direktori putusan mahkamah agung republik...
TRANSCRIPT
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
P U T U S A N
NOMOR : 53/ PDT.G/ 2012/ PN.JKT.PST.
“ DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili perkara-
perkara Perdata pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagai berikut
dalam perkara antara :-------------------------------------------------------------------------------------
AGUSTINUS DAWARJA, S.H., Drs. YOHANES TANGUR, S.H., dan NGURAH
ANDITYA ARI FIRNANDA, S.H., M.H.Li; Advokat dan Konsultan Hukum pada
Lex Regis Agustinus Dawarja & Partners, beralamat di Menara Duta Lantai 6,
Wing C, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-9 Jakarta 12910, Indonesia. Selanjutnya
disebut sebagai : PARA PENGGUGAT ;---------------------
L A W A N
1. PEMERINTAH PROPINSI DKI JAKARTA, yang beralamat di Jl Merdeka
Selatan, Jakarta. Selanjutnya disebut sebagai : TERGUGAT I ;----------------------
2. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DKI JAKARTA, yang beralamat di
Gedung DPRD, Jl. Kebon Sirih No. 18 Jakarta Pusat. Selanjutnya disebut
sebagai TERGUGAT II ;-------------------------------------------------------------------------
3. NEGARA REPUBLIK INDONESIA Cq. PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Cq. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, yang beralamat di Istana Negara, Jl.
Veteran No. 16 Jakarta. Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT
III ;------------------------------------------------------------------------------------
4. DEWAN PIMPINAN PUSAT PARTAI DEMOKRAT, yang beralamat di Jl.
Kramat Raya No. 146 - Jakarta Pusat. Selanjutnya disebut sebagai TURUT
TERGUGAT I ;--------------------------------------------------------------------------------------
5. DEWAN PIMPINAN PUSAT PARTAI KEADILAN SEJAHTERA yang beralamat
di MD Building, Jalan TB. Simatupang No.82 Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Selanjutnya disebut sebagai TURUT TERGUGAT II;------------------------
1
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
6. DEWAN PIMPINAN PUSAT PARTAI DEMOKRASI INDONESIA-
PERJUANGAN yang beralamat di Jl Lenteng Agung Jakarta Selatan.
Selanjutnya disebut sebagai TURUT TERGUGAT III;-----------------------------------
7. DEWAN PIMPINAN PUSAT PARTAI GOLONGAN KARYA yang beralamat di
Jl. Anggrek Neli Murni, Slipi, Jakarta Barat. Selanjutnya disebut sebagai
TURUT TERGUGAT IV;-------------------------------------------------------------------------
8. DEWAN PIMPINAN PUSAT PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN yang
beralamat di Jl. Diponegoro No.60 Jakarta Pusat. Selanjutnya disebut sebagai
TURUT TERGUGAT V;--------------------------------------------------------------------------
9. DEWAN PIMPINAN PUSAT PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA yang
beralamat di Jl. Harsono RM no. 54, Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Selanjutnya disebut sebagai TURUT TERGUGAT VI;----------------------------------
10.DEWAN PIMPINAN PUSAT PARTAI AMANAT NASIONAL yang beralamat di
Jl. Warung Buncit Raya No. 17 Jakarta Selatan. Selanjutnya disebut sebagai
TURUT TERGUGAT VII;-------------------------------------------------------------------------
11.DEWAN PIMPINAN PUSAT PARTAI DAMAI SEJAHTERA yang beralamat di
Jl. Letjen. S. Parman No. 6G, Bundaran Slipi, Jakarta Barat. Selanjutnya
disebut sebagai TURUT TERGUGAT VIII;--------------------------------------------------
12.DEWAN PIMPINAN PUSAT PARTAI HATI NURANI RAKYAT yang beralamat
Jl. Imam Bonjol No.4 Jakarta Pusat. Selanjutnya disebut sebagai TURUT
TERGUGAT IX;------------------------------------------------------------------------------------
13.DEWAN PIMPINAN PUSAT PARTAI KEBANGKITAN BANGSA yang beralamat
di Jl. Kalibata Timur No. 12 Jakarta Selatan. Selanjutnya disebut sebagai
TURUT TERGUGAT X.;--------------------------------------------------------------
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut ; ------------------------------------------------
Setelah membaca dan mempelajari berkas perkara ini ; -------------------------------
Setelah mendengar kedua belah pihak yang berperkara, ; ----------------------------
2
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
TENTANG DUDUK PERKARANYA
Menimbang, bahwa Para Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal 30
Januari 2012 yang telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
pada tanggal 31 Januari 2012 dibawah Register No.53 / PDT.G / 2012 / PN.JKT.PST.
telah mengemukakan hal-hal sebagai berikut :-----------------------------------------------------
1. Bahwa Para Penggugat adalah Warga Negara Republik Indonesia, yang berprofesi
sebagai Advokat dan bekerja di Jakarta, yang selama ini menggunakan seluruh
ruas jalan di DKI Jakarta sebagai fasilitas umum yang seharusnya berhak atas rasa
nyaman dengan lancarnya perjalanan saat melalui ruas jalanan di DKI
Jakarta;----------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Bahwa rasa tidak nyaman tersebut, disebabkan karena tidak sebandingnya jumlah
kendaraan dengan ruas jalan yang ada di DKI Jakarta, yang pada akhirnya
mengakibatkan kemacetan yang luar biasa hebatnya. Kemacetan di seluruh ruas
jalan di DKI Jakarta, terjadi hampir setiap jam kerja dan hal ini dapat mengganggu
keselamatan dalam berkendara karena kemacetan tersebut menimbulkan
kelelahan yang sangat, dalam berkendara;------------------------------------------------------
3. Bahwa kemacetan akan lebih bertambah parah apabila kota DKI. Jakarta sedang
diguyur hujan. Sehingga dapat dipastikan hampir seluruh ruas jalan-jalan di DKI
Jakarta akan macet total;-----------------------------------------------------------------------------
4. Bahwa berdasarkan data yang dimiliki oleh Polda Metro Jaya, yang Para
Penggugat kutip dari situs berita kompas.com pada tanggal 05 Agustus 2011, saat
ini jumlah kendaraan yang beredar di Jakarta adalah sebanyak 11.362.396 unit
yang terdiri dari roda dua sebanyak 8.244.346 unit dan roda empat sebanyak
3.118.050 unit. Dari jumlah ini, 98% (sembilan puluh delapan persen) adalah
kendaraan pribadi, sedangkan sisanya sebanyak 859.692 unit atau 2% (dua
persen)-nya angkutan umum yang mengangkut 66% (enam puluh enam persen)
total penduduk Jakarta. Bahkan data Dinas Perhubungan DKI. Jakarta tahun 2008
menunjukkan, pertambahan jumlah sepeda motor sekitar 1.500 unit per hari dan
jumlah mobil bertambah 250 unit per hari, dan total jumlah kendaraan yang melaju
di jalanan mencapai sekitar lima juta unit per hari.;--------------------------------------------
5. Bahwa banyaknya jumlah kendaraan di DKI Jakarta saat ini, tidak diikuti dengan
penambahan ruas jalan yang memadai, sehingga dapat dipastikan kemacetan di
ruas jalanan di DKI Jakarta terjadi hampir sepanjang waktu. ;-----------------------------
3
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idMenurut Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Royke Lumowa, jumlah
kendaraan itu tidak sebanding dengan luas ruas jalan yang ada. Panjang jalan di
Jakarta hanya 7.650 km dan luas jalan 40,1 km atau 0,26 persen dari luas wilayah
DKI. Sedangkan pertumbuhan panjang jalan hanya 0,01 persen per tahun.;----------
Bahkan selain itu, sudah menjadi suatu adagium dalam masyarakat bahwa “Kalau
Gak Macet Bukan Jakarta Namanya”;------------------------------------------------------------
6. Bahwa kemacetan di seluruh ruas jalan di DKI Jakarta, tidak hanya menggangu
kesehatan fisik dan psikis Para Penggugat semata, tetapi juga menimbulkan
pemborosan yang sangat luar biasa terhadap penggunaan bahan bakar
kendaraan, yang selalu diserukan oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk
berhemat penggunaanya. Sungguh merupakan SUATU HAL YANG MUSTAHIL,
untuk mengikuti seruan pemerintah tersebut, manakala kemacetan yang begitu
dahsyatnya masih terjadi di DKI. Jakarta;--------------------------------------------------------
7. Bahwa selanjutnya, akibat kemacetan ini maka Tergugat I akan sangat
diuntungkan sebab berdasarkan ketentuan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka setiap bahan bakar yang
digunakan untuk kendaraan, akan dikenakan pajak, sehingga kesimpulannya
adalah semakin boros penggunaan bahan bakar, maka Tergugat I akan semakin
diuntungkan;---------------------------------------------------------------------------------------------
Adapun ketentuan pasal di dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang dimaksud adalah sebagai berikut:----------
• Pasal 2 ayat (1) yang berbunyi: Jenis pajak provinsi terdiri atas:---------------
a. …;
b. …;
c. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor;-------------------------------------------
d. …;
e. ….
• Pasal 16 yang berbunyi: Objek pajak bahan bakar kendaraan bermotor
adalah bahan bakar kendaraan bermotor yang disediakan atau dianggap
digunakan untuk kendaraan bermotor, termasuk kendaraan yang digunakan
di air.;---------------------------------------------------------------------------------------------
• Pasal 17 ayat (1) yang berbunyi: subjek pajak bahan bakar kendaraan
bermotor adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan bahan bakar
kendaraan bermotor.;-------------------------------------------------------------------------
4
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idDengan demikian, maka sudah dapat dipastikan bahwa Tergugat I akan mendapat
keuntungan dari kemacetan yang terjadi.;-------------------------------------------------------
8. Bahwa pemborosan yang terjadi terhadap penggunaan bahan bakar serta
pemborosan waktu dapat di ilustrasikan sebagai berikut:------------------------------------
A. PEMBOROSAN BBM ;---------------------------------------------------------------------------
Dapat dihitung dengan rumus sederhana sebagai berikut: -----------------------------
(Jumlah Kendaraan Bermotor) X (Penggunaan Rata-rata BBM Sehari Dengan
Asumsi Menggunakan Premium) X (Harga BBM Premium)
= 11.362.396 unit X 3 liter X Rp. 4500,- (empat ribu lima ratus rupiah).;---------
= Rp. 153.392.346.000,-(seratus lima puluh tiga milyar tiga ratus sembilan
puluh dua juta tiga ratus empat puluh enam ribu rupiah)/ hari.;-------------------
Dengan demikian jika dihitung selama 1 tahun maka jumlah penggunaan bahan
bakar minyak kendaraan bermotor menjadi sebagai berikut:---------------------------
= Rp. 153. 392.346.000,-(seratus lima puluh tiga milyar tiga ratus sembilan
puluh dua juta tiga ratus empat puluh enam ribu rupiah) X 365 hari ;----------
= Rp. 55.988.206.290.000,- (lima puluh lima trilyun sembilan ratus delapan
puluh delapan milyar dua ratus enam juta dua ratus sembilan puluh ribu
rupiah).;------------------------------------------------------------------------------------------
Dari jumlah sebesar Rp. 55.988.206.290.000,- (lima puluh lima trilyun sembilan
ratus delapan puluh delapan milyar dua ratus enam juta dua ratus sembilan
puluh ribu rupiah) tersebut, maka setiap tahunnya Tergugat I mendapatkan
pemasukan atau keuntungan sebesar Rp. 5.598.820.629.000 (lima trilyun lima
ratus sembilan puluh delapan milyar delapan ratus dua puluh juta enam ratus
dua puluh Sembilan ribu rupiah) dengan asumsi bahwa berdasarkan Undang-
Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pajak
yang diterima oleh Tergugat I maksimal sebesar 10% (sepuluh
persen).;----------------------------------------------------------------------------------
B. PEMBOROSAN WAKTU KERJA EFEKTIF ;----------------------------------------------
Perhitungan waktu ini, dihitung berdasarkan rata-rata waktu tempuh pengguna
jalan dalam berkendara di DKI Jakarta pada waktu berangkat kerja dan pulang
kerja selama 1,5 Jam sebagai berikut:-------------------------------------------------------
• 3 jam x 5 hari x 4 minggu = 60 jam/bulan.;---------------------------------------------
• Dalam 1 Tahun maka menjadi:------------------------------------------------------------
5
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• 60 jam x 12 bulan = 720 jam.;--------------------------------------------------------------
Selanjutnya jika dalam 1 hari waktu efektif kerja adalah 8 jam maka:-----------
• 720 : 8 jam = 90 hari kerja efektif atau setara dengan 3 bulan hari kerja
efektif.;--------------------------------------------------------------------------------------------
Dengan demikian dalam waktu 25 Tahun (masa kerja efektif) maka waktu
efektif kerja yang terbuang sia-sia adalah:--------------------------------
• 3 bulan x 25 = 75 Bulan (6,25 tahun hari kerja efektif).;-----------------------------
Fakta di atas sungguh sangat menyakitkan, mengingat waktu selama itu hanya
terbuang sia-sia untuk duduk atau pun berdiri di atas kendaraan bermotor akibat
kemacetan yang terjadi di DKI Jakarta. Bukankah akan lebih indah apabila waktu
yang dibuang sia-sia tersebut dipergunakan untuk bekerja atau berkumpul
bersama keluarga yang kita sayangi?;;-----------------------------------------------------------
9. Bahwa sejatinya Tergugat III telah memberikan peringatan kepada Pemerintah
Propinsi DKI. Jakarta, agar segera melakukan tindakan untuk mencegah
kemacetan di DKI Jakarta Namun faktanya sampai surat gugatan ini diajukan,
belum ada tindakan nyata yang membawa dampak signifikan untuk mengatasi
kemacetan di DKI. Jakarta, bahkan kemacetan yang terjadi justru semakin
bertambah parah;---------------------------------------------------------------------------------------
10.Bahwa selain itu, angkutan umum (termasuk Transjakarta) yang disediakan oleh
Tergugat I untuk mengatasi kemacetan, faktanya dari sisi jumlah masih sangat
jauh lebih sedikit apabila dibandingkan dengan para masyarakat yang
menggunakannya, sehingga sering kali Para Penggugat harus menunggu sampai
lebih dari 1 jam agar bisa menaiki angkutan umum tersebut, terlebih saat menaiki
angkutan umum tersebut, Para Penggugat sering kali harus berdiri berdesakan
dengan sangat lama, karena jalanan tetap macet. Hal ini sungguh-sungguh sangat
tidak nyaman, mengingat Profesi Para Penggugat sebagai seorang Advokat
mengharuskan Para Penggugat untuk hadir tepat waktu dalam setiap acara yang
diagendakan;--------------------------------------------------------------------------------------------
11.Bahwa Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III sebagai penyelenggara Negara,
dalam menjalankan pemerintahannya harus tunduk kepada ketentuan Undang-
undang Dasar Tahun 1945, yang di dalamnya mengamanatkan pada pemerintah
untuk menjamin hak-hak warga Negara termasuk untuk mendapatkan rasa aman
dan nyaman. Namun sebagai penyelenggara Negara yang memiliki otoritas penuh,
dengan tidak mengeluarkan suatu kebijakan yang dapat mengatasi kemacetan di
DKI Jakarta dengan segera, maka Tergugat I, Tergugat II, dan Tergugat III, telah
6
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idmelakukan perbuatan melawan hukum karena merugikan hak-hak asasi Para
Penggugat sebagai warga Negara yang menggunakan fasilitas umum berupa ruas
jalanan di DKI Jakarta;--------------------------------------------------------------------------------
Selanjutnya, Turut Tergugat sebagai pemegang amanah rakyat, pada faktanya
juga hanya berdiam diri, dan tidak melakukan usaha apa pun dalam
memperjuangkan bebasnya Jakarta dari kemacetan yang telah nyata membawa
kerugian bagi warga Negara yang berada di DKI Jakarta.;----------------------------------
12.Bahwa ketentuan Undang-undang yang dilanggar oleh Tergugat I, Tergugat II, dan
Tergugat III adalah sebagai berikut:--------------------------------------------------------
A. Pasal 28H ayat (1) Undang-undang Dasar Tahun 1945:--------------------------------
”Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.”;---------------------------------------------------------------------------
B. Pasal 9 ayat (3) Undang-undang No. 39 tahun 1999 tentang HAM:------------------
“Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat”.;-----------------
C. Pasal 35 Undang-undang No. 39 tahun 1999 tentang HAM:---------------------------
”Setiap orang berhak hidup di dalam tatanan masyarakat dan kenegaraan yang
damai, aman, dan tenteram, yang menghormati, melindungi, dan melaksanakan
sepenuhnya hak asasi manusia dan kewajiban dasar manusia sebagaimana
diatur dalam Undang-undang ini.” ;-----------------------------------------
13.Bahwa dengan demikian, menjadi patut apabila Tergugat I, Tergugat II, dan
Tergugat III dinyatakan telah melakukan perbuatan melawan hukum sebagaimana
diatur di dalam ketentuan Pasal 1365 KUHPerdata dan ketentuan Pasal 1366
KUHPerdata yang berbunyi:-------------------------------------------------------------------------
“Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada seorang
lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu,
mengganti kerugian tersebut”.;---------------------------------------------------------------
Selanjutnya Pasal 1366 KUHPerdata berbunyi:------------------------------------------------
“Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan
perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan kelalaian atau
kurang hati-hatinya“.;---------------------------------------------------------------------------
14.Bahwa daripada memilih diam dan tidak melakukan apa pun, sesungguhnya ada
beberapa pilihan kebijakan yang dapat diambil oleh Tergugat I dan Tergugat II
untuk mengurangi kemacetan yang terjadi di DKI Jakarta, antara lain: 1).
Menambah jumlah angkutan umum yang ada saat ini, sehingga masyarakat tidak
7
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idharus menunggu lama, untuk dapat naik angkutan umum; 2). Menaikkan pajak
kendaraan bermotor milik pribadi dengan sangat tinggi, baik itu roda empat
maupun roda dua, sehingga pertumbuhan jumlah kendaraan pribadi dapat ditekan;
3). Menaikkan tarif parkir di pinggir-pinggir jalan di DKI Jakarta atau melarang
parkir seluruh kendaraan, sehingga tidak ada kendaraan yang parkir di badan jalan
dan menghambat laju lalu lintas; 4). Melarang seluruh pedagang kaki lima, untuk
berjualan di trotoar atau di pinggir jalan-jalan utama di DKI Jakarta; 5). Pembatasan
kendaran bermotor berdasarkan usia kendaraan; dan yang terakhir 6). Moratorium
kendaraan baru di wilayah Jabodetabek selama 6 (enam) sampai 12 (dua belas)
bulan ke depan;---------------------------------------------------------------------
15.Bahwa atas dasar alasan-alasan diatas menjadi adil dan sah apabila Para
Penggugat pada petitumnya nanti memohon agar majelis hakim menerima/
mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya.;-------------------------
Bahwa berdasarkan segala hal di atas, Para Penggugat mohon kepada Ketua
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk berkenan menerima, memeriksa dan memutus
perkara ini dengan amar putusan sebagai berikut:-------------------------------------------------
PRIMER
1. Menerima Gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya;---------------------------------
2. Menyatakan Gugatan Citizen Law Suit Para Penggugat adalah sah;----------------
3. Menyatakan bahwa Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan Turut Tergugat
telah melakukan perbuatan melawan hukum;----------------------------------------------
4. Menyatakan bahwa Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan Turut Tergugat
telah lalai dalam menjalankan kewajibannya untuk memenuhi dan melindungi
Hak Asasi Penggugat termasuk Hak Asasi warga kota Jakarta;----------------------
5. Menghukum Tergugat I, Tergugat II, dan Tergugat III mengeluarkan kebijakan
dengan segera untuk mengatasi kemacetan di Jakarta, antara lain:-----------------
a. Menambah jumlah angkutan umum yang ada saat ini;------------------------------
b. Menaikkan pajak kendaraan bermotor dengan sangat tinggi, baik itu roda
empat maupun roda dua milik pribadi;---------------------------------------------------
c. Menaikkan tarif parkir di pinggir-pinggir jalan di DKI Jakarta dan melarang
parkir seluruh kendaraan di badan jalan;------------------------------------------------
d. Menertibkan (sterilisasi jalan) parkir liar yang ada di ruas-ruas jalan di DKI
Jakarta ;-----------------------------------------------------------------------------------------
8
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
e. Melarang seluruh pedagang kaki lima, untuk berjualan di trotoar atau di
pinggir jalan-jalan utama di DKI Jakarta ;-----------------------------------------------
f. Melarang angkutan umum berhenti (ngetem) di pinggir jalan untuk menaikan
dan menurunkan penumpang, kecuali memang tersedia tempat yang
diperuntukan untuk hal tersebut ;----------------------------------------------------------
g. Pembatasan kenderaan bermotor berdasarkan usia kenderaan dan ;----------
h. Moratorium kendaraan baru di wilayah Jabodetabek selama 6 (enam)
sampai 12 (dua belas) bulan ke depan.;-------------------------------------------------
6. Menghukum Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan Turut Tergugat untuk
meminta maaf secara tertulis kepada Penggugat dan warga kota Jakarta dalam
sekurang-kurangnya 2 media cetak Nasional;----------------------------------------------
7. Memerintahkan Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan Turut Tergugat untuk
membayar biaya perkara.;-----------------------------------------------------------------------
SUBSIDAIR
Mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).;----------------------------------------
Menimbang, bahwa pada hari sidang yang telah ditetapkan, untuk pihak
Penggugat datang sendiri Agustinus Dawarja, S.H., Drs. Yohanes Tangur, S.H., dan
Ngurah Anditya Ari Firnanda, S.H., M.H.Li; sedangkan Pihak Tergugat-I hadir
kuasanya YAYAN YUHANA, SH.MH dan HARATUA D.P.PURBA, SH kedua-duanya
Pegawai Pada Biro Hukum Setda Provinsi DKI Jakarta, Gedung Balai Kota Blok G
lantai IX Jalan Medan Merdeka Selatan No.8-9 Kota Asministrasi Jakarta Pusat,
berdasarkan Surat Kuasa Khusus No.315/-1.875 tertanggal 5 Maret 2012, untuk
Tergugat-III datang menghadap Kuasanya CHANDRA KUSUMA BARLIANTI, SH.MH
dan RIMA EKA PUTRI, SH kedua-duanya Jaksa Pengacara Negara beralamat di
Jalan Sultan Hasanuddin No.1 Kebayoran Baru Jakarta berdasarkan Surat Kuasa
Khusus No.SK-031/G/Gp/04/2012 tertangal 5 April 2012, Untuk Turut Tergugat-III
datang menghadap kuasanya ARTERIA DAHLAN, ST.SH, YODBEN SILITONGA,
SH, TANDA PERDAMAIAN NASUTION, SH, Advokat yang tergabung dalam badan
bantuan hukum dan advoaksi dewan pimpinan pusat partai demokrasi indonesia
perjuangan, yang beralamat di Jalan lenteng Agung No.99 Jakarta Selatan
berdasarkan Surat Kuasa Khusus No.1098/EX/DPP/III/2012 tertanggal 26 Maret 2012,
untuk Tergugat-II, Turut Tergugat-I, turut Tergugat-II, Turut Tergugat-IV, Turut
Tergugat-V, Turut Tergugat-VI, Turut Tergugat-VII, Turut Tergugat-VIII, Turut
9
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idTergugat-IX, dan Turut Tergugat-X tidak datang menghadap atau menyuruh wakilnya
yang sah meskipun telah dipanggil secara sah dan patut ; -------------------------------------
Menimbang, bahwa selanjutnya oleh Majelis Hakim telah mengusahakan
penyelesaian melalui proses mediasi sesuai dengan Perma No. 1 tahun 2008 tentang
prosedur mediasi melalui Hakim Mediator Sdr. MARTIN PONTO BIDARA, SH,
ternyata kata sepakat untuk mengakhiri perkara ini dengan perdamaian tidak berhasil
untuk selanjutnya pemeriksaan perkara ini dimulai dengan membacakan surat gugatan
Para Penggugat yang isinya ada perbaikan Gugatan Citizen Law Suit (Gugatan Warga
Negara) ;-------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Para Penggugat ini adalah : Hak
Gugat Warga Negara (Citizen Law Suit atau Actio Popularis) dan Para Pihak, yaitu
Para Penggugat dan Pihak Tergugat-I, Tergugat-III serta Turut Tergugat-III sepakat
bahwa acara persidangan dalam gugatan a quo akan diberlakukan hukum acara
Citizen Law Suit (Gugatan Warga Negara) ;---------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa dalam perkara gugatan a quo diberlakukan hukum acara
Citizen Law Suit, maka tahap selanjutnya adalah sertifikasi yaitu kepada Pihak
Tergugat diberi kesempatan satu kali untuk memberi tanggapan terhadap bentuk
formil surat gugatan Para Penggugat, tanggapan tersebut bukan merupakan materi
pokok perkara, tetapi mengenai pesyaratan formil dari suatu gugatan Citizen Law
Suit;-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa selanjutnya Tergugat-I mengajukan Tanggapan terhadap
Gugatan Para Penggugat tersebut yaitu Tanggapan Legal Standing tertanggal 8 Mei
2012 dengan mengemukakan hal-hal sebagai berikut :------------------------------------------
GUGATAN CITIZEN LAW SUIT BELUM DIATUR DALAM HUKUM POSITIF INDONESIA ;-----------------------------------------------------------------------------------------------
1. Dalam sejarahnya Citizen Law Suit ini dikembangkan di Amerika Serikat dan juga
di India, berdasarkan suatu pemikiran bahwa pada kenyataannya pemerintah
(federal) acap kali tidak melaksanakan kewajibannya untuk menegakkan hukum
yang oleh undang-undang dibebankan kepadanya. Dengan alasan ini, Citizen Law
Suit dimaksudkan untuk melindungi warga negara dari kemungkinan terjadinya
kerugian sebagai akibat dari tindakan atau pembiaran (omisi) dari negara atau
10
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idotoritas Negara. (Indro Sugianto, Hak Gugat Warga Negara (Citizen Law Suit)
Terhadap Negara Kajian Putusan No. 2 8/Pdt. G/2003/PN.Jkt.Pst., Dictum Edisi 2-
Jurnal Lelp, 2004, hal. 34).;--------------------------------------------------------------------------
2. Bahwa gugatan Citizen Law Suit hanya dikenal dialam sistem hukum common law
dan belum diatur dalam hukum positif di Indonesia. Namun demikian, sesuai
ketentuan Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman mengatur "Pengadilan dilarang menolak untuk memeriksa,
mengadili, memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalil tidak ada atau
kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadilinya".;-
3. Bahwa untuk memeriksa suatu perkara yang belum diatur dalam hukum positif
Indonesia, hakim harus mencari dan menemukan hukumnya (rechtviding). Namun
demikian dsesuai ketentuan Pasal 5 ayat (1) Undang-undang No.48 Tahun 2009
tentang Kekekuasaan Kehakiman menyebutkan “ Hakim dan Hakim konstitusi
wajib menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang
hidup di dalam masyarakat". Pengertian kata "menggali", diartikan bahwa
hukumnya sudah ada dalam aturan perundangan tetapi masih samar-samar,
sehingga untuk menemukan hukumnya harus berusaha mencari dengan menggali
nilai-nilai yang hidup di dalam masyarakat.;-----------------------------------------------------
4. Bahwa dalam menemukan hukum, hakim harus mencarinya dengan menggunakan
metode interpretasi dan konstruksi. Metode interpretasi adalah penafsiran terhadap
teks undang-undang, masih tetap berpegang pada bunyi teks itu. Sedangkan
metode konstruksi hakim mempergunakan penalaran logisnya untuk
mengembangkan lebih lanjut suatu teks undang-undang, dimana hakim tidak lagi
terikat dan berpegang pada bunyi teks itu, tetapi dengan syarat hakim tidak
mengabaikan hukum sebagai suatu sistem. (Achmad Ali, SH, MH, Mengenal Tabir
Hukum, Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis, Chandra Pratama, Jakarta,
Cet.1,1996).;---------------------------------------------------------------------------------------------
5. Bahwa berdasarkan penjelasan di atas, karena gugatan Citizen Law Suit belum
diatur dalam hukum positif Indonesia sudah seharusnya Hakim yang mengadili
perkara a quo menolak gugatan Penggugat atau apabila Hakim yang mengadili
perkara a quo menerima, harus menyebutkan dengan jelas dasar dan metode yang
dipakai untuk menerima perkara a quo sebagai suatu penemuan hukum
(rechtsviding).;-------------------------------------------------------------------------------------------
GUGATAN TIDAK MEMENUHI SYARAT SEBAGAI GUGATAN CITIZEN LAW SUIT
11
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
6. Bahwa di negara-negara yang sudah terlebih dahulu mengadopsi mekanisme
Citizen Law Suit seperti di Amerika, India dan Australia serta dalam prakteknya
berdasarkan beberapa gugatan yang pernah dilakukan di Indonesia, Citizen Law
Suit termasuk gugatan a quo harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:--------
a. Adanya Standing Sebagai Syarat Pengajuan Gugatan ;----------------------------
- Bahwa standing dapat diartikan secara luas yaitu akses perorangan atau
kelompok masyarakat atau organisasi di di Pengadilan sebagai pihak
Penggugat (Elsam://.elsam or.did/downloads/1262942628 Legal Standing-
Sulistiono.pdf);---------------------------------------------------------------------------------
- Bahwa secara lebih jelas, Majelis Hakim yang menangani Perkara Nomor
28/Pdt.G/2003/PN.Jkt.Pst (atau lebih dikenal dengan Gugatan Citizen Law
Suit Nunukan) memberikan penjelasan mengenai standing :----------------------
"Setiap warga negara tanpa terkecuali mempunyai hak membela
kepentingan umum (on behalf on the public interest) dapat menggugat
negara atau pemerintah atau siapa pun yang melakukan perbuatan
melawan hukum (PMH) yang nyata merugikan kepentingan publik dan
kesejahteraan umum (pro bono public), sejalan dengan hak asasi manusia
mengenai, ialah akses untuk mendapatkan keadilan apabila negara diam
atau tidak melakukan tindakan apapun untuk kepentingan warga
negaranya".;------------------------------------------------------------------------------------
- Bahwa Penggugat dalam gugatan a quo harus terlebih dahulu menjelaskan
pengertian kepentingan umum itu apa dan kepentingan siapa yang
dibelanya sehingga mempunyai kedudukan untuk mengajukan gugatan
dengan metode Citizen Law Suit.;---------------------------------------------
- Bahwa Penggugat dalam posita gugatan angka 1 menyebutkan "Bahwa
Para Penggugat adalah Warga Negara Republik Indonesia, yang berprofesi
sebagai Advokat dan bekerja di Jakarta, yang selama ini menggunakan
seluruh ruas jalan di DKI Jakarta sebagai fasilitas umum ...." ;--------------------
- Bahwa selanjutnya dalam posita angka 2, Penggugat menyebutkan "Bahwa
rasa tidak nyaman tersebut, disebabkan karena tidak sebandingnya jumlah
kenderaan dengan ruas jalan yang ada Kemudian dalam posita angka 5
disebutkan tidak diikuti dengan penambahan ruas jalan yang
memadai...." ;-----------------------------------------------------------------------------------
12
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
- Bahwa kemudian dalam petitum gugatan a quo, Penggugat sama sekali
tidak meminta adanya penambahan agar dilakukan penambahan ruas jalan
sehingga antara posita dan petitum bertentangan.;----------------------------------
- Bahwa karena pertentangan antara posita dan petitum dalam gugatan a quo
semakin menerangkan tidak jelasnya kepentingan umum apa yang hendak
dibela Penggugat dan kepentingan siapa yang hendak dibela Penggugat.
