mengenal tata surya

32
Mengenal Tata Surya Gambaran umum Tata Surya (Ukuran planet digambarkan sesuai skala, sedangkan jaraknya tidak): Matahari, Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Ceres, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto, Haumea, Makemake dan Eris. Tata Surya [a] adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi [b] , dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya. Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan di bagian terluar adalah Sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Awan Oort diperkirakan terletak di daerah terjauh yang berjarak sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar. Berdasarkan jaraknya dari Matahari, kedelapan planet Tata Surya ialah Merkurius (57,9 juta km), Venus (108 juta km), Bumi (150 juta km), Mars (228 juta km), Yupiter (779 juta km), Saturnus (1.430 juta km), Uranus (2.880 juta km), dan Neptunus (4.500 juta km). Sejak pertengahan 2008, ada lima objek angkasa yang diklasifikasikan sebagai planet kerdil. Orbit planet-planet kerdil, kecuali Ceres, berada lebih jauh dari Neptunus. Kelima planet kerdil tersebut ialah Ceres (415 juta km. di sabuk asteroid; dulunya diklasifikasikan sebagai planet kelima), Pluto (5.906 juta km.; dulunya diklasifikasikan sebagai planet kesembilan), Haumea (6.450 juta km), Makemake (6.850 juta km), dan Eris (10.100 juta km). Enam dari kedelapan planet dan tiga dari kelima planet kerdil itu dikelilingi oleh satelit alami. Masing-masing planet bagian luar dikelilingi oleh cincin planet yang terdiri dari debu dan partikel lain. 1 Asal usul Banyak hipotesis tentang asal usul Tata Surya telah dikemukakan para ahli, beberapa di antaranya adalah: 1

Upload: william-siahaan

Post on 14-Apr-2017

86 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Mengenal Tata Surya

Gambaran umum Tata Surya (Ukuran planet digambarkan sesuai skala, sedangkan jaraknya tidak): Matahari, Merkurius, Venus,Bumi, Mars, Ceres, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto, Haumea, Makemake dan Eris.

Tata Surya[a] adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objekyang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui denganorbit berbentuk elips, lima planet kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi[b], dan jutaan benda langit(meteor, asteroid, komet) lainnya.Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan dibagian terluar adalah Sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Awan Oort diperkirakan terletak di daerah terjauh yangberjarak sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar.Berdasarkan jaraknya dari Matahari, kedelapan planet Tata Surya ialah Merkurius (57,9 juta km), Venus (108 jutakm), Bumi (150 juta km), Mars (228 juta km), Yupiter (779 juta km), Saturnus (1.430 juta km), Uranus (2.880juta km), dan Neptunus (4.500 juta km). Sejak pertengahan 2008, ada lima objek angkasa yang diklasifikasikansebagai planet kerdil. Orbit planet-planet kerdil, kecuali Ceres, berada lebih jauh dari Neptunus. Kelima planetkerdil tersebut ialah Ceres (415 juta km. di sabuk asteroid; dulunya diklasifikasikan sebagai planet kelima), Pluto(5.906 juta km.; dulunya diklasifikasikan sebagai planet kesembilan), Haumea (6.450 juta km), Makemake (6.850juta km), dan Eris (10.100 juta km).Enam dari kedelapan planet dan tiga dari kelima planet kerdil itu dikelilingi oleh satelit alami. Masing-masing planetbagian luar dikelilingi oleh cincin planet yang terdiri dari debu dan partikel lain.

1 Asal usul

Banyak hipotesis tentang asal usul Tata Surya telah dikemukakan para ahli, beberapa di antaranya adalah:

1

2 1 ASAL USUL

Pierre-Simon Laplace, pendukung Hipotesis Nebula

Hipotesis Nebula

Hipotesis nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg (1688-1772)[1] tahun 1734 dan disempur-nakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1775. Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquisde Laplace[2] secara independen pada tahun 1796. Hipotesis ini, yang lebih dikenal dengan Hipotesis Nebula Kant-Laplace, menyebutkan bahwa pada tahap awal, Tata Surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk daridebu, es, dan gas yang disebut nebula, dan unsur gas yang sebagian besar hidrogen. Gaya gravitasi yang dimilikinya

3

Gerard Kuiper, pendukung Hipotesis Kondensasi

menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu, suhu kabut memanas, dan akhirnya menjadibintang raksasa (matahari). Matahari raksasa terus menyusut dan berputar semakin cepat, dan cincin-cincin gas danes terlontar ke sekeliling Matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan su-

4 2 SEJARAH PENEMUAN

hunya dan membentuk planet dalam dan planet luar. Laplace berpendapat bahwa orbit berbentuk hampir melingkardari planet-planet merupakan konsekuensi dari pembentukan mereka.[3]

Hipotesis Planetisimal

Hipotesis planetisimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton pada tahun1900. Hipotesis planetisimal mengatakan bahwa Tata Surya kita terbentuk akibat adanya bintang lain yang lewatcukup dekat dengan Matahari, pada masa awal pembentukan Matahari. Kedekatan tersebut menyebabkan terjadi-nya tonjolan pada permukaan Matahari, dan bersama proses internal Matahari, menarik materi berulang kali dariMatahari. Efek gravitasi bintang mengakibatkan terbentuknya dua lengan spiral yang memanjang dari Matahari.Sementara sebagian besar materi tertarik kembali, sebagian lain akan tetap di orbit, mendingin dan memadat, danmenjadi benda-benda berukuran kecil yang mereka sebut planetisimal dan beberapa yang besar sebagai protoplanet.Objek-objek tersebut bertabrakan dari waktu ke waktu dan membentuk planet dan bulan, sementara sisa-sisa materilainnya menjadi komet dan asteroid.

Hipotesis Pasang Surut Bintang

Hipotesis pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jeans pada tahun 1917. Planet dianggap terben-tuk karena mendekatnya bintang lain kepada Matahari. Keadaan yang hampir bertabrakan menyebabkan tertariknyasejumlah besar materi dari Matahari dan bintang lain tersebut oleh gaya pasang surut bersama mereka, yang ke-mudian terkondensasi menjadi planet.[3] Namun astronom Harold Jeffreys tahun 1929 membantah bahwa tabrakanyang sedemikian itu hampir tidak mungkin terjadi.[3] Demikian pula astronom Henry Norris Russell mengemukakankeberatannya atas hipotesis tersebut.[4]

Hipotesis Kondensasi

Hipotesis kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom Belanda yang bernama G.P. Kuiper (1905-1973) padatahun 1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa Tata Surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputarmembentuk cakram raksasa.

Hipotesis Bintang Kembar

Hipotesis bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956. Hipotesis menge-mukakan bahwa dahulunya Tata Surya kita berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yangsalah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yangtidak meledak dan mulai mengelilinginya.Hipotesis ProtoplanetTeori ini dikemukakan oleh Carl Van Weizsaecker, G.P. Kuipper dan Subrahmanyan Chandarasekar. Menurut te-ori protoplanet, di sekitar matahari terdapat kabut gas yang membentuk gumpalan-gumpalan yang secara evolusiberangsur-angsur menjadi gumpalan padat. Gumpalan kabut gas tersebut dinamakan protoplanet.

2 Sejarah penemuan

Lima planet terdekat ke Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter dan Saturnus) telah dikenal sejakzaman dahulu karena mereka semua bisa dilihat dengan mata telanjang. Banyak bangsa di dunia ini memiliki namasendiri untuk masing-masing planet.Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pengamatan pada lima abad lalu membawa manusia untuk mema-hami benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornyamampu menjadikan mata manusia “lebih tajam” dalam mengamati benda langit yang tidak bisa diamati melalui matatelanjang.Karena teleskop Galileo bisa mengamati lebih tajam, ia bisa melihat berbagai perubahan bentuk penampakan Venus,seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Penalaran Venusmengitari Matahari makin memperkuat teori heliosentris, yaitu bahwa Matahari adalah pusat alam semesta, bukan

5

Model heliosentris dalam manuskrip Copernicus.

Bumi, yang sebelumnya digagas oleh Nicolaus Copernicus (1473-1543). Susunan heliosentris adalah Matahari di-kelilingi oleh Merkurius hingga Saturnus.

6 3 STRUKTUR

Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695) yang menemukanTitan, satelit Saturnus, yang berada hampir 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter.Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan hu-bungan satu dengan yang lain melalui Johannes Kepler (1571-1630) dengan Hukum Kepler. Dan puncaknya, SirIsaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori perhitungan inilah yang memungkinkan pen-carian dan perhitungan benda-benda langit selanjutnyaPada 1781, William Herschel (1738-1822) menemukan Uranus. Perhitungan cermat orbit Uranus menyimpulkanbahwa planet ini ada yang mengganggu. Neptunus ditemukan pada Agustus 1846. Penemuan Neptunus ternyatatidak cukup menjelaskan gangguan orbit Uranus. Pluto kemudian ditemukan pada 1930.Pada saat Pluto ditemukan, ia hanya diketahui sebagai satu-satunya objek angkasa yang berada setelah Neptunus.Kemudian pada 1978, Charon, satelit yang mengelilingi Pluto ditemukan, sebelumnya sempat dikira sebagai planetyang sebenarnya karena ukurannya tidak berbeda jauh dengan Pluto.Para astronom kemudian menemukan sekitar 1.000 objek kecil lainnya yang letaknya melampaui Neptunus (disebutobjek trans-Neptunus), yang juga mengelilingi Matahari. Di sana mungkin ada sekitar 100.000 objek serupa yangdikenal sebagai Objek Sabuk Kuiper (Sabuk Kuiper adalah bagian dari objek-objek trans-Neptunus). Belasan bendalangit termasuk dalam Objek Sabuk Kuiper di antaranya Quaoar (1.250 km pada Juni 2002), Huya (750 km padaMaret 2000), Sedna (1.800 km pada Maret 2004), Orcus, Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna, dan 2003 EL61 (1.500 kmpada Mei 2004).Penemuan 2003 EL61 cukup menghebohkan karena Objek Sabuk Kuiper ini diketahui juga memiliki satelit padaJanuari 2005 meskipun berukuran lebih kecil dari Pluto. Dan puncaknya adalah penemuan UB 313 (2.700 km padaOktober 2003) yang diberi nama oleh penemunya Xena. Selain lebih besar dari Pluto, objek ini juga memiliki satelit.

