direktori putusan mahkamah agung republik...

72
hkama ahkamah Agung Republ Mahkamah Agung Republik Indonesia mah Agung Republik Indonesia ublik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id PUTUSAN Nomor 10/Pdt.G/2015/PN.Skl DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Singkil yang mengadili perkara perdata gugatan pada tingkat pertama telah menjatuhkan Putusan sebagai berikut dalam perkara antara: YAYASAN ADVOKASI RAKYAT ACEH – PERWAKILAN ACEH SINGKIL , dalam hal ini diwakili oleh IRFAN EFENDI, SE, BUNYAMIN, EVI FITRIANI, RATNA DEWI, dan T. HERMAN SYAHPUTRA, S.Kom, kesemuanya adalah pengurus pada Yayasan Advokasi Rakyat Aceh – Perwakilan Aceh Singkil , beralamat di Jalan Cut Meuti a No. 52 Kampong Tulaan Kecamatan Gunung Meriah Aceh Singkil, selanjutnya disebut sebagai……………………………..… PENGGUGAT; Lawan: TATO HALIM, DIREKSI PT. ENSEM LESTARI , beralamat di Desa Kuta Tinggi, Kecamatan Simpang Kanan Kabupaten Aceh Singkil. Dalam hal ini diwakili oleh kuasanya HASNAN, SH, MH, FACHRUDDIN RIFAI, SH, M.Hum, dan IRMANTO, SH, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 22 Juli 2015, ketiganya adalah Advokat dan Konsultan Hukum pada Kantor Advokat “ Hasnan Manik, S.H., M.H. dan Rekan ”. Selanjutnya disebut sebagai …………...………TERGUGAT I ; BUPATI ACEH SINGKIL, yang pada saat gugatan ini diajukan dijabat oleh SAFRIADI, SH, beralamat di Jalan Syekh Abdurrauf Assingkilli No. 54. Dalam hal ini diwakili oleh Kuasanya CUT HASNIATI, SH, M.Hum, MARDHIAH, SH, dan NISHA METALIA, SH. berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor : 10/ HK/2015 tanggal 6 Juli 2015, ketiganya pegawai pada Bagian Halaman 1 dari 72 Halaman Putusan Nomor 10/Pdt.G/2015/PN.Skl. Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

Upload: others

Post on 12-Feb-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    PUTUSAN Nomor 10/Pdt.G/2015/PN.Skl

    DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

    Pengadilan Negeri Singkil yang mengadili perkara perdata gugatan pada tingkat

    pertama telah menjatuhkan Putusan sebagai berikut dalam perkara antara:

    YAYASAN ADVOKASI RAKYAT ACEH – PERWAKILAN ACEH SINGKIL, dalam hal ini diwakili oleh IRFAN EFENDI, SE,

    BUNYAMIN, EVI FITRIANI, RATNA DEWI, dan T.

    HERMAN SYAHPUTRA, S.Kom, kesemuanya adalah

    pengurus pada Yayasan Advokasi Rakyat Aceh – Perwakilan

    Aceh Singkil, beralamat di Jalan Cut Meutia No. 52 Kampong Tulaan Kecamatan Gunung Meriah Aceh Singkil, selanjutnya

    disebut sebagai……………………………..… PENGGUGAT;

    Lawan:

    TATO HALIM, DIREKSI PT. ENSEM LESTARI, beralamat di Desa Kuta

    Tinggi, Kecamatan Simpang Kanan Kabupaten Aceh Singkil.

    Dalam hal ini diwakili oleh kuasanya HASNAN, SH, MH,

    FACHRUDDIN RIFAI, SH, M.Hum, dan IRMANTO, SH,

    berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 22 Juli 2015,

    ketiganya adalah Advokat dan Konsultan Hukum pada Kantor

    Advokat “Hasnan Manik, S.H., M.H. dan Rekan”.

    Selanjutnya disebut sebagai …………...………TERGUGAT

    I;

    BUPATI ACEH SINGKIL, yang pada saat gugatan ini diajukan dijabat oleh

    SAFRIADI, SH, beralamat di Jalan Syekh Abdurrauf

    Assingkilli No. 54. Dalam hal ini diwakili oleh Kuasanya CUT

    HASNIATI, SH, M.Hum, MARDHIAH, SH, dan NISHA

    METALIA, SH. berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor : 10/

    HK/2015 tanggal 6 Juli 2015, ketiganya pegawai pada Bagian

    Halaman 1 dari 72 Halaman Putusan Nomor 10/Pdt.G/2015/PN.Skl.

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

  • Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Hukum dan HAM Setdakab Aceh Singkil, selanjutnya disebut

    sebagai…………………………….… TERGUGAT II;

    KETUA DPRK ACEH SINGKIL, yang pada saat gugatan ini diajukan dijabat oleh

    MULYADI, SE, beralamat di Jalan Singkil Subulussalam

    KM.14 Kec. Singkil Utara, Kab. Aceh Singkil. Dalam hal ini

    diwakili oleh Kuasanya AHMAD RIVAI, SH.,

    ASMARUDDIN, SH., dan M. YUNUS, SH, berdasarkan surat

    Kuasa Khusus tanggal 27 Juli 2015, ketiganya adalah pegawai

    pada Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Aceh

    Singkil, dan EVI SUSANTI, SH, MH, berdasarkan Surat

    Kuasa Khusus tanggal 28 September 2015, Advokat/Konsultan

    Hukum pada Kantor “Evi Susanti & Co. (ESCo) Law Firm”.

    Selanjutnya disebut sebagai……………….. TERGUGAT III;

    Pengadilan Negeri tersebut;

    Setelah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Singkil Nomor 10/

    Pen.Pdt.G/2015/PN.Skl tanggal 30 Juni 2015 tentang Penunjukan Majelis Hakim dan

    Panitera yang memeriksa dan mengadili perkara;

    Setelah membaca Penetapan Ketua Majelis Hakim Nomor 10/Pen.Pdt.G/2015/

    PN.Skl tanggal 01 Juli 2015 tentang Penetapan Hari Sidang;

    Setelah membaca surat-surat yang berhubungan dengan perkara ini;

    Setelah mendengar kedua belah pihak yang berperkara;

    Setelah membaca jawab jinawab para pihak;

    TENTANG DUDUK PERKARANYA

    Menimbang, bahwa Penggugat telah mengajukan gugatannya dengan surat

    gugatan tertanggal 30 Juni 2015, yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri

    Singkil dengan register Nomor : 10/Pdt.G/2015/PN.Skl, untuk selanjutnya telah

    diperbaiki dengan perbaikan gugatan tanggal 22 Oktober 2015, telah mengemukakan

    hal-hal sebagai berikut:

    1. Bahwa menurut Sjahdeini yang dimaksud dengan action atau citizen lawsuit

    adalah prosedur pengajuan gugatan yang melibatkan kepentingan umum secara

    perwakilan. Gugatan dapat ditempuh dengan acuan bahwa setiap warga negara

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

  • Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    tanpa kecuali mempunyai hak membela kepentingan umum (Sjahdeini, Suara

    Pembaharuan 8/9/2005). Dengan demikian setiap anggota warga negara atas

    nama kepentingan umum dapat menggugat negara atau pemerintah atau siapa

    saja yang yang melakukan perbuatan melawan hukum, yang nyata-nyata

    merugikan kepentingan umum dan kesejahteraan masyarakat luas. Dalam action

    popularis atau citizen lawsuit, hak mengajukan gugatan bagi warga negara atas

    nama kepentingan umum adalah tanpa syarat, sehingga orang yang mengambil

    inisiatif mengajukan gugatan tidak harus orang yang mengalami sendiri kerugian

    secara langsung, dan juga tidak memerlukan surat kuasa khusus dari anggota

    masyarakat yang diwakilinya tersebut;

    2. Bahwa PENGGUGAT adalah pengurus Badan Hukum berbentuk Yayasan yang

    bekerja mengadvokasi hak-hak rakyat Aceh khususnya Aceh Singkil dalam

    bidang pemenuhan kebutuhan serta sarana dan prasarana umum yang layak,

    karena pemenuhan kebutuhan serta sarana dan prasarana umum yang layak

    terhadap Masyarakat telah dijamin dalam konstitusi Negara Republik Indonesia;

    3. Bahwa dalam hal ini Desa Kuta Tinggi, Desa Kuta Batu, Desa Ujung Limus,

    Desa Pakiraman, Desa Lae Riman, Desa Silatong, Desa Lipat kajang Bawah,

    Desa Tanjung Mas, Desa Serasah, Desa Cibubukan adalah bagian dari

    Pemerintahan Aceh Singkil yang masih berada di dalam kawasan Negara

    Kesatuan Republik Indonesia yang hak dan kewajibannya juga telah diatur

    dengan tegas dalam UUD 1945;