Atau Justru Penggugat mengajukan gugatan untuk kepentingan pribadi
untuk mendapatkan popularitas dan juga agar lancar menggunakan mobil
pribadinya di jalanan.;--------------------------------------------
- Bahwa selain itu sesuai dengan Putusan Mahkamah Agung Rl No. 1075 K/
SIPI1982 menyebutkan, "karena petitum bertentangan dengan posita
gugatan, gugatan tidak dapat diterima ".;-------------------------------------------
- Dengan demikian, tidak adanya dasar (standing) Penggugat untuk
mengajukan gugatan a quo menyebabkan gugatan harus ditolak dan
dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard).;--------------
b. Adanya Notifikasi ;-------------------------------------------------------------------------------
- Gugatan Citizen Law Suit mensyaratkan adanya proses pemberitahuan
(Notifikasi). Peraturan mengenai Citizen Law Suit berbeda dengan notifikasi
seperti dalam gugatan Class Action. Dalam gugatan perwakilan kelompok
(Class Action) proses penreritahuan dilakukan oleh wakil kelompok (class
member) untuk ikut (opt-in) atau keluar (opt-out) dari kelompok kepentingan,
jadi pemberitahuan ada pada unsur penggugat. Sedangkan pada hak gugat
warga negara (citizen law suit) proses pemberitahuan di lakukan oleh
penggugat (warga negara) terhadap gugatan (negara/pemerintah, dkk)
(YLBHI dan PHSK, Panduan Bantuan Hukum Indonesia-Pedoman Anda
Memahami dan Menyelesaikan Masalah Hukum, Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia 2007 Cet Ke-2. Loc.cit.hal 384). ;--------------------------------------------
- Pemberitahuan (notifikasi) tersebut harus dibuat dalam bentuk tertulis,
setidak-tidaknya memuat:-------------------------------------------------------------------
a. Informasi tentang pelaku pelanggaran dan lembaga yang relevan dengan
pelanggaran.;--------------------------------------------------------------------
b. Jenis pelanggaran.;-----------------------------------------------------------------------
c. Peraturan perundang-undangan yang dilanggar.;--------------------------------
- Indro Sugianto dalam tulisannya Hak Gugat Warga Negara (Citizen Law
Suit) Terhadap Negara-Kajian Putusan No.28/Pdt.G/2003/PN.JKT.Pst,
13
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Dictum Edisi 2-Jurnal Lelp.2004, hal 41 menyebutkan pemberitahuan
dimaksudkan harus merinci pelanggaran dan tuntutan yang spesifik untuk
kemudian menjadi dasar pengajuan gugatan, Rincian pelanggaran dan
tuntutan tersebut diberikan kepada pelanggar instansi yang bertanggung
jawab menerapkan peraturan perundang-undangan yang meberikan hak
Citizen Law Suit. Pemberitahuan dalam Citizen Law Suit dimaksudkan :------
a. Memberikan dorongan/intensif bagi pelanggar agar melakukan penataan
b. Memberikan kesempatan secara fair kepada tergugat untuk mengajukan
bantahan dalam kesempatan paling awal dari proses penanganan
Perkara.;-------------------------------------------------------------------------------------
c. Kegagalan dalam penyediaan pemberitahuan yang memenuhi syarat
dapat dipergunakan sebagai alasan untuk menolak perkara.;----------------
d. Memberikan pendidikan kepada penggugat untuk mengajukan gugatan
dengan dilengkapi bukti dan fakta akurat.;-----------------------------------------
- Bahwa penggugat dalam mengajukan gugatan a quo ke Pengadilan tanpa
terlebih dahulu mengajukan suatu notifikasi atau pemberitahuan kepada
pihak Pemerintah merupakan tindakan yang prematur dan tidak memenuhi
syarat untuk mengajukan gugatan dengan metode Citizen Law Suit. ;---------
- Bahwa sudah seharusnya Penggugat mengajukan notifikasi
(pemberitahuan) kepada Tergugat sebelum mengajukan gugatan a quo
sehingga memberikan kesempatan secara adil kepada Tergugat I untuk
mengajukan bantahan dan menjelaskan kepada Penggugat mengenai
tindakan apa saja yang telah Tergugat I lakukan untuk mengatasi
kemacetan untuk membuktikan Pemerintah (Tergugat I) tidak melakukan
pembiaran seperti yang didalilkan Penggugat dalam gugatannya sehingga
proses pemberian penjelasan tersebut tidak perlu dilakukan melalui
Pengadilan.;-------------------------------------------------------------------------------------
- Bahwa di era keterebukaan informasi public saat ini, Tergugat sangat
menyayangkan langkah Penggugat yang langsung mengajukan gugatan ke
Pengadilan tanpa adanya (pemberitahuan) kepada Tergugat I dan meminta
informasi mengenai program dan langkah-langkah yang dilakuan
pemerintah sesuai dengan keinginan Penggugat.;-----------------------------------
- Bahwa pengajuan notifikasi (pemberitahuan) tersebut juga wajib
dilaksanakan agar Penggugat dalam mengajukan gugatan dilengkapi
dengan bukti dan fakta yang akurat. Dalam gugatan a quo, Penggugat sama
14
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
sekali tidak mendasari dalil-dalilnya dengan bukti-bukti dan yang akurat
sehingga dalil tersebut tidak berdasar dan harus ditolak.;----------
- Dengan demikian, berdasarkan seluruh uraian di atas, pengajuan gugatan
Citizen Law Suit tanpa terlebih dahulu dilakukan dengan adanya notifikasi
(pemberitahuan) telah memenuhi syarat bagi Majelis Hakim yang mengadili
perkara a quo untuk menolak gugatan Penggugat.;----------------------------------
7. Bahwa syarat-syarat untuk mengajukan gugatan Citezen Law Suit harus dipenuhi
oleh Penggugat agar masyarakat tidak sembarangan mengajukan gugatan kepada
Pemerintah apabila ada hal-hal yang tidak sesuai keinginan masyarakat. Di
samping itu, syarat penyampaian gugatan Citizen Law Suit ini harus dipenuhi agar
Pengadilan tidak kebanjiran gugatan dari masyarakat.;--------------------------------------
GUGATAN CITIZEN LAW SUT HANYA DAPAT DIAJUKAN APABILA
PENGGUGAT MEMBUKTIKAN NEGARA DALAM KEADAAN DIAM ATAU TIDAK
MELAKUKAN TINDAKAN APAPUN UNTUK KEPENTINGAN WARGA
NEGARANYA
1. Bahwa selain syarat tersebut di atas harus dipenuhi Penggugat, yang menjadi point
utama yang harus dibuktikan Penggugat dalam gugatan Citizen Law Suit adalah
negara diam atau tidak melakukan tindakan apapun untuk kepentingan warga
negaranya, karena sesuai pengertian Majelis Hakim yang menangani Perkara
Nomor 28/Pdt.G/2003/PN. Jkt.Pst (atau lebih dikenal dengan Gugatan Citizen Law
Suit Nunukan)" adalah :--------------------------------------------------
“Setiap warga negara tanpa terkecuali mempunyai hak membela kepentingan
umum (on behalf on the public interest) dapat menggugat negara atau pemerintah
atau siapa pun yang melakukan perbuatan melawan hukum (PMH) yang nyata
merugikan kepentingan publik dan kesejahteraan umum (pro bono public), seialan
dengan hak asasi manusia mengenai, ialah akses untuk mendapatkan keadilan
apabila negara diam atau tidak melakukan tindakan apapun untuk kepentingan
warga negaranya".;-----------------------------------------------------------------
2. Bahwa dalam gugatan a quo, Penggugat sama sekali tidak mampu memberikan
bukti jika negara atau pemerintah diam atau tidak melakukan tindakan apapun.
Justru dalam mengutip dari gugatannya, Penggugat telah dengan tegas mengakui
15
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idbahwa negara atau pemerintah tidak diam dan telah melakukan tindakan untuk
mengatasi kemacetan di Jakarta, antara lain :--------------
- Sedangkan pertumbuhan panjang jalan hanya 0,01 persen pertahun" (Gugatan
halaman 4 angka 5) ;----------------------------------------------------------------
- Bahwa selain itu, angkutan umum (termasuk Trans Jakarta) yang disediakan
oleh Tergugat I untuk mengatasi kemacetan,...',;---------------------
(Gugatan halaman 7 angka 10) ;---------------------------------------------------------------
10.Bahwa dari kutipan Gugatan tersebut, Penggugat telah dengan tegas mengakui
negara (Tergugat I) tidak diam dan telah melakukan langkah- langkah untuk
mengatasi macet di Jakarta.;---------------------------------------------------------------------
TERGUGAT I MOHON KEBIJAKSANAAN MAJELIS HAKIM YANG MENGADILI
PERKARA A QUO AGAR MELALUI GUGATAN A QUO TIDAK TERJADI GEJOLAK
SOSIAL DI MASYARAKAT
11.Selain hal-hal tersebut di atas, mohon kiranya kebijaksanaan Majelis Hakim yang
mengadili perkara a quo untuk mempertimbangkan bahwa untuk mengatasi
kemacetan di Jakarta tidak cukup dengan mengabulkan petitum penggugat.;---------
Kemacetan di Jakarta merupakan masalah yang sangat komplek, harus
berkoordinasi dengan banyak pihak dan lintas daerah serta butuh penanganan
yang mempertimbangkan banyak faktor khususnya rasa keadilan di masyarakat.;--
12.Apabila petitum Penggugat dikabulkan untuk segera dilaksanakan seperti
menaikkan pajak kenderaan bermotor sangat tinggi, menaikkan tarif parkir,
melarang parkir di seluruh ruas jalan, melarang angkutan umum berhenti (ngetem)
di pinggir jalan kecuali tersedia tempat yang diperuntukkan untuk hal tersebut dan
petitum Penggugat lainnya pasti akan terjadi gejolak sosial di masyarakat. Seperti
misalnya apabila Pemerintah melarang mobil parkir di badan jalan di depan
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pasti akan terjadi gejolak sosial dan keberatan
dari masyarakat yang berkepentingan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.;----------
13.Bahwa sampai saat ini Pemerintah terus berupaya melakukan tindakan- tindakan
untuk mengatasi kemacetan (bukan hanya di Jakarta saja karena kenderaan yang
masuk ke Jakarta sebagian besar berasal dari daerah-daerah di sekitar Jakarta
seperti Depok, Bekasi dan Tangerang sehingga pertu koordinasi dengan daerah-
16
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.iddaerah tersebut) tanpa menimbulkan gejolak sosial di tengah-tengah masyarakat
dan menyediakan sarana prasarana untuk mengatasi kemacetan dan masyarakat
beralih ke transportasi umum/massal.;------------------------------------------------------------
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Tergugat I memohon kiranya Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara a quo berkenan memutus perkara sebagai berikut:-
PRIMAIR :----------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Menerima tanggapan legal standing Tergugat I ;----------------------------------------------
2. Menyatakan Penggugat tidak mempunyai hak (standing) untuk mengajukan
gugatan Citizen Law Suit.;---------------------------------------------------------------------------
3. Menyatakan gugatan Penggugat tidak memenuhi syarat sebagai gugatan Citizen
Law Suit sehingga tidak dapat diterima (Niet on Vanklijk Verkiaard); dan ;-------------
4. Menghukum Penggugat untuk membayar segala biaya/ongkos perkara yang
ditetapkan,;-----------------------------------------------------------------------------------------------
SUBSIDAIR :------------------------------------------------------------------------------------------------
Apabila pengadilan berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo Et
bono) ;------------------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa di samping Tergugat I mengajukan tanggapan terhadap
Legal Standing Terhadap Gugatan Citizen Law Suit, Tergugat-I juga mengajukan
Jawaban tertanggal 03 Oktober 2012 sebagai berikut :-----------------------------------------
DALAM EKSEPSI ;----------------------------------------------------------------------------------------
A. EKSEPSI KOMPETENSI ABSOLUT ;------------------------------------------------------------
1. Bahwa gugatan yang diajukan oleh Penggugat pada pokoknya menerangkan
yang menjadi dasar gugatan Penggugat adalah mengenai kebijakan yang harus
dikeluarkan oleh Para Tergugat untuk mengatasi kemacetan yang terjadi di
Provinsi DKI Jakarta, sebagaimana dikemukakan oleh Penggugat dalam angka
14 Surat Gugatan yang menyatakan :--------------------------------------
"Bahwa daripada memilih diam dan tidak melakukan apapun, sesungguhnya
ada beberapa pilihan kebijakan yang dapat diambil oleh Tergugat I dan
Tergugat II..." ;--------------------------------------------------------------------------------------
Selanjutnya dalam Penggugat dalam petitumnya angka 5 meminta :----------------
17
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
"Menghukum Tergugat I, Tergugat II, dan Tergugat III mengeluarkan
kebijakan ..." ;---------------------------------------------------------------------------------------
--------------
2. Bahwa kebijakan/kuputusan yang diminta oleh Penggugat agar dikeluarkan
oleh Para Tergugat masuk ke dalam rumusan Pasal 1 angka 3 Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara (UU PTUN) yakni penetapan tertulis yang
dikeluarkan oleh Badan/Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan
hukum tata usaha negara yang bersifat konkrit, individual dan final sehingga
menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum.;---------------------
3. Bahwa berdasarkan Pasal 3 ayat (1) UU PTUN menerangkan Badan atau
Pejabat Tata Usaha Negara yang tidak mengeluarkan keputusan sedangkan itu
menjadi kewajibannya maka hal tersebut disamakan dengan Keputusan Tata
Usaha Negara. ;------------------------------------------------------------------------------------
4. Bahwa oleh karena yang menjadi pokok gugatan Penggugat sebagaimana telah
diuraikan oleh Tergugat I di atas adalah sengketa tata usaha negara, maka
berdasarkan Pasal 4 UU PTUN yang menyebutkan "Peradilan Tata Usaha
Negara adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari
keadilan terhadap sengketa Tata Usaha Negara", Pengadilan yang berwenang
untuk memeriksa dan mengadili perkara a quo adalah Pengadilan Tata Usaha
Negara dan bukan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.;------------------
5. Bahwa sesuai Yurusprudensi Mahkamah Agung Nomor 620 K/Pdt/1999 tanggal
29 Desember 1999, bila yang digugat adalah Badan atau Pejabat Tata Usaha
Negara dan obyek gugatan menyangkut perbuatan yang menjadi wewenang
pejabat tersebut, maka yang berwenang mengadili perkara tersebut adalah
Peradilan Tata Usaha Negara bukan wewenang peradilan negeri ;------------------
6. Bahwa berdasarkan Pasal 134 HIR dan Pasal 132 Rv, maka mohon agar
Majelis Hakim yang mengadili perkara a quo menyatakan tidak berwenang
untuk memeriksa. Mengadili dan memutus perkara a quo.;----------------------------
B. GUGATAN PENGGUGAT TIDAK MEMENUHI SYARAT FORMIL GUGATAN
CITIZEN LAW SUIT ;----------------------------------------------------------------------------------
18
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id7. Bahwa gugatan yang diajukan oleh Penggugat dalam gugatan citizen law suit
(gugatan warga negara) sebagaimana tercantum dalam perihal gugatan
Penggugat. Gugatan dengan dengan bentuk citizen law suit sebenarnya tidak
dikenal dalam sistem hukum civil law sebagaimana yang diterapkan di
Indonesia. Namun demikian, gugatan dengan menggunakan mekanisme citizen
law suit telah beberapa kali muncul di pengadilan Indonesia dan diantaranya
telah diterima hak gugatnya (standing to sue) serta telah ada yang dikabulkan
oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, bahkan ada yang diputus
di tingkat kasasi. Dengan demikian, walaupun belum diatur dalam hukum positif
Indonesia maka putusan-putusan yang telah berkekuatan hukum tetap (in
kracht van gewijsde) dapat dijadikan acuan oleh Majelis Hakim yang mengadili
perkara a quo untuk mengadili dan menjatuhkan putusan.;--------
8. Bahwa sesuai dengan Buku Class Action & Citizen Lawsuit, Laporan Penelitian,
terbitan Mahkamah Agung Rl, Tahun 2009, disebutkan :-------------------------------
"Beberapa kasus gugatan Cititen Lawsuit yang pernah didaftarkan di Indonesia,
antara lain :------------------------------------------------------------------------------------------
1. Gugatan Cititen Lawsuit atas nama Munir Cs atas Penelantaran Negara
trhadap TKI Migran yang dideportasi di Nunukan. Ini merupakan Gugatan
Cititen Lawsuit pertama yang muncul di Indonesia Dikabulkan oleh Majelis
Hakim PN Jakarta Pusat. Tetapi oleh Pengadilan Tinggi DKI pada proses
banding sesuai putusan No. 480/PDT/2005/PT DKI yang diputuskan tanggal
4 April 2006, PT DKI menyatakan : Oleh karena para tergugat tidak terbukti
telah melakukan perbuatan melawan hukum, maka gugatan para penggugat
harus ditolak seluruhnya ....;-------------------------------------
2. Gugatan Cititen Lawsuit atas kenaikan BBM oleh LBH APIK. Gagal,
dinyatakan bahwa bentuk gugatan Cititen Lawsuit tidak diterima Majelis
Hakim PN Jakpus.;--------------------------------------------------------------------------
3. Gugatan Cititen Lawsuit atas Operasi Yustisi oleh LBH Jakarta. Gagal,
dinyatakan bahwa bentuk Cititen Lawsuit tidak diterima Majelis Hakim PN
Jakarta Pusat.;---------------------------------------------------------------------------------
4. Gugatan Cititen Lawsuit atas penyelenggaraan Ujian Nasional oleh LBH
Jakarta. Dikabulkan sebagian, Pemerintah diminta meninjau ulang kebijakan
penyelenggaraan Ujian Nasional .... Dan pada tingkat kasasi yang diajukan
oleh pihak Tergugat telah ditolak oleh Mahkamah Agung melalui putusan
No. 2596 K/PDT/2008 tanggal 14 September 2009 yang berarti bahwa
19
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta yang menguatkan putusan
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut telah berkekuatan hukum tetap.;--
5. Gugatan Cititen Lawsuit oleh Para Penggugat yang mengatasnamakan
Masyarakat Pengguna Jalan Tol pada Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta
(JORR), dalam Putusan perkara nomor 40/Pdt.G/2008/PN.JKT.Sel. tanggal
19 Mei 2008 tersebut dinyatakan bahwa gugatan para Penggugat tidak
dapat diterima, karena tidak terpenuhinya syarat formil berupa
notifikasi.;----------------------------------------------------------------------------------------
6. Gugatan Cititen Lawsuit oleh Para Penggugat yang mengatasnamakan
warga negara pemegang hak untuk memilih dalam Pemilihan Umum
(Pemilu) 2009, dalam Putusan perkara nomor 145/Pdt.G/2009/PN.JKT.PST.
tanggal 03 Juni 2009, dinyatakan bahwa Gugatan Para Penggugat tidak
dapat diterima, adalah juga karena tidak terpenuhinya syarat formil, yaitu
tidak memenuhi jangka waktu notifikasi.";---
7. Bahwa selain itu, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam Perkara Nomor
551//PDT.G/2010/PN.JKT.PST. yang diajukan oleh Advokat Davil ML
Tobing terkait penggunaan Lambang Negara Garuda di kaos Timnas
Sepakbola Indonesia ditolak oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat karena tidak memenuhi syarat formil berupa notifikasi.;--------------------
9. Dari seluruh contoh gugatan Cititen Lawsuit di atas dapat dilihat bagaimana
Majelis Hakim yang menangani dan memutus perkara Cititen Lawsuit menguji
terlebih dahulu syarat formil suatu gugatan Cititen Lawsuit untuk kemudian
diperiksa pokok perkaranya.;--------------------------------------------------
10.Bahwa dapat ditarik kesimpulan, Majelis Hakim yang menangani dan memutus
perkara-perkara tersebut di atas menjadikan Notifikasi sebagai syarat penting
terpenuhinya syarat formil suatu gugatan Cititen Lawsuit, dimana walaupun
belum diatur sebagai hukum positif di Indonesia namun telah menjadi hukum
yang hidup di dunia peradilan Indonesia (Living Law) dan diikuti oleh hakim-
hakim dalam memutus perkara Cititen Lawsuit.;----------------------------------
11.Bahwa notifikasi sebagai syarat formil mengajukan gugatan Citizen Lawsuit
diperlukan agar masyarakat tidak sembarangan mengajukan gugatan kepada
Pemerintah yang justru dapat mengganggu Pemerintah dalam melakukan
pembangunan. Selanjutnya Buku Class Action & Citizen Lawsuit, Laporan
Penelitian, terbitan Mahkamah Agung Rl, Tahun 2009, menyebutkan :-------------
20
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
"Disinilah peran penting notifikasi dalam prosedur Cititen Lawsuit, karena
notifikasi adalah persyaratan yang harus dipenuhi oleh Penggugat sebelum
mengajukan gugatan, dan itupun harus dilakukan dalam tenggang waktu yang
layak." ;---------------------------------------------------------------
12.Bahwa selanjutnya Buku Class Action & Citizen Lawsuit, Laporan Penelitian,
terbitan Mahkamah Agung Rl, Tahun 2009, menyebutkan :----------------------------
"Menurut Indro Sugianto, materi surat pemberitahuan (notifikasi) gugatan Cititen
Lawsuit setidak-tidaknya memuat antara lain :------------------------------------
a. Informasi tentang pelanggaran yang dituduhkan dan lembaga yang relevan
dengan pelanggaran yang mendasari hal itu penggugat berniat untuk
menggugat Tergugat/para Tergugat;-----------------------------------------------------
b. Jenis pelanggaran yang menimbulkan gugatan Cititen Lawsuit (obyek
gugatan)." ;--------------------------------------------------------------------------------------
13.Bahwa dalam gugatan a quo, Penggugat sama sekali tidak mengajukan
notifikasi terlebih dahulu sebelum mengajukan gugatan a quo sehingga cukup
berasalan bagi Majelis Hakim yang mengadili perkara a quo untuk memutus
dengan menyatakan gugatan Penggugat tidak memenuhi syarat formil gugatan
sehingga gugatan Penggugat dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk
verklaard).;----------------------------------------------------
C. GUGATAN PENGGUGAT KURANG PIHAK ;-------------------------------------------------
14.Bahwa sesuai dengan Pasal 5 ayat (3) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menyebutkan :---------------------------------
"Pembinaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dilaksanakan oleh instansi pembina sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya yang meliputi :-------------------------------------------------------------------------
a. urusan pemerintahan di bidang Jalan, oleh kementerian negara yang
bertanggung jawab di bidang Jalan;--------------------------------------------------
b. urusan pemerintahan di bidang Sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, oleh kementerian negara yang bertanggung jawab di
bidang Sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;------------
c. urusan pemerintahan di bidang pengembangan industri Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, oleh kementerian negara yang bertanggung jawab di
bidang industri;;------------------------------------------------------------------------------
21
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
d. urusan pemerintahan di bidang pengembangan teknologi Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, oleh kementerian negara yang bertanggung jawab di
bidang pengembangan teknologi; dan ;----------------------------------------------
e. urusan pemerintahan di bidang Registrasi dan Identifikasi Kenderaan
Bermotor dan Pengemudi, Penegakan Hukum, Operasional Manajemen dan
Rekayasa Lalu Lintas, serta pendidikan berlalu lintas oleh Kepolisian Negara
Republik Indonesia.";------------------------------------------------------------
15.Bahwa selanjutnya Pasal 7 ayat (2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
menyebutkan :--------------------------------------------------------------------------------------
"Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan oleh Pemerintah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi instansi masing-masing meliputi :-----------------------------------------------
a. urusan pemerintahan di bidang Jalan, oleh kementerian negara yang
bertanggung jawab di bidang Jalan;--------------------------------------------------
b. urusan pemerintahan di bidang Sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, oleh kementerian negara yang bertanggung jawab di
bidang Sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;------------
c. urusan pemerintahan di bidang pengembangan industri Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, oleh kementerian negara yang bertanggung jawab di
bidang industri;-------------------------------------------------------------------------------
d. urusan pemerintahan di bidang pengembangan teknologi Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, oleh kementerian negara yang bertanggung jawab di
bidang pengembangan teknologi; dan ;----------------------------------------------
e. urusan pemerintahan di bidang Registrasi dan Identifikasi Kenderaan
Bermotor dan Pengemudi, Penegakan Hukum, Operasional Manajemen dan
Rekayasa Lalu Lintas, serta pendidikan berlalu lintas oleh Kepolisian Negara
Republik Indonesia.";------------------------------------------------------------
16.Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 5 ayat (3) dan Pasal 7 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2009 tersebut di atas, kementerian negara yang
bertanggung jawab di bidang Jalan, kementerian negara yang bertanggung
jawab di bidang Sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,
kementerian negara yang bertanggung jawab di bidang industri, kementerian
negara yang bertanggung jawab di bidang pengembangan teknologi dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia harus dijadikan pihak dalam perkara a
quo ;---------------------------------------------------------------------------------------------------
22
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id17.Bahwa selanjutnya sesuai dengan Pasal 2 ayat (1) Peraturan Gubernur Nomor
97 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan
menyebutkan "Dinas Perhubungan merupakan unsur pelaksana otonomi
daerah di bidang perhubungan" dan Pasal 3 ayat (1) Peraturan Gubernur
Nomor 128 Tahun 2007 tentang Pembentukan, Organsasi dan Tata Kerja Unit
Pengelola Perparkiran Dinas Perhubungan Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta menyebutkan "Unit Pengelola Perparkiran merupakan unit Pelaksana
Teknis untuk pengeloiaan perparkiran." Dengan demikian sudah seharusnya
Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta dan UPT Perparkiran Provinsi DKI
Jakarta dijadikan pihak dalam perkara a quo.;----------------------------
18.Bahwa Penggugat dalam gugatannya telah menjadikan data yang dimiliki Polda
Metro Jaya (angka 4 dan angka 5 Surat Gugatan) dan data yang dimiliki Dinas
Perhubungan Provinsi DKI Jakarta (angka 4 Surat Gugatan) sehingga
Penggugat mengakui Kepolisian Rl (Polda Metro Jaya) dan Dinas Perhubungan
Provinsi DKI Jakarta merupakan lembaga yang berwenang di bidang lalu lintas
dan angkutan jalan namun tidak menjadikannya pihak dalam gugatan a
quo.;-------------------------------------------------------------------------------------
19.Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas dan sejalan dengan
Yurisprudensi Nomor 151 K/Sip/1975 tanggal 13 Mei 1975 yang menyebutkan
pihak-pihak yang berperkara harus dicantumkan secara lengkap maka gugatan
Penggugat yang kurang pihak harus dinyatakan Batal tidak dapat diterima (niet
ontvankelijk verklaard).;--------------------------------------------------------------------------
D. GUGATAN KABUR DAN TIDAK JELAS (OBSCUUR LIBEL) ;--------------------------
20.Bahwa gugatan a quo kabur dan tidak jelas (obscuur libel) karena Penggugat
sama sekali tidak mampu menerangkan dengan jelas apalagi membuktikan
gugatannya.;----------------------------------------------------------------------------------------
21.Bahwa Penggugat daiam angka 2 Surat Gugatan menyebutkan : "... Kemacetan
di seluruh ruas jalan ..." Selain itu dalam angka 3 Surat Gugatan Penggugat
mendalilkan "... Sehingga dapat dipastikan hamplr di seluruh ruas jalan-jalan di
DKI Jakarta akan macet total".;-----------------------------------------------
22.Bahwa gugatan Penggugat menjadi kabur dan tidak jelas karena Penggugat
tidak menerangkan secara jelas di ruas jalan mana kemacetan terjadi dan pada
waktu kapan kemacetan tersebut terjadi. Perlu diketahui di Provinsi DKI Jakarta
23
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
ada ratusan ruas jalan jalan sehingga apakah maksud Penggugat seluruh ruas
jalan tersebut telah mengalami kemacetan pada waktu yang bersamaan? ;-------
23.Bahwa penjelasan mengenai di ruas jalan mana terjadi kemacetan dan pada
waktu kapan kemacetan tersebut terjadi sangat diperlukan agar dalam perkara
a quo agar gugatan yang diajukan Penggugat jelas dan tidak kabur serta
penyelesaian perkara a quo terfokus pada ruas jalan mana yang macet dan
kapan ruas jalan tersebut mengalami kemacetan.;---------------------------------------
24.Bahwa kemudian Penggugat tidak konsisten dalam menguraikan dalil
gugatannya sehingga membuat gugatannya semakin tidak jelas dan kabur. Hal
itu terlihat dalam angka 5 Surat Gugatan Penggugat menyebutkan : "...