3 Struktur

Komponen utama sistem Tata Surya adalah matahari, sebuah bintang deret utama kelas G2 yang mengandung 99,86persen massa dari sistem dan mendominasi seluruh dengan gaya gravitasinya.[5] Yupiter dan Saturnus, dua komponenterbesar yang mengedari Matahari, mencakup kira-kira 90 persen massa selebihnya.[c]

Hampir semua objek-objek besar yang mengorbit Matahari terletak pada bidang edaran bumi, yang umumnya dina-mai ekliptika. Semua planet terletak sangat dekat pada ekliptika, sementara komet dan objek-objek sabuk Kuiperbiasanya memiliki beda sudut yang sangat besar dibandingkan ekliptika.Planet-planet dan objek-objek Tata Surya juga mengorbit mengelilingi Matahari berlawanan dengan arah jarum jamjika dilihat dari atas kutub utara Matahari, terkecuali Komet Halley.Hukum Gerakan Planet Kepler menjabarkan bahwa orbit dari objek-objek Tata Surya sekeliling Matahari bergerakmengikuti bentuk elips dengan Matahari sebagai salah satu titik fokusnya. Objek yang berjarak lebih dekat dariMatahari (sumbu semi-mayor-nya lebih kecil) memiliki tahun waktu yang lebih pendek. Pada orbit elips, jarakantara objek dengan Matahari bervariasi sepanjang tahun. Jarak terdekat antara objek dengan Matahari dinamaiperihelion, sedangkan jarak terjauh dari Matahari dinamai aphelion. Semua objek Tata Surya bergerak tercepatdi titik perihelion dan terlambat di titik aphelion. Orbit planet-planet bisa dibilang hampir berbentuk lingkaran,sedangkan komet, asteroid dan objek sabuk Kuiper kebanyakan orbitnya berbentuk elips.Untuk mempermudah representasi, kebanyakan diagram Tata Surya menunjukan jarak antara orbit yang sama antarasatu dengan lainnya. Pada kenyataannya, dengan beberapa perkecualian, semakin jauh letak sebuah planet atau sabukdari Matahari, semakin besar jarak antara objek itu dengan jalur edaran orbit sebelumnya. Sebagai contoh, Venusterletak sekitar sekitar 0,33 satuan astronomi (SA) lebih dari Merkurius[d], sedangkan Saturnus adalah 4,3 SA dariYupiter, dan Neptunus terletak 10,5 SA dari Uranus. Beberapa upaya telah dicoba untuk menentukan korelasi jarakantar orbit ini (hukum Titus-Bode), tetapi sejauh ini tidak satu teori pun telah diterima.Hampir semua planet-planet di Tata Surya juga memiliki sistem sekunder. Kebanyakan adalah benda pengorbit alamiyang disebut satelit. Beberapa benda ini memiliki ukuran lebih besar dari planet. Hampir semua satelit alami yangpaling besar terletak di orbit sinkron, dengan satu sisi satelit berpaling ke arah planet induknya secara permanen.Empat planet terbesar juga memliki cincin yang berisi partikel-partikel kecil yang mengorbit secara serempak.

3.1 Terminologi 7

Perbanding relatif massa planet. Yupiter adalah 71% dari total dan Saturnus 21%. Merkurius dan Mars, yang total bersama hanyakurang dari 0.1% tidak nampak dalam diagram di atas.

3.1 Terminologi

Secara informal, Tata Surya dapat dibagi menjadi tiga daerah. Tata Surya bagian dalam mencakup empat planetkebumian dan sabuk asteroid utama. Pada daerah yang lebih jauh, Tata Surya bagian luar, terdapat empat gas planetraksasa.[6] Sejak ditemukannya Sabuk Kuiper, bagian terluar Tata Surya dianggap wilayah berbeda tersendiri yangmeliputi semua objek melampaui Neptunus.[7]

Secara dinamis dan fisik, objek yang mengorbit matahari dapat diklasifikasikan dalam tiga golongan: planet, planetkerdil, dan benda kecil Tata Surya. Planet adalah sebuah badan yang mengedari Matahari dan mempunyai massacukup besar untuk membentuk bulatan diri dan telah membersihkan orbitnya dengan menginkorporasikan semuaobjek-objek kecil di sekitarnya. Dengan definisi ini, Tata Surya memiliki delapan planet: Merkurius, Venus, Bumi,Mars, Yupiter, Saturnus, dan Neptunus. Pluto telah dilepaskan status planetnya karena tidak dapat membersihkanorbitnya dari objek-objek Sabuk Kuiper.[8]

Planet kerdil adalah benda angkasa bukan satelit yang mengelilingi Matahari, mempunyai massa yang cukup untukbisa membentuk bulatan diri tetapi belum dapat membersihkan daerah sekitarnya.[8] Menurut definisi ini, Tata Suryamemiliki lima buah planet kerdil: Ceres, Pluto, Haumea, Makemake, dan Eris.[9] Objek lain yang mungkin akandiklasifikasikan sebagai planet kerdil adalah: Sedna, Orcus, dan Quaoar. Planet kerdil yang memiliki orbit di daerahtrans-Neptunus biasanya disebut “plutoid”.[10] Sisa objek-objek lain berikutnya yangmengitariMatahari adalah bendakecil Tata Surya.[8]

Ilmuwan ahli planet menggunakan istilah gas, es, dan batu untuk mendeskripsi kelas zat yang terdapat di dalam TataSurya. Batu digunakan untuk menamai bahan bertitik lebur tinggi (lebih besar dari 500 K), sebagai contoh silikat.Bahan batuan ini sangat umum terdapat di Tata Surya bagian dalam, merupakan komponen pembentuk utama hampir

8 3 STRUKTUR

MerkurVenus

Erde

Mars

Asteroiden

Jupiter

Inneres Sonnensystem

Jupiter

Saturn

Uranus

Pluto

KuipergürtelSedna

Äußeres Sonnensystem

Orbit von SednaInnerer Bereich der Oortschen Wolke

Orbit-orbit Tata Surya dengan skala yang sesungguhnya

semua planet kebumian dan asteroid. Gas adalah bahan-bahan bertitik lebur rendah seperti atom hidrogen, helium,dan gas mulia, bahan-bahan ini mendominasi wilayah tengah Tata Surya, yang didominasi oleh Yupiter dan Saturnus.Sedangkan es, seperti air, metana, amonia dan karbon dioksida,[11] memiliki titik lebur sekitar ratusan derajat kelvin.Bahan ini merupakan komponen utama dari sebagian besar satelit planet raksasa. Ia juga merupakan komponenutama Uranus dan Neptunus (yang sering disebut “es raksasa”), serta berbagai benda kecil yang terletak di dekatorbit Neptunus.[12]

Istilah volatilesmencakup semua bahan bertitik didih rendah (kurang dari ratusan kelvin), yang termasuk gas dan es;tergantung pada suhunya, 'volatiles’ dapat ditemukan sebagai es, cairan, atau gas di berbagai bagian Tata Surya.

3.2 Zona planet

Di zona planet dalam, Matahari adalah pusat Tata Surya dan letaknya paling dekat dengan planet Merkurius (jarakdari Matahari 57,9 × 106 km, atau 0,39 SA), Venus (108,2 × 106 km, 0,72 SA), Bumi (149,6 × 106 km, 1 SA) danMars (227,9 × 106 km, 1,52 SA). Ukuran diameternya antara 4.878 km dan 12.756 km, dengan massa jenis antara3,95 g/cm3 dan 5,52 g/cm3.Antara Mars dan Yupiter terdapat daerah yang disebut sabuk asteroid, kumpulan batuan metal dan mineral. Keba-nyakan asteroid-asteroid ini hanya berdiameter beberapa kilometer (lihat: Daftar asteroid), dan beberapa memiliki

3.2 Zona planet 9

Illustrasi skala

Zona Tata Surya yang meliputi, planet bagian dalam, sabuk asteroid, planet bagian luar, dan sabuk Kuiper. (Gambar tidak sesuaiskala)

diameter 100 km atau lebih. Ceres, bagian dari kumpulan asteroid ini, berukuran sekitar 960 km dan dikategorikansebagai planet kerdil. Orbit asteroid-asteroid ini sangat eliptis, bahkan beberapa menyimpangi Merkurius (Icarus)dan Uranus (Chiron).Pada zona planet luar, terdapat planet gas raksasa Yupiter (778,3 × 106 km, 5,2 SA), Uranus (2,875 × 109 km, 19,2SA) dan Neptunus (4,504 × 109 km, 30,1 SA) dengan massa jenis antara 0,7 g/cm3 dan 1,66 g/cm3.

10 3 STRUKTUR

Jarak rata-rata antara planet-planet dengan Matahari bisa diperkirakan dengan menggunakan baris matematis Titus-Bode. Regularitas jarak antara jalur edaran orbit-orbit ini kemungkinan merupakan efek resonansi sisa dari awalterbentuknya Tata Surya. Anehnya, planet Neptunus tidak muncul di baris matematis Titus-Bode, yang membuatpara pengamat berspekulasi bahwa Neptunus merupakan hasil tabrakan kosmis.

3.3 Matahari

Matahari adalah bintang induk Tata Surya dan merupakan komponen utama sistem Tata Surya ini. Bintang iniberukuran 332.830 massa bumi. Massa yang besar ini menyebabkan kepadatan inti yang cukup besar untuk bisamendukung kesinambungan fusi nuklir dan menyemburkan sejumlah energi yang dahsyat. Kebanyakan energi inidipancarkan ke luar angkasa dalam bentuk radiasi eletromagnetik, termasuk spektrum optik.Matahari dikategorikan ke dalam bintang kerdil kuning (tipe G V) yang berukuran tengahan, tetapi nama ini bisamenyebabkan kesalahpahaman, karena dibandingkan dengan bintang-bintang yang ada di dalam galaksi Bima Sakti,Matahari termasuk cukup besar dan cemerlang. Bintang diklasifikasikan dengan diagram Hertzsprung-Russell, yaitusebuah grafik yang menggambarkan hubungan nilai luminositas sebuah bintang terhadap suhu permukaannya. Secaraumum, bintang yang lebih panas akan lebih cemerlang. Bintang-bintang yang mengikuti pola ini dikatakan terletakpada deret utama, dan Matahari letaknya persis di tengah deret ini. Akan tetapi, bintang-bintang yang lebih cemer-lang dan lebih panas dari Matahari adalah langka, sedangkan bintang-bintang yang lebih redup dan dingin adalahumum.[13]

Dipercayai bahwa posisi Matahari pada deret utama secara umum merupakan “puncak hidup” dari sebuah bintang,karena belum habisnya hidrogen yang tersimpan untuk fusi nuklir. Saat ini Matahari tumbuh semakin cemerlang.Pada awal kehidupannya, tingkat kecemerlangannya adalah sekitar 70 persen dari kecermelangan sekarang.[14]

