GERSTMANN’S SYNDROME
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Neurologi
Oleh:
Lestari Fauziah 190110080011
Theresia M. Purba 190110080024
Hj. Dewi Ariani 190110080046
Stella P. Utami 190110080047
Arrundina P. Dewi 190110080053
Dyah Nurul Hapsari 190110080055
Rahmi Maya Fitri 190110080063
Eka Nur Syabanawati 190110080064
Wahyu Pratiwi 190110080066
Ummu Raudha 190110080067
Sekar Titisani 190110080112
Estidia Kumala Sari 190110080128
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PSIKOLOGI
JATINANGOR
2011
1
GERSTMANN'S SYNDROME
What’s Gerstmann’s Syndrome?
Gerstmann's syndrome adalah pelemahan yang dihasilkan dari kerusakan area
spesifik di otak sebelah kiri lobus parietal di dalam daerah gyrus angular.
Gerstmann's syndromepertama kali ditemukan oleh Josef Gerstmann pada tahun
1924 yang memiliki seorang pasien stroke dengan gejala yang tidak biasa, dan
menyebabkan finger agnosia. Secara lebih lanjut, Gerstmann's syndrome ini
kemudian ditemukan pada orang-orang yang mengalami stroke yang
terasosiasikan dengan kerusakan terhadap lobus parietal. Berikut adalah gambar
area otak yang rusak pada penderitaGerstmann's syndrome:
Gambar 1. Area Otak
Gerstmann’s syndrome dikarakteristikan dengan empat gejala utama, yaitu:
1. Agraphia atau dysgraphia
Agraphia atau dysgraphia merupakan gangguan berupa ketidakmampuan
dalam menulis. Ketidakmampuan menulis ini dikarakteristikan dengan
kesalahan dalam mengeja dan menulis indah. Kesalahan mengeja yang paling
umum ditemukan terkait dengan keurutan huruf, seperti penghilangan kata,
2
penggantian kata, dan kesalahan perpindahan. Isu tulisan indah
mendeskripsikan formasi huruf yang buruk, orientasi huruf dan orientasi
bagian huruf yang buruk. Menulis kurang selaras dan menunjukkan jarak yang
buruk.
2. Acalculia atau dyscalculia
Acalculia atau dyscalculia adalah kekurang pahaman dalam perhitungan atau
aritmatika. Berdasarkan penelitian, anak dengan gangguan ini memahami
konsep bentuk dasar perhitungan matematika, tetapi memiliki kemampuan
yang buruk dalam menulis dan keurutan angka. Gejala ini dapat diuji dengan
meminta pasien untuk melakukan pengurangan seri 7 mulai dari angka 100.
Hal ini berarti 100, 93, 86, 79, 72, dan seterusnya.
3. Finger agnosia (Finger aphasia)
Finger agnosia adalah hilangnya kemampuan untuk menyadari,
mengidentifikasi, menamai, memilih, mengidentifikasi, dan mengorientasikan
jari sendiri atau orang lain, membedakan kanan dan kiri, serta
ketidakmampuan untuk mengidentifikasi jari dirinya sendiri maupun orang
lain. Hal ini dapat diuji dengan suatu permintaan seperti “sentuh jari telunjuk
saya dengan jari telunjuk anda” dan “sentuh hidung anda dengan jari tengah”.
4. Left-right confussion
Merupakan ketidakmampuan untuk membedakan tangan kanan dan tangan
kiri diri sendiri atau tangan orang lain. Penelitian menunjukkan bahwa
terdapat deskripsi variasi pada area ini dari kelambatan atau keraguan dalam
berespon sampai ketidakmampuan untuk mengikuti petunjuk instruksional
selama aktivitas sehari-hari. Gejala ini dapat diuji dengan permintaan seperti
“Tunjukkan pada saya tangan kiri anda. Sentuh kaki kanan anda” dan “Sentuh
telinga kiri anda dengan tangan kanan anda”.
Banyak kasus teridentifikasi ketika anak mencapai usia sekolah, yaitu
waktu dimana mereka berkesempatan untuk latihan menulis dan belajar
matematika. Pada umumnya, anak dengan gangguan ini menunjukkan tulisan
3
tangan dan mengeja yang buruk, dan kesulitan dengan fungsi-fungsi matematika,
termasuk menjumlah, mengurangi, mengkali, dan membagi. Ketidakmampuan
untuk membedakan kanan dengan kiri dan untuk membedakan beberapa jari
individu juga dapat terlihat. Selain empat gejala utama, banyak anak juga
menderita dari constructional apraxia, yaitu ketidak mampuan untuk meniru
gambar sederhana. yang juga seringkali ditandai dengan kelemahan anak dalam
membaca.
Is there any treatment?