Sedangkan pertumbuhan panjang jalan hanya 0,01 persen per tahun ..." dan
angka 10 Surat Gugatan Penggugat menyebutkan : "Bahwa selain itu, angkutan
umum (termasuk Trans Jakarta) yang disediakan oleh Tergugat I ....". Dalil
Penggugat tersebut bertentangan dengan dalil Penggugat dalam angka 11
Surat Gugatan Penggugat menyebutkan : "... Namun sebagai penyelenggara
Negara yang memiliki otoritas penuh, dengan tidak mengeluarkan suatu
kebijakan yang dapat mengatasi kemacetan ..." dan bertentangan dengan
angka 14 Surat Gugatan Penggugat yang menyebutkan : "Bahwa daripada
memilih diam dan tidak melakukan apapun, . .." ;-----------------------------------------
25.Bahwa dengan demikian terlihat dengan jelas Penggugat tidak konsisten
dengan dalil gugatannya karena di satu sisi Penggugat menyebutkan Para
Tergugat telah mengeluarkan kebijakan untuk mengatasi kemacetan di Provinsi
DKI Jakarta namun di sisi lain Pengggugat menyebutkan Para Tergugat tidak
mengeluarkan kebijakan dan hanya memilih diam serta tidak melakukan
kegiatan apapun. Hal ini semakin menunjukkan gugatan yang disusun
Penggugat sangat kabut dan tidak jelas (obscuur libel).;--------------------------------
26.Bahwa berdasarkan seluruh penjelasan di atas maka gugatan Penggugat
adalah kabur dan tidak jelas (Obscuur Libel) sehingga sudah layak dan
sepantasnya jika gugatan aquo Penggugat dinyatakan tidak dapat diterima (niet
ontvankelijk verklaard).;--------------------------------------------------------------------------
E. GUGATAN PREMATURE ;--------------------------------------------------------------------------
24
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id27.Bahwa Tergugat I sangat menyayangkan tindakan Penggugat yang langsung
mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat terkait perkara a
quo.;---------------------------------------------------------------------------------------------------
28.Bahwa terlihat bagaimana Penggugat tidak memiliki informasi yang cukup dan
pengetahuan yang cukup di bidang transportasi dan lalu lintas sehingga sangat
terburu-buru mengajukan permasalahan a quo ke Pengadilan. Namun
demikian, Tergugat I menganggap gugatan a quo terjadi sebagai bentuk
aspirasi dari Penggugat untuk mengatasi kemacetan Provinsi DKI Jakarta
namun tidak tahu kemana menyalurkan aspirasinya tersebut.;------------------------
29.Bahwa di era keterbukaan informasi dewasa ini sudah seharusnya Penggugat
terlebih dahulu meminta informasi kepada Para Tergugat mengenai upaya-
upaya apa saja yang sudah dilakukan Para Tergugat untuk mengatasi
permasahan macet di Provinsi DKI Jakarta, sebagaimana diatur dalam Pasal
256 ayat (2) Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 menyebutkan peran serta
masyarakat dalam penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan berupa:---
a. Pemantauan dan penjagaan keamanan, keselamatan, ketertiban dan dan
kelancaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.;------------------------------------------
b. Masukan kepada instansi pembina dan penyelenggara Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan di tingkat pusat dan daerah dalam penyempurnaan
peraturan, pedoman dan standar teknis di bidang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan.;--------------------------------------------------------------------------------------------
c. Pendapat dan pertimbangan kepada instansi pembina dan penyelenggara
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan di tingkat pusat dan daerah terhadap
kegiatan penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang
menimbulkan dampak lingkungan. ;------------------------------------------------------
d. Dukungan terhadap penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.;------
30.Bahwa Penggugat sendiri dalam gugatannya telah mengakui adanya upaya
yang dilakukan Para Tergugat untuk mengatasi kemacetan di Provinsi DKI
Jakarta diantaranya angka 5 Surat Gugatan Penggugat menyebutkan "...
pertumbuhan panjang jalan hanya 0,01 persen pertahun ..." serta dalam angka
9 Surat Gugatan Penggugat menyebutkan "... angkutan umum (termasuk Trans
Jakarta) yang disediakan oleh Tergugat I untuk mengatasi kemacetan ....".;------
31.Bahwa upaya yang disebutkan oleh Penggugat tersebut hanya sebagian kecil
dari upaya-upaya yang telah dilakukan Para Tergugat dalam mengatasi
kemacetan di Provinsi DKI Jakarta.;-------------------------------------------------------
25
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id32.Selain itu, saat ini telah ada Dewan Transportasi Kota Jakarta yang merupakan
lembaga multi stakeholder untuk mengurus pengembangan masalah
transportasi di Jakarta. Lembaga ini dibentuk pada tahun 2003 dengan
Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2003 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan, Kereta Api, Sungai dan Danau serta Penyeberangan di Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta. Lembaga ini bertugas sebagai penyambung aspirasi
masyarakat agar menjadi pertimbangan utama dalam pengambilan kebijakan di
bidang transportasi dengan memberikan saran kepada Gubernur guna
pengambilan kebijakan mengenai transportasi di Provinsi DKI Jakarta.;------------
33.Bahwa Dewan Transportasi Kota Jakarta merupakan perwakilan dari berbagai
unsur dan elemen masyarakat seperti Perguruan Tinggi, Pakar Transportasi,
Pengusaha Angkutan, Pengguna Jasa Transportasi, Lembaga Swadaya
Masyarakat, Awak Angkutan, Dinas Perhubungan dan Kepolisian Republik
Indonesia (Polda Metro Jaya).;-----------------------------------------------------------------
34.Bahwa dengan adanya Dewan Transportasi Kota Jakarta tersebut Penggugat
seharusnya dapat menyalurkan aspirasinya untuk memberikan masukan
kepada Pemerintah mengenai kebijakan apa yang sebaiknya diambil untuk
mengatasi kemacetan di Provinsi DKI Jakarta, sehingga penyelesaian perkara
a quo melalui Pengadilan dapat menjadi upaya terakhir setelah Penggugat
memiliki informasi yang cukup dan telah melakukan upaya-upaya di luar
Pengadilan menyalurkan aspirasinya untuk mengatasi kemacetan di Provinsi
DKI Jakarta.;----------------------------------------------------------------------------------------
35.Bahwa berdasarkan seluruh penjelasan di atas maka gugatan Penggugat
adalah premature sehingga sudah layak dan sepantasnya jika gugatan aquo
Penggugat dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard).;----------
F. PETITUM GUGATAN BERTENTANGAN DENGAN POSITA GUGATAN ;------------
36.Bahwa Tergugat I menolak petitum yang diajukan Penggugat yang meminta
Majelis Hakim dalam perkara a quo memutus dengan menyatakan Tergugat I
telah melakukan perbuatan melawan hukum dan lalai menjalankan
kewajibannya untuk memenuhi hak asasi Penggugat termasuk hak asasi warga
kota Jakarta padahal tidak ada satu-pun uraian gugatan yang mendasari
permintaan tersebut atau dengan kata lain antara posita dan petitum tersebut
saling bertentangan.;------------------------------------------------------------------------------
26
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id37.Bahwa dalam petitum nomor 6 Penggugat meminta agar Para Tergugat
meminta maaf melalui sekurang-kurangnya 2 (dua) media cetak nasional
namun dalam posita, Penggugat sama sekali tidak menjelaskan mengapa Para
Tergugat harus meminta maaf di media cetak dan apa yang menjadi dasar
hukum Para Tergugat harus meminta maaf di media cetak ;---------------------------
38.Bahwa selanjutnya Tergugat I menolak petitum nomor 5 Penggugat yang
meminta Para Tergugat mengeluarkan kebijakan untuk mengatasi kemacetan di
Provinsi DKI Jakarta namun dalam posita, Penggugat sama sekali tidak
menjelaskan apa dasar kebijakan tersebut harus diambil, siapa saja yang
berwenang mengambil kebijakan tersebut sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku di bidang lalu lintas dan angkutan jalan dan Penggugat
sama sekali tidak mengetahui kebijakan apa saja yang telah diambil oleh Para
Tergugat namun atas dasar ketidaktahuannya tersebut Penggugat dalam
petitumnya meminta agar Para Tergugat mengeluarkan kebijakan yang
sesungguhnya sudah ada.;----------------------------------------------------------------------
39.Bahwa selain itu dalam petitum nomor 5 Penggugat meminta Tergugat I,
Tergugat II dan Tergugat III untuk mengeluarkan suatu kebijakan namun dalam
posita angka 14 Surat Gugatan Penggugat menyebutkan : "... sesungguhnya
ada beberapa pilihan kebijakan yang dapat diambil oleh Tergugat I dan
Tergugat II untuk mengurangi kemacetan yang terjadi di DKI jakarta, antara
lain ..." Antara posita yang hanya menyebutkan Tergugat I dan Tergugat II
mengeluarkan kebijakan dan petitum yang meminta Tergugat I, Tergugat II dan
Tergugat III mengelurakan kebijakan jelas- jelas merupakan petitum yang
bertentangan dengan posita.;-------------------------------------------------------------------
40.Bahwa kemudian dalam petitum nomor 5 huruf h yang meminta moratorium
kenderaan baru di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi
(Jabodetabek) merupakan petitum yang mengada-ada dan bertentangan
dengan posita. Gugatan a quo adalah terkait kemacetan di Provinsi DKI Jakarta
namun tanpa dalil apapun di posita dan petitum Penggugat yang meminta
adanya kebijakan meliputi wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan
Bekasi (Jabodetabek) merupakan petitum yang mengada-ada dan tidak bisa
dikabulkan.;------------------------------------------------------------------------------------------
41.Bahwa Mahkamah Agung dalam Putusan Mahkamah Agung Rl No. 1075 K/
SIP/1982 menyatakan : "karena petitum bertentangan dengan posita gugatan,
gugatan tidak dapat diterima " sehingga dengan demikian gugatan Penggugat
27
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
sudah seharusnya dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk
verklaard).;-------------------------------------------------------------------------------------------
Berdasarkan uraian eksepsi tersebut di atas, Tergugat I mohon agar Majelis Hakim
perkara a qou untuk menjatuhkan Putusan Sela dengan menyatakan dalam amar
putusannya :--------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak berwenang mengadili
perkara.;--------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima.;--------------------------------------
3. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara.;-----------------------------------
Namun apabila Majelis Hakim dalam perkara a quo berpendapat lain dan tetap akan
memeriksa pokok perkara, maka berikut disampaikan jawaban Tergugat I atas pokok
perkara dimaksud :-----------------------------------------------------------------------------------------
DALAM POKOK PERKARA ;---------------------------------------------------------------------------
1. Bahwa Tergugat menolak seluruh dalil posita dan petitum gugatan Penggugat
kecuali yang diakui dengan tegas.;----------------------------------------------------------------
2. Bahwa apa yang telah Tergugat kemukakan dalam Eksepsi termasuk dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pokok perkara.;------------------------
GUGATAN CITIZEN LAW SUIT HANYA DAPAT DIAJUKAN APABILA
PENGGUGAT MEMBUKTIKAN NEGARA DALAM KEADAAN DIAM ATAU TIDAK
MELAKUKAN TINDAKAN APAPUN UNTUK KEPENTINGAN WARGA
NEGARANYA
3. Bahwa gugatan yang diajukan oleh Penggugat dalam gugatan citizen law suit
(gugatan warga negara) sebagaimana tercantum dalam perihal gugatan
Penggugat. Sebagaimana tertulis dalam Buku Class Action & Citizen Lawsuit,
Laporan Penelitian, terbitan Mahkamah Agung Rl, Tahun 2009 menyebutkan :------
"Prosedur gugatan dengan menggunakan mekanisme Citizen Lawsuit adalah
perwujudan akses individual/orang perorangan warga negara untuk kepentingan
keseluruhan warga negara atau kepentingan publik, dimana setiap warga negara
dapat melakukan gugatan terhadap tindakan atau bahkan pembiaran (omisi) oleh
Negara terhadap hak-hak warga negara." ;-----------------------------------------------------
28
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id4. Bahwa selain itu, mengutip pertimbangan hukum pada Putusan Nomor 28/
Pdt.G/2003/PN.JKT.PST. yang diikuti oleh para hakim pada pemeriksaan perkara-
perkara gugatan citizen lawsuit (Buku Class Action & Citizen Lawsuit, Laporan
Penelitian, terbitan Mahkamah Agung Rl, Tahun 2009) menyebutkan :-----
"... Didasarkan pada prinsip bahwa setiap warga negara tanpa kecuali mempunyai
hak membela kepentingan umum, dengan demikian setiap warga negara atas
nama kepentingan umum {on behlaf of the public interest) dapat menggugat
negara atau negara atau siapapun yang melakukan perbuatan melawan hukum
(PMH) yang nyata-nyata merugikan kepentingan publik dan kesejahteraan luas
(pro bono publico), hal ini sesuai dengan hak asasi manusia mengenai acces to
justice yaitu akses untuk mendapatkan keadilan, apabila negara diam atau tidak
melakukan tindakan apapun untuk kepentingan warga negaranya tersebut." ;--------
"... sedangkan wakil-wakil warga negara tersebut yang duduk di lembaga negara
diam atau tidak mampu memperjuangkan kepentingan-kepentingan atau persoalan
yang merugikan warga negaranya, ... " ;---------------------------------------------------------
5. Bahwa Tergugat I dengan tegas menolak dalil Penggugat dalam angka 11 dan
angka 14 Surat Gugatan karena Penggugat sama sekali tidak mampu memberikan
bukti jika negara atau pemerintah diam atau tidak melakukan tindakan apapun.
Justru Penggugat telah dengan tegas mengakui bahwa negara atau pemerintah
tidak diam dan telah melakukan tindakan untuk mengatasi kemacetan di Jakarta,
antara lain :-----------------------------------------------------------------------------------------------
- "Sedangkan pertumbuhan panjang jalan hanya 0,01 persen pertahun" ;-----------
(Surat Gugatan angka 5) ;-----------------------------------------------------------------------
- "Bahwa selain itu, angkutan umum (termasuk Trans Jakarta) yang disediakan
oleh Tergugat I untuk mengatasi kemacetan, ..." ;----------------------------------------
(Surat Gugatan angka 10) ;---------------------------------------------------------------------
6. Bahwa selain itu, Tergugat I telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi
kemacetan di Provinsi DKI Jakarta antara lain memperbaiki dan membangun jalur
Bus Transjakarta, membangun jalan layang non tol, membangun Mass Rapid
Transit (MRT) dan masih banyak kebijakan dan upaya lainnya. ;-------------------------
7. Bahwa dengan demikian Penggugat telah dengan tegas mengakui negara
(Tergugat I) tidak diam dan telah melakukan langkah-langkah untuk mengatasi
macet di Jakarta serta Tergugat I juga telah melakukan berbagai upaya untuk
mengatasi kemacetan di Provinsi DKI Jakarta sehingga gugatan Penggugat tidak
terbukti dan tidak memenuhi syarat sebagai gugatan Citen Lawsuit.;--------------------
29
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
PENGGUGAT TIDAK MAMPU MEMBUKTIKAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM
YANG DILAKUKAN TERGUGAT
8. Bahwa sebagaimana tertulis dalam Buku Class Action & Citizen Lawsuit, Laporan
Penelitian, terbitan Mahkamah Agung Rl, Tahun 2009 menyebutkan :------------------
"Jadi pada intinya Citizen Lawsuit adalah mekanisme bagi Warga Negara untuk
menggugat tanggung jawab Penyelenggara Negara atas kelalaian dalam
memenuhi hak-hak warga Negara. Kelalaian tersebut didaiilkan sebagai Perbutan
Melawan Hukum ...";--------------------------------------------------------------------
Selanjutnya disebutkan :------------------------------------------------------------------------------
"... Penggugat harus membuktikan bahwa negara Telah melakukan Perbuatan
Melawan Hukum tersebut, sebagaimana gugatan perdata biasa." ;-----------------
9. Bahwa Penggugat dalam gugatannya sama sekali tidak menguraikan unsur- unsur
perbuatan melawan hukum secara terperinci berdasarkan ketentuan Pasal 1365
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata) yang telah dilakukan oleh
Tergugat I.;---------------------------------------------------------------------------
10.Bahwa apabila ditelusuri lebih dalam mengenai fakta-fakta dalam gugatan a quo
maka Penggugat sama sekali tidak menjelaskan apalagi membuktikan unsur dari
sebuah perbuatan melawan hukum, yaitu :------------------------------------------------------
a. Adanya suatu perbuatan yang bersifat bertentangan dengan hukum;---------------
b. Adanya kerugian yang timbul;------------------------------------------------------------------
c. Adanya kesalahan, baik berupa kesengajaan maupun kealpaan (kelalaian); dan
d. Adanya hubungan kausal atau sebab akibat antara kerugian yang timbul
dengan kesalahan atau perbuatan yang dilakukan.;--------------------------------------
11.Bahwa terkait dengan unsur pertama yaitu : "adanya suatu perbuatan yang bersifat
bertentangan dengan hukum", Penggugat sama sekali tidak mampu membuktikan
perbuatan apa yang telah dilakukan oleh Tergugat I yang bertentangan dengan
hukum. Dalam gugatan Citizen Lawsuit perbuatan yang dimaksud adalah tindakan
negara yang diam atau tidak melakukan tindakan apapun (omisi), sementara
Penggugat mengakui sendiri dalam angka 5 dan angka 10 Surat Gugatan telah
melakukan tindakan untuk mengatasi kemacetan di Provinsi DKI Jakarta. Selain itu
Penggugat tidak mampu menjelaskan sekaligus membuktikan perbuatan apa yang
30
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.iddilakukan Tergugat I yang bertentangan dengan hukum, sehingga unsur ini tidak
terbukti.;----------------------------------------------------
12.Bahwa terkait dengan unsur kedua yaitu : "adanya kerugian yang timbul",
Penggugat sama sekali tidak mampu membuktikan kerugian apa yang dialami oleh
Penggugat. Bahwa dalil Penggugat dalam angka 8 Surat Gugatan adalah dalil
yang tidak berdasar dan harus ditolak karena Penggugat dalam menguraikan
kerugian berupa pemborosan bbm dan pemborosan waktu kerja efektif, Penggugat
hanya memberikan asumsi/pendapat pribadinya dengan hitungan rumus buatan
sendiri oleh Penggugat sehingga dalil Penggugat tanpa dibuktikan dengan alat
bukti yang sah sesuai dengan Pasal 164 HIR merupakan dalil yang tidak berdasar
dan harus ditolak. Selain itu jelas Penggugat menyatakan dalam angka 8 Surat
Gugatannya : "Bahwa pemborosan yang terjadi terhadap penggunaan bahan bakar
serta pemborosan waktu dapat diilustrasikan sebagai berikut...". Dengan demikian
dalil Penggugat tersebut hanya berdasarkan ilustrasi buatan Penggugat sendiri
tanpa alat bukti yang sah sehingga unsur ini tidak
terbukti.;-------------------------------------------------------------------------------------
13.Bahwa terkait dengan unsur ketiga yaitu : "adanya kesalahan, baik berupa
kesengajaan maupun kealpaan (kelalaian)", Penggugat sama sekali tidak mampu
membuktikan kesalahan apa yang telah dilakukan oleh Tergugat I. Kesalahan
dalam gugatan Citezen Lawsuit merupakan kealpaan atau tidak melakukan
tindakan apapun (omisi), sementara Penggugat mengakui sendiri dalam angka 5
dan angka 10 Surat Gugatan telah melakukan tindakan untuk mengatasi
kemacetan di Provinsi DKI Jakarta, sehingga unsur ini tidak terbukti.;----
14.Bahwa terkait dengan unsur keempat yaitu : "adanya hubungan kausal atau sebab
akibat antara kerugian yang timbul dengan kesalahan atau perbuatan yang
dilakukan" tidak terbukti karena kerugian tidak terbukti dan kesalahan atau
perbuatan yang dilakukan tidak terbukti.;--------------------------------------------------------
15.Bahwa berdasarkan penjelasan tersebut di atas, Tergugat I menolak dengan tegas
dalil Penggugat dalam angka 11, angka 12 dan angka 13 Surat Gugatan karena
Penggugat tidak mampu menjelaskan sekaligus membuktikan perbuatan melawan
hukum yang dilakukan oleh Tergugat I.;----------------------------------------------------------
16.Bahwa dengan demikian dalil-dalil Penggugat yang menyatakan Tergugat I telah
melakukan perbuatan melawan hukum merupakan dalil-dalil yang sangat keliru dan
tidak berdasar.;------------------------------------------------------------------------------------
31
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idPENGGUGAT DALAM PETITUMNYA MEMINTA HAL YANG TIDAK BISA DIBUKTIKAN OLEH PENGGUGAT DAN TIDAK SESUAI DENGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
17.Bahwa sebagaimana tertulis dalam Buku Class Action & Citizen Lawsuit, Laporan
Penelitian, terbitan Mahkamah Agung Rl, Tahun 2009 menyebutkan :------------------
"Petitum gugatan Citezen Lawsuit harus berisi permohonan agar negara
mengeluarkan suatu kebijakan pengaturan umum agar perbuatan melawan hukum
berupa kelalaian dalam pemenuhan hak warga negara tersebut di masa yang akan
datang tidak terjadi lagi.";-----------------------------------------------------------------------------
18.Bahwa dalam gugatan a quo, Penggugat meminta agar Para Tergugat
mengeluarkan kebijakan (sesuai petitum angka 5 Surat Gugatan) namun
Penggugat mengajukan petitum tersebut tanpa menjelaskan dalam posita apa
yang menjadi dasar petitum tersebut dan peraturan perundang-undangan mana
yang dapat dijadikan dasar petitum tersebut sehingga petitum yang diminta oleh
Penggugat menjadi petitum yang tidak berdasar atau petitum yang tidak bisa
dibuktikan oleh Penggugat dan petitum yang tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.;--------------------------------------------------------------------------------
19.Bahwa kebijakan pertama yang dimintakan Penggugat untuk menambah jumlah
angkutan umum yang ada saat ini merupakan petitum yang menunjukkan
kurangnya pengetahuan Penggugat akan pelaksanaan penyediaan dan
penyelenggaraan angkutan umum.;---------------------------------------------------------------
20.Bahwa angkutan umum yang ada saat ini dikelola dan disediakan oleh swasta,
dimana para penyedia jasa angkutan umum tersebut tergabung dalam satu wadah
organisasi bernama Organisasi Angkutan Darat (ORGANDA), yang dibentuk
berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Darat, Pos, Telekomuniskasi dan
Pariwisata Nomor L.25/1/18/1963 tanggal 17 Juni 1963. Hal tersebut sejalan
dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 yang menyebutkan Perusahaan
Angkutan Umum adalah badan hukum yang menyediakan jasa angkutan orang
dan/atau barang dengan kenderaan bermotor umum. Fungsi pemerintah adalah
sebagai regulator dan pengaturan masalah trayek kenderaan umum tersebut, yaitu
trayek yang melampaui batas provinsi ditentukan oleh Menteri yang bertanggung
jawab di bidang sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan dan trayek
dalam provinsi ditentukan oleh gubernur (Pasal 176 Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2009).;--------------------------------------------------------------------------------------------
32
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id21.Bahwa untuk melayani masyarakat penyediaan angkutan umum massal disediakan
oleh pemerintah, dimana angkutan umum massal dalam Provinsi DKI Jakarta yang
disediakan oleh Tergugat I berupa Bus Transjakarta yang sudah diakui sendiri oleh
Penggugat dan sudah beroperasi melayani warga Jakarta, angkutan massal kreta
api bekerja sama dengan PT. Kreta Api Indonesia dan Mass Rapid Transit (MRT)
yang mulai dibangun pada tahun 2012.;----------------------
22.Bahwa kebijakan kedua yang dimintakan Penggugat untuk menaikkan pajak
kenderaan bermotor telah dilakukan oleh Tergugat I dengan penerapan tarif pajak
progresif atas kenderaan bermotor sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 8
Tahun 2010 tentang Pajak Kenderaan Bermotor, yaitu kenaikan pembayaran pajak
kenderaan bermotor untuk kenderaan kedua, ketiga dan seterusnya.;------------------
23.Bahwa kebijakan ketiga yang dimintakan Penggugat untuk menaikkan tarif parkir
telah dilakukan oleh Tergugat I. Saat ini Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 1999
tentang Perparkiran sedang dilakukan perubahan dan sedang dalam pembahasan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi DKI Jakarta.;------------------------
24.Bahwa kebijakan keempat yang dimintakan Penggugat untuk menertibkan parkir
liar telah dilakukan oleh Tergugat I bekerjasama dengan Kepolisan Negera Rl.
Sesuai dengan data dari Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, selama Januari
2012 - Mei 2012 telah ada ratusan kenderaan yang telah ditertibkan oleh Dinas
Perhubungan Provinsi DKI Jakarta dan Kepolisan Negera Rl. Selain itu telah
diadakan penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding)
antara Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya dengan Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta tentang Pelaksanaan Sterilisasi Lajur Busway dan Penertiban Parkir
tanggal 19 November 2010.;------------------------------------------------------------------------
25.Bahwa kebijakan kelima yang dimintakan Penggugat untuk menertibkan pedagang
kaki lima untuk berjualan di trotoar dan pinggir-pinggir jalan utama telah dilakukan
oleh Tergugat I melalui Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi DKI Jakarta selaku
Penegak Peraturan Daerah. Sesuai dengan data dari Satuan Polisi Pamong Praja
Provinsi DKI Jakarta selama tahun 2008 - 2011 telah banyak pedagang kaki lima
yang ditertibkan.;---------------------------------------------------------------------------------------
26.Bahwa kebijakan keenam yang dimintakan Penggugat untuk melarang angkutan
umum untuk berhenti (ngetem) di pinggir jalan telah dilakukan oleh Tergugat I
bekerja sama dengan Kepolisian Negara Rl karena kewenangan untuk melakukan
penindakan pelanggaran lalu lintas ada pada Kepolisian Negara Rl sesuai dengan
Pasal 5 ayat (3) huruf e menyebutkan : " urusan pemerintahan di bidang Registrasi
33
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.iddan Identifikasi Kenderaan Bermotor dan Pengemudi, Penegakan Hukum,
Operasional Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas, serta pendidikan berlalu lintas
oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia".;--------------------------------------------------
27.Bahwa kebijakan ketujuh yang dimintakan oleh Penggugat untuk pembatasan
kenderaan bermotor berdasarkan usia kenderaan, harus diterapkan dengan hati-
hati sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Saat ini belum ada peraturan
perundang-undangan yang dapat dijadikan dasar untuk membatasi usia kenderaan
bermotor tersebut sehingga jangan sampai suatu kebijakan diambil tanpa dasar
dan justru melanggar peraturan perundang-undangan dan hak asasi manusia.
Namun demikian, Tergugat I selaku regulator dan penyelenggara angkutan di
Provinsi DKI Jakarta bekerjasana dengan Organisasi Angkutan Darat (ORGANDA)
telah mencoba menerapkan pembatasan usia kenderaan angkutan umum guna
memenuhi standar pelayanan minimal angkutan umum sesuai dengan Pasal 141
ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009. Saat ini pembahasan Draft
Peraturan Gubernur tentang Pembatasan Umur Kenderaan Angkutan Umum
sedang dalam pembahasan antara Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Provinsi DKI Jakarta terkait lalu lintas dan angkutan jalan, Kepolisian Negara Rl,
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Dewan Pimpinan Unit (DPU)
Bus Kecil dan Mimo Angkupat DKI Jakarta, DPU Bus Kota Organda DKI Jakarta
dan Organda DKI Jakarta.;---------------------------------------------------------------------------
28.Bahwa kebijakan kedelapan yang dimintakan Penggugat untuk moratorium
kenderaan baru di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi
(Jabodetabek) merupakan petitum yang mengada-ada, tanpa dasar dan harus
ditolak, dengan alasan :-------------------------------------------------------------------------------
a. Tergugat I tidak berwenang untuk mengeluarkan kebijakan moratorium
kenderaan bermotor karena kewenangan tersebut ada pada kementerian
negara yang bertanggung jawab di bidang industri sesuai dengan Pasal 5 ayat
(3) huruf c menyebutkan : "urusan pemerintahan di bidang pengembangan
industri Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, oleh kementerian negara yang
bertanggung jawab di bidang industri'.;------------------------------------------------------
b. Gugatan a quo adalah terkait kemacetan di Provinsi DKI Jakarta sehingga
petitum Penggugat yang meminta adanya kebijakan meliputi wilayah Jakarta,
Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) merupakan petitum yang
mengada-ada dan tidak bisa dikabulkan.;---------------------------------------------------
34
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id29.Bahwa berdasarkan seluruh penjelasan tersebut di atas, Penggugat tidak bisa
membuktikan Tergugat I dalam keadaan diam atau tidak melakukan tindakan
apapun (omisi) karena sesungguhnya sudah banyak kebijakan yang diambil
pemerintah untuk mengatasi kemacetan di Provinsi DKI Jakarta dan Penggugat
meminta dalam petitumnya kebijakan yang bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan sehingga terbukti gugatan Penggugat adalah gugatan yang
tidak berdasar dan sudah seharusnya ditolak.;-------------------------------------------------
TERGUGAT I TELAH MENERAPKAN POLA TRANSPORTASI MAKRO UNTUK MENGATASI KEMACETAN DI PROVINSI DKI JAKARTA
30. Bahwa Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonsia saat ini dihuni
oleh 9,6 juta jiwa atau setara dengan 13.000 jiwa/km2 dan pada siang hari akan
bertambah 12,2 juta jiwa akibat dari para kommuter yang beraktivitas dari kota-kota
di sekitar kota Jakarta seperti Bogor, Tangerang, Bekasi dan Depok. Aktivitas
padat menjadi rutinitas di Jakarta terutama pada hari kerja. Warga bepergian untuk
bekerja, sekolah atau melakukan kegiatan perdagangan dan jasa. Secara
keseluruhan terjadi kebutuhan perjalanan manusia yang sudah melampaui 20 juta
perjalan setiap hari. Aktivitas ini mencapai puncaknya pada pagi dan sore hari
sehingga terjadi kemacetan di Jakarta.;----------------------------------------------------------
31.Bahwa yang menjadi pertanyaan adalah "apakah sebenarnya penyebab dari
kemacetan?" Di seluruh wilayah Jakarta tumbuh dengan pesat berbagai pusat
kegiatan perekonomian dan tumbuh tersebar kantong-kantong hunian baru di
pinggiran kota hingga di kota sekitar Jakarta. Pada hari kerja sebagian warga
Jakarta akan berpindah dari kantong-kantong hunian ke pusat perkantoran dan
pusat perdagangan yang terletak di sentral setiap wilayah di Jakarta Pusat, Jakarta
Utara, Jakarta Timur, Jakarta Selatan dan Jakarta Barat. Akibatnya terjadi
penumpukan besar-besaran di titik-titik pertemuan jalan-jalan utama sehingga
kemacetan tidak bisa dihindari lagi. Untuk mengatasi hal tersebut, Tergugat I dan
Kepolisian Rl selaku lembaga yang berwenang melakukan penegakan hukum lalu
lintas dan angkutan jalan telah menandatangani Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding) antara Kepolisian Daerah Metro Raya dengan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tentang Pelaksanaan Penanganan dan
Penanggulangan Simpul-Simpul Kemacetan Lalu Lintas tanggal 28 Desember
2010.;------------------------------------------------------------------------------------------------------
35
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id32.Bahwa sebagai kota nomor 10 terpadat di dunia Jakarta hanya memiliki rasio jalan
sebanyak 6,2 % (enam koma dua persen) bandingkan dengan Singapura (12 %),
Tokyo (20 %) atau New York (18 %). Akibat rasio jalan yang terlalu kecil
kemacetan terjadi di titik-titik pertemuan jalan-jalan utama.;--------------------------------
33.Bahwa sejak tahun 2007 Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Peraturan
Gubernur Nomor 103 Tahun 2007 tentang Pola Transportasi Makro telah
melaksanakan program pembaharuan transportasi dengan mengacu pada
peningkatan rasio jalan dan penyediaan sistem transportasi massal serta
pemberlakuan berbagai manajemen lalu lintas agar infrasruktur jalan yang ada
dapat dimanfaatkan secara optimal.;--------------------------------------------------------------
34.Bahwa percepatan pembangunan Jalan telah dilaksanakan dengan membangun
jaringan jalan terintegrasi merupa jaringan jalan lingkar dalam untuk
mengakomodasi transportasi di wilayah pusat. Jaringan jalan lingkar luar untuk
mengakomodasi transportasi di wilayah tepi Jakarta dan juga jaringan jalan radial
untuk menuju pusat Jakarta dari seluruh wilayah luar Jakarta. Selain itu juga telah
dibangun jaringan jalan untuk mengurangi kepadatan di jalan-jalan tertentu dengan
cara membangun jalan layang di atas jalan existing berupa jalan layang non tol dari
Blok M - Jalan Antasari di Kota Administrasi Jakarta Selatan dan jalan layang non
tol dari Kampung Melayu - Tanah Abang.;-------------------------------------------------
35.Bahwa selain itu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah membangun sistem
Transjakarta (busway) sehingga waktu tempuh transportasi bagi warga Jakarta
menjadi singkat, nyaman dan ekonomis. Transjakarta (busway) menjadi solusi
tepat karena menghubungkan kawasan-kawasan pusat dengan kawasan tepi
secara cepat. Dengan jalur khusus, Transjakarta (busway) tetap dapat melintas
dalam kepadatan sehingga warga yang tidak memiliki kenderaan pribadi dapat
dengan nyaman dan cepat sampai di tujuan. Hingga tahun 2012 sudah beroperasi
12 (dua belas) koridor Transjakarta (busway) dengan panjang jalur 207,3 km (dua
ratus tujuh koma tiga kilometer) dan mengangkut 129,9 juta penumpang/tahun.
