direktori putusan mahkamah agung republik indonesia€¦ · direktori putusan mahkamah agung...
TRANSCRIPT
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal.1 dari 20 hal. Put. No.558 K/PHI/2007
P U T U S A N
No. 558 K/PHI/2007
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
M A H K A M A H A G U N G
memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai
berikut dalam perkara :
1. SITATUN NA’IMAH , bertempat tinggal di Desa Bangsal
RT.12 RW.02, Bangsal, Kab. Mojokerto;
2. ATIK WAHYUTI, bertempat tinggal di Dusun Mejoyo, Desa
Mejoyo, Bangsal, Kab.Mojokerto;
3. SRI QOMARIYAH, bertempat tinggal di Dusun Sebani Rt.06,
Rw.01, Desa Tanjung Rono, Ngoro, Kab. Mojokerto;
4. HARWINAHYU RETNO UTAMI, bertempat tinggal di Jl. H.
Agus Salim Nomor 22 Rt.17,Rw.03, Desa Mindi Porong
Sidoarjo ;
5. MUJIATI, bertempat tinggal di Desa Dapur Kejambon Rt.04,
Rw.03, Dapur Kejambon Jombang;
6. MILA DAHLIA, bertempat tinggal di Dusun Sumberjo 09
R2.01, Desa Kec. Jombang-Jombang;
7. AINUN SHOLIKHAH, bertempat tinggal di Dusun. Wonokerto
Rt.02, Rw.02, Desa Sumberwono Bangsal Mojokerto;
8. WIRATINAH, bertempat tinggal di Dusun Bareng, Rt.05,
Rw.04, Desa Talok, Dlanggu, Mojokerto;
9. ASLIKAH, bertempat tinggal di Dusun Gading Rt.06, Rw.02
Desa Ptambon Wetan, Rengel, Tuban;
10. SITI KHOTIMAH, bertempat tinggal Dusun Kandangan,
Rt.03, Rw.01,Desa Kedungrejo, Tanjung Anom, Nganjuk;
11. TITIK SUGIATI, bertempat tinggal Desa Kemuning, Rt.17,
Rw.04, Kecamatan Tarik, Sidoarjo;
12. ANIS SUSANTI, bertempat tingga di Jl. Mayjen Sutoyo No.9,
Desa Jatirejo Rt.02, Rw.06, Kecamatan Nganjuk, Nganjuk;
13. LINA ANDRIANI, bertempat tinggal Desa Batan Krajan Rt.03,
Rw.06, Gedeg Mojokerto;
14. YULI ANGGRAINI, bertempat tinggal di Pakis Wetan Rt.009,
Rw.003, Kel. Pakis, Kecamatan Sawahan, Surabaya;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal.2 dari 20 hal. Put. No.558 K/PHI/2007
15. UYUN ROCHMAH, bertempat tinggal di Desa Kebon Agung
Rt.06, Rw.01, Kecamatan Purworejo, Pasuruan;
16. RUKMINI, bertempat tinggal Dusun Tanggungan Rt.03,
Rw.02, Desa Plumpang, Kecamatan Pumpang, Tuban;
17. ANTON RESTU PRAYUGI, bertempat tinggal Perum Pejaya
Anugrah 04/07 Blok KK No.24, Kec. Taman Sidoarjo;
18. MEY PUJI ASTUTIK, bertempat tinggal Desa Bulang, Rt.02,
Kecamatan Prambon, Sidoarjo;
19. EKA SETIA BUDI, bertempat tinggal Dusun Patik, Rt.03,
Rw.11, Desa Batang Saren Kauman, Tulung Agung;
20. SITI CHOTIMAH, bertempat tinggal Dusun Pungging Rt.06,
Rw.04 Pungging, Kab. Mojokerto;
21. PUSPO SETIYO RINI, bertempat tinggal Dusun Lajuk Rt.06,
Rw.04,Desa Bulang, Kabupaten Sidoarjo;
22. UMI ISMAJANAH, bertempat tinggal Dusun Gading Rt.04,
Rw.08, Desa Selopuro, Selopuro, Kab. Blitar;
23. HARTINI, bertempat tinggal Dusun Sadang Rt.02, Rw.07,
Desa Bagorkulon, Kecamatan Bagorkulon, Nganjuk;
24. WIWIK HIDAYATI, bertempat tinggal Desa Sido Mengku
Dawat Blandong, Mojokerto;
25. ERY SETYANINGRUM, bertempat tinggal Jl. Pradana Bakti
Nomor 213 Rt.04, Rw.04, Dusun Kras, Kecamatan Kras-
Kediri;
26. WATI, bertempat tinggal Dusun Pabean Rt.01, Rw.04, Dusun
Kejapanan, Kecamatan Gempol, Pasuruan;
dalam hal ini memberi kuasa kepada Pujianto, Ach.Suharjoo,
Erin Erianto dan Andras E.B. dari Federasi Serikat Pekerja Metal
Indonesia Kabupaten Mojokerto, berkantor di Dusun Sidoarjo
Rt.05/Rw.04 Dusun Wonosari. para Pemohon Kasasi dahulu
Penggugat;
m e l a w a n :
PT. SURABAYA AUTOCOMP INDONESIA berkedudukan di
Ngoro Industri Persada Blok T-1, Ngoro – Mojokerto, Termohon
Kasasi dahulu Tergugat ;
Mahkamah Agung tersebut ;
Membaca surat-surat yang bersangkutan ;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal.3 dari 20 hal. Put. No.558 K/PHI/2007
Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang
Pemohon Kasasi dahulu sebagai para Penggugat telah menggugat sekarang
Termohon Kasasi dahulu sebagai Tergugat di muka persidangan Pengadilan
Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Surabaya pada pokoknya atas
dalil-dalil :
Bahwa Penggugat Sdr. Sitatun Na’mah dkk (26 orang), adalah karyawan
PT. Ngoro Industri Persada Kav. T-1 Ngoro, Mojokerto, yang merupakan
perusahaan cabang/perusahaan expansi dari PT. PEMI di Jl. Raya Serang
Km.24 Bala Raja - Tangerang, dengan memproduksi/bidang usaha Wiring
Harness Manufacturer (perakitan kabel mobil) Eksport/Import dengan proses
produksi bersifat tetap/permanent dan terus menerus dan merupakan pekerjaan
jabatan;
Bahwa Sdr. Sitatun Na’mah dkk (26 orang) tersebut di atas selanjutnya
disebut sebagai Penggugat adalah bukan anggota serikat pekerja PT. Surabaya
Autocomp Indonesia (SP-SAI), dan bergabung menjadi FSPMI sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2000 pasal 13 yaitu: keanggotaan
serikat pekerja/serikat buruh federasi dan konfederasi SP/SB diatur dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangganya, jo Anggaran Rumah
Tanggak FSPMI pasal 2 tentang tata cara menjadi anggota ayat (2) :
dalam hal PUK SPA belum terbentuk dan pekerja dalam hubungan kerja yang
tidak tetap dalam satu kawasan usaha ekonomi, permintaan menjadi anggota
dialamatkan kepada Pimpinan Cabang Serikat Pekerja Anggota setempat.
