Umum.Masing-masing direktur membawahi beberapa

Kepala Kompartemen, dan selanjutnya Kepala Kompartemen membawahi Kepala

Departemen atau Kepala Biro. Ada beberapa Kepala Kompartemen yang berlangsung di

bawah Direktur Utama, yaitu Kompartemen Sumber Daya Manusia dan Kepala Satuan

Pengawas. Direktur Produksi membawahi Kepala Kompartemen Pabrik I, Pabrik II,

Pabrik III, dan Teknologi.

Page 43: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

43 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

4.8.2 Ketenagakerjaan

Menurut data dari Biro Tenaga Kerja per tanggal 31 Maret 2007, adalah sebagai berikut :

1) Berdasarkan Tingkat Jabatan :

a. Direksi : 6 orang

b. Ka. Komp/Sat (Eselon I) : 26 orang

c. Kadep/Biro/Bidang (Eselon II) : 70 orang

d. Kabag/Staf Madya : 183 orang

e. Kasie/Staf Muda (Eselon II) : 414 orang

f. Karu/Staf Pemula : 915 orang

g. Pelaksana : 1.827 orang

h. Calon Karyawan : 0 orang

Jumlah : 3.441orang

2) Berdasarkan Usia Karyawan :

a. Usia 26 – 30 tahun : 0 %

b. Usia 31 – 35 tahun : 4 %

c. Usia 36 – 40 tahun : 46 %

d. Usia 41 – 45 tahun : 30 %

e. Usia 46 – 50 tahun : 13 %

f. Usia 51 – 55 tahun : 7 %

3) Berdasarkan Tingkat Pendidikan :

a. Pasca Sarjana : 76 orang

b. Sarjana : 482 orang

c. Diploma III : 94 orang

d. SLTA : 2.498 orang

e. SLTP : 260 orang

f. SD : 31 orang

Jumlah : 3.441 orang

Page 44: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

44 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

4.9 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

4.9.1 FILOSOFI DASAR PENERAPAN K3:

Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan dalam

melakukan pekerjaan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas.

Setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin keselamatannya

Setiap sumber-sumber produksi harus digunakan secara aman dan efisien.

Pengurus/Pimpinan Perusahaan diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat-

syarat dan ketentuan keselamatan kerja yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang

dijalankan.

Setiap orang yang memasuki tempat kerja diwajibkan mentaati semua persyaratan

keselamatan kerja. Tercapainya kecelakaan nihil.

4.9.2 TUJUAN K3

Menciptakan sistem K3 ditempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen,

tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah

terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang

aman, nyaman, efisien dan produktif.

4.9.3 SASARAN

Memenuhi undang-undang No. 1/1970 tentang keselamatan kerja.

Memenuhi Permen Naker No : PER/05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen K3.

Mencapai nihil kecelakaan.

Organisasi K3 dibentuk sebagai berikut:

1. Organisasi Struktural

2. Organisasi Non Struktural

Kebijakan Sistem Manajemen PT. Petrokimia Gresik

PT Petrokimia Gresik bertekad menjadi produsen pupuk dan produk kimia lainnya yang

berdaya saing tinggi dan produknya diminati oleh konsumen.

Page 45: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

45 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

Penyediaan produk pupuk, produk kimia dan jasa yang berkualitas sesuai permintaan

pelanggan dilakukan melalui proses produksi dengan menerapkan sistem manajemen

yang menjamin mutu, pencegahan pencemaran dan berbudaya K3 serta penyempurnaan

secara bertahap dan berkesinambungan. Untuk mendukung tekad tersebut, manajemen

berupaya memenuhi standard mutu yang ditetapkan, peraturan lingkungan, ketentuan

dan norma-norma K3 serta peraturan/perundangan terkait lainnya.

Seluruh karyawan bertanggung jawab dan mengambil peran dalam upaya meningkatkan

ketrampilan, kedisiplinan untuk mengembangkan produk dan jasa yang berkualitas,

pentaatan terhadap peraturan lingkungan dan ketentuan K3 serta menjunjung tinggi

integritas.

Gresik, 1 September 2005

Ir. Arifin Tasrif

Page 46: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

46 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

HASIL PERHITUNGAN

Perhitungan Uji Kadar CaO, P2O5, dan SO3 dengan Pelarut HCl 1:1

1. Uji kadar CaO

Tabung ke- Massa (mg) Konsentrasi Titran

( N )

Vol.titran (mL)

1 1004.0 0,1746 15.00

2 1003.6 0,1746 16.30

3 1001.8 0,1746 16.70

4 1009.4 0,1746 16,90

5 1016 0,1746 16.50

6 1001.0 0,1746 16,80

7 1001.9 0,1005 27,60

8 1002.3 0,1005 28,10

9 1006.2 0,1005 28,40

10 1006.7 0,1005 27,90

Tabung ke- Perhitungan

1

2

Page 47: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

47 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

3

4

5

6

7

8

9

10

2. Uji kadar P2O5

Tabung ke- Konsentrasi P2O5 (mg/mL) Absorbansi (n)

Blanko 0 0

1 0,1 0,1099

2 0,2 0,2101

3 0,3 0,3141

4 0,4 0,4211

5 0,5 0,5165

Page 48: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

48 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

Sehingga diperoleh persamaan y = 4.8805x - 0.0341

Tabung ke- Massa (mg) Absorbansi (nm)

