darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya...

150
30 Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi Monika Fitri Setyowati C0100036 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mengungkapkan informasi tentang berbagai hal yang pernah hidup dan berkembang di masa lalu, peninggalan tertulis memiliki peranan yang penting. Produk tulisan sebagai wadah berita mampu memberikan informasi yang jelas dan luas. Teksnya mengandung berbagai informasi tentang kehidupan, buah pikiran, paham dan pandangan hidup yang pernah tumbuh dan berkembang pada masyarakat masa lampau yang ikut mempengaruhi kehidupan, buah pikiran, paham, dan pandangan hidup yang pernah tumbuh dan berkembang pada masyarakat masa kini. Masa sekarang ini sebenarnya tidak lain adalah kelanjutan atau perpanjangan dari masa lampau, yang dalam berbagai hal masih tampak di tengah-tengah kita. Bermacam-macam keadaan dan persoalan dewasa ini sebenarnya tidak mungkin dimengerti betul- betul kalau tidak diketahui latar belakang historisnya, ialah asal mulanya, perkembangan pada waktu yang lalu. (Sartono Kartodirdjo dalam Siti C. Soeratno, 2003: 6) Pernyataan di atas mengandung makna bahwa berbagai nilai yang hidup pada masa kini, demikian juga yang berkembang pada masa yang akan datang, pada hakikatnya merupakan bentuk kesinambungan dari nilai-nilai yang telah ada pada

Upload: others

Post on 21-Sep-2019

32 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

30

Darmawasita:

suntingan teks dan kajian isi

Monika Fitri Setyowati C0100036

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam mengungkapkan informasi tentang berbagai hal yang pernah

hidup dan berkembang di masa lalu, peninggalan tertulis memiliki peranan yang

penting. Produk tulisan sebagai wadah berita mampu memberikan informasi yang

jelas dan luas. Teksnya mengandung berbagai informasi tentang kehidupan, buah

pikiran, paham dan pandangan hidup yang pernah tumbuh dan berkembang pada

masyarakat masa lampau yang ikut mempengaruhi kehidupan, buah pikiran,

paham, dan pandangan hidup yang pernah tumbuh dan berkembang pada

masyarakat masa kini.

Masa sekarang ini sebenarnya tidak lain adalah kelanjutan atau perpanjangan dari masa lampau, yang dalam berbagai hal masih tampak di tengah-tengah kita. Bermacam-macam keadaan dan persoalan dewasa ini sebenarnya tidak mungkin dimengerti betul-betul kalau tidak diketahui latar belakang historisnya, ialah asal mulanya, perkembangan pada waktu yang lalu. (Sartono Kartodirdjo dalam Siti C. Soeratno, 2003: 6)

Pernyataan di atas mengandung makna bahwa berbagai nilai yang hidup pada

masa kini, demikian juga yang berkembang pada masa yang akan datang, pada

hakikatnya merupakan bentuk kesinambungan dari nilai-nilai yang telah ada pada

Page 2: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

31

masa lampau, sehingga apa yang dilahirkan pada masa kini merupakan kelanjutan

masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa.

Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung dalam suatu produk

tulisan dipandang memiliki relevansi dengan kehidupan masa kini, maka muncul

kebutuhan untuk melakukan kajian terhadapnya. Akan tetapi mengungkapkan

produk tulisan yang ada dalam berbagai variasi dan dalam kurun waktu yang

relatif lama menimbulkan sejumlah problem. Pada saat ini tidak semua karya

produk masa lalu berada dalam kondisi yang mudah dijangkau. Kurun waktu yang

berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus tahun yang lalu menyebabkan ‘kerusakan’

bukan hanya secara fisik, tetapi juga bahasa dan kandungan isinya. Secara garis

besar, kedua hal yang terakhir lebih banyak disebabkan pergeseran konteks, dari

konteks penciptaan ke konteks pembacaan, dari satu generasi masyarakat

pembaca ke generasi masyarakat pembaca berikutnya. Dalam hal ini budaya salin-

menyalin juga ikut mempengaruhi pergeseran tersebut. Ketika proses salin

menyalin terus berulang, tidak jarang ditemukan naskah-naskah turunan yang

banyak menyimpang dari naskah aslinya, baik dari segi metrumnya maupun

susunan kata-katanya yang mengalami korupsi, lakuna, substansi dan sebagainya.

Seringkali salinan dilakukan hanya pada bagian-bagian yang dipandang penting

dan menarik, akibatnya satu naskah bisa ditemukan tersebar dalam berbagai

macam salinan yang berbeda-beda. Di samping itu bahasa yang digunakan

umumnya merupakan rintangan yang cukup besar. Di lain pihak, orang yang

masih mengetahuinya tidak banyak bahkan dari daerah naskah-naskah tersebut

berasal. sehingga muncul sebuah keadaan bahwa pekerjaan meneliti atau

Page 3: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

32

mengkaji naskah lama bukan sekedar membaca saja tetapi lebih jauh harus

mempelajari bahasanya agar dapat mengerti isi yang terkandung dalam teks

tersebut. Naskah merupakan benda berharga warisan nenek moyang yang sudah

selayaknya mendapatkan penanganan dan perhatian yang khusus dan serius

karena sebuah naskah akan berharga bila masih dapat dibaca dan dipahami isinya

(Edwar Djamaris 1977: 21).

Usaha penanganan naskah meliputi penyelamatan, pelestarian,

penelitian, pendayagunaan dan penyebarluasan (Darusuprapta dalam Sudarsono

1985: 143). Salah satu bidang ilmu yang erat kaitannya dengan upaya penanganan

naskah ialah filologi. Cara kerja filologi diperlukan sebelum naskah dikaji untuk

dimanfaatkan dan disebarluaskan dalam berbagai kepentingan. Penelitian filologi

yang selengkap-lengkapnya dan sedalam-dalamnya diperlukan untuk mendapat-

kan naskah yang bersih dari kesalahan yang memberi pengertian sebaik-baiknya

dan bisa dipertanggungjawabkan sebagai naskah yang paling dekat dengan aslinya

(Haryati Soebadio, 1975: 3). Isi yang terkandung di dalamnya harus diungkapkan

dan disebarluaskan dalam bentuk yang lebih akrab dengan masyarakat pada

umumnya. Di sinilah letak berharga dan bernilainya sebuah naskah, bukan hanya

berharga dan bernilai sebagai benda warisan yang dipajang atau disimpan dalam

sebuah museum atau tempat-tempat tertentu dan dikeramatkan untuk keperluan

tertentu.

Berkenaan dengan uraian di atas, maka dalam kesempatan ini penulis

mengkaji kembali naskah Darmawasita yang pernah diteliti oleh Rr. Herwangi

Koesrini, NIM: C0180021, Jurusan Sastra Daerah, Fakultas Sastra, Universitas

Page 4: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

33

Sebelas Maret Surakarta, pada tahun 1987 sebagai skripsi, berjudul “Serat

Darmalaksita dalam Tinjauan Filologis dan Pandangan dari Sudut Kepribadian

Wanita dalam Perkawinan”; dengan pertimbangan sebagai berikut :

1. Penelitian yang terdahulu menggunakan buku cetak sebagai naskah yang

paling baik yaitu naskah C 96. Hal ini tidak sesuai dengan sasaran dan objek

kajian filologi yang berupa naskah ‘manuskrip’ (tulisan tangan) dan teks (Siti

Baroroh Baried, 1994: 6)

2. Ditemukan data naskah yang lain baik di Surakarta, Yogyakarta, dan Jakarta.

Inventarisasi naskah dalam penelitian terdahulu berjumlah enam buah (terlampir),

dengan rincian empat manuskrip (248 Ha, 390 Ra, C 104, A8) dan dua buku cetak

(A 115 dan C 96), sedangkan inventarisasi naskah dalam penelitian ini berjumlah

14 buah, dengan rincian 12 manuskrip dan dua buku cetak termasuk yang telah

dikemukakan di atas. Urutan naskah-naskah berikut ini disusun berdasarkan

urutan inventarisasi naskah yang dilakukan oleh penulis.

a. Serat Darmalaksita dalam Serat Wulangipun KGPAA Mangkunegara IV,

nomor katalog 390 Ra, koleksi perpustakaan Sasanapustaka Keraton

Kasunanan Surakarta. Naskah ini mengalami lakuna pada beberapa baitnya

bila dibandingkan dengan naskah lain. Namun tidak ditemukan informasi

yang menyebutkan bahwa naskah ini merupakan naskah salinan.

b. Piwulang Patraping Agesang, nomor katalog 248 Na, koleksi perpustakaan

Sasanapustaka Karaton Kasunanan Surakarta. Naskah ini berdiri sendiri

(bukan bendel) dan menggunakan judul yang berbeda, namun isi teksnya

sama dengan Darmawasita yang lain.

Page 5: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

34

c. Serat Darmalaksita, nomor katalog A 8, koleksi perpustakaan Reksapustaka

Mangkunegaran Surakarta.

d. Darmalaksita dalam Serat Piwulang Warni-Warni, nomor katalog A 115,

koleksi perpustakaan Reksapustaka Mangkunegaran Surakarta.

e. Darmalaksita dalam Serat Piwulang Warni-Warni I, nomor katalog O 174,

koleksi perpustakaan Widyapustaka Pakualaman Yogyakarta. Naskah ini

merupakan salinan yang disalin pada tahun 1907. Hal ini dapat diketahui dari

informasi dalam katalog dan manggala.

f. Darmalaksita dalam Serat Suluk: Kagungan Dalem Kanjeng Putri Gusti

Bendara Raden Ayu Prabuwijaya, nomor katalog A 61, koleksi

perpustakaan Reksapustaka Mangkunegaran Surakarta. Naskah ini tidak

diketahui keberadaannya karena ketika diadakan observasi beberapa kali

naskah tersebut tidak diketemukan pada tempatnya.

g. Darmawasita dalam Sambetanipun Serat Wedhatama, anggitan K. G. P.

A. A. Mangkunegara IV, nomor katalog A 163, koleksi perpustakaan

Reksapustaka Mangkunegaran Surakarta.

h. Darmalaksita dalam Anggitan Dalem Mangkunegara IV, nomor katalog

Nancy MN 532. 14, nomor naskah tidak dicantumkan (uncat). Jadi katalog

tersebut hanya menginformasikan tentang keberadaan naskah dan

transliterasinya dalam aksara Latin tegak bersambung. Naskah konkrit tidak

ada, kemungkinan naskah tersebut hilang atau rusak. Ketika diadakan

observasi ke tempat penyimpanan naskah ditemukan transliterasi naskah

Page 6: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

35

tersebut dengan nomor katalog C 96. Penemuan transliterasi naskah tersebut

seiring dengan observasi pada naskah 1.

i. Darmalaksita dalam Piwulang Warni-warni, nomor katalog NR 64, koleksi

perpustakaan Fakultas Sastra, Universitas Indonesia, Jakarta. Berdasarkan

informasi dalam katalog, naskah ini merupakan naskah salinan, sampulnya

dibuat pada tahun 1917, melihat kertas yang digunakan yakni awal abad 20.

j. Darmalaksita dalam Serat Suluk, nomor katalog NR 149, koleksi

perpustakaan Fakultas Sastra, Universitas Indonesia, Jakarta. Berdasarkan

informasi dalam katalog, naskah ini disalin oleh Liweran.

k. Darmalaksita dalam Kempalan Serat Warni-warni, nomor katalog SK 20,

koleksi perpustakaan Sanabudaya Yogyakarta. Naskah ini merupakan naskah

salinan yang disalin oleh Tumenggung Sastradipura pada tahun 1901. Hal ini

didasarkan pada manggala yakni dalam pengantar naskah.

l. Darmalaksita dalam Serat Warni-Warni, nomor katalog 203c, koleksi

Perpustakaan Reksapustaka Mangkunegaran Surakarta. Katalog lokal

menginventarisasi dobel yaitu C 96 dan 203c. Setelah dicek ternyata nomor

yang ditulis pada buku cetak tersebut ialah 203c (jilid 3), sedangkan nomor

C 96 merupakan transliterasi naskah h. Jadi ada kesalahan daftar inventarisasi

dalam katalog lokal. Penelitian ini menggunakan nomor katalog 203c, yang

dalam daftar inventarisasi katalog lokal dan penelitian terdahulu disebut C 96.

m. Darmawasita dalam Serat Warni-Warni, nomor katalog C 82, koleksi

perpustakaan Reksapustaka Mangkunegaran Surakarta. Daftar inventarisasi

katalog lokal menyebutkan bahwa C 82 sama dengan 104, namun nomor yang

Page 7: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

36

tercantum pada naskah ialah C 82, sehingga yang digunakan dalam penelitian

ini nomor katalog C 82.

n. Darmalaksita dalam Kidung Sesingir, nomor katalog SK 172, koleksi

Perpustakaan Sanabudaya Yogyakarta.

Di antara naskah yang ditemukan, tidak ada naskah dengan teks yang

sama persis kecuali naskah d yang merupakan versi cetak dari naskah e, bahkan

jika ada manggala atau informasi yang melengkapi naskah tersebut, tidak ada

yang menyebutkan bahwa naskah yang satu disalin dari naskah yang lain, yang

tercantum hanya tanggal atau tahun penulisan dan nama penyalin naskah. Hal ini

tidak berlaku bagi naskah yang dieliminasi, karena pada dua naskah yang

dieliminasi merupakan buku cetak, dua naskah yang berada di Jakarta hanya

sampai pada tahap inventarisasi dan dua naskah yang lain tidak diketahui

keberadaannya. Jadi naskah-naskah tersebut tidak diteliti lebih lanjut.

3. Adanya kesalahan informasi data dalam penelitian terdahulu.

a. Jumlah bait pada

1) Naskah 390 Ra

a) Pupuh II berjumlah 10 bait seharusnya 9 bait.

b) Pupuh III berjumlah 19 bait seharusnya 18 bait.

2) Buku cetak A 155, disebutkan bahwa pupuh III berjumlah 20 bait

seharusnya 19 bait.

3) Buku cetak 203c (C 96), disebutkan bahwa pupuh III berjumlah 19 bait

seharusnya 20 bait.

b. Keterangan data A 155 dan 203c (C 96)

Page 8: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

37

1) A 155 merupakan cetak, diteliti Dr. Th. Pigeaud, diedarkan bertepatan

dengan hari Ultah K. G. P. A. A. Mangkunegara VII, tertulis pada jilid III

(total lima jilid).

Seharusnya

A 155 merupakan buku cetak, disalin oleh Ki Padmosusastra yang

menyebut dirinya tiyang mardika ingkang amarsudi kasusastran Jawi ing

Surakarta, diterbitkan oleh N.V. Albert Rusche and Co. di Surakarta pada

tahun 1922, ditranskripsi Mulyadi Mulyo Hutomo dan Muh. Husodo di

Reksapustaka Mangkunegaran Surakarta pada tahun 1980 (terlampir).

2) C 96 merupakan cetak, diteliti Ki Padmosusastra yang menyebut dirinya

tiyang mardika ingkang amarsudi kasusastran Jawi ing Surakarta,

diterbitkan oleh N.V. Albert Rusche and Co, tahun 1922 di Surakarta,

ditranskripsi Mulyadi dan Muh. Husodo karyawan Reksapustaka pada

tahun 1980.