Dan berdasarkan Anggaran Dasar Bab.V (Keanggotaan), Pasal 14 tentang
anggota yaitu : Organisasi ini beranggotakan serikat pekerja lapangan
pekerjaan dan industri sejenis serikat pekerja anggota terdiri dari : 1.Serikat
Pekerja Logam, 2.Serikat Pekerja Elektronik elektrik, 3.Serikat Pekerja
Automotif, mesin dan komponen, 4.Serikat Pekerja Dirgantara, 5.Serikat Pekerja
dog dan galangan kapal (terlampir bukti P-4);
Bahwa memperhatikan dasar tersebut pada point Nomor 2 di atas,
maka PC-SPL-FSMI Kabupaten Mojokerto sah dan patut dipertimbangkan
dalam membela dan mewakili anggotanya sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor : 02 Tahun 2004 pasal 87 yaitu Serikat Pekerja/Serikat
Buruh dan Organisasi pengusaha dapat bertindak sebagai kuasa hukum
untuk beracara di Pengadilan Hubungan Industrial untuk mewakili anggotanya;
Bahwa Penggugat awalnya memberikan kuasa kepada PC-FSPMI
Kabupaten Mojokerto yaitu :
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal.4 dari 20 hal. Put. No.558 K/PHI/2007
─ Surat Kuasa tanggal 30 Mei 2005 sebanyak 2 orang;
− Surat kuasa pada tanggal 1 Juli 2005 sebanyak 2 orang;
− Surat kuasa pada tanggal 25 Juli 2005 sebanyak 2 orang;
− Surat kuasa pada tanggal 24 Agustus 2005 sebanyak 10 orang;
− Surat kuasa pada tanggal 24 Agustus sebanyak 5 orang;
− Surat kuasa pada tanggal 31 Agustus 2005 sebanyak 5 orang;
Bahwa Penggugat selama bekerja berkelakuan baik dan hal ini dibuktikan
bahwa selama dia bekerja belum pernah mendapatkan peringatan lisan, apalagi
tertulis;
Bahwa perselisihan antara Penggugat dan Tergugat pada awalnya
terjadi karena pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh Tergugat yang
mendasarkan atas Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT);
Bahwa sesuai dengan perjanjian kerja waktu tertentu, jenis pekerjaan
yang diberikan oleh Tergugat kepada Penggugat adalah jenis pekerjaan jabatan
yaitu pekerjaan Inspector, Operator, Quality Assurance dan Teknisi;
Bahwa ke 26 orang Penggugat tersebut dalam bekerja didahului dengan
training selama 4 bulan dan dilanjutkan kontrak pertama selama 1 tahun serta
langsung diperpanjang tanpa berhenti selama 1 tahun;
Bahwa Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Mojokerto
telah berupaya untuk memfasilitasi masalah perselisihan antara Penggugat
dan Tergugat pada tanggal 9 Juni 2005, 29 Juli 2005, 1 September 2005 dan
14 September 2005, namun belum ada titik temu; (lampiran P-III terlampir);
Bahwa pada tanggal 2 Desember 2005 Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Mojokerto melimpahkan permasalahan tersebut
dengan dengan suratnya Nomor : 565/2483/416.113/XII/2005, ke Dinas Tenaga
Kerja Propinsi Jawa Timur (lampiran P-IV terlampir);
Bahwa berdasar surat pelimpahan tersebut, Dinas Tenaga Kerja Propinsi
Jawa Timur pada tanggal 9 Desember 2005, dan tanggal 21 Desember 2005,
telah diadakan perantaraan dan pertemuan yang sangat mendalam (lampiran
P-IV terlampir) namun belum tercapai kesepakatan sehingga Dinas Tenaga
Kerja Propinsi Jawa Timur menganjurkan :
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal.5 dari 20 hal. Put. No.558 K/PHI/2007
1. Agar Pihak Pengusaha dan pihak pekerja sepakat mengakhiri hubungan
kerja dan pengusaha berkewajiban memberikan uang pesangon sebesar
2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2) dan uang penggantian hak yang
seharusnya diterima sebesar 15 % dari uang pesangon sesuai ketentuan
pasal 156 ayat (4) Undang-Undang Nomor :13 Tahun 2003 (tersebut dalam
lampiran ajuran);
2. Agar Pengusaha PT. Surabaya Autocomp Indonesia Ngoro Industri Persada
Blok T-1 Kebupaten Mojokerto dan pihak pekerja memberikan jawaban
secara tertulis kepada kami selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah
menerima anjuran ini dengan memberikan tembusan kepada pihak
lainnya dan apabila tidak menjawab dianggap menolak anjuran ini;
3. Bahwa daftar nama tersebut dalam lampiran anjuran ini adalah merupakan
satu kesatuan dari anjuran pegawai perantara hubungan industrial (terlampir
bukti P.5);
Bahwa terhadap anjuran pegawai perantara hubungan Industrial
Propinsi Jawa Timur, kuasa Penggugat menyatakan menerima sepenuhnya,
sebagaimana suratnya Nomor:177/PC-SPL-FSPMI/Mr/I/2006 tertanggal 28
Januari 2006 (lampiran P-VI terlampir) namun pihak Tergugat tidak memberikan
jawaban/menolak ;
Bahwa memperhatikan hal tersebut di atas, kami Penggugat berpendapat
sebagai berikut : Bahwa hubungan kerja Penggugat awalnya adalah berdasar-
kan perjanjian kesepakatan kerja waktu tertentu (PKWT) yang diulang-ulang/
kontrak abadi, yang didahului dengan training selama 4 (empat) bulan, dan
bekerja terus tanpa ada jeda waktu antara kontrak pertama dan selanjutnya,
sebagaimana tersebut dalam data pekerja di atas, jadi perjanjian kerja waktu
tertentu yang didahului dengan training/masa percobaan selama 4 (empat)
bulan maka menurut hukum adalah batal demi hukum sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor:13 Tahun 2003 pasal 58 ayat :
(1) Perjanjian kerja waktu tertentu tidak dapat mensyaratkan adanya masa
percobaan kerja;
(2) Dalam hal diisyaratkan masa percobaan kerja dalam perjanjian kerja
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) masa percobaan kerja yang di-
isyaratkan batal demi hukum (terlampir bukti P.6);
Bahwa sifat produksi perusahaan Tergugat adalah pekerjaan yang
proses produksinya bersifat tetap dan terus menerus/tidak terputus-putus
serta tidak dibatasi waktu dan merupakan bagian dari proses produksi
pokok, sehingga hal ini tidak patut untuk diadakan system kerja dengan status
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal.6 dari 20 hal. Put. No.558 K/PHI/2007
perjanjian kerja waktu tertentu, maka Tergugat dengan sengaja melanggar
hukum, yakni melanggar Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 pasal 59