Untuk malayani seluruh penumpang tersedia 218 (dua ratus delapan belas) halte
busway yang tersebar di titik-titik strategis dan 669 (enam ratus enam puluh
sembilan) busway yang setia hilir mudik mengantar warga dari pagi hingga malam
hari. Transjakarta (busway) bahkan telah dilengkapi beberapa bus khusus (feeder
bus) yang tidak saja menghubungkan rute dalam kota Jakarta tetapi juga
menembus kota-kota penunjang seperti Bekasi dan Tangerang.;-------------------------
36
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id36.Bahwa laju petumbuhan yang demikian cepat di Jakarta menyiratkan hal yang
mengkhawatirkan yaitu akan tetap terjadi kemacetan bila tidak dilakukan langkah
yang radikal yaitu penyediaan sistem transportasi massal dengan kapasitas yang
besar. Untuk itulah mass rapid transit (MRT) mutlak diperlukan di Jakarta karena
hanya MRT yang memilki kapasitas terbesar yaitu mencapai 300.000 (tiga ratus
tibu) penumpang per hari. Jaringan transportasi massal MRT akan dibangun dalam
3 (tiga) fase yaitu :--------------------------------------------------------------------------------------
a. Fase I dari selatan ke pusat melayani jalur Lebak Bulus - TB Simatupang -
Fatmawati - Blok A - Blok M - Sisingamangaraja - Bunderan Senayan -
Sudirman - Benhil - Setiabudi - Bunderan HI.;----------------------------------------------
b. Fase II dari pusat ke utara akan melayani jalur Dukuh Atas - Thamrin – Monas
Harmoni - Kota - Kampung Bandan.;---------------------------------------------------------
c. Fase III akan melayani timur ke barat akan melalui jalur Balaraja – Tangerang
Jakarta - Cikarang, Bekasi. Jakarta adalah kota pertama di Indonesia yang
membangun MRT. Dengan adanya MRT maka bepergian di Jakarta akan
ekonomis, nyaman dan tepat waktu. Selain itu, MRT juga akan mengurangi
polusi karena berkurangnya penggunaan mobil pribadi secara massal demi
efisiensi bahan bakar dan waktu tempuh perjalanan.;------------------------------------
37.Bahwa selain itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan PT. Kreta
Api Indonesia (PT. KAI) dalam waktu dekat akan dilakukan peningkatan utilitas
jaringan Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek dengan membangun 5 (lima) stasiun
baru Mampang Baru, Roxy, Matraman, Tomang dan Bandengan dan juga
pembangunan 5 (lima) stasiun transit yaitu Manggarai, Tanah Abang Duri,
Jatinegara dan Kampung Bandang. Selain itu akan dibangun 9 (sembilan) stasiun
yang terkoneksi dengan 8 (delapan) koridor transjakarta yaitu Sudirman, Jakarta
Kota, Juanda, Gambir, Mampang, Matraman, Tomang, Tanjung Priok dan Pasar
Senen serta 5 (lima) stasiun yang dilengkapi dengan taxi rank yaitu Jatinegara,
Manggarai Pasar Senen Gambir dan Juanda.;-------------------------------------------------
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Tergugat I memohon kiranya Majelis
Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a quo berkenan memutus perkara
sebagai berikut:----------------------------------------------------------------------------------------------
DALAM EKSEPSI ;----------------------------------------------------------------------------------------
37
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id1. Menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak berwenang mengadili
perkara.;--------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima.;--------------------------------------
3. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara.;-----------------------------------
DALAM POKOK PERKARA ;---------------------------------------------------------------------------
1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya.;-----------------------------------------------
2. Menghukum Penggugat untuk membayar segala biaya/ongkos perkara yang
ditetapkan.;-----------------------------------------------------------------------------------------------
SUBSIDAIR :------------------------------------------------------------------------------------------------
Apabila Majelis Hakim yang memeriksa serta mengadili perkara a quo berkehendak
lain, maka mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequoet bono).;--------------------------
Menimbang, bahwa selanjutnya Tergugat III mengajukan Tanggapan Legal
Standing tertanggal 8 Mei 2012, dengan mengemukakan hal sebagai berikut:------------
I. TANGGAPAN TERHADAP GUGATAN CITIZEN LAW SUIT.;----------------------------
A, Gugatan Para Penggugat dengan Mekanisme Citizen Law Suit tidak diatur/
Tidak diakomodir Dalam Peraturan Perundang-Undangan Indonesia.;-----
1. Penggugat di dalam posita gugatan baik Point 1 s.d. Point 15 tidak
menyebutkan dasar/Peraturan Perundang-Undangan Indonesia yang
melandasi dasar pengajuan gugatan Citizen Law Suit karena memang tidak
ada satupun yang mengatur mengenai mekanisme Citizen Law Suit
tersebut.;-----------------------------------------------------------------------------------------
2. Selanjutnya Penggugat di dalam Gugatannya Point 11 (sebelas)
menyatakan :-----------------------------------------------------------------------------------
“Bahwa Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III sebagai penyelenggara
Negara, dalam menjalankan pemerintahannya harus tunduk kepada
ketentuan Undang-Undang Dasar Tahun 1945, yang di dalamnya
mengamanatkan pada pemerintah untuk menjamin hak-hak warga negara
termasuk untuk mendapatkan rasa aman, dan nyaman. Namun sebagai
penyelenggara negara yang memitiki otoritas penuh, dengan tidak
mengeluarkan suatu kebijakan yang dapat mengatasi kemacetan di DKI
Jakarta dengan segera, maka Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III, tetah
melakukan perbuatan melawan hukum karena mengikuti hak-hak asasi Para
38
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Penggugat sebagai warga negara yang menggunakan fasititas umum
berupa ruas jalanan di DKI Jakarta";-----------------------------------------------------
3. Sehubungan dengan dalil Penggugat sebagaimana dikutip di atas, Tergugat
III membantah dengan alasan-alasan sebagai berikut:------------------------------
a. Gugatan Citizen Law Suit adalah gugatan perbuatan melawan hukum
atas nama kepentingan umum (on behalf of the public interest) yang
dikenal dalam sistem hukum common law yang diajukan oleh setiap
orang dengan pengaturan Negara atau dengan "kata lain harus ada
aturannya terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar mekanisme gugatan
seperti ini tidak ditakukan secara asal- asalan atau asal menggugat
organ Pemerintah/ Negara atau pihak swasta.;-----------------------------------
b. Terkait dengan hat tersehut di atas, gugatan Citizen Law Suit tidak
dikenal dan tidak diatur dalam ketentuan perundang- undangan di
Indonesia. Oleh karena itu Tergugat III secara tegas menolak segala
bentuk gugatan apa pun yang belum/tidak diatur dalam ketentuan
peraturan perundang- undangan di Indonesia. Hal ini dimaksudkan agar
tertib hukum dan kepastian hukum yang ada ditengah masyarakat tetap
terpelihara dan terjaga.;-----------------------------------------------------------------
c. Gugatan perwakilan yang diakui di Indonesia adatah Gugatan
Perwakilan Kelompak/Class Action (vide Peraturan Mahkamah Agung Rl
Nomor : 1 Tahun 2002 tentang Acara Gugatan Perwakilan Kelompok)
dan gugatan Legal Standing yang diatur dalam beberapa peraturan
perundang-undangan antara lain: Undang Undang Nomor 23 Tahun
1997 tentang Pengetotaan Lingkungan Hidup; Undang Undang Nomor
41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, dan Undang Undang Nomor 8 Tahun
1999 tentang Perlindungan Konsumen. Dengan demikian mekanisme
gugatan Citizen Law Suit tidak dikenal dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan di Indonesia.;------------------------------------
d. Selain itu Penggugat tidak dapat menemukan yang menjadikan dasar
pengajuan gugatan di dalam posita gugatan karena baik di dalam Point
1 s.d. Point 15 tidak menyebutkan dasar/Peraturan Perundang-
Undangan Indonesia yang melandasi dasar pengajuan gugatan Citizen
Law Suit karena memang tidak ada satu pun yang mengatur mengenai
mekanisme Citizen Law Suit tersebut.;----------------------------------------------
39
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
e. Meskipun pasal 28 Undang Undang Nomor 4 Tahun 2008 dimaksudkan
adalah hukum materiilnya, bukan hukum formil. Hakim tidak
diperkenankan untuk menemukan atau menciptakan hukum formil. Hal
ini sesuai dengan pendapat Prof. Sudikno Mertokusumo dalam (http://
sudiknoartikel. btoespot.com/2008/03/actiopoputaris. html) dinyatakan
bahwa: hukum acara perdata atau hukum acara formal adalah hukum
yang mengatur bagaimana caranya melaksanakan hukum perdata
materiil atau bagaimana caranya melaksanakan tuntutan hak. Hukum
atau peraturan yang mengatur cara melaksanakan tuntutan hak
merupakan "aturan permainan" (spelregels) dalam melaksanakan
tuntutan hak itu. Sebagai aturan permainan dalam melaksanakan
tuntutan hak maka hukum acara perdata mempunyai fungsi yang
penting, sehingga harus bersifat sfrict, fixed, correct, pasti dan tidak
boleh disimpangi, serta harus bersifat imperatif (memaksa).;-----------------
f. Lebih lanjut Profesor Sudikno Mertokusumo menyatakan bahwa :----------
- Setiap orang bebas mengajukan gugatan dengan cara yang
dikehendakinya. Hakimlah yang berkuasa dalam menerima dan
memeriksa dan memutus perkara dengan tunduk kepada peraturan
hukum acara yang ada dan tidak menuruti justicisbelen (pencari
keadilan/ penggugat) yang memilih sendiri caranya berperkara yang
tidak/belum ada dasar hukumnya;-----------------------------------------------
- Hakim tidak boleh mengadopsi lembaga hukum acara asing (kecuali
sudah diatur dalam undang-undang) ;------------------------------------------
- Hakim dilarang menciptakan peraturan yang mengikat secara umum
(Pasal 21 Aigemerte Bepalingen);-----------------------------------------------
- Kebebasan hakim tidak mutlak, tetapi dibatasi oleh undang-undang,
ketertiban umum dan kesusilaan;------------------------------------------------
- Penemuan hukum yang sering dikatakan "penerobosan" tidak dapat
asal saja dilakukan (menerobos), tetapi ada metode atau peraturan
permainannya ;-----------------------------------------------------------------------
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa Hakim diberikan
peluang untuk mencari dan menemukan hukum secara substantif namun
tidak memberikan peluang pada Hakim untuk menciptakan hukum
secara prosedural, sesuai doktrin Prof. Sudikno Mertokusumo tersebut di
atas.;-----------------------------------------------------------------------------------------
40
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
g. Beberapa contoh putusan pengaditan mengenai perkara Citizen Law Suit
yang tidak diterima oteh Pengaditan Negeri Jakarta Pusat, antara lain:--------
- Gugatan CLS atas kenaikan BBM oteh LBH Apik : Ditolak, bentuk CLS
tidak diterima Majetis Hakim PN Jakpus;-------------------------------------------
- Gugatan CLS atas Operasi Yustisi oteh LBH Jakarta : Ditotak, bentuk
CLS tidak diterima Majelis Hakim PN Jakarta Pusat;----------------------------
h. Bahwa oleh karena gugatan para Penggugat dalam bentuk Citizen Law Suit
sama sekati belum diatur atau betum dikenal dalam sistem hukum dan
peraturan perundang-undangan di Indonesia, maka mohon Majelis Hakim
yang memeriksa dan mengadili perkara a quo menyatakan gugatan
Penggugat tidak dapat diterima (niet ontvankelijke verklaard).;-------------------
B Gugatan Penggugat Tidak Memenuhi Syarat-syarat Gugatan Citizen Law
Suit.;--------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Gugatan Citizen Law Suit yang merupakan gugatan perbuatan melawan
hukum atas nama kepentingan umum terhadap negara atau pemerintah
yang pertama sekali di negara Amerika Serikat, yang mensyaratkan bahwa
orang perorangan/warga negara yang akan mengajukan gugatan harus
melakukan pemberitahuan (notice) terlebih dahutu tentang maksud dan
tujuan dari pengajuan gugatan Citizen Law Suit sebetum pendaftaran dan
pengajuan gugatan ditakukan. Natifikasf menjadi suatu prasyarat untuk
dapat diajukannya suatu gugatan Citizen Law Suit. Pemberitahuan (notice)
tersebut merupakan suatu "mini statement" (pernyataan singkat) tentang
kasus dan dibuat sesuai dengan syarat-syarat notifikasi yang Notifikasi
tersebut harus mengidentifikasikan pelanggaran dan tuntutan spesifik yang
kemudian menjadi dasar pengajuan gugatan.;----------------------------------------
2. Bahwa sampai dengan didaftarkannya gugatan ini di Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat tanggal 24 April 2012, Tergugat III belum pernah menerima
notifikasi dari Penggugat, sedangkan salah satu tujuan yang hendak dicapai
dengan adanya kewajiban melakukan notifikasi adalah memberikan
kesempatan secara fair kepada Tergugat/para Tergugat untuk mengajukan
bantahan dalam kesempatan awal dari proses penanganan perkara.;----------
3. Bahwa isi Somasi adalah akan diajukan suatu Gugatan Citizen Law suit
terhadap penyelenggara Negara atas kelalaian negara dalam pemenuhan
hak-hak warga negaranya dan memberikan kesempatan bagi negara untuk
41
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
melakukan pemenuhan jika tidak ingin gugatan diajukan. Pada prakteknya
somasi ini harus diajukan selambat- lambatnya 2 (dua) butan sebelum
gugatan didaftarkan.;-------------------------------------------------------------------------
C. Penggugat Tidak Mempunyai Hak (Standing) Untuk Mengajukan Gugatan
Citizen Law Suit.;---------------------------------------------------------------------------------
1. Bahwa seandainya Majelis Hakim berpendapat lain dalam perkara ini bahwa
gugatan Citizen Law Suit sebagaimana praktek yang dikenal di negara lain
seperti di Amerika Serikat dapat diterapkan di negara Repubtik Indonesia,
maka pengajuan gugatan seperti ini mengharuskan pengadilan memeriksa
dan menentukan tertebih dahulu apakah pihak Penggugat memitiki hak dan
kapasitas (standing) untuk mengajukan gugatan Citizen Law Suit, gugatan
Citizen Law Suit dimaksud untuk metindungi kepentingan umum dan
masyarakat, tidak setiap orang dapat mengajukan gugatan Citizen Law Suit.
Terlebih dahutu harus dipenuhi persyaratan yang menumbuhkan hak
(standing) bagi seseorang untuk mengajukan gugatan seperti itu. Hak
(standing) pada dasarnya berupa tuntutan bahwa seorang Penggugat
memiliki kepentingan nyata dan pribadi dalam sengketa, dan benar-benar
menderita kerugian.;--------------------------------------------------------------------------
2. Asas dasar utama yang penting dalam hukum acara perdata kita adalah
asas POINT D'INTERET PAINT DACTION yang berarti barang siapa
mempunyai kepentingan dapat mengajukan tuntutan hak atau gugatan.
Kepentingan disini bukan asal kepentingan, tetapi kepentingan hukum
secara langsung, yaitu kepentingan yang dilandasi dengan adanya
hubungan hukum antara Penggugat dan Tergugat dan hubungan hukum itu
langsung diatami sendiri secara kongkrit oleh Penggugat. Jika setiap orang
dimungkinkan untuk menggugat tanpa syarat adanya "kepentingan hukum
yang langsung" maka dapat dipastikan pengadilan akan kebanjiran gugatan-
gugatan bahkan di negara yang mengenal adanya bentuk gugatan Citizen
Law Suit, untuk melindungi kepentingan umum dan masyarakat, tidak setiap
orang dapat rnengajultan gugatan Citizen Law Suit, karena tertebih dahutu
harus dipenuhi persyaratan yang menimbutkan hak (standing) bagi
seseorang untuk mengajukan gugatan semacam itu.;-------------------------------
3. Bahwa selanjutnya berdasarkan praktek di Amerika Serikat, untuk dapat
mengajukan gugatan dalam bentuk Citizen Law Suit, para Penggugat harus
42
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
menunjukkan adanya kerugian yang diderita, namun dalam gugatan a quo
para Pengugat tidak menunjukkan adanya kerugian yang diderita. Hal ini
sesuai dengan isi petitum gugatan yang pada intinya Tergugat III meminta
maaf secara tertulis kepada Penggugat dan warga kota Jakarta dalam
sekurang- kurangnya 2 media cetak Nasional.;---------------------------------------
4. Bahwa gugatan perwakilan yang diakui di Indonesia adalah gugatan
Perwakilan Kelompok (Class Action) yang didasarkan pada Peraturan
Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2002 tentang Acara
Gugatan Perwakitan Kelompok dan Hak Gugat Organisasi (Legal Standing)
hanya diatur dalam beberapa peraturan perundang-undangan, antara lain
Undang Undang Nomor 41 Tahun 1997 tentang Kehutanan, dan Undang
Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Dengan
demikian mekanisme gugatan Cifizen Law Suit tidak dikenal di Indonesia.;---
5. Bahwa Para Penggugat tidak memiliki hak dan kapasitas (standing) untuk
mengajukan gugatan Citizen Law Suit, karena apabila seseorang ingin
mengajukan tuntutan hak atau gugatan terlebih dahulu harus dipenuhi
persyaratan yang menimbulkan hak (standing) bagi seseorang untuk
mengajukan gugatan. Jika setiap orang dimungkinkan untuk menggugat
tanpa syarat adanya "kepentingan hukum langsung" maka dapat dipastikan
pengadilan akan kebanjiran gugatan-gugatan. Oleh karena itu sudah
selayaknya bagi Majelis Hakim untuk menyatakan gugatan tidak dapat
diterima (niet ontvankelijke verklaard).;--------------------------------------------------
Berdasarkan uraian, mengenai Legal Standing Penggugat tersebut diatas,
Tergugat III mohon dengan hormat kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan
mengadili perkara a quo untuk berkenan memberikan putusan dengan amar sebagai
berikut: --------------------------------------------------------------------------------------------------------
PRIMAIR :----------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Menerima Tanggapan Citizen Law Suit Tergugat III ;------------------------------------
2. Menyatakan Para Penggugat tidak mempunyai hak (standing) untuk
mengajukan gugatan Citizen Law Suit,;------------------------------------------------------
3. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima;-----------------------------------
4. Membebankan biaya/ongkos perkara kepada Penggugat.;-----------------------------
SUBSIDAIR :-------------------------------------------------------------------------------------------------
43
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idApabila pengadilan berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et
bono) ;---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa di samping Tergugat III mengajukan tanggapan terhadap
Legal Standing Terhadap Gugatan Citizen Law Suit, Tergugat-III juga mengajukan
Jawaban tertanggal 03 Oktober 2012 sebagai berikut :------------------------------------------
DALAM EKSEPSI ;----------------------------------------------------------------------------------------
EKSEPSI KEWENANGAN MENGADLI ABSOLUT (ABSOLUT COMPETENCY) ;------
- Pada angka 11 (sebelas) Penggugat menyatakan : bahwa Tergugat-I, Tergugat-II
dan Tergugat-III sebagai peyelenggara Negara, dalam menjalankan
Pemerintahannya harus tunduk kepada ketentuan Undang-undang Dasar 1945,
yang didalamnya mengamanatkan pada pemerintah untuk menjamin hak-hak
warga negara termasuk untuk mendapatkan rasa aman, dan nyaman,. Namun
sebagai penyelenggara negara yang memiiiki otoritas penuh, dengan tidak
mengeluarkan suatu kebijakan yang dapat mengatasi kemacetan di DKI Jakarta
dengan segera, maka Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III, telah melakukan
perbuatan melawan hukurn karena mengikuti hak-hak asasi Para Penggugat
sebagai warga negara yang menggunakan fasilitas umum berupa ruas jalanan di
DKI Jakarta",;------------------------------------------------------------------------------
- Bahwa dari dalil yang disampaikan penggugat sampaikan bertitik tolak dari
permintaan para penggugat agar para Tergugat mengeluarkan suatu kebijakan
sebagaimana petitum para penggugat antara lain :-------------------------------------------
a. Menambah jumlah angkutan umum yang ada saat ini;----------------------------------
b. Menaikkan pajak kendaraan bermotor dengan sangat tinggi, baik itu roda empat
maupun roda dua milik pribadi;--------------------------------------------------------
c. Menaikkan tarif parkir di pinggir-pinggir jalan di DKI Jakarta dan melarang parkir
seluruh kendaraan di badan jalan;-------------------------------------------------------------
d. Menertibkan (sterilisasi jalan) parkir liar yang ada di ruas-ruas jalan di DKI
Jakarta;-----------------------------------------------------------------------------------------------
e. Melarang seluruh pedagang kaki lima, untuk berjualan di trotoar atau di pinggir
jalan-jalan utama di DKI Jakarta;--------------------------------------------------------------
f. Melarang angkutan umum berhenti (ngetem) di pinggir jalan untuk menaikkan
atau menurunkan penumpang, kecuali memang tersedia tempat yang
diperuntukkan untuk hal tersebut;-------------------------------------------------------------
g. Pembatasan kendaraan bermotor berdasarkan usia kendaraan; dan ;--------------
44
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idh. Moratorium kendaraan baru di wilayah Jabodetabek selama 6 (enam) sampai
12 (dua belas) bulan ke depan.;----------------------------------------------------------------
- Perlu diketahui bahwa dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan yang
berkaitan dengan kebijakan /policy tidak dapat dinilai/tidak tunduk dalam
kewenangan mengadili oleh Badan peradilan dan merupakan kebijakan/policy
pemerintah. Dengan demikian lembaga peradilan termasuk Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat yang saat ini sedang memeriksa dan mengadili perkara a quo tidak
mempunyai kewenangan untuk menilai atau menguji secara hukum suatu
kebijakan terkait dengan merumuskan dan melaksanakan kebijakan tentang
mengatasi suatu kemacetan di DKI Jakarta sebagaimana Yurisprudensi Mahkamah
Agung Rl Nomor : 8383K/Sip/1970 tanggal 3 Maret 1971 pada intinya
menyebutkan bahwa perbuatan kebijakan penguasa (dalam hal ini Pemerintah Rl)
tidak termasuk kompetensi pengadilan untuk menilainya; (Bukti P-III.1) ;---------------
- Selain itu berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung Rl Nomor : MA/
Pem/0159/77 tanggal 25 Pebruari 1977 yang ditujukan kepada semua Ketua
Pengadilan Tinggi, Pengadilan Negeri dan Hakim di seiuruh Indonesia memberikan
petunjuk : "Bahwa kebijakan penguasa tidak termasuk kompetensi pengadilan
untuk memeriksanya";---------------------------------------------------------------------------------
- Uraian diatas menunjukan bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak
berwenang untuk memeriksa dan mengadili gugatan para Penggugat, sehingga
cukup alasan bagi Majelis Hakim untuk menyatakan gugatan Penggugat tidak
dapat diterima.;------------------------------------------------------------------------------------------
Berdasarkan ketentuan Pasal 134 HIR menyebutkan : "Jika perselisihan itu suatu
perkara yang tidak termasuk kekuasaan Pengadilan Negeri, maka setiap waktu dalam
pemeriksaan perkara itu dapat diminta supaya Hakim menyatakan dirinya tidak
berkuasa, dan Hakim wajib pula mengakui karena jabatannya.";------------------------------
Oleh karena Tergugat III mengajukan Eksepsi Kewenangan Absolut dalam perkara ini,
mohon kiranya Majelis Hakim terlebih dahulu memutus Eksepsi Kewenangan Absolut,
sebelum memeriksa pokok perkara a quo.;----------------------------------------------------------
1. GUGATAN PENGGUGAT KURANG PIHAK (PLURIUM LITIS CONSORTIUM);----
- Bahwa gugatan yang diajukan penggugat dalam gugatan citizen law suit terkait
dengan kemacetan di DKI Jakarta adalah kurang pihak karena salah satu unsur
pelaksana yang berwenang mengatur kelancaran lalu lintas dan angkutan di
jalan raya tidak ditarik sebagai tergugat yang dalam hal ini adalah Polisi lalu
lintas yang bertugas menyelenggarakan tugas kepolisian mencakup penjagaan,
45
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
pengaturan, pengawalan dan patroli, pendidikan masyarakat dan rekayasa lalu
lintas, registrasi dan identifikasi pengemudi atau kendaraan bermotor,
penyidikan kecelakaan lalu lintas dan penegakan hukum dalam bidang lalu
lintas, guna memelihara keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas.;--------
- Pada dasarnya banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya kemacetan lalu
lintas di jalan raya salah satunya adalah perilaku berkendara yang tidak tertib
dalam mematuhi rambu-rambu lalu lintas sehingga peran Kepolisian Republik
Indonesia melalui Polantas sangat dominan mengatasi dan mengatur
kelancaran lalu lintas di jalan raya.;-----------------------------------------------------------
- Selain itu apabila kita perhatikan pasal 2 undang-undang nomor 32 tahun 2011
tentang Menajemen dan Rekayasa Analisa Dampak serta Manajemen
Kebutuhan Lalu Lintas disebutkan, "Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia untuk jalan nasional, provinsi, kabupaten/kota dan desa ";--------
- Dalam pelaksanaannya Kepolisian Republik Indonesia melakukan Identifikasi
masalah yang bertujuan untuk mengetahui keadaan keamanan, keselamatan,
ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan yang tugas-tugasnya
meliputi":----------------------------------------------------------------------------------------------
1. kinerja operasional lalu lintas;--------------------------------------------------------------
2. budaya berlalu lintas;-------------------------------------------------------------------------
3. pengaturan lalu lintas;------------------------------------------------------------------------
4. lokasi rawan:------------------------------------------------------------------------------------
a). gangguan keamanan;--------------------------------------------------------------------
b). kecelakaan;---------------------------------------------------------------------------------
c). kemacetan; dan ;--------------------------------------------------------------------------
d). pelanggaran lalu lintas; dan ;----------------------------------------------------------
5. kondisi operasional rekayasa lalu lintas.;------------------------------------------------
( Vide Pasal 7 huruf C Undang-undang Nomor 32 tahun 20011 tentang
Menajemen dan Rekayasa, Analisa Dampak serta Manajemen Kebutuhan Lalu
Lintas ).( Bukti P-III.2) ;---------------------------------------------------------------------------
- Merupakan suatu keharusan apabila Kepolisian Negara Republik Indonesia Cq.
Kepala Kepolisian Repulk Indonesia juga ditarik sebagai tergugat karena salah
satu tugas pokok Kepolisian Republik Indonesia adalah menyelengarakan
segala kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu
lintas di jalan (Vide pasal 14 (1) huruf b Undang-undang nomor 2 tahun 2002
tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia) ( Bukti P-III.3) ;----------------------
46
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id- Apabila kita perhatikan pasal 5 ayat (3) Undang-undang No. 22 tahun 2009
tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan maka sangat jelas bahwa gugatan para
penggugat kurang pihak karena dalam pelaksanaan penyelenggaran lalu lintas
tidak dilaksanakan juga oleh beberapa unsur Pembina yang tugas dan
wewenangnya meliputi :--------------------------------------------------------------------------
• urusan pemerintahan di bidang Jalan, oleh kementerian negara yang
bertanggung jawab di bidang Jalan yaitu Kementerian Perhubungan. ;--------
• urusan pemerintahan di bidang sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, oleh kementerian negara yang bertanggung jawab di
bidang sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan JalanKementerian
Pekerjaan Umum. ;----------------------------------------------------------------------------
• urusan pemerintahan di bidang pengembangan industri Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, oleh kementerian negara yang bertanggung jawab di
bidang industri yaitu Kementerian Perindustrian. ;------------------------------------
• urusan pemerintahan di bidang pengembangan teknologi Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, oleh kementerian negara yang bertanggung jawab di
bidang pengembangan teknologi yaitu Kementerian ;-------------------------------
• urusan pemerintahan di bidang Registrasi dan Identifikasi Kendaraan
Bermotor dan Pengemudi, Penegakan Hukum, Operasional Manajemen dan
Rekayasa Lalu Lintas, serta pendidikan berlalu lintas, oleh Kepolisian
Negara Republik Indonesia.;---------------------------------------------------------------
Dengan demikian apabila Kepolisian Negara Republik Indonesia Cq Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia serta Kementerian -Kementerian Cq Kepala
Kementerian sebaqaimana yang diatur dalam pasal 5 (3) UU No. 22 tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan tidak ditarik sebagai pihak dalam perkara
a quo maka gugatan adalah kurang pihak "plurium litis consortium" (vide Putusan
Mahkamah Agung Rl No 2873K/pdt/1998 tanggal 29 Desember 1998 antara PT
Madona Sewing Machine Manufacturers Lilmited melawan Kejaksaan Agung Rl),
sehingga cukup beralasan bagi Majelis Hakim untuk menyatakan gugatan
Penggugat tidak dapat diterima (Niet Ontvankeliike Verklaard). (Bukti P-
lll.4);-----------------------------------------------------------------------------
2. GUGATAN PENGGUGAT TIDAK CERMAT ;--------------------------------------------------
- Citizen Lawsuit pada intinya adalah mekanisme bagi Warga Negara untuk
menggugat tanggung jawab Penyelenggara Negara atas kelalaian dalam
47
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
memenuhi hak-hak warga Negara. Kelalaian tersebut didalilkan sebagai
Perbuatan Melawan Hukum.;-------------------------------------------------------------------
- Tergugat dalam CLS adalah Penyelenggara Negara, Mulai dari Presiden dan
Wakil Presiden sebagai pimpinan teratas, Menteri dan terus sampai kepada
pejabat negara di bidang yang dianggap telah melakukan kelalaian dalam
memenuhi hak warga negaranya. Dalam hal ini pihak selain penyelenggara
negara tidak boleh dimasukkan sebagai pihak baik sebagai Tergugat maupun
turut tergugat, karena inilah bedanya antara CLS dengan gugatan warga
negara. Jika ada pihak lain (individu atau badan hukum) yang ditarik sebagai
Tergugat/Turut Tergugat maka Gugatan tersebut menjadi bukan Citizen Lawsuit
lagi, karena ada unsur warga negara melawan warga negara. Gugatan tersebut
menjadi gugatan biasa yang tidak bisa diperiksa dengan mekanisme Citizen
Lawsuit.;------------------------------------------------------------------------------------
- Bahwa yang dimaksud penyelengara negara adalah Pejabat Negara yang
menjalankan fungsi eksekutif, legeslatif atau yudikatif dan pejabat lain yang
fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelengaraan negara sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Penyelengara
negara meliputi :------------------------------------------------------------------------------------
1. Pejabat Negara pada Lembaga Tertinggi Negara ;-----------------------------------
2. Pejabat negara pada lembaga Tinggi Negara ;----------------------------------------
3. Menteri ;------------------------------------------------------------------------------------------
4. Gubernur ;---------------------------------------------------------------------------------------
5. Hakim ;-------------------------------------------------------------------------------------------
6. Pejabat negara yang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku; dan ;--------------------------------------------------------------
7. Pejabat yang mempunyai fungsi strategis dalam kaitannya dengan
penyelengaraan negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku ;--------------------------------------------------------------------
( Vide pasal 1 angka 1 dan Pasal 2 Undang-undang Nomor 28 tahun 1999
tentang Penyelenggara Negara Yang Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).
