digital surya 19 november 2013

2

Click here to load reader

Upload: portal-surya

Post on 22-Jan-2018

287 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Digital surya 19 november 2013

join facebook.com/suryaonline

hal

2

DIGITAL NEWSPAPER

edisi pagisurabaya.tribunnews.com surya.co.id | SELASA, 19 NOVEMBER 2013 | Terbit 2 halaman

follow @portalsurya

Spirit Baru Jawa Timur

Toyota Corolla DX, Tua-tua

Keladi

SURYA Online - Sejarah kejayaan Bangsa Indonesia tercatat ketika jaman Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit yang diakui melalang buana menguasi dan disegani di kerajaan-kerajaan yang ada di Asia dan Timur Tengah. Namun seiring dengan perkem-bangan jaman, sistem kerajaan selalu mudah terpecah belah, terutama ketika penjajah Belanda menerapkan politik devide et impera, membuat domi-nasi kerajaan-kerajaan di Nusantara semakin tidak punya kekuatan berarti. Maka beralihlah sistem pemerintahan menjadi republik yang diproklamirkan merdeka dari penjajah Belanda, 17 Agustus 1945.

Dalam perjalanan republik ini, ternyata pertumbuhan berlangsung dan sempat menjadi negara yang disegani kembali ketika Presiden Soekarno berani keluar dari PBB dan ketika era Presiden Soeharto, Indonesia menjadi leading sektor di negara-negara G7 dan Belahan Selatan.

Namun nampaknya politik global kembali merubah sistem pemerintahan Indonesia, seiring hancurnya kekuatan Uni Sovyet dan munculnya kekuatan tunggal Amerika Serikat yang menye-ret reformasi di negeri ini menuju democrazy. Alhasil, karena tidak sesuai dengan budaya dan tata krama Indonesia, democrazy itu pun akhirnya menyeret bangsa ini tidak semakin membaik. Munculah, eforia kembali ke jaman keemasan kerajaan. Namun sebenarnya bukan berarti kita harus mundur ke belakang kembali ke sistem pemerintahan kerajaan, tetapi belajar dari kesalahan yang dilakukan untuk maju memperbaiki kesalahan.

Seperti yang diutarakan pengamat

politik Marwah Daud Ibrahim yang menilai Bangsa Indonesia bisa bangkit dan maju jika menghormati kerajaan dan kesultanan se-Nusantara.

Banyak negara di dunia yang sangat maju karena mereka menghormati kerajaan, kata pengamat yang pernah digelari Bintang dari Timur saat berbi-cara dalam simposium sejarah budaya kerapatan raja sultan se-Borneo dalam rangkaian memperingati Milad Kesultan-an Banjar ke-509, Jumat (15/11/2013).

Ia mencontohkan, Jepang, negara maju begitu menghormati kaisarnya, begitu juga Inggris dan Belanda, mereka punya ratu dan raja atau lihat tetangga Malaysia dan Thailand, punya Perdana Menteri tapi tetap punya raja yang dihormati.

Menurut Ketua Presedium ICMI ini, perlu dicari format tentang hubungan yang jelas untuk dituangkan dalam ke-

tentuan hukum positif terkait hubungan antara kerajaan dan kesultanan dengan negara.

Di era milenium ini peradaban dunia sangat bergantung pada ide kreatif, maka budaya menjadi satu-satunya pembeda satu bangsa dengan bangsa lainnya.

Nilai-nilai kehidupan yang dibungkus oleh budaya disamping menjadi pembeda juga menjadi benteng sekaligus sumber inspirasi bagi industri berbasis ide kreatif.

Keterbatasan kapasitas pemerintah dalam pelestarian, pemanfaatan, dan pengembang-an budaya menjadikan keraton, kerajaan dan kesultanan sebagai pelaku utama dalam pelestarian, pemanfaatan serta pengembangan budaya tersebut.

“Sudah lama saya berfikir harusnya diupacara kenegaraan, seperti pelantikan presiden, upacara hari kemerdekaan 17 Agustus, rapat paripurna DPR-RI yang dihadiri para teladan, duta besar dan para veteran, pantas pula jika per-wakilan para raja dan sultan dan ratu se-Nusantara diundang dengan pakaian kebesaran masing-masing,” katanya.