(2) perjanjian kerja waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk pekerjaan
yang bersifat tetap, jo Kepmenkertrans Nomor Kep-100/men/VI/2006 Bab.VII
perubahan perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) menjadi Perjanjian Kerja
Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) pasal 15 ayat :
(2) Dalam hal perjanjian kerja waktu tertentu dibuat tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat 92) atau pasal 5 ayat (2), maka
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) berubah menjadi Perjanjian Kerja
Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) sejak adanya hubungan kerja;
(5) Dalam hal pengusaha mengakhiri hubungan kerja terhadap pekerja/
buruh dengan hubungan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT)
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), (2), (3), dan (4) maka hak-hak
pekerja/buruh dan prosedur penyelesaian dilakukan sesuai ketentuan
perundang-undangan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT)
(terlampir bukti P-7);
Bahwa perjanjian kontrak maupun perpanjangan perjanjian kerja
waktu tertentu yang diterapkan oleh Tergugat adalah lebih dari satu kali
dan berulang-ulang maka hal ini Tergugat dengan sengaja dan sadar melanggar
ketentuan dalam Undang-Undang Nomor : 13 Tahun 2003 pasal 59 ayat (4):
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang didasarkan atas jangka waktu tertentu
dapat diadakan untuk paling lama 2 (dua) tahun dan hanya dapat diperpanjang
1 (satu) kali untuk jangka paling lama 1 (satu) tahun (terlampir bukti P-8);
Bahwa dalam membuat perjanjian kerja Tergugat hanya membuat satu
untuk Tergugat saja, sedang Penggugat tidak diberi rangkapnya dan tidak
mencatatkan ke instansi yang terkait, maka dengan sengaja Tergugat
melanggar Undang-Undang Nomor : 13 Tahun 2003 pasal 54 ayat (3):
Perjanjian kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibuat sekurang-
kurangnya rangka 2 (dua) yang mempunyai kekuatan hukum yang sama, serta
pekerja/buruh dan pengusaha masing-masing mendapat satu (1) perjanjian
kerja jo Kepmenaker-trans RI Nomor: kep.100/men/VI/2004, Bab VI pasal 13
dan pasal 12, karena tidak mencatatkan perjanjian kerja waktu tertentu ke
instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan di Kabupaten
setempat (terlampir bukti P-9);
Bahwa memperhatikan dari uraian sistim perjanjian kerja waktu tertentu
yang diterapkan Tergugat kepada Penggugat adalah batal demi hukum dan
berdasar Undang-Undang Nomor: 13 Tahun 2003 pasal 59 ayat (7): perjanjian
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal.7 dari 20 hal. Put. No.558 K/PHI/2007
kerja waktu tertentu yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam ayat 1 (satu), 2 (dua), 3 (tiga), 4 (empat), 5 (lima) dan ayat 6 (enam)
maka demi hukum menjadi pekerjaan kerja waktu tidak tertentu (PKWTT)
(terlampir bukti P-10);
Bahwa tindakan Tergugat memutuskan hubungan kerja/mengakhiri
hubungan kerja terhadap Penggugat hanya dengan memberikan surat
keterangan saja adalah tindakan pelanggaran terhadap Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003 pasal 155 dan pasal 151 ayat (3) dalam hal perundingan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), benar-benar tidak menghasilkan
persetujuan, pengusaha hanya dapat memutuskan hubungan kerja kepada
pekerja/buruh setelah memperoleh penetapan dari lembaga penyelesaian
perselisihan hubungan industrial;
Pasal 155 ayat : (1) pemutusan hubungan kerja tanpa penetapan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 151 ayat (3) batal demi hukum pasal 155 ayat (2)
selama putusan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial
belum ditetapkan, baik pengusaha maupun pekerja/buruh harus tetap
melaksanakan segala kewajibannya (terlampir bukti P-11);
Bahwa memperhatikan dalil-dalil tersebut di atas, maka Tergugat wajib
memperkerjakan kembali Penggugat ditempat dan posisi semula sebagai
karyawan tetap. Dan atau jika Tergugat tetap memaksakan kehendaknya untuk
tetap memutuskan hubungan kerja Penggugat maka Tergugat wajib memberi-
kan kompensasi sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor : 13
Tahun 2003 pasal 164 ayat (3): Pengusaha dapat melakukan pemutusan
hubungan kerja terhadap pekerja/buruh karena perusahaan tutup bukan
karena meng-alami kerugian 2 (dua) tahun berturut-turut atau bukan karena
keadaan memaksa (force majeur), tetapi perusahaan melakukan efesiensi,
dengan ketentuan pekerja/buruh berhak atas uang pesangon sebesar 2
(dua) kali ketentuan pasal 156 ayat (2) uang penghargaan masa kerja sebesar
1 (satu) kali ketentuan pasal 156 ayat (3), dan uang penggantian hak sesuai
ketentuan pasal 156 ayat (4) dengan perincian sebagaimana lampiran anjuran
perantara perselisihan hubungan industrial Propinsi Jawa Timur Nomor : 565/
12/112.04/2006 tanggal 24 Januari 2006, sebagaimana terlampir pada
(bukti P-4) di atas, dengan jumlah pesangon untuk 26 orang sejumlah
Rp.102.408,05 (seratus dua juta empat ratus delapan ribu tujuh puluh lima
rupiah);
Bahwa selama dilarang bekerja, Penggugat dan keluarganya merasa
tertekan lahir dan bathin disebabkan Tergugat tidak melaksanakan kewajiban-
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal.8 dari 20 hal. Put. No.558 K/PHI/2007
nya sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor : 13 Tahun 2003
pasal 155 ayat (2) : selama putusan lembaga penyelesaian perselisihan
hubungan industrial belum ditetapkan, baik pengusaha maupun pekerja/
buruh harus tetap melaksanakan segala kewajibannya;
Bahwa Penggugat khawatir akan sikap kaku dan arogannya Tergugat
untuk tetap tidak mau membayar upah beserta hak-hak lainnya, sehingga
Penggugat mohon dengan segala kerendahan hati kepada Majelis Hakim
Pengadilan Hubungan Industrial, agar menjatuhkan putusan provisi/sela se-
bagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor : 2 Tahun 2004 pasal 96.
