Download - Hibah Miti-2014
-
i
PROGRAM HIBAH MITI
PENGABDIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (P2M)
SI HONGKONG DARI KAMPUNG BARU
Diusulkan oleh:
Lugito
Maulana Malik
M. Agung Hardiyanto
1114121122
1114121128
1314121089
Angkatan 2011
Angkatan 2011
Angkatan 2013
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014
MITI-2014
-
ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUSULAN
PROGRAM HIBAH MITI PENGABDIAN DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT (P2M) 2014
1. Judul Kegiatan : Si Hongkong dari Kampung Baru 2. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Lugito
b. NPM : 1114121122
c. Jurusan : Agroteknologi
d. Universitas : Universitas Lampung
e. E-mail : [email protected]
f. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Bandarjaya Barat / 08996690987
3. Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 orang
4. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Ir. Solikhin, M.P
b. Fakultas/Jurusan : Pertanian / Agroteknologi
c. NIDN : 19620907198903 1 002
d. Alamat Rumah dan HP : Sidomulyo, RT 22 / RW 12, Punggur,
Lampung Tengah / 08127986813
5. Biaya Kegiatan Total : Rp5.143.000,-
6. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 Bulan
Bandar Lampung, 11 Januari 2014
-
iii
ABSTRAK
Ulat hongkong (Tenebrio molitor) dikenal juga sebagai ulat tepung. Kandungan
nutrisi yang tinggi pada ulat tersebut yaitu sekitar 48% protein dan 40% energi.
Ulat hongkong dipakai sebagai makanan hewan baik dalam bentuk exstra fooding
utuh maupun dalam bentuk pelet. Adapun tujuan dari program ini adalah
melakukan teknik membudidayakan ulat hongkong (mealworm) yang
menguntungkan. Memenuhi kebutuhan masyarakat (strategi pemasaran) akan ulat
hongkong (mealworm) sebagai bahan pakan alami dan burung yang efektif dan
efisien. Adapun luaran dari usaha ini adalah berdirinya suatu usaha ulat hongkong
(mealworm) dengan skala yang besar. Produk ini di jual dengan harga Rp.50.000,-/Kg.
Sasaran penjualan adalah kalangan pelajar, mahasiswa serta masyarakat umum dan
para pecinta hewan peliharaan. Adapaun kegiatan publikasi yang dilakukan adalah
melalui media elektronik dan media masa. Inisiasi tempat penjualan berada di pusat
keramaian mahasiswa serta masyarakat. Adapun keunggulan dari produk olahan ini
adalah Produk ini memiliki kandungan nutrisi yang tinggi yang sangat baik untuk
pertumbuhan dan perkembangan hewan peliharaan (burung dan ikan), di jual
dengan kemasan yang proporsional, produk yang ditawarkan di jual dengan
berbagai tipe, sehingga konsumen dapat menentukan selera terhadap hewan
peliharaannya. Analisis kelayakan yang diterapkan pada usaha produk olahan ini berupa analisis BEP, R/C Ratio dan payback period dengan perolehan keuntungan
dalam sebulan yaitu sebesar Rp1,974,076/bulan Sehingga usaha ulat hongkong ini sangat layak untuk di realisasikan.