Demikian pula di setiap upacara provinsi dan kabupaten perwakilan kerajaan dan kesultanan setempat diajak hadir dengan pakaian adat kebesarannya. Leluhur mereka membe-rikan goresan dan jejak penting dalam kebudayaan dan pengembangan agama dan peradaban Nusantara.

Selain itu, perwakilan kerajaan atau kesultanan sebaiknya juga diikutkan

dalam perwakilan pemerintahan.“Kita perlu melakukan pembicaraan

secara baik-baik dengan raja dan sultan Nusantara, untuk membangun pola relasi yang menjadikan mereka subjek terhormat, seperti Festival Kraton Nusantara dan bukannya sebagai objek penderita,” pendapatnya.

Menurut dia, bangsa ini akan menjadi jaya pada 2045 jika menghormati buda-ya dan adat istiadat yang berkembang di dalam kerajaan dan kesultanan serta akar budaya di dalam masyarakat luas. Apalagi jika bangsa ini akan memadu-kan tiga hal, akar tradisi dari bangsa, agama, serta kemajuan tehnologi. “Marilah kita belajar dari alam, justru biji harus membusuk dulu, sebelum muncul kecambah baru,” katanya.

Kemudian simaklah kitab suci Alquran surat Al-Insyirah 5-6, Allah SWT mengingatkan bahwa “Sesungguhnya dalam kesulitan ada kemudahan.”

“Saya yakin, dengan selalu memikir-kan impian besar dan visi cemerlang tentang masa depan bangsa, dengan perjuangan, kerja sama dan kontribusi kita semua dan atas berkat rahmat Tu-han YME, Insya Allah, Indonesia akan

Bangkit Berjaya, bermartabat dan disegani,” katanya.

Keinginan kuat memadukan kekuatan pemerintahan dengan kerajaan di Nusantara juga datang dari wakil ke-sultanan itu sendiri. Sekarang, apakah pemerintah penguasa mau berbesar hati untuk mengakui kebesaran nenek moyang yang telah membesarkan Bangsa Indonesia ? Inilah yang menjadi pemikiran kita bersama untuk dire-nungkan dan diambil tindakan dalam rangka mewujudkan kemakmuran rakyat Indonesia yang kian hari terasa makin menjauh. Semoga Tuhan Yang Maha Pencipta memberikan hidayah dan pencerahan kepada pemimpin-pemim-pin kita. (wahjoe harjanto)

MeMiMpikan indonesia Jaya

KEJAYAAN DAN KERAJAAN

Page 2: Digital surya 19 november 2013

join facebook.com/suryaonline follow @portalsurya

SELASA, 19 NOVEMBER 2013 | surya.co.id | surabaya.tribunnews.com 2

SURYA Online — Yang namanya hobi, sepertinya tidak bisa diukur dengan nominal rupiah. Jika seseorang mempunyai hobi, maka orgasme penghobi tersebut adalah jika men-dapatkan sesuatu yang orisinil sesuai aslinya, meskipun itu barang lama alias langka. Tak terkecuali penghobi mobil. Kemanapun dan berapapun harganya, pasi akan dikejar. bahkans ampai di luar negeri. Padahal harga jual mobil bekas mempunyai kecenderungan lebih murah dari harga beli, bahkan tiap tahun mengalami penurunan. Namun untuk jenis mobil Toyota Corolla DX, baik dari keluaran 1974 hingga 1984, sangat luar biasa. Bahkan terkadang ditemui harganya tidak masuk akal, yang nyaris menyamai harga mobil bekas tahun muda.

“Untuk bahan yang kondisinya ada karat, banyak dempulan, cat pudar, dan banyak komponen orisinalnya hilang, paling murah Rp 25 juta-an. Tapi kalau sudah jadi, keren dan full original ada yang berani beli sampai Rp 100 juta,” ujar Andika Pramana, pemilik Corolla DX keluaran 1982 yang tergabung dalam Indonesia Corolla DX Community Chapter Depok.