Bahwa upah beserta hak-hak lain sebagaimana lampiran di atas yang belum
dibayar oleh Tergugat kepada Penggugat, dengan segala keterlambatan
dan kerugian beserta keluarganya, wajar bila Penggugat memohon ganti rugi
beserta bunganya (moratoir) sebesar 50 % dari upah yang seharusnya dibayar-
kan sebagaimana diatur dalam KUHPerdata pasal 1250 jo PP Nomor : 8
Tahun 1981 pasal 19 (terlampir bukti P-13);
Bahwa atas kesengajaan Tergugat untuk melakukan tekanan kepada
Penggugat dan keluarganya berupa tidak membayar upah Penggugat
meski sudah diadakan pembinaan dan teguran oleh Pegawai pengawas Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Mojokerto namun Tergugat
tetap tidak mengindahkan, maka Penggugat mempunyai sangkaan yang
tidak berlebihan dan cukup beralasan, terhadap itikad buruk Tergugat agar
tidak melaksaakan kewajibannya. Maka mohon terlebih dahulu agar majelis
Hakim Pengadilan Hubungan Industrial berkenan meletakkan sita jaminan
(conservatoir beslag) terhadap barang-barang milik Tergugat berupa tanah
beserta bangunannya yang terletak di Ngoro Industri Persada (NIP) Kav. T-1
Ngoro Mojokerto, dan mohon dalam pemeriksaan perkara ini dilakukan
dengan acara cepat sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor : 2
Tahun 2004 pasal 98;
bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka para Penggugat
mohon kepada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri
Surabaya agar memberikan putusan sebagai berikut :
PRIMAIR :
1. Menerima dan mengabulkan permohonan Penggugat seluruhnya;
2. Memperkerjakan kembali Penggugat, ditempat dan posisi semula
sebagai karyawan tetap dan atau jika Tergugat tetap menolak Penggugat
untuk bekerja kembali maka memohon kepada Majelis Hakim untuk
memutus sesuai dengan Undang-undang Nomor: 13 Tahun 2003 pasal 164
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal.9 dari 20 hal. Put. No.558 K/PHI/2007
ayat (3) yaitu kompensasi pesangon kepada 26 orang Penggugat sebesar
Rp.102.408.075,- (seratus dua juta empat ratus delapan ribu tujuh puluh
lima rupiah);
3. Memberikan putusan provosionil untuk kelangsungan hidup Penggugat,
sebelum pengadilan menjatuhkan putusan terakhir terhadap pokok
perkara, yaitu mewajibkan Tergugat untuk membayar secara tunai semua
hak-hak Penggugat selama dilarang bekerja terhitung sejak Penggugat
dilrang bekerja sebagaimana dalam surat keterangan kerja dan data pekerja
di atas, Rp.682.000,- per bulannya sampai dengan adanya kepastian/
putusan hukum yang mengikat;
4. Mewajibkan kepada Tergugat untuk membayar tunjangan hari Raya
Keagamaan Tahun 2005 dan Tahun 2006;
5. Menghukum Tergugat untuk membayar ganti rugi dan bunganya sebesar
50 % untuk setiap bulannya, yang dihitung sejak Penggugat dilarang
bekerja sampai Tergugat membayar seluruh upaya proses beserta hak-hak
lainnya kepada Penggugat;
6. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan tersebut di atas;
7. Menyatakan sah dan berharga semua alat bukti yang diajukan Penggugat
dalam perkara ini;
8. Menyatakan agar putusan dapat dilaksanakan lebih dahulu (uitvoerbaar bij
voorrad) meskipun ada verzet atau kasasi dari Tergugat ;
9. Menghukum Tergugat untuk membayar semua biaya perkara;
10. Memutuskan agar dilakukan pemeriksaan dengan acara cepat;
Apabila Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial berpendapat lain;
SUBSIDAIR:
Mohon kiranya Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri
Surabaya untuk memutus keadilan yang seadil-adilnya (ex Aequo et bono),
berdasarkan azas kemanusiaan dan moral agama;
Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat mengajukan
eksepsi yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut :
1. SURAT KUASA PENGGUGAT CACAT HUKUM;
a. Bahwa surat kuasa Penggugat tertanggal 1 Juni 2006 sebagai dasar
pengajuan gugatan pemutusan hubungan kerja sepihak pada Pengadilan
Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Surabaya dengan register
Nomor : 128/G/2006/PHI.SBY tanggal 26 September 2006 tidak sesuai
dengan fakta hukum, karena sesuai bunyi gugatan Penggugat Romawi I
angka 1 atas nama Sdr. Sitatun Na’imah tidak memberikan kuasa dan
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal.10 dari 20 hal. Put. No.558 K/PHI/2007
atau menandatangani surat kuasa kepada Pimpinan Cabang Pekerja
Logam FSPMI Kabupaten Mojokerto untuk melakukan gugatan kepada
PT. Surabaya Autocomp Indonesia yang dalam perkara ini selaku
Tergugat pada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri
Surabaya (bukti terlampir);
b. Bahwa sesuai dengan bunyi surat gugatan Penggugat Romawi III
angka 2 yang pada pokoknya Penggugat mengakui bahwa di
PT. Surabaya Autocomp Indonesia tidak ada serikat pekerja metal
Indonesia sehingga gugatan Penggugat tersebut bertentangan dengan
ketentuan:
− Pasal 1 angka Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004 yang pada
pokoknya berisi bahwa perselisihan hubungan industrial hanya
dapat diajukan apabila perselisihan tersebut diajukan oleh serikat
pekerja dalam satu perusahaan;
− Pasal 23 Undang-Undang Nomor : 21 Tahun 2000 yang pada pokok-
nya berisi apabila pekerja/buruh telah menjadi anggota serikat
pekerja baik serikat pekerja yang ada ada perusahaan maupun di luar
perusahaan harus memberitahukan secara tertulis keberadaannya
kepada mitra kerjanya sesuai tingkatannya;
Sementara pekerja/buruh Sdr. Sitatun Na’imah dkk (26 orang) yang
telah memberikan kuasa kepada PC.SPL.FSPMI Kabupaten
Mojokerto dan PC.SPL.FSPMI Kabupaten Mojokerto yang telah
mengaku bahwa Sdr. Sitatun Na’imah dkk (26) orang tersebut
sebagai anggotanya sampai dengan perkara ini diselesaikan pada
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Surabaya,
tidak ada bukti tertulis yang membuktikan bahwa Penggugat telah
melaksanakan ketentuan pasal 23 Undang-Undanng Nomor : 21
Tahun 2000, maka PC.SPL.FSPMI Kabupaten Mojokerto sesuai
ketentuan Pasal 87 Undang-undang Nomor : 2 Tahun 2004 secara
hukum tidak dapat bertindak sebagai kuasa hukum Penggugat
Sdr. Sitatun Na’imah dkk (26 orang);
2. GUGATAN PENGGUGAT KADALUARSA
Bahwa gugatan register Nomor :128/G/2006/PHI.SBY tanggal 26 September
2006 yang diajukan oleh kuasa Penggugat sesuai gugatan Penggugat
Romawi I tentang dat masa kerja Penggugat (berakhirnya waktu perjanjian
kerja waktu tertentu) dan Romawi III angka 4 pemberian kuasa adalah
telah melebihi jangka waktu 1 (satu) tahun karena gugatan Penggugat
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal.11 dari 20 hal. Put. No.558 K/PHI/2007
diajukan ke Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri
Surabaya dengan register Nomor : 128/G/2006/PHI.SBY sebagaimana
dimaksud dalam pasal 159 jo pasal 171 Undang-Undang Nomor : 13
Tahun 2003, maka berdasarkan ketentuan pasal 82 Undang-Undang
Nomor : 2 Tahun 2004 secara hukum sudah dapat dajukan karena telah