Seharusnya

203c merupakan buku cetak, disusun oleh Dr. Th. Pigeaud, diterbitkan

oleh Java Institut Surakarta pada tahun 1859 Jw (1928) dan dicetak oleh

De Bliksem, Surakarta. Buku ini diterbitkan bertepatan dengan hari

peringatan 15 windu (120 tahun) hari kelahiran K. G. P. A. A.

Mangkunegara IV. Penerbitan buku tersebut dilakukan atas perintah

K. G. P. A. A. Mangkunegara VII seperti yang tertulis pada jilid III

(terlampir), semua berjumlah 4 jilid.

Page 9: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

38

c. Naskah dengan nomor katalog C 104 yang disebutkan dalam penelitian

terdahulu setelah dicek ternyata adalah Bausastra Jawa-Indonesia.

Kemungkinan yang dimaksud ialah nomor katalog 104, yang dalam katalog lokal

disebutkan bahwa C 82 sama dengan 104. Setelah dicek, naskah dengan nomor

katalog 104 tidak ditemukan pada tempatnya, sehingga nomor tersebut tidak

digunakan. Nomor yang digunakan dalam penelitian ini ialah C 82.

4. Kajian isi dalam penelitian terdahulu hanya sebatas pada hal-hal tertentu dan

kurang terinci dalam menghubungkan kajian isi dengan setiap pupuh atau bait

yang ada dalam Darmawasita (terlampir). Hal ini mungkin disebabkan adanya

pembatasan topik dalam judulnya.

Berangkat dari data dan informasi penelitian di atas, maka peneliti terdorong

untuk melakukan penelitian kembali terhadap naskah Darmawasita.

Penelitian ditekankan pada kajian filologis dan kajian isi tentang

pendidikan watak dari pupuh awal sampai akhir dengan menggunakan delapan

naskah Darmawasita sebagai data primer. Data yang digunakan berjumlah

delapan, dengan pertimbangan bahwa naskah tersebut dianggap paling baik

dengan sedikit kesalahan yaitu naskah a, b, c, e, g, k, m, dan n. Naskah yang lain

dieliminasi atau dijadikan data sekunder dengan alasan sebagai berikut :

1. Naskah d dan l merupakan buku cetak. Hal ini tidak sesuai dengan objek

filologi tradisional yang berupa ‘manuskrip’. Bila dilihat dari susunan kosakata

yang digunakan, naskah d memiliki banyak kesamaan dengan naskah k, begitu

pula naskah l yang memiliki banyak kesamaan dengan naskah m. Selain itu

jumlah bait pada pupuh I Dhandhanggula, pupuh II Kinanthi dan pupuh III Mijil

Page 10: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

39

berjumlah sama, terutama pada naskah d dan naskah m yang pupuh III Mijil

berjumlah 20 bait, berbeda dengan naskah yang lain.

2. Naskah f dan h tidak diketahui keberadaannya, namun naskah h memiliki

transliterasi dengan nomor katalog C 96 dan dijadikan sebagai data sekunder.

3. Naskah l dan j berada di Jakarta, karena adanya keterbatasan teknis, finansial,

dan mobilitas, maka dalam penelitian ini hanya sebatas informasi tentang

keberadaan naskah. Hal ini menjadi tantangan bagi peneliti selanjutnya.

Mengingat banyaknya varian naskah Darmawasita yang menandakan adanya

proses salin-menyalin dengan motif dan tujuan yang berbeda-beda, maka

Darmawasita perlu dikaji secara filologi dengan perbandingan naskah untuk

mendapatkan naskah yang paling mendekati asli bahkan jika memungkinkan bisa

ditemukan naskah aslinya.

Darmawasita terdiri atas tiga pupuh yakni I Dhandhanggula, II

Kinanthi, dan III Mijil (terlampir). Nama tembang masing-masing pupuh dapat

diketahui dari sasmita tembang. Pupuh I menggunakan kata sarkara ‘manis’

(pupuh I, bait 1, baris 1) yang identik dengan kata ‘gula’, sehingga disebut

Dhandhanggula. Pupuh II mengambil kata kanthi pada pupuh I, bait 12, baris 10

sehingga disebut Kinanthi. Pupuh III mengambil kata kawijil pada pupuh I, bait

10, baris 6 sehingga disebut Mijil. Darmawasita merupakan naskah piwulang

(berisi ajaran) dari orang tua kepada anak-anaknya, baik anak laki-laki maupun

perempuan, terutama mereka yang telah beranjak dewasa dan atau siap berumah

tangga. Umumnya naskah piwulang disampaikan dengan menggunakan perintah

dan larangan. Darmawasita merupakan karya K. G. P. A. A. Mangkunegara IV

Page 11: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

40

yang ditulis pada hari Selasa Wage 13 Mulud, mangsa kasanga (musim hujan, 1

Maret sampai 25 Maret) tahun Dal dengan sengkalan winêling anêngaa sariranta

iku (1807 Jw) yakni bulan Maret 1878. Hal ini dapat diketahui dari katalog dan

pupuh I, Dhandhangggula, bait 1:

1. Mrih sarkara pamardining siwi winursita dènira manitra nujwari Salasa Wagé triwêlas sasi Mulud kasanga Dal sangkalèng warsi

winêling anêngaa sariranta iku

mring iki wasitaningwang marang sira putrèngsun jalu lan èstri muga padha èstokna

Agar menyenangkan dalam men-didik anak. Nasihat tersebut ditulisnya (Mangkunegara IV) pada hari Selasa Wagé (nama hari pasaran ke-4), 13 bulan Mulud, mangsa kasanga (musim ke-9, 1 Mar – 25 Mar, musin hujan ke-tika serangga malam bersuara) tahun Dal (tahun ke-5 dalam windu) dengan sengkalan “winêling (7) anêngaa (0) sariranta (8) iku (1)” (dirimu dipesan untuk memperhatikan itu yakni) (1807 Jawa) nasihatku ini. Kepada kalian anakku laki-laki dan perempuan, semoga kalian melaksanakannya dengan sungguh-sungguh.

Darmawasita memberikan gambaran pendidikan watak menurut alam pikiran

orang Jawa yang selalu mendambakan keselarasan, keharmonisan, dan kerukunan

yaitu sebuah kondisi atau keadaan yang aman dan tenteram. Dalam arti bahwa

tiap-tiap orang harus selalu menguasai perasaan dan keinginan-keinginan serta

nafsu-nafsunya, dengan menomorduakan kepentingan pribadi demi memper-

tahankan keselarasan dalam hubungannya dengan orang lain.

Page 12: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

41

B. Pembatasan Masalah

Ketika menghadapi sebuah teks dalam sebuah naskah, tentu akan

berhadapan dengan huruf, ejaan, bahasa, gaya bahasa dan lain-lain. Oleh karena

itu, bila sebuah teks dalam sebuah naskah diidentifikasi secara menyeluruh akan

ada kemungkinan munculnya berbagai masalah yang dapat dikaji oleh beberapa

bidang ilmu, seperti linguistik atau sastra. Namun penelitian ini dibatasi pada dua

kajian, yaitu pertama kajian filologis yang menyajikan suntingan teks

Darmawasita yang mendekati asli dengan cara kerja filologi (yang memberi

pengertian sebaik-baiknya dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya).

Kajian filologis dilakukan karena di samping persamaan-persamaan juga terdapat

perbedaan-perbedaan atau varian-varian dalam Darmawasita. Kedua kajian isi,

mengungkapkan kandungan naskah Darmawasita tentang ajaran moral yang

difokuskan pada pendidikan watak dalam tradisi Jawa

C. Rumusan Masalah

Agar penelitian lebih terarah pada tujuan, maka diperlukan rumusan

masalah. Rumusan masalah dalam penelitian ini berupa kalimat tanya agar mudah

dalam pemahamannya, yang disusun sebagai berikut:

1. Bagaimanakah bentuk suntingan teks naskah Darmawasita yang bersih dari

kesalahan atau yang mendekati asli sesuai dengan cara kerja filologi?

2. Bagaimanakah pendidikan watak yang terkandung dalam Darmawasita

pupuh awal sampai akhir yakni pupuh I-III?

Page 13: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

42

D. Tujuan Penelitian

Secara garis besar tujuan penelitian ini ada dua, yaitu tujuan yang bersifat

umum dan tujuan yang bersifat khusus. Tujuan umum penelitian ini adalah

mengungkapkan produk masa lalu melalui peninggalan tulisan besarta nilai-

nilainya, terutama dalam kebudayaan Jawa yang merupakan bagian dari

kebudayaan nasional. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini:

1. Menyunting teks Darmawasita yang dipandang asli atau autoritatif.

2. Mengungkapkan pendidikan watak yang terkandung di dalam Darmawasita.

E. Manfaat Penelitian

Sebuah penelitian tanpa suatu manfaat merupakan kerja yang sia-sia dan

tanpa guna. Oleh karena itu setelah penelitian ini selesai, diharapkan bermanfaat

secara praktis maupun teoritis.

1. Manfaat Teoretis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan

wawasan pembaca, terutama perbendaharaan khasanah sastra Jawa.

b. Meningkatkan minat peneliti lain untuk mengadakan penelitian terutama

tentang kebudayaan Jawa.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan pemahaman isi naskah Darmawasita bagi masyarakat umum,

terutama masyarakat yang tidak menguasai bahasa Jawa.

b. Memperkenalkan budaya bangsa yang berupa pendidikan watak dalam tradisi

Jawa.

Page 14: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

43

c. Memberikan suatu masukan dalam rangka usaha membina watak dan

kepribadian bangsa, khususnya dalam sebuah masyarakat Jawa dan nilai-nilai

tradisinya.

d. Isinya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan penyesuaian

seperlunya.

e. Menyempurnakan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dalam hal ini

Darmawasita.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai laporan

penelitian, berikut ini disajikan sistematika penulisan. Laporan penelitian ini

dibagi menjadi lima bab, yang disusun sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini menguraikan latar belakang, pembatasan masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Teoretik

Bab ini menguraikan pengertian filologi, objek penelitian filologi, cara

kerja penelitian filologi, kritik teks, aparat kritik, terjemahan dan

pendidikan watak.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini menguraikan bentuk dan jenis penelitian, lokasi pencarian sumber

data, sumber data dan data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis

data.

Page 15: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

44

Bab IV Analisis Data

Bab ini mengemukakan kajian filologis dan kajian isi naskah tentang

pendidikan watak.

Bab V Penutup

Bab ini mengemukakan simpulan dan saran. Pada bagian terakhir

disertakan daftar pustaka dan lampiran.

BAB II

KAJIAN TEORETIK

A. Teori Filologi

1. Pengertian Filologi

Filologi secara etimologi berasal dari bahasa Yunani philologia yang

merupakan gabungan kata philos ‘teman’ dan logos ‘pembicaraan’ atau ‘ilmu’.

Dalam bahasa Yunani berarti ‘senang berbicara’, yang kemudian berkembang

menjadi ‘senang belajar’, ‘senang kepada ilmu’, ‘senang kepada tulisan-tulisan’,

dan kemudian ‘senang kepada tulisan-tulisan yang bernilai tinggi’ seperti karya

sastra (Siti Baroroh Baried dkk, 1985: 2). Sebagai istilah, kata filologi mulai

dipakai kira-kira abad 3 SM oleh sekelompok ahli Iskandariah, yaitu untuk

menyebut keahlian yang diperlukan untuk mengkaji peninggalan tulisan yang

berasal dari kurun waktu beratus-ratus tahun sebelumnya (Siti Baroroh Baried

dkk, 1985: 2).

Page 16: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

45

Pengertian filologi di Indonesia adalah suatu disiplin ilmu yang

mendasarkan kerjanya pada bahan tertulis dan bertujuan untuk mengungkapkan

makna teks tersebut dalam segi budayanya (Darusuprapta, 1994: 1). Filologi

dalam arti sempit berarti studi tentang naskah untuk mendapatkan keasliannya,

bentuk semula serta makna aslinya. Dalam arti luas berarti ilmu yang mempelajari

segala segi kehidupan masyarakat masa lampau yang ditemukan dalam tulisan

tangan dan di dalamnya tercakup bahasa, sastra, adat istiadat hukum-hukum dan

lain sebagainya (A. Ikram 1980: 1). Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat

disimpulkan bahwa filologi adalah ilmu yang mempelajari naskah dan seluk

beluknya, dengan tujuan untuk mendapatkan bentuk teks asli atau yang autoritatif

beserta makna dan isi yang terkandung di dalamnya yang mencakup berbagai

bidang dan segi kehidupan.

2. Objek Filologi

Filologi sebagai disiplin ilmu pasti memiliki objek penelitian. Dari

sejarah lahirnya filologi sebagai istilah, jelas bahwa objek filologi adalah naskah

tulisan tangan ‘manuskrip’. Siti Baroroh Baried, dan kawan-kawan mengatakan

bahwa objek penelitian filologi adalah tulisan tangan yang menyimpan berbagai

ungkapan perasaan sebagai hasil budaya masa lampau (1985: 55). Naskah

merupakan benda konkret yang dapat dipegang atau dilihat. Di dalam naskah

tersebut tersurat teks. Teks adalah rangkaian kata yang berupa kalimat yang dapat

dipelajari dalam berbagai pendekatan. Teks merupakan ide atau amanat yang

hendak disampaikan pengarang kepada pembacanya (h. 57). Teks berwujud

Page 17: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

46

abstrak dan hanya dapat dibayangkan saja. Perbedaan teks dan naskah akan

nampak jelas bila ditemukan naskah muda yang mengandung teks tua (h. 5).

3. Cara Kerja Penelitian Filologi

Ada beberapa masalah pokok yang perlu diperhatikan dalam penelitian

filologi, antara lain :

a. Penentuan Sasaran Penelitian

Untuk melakukan penelitian filologi, pertama-tama yang dilakukan

adalah berusaha mencari dan memilih naskah yang dijadikan pokok atau objek

penelitian. Hal ini disebabkan karena banyaknya ragam yang harus dipilih, baik

bentuk, tulisan, bahan, maupun isinya. Keanekaragaman tersebut dapat dijadikan

sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan objek penelitian. Berkaitan

dengan pernyataan di atas, maka dalam penelitian ini dipilih naskah Jawa

Darmawasita yang merupakan naskah piwulang, berbentuk tembang macapat

dan dipilih delapan naskah sebagai data primer.

b. Inventarisasi Naskah

Pada tahap kedua ini, peneliti harus mendaftar semua naskah sejenis

yang menjadi objek penelitian yang berasal dari berbagai kolektor naskah, baik

yang berada di perpustakaan maupun koleksi perorangan. Inventarisasi naskah

dilakukan dengan bantuan katalog. Dalam katalog tersebut akan ditemui sebuah

kenyataan bahwa tidak setiap naskah sejenis berasal dari tempat yang sama.

c. Observasi Pendahuluan dan Deskripsi Naskah

Pada tahap ini yang dilakukan ialah mengecek data secara langsung ke

tempat penyimpanan naskah sesuai informasi dalam katalog. Bila perlu membaca

Page 18: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

47

katalog lokal yang disediakan di tempat penyimpanan naskah untuk mencocokkan

nomor naskah yang telah didapat dalam langkah awal. Langkah selanjutnya ialah

mendeskripsikan naskah secara lengkap. Deskripsi naskah meliputi: judul naskah,

nomor naskah, tempat penyimpanan naskah, asal naskah, keadaan naskah, ukuran

naskah, tebal naskah, cara penulisan, bahan naskah, bahasa naskah, bentuk teks,

umur naskah, identitas pengarang atau penyalin, asal-usul naskah, fungsi sosial

naskah, dan ikhtisar teks/cerita (Emuch Hermansoemantri, 1986: 2).

d. Penentuan Naskah Dasar

Dalam penelitian ini kebetulan objek penelitian berupa naskah jamak,

sehingga diperlukan proses penentuan naskah dasar. Cara yang dapat ditempuh

untuk memperoleh naskah asli atau yang mendekati asli ialah dengan mengadakan

perbandingan (Masyarakat Pernaskahan Nusantara). Oleh karena itu penentuan

naskah dasar atau naskah yang akan dijadikan landasan dalam penyuntingan

naskah harus melalui tahap perbandingan naskah, yang dilakukan dengan cara

membandingkan tahun penulisan, jumlah dan nama pupuh, jumlah dan urutan bait

serta baris, kata demi kata, dan kalimat demi kalimat. Perbandingan naskah

merupakan tahap yang banyak memerlukan waktu, ketelitian dan ketekunan.