Matahari secara metalisitas dikategorikan sebagai bintang “populasi I”. Bintang kategori ini terbentuk lebih akhirpada tingkat evolusi alam semesta, sehingga mengandung lebih banyak unsur yang lebih berat daripada hidrogen danhelium (“metal” dalam sebutan astronomi) dibandingkan dengan bintang “populasi II”.[15] Unsur-unsur yang lebihberat daripada hidrogen dan helium terbentuk di dalam inti bintang purba yang kemudian meledak. Bintang-bintanggenerasi pertama perlu punah terlebih dahulu sebelum alam semesta dapat dipenuhi oleh unsur-unsur yang lebih beratini.Bintang-bintang tertua mengandung sangat sedikit metal, sedangkan bintang baru mempunyai kandungan metal yanglebih tinggi. Tingkat metalitas yang tinggi ini diperkirakan mempunyai pengaruh penting pada pembentukan sistemTata Surya, karena terbentuknya planet adalah hasil penggumpalan metal.[16]

3.3.1 Medium antarplanet

Di samping cahaya, matahari juga secara berkesinambungan memancarkan semburan partikel bermuatan (plasma)yang dikenal sebagai angin surya. Semburan partikel ini menyebar keluar kira-kira pada kecepatan 1,5 juta kilometerper jam,[17] menciptakan atmosfer tipis (heliosfer) yang merambah Tata Surya paling tidak sejauh 100 SA (lihat jugaheliopause). Kesemuanya ini disebut medium antarplanet.Badai geomagnetis pada permukaan Matahari, seperti semburan Matahari (solar flares) dan lontaran massa korona(coronal mass ejection) menyebabkan gangguan pada heliosfer, menciptakan cuaca ruang angkasa.[18] Struktur ter-besar dari heliosfer dinamai lembar aliran heliosfer (heliospheric current sheet), sebuah spiral yang terjadi karenagerak rotasi magnetis Matahari terhadap medium antarplanet.[19][20] Medan magnet bumi mencegah atmosfer bumiberinteraksi dengan angin surya. Venus dan Mars yang tidak memiliki medan magnet, atmosfernya habis terkikis keluar angkasa.[21] Interaksi antara angin surya dan medan magnet bumi menyebabkan terjadinya aurora, yang dapatdilihat dekat kutub magnetik bumi.Heliosfer juga berperan melindungi Tata Surya dari sinar kosmik yang berasal dari luar Tata Surya. Medan mag-net planet-planet menambah peran perlindungan selanjutnya. Densitas sinar kosmik pada medium antarbintang dankekuatan medan magnet Matahari mengalami perubahan pada skala waktu yang sangat panjang, sehingga derajatradiasi kosmis di dalam Tata Surya sendiri adalah bervariasi, meski tidak diketahui seberapa besar.[22]

Medium antarplanet juga merupakan tempat beradanya paling tidak dua daerah mirip piringan yang berisi debukosmis. Yang pertama, awan debu zodiak, terletak di Tata Surya bagian dalam dan merupakan penyebab cahayazodiak. Ini kemungkinan terbentuk dari tabrakan dalam sabuk asteroid yang disebabkan oleh interaksi dengan planet-planet.[23] Daerah kedua membentang antara 10 SA sampai sekitar 40 SA, dan mungkin disebabkan oleh tabrakanyang mirip tetapi tejadi di dalam Sabuk Kuiper.[24][25]

3.4 Tata Surya bagian dalam 11

Lembar aliran heliosfer, karena gerak rotasi magnetis Matahari terhadap medium antarplanet.

3.4 Tata Surya bagian dalam

Tata Surya bagian dalam adalah nama umum yang mencakup planet kebumian dan asteroid. Terutama terbuat darisilikat dan logam, objek dari Tata Surya bagian dalam melingkup dekat dengan matahari, radius dari seluruh daerahini lebih pendek dari jarak antara Yupiter dan Saturnus.

3.4.1 Planet-planet bagian dalam

Planet-planet bagian dalam. Dari kiri ke kanan: Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars (ukuran menurut skala)

12 3 STRUKTUR

Empat planet bagian dalam atau planet kebumian (terrestrial planet) memiliki komposisi batuan yang padat, hampirtidak mempunyai atau tidak mempunyai satelit dan tidak mempunyai sistem cincin. Komposisi Planet-planet initerutama adalah mineral bertitik leleh tinggi, seperti silikat yang membentuk kerak dan selubung, dan logam sepertibesi dan nikel yang membentuk intinya. Tiga dari empat planet ini (Venus, Bumi dan Mars) memiliki atmosfer,semuanya memiliki kawah meteor dan sifat-sifat permukaan tektonis seperti gunung berapi dan lembah pecahan.Planet yang letaknya di antara Matahari dan bumi (Merkurius dan Venus) disebut juga planet inferior.

Merkurius

Merkurius (0,4 SA dari Matahari) adalah planet terdekat dari Matahari serta juga terkecil (0,055 massabumi). Merkurius tidak memiliki satelit alami dan ciri geologisnya di samping kawah meteorid yangdiketahui adalah lobed ridges atau rupes, kemungkinan terjadi karena pengerutan pada perioda awalsejarahnya.[26] AtmosferMerkurius yang hampir bisa diabaikan terdiri dari atom-atom yang terlepas daripermukaannya karena semburan angin surya.[27] Besarnya inti besi dan tipisnya kerak Merkurius masihbelum bisa dapat diterangkan. Menurut dugaan hipotesa lapisan luar planet ini terlepas setelah terjaditabrakan raksasa, dan perkembangan (“akresi”) penuhnya terhambat oleh energi awal Matahari.[28][29]

Venus

Venus (0,7 SA dari Matahari) berukuran mirip bumi (0,815 massa bumi). Dan seperti bumi, planet inimemiliki selimut kulit silikat yang tebal dan berinti besi, atmosfernya juga tebal dan memiliki aktivitasgeologi. Akan tetapi planet ini lebih kering dari bumi dan atmosfernya sembilan kali lebih padat dari bu-mi. Venus tidak memiliki satelit. Venus adalah planet terpanas dengan suhu permukaan mencapai 400°C, kemungkinan besar disebabkan jumlah gas rumah kaca yang terkandung di dalam atmosfer.[30] Se-jauh ini aktivitas geologis Venus belum dideteksi, tetapi karena planet ini tidak memiliki medan magnetyang bisa mencegah habisnya atmosfer, diduga sumber atmosfer Venus berasal dari gunung berapi.[31]

Bumi

Bumi (1 SA dari Matahari) adalah planet bagian dalam yang terbesar dan terpadat, satu-satunya yang di-ketahui memiliki aktivitas geologi dan satu-satunya planet yang diketahui memiliki mahluk hidup.70%bagian bumi ditutup oleh air sedangkan 30%bumi dituupi oleh daratan.Hidrosfer-nya yang cair adalahkhas di antara planet-planet kebumian dan juga merupakan satu-satunya planet yang diamati memilikilempeng tektonik. Atmosfer bumi sangat berbeda dibandingkan planet-planet lainnya, karena dipenga-ruhi oleh keberadaan mahluk hidup yang menghasilkan 21% oksigen.[32] Bumi memiliki satu satelit,bulan, satu-satunya satelit besar dari planet kebumian di dalam Tata Surya.

Mars

Mars (1,5 SA dari Matahari) berukuran lebih kecil dari bumi dan Venus (0,107 massa bumi). Planetini memiliki atmosfer tipis yang kandungan utamanya adalah karbon dioksida. Permukaan Mars yangdipenuhi gunung berapi raksasa seperti Olympus Mons dan lembah retakan seperti Valles marineris,menunjukan aktivitas geologis yang terus terjadi sampai baru belakangan ini. Warna merahnya berasaldari warna karat tanahnya yang kaya besi.[33] Mars mempunyai dua satelit alami kecil (Deimos danPhobos) yang diduga merupakan asteroid yang terjebak gravitasi Mars.[34]

3.4.2 Sabuk asteroid

Asteroid secara umum adalah objek Tata Surya yang terdiri dari batuan dan mineral logam beku.[35]

Sabuk asteroid utama terletak di antara orbit Mars dan Yupiter, berjarak antara 2,3 dan 3,3 SA dari matahari, didugamerupakan sisa dari bahan formasi Tata Surya yang gagal menggumpal karena pengaruh gravitasi Yupiter.[36]

Gradasi ukuran asteroid adalah ratusan kilometer sampai mikroskopis. Semua asteroid, kecuali Ceres yang terbe-sar, diklasifikasikan sebagai benda kecil Tata Surya. Beberapa asteroid seperti Vesta dan Hygiea mungkin akandiklasifikasi sebagai planet kerdil jika terbukti telah mencapai kesetimbangan hidrostatik.[37]

3.4 Tata Surya bagian dalam 13

Sabuk asteroid utama dan asteroid Troya

Sabuk asteroid terdiri dari beribu-ribu, mungkin jutaan objek yang berdiameter satu kilometer.[38] Meskipun demi-kian, massa total dari sabuk utama ini tidaklah lebih dari seperseribu massa bumi.[39] Sabuk utama tidaklah rapat,kapal ruang angkasa secara rutin menerobos daerah ini tanpa mengalami kecelakaan. Asteroid yang berdiameterantara 10 dan 10−4 m disebut meteorid.[40]

Ceres Ceres (2,77 SA) adalah benda terbesar di sabuk asteroid dan diklasifikasikan sebagai planet kerdil. Diame-ternya adalah sedikit kurang dari 1000 km, cukup besar untuk memiliki gravitasi sendiri untuk menggumpal mem-bentuk bundaran. Ceres dianggap sebagai planet ketika ditemukan pada abad ke 19, tetapi di-reklasifikasi menjadiasteroid pada tahun 1850an setelah observasi lebih lanjut menemukan beberapa asteroid lagi.[41] Ceres direklasifikasilanjut pada tahun 2006 sebagai planet kerdil.

Kelompok asteroid Asteroid pada sabuk utama dibagi menjadi kelompok dan keluarga asteroid bedasarkan sifat-sifat orbitnya. satelit asteroid adalah asteroid yang mengedari asteroid yang lebih besar. Mereka tidak mudah di-bedakan dari satelit-satelit planet, kadang kala hampir sebesar pasangannya. Sabuk asteroid juga memiliki kometsabuk utama yang mungkin merupakan sumber air bumi.[42]

Asteroid-asteroid Trojan terletak di titik L4 atau L5 Yupiter (daerah gravitasi stabil yang berada di depan dan belakangsebuah orbit planet), sebutan “trojan” sering digunakan untuk objek-objek kecil pada Titik Langrange dari sebuah

14 3 STRUKTUR

Ceres

planet atau satelit. Kelompok Asteroid Hilda terletak di orbit resonansi 2:3 dari Yupiter, yang artinya kelompok inimengedari Matahari tiga kali untuk setiak dua edaran Yupiter.Bagian dalam Tata Surya juga dipenuhi oleh asteroid liar, yang banyak memotong orbit-orbit planet planet bagiandalam.