kadaluwarsa;
Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Hubungan Industrial
pada Pengadilan Negeri Surabaya telah mengambil putusan, yaitu putusan
No.128/G/2006/PHI.SBY tanggal 21 Desember 2006 yang amarnya sebagai
berikut:
Dalam Eksepsi :
− Menolak eksepsi Tergugat untuk keseluruhan;
Dalam Provisi :
− Menolak Provisi Penggugat ;
Dalam Pokok Perkara :
1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Membebankan seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini kepada Negara;
Menimbang, bahwa sesudah putusan terakhir ini dijatuhkan dengan
hadirnya para Penggugat pada tanggal 21 Desember 2006 kemudian ter-
hadapnya oleh para Penggugat dengan perantaraan kuasanya, berdasarkan
surat kuasa khusus tanggal 8 Januari 2007 diajukan permohonan kasasi
secara lisan pada tanggal 8 Januari 2007 sebagaimana ternyata dari akte
permohonan kasasi No.128/Kas.G/2007/PHI.Sby yang dibuat oleh Panitera
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Surabaya permohonan
mana disertai dengan memori kasasi yang memuat alasan-alasan yang
diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri tersebut pada tanggal 22 Januari
2007 ;
bahwa setelah itu oleh Tergugat yang pada tanggal 11 Januari 2007
telah diberitahu tentang memori kasasi dari para Penggugat diajukan jawaban
memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial
pada Pengadilan Negeri Surabaya pada tanggal 7 Pebruari 2007;
Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya
telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama, diajukan dalam
tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam Undang-Undang,
maka oleh karena itu permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima ;
Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/
para Penggugat dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah :
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal.12 dari 20 hal. Put. No.558 K/PHI/2007
I. Bahwa Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Surabaya
dalam putusan perkara a quo tidak memberikan pertimbangan hukum secara
maksimal, karena terbukti bahwa ada sebagian dalil yang dipertimbangkan
sedang sebagian lagi sama sekali tidak dipertimbangkan, untuk mana cukup
alasan yang kuat agar pertimbangan hukum dan putusan itu harus dibatalkan;
II. Bahwa dengan pertimbangan hukum yang diambil oleh Pengadilan Hubungan
Industrial pada Pengadilan Negeri Surabaya sebagaimana disebutkan
sebelumnya menunjukkan bahwa putusan tersebut salah dan keliru dalam
penerapannya bahkan telah melanggar hukum, untuk mana cukup alasan
yang kuat agar pertimbangan hukum dan putusan itu harus dibatalkan;
III. Bahwa Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Surabaya
dalam memberikan pertimbangan hukumnya telah memakai pertimbangan
hukum yang diajukann Tergugat intervensi (Termohon Kasasi II) secara tidak
adil dan berat sebelah serta cenderung berpihak pada Tergugat intervensi,
utamanya dalam menyimpulkan bahwa : perjanjian kerja waktu tertentu
yang dilakukan oleh Tergugat dikarenakan perusahaan (PT.SAI) adalah
perusahaan yang memproduksi wiring harness menafktur (perakitan kabel
mobil) yang pekerjaannya didapatkan dari Negara importer berdasar job
order dengan jangka waktu tertentu, sifat dan kegiatannya akan selesai
dalam jangka waktu tertentu, maka menurut majelis hakim pekerjaan yang
sementara dan bukan merupakan pekerjaan tetap berdasar ketentuan
Pasal 59 ayat (1) huruf a Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang
ketenaga kerjaaan yang dikuatkan dengan bukti T-57 a dan b, adalah
sangat keliru dalam menyimpulkan bahkan Termohon Kasasi I telah me-
ngenyampingkan keterangan saksi ahli dari pengawas Disnakertrans Kota
Surabaya (ibu Nur Laili) saksi yang diajukan Tergugat sendiri dalam
persidangan tanggal 30 – 11 - 2006 yang menyatakan bahwa :
(a) Bahwa PKWT tidak boleh diadakan untuk pekerjaan yang bersifat tetap;
(b) Bahwa PKWT hanya dapat dibuat untuk pekerjaan yang menurut jenis dan
sifatnya akan selesai dalam waktu tertentu dan tidak terlalu lama paling
lama 3 Tahun dan merupakan pekerjaan musiman sebagaimana diatur
dalam Pasal 59 Undang-Undang No.13 Tahun 2003;
(c) Bahwa PKWT diatur dalam bab IX pasal 59 Undang-Undang No.13 Tahun
2003;
(d) Bahwa pelatihan kerja bisa dibuat dalam hubungan kerja maupun di luar
hubungan kerja;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal.13 dari 20 hal. Put. No.558 K/PHI/2007
(e) Bahwa izin pelatihan kerja harus badan swasta dan perusahaan boleh
dan sah jika punya izin pelatihan ke intansi yang bertanggung jawab
dibidang ketenaga kerjaan;
(f) Bahwa produk yang sama dan barang yang sama harus ada OF 30 hari
dalam melakukan PKWT antara kontrak yang pertama dan berikutnya;
(g) Bahwa PKWT wajib dicatatkan ke Disnakertrans;
(h) Bahwa hubungan kerja adalah ada unsur upah, pekerjaan dan ada
perintah;
IV. Bahwa memperhatikan keterangan saksi ahli tersebut di atas, Termohon
Kasasi I secara judex facti sama sekali mengabaikan keterangan saksi ahli
yang tidak menguntungkan Termohon Kasasi II karena keberpihakannya
pada Termohon Kasasi II dan tidak mempertimbangkan yang lainnya, serta
mengenyampingkan semua dalil-dalil Pemohon Kasasi, bahkan sebaliknya
dengan begitu saja setuju dengan dalil-dalil Tergugat intervensi (Termohon
Kasasi II) bahwa proses produksi perusahaan Tergugat adalah pekerjaan
yang sementara sifatnya dan bukan pekerjaan tetap, dengan pertimbangan
hukum yang demikian judex facti telah salah dan keliru menerapkan hukum,
untuk mana cukup alasan yang kuat agar pertimbangan hukum dan putusan
itu harus dibatalkan, sebab yang sebenarnya (pada kenyataannya) adalah :
a. Bahwa sifat produksi perusahaan Tergugat intervensi adalah pekerjaan
yang proses produksinya bersifat tetap dan terus menerus/tidak terputus-
putus serta tidak dibatasi waktu dan merupakan bagian dari proses
produksi pokok, sehingga hal ini tidak patut untuk menggunakan system
kerja dengan status PKWT, maka Termohon Kasasi II dengan sengaja
melanggar hukum, yakni melanggar Undang-undang No.13 Tahun 2003
Pasal 59 ayat :
(1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk
pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan
pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu, yaitu :
a. Pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya;
b. Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang
tidak terlalu lama dan paling lama 3 tahun ;
c. Pekerjaan yang bersifat musiman;
d. Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru,
atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau
penjajakan;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal.14 dari 20 hal. Put. No.558 K/PHI/2007
(2) Perjanjian kerja waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk pekerjaan
yang bersifat tetap.