Kesemuanya itu dalam rangka mencapai tujuan untuk menyajikan teks yang

bersih dari kesalahan.

e. Transliterasi

Naskah yang telah ditetapkan sebagai naskah landasan dalam suntingan

teks kemudian dialih-aksarakan kedalam huruf Latin. Yang dimaksud dengan

Page 19: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

48

alih-aksara atau transliterasi ialah penggantian huruf demi huruf dari abjad satu ke

abjad yang lain (Edi S. Ekadjati, 1980: 7). Dalam melakukan transliterasi perlu

mengikuti pedoman yang berhubungan dengan pemenggalan kata dan ejaan,

mengingat bahwa huruf Jawa tidak mengenal pemenggalan kata dalam

penulisannya dan ejaan penulisannya berbeda dengan huruf Latin. Transliterasi ini

penting untuk memperkenalkan teks-teks lama yang ditulis dengan huruf daerah,

yang pada umumnya awam mengalami kesulitan untuk dapat membaca dan

mengerti isinya.

f. Terjemahan

Penerjemahan ialah memproduksi kembali dalam bahasa sasaran, pesan

yang terdapat dalam bahasa sumber yang sepadan dan sewajar mungkin, pertama

dalam hal maknanya dan kedua dalam hal gayanya (Nida dan Taber dalam

Widyamartaya, 1989: 11). Penerjemahan dilakukan agar teks yang berada dalam

bahasa daerah atau klasik dapat diperkenalkan kepada masyarakat luas termasuk

mereka yang tidak memahami bahasa Jawa (Bani Sudardi 2003: 67). Penelitian

naskah Darmawasita ini menggunakan terjemahan bebas. Terjemahan bebas

ialah mengganti bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran secara bebas namun

sepadan dan wajar tanpa mengubah maknanya. Bahasa sasaran yang digunakan

ialah bahasa Indonesia karena bahasa Indonesia adalah bahasa nasional, sehingga

akan lebih mudah dipahami dan diterima oleh masyarakat luas.

4. Kritik Teks dan Aparat Kritik

Kata kritik teks berasal dari bahasa Yunani krites yang artinya ‘seorang

hakim’. Kritein berarti menghakimi, kriterion berarti dasar penghakiman. Kritik

Page 20: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

49

teks memberikan evaluasi terhadap teks, meneliti dan menempatkan teks pada

tempatnya yang tepat. Kegiatan kritik teks bertujuan untuk menghasilkan teks

yang sedekat-dekatnya dengan teks aslinya ”constituo textus” (Siti Baroroh Baried

dkk, 1994: 61). Bagian-bagian yang tadinya kurang jelas dijelaskan, sehingga

seluruh teks dapat dipahami sebaik-baiknya (Sulastin Sutrisno, 1983: 49). Usaha

ini disebut rekontruksi teks.

Secara umum, metode kritik teks dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

metode edisi naskah tunggal dan metode edisi naskah jamak. Dalam penelitian

naskah Darmawasita ini, peneliti menggunakan metode edisi naskah jamak yakni

metode landasan atau induk, karena terdapat satu atau segolongan naskah yang

unggul kualitasnya dibandingkan dengan naskah-naskah lain yang diperiksa dari

sudut bahasa, kasastraan, metrum dan lain sebagainya. Setiap varian yang ditemui

digunakan sebagai pelengkap atau penunjang yang dimuat dalam aparat kritik.

Aparat kritik adalah uraian tentang kelainan bacaan, yaitu bagian yang

merupakan pertanggungjawaban ilmiah, berisi segala macam kelainan bacaan

dalam semua naskah (Darusuprapta, 1984: 8). Oleh sebab itu, jika terjadi

perubahan (conjecture), pengurangan (eliminatio), atau penambahan (divinatio)

harus disertai pertanggungjawaban melalui dasar teori maupun rujukan yang tepat.

Kesemuanya itu dicatat dan ditempatkan pada aparat kritik dengan maksud agar

pembaca bisa selalu mengecek bacaan naskah, dan bila perlu membuat penafsiran

sendiri.

B. Pengertian Pendidikan Watak

Page 21: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

50

Sehubungan dengan bahan penelitian yang berupa naskah piwulang,

yaitu Darmawasita, maka di bawah ini disajikan pengertian tentang pendidikan

watak dalam tradisi Jawa.

1. Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa di dalam pergaulan dengan

anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah

kedewasaan, dengan syarat ada pengaruh yang sedang dilaksanakan dan ada

maksud. Pengaruh tersebut dilaksanakan oleh orang dewasa dalam berbagai

bentuk, misal : sekolah, nasihat, larangan, perintah dan lain sebagainya kepada

orang yang belum dewasa untuk membentuk dirinya sendiri. Jadi pendidikan

tersebut bertujuan untuk memimpin perkembangan anak bukan membentuk anak

(M. Ngalim Purwanto, 1988: 14).

2. Watak ialah keseluruhan sifat-sifat, ciri-ciri dan dorongan yang terbentuk

karena pembawaan dan lingkungan, yakni keadaan seseorang dan orang-orang

yang disekelilingnya (R. Sugarda Purbakawatja, 1957: 33).

Dengan demikian pendidikan watak berarti segala usaha orang dewasa

dalam pergaulan dengan orang yang belum dewasa untuk memimpin

perkembangan rohaninya ke arah kedewasaan, yang bersasaran pada keseluruhan

sifat, ciri-ciri, dan dorongan yang terbentuk karena pembawaan dan lingkungan,

yakni keadaan seseorang dan orang-orang yang disekelilingnya. Pendidikan watak

sama artinya dengan pendidikan budi pekerti, yang diberikan sesuai dengan

perkembangan akal budi anak, yaitu paduan akal dan perasaan untuk menimbang

baik dan buruk. Pendidikan budi pekerti ini sangat penting sekali untuk

membangun watak anak sampai ia mampu tampil dengan kepribadiannya.

Page 22: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

51

Pendidikan budi pekerti ini bukan sekedar pendidikan ketrampilan, ketangkasan

dan kecerdasan, tetapi berkisar pada akal dan perasaan.

Tradisi adalah suatu unsur kebudayaan, maka tradisi Jawa adalah bagian

dari kebudayaan Jawa. Kebudayaan Jawa ialah budidaya atau pemikiran orang

Jawa dalam mengupayakan keselamatan, kesejahteraan, baik untuk diri sendiri

maupun kelompok (masyarakat)-nya. Jadi pendidikan watak dalam tradisi Jawa

adalah usaha atau upaya orang dewasa untuk memimpin perkembangan rohani

(sifat-sifat, ciri-ciri dan dorongan yang terbentuk karena pembawaan dan

lingkungan) orang yang belum dewasa dalam rangka membentuk dirinya sendiri

ke arah kedewasaan berdasarkan pemikiran orang Jawa.

Pendidikan watak dalam tradisi Jawa berdasarkan pada etika Jawa.

Dalam arti sebenarnya etika berarti “filsafat mengenai bidang moral”. Jadi etika

merupakan ilmu atau refleksi sistematik mengenai pendapat-pendapat, norma-

norma dan istilah-istilah moral (Magnis–Suseno, 1988: 6). Namun dalam

penelitian ini kata etika dipergunakan dalam arti yang lebih luas yaitu sebagai

“keseluruhan norma dan penilaian yang dipergunakan oleh masyarakat yang

bersangkutan untuk mengetahui bagaimana manusia menjalankan kehidupan

dengan seharusnya”. Jadi sebuah kondisi dimana mereka harus menemukan

jawaban atas pertanyaan-pertanyaan: bagaimana saya harus membawa diri, sikap-

sikap, tindakan-tindakan mana yang harus dikembangkan agar hidup saya sebagai

manusia dapat berhasil ?

BAB III

Page 23: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

52

METODE PENELITIAN

A. Bentuk dan Jenis Penelitian

Bentuk penelitian terhadap naskah Darmawasita adalah penelitian

filologi yang bersifat deskriptif kualitatif dengan teknik komparatif. Maksud dari

penelitian deskriptif yang bersifat kualitatif ialah bahwa semua hal yang berupa

sistem tanda tidak ada yang patut diremehkan, semuanya dianggap penting dan

memiliki pengaruh serta kaitan dengan yang lain (Atar semi, 1993: 24). Teknik

komparatif digunakan karena membandingkan dengan naskah-naskah yang lain.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pustaka (library research),

yaitu mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam

material yang terdapat di ruang perpustakaan, misal buku-buku, artikel, skripsi

dan lain sebagainya (Kartini Kartono, 1976: 33)

B. Lokasi Pencarian Data

Dalam penelitian ini lokasi data dilakukan di wilayah Surakarta dan

Yogyakarta. Berdasarkan informasi dari beberapa katalog naskah mengenai

keberadaan naskah, diperoleh informasi bahwa naskah sasaran tersimpan di

perpustakaan Sasanapustaka Karaton Kasunanan Surakarta, perpustakaan

Reksapustaka Mangkunegaran Surakarta, perpustakaan Widyapustaka

Pakualaman Yogyakarta dan perpustakaan Sanabudaya Yogyakarta.

Penitikberatan lokasi penelitian bukan berarti ada usaha-usaha mengabaikan

naskah-naskah yang tersimpan di tempat-tempat lain, namun langkah tersebut

Page 24: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

53

ditempuh mengingat adanya keterbatasan-keterbatasan baik dari segi teknis,

finansial maupun mobilitas.

C. Sumber Data dan Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah naskah-naskah Jawa yang

memuat Darmawasita baik yang berupa bendel maupun yang berdiri sendiri.

Urutan naskah-naskah berikut ini disusun berdasarkan kualitas masing-masing

naskah.

1. Serat Warni-Warni, nomor katalog C 82, koleksi perpustakaan

Reksapustaka Mangkunegaran Surakarta.

2. Kempalan Serat Warni-warni, nomor katalog SK 20, koleksi perpustakaan

Sanabudaya Yogyakarta.

3. Serat Wulangipun KGPAA Mangkunegara IV, nomor katalog 390 Ra,

koleksi perpustakaan Sasanapustaka Keraton Kasunanan Surakarta.

4. Kidung Sesingir, nomor katalog SK 172, koleksi Perpustakaan Sanabudaya

Yogyakarta.

5. Piwulang Patraping Agesang, nomor katalog 248 Na, koleksi perpustakaan

Sasanapustaka Karaton Kasunanan Surakarta.

6. Serat Darmalaksita, nomor katalog A 8, koleksi perpustakaan Reksapustaka

Mangkunegaran Surakarta.

7. Sambetanipun Serat Wedhatama, anggitan K. G. P. A. A. Mangkunegara

IV, nomor katalog A 163, koleksi perpustakaan Reksapustaka

Mangkunegaran Surakarta.

Page 25: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

54

8. Serat Piwulang Warni-Warni I, nomor katalog O 174, koleksi perpustakaan

Widyapustaka Pakualaman Yogyakarta.

Berdasarkan sumber data tersebut diperoleh naskah Jawa carik yang

menjadi data primer dalam penelitian ini:

1. Darmawasita, nomor katalog C 82, koleksi perpustakaan Reksapustaka

Mangkunegaran Surakarta.

2. Darmalaksita, nomor katalog SK 20 koleksi perpustakaan Sanabudaya

Yogyakarta.

3. Serat Darmalaksita, nomor katalog 390 Ra, koleksi perpustakaan

Sasanapustaka Karaton kasunanan Surakarta.

4. Darmalaksita, nomor katalog SK 172, koleksi perpustakaan Sasanabudaya

Yogyakarta.

5. Serat Darmalaksita, nomor katalog A 8, koleksi perpustakaan Reksapustaka

Mangkunegaran Surakarta.

6. Piwulang Patraping Agesang, nomor katalog 248 Ha, koleksi perpustakaan

Sasanapustaka Karaton Kasunanan Surakarta.

7. Darmawasita, nomor katalog A 163, koleksi perpustakaan Reksapustaka

Mangkunegaran Surakarta.

8. Darmalaksita, nomor katalog O 174, koleksi perpustakaan Widyapustaka

Pakualaman Yogyakarta.

Di samping data primer digunakan pula data sekunder. Data sekunder

dalam penelitian ini adalah semua sumber data yang dapat membantu memberikan

informasi yang berkaitan dengan penelitian naskah Darmawasita, yaitu berupa

Page 26: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

55

buku-buku, artikel, skripsi Darmawasita yang disusun Rr Herwangi Koesrini

pada tahun 1987 dan sumber penunjang lainnya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan cara kerja filologi

yang disebut inventarisasi naskah yakni dengan membaca semua katalog yang

dapat memberikan informasi mengenai tempat-tempat yang memiliki koleksi

naskah Darmawasita dan mendaftar naskah-naskah tersebut. Katalog yang

digunakan adalah katalog Nikolaus Girardet-Soetanto (1983) yang berjudul

Diskriptive Catalogue of The Javanese Manuscripts and Printed Books in The

Main Libraries of Surakarta and Yogyakarta; katalog Nancy K. Florida volume I

dan II (2000) yang berjudul Javanese Literature in Surakarta Manuskripts,

Manuskripts of The Kasunanan Palace (I) dan Manuskripts of The

Mangkunegaran Palace (II); dan Behrend yang berjudul Katalog Induk Naskah-

Naskah Nusantara Jilid I Museum Sanabudaya Yogyakarta (1990), Seri Katalog

Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 3A dan 3B Fakultas Sastra Universitas

Indonesia (1997) serta katalog lokal perpustakaan Sasanapustaka, Widyapustaka,

dan Reksapustaka. Setelah memperoleh informasi dari katalog tentang keberadaan

naskah sasaran, maka langkah selanjutnya adalah datang ke lokasi penyimpanan

data dan mengadakan pengamatan atau observasi pendahuluan.