Kata Kunci : Ulat Hongkong, Pakan, Burung dan ikan
-
1
BAB.1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
Di kalangan para peternak, ulat hongkong (Tenebrio molitor) dikenal juga
sebagai ulat tepung. Secara ekonomis ulat ini memiliki nilai positif khususnya
ketika dalam fase larva (dalam bentuk ulat). Ulat tepung dapat diternakkan dan
dijadikan komoditi yang dapat diperjualbelikan. Kandungan nutrisi yang tinggi
pada ulat tersebut yaitu sekitar 48% protein dan 40% energi. Selain itu,
permintaan akan pakan alami ini cenderung nge-trend ditambah dengan jumlah
pembudidaya yang masihsedikit menjadi peluang yang sangat menjajikan untuk
menambah nilai ekonomis.1)
Mengembangbiakkan ulat ini sangat mudah, awal pemeliharaan, ulat
dalam bentuk larva bisa dibeli di pasar burung. Larva ulat yang dijual berukuran
1-2 cm dan membutuhkan waktu satu bulan untuk menjadi kumbang. Kumbang
ulat hongkong ditempatkan pada wadah plastik.Kandungan nutrisi yang tinggi,
ulat hongkong sangat baik sebagai sumber protein untuk burung kicauan dan ikan
hias karena akan membantu meningkatkan kualitas ikan dan burung. Adapun cara
penyajiannya, ada yang diberikan ketika ulat masih berwarna putih atau diberikan
dalam bentuk ulat hongkong kering tergantung dari kebiasaan pemilik binatang
peliharaan memberikannya.2)
Seiring meningkatknya bisnis ikan hias dan bisnis burung, baik burung
hias maupun burung berkicau akhir-akhir ini, kebutuhan terhadap ulat hongkong
juga akan meningkat. Jenis burung yang menyenangi ulat hongkong cukup
banyak diantaranya adalah kacer, jalak putih, kenari, dan jenis burung pemakan
serangga lainnya. Oleh karena itu, usaha peternakan ulat hongkong perlu
ditingkatkan baik kuantitas maupun kualitasnya. Dari segi kuantitas, berarti
peternakan ulat hongkong perlu disebarluaskan pada masyarakat umum dan dari
segi kualitas, berarti teknik peternakan baik papan maupun pemeliharaan.
http://omkicau.com/2013/03/18/cara-membuat-ulat-hongkong-dalam-kaleng/
-
2
Oleh karena itu, kami mencoba membuat inovasi produk pakan burung
peliharaan yang mengandung nutrisi yang baik untuk melalui budidaya ulat
hongkong.
1.2 Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan rumusan
masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana cara membudidayakan ulat hongkong (mealworm) yang
menguntungkan?
2. Bagaimana memenuhi kebutuhan masyarakat akan ulat hongkong
(mealworm) sebagai bahan pakan alami dan burung yang sustainable?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari program ini adalah sebagai berikut:
1. Melakukan teknik membudidayakan ulat hongkong (mealworm) yang
menguntungkan.
2. Memenuhan kebutuhan masyarakat (strategi pemasaran) akan ulat hongkong
(mealworm) sebagai bahan pakan alami dan burung yang sustainable.
1.4 Manfaat
Manfaat dari program kewirausahaan ini adalah sebagai berikut:
1. Memanfaatkan peluang usaha yang menguntungkan melalui sistem budidaya
2. Melatih jiwa wirausaha masyarakat secara langsung
3. Menyediakan produk pakan yang sehat dan bernutrisi
4. Mendapatkan keuntungan untuk mengembangkan usaha menjadi lebih besar
5. Membantu para pecinta hewan peliharaan dalam memperoleh pakan
-
3
BAB II. GAMBARAN UMUM DAN ANALISIS KONDISI MASYARAKAT
A. Gambaran Umum Masyarakat
Adapun gambaran umum masyarakat yang akan menjadi target atau sasaran
dalam kegiatan pemberdayaan budidaya ulat hongkong ini adalah pada daerah
kampung baru. Kampung baru adalah salah kampung atau desa yang ada di Kota
Bandar Lampung. Kampong ini terletak berbatasan langsung dengan tempat-
tempat keramaian, seperti : Universitas Lampung, Terminal Induk Rajabasa, Pasar
Modern (Mal Lampung) Pasar Tempel (pasar tradisional) serta tempat-tempat
ramai lainnya. Kampung ini merupakan kampung majemuk atau kampung
campuran, yaitu terdiri dari beberapa komposisi elemen sosial yaitu: masyarakat
umum, mahasiswa dan kelompok pendatang. Di kampung ini banyak sekali
masyarakat yang membudidayakan burung hias atau burung kicau seperti burung
perkutut, burung kacer, burung dara, burung tilang dan masih banyak lagi burung
pemakan serangga lainnya.