(Bukti P-III.5) ;---------------------------------------------------------------------------------------
- Mengingat dalam gugatan yang diajukan pengugat ditujukan kepada :-------------
1. Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat ( Turut Tergugat I) ;---------------------
2. Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera ( Turut Tergugat II) ;-------
48
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
3. Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( Turut
Tergugat III) ;-----------------------------------------------------------------------------------
4. Dewan Pimpinan Pusat Partai Golongan Karya (Turut Tergugat IV) ;-----------
5. Dewan Pimpinan Pusat Partai Pesatuan Pembangunan ( Turut Tergugat V);
6. Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerakan Indonesia Raya ( Turut Tergugat
VI);-------------------------------------------------------------------------------------------------
7. Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional ( Turut Tergugat VII) ;--------
8. Dewan Pimpinan Pusat Partai Damai Sejahtera ( Turut Tergugat VIII) ;--------
9. Dewan Pimpinan Pusat Partai Hati Nurani Rakyat ( Turut Tergugat IX) ;-------
10.Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa ( Turut Tergugat X) ;-----
(yang kesemuanya merupakan Dewan Pimpinan Partai Politik atau oleh
penggugat disebut sebagai Para Turut Tergugat) maka perlu para penggugat
ketahui bahwa yang dimaksud dengan Partai Politik adalah organisasi yang
bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara
sukarela atas dasar kesarnaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan
dan membela kepentingan poiitik anqgota, masyarakat, bangsa dan negara,
serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
(Vide Pasah Angkal Undang-undang Nomor 2 tahun 2008 Tentang Partai
Politik) (Bukti P-llI.6) ;-------------------------------------------------
Sedangkan Dewan Pimpinan Pusat Partai Politik adalah alat kelengkapan atau
perangkat untuk menjalankan fungsi organisasi yang diatur dalam Anggaran
Dasar masing-masing partai politik, sehingga sudah jelas bahwa Para Turut
Tergugat bukanlah pihak yang termasuk Penyelengara Negara sebagaimana
yang diatur dalam Undang-undang Nomor 28 tahun 1999 tentang
Penyelenggara Negara Yang Bebas Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme.;-----------------------------------------------------------------------------------------
Bahwa dengan demikaian sudah sepantasnya apabila mejelis hakim yang kami
muliakan menyatakan bahwa gugatan tidak dapat diterima ( Niet onvankelijke
verklaard) ;-----------------------------------------------------------------------------------------------
3. GUGATAN PENGGUGAT KABUR BSCUR LIBEL ;-----------------------------------------
3.1 Adanya Kontradiksi Dalam Posita ;------------------------------------------------------
- Pada angka 9 (sembilan), Penggugat menyatakan :" Bahwa sejatinya
Tergugat III telah memberikan peringatan kepada Pemerintah Propinsi DKI
49
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Jakarta, agar segera melakukan tindakan untuk mencegah kemacetan di
DKI Jakarta. Namun faktanya sampai surat gugatan ini diajukan, beium
ada tindakan nyata yang membawa dampak signifikan untuk mengatasi
kemacetan di DKI Jakarta, bahkan kemacetan yang terjadi justru semakin
bertambah parah", secara tegas Penggugat mengakui bahwa Tergugat III
telah memberikan peringatan, tetapi dikarenakan DKI Jakarta adalah
Daerah otonom yang merupakan kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas- batas wilayah yang berwenang mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia (Vide pasal 1 angka 5 Undang-
Undang Republik Indonesia nomor 29 Tahun 2007 Tentang Pemerintahan
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Ibukota Negara
Kesatuan Republik Indonesia) maka untuk mengatasi kemacetan yang
didalilkan oleh penggugat sepenuhnya menjadi kewenangan DKI Jakarta
sebagai daerah otonom.;--------------------
- Disisi lain penggugat menyatakan bahwa sebagai penyelengara negara
yang memiliki otoritas penuh, dengan tidak mengeluarkan suatu kebijakan
yang dapat mengatasi kemacetan di DKI Jakarta dengan segera, maka
Tergugat I, Tergugat II dan tergugat III, telah melakukan perbuatan
melawan hukum (Posita angka 11), apabila dikaitkan dengan konsep
gugatan citizen lawsuit yang dimaksudkan untuk melindungi warga negara
dari kemungkinan terjadinya kerugian sebagai akibat dari tindakan atau
pembiaran dari negara atau otoritas negara ( H.S. Narayama dalam
bukunya " Public Interest Litigation ", Asia Law House, Hyderabad 2000,
halaman 21) maka secara tersirat Pengugat mendalilkan bahwa Tergugat
III telah melakukan perbuatan melawan hukum karena membiarkan
adanya kemacetan di DKI Jakarta.;----------------------------------------------------
- Faktanya Tergugat III tidak membiarkan adanya kemacetan yang
didalilkan oleh penggugat, peringatan yang diberikan oleh Tergugat III
kepada pemerintah Propinsi DKI Jakarta merupakan wujud dari tanggung
jawab negara dalam melakukan pembinaan yang meiiputi perencanaan,
pengendalian, pengaturan dan pengawasan untuk penyelenggaraan
operasional manajemen dan rekayasa lalu lintas dan angkutan jalan
50
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
sebagaimana yang diamanatkan Undang-undang No. 22 tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.;---------------------------------------------
Dari apa yang telah kami uraikan diatas maka sudah sangat jelas bahwa ada
pertentangan atau inkonsistensi para penggugat dalam merumuskan posita.;--------
3.2 Tidak Jelasnya Antara Posita dengan Petitum.;-------------------------------------
- Lazimnya dalam gugatan citizen lawsuit suatu posita berisi data-data yang
jelas, lengkap dan terperinci tentang adanya suatu peristiwa hukum yang
dalam hal ini didalilkan oleh para penggugat disebabkan karena Tergugat
III tidak membuat kebijakan sehingga terjadi kemacetan di DKI Jakarta
yang pada akhimya dianggap sebagai suatu perbuatan melawan hukum.;--
- Dalil-dalil yang disampaikan harus didukung data- data yang empiris yang
menjelaskan bahwa adanya kemacetan di DKI Jakarta disebabkan oleh
tidak adanya kebijakan-kebijakan sebagaimana petitum penggugat antara
lain :----------------------------------------------------------------------------------
a) Menambah jumlah angkutan umum yang ada saat ini;-----------------------
b) Menaikkan pajak kendaraan bermotor dengan sangat tinggi, baik itu
roda ;---------------------------------------------------------------------------------------
c) empat maupun roda dua miiik pribadi;--------------------------------------------
d) Menaikkan tarif parkir di pinggir-pinggir jalan di DKI Jakarta dan
melarang parkir seluruh kendaraan di badan jalan;----------------------------
e) Menertibkan (sterilisasi jalan) parkir liar yang ada di ruas-ruas jalan di
DKI. Jakarta;-----------------------------------------------------------------------------
f) Melarang seluruh pedagang kaki lima, untuk berjualan di trotoar atau di
pinggir jalan-jalan utama di DKI Jakarta;-----------------------------------------
g) Melarang angkutan umum berhenti (ngetem) di pinggir jalan untuk
menaikkan atau menurunkan penumpang, kecuali memang tersedia
tempat yang diperuntukkan untuk hai tersebut;---------------------------------
h) Pembatasan kendaraan bermotor berdasarkan usia kendaraan; dan ;---
i) Moratorium kendaraan baru di wilayah Jabodetabek selama 6 (enam)
sampai 12 (dua belas) bulan ke depan.;------------------------------------------
- Tetapi pada kenyataanya posita yang diuraikan oleh para penggugat
hanya merupakan informasi dari situs-situs pemberitaan berbagai media
online yang dikutip secara serampangan, seharusnya informasi tersebut
diolah melalui metode penelitian yang hasilnya kemudian dipublikasikan
51
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
secara resmi sebagai naskah akademis yang ditujukan kepada
penyelengara negara dalam rangka membuat kebijakan.;-----------------------
- Dengan hanya didasarkan pada suatu informasi tersebut maka posita
menjadi tidak jelas ("Onduidelijk"), padahal posita merupakan landasan
pemeriksan dan penyelesaian perkara dan juga beban wajib bukti kepada
penggugat untuk membuktikan gugatannya sebagaimana yang diatur
pasal 1865 KUHPerdata dan pasal 163 HIR, setiap orang yang
mendalilkan suatu hak, atau guna meneguhkan haknya maupun
membantah hak orang lain diwajibkan membuktikan hak atau peristiwa
tersebut.;--------------------------------------------------------------------------------------
-
- Apabila posita tidak jelas maka sudah barang tentu petitum tidak
bersesuian dengan posita, hal mana sesuai dengan Yurisprudensi MA No.
67 K/Sip/1975, tanggal 13-5-1975 yang menyebutkan : Petitum yang tidak
sejalan dengan daiil gugatan mengandung obscur libel, oleh karena itu
gugatan dinyatakan tidak dapat diterima, ( Bukti P-III.7) dengan kata lain
gugatan para penggugat tidak hubungan hukum antara posita tentang
permasalahan kemacetan lalu lintas dengan petitum yang merupakan
solusi/ kebijakan yang digunakan untuk mengatasinya, selain itu posita
lebih berisi "Curahan hati" para penggugat dan yang lebih konyol
penggugat menyatakan (angka 3) " bahwa kemacetan akan lebih
bertambah parah apabila kota DKI Jakarta sedang diguyur hujan.
Sehinqga dipastkan hampir seluruh ruas jalan di DKI Jakarta akan macet
total ". secara logis kita dapat berpikir bahwa apabila ada hujan maka
pengguna jalan harus mengurangi kecepatan agar tidak terjadi kecelakaan
dan karena pergerakan pengguna jalan melambat maka terjadi
kemacetan.;-----------------------------------------------------------------------------------
Dari apa yang kami uraikan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalil gugatan
penggugat tidak menjelaskan hubungan hukum antara kemacetan yang terjadi di
DKI Jakarta dengan kebijakan yang harus dilakukan oleh tergugat III sebagaimana
isi petitum para penggugat.;-------------------------------------------------------------------------
3.3 Tentang Dalil Penggugat Adanya Pemborosan BBM dan Pemborosan Waktu
Kerja Efektif.;---------------------------------------------------------------------------
52
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Posita penggugat pada angka 8 ( delapan) menyatakan " bahwa pemborosan
yang terjadi terhadap penggugaan bahan bakar serta waktu dapat di
"ILUSTRASIKAN" sebagai berikut:---------------------------------------------------------
A. PEMBOROSAN BBM ;--------------------------------------------------------------------
Dapat dihitung dengan rumus sederhana sebagai berikut:-----------------------
( Jumlah kendaraan bermotor) X ( penggunaan rata-rata BBM sehari
dengan asumsi menggunakan premium) X ( harga BBM premium)
= 11.362.396 unit X3 liter X 4500,- (empat ribu lima ratus rupiah) ;----------
= Rp. 153.392.346.000,- ( seratus lima puluh tiga milyar tiga ratus
Sembilan puluh dua juta tiga ratus empat puluh enam ribu rupiah)/
Hari;----------------------------------------------------------------------------------------
B. PEMBOROSAN WAKTU KERJA EFFEKTIF ;-------------------------------------
Perhitungan waktu di hitung berdasarkan rata-rata waktu tempuh
pengguna jalan dalam berkendara di DKI Jakarta pada waktu berangkat
kerja dan pulang kerja selama 1,4 jam sebagai berikut:--------------------------
• 3 jamX 5 Hai X 4 Minggu = 60 Jam/Bulan ;-------------------------------------
Dalam satu tahun maka menjadi :--------------------------------------------------
• 60 jam X 12 Bulan =720 Jam ;------------------------------------------------------
Selanjutnya jika dalam 1 hari waktu effektif kerja dalah 8 jam maka:-----
• 720 :8 = 90 hari kerja effektif atau setara dengan 3 bulan hari kerja
effektif.;------------------------------------------------------------------------------------
Dengan demikian dalam waktu 25 tahun ( Masa Kerja efektif) Maka
waktu efektif kerja yang terbuang sia-sia adalah :-----------------------------
• 3 bulan X25 = 75 Bulan ( 6,25 tahun hari kerja) ;-------------------------------
- Bahwa terhadap dalil penggugat tersebut diatas kami tidak akan
menanggapinya secara mendalam mengingat hal tersebut adalah hipotesa
dan bukan diperoleh dari hasil penelitian yang secara metodelogis dapat
dipertanggungjwabkan dari semua disiplin ilmu, menjadi pertanyaan
metode apa yang digunakan oleh para penggugat sehingga
mengilustrasikan hal tersebut di atas ? seharusnya sebagai sarjana ilmu
hukum tentunya para penggugat sangat mengerti bahwa dalam
merumuskan gugatan suatu posita disusun berdasarkan dari uraian
tentang fakta-fakta kemudian menjadi suatu peristiwa yang utuh yang
53
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
mempunyai hubungan hukum dengan objek perkara, fakta bukanlah suatu
didapat dari mereka-reka menurut rumus matematika atau asumsi para
penggugat semata tetapi lebih ditekankan pada rasionalitas dan cara
berfikir yang logis terhadap apa yang dialami atau apa yang telah diketahui
sendiri oleh para penggugat.;-----------------------------------------------
Agar suatu gugatan memenuhi syarat, tidak boleh terabaikan salah satu pun dari
syarat formil. Pengabaian terhadapnya mengakibatkan gugatan mengandung
cacat. Artinya gugatan tersebut dianggap tidak memenuhi ketentuan tata tertib
beracara yang ditentukan undang-undang. Jika dalam gugatan mengabaikan salah
satu syarat formil gugatan, mengakibatkan gugatan tidak sah. Gugatan yang
seperti itu harus dinyatakan tidak dapat diterima (Niet ontvankelijk verkraad) atau
tidak berwenang mengadili (M. Yahya Harahap- Varia Peradilan-Majalah Hukum
Tahun. IX No. 99-Desember 1993-halaman 134). ( Bukti P-III.8) ;------------------------
Dari uraian di atas menunjukkan secara jelas bahwa gugatan Para Pengugat di
dalam perkara ini merupakan gugatan kabur, sehingga cukup alasan bagi Majelis
Hakim untuk menyatakan gugatan tidak dapat diterima.(niet ontvankelijk
Verklaard).;-----------------------------------------------------------------------------------------------
FORMULASI SURAT GUGATAN CACAT FORMIL ;--------------------------------------------
1. Dalil Gugatan Tidak Memuat Dasar Fakta ( Feitelijke Grond).;------------------------
- Bahwa dalil gugatan hanya dibangun dengan cara mengutip pemberitaan dari
situs berita yang sudah tidak "Up to Date" sehingga masih perlu diverifikasi atau
divalidasi kebenarannya agar memiliki tingkat akurasi yang sejalan dengan
dinamika perkembangan dan pertumbuhan masyarakat serta aspek sosial
lainnya, agar data tersebut menjadi lebih ilmiah dan dapat
dipertanggungjawabkan maka setidaknya merupakan hasil suatu penelitian
yang komprehensif menurut kaidah ilmu pengetahuan baik dari para penggugat
maupun lembaga yang memiliki kredebilitas, bukan asal mencomot informasi
secara sepotong-sepotong kemudian menjadikannya sebagai suatu dasar fakta
dalam menyusun gugatan, setidaknya dalam perumusan dalil gugatan memuat
penjelasan mengenai peristiwa hukum yang berkaitan langsung dan nyata-
nyata dialami oleh para penggugat serta ada hubungan hukum antara
penggugat dengan objek perkara maupun dengan pihak tergugat.;------------------
- Seharusnya penggugat lebih sistematis menjelaskan ruas jalan di daerah mana
yang macet, kapan para penggugat mengalami kemacetan dan bagaimana
54
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
awal terjadinya kemacetan tersebut serta dampak secara langsung akibat
kemacetan tersebut agar terdapat hubungan hukum yang jelas antara
penggugat dengan Tergugat III, selain itu sangat tidak logis apabila penggugat
menggeneralisasi seolah-olah seluruh ruas jalan di DKI Jakarta mengalami
kemacetan dan secara serampangan menuding bahwa Tergugat III telah
melakukan perbuatan melawan hukum karena melakukan pembiaran atas
kemacetan yang terjadi, hal tersebut merupakan cara berpikir yang dangkal
karena hanya berputar-putar pada asumsi sesuai selera para penggugat,
padahal masalah kemacetan adalah tanggung jawab bersama yang salah satu
penyebabnya adalah sikap tidak tertib penggguna jalan dalam mematuhi rambu
lalu lintas.;--------------------------------------------------------------------------------------------
2. Dalil Gugatan Tidak Memuat Dasar Hukum ( Rechtelijke Grond) yang jelas.;----
- Penggugat pada angka 12 (dua belas) menyatakan " bahwa ketentuan Undang-
Undang yang dilanggar oieh Tergugat I, Tergugat II, dan Tergugat III adalah
sebagai berikut:-------------------------------------------------------------------------------------
A. Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun 1945: "Setiap orang
berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan";--------------------------------------------------------------------------------------
B. Pasal 9 ayat (3) Undang-Undang No. 39 tahun 1999 tentang HAM: "setiap
orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat";------------------------
C. Pasal 35 Undang-Undang No. 39 tahun 1999 tentang HAM: "Setiap orang
berhak hidup di dalam tatanan masyarakat dan kenegaraan yang damai,
aman, dan tenteram yang menghormati, melindungi, dan melaksanakan
sepenuhnya hak asasi manusia dan kewajiban dasar manusia sebagaimana
diatur dalam Undang-undang ini".;--------------------------------------------------------
- Selanjutnya pada angka 13 , menyatakan " bahwa dengan demikian, menjadi
patut apabila Tergugat I, Tergugat II, dan Tergugat III dinyatakan telah
melakukan perbuatan melawan hukum sebagaimana diatur di dalam ketentuan
Pasal 1365 KUHPerdata dan ketentuan Pasal 1366 KUHPerdata yang
berbunyi: "Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada
seseorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian
itu, mengganti kerugian tersebut" ;------------------------------------------------------------
55
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id- Bahwa pengugat dalam sural gugatan menggunakan konsep gugatan citizen
law suit yang secara garis besar beranggapan bahwa Tergugat III sebagai
penyelenggara negara telah melakukan pelanggaran/ kelalaian khususnya
Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang merupakan norma
dasar yang bersifat universal tentang pelayanan kesehatan yang
penjabarannya di diatur dalam undang-undang dalam hal ini adalah Undang-
undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.;---------------------------------------
- Dari uraian tersebut diatas maka dapat diketahui bahwa dasar hukum
(Rechtelijke Grond) gugatan tidak ada relevansinya dengan dalil gugatan
adanya kemacetan di DKI Jakarta maupun petitum yang meminta agar tergugat
III sebagai penyeiengga negara mengeluarkan kebijakan untuk mengatasi
kemacetan I DKI Jakarta.;-----------------------------------------------------------------------
- Seharusnya dalam hal kemacetan di DKI Jakarta sebagaimana yang didalikan
oleh penggugat harus merujuk pada ketentuan Pasal 4 Undang-undang Nomor
22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, mengingat ruang
lingkup berlakunya untuk membina dan menyelenggarakan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan yang aman, selamat, tertib, dan lancar melalui:----------------------
a. kegiatan gerak pindah Kendaraan, orang, dan/atau barang di Jalan;-----------
b. kegiatan yang menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendukung
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; dan ;---------------------------------------------------
c. kegiatan yang berkaitan dengan registrasi dan identifikasi Kendaraan
Bermotor dan Pengemudi, pendidikan berlalu lintas, Manajemen dan
Rekayasa Lalu Lintas, serta penegakan hukum Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan.;--------------------------------------------------------------------------------------------
Dengan demikian sangat jelas bahwa dalil gugatan tidak memiliki dasar hukum
yang jelas karena tidak memuat penegasan atau pejelasan mengenai hubungan
hukum antara para penggugat dengan Tergugat III maupun antara para penggugat
dengan substansi perkara yang dalam hal ini adalah permintaan para penggugat
agar tergugat III mengeluarkan kebijakan untuk mengatasi kemacetan di DKI
Jakarta sehingga sudah sepantasnya Majelis Hakim tidak menerima gugatan para
penggugat ( Niet Onvankelijke Verklaard ) ;-----------------------------------------------------
DALAM POKOK PERKARA ;---------------------------------------------------------------------------
Sebelum kami membantah semua apa yang disampaikan oleh Para Penggugat dalam
surat gugatan maka perlu kami tegaskan bahwa semua yang telah kami kemukakan
56
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idpada eksepsi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari jawaban dalam pokok
perkara.;-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Para Penggugat mendalilkan bahwa Tergugat III telah melakukan perbuatan melawan
hukum yang diatur dalam pasal 1365 KUH Perdata yang menyatakan "Tiap perbuatan
melanggar hukum yang membawa kerugian yang kepada orang lain yang disebabkan
perbuatannya, mewajibkan orang karena salahnya menerbitkan kerugian orang itu,
mengganti kerugian tersebut ";--------------------------------------------------------------------------
Ketentuan pasal 1365 KUHP Perdata menegaskan bahwa agar suatu perbuatan dapat
dipandang sebagai perbuatan melawan hukum maka harus dipenuhi unsur-unsur
sebagai berikut :---------------------------------------------------------------------------------------------
1. Perbuatan melawan hukum ;------------------------------------------------------------------------
Yaitu suatu perbuatan yang melawan atau melanggar hak subjektif orang lain atau
yang bertentangan dengan kewajiban hukum dari si pembuat sendiri yang telah di
atur dalam undang-undang.;-------------------------------------------------------------------------
2. Harus ada kesalahan, yang dapat diukur secara objektif dan subjektif;------------------
Objektif yaitu dengan dibuktikan bahwa dalam keadaan seperti itu manusia normal
dapat menduga kemungkinan timbulnya akibat dan kemungkinan ini akan
mencegah manusia yang baik untuk berbuat atau tidak berbuat ;-------------------------
3. Harus ada kerugian yang ditimbulkan ;-----------------------------------------------------------
Artinya bahwa kerugian yang disebabkan oleh perbuatan melawan hukum dapat
berupa kerugian materiil maupun kerugian imateriil.;-----------------------------------------
- Kerugian materiil adalah kerugian yang nyata-nyata diderita dan keuntungan
yang seharusnya dapat diperoleh ;------------------------------------------------------------
- Kerugian imateriil adalah kerugian yang bersifat keadaan batin seperti
ketakutan dan kehilangan perasaan nyaman.;---------------------------------------------
4. Harus ada hubungan kausal antara perbuatan dengan kerugian yang
ditimbulkannya. Unsur-unsur tersebut bersifat kumulatif, sehingga apabila salah
satu unsur tidak terpenuhi maka tidak dapat di kualifikasikan sebagai perbuatan
melawan hukum.;---------------------------------------------------------------------------------------
Terhadap dalil para penggugat terebut yang dalam perkara ini yang menyatakan
bahwa Tergugat III sebagai Penyelengara Negara tidak membuat suatu kebijakan
untuk mengatasi kemacetan di DKI Jakarta sehingga dapat dikategorikan sebagai
perbuatan melawan hukum maka terlebih dahulu akan kami uraikan hal-hal sebagai
berikut:---------------------------------------------------------------------------------------------------------
57
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idDKI JAKARTA SEBAGAI DAERAH OTONOM ;--------------------------------------------------
- Berdasarkan pasal 1 angka 2 Undang-undang No. 29 tahun 2007 tentang
Pemerintahan Daerah Provinsi Tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta Sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia, disebutkan
" Daerah Khusus Ibukota Jakarta adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan
oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan
prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945". ( Bukti P-
III.9);-------------------------------------------------------------------------------------------------------
- Bahwa yang dimaksud daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia. (Vide pasal 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ) ;----------------
- Sebagai daerah otonom DKI Jakarta mempunyai hak, wewenang dan kewajiban
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan untuk kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.;----------------
KEWENANGAN PEMERINTAH DKI JAKARTA SEBAGAI DAERAH OTONOM ;-------
- Adapun kewenangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Sebagai Ibukota Negara
Kesatuan Republik Indonesia, Meliputi Penetapan Dan Pelaksanaan Kebijakan
Dalam Bidang:-------------------------------------------------------------------------------------------
a. Tata Ruang, Sumber Daya Alam, Dan Lingkungan Hidup;-----------------------------
b. Pengendalian Penduduk Dan Permukiman;------------------------------------------------
c. Transportasi;----------------------------------------------------------------------------------------
d. Industri Dan Perdagangan; Dan ;--------------------------------------------------------------
e. Pariwisata ;------------------------------------------------------------------------------------------
(Vide Pasal 26 (4) Undang- Undang Nomor 29 Tahun 2007 Tentang
Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Ibukota Negara
Kesatuan Republik Indonesia ). ( Bukti P.III.10 ) ;------------------------------
- Bahwa sistem transportasi bertujuan untuk mewujudkan keamanan, keselamatan,
ketertiban, dan kelancaran berlalu lintas dan Angkutan Jalan dan agar dapat
mendukung pembangunan ekonomi serta pengembangan wilayah propinsi DKI
58
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idJakarta maka harus selaras dengan kebijakan yang dilakukan oleh masing-masing
instansi pembina sesuai tugas pokok dan fungsinya yang meliputi :----------------------
a. urusan pemerintahan di bidang Jalan, oleh kementerian negara yang
bertanggung jawab di bidang Jalan;----------------------------------------------------------
b. urusan pemerintahan di bidang sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, oleh kementerian negara yang bertanggung jawab di bidang
sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;---------------------------------
c. urusan pemerintahan di bidang pengembangan industri Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, oleh kementerian negara yang bertanggung jawab di bidang
industri;-----------------------------------------------------------------------------------------------
d. urusan pemerintahan di bidang pengembangan teknologi Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, oleh kementerian negara yang bertanggung jawab di bidang
pengembangan teknologi; dan ;----------------------------------------------------------------
e. urusan pemerintahan di bidang Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor
dan Pengemudi, Penegakan Hukum, Operasional Manajemen dan Rekayasa
Lalu Lintas, serta pendidikan berlalu lintas, oleh Kepolisian Negara Republik
Indonesia.;-------------------------------------------------------------------------------------------
( Vide pasal 5 ayat (3) Undang-undang nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan) ;--------------------------------------------------------------------
Dalam hal pelaksanaan kebijakan di bidang transportasi yang lebih menitikberatkan
pada penyelengaraan lalu lintas dan angkutan jalan Pemerintah DKI Jakarta telah
mengeluarkan beberapa kebijakan, antara lain :-----------------------
• Pelaksanaan pembatasan kendaraan penumpang dalam kendaraan pribadi
pada jalan protokol tertentu dan jam tertentu yang dikenal dengan kebijakan
three in
one.;----------------------------------------------------------------------------------------
• Pengoperasian busway sebagai angkutan umum massal yang lebih aman,
nyaman, cepat dan dengan biaya yang relatif
terjangkau.;-----------------------------
• Saat ini mulai dilaksanakan pembangunan mega proyek subway (MRT).