E. Teknik Analisis Data

Data diolah berdasarkan cara kerja filologi dengan teknik analisis

deskriptif, analisis komparatif, dan analisis interpretasi. Teknik analisis deskriptif

Page 27: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

56

digunakan untuk mendeskripsikan kondisi naskah secara lengkap dan menyeluruh

baik fisik, bacaan maupun isi teks Darmawasita serta menjabarkan permasalahan

dengan analisis secara mendalam. Winarno Surachmat (1975: 132) mengatakan

bahwa metode deskriptif adalah menjabarkan yang menjadi masalah,

menganalisis serta menjabarkan dan menafsirkan data yang ada, yaitu data yang

ada dalam naskah Darmawasita. Data perlu dianalisis dan ditafsirkan karena

berupa naskah dengan tulisan Jawa carik yang berbentuk tembang. Umumnya

penyusunan kata-kata dalam tembang masih susah untuk dipahami dan

dimengerti, maka perlu dijabarkan dalam bentuk prosa. Data penelitian berupa

naskah jamak, oleh karena itu teknik analisis komparatif diperlukan untuk

membandingkan naskah yang satu dengan yang lain. Tujuan yang ingin dicapai

ialah memperoleh naskah yang paling mendekati aslinya. Dari proses

perbandingan tersebut didapatkan satu naskah landasan yang disajikan dalam

suntingan teks. Suntingan tersebut diberikan kritik teks sebagai evaluasi terhadap

teks. Metode kritik yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode landasan

karena ada satu atau segolongan naskah yang unggul kualitasnya dibandingkan

dengan naskah-naskah lain yang diperiksa dari sudut bahasa, kesastraan, sejarah

dan lain sebagainya (Siti Baroroh Baried, 1994: 67). Naskah yang dianggap paling

unggul tersebut dipandang paling baik untuk dijadikan landasan atau induk teks

sebagai edisi. Bila ada pertimbangan kkhusus misal ejaan, metrum, atau kaidah

pada naskah landasan ada kekurangan atau kesalahan, maka naskah-naskah yang

lain dapat digunakan sebagai penunjang bahan pertimbangan dan dapat

Page 28: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

57

dimasukkan dalam suntingan teks. Bacaan naskah landasan dicatat dalam aparat

kritik. Hasil suntingan kemudian diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.

Suntingan yang disertai terjemahan dijadikan dasar untuk

mengungkapkan kandungan naskah yang didukung dengan data yang ada sangkut

pautnya dengan teks tersebut. Kandungan isi naskah diungkapkan dengan

menggunakan teknik analisis interpretasi berdasarkan hasil yang telah didapat

pada analisis pertama yang berupa suntingan dan terjemahan.

BAB IV

ANALISIS DATA

Analisis data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu analisis

filologi dan analisis isi yang menjabarkan kandungan isi Darmawasita.

A. Kajian Filologi

Kajian filologi dalam penelitian ini meliputi (1) deskripsi naskah (2)

perbandingan naskah (3) hubungan pertalian naskah (4) penentuan naskah dasar

(5) suntingan teks disertai aparat kritik dan terjemahan.

1. Deskripsi naskah

Deskripsi naskah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai

wujud fisik naskah secara terperinci serta mempermudah pembaca atau peneliti

lain untuk mengenal dan mendalami naskah.

a. Judul naskah : Darmawasita dalam Serat Warni-Warni

Page 29: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

58

Nomor naskah : C 82

Tempat peyimpanan : perpustakaan Reksapustaka Mangkunegaran Su-

rakarta

Asal naskah : Surakarta

Keadaan naskah : utuh, jilid rusak, tulisan agak tembus dan masih

terbaca, rapuh.

Ukuran naskah : 24, 9 cm x 18, 5 cm

Ukuran teks : 18, 5 cm x 14, 2 cm

Margin lembar kanan

atas : 4, 1 cm kiri : 3, 2 cm

bawah : 2, 3 cm kanan : 1, 1 cm

Margin lembar kiri

atas : 4, 1 cm kiri : 1, 1 cm

bawah : 2, 3 cm kanan : 3, 2 cm

Tebal naskah : 319 halaman, naskah Darmawasita berada pada

halaman 163-170.

Jumlah baris tiap halaman : 17 baris/ halaman, kecuali halaman 163 (10 baris/

halaman) dan halaman 170 (1 baris/ halaman).

Huruf/ Aksara : menggunakan aksara Jawa, berukuran kecil,

miring (cursive) ke kanan dan agak bulat, tulisan

jelas, mudah dibaca, tebal tipis dan menggantung

pada garis, jarak antarhuruf rapat, menggunakan

tinta hitam kecoklatan.

Page 30: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

59

Cara penulisan : ditulis bolak-balik (recto verso), sejajar ke arah

lebar lembar naskah, judul berada di tengah, larik

lembar kanan dan kiri sejajar dengan batas

tertentu, garis tepi dan baris digaris dengan pensil,

penomoran halaman dengan angka Arab.

Bahan naskah : kertas ukuran A4 polos, tebal, berwarna agak

kecoklatan, kover tebal berwarna hijau polos.

Bahasa naskah : Jawa Baru disisipi kata-kata Kawi

Bentuk teks : puisi (macapat)

Pengarang/ Penyalin : anonim

Fungsi sosial naskah : untuk macapatan baik sebagai hiburan maupun

pendidikan.

Ikhtisar teks : nasihat K. G. P. A. A. Mangkunegara IV kepada

putra-putrinya tentang pendidikan watak dalam

membina rumah tangga dan bertingkah laku.

Catatan lain : Naskah ini terdiri atas 28 judul, Darmawasita

berada pada urutan ke-14 terdiri atas tiga pupuh: I

Dhandhanggula (12 bait), II Kinanthi (10 bait), III

Mijil (20 bait). Ada stempel bertuliskan MN IV

warna merah dibagian kiri atas.

b. Judul naskah : Darmalaksita dalam Kempalan Serat Warni-

Warni

Nomor naskah : SK 20

Page 31: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

60

Tempat penyimpanan : perpustakaan Sanabudaya, Museum Sanabudaya

Yogyakarta

Asal naskah : Yogyakarta

Keadaan naskah : baik, utuh, jilid kokoh dan baru, menggunakan

kertas cetak motif sulur-suluran sebagai pembatas

teks, bagian atas tengah berbentuk seperti

cungkup. Secara keseluruhan berbentuk seperti

cermin. Pada bagian bawah semua halaman tertulis

nama Raden Tumenggung Sastradipura yang

berhuruf Jawa cetak, 12 halaman kosong di depan

(5 halaman kosong tanpa motif dan 7 halaman

kosong bermotif yang dipisahkan dengan

tambahan kertas bergaris cetak/ folio yang berisi

daftar isi). Pada bagian belakang naskah ada kertas

tanpa motif yang juga digunakan untuk menulis.

Bagian tengah naskah ada pula yang kosong dan

digunakan sebagai pembatas antar-bendel naskah.

Ukuran naskah : 33, 5 cm x 21, 2 cm.

Ukuran teks : 24, 5 cm x 15, 5 cm.

Margin lembar kanan

atas : 4, 9 cm kiri : 2, 6 cm

bawah : 4, 1 cm kanan : 3 cm

Margin lembar kiri

Page 32: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

61

atas : 4, 9 cm kiri : 3 cm

bawah : 4, 1 cm kanan : 2, 6 cm

Tebal naskah : 397 halaman, Darmalaksita berada pada halaman

156-166.

Jumlah baris tiap halaman : 18 baris/ halaman, kecuali halaman 156 (5 baris/

halaman) dan halaman 166 (2 baris/ halaman).

Huruf/ Aksara : menggunakan aksara Jawa, berukuran besar, tegak

(perpendicular) dan agak kotak, tulisan jelas,

mudah dibaca, tebal seperti spidol, menggantung

pada baris, jarak antar huruf agak renggang, tinta

hitam pekat.

Cara penulisan : ditulis bolak-balik (recto verso), sejajar ke arah lebar

lembar naskah, judul berada ditengah, larik lembar

kanan dan kiri sejajar dengan batas tertentu, baris digaris

dengan pensil, garis tepi dibatasi dengan ragam hias

sulur-suluran yang dicetak selebar 0,7 cm dan pada

bagian tengah atas yang berbentuk cungkup dicetak

selebar 2 cm (dari ragam hias garis tepi), tanpa nomor

halaman, ada manggala pada bagian awal naskah (dalam

pengantar) dan daftar isi.

Bahan naskah : kertas cetak polos dengan ragam hias pada tepi kertas

yang terlihat seperti cermin, berwarna coklat dan tebal,

Page 33: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

62

populer di Yogyakarta antara tahun 1900-1915, kover

tebal berwarna hitam dan dijilid kokoh.

Bahasa naskah : Jawa Baru disisipi kata-kata Kawi

Bentuk teks : puisi (macapat)

Pengarang/ Penyalin : Raden Tumenggung Sasradipura

Fungsi sosial naskah : untuk macapatan baik sebagai hiburan maupun

pendidikan.

Ikhtisar teks : nasihat K. G. P. A. A. Mangkunegara IV kepada

putra-putrinya tentang pendidikan watak dalam

membina rumah tangga dan bertingkah laku.

Catatan lain : naskah ini merupakan kumpulan karya dari pelbagai

sumber dan pengarang antara lain: Mangkunegara IV,

Pakubuwana IX, Yosodipura I, Yosodipura II dan lain

lain, terdiri atas 17 judul. Darmalaksita berada pada

urutan ke-11, memiliki 3 pupuh: I Dhandhanggula (12

bait), II Kinanthi (10 bait), III Mijil (19 bait). Menurut

manggala dalam pengantar, naskah ini disalin oleh

Raden Tumenggung Sasradipura pada tanggal 8

Rabingulakir tahun Dal, wuku Kurantil, mangsa Kasa

1831 Jw (26 Juli 1901).

c. Judul naskah : Serat Darmalaksita

Nomor Naskah : 390 Ra

Tempat penyimpanan : perpustakaan Sasanapustaka, Kasunanan Surakarta

Page 34: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

63

Asal naskah : Surakarta

Keadaan naskah : utuh, baik, tulisan jelas, tetapi jilid sudah lepas.

Ukuran naskah : 20, 2 cm x 11, 5 cm

Ukuran teks : 13, 5 cm x 8 cm

Margin lembar kanan

atas : 3,5 cm kiri : 1,3 cm

bawah : 3,2 cm kanan : 2,2 cm

Margin lembar kiri

atas : 3,5 cm kiri : 2,2 cm

bawah : 3,2 cm kanan : 1,3 cm

Tebal naskah : 92 halaman, Serat Darmalaksita berada pada

halaman 43- 54

Jumlah baris tiap halaman : 14 baris/ halaman, tanpa tersisa.

Huruf/ Aksara : menggunakan aksara Jawa, berukuran kecil,

miring (cursive) ke kanan, agak kotak, tulisan

jelas, mudah dibaca, jarak antarhuruf rapat, tidak

tebal tipis, menggantung pada baris,

menggunakan tinta hitam pekat (seperti boxy).

Cara penulisan : ditulis bolak-balik (recto verso), sejajar ke arah lebar

lembar naskah, judul berada di tengah, larik lembar ka-

nan dan kiri sejajar dengan batas tertentu, garis tepi

dan baris digaris dengan pensil, tanpa penomoran

halaman.

Page 35: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

64

Bahan naskah : kertas polos berwarna coklat dan tebal, sampul tebal

bergambar abstrak paduan warna hijau, merah dan

kuning, tetapi warna hijau lebih dominan, jilid

berwarna merah

Bahasa naskah : Jawa Baru disisipi kata-kata Kawi

Bentuk naskah : puisi (macapat)

Pengarang/ Penyalin : anonim

Fungsi sosial naskah : untuk macapatan baik sebagai hiburan maupun

pendidikan.

Ikhtisar teks : nasihat K. G. P. A. A. Mangkunegara IV kepada

putra-putrinya tentang pendidikan watak dalam

membina rumah tangga dan bertingkah laku.

Catatan lain : naskah ini terdiri atas 9 serat piwulang karya

Mangkunegara IV. Serat Darmalaksita berada pada

urutan ke-3, terdiri atas tiga pupuh: I Dhandhanggula

(12 bait), II Kinanthi (9 bait), III Mijil (18 bait). Menurut

katalog Nancy jilid I (2000: 235), model tulisan yang

digunakan dari pemerintahan PB X (1893-1939).

d. Judul naskah : Darmalaksita dalam Kidung Sesingir

Nomor naskah : SK 172

Tempat penyimpanan : perpustakaan Sanabudaya, Museum Sanabudaya

Yogyakarta

Asal naskah : Yogyakarta

Page 36: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

65

Keadaan naskah : utuh, agak rusak karena dimakan serangga dan

sudah rapuh, bahkan pada teks Darmalaksita ada

yang robek dan berlubang karena goresan tinta

sehingga ada huruf yang hilang, namun bagian

yang hilang tersebut masih tersimpan, tulisan

tembus tetapi masih dapat dibaca, jilid masih baik.

Ukuran naskah : 32, 7 cm x 20 cm

Ukuran teks : 30 cm x 17, 7 cm

Margin lembar kanan

atas : 1, 7 cm kiri : 1, 5 cm

bawah : 1 cm kanan : 1 cm

Margin lembar kiri

atas : 1, 7 cm kiri : 1 cm

bawah : 1 cm kanan : 1, 5 cm

Tebal naskah : 401 halaman, Darmalaksita berada pada halaman

72-74

Jumlah baris tiap halaman : 39 baris/ halaman, kecuali halaman 72 (33 baris)

dan halaman 74 (15 baris)

Huruf/ Aksara : menggunakan aksara Jawa, berukuran kecil se-

kali, miring (cursive) ke kanan, agak bulat, tulisan

jelas, mudah dibaca, tebal tipis, menggantung pada

garis, jarak antarhuruf rapat sekali, menggunakan

tinta hitam kecoklatan dan agak luntur.

Page 37: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

66

Cara penulisan : ditulis bolak-balik (recto verso), sejajar ke arah

lebar lembar naskah, judul berada di tengah, larik

lembar kanan dan kiri sejajar dengan batas

tertentu, garis tepi digaris dengan pensil dan

barisnya dicetak, tanpa nomor halaman, manga-

japa berupa ragam hias sulur-suluran dan daun.

Bahan naskah : kertas folio bergaris agak kecoklatan, sampul tebal

berwarna hitam polos

Bahasa naskah : Jawa Baru disisipi kata-kata Kawi

Bentuk teks : puisi (macapat)

Pengarang/ Penyalin : anonim

Fungsi sosial naskah : untuk macapatan baik sebagai hiburan maupun

pendidikan.

Ikhtisar teks : nasihat K. G. P. A. A. Mangkunegara IV kepada

putra-putrinya tentang pendidikan watak dalam

membina rumah tangga dan bertingkah laku.

Catatan lain : Naskah ini terdiri atas 77 judul, Darmalaksita

berada pada urutan ke-30, terdiri atas tiga pupuh: I

Dhandhanggula (12 bait), II Kinanthi (10 bait), III

Mijil (19 bait). Pada bagian belakang naskah

terdapat lampiran lepas berisi lakon “Duta

Cengkar” yang dipentaskan ketika Ultah ke-12 G.

Page 38: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

67

B. R. A. Siti Nurul Kamaril Ngarasati Kusuma

Wardani pada tanggal 9-10 Mei 1933.

e. Judul naskah : Serat Darmalaksita

Nomor naskah : A 8

Tempat penyimpanan : perpustakaan Reksapustaka Mangkunegaran Su-

rakarta

Asal naskah : Surakarta

Keadaan naskah : rusak, jilid lepas, bagian pinggirnya sobek dan

sudah tidak rata, tetapi masih dapat dibaca, pada

halaman pertama terdapat stempel Mangkunega-

ran warna merah, halaman masih lengkap/ utuh.