Jo KEPMENAKERTRANS No.Kep 100/KEP/VI/2006 Bab.VII Per-
ubahan PKWT menjadi PKWTT pasal 15;
Ayat : (2) dalam hal PKWT dibuat tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (2) atau Pasal 5 ayat (2),
maka PKWT berubah menjadi PKWTT sejak adanya hubungan kerja;
Ayat (5) : dalam hal pengusaha mengakhiri hubungan kerja terhadap
pekerja/buruh dengan hubungan PKWTT sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), dua (2), tiga (3) dan empat (4) maka hak-hak pekerja
atau buruh dan prosedur penyelesaian dilakukan sesuai ketentuan
perundang-undangan PKWTT (terlapir bukti P 7);
b. Memperhatikan Pasal 59 ayat (2) tersebut di atas jelas nyata bahwa,
sifat produksi di Perusahaan Tergugat intervensi adalah bersifat
tetap dan tidak tergantung pada musim hujan atau panas. Sejak
berdirinya perusahaan Tahun 2002 sampai saat ini masih tetap
produksi pokok adalah perakitan kabel mobil (bukan produksi lainnya),
pekerjaan pokoknya adalah tidak sekali selesai dan sifatnya tidak
sementara tapi permanent dan terus-menerus dan juga bukan produk
baru, dan bahkan dalam masa percobaan. Apakah sifat itu termasuk
tarap percobaan ? dalam hal ini Tergugat intervensi dengan sengaja
melanggar dan menyiasati hukum agar bisa menghindari karyawan
dengan setatus tetap;
c. Bahwa Tergugat intervensi (Termohon Kasasi II) dalam membuat
PKWT melanggar Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 pasal 59
ayat (6), yaitu antara kontrak pertama dan kontrak kedua berkelanjutan
dan terus menerus atau tidak ada jedah waktu 30 hari sebagaimana
dalam Undang-Undang tersebut, hal ini ditegaskan oleh saksi ahli
Tergugat sendiri dari pengawas Kota Surabaya (Sdr.Laeli) pada poin (f)
di atas bahwa perjanjian kontrak kerja itu harus ada of 30 hari antara
kontrak pertama dan selanjutnya hal ini juga terbukti bahwa Tergugat
intervensi dalam mengajukan bukti kontrak ke Majelis Hakim PHI
hanya perjanjian yang pertama agar tidak diketahui kesalahan dan
kekurangannya bahwa Pemohon Kasasi diperkerjakan berkelanjutan
sebagaimana pengakuan Tergugat intervensi sendiri yang dituangkan
dalam surat keterangan kerja tentang masa kerja, sebagaimana
terlampir dalam bukti P-3 ;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal.15 dari 20 hal. Put. No.558 K/PHI/2007
d. Bahwa dalam membuat perjanjian kerja, Tergugat intervensi hanya
membuat satu untuk Tergugat saja, sedang Pemohon Kasasi tidak
diberi rangkapnya dan tidak mencatatkan ke instansi yang terkait,
maka dengan sengaja Tergugat melanggar Undang-Undang Nomor.13
Tahun 2003 Pasal 54 ayat (3);
Perjanjian kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (I) dibuat
sekurang-kurangnya rangkap dua (2) yang mempunyai kekuatan
hukum yang sama, serta pekerja/buruh dan pengusaha masing-masing
mendapat satu (1) perjanjian kerja;
Jo Kepmenakertrans R.I. No : Kep/100/Men/VI/2004, Bab VI pasal 13
dan pasal 12, karena tidak mencatatkan PKWT ke instansi yang
bertanggung jawab di bidang ketenaga kerjaan di kabupaten setempat
(terlampir bukti P-9);
e. Bahwa memperhatikan dari uraian di atas, system PKWT yang diterap-
kan Tergugat intervensi kepada Pemohon Kasasi adalah demi hukum
menjadi perjanjian kerja waktu tidak tertentu dan hal ini berdasar
Undang-Undang Nomor.13 Tahun 2003 pasal 59 ayat (7) perjanjian
kerja waktu tertentu yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat satu (1), dua (2), tiga (3), empat (4) ayat lima (5)
dan enam (6) maka demi hukum menjadi perjanjian kerja waktu tidak
tertentu (PKWT) (terlampir bukti P.10) ;
Memperhatikan dalil dari poin a s/d e tersebut di atas, dengan demikian
terbukti bahwa judex facti telah salah dan keliru menerapkan hukum, untuk
mana cukup alasan yang kuat agar pertimbangan hukum dan putusan itu
harus dibatalkan;
V. Bahwa Termohon Kasasi I dalam memberikan pertimbangan hukumnya
telah memutar balikkan fakta yang ada dalam keputusannya sendiri pada
halaman 34 alinea terakhir dengan menyatakan bahwa : menimbang, bahwa
berdasar pasal 1338 KUHPerdata dan pasal 52 ayat (1) Undang-Undang
No.13 Tahun 2003 majelis hakim sependapat dengan keterangan saksi
ahli bahwa meskipun Penggugat tidak diberi rangkap PKWT dan tidak
dicatatkan ke instansi terkait, tetapi hak ini secara de jure tidak
membatalkan kesepakatan yang telah terjadi antara Penggugat dan
Tergugat. Bahwa kenyataan yang sebenarnya adalah saksi ahli tidak
mengatakan demikian, justru sebaliknya Penggugat tanya kepada saksi
ahli, tentang bagaimana pandangan saksi jika suatu perjanjian kontrak
kerja (PKWT) antara kontrak ke satu (1) dan selanjutnya (kontrak ke dua (2)
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal.16 dari 20 hal. Put. No.558 K/PHI/2007
tidak ada jeda waktu dan terus bekerja ? saksi ahli menjawab sebagaimana
kami sebutkan dalam No.3 bagian (f) di atas yaitu dalam produk yang sama
dan barang yang sama harus ada OF 30 hari antara kontrak ke satu
dengan berikutnya. Memperhatikan jawaban saksi ahli yang demikian
maka Pemohon Kasasi tetap pada pendapatnya bahwa Termohon Kasasi I
dengan sengaja memutar balikkan fakta dan cenderung berpihak pada
Termohon Kasasi II, dan pendapatnya jelas dan terang menentang
Undang-Undang Nomor.13 Tahun 2003 pasal 59 ayat 6 yang kami sebutkan
dalam poin No.3 bagian C di atas “ini menunjukkan kesalahan judex facti
dalam menerapkan hukum, untuk mana cukup alasan yang kukat agar
pertimbangan hukum dan putusan itu harus dibatalkan;
VI. Bahwa Termohon Kasasi I dalam memberikan pertimbangan hukumnya,
khususnya dalam mempertimbangkan keterangan saksi ahli, telah salah
dalam menetrapkannya, sebab judex facti sama sekali mengabaikan
keterangan saksi ahli (Sdri. Ibu Laely) yang menyatakan : (d).