Akan tetapi yang menjadi permasalahan adalah keterbatasan pakan serta harga
pakan burung yang semakin mahal dan kadang tidak selalu tersedia di pasar
burung atau pasar tradisional (pasar tempel). Oleh sebab itu, hal ini dapat menjadi
gambaran bahwa kampong ini berpotensi untuk menjadi sasaran pemberdayaan
budidaya ulat hongkong yang secara alamaiah disukai oleh semua jenis burung
peliharaan masyarakat dan memiliki nutrisi (protein) yang tinggi sehingga dapat
mendatangkan keuntungan baik dari segi pembudidayaan dan penjualan.
Selain dari segi pemberdayaan, yang menjadi faktor bahwa daerah ini menjadi
sasaran pembudidayaan adalah banyak nya waktu luang yang dialami oleh kaum
ibu, karena ketika pagi hingga siang hari kaum ibu ini banyak menghabiskan
waktu atau mengisi waktu luang dengan mengobrol (menggosip) sehingga
kegiatan ini dinilai kurang efektif atau kurang bermanfaat. Sehingga hal ini dapat
dimanfaatkan untuk dialihkan menjadi kegiatan lain yang lebih bermanfaat dan
bahkan menguntungkan. Kegiatan sosialisasi pemberdayaan budidaya ulat
hongkong dinilai sangat cocok dan pantas untuk direalisasikan.
-
4
B. Analisis Kondisi Masyarakat
Adapun analisis kondidi masyarakat yang dapat disajikan dalam program
pemberdayaan ini adalah sebagai berikut :
1. Strength (Kekuatan)
Adapun kekuatan dalam kegiatan pemberdayaan ini adalah:
a. Umur kaum ibu-ibu yang masih semangat atau produktif
b. Ketersediaan alat dan bahan yang memadai
c. SDM yang masih memungkinkan dalam menerima pemberdayaan
d. Harga komoditas ulat hongkong yang menjanjikan
2. Oppurtunity (peluang)
Adapun peluang dalam kegiatan pemberdayaan ini adalah:
a. Waktu yang dimiliki oleh masyarakat terutama kaum ibu cukup panjang
b. Belum ada yang membudidayakan ulat hongkong
c. Permintaan akan ulat hongkong sebagai pakan yang cukup tinggi
d. Lokasi pemberdayaan yang strategis dan akses yang mudah
3. Weakness (kelemahan)
Adapun kelemahan dalam kegiatan pemberdayaan ini adalah:
a. Sifat malas/kurang termotivasi akibat pengaruh lingkungan yang cukup tinggi.
b. Keuletan pembudidaya yang masih rendah
c. Keberlanjutan kegiatan yang tidak sesuai dengan kondisi lapangan
4. Threat (hambatan)
Adapun hambatan dalam kegiatan pemberdayaan ini adalah:
a. Waktu pembudiayaan ulat hongkong yang cukup lama
b. Harga ulat yang signifikan
c. Resiko kematian ulat yang cukup tinggi
-
5
3 BAB III. TINJAUAN PUSTAKA
a. Morfologi dan Siklus Hidup
Siklus hidup ulat hongkong terdiri dari empat tahap, yaitu telur, larva,
kepompong (pupa) serta serangga dewasa dan siklus ini bisa berlangsung antara
34 bulan1) melalui proses matamorfosis sempurna. Serangga yang mengalami
metamorfosis sempurna memiliki bentuk serangga muda (larva) sangat berbeda
dengan serangga dewasa atau imago. Diantara stadium larva dan dewasa terdapat
stadium pupa. Pada stadium pupa terjadi berbagai perubahan pada organ larva dan
diganti dengan organ imago (dewasa) meskipun beberapa organ larva masih ada
yang terbawa menjadi organ imago.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Siklus Hidup Tenebrio molitor
Kisaran kelembaban yang dapat ditolelir oleh ulat tepung adalah 20-90 %.