Ukuran naskah : 21, 6 cm x 17, 6 cm

Ukuran teks : 14, 4 cm x 13, 1 cm

Margin lembar kanan

atas : 3, 7 cm kiri : 1, 8 cm

bawah : 3, 5 cm kanan : 2, 7 cm

Margin lembar kiri

atas : 3, 7 cm kiri : 2, 7 cm

bawah : 3, 5 cm kanan : 1, 8 cm

Tebal naskah : 13 halaman

Jumlah baris tiap halaman : 12 baris/ halaman, kecuali pada halaman 13 (7 ba-

ris/ halaman )

Huruf/ Aksara : menggunakan aksara Jawa, berukuran kecil,

miring (cursive) ke kanan, bulat, tulisan jelas,

Page 39: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

68

mudah dibaca, tebal tipis, menggantung pada garis,

jarak antarhuruf agak renggang, menggunakan

tinta coklat.

Cara penulisan : ditulis bolak-balik (recto verso), sejajar ke arah

lebar lembar naskah, judul berada di tengah, larik

lembar kanan dan kiri sejajar dengan batas

tertentu, garis tepi dan baris digaris dengan pen-sil

warna (biru), tanpa penomoran halaman.

Bahan naskah : jilid menggunakan potongan kertas tebal ber-

warna biru dan bersampul samak payung dilipat

rapi seperti sampul buku tulis, teks ditulis pada

kertas coklat yang tipis

Bahasa naskah : Jawa Baru disisipi kata-kata Kawi

Bentuk teks : puisi (macapat)

Pengarang/ Penyalin : anonim

Fungsi sosial naskah : untuk macapatan baik sebagai hiburan maupun

pendidikan.

Ikhtisar teks : nasihat K. G. P. A. A. Mangkunegara IV kepada

putra-putrinya tentang pendidikan watak dalam

membina rumah tangga dan bertingkah laku.

Catatan lain : satu judul, terdiri atas 3 pupuh: I Dhandhanggula

(12 bait), II Kinanthi (10 bait), III Mijil (19 bait).

Ejaan mati “k” ditulis dengan “g”, seperti

Page 40: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

69

Darmalaksita “Darmalagsita”, watak “watag” dan

lain sebagainya.

f. Judul naskah : Piwulang Patraping Agesang

Nomor naskah : 248 Na

Tempat penyimpanan : perpustakaan Sasanapustaka, Kasunanan Sura-

karta

Asal naskah : Surakarta

Keadaan naskah : baik, utuh, tulisan jelas, ada lembar yang sobek di

pinggir pada bagian tengah buku, halaman depan

buku dilekatkan pada sampul depan, pada bagian

tengah tiap lembarnya diselotip agar tidak mudah

sobek atau lepas.

Ukuran naskah : 21 cm x 16, 5 cm

Ukuran teks : 16, 5 cm x 12, 6 cm

Margin lembar kanan

atas : 3, 0 cm kiri : 2, 3 cm

bawah : 1, 5 cm kanan : 1, 6 cm

Margin lembar kiri

atas : 3, 5 cm kiri : 1, 6 cm

bawah : 3, 2 cm kanan : 2, 3 cm

Tebal naskah : 12 halaman

Jumlah baris tiap halaman : 16 baris/ halaman, kecuali halaman 12 (11 baris/

halaman)

Page 41: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

70

Huruf/ Aksara : menggunakan aksara Jawa, berukuran besar, mi-

ring (cursive) ke kanan, bulat, tulisan jelas, mu-dah

dibaca, tebal tipis, menggantung pada garis,

menggunakan tinta coklat.

Cara penulisan : ditulis bolak-balik (recto verso), sejajar ke arah

lebar lembar naskah, judul berada pada kover

depan, larik lembar kanan dan kiri sejajar dengan

batas tertentu, garis tepi dan baris digaris dengan

pensil, tanpa penomoran halaman, purwapada

berupa ragam hias.

Bahan naskah : kertas polos berwarna coklat dan tipis, sampul tipis

bergambar abstrak paduan warna hitam dan hijau,

tanpa jilid

Bahasa naskah : Jawa Baru disisipi kata-kata Kawi

Bentuk teks : puisi (macapat)

Pengarang/ Penyalin : anonim

Ikhtisar teks : nasihat K. G. P. A. A. Mangkunegara IV kepada

putra-putrinya tentang pendidikan watak dalam

membina rumah tangga dan bertingkah laku.

Fungsi sosial naskah : untuk macapatan baik sebagai hiburan maupun

pendidikan.

Catatan lain : sekalipun secara tersurat judulnya sangat berbeda,

tetapi isinya sama dengan tujuh Darmawasita

Page 42: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

71

yang lain. Satu judul, terdiri atas tiga pupuh: I

Dhandhanggula (12 bait), II Kinanthi (10 bait),

III Mijil (19 bait)

g. Judul naskah : Darmawasita dalam Sambetanipun Serat

Wedhatama, Anggitan K. G. P. A. A.

Mangkunegara IV

Nomor naskah : A 163

Tempat penyimpanan : perpustakaan Reksapustaka Mangkunegaran Su-

rakarta

Asal naskah : Surakarta

Keadaan naskah : baik, utuh, tulisan jelas, kurang teratur dalam

penulisannya.

Ukuran naskah : 20, 8 cm x 15, 7 cm

Ukuran teks : 16, 8 cm x 11, 5 cm

Margin lembar kanan

atas : 2, 3 cm kiri : 2, 1 cm

bawah : 1, 7 cm kanan : 2, 1 cm

Margin lembar kiri

atas : 2, 3 cm kiri : 2, 1 cm

bawah : 1, 7 cm kanan : 2, 1 cm

Page 43: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

72

Tebal naskah : 86 halaman, Darmawasita berada pada halaman

50-56.

Jumlah baris tiap halaman : 25 baris/ halaman, kecuali halaman 56 (21 baris/

halaman)

Huruf/ Aksara : aksara Jawa, berukuran kecil, miring (cursive) ke

kanan, agak bulat, tulisan jelas, mudah dibaca,

tebal tipis, menggantung pada baris, menggunakan

tinta ballpoint berwarna biru.

Cara penulisan : ditulis bolak-balik (recto verso), sejajar ke arah

lebar lembar naskah, judul berada di tengah, larik

lembar kanan dan kiri kadang tidak sejajar, ada

kalanya melebihi batas baris terbawah, garis tepi

digaris dengan pensil dan barisnya dicetak,

penomoran halaman menggunakan angka Jawa,

tiap pupuh dituliskan nama tembangnya, tiap

berganti bait dinomori dengan angka Arab dan

berganti baris.

Bahan naskah : buku tulis bergaris, tebal dengan jilid berwarna

hitam, sampul tebal, bergambar abstrak paduan

warna hijau dan putih.

Bahasa naskah : Jawa Baru disisipi kata-kata Kawi

Bentuk teks : puisi (macapat)

Penulis/ penyalin : B. R. Ay. Retnaningrum (ibu MN VIII)

Page 44: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

73

Fungsi sosial naskah : untuk macapatan baik sebagai hiburan maupun

pendidikan.

Ikhtisar teks : nasihat K. G. P. A. A. Mangkunegara IV kepada

putra-putrinya tentang pendidikan watak dalam

membina rumah tangga dan bertingkah laku.

Catatan lain : naskah ini terdiri atas 12 serat yang berhubung-an

dengan Wedhatama karya Mangkunegara IV,

disalin oleh B. R. Ay. Retnaningrum (ibu MN

VIII). Tetapi dalam penelitian ini hanya diambil

satu serat, yang berjudul Darmawasita, terdiri atas

3 pupuh: I Dhandhanggula (12 bait), II Kinanthi

(10 bait), III Mijil (19 bait).

h. Judul naskah : Darmalaksita dalam Serat Piwulang Warni-

Warni I

Nomor naskah : O 174

Tempat peyimpanan : perpustakaan Widyapustaka Pakualaman Yogya-

karta

Asal naskah : Yogyakarta

Keadaan naskah : baik hanya halaman depan saja yang rusak, utuh,

tulisan jelas, jilid cover lepas, namun halaman

masih menyatu dengan kuat

Ukuran naskah : 20 cm x 16 cm

Ukuran teks : 18, 4 cm x 13, 7 cm

Page 45: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

74

Margin lembar kanan

atas : 0, 5 cm kiri : 1, 3 cm

bawah : 1, 1 cm kanan : 1 cm

Margin lembar kiri

atas : 0, 5 cm kiri : 1, 3 cm

bawah : 1, 1 cm kanan : 1 cm

Tebal naskah : 150 halaman, Darmalaksita berada pada halaman

51-59

Jumlah baris/ halaman : 22 baris/ halaman, kecuali halaman 51 dan halaman

59 (15 baris)

Huruf/ Aksara : menggunakan aksara Jawa, berukuran sedang,

miring (cursive) ke kanan, agak bulat, tulisan jelas,

mudah dibaca, tebal tipis, menggantung pada garis,

jarak antarhuruf agak renggang, menggunakan tinta

biru keunguan.

Cara penulisan : ditulis bolak-balik (recto verso), sejajar ke arah

lebar lembar naskah, judul berada di tengah, larik

lembar kanan dan kiri sejajar dengan batas tertentu,

garis tepi dan baris digaris dengan pensil, peno-

moran halaman dengan angka Arab, ada manggala

pada awal penulisan sebelum pengantar. Pengantar

sulit dibaca karena tembus dan rusak, hurufnya

Page 46: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

75

sangat kecil dan sudah berlubang, tintanya berbeda

dengan tinta yang digunakan untuk menulis teks.

Bahan naskah : kertas cetak bergaris biru, agak kecoklatan, sampul

tebal dan bergambar abstrak paduan warna hitam

dan putih, namun warna hitam lebih dominan,

dijilid dengan kain berwarna hitam.

Bahasa naskah : Jawa Baru disisipi kata-kata Kawi

Bentuk teks : puisi (macapat)

Pengarang/ Penyalin : anonim

Fungsi sosial naskah : untuk macapatan baik sebagai hiburan maupun

pendidikan.

Iktisar teks : nasihat K. G. P. A. A. Mangkunegara IV kepada

putra-putrinya tentang pendidikan watak dalam

membina rumah tangga dan bertingkah laku.

Catatan lain : Naskah ini terdiri atas 14 judul, Darmalaksita

berada pada urutan ke-5, terdiri atas 3 pupuh: I

Dhandhanggula (12 bait), II Kinanthi (10 bait), III

Mijil (19 bait). Menurut manggala pada halaman

terdepan sebelum pengantar, naskah tersebut disalin

pada bulan September 1907.

2. Perbandingan naskah

Berkaitan dengan jumlah naskah yang lebih dari satu, maka diadakan

perbandingan naskah untuk menentukan teks yang paling unggul kualitasnya,

sehingga dapat dipertanggungjawabkan sebagai dasar suntingan teks. Aspek

Page 47: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

76

naskah yang akan diperbandingkan yakni judul, tahun penulisan, pupuh, bait,

metrum dan bacaan. Bila dalam deskripsi naskah, masing-masing naskah diwakili

dengan huruf abjad kecil sebagai sub-subbab, maka dalam perbandingan ini

masing-masing naskah diwakili dengan huruf kapital agar tampak lebih jelas.

a. Perbandingan Judul

Judul naskah Darmawasita menunjukkan varian yang perlu

diperbandingkan. Kemungkinan varian ini muncul karena penyalin memiliki

maksud dan tujuan yang berbeda-beda. Namun secara garis besar, isi atau pokok

ajaran yang terdapat dalam kedelapan naskah Darmawasita sama.

Tabel 1

Perbandingan Judul

Naskah A B C D E F G H

Judul Darma-

wasita

Dar-

ma-

laksita

Serat

Dar-

ma-

laksita

Dar-

ma-

laksita

Serat

Dar-

ma-

laksita

Piwu-

lang

Patrap-

ing A-

gesang

Dar-

ma-

wasita

Dar-

ma-

laksita

Berdasar perbandingan judul, naskah Darmawasita dapat dikelompokkan

menjadi empat.

1) Naskah A dan G dengan judul Darmawasita

2) Naskah B, D dan H dengan judul Darmalaksita

3) Naskah C dan E dengan judul Serat Darmalaksita

Page 48: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

77

4) Naskah F dengan judul Piwulang Patraping Agesang

Pengelompokan di atas dapat dibuat tabel sebagai berikut

AG BDH CE F

Berikut ini disajikan arti kata dari tiap judul sebagai perbandingan

penafsiran maksud dan tujuan penyalin menggunakan judul tersebut.

1) Darmawasita berasal dari kata darma: bapa, ayah dan wasita: nasihat,

pengajaran. Jadi Darmawasita berarti pengajaran atau nasihat dari seorang

ayah/ bapa, yang menurut isinya ditujukan kepada para putra dan putrinya.

2) Darmalaksita berasal dari kata darma: kewajiban dan laksita: laku, kelakuan.

Jadi Darmalaksita berarti kewajiban bertingkah laku.

3) Serat Darmalaksita berasal dari kata serat: kitab dan darma serta laksita yang

memiliki arti sama seperti yang telah dibahas pada poin dua. Jadi Serat

Darmalaksita berarti kitab yang berisi tentang kewajiban dalam bertingkah

laku.

4) Piwulang Patraping Agesang berasal dari kata piwulang: ajaran, pengajaran,

pelajaran, patrap: laku, tingkah laku, kelakuan dan gesang: hidup. Jadi

Piwulang Patraping Agesang berarti ajaran bertingkah laku dalam kehidupan.

Penelitian ini menggunakan judul Darmawasita karena mengingat

perbandingan arti tiap judul yang telah dilakukan di atas. Menurut perbandingan

bacaan, naskah dengan judul Darmalaksita memiliki populasi terbanyak. Namun

bila diperhatikan arti dari masing-masing judul, maka Darmawasita adalah judul

yang paling tepat. Apalagi bila mengingat bahwa pada pupuh I, bait 1, baris 8

muncul kata wasitaningwang yang dapat dijadikan kunci atau pedoman pemilihan

judul. Biasanya pada naskah-naskah tanpa judul, judul naskah diambil dari dalam

Page 49: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

78

teks naskah tersebut, baik secara tersurat maupun tersirat. sehingga judul tersebut

diangkat sebagai judul penelitian ini.

b. Perbandingan Tahun Penulisan

Perbandingan ini dilakukan untuk menentukan naskah yang lebih tua

umurnya dan naskah yang lebih dulu disalin atau ditulis. Keterangan atau

informasi mengenai umur naskah dapat diketahui melalui manggala, kolofon,

katalog, fisik naskah, tulisan dan lain-lain.

Di antara ke-8 naskah Darmawasita, naskah yang memiliki manggala

berjumlah 2 naskah yaitu naskah B, koleksi perpustakaan Sanabudaya dan naskah

H, koleksi perpustakaan Widyabudaya.

1) Pada awal penulisan naskah B, yaitu pupuh 1, Dhandhanggula, bait 1.