Bahwa pelatihan kerja bisa dibuat dalam hubungan kerja maupun di luar
hubungan kerja dan (H) bahwa hubungan kerja adalah ada unsur upah,
Pekerjaan dan ada perintah. Namun keterangan saksi ahli diabaikan dengan
bukti bahwa dalam pertimbangannya Termohon Kasasi I pada halaman 35
alinea pertaa menyatakan bahwa : menimbang bahwa setelah mencermati
bukti-bukti yang ada dalam persidangan maka majelis Hakim berpendapat
bahwa sesuai ketentuan pasal 193 Undang-Undang No.13 Tahun 2003
bahwa Undang-Undang No.13 Tahun 2003 mulai berlaku tanggal
diundangkan yaitu tanggal 25 Maret 2003 sedang dalam dalam perkara
aquo, perjanjian pelatihan kerja terjadi sebelum ketentuan tersebut
diundangkan dst……memperhatikan pendapat Termohon Kasasi I ini
judex facti bertentangan dengan pendapatnya sendiri (rancu dan
membingungkan) abscur lible, sebab :
(A) Bagaimana jika pelatihan kerja tersebut terjadi pada saat Undang-
Undang No.13 Tahun 2003 setelah diundangkan dan sudah berlaku ?
Sebagaimana data pekerja (Pemohon Kasasi) yang tercantum pada
gugatan Penggugat No.17, Anton Restu Prayugi, No.22. Umi Ismajanah,
No.23 Hartini dan No.24 Wiwik Hidayati ? Dan bukankah perjanjian
pelatihan kerjanya dilakukan saat Undang-Undang No.13 Tahun 2003
sudah berlaku? Namun kenapa hal tersebut tidak dipertimbangkan ?
Hal ini menunjukkan keperpihakan dan berat sebelah serta kesalahan
judex facti dalam menerapkan hukum sebab pendapat dan pertimbangan
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal.17 dari 20 hal. Put. No.558 K/PHI/2007
Termohon Kasasi I bertentangan dengan pendapatnya sendiri, untuk
mana cukup alasan yang kuat agar pertimbangan hukum dan putusan itu
harus dibatalkan;
(B) Bahwa dalam halaman 32 No.2 dalam pertimbangan hukum Termohon
Kasasi I menyebutkan bahwa Tergugat intervensi (Termohon Kasasi II )
mengakui dan menyatakan bahwa memang benar Tergugat dalam
menjalin hubungan kerja dengan Penggugat melalui PKWT didahului
dengan training, namun training yang dimaksud adalah memberikan
pelatihan kerja. .hal ini hanyalah soal bahasa saja, masa percobaan di
dalam bahasa inggris dikenal dengan training. Dan menurut pandangan
saksi Tergugat intervensi yang dihadirkan dalam persidangan tanggal
30 - 11 - 2006 yakni Sdri. Laeli selaku pengawas disnakertrans kota
Surabaya, beliau menyatakan bahwa :
a. Pelatihan kerja belum masuk hubungan kerja, namun pelatihan keja
bisa dilakukan saat ada ubungan kerja;
b. Bahwa izin pelatihan kerja harus dilaksanakan disnaker tersebut jelas
dan nyata :
1. Bahwa Tergugat melakukan pelatihan kerja di dalam hubungan
kerja dan hal tersebut diakui sendiri oleh Tergugat intervensi
dengan bukti bahwa masa kerja Penggugat (26 orang) selama
training (4 bulan) juga diperhitungkan sebagai masa kerja, dalam
surat keterangan kerja yang dibuat Tergugat intervensi sendiri
sebagaimana tercantum dalam bukti P.3, namun hal ini tidak
dipertimbangkan oleh Termohon Kasasi I, ini menunjukkan
kesalahan judex facti dalam menerapkan hukum, untuk mana
cukup alasan yang kuat agar pertimbangan hukum dan putusan
itu harus dibatalkan;
2. Bahwa, pada saat Tergugat dan Penggugat mempunyai perjanjian
pelatihan kerja dan baru melakkukan izin dari dinaker tanggal
18 September 2006 sebagaimana tercantum dalam bukti Ter-
gugat intervnsi sendiri pada bukti T 2, setelah ada gugatan dari
Penggugat (Pemohon Kasasi). Hal ini sesuai dengan pendapat
saksi di atas bahwa pelatihan kerja yang dilakukan tanpa izin ke
instansi yang berwenang adalah tidak sah untuk itu kami
berpendapat bahwa, izin pelatihan kerja yang dilakukan Tergugat
kepada Penggugat tahun 2002 dan 2003 adalah batal dan tidak
sah, maka hubungan kerja Penggugat terhitung sejak adanya
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal.18 dari 20 hal. Put. No.558 K/PHI/2007
hubungan kerja sebagaimana tercantum daam gugatan
Penggugat pada Romawi I DATA PEKERJA, dan hal tersebut
diajui sendiri oleh Tergugat intervensi sebagaimana tercantum
dalam bukti P3. Namun hal ini tidak dipertimbangkan oleh
Termohon Kasasi I, ini menunjukkan kesalahan judex facti dalam
menerapkan hukum, untuk mana cukup alasan yang kuat agar
pertimbangan hukum dan putusan ini harus dibatalkan;
3. Bahwa di dalam bukti Tergugat intervensi (T2), pada saat
pelatihan kerja Pemohon Kasasi dapat uang saku sebesar
Rp.22.000/hari disamping transport dan uang makan, hal ini
tidak wajar jika disebut uang saku, sebab upah minimum Kab.