Sebagai tahap awal, saat ini telah dimulai pelaksanaan pembangunan jalur
Lebak Bulus- Dukuh Atas. Proyek ini didukung penuh oleh Pemerintah
Pusat dan diharapkan berjalan tahun
2016.;--------------------------------------------------------
59
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Pembangunan proyek monorail yang sempat terhenti, akan segera
dilanjutkan. Saat ini kelanjutan proyek tersebut sedang dibicarakan kembali
dengan pihak-pihak
kontraktor.;-----------------------------------------------------------------------------------
• Pengoperasian dan penambahan gerbong kereta api dalam kota yang
terintegrasi dengan halte dan feeder-feeder busway untuk memberi
kemudahan pelayanan bagi para pengguna jasa angkutan agar tiba tepat
waktu atau setidak-tidaknya lebih cepat ke tempat tujuan, dengan biaya
yang relatif
terjangkau.;--------------------------------------------------------------------------------------
----
• Sedang menggagas penerapan kebijakan Electronic Road Pricing (ERP)
pada kendaraan yang melewati jalan protokol tertentu. Tujuannya hampir
sama dengan kebijakan three in one, yaitu membatasi jumlah kendaraan
pribadi yang selama ini menjadi sumber kemacetan,Untuk membatasi
banyaknya kendaraan di jalan, sedang dikaji pula upaya pembatasan usia
kendaraan seperti yang diterapkan di kota-kota lain di
dunia.;---------------------------------------------------------
• Pertumbuhan pesat sepeda motor juga sedang dalam pantauan untuk
mempertimbangkan kebijakan pembatasan sepeda motor memasuki jalan-
jalan protokol. Besarnya jumlah sepeda motor yang berada di jalan-jalan
Ibukota, selain menjadi sumber kemacetan, kesemrawutan dan pelanggaran
berlalu lintas, juga merupakan sumber potensial pelepasan gas buang yang
mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan warga
Jakarta.;---------------
• Untuk mengurangi tingkat emisi udara akibat gas buang, menerapkan
program car free day secara bergilir di seluruh wilayah Ibukota dua kali
dalam sebulan, uji emisi kendaraan bermotor, pengoperasian kendaraan
umum berbahan bakar gas termasuk kendaraan
busway.;----------------------------------------------------
• Pembangunan fly over dan underpass pada simpang-simpang rawan
kemacetan seperti di Fly Over Bandengan, Antasari-Blok M, Kampung
Melayu-Tanah Abang. Kebijakan ini disinergikan dengan upaya penataan
jalur-jalur lalu lintas dan peremajaan serta pemutakhiran teknologi lampu
ialu lintas, sedangkan program memperpanjang ruas jalan tetap diupayakan,
60
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
meskipun
sulit.;----------------------------------------------------------------------------------------------
-----
• Tak henti-hentinya melaksanakan program sosialisasi untuk meningkatkan
kesadaran, kepatuhan dan ketaatan masyarakat dalam berlalu lintas, juga
bekerjasama membentuk Satgas Kemacetan yang membantu mengurai
kemacetan.;-------------------------------------------------------------------------------------
----
• Pengurangan Parkir on the street dan pembatasan mobil angkutan berat di
jalan
tol.;----------------------------------------------------------------------------------------------
Dari apa yang kami uraikan tersebut diatas dapat diketahui bahwa DKI Jakarta
sebagai daerah otonom mempunyai kewenangan penuh untuk menetapkan dan
melaksanakan kebijakan di bidang tata ruang, lingkungan hidup dan transportasi
dalam rangka pelaksanaan penyelenggaraan lalu lintas yang dalam hal ini adalah
untuk mengatasi kemacetan sebagaimana petitum para penggugat, pelaksanaan
penyelengaraan lalu lintas tersebut bertujuan untuk mengetahui keadaan keamanan,
keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan.;-------------------
Sedangkan Tergugat III sebagai Penyelenggara Negara tidak mempunyai
kewenangan untuk menggeluarkan suatu kebijakan yang terkait dengan kemacetan di
Propinsi DKI Jakarta karena secara ketatanegaraan Tergugat III terikat pada prinsip -
prinsip otonomi yang merupakan hak dan wewenang dan juga kewajiban daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.;----------------------------------------------------------------------------------
Tidak ada alasan yang logis menurut hukum mengaitkan Tergugat III atas
permasalahan kemacetan yang terjadi di sebagian ruas jalan di DKI Jakarta, secara
umum pelaksanaan tanggung jawab Kegiatan manajemen dan rekayasa lalu lintas
merupakan tanggung jawab:-----------------------------------------------------------------------------
a. Menteri yang bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana lalu lintas dan
angkutan jalan untuk jalan nasional;---------------------------------------------------------------
b. Menteri yang bertanggung jawab di bidang jalan untuk jalan nasional;------------------
c. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk jalan nasional, provinsi
kabupaten/kota dan desa;----------------------------------------------------------------------------
d. Gubernur untuk jalan provinsi;----------------------------------------------------------------------
61
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.ide. Bupati untuk jalan kabupaten dan jalan desa; dan ;-------------------------------------------
f. Walikota untuk jalan kota.;---------------------------------------------------------------------------
( Vide pasal 2 Undang-undang Nomor 32 tahun 2011 tentang Manjemen dan
Rekayasa, Analisis Dampak serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas) ;---------------
Selain itu para penggugat tidak dapat menguraikan unsur-unsur perbuatan melawan
hukum sebagaimana yang diatur dalam pasal 1365 KUHPerdata sehingga dengan
tidak dipenuhinya unsur-unsur perbuatan melawan hukum tersebut maka sudah dapat
dipastikan bahwa Tergugat III sebagai Penyelenggara negara TIDAK MELAKUKAN
PERBUATAN MELAWAN HUKUM, dengan demikian sudah sepantasnya Majelis
Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a qou menolak gugatan para
penggugat seluruhnya.;-----------------------------------------------------------------------------------
Berdasarkan uraian kami tersebut diatas. bersama ini perkenankaniah Tergugat
III mengajukan permohonan agar Yang Terhormat Majelis Hakim yang memeriksa dan
mengadili perkara ini berkenan untuk memberikan putusan dengan amar sebagai
berikut:---------------------------------------------------------------------------------------------------------
PRIMAR: -----------------------------------------------------------------------------------------------------
DALAM EKSEPSI:-----------------------------------------------------------------------------------------
1. Menerima Eksepsi yang diajukan oleh Tergugat III ;------------------------------------------
2. Menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak berwenang untuk memeriksa
dan mengadili perkara a quo.;-----------------------------------------------------------------------
3. Menyatakan Gugatan Penggugat tidak dapat diterima ;--------------------------------------
DALAM POKOK PERKARA:----------------------------------------------------------------------------
1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya;-----------------------------------------------
2. Menyatakan Tergugat III tidak melakukan Perbuatan Melawan Hukum;-----------------
3. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara ;-----------------------------------
SUBSIDAIR ;-------------------------------------------------------------------------------------------------
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex
aequo et bono) ;---------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut, Kuasa Turut Tergugat-
III telah mengajukan eksepsi didalam jawaban tanggal 17 Oktober 2012 yang pada
pokoknya telah mengemukakan hal – hal sebagai berikut :-------------------------------------
62
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 62
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idI. DALAM EKSEPSI ;------------------------------------------------------------------------------------
A. MAJELIS HAKIM PENGADILAN NEGERI JAKARTA PUSAT YANG
MEMERIKSA DAN MENGADILI PERKARA A QUO TIDAK BERWENANG
MEMERIKSA DAN MENGADILI PERKARA AQUO/KOPETENSI ABSOLUT ;--
Bahwa gugatan yang diajukan oleh Penggugat pada pokoknya menerangkan
yang menjadi dasar gugatan Penggugat adalah mengenai kebijakan yang harus
dikeluarkan oleh Para Tergugat untuk mengatasi kemacetan yang terjadi di
Provinsi DKI Jakarta, sebagaimana dikemukakan oleh Penggugat dalam angka
14 Surat Gugatan yang menyatakan :--------------------------------------
"Bahwa daripada memilih diam dan tidak melakukan apapun, sesungguhnya
ada beberapa pilihan kebijakan yang dapat diambiI oleh Tergugat I dan
Tergugat II...";----------------------------------------------------------------------------------
Selanjutnya dalam Penggugat dalam petitumnya angka 5 meminta :-----------
"Menghukum Tergugat I, Tergugat II, dan Tergugat III mengeluarkan
kebijakan...";-----------------------------------------------------------------------------------
Bahwa kebijakan/kuputusan yang diminta oleh Penggugat agar dikeluarkan
oleh Para Tergugat masuk ke dalam rumusan Pasal 1 angka 3 Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara (UU PTUN) yakni penetapan tertulis yang
dikeluarkan oleh Badan/Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan
hukum tata usaha negara yang bersifat konkrit, individual dan final sehingga
menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum.;---------------------
Bahwa berdasarkan Pasal 3 ayat (1) UU PTUN menerangkan Badan atau
Pejabat Tata Usaha Negara yang tidak mengeluarkan keputusan sedangkan itu
menjadi kewajibannya maka hal tersebut disamakan dengan Keputusan Tata
Usaha Negara.;-------------------------------------------------------------------------------------
Bahwa oleh karena yang menjadi pokok gugatan Penggugat sebagaimana telah
diuraikan oleh Tergugat I di atas adalah sengketa tata usaha negara, maka
berdasarkan Pasal 4 UU PTUN yang menyebutkan "Peradilan Tata Usaha
Negara adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat
pencari keadilan terhadap sengketa Tata Usaha Negara”, Pengadilan yang
berwenang untuk memeriksa dan mengadili perkara a quo adalah Pengadilan
Tata Usaha Negara dan bukan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.;------------------
63
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 63
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa sesuai Yurusprudensi Mahkamah Agung Nomor 620 K/Pdt/1999 tanggal
29 Desember 1999, bila yang digugat adalah Badan atau PejabatTata Usaha
Negara dan obyek gugatan menyangkut perbuatan yang menjadi wewenang
pejabat tersebut, maka yang berwenang mengadili perkara tersebut adalah
Peradilan Tata Usaha Negara bukan wewenang peradilan negeri.;------------------
Bahwa berdasarkan Pasal 134 HIR dan Pasal 132 Rv, maka mohon agar
Majelis Hakim pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili
perkara aquo menyatakan tidak berwenang mengadili perkara aquo dan
menyatakan Gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima (niet on vankelijk
verklaard);--------------------------------------------------------------------------------------------
B. TURUT TERGUGAT TIDAK MEMPUNYAI HUBUNGAN HUKUM DENGAN
PARA PENGGUGAT.;---------------------------------------------------------------------------
Bahwa dari seluruh uraian dalil Gugatan Para Penggugat, dimana Para
Penggugat dengan panjang lebar membahas masalah kemacetan di Jakarta
dan dampaknya bagi Para Penggugat, namun Para Penggugat tidak bisa
menjelaskan alasan ataupun menerangkan keterlibatan Turut Tergugat III yang
menyebabkan terjadinya kemacetan di Jakarta.;------------------------------------------
Bahwa seharusnya Para Penggugat dapat menjelaskan adanya hubungan
hukum antara Para Penggugat dengan Turut Tergugat III yang menyebabkan
terjadinya kemacetan di Jakarta. Bahwa segala kebijakan mengenai kemacetan
di Jakarta adalah menjadi kewenangan dari Tergugat I, II dan III. Turut
Tergugat III adalah partai politik yang tidak mempunyai kewenangan dalam
mengatur dan menentukan kebijakan masalah kemacetan di Jakarta.;-------------
Maka dengan demikian antara Para Penggugat dengan Turut Tergugat III tidak
terdapat hubungan hukum dan sudah seharusnya Turut Tergugat III dikeluarkan
sebagai Pihak dalam perkara aquo.;------------------------------------------
C. GUGATAN PARA PENGGUGAT PENGGUGAT TIDAK TERANG DAN TIDAK
JELAS (OBSCUUR LIBEL) ;-------------------------------------------------------------------
Bahwa Gugatan Penggugat tidak jelas dan kabur (obscuur libel), sebab antara
Posita dengan Petitum tidak sejalan dan saling bertentangan, hal ini tidak dapat
dibenarkan menurut hukum acara karena keduanya mempunyai relevansi yang
sangat erat kaitannya dan merupakan mata rantai yang saling terkait dan saling
64
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 64
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
melengkapi serta merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan antara satu
dengan yang lain;--------------------------------------------------
Bahwa didalam posita gugatannya pada poin 1 sampai dengan 15, Para
Penggugat tidak mendalilkan perbuatan Turut Tergugat III yang mana yang
menyebabkan terjadinya kemacetan di Jakarta. Namun didalam petitum pada
point 3 menyatakan Turut Tergugat III telah melakukan perbuatan melawan
hukum. Pada petitum poin 4 Para Penggugat menyatakan bahwa Turut
Tergugat III telah lalai dalam melindungi Hak Asasi Penggugat termasuk Hak
Asasi warga Jakarta. Pada petitum point 6 para Penggugat meminta agar Turut
Tergugat III meminta maaf secara tertulis kepada Para Penggugat dan pada
petitum poit 7 meminta agar Turut Tergugat III membayar biaya perkara aquo.;-
Bahwa seharusnya apa yang diminta dalam petitum Para Penggugat tersebut
terlebih dahulu harus diuraikan dalam posita Gugatan Para Penggugat. Dalam
perkara aquo Para Penggugat tidak dapat menguraikan dalam posita
gugatannya perbuatan melawan hukum apa yang telah dilakukan oleh Turut
Tergugat III yang menyebabkan terjadinya kerugian pada diri Para Penggugat.
Bahwa dengan tidak diuraikannya tentang perbuatan melawan hukum yang
dilakukan oleh Turut tergugat III dalam posita gugatan Para Penggugat, maka
Gugatan Para Penggugat menjadi tidak jelas/kabur atau obscuur libel.;------------
Bahwa berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan
bahwa Gugatan Para Penggugat tidak jelas/kabur atau obscuur libel sehingga
sudah seharusnya gugatan tidak dapat diterima (niet on vankelijk verklaard).;---
Maka berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, Tergugat mohon dengan hormat
kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa dan
mengadili perkara aquo agar berkenan memberikan Putusan Sela sebagai berikut:-----
1. Menerima dan mengabulkan Eksepsi TURUT TERGUGAT III untuk
seluruhnya;------------------------------------------------------------------------------------------
2. Menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak berwenang memeriksa dan
mengadili Perkara aquo;-------------------------------------------------------------------------
3. Menyatakan Gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima (Niet on
vankelijkverklaard);--------------------------------------------------------------------------------
4. Menghukum Para Penggugat untuk membayar seluruh biaya dalam perkara
ini.;-----------------------------------------------------------------------------------------------------
65
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 65
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idII. DALAM POKOK PERKARA ;----------------------------------------------------------------------
1. Bahwa guna menghindari pengulangan yang tidak perlu mohon agar dalil-dalil
yang telah dikemukakan oleh Turut Tergugat III dalam bagian Eksepsi diatas
dimasukkan dan dipergunakan kembali serta dianggap merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan dalam pokok perkara ini;-----------------------------
2. Bahwa TURUT TERGUGAT III tidak akan menanggapi pokok perkara secara
rinci, karena antara Turut Tergugat III tidak ada hubungan hukum dengan Para
Penggugat. Bahwa dalam posita gugatan Para Penggugat tidak ada satupun
dalil yang menyatakan ataupun menyebut kebijakan Turut Tergugat III telah
melakukan perbuatan melawan hukum, sehingga menyebabkan kerugian
terhadap Para Penggugat;-----------------------------------------------------------------------
3. Bahwa semua dalil Gugatan Para Penggugat dalam Gugatannya yang
menyatakan bahwa kebijakan Tergugat I, II dan III menyebabkan kemacetan di
DKI Jakarta tidak ada kaitannya dengan kebijakan Turut Tergugat. Para
Penggugat tidak bisa memnyebutkan kebijakan Turut Tergugat III yang
menyebabkan terjadinya kemacetan di Jakarta. Maka dari itu Turut Tergugat
menolak dengan tegas Petitum Para Penggugat dalam point 3, 4,6 dan 7.;-------
Maka berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, jelas dalil-dalil dan tuntutan
Penggugat adalah tidak benar dan tidak berdasarkan atas hukum, oleh karenanya
Tergugat mohon dengan hormat kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat yang memeriksa dan mengadili perkara aquo agar berkenan memberikan
putusan sebagai berikut:----------------------------------------------------------------------------------
I. DALAM EKSEPSI ;------------------------------------------------------------------------------------
1. Menerima dan mengabulkan Eksepsi Turut Tergugat III untuk seluruhnya;--------
2. Menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak berwenang memeriksa dan
mengadili Perkara aquo;-------------------------------------------------------------------------
3. Mengeluarkan Turut tergugat III sebagai Pihak dalam perkara ini;-------------------
4. Menyatakan Gugatan Para Penggugat kabur (obscuur libel) ;-------------------------
5. Menyatakan Gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima (Niet on
vankelijkverklaard);--------------------------------------------------------------------------------
6. Menghukum Para Penggugat untuk membayar seluruh biaya dalam perkara
ini.;-----------------------------------------------------------------------------------------------------
II. DALAM POKOK PERKARA ;----------------------------------------------------------------------
66
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 66
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id1. Menolak Gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya
menyatakan gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima.;---------------------------
2. Menghukum Para Penggugat untuk membayar seluruh biaya dalam perkara
ini.;-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain,. mohon putusan yang seadil-adilnya (ex
aequo et bono) ;---------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa kemudian Para Penggugat menyampaikan Repliknya atas
Tanggapan legal Standing Tergugat-I dan Tergugat-III dalam persidangan tertanggal
05 Juni 2012 dan Replik atas Jawaban Tergugat-I, Tergugat-III dan Turut Tergugat-III
tertanggal 31 Oktober 2012 .; ---------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa pihak Kuasa Tergugat-I, Kuasa Tergugat-III dan Kuasa
Turut Tergugat-III telah menyampaikan Dupliknya yang disampaikan dalam
persidangan masing-masing tertanggal 14 Nopember 2012 ; ---------------------------------
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil-dalil gugatannya Para Penggugat
telah mengajukan bukti tertulis yang diberi tanda P-1 sampai dengan P-5 yang telah
dibubuhi materai secukupnya dan telah pula dicocokan dengan aslinya berupa :---------
1. Bukti P-1 : Fotocopy Pendapat Dr.Susanti Adi Nugroho, SH dan Dr Isrok,
SH.MS, sehubungan dengan Gugatan warganegara (Citizen
Lawsuit);--------------------------------------------------------------------------------
2. Bukti P - 2 : Foto Foto Kemacetan di Jakarta;-------------------------------------------------
3. Bukti P - 3 : Fotocopy Data dari DITLANTAS POLDA METRO JAYA terkait:---------
- Pertumbuhan serta Jumlah kendaraan di DKI Jakarta ;---------------
- Titik titik atau Lokasi-Lokasi Kemacetan di DKI Jakarta ;--------------
- jam jam terjadinya kemacetan di DKI Jakarta dan ;---------------------
- Jumlah Personil Polisi yang mengatur kemacetan di DKI Jakarta ;-
Bukti P - 4 : Fotocopy News pada Website Lex Regis Agustinus Dawarja &
Partners;--------------------------------------------------------------------------------
• Group Facebook Ayo Dukung Jakarta, bebas Macet ;----------------
• Berita Kompas.com yang berjudul “Pemprov dan DPRD DKI Digugat
tertanggal 31 Januari 2012 ;---------------------------------------
• Berita Tribun Pontianak berjudul Advokat Gugat Pemerintah DKI tertanggal
31 Januari 2012 ;--------------------------------------------------
67
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 67
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id5. Bukti P - 5 : Fotocopy Kumpulan Berita Antara lain:-----------------------------------------
• Berita Detik Finance ;-----------------------------------------------------------
Berjudul “Pengusaha Khawatir Macet Bikin Stress Karyawan,
Produktivitas Turun tertanggal 26 Oktober 2010 ;-----------------------
• Detik Finance, tanggal 27 Agustus 2012 berjudul:----------------------
- Jakarta Macet Rp. 12 triliun Per tahun Menguap di Jalan ;-------
- MRT dan Monorel Jakarta harusnya sudah terbangun 20
Tahun lalu ;--------------------------------------------------------------------
- Jakarta terancam Macet Total 2014 ;----------------------------------
• Berita Meteronews.com Berjudul:--------------------------------------------
Macet makin Parah, Warga Jakarta Yang Stress Meningkat
tertanggal 20 Maret 2012 ;-----------------------------------------------------
• Berita Kompas.com tanggal 4 Oktober 2012 berjudul PR 100 Hari
Jokowi Atasi Kemacetan ;-----------------------------------------------------
Menimbang, bahwa Kuasa Tergugat-I untuk mendukung dalil-dalil bantahannya
telah mengajukan surat bukti terhadap Legal Standing telah dibubuhi materai
secukupnya dan telah pula dicocokan dengan aslinya, yang diberi tanda Bukti TI-1 s/d
Bukti TI-3 berupa ;------------------------------------------------------------------------------------------
1. Bukti TI-1 : Fotocopy Buku Class Action & Citizen Lawsuit, Laporan Penelitian,
terbitan Mahkamah Agung RI Tahun 2009;------------------------------------
2. Bukti TI-2 : Fotocopy copy Putusan Nomor 145/Pdt.G/2009/PN.JKT.PST;-----------
3. Bukti TI-3 : Foto copy Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu Lintas
dan Angkutan jalan;------------------------------------------------------------------
4. Bukti TI-4 : Fotocopy Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pajak
Kendaraaan Bermotor ;-------------------------------------------------------------
5. Bukti TI-5 : Fotocopy Peraturan daerah Nomor 5 Tahun 2012 tentang
Perparkiran ;---------------------------------------------------------------------------
6. Bukti TI-6 : Peraturan Gubernur Nomor 120 Tahun 2012 tentang biaya Parkir
pada Penyelenggaraan Fasilitas Parkir untuk umum di luar Badan
jalan ;------------------------------------------------------------------------------------
7. Bukti TI-7 : Fotocopy Laporan tahunan 2011 Satuan Polisi Pamong Praja
Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2011 ;---------------------------------
68
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 68
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id8. Bukti TI-8 : Fotocopy Peraturan Gubernur Nomor 80 Tahun 2009 tentang Lokasi
Sementara Usaha Mikro/Pedagang Kaki Lima di Provinsi daerah
Khusus Ibukota Jakarta ;-----------------------------------------------------------
9. Bukti TI-9 : Fotocopy Surat Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta
kepada Gubernur DKI Jakarta Nomor 290/-1.811.1 tanmggal 20
Januari 2012 tentang usulan Pembatasan Usia Kendaraaan
Angkutan Umum berserta lampirannya berupa Rancangan Peraturan
Gubernur (Papergub) ;--------------------------------------------------------------
10.Bukti TI-10 : Fotocopy Kumpulan Berita Online terkait dengan kebijakan
pembatasan kendaraan oleh Gubernur Provinsi DKI Jakarta yang
baru Joko Widodo ;------------------------------------------------------------------
11.Bukti TI-11 : Fotocopy Peraturan Gubernur Nomor 103 Tahun 2007 tentang Pola
Transportasi makro ;-----------------------------------------------------------------
12.Bukti TI-12 : Fotocopy Nota kesepahaman (Memorandum of Understanding)
antara Kepolisian Daerah Metro Raya dengan Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta tentang Pelaksanaan Penangananan dan
Penanggulangan simpul simpul kemacetan lalu lintas tanggal 28
Desember 2010 ;---------------------------------------------------------------------
13.Bukti TI-13 : Fotocopy Nota kesepahaman (Memorandum of Understanding)
antara Kepolisian Daerah Metro Raya dengan Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta tentang Pelaksanaa Sterelisasi Lajur Busway dan
Penertiban Parkir tanggal 19 November 2010 ;------------------------------
14.Bukti TI-14 : Fotocopy Peraturan Gubernur Nomor 52 Tahun 2011 tentang
pembentukan Organisasi dan tata kerja Unit Pengelola Transjakarta
Busway ;--------------------------------------------------------------------------------
15.Bukti TI-15 : Fotocopy Daerah Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan Badan
Usaha Milik Daerah (BUMD) Perseroan terbatas (PT) MRT Jakarta;---
16.Bukti TI-16 : Fotocopy Peraturan Gubernur Nomor 122 Tahun 2011 tentang
Penguasaan Perencanaan/Peruntukan Bidang tanah untuk
Pelaksanaan Pembangunan jalan Layang dari Blok M sampai dengan
Jalan Antasari, Kota Administrasi jakarta Selatan ;--------------
17.Bukti TI-17 : Fotocopy Peraturan Gubernur Nomor 121 Tahun 2011 tentang
Penguasaan Perencanaan/Peruntukan Bidang tanah untuk
Pelaksanaan Pembangunan jalan Layang dari Kampung Melayu
sampai dengan Tanah Abang ;---------------------------------------------------
69
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 69
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id18.Bukti TI-18 : 1 (satu) keping VCD Penjelasan Implementasi Pola Transportasi
makro DKI Jakarta 2012 ;----------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa Kuasa Tergugat-III untuk mendukung dalil-dalil
bantahannya mengajukan surat Bukti berupa Bukti TIII-1 s/d Bukti TIII-6 yang telah
dibubuhi materai secukupnya dan telah pula dicocokan dengan aslinya, sebagai
berikut ;-------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Bukti TIII-1 : Foto copy (Algemene Bepalingen Van Wetgeving Voor Indonesia)
Stb 1847: 23) Pasal 20 Jo Pasal 21 AB) ;--------------------------------------
2. Bukti TIII-2 : Foto copy Artikel Prof Sudikno Mertokusumo dalam http://
sudiknoartile.blogspot.com/2008/03/Action-popularis.html ;-------
3. Bukti TIII-3 : Foto copy Buku Class Action & Perbandingannya dengan negara lain
Dr Sisanti Adi Nugroho, SH.MH, Jakarta Kencana 2010 halaman
390-391 ;--------------------------------------------------------------------------------
4. Bukti TIII-4 : Fotocopy Kitab Undang Undang Hukum Perdata Prof R Subekti SH
R Tjitrosudibio Pasal 1917
KUHPerdata ;-----------------------------------------
5. Bukti TIII-5 : Fotocopy Pasal 1 huruf b,c dan d PERMA No 1 tahun 2002 tentang
acara Gugatan Perwakilan Kelompok ;-----------------------------------------
6. Bukti TIII-6 : Fotocopy Hukum acara Perdata lengkap & Praktis HIR,RBg dan
Yurisprudensi Pasal 163 HIR (Herziene Indonesisch Reglement) ;-----
Menimbang, bahwa Kuasa Turut Tergugat-III untuk mendukung dalil-dalil
bantahannya tidak mengajukan surat Bukti ;--------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa dalam perkara ini secara tegas di persidangan Para
Penggugat, Kuasa Tergugat-I dan Kuasa Tergugat-III menyatakan tidak akan
mengajukan saksi-saksi ;---------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa selanjutnya Para Penggugat, Kuasa Tergugat-I, Kuasa
Tergugat-III di persidangan mengajukan kesimpulannya masing-masing tertanggal 30
Januari 2013 yang untuk selengkapnya sebagaimana terlampir dalam berkas perkara
ini ;--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa Para Pihak tidak mengajukan apapun lagi dan akhirnya
mohon putusan ;--------------------------------------------------------------------------------------------
70
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 70
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini, maka segala
sesuatu yang terjadi di persidangan menunjuk pada Berita Acara Sidang dan dianggap
telah termuat dalam putusan ini ;----------------------------------------------------------
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah
sebagaimana diuraikan tersebut di atas.;-------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa majelis hakim pada tanggal 31 Juli 2012 telah menjatuhkan
Putusan Sela dengan amar putusan :-----------------------------------------------------------------
- Menyatakan penggunaan prosedur gugatan warganegara atau Citizen Law
Suit yang diajukan oleh Para Penggugat tersebut adalah sah.;-------------------
- Memerintahkan kepada kedua belah pihak untuk melanjutkan persidangan
perkara ini.;--------------------------------------------------------------------------------------
- Menetapkan biaya perkara ditentukan sampai putusan akhir.;--------------------
Dalam Eksepsi ;--------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa Tergugat I dan Tergugat III dan Turut Tergugat IIII telah
mengajukan eksepsi terhadap gugatan Penggugat. ;---------------------------------------------
Menimbang, bahwa dalam eksepsi Tergugat I dan Tergugat III dan Turut
Tergugat III mengemukakan bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak berwenang
secara absolut mengadili perkara gugatan Penggugat, dengan alasan : dasar gugatan
Penggugat adalah mengenai kebijakan yang harus dikeluarkan oleh Para Tergugat
untuk mengatasi kemacetan yang terjadi di Propinsi DKI Jakarta dalam kedudukannya
sebagai penyelenggara Negara. Tugas pemerintahan yang berkaitan dengan policy /
kebijakan tidak dapat dinilai /tidak tunduk dalam kewenangan mengadili Badan
Peradilan. Lembaga Peradilan termasuk Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak
mempunyai kewenangan untuk menilai atau menguji secara hukum terkait masalah
kemacetan di DKI Jakarta (vide Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No.8383K/
Sip/1970 tanggal 3 Maret 1971 pada intinya menyebutkan bahwa perbuatan kebijakan
penguasa (dalam hal ini Pemerintah RI) tidak termasuk kompetensi pengadilan untuk
menilainya. Selain itu berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung RI (SEMA) No.
71
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 71
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idMA/Pem/0159/77 tanggal 25 Pebruari 1977 yang ditujukan kepada semua Ketua
Pengadilan Tinggi, Pengadilan Negeri dan Hakim di seluruh Indonesia memberikan
petunjuk : “Bahwa kebijakan penguasa tidak termasuk kompetensi pengadilan untuk
menerimanya”.;----------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa gugatan Para Penggugat dalam perkara ini adalah,
gugatan dengan menggunakan mekanisme Citizen Lawsuit. Pengertian Citizen
Lawsuit, adalah suatu hak gugat warga Negara yang pada hakekatnya merupakan
perwujudan akses individu / orang perorangan warga Negara untuk kepentingan
keseluruhan warga Negara atau kepentingan publik, di mana setiap warga Negara
dapat melakukan gugatan terhadap tindakan atau bahkan pembiaran (omisi) oleh
Negara terhadap hak-hak warga Negara dengan mengajukan gugatan di Pengadilan,
guna menuntut agar Penyelenggara Negara melakukan penegakan hukum yang
diwajibkan kepadanya atau untuk memulihkan kerugian publik yang terjadi. Citizen
Lawsuit, memberikan kekuatan kepada warga Negara untuk menggugat pihak tertentu
(privat) yang melanggar undang-undang selain kekuatan kepada warga Negara untuk
menggugat Negara dan lembaga-lembaga yang melakukan pelanggaran undang-
undang atau yang gagal dalam memenuhi kewajibannya, dalam pelaksanaan
(implementasi) undang-undang. Dalam pelaksanaannya di beberapa Negara, warga
Negara yang menjadi penggugat tersebut tidak perlu membuktikan adanya kerugian
langsung yang bersifat riil.;-------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa gugatan dengan mekanisme Citizen Lawsuit merupakan
akses orang perorangan atau warga Negara untuk mengajukan gugatan di Pengadilan
untuk dan atas nama kepentingan keseluruhan warga Negara atau kepentingan public,
untuk melindungi warga Negara dari kemungkinan terjadinya kerugian sebagai akibat
dari tindakan atau pembiaran dari Negara atau otoritas Negara, memberikan kekuatan
kepada warga Negara untuk menggugat Negara dan institusi pemerintah yang
melakukan pelanggaran undang-undang atau yang melakukan kegagalan dalam
memenuhi kewajibannya dalam pelaksanaan (implementasi) undang-undang.;-----------
Menimbang, bahwa berdasarkan pengertian dan pemahaman dari gugatan
Citizen Lawsuit sebagaimana di atas maka eksepsi Tergugat I dan Tergugat III dan
Turut Tergugat III tersebut harus ditolak dan oleh karena itu lembaga peradilan dalan
hal ini Pengadilan Negeri Jakarta pusat secara absolut berwenang memeriksa dan
72
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 72
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idmengadili gugatan melalui mekanisme Citizen Lawsuit yang diajukan oleh Penggugat
a quo, hal mana telah ditegaskan oleh majelis hakim melalui putusan sela yang
dibacakan pada tanggal 31 Juli 2012 ;---------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa selain mengajukan eksepsi tentang kewenangan mengadili
secara absolut, Tergugat I, Tergugat III dan Turut Tergugat III mengajukan eksepsi
lain terhadap gugatan Penggugat, yaitu tentang :-------------------------------------------------
Gugatan Penggugat Tidak Memenuhi Syarat Formil Gugatan Citizen Lawsuit.;----
Menurut Tergugat I dan Tergugat III, Majelis Hakim yang menangani dan
memutus perkara gugatan Citizen Lawsuit menguji terlebih dahulu syarat formil
gugatan Citizen Lawsuit untuk kemudian diperiksa pokok perkaranya. Notifikasi
sebagai syarat formil mengajukan gugatan Citizen Lawsuit, yang harus dipenuhi oleh
Penggugat sebelum mengajukan gugatan dan dilakukan dalam tenggang waktu yang
layak. ;---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa mengenai eksepsi Tergugat tersebut di atas telah diputus
oleh majelis hakim dalam Putusan Sela tertanggal 31 Juli 2012.;-----------------------------
Gugatan Penggugat Kurang Pihak.;----------------------------------------------------------------
Menurut Tergugat, Penggugat dalam gugatannya telah menjadikan data yang
dimiliki Polda Metro Jaya dan data yang dimiliki Dinas Perhubungan Provinsi DKI
Jakarta, sehingga dengan demikian Penggugat mengakui Kepolisian RI c.q. Polda
Metro Jaya dan Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta merupakan lembaga yang
berwenang di bidang lalu lintas dan angkutan jalan, namun Penggugat tidak
menjadikan Kepolisian RI c.q Polda Metro Jaya dan Dinas Perhubungan Provinsi DKI
sebagai pihak (Tergugat) dalam gagatan a quo.;---------------------------------------------------
Gugatan Kabur dan tidak jelas (obscuur libel).;------------------------------------------------
Menurut Tergugat, gugatan Penggugat dalam perkara a quo kabur dan tidak
jelas karena Penggugat tidak menerangkan secara jelas di ruas jalan mana
kemacetan terjadi dan pada waktu kapan kemacetan tersebut terjadi. Perlu diketahui
di Provinsi DKI Jakarta ada ratusan ruas jalan sehingga penjelasan di ruas jalan mana
terjadi kemacetan dan pada waktu kapan kemacetan tersebut terjadi sangat diperlukan
agar penyelesaian perkara a quo terfokus pada ruas jalan yang macet dan pada
waktu / jam tertentu ;-------------------------------------------------------------------------------
Gugatan Premature.;-------------------------------------------------------------------------------------
73
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 73
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menurut Tergugat tindakan Penggugat yang langsung mengajukan gugatan ke
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sangat terburu-buru, pada hal Penggugat tidak
memiliki informasi dan pengetahuan yang cukup di bidang transportasi dan lalu lintas.