Memanisé duk pinurwèng tulis ari Sukra Pon tanggal ping astha Rabingulakir wukuné taun Dal kang lumaku amarêngi wuku Kurantil kasa ing mangsanira dé sangkalanipun janma tri mangèsthi tunggal wulan Wlêndi tanggal ping nêmlikur Juli janma nis déwa tunggal

Menyenangkan ketika mulai menulis pada hari Jumat Pon (nama hari pasaran ke-5) tanggal 8 Rabingulakir (nama bulan ke-4) dalam tahun Dal (tahun ke-5 dalam windu) bertepatan dengan wuku Kurantil (nama wuku ke-4) mangsa kasa (musim pertama, 22 Juli-1Agustus, musim kemarau ketika daun-daun berguguran) dengan sengkalan janma (1) tri (3) mangèsthi (8) tunggal (1) “tiga manusia satu tujuan” (1831Jw) dalam penanggalan Masehi tanggal 26 Juli 1901, dengan sengkalan janma (1) nis (0) déwa (9) tunggal (1) “tanpa manusia dewa sendirian”

2) Pada awal penulisan naskah H, tersurat bahwa teks naskah tersebut ditulis

pada bulan September 1907.

Page 50: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

79

Untuk ketujuh naskah Darmawasita yang tidak mencantumkan manggala, umur

naskah ditentukan dengan keterangan dari dalam (interne evidentie) dan

keterangan dari luar (externe evidentie) yaitu berdasarkan identifikasi yang

dilakukan Girardet (1990) dan Nancy (2000). Naskah A, E, dan F disalin pada

akhir abad ke-19, naskah C disalin pada pertengahan abad ke-19, naskah G disalin

pada pertengah-an abad ke-20. Sedangkan naskah D tidak memiliki informasi

yang menyebutkan tahun penulisan, namun bila dilihat dari lampiran pada bagian

belakang naskah tentang lakon “Duta Cengkar” yang dipentaskan pada Ultah ke-

12 G. B. R. A. Siti Kamaril Ngarasati Kusuma Wardani pada tanggal 9-10 Mei

1933, maka disimpulkan bahwa naskah D ditulis ± abad ke-20.

Tabel 2

Perbandingan Tahun Penulisan

Naskah A B C D E F G H

Tahun

Penulisan

Akhir

abad

19

1901 Perte-

ngahan

abad

19

± Awal

abad

20

Akhir

abad 19

Akhir

abad 19

Perte-

ngahan

abad

20

1907

Berdasarkan perbandingan tahun penulisan pada tabel di atas, dapat disimpulkan

bahwa naskah Darmalaksita yang tertua adalah naskah C dengan nomor katalog

390 Ra, sedang naskah yang termuda adalah naskah G dengan nomor katalog

A 163.

c. Perbandingan Jumlah dan Urutan Bait

Kedelapan naskah Darmalaksita memiliki jumlah pupuh dan tembang

yang sama, yakni pupuh I: Dhandhanggula, pupuh II: Kinanthi, pupuh III: Mijil.

Page 51: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

80

Sekalipun demikian, dalam setiap pupuhnya memiliki bait yang tidak semua

sama. Hal ini dapat diamati pada tabel berikut.

Tabel 3

Perbandingan Jumlah dan Urutan Bait

Naskah Pupuh Bait

A B C D E F G H

Kete-rangan

I 1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

Jumlah 12 12 12 12 12 12 12 12 ABCDEFGH

Page 52: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

81

II 1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+1,2

+3-6

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

Jumlah 10 10 9 10 10 10 10 10 ABDEFGH-C

III 1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+1,2

+3-6

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

Page 53: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

82

16

17

18

19

20

+

+

+

+

+

+

+

+

+

-

+

+

+

+

-

+

+

+

+

-

+

+

+

+

-

+

+

+

+

-

+

+

+

-

+

+

+

+

+

-

Jumlah 20 19 18 19 19 19 19 19 A-BDEFGH-C

Keterangan tabel

- pada kolom naskah : tidak ada

+ : ada

+…. : ada tetapi hanya pada baris yang tercantum dalam tanda

tersebut.

- pada kolom keterangan: tanda pemisah antar kelompok naskah

Perbandingan bait pada pupuh I memiliki urutan dan jumlah yang sama.

Sedangkan pupuh II memiliki urutan dan jumlah yang berbeda, yakni pada awal

bait ke-4 naskah C hilang. Hal ini terjadi karena penyalinan dilakukan secara tidak

urut, diawali dengan bait ke-3 baris 1 dan 2 dilanjutkan bait ke-4 baris 3-6 dan

seterusnya, akibatnya terjadi pergeseran bait. Bait ke-3 naskah C merupakan

gabungan dari bait ke-3 baris 1 dan 2 serta bait ke-4 baris 3-6, sehingga bait ke-4

naskah C merupakan bait ke-5 pada ketujuh naskah yang lain, begitu seterusnya.

Oleh sebab itu naskah C memiliki jumlah bait yang lebih sedikit dari ketujuh

naskah yang lain. Pupuh III naskah C mengalami hal yang sama, yakni pada awal

bait ke-14. Penyalinan dimulai dari bait ke-13 baris 1 dan 2 dilanjutkan bait ke-14

baris 3-6 dan seterusnya, sehingga bait ke-14 naskah C merupakan bait ke-15

pada ketujuh naskah yang lain. Kedua penghilangan yang telah diuraikan di atas

disebut lakuna karena ada bagian yang terlampaui baik suku kata, kata kelompok

kata maupun kalimat (Baried, 1997). Namun karena mata penyalin melompat

Page 54: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

83

maju dari perkataan ke perkataan yang sama, maka secara spesifik disebut saut du

meme au meme (Reynolds dan Wilson dalam Hendrosaputra, 1998: 134).

Akibatnya beberapa baris atau bait terlewati.

Pupuh II, Kinanthi

3. Lawan malih sulangipun Margané wong kanggêp nglaki ………………………………. l ………………………………. a ………………………………. k saut du meme Bait ke-3 ………………………………. u au meme 4. ………………………………. n ………………………… nglaki a Miturut margané welas Mituhu margané asih Mantêp marganira trêsna Yèn têmên dènandêl nglaki Pupuh III, Mijil 13. Iku lagi tampanana nuli Kang nastiti batos ………………………………….. l ………………………………….. a ………………………………….. k saut du meme Bait ke-13 ………………………………….. u au meme 14. ………………………………….. n ……………….waspaos a Aturêna layang pratélané Mring priyanta paran ingkang kapti Ngêntènana malih Mring pangatagipun

Pupuh III naskah A memiliki jumlah bait terbanyak yakni 20 bait. Bait-bait

tersebut mewakili ketujuh naskah yang lain. Naskah B, D, E, F, G dan H me-

miliki jumlah bait yang sama, namun memiliki urutan bait yang berbeda. Bait ke-

19 naskah G merupakan bait ke-20 naskah A. Sedangkan bait ke-19 naskah B, D,

Page 55: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

84

E, F dan H yang merupakan bait ke-18 naskah C, tidak ada pada naskah G. Bila

didasarkan pada bacaan terbanyak maka disimpulkan bahwa jumlah bait pupuh I:

12 bait, pupuh II: 10 bait dan pupuh III: 19 bait. Namun saksi terbanyak tidak

menjamin bahwa saksi tersebut benar, sehingga perlu pertimbangan yang matang.

Ada kemungkinan naskah G disalin dari naskah A, apalagi keduanya

disimpan pada tempat yang sama dan usia naskah G lebih muda dari naskah A.

Namun untuk naskah C yang usianya lebih tua dari naskah A, hal tersebut perlu

penelitian lebih lanjut, misalnya dengan perbandingan metrum dan bacaan. Begitu

pula dengan naskah E dan F yang berada pada kurun waktu yang sama.

Sedangkan naskah B, D, dan H ada kemungkinan disalin dari naskah A, namun

tidak tertutup kemungkinan ketiga naskah tersebut disalin dari naskah yang tidak

diketahui keberadaannya.

Berdasar perbandingan urutan bait secara keseluruhan, maka kedelapan

naskah Darmawasita dapat dikelompokkan menjadi empat:

1) Naskah A dengan jumlah bait pada pupuh I: 12 bait, pupuh II: 10 bait, pupuh

III: 20 bait

2) Naskah B, D, E, F dan H dengan jumlah bait pada pupuh I: 12 bait, pupuh II:

10 bait, pupuh III: 19 bait.

3) Naskah C dengan jumlah bait pada pupuh I: 12 bait, pupuh II: 9 bait, pupuh

III: 18 bait

4) Naskah G dengan jumlah bait pada pupuh I: 12 bait, pupuh II: 10 bait, pupuh

III: 19 bait, namun dengan urutan yang berbeda dari kelompok III.

Untuk lebih jelasnya dapat diamati pada pengelompokan berikut.

Page 56: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

85

A BDEFH C G

d. Perbandingan Metrum

Di bawah ini akan disajikan kesalahan metrum yang terjadi akibat proses

salin-menyalin pada kedelapan naskah yang diperbandingkan.

Tabel 4

Perbandingan Kesalahan Metrum

Naskah

No. A B C D E F G H

1.

2.

3.

4.

5.

6.

I.12.6. 8a (7a)

√ I.8.9. 11i (12i)

I.1.9. 11i (12i) I.2.1. 9I (10i)

I.2.3.9e (8e) I.2.5.8i

(9i) √

Page 57: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

86

7.

8.

9.

10.

11.

II.2.4.

6i (8i)

II.7.5.

9a (8a)

II.7.6.

9i (8i)

II.5.1.

7u (8u)

II.7.5.

9a (8a)

II.9.2.

8e (8i)

II.7.5. 9a

(8a)

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18

19.

20.

21.

22.

23.

III.18.1

9i (10i)

III.2.5.

7i (6i)

III.3.5.

5i (6i)

III.2.5.

7i (6i)

III.4.4.

9i (10i)

III.5.5.

7i (6i)

III.8.3.

9I

(10e)

III.12.1

10a

(10e)

III.2.5.

7i (6i)

III.10.3

9e

(10e)

III.2.3.

8e (10e)

III.3.3.

9e (10e)

III.7.2.

7o (6o)

III.8.3.

10a

(10e)

Page 58: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

87

Jml ke-

salahan

0 1 2 3 4 6 4 7

Keterangan tabel:

1) Tanda √ menunjukkan bahwa tidak terjadi kesalahan metrum

2) Angka Romawi menunjukkan pupuh.

3) Angka Arab pertama dan berikutnya menunjukkan bait dan baris.

4) Angka Arab disertai abjad Latin menunjukkan metrum naskah dan metrum

yang benar sesuai konvensi tembang macapat.

Naskah A tidak mengalami kesalahan metrum sedangkan naskah H memiliki

jumlah kesalahan metrum terbanyak yakni 7 kesalahan. Pada perbandingan di atas

juga ditemukan kesalahan pada tempat yang sama yakni naskah D, E dan H.

Kesalahan tersebut terletak pada pupuh II bait ke-7 baris ke-5 yang berjumlah 9a

seharusnya 8a. Selain itu juga ditemukan pada naskah C, F dan G yang terletak

pada pupuh III bait ke-2 baris ke-5 yang berjumlah 7i seharusnya 6i. Sekalipun

demikian tidak ada naskah yang memiliki kesalahan metrum yang sama persis,

jadi hanya pada beberapa tempat atau bagian saja. Berdasar perbandingan di atas

maka dibuat pengelompokan naskah sebagai berikut.

Kelompok I terdiri atas naskah A

Kelompok II terdiri atas naskah B

Kelompok III terdiri atas naskah CFG

Kelompok IV terdiri atas naskah DEH

A B CFG DEH

Page 59: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

88

e. Perbandingan Bacaan

Variasi bacaan pada kedelapan naskah Darmawasita cukup banyak.

Varian tersebut dapat diamati pada tabel berikut.

Tabel 5

Perbandingan Bacaan

Naskah Pu.

Ba.

Br

A B C D E F G H

Keterangan

I.1.1 pa-

mêr-

di-

ning

pa-

mar-

di-

ning

pa-

mrê-

di-

ning

pa-

mar-

di-

ning

pa-

mêr-

di-

ning

pa-

mêr-

di-

ning

pa-

mar-

di-

ning

pa-

mar-

di-

ning

AEF-BDGH-C

I.1.2 wi-

nursi-

ta

wi-

nursi-

ta

pinur-

waka

pinur-

waka

pinur-

waka

pinur-

waka

wi-

nursi-

ta

pinur-

waka

ABG-CDEFH

I.1.4 Mulut Mu-

lud

Mulut Mu-

lud

Mulut Mulut Mu-

lud

Mu-

lud

ACEF-BDGH

I.1.5 kasa-

nga

kasa-

nga

kasa-

nga

kaso-

nga

kaso-

nga

kaso-

nga

kasa-

nga

kasa-

nga

ABCGH-DEF

I.1.6 anê-

ngaa

anê-

ngaa

anê-

ngaa

anê-

ngoa

anê-

ngoa

anê-

ngoa

anê-

ngaa

anê-

ngaa

ABCGH-DEF

I.1.7 sari-

ranta

sari-

ranta

sari-

ranta

sari-

ranta

sari-

ranta

sali-

ranta

sari-

ranta

sari-

ranta

ABCDEGH-F

I.1.9 ma-

rang

dha-

wuh

ma-

rang

ma-

rang

ma-

rang

ma-

rang

ma-

rang

dha-

wuh

ACDEF-BH-G

Page 60: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

89

sira

pu-

trèng-

sun

jalu

lan

èstri

ma-

rang

pu-

trèng-

sun

jalu

lan

èstri

sira

pu-

trèng-

sun

jalu

lan

èstri

sira

pu-

trèng-

sun

jalu

lan

èstri

sira

pu-

trèng-

sun

jalu

lan

èstri

sira

pu-

trèng-

sun

jalu

lan

èstri

sira

pu-

trèng-

sun

jalu

èstri

ma-

rang

pu-

trèng-

sun

jalu

lan

èstri

I.1.