3.5 Tata Surya bagian luar

Pada bagian luar dari Tata Surya terdapat gas-gas raksasa dengan satelit-satelitnya yang berukuran planet. Banyakkomet berperioda pendek termasuk beberapa Centaur, juga berorbit di daerah ini. Badan-badan padat di daerah inimengandung jumlah volatil (contoh: air, amonia, metan, yang sering disebut “es” dalam peristilahan ilmu keplanetan)yang lebih tinggi dibandingkan planet batuan di bagian dalam Tata Surya.

3.5.1 Planet-planet luar

Keempat planet luar, yang disebut juga planet raksasa gas (gas giant), atau planet jovian, secara keseluruhan men-cakup 99 persen massa yang mengorbit Matahari. Yupiter dan Saturnus sebagian besar mengandung hidrogen danhelium; Uranus dan Neptunus memiliki proporsi es yang lebih besar. Para astronom mengusulkan bahwa keduanya

3.5 Tata Surya bagian luar 15

Raksasa-raksasa gas dalam Tata Surya dan Matahari, berdasarkan skala

dikategorikan sendiri sebagai raksasa es.[43] Keempat raksasa gas ini semuanya memiliki cincin, meski hanya sistemcincin Saturnus yang dapat dilihat dengan mudah dari bumi.

Yupiter

Yupiter (5,2 SA), dengan 318 kali massa bumi, adalah 2,5 kali massa dari gabungan seluruh planet lain-nya. Kandungan utamanya adalah hidrogen dan helium. Sumber panas di dalam Yupiter menyebabkantimbulnya beberapa ciri semi-permanen pada atmosfernya, sebagai contoh pita pita awan dan BintikMerah Raksasa. Sejauh yang diketahui Yupiter memiliki 63 satelit. Empat yang terbesar, Ganymede,Callisto, Io, dan Europa menampakan kemiripan dengan planet kebumian, seperti gunung berapi daninti yang panas.[44] Ganymede, yang merupakan satelit terbesar di Tata Surya, berukuran lebih besardari Merkurius.

Saturnus

Saturnus (9,5 SA) yang dikenal dengan sistem cincinnya, memiliki beberapa kesamaan dengan Yupiter,sebagai contoh komposisi atmosfernya. Meskipun Saturnus hanya sebesar 60% volume Yupiter, planetini hanya seberat kurang dari sepertiga Yupiter atau 95 kali massa bumi, membuat planet ini sebuahplanet yang paling tidak padat di Tata Surya. Saturnus memiliki 60 satelit yang diketahui sejauh ini(dan 3 yang belum dipastikan) dua di antaranya Titan dan Enceladus, menunjukan activitas geologis,meski hampir terdiri hanya dari es saja.[45] Titan berukuran lebih besar dari Merkurius dan merupakansatu-satunya satelit di Tata Surya yang memiliki atmosfer yang cukup berarti.

Uranus

Uranus (19,6 SA) yang memiliki 14 kali massa bumi, adalah planet yang paling ringan di antara planet-planet luar. Planet ini memiliki kelainan ciri orbit. Uranus mengedari Matahari dengan bujkuran poros90 derajat pada ekliptika. Planet ini memiliki inti yang sangat dingin dibandingkan gas raksasa lain-nya dan hanya sedikit memancarkan energi panas.[46] Uranus memiliki 27 satelit yang diketahui, yangterbesar adalah Titania, Oberon, Umbriel, Ariel dan Miranda.

Neptunus

16 3 STRUKTUR

Neptunus (30 SA) meskipun sedikit lebih kecil dari Uranus, memiliki 17 kali massa bumi, sehinggamembuatnya lebih padat. Planet ini memancarkan panas dari dalam tetapi tidak sebanyak Yupiter atauSaturnus.[47] Neptunus memiliki 13 satelit yang diketahui. Yang terbesar, Triton, geologinya aktif, danmemiliki geyser nitrogen cair.[48] Triton adalah satu-satunya satelit besar yang orbitnya terbalik arah(retrogade). Neptunus juga didampingi beberapa planet minor pada orbitnya, yang disebut Trojan Nep-tunus. Benda-benda ini memiliki resonansi 1:1 dengan Neptunus.

3.5.2 Komet

Komet adalah badan Tata Surya kecil, biasanya hanya berukuran beberapa kilometer, dan terbuat dari es volatil.Badan-badan ini memiliki eksentrisitas orbit tinggi, secara umum perihelion-nya terletak di planet-planet bagiandalam dan letak aphelion-nya lebih jauh dari Pluto. Saat sebuah komet memasuki Tata Surya bagian dalam, dekatnyajarak dari Matahari menyebabkan permukaan esnya bersumblimasi dan berionisasi, yang menghasilkan koma, ekorgas dan debu panjang, yang sering dapat dilihat dengan mata telanjang.Komet berperioda pendek memiliki kelangsungan orbit kurang dari dua ratus tahun. Sedangkan komet berperiodapanjang memiliki orbit yang berlangsung ribuan tahun. Komet berperioda pendek dipercaya berasal dari SabukKuiper, sedangkan komet berperioda panjang, seperti Hale-bopp, berasal dari Awan Oort. Banyak kelompok komet,seperti Kreutz Sungrazers, terbentuk dari pecahan sebuah induk tunggal.[49] Sebagian komet berorbit hiperbolikmungking berasal dari luar Tata Surya, tetapi menentukan jalur orbitnya secara pasti sangatlah sulit.[50] Komet tuayang bahan volatilesnya telah habis karena panas Matahari sering dikategorikan sebagai asteroid.[51]

3.5.3 Centaur

Centaur adalah benda-benda es mirip komet yang poros semi-majornya lebih besar dari Yupiter (5,5 SA) dan lebihkecil dari Neptunus (30 SA). Centaur terbesar yang diketahui adalah, 10199 Chariklo, berdiameter 250 km.[52]Centaur temuan pertama, 2060 Chiron, juga diklasifikasikan sebagai komet (95P) karenamemiliki koma sama sepertikomet kalau mendekati Matahari.[53] Beberapa astronom mengklasifikasikan Centaurs sebagai objek sabuk Kuipersebaran-ke-dalam (inward-scattered Kuiper belt objects), seiring dengan sebaran keluar yang bertempat di piringantersebar (outward-scattered residents of the scattered disc).[54]

3.6 Daerah trans-Neptunus

Daerah yang terletak jauh melampaui Neptunus, atau daerah trans-Neptunus, sebagian besar belum dieksplorasi.Menurut dugaan daerah ini sebagian besar terdiri dari dunia-dunia kecil (yang terbesar memiliki diameter seperlimabumi dan bermassa jauh lebih kecil dari bulan) dan terutamamengandung batu dan es. Daerah ini juga dikenal sebagaidaerah luar Tata Surya, meskipun berbagai orang menggunakan istilah ini untuk daerah yang terletak melebihi sabukasteroid.

3.6.1 Sabuk Kuiper

Sabuk Kuiper adalah sebuah cincin raksasa mirip dengan sabuk asteroid, tetapi komposisi utamanya adalah es. Sa-buk ini terletak antara 30 dan 50 SA, dan terdiri dari benda kecil Tata Surya. Meski demikian, beberapa objekKuiper yang terbesar, seperti Quaoar, Varuna, dan Orcus, mungkin akan diklasifikasikan sebagai planet kerdil. Parailmuwan memperkirakan terdapat sekitar 100.000 objek Sabuk Kuiper yang berdiameter lebih dari 50 km, tetapidiperkirakan massa total Sabuk Kuiper hanya sepersepuluh massa bumi.[55] Banyak objek Kuiper memiliki satelitganda dan kebanyakan memiliki orbit di luar bidang eliptika.Sabuk Kuiper secara kasar bisa dibagi menjadi “sabuk klasik” dan resonansi. Resonansi adalah orbit yang terkait padaNeptunus (contoh: dua orbit untuk setiap tiga orbit Neptunus atau satu untuk setiap dua). Resonansi yang pertamabermula pada Neptunus sendiri. Sabuk klasik terdiri dari objek yang tidak memiliki resonansi dengan Neptunus, danterletak sekitar 39,4 SA sampai 47,7 SA.[56] Anggota dari sabuk klasik diklasifikasikan sebagai cubewanos, setelahanggota jenis pertamanya ditemukan (15760) 1992QB1 [57]

Pluto dan Charon Pluto (rata-rata 39 SA), sebuah planet kerdil, adalah objek terbesar sejauh ini di Sabuk Kuiper.Ketika ditemukan pada tahun 1930, benda ini dianggap sebagai planet yang kesembilan, definisi ini diganti pada tahun

3.6 Daerah trans-Neptunus 17

Komet Hale-Bopp

2006 dengan diangkatnya definisi formal planet. Pluto memiliki kemiringan orbit cukup eksentrik (17 derajat daribidang ekliptika) dan berjarak 29,7 SA dari Matahari pada titik prihelion (sejarak orbit Neptunus) sampai 49,5 SApada titik aphelion.

18 3 STRUKTUR

Plot seluruh objek sabuk Kuiper

Tidak jelas apakah Charon, satelit Pluto yang terbesar, akan terus diklasifikasikan sebagai satelit atau menjadi se-buah planet kerdil juga. Pluto dan Charon, keduanya mengedari titik barycenter gravitasi di atas permukaannya,yang membuat Pluto-Charon sebuah sistem ganda. Dua satelit yang jauh lebih kecil Nix dan Hydra juga mengedariPluto dan Charon. Pluto terletak pada sabuk resonan dan memiliki 3:2 resonansi dengan Neptunus, yang berartiPluto mengedari Matahari dua kali untuk setiap tiga edaran Neptunus. Objek sabuk Kuiper yang orbitnya memilikiresonansi yang sama disebut plutino.[58]

Haumea dan Makemake Haumea (rata-rata 43,34 SA) dan Makemake (rata-rata 45,79 SA) adalah dua objekterbesar sejauh ini di dalam sabuk Kuiper klasik. Haumea adalah sebuah objek berbentuk telur dan memiliki duasatelit. Makemake adalah objek paling cemerlang di sabuk Kuiper setelah Pluto. Pada awalnya dinamai 2003 EL61

dan 2005 FY9, pada tahun 2008 diberi nama dan status sebagai planet kerdil. Orbit keduanya berinklinasi jauh lebihmembujur dari Pluto (28° dan 29°) [59] dan lain seperti Pluto, keduanya tidak dipengaruhi oleh Neptunus, sebagaibagian dari kelompok Objek Sabuk Kuiper klasik.