Semakin rendah suhu lingkungan, maka pertumbuhan ulat tepung akan lambat,
bahkan bisa mencapai enam bulan. Dengan demikian, adanya perbedaan suhu
dapat mempengaruhi lamanya waktu yang dibutuhkan untuk satu siklus
pertumbuhan5).
c. Habitat T. molitor
Serangga T. molitor mempunyai sebaran luas hampir di seluruh permukaan
bumi1). Kehidupan beberapa serangga sangat dipengaruhi oleh kelembaban
tempat hidupnya. Akan tetapi, serangga dapat bertahan hidup pada kelembaban
yang ekstrim karena serangga mampu menyeimbangkan kadar air tubuh dengan
kadar air lingkungannya. Larva T. molitor mampu mengekstraksi uap air dari
udara bila kelembaban secara relatif melebihi 90% 6).
-
6
d. Reproduksi
Kumbang Tenebrio molitor memiliki tiga tahapan perkawinan. Pada tahap
pertama, jantan mengejar betina sampai betina kelelahan dan menyerah.
Kemudian jantan menaiki betina dan membengkokkan perut bagian belakangnya
ke bawah dan dimasukan ke dalam betina. Tahapan terakhir dari perkawinan
tersebut adalah adanya sperma yang dikeluarkan dari jantan ke betina 7). Lamanya
waktu perkawinan yang normal pada kumbang ulat tepung yaitu pada kisaran 45-
120 detik 8).
Gambar 1. Perkawinan Kumbang Tenebrio molitor
e. Kandungan Nutrisi dan Asam Amino Ulat Tepung
Penggunaan ulat tepung sebagai sumber pakan dipilih karena kandungan
nutrisinya yang tinggi terutama pada protein dan lemaknya. Persentase kandungan
protein dan lemak berturut-turut adalah 48-56,58 % dan 25-40 % 1); 9). Kandungan
nutrisi ulat tepung dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kandungan Nutrisi dan Asam Amino Ulat Tepung.
Komponen 1 2 3
Protein 54-55 48 56,58
Lemak 25-27 40 28,3
Isoleusin 2,53 - 2,53
Leusin 13,32 - 4,46
Threonin 17,70 - 1,58
Lisin - - 2,67
Valin - - 3,17
Histidin 13,6 - 1,56
Cistein - - 0,54
-
7
f. Perkembangan Usaha Ulat Tepung
Di Indonesia sendiri, belum ditemukan adanya perusahaan khusus yang
menangani produksi dan pemasaran ulat hongkong. Perkembangan ulat hongkong
dimulai pada tahun 1977-1978 dengan harga per kilogramnya saat itu sekitar Rp
60.000,00. Seiring dengan banyaknya orang yang memelihara ulat hongkong,
harga per kilogramnya anjlok menjadi Rp 7.500,00 (pada tahun 90-an). Kemudian
pada tahun 2007, harga ulat ini sudah mencapai Rp 50.000,00 Rp 60.000,00 per
Kilogramnya3).
g. Pemeliharaan Ulat Hongkong (Tenebrio molitor)
Memelihara dan mengembangbiakkan ulat tepung sangat mudah. Untuk awal
pemeliharaan, ulat tepung (dalam bentuk larva) bisa dibeli di pasar-pasar burung
dan pakan. Biasanya, larva ulat tepung yang dijual berukuran 1-2 cm dan
membutuhkan waktu kira-kira satu bulan untuk menjadi kumbang. Kumbang ulat
tepung biasanya ditempatkan pada wadah-wadah plastik (untuk pemeliharaan
dalam skala kecil) atau pada kotak kayu (dengan ukuran panjang 80 cm; lebar 60
cm; tinggi 6-7 cm untuk skala besar). Bagian atas tempat pemeliharaan dibiarkan
terbuka dan pada dinding bagian atasnya dilapisi lakban plastik agar larva maupun
kumbang ulat tepung tidak keluar3).