10

muga

padha

èstok-

na

padha

a-

ngès-

toke-

na

muga

padha

èstok-

na

muga

padha

èstok-

na

muga

padha

èstok-

na

muga

padha

èstok-

na

muga

padha

ngès-

tokna

padha

ma-

ngès-

toké-

na

ACDEF-B-G-H

I.2.1 rèhné rèhné rèhné rèh-

ning

rèh-

ning

rèh-

ning

rèhné rèhné ACDEF-BH-G

I.2.2 la-

kon-

ing

laku-

ning

laku-

ning

laku-

ning

laku-

ning

laku-

ning

la-

kon-

ing

laku-

ning

AG-BCDEFH

I.2.3 sun

tuturi

ka-

mula-

ing-

sun

tutur

ka-

mula-

sun

tutur

ing

ka-

mula-

sun

tutur

ing

ka-

mula-

sun

tuturi

ka-

mula-

sun

tutur

ing

ka-

mula-

sun

tuturi

ka-

mula-

ing-

sun

tuturi

ka-

mula-

AEG-B-CDF H

I.25 pe-

pan-

taran

pe-

pan-

taran

pe-

pan-

taran

pe-

pan-

taran

pe-

pan-

taran

pe-

pan-

taran

pe-

pan-

taran

pan-

taran

ABCDEFG-H

Page 61: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

90

I.2.6 dunya dunya dunya

dunya dunya dunya donya dunya ABCDEFH-G

I.2.9 da-

wak-

kên

da-

wak-

kên

da-

wak-

kên

da-

wak-

kên

da-

wak-

kên

da-

wak-

kên

da-

wêk-

kên

da-

wak-

kên

ABCDEFG-H

I.3.1 sra-

na-

ning

sra-

na-

ning

sra-

na-

ning

sra-

na-

ning

sra-

na-

ning

pra-

na-

ning

sra-

na-

ning

sra-

na-

ning

ABCDEGH-F

I.3.2 tu-

man-

duk-

ing

ma-

rang

tu-

man-

duké

ma-

rang

tu-

man-

duké

ma-

rang

tu-

man-

duké

ma-

rang

tu-

man-

duk-

ing

ma-

rang

tu-

man-

dukén

ma-

rang

tu-

man-

duké

ma-

rang

tu-

man-

duké

ma-

ring

AE-BCDG-F-H

I.3.4 si-

nem-

badan

saka-

yun

si-

nem-

badan

saka-

yun

si-

nem-

badan

saka-

yun

si-

nem-

badan

ing

kayun

si-

nem-

badan

saka-

yun

si-

nem-

badan

saka-

yun

si-

nem-

badan

saka-

yun

si-

nem-

badan

saka-

yun

ABCEFGH-D

I.3.5 mring mring nèng

mring mring mring mring mring ABDEFGH-C

I.3.6 inga-

ran

inga-

ran

inga-

ran

inga-

ran

kang

aran

inga-

ran

inga-

ran

inga-

ran

ABCDFGH-E

I.3.8 wo-

lung

pèdah

wolu

pèdah

wo-

lung

pèdah

wo-

lung

pèdah

wo-

lung

pèn-

dah

wo-

lung

pèdah

wo-

lung

pèdah

wo-

lung

pèdah

ACDFGH-B-E

Page 62: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

91

I.3.9 ma-

rang

janma

mar-

gané

mrih

san-

dhang

bukti

ma-

rang

janma

mar-

gané

mrih

san-

dhang

bukti

ma-

rang

janma

mar-

gané

mrih

san-

dhang

bukti

ma-

rang

janma

mar-

gané

mrih

san-

dhang

bukti

ma-

rang

jalma

mar-

gané

mrih

san-

dhang

bukti

ma-

rang

janma

mar-

gané

mrih

san-

dhang

bukti

ma-

rang

janma

mar-

gané

mrih

san-

dhang

bukti

ma-

rang

janma

mar-

gané

mrih

pa-

dhang

bukti

ABCDFG-E-H

I.3.

10

dhi-

ngin

dhi-

hin

dhi-

ngin

dhi-

hin

dhi-

ngin

dhi-

ngin

dhi-

ngin

dhi-

hin

ACEFG-BDH

I.4.2 cong-

gahi-

ra

cong-

gahi-

ra

cong-

gahi-

ra

cung-

gahi-

ra

cong-

gahi-

ra

cong-

gahi-

ra

cong-

gahi-

ra

cong-

gahi-

ra

ABCEFGH-D

I.4.6 katri

gêmi

ga-

rap-

nya

katri

gêmi

ga-

rap-

nya

katri

gêmi

ga-

rap-

nya

ping

tri gê-

mi

ga-

rap-

nya

katri

gêmi

ga-

rap-

nya

katri

gêmi

ga-

rap-

nya

katri

gêmi

ga-

rap-

nya

katri

gêmi

ga-

rap-

nya

ABCEFGH-D

I.4.7 mrih mrih mrih mring mrih mrih mrih mrih ABCEFGH-D

I.4.8 ping

pat

nastiti

pa-

mrik-

sa

ping

pat

nastiti

pa-

mrik-

sa

ping

pat

nastiti

pa-

prik-

sa

ping

pat

nastiti

pa-

mrik-

sa

ping

pat

nastiti

pa-

mrik-

sa

ping

pat

nastiti

pa-

mrik-

sa

papat

nastiti

pa-

mrik-

sa

ping

pat

nastiti

parik-

sa

ABDEF-C-G-H

Page 63: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

92

I.4.9 iku

dadi

mar-

ga-

ning

wêruh

pa-

wès-

thi

iku

dadi

mar-

gané

wêruh

ing

pasthi

iku

dadi

mar-

gané

wêruh

pa-

wèstri

iku

dadi

mar-

gané

wêruh

pa-

wès-

thi

iku

dadi

mar-

gane

wêruh

pa-

wès-

thi

iku

dadi

mar-

gane

wêruh

pa-

wèsti

iku

dadi

mar-

gane

wêruh

ing

pasthi

iku

dadi

mar-

gane

wêruh

ing

pêsthi

A-BG-C-DE-F-

H

I.4.

10

lima

wruh

ngè-

tung

ika

lima

wruh-

ing

pè-

tung-

an

lima

wruh

étung

ira

lima

wruh

étung

ira

lima

wruh

ngè-

tung

ika

lima

wruh

ngè-

tung

ika

lima

wruh

ngè-

tung

ika

lima

wruh-

ing

pè-

tung-

an

AEFG-BH-CD

I.5.1 watêk watêk watak watêk watêk watêk watêk watêk

ABDEFGH-C

I.5.3 ngun-

dak-

kên

ngun-

dak-

kên

ngun-

dak-

kên

ngun-

dak-

kên

ngun-

dak-

kên

ngun-

dak-

kên

ngun-

dak-

kên

mun-

dak-

kên

ABCDEFG-H

I.5.4 ping

pitu

nyê-

gah

kayun

ping

pitu

nyê-

gah

kayun

ping

pitu

cêgah

kayun

ping

pitu

nyê-

gah

kayun

ping

pitu

nyê-

gah

kayun

pipitu

nyê-

gah

kayun

ping

pitu

nyê-

gah

kayun

ping

pitu

nyê-

gah

kayun

ABDEGH-C-F

I.5.6 ma-

rang

ma-

rang

ma-

ring

ma-

rang

ma-

rang

ma-

rang

ma-

rang

ma-

ring

ABDEFG-CH

Page 64: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

93

I.5.8 sêja sêja sêja sêda sêja sêja sêja Sêja

ABCEFGH-D

I.6.1 durta-

ning

kang

ati

durta-

ning

kang

ati

Ing

durta-

ning

ati

durta-

kang

ati

durta-

ning

kang

ati

durta-

ning

kang

ati

durta-

ning

kang

ati

dur-

ha-

ning

kang

ati

ABEFG-C-D-H

I.6.2 anyê-

dak-

kên

raha-

yu-

ning

badan

anyê-

dakki

raha-

yu-

ning

raga

anyê-

dak-

kên

raha-

yu-

ning

raga

anyê-

dakki

raha-

yu-

ning

raga

anyê-

dak-

kên

raha-

yu-

ning

raga

anyê-

dak-

kên

raha-

yu-

ning

ngang

ga

anyê-

dak-

kên

raha-

yu-

ning

badan

anyê-

dakki

raha-

yu-

ning

raga

AG-BDH-CE-F

I.6.3

mring mring mring ing mring mring mring mring ABCEFGH-D

I.6.5 utang

lan

silih

utang

lan

silih

utang

anyi-

lih

utang

lan

silih

utang

lan

silih

utang

lan

silih

utang

lan

nyilih

utang

lan

silih

ABDEFH-C-G

I.6.6 dêra-

jat

dêra-

jad

dara-

jat

dara-

jat

dara-

jat

wara-

jat

dara-

jat

dara-

jat

A-B-CDEGH-F

I.6.9 sira sira sira sira sira sira sira sara ABCDEFG-H

I.6.

10

nya-

tané

a-

ngra-

tan-

dhané

a-

ngrê-

nya-

tané

a-

ngrê-

nya-

tané

a-

ngrê-

nya-

tané

a-

ngrê-

nya-

tané

a-

ngra-

nya-

tané

a-

ngrê-

Tan-

dhané

a-

ngra-

AF-B-CDEG-H

Page 65: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

94

rêpa rêpa rêpa rêpa rêpa rêpa rêpa rêpa

I.7.1 lara-

lara-

ning

lara-

lara-

lara-

lara-

lara-

lara-

lara-

lara-

lara-

lara-

lara-

lara-

ning

Lara-

lara-

AG-BCDEFH

I.7.7

tuduh tuduh tuduh tuduh tutur tuduh tuduh tuduh ABCDFGH-E

I.7.8 ing-

kang

aran

angi-

lang-

kên

ing-

kang

aran

ing-

kang

aran

ing-

kang

aran

ing-

kang

aran

ing-

kang

aran

angi-

lang-

kên

ACDEFG-BH

I.7.9

asor kasor asor asor asor asor asor asor ACDEFGH-B

I.7.

10

tan

amor

tan

amor

tan

amor

tan

amor

tan

amor

tanpa

mor

tan

amor

tan

amor

ABCDEGH-F

I.8. suduk suduk suduk suduk suduk susuk suduk suduk ABCDEGH-F

I.8.3 kalu-

put-

ané

kalu-

lutané

kalu-

put-

ané

kalu-

put-

ané

kalu-

put-

ané

kalu-

put-

ané

kalu-

put-

ané

kalu-

put-

ané

ACDEFGH-B

I.8.6 dupèh du-

mèh

du-

mèh

du-

mèh

du-

mèh

du-

mèh

dupèh du-

mèh

AG-BCDEFH

I.8.8 gaota gaota gaota gaota gaota gaota gaota gauta ABCDEFG-H

I.8.

10

ma-

nulak

mring

sang-

sara

panu-

lak

mring

sang-

sara

panu-

lak

mring

sang-

sara

panu-

lak

mring

sang-

sara

panu-

lak

mring

sang-

sara

panu-

lak

mring

sang-

sara

ma-

nulak

mring

sang-

saya

panu-

lak

mring

sang-

sara

A-BCDEFH-G

I.9.2 kawi-

kana

wi-

kana-

kawi-

kana

ngwi-

kana

kawi-

kana

kawi-

kana

kawi-

kana

wi-

kana-

ACEFG-BH-D

Page 66: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

95

na na

I.9.4 ma-

nising

nêtya

luruh

ma-

nising

nêtra

ruruh

ma-

nisé

nêtra

luruh

ma-

nising

nêtya

luruh

ma-

nising

nêtya

luruh

ma-

nising

nêtya

ruruh

ma-

nising

nêtya

luruh

ma-

nising

nêtra

ruruh

ADEG-BH-C-F

I.9.6 kang

trêp-

silèng

tata

kang

trêp-

silèng

tata

ka-

trêp-

silèng

tata

kang

trêp-

silèng

tata

kang

trêp-

silèng

tata

kang

trêp-

silèng

tata

kang

trap-

silèng

tata

kang

trêp-

silèng

tata

ABDEFH-C-G

I.9.8 mar-

dawa

mar-

dawa

mar-

dawa

mar-

dawa

mar-

dawa

mar-

dawa

mar-

daya

mar-

dawa

ABCDEFH-G

I.10.

1

ré-

wang

é

ré-

wang

é

ré-

wang

é

ro-

wang

é

ro-

wang

é

ro-

wang

é

ré-

wang

é

ro-

wang

é

ABCG-DEFH

I.10.

8

pra-

saja

pasa-

ja

pra-

saja

pra-

saja

pra-

saja

pra-

saja

pra-

saja

pra-

saja

ACDEFGH-B

I.11.

1

angê-

doh-

kên

angê-

doh-

kên

anga-

doh-

kên

angê-

doh-

kên

angê-

doh-

kên

angê-

doh-

kên

angê-

doh-

kên

angê-

doh-

kên

ABDEFGH-C

I.11.

3

ma-

rang

ma-

rang

ma-

rang

ma-

ring

ma-

rang

ma-

rang

ma-

rang

ma-

rang

ABCEFGH-D

I.11.

4

su-

langi-

pun

su-

langi-

pun

wu-

langi-

pun

su-

langi-

pun

su-

langi-

pun

su-

langi-

pun

wu-

langi-

pun

su-

langi-

pun

ABDEFH-CG

I.11.

6

pa-

ngu-

lahira

pa-

ngu-

lahira

pa-

ngo-

lahira

pa-

ngu-

lahira

pa-

ngu-

lahira

pa-

ngo-

lahira

pa-

ngu-

lahira

pa-

ngu-

lahira

ABDEGH-CF

Page 67: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

96

I.11.

8

gêr-

ba-

ning

basa

gêr-

ba-

ning

basa

grê-

ba-

ning

désa

gêr-

ba-

ning

basa

grê-

ba-

ning

bang-

sa

grê-

ba-

ning

basa

gêr-

ba-

ning

basa

gêr-

ba-

ning

basa

ABDGH-C-E F

I.11.

9

yèka

aran

kala-

kuan

ing-

kang

bêcik

yèka

aran

kala-

kuan

ing-

kang

bêcik

yèka

aran

kala-

kuan

ing-

kang

bêcik

iku a-

ran

kala-

kuan

ing-

kang

bêcik

yèka

aran

kala-

kuan

ing-

kang

bêcik

yèka

aran

kala-

kuan

ing-

kang

bêcik

yèka

aran

kala-

kuan

ing-

kang

bêcik

yèka

aran

kala-

kuan

ing-

kang

bêcak

ABCEFG-D-H

I.11.

10

mar-

gané

mring

mar-

gané

mring

mar-

gané

mrih

mar-

gané

mrih

mar-

ga-

ning

mring

mar-

gané

mring

mar-

gané

mring

mar-

gané

mring

ABFGH-CD-E

I.12.

1

pê-

pun-

toné

goni-

ra

pê-

pun-

toné

goni-

ra

pa-

pun-

toné

goni-

ra

pa-

mun-

thoné

goni-

ra

pa-

mun-

toné

goni-

ra

pa-

pun-

toné

goni-

ra

pê-

pun-

tonè

goni-

ra

pe-

pun-

toné

goniri

ABG-CF-D-E-

H

I.12.

2

upaya upaya upaya upaya pra-

kara

upaya upaya upaya ABCDFGH-E

I.12.

3

pa-

mus-

pa-

ngês-

pa-

ngês-

pa-

ngês-

pa-

ngês-

pa-

ngês-

pa-

mus-

pa-

ngês-

AG-BCDEFH

Page 68: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

97

thiné thiné

thiné thiné thiné thiné thiné thiné

I.12.

6

ka-

pin-

dho

ka-

pin-

dho

ka-

pin-

dho

ka-

pin-

dhoné

ka-

pin-

dho

ka-

pin-

dho

ka-

pin-

bo

ka-

pin-

dho

ABCEFH-D-G

I.12.

9

milia milih-

a

milia milia milia milia milih-

a

milih-

a

ACDEF-BGH

I.12.

12

dadi

kanthi

nèng

donya

dadi

kanthi

nèng

dunya

dadi

kanthi

nèng

donya

dadi

kanthi

nèng

dunya

dadi

kanthi

nèng

dunya

dadi

kan-

thi-

ning

dunya

dadi

kanthi

nèng

donya

dadi

kanthi

nèng

dunya

ACG-BDEH-F

II.1.

3

srê-

gêp

srê-

gêp

srê-

gêp

sêr-

gêp

srê-

gêp

srê-

gêp

srê-

gêp

srê-

gêp

ABCEFGH-D

II.2.