3.6.2 Piringan tersebar

Piringan tersebar (scattered disc) berpotongan dengan sabuk Kuiper dan menyebar keluar jauh lebih luas. Daerahini diduga merupakan sumber komet berperioda pendek. Objek piringan tersebar diduga terlempar ke orbit yang

3.7 Daerah terjauh 19

[AU]0 50

polarview

plutinosclassical

20

40

i [deg]

[AU]0 50

eclipticview

Diagram yang menunjukkan pembagian sabuk Kuiper

tidak menentu karena pengaruh gravitasi dari gerakan migrasi awal Neptunus. Kebanyakan objek piringan tersebar(scattered disc objects, atau SDO) memiliki perihelion di dalam sabuk Kuiper dan apehelion hampir sejauh 150 SAdari Matahari. Orbit OPT juga memiliki inklinasi tinggi pada bidang ekliptika dan sering hampir bersudut siku-siku.Beberapa astronommenggolongkan piringan tersebar hanya sebagai bagian dari sabuk Kuiper dan menjuluki piringantersebar sebagai “objek sabuk Kuiper tersebar” (scattered Kuiper belt objects).[60]

Eris Eris (rata-rata 68 SA) adalah objek piringan tersebar terbesar sejauh ini dan menyebabkan mulainya debattentang definisi planet, karena Eris hanya 5%lebih besar dari Pluto dan memiliki perkiraan diameter sekitar 2.400km. Eris adalah planet kerdil terbesar yang diketahui dan memiliki satu satelit, Dysnomia.[61] Seperti Pluto, orbitnyamemiliki eksentrisitas tinggi, dengan titik perihelion 38,2 SA (mirip jarak Pluto ke Matahari) dan titik aphelion 97,6SA dengan bidang ekliptika sangat membujur.

3.7 Daerah terjauh

Titik tempat Tata Surya berakhir dan ruang antar bintang mulai tidaklah persis terdefinisi. Batasan-batasan luar initerbentuk dari dua gaya tekan yang terpisah: angin surya dan gravitasi Matahari. Batasan terjauh pengaruh anginsurya kira kira berjarak empat kali jarak Pluto dan Matahari. Heliopause ini disebut sebagai titik permulaan medium

20 3 STRUKTUR

Pluto dan ketiga satelitnya

antar bintang. Akan tetapi Bola Roche Matahari, jarak efektif pengaruh gravitasi Matahari, diperkirakan mencakupsekitar seribu kali lebih jauh.

3.7.1 Heliopause

Heliopause dibagi menjadi dua bagian terpisah. Awan angin yang bergerak pada kecepatan 400 km/detik sampaimenabrak plasma dari medium ruang antarbintang. Tabrakan ini terjadi pada benturan terminasi yang kira kiraterletak di 80-100 SA dari Matahari pada daerah lawan angin dan sekitar 200 SA dari Matahari pada daerah searahjurusan angin. Kemudian angin melambat dramatis, memampat dan berubah menjadi kencang, membentuk strukturoval yang dikenal sebagai heliosheath, dengan kelakuan mirip seperti ekor komet, mengulur keluar sejauh 40 SA dibagian arah lawan angin dan berkali-kali lipat lebih jauh pada sebelah lainnya. Voyager 1 dan Voyager 2 dilaporkantelah menembus benturan terminasi ini dan memasuki heliosheath, pada jarak 94 dan 84 SA dari Matahari. Batasanluar dari heliosfer, heliopause, adalah titik tempat angin surya berhenti dan ruang antar bintang bermula.Bentuk dari ujung luar heliosfer kemungkinan dipengaruhi dari dinamika fluida dari interaksi medium antar bintangdan juga medan magnet Matahari yang mengarah di sebelah selatan (sehingga memberi bentuk tumpul pada hemisferutara dengan jarak 9 SA, dan lebih jauh daripada hemisfer selatan. Selebih dari heliopause, pada jarak sekitar 230SA, terdapat benturan busur, jaluran ombak plasma yang ditinggalkanMatahari seiring edarannya berkeliling di BimaSakti.Sejauh ini belum ada kapal luar angkasa yang melewati heliopause, sehingga tidaklah mungkin mengetahui kondisiruang antar bintang lokal dengan pasti. Diharapkan satelit NASA voyager akan menembus heliopause pada sekitar

3.7 Daerah terjauh 21

[AU]0 50 100 150

polarview

classicalresonantscattered

20

40

i [deg]60

80

[AU]0 50 100 150

eclipticview

Hitam: tersebar; biru: klasik; hijau: resonan

dekade yang akan datang dan mengirim kembali data tingkat radiasi dan angin surya. Dalam pada itu, sebuah timyang dibiayai NASA telah mengembangkan konsep “Vision Mission” yang akan khusus mengirimkan satelit penjajakke heliosfer.

3.7.2 Awan Oort

Secara hipotesis, Awan Oort adalah sebuah massa berukuran raksasa yang terdiri dari bertrilyun-trilyun objek es,dipercaya merupakan sumber komet berperioda panjang. Awan ini menyelubungi matahari pada jarak sekitar 50.000SA (sekitar 1 tahun cahaya) sampai sejauh 100.000 SA (1,87 tahun cahaya). Daerah ini dipercaya mengandung kometyang terlempar dari bagian dalam Tata Surya karena interaksi dengan planet-planet bagian luar. Objek Awan Oortbergerak sangat lambat dan bisa digoncangkan oleh situasi-situasi langka seperti tabrakan, effek gravitasi dari laluanbintang, atau gaya pasang galaksi, gaya pasang yang didorong Bima Sakti.[62][63]

3.7.3 Sedna

90377 Sedna (rata-rata 525,86 SA) adalah sebuah benda kemerahan mirip Pluto dengan orbit raksasa yang sangateliptis, sekitar 76 SA pada perihelion dan 928 SA pada aphelion dan berjangka orbit 12.050 tahun. Mike Brown,penemu objek ini pada tahun 2003, menegaskan bahwa Sedna tidak merupakan bagian dari piringan tersebar ataupun

22 3 STRUKTUR

Eris dan satelitnya Dysnomia

sabuk Kuiper karena perihelionnya terlalu jauh dari pengaruh migrasi Neptunus. Dia dan beberapa astronom lainnyaberpendapat bahwa Sedna adalah objek pertama dari sebuah kelompok baru, yang mungkin juga mencakup 2000CR105. Sebuah benda bertitik perihelion pada 45 SA, aphelion pada 415 SA, dan berjangka orbit 3.420 tahun. Brownmenjuluki kelompok ini “AwanOort bagian dalam”, karenamungkin terbentukmelalui proses yangmirip, meski jauhlebih dekat ke Matahari. Kemungkinan besar Sedna adalah sebuah planet kerdil, meski bentuk kebulatannya masihharus ditentukan dengan pasti.

3.7.4 Batasan-batasan

Banyak hal dari Tata Surya kita yang masih belum diketahui. Medan gravitasi Matahari diperkirakan mendominasigaya gravitasi bintang-bintang sekeliling sejauh dua tahun cahaya (125.000 SA). Perkiraan bawah radius Awan Oort,di sisi lain, tidak lebih besar dari 50.000 SA.[64] Sekalipun Sedna telah ditemukan, daerah antara Sabuk Kuiperdan Awan Oort, sebuah daerah yang memiliki radius puluhan ribu SA, bisa dikatakan belum dipetakan. Selain itu,juga ada studi yang sedang berjalan, yang mempelajari daerah antara Merkurius dan matahari.[65] Objek-objek barumungkin masih akan ditemukan di daerah yang belum dipetakan.

3.8 Dimensi 23

Voyager memasuki heliosheath

3.8 Dimensi

Perbandingan beberapa ukuran penting planet-planet:

4 Konteks galaksi

Tata Surya terletak di galaksi Bima Sakti, sebuah galaksi spiral yang berdiameter sekitar 100.000 tahun cahaya danmemiliki sekitar 200 miliar bintang.[66] Matahari berlokasi di salah satu lengan spiral galaksi yang disebut LenganOrion.[67] Letak Matahari berjarak antara 25.000 dan 28.000 tahun cahaya dari pusat galaksi, dengan kecepatan orbitmengelilingi pusat galaksi sekitar 2.200 kilometer per detik.Setiap revolusinya berjangka 225-250 juta tahun. Waktu revolusi ini dikenal sebagai tahun galaksi Tata Surya.[68]Apex Matahari, arah jalur Matahari di ruang semesta, dekat letaknya dengan rasi bintang Herkules terarah padaposisi akhir bintang Vega.[69]

Lokasi Tata Surya di dalam galaksi berperan penting dalam evolusi kehidupan di Bumi. Bentuk orbit bumi adalahmirip lingkaran dengan kecepatan hampir sama dengan lengan spiral galaksi, karenanya bumi sangat jarang menero-bos jalur lengan. Lengan spiral galaksi memiliki konsentrasi supernova tinggi yang berpotensi bahaya sangat besarterhadap kehidupan di Bumi. Situasi ini memberi Bumi jangka stabilitas yang panjang yang memungkinkan evolusikehidupan.[70]

Tata Surya terletak jauh dari daerah padat bintang di pusat galaksi. Di daerah pusat, tarikan gravitasi bintang-bintangyang berdekatan bisa menggoyang benda-benda di Awan Oort dan menembakan komet-komet ke bagian dalam TataSurya. Ini bisa menghasilkan potensi tabrakan yang merusak kehidupan di Bumi.Intensitas radiasi dari pusat galaksi juga memengaruhi perkembangan bentuk hidup tingkat tinggi. Walaupun demiki-an, para ilmuwan berhipotesis bahwa pada lokasi Tata Surya sekarang ini supernova telah memengaruhi kehidupandi Bumi pada 35.000 tahun terakhir dengan melemparkan pecahan-pecahan inti bintang ke arah Matahari dalambentuk debu radiasi atau bahan yang lebih besar lainnya, seperti berbagai benda mirip komet.[71]

24 4 KONTEKS GALAKSI

The Oort cloud(comprising manybillions of comets)

Kuiper Belt and outersolar system planetary orbits

Orbit of binaryKuiper belt object

1998 WW31

Pluto’s orbit

Gambaran seorang artis tentang Awan Oort

4.1 Daerah lingkungan sekitar

Lingkungan galaksi terdekat dari Tata Surya adalah sesuatu yang dinamai AwanAntarbintang Lokal (Local InterstellarCloud, atau Local Fluff), yaitu wilayah berawan tebal yang dikenal dengan nama Gelembung Lokal (Local Bubble),yang terletak di tengah-tengah wilayah yang jarang. Gelembung Lokal ini berbentuk rongga mirip jam pasir yangterdapat pada medium antarbintang, dan berukuran sekitar 300 tahun cahaya. Gelembung ini penuh ditebari plasmabersuhu tinggi yang mungkin berasal dari beberapa supernova yang belum lama terjadi.[72]