Restorasi dan modifikasiKomunitas yang beranggota ratusan

ini menambah faktor harga kian melambung karena banyak konsumen yang ingin memiliki mobil klasik dengan beragam nilai historis serta melegenda. Bukan hanya ingin berpenampilan orisinal seperti kali pertama keluar, melainkan juga dires-torasi atau dimodifikasi dengan aliran yang diinginkan. Bahkan ba-lap retro nasional saat ini masih dihiasi oleh beberapa Corolla DX yang menjadi andalan. Alasan para pebalap, mudah dikendalikan dan mudah dimodifikasi.

Selain itu, bagi para modifikator, DX juga mudah dimodifikasi dan cocok dipasangi model body kit dengan model dan aliran apa pun. Beberapa kontes modifikasi yang digelar masih menampilkan sosok DX bergaya balap, rally, vintage, dan paling banyak retro.

Wajar jika pebalap dan modifikator lebih memilih Corolla DX dibanding merek dan model lain yang seumuran. Sebab komponen pendukung masih banyak dijual di toko onderdil. Bahkan saat kopi darat, para anggota klub kerap memberikan alternatif tempat

dan juga alamat toko spare part baru yang lebih murah dan terjamin.

“Untuk beberapa komponen bawaan pabrik memang sulit dicari, terlebih yang sifatnya kelengkapan bodi, seperti spion asli, side body moulding, dan beberapa part lain. Tapi, itu yang mem-buat kita makin asyik untuk berburu. Sedangkan onderdil selain standar pabrik, ada after market yang tak kalah bagus dan awet dipakai,” beber Andika yang mengaku sudah mengenal dan mengemudi

Corolla DX sejak SMA hasil dari pemberian orangtuanya.

Alasan kuat lain yang menjadikan ratusan anggota klub itu senang me-melihara barang antik tersebut adalah tidak rewel alias bandel.

“Apalagi mesin. Gampang merawat-nya dan kalau ada apa-apa masih ba-nyak cadangannya karena Kijang lama masih banyak yang pakai, terutama mesin tipe 4K dan 5K. Atau mesin sudah tidak bisa dipakai, masih banyak yang jual gelondongan,” tambah Andika.

Diakui, dengan perawatan berkala yang baik, DX masih bisa dijalankan 10 Km dengan hanya 1 liter bensin (10 kpl) dalam kondisi macet. Untuk merawatnya, dibutuhkan dana sekitar

Rp 500.000. “Sebenarnya biaya servisnya murah, yang mahal hanya oli saja. Untuk oli dengan spesifikasi cukup baik bisa sekitar Rp 300.000 untuk 4 liternya. Sedangkan servis antara Rp 100.000 - Rp 150.000 saja,” ungkap

Andika yang menggunakan DX rata-rata 600 Km setiap bulannya.

Bagi penggila kecepatan, bisa juga mengganti jantung pacu dengan mode 4AG atau 3SGTE. Bahkan yang lebih eks-trem lagi memakai mesin Toyota Supra, 2JZ. Biasanya hal itu dilakukan oleh mereka yang terjun di ajang drifting.

“Kelebihan Corolla DX karena mudah didapatkan onderdilnya, murah dan modelnya masih tidak pernah keting-galan jaman. Apalagi jika masih mulus

dan orisinil semua,” sebut Kartono, mantan Manajer PLN Distribusi Jatim yang gemar mengoleksi kendaraan-kenda-raan kuno.

Kartono bahkan tidak hanya memburu mobil Corolla DX, Honda bebak C70, yang dikenal dengan Honda Ulung, bahkan dikoleksi dengan harga yang tidak murah untuk kendaraan seusianya.

“Saya beli ini Rp 5 Juta, kemudian saya carikan onderdil aslinya, ternyata masih banyakd i Thailand dan Vietnam. Saya buru spion dan lampu seinnya disana,” tandasnya.

Total ketika sudah men-dapat kesempurnaan Honda Ulung, Kartono tidak kurang merogoh kocek hingga Rp 10 jutaan, sehingga ditotal menjadi Rp 15 juta. Harga

yang diluar pemikiran logika. Itulah realita, hobi memang tidak bisa diukur dengan rupiah, tetapi kepuasan batin ketika mengendarai kendaraan lama membuatnya orgasme menunggangi kendaraan-kendaraan lama. Anda ingin demikian juga? (kompas/joe)

ToyoTa Corolla dX

TUA-TUA KELADI