Tidak ada penyembuhan untuk Gerstmann’s syndrome. Perawatannya bersifat
symptomatic dan suportif. Symptomatic berarti bahwa perawatan yang dilakukan
disesuaikan dengan symptom yang muncul pada pasien tersebut. Contohnya terapi
pekerjaan dan bicara dapat membantu mengurangi dysgraphia dan apraxia, dan
juga penggunaan kalkulator dan word processor untuk membantu anak sekolah
mengatasi dengan gejala gangguan Gertsmann’s syndrome. Sementara suportif
dapat dilakukan oleh keluarga terdekat dengan memberikan dukungan agar pasien
dapat terus melakukan aktivitasnya dengan baik, membantu memfasilitasi
kebutuhan pasien, dan menunjang pasien untuk melakukan functioning (sebagai
contoh: dengan memberikan marka jalan/sign).
What is the prognosis?
Pada orang dewasa, muncul banyak gejala yang berbeda setiap waktunya. Begitu
juga pada anak-anak. Namun biasanya banyak anak mungkin tidak dapat
mengatasi kekurangan mereka tersebut namun belajar untuk menyesuaikannya.
Diagnosis differensial untuk penyakit ini pada orang dewasa adalah
cerebrovascular events dan dementia. Sementara pada anak-anak, hal ini terdapat
pada kerusakan otak global dan kesulitan belajar secara umum.
Gerstmann’s syndrome tidak diketahui penyebabnya, akan tetapi terdapat
beberapa hipotesis untuk menjelaskan timbulnya penyakit ini. Ada yang
mengatakan bahwa terdapat area spesifik di otak yang telah diimplikasikan, yaitu
lobus parietal dan luka pada subangular. Luka selanjutnya adalah luka pada focal
4
ischemic, disituasikan subkortikal dalam bagian inferior kiri gyrus angular dan
mencapai daerah superior posterior.
Sedangkan teori lain bahwa terdapat implikasi lobus parietal yang terluka
di sisi lain, gyrus angular hemisphere kiri dan gyrus supra-marginal kanan
bertanggung jawab pada gangguan ini. Proses perkembangan yang abnormal
menyebabkan abnormalitas keahlian neuro-cognitive yang telah dipertimbangkan
sebagai penyebab potensial dari Developmental Gerstmann’s Syndrome dan
belum mengembangkan “falisitas syaraf” atau trauma prenatal disebabkan
manifestasi halus dari cerebral palsy.
Peneliti tidak melokasikan area di otak yang bertanggung jawab untuk
gejala-gejala yang terlihat pada Developmental Gerstmann’s Syndrome. Penelitian
untuk area spesifik sulit untuk dibuktikan, karena multiple skills deficits terlihat
dalam Developmental Gerstmann’s Syndrome dikontrol dan dipengaruhi oleh
multiple brain loci. Penyakit Gerstmann’s syndrome ini dapat dideteksi dengan
melakukan MRI scan. MRI scan biasanya akan dapat menemukan kerusakan pada
sudut gyrus di lobus parietal kiri.
Kaitan dengan Psikologi
Gerstmann’s syndrome memiliki peranan tersendiri dalam bidang kajian
psikologi. Jika dilihat dari penjelasan sebelumnya, bahwa tidak ada penyembuhan
untuk penyakit ini, maka secara psikologis yang dapat dilakukan ialah melalui
support dari keluarga dan lingkungan sekitar.
Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari proses mental dan tingkah laku
manusia tentunya dapat memperoleh banyak informasi baru mengenai
gerstmann’s syndrome sehingga dengan mempelajari materi ini, psikolog dapat
merancang terapi suportif dimana cara ini merupakan salah satu bentuk perawatan
yang dapat dilakukan kepada pasien. Hal inilah yang dapat membantu pasien
untuk dapat tetap menjalani kehidupannya dengan baik walaupun tidak dapat
berlangsung seperti orang normal lainnya.
5
DAFTAR PUSTAKA
National Institutes of Neurological Disorders and Stroke. (July 02, 2008). NINDS
Gerstmann's Syndrome Information Page. Bethesda: Office of
Communications and Public Liaison National Institute of Neurological
Disorders and Stroke National Institutes of Health.
http://www.ninds.nih.gov/disorders/gerstmanns/gerstmanns.htm
diakses pada 27 September 2011 pukul 20.44 WIB
Taub, Marc B. (2008). Developmental Gerstmann’s Syndrome, A Case Report &
Literature Review. Journal of Behavior Optometry. Retrieved from
http://www.oepf.org/jbo/journals/19-4%20Taub.pdf
http://www.rightdiagnosis.com/g/gerstmanns_syndrome/symptoms.htm
diakses pada 27 September 2011 pukul 20.54 WIB
http://www.patient.co.uk/doctor/Gerstmann's-Syndrome.htm
diakses pada 2 Oktober 2011 pukul 21.17 WIB