Di dalam jarak sepuluh tahun cahaya (95 triliun km) dari Matahari, jumlah bintang relatif sedikit. Bintang yangterdekat adalah sistem kembar tiga Alpha Centauri, yang berjarak 4,4 tahun cahaya. Alpha Centauri A dan B me-rupakan bintang ganda mirip dengan Matahari, sedangkan Centauri C adalah kerdil merah (disebut juga ProximaCentauri) yang mengedari kembaran ganda pertama pada jarak 0,2 tahun cahaya.Bintang-bintang terdekat berikutnya adalah sebuah kerdil merah yang dinamai Bintang Barnard (5,9 tahun cahaya),Wolf 359 (7,8 tahun cahaya) dan Lalande 21185 (8,3 tahun cahaya). Bintang terbesar dalam jarak sepuluh tahuncahaya adalah Sirius, sebuah bintang cemerlang dikategori 'urutan utama' kira-kira bermassa dua kali massaMatahari,dan dikelilingi oleh sebuah kerdil putih bernama Sirius B. Keduanya berjarak 8,6 tahun cahaya. Sisa sistem selebihnyayang terletak di dalam jarak 10 tahun cahaya adalah sistem bintang ganda kerdil merah Luyten 726-8 (8,7 tahuncahaya) dan sebuah kerdial merah bernama Ross 154 (9,7 tahun cahaya).[73]

Bintang tunggal terdekat yang mirip Matahari adalah Tau Ceti, yang terletak 11,9 tahun cahaya. Bintang ini kira-kira berukuran 80% berat Matahari, tetapi kecemerlangannya (luminositas) hanya 60%.[74] Planet luar Tata Suryaterdekat dari Matahari, yang diketahui sejauh ini adalah di bintang Epsilon Eridani, sebuah bintang yang sedikitlebih pudar dan lebih merah dibandingkan mathari. Letaknya sekitar 10,5 tahun cahaya. Planet bintang ini yangsudah dipastikan, bernama Epsilon Eridani b, kurang lebih berukuran 1,5 kali massa Yupiter dan mengelilingi induk

25

Foto teleskop Sedna

bintangnya dengan jarak 6,9 tahun cahaya.[75]

5 Lihat pula

• Kronologi eksplorasi Tata Surya

• Galaksi Bimasakti

• Alam semesta

• Alam semesta teramati

• Kosmologi

6 Catatan

1. ^ Kapitalisasi istilah ini beragam. Persatuan Astronomi Internasional, badan yang mengurusi masalah penama-an astronomis, menyebutkan bahwa seluruh objek astronomi dikapitalisasi namanya (Tata Surya). Namun,istilah ini juga sering ditemui dalam bentuk huruf kecil (tata surya)

2. ^ Lihat Daftar satelit untuk semua satelit alami dari delapan planet dan lima planet kerdil.

3. ^ Massa Tata Surya tidak termasuk Matahari, Yupiter, dan Saturnus, dapat dihitung dengan menambahkansemuamassa objek terbesar yang dihitung danmenggunakan perhitungan kasar untukmassa awanOort (sekitar3 kali massa Bumi),,[76] sabuk Kuiper (sekitar 0,1 kali massa Bumi)[55] dan sabuk asteroid (sekitar 0,0005 kalimassa Bumi)[39] dengan total massa ~37 kali massa Bumi, atau 8,1 persen massa di orbit di sekitar Matahari.

26 7 REFERENSI

GalacticCore

Obscured

Sun's Orbit

Norma

Scutum-Crux

Sagitta

rius

Perseus

Loca

l Spu

r

Lokasi Tata Surya di dalam galaksi Bima Sakti

Jika dikurangi dengan massa Uranus dan Neptunus (keduanya ~31 kali massa Bumi), sisanya ~6 kali massaBumi merupakan 1,3 persen dari massa keseluruhan.

4. ^ Astronom mengukur jarak di dalam Tata Surya dengan satuan astronomi (SA). Satu SA jaraknya sekitarjarak rata-rata Matahari dan Bumi, atau 149.598.000 km. Pluto berjarak sekitar 38 SA dari Matahari, Yupiter5,2 SA. Satu tahun cahaya adalah 63.240 SA..

7 Referensi

[1] Swedenborg, Emanuel. 1734, (Principia) Latin: Opera Philosophica et Mineralia (English: Philosophical and Mineralo-gical Works), (Principia, Volume 1)

[2] See, T. J. J. (1909). “The Past History of the Earth as Inferred from the Mode of Formation of the Solar System”.Proceedings of the American Philosophical Society 48: 119. Diakses tanggal 2006-07-23.

[3] M. M. Woolfson (1993). “The Solar System: Its Origin and Evolution”. Journal of the Royal Astronomical Society 34:1–20. Diakses tanggal 2008-04-16. More than one of |work= dan |journal= specified (bantuan)

[4] Benjamin Crowell (1998-2006). “5”. Conservation Laws. lightandmatter.com.

[5] MWoolfson (2000). “The origin and evolution of the solar system”. Astronomy&Geophysics 41: 1.12. doi:10.1046/j.1468-4004.2000.00012.x.

[6] nineplanets.org. “An Overview of the Solar System”. Diakses tanggal 2007-02-15.

27

Lukisan artis dari Gelembung Lokal

[7] Amir Alexander (2006). “New Horizons Set to Launch on 9-Year Voyage to Pluto and the Kuiper Belt”. The PlanetarySociety. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-02-22. Diakses tanggal 2006-11-08.

[8] “The Final IAU Resolution on the definition of “planet” ready for voting”. IAU. 2006-08-24. Diakses tanggal 2007-03-02.

[9] “Dwarf Planets and their Systems”. Working Group for Planetary System Nomenclature (WGPSN). U.S. Geological Survey.2008-11-07. Diakses tanggal 2008-07-13.

[10] “Plutoid chosen as name for Solar System objects like Pluto”. International Astronomical Union (NewsRelease - IAU0804),Paris. 11 June 2008. Diakses tanggal 2008-06-11.

[11] Feaga, L (2007). “Asymmetries in the distribution of H2O and CO2 in the inner coma of Comet 9P/Tempel 1 as observedby Deep Impact”. Icarus 190: 345. Bibcode:2007Icar..190..345F. doi:10.1016/j.icarus.2007.04.009.

[12] Michael Zellik (2002). Astronomy: The Evolving Universe (9th ed.). Cambridge University Press. p. 240. ISBN0521800900. OCLC 223304585 46685453.

[13] Smart, R. L.; Carollo, D.; Lattanzi, M. G.; McLean, B.; Spagna, A. (2001). “The Second Guide Star Catalogue and CoolStars”. Perkins Observatory. Diakses tanggal 2006-12-26.

[14] Nir J. Shaviv (2003). “Towards a Solution to the Early Faint Sun Paradox: A Lower Cosmic Ray Flux from a StrongerSolar Wind”. Journal of Geophysical Research 108: 1437. doi:10.1029/2003JA009997. Diakses tanggal 20090126.

[15] T. S. van Albada, Norman Baker (1973). “On the Two Oosterhoff Groups of Globular Clusters”. Astrophysical Journal185: 477–498. doi:10.1086/152434.

[16] Charles H. Lineweaver (2001-03-09). “An Estimate of the Age Distribution of Terrestrial Planets in the Universe: Quan-tifying Metallicity as a Selection Effect”. University of New South Wales. Diakses tanggal 2006-07-23.

28 7 REFERENSI

[17] “Solar Physics: The Solar Wind”. Marshall Space Flight Center. 2006-07-16. Diakses tanggal 2006-10-03.

[18] Phillips, Tony (2001-02-15). “The Sun Does a Flip”. Science@NASA. Diakses tanggal 2007-02-04.

[19] A Star with two North Poles, April 22, 2003, Science @ NASA

[20] Riley, Pete; Linker, J. A.; Mikić, Z., "Modeling the heliospheric current sheet: Solar cycle variations", (2002) Journal ofGeophysical Research (Space Physics), Volume 107, Issue A7, pp. SSH 8-1, CiteID 1136, DOI 10.1029/2001JA000299.(Full text)

[21] Lundin, Richard (2001-03-09). “Erosion by the Solar Wind”. Science 291 (5510): 1909. DOI:10.1126/science.1059763abstract full text.

[22] Langner, U. W.; M.S. Potgieter (2005). “Effects of the position of the solar wind termination shock and the heliopause onthe heliosphericmodulation of cosmic rays”. Advances in Space Research 35 (12): 2084–2090. doi:10.1016/j.asr.2004.12.005.Diakses tanggal 2007-02-11.

[23] “Long-term Evolution of the Zodiacal Cloud”. 1998. Diakses tanggal 2007-02-03.

[24] “ESA scientist discovers a way to shortlist stars that might have planets”. ESA Science and Technology. 2003. Diaksestanggal 2007-02-03.

[25] Landgraf, M.; Liou, J.-C.; Zook, H. A.; Grün, E. (May 2002). “Origins of Solar System Dust beyond Jupiter”. TheAstronomical Journal 123 (5): 2857–2861. doi:10.1086/339704. Diakses tanggal 2007-02-09.

[26] Schenk P., Melosh H.J. (1994), Lobate Thrust Scarps and the Thickness of Mercury’s Lithosphere, Abstracts of the 25thLunar and Planetary Science Conference, 1994LPI....25.1203S

[27] Bill Arnett (2006). “Mercury”. The Nine Planets. Diakses tanggal 2006-09-14.

[28] Benz, W., Slattery, W. L., Cameron, A. G. W. (1988), Collisional stripping of Mercury’s mantle, Icarus, v. 74, p. 516–528.

[29] Cameron, A. G. W. (1985), The partial volatilization of Mercury, Icarus, v. 64, p. 285–294.

[30] Mark Alan Bullock. "The Stability of Climate on Venus" (PDF). Southwest Research Institute. Diakses pada 26 Desember2006.

[31] Paul Rincon (1999). “Climate Change as a Regulator of Tectonics on Venus” (PDF). Johnson Space Center Houston, TX,Institute of Meteoritics, University of New Mexico, Albuquerque, NM. Diakses tanggal 2006-11-19.

[32] Anne E. Egger, M.A./M.S. “Earth’s Atmosphere: Composition and Structure”. VisionLearning.com. Diakses tanggal2006-12-26.

[33] David Noever (2004). “Modern Martian Marvels: Volcanoes?". NASA Astrobiology Magazine. Diakses tanggal 2006-07-23.

[34] Scott S. Sheppard, David Jewitt, and Jan Kleyna (2004). “A Survey for Outer Satellites of Mars: Limits to Completeness”.The Astronomical Journal. Diakses tanggal 2006-12-26.

[35] “Are Kuiper Belt Objects asteroids? Are large Kuiper Belt Objects planets?". Cornell University. Diakses tanggal 2009-03-01.

[36] Petit, J.-M.; Morbidelli, A.; Chambers, J. (2001). “The Primordial Excitation and Clearing of the Asteroid Belt” (PDF).Icarus 153: 338–347. doi:10.1006/icar.2001.6702. Diakses tanggal 2007-03-22.

[37] “IAU Planet Definition Committee”. International Astronomical Union. 2006. Diakses tanggal 2009-03-01.