-
8
BAB IV. METODE PELAKSANAAN
A. Tahapan Program
1. Persiapan
Kegiatan persiapan yang akan dilakukan meliputi membuat jadwal
kegiatan, kegiatan survey pasar, survey tempat penjualan, membuat kontrak
dengan pemasok (indukan Ulat Hongkong), dan pembelian bahan dan peralatan.
2. Promosi dan Pemasaran
Tahapan kegiatan promosi dan pemasaran dilakukan sebelum, selama, dan
sesudah program berlangsung.
Sebelum program berlangsung :
1. Pembuatan desain alat-alat promosi seperti katalog produk
2. Pembuatan desain interior toko / outlet
3. Pembuatan desain web Ulat Hongkong
Selama program berlangsung :
1. Promosi melalui internet
2. Penawaran ke pasar
3. Mengikuti bazar, pameran, ekspo, dan lain-lain
3. Pelaporan Kegiatan
Pelaporan kegiatan dilakukan sebagai evaluasi dan pertanggungjawaban
dalam pelaksanaan Hibah MITI Tahun 2014 ini bila usulan tersebut disetujui.
B. Lokasi Pelaksanaan
Adapaun lokasi pelaksanaan kegiatan ini dapat disajikan pada gambar berikut ini :
Gambar 2. Lokasi Pelaksanaan
LOKASI
-
9
C. Peserta Program
Adapun peserta dalam program ini adalah sebagai berikut :
a. Masyarakat Umum
Masyarakat yang menjadi sasaran atau target pemasaran adalah masyarakat
yang bertempat tinggal di sekitar lingkungan atau areal UNILA atau wilayah
kampung baru yang memiliki hewan peliharaan beupa burung dan ikan.
b. Pecinta Burung dan Ikan
Masyarakat yang memiliki hewan peliharaan beupa burung dan ikan.
c. Mahasiswa
Mahasiswa yang menjadi sasaran atau target pemasaran adalah mahasiswa
yang kuliah dan bertempat tinggal di sekitar lingkungan atau areal UNILA
atau wilayah kampung baru.
D. Pendampingan program
Adapun kegiatan pendampingan yang akan dilakukan dalam pelaksanaan
kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Pelaksana
Tim pelaksana berlaku atau berperan sebagai :
a. Fasilitator : tim pelaksana akan memfasislitasi segala jenis kebutuhan
pemberdayaan baik berupa alat mupun bahan dalam sistem pembudidayaan
ulat hongkong, sehingga masyarakat yang menjadi sasaran kegiatan
pemberdayaan dapat mengetahui dan paham sehingga dapat diterapkan secara
kontinyutas atau berkelanjutan.
b. Monitoring dan evaluasi : dalam kegaiatan ini, tim pelaksana bertindak
sebagai bagain yang akan mengevaluasi kegiatan-kegitan yang telah dilakukan
masyarakat yang telah dicontohkan oleh pelaksana, apakah kegiatan yang
dilaksanakan itu sesuai dengan yang telah disusun tim pelaksana.
2. Pengelolaan Kegiatan
Kegiatan yang akan dilakukan akan melibatkan beberapa komponen
masyarakat diantaranya:
-
10
a. Kaum ibu
b. Masyarakat umum
c. Pecinta hewan peliharaan (burung dan ikan) dan
d. Mahasiswa
3. Kegiatan pelaksanaan
Kegiatan pemberdayaan budidaya ulat hongkong ini akan bermitra kepada
masyarakat artinya setelah tim pelaksana membuat prototipe, hal sselanjutnya
yang akan dilakukan adalah mengajak atau bersosialisasi dengan masyarakat agar
masyarakat mampu menerapkan atau mencoba paket teknologi budidaya yang
akan menghasilkan keuntungan.