    4. Bahwa Pemerintahan Kabupaten menurut UU No. 32 tahun 2004 mempunyai

    tugas untuk melaksanakan pembangunan dan melengkapi prasarana yang baik,

    adil dan merata dalam wilayah kepemimpinannya;

    5. Bahwa pada tanggal 12 Mei 2015 masyarakat mendatangi kantor DPRK untuk

    meyampaikan aspirasi, aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat adalah

    permasalahan yang ada di timbulkan oleh PT Ensem Lestari yaitu masyarakat

    menyampaikan pencemaran air sungai,air tanah, udara dan meminta agar segera

    perusahan pabrik minyak kelapa sawit PT Ensem Lestari untuk di tutup

    sementara sebelum memperbaiki semuanya, masyarakat juga sangat

    mengkuatirkan dampak pencemaran air disebabkan adanaya penurunan kualitas

    air permukaan dan kualitas air tanah dan pencemaran udara yang terjadi akibat

    pembakaran tandan, cangkang, dan serat yang akan menghasilakan debu sebagai

    akibat bangkitan limbah cair dari pengoperasian Pabrik Minyak Kelapa Sawit

    PT Ensem Lestari yang lebih buruk lagi jika perusahaan tersebut tidak di tutup

    Halaman 3 dari 72 Halaman Putusan Nomor 10/Pdt.G/2015/PN.Skl.

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

  • Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    untuk sementara, setelah beberapa menit kemudian masyarakat di jumpai oleh

    ketua DPRK dan di dampingin oleh Anggota lainya untuk mendengarkan

    aspirasi secara langsung dan atau kemudian Anggota DPRK meminta

    masyarakat untuk berdialok mencari solusi dalam permaslahan pencemaran

    lingkungan, lalu masyarakat juga menerima ajakana Anggota DPRK tersebut

    dan langsung naki ke atas dan atau lantai dua gedung DPRK, dalam diskusi

    tersebut atau dialok antara masyarakat, DPRK penuh pertanyaan dan jawaban

    lalu sempat terjadi perdebatan, dalam diskusi tersebut telah menyepakati bahwa

    akan memanggil pihak PT Ensem Lestari untuk langsung menpertanyakan

    bagaimana kondisi pabrik minyak kelapa sawit PT Ensem Lestari dan juga

    mempertanyakan seluruh izin-izin yang ada pada perusahaan tersebut, lebih

    lanjut lagi Angota DPRK sepakat untuk menyurati pihak perusahaan, pada hari

    jum’at tanggal 15 Mei 2015 anggota DPRK menunggu pihak perusahan untuk

    datang dan melakukan rapat untuk memperjelas semua permasalahan yang

    terjadi pada masyarakat, namun pada hari jum’at tidak ada yang datang dari

    pihak PT Ensem Lestari, dalam hal tidak hadirnya pihak PT Ensem Lestari telah

    menuai hal yang negatif terhadap kalangan masyarakat karena dinilai tidak

    mempunyai itikad baik untuk menyelesaiakn permasalah yang telah terjadi lalu

    Anggota DPRK kembali memanggil PT Ensem Lestari hadir dalam pertemuaan

    selanjutanya, pada hari senin tanggal 25 Mei 2015 telah berlanjut pertemuan

    antara masyarakat, DPRK, PT Ensem Lestari, dalam pertemuan tersebut sempat

    terjadi ketegangan antar masing-masing pihak karena saling mempertahankan

    jawaban para piahak, namun ketegangan tersebut tidak berlangsung lama dan di

    dalam pertemuan berlangsung telah mendapatkan kesepakatan bahwa PT Ensem

    Lestari harus menutup sementara kegiatan yang sedang berlangsung, DPRK juga

    telah mengeluarkan surat Rekomendasi untuk diberikan kepada Bupati Aceh

    Singkil prihal penutupan sementara kegiatan PT Ensem Lestari , hingga saat ini

    Bupati Aceh Singkil belum juga menanggapi surat rekomendasi yang di

    keluarkan DPRK Aceh Singkil

    6. Bahwa Surat Teguran Tertulis Nomor 600 / 399 / 2014 Tanggal 31 2014 dari

    Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Pertaman dan Kebersihan Aceh

    Singkil:

    Belum melakukan pengelolaan air limbah secara optimal, hal ini terlihat dari hasil

    analisa pengujian kualitas air limbah yang melebihi baku mutu yang ditetapkan,

    hal ini melanggar :

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

  • Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    • Pasal 20 ayat 3 huruf ( a ) Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009

    tentang perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang

    menyatakan : Setiap orang diperbolehkan untuk membuang limbah ke

    media lingkungan hidup dengan persyaratan a. Memenuhi baku mutu

    lingkungan hidup, dan;

    • Pasal 6 huruf ( a ) keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51

    Tahun 1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Industri, yang menyatakan :

    Setiap penanggung jawab kegiatan industri sebagaimana dalam pasal 2

    ayat 1 Keputusan ini wajib : melakukan pengelolaan limbah cair sehingga

    mutu limbah cair yang dibuang ke lingkungan tidak melampaui baku mutu

    limbah cair yang telah ditetapkan;

    Belum memiliki izin pembangunan limbah cair ke badan air, hal ini melanggar :

    • Pasal 20 ayat 3 huruf ( b ) undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009

    Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hihup, yang

    menyatakan : Setiap orang diperbolehkan untuk membuang limbah ke

    media lingkungan hidup dengan persyaratan : b. Mendapat izin dari

    Menteri, Gubernur, atau Bupati/Wali Kota sesuai dengan kewenangannya;

    Belum melakukan pemeriksaan kualitas air limbah secara periodik di laboraturium

    minimal setiap sebulan sekali, hal ini melanggar :

    • Pasal 6 huruf ( e ) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 51

    tahun 1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Industri yang menyatakan :

    Setiap penanggung jawab kegiatan industri sebagaimana dimaksud pasal 2

    ayat ( 1 ) keputusan ini wajib : e. memeriksakan kadar parameter Baku

    Mutu Limbah Cair sebagaimana tersebut dalam Lapiran Keputusan ini

    secara periodik sekurang-kurangnya satu kali dalam sebulan;

    Belum melakukan pengujian kualitas air terhadap anak sungai lae pandak dan air

    sungai lae cinendang secara berkala, hal ini melanggar:

    • Pasal 34 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun

    2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air,

    yang menyatakan : Setiap penanggung jawab usaha dan atau kegiatan wajib

    menyampaikan laporan tentang penaatan persyaratan izin pembuangan air

    limbah ke air atau sumber air;

    • Pasal 53 ayat 1 huruf ( a ) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012

    Tentang Izin Lingkungan, yang menyatakan : Pemegang Izin Lingkungan

    Halaman 5 dari 72 Halaman Putusan Nomor 10/Pdt.G/2015/PN.Skl.

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

  • Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Berkewajiban : Menaati persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam

    izin lingkungan dan izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;

    Belum memiliki Standart Operation Procedure ( SOP ) pengelolaan limbah cair,

    hal ini diperlukan untuk mengetahui langkah – langkah penanggulangan limbah

    cair untuk mencegah terjadinya resiko kecelakan/bencana, hal ini melanggar :

    • Pasal 25 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang

    Pengendalian Pencemaran Air, yang menyatakan : Setiap usaha dan atau

    kegiatan wajib membuat rencana penanggulangan pencemaran air pada

    keadaan darurat dan atau keadaan yang tidak terduga lainnya;

    Belum memiliki sarana dan prasarana untuk pengambilan sampling di incinator/

    tungku pembakaran, hal ini melanggar :

    • Lampiaran 3.3 keputusan Kepala Bapedal Nomor 205 Tahun 1996 tentang

    Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Sumber Emisi Tidak Bergerak,

    yang menyatakan : Sarana pendukung diantaranya tangga, lantai kerja,

    pagar pengaman, aliran listrik dengan persyaratan sebagai berikut :

    1. Tinggi besi dan selubung pengamanan berupa pelat besi,

    2. Lantai kerja ( landasan pengambilan sampel ) dengan ketentuan:

    • Dapat mendukung beban minimal 500 kilogram,

    • Keluluasaan kerja bagi minimal tiga orang,

    • Lebar lantai kerja terhadap lubang pengambilan sampel

    adlah 1,2 meter dan melingkarai cerobong,

    • Pagar pengamnan setinggi satu meter,

    • Dilengkapi dengan kontrol pengangkat alat pengambilan

    sampel

    3. Stop kontak aliran listrik yang sesuai dengan peralatan yang

    digunakan, yaitu Voltase 220 V, 30 A, single phase, 50 Hz AC;