Blanko 0 0

1 1004.0 0.1875

2 1003.6 0.1933

3 1001.8 0.1927

4 1009.4 0.2189

5 1016 0.1954

6 1001.0 0.1888

7 1001.9 0.1820

8 1002.3 0.1698

9 1006.2 0.1728

10 1006.7 0.1778

Perhitungan :

y = 4,8805x - 0,0341 R² = 0,9997

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6

Ab

sorb

ansi

Konsentrasi

Kurva Kalibrasi Larutan Standart P2O5

Page 49: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

49 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

Tabung ke - Perhitungan

1

x 100% = 0.87748 %

2

x 100% = 0.90604 %

3

x 100% = 0.90474 %

4

x 100% = 1.02461 %

5

x 100% = 0.90507 %

6

x 100% = 0.88645 %

7

x 100% = 0.85253 %

8

x 100% = 0.79279 %

9

x 100% = 0.80426 %

10

x 100% = 0.82277 %

3. Uji kadar SO3

Tabung ke- Massa (gram) Berat cawan kosong

(gram)

Berat total

(gram)

Berat SO3

(gram)

1 1.0040 30.2984 30.6240 0.3256

2 1.0036 26.8468 27.1714 0.3246

3 1.0018 31.2946 31.6090 0.3144

4 1.0094 30.9954 31.3211 0.3257

5 1.0160 31.2903 31.6224 0.3321

6 1.0010 30.3012 30.6273 0.3261

7 1.0023 30.9930 31.3174 0.3244

8 1.0062 31.2896 31.6041 0.3145

9 1.0019 30.1808 30.4988 0.318

10 1.0067 30.3012 30.6145 0.3133

Page 50: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

50 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

Tabung ke- Berat SO3 (gram) Kadar SO3 (%)

1

= 44,50%

2

= 44,36%

3

= 43,04%

4

= 44,27%

5

= 44,85%

6

= 44,70%

7

= 44,41%

8

= 42,88%

9

= 43,55%

10

= 42,70%

Page 51: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

51 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

Perhitungan Uji Kadar CaO, P2O5, dan SO3 dengan pelarut HCl 1:5

1. Analisis uji kadar CaO

Tabung ke- Massa (mg) Konsentrasi Titran

( N )

Vol.titran (mL)

1 1004.8 0.1005 28.40

2 1001.6 0.1005 29.20

3 1002.6 0.1005 29.10

4 1000.1 0.1005 26.90

5 1004.5 0.1005 26.10

6 1002.9 0.1005 26.20

7 1008.1 0.1005 25.90

8 1006.5 0.1005 27.40

9 1001.4 0.1746 15.65

10 1002.1 0.1746 15.80

Tabung ke- Perhitungan

1

2

3

Page 52: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

52 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

4

5

6

7

8

9

10

2. Analisa uji kadar P2O5

Tabung ke- Konsentrasi P2O5 (mg/mL) Absorbansi (n)

Blanko 0 0

1 0,1 0,1099

2 0,2 0,2101

3 0,3 0,3141

4 0,4 0,4211

5 0,5 0,5165

Page 53: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

53 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

Sehingga diperoleh persamaan y = 4.8805x - 0.0341

Tabung ke- Massa (mg) Absorbansi (A)

Blanko 0 0

1 1004.8 0.1956

2 1001.6 0.2051

3 1002.6 0.1912

4 1000.1 0.1991

5 1004.5 0.1992

6 1002.9 0.1997

7 1008.1 0.2007

8 1006.5 0.2123

9 1001.4 0.2126

10 1002.1 0.2097

Perhitungan :

y = 4,8805x - 0,0341 R² = 0,9997

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6

Ab

sorb

ansi

Konsentrasi

Kurva Kalibrasi Larutan Standart P2O5

Page 54: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

54 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

Tabung ke - Perhitungan

1

x 100% = 0.9161 %

2

x 100% = 0.9653 %

3

x 100% = 0.8967 %

4

x 100% = 0.9375 %

5

x 100% = 0.9338 %

6

x 100% = 0.9378 %

7

x 100% = 0.9378 %

8

x 100% = 0.9955 %

9

x 100% = 1.0021 %

10

x 100% = 0.9872 %

3. Analisa uji kadar SO3

Tabung ke- Massa (gram) Berat cawan kosong

(gram)

Berat total

(gram)

Berat SO3

(gram)

1 1.0048 30,9903 31,3127 0,3224

2 1.0016 31,2806 31,5986 0,3180

3 1.0026 30,1731 30,4671 0,2940

4 1.0001 31,2103 31,5317 0,3214

5 1.0045 30,9873 31,3080 0,3207

6 1.0029 31,2722 31,5893 0,3171

7 1.0081 31,2060 31,5189 0,3129

8 1.0065 31,2661 31,5940 0,3279

9 1.0014 30,9883 31,3083 0,3200

10 1.0021 31,2590 31,5742 0,3152

Page 55: Laporan Kampus Fix Gabungan

Laporan Kerja Praktek di Laboratorium Uji Kimia PT Petrokimia Gresik

Jurusan Kimia FMIPA UM Universitas Negeri Malang

55 Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang

Tabung ke- Berat SO3 (gram) Kadar SO3 (%)

1

= 44,02%

2

= 44,56%

3

= 40,23%

4

= 44,04%

5

= 43,80%

6

= 43,38%

7

= 42,58%

8

= 44,69%

9

= 43,84%

10

= 43,15%