Seharusnya di era keterbukaan informasi dewasa ini, Penggugat hendaknya terlebih
dahulu meminta informasi kepada Para Tergugat mengenai upaya apa yang sudah
dilakukan untuk mengatasi permasalahan kemacetan di Provinsi DKI Jakarta,
sebagaimana diatur dalam Pasal 256 ayat (2) UU No.22 Tahun 2009 yang
menyebutkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.;--------------------------------------------------------------------------------------------
Petitum Gugatan bertentangan dengan Posita Gugatan.;-----------------------------------
Menurut Tergugat petitum nomor 6 gugatan Penggugat menuntut agar Para
Tergugat meminta maaf melalui sekurang-kurangnya 2 (dua) media cetak nasional
namun dalam posita gugatan, Penggugat sama sekali tidak menjelaskan mengapa
Para Tergugat harus meminta maaf di media cetak dan apa yang menjadi dasar
hukum Para Tergugat harus meminta maaf di media cetak.;------------------------------------
Bahwa demikian juga dalam petitum nomor 5 gugatan Penggugat menuntut
agar Para Tergugat mengeluarkan kebijakan untuk mengatasi kemacetan di Provinsi
DKI Jakarta namun dalam posita gugatan, Penggugat sama sekali tidak menjelaskan
apa dasar kebijakan tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku di bidang lalu lintas dan angkutan jalan. Penggugat sama sekali tidak
mengetahui kebijakan apa yang yang telah diambil oleh Para Tergugat namun atas
dasar ketidaktahuannya tersebut Penggugat dalam petitum meminta agar Para
Tergugat mengeluarkan kebijakan yang sesungguhnya sudah ada.;-------------------------
TURUT TERGUGAT III TIDAK MEMPUNYAI HUBUNGAN HUKUM DENGAN PARA
PENGGUGAT.;----------------------------------------------------------------------------------------------
Bahwa dari seluruh uraian dalil Gugatan Para Penggugat, dimana Para
Penggugat dengan panjang lebar membahas masalah kemacetan di Jakarta dan
dampaknya bagi Para Penggugat, namun Para Penggugat tidak bisa menjelaskan
alasan ataupun menerangkan keterlibatan Turut Tergugat III yang menyebabkan
terjadinya kemacetan di Jakarta.;-----------------------------------------------------------------------
Bahwa seharusnya Para Penggugat dapat menjelaskan adanya hubungan
hukum antara Para Penggugat dengan Turut Tergugat III yang menyebabkan
terjadinya kemacetan di Jakarta. Bahwa segala kebijakan mengenai kemacetan di
74
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 74
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idJakarta adalah menjadi kewenangan dari Tergugat I, II dan III. Turut Tergugat III
adalah partai politik yang tidak mempunyai kewenangan dalam mengatur dan
menentukan kebijakan masalah kemacetan di Jakarta.;------------------------------------------
Maka dengan demikian antara Para Penggugat dengan Turut Tergugat III tidak
terdapat hubungan hukum dan sudah seharusnya Turut Tergugat III dikeluarkan
sebagai Pihak dalam perkara aquo.;-------------------------------------------------------------------
GUGATAN PARA PENGGUGAT TIDAK TERANG DAN TIDAK JELAS (OBSCUUR
LIBEL).;-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bahwa Gugatan Penggugat tidak jelas dan kabur (obscuur libel), sebab antara
Posita dengan Petitum tidak sejalan dan saling bertentangan, hal ini tidak dapat
dibenarkan menurut hukum acara karena keduanya mempunyai relevansi yang sangat
erat kaitannya dan merupakan mata rantai yang saling terkait dan saling melengkapi
serta merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan antara satu dengan yang lain;-
Bahwa didalam posita gugatannya pada poin 1 sampai dengan 15, Para
Penggugat tidak mendalilkan perbuatan Turut Tergugat III yang mana yang
menyebabkan terjadinya kemacetan di Jakarta. Namun didalam petitum pada point 3
menyatakan Turut Tergugat III telah melakukan perbuatan melawan hukum. Pada
petitum poin 4 Para Penggugat menyatakan bahwa Turut Tergugat III telah lalai dalam
melindungi Hak Asasi Penggugat termasuk Hak Asasi warga Jakarta. Pada petitum
point 6 para Penggugat meminta agar Turut Tergugat III meminta maaf secara tertulis
kepada Para Penggugat dan pada petitum poit 7 meminta agar Turut Tergugat III
membayar biaya perkara aquo.;------------------------------------------------------------------------
Bahwa seharusnya apa yang diminta dalam petitum Para Penggugat tersebut
terlebih dahulu harus diuraikan dalam posita Gugatan Para Penggugat. Dalam perkara
aquo Para Penggugat tidak dapat menguraikan dalam posita gugatannya perbuatan
melawan hukum apa yang telah dilakukan oleh Turut Tergugat III yang menyebabkan
terjadinya kerugian pada diri Para Penggugat. Bahwa dengan tidak diuraikannya
tentang perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Turut tergugat III dalam posita
gugatan Para Penggugat, maka Gugatan Para Penggugat menjadi tidak jelas/kabur
atau obscuur libel.;--------------------------------------------------------------------------
Bahwa berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan
bahwa Gugatan Para Penggugat tidak jelas/kabur atau obscuur libel sehingga sudah
seharusnya gugatan tidak dapat diterima (niet on vankelijk verklaard).;----------------------
75
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 75
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa eksepsi Tergugat tentang Gugatan Kurang Pihak, Gugatan
Kabur dan tidak jelas (obscuur libel), Gugatan Premature, Petitum Gugatan
bertentangan dengan Posita Gugatan, Turut Tergugat III tidak mempunyai hubungan
hukum dengan para Penggugat, dengan alasan sebagaimana diuraikan Tergugat I,
Tergugat III dan Turut Tergugat III tersebut di atas, adalah hal yang perlu dibuktikan
terlebih dahulu, sehingga akan dipertimbangkan bersamaan dengan pemeriksaan
pokok perkara. ;-------------------------------------------------
Menimbang, bahwa oleh karena eksepsi Tergugat tersebut akan
dipertimbangkan bersamaan dengan pemeriksaan pokok perkara a quo, maka eksepsi
Tergugat tersebut dinyatakan ditolak. ;----------------------------------------------------------------
Dalam Pokok Perkara.;----------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa inti pokok gugatan Penggugat adalah :----------------------------
- Bahwa Para Penggugat adalah Warga Negara Republik Indonesia tinggal dan
bekerja di Jakarta.;-------------------------------------------------------------------------------------
- Bahwa Para Penggugat dalam aktifitasnya dalam bekerja mengalami rasa tidak
nyaman karena terjadinya kemacetan pada ruas jalan yang ada di DKI Jakarta,
akibat tidak sebandingnya jumlah kendaraan dengan ruas jalan, yang dapat
mengganggu keselamatan dalam berkendara dan menimbulkan kelelahan,
mengganggu kesehatan fisik dan psikis Para Penggugat, pemborosan penggunaan
bahan bakar kendaraan.;-----------------------------------------------------------
- Penggunaan bahan bakar yang berlebihan akibat kemacetan member keuntungan
kepada Tergugat I (Pemerintah Provinsi DKI Jakarta), karena setiap bahan bakar
yang digunakan untuk kendaraan akan dikenakan pajak (Vide UU No.28 Tahun
2009 tentang Pajak dan Restribusi Daerah).;---------------------------------------------------
- Bahwa fasilitas angkutan umum termasuk Trans Jakarta yang disediakan Tergugat
I untuk mengatasi kemacetan masih sangat sedikit apabila dibandingkan dengan
masyarakat yang menggunakannya.;-------------------------------------------------------------
- Bahwa Para Penggugat yang hendak menggunakan fasilitas angkutan Trans
Jakarta harus menunggu lebih dari 1 (satu) jam untuk mendapat giliran naik ke
dalam angkutan umum tersebut, dan harus berdiri dalam waktu yang sangat lama
di dalam angkutan umum Trans Jakarta karena terbatasnya angkutan umum dan
macetnya jalan.;----------------------------------------------------------------------------------------
76
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 76
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id- Bahwa Tergugat I, Tergugat II (DPRD DKI Jakarta) dan Tergugat III (Negara RI
c.q. Pemerintah RI c.q. Presiden RI) sebagai Penyelenggara Negara, menurut
ketentuan UUD 1945 harus dapat menjamin hak-hak warga Negara termasuk
untuk mendapatkan rasa aman dan nyaman. Meskipun memiliki otoritas sebagai
Penyelenggara Negara, Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III tidak
mengeluarkan suatu kebijakan untuk mengatasi kemacetan di DKI Jakarta, oleh
karena itu para Tergugat tersebut telah melakukan perbuatan melawan hukum
karena merugikan hak-hak asasi Para Penggugat sebagai warga Negara.;------------
- Bahwa Para Turut Tergugat (Para Politik yang mendapat / pemegang amanah
rakyat) hanya berdiam diri, tidak melakukan usaha apapun dalam memperjuangkan
bebasnya Jakarta dari kemacetan yang membawa kerugian bagi warga Negara
yang berada di DKI Jakarta.;-----------------------------------------------------
Menimbang, bahwa Tergugat I dalam jawabannya telah membantah dalil
Penggugat dengan mengemukakan hal sebagai berikut :----------------------------------------
- Bahwa gugatan melalui mekanisme Citizen Lawsuit yang diajukan Penggugat
mengenai kemacetan di Provinsi DKI Jakarta mengandaikan Tergugat I selaku
penyelenggara kepentingan umum dan masyarakat di DKI bersikap diam atau tidak
melakukan usaha memperjuangkan kepentingan atau persoalan yang merugikan
warga Negara khususnya yang berada di wilayah Provinsi DKI Jakarta, sementara
Penggugat sama sekali tidak mampu memberikan bukti jika Negara atau
pemerintah diam atau tidak melakukan tindakan untuk mengatasi masalah
kemacetan tersebut.;----------------------------------------------------------------------------------
- Bahwa tidak benar dalil Penggugat tentang Tergugat I bersikap diam dan tidak
melakukan upaya dalam mengatasi kemacetan di Provinsi DKI Jakarta. Justru
Tergugat I telah melakukan upaya-upaya untuk mengatasi kemacetan dengan
memperbaiki dan membangun jalur bus Trans Jakarta, membangun jalan layang
non tol, membangun Mass Rapid Transit (MRT) dan lain sebagainya.;------------------
- Bahwa Penggugat menggunakan mekanisme Citizen Lawsuit menggugat tanggung
jawab Penyelenggara Negara atas kelalaian dalam memenuhi hak-hak warga
Negara, dan kelalaian tersebut didalilkan sebagai Perbuatan Melawan Hukum.
Penggugat dalam gugatannya sama sekali tidak menguraikan unsur-unsur
perbuatan melawan hukum secara terperinci berdasarkan Pasal 1365 KUHPerdata
yang dilakukan oleh Tergugat I ;--------------------------------------------------------------------
77
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 77
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id- Bahwa tentang petitum angka 5 gugatan Penggugat yang menuntut agar Tergugat
I s/d Tergugat III mengeluarkan kebijakan dengan segera untuk mengatasi
kemacetan di DKI Jakarta antara lain menambah jumlah angkutan umum,
menunjukkan kurangnya pengetahuan Penggugat akan pelaksanaan penyediaan
dan penyelenggaraan angkutan umum.;---------------------------------------------------------
- Bahwa angkutan umum yang ada saat ini dikelola dan disediakan oleh swasta
yang tergabung dalam wadah Organisasi Angkutan Darat (ORGANDA) yang
dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Darat, Pos,
Telekomunikasi dan Pariwisata No.L.25/1/18/1963 tanggal 17 Juni 1963, sejalan
dengan UU No.22 Tahun 2009 yang menyebutkan : “Perusahaan Angkutan Umum
adalah badan hukum yang menyediakan jasa angkutan orang dan / atau barang
dengan kenderaan bermotor umum. Fungsi pemerintah adalah, sebagai regulator.
Pengaturan masalah trayek kendaraan umum yang melampaui batas provinsi
ditentukan oleh Menteri yang bertanggungjawab di bidang sarana dan prasarana
lalu lintas dan angkutan jalan, sedangkan trayek dalam provinsi ditentukan oleh
gubernur (Pasal 176 UU No.22 Tahun 2009).;--------------------------------------------------
- Bahwa untuk melayani masyarakat di wilayah Provinsi DKI Jakarta, Tergugat I
telah menyediakan angkutan umum massal berupa Trans Jakarta yang sudah
beroperasi melayani warga Jakarta, angkutan massal kereta bekerja sama dengan
PT. Kereta Api Indonesia dan Mass Rapid Transit (MRT) yang dimulai dibangun
pada tahun 2012.;--------------------------------------------------------------------------------------
- Bahwa kebijakan mengenai kenaikan Pajak kenderaan bermotor telah dilakukan
oleh Tergugat I dengan menerapkan tarif Pajak Progresif atas kenderaan bermotor
sesuai dengan Peraturan Daerah No.8 Tahun 2010 tentang Pajak Kenderaan
Bermotor, yaitu kenaikan pembayaran pajak kenderaan bermotor untuk kenderaan
kedua, ketiga dan seterusnya.;---------------------------------------------------------------------
- Bahwa kebijakan untuk menaikan Tarif Parkir telah dilakukan oleh Tergugat I.
Peraturan Daerah No.5 Tahun 1999 tentang Perparkiran sedang dilakukan
perubahan dan dalam pembahasan bersama dengan Dewan Perawakilan Rakyat
Daerah (DPRD) Provinsi DKI Jakarta.;-----------------------------------------------------------
- Bahwa kebijakan untuk menertibkan parker liar telah dilakukan Tergugat I
bekerjasama dengan Kepolisian Negara RI. Dari data yang ada pada Dinas
Perhubungan Provinsi DKI Jakarta selama periode Januari 2012 – Desember 2012
telah ada ratusan kenderaan yang telah ditertibkan oleh Dinas Perhubungan
Provinsi DKI Jakarta dan Kepolisian Negara RI. Telah juga diadakan
78
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 78
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idpenandatangan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) antara
Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya dengan Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta tentang Pelaksanaan Sterilisasi Lajur Busway dan Penertiban Parkir
tanggal 19 November 2010.;------------------------------------------------------------------------
- Bahwa kebijakan untuk menetibkan pedagang kaki lima untuk berjualan di trotoar
dan pinggit-pinggir jalan utama telah dilakukan Tergugat I melalui Satua Polisi
Pamong Praja Provinsi DKI Jakarta selaku Penegak Peraturan Daerah. Selama
tahun 2008 – 2011 telah banyak pedagang kaki lima yang ditertibkan.;-----------------
- Bahwa kebijakan untuk melarang angkutan umum untuk berhenti (ngetem) di
pinggir jalan telah dilakukan Tergugat I bekerjasama dengan Kepolisian Negara RI
karena kewenangan untuk melakukan penindakan pelanggaran lalu lintas ada
pada Kepolisian Negara RI sesuai dengan UU No. 22 Tahun 2009 Pasal 5 ayat (3)
huruf e : “urusan pemerintahan di bidang Registrasi dan Identifikasi Kenderaan
Bermotor dan Pengemudi, Penegakan Hukum, Operasional Manajemen dan
Rekayasa lalu lintas, serta pendidikan berlalu lintas oleh Kepolisian Negara
Republik Indonesia”.;----------------------------------------------------------------------------------
- Bahwa kebijakan untuk pembatasan kenderaan bermotor berdasarkan usia
kenderaan, harus diterapkan dengan hati-hati. Saat ini belum ada peraturan
perundang-undangan yang dapat dijadikan dasar untuk membatasi usia kenderaan
bermotor. Tetapi Tergugat I selaku regulator dan penyelenggara angkutan di
Provinnsi DKI Jakarta bekerjasama dengan Organisasi Angkutan Darat
(ORGANDA) telah mencoba menerapkan pembatasan usia kenderaan angkutan
umum guna memenuhi standard pelayanan minimal angkutan umum sesuai
dengan Pasal 141 ayat (1) UU No.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan. Saat ini pembahasan Draft Peraturan Gubernur tentang
Pembatasan Umur Kenderaan Angkutan Umum sedang dalam pembahasan antara
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi DKI Jakarta terkait lalu lintas dan
angkutan jalan, Kepolisian Negara RI, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT), Dewan Pimpinan Unit (DPU) Bus Kecil dan Mimo Angkupat DKI Jakarta,
DPU Bus Kota Organda DKI Jakarta dan Organda DKI Jakarta.;--------------
- Bahwa kebijakan untuk moratorium kenderaan baru di wilayah Jakarta, Bogor,
Depok, Tangerang dan Bekasi (JABODETABEK) merupakan petitum yang
mengada-ada karena tentang hal itu Tergugat I tidak berwenang. melainkam
kewenangan kementerian Negara yang bertanggung jawab di bidang industri
sesuai Pasal 5 ayat (3) huruf c : “urusan pemerintahan di bidang pengembangan
79
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 79
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idindustry Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, oleh Kementerian Negara yang
bertanggungjawab di bidang industry”. Gugatan a quo adalah terkait masalah
kemacetan di Provinsi DKI Jakarta maka petitum Penggugat yang menuntut
kebijakan yang meliputi wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi
(JABODETABEK) adalah merupakan petitum yang mengada-ada.;----------------------
Menimbang, bahwa Tergugat III dalam jawabannya telah membantah dalil
Penggugat dengan mengemukakan hal sebagai berikut :----------------------------------------
- Bahwa Provinsi DKI Jakarta adalah daerah Otonom yang berwenang mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia (Vide Pasal 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah), dengan demikian berarti Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta
mempunyai hak, wewenang dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan untuk kepentingan masyarakat setempat dengan peraturan
perundang-undangan.;--------------------------------------------------------------------------------
- Bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 2 UU No.29 Tahun 2007 Tentang
Pemerintahan Daerah Provinsi, tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia, disebutkan :
“Daerah Khusus Ibukota Jakarta adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan
oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan
prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD Tahun 1945.;-----------------
- Bahwa kewenangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara
Kesatuan Republik Indonesia, meliputi Penetapan dan Pelaksanaan Kebijakan
Dalam Bidang antara lain bidang Transportasi. (Vide Pasal 26 ayat (4) UU No.29
Tahun 2007 Tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia).;------------------------------------
- Bahwa sistem transportasi di wilayah Provinsi DKI Jakarta dilakukan oleh masing-
masing instansi pembina sesuai tugas pokok dan fungsinya yaitu :----------------------
1. Urusan pemerintahan di bidang jalan, oleh kementerian Negara yang
bertanggung jawab di bidang jalan.;----------------------------------------------------------
80
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 80
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id2. Urusan pemerintahan di bidang sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan
jalan, oleh kementerian Negara yang bertanggung jawab di bidang sarana dan
prasarana lalu lintas dan angkutan jalan.;---------------------------------------------------
3. Urusan pemerintahan di bidang pengembangan industri lalu lintas dan angkutan
jalan, oleh kementerian Negara yang bertanggung jawab di bidang
pengembangan teknologi, dan ;----------------------------------------------------------------
4. Urusan pemerintahan di bidang registrasi dan identifikasi kenderaan bermotor
dan pengemudi, penegakan hukum, operasional manajemen dan rekayasa lalu
lintas, serta pendidikan berlalu lintas, oleh Kepolisian Negara Republik
Indonesia. (Vide Pasal 5 ayat (3) UU No.22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan).;-----------------------------------------------------------------------------
- Bahwa Tergugat III sebagai penyelenggara Negara tidak mempunyai kewenangan
untuk mengeluarkan kebijakan terkait dengan kemacetan di Provinsi DKI Jakarta
karena secara ketatanegaraan Tergugat III terikat pada prinsip-prinsip otonomi
yang merupakan hak dan wewenang dan juga kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.;----------------
- Bahwa tidak ada alasan yang logis menurut hukum untuk mengaitkan Tergugat III
akan permasalahan kemacetan yang terjadi disebagian ruas jalan di DKI Jakarta.;-
Menimbang, bahwa Turut Tergugat III telah membantah dalil gugatan
Penggugat dengan mengemukakan hal-hal sebagai berikut :-----------------------------------
- Bahwa TURUT TERGUGAT III tidak akan menanggapi pokok perkara secara rinci,
karena antara Turut Tergugat III tidak ada hubungan hukum dengan Para
Penggugat. Bahwa dalam posita gugatan Para Penggugat tidak ada satupun dalil
yang menyatakan ataupun menyebut kebijakan Turut Tergugat III telah melakukan
perbuatan melawan hukum, sehingga menyebabkan kerugian terhadap Para
Penggugat;-----------------------------------------------------------------------------------------------
- Bahwa semua dalil Gugatan Para Penggugat dalam Gugatannya yang menyatakan
bahwa kebijakan Tergugat I, II dan III menyebabkan kemacetan di DKI Jakarta
tidak ada kaitannya dengan kebijakan Turut Tergugat III. Para Penggugat tidak
bisa menyebutkan kebijakan Turut Tergugat III yang menyebabkan terjadinya
kemacetan di Jakarta. Maka dari itu Turut Tergugat III menolak dengan tegas
Petitum Para Penggugat dalam point 3, 4,6 dan 7.;------------
81
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 81
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa oleh karena dalil gugatan Penggugat telah disangkal oleh
Tergugat I, Tergugat III dan Turut Tergugat III maka kedua belah pihak harus
membuktikan dalilnya masing-masing (vide Pasal 163 HIR Jo. Pasal 1865
KUHPerdata).;-----------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil-dalil gugatannya, Penggugat telah
mengajukan alat bukti surat terdiri dari : P-1 sampai dengan P-5 yang telah bermaterai
cukup dan dileges di kapaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dan telah pula
disesuaikan dengan aslinya.;----------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa untuk mendukung dalil sangkalannya, Tergugat I telah
mengajukan bukti surat terdiri dari : TI-1 sampai dengan TI-18 yang telah bermaterai
cukup dan dileges di kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dan telah pula
disesuaikan dengan aslinya.;----------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa Tergugat III untuk mendukung dalil sangkalannya telah
mengajukan bukti surat yaitu TIII-1 sampai dengan TIII-6 yang telah bermaterai cukup
dan dileges di kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dan telah pula
disesuaikan dengan aslinya.;----------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa Turut Tergugat III tidak mengajukan bukti surat dalam
perkara aquo.;-----------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa baik Penggugat maupun Tergugat I, Tergugat III dan Turut
Tergugat III tidak mengajukan saksi dalam perkara a quo.;-------------------------------------
Menimbang, bahwa dengan memperhatikan dalil-dalil hukum Penggugat dan
sangkalan Tergugat I, Tergugat III dan Turut Tergugat III atas dalil Penggugat tersebut
serta bukti-bukti yang diajukan kedua belah pihak, maka dalam perkara ini terdapat
fakta hukum, yaitu :-----------------------------------------------------------------------------------------
- Bahwa Penggugat adalah Warga Negara Republik Indonesia yang berprofesi
sebagai Advokat, bekerja di Jakarta dan selalu menggunakan seluruh ruas jalan di
DKI Jakarta sebagai fasilitas umum.;--------------------------------------------------------------
- Bahwa Penggugat tidak merasa nyaman dalam menggunakan fasilitas umum yang
ada di DKI Jakarta karena tidak sebandingnya jumlah kendaraan angkutan umum
82
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 82
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.iddengan ruas jalan sehingga mengakibatkan kemacetan di seluruh ruas jalan di DKI
Jakarta pada setiap jam kerja yang menimbulkan kelelahan yang sangat dalam
berkendara.;---------------------------------------------------------------------------------------------
- Bahwa banyaknya jumlah kendaraan di DKI Jakarta saat ini tidak diikuti dengan
penambahan ruas jalan yang memadai sehingga menimbulkan kemacetan
disepanjang waktu.;------------------------------------------------------------------------------------
- Bahwa kemacetan di seluruh ruas jalan di DKI Jakarta tidak hanya mengganggu
kesehatan fisik dan psikis Penggugat tetapi juga menimbulkan pemborosan
terhadap penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan pemborosan waktu kerja
efektif.;-----------------------------------------------------------------------------------------------------
- Bahwa Penggugat agar Para Tergugat mengeluarkan / membuat kebijakan-
kebijakan yang diperlukan untuk mengatasi masalah kemacetan diruas jalan di DKI
Jakarta.;---------------------------------------------------------------------------------------------------
- Bahwa Tergugat I dan Tergugat III membantah dalil Penggugat tersebut.;-------------
- Bahwa Tergugat I tidak bersikap diam dan telah melakukan upaya dalam
mengatasi kemacetan di Provinsi DKI Jakarta dengan memperbaiki dan
membangun jalur bus Trans Jakarta, membangun jalan layang non tol,
membangun Mass Rapid Transit (MRT) dan lain sebagainya.;----------------------------
- Bahwa untuk melayani masyarakat di wilayah Provinsi DKI Jakarta, Tergugat I
telah menyediakan angkutan umum massal berupa Trans Jakarta yang sudah
beroperasi melayani warga Jakarta, angkutan massal kereta bekerja sama dengan
PT. Kereta Api Indonesia dan Mass Rapid Transit (MRT) yang dimulai dibangun
pada tahun 2012.;--------------------------------------------------------------------------------------
- Bahwa tuntutan Penggugat mengenai kebijakan kenaikan Pajak kenderaan
bermotor telah dilakukan oleh Tergugat I dengan menerapkan tarif Pajak Progresif
atas kenderaan bermotor sesuai dengan Peraturan Daerah No.8 Tahun 2010
tentang Pajak Kenderaan Bermotor, yaitu kenaikan pembayaran pajak kenderaan
bermotor untuk kenderaan kedua, ketiga dan seterusnya, kebijakan untuk
menaikan Tarif Parkir telah dilakukan oleh Tergugat I melalui Peraturan Daerah
No.5 Tahun 1999 tentang Perparkiran, sedang dilakukan perubahan dan dalam
pembahasan bersama dengan Dewan Perawakilan Rakyat Daerah(DPRD) Provinsi
DKI Jakarta, kebijakan untuk menertibkan parkir liar telah dilakukan Tergugat I
bekerjasama dengan Kepolisian Negara RI. Dari data yang ada pada Dinas
Perhubungan Provinsi DKI Jakarta selama periode Januari 2012 – Desember 2012
telah ada ratusan kenderaan yang telah ditertibkan oleh Dinas Perhubungan
83
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 83
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idProvinsi DKI Jakarta dan Kepolisian Negara RI. Telah juga diadakan
penandatangan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) antara
Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya dengan Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta tentang Pelaksanaan Sterilisasi Lajur Busway dan Penerbitan Parkir
tanggal 19 November 2010, kebijakan untuk menetibkan pedagang kaki lima untuk
berjualan di trotoar dan pinggit-pinggir jalan utama telah dilakukan Tergugat I
melalui Satua Polisi Pamong Praja Provinsi DKI Jakarta selaku Penegak Peraturan
Daerah. Selama tahun 2008 – 2011 telah banyak pedagang kaki lima yang
ditertibkan, kebijakan untuk melarang angkutan umum untuk berhenti (ngetem) di
pinggir jalan telah dilakukan Tergugat I bekerjasama dengan Kepolisian Negara RI
karena kewenangan untuk melakukan penindakan pelanggaran lalu lintas ada
pada Kepolisian Negara RI sesuai dengan UU No.22 tahun 2009. Pasal 5 ayat (3)
huruf e : “urusan pemerintahan di bidang Registrasi dan Identifikasi Kenderaan
Bermotor dan Pengemudi, Penegakan Hukum, Operasional Manajemen dan
Rekayasa lalu lintas, serta pendidikan berlalu lintas oleh Kepolisian Negara
Republik Indonesia”,---------------------------------------------------
- Bahwa tuntutan Penggugat mengenai kebijakan untuk pembatasan kenderaan
bermotor berdasarkan usia kenderaan, harus diterapkan dengan hati-hati karena
saat ini belum ada peraturan perundang-undangan yang dapat dijadikan dasar
untuk membatasi usia kenderaan bermotor. Tetapi Tergugat I selaku regulator dan
penyelenggara angkutan di Provinsi DKI Jakarta bekerjasama dengan Organisasi
Angkutan Darat (ORGANDA) telah mencoba menerapkan pembatasan usia
kenderaan angkutan umum guna memenuhi standard pelayanan minimal angkutan
umum sesuai dengan Pasal 141 ayat (1) UU No.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan. Saat ini pembahasan Draft Peraturan Gubernur tentang
Pembatasan Umur Kenderaan Angkutan Umum sedang dalam pembahasan antara
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi DKI Jakarta terkait lalu lintas dan
angkutan jalan, Kepolisian Negara RI, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT), Dewan Pimpinan Unit (DPU) Bus Kecil dan Mimo Angkupat DKI Jakarta,
DPU Bus Kota Organda DKI Jakarta dan Organda DKI
Jakarta, ;--------------------------------------------------------------------------------------------------
- Bahwa tuntutan Penggugat mengenai kebijakan untuk moratorium kenderaan baru
di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (JABODETABEK)
merupakan petitum yang mengada-ada karena tentang hal itu Tergugat I tidak
berwenang. melainkam kewenangan kementerian Negara yang bertanggung jawab
84
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 84
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.iddi bidang industri sesuai Pasal 5 ayat (3) huruf c : “urusan pemerintahan di bidang
pengembangan industry Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, oleh Kementerian Negara
yang bertanggungjawab di bidang industry”. Gugatan a quo adalah terkait masalah
kemacetan di Provinsi DKI Jakarta maka petitum Penggugat yang menuntut
kebijakan yang meliputi wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi
(JABODETABEK) adalah merupakan petitum yang mengada-
ada.;------------------------------------------------------------------------------------------
- Bahwa Tergugat III sebagai penyelenggara Negara tidak mempunyai kewenangan
untuk mengeluarkan kebijakan terkait dengan kemacetan di Provinsi DKI Jakarta
karena secara ketatanegaraan Tergugat III terikat pada prinsip-prinsip otonomi
yang merupakan hak dan wewenang dan juga kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.;----------------
- Bahwa sistem transportasi di wilayah Provinsi DKI Jakarta dilakukan oleh masing-
masing instansi pembina sesuai tugas pokok dan fungsinya yaitu :----------------------
• Urusan pemerintahan di bidang jalan, oleh kementerian Negara
yang bertanggung jawab di bidang
jalan.;----------------------------------------------------------
• Urusan pemerintahan di bidang sarana dan prasarana lalu lintas
dan angkutan jalan, oleh kementerian Negara yang bertanggung
jawab di bidang sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan
jalan.;---------------------------------------------------
• Urusan pemerintahan di bidang pengembangan industri lalu lintas
dan angkutan jalan, oleh kementerian Negara yang bertanggung
jawab di bidang pengembangan teknologi,
dan ;----------------------------------------------------------------
• Urusan pemerintahan di bidang registrasi dan identifikasi
kenderaan bermotor dan pengemudi, penegakan hukum,
operasional manajemen dan rekayasa lalu lintas, serta pendidikan
berlalu lintas, oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia. (Vide
Pasal 5 ayat (3) UU No.22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan
Angkutan
Jalan).;-----------------------------------------------------------------------------
85
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 85
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa selanjutnya majelis akan mempertimbangkan petitum
gugatan Penggugat sebagaimana tersebut di atas.;-----------------------------------------------
Menimbang, bahwa inti dalil gugatan Penggugat adalah, Para Tergugat dan
Turut Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum, karena telah lalai dalam
menjalankan kewajibannya untuk memenuhi dan melindungi Hak Asasi Penggugat
termasuk Hak Asasi Warga Kota Jakarta karena tidak mengeluarkan Kebijakan terkait
mengenai penambahan jumlah angkutan umum, Kebijakan menaikkan Pajak
Kendaraan Bermotor, Kebijakan menaikkan tarif parkir dan larangan parkir kendaraan
di badan jalan, Kebijakan menertibkan (sterilisasi jalan) parkir liar di ruas-ruas jalan di
DKI Jakarta, Kebijakan larangan bagi Pedagang Kaki Lima berjualan di trotoar atau
pinggir jalan utama di DKI Jakarta, Kebijakan larangan bagi angkutan umum berhenti
(ngetem) di pinggir jalan, Kebijakan pembatasan kendaraan bermotor berdasarkan
usia kendaraan, dan Kebijakan moratorium kendaraan baru di wilayah Jabodetabek
selama 6 (enam) sampai 12 (dua belas) bulan
kedepan. ;-----------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa apakah Para Tergugat tersebut telah melakukan Perbuatan
Melawan Hukum sebagaimana didalilkan oleh Penggugat ? ;----------------------------------
Menimbang, bahwa oleh karena itu maka menjadi penting dipertimbangkan dan
dibuktikan terlebih dahulu : ------------------------------------------------------------------------------
Apakah Para Tergugat khususnya Tergugat I (Pemerintah Daerah Propinsi DKI
Jakarta) yang mempunyai hak, wewenang dan kewajiban untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan untuk kepentingan masyarakat
setempat i.c. warga DKI Jakarta berdasarkan Undang-Undang No.32 tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah, tidak menerapkan / mengeluarkan
Kebijakan terkait mengenai penambahan jumlah angkutan umum, Kebijakan
menaikkan Pajak Kendaraan Bermotor, Kebijakan menaikkan tarif parkir dan
larangan parkir kendaraan di badan jalan, Kebijakan menertibkan (sterilisasi
jalan) parkir liar di ruas-ruas jalan di DKI Jakarta, Kebijakan larangan bagi
Pedagang Kaki Lima berjualan di trotoar atau pinggir jalan utama di DKI
Jakarta, Kebijakan larangan bagi angkutan umum berhenti (ngetem) di pinggir
jalan, Kebijakan pembatasan kendaraan bermotor berdasarkan usia kendaraan,
86
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 86
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
sehingga karena itu Tergugat I tersebut lalai menjalankan kewajibannya untuk
memenuhi dan melindungi hak asasi Penggugat dan Warga Kota Jakarta ? ;----
Menimbang, bahwa Penggugat mendalilkan Tergugat I tidak mengeluarkan
kebijakan terkait mengenai penambahan jumlah angkutan umum, Kebijakan
menaikkan Pajak Kendaraan Bermotor, Kebijakan menaikkan tarif parkir dan larangan
parkir kendaraan di badan jalan, Kebijakan menertibkan (sterilisasi jalan) parkir liar di
ruas-ruas jalan di DKI Jakarta, Kebijakan larangan bagi Pedagang Kaki Lima berjualan
di trotoar atau pinggir jalan utama di DKI Jakarta, Kebijakan larangan bagi angkutan
umum berhenti (ngetem) di pinggir jalan, Kebijakan pembatasan kendaraan bermotor
berdasarkan usia kendaraan.;---------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa Penggugat mengajukan bukti P-2, yaitu Foto-foto
kemacetan di Jakarta.;-------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa melalui bukti P-2 berupa foto kemacetan di Jakarta
Penggugat hendak menunjukkan bahwa ruas jalan di DKI Jakarta dipenuhi dengan
banyaknya kendaraan sehingga tidak bisa bergerak / berjalan lancar dan terjadinya
kemacetan yang panjang di ruas jalan di DKI Jakata.;--------------------------------------------
Menimbang, bahwa Penggugat untuk membuktikan mengenai banyaknya
kendaraan bermotor di wilayah hukum Polda Metro Jaya periode s/d April 2012, peta /
titik lokasi rawan macet di wilayah DKI Jakarta , Depok, Tangerang, dan Bekasi dan
peta / titik lokasi rawan pelanggaran di wilayah DKI Jakarta, Depok, Tangerang dan
Bekasi mengajukan bukti P-3, yaitu berupa data pertumbuhan serta jumlah kendaraan
yang setiap harinya menggunakan seluruh ruas jalan di DKI Jakarta yang
menimbulkan efek kemacetan pada beberapa ruas jalan dan pusat perbelanjaan serta
tempat rekreasi di DKI Jakarta.;-------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa Penggugat mengajukan bukti P-5, yaitu berupa berita yang
termuat dalam metro tv news.com, tanggal 20 Maret 2012, tentang “Macet makin
parah, warga Jakarta yang Stres meningkat”; berita detik finance, tanggal 28 Agustus
2012 dan tanggal 27 November 2012 tentang “Jakarta macet, Rp.12 Triliun per Tahun
‘menguap’ di Jalanan” dan “Pengusaha Khawatir Macet bikin Stres Karyawan,
Produktifitas turun”, serta berita Kompas. com tanggal 4 Oktober 2012 tentang “PR
100 Hari Jokowi Atasi Kemacetan”.;-------------------------------------------------------------------
87
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 87
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa dari bukti-bukti yang diajukan oleh Penggugat tersebut
hendak mengemukakan :---------------------------------------------------------------------------------
- Kemacetan menjadi salah satu penyebab stres atau gangguan kejiwaan warga
Jakarta, selain faktor ekonomi, keamanan, dan sulitnya mencari pekerjaan.;----------
- Direktur Eksekutif Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) telah menghitung dan
melakukan riset, bahwa akibat kemacetan yang hampir tiap hari terjadi di Jakarta
Rp.12 triliun lebih per-tahun menguap di jalan, karena banyaknya energi dan waktu
yang terbuang di jalan, seperti banyaknya bahan bakar terbuang akibat macet.;-----
- Kalangan pengusaha khawatir macet di ibukota bisa membawa dampak psikologis
pada karyawan dan pada akhirnya bisa menurunkan produktivitas.;---------------------
- Selain dampak psikologis yang bisa menurunkan produktivitas karyawan, macet di
ibukota juga telah meningkatkan biaya produksi yang lebih besar.;----------------------
- Transjakarta yang dikelola Pemerintahan Provinsi Jakarta selama kepemimpinan
Fauzi Bowo-Prijanto, ada beberapa pencapaian yang patut dicatat. Ada
penambahan panjang lintasan dan jumlah armada transjakarta pada Koridor VIII
(Lebak Bulus-Harmoni), Koridor IX (Pinang Ranti-Pluit), Koridor X (Cililitan-
Tanjung Priok), dan Koridor XI (Pulo Gebang-Kampung Melayu). Panjang lintasan
pada empat koridor itu bertambah 86,3 kilometer menjadi 110 kilometer.. Jumlah
halte juga bertambah dari 90 unit menjadi 103 unit. Armada bus bertambah dari
178 unit jadi 280 unit. Perbaikan ini berdampak pada penambahan jumlah
penumpang dari 53,3 juta menjadi 68,5 juta per tahun.;-------------------------------------
- Akan tetapi perbaikan tersebut belum memberikan kontribusi besar bagi
penyelesaian persoalan transportasi di Jakarta, seperti : waktu tunggu yang cukup
lama, perjalanan bus yang belum terjadwal, gangguan armada, dibanyak titik, halte
transjakarta belum terintegrasi dengan stasiun kereta komuter ;--------------------------
- Infrastruktur belum memadai : trotoar yang buruk, minimnya jalur sepeda, tata kota
yang semrawut, perencanaan kota yang kerap meleset, persoalan parkir, belum
terintegrasinya satu kebijakan dengan kebijakan lain.;---------------------------------------
Menimbang, bahwa Tergugat I telah membantah dalil gugatan Penggugat
tersebut ;------------------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa menurut Tergugat I kebijakan-kebijakan mengenai
transportasi untuk mengatasi kemacetan di DKI Jakarta telah dilakukan oleh
Tergugat I ;---------------------------------------------------------------------------------------------------
88
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 88
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa Tergugat I mengajukan bukti TI-3, yaitu : UU No.22 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. ;----------------------------------------------------
Menimbang, bahwa melalui bukti T-3 tersebut Tergugat I hendak menjelaskan
bahwa penyedia jasa angkutan orang dan / atau barang dengan kenderaan bermotor
umum adalah tanggung jawab Perusahaan Angkutan Umum (Badan Hukum).