    4. Penempatan sumber aliran listrik dekat dengan lunbang pengambilan

    sampel;

    5. Sarana dan prasarana pengangkutan serta pelengkapan keamanan

    pengambilan sampel bagi petugas disediakan oleh industri;

    Bahwa belum melakukan pengukuran emisi udara cerobong, gendet incinator

    (tungku bakar) dan udara ambien secara berkala, hal ini melanggar :

    • Pasal 6 huruf ( b ) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 07

    Tahun 2007 Tentang Baku Mutu Sumber Emisi Tidak Bergerak bagi

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

  • Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Ketel Uap, yang menyatakan : Penanggung jawab usaha dan atau

    kegiatan yang mengoperasikan ketel uap sebagaimana dimaksud dalam

    pasal 2 ayat ( 1 ) wajib : ( b ) melakukan pengujian emisi yang

    dikeluarkan dari setiap cerobong paling sedikit 2 ( dua ) kali selama

    periose operasi setiap tahunnya bagi ketel uap yang beroperasi selama 6

    ( enam ) bulan atau lebih;

    • Lampiran 1.2 Keputusan Kepala Bapedal Nomor 205 Tahun 1996

    Tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Sumber Emisi

    Tidak Bergerak, yang menyatakan : Pemantauan kualitas udara emisi

    oleh pihak industri harus dilakukan secara terus menerus untuk

    parameter yang mempunyai fasilitas pengukuran secara otomatis dan

    periode 6 bulan untuk peralatan manual dan dilaporkan kepada

    Gubernur/Pemerintah Daerah setempat dengan tembusan Bapedal;

    Belum melakukan pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun ( LB3 )

    terhadap limbah B3 yang dihasilakaan seperti oli bekas, filter oli bekas, baterai

    bekas dan lain sebagainya, hal ini melanggar :

    • Pasal 59 ayat 1 Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan

    dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang menyatakan : Setiap orang yang

    menghasilkan limbah B3 wajib melakukan pengelolaan limbah B3 yang

    dihasilkannya;

    • Pasal 9 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 1999 Tentang Pengelolaan

    Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dan atau menghasilakn limbah B3

    wajib melakukan reduksi limbah B3, mengolah limbah B3 dan atau menimbun

    B3;

    Belum memiliki bangunan tempat peyimpanan sementara limbah B3 (TPS LB3)

    sebagai tempat penyimpanan sementara limbah B3 yang dihasilkan, hal ini

    melanggar :

    • Pasal 59 Ayat 4 Undang – Undang Nomor 32 tahun 2009 Tentang Perlindungan

    dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang menyatakan : Pengelolaan limbah B3

    wajib mendapat izin dari Menteri, Gubernur, dan atau Bupati/Wali Kota sesuai

    dengan kewenaangannya;

    • Pasal 2 Ayat 1 huruf ( b ) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 18

    tahun 2009 Tentang Perizinan Limbah bahan Berbahaya dan Beracun, yang

    Halaman 7 dari 72 Halaman Putusan Nomor 10/Pdt.G/2015/PN.Skl.

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

  • Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    menyatakan : Jenis kegiatan pengelolaan limbah B3 yang wajib dilengkapi

    dengan izin terdiri atas kegiatan,

    o Pengangkutan,

    o Penyimpanan sementara

    • Pasal 3 Ayat 2 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 18 Tahun 2009

    Tentang Perizinan Limbah bahan Berbahaya dan Beracun, yang menyatakan :

    Kegiatan penyimpanan sementara limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam

    pasal 2 ayat ( 1 ) wajib memiliki izin dari Bupat/Wali Kota;

    Belum menyampaikan laporan pemerataan kualitas air, udara dan limbah bahan

    berbahya dan beracun secara berkala kepada instansi terkait, hal ini melanggar :

    • Pasal 6 huruf (b) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51

    Tahun 1995 Tentang Baku Mutu limbah Cair Industri, yang menyatakan :

    Setiap penaggung jawab kegiatan industri sebagaimana dimaksud dalam pasal 2

    ayat (1) keputusan ini wajib ;

    (n) meyampaikan laporan tentang cacatan debit harian, kadar parameter

    baku mutu limbah cair, produksi bulanan senyatanya kepada Bapedal,

    Gubernur, instansi yang membidangi industri, dan instansi lain yang

    dianggap perlu sesuai dengan perturan perundang-undangan yang berlaku;

    • Lampiran 1.5 Keputusan Kepala Bapedal Nomor 205 tahun 1996 Tentang

    pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Sumber Emisi Tidak Bergerak,

    yang menyatakan : laporan hasil pemantauan kualitas udara serta kapasitas

    produksi diserahkan ke Gubernur dengan tembusan kepada Bapedal tiap

    periode waktu :

    • 3 bulan untuk pemantauan rutin dengan menggunakan

    peralatan otomatis/kontinu ( From PL - 01 ).

    • 6 bulan dengan pemantauan dalam rangka pertaatan baku

    mutu emisi/pengawasan baku mutu dengan menggunakan

    peralatan manual ( From PL - 02 ).

    • Tertentu sesuai dengan kebutuhan untuk pemantauan tidak

    rutin dalam rangka pengendalian pencemaran udara karena

    kasus pencemaran, kondisi kualitas udara malampaui baku

    mutu, kerusakan/gangguan peralatan yang menyebabkan

    baku mutu emsi terlampaui ( From – 03 ).

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

  • Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    • Pasal 11 Ayat 2 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 18 Tahun 2009

    Tentang Perizinan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, yang menyatakan :

    Penghasilan limbah B3 wajib menyampaikan catatan sebagaimana dimaksud

    pada ayat ( 1 ) sekurang – kurangnya sekali dalam enam bulan kepada instansi

    yang bertanggung jawab dengan tembusan kepada instansi yang terkait dan

    Bupati/Wali Kotamadya kepada Daerah tingkat II yang bersangkutan;

    Belum menyampaikan laporan Rencana Pengendalian dan Pemantauan

    Lingkungan Hidup ( UPK – UPL ) secara berkala kepda instansi terkait , hal ini

    malanggar :

    • Pasal 53 Ayat 1 huruf ( b ) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012

    Tentang Izin Lingkungan, yang menyatakan : pemegang izin lingkungan

    berkewajiban ( b ) membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan terhadap

    persyaratan dan kewajiban dalm izin lingkungan kepada Menteri, Gubernur,

    dan atau Bupati/Wali Kota;

    • Pasal 53 Ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin

    Lingkungan, yang menyatakan : Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1

    ) huruf b disampaikan secara berkala setiap 6 ( enam ) bulan;

    • Rekomendasi atas UKL – UPL Kegiatan Rencana Pembangunan Industri

    Pengelolaan Minyak Kelapa Sawit Kapasitas 30 ton/jam Oleh PT Ensem Lestari

    di Gampong Kuta Tinggi Kecamatan Simpang Kanan Kabupaten Aceh Singkil,

    yang menyatakan : Penanggung jawab PT Ensem Lestari wajib melaporkan

    pelaksanaan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang

    tercantum dalam UKL – UPL tersebut kepada Bapedal, Pertanaman dan

    Kebersihan Kabupaten Aceh Singkil dan Instansi-Instansi terkait ( termasuk

    instansi pemberi izin ) setiap 2 ( tiga ) bulan sekali terhitung tanggal

    diterbitkannya surat rekomendasi ini;

    7. Bahwa TERGUGAT II sebagai kepala daerah sangat bertanggung jawab dalam

    melihat persolaan di dalam wilayah aceh singkil dan atau dapat menyelesaikan

    semua persoalan yang ada di tengah masyarakat sehingga masyarakat dapat

    beraktivitas dengan penuh kenyamaan namun sampai saat sekarang ini belum

    menindak lanjuti surat rekomendasi DPRK dan atau belum juga melaksanakan

    surat rekomendasi tersebut, TERGUGAT II seharusnya melakukan tindakan untuk

    mengeksekusi penutupan sementara kegiatan PT Ensem Lestari sebelum semua

    permasalahanya di perbaiki

    Halaman 9 dari 72 Halaman Putusan Nomor 10/Pdt.G/2015/PN.Skl.

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

  • Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    8. Bahwa TERGUGAT II pada saat kampanye menyampaikan VISI dan MISI Bupati

    Aceh Singkil :

    VISI

    “Terwujudnya Perekonomian Daerah Yang Tangguh, Menuju Masyarakat

    Mandiri Sejahtera Lahir Bathin dan Bermatabat, Berdasarkan Nilai – Nilai

    Islami”

    MISI

    • Mewujudkan kehidupan masyarakat atau sumber daya manusia (SDM) yang

    berkualitas yang ditandai dengan oleh meningkatnya indeks pembangunan

    manusia (IPM) melalui pemenuhan kebutuhan dasar ; antara lain melalui bidang

    ekonomi, bidang pendidikan, dan bidang kesehatan.