E. Alur sistem pelaksanaan program
Adapun sistem pelaksanaan yang akan dilaksanakan pada kegiaan pemberdayaan
budidaya ulat hongkong ini adalah sebagai berikut :
Pengumpulan indukan kumbang
identifikasi jenis kelamin (perkawinan)
persiapan kandang dan pakan
peninjauan lokasi pemberdayaan
identifkasi masalah dan pendekatan sosial
fiksasi keberlanjutan kegiatan
pemberdayaan berkelanjutan
identifikasi keuntungan dan pasar (penjualan)
-
11
F. Financial Plan
Berikut adalah hasil analisis ekonomi kelayakan usaha ulat hongkong:
No. Rincian Biaya Jumlah Harga Satuan Total
Hasil Penjualan
1 Hongkong Kering 50 Rp50,000 Rp2,500,000
2 Hongkong dewasa 50 Rp50,000 Rp2,500,000
3 Hongkong bubuk 50 Rp50,000 Rp2,500,000
Total Penerimaan Rp7,500,000
Biaya Produksi Rp5,143,000
Nilai Investasi Rp5,000,000
Biaya Penyusutan 25923.611
Laba Per Bulan Rp2,331,076
a. Analisis R/C Ratio
Analisi R/C ratio adalah untuk mengetahui perbandingan antara total
penerimaan dengan biaya produksi yang dikeluarkan pada satu periode produksi
yaitu lima bulan.
R/C = total penerimaan / biaya produksi
= Rp7.500.000 / Rp5,143,000
= 1,46
Setiap mengeluarkan biaya Rp 1,00 akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp
1,46 sehingga usaha ini efisien untuk dijalankan.
b. Analisis Payback Period
Estimasi jangka waktu pengembalian investasi usaha ini dapat ditunjukkan
dengan menghitung nilai payback period. Payback period usaha :
Payback period = Nilai investasi / Keuntungan per bulan
= Rp5.000.000 / Rp2,331,076
= 2,1 bulan
Dari hasil perhitungan payback period di atas, dihasilkan angka sebesar 2,1 bulan.
Artinya, dalam jangka waktu 2,1 bulan modal ini akan kembali.
-
12
c. Analisis BEP
BEP unit adalah jumlah produksi yang dihasilkan untuk mencapai titik
impas. Nilai titik impas dari suatu usaha pengolahan atau Usaha Ulat Hongkong
selama 1 bulan produksi adalah :
BEP Produksi = Total Biaya Produksi /Harga
= Rp5,143,000/Rp. 50.000 = 103 Kg
BEP Produksi Vertikultur dicapai ketika jumlah produksi 103 Kg
BEP Harga = Total Biaya Produksi/Total Jumlah Produksi
= Rp5,143,000/150 Kg = Rp34,287
BEP harga sebesar Rp34,287 menunjukakan bahwa titik impas usaha Ulat
Hongkong dengan harga jual Rp 50.000 / Kg.
-
13
BAB. V RANCANGAN JADWAL KEGIATAN
.