Angkutan Umum yang ada saat ini dikelola dan disediakan oleh swasta, penyedia jasa
angkutan umum yang tergabung dalam wadah ORGANISASI ANGKUTAN DARAT
(ORGANDA) yang dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Darat, Pos,
Telekomunikasi dan Pariwisata No.L.25/1/18/1963, tanggal 17 Juni 1963. Fungsi
Pemerintah hanya sebagai regulator dan pengaturan masalah trayek kendaraan
umum tersebut. Trayek yang melampaui batas provinsi ditentukan oleh Menteri yang
bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan,
sedangkan trayek dalam wilayah provinsi ditentukan oleh
Gubernur.;---------------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa Tergugat I melalui bukti TI-4, yaitu Peraturan Daerah No.8
Tahun 2010 tentang Pajak Kendaraan Bermotor, menunjukkan bahwa dalam Pasal 7
ayat (2) disebutkan : “Perbedaan tarif pajak progresif untuk kenderaan bermotor kedua
dan seterusnya antara orang pribadi dengan badan, dimaksudkan sebagai
pembatasan kepemilikan kendaraan bermotor orang pribadi dan keberpihakan
terhadap badan selaku pelaku usaha”.;---------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa melalui bukti TI-4 tersebut, Tergugat I hendak menjelaskan
bahwa masalah tentang Kebijakan menaikkan Pajak Kendaraan Bermotor (Pajak
Progresip) di wilayah DKI Jakarta sudah diterapkan oleh Tergugat I.;------------------
Menimbang, bahwa Tergugat I mengajukan bukti TI-5, yaitu Peraturan Daerah
No.5 Tahun 2012 tentang Perparkiran.;---------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa melalui bukti TI-5 tersebut Tergugat I telah membuat
kebijakan yang mengatur perparkiran di wilayah provinsi DKI Jakarta melalui
Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2012 tanggal 28 September 2012 menggantikan
Peraturan Daerah No. 5 Tahun 1999. Dalam Peraturan tersebut diatur tentang
89
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 89
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idmasalah Zonasi parkir pada Pasal 11 – Pasal 13 dan Tarif layanan parkir pada Pasal
51 – Pasal 56 serta tentang Sanksi-nya pada Pasal 63 – Pasal 73.;--------------------------
Menimbang, bahwa Tergugat I mengajukan bukti TI-6 yaitu Peraturan Gubernur
No.120 Tahun 2012, tanggal 18 September 2012 tentang Biaya Parkir pada
Penyelenggaraan Fasilitas Parkir untuk Umum di Luar Badan Jalan.;------------------------
Menimbang, bahwa melalui bukti TI-6 tersebut Tergugat I hendak menjelaskan
bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah membuat kebijakan menaikkan tarif
parkir sebagai upaya untuk mengurangi kemacetan di Provinsi DKI Jakarta. sebagai
berikut :--------------------------------------------------------------------------------------------------------
No. Golongan Jenis kendaraan Tarif
1. Pemanfaatan fasilias tempat parkir di pusat perbelanjaan dan hotel atau kegiatan parkir yang menyatu.
a.Sedan,Jeep,Minibus,Pickup dan sejenisnya
b.Bus, Truk dan sejenisnya.
c.Sepeda motor
Rp.3000 s.d Rp5000 untuk jam pertama
• Rp.2000 s.d
Rp.4000 untuk
setiap jam
berikutnya,
kurang dari 1
jam dihitung 1
jam.
• Rp.6000 s.d
Rp.7.000 untuk
jam pertama
• Rp.3.000 untuk
setiap jam
berikutnya,
kurang dari 1
jam dihitung 1
jam.
• Rp.1.000 s.d.
Rp.2.000 / jam
2. Pemanfaatan fasilitas tempat parkir pada perkantoran dan
a.Sedan, Jeep, Minibus, Pickup, dan sejenisnya.
Rp.3.000 s.d Rp.5.000 untuk jam pertama.
• Rp.2.000 s.d.
90
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 90
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
apartemen.
.
b.Bus, Truk, dan sejenisnya.
c.Sepeda motor
Rp.4.000 untuk
setiap jam
berikutnya,
kurang dari 1
jam dihitung 1
jam.
• Rp.6.000. s.d.
Rp.7.000. untuk
jam pertama.
• Rp.3.000. untuk
setiap jam
berikutnya,
kuramg dari 1
jam dihitung 1
jam.
• Rp.1.000 s.d.
Rp.2.000 / jam.
3. Pemanfaatan fasilitas tempat parkir untuk umum (pasar, tempat rekreasi, rumah sakit dan lain-lain)
a.Sedan, Jeep, Minibus, Pickup, dan sejenisnya.
.
b.Bus, Truk dan sejenisnya.
c.Sepeda motor.
Rp.2.000. s.d. Rp.3.000. untuk jam pertama
• Rp.2.000. untuk
setiap jam
berikutnya,
kurang dari 1
jam dihitung 1
jam..
• Rp.3.000. untuk
jam pertama.
• Rp.3.000. untuk
setiap jam
berikutnya
• Kurang dari 1
jam dihitung 1
jam.
• Rp.1.000 / jam.
91
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 91
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa Tergugat I mengajukan bukti TI-7, yaitu Laporan Tahunan
2011 Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi DKI Jakarta, Tahun Anggaran 2011.;---------
Menimbang, bahwa melalui bukti TI-7 tersebut Tergugat I hendak menjelaskan
bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selama tahun 2008 – tahun 2011 telah
melakukan kebijakan menertibkan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS), termasuk pedagang kaki lima yang kegiatannya mengganggu kelancaran lalu
lintas.;-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa Tergugat I mengajukan bukti TI-8, yaitu Peraturan
Gubernur No.80 Tahun 2009 tentang Lokasi Sementara Usaha Mikro / Pedagang Kaki
Lima di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.;-------------------------------------------------
Menimbang, bahwa melalui bukti TI-8 tersebut Tergugat I hendak menjelaskan
bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mempunyai kebijakan tentang Lokasi
Sementara Usaha Mikro / Pedagang Kaki Lima di Daerah Khusus Ibukota Jakarta
pada tanggal 26 Mei 2009, yaitu penentuan lokasi / penempatan Pedagang Kaki Lima
di masing-masing Kota Administrasi Jakarta Pusat, Kota Administrasi Jakarta Utara,
Kota Administrasi Jakarta Barat, Kota Administrasi Jakarta Selatan, Kota Administrasi
Jakarta Timur.(Lampiran Peraturan Gubernur No.80 Tahun 2009 tentang Lokasi
Sementara Usaha Mikro / Pedagang Kaki Lima di Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta).;------------------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa Tergugat I mengajukan bukti TI-9, yaitu Surat Kepala Dinas
Perhubungan Provinsi DKI Jakarta kepada Gubernur DKI Jakarta Nomor 290/-1.811.1
tanggal 20 Januari 2012 tentang Usulan Pembatasan Usia Kendaraan Angkutan
Umum beserta lampirannya berupa Rancangan Peraturan Gubernur (Rapergub)
tentang Pembatasan Kendaraan Angkutan Umum.;-----------------------------------------------
Menimbang, bahwa dalam Rancangan Peraturan Gubernur tentang
Pembatasan Kendaraan Angkutan Umum tersebut dibahas secara bersama dengan
unsur dari Polda Metro Jaya, BPPT, Dinas Komunikasi Informatika dan Kehumasan
Provinsi DKI Jakarta, Biro Perekonomian Setda Provinsi DKI Jakarta, Biro Hukum
Setda Provinsi DKI Jakarta, Biro Prasarana dan Sarana Kota Setda Provinsi DKI
Jakarta, DPU Bus Kecil dan Mimo Angkutan DKI Jakarta, DPU Bus Kota Organda DKI
92
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 92
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idJakarta dengan kesepakatan penetapan pembatasan usia kendaraan angkutan umum
sebagai berikut :---------------------------------------------------------------------------------------------
No. Jenis Kendaraan Usia kendaraan
1. Bus Besar Maksimum 10 tahun2. Bus Sedang Maksimum 8 tahun3. Bus Kecil Maksimum 7 tahun
Menimbang, bahwa melalui bukti TI-9 tersebut Tergugat menjelaskan bahwa
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mempunyai Kebijakan pembatasan kendaraan
bermotor berdasarkan usia kendaraan, meskipun sampai saat ini kebijakan
pembatasan kendaraan bermotor berdasarkan usia kendaraan tersebut masih dalam
tingkat pembahasan dan belum diterapkan.;---------------------------------------
Menimbang, bahwa Tergugat I mengajukan bukti TI-10, yaitu Kumpulan Berita
Online terkait dengan Kebijakan Pembatasan Kenderaan oleh Gubernur Provinsi DKI
Jakarta.;-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa dari bukti TI-10 yang diajukan oleh Tergugat I tersebut
hendak mengemukakan :---------------------------------------------------------------------------------
- Gubernur DKI Jakarta yang sekarang ini menjabat (JOKO WIDODO alias
JOKOWI) mengkaji gagasan pembatasan mobil yang masuk Jakarta. Caranya
dengan nomor polisi ganjil dan genap secara bergantian.;----------------------------------
- Program ini dinilai akan mengurangi sekitar 50 persen kemacetan di Jakarta.;-------
- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menerapkan pembatasan kendaraan pribadi
berdasarkan plat nomor ganjil genap mulai tahun 2013. Kebijakan ini akan
diterapkan pada Koridor 3 in 1, Jalan Rasuna Said, Jalan Letjen Suprapto, Jalan
Pramuka, seluruh Koridor Bus Rapid Transid (BRT) dan wilayah yang dilalui jalur
bus Transjakarta seluruh Koridor Utama di lingkar dalam kota. Penerapannya
dimulai dari pukul 06.00 hingga 20.00.;-----------------------------------------------------------
- Sembari menunggu penerapan kebijakan ini, Pemprov DKI Jakarta akan berusaha
memperbaiki angkutan missal. Salah satunya dengan menambah armada bus
Transjakarta yang mencapai 102 bus gandeng pada Januari 2013. Selain itu akan
ada penambahan 1.000 bus sedang untuk peremajaan kopaja dan metromini.;------
- Berdasarkan kajian sementara setelah diterapkan kebijakan ini bisa meningkatkan
kecepatan laju kenderaan di kawasan lingkar dalam kota dari semula hanya 16,8
93
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 93
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idkm per jam menjadi 47 km per jam. Bisa menurunkan tingkat kemacetan dari 47,2
persen menjadi 30,7 persen. Sementara untuk wilayah kota, kecepatan laju
kendaraan juga meningkat dari 20,8 km per jam menjadi 41,3 km per jam. Untuk
tingkat kemacetan turun dari 43,7 pesen menjadi 32,7 persen.;---------------------------
- Keuntungan ekonomi yang didapat dengan pembatasan kendaraan ini bisa
menghemat biaya operasi kendaraan hingga Rp.8,85 triliun per tahun serta
penghematan BBM hingga 345 ribu kilo liter per tahun atau 19,7 persen dari kuota
BBM bersubsidi untuk wilayah DKI.;---------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa Tergugat I mengajukan bukti TI-11, yaitu Peraturan
Gubernur No.103 Tahun 2007 tentang Pola Transportasi Makro. Dalam Pasal 6
Peraturan tersebut ditentukan bahwa pelaksanaan pengembangan sistem angkutan
umum massal terdiri dari : a. jaringan Bus Priority (angkutan umum missal cepat
dengan menggunakan bus pada lajur khusus); b. LRT (Light Rail Transit) adalah
angkutan umum missal cepat dengan menggunakan kereta ringan; c. MRT (Mass
Rapid Transit), adalah angkutan umum massal cepat dengan menggunakan kereta
berat.;----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa dari bukti TI-11 yang diajukan oleh Tergugat I tersebut
hendak mengemukakan : bahwa Pemprov DKI Jakarta mempunyai kebijakan sejak
tanggal 26 Juli 2007 melalui Peraturan Gubernur No.103 Tahun 2007 Tentang POLA
TRANSPORTASI MAKRO dan Perencanaan Pengembangan Sistem Transportasi
terdiri dari : a. Pengembangan sistem angkutan umum bus; b. Pengembangan sistem
angkutan umum massal; c. Pengembangan sistem jaringan jalan; d. Pengembangan
sistem angkutan jalan rel; e. Pengembangan sitem transportasi alternative; f.
Pengembangan kebijakan pendukung.;---------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa Tergugat I mengajukan bukti TI-12, dan TI-13 yaitu masing-
masing mengenai Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) antara
Kepolisian Daerah Metro Raya dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tentang
Penanganan dan Penanggulangan Simpul- simpul Kemacetan Lalu Lintas, Nomor :
B/13370/XII/2010/DATRO, Nomor : 37 Tahun 2010, tanggal 28 Desember 2010. Dan
Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) antara Kepolisian Daerah
Metropolitan Jakarta Raya dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tentang
Pelaksanaan Sterilisasi Lajur Busway dan Penertiban Parkir, Nomor : B/12124/
XI/2010/DATRO, Nomor : 31 Tahun 2010, tanggal 29 November 2010.;--------
94
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 94
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa dari bukti TI-12 dan bukti TI-13 yang diajukan oleh
Tergugat I tersebut hendak mengemukakan : bahwa telah ada kebijakan dalam rangka
penanganan dan penanggulangan kemacetan lalu lintas dan kebijakan dalam rangka
sterilisasi lajur busway dan penertiban parkir di jalan.;----------------------------------
Menimbang, bahwa dari bukti-bukti yang diajukan oleh Tergugat I tersebut di
atas hendak mengemukakan, bahwa Tergugat I selaku Pemerintah Daerah Propinsi
DKI Jakarta yang mempunyai hak, wewenang dan kewajiban untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan untuk kepentingan masyarakat setempat i.c.
warga DKI Jakarta telah membuat Kebijakan terkait mengenai penambahan jumlah
angkutan umum, Kebijakan menaikkan Pajak Kendaraan Bermotor, Kebijakan
menaikkan tarif parkir dan larangan parkir kendaraan di badan jalan, Kebijakan
menertibkan (sterilisasi jalan) parkir liar di ruas-ruas jalan di DKI Jakarta, Kebijakan
larangan bagi Pedagang Kaki Lima berjualan di trotoar atau pinggir jalan utama di DKI
Jakarta, Kebijakan larangan bagi angkutan umum berhenti (ngetem) di pinggir jalan,
Kebijakan pembatasan kendaraan bermotor berdasarkan usia kendaraan, dan
Kebijakan moratorium kendaraan baru di wilayah
Jabodetabek.;-----------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa ternyata Tergugat I telah membuat kebijakan-kebijakan
yang diperlukan untuk mengatasi masalah kemacetan yang terjadi di wilayah DKI
Jakarta.;-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa dengan demikian dalil Penggugat yang mendalilkan bahwa
Tergugat I tidak menerapkan / mengeluarkan Kebijakan terkait mengenai penambahan
jumlah angkutan umum, Kebijakan menaikkan Pajak Kendaraan Bermotor, Kebijakan
menaikkan tarif parkir dan larangan parkir kendaraan di badan jalan, Kebijakan
menertibkan (sterilisasi jalan) parkir liar di ruas-ruas jalan di DKI Jakarta, Kebijakan
larangan bagi Pedagang Kaki Lima berjualan di trotoar atau pinggir jalan utama di DKI
Jakarta, Kebijakan larangan bagi angkutan umum berhenti (ngetem) di pinggir jalan,
Kebijakan pembatasan kendaraan bermotor berdasarkan usia kendaraan, sehingga
karena itu Tergugat I tersebut lalai menjalankan kewajibannya untuk memenuhi dan
melindungi hak asasi Penggugat dan Warga Kota Jakarta, adalah suatu dalil yang
tidak terbukti kebenarannya, bahkan sebaliknya Tergugat I dapat membuktikan bahwa
ia telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi kembacetan di Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta dan telah melaksanakan tugas kewajibannya untuk mengatur
95
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 95
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.iddan mengurus sendiri urusan pemerintahan untuk kepentingan warga kota /
masyarakat DKI Jakarta sesuai dengan peraturan Perundang-Undangan yang
berlaku. ;---------------------------------------------------
Menimbang, bahwa Tergugat I telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan untuk
mengatasi kemacetan di ruas-ruas jalan di DKI Jakarta agar tetapi Kebijakan-
kebijakan tersebut belum secara maksimal dapat mengatasi masalah kemacetan akan
tetapi jelas bahwa Tergugat I telah mengeluarkan /mempunyai kebijakan untuk
mengatasi kemacetan. ;-----------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa Tergugat III telah membantah dalil gugatan Penggugat
tersebut.;------------------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa menurut Tergugat III kebijakan dibidang tata-ruang,
lingkungan hidup dan transportasi di wilayah Provinsi DKI Jakarta adalah merupakan
kewenangan dari Pemeritah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai daerah
otonom (Tergugat I), sedangkan Tergugat III sebagai penyelenggara negara tidak
mempunyai kewenangan mengeluarkan kebijakan yang terkait dengan kemacetan di
Provinsi DKI Jakarta, karena secara ketata negaraan Tergugat III terikat pada prinsip-
prinsip otonomi yang merupakan hak dan wewenang dan juga kewajiban daerah
otonom (i.c. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta). ;---------------------------------------------------
Menimbang, bahwa bantahan atau sangkalan Tergugat III sebagaimana
tersebut di atas terhadap dalil Penggugat adalah tepat, karena Tergugat III (Negara
Republik Indonesia cq. Pemerintah Republik Indonesia, cq. Presiden Republik
Indonesia) adalah sebagai Kepala Pemerintahan dan Penyelenggara Negara, tidak
bertugas dan bertanggung jawab membuat kebijakan mengenai hal-hal tehnis seperti
halnya mengenai masalah “kemacetan” di Provinsi DKI Jakarta. Kebijakan mengenai
hal-hal tehnis tersebut adalah urusan dan tanggung jawab dari Pemerintah Daerah
sebagai Daerah Otonom. ;--------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa dengan demikian gugatan Penggugat terhadap Tergugat III
terkait masalah “kemacetan” yang terjadi di wilayah Provinsi DKI Jakarta adalah
gugatan yang tidak tepat.;--------------------------------------------------------------------------------
96
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 96
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa dari bukti-bukti yang diajukan oleh Tergugat I sebagaimana
tersebut di atas telah cukup membuktikan bahwa Tergugat I tersebut telah melakukan
upaya-upaya yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya sebagai penyelenggara
Negara mengeluarkan kebijakan terkait dengan penanggulangan kemacetan di
Provinsi DKI Jakarta ;--------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa dengan bukti-bukti yang diajukan oleh Tergugat I tersebut
di atas majelis berpendapat dalil gugatan Penggugat bahwa Tergugat I dan Para
Tergugat lainnya tidak mengeluarkan Kebijakan terkait mengenai penambahan jumlah
angkutan umum, Kebijakan menaikkan Pajak Kendaraan Bermotor, Kebijakan
menaikkan tarif parkir dan larangan parkir kendaraan di badan jalan, Kebijakan
menertibkan (sterilisasi jalan) parkir liar di ruas-ruas jalan di DKI Jakarta, Kebijakan
larangan bagi Pedagang Kaki Lima berjualan di trotoar atau pinggir jalan utama di DKI
Jakarta, Kebijakan larangan bagi angkutan umum berhenti (ngetem) di pinggir jalan,
Kebijakan pembatasan kendaraan bermotor berdasarkan usia kendaraan, untuk
mengatasi masalah kemacetan di wilayah Provinsi DKI Jakarta, tidak terbukti.;-----------
Menimbang, bahwa oleh karena itu dalil Penggugat bahwa Para Tergugat telah
melakukan perbuatan melawan hukum, karena Para Tergugat I dan II dan III dan Turut
Tergugat telah lalai dalam menjalankan kewajibannya untuk memenuhi dan
melindungi Hak Asasi Penggugat termasuk Hak Asasi Warga Kota Jakarta., tidak
terbukti. ;-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di atas majelis
berpendapat bahwa gugatan dalam perkara a quo yang diajukan oleh Penggugat tidak
terbukti dan oleh karena itu harus ditolak untuk seluruhnya. ;-----------------------------------
Menimbang, bahwa majelis tidak perlu lagi mempertimbangkan bukti-bukti yang
lain yang diajukan, baik dari Penggugat maupun Para Tergugat.;-----------------------------
Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat ditolak untuk seluruhnya,
maka Penggugat dihukum untuk membayar semua biaya yang timbul dalam perkara
ini.;--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
97
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 97
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Memperhatikan ketentuan Pasal 161 HIR, Pasal 181 HIR dan Pasal 184 HIR
serta Peraturan lain yang bersangkutan. ;------------------------------------------------------------
M E N G A D I L I
- Menolak gugatan Penggugat tersebut untuk seluruhnya.;------------------------------
- Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.5.191.000;
(lima juta seratus Sembilan puluh satu ribu rupiah) ;------------------
Demikian diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat pada hari : RABU, tanggal 20 Maret 2013, oleh kami,
KASIANUS TELAUMBANUA, S.H.,M.H., Hakim Ketua Majelis, SUTOTO
ADIPUTRO,S.H.,M.H., dan LIDYA SASANDO PARAPAT, S.H., M.H., masing-masing
sebagai Hakim Anggota, putusan mana diucapkan pada hari : SENIN tanggal 08 April
2013, dalam persidangan yang dinyatakan terbuka untuk umum oleh oleh kami,
KASIANUS TELAUMBANUA, S.H.,M.H., selaku Hakim Ketua Majelis, di damping oleh
Hakim-Hakim Anggota tersebut, dengan ZULFIKRI, S.H.,M.H. Panitera Pengganti
pada Pengadilan Negeri tersebut, dihadiri oleh Kuasa Penggugat, Kuasa Tergugat I
dan Kuasa Tergugat III, tanpa dihadiri oleh Tergugat II, Turut Tergugat I sampai
dengan Turut Tergugat X.;---------------------------------------------------------------------
Hakim-Hakim Anggota, Hakim Ketua Majelis,
SUTOTO ADIPUTRO, S.H., M.H., KASIANUS TELAUMBANUA, S.H.,M.H.
LIDYA SASANDO PARAPAT, S.H., M.H
Panitera Pengganti,
98
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 98
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
ZULFIKRI, S.H.,M.H.
Biaya-Biaya :
- PNBP : Rp. 30.000,-
- ATK : Rp. 75.000,-
- Redaksi : Rp. 5.000,-
- Materai : Rp. 6.000,-
- Panggilan : Rp. 5.075.000;-
Rp. 5.191.000;-
99
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 99
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
100
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 100