    • Mewujudkan perbaikan sistim pemerintahan, pelaksanaan pembangunan daerah

    dan Pemberdayaan masyarakat yang berbudaya, berkeadilan, kesetaraan,

    berwawasan kebangsaan, berbasis pengetahuan dan Akhlakul Karimah.

    • Memberdayakan seluruh kekuatan ekonomi daerah terutama sektor Economic

    Base yaitu sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan kelautan, peternakan,

    pasar tradisional, serta Industri Pengolahan hasilnya, serta bertumpu pada

    masyarakat dengan memiliki standar kompetensi pasar/berdaya saing.

    • Mewujudkan sistem dan iklim daerah yang kondusif, demokratis berdasarkan

    nilai-nilai budaya lokal serta berketrampilan dan menguasai ilmu pengetahuan

    dan teknologi ( IPTEK).

    • Meningkatkan seluruh sumberdaya sektor-sektor unggulan lainnya yaitu:

    industri dan pariwisata.

    • Mewujudkan perluasan lapangan kerja dalam upaya mengurangi pengangguran

    dan kemiskinan.

    • Mewujudkan masyarakat Aceh Singkil yang sejahtera lahir dan bathin.

    • Mewujudkan masyarakat Aceh Singkil yang islami.

    9. Bahwa dalam hal ini PENGGUGAT menilai TERGUGAT II tidak menjalankan

    VISI dan MISI nya dan atau hanya menjadi catatan tersendiri karena permasalahan

    pencemaran lingkungan yang diakibatka oleh PT Ensem Lestari mencederai/

    melukai hati masyarakat sebab persoalan ini adalah bagian dari VISI dan MISI

    TERGUGAT II untuk mewujudkan masyarakat Aceh Singkil sejahtera lahir

    bathin, namun pada kenyataan yang telah terjadi bahwa masyarakat merasakan

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

  • Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    ketidaknyamanan dengan persoalan pencemaran lingkungan ini dan tau mayarakat

    tidak sejahtera lahir bathin;

    10. Bahwa Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa tentang hukum “ berdosa

    bagi pemimpin yang tidak menepati janjinya saat kampanye “. Menurut

    kesepakatan ulama MUI dalam acara ijtima Komisi fatwa MUI V di tegal, 7 – 10

    Juni 2015, fatwa ini berlaku bagi pemimpin dan calon pemimpin publik, baik itu

    di legeslatif, yudikatif, maupun eksekutif. MUI meminta para calon pemimpin,

    baik legeslatif, yudikatif, maupun eksekutif agar tidk mengumbar janji untuk

    melakukan perbuatan diluar kewenangannya, kata Ketua Tim Perumus Komisi A

    Muh. Zaitun Rasmin. Zaitun mengatakan seorang pemimpin berkewajiban

    menunaikan janjinya apabila saat kampanye dia berjanji untuk melaksanakan

    kebijakan yang tidak bertentangan dengan syariah dan mengandung unsur

    kemaslahatan. Sebaliknya, mengingkari janji tersebut hukumnya haram. Ulama di

    MUI sepakat bahwa calon pemimpin dilarang berjanji menetapkan kebijakan yang

    menyalahi ketentuan agama. Apabila dia menetapkan kebijakan yang bertentangan

    dengan syariah. Terhadap pemimpin yang ingkar janji, MUI menghimbau umat

    untuk tidak memilihnya kembali jika yang bersangkutan kembali mencalonkan diri

    pada pemilihan umum periode berikutnya. Berdasarkan MUI menetapkan hukum

    dosa bagi pemimpin ingkar janji diantaranya. Pertama, dari nash atau simber

    hukum Islam menyuruh agar setiap muslim menepati janji dan melarang

    mengingkarinya. Kedua, setiap janji itu akan diminta pertanggungjawabannya.

    Ketiga, pemimpin harus menunaikan janjinya saat kampanye demi kemaslahatan

    umat. Fatwa ulama ini juga mendorong agar para pemimpin yang muncul ke

    hadapan publik adalah mereka yang memiliki kompetensi dan kemampuan dalam

    menjalankan amah tersebut;

    11. Bahwa dalam Pacta Sunt Servanda ( aggrements must be kept ) adalah asas hukum

    yang menyatakan bahwa “ setiap perjanjian menjadi hukum yang mengikat bagi

    para pihak yang mlakukan perjanjian. Asas ini menjadi dasar hukum Internasional

    karena termaktub dalam pasal 26 Konversi Wina 1969 yang menyatakan bahwa “

    every treaty in force is binding ipon the parties to it and must be performed by

    them in good faith “ ( setiap perjanjian mengikat para pihak dan harus

    dilaksanakan dengan itikad baik ) Pasta Sunt Servanda pertama kali diperkenalkan

    oleh Groyius yang kemudian mencari dasar pada sebuah hukum perikatan dengan

    mengambil prinsip – prinsip hukum alam, khususnya kodrat. Bahwa seseorang

    yang mengikatkan diri pada sebuah janji mutlak untuk memenuhi janji tersebut

    Halaman 11 dari 72 Halaman Putusan Nomor 10/Pdt.G/2015/PN.Skl.

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

  • Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    ( promissorum implendorum obligati ). Menurut Grotius, asa pasta sunt servanda

    ini timbul dari premis bahwa kontrak secara alamiah dan sudah menjadi sifatnya

    mengikat berdasarkan dua alasan yaitu :

    • Sifat kesederhanaan bahwa seseorang harus bekerjasama dan berinteraksi

    dengan orang lain, yang berarti orang ini harus saling mempercayai yang pada

    gilirnnya memberikan kejujuran dan kestiaan.

    • Bahwa setiap individu memiliki hak, dimana yang paling mendasar adalah hak

    milik yang bisa dialihkan, Apabila seseorang individu memiliki hak untuk

    melepaskan hak miliknya, maka tidak ada alasan untuk mencegah dia

    melepaskan haknya yang kurang penting khususnya melalui kontrak.

    12. Makna awal asas pacta Sunt Servanda sebagaimana maksud dalam Pasal 1338

    KUHPerdata adalah bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku

    sebagai Undang – Undang bagi yang membuatnya, artinya dengan adanya

    konsensus dari para pihak , maka kesepakatan itu menimbulkan kekuatan mengikat

    perjanjian sebagaimana layaknya Undang – Undang. Apa yang dinyatakan

    sesorang dalam suatu hubungan hukum menjadi hukum bagi mereka. Dalam

    perkembangannya sekarang ini dalam asas pacta sunt servanda harus dilandasi asas

    itikad baik, serta didalam kesepakatan perjanjian tersebut yang menggunakan asas

    kebebasan berkontrak tidak boleh bertentangan dengan Undang – Undang,

    kesusilaan, dan kepatutan. Makna itikad baik sebagaimana maksud Pasal 1338

    KUHPerdata adalah mengacu kepada standar prilaku yang reasonable yang tidak

    lain bermakna bahwa orang harus mematuhi janji atau perkataannya yang

    mencerminkan standar keadilan atau kepatutan masyrakat yang mensyaratkan

    adanya penghormatan tujuan hukum. Itikad baik tersebut tidak hanya mengacu

    kepada itikad baik para pihak, tetapi harus pula mengacu kepada nilai – nilai yang

    berkembang dalam masyarakat, sebab itikad baik merupakan bagian dari

    masyarakat. Itikad baik digunakan hakim untuk membatasi atau meniadakan

    kewajiban kontraktual apabila ternyata isi dan pelaksanaan perjanjian bertentangan

    dengan keadilan. Hakim juga mengkaitkannya dengan nilai – nilai keadilan yang

    berkembang dalam kehidupan masyarakat. Dalam konteks ajaran itikad baik,

    kepatutan tersebut harus dikaitkan dengan kepatutan yang hidup dalam

    masyarakat. Itikad baik tidak hanya dinilai dari itikad baik menurut anggapan para

    pihak saja, tetapi itikad baik menurutanggapan umum yang hidup dalam

    masyarakat. Oleh karena itu hakim yang progresif akan mengedepankan asas itikad

    baik dari pada pacta sunt servanda

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

  • Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    13. Bahwa TERGUGAT III sebagai waakil rakyat dan tugas pokoknya harus dapat

    menjadi kekuatan dalam menyuarakan aspirasi masyarakat, untuk segera mendesak

    TERGUGAT II segera mengeksekusi penutupan sementara PT Ensem Lestari

    jangan sampai persoalan ini terus berlanjut sehingga masyarakat juga dapat dengan

    nyaman menjalankan aktivitasnya;