A. Jadwal Kegiatan
Jadwal pelaksanaan kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut (tabel ini
disajikan hanya dalam satu siklus produksi) :
JENIS KEGIATAN BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5
Minggu ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
PERSIAPAN
Survei Awal
Koordinasi Tim
Koordinasi dg warga
PELAKSANAAN
Cek Bahan & Alat
Sosialisasi Program
Praktik Turun
Lapang
PEMBAHASAN
Monitoring
Evaluasi Program
Analisa Hasil
PELAPORAN
Penyusunan Laporan
Konsultasi Laporan
-
14
BAB VI RANCANGAN ANGGARAN BIAYA
Rancangan biaya dalam kegiatan ini terperinci sebagai berikut :
A. Biaya Tetap
No. URAIAN SATUAN KEB. HARGA
SATUAN TOTAL
1 Triplek Lembar 7 Rp50,000.00 Rp350,000.00
2 Alat pengayak Buah 7 Rp10,000.00 Rp70,000.00
3 Timbangan Digital Buah 3 Rp300,000.00 Rp900,000.00
4 Kayu Batang 10 Rp15,000.00 Rp150,000.00
5 Gergaji Buah 4 Rp100,000.00 Rp400,000.00
6 Palu Buah 4 Rp30,000.00 Rp120,000.00
7 Isolasi Buah 5 Rp8,000.00 Rp40,000.00
8 Gunting Buah 5 Rp20,000.00 Rp100,000.00
9 Paku Kg 2 Rp25,000.00 Rp50,000.00
10 Nampan Buah 5 Rp20,000.00 Rp100,000.00
11 Toples Buah 5 Rp15,000.00 Rp75,000.00
12 Tali Gulung 3 Rp15,000.00 Rp45,000.00
13 Kapas Kotak 5 Rp10,000.00 Rp50,000.00
14 Lampu Buah 3 Rp15,000.00 Rp45,000.00
15 Kabel Meter 5 Rp10,000.00 Rp50,000.00
16 Sarung Tangan Kotak 1 Rp50,000.00 Rp50,000.00
17 Masker Kotak 1 Rp50,000.00 Rp50,000.00
18 Meteran Buah 2 Rp30,000.00 Rp60,000.00
19 Termometer Buah 2 Rp150,000.00 Rp300,000.00
20 Counter Box Buah 4 Rp100,000.00 Rp400,000.00
21 Pisau Buah 4 Rp12,000.00 Rp48,000.00
22 Ember Buah 4 Rp15,000.00 Rp60,000.00
23 Sapu Buah 2 Rp15,000.00 Rp30,000.00
24 Cikrak Buah 2 Rp10,000.00 Rp20,000.00
25 Semen Karung 1 Rp100,000.00 Rp100,000.00
26 Cat Kayu Botol 2 Rp30,000.00 Rp60,000.00
27 Kuas Buah 2 Rp5,000.00 Rp10,000.00
Total Biaya Rp3,733,000.00
-
15
B. Biaya Habis Pakai
No. URAIAN KEB. HARGA
SATUAN TOTAL
1 Dedak halus atau Polard 1 Rp150,000.00 Rp300,000.00
2 Buah-buahan 3 Rp30,000.00 Rp90,000.00
3 Sayur-sayuran 2 Rp10,000.00 Rp20,000.00
4 Ampas tahu 10 Rp8,000.00 Rp80,000.00
5 Tepung Tulang atau Pur 10 Rp12,000.00 Rp120,000.00
6 Kunjungan 1 Rp800,000.00 Rp800,000.00
Total Biaya Rp1.410,000.00
Jadi, total biaya yang dibutuhkan dalam kegiatan ini adalah : Rp5.143.000,-
BAB VII PELAKSANA EKSEKUTIF
Adapun tim pelaksana eksekutif dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut :
Nama/NPM Alamat Telpon Spesifikasi Peran
Lugito/
1114121122 Bandarjaya 08996690987 Ketua Manajer
Maulana Malik/
1114121128 Metro 08972062200 Anggota Pemasaran
M.Agung H/
1314121089 Tulang Bawang 085769263445 Anggota Karyawan
-
16
DAFTAR PUSTAKA
1) Purwakusuma, 2007. Pembesaran Ikan Arwana Pada Akuarium. PT.
Agromedia Pustaka: Jakarta.
2) Listiani, lenny. 2008. Pengaruh pola perkawinan poliandri kumbang ulat
tepung (tenebrio molitor l.) terhadap jumlah larva dan jumlah kumbang
anaknya. IPB: Bogor.
3) Karjono. 1999. Mendulang Ulat Hongkong. Trubus no 353. Edisi April:
Jakarta.