Mojokerto pada tahun 2002 cuma Rp.453.250/bl atau Rp.15.000/
hari hal tersebut mustahil jika uang saku nilainya lebih besar dari
UMK Kab Mojokerto untuk itu Pemohon Kasasi berpendapat ini
adalah upah bukan uang saku dan sesuai dengan Undang-
Undang No.13 Tahun 2003 pasal 1 ayat 15 bahwa hubungan
kerja adalah hubungan antara pengusaha dan pekerja berdasar
perjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan, upah dan
perenta sebagaimana keterangan saksi ahli tersebut di atas.
Namun hal tersebut tidak dipertimbangkan oleh Termohon
Kasasi I, ini menunjukan kesalahan judex facti dalam menerapkan
hukum, untuk mana cukup alasan yang kuat agar pertimbangan
hukum dan putusan itu harus dibatalkan;
4. Bahwa memperhatikan hal-hal tersebut di atas Pemohon Kasasi
berpendapat, bahwa hubungan kerja Penggugat awalnya adalah
berdasarkan perjanjian kesepakatan kerja waktu tertentu (PKWT)
yang diulang-ulang/kontrak abadi dan tanpada ada jedah
waktu 30 hari serta bekerja terus tanpa henti, yang didahului
dengan training selama 4 bulan, dan mempunyai hubungan kerja,
maka menurut hukum adalah batal demi hukum sebagaimana di
atur dalam Undang-undang No.13 tahun 2003 pasal 58 ayat :
(1) Perjanjian kerja waktu tertentu tidak dapat mensyaratkan
adanya masa percobaan kerja;
(2) Dalam hal diisyaratkan masa percobaan kerja dalam perjanjian
kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), masa percobaan
kerja yang diisyaratkan batal demi hukum (terlampir bukti P6);
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal.19 dari 20 hal. Put. No.558 K/PHI/2007
Untuk itu Pemohon Kasasi berpendapat bahwa pelatihan kerja
yang dilakukan Tergugat intervens adalah di dalam hubungan
kerja dan punya hubungan kerja sejak awal masuk kerja sebagai-
mana pengakuan Tergugat intervensi sendiri bahwa dengan bukti
masa kerja Penggugat (26 orang) selama training (4 bulan) juga
diperhitungkan sebagai masa kerja, dalam surat keterangan kerja
yang dibuat Tergugat intervensi sebagaimana tersebut dalam
bukti P.3 namun hal itu tidak dipertimbangkan oleh Termohon
Kasasi I, ini menunjukkan kesalahan judex facti dalam me-
nerapkan hukum, untuk mana cukup alasan yang kuat agar
pertimbangan hukum dan putusan itu harus dibatalkan;
Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung
berpendapat :
mengenai alasan ke I s/d ke VI :
bahwa alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena judex facti
tidak salah menerapkan hukum ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, lagi pula ternyata
bahwa putusan judex facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan
hukum dan/atau undang-undang, maka permohonan kasasi yang diajukan oleh
Pemohon Kasasi : SITATUN NA’IMAH dan kawan-kawan tersebut harus
ditolak ;
Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon
Kasasi ditolak, maka Pemohon Kasasi dihukum untuk membayar biaya perkara
dalam tingkat kasasi ini ;
Memperhatikan Pasal-Pasal dari Undang-Undang No.4 Tahun 2004,
Undang-Undang No.14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dan
ditambah dengan Undang-Undang No.5 Tahun 2004 dan peraturan perundang-
undangan lain yang bersangkutan ;
M E N G A D I L I :
Menolak permohonan kasasi dari para Pemohon Kasasi : 1.SITATUN
NA’IMAH , 2.ATIK WAHYUTI, 3.SRI QOMARIYAH, 4.HARWINAHYU RETNO
UTAMI, 5. MUJIATI, 6. MILA DAHLIA, 7.AINUN SHOLIKHA H, 8.WIRATINAH,
9.ASLIKAH, 10.SITI KHOTIMAH, 11.TITIK SUGIATI, 12.A NIS SUSANTI,
13.LINA ANDRIANI, 14.YULI ANGGRAINI, 15.UYUN ROCHMA H,
16.RUKMINI, 17.ANTON RESTU PRAYUGI, 18. MEY PUJI ASTUTIK, 19. EKA
SETIA BUDI, 20.SITI CHOTIMAH, 21.PUSPO SETIYO RINI, 22.UMI
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal.20 dari 20 hal. Put. No.558 K/PHI/2007
ISMAJANAH, 23.HARTINI, 24. WIWIK HIDAYATI, 25. ERY SETYANINGRUM,
26.WATI, tersebut ;
Menghukum Pemohon Kasasi/para Penggugat untuk membayar biaya
perkara dalam tingkat kasasi ini sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) ;
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah
Agung pada hari Rabu , tanggal 14 Pebruari 2008 oleh Andar Purba, SH. Hakim
Agung yang ditunjuk oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis,
Bernard, SH. dan Arsad, SH. Hakim-Hakim Ad.Hoc PHI Agung sebagai
Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga
oleh Ketua Majelis tersebut dengan dihadiri Hakim-Hakim Anggota tersebut, dan
dibantu oleh Reza Fauzi, SH.CN. Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh
para pihak ;
Hakim-Hakim Anggota : Ketua :
ttd./Andar Purba, SH.
ttd./Bernard, SH.
ttd./Arsad, SH.
Biaya-Biaya : Panitera Pengganti :
1. M e t e r a i………… Rp. 6.000,- ttd./Reza Fauzi, SH.CN.
2. R e d a k s i………….Rp. 1.000,-
3. Administrasi Kasasi.. Rp.493.000,-
Jumlah = Rp.500.000,-
Untuk Salinan Mahkamah Agung RI
a.n. Panitera Panitera Muda Perdata Khusus
RAHMI MULYATI, SH.MH. NIP.040 049 829
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal.21 dari 20 hal. Put. No.558 K/PHI/2007
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21