    14. Bahwa TERGUGAT II harus bertanggung jawab atas semua persoalan yang ada di

    wilayah Aceh Singkil khususnya di Desa Kuta Tinggi, Desa Kuta Batu, Desa

    Ujung Limus, Desa Pakiraman, Desa Lae Riman, Desa Silatong, Desa Lipat kajang

    Bawah, Desa Tanjung Mas, Desa Serasah, Desa Cibubukan, dalam hal ini

    TERGUGAT II untuk menjalankan semua kebijakan dan keputusan agar tidak ada

    yang di rugikan lagi dan atau sekarang untuk secepatnya melaksanakan penutupan

    sementara kegiatan PT Ensem Lestari, sebelum semua selesai dengan baik dan

    semua dapat diperbaiki segala yang kurang oleh PT Ensem Lestari maka tidak ada

    aktivitas dan atau kegiatan apa pun bentuknya, setelah terjadi eksekusi penutupan

    sementara dan dalam proses penutupan tersebaut PT Ensem Lestari tidak juga

    ingin memperbaiki semuanya dan atau jika apabila PT Ensem Lestari tidak

    mengindahkan maka TERGUGAT II untuk mencabut segala bentuk izin yang

    sudah ada, bahwa dalam hai ini TERGUGAT II wajib memberikan kompensasi

    berupa ganti rugi sebab karena TERGUGAT II yang mempunyai dan atau yang

    dapat mengambil kebijakan serta keputusan untuk melaksanakan segala tindakan

    pelaksanaan yang akan terjadi dan atau yang akan timbul di tengah masyarakat,

    dalam hal ini PENGGUGAT meminta kepada TERGUGAT II segera menganti

    rugi yang ditimbulkan selama keadaan yang sudah terjadi dan atau yang akan

    datang selama tercemarnya air sungai,air tanah, udara, ganti rugi ini tidak terlepas

    dari semua jumlah penduduk perjiwa yang ada di sepuluh desa tersebut, bahwa

    PENGGUGAT memberikatahukan dari seluruh jumlah penduduk di sepuluh desa

    tersebaut sebanyak 4.913 jiwa, hitungan mengenai ganti rugi sesuai hitungan yang

    ada pada tuntutan penjelasan di bawah dan atau yang sama dengan hitungan

    tuntutan pada PT Ensem Lestari dalam hal ini TERGUGAT II harus memenuhi

    semua permintaan ganti rugi;

    15. Bahwa TERGUGAT III sebagai Lembaga kontrol dan pengawas kebijakan telah

    gagal dalam mengamankan lingkungan masyarakat yang berakibat pada

    ketidaknyamanan masyarakat untuk berusaha;

    16. Bahwa Sebagai lembaga yang seharusnya menjadi lembaga pembuat regulasi yang

    bisa menyelamatkan lingkungan justru tidak pernah memikirkan dampak

    Halaman 13 dari 72 Halaman Putusan Nomor 10/Pdt.G/2015/PN.Skl.

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

  • Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    lingkungan. TERGUGAT III telah mengabaikan fungsi legislasinya, tidak tanggap

    dan responsif terhadap permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat;

    17. Bahwa akbat ketidakmapuan TERGUGAT III dalam melakukan kotrol dan

    menciptakan regulasi penyangga lingkungan berakibat pada leluasanya perusahaan

    pelaku pencemaran lingkungan dan menyebabkan hilangnya mata pencaharian

    masyarakat, menjadikan beban hidup yang semakin sulit dan menambah

    penderitaan dan kesengsaraan masyarakat;

    18. Bahwa perbuatan TERGUGAT III cukup memiliki andil yang besar dalam

    menciptakan kondisi masyarakat yang semakin menderita. Sikap kurang responsif

    dan ketidak mau tahuan atas permasalahan lingkungan yang berdampak buruk

    bagi masyarakat telah mencederai rasa kepercayaan masyarakat dan melahirkan

    kekecewaan yang mendalam, patutlah jika terhadap TERGUGAT III dituntut

    untuk dapat ikut mengembalikan keadaan masyarakat seperti semula jika tidak

    mampu untuk memperbaikinya. Dan untuk itu wajar dan beralasan apabila kepada

    TERGUGAT dibebani kewajiban untuk memberikan konpensasi bagi masyarakat

    di 10 Desa tersebut sebesar 50% dari Kewajiban TERGUGAT 1 atau sebesar Rp

    10.612.080.000 ( Sepuluh Miliar Enam Ratus Dua Belas Juta delapan Puluh Ribu

    Rupiah );

    19. Bahwa selain itu TERGUGAT I sebelum mendirikan Pabrik Minyak Kelapa Sawit

    PT. Ensem Lestari di Desa Kuta Tinggi , dalam pembangunan Pabrik Minyak

    Kelapa Sawit PT. Ensem Lestari sangatlah kami mendukung untuk membuka

    lapangan kerja namun berkewajiban untuk menjaga lingkungan;

    20. Bahwa Desa Kuta Tinggi adalah tempat beradanya PT. Ensem Lestari dengan

    jumlah penduduk 734 jiwa yang terkena dampak langsung dari pembakaran

    cerobong pabrik dan debu-debu yang lalu lintas di desa Kuta Tinggi disebabkan

    mobil-mobil angkutan perusahaan PT. Ensem Lestari dan masyarakat merasakan

    bau dari limbah pengolahan Pabrik dan dampak dari pembakaran cerobong

    tersebut masyarakat mengalami sesak nafas, pakaian jadi kotor, polusi yang sangat

    menggangu aktifitas, masyarakat dengan adanya asap pembakaran janjang kosong

    sehingga banyak kerugian yang di timbulkan seperti pakaian yang di jemur

    menjadi kotor maka pakaian tersebut tidak layak lagi untuk di pakai dan atau debu

    yang di hasilkan dari pembakaran janjang kosong yang menempel di atap-atap

    rumah dan atau seng rumah warga di Kecamatan Simpang Kanan Kabupaten Aceh

    Singkil yang kondisinya saat ini sangat memprihatikan serta telah lama dibiarkan

    begitu saja oleh PT. Ensem Lestari;

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

  • Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    21. Bahwa Desa Kuta Batu adalah salah satu desa juga terkena dampak lingkungan

    yang di timbulkan oleh PT. Ensem Lestari dengan jumlah penduduk 104 jiwa desa

    Kuta Batu mayoritas yang menggunakan air sungai sebagai kebutuhan untuk

    mencari ikan, air minum, air mandi, menyuci pakaian sehari-hari, sehingga dengan

    pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh PT. Ensem Lestari maka masyarakat

    desa Kuta Batu tidak dapat lagi menggunakan air sungai seperti biasanya;

    22. Bahwa Desa Ujung Limus adalah salah satu juga yang terkena dampak ligkungan

    yang ditimbulkan oleh PT. Ensem Lestari dengan jumlah penduduk 255 jiwa

    mayoritas yang menggunakan air sungai sebagai kebutuhan untuk mencari ikan, air

    minum, air mandi, menyuci pakaian sehari-hari, sehingga dengan pencemaran

    lingkungan yang dilakukan oleh PT. Ensem Lestari maka masyarakat desa Ujung

    Limus tidak dapat lagi menggunakan air sungai seperti biasanya;

    23. Bahwa Desa Pakiraman adalah salah satu juga yang terkena dampak lingkungan

    yang ditimbulkan oleh PT. Ensem Lestari dengan jumlah penduduk 229 jiwa

    mayoritas yang menggunakan air sungai sebagai kebutuhan untuk mencari ikan, air

    minum, air mandi, menyuci pakaian sehari-hari, sehingga dengan pencemaran

    lingkungan yang dilakukan oleh PT. Ensem Lestari maka masyarakat desa

    Pakiraman tidak dapat lagi menggunakan air sungai seperti biasanya;

    24. Bahwa desa Lae Riman adalah salah satu juga yang terkena dampak lingkungan

    yang ditimbulkan oleh PT. Ensem Lestari dengan jumlah penduduk 340 jiwa

    mayoritas yang menggunakan air sungai sebagai kebutuhan untuk mencari ikan, air

    minum, air mandi, menyuci pakaian sehari-hari, sehingga dengan pencemaran

    lingkungan yang dilakukan oleh PT. Ensem Lestari maka masyarakat desa Lae

    Riman tidak dapat lagi menggunakan air sungai seperti biasanya;

    25. Bahwa Desa Silatong adalah salah satu juga yang terkena dampak lingkungan yang

    ditimbulkan oleh PT. Ensem Lestari dengan jumlah penduduk 703 jiwa mayoritas

    yang menggunakan air sungai sebagai kebutuhan untuk mencari ikan, air minum,

    air mandi, menyuci pakaian sehari-hari, sehingga dengan pencemaran lingkungan

    yang dilakukan oleh PT. Ensem Lestari maka masyarakat desa Silatong tidak dapat

    lagi menggunakan air sungai seperti biasanya;

    26. Bahwa Desa Lipat Kajang Bawah adalah salah satu juga yang terkena dampak

    lingkungan yang ditimbulkan oleh PT. Ensem Lestari dengan jumlah penduduk

    1509 jiwa mayoritas yang menggunakan air sungai sebagai kebutuhan untuk

    mencari ikan, air minum, air mandi, menyuci pakaian sehari-hari, sehingga dengan

    pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh PT. Ensem Lestari maka masyarakat

    Halaman 15 dari 72 Halaman Putusan Nomor 10/Pdt.G/2015/PN.Skl.