4) Sastrodihardjo. 1984. Pengantar Entomologi Terapan. Institut Teknologi
Bandung Press: Bandung.
5) Culin, J. 2008. Insect Growth and Development.
http://entweb.clemson.edu/buttrfly/ Educatn/ develpmt.pdf.
6) Borror, D. J., C. A. Triplehorn dan N. F. Johnson. 1982. Pengenalan
Pelajaran Serangga Edisi ke-6. Terjemahan: Partosoedjono, S. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
7) Wikipedia. 2013. Mealworm. http://en.wikipedia.org/wiki/Mealworm.
8) Worden, B. D. dan P. G. Parker. 2001. Polyandry in grain beetles, Tenebrio
molitor, leads to greater reproductive success: material or genetic benefits? J.
Behavioral Ecology. 12 (6): 761-767.
9) Shanghai Baoshan Area Huang Fenchong Breeding Farm. 2008. Dried
Mealworms. http://www.Made-in-china.com/china-product.
http://en.wikipedia.org/wiki/Mealworm
-
17
Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1) Ketua Kelompok
Nama Lengkap : Lugito
Fakultas/Jurusan/Universitas : Pertanian/Agroteknologi/UNILA
Tempat tanggal lahir : Bandarjaya, 28 Maret 1993
Alamat kontak dan contact person : 085377504433/08996690987
Alamat email : [email protected]
Riwayat pendidik :
a. SDN 3 Bandarjaya b. SMPN 3 Terbanggi Besar c. SMAN 1 Seputih Agung d. Universitas Lampung
Pengalaman organisasi :
a. Ketua Bidang Akademik FOSI FP b. Anggota PERMA Agroteknologi c. Anggota BIROHMAH UNILA
Penelitian yang pernah dibuat :
a. PKM-P DIKTI 2012 Didanai : Pemanfaatan mikroorganisme sebagiemecah dormansi benih kelapa sawit
b. PKM-P : Pendugaan indeks luas daun secara terkomputerisasi Tanda Tangan :
2) Anggota 1
Nama Lengkap : Maulana Malik
Fakultas/Jurusan/Universitas : Pertanian/Agroteknologi/UNILA
Tempat tanggal lahir : Metro, 28 Maret 1993
Alamat kontak dan contact person : 08972062200
Alamat email : [email protected]
Riwayat pendidik :
a. SDN 9 Metro Barat b. SMPN 9 Metro Barat c. SMK 2 Metro d. Universitas Lampung
Pengalaman organisasi :
a. Anggota PERMA Agroteknologi b. Anggota DPM FP UNILA
Penelitian yang pernah dibuat : -
TandaTangan :
-
18
3) Anggota 2
Nama Lengkap : M. Agung Hardiyanto
Fakultas/Jurusan/Universitas : Pertanian/Teknik Pertanian/UNILA
Tempat tanggal lahir : Daya Murni, 02 Mei 1995
Alamat kontak dan contact person : 085769263445
Alamat email : [email protected]
Riwayat pendidik :
a. SDN 1 Daya Asri b. SMPN 1 Tumijajar c. SMAN 1 Tumijajar d. Universitas Lampung
Pengalaman organisasi :
a. Anggota PERMA Teknik Pertanian b. Anggota Muda UKMF FOSI FP
Penelitian yang pernah dibuat :
a. Pembuatan TEMBIKAR (Tempe Biji Karet) b. Pembuatan plastic melalui kulit pisang
Tanda tangan :
3) Dosen Pembimbing
Nama Lengkap : Ir. Solikhin, M.P
Fakultas/Jurusan/Universitas : Pertanian/Agroteknologi/UNILA
Alamat kontak dan contact person : 08127986813/19620907198903 1 002
Tanda tangan :
Lampiran 2
DOKUMENTASI
-
19
Lampiran 3
PETA LOKASI
LOKASI