[38] “New study reveals twice as many asteroids as previously believed”. ESA. 2002. Diakses tanggal 2006-06-23.

[39] Krasinsky, G. A.; Pitjeva, E. V.; Vasilyev, M. V.; Yagudina, E. I. (July 2002). “Hidden Mass in the Asteroid Belt”. Icarus158 (1): 98–105. doi:10.1006/icar.2002.6837.

[40] Beech, M.; Duncan I. Steel (September 1995). “On the Definition of the Term Meteoroid”. Quarterly Journal of the RoyalAstronomical Society 36 (3): 281–284. Diakses tanggal 2006-08-31.

[41] “History and Discovery of Asteroids” (DOC). NASA. Diakses tanggal 2006-08-29.

[42] Phil Berardelli (2006). “Main-Belt Comets May Have Been Source Of Earths Water”. SpaceDaily. Diakses tanggal 2006-06-23.

[43] Jack J. Lissauer, David J. Stevenson (2006). “Formation of Giant Planets” (PDF). NASA Ames Research Center; CaliforniaInstitute of Technology. Diakses tanggal 2006-01-16.

29

[44] Pappalardo, R T (1999). “Geology of the Icy Galilean Satellites: A Framework for Compositional Studies”. BrownUniversity. Diakses tanggal 2006-01-16.

[45] J. S. Kargel (1994). “Cryovolcanism on the icy satellites”. U.S. Geological Survey. Diakses tanggal 2006-01-16.

[46] Hawksett, David; Longstaff, Alan; Cooper, Keith; Clark, Stuart (2005). “10 Mysteries of the Solar System”. AstronomyNow. Diakses tanggal 2006-01-16.

[47] Podolak, M.; Reynolds, R. T.; Young, R. (1990). “Post Voyager comparisons of the interiors of Uranus and Neptune”.NASA, Ames Research Center. Diakses tanggal 2006-01-16.

[48] Duxbury, N.S., Brown, R.H. (1995). “The Plausibility of Boiling Geysers on Triton”. Beacon eSpace. Diakses tanggal2006-01-16.

[49] Sekanina, Zdenek (2001). “Kreutz sungrazers: the ultimate case of cometary fragmentation and disintegration?". Publi-cations of the Astronomical Institute of the Academy of Sciences of the Czech Republic. 89 p.78–93.

[50] Królikowska, M. (2001). “A study of the original orbits of hyperbolic comets”. Astronomy & Astrophysics 376 (1): 316–324. doi:10.1051/0004-6361:20010945. Diakses tanggal 2007-01-02.

[51] Fred L. Whipple (1992-04). “The activities of comets related to their aging and origin”. Diakses tanggal 2006-12-26.

[52] John Stansberry, Will Grundy, Mike Brown, Dale Cruikshank, John Spencer, David Trilling, Jean-Luc Margot (2007).“Physical Properties of Kuiper Belt and Centaur Objects: Constraints from Spitzer Space Telescope”. Diakses tanggal2008-09-21.

[53] Patrick Vanouplines (1995). “Chiron biography”. Vrije Universitiet Brussel. Diakses tanggal 2006-06-23.

[54] “List Of Centaurs and Scattered-Disk Objects”. IAU: Minor Planet Center. Diakses tanggal 2007-04-02.

[55] Audrey Delsanti and David Jewitt (2006). “The Solar System Beyond The Planets” (PDF). Institute for Astronomy, Uni-versity of Hawaii. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2006-05-25. Diakses tanggal 2007-01-03.

[56] M. W. Buie, R. L. Millis, L. H. Wasserman, J. L. Elliot, S. D. Kern, K. B. Clancy, E. I. Chiang, A. B. Jordan, K. J. Meech,R. M. Wagner, D. E. Trilling (2005). “Procedures, Resources and Selected Results of the Deep Ecliptic Survey”. LowellObservatory, University of Pennsylvania, Large Binocular Telescope Observatory, Massachusetts Institute of Technology,University of Hawaii, University of California at Berkeley. Diakses tanggal 2006-09-07.

[57] E. Dotto1, M.A. Barucci2, and M. Fulchignoni (2006-08-24). “Beyond Neptune, the new frontier of the Solar System”(PDF). Diakses tanggal 2006-12-26.

[58] Fajans, J., L. Frièdland (October 2001). “Autoresonant (nonstationary) excitation of pendulums, Plutinos, plasmas, andother nonlinear oscillators”. American Journal of Physics 69 (10): 1096–1102. DOI:10.1119/1.1389278 abstract full text.

[59] Marc W. Buie (2008-04-05). “Orbit Fit and Astrometric record for 136472”. SwRI (Space Science Department). Diaksestanggal 2008-07-13.

[60] David Jewitt (2005). “The 1000 km Scale KBOs”. University of Hawaii. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2002-12-15.Diakses tanggal 2006-07-16.

[61] Mike Brown (2005). “The discovery of 2003 UB313 Eris, the 10th planet largest known dwarf planet.”. CalTech. Diaksestanggal 2006-09-15.

[62] Stern SA, Weissman PR. (2001). “Rapid collisional evolution of comets during the formation of the Oort cloud.”. SpaceStudies Department, Southwest Research Institute, Boulder, Colorado. Diakses tanggal 2006-11-19.

[63] Bill Arnett (2006). “The Kuiper Belt and the Oort Cloud”. nineplanets.org. Diakses tanggal 2006-06-23.

[64] T. Encrenaz, JP. Bibring, M. Blanc, MA. Barucci, F. Roques, PH. Zarka (2004). The Solar System: Third edition. Springer.p. 1.

[65] Durda D.D.; Stern S.A.; Colwell W.B.; Parker J.W.; Levison H.F.; Hassler D.M. (2004). “A New Observational Searchfor Vulcanoids in SOHO/LASCO Coronagraph Images”. Diakses tanggal 2006-07-23.

[66] A.D. Dolgov (2003). “Magnetic fields in cosmology”. Diakses tanggal 2006-07-23.

[67] R. Drimmel, D. N. Spergel (2001). “Three Dimensional Structure of the Milky Way Disk”. Diakses tanggal 2006-07-23.

[68] Leong, Stacy (2002). “Period of the Sun’s Orbit around the Galaxy (Cosmic Year”. The Physics Factbook. Diakses tanggal2007-04-02.

30 8 PRANALA LUAR

[69] C. Barbieri (2003). “Elementi di Astronomia e Astrofisica per il Corso di Ingegneria Aerospaziale V settimana”. IdealS-tars.com. Diakses tanggal 2007-02-12.

[70] Leslie Mullen (2001). “Galactic Habitable Zones”. Astrobiology Magazine. Diakses tanggal 2006-06-23.

[71] “Supernova Explosion May Have Caused Mammoth Extinction”. Physorg.com. 2005. Diakses tanggal 2007-02-02.

[72] “Near-Earth Supernovas”. NASA. Diakses tanggal 2006-07-23.

[73] “Stars within 10 light years”. SolStation. Diakses tanggal 2007-04-02.

[74] “Tau Ceti”. SolStation. Diakses tanggal 2007-04-02.

[75] “HUBBLE ZEROES IN ON NEAREST KNOWN EXOPLANET”. Hubblesite. 2006. Text “accessdate-2008-01-13”ignored (bantuan)

[76] Alessandro Morbidelli (2006). “Origin and dynamical evolution of comets and their reservoirs”. CNRS, Observatoire de laCôte d’Azur. Diakses tanggal 2007-08-03.

8 Pranala luar• (Indonesia) Animasi interaktif Tata Surya dalam bahasa Indonesia

• (Indonesia) Sebuah applet yang menunjukkan lokasi pada saat ini bintang-bintang dan planet-planet di langitmalam.

• (Indonesia) Mengenal Tata Surya dan Proses Pembentukannya

• (Inggris) Animasi interaktif planet-planet (145 tingkat zoom dan sejumlah efek waktu)

• (Inggris) solarviews.com, tampilan multimedia Tata Surya.

• (Inggris) Simulator Tata Surya milik NASA

31

9 Text and image sources, contributors, and licenses

9.1 Text• Tata Surya Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Tata_Surya?oldid=11709040 Kontributor: Meursault2004, Hayabusa future, Andi-ka, *drew, Bennylin, Nesnad, Midori, Borgx, Kembangraps, RobotQuistnix, Sentausa, Ciko, Borgxbot, Hariadhi, IvanLanin, Hendryallen, T-W~idwiki, Hand15, Jagawana, Erwin Long, Andri.h, Farras, Gombang, Naval Scene, JAnDbot, Gabriel Iwan Prasetyono, AdeIndra D., LaninBot, TottyBot, CommonsDelinker, Mimihitam, Idioma-bot, Albertus Aditya, VolkovBot, M. Adiputra, TXiKiBoT, Bo-tMultichill, SieBot, AlleborgoBot, Maqi, Aldo samulo, PipepBot, Sirihkuning, Goodboys, NoiX, MimihitamBot, Synthebot, PixelBot,Alexbot, Hysocc, SilvonenBot, MelancholieBot, Ayrenz, HerculeBot, OrophinBot, Gibransyah, Amirobot, Ptbotgourou, Medium69, Arisriyanto, Ezagren, DirlBot, Xqbot, Masrudin, Jwidjaja, Shengwei95, Parvons, Kenrick95, William Surya Permana, Tjmoel, TobeBot, Fo-xBot, Dinamik-bot, KamikazeBot, Alagos, Franky Setiawan, TjBot, Kenrick95Bot, EmausBot, ZéroBot, Wagino 20100516, JackieBot,RedBot, Aldnonymous, ArdBot, ChuispastonBot, WikitanvirBot, Mjbmrbot, Dhio270599, Cellogic, Wagino Bot, Moch. Nachli, Mer-lIwBot, Py21, AvicBot, Vagobot, JohnThorne, Andreas Sihono, Botrie, Rizky Setiawan, JYBot, Yanu Tri, Denny eR Ge, Bonaditya,Rotlink, C5st4wr6ch, Hanamanteo, Addbot, CYl7EPTEMA777, Imamnawawie, Sultan Haykal, SamanthaPuckettIndo, Ign christian,Nugroho Lulut, JThorneBOT, Rachmat-bot, Intan Rahmadhani Jr dan Pengguna anonim: 93

9.2 Images• Berkas:Ceres_optimized.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/f/fc/Ceres_optimized.jpg Lisensi: Public do-mainKontributor: image (Cropped from original) fromHubble Space Telescope Pembuat asli: NASA, ESA, J. Parker (Southwest ResearchInstitute), P. Thomas (Cornell University), and L. McFadden (University of Maryland, College Park)

• Berkas:Ceres_symbol.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/c/ca/Ceres_symbol.svg Lisensi: Public domainKontributor: No machine-readable source provided. Own work assumed (based on copyright claims). Pembuat asli: No machine-readableauthor provided. Lexicon assumed (based on copyright claims).