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

  • Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    desa Lipat Kajang Bawah tidak dapat lagi menggunakan air sungai seperti

    biasanya;

    27. Bahwa Desa Tanjung Mas adalah salah satu juga yang terkena dampak lingkungan

    yang ditimbulkan oleh PT. Ensem Lestari dengan jumlah penduduk 435 jiwa

    mayoritas yang menggunakan air sungai sebagai kebutuhan untuk mencari ikan, air

    minum, air mandi, menyuci pakaian sehari-hari, sehingga dengan pencemaran

    lingkungan yang dilakukan oleh PT. Ensem Lestari maka masyarakat desa Tanjung

    Mas tidak dapat lagi menggunakan air sungai seperti biasanya;

    28. Bawah Desa Serasah adalah salah satu juga yang terkena dampak lingkungan

    yang ditimbulkan oleh PT. Ensem Lestari dengan jumlah penduduk 99 jiwa

    mayoritas yang menggunakan air sungai sebagai kebutuhan untuk mencari ikan,

    air minum, air mandi, menyuci pakaian sehari-hari, sehingga dengan

    pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh PT. Ensem Lestari maka

    masyarakat desa Serasah tidak dapat lagi menggunakan air sungai seperti

    biasanya;

    29. Bahwa Desa Cibubukan adalah salah satu juga yang terkena dampak lingkungan

    yang ditimbulkan oleh PT. Ensem Lestari dengan jumlah penduduk 505 jiwa

    mayoritas yang menggunakan air sungai sebagai kebutuhan untuk mencari ikan,

    air minum, air mandi, menyuci pakaian sehari-hari, sehingga dengan

    pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh PT. Ensem Lestari maka

    masyarakat desa Cibubukan tidak dapat lagi menggunakan air sungai seperti

    biasanya;

    30. Bahwa keseluruhan Desa yang terkena dampak dari lingkungan sebanyak

    sepuluh desa masing-masing Desa Kuta Tinggi jumlah penduduk 734 jiwa, Desa

    Kuta Batu jumlah penduduk 104 jiwa, Desa Ujung Limus jumlah penduduk 255

    jiwa, Desa Pakiraman jumlah penduduk 229 jiwa, Desa Lae Riman jumlah

    penduduk 340 jiwa, Desa Silatong jumlah penduduk 703 jiwa, Desa Lipat

    Kajang Bawah jumlah penduduk 1.509 jiwa, Desa Tanjung Mas jumlah

    penduduk 435 jiwa, Desa Serasah jumlah penduduk 99 jiwa, Desa Cibubukan

    jumlah penduduk 505 jiwa;

    31. Bahwa jumlah jiwa seluruh penduduk sepuluh desa tersebut masing-masing, 734

    + 104 + 255 + 229 + 340 + 703 + 1.509 + 435 + 99 + 505 = 4.913 jiwa;

    32. Bahwa masyarakat merasa sangat dirugikan dan atau secara materill, sebagai

    masyarakat dirugikan dalam hal ini adalah kualitas hidup semakin turun dan

    biaya hidup semakin tinggi, contoh setiap orang/jiwa pada saat menggunakan air

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

  • Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    sungai baik untuk mandi, menyuci dan sebagainaya yang sebelumnya tidak ada

    pencemaran ke dalam air sungai maka setiap orang/jiwa gratis untuk memakai

    air sungai tersebut namun pada saat sekerang ini setiap orang/jiwa harus

    mengeluarkan biaya untuk mandi, menyuci dan sebagainya karena menggunakan

    air PDAM yang tiap bulan harus dibayar dan beban listrik juga semakin naik.

    Dalam setiap orang/jiwa jika mandi, menyuci dan sebagainaya satu kali mandi,

    menyuci dan sebagainya harus mengeluarkan biaya paling rendah RP 2000;- dan

    maksimal tiap orang/jiwa mandi, menyuci dan sebagainya maksimal tiga kali

    dalam satu hari dan berarti setiap orang/jiwa harus mengeluarkan biaya sebesar

    RP 6000;- perharinya;

    33. Bahwa dengan penjelasan diatas, bahwa PT. Ensem Lestari harus membayar

    ganti rugi dan kompensasi kepada masyarakat di sepuluh desa, Desa Kuta Tinggi

    734 x 2000 x 3 x 360 x 2 = 3.170.880.000,- , Desa Kuta Batu 104 x 2000 x 3 x

    360 x 2 = 449.280.000,- , Desa Ujung limus 255 x 2000 x 3 x 360 x 2 =

    1.101.600.000,- , Desa Pakiraman 229 x 2000 x 3 x 360 x 2 = 989.280.000,- ,

    Desa Lae Riman 340 x 2000 x 3 x 360 x 2 = 1.468.800.000,- ,Desa Silatong 703

    x 2000 x 3 x 360 x 2 = 3.036.960.000,- ,Desa Lipat kajang Bawah 1.509 x 2000

    x 3 x 360 x 2 = 6.518.880.000,- ,Desa Tanjung Mas 435 x 2000 x 3 x 360 x 2 =

    1.879.200.000,- , Desa Serasah 99 x 2000 x 3 x 360 x 2 = 427.680.000,- , Desa

    Cibubukan 505 x 2000 x 3 x 360 x 2 = 2.181.600.000,-.;

    34. Bahwa seluruh sepuluh desa dan masing-masing desa mendapatkan, desa Kuta

    Tinggi RP 3.170.880.000,- , Desa Kuta Batu RP 449.280.000,- , Desa Ujung

    Limus RP 1.101.600.000,- Desa Pakiraman RP 989.280.000,- , Desa Lae Riman

    RP 1.468.800.000,- , Desa Silatong RP 3.036.960.000,- , Desa Lipat Kajang

    bawah RP 6.518.880.000,- , Desa Tanjung Mas RP 1.879.200.000,- , Desa

    Serasah RP 427.680.000,- , Desa Cibubukan RP 2.181.600.000,-;

    35. Bahwa PT. Ensem Lestari agar mengganti rugi dan memberi konvensasi seluruh

    sepuluh desa dan atau desa tersebut masing-masing, 3.170.880.000 +

    449.280.000 + 1.101.600.000 + 989.280.000 + 1.468.800.000 + 3.036.960.000 +

    6.518.880.000 + 1.879.200.000 + 427.680.000 + 2.181.600.000 = RP

    21.224.160.000,-;

    36. Adapun mekanisme pemberitahuan kepada anggota kelompok dilakukan

    melalui dua cara yaitu :

    1. Radio,

    Halaman 17 dari 72 Halaman Putusan Nomor 10/Pdt.G/2015/PN.Skl.

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17

  • Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    2. Pengumuman yang ditempel di Kantor Camat Simpang Kanan dan Kantor

    Kepala Desa Setempat;

    37. Adapun mekanisme pendistribusian ganti rugi ini adalah :

    1. Pendistribusian ganti rugi dilakukan melaui Kepala Camat Kecamatan

    Simpang Kanan dengan membentuk sebuah tim pendistribusian berjumlah 10

    orang yang terdiri dari masing-masing perwakilan dari 10 Desa yang

    mengalami dampak pencemaran lingkungan.

    2. Pendistribusian dilaksanakan 3 hari setelah dana ganti rugi dicairkan.

    3. Pendistribusian dilaksanakan di Kantor Camat.

    4. Pendistribusian dilakukan dengan menggunakan nomor antrian supaya tetap

    tertib dan terkendali;

    38. Bahwa berdasarkan ketentuan dari Pasal 191 R.Bg, putusan perkara ini dapat

    dijalankan dengan cara sertamerta meskipun ada verzet, banding maupun kasasi;

    39. Bahwa timbulnya perkara ini akibat dari perbuatan melawan hukum yang

    dilakukan oleh PARA TERGUGAT, maka oleh karenanya beralasan hukum

    jika seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini dibebankan seluruhnya kepada

    PARA TERGUGAT secara tanggung renteng;

    Berdasarkan dalil-dalil yang telah PENGGUGAT uraikan tersebut di atas, mohon

    Bapak Ketua/Majelis Hakim Pengadilan Negeri Singkil yang terhormat yang

    memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan memutuskan sebagai berikut :

    1. Mengabulkan gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya;

    2. Menyatakan tindakan TERGUGAT I dan TERGUGAT II yang dengan sengaja

    mengabaikan dampak dari Lingkungan pencemaran air sungai, air tanah, udara

    dari cerobong dan atau debu-debu yang di lintasi mobil perusahaan dan

    pembuangan limbah ke badan sungai, PT. Ensem Lestari terletak di Desa Kuta

    Tinggi kecamatan Simpang Kanan merupakan perbuatan melawan hukum

    (PMH);

    3. Menyatakan TERGUGAT III telah lalai dalam menjalankan amanat rakyat yang

    berakibat pada terjadinya pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh

    TERGUGAT I DAN TERGUGAT II

    4. Menghukum TERGUGAT II harus segera malaksanakan Rekomendasi yang

    telah di keluarkan DPRK Aceh Singkil prihal untuk malakukan penutupan

    sementara kegiatan PT Ensem Lestari;

    5. Menghukum TERGUGAT I, TERGUGAT II, membayar uang seluruh ganti

    rugi dan komvensasi sebesar RP 42.448.320.000,- ( Empat Puluh Dua Miliar

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18

  • Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Empat Ratus Empat Puluh Delapan Juta Tiga Ratus Dua Puluh Ribu Rupiah )

    yang diserahkan kepada PENGGUGAT untuk disalurkan kepada masyarakat

    yang ada di Aceh Singkil khususnya masyarakat di Desa Kuta Tinggi, Serasah,

    Tanjung Mas,Cibubukan, Lipat Kajang Bawah, Silatong, Lae Riman, Kuta

    Batu, Pakiraman, Ujung Limus, secara tanggung renteng;

    6. Menghukum TERGUGAT III membayar komvensasi sebesar Rp

    10.612.080.000,- ( SEPULUH Miliar Enam Ratus Dua Belas Juta Delapan

    Puluh Ribu Rupiah) yang diserahkan kepada PENGGUGAT untuk disalurkan

    kepada masyarakat yang ada di Aceh Singkil khususnya masyarakat di Desa

    Kuta Tinggi, Serasah, Tanjung Mas,Cibubukan, Lipat Kajang Bawah, Silatong,

    Lae Riman, Kuta Batu, Pakiraman, Ujung Limus, secara tanggung renteng;

    7. Menghukum TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III untuk

    segera membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp. 5.000.000,- ( Lima Juta

    Rupiah) yang diserahkan kepada PENGGUGAT untuk disalurkan kepada

    masyarakat miskin yang ada di Aceh Singkil khususnya masyarakat miskin di

    di desa Kuta Tinggi, Serasah, Tanjung Mas, Cibubukan, Lipat Kajang Bawah,

    Silatong, Lae Riman, Kuta Batu, Pakiraman, Ujung Limus, setiap hari bilamana

    Tergugat lalai menjalankan putusan ini, terhitung sejak putusan berkekuatan

    hukum tetap;

    8. Menghukum Tergugat I agar mengembalikan fungsi atau melakukan pemulihan

    lingkungan Sungai yang mengairi 10 desa tersebut dalam gugatan ini seperti

    sedia kala;

    9. Menghukum Tergugat I, II dan III meminta maaf dan mengumumkan putusan

    ini pada 2 media cetak yaitu koran Serambi dan Waspada selama 3 hari

    berturut-turut, terhitung sejak putusan ini mempunyai kekuatan hukum yang

    tetap dan mengikat;

    10. Menyatakan putusan perkara ini dapat dijalankan dengan sertamerta meskipun

    ada verzet, banding maupun kasasi;

    11. Menghukum PARA TERGUGAT membayar seluruh biaya yang timbul dalam

    perkara ini secara tanggung renteng;

    Atau : Bilamana Ketua/Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini

    berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

    Halaman 19 dari 72 Halaman Putusan Nomor 10/Pdt.G/2015/PN.Skl.

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19

  • Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    (PERUBAHAN GUGTAN)

    Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut Tergugat I, Tergugat

    II, dan Tergugat III telah memberikan jawabannya di persidangan pada tanggal 5

    Nopember 2015 yang pada pokoknya sebagai berikut:

    JAWABAN TERGUGAT I:

    DALAM EKSEPSI:

    I. EKSEPSI TERHADAP GUGATAN CITIZEN LAWSUIT

    A. Gugatan Penggugat dengan Mekanisme Citizen Lawsuit Tidak Diatur/Tidak

    Diakomodir dalam Hirarkis Peraturan Perundang-undangan Indonesia.

    1. Bahwa citizen lawsuit atau gugatan warga negara terhadap penyelenggara

    negara, tidak dikenal dalam sistem hukum civil law sebagaimana yang

    diterapkan di Indonesia, melainkan lahir di negara-negara yang menganut

    sistem hukum common law seperti Amerika Serikat. Apabila ditinjau dari

    hukum acara perdata yang berlaku di Indonesia dengan sistem hukum civil

    law, dimana hukum acara perdata sebagai hukum formal mempunyai sifat

    mengikat baik bagi hakim maupun bagi semua pihak yang menggunakannya

    dalam menyelesaikan sengketa melalui pengadilan, sehingga mekanisme

    penyelesaian dengan citizen lawsuit tidak mendapatkan ruang dalam beracara

    di pengadilan Indonesia, sebab bila beracara di pengadilan harus berdasarkan

    pada hukum acara perdata yang berlaku;

    2. Bahwa gugatan citizen lawsuit adalah gugatan perbuatan melawan hukum atas

    nama kepentingan umum (on behalf of the public interest) yang dikenal dalam

    sistem hukum common law, yang dapat diajukan oleh setiap orang dengan

    pengaturan negara atau dengan makna lain harus adanya aturannya terlebih

    dahulu. Hal ini dimaksudkan agar mekanisme gugatan seperti ini tidak

    dilakukan secara asal-asalan atau asal menggugat organ pemerintah/negara;

    3. Bahwa dalam konsep citizen lawsuit yang mengajukan gugatan bukanlah yang

    berkepentingan langsung dan juga bukan pihak yang mewakili mereka yang

    berkepentingan langsung berdasarkan pemberian kuasa, melainkan setiap

    orang tanpa kecuali. Hal ini bertentangan dengan asas dalam hukum acara

    perdata yang menyebutkan bahwa barang siapa mempunyai kepentingan dapat

    mengajukan tuntutan hak atau gugatan (asas point d’interet point d’action).

    Artinya bahwa hanya yang berkepentinganlah yang dapat mengajukan gugatan

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20

  • Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    ke pengadilan. Disamping itu, penggugat harus dapat membuktikan adanya

    hubungan antara dirinya dengan hak atau kepentingan, hal ini tersebut di

    dalam Pasal 163 HIR yang menyebutkan bahwa barang siapa mempunyai

    suatu hak atau mengemukakan suatu peristiwa, maka harus membuktikan

    adanya hak atau peristiwa itu (asas actori incumbit probatio), dengan demikian

    menurut hukum acara perdata yang berlaku, penggugat haruslah pihak yang

    mempunyai kepentingan hukum secara langsung dengan objek gugatan;

    4. Bahwa terkait dengan hal tersebut, gugatan citizen lawsuit tidak dikenal dan

    tidak diatur dalam ketentuan perundang-undangan di Indonesia. Oleh karena

    itu Tergugat I secara tegas menolak segala bentuk gugatan apapun yang

    belum/tidak diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan di

    Indonesia, hal ini dimaksudkan agar tertib hukum dan kepastian hukum yang

    ada ditengah masyarakat tetap terpelihara dan terjaga;

    5. Gugatan perwakilan yang diakui di Indonesia adalah Gugatan Perwakilan

    Kelompok/Class Action (vide Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor: 1 tahun

    2002 tentang Acara Gugatan Perwakilan Kelompok) dan Gugatan Legal

    Standing yang diatur dalam beberapa peraturan perundang-undangan antara

    lain Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan

    Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undang-undang Nomor 41 tahun 1999

    tentang Kehutanan dan Undang-undang Nomor 8 tahun 1999 tentang

    Perlindungan Konsumen. Dengan demikian mekanisme gugatan citizen

    lawsuit belum diatur kedalam norma peraturan perundang-undangan di

    Indonesia;

    6. Bahwa meskipun Pasal 5 ayat (1) UU Nomor 48 tahun 2009 tentang

    Kekuasaan Kehakiman menyebutkan: “Hakim dan hakim konstitusi wajib

    menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang

    hidup dalam masyarakat”, jo. Pasal 10 ayat (1) menyatakan: “Pengadilan

    dilarang menolak untuk memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara

    yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas,

    melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadilinya”, maka yang

    dimaksudkan adalah hukum materiilnya, bukan hukum formil.