• Berkas:Comet_c1995o1.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/5/58/Comet_c1995o1.jpg Lisensi: CC-BY-SA-3.0 Kontributor: Person of photography Miketsukunibito. Photography place is Asahi spirit village in Aichi of Japan. Pembuatasli: Miketsukunibito

• Berkas:Crystal_Clear_app_xmag.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/ec/Crystal_Clear_app_xmag.svgLisensi: LGPL Kontributor:

• Crystal_Clear_app_xmag.png Pembuat asli: Crystal_Clear_app_xmag.png: Everaldo Coelho and YellowIcon• Berkas:De_Revolutionibus_manuscript_p9b.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/e8/De_Revolutionibus_manuscript_p9b.jpg Lisensi: Public domain Kontributor: www.bj.uj.edu.pl Pembuat asli: Nicolas Copernicus

• Berkas:Earth_symbol.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/e7/Earth_symbol.svg Lisensi: Public domainKontributor: Unicode (U+2295:⊕ U+2641:♁ U+2A01:⨁ U+2D32: ) Pembuat asli: OsgoodeLawyer

• Berkas:Eris_and_dysnomia2.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/5/5b/Eris_and_dysnomia2.jpg Lisensi:Public domain Kontributor: http://www.nasa.gov/mission_pages/hubble/news/eris.html . Originally uploaded to en.wikipedia by en:User:Serendipodous. For more information, see the description page Pembuat asli: NASA, ESA, and M. Brown

• Berkas:Fairytale_bookmark_gold.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/6/66/Fairytale_bookmark_gold.svgLisensi: LGPL Kontributor: File:Fairytale bookmark gold.png (LGPL) Pembuat asli: Caihua + Lilyu for SVG

• Berkas:Gas_giants_and_the_Sun_(1_px_=_1000_km).jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/be/Gas_giants_and_the_Sun_%281_px_%3D_1000_km%29.jpg Lisensi: Public domain Kontributor: Image prepared by myself from NSSDC (NationalSpace Science Data Center) images Pembuat asli: Urhixidur, successive modification by Jrockley

• Berkas:GerardKuiper.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/0/0b/GerardKuiper.jpg Lisensi: Public domainKontributor: ? Pembuat asli: ?

• Berkas:Heliospheric-current-sheet.gif Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/b6/Heliospheric-current-sheet.gif Lisensi: Public domain Kontributor: [1] from http://lepmfi.gsfc.nasa.gov/mfi/hcs/hcs_shape.html . Pembuat asli: Werner Heil (see“other version” below).

• Berkas:InnerSolarSystem-en.png Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/f/f3/InnerSolarSystem-en.png Lisensi:Public domain Kontributor: Transferred from en.wikipedia to Commons. Pembuat asli: Mdf di Wikipedia bahasa Inggris

• Berkas:Jupiter_symbol.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/26/Jupiter_symbol.svg Lisensi: Public do-main Kontributor: Karya sendiri Pembuat asli: Lexicon

• Berkas:Kuiper_belt_-_Oort_cloud-en.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/5/56/Kuiper_belt_-_Oort_cloud-en.svg Lisensi: Public domain Kontributor: http://herschel.jpl.nasa.gov/solarSystem.shtml Pembuat asli:

• This SVG image was created byMedium69.• Berkas:Local_bubble.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/3/3d/Local_bubble.jpg Lisensi: Public domainKontributor: http://science.nasa.gov/headlines/y2003/06jan_bubble.htm (originally uploaded to en.wikipedia here) Pembuat asli: NASA;modified from original version by User:Geni

• Berkas:Mars_symbol.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/b7/Mars_symbol.svg Lisensi: Public domainKontributor: Karya sendiri Pembuat asli: This vector image was created with Inkscape by Lexicon, and then manually replaced by sarang.

• Berkas:Masses_of_the_planets.png Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/3/3e/Masses_of_the_planets.png Li-sensi: CC BY-SA 3.0 Kontributor: self Pembuat asli: kwami (talk)

• Berkas:Mercury_symbol.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/2e/Mercury_symbol.svgLisensi: Public do-main Kontributor: Karya sendiri Pembuat asli: Lexicon

32 9 TEXT AND IMAGE SOURCES, CONTRIBUTORS, AND LICENSES

• Berkas:Milky_Way_Spiral_Arm.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/c/c4/Milky_Way_Spiral_Arm.svgLi-sensi: CC-BY-SA-3.0 Kontributor: File:Milky Way Spiral Arms.png by User:Dragons flight, self-made SVG; Pembuat asli: User:Surachit

• Berkas:Neptune_symbol.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/4/47/Neptune_symbol.svgLisensi: Public do-main Kontributor: Karya sendiri Pembuat asli: Amit6

• Berkas:Oort_cloud_Sedna_orbit-de.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/c/c0/Oort_cloud_Sedna_orbit-de.svg Lisensi: Public domain Kontributor:

• Oort_cloud_Sedna_orbit.jpg Pembuat asli: Oort_cloud_Sedna_orbit.jpg: Image courtesy of NASA / JPL-Caltech / R. Hurt• Berkas:Outersolarsystem_objectpositions_labels_comp.png Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/8/81/Outersolarsystem_objectpositions_labels_comp.png Lisensi: CC BY-SA 3.0 Kontributor: ? Pembuat asli: ?

• Berkas:Pierre-Simon_Laplace.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/e3/Pierre-Simon_Laplace.jpgLisen-si: Public domain Kontributor: This image appears identical to the cover image used by Gillispie et al. They cite the portrait as an 1842posthumous portrait by Madame Feytaud, courtesy of the Académie des Sciences, Paris. Pembuat asli: Sophie Feytaud (fl.1841)

• Berkas:Planetoid_90377_sedna_animation_location.gif Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/21/Planetoid_90377_sedna_animation_location.gif Lisensi: Public domain Kontributor: ? Pembuat asli: ?

• Berkas:Planets2008-id.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/e5/Planets2008-id.jpg Lisensi: Public doma-in Kontributor: Planets2008.jpg Pembuat asli:

• Original verison: http://sse.jpl.nasa.gov/planets/index.cfm• Berkas:Pluto_symbol.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/f/ff/Pluto_symbol.svg Lisensi: Public domainKontributor: Karya sendiri Pembuat asli: Lexicon

• Berkas:Pluto_system_2006.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/d6/Pluto_and_its_satellites_%282005%29.jpg Lisensi: Public domain Kontributor: http://hubblesite.org/newscenter/newsdesk/archive/releases/2006/29/image/b Pembuat asli:H. Weaver (JHU/APL), A. Stern (SwRI), and the HST Pluto Companion Search Team

• Berkas:Saturn.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/7/7f/Saturn.svg Lisensi: CCBY-SA 3.0 Kontributor: faitmoi-même Pembuat asli: fait moi-même

• Berkas:Saturn_symbol.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/7/74/Saturn_symbol.svg Lisensi: Public doma-in Kontributor: Karya sendiri Pembuat asli: Lexicon

• Berkas:Sedna-NASA.JPG Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/2a/Sedna-NASA.JPG Lisensi: Public domainKontributor: Caltech animated gif of the Sedna discovery images (True source image using green circle from Caltech website)http://photojournal.jpl.nasa.gov/catalog/PIA05568 (Samuel Oschin Telescope 2003-11-14. Rotated and flipped; using yellow arrows)Pembuat asli: This is the discovery image of Sedna taken with the Palomar Observatory’s 48-inch Schmidt Telescope (now called theSamuel Oschin Telescope). JPL public web sites (public sites ending with a jpl.nasa.gov address)

• Berkas:Solarsys.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/d7/Solarsys.svg Lisensi: CC-BY-SA-3.0 Kontribu-tor: Karya sendiri Pembuat asli: Rursus

• Berkas:Sound-icon.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/4/47/Sound-icon.svg Lisensi: LGPL Kontributor:Derivative work from Silsor's versio Pembuat asli: Crystal SVG icon set

• Berkas:Sun_symbol.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/6/6f/Sun_symbol.svg Lisensi: Public domain Kon-tributor: Karya sendiri Pembuat asli: Melian

• Berkas:Tata_Surya.ogg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/d7/Tata_Surya.ogg Lisensi: CC BY 3.0 Kontri-butor: Artikel lisan tata surya Pembuat asli: Gibransyah di Wikipedia bahasa Bahasa Indonesia

• Berkas:Terrestrial_planet_size_comparisons.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/b9/Terrestrial_planet_size_comparisons.jpg Lisensi: Public domain Kontributor: http://solarsystem.nasa.gov/multimedia/gallery/terr_sizes.jpg Pembuat asli:wikipedia user Brian0918

• Berkas:TheKuiperBelt_Projections_100AU_Classical_SDO.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/5/58/TheKuiperBelt_Projections_100AU_Classical_SDO.svg Lisensi: CC-BY-SA-3.0 Kontributor: No machine-readable source provided.Own work assumed (based on copyright claims). Pembuat asli: No machine-readable author provided. Eurocommuter~commonswikiassumed (based on copyright claims).

• Berkas:TheKuiperBelt_Projections_55AU_Classical_Plutinos.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/b3/TheKuiperBelt_Projections_55AU_Classical_Plutinos.svg Lisensi: CC-BY-SA-3.0 Kontributor: No machine-readable source provided.Own work assumed (based on copyright claims). Pembuat asli: No machine-readable author provided. Eurocommuter~commonswikiassumed (based on copyright claims).

• Berkas:The_Sun_by_the_Atmospheric_Imaging_Assembly_of_NASA’{}s_Solar_Dynamics_Observatory_-_20100819.jpg Sum-ber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/b4/The_Sun_by_the_Atmospheric_Imaging_Assembly_of_NASA%27s_Solar_Dynamics_Observatory_-_20100819.jpg Lisensi: Public domain Kontributor: http://sdo.gsfc.nasa.gov/assets/img/browse/2010/08/19/20100819_003221_4096_0304.jpg Pembuat asli: NASA/SDO (AIA)

• Berkas:Uranus_symbol.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/f/f1/Uranus_symbol.svg Lisensi: Public do-main Kontributor: Karya sendiri Pembuat asli: Lexicon

• Berkas:Venus_symbol.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/6/66/Venus_symbol.svg Lisensi: Public domainKontributor: Karya sendiri Unicode U+2640 (♀). Pembuat asli: Kyle the hacker

• Berkas:Voyager_1_entering_heliosheath_region.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/4/4f/Voyager_1_entering_heliosheath_region.jpg Lisensi: Public domainKontributor: http://www.nasa.gov/vision/universe/solarsystem/voyager_agu.html Pembuatasli: NASA/Walt Feimer

9.3 Content license• Creative Commons Attribution-Share Alike 3.0