    7. Bahwa Hakim tidak diperkenankan untuk menemukan atau menciptakan

    hukum formil. Hal ini sesuai dengan pendapat Prof. Sudikno Mertokusumo

    dalam (http://sudiknoartikel.blogspot.com/2008/03/actio-popularis.html)

    dinyatakan bahwa: hukum acara perdata atau hukum acara formal adalah

    Halaman 21 dari 72 Halaman Putusan Nomor 10/Pdt.G/2015/PN.Skl.

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21

  • Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    hukum yang mengatur bagaimana caranya melaksanakan hukum perdata

    materiil atau bagaimana caranya melaksanakan tuntutan hak. Hukum atau

    peraturan yang mengatur cara melaksanakan tuntutan hak merupakan “aturan

    permainan” (spelregels) dalam melaksanakan tuntutan hak itu. Sebagai aturan

    permainan dalam melaksanakan tuntutan hak maka hukum acara perdata

    mempunyai fungsi yang penting, sehingga harus bersifat formal, resmi, strict,

    fixed, correct, pasti, tidak boleh disimpangi, dan bersifat imperatif (memaksa);

    8. Bahwa lebih lanjut Profesor Sudikno Mertokusumo menyatakan:

    Setiap orang bebas mengajukan gugatan dengan cara yang dikehendakinya.

    Hakimlah yang berkuasa dalam menerima dan memeriksa dan memutus

    perkara dengan tunduk kepada peraturan hukum acara yang ada dan tidak

    menuruti justicisbelen (pencari keadilan/penggugat) yang memilih sendiri

    caranya berperkara yang tidak/belum ada dasar hukumnya, serta:

    - Hakim tidak boleh mengadopsi lembaga hukum acara asing (kecuali sudah

    diatur dalam undang-undang);

    - Hakim dilarang menciptakan peraturan yang mengikat secara umum (Pasal

    21 AB);

    - Kebebasan Hakim tidak mutlak, tetapi dibatasi oleh undang-undang,

    ketertiban umum dan kesusilaan;

    - Penemuan hukum yang sering dikatakan “penerobosan” tidak dapat asal

    saja dilakukan (menerobos), tetapi ada metode atau peraturan

    permainannya.

    Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Hakim diberikan peluang

    untuk mencari dan menemukan hukum secara substantif namun tidak

    memberikan peluang pada Hakim untuk menciptakan hukum secara

    prosedural sesuai doktrin Prof. Sudikno Mertokusumo tersebut diatas.

    9. Bahwa oleh karena gugatan penggugat dalam bentuk citizen lawsuit sama

    sekali belum menjadi norma hukum didalam peraturan perundang-undangan di

    Indonesia, maka mohon Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili

    perkara a quo menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet

    ontvankelijke verklaard).

    B. Gugatan Penggugat Tidak Memenuhi Syarat-syarat Gugatan Citizen Lawsuit.

    1. Bahwa pengertian gugatan citizen lawsuit yaitu sebagai bentuk mekanisme

    bagi warga negara untuk menggugat tanggungjawab penyelenggara negara

    atas kelalaian dalam memenuhi hak-hak warga negara, kelalaian tersebut

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22

  • Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    didalilkan sebagai perbuatan melawan hukum, sehingga citizen lawsuit

    diajukan pada lingkup peradilan umum dalam hal ini perkara perdata, oleh

    karena itu atas kelalaiannya sehingga dalam petitum gugatan, negara dihukum

    untuk mengeluarkan suatu kebijakan yang bersifat mengatur umum (regeling)

    agar kelalaian tersebut tidak terjadi lagi dikemudian hari.

    2. Bahwa berdasarkan Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik

    Indonesia No.: 36/KMA/SK/II/2013 Tentang Pemberlakuan Pedoman

    Penanganan Perkara Lingkungan Hidup, telah memutuskan dan menetapkan

    pada diktum KEDUA: “Memerintahkan kepada semua pejabat struktural dan

    fungsional beserta aparat peradilan untuk melaksanakan Pedoman Penanganan

    Perkara Lingkungan Hidup secara seragam, disiplin, tertib, dan

    bertanggungjawab”;

    3. Selanjutnya dijabarkan pada lampiran Surat Keputusan Ketua Mahkamah

    Agung Republik Indonesia No.: 36/KMA/SK/II/2013 Tentang Pemberlakuan

    Pedoman Penanganan Perkara Lingkungan Hidup, dalam lampirannya pada

    BAB IV tentang PEDOMAN PENANGANAN PERKARA PERDATA

    LINGKUNGAN, yang pada Huruf B mengenai Gugatan Perwakilan, yang

    kemudian dijelaskan pada point ke 3 mengenai Gugatan Warga Negara

    (Citizen Lawsuit/CLS/Actio Popularis) telah disebutkan tentang

    PERSYARATAN GUGATAN WARGA NEGARA (Citizen Lawsuit)

    meliputi:

    a) Penggugat adalah satu orang atau lebih Warga Negara Indonesia, bukan

    badan hukum;

    b) Tergugat adalah pemerintah dan/atau lembaga negara;

    c) Dasar gugatan adalah untuk kepentingan umum;

    d) Obyek gugatan adalah pembiaran atau tidak dilaksanakannya kewajiban

    hukum;

    e) Notifikasi/somasi wajib diajukan dalam jangka waktu 60 hari kerja sebelum

    adanya gugatan dan sifatnya wajib. Apabila tidak ada notifikasi/somasi

    gugatan wajib dinyatakan tidak diterima;

    f) Notifikasi/somasi dari calon penggugat kepada calon tergugat dengan

    tembusan kepada Ketua Pengadilan Negeri setempat.

    Isi Pemberitahuan singkat/notifikasi/somasi secara tertulis yang berisi:

    • Informasi pelaku pelanggaran dan lembaga yang relevan dengan

    pelanggaran;

    Halaman 23 dari 72 Halaman Putusan Nomor 10/Pdt.G/2015/PN.Skl.

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23

  • Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    • Jenis pelanggaran;

    • Peraturan perudang-undangan yang telah dilanggar;

    • Yang dimaksud dengan kepentingan umum adalah kepentingan

    lingkungan dan kepentingan makhluk hidup yang potensial atau

    sudah terkena dampak pencemaran dan/atau perusakan lingkungan;

    • Tidak boleh mengajukan tuntutan ganti rugi uang;

    • Prosedur acara persidangan CLS mengacu pada HIR

    g) Jangka waktu 60 hari kerja bertujuan untuk memberikan kesempatan

    kepada Pemerintah melaksanakan kewajiban hukumnya sebagaimana

    diminta atau dituntut oleh calon penggugat.

    4. Bahwa bila mengacu pada pedoman yang telah dikeluarkan oleh Ketua

    Mahkamah Agung Republik Indonesia tersebut yang ditujukan untuk semua

    pejabat struktural dan fungsional beserta aparat peradilan, maka majelis hakim

    pemeriksa perkara a quo menjadi sangat beralasan hukum untuk menolak

    gugatan Penggugat karena tidak sesuai dengan aturan main didalam konsep

    pengajuan gugatan citizen lawsuit;

    5. Selanjutnya bila dilakukan perbandingan hukum mengenai konsep gugatan

    citizen lawsuit pada negara-negara penganut sistem hukum common law, serta

    gugatan citizen lawsuit yang pernah dimajukan pada Pengadilan Negeri di

    Indonesia, maka didapati pengetatan pengaturan dengan penemuan kaedah

    hukum sebagai berikut:

    a. Tergugat dalam citizen lawsuit adalah Penyelenggara Negara, mulai dari

    Presiden dan Wakil Presiden sebagai pimpinan teratas, Menteri dan terus

    sampai kepada pejabat negara di bidang yang dianggap telah melakukan

    kelalaian dalam memenuhi hak warga negaranya. Dalam hal ini pihak

    selain penyelenggara negara tidak boleh dimasukkan sebagai pihak baik

    sebagai Tergugat maupun Turut Tergugat, karena inilah bedanya antara

    citizen lawsuit dengan gugatan warga negara.

    b. Jika ada pihak lain (individu atau badan hukum) yang ditarik sebagai

    Tergugat/Turut Tergugat maka Gugatan tersebut menjadi bukan citizen

    lawsuit lagi, karena ada unsur warga negara melawan warga negara.

    Gugatan tersebut menjadi gugatan biasa yang tidak bisa diperiksa dengan

    mekanisme citizen lawsuit.

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24

  • Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    done

    sia

    Mahk

    amah

    Agu

    ng R

    epub

    lik In

    d