2

akar-

ya lê-

ga

kang

nu-

ding

akar-

ya lê-

ga-

ning

Gusti

akar-

ya lê-

ga

kang

nu-

ding

akar-

ya lê-

ga

kang

nu-

ding

akar-

ya lê-

ga

kang

nu-

ding

akar-

ya lê-

ga

kang

nu-

ding

akar-

ya lê-

ga

kang

nu-

ding

akar-

ya lê-

ga-

ning

Gusti

ACDEFG-BH

II.2.

3

mar-

ga-

ning

mar-

gané

mar-

gané

mar-

gané

mar-

ga-

ning

mar-

ga-

ning

mar-

ga-

ning

mar-

ga-

ning

AEFGH-BCD

II.2.

4

déné

ta pa-

ngati-

ati

déné

kang

pa-

ngati-

déné

ta pa-

ngati-

ati

déné

ta pa-

ngati-

ati

déné

ta pa-

ngati-

ati

déné

ta pa-

ngati-

ati

déné

ta pa-

ngati-

ati

déné

kang

pa-

ngati-

ACDEFG-BH

Page 69: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

98

ati ati

II.3.

6

mar-

ga-

ning

mar-

gané

mar-

gané

mar-

gané

mar-

gané

mar-

ga-

ning

mar-

gané

mar-

gané

AF-BCDEGH

II.3.

1

wu-

langi-

pun

wu-

lang

ing-

sun

wu-

lang

ing-

sun

wu-

langi-

pun

wu-

langi-

pun

wu-

langi-

pun

wu-

langi-

pun

wu-

langi-

pun

ADEFGH-BC

II.3.

2

nglaki nglaki laki nglaki nglaki nglaki nglaki nglaki ABDEFGH-C

II.3.

4

dhu-

yung

dhu-

yung

- dhu-

yung

dhu-

yung

wu-

yung

dhu-

yung

dhu-

yung

ABDEH-C-F-G

II.3.

6

wi-

nahya

wi-

nahya

- wi-

nahya

wi-

nahya

wi-

nahya

wi-

nahya

wina-

tya

ABDEFG-C-H

II.4.

3

mitu-

rut

mar-

ga-

ning

wêlas

pitu-

rut

mar-

gané

wêlas

mitu-

rut

mar-

gané

wêlas

mitu-

rut

mar-

gané

wêlas

mitu-

rut

mar-

ga-

ning

wêlas

pitu-

rut

mar-

ga-

ning

wêkas

mitu-

rut

mar-

ga-

ning

wêlas

patu-

tur

mar-

gané

wêlas

AEG-B-CD-F-

H

II.4.

4

mitu-

hu

mar-

ga-

ning

mitu-

hu

mar-

gané

mitu-

hu

mar-

ga-

ning

mitu-

hu

mar-

ga-

ning

mitu-

hu

mar-

ga-

ning

mitu-

hu

mar-

ga-

ning

mitu-

hu

mar-

ga-

ning

mêtu-

hu

mar-

ga-

ning

AEFG-BCD-H

II.4.

5

mar-

gani-

mar-

gani-

mar-

gani-

mar-

gani-

mar-

gani-

mar-

gani-

mar-

ga-

mar-

gani-

ABCEFH-D-G

Page 70: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

99

rèng rèng rèng ra rèng rèng ning-

rèng

rèng

II.4.

6

andêl andêl andêl andêl andêl andil andêl adil ABCDEG-F-H

II.5.

1

turun turun turun turun run turun turun turun ABCDFGH-E

II.5.

2

dudu

brana

lawan

warni

dudu

brana

dudu

warni

dudu

brana

lawan

warni

dudu

brana

lawan

warni

dudu

brana

dudu

warni

dudu

brana

dudu

warni

dudu

brana

lawan

warni

dudu

brana

dudu

warni

ACDG-BEFH

II.5.

6

ru-

mêk-

sa ka-

layan

wadi

ru-

mêk-

sa ka-

lawan

wadi

ru-

mêk-

sa ka-

layan

wani

ru-

mêk-

sa ka-

layan

wadi

ru-

mêk-

sa ka-

ya lan

wadi

ru-

mêk-

sa ka-

layan

wêdi

ru-

mêk-

sa ka-

layan

wadi

ru-

mêk-

sa ka-

lawan

wadi

ADG-BH-C-E-

F

II.6.

1

basa basa basa basa bang-

sa

basa basa basa ABCDFGH-E

II.6.

2

nglaki laki nglaki nglaki laki nglaki laki nglaki ACDFH-BEG

II.6.

3

linêk-

sanan

linak-

sanan

linak-

sanan

linak-

sanan

linak-

sanan

linak-

sanan

linê-

kasan

linak-

sanan

A-BCDEFH-G

II.6.

4

tan

suwa-

la lan

bari-

bin

tan

suwa-

la tan

bari-

bin

tan

suwa-

la lan

bari-

bin

tan

suwa-

la lan

bari-

bin

tan

suwa-

la lan

bari-

bin

tan

suwa-

la lan

bari-

bin

tan

suwa-

la lan

bari-

bin

Tan

suwa-

la ta

bari-

bin

ACDEFG-B-H

II.6. lêjar- lêjar- lêjaré lêjar- lêjar- lêjar- lêjar- Lêjar- ABDEFGH-C

Page 71: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

100

5 ing ing ing ing ing ing ing

II.6.

6

pin-

dho

min-

dho

min-

dho

min-

dho

min-

dho

min-

dho

pin-

dho

min-

dho

AG-BCDEFH

II.7.

2

kar-

sa-

ning

nglaki

kar-

sa-

ning

nglaki

kar-

sa-

ning

nglaki

kar-

sa-

ning

laki

pa-

kon-

ing

nglaki

karsi-

ning

nglaki

kar-

sa-

ning

laki

kar-

sa-

ning

laki

ABC-DGH-E-F

II.7.

3

sanis-

kara

sanis-

kara

sanis-

ko-

rèng

sanis-

kara

sanis-

kara

sanis-

kara

sanis-

kara

sanis-

kara

ABDEFGH-C

II.7.

5

apa

kang

lagi

rinê-

nan

apa

kang

lagi

rinê-

nan

apa

kang

lagi

rinê-

nan

apa

kang

lagi

rinê-

nanan

apa

kang

lagi

rinê-

mên-

an

apa

kang

lagi

rinê-

nan

ana

kang

lagi

rinê-

nan

apa

ka

lagi

rinê-

nan-

an

ABCF-D-E-G-

H

II.7.

6

kang

gu-

mati

kang

gu-

mati

kang

gu-

mati

kanthi

gu-

mati

kang

gu-

mati

kang

gu-

mati

kang

gu-

mati

kang

gu-

mati

ABCEFGH-D

II.8.

2

nglaki nglaki laki laki laki nglaki lagi laki AEF-BCDH-G

II.8.

4

kang

wajib

kang

wajib

kang

wajib

kang

wajib

kang

wajip

kang

wajib

kang

wajib

ka

wajib

ABCDFG-E-H

II.8.

5

ujut

wujud ujud wujud wujut ujut wujud wujud AF-BDGH-C-E

II.8.

6

èstri èstri thês-

tri

èstri èstri èstri èstri èstri ABDEFGH-C

Page 72: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

101

II.9.

2

nastiti nastiti nastiti nastiti nastiti nasti-

nastiti nastiti ABCDEGH-F

II.9.

6

jiwa-

ni-

rèng

ji-

wanta

ji-

wanta

ji-

wanta

ji-

wanta

ji-

wanta

jiwa-

ni-

rèng

ji-

wanta

AG-BCDEFH

II.10

1

basa

wadi

basa

wadi

kang

sawa-

di

basa

wadi

basa

wadi

basa

wadi

basa

wadi

basa

wadi

ABDEFGH-C

II.10

2

pini-

ngit

pini-

ngit

wini-

ngit

pini-

ngit

pini-

ngit

pini-

ngit

pini-

ngit

pini-

ngit

ABDEFGH-C

II.10

3

dadya dadi dadya dadya dadi dadya dadya dadi ACDFG-BEH

II.10

4

a-

nglin

sêmi

a-

nglin

sêmi

ngla-

hing-

sêmi

ngli-

hing-

sêmi

ngla-

hing-

sêmi

nglak

ing-

sêmi

a-

nglin

sêmi

a-

nglin

sêmi

ABGH-C-DE F

II.10

5

mar-

ma

sira

dèn

abisa

mar-

mané

dèn

bisa

sira

mar-

ma

sira

dèn

abisa

mar-

ma

sira

dèn

abisa

mar-

ma

sira

dèn

abisa

mar-

ma

dira

abisa

mar-

ma

sira

dèn

abisa

mar-

mané

dèn

bisa

sira

ACDEG-BH-F

II.10

6

nyim-

pên

wadi

wwa

kawi-

jil

nim-

pên

wadi

ywa

kawi-

jil

nyim-

pên

wadi

ywa

kawi-

jil

nyim-

pên

wadi

ywa

kawi-

jil

nyim-

pên

wadi

ywa

kawi-

jil

nyim-

pên

wadi

ywa

kawi-

jil

nyim-

pên

wadi

ywa

kawi-

jil

nim-

pên

wadi

ywa

kawi-

jil

A-BH-CDEFG

III.1 a- mo- mo- mo- mo- mo- a- mo- AG-BDEFH-C

Page 73: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

102

4 mong

putra

maru

sênta-

nabdi

mong

putra

maru

santa-

nabdi

mong

putra

santa-

na

lan

abdi

mong

putra

maru

santa-

nabdi

mong

putra

maru

santa-

nabdi

mong

putra

maru

santa-

nabdi

mong

putra

maru

sênta-

nabdi

mong

putra

maru

santa-

nabdi

III.2

1

was-

padak

na

dhi-

ngin

was-

padak

na

dhi-

ngin

wus-

padak

na

dhi-

ngin

was-

padak

na

dhi-

ngin

was-

padak

na

dhi-

ngin

wus-

padak

na

dhi-

ngin

was-

padak

na

dhi-

ngin

was-

padak

na

dhi-

ngin

ABDEGH-CF

III.2

3

wi-

nêng-

ku

dhè-

wèké

wi-

nêng-

kwèn

dhè-

wèké

wi-

nêng-

ku

dhè-

wèké

wi-

nêng-

ku

dhè-

wèké

wi-

nêng-

ku

dhè-

wèké

wi-

nêng-

ku

dhè-

wèké

wi-

nêng-

ku

dhè-

wèké

wi-

nêng-

kwèn

dhèké

ACDEFG-B-H

III.2

4

mi-

wah

watak

pam-

bêg-

kané

sami

mi-

wah

watak

pam-

bêg-

kané

sami

mi-

wah

watêk

pam-

bêka-

né sa-

mi

mi-

wah

watak

pam-

bêg-

kané

sami

mi-

wah

watak

pam-

bêg-

kané

sami

mi-

wah

watak

pam-

bêg-

kané

sami

mi-

wah

watak

pam-

bêka-

né sa-

mi

mi-

wah

watak

pam-

bêg-

kané

sami

ABDEFH-C-G

III.2

5

si-

nuks-

ma

si-

nuks-

ma

sinuk-

sama

si-

nuks-

ma

si-

nuk-

ma

sinuk-

sama

sinuk-

sama

si-

nuks-

ma

ABDH-CFG-E

III.3 ta- ta- ta- ta- ta- ta- ta- ta- AF-BDEH-C-G

Page 74: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

103

1 kona

pa-

datan

-ing

kang

wis

kona

pa-

datan

é

kang

wis

kona

pa-

datan

é

kang

wis

kona

pa-

datan

é

kang

wis

kona

pa-

datan

é

kang

wis

kona

pa-

datan

-ing

kang

wis

kona

pa-

datan

ing-

kang

wis

kona

pa-

datan

é

kang

wis

III.3

2

cara-

ning

lêla-

kon

cara-

ning

lêla-

kon

cara-

ning

lêla-

kon

cara-

ning

lêla-

kon

cara-

ning

lêla-

kon

cara-

ning

lêla-

kon

cara-

né lê-

lakon

sari-

ning

lêla-

kon

ABCDEF-G-H

III.3

3

sêsi-

kuné

sêsi-

kuné

sêsi-

kuné

sêsi-

kuné

sêsi-

kuné

sêsi-

kuné

sêsi-

kuné

siku-

ABCDEFG-H

III.3

4

sêsi-

rikan

kang

tan

dére-

meni

sêsi-

rikan

kang

tan

dèn-

rê-

mêni

sasi-

rikan

é

kang

dèn-

rê-

mêni

sasê-

rikan

kang

tan

dèn-

rê-

mêni

sêsi-

rikan

kang

tan

dèn-

rê-

mêni

sêsi-

rikan-

ing

tan

dèn

rê-

mêni

sêsi-

rikan

kang

tan

dèn-

rê-

mêni

sêsi-

rikan

ki tan

dèn

rê-

mêni

A-BEG-C-D-F-

H

III.4

3

mring mring mri mring mring mring mring mring ABDEFGH-C

III.4

4

yèn

panu-

ju

ana

ing a-

sêpi

yèn

pinu-

ju

ana

ing a-

sêpi

yèn

pinu-

ju

ana

ing a-

sêpi

yèn

pinu-

ju

ana

ing a-

sêpi

yèn

pinu-

ju

ana

ing a-

sêpi

yèn

panu-

ju a-

ning

asêpi

yèn

panu-

ju

ana

ing a-

sêpi

yèn

panu-

ju

ana

ing

asêpi

AG-BCDEH-F

Page 75: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

104

III.4

5

ywa ywa ywa ywa ywa yya ywa ywa ABCDEGH-F

III.5

3

ingu-

lap

ingu-

lab

ingu-

lap

ingu-

lap

ingu-

lap

ingu-

lap

ingu-

lap

ingu-

lap

ACDEFGH-B

III.5

4

datan datan datan datan datan datan ditan datan ABCDEFH-G

III.5

5

ban-

jurna

déra

ng-

ling

ban-

jurna

déra

ng-

ling

ban-

jurna

déra

ng-

ling

ban-

jurna

déra

ng-

ling

ban-

jurna

déra

ng-

ling

ban-

jurna

déra

nglaki

ban-

jurna

déra

ng-

ling

ban-

jura

déra

ng-

ling

ABCDEG-F-H

III.6

3

kang

dèn

wê-

nang-

aké

kang

winê-

nang-

aké

kang

winê-

nang-

aké

kang

winê-

nang-

aké

kang

winê-

nang-

aké

kang

winê-

ning-

aké

Kang

den

wê-

nang-

aké

kang

winê-

nang-

aké

AG-BCDEH-F

III.6

4

ma-

rang

sira

wa-

jibing

pa-

wèstri

ma-

rang

sira

wa-

jibing

pa-

wèstri

ma-

rang

para

wa-

jibing

pa-

wèstri

ma-

rang

sira

wa-

jibing

pa-

wèstri

ma-

rang

sira

wa-

jibing

pa-

wèstri

ma-

rang

sira

wa-

jibing

pa-

wèstri

ma-

rang

sira

wa-

jibing

pa-

wèstri

ma-

rang

sira

wa-

jibing

pa-

wèstri

ABDEFGH-C

III.6

5

ang-

gonên

ang-

gonên

ang-

gonên

kang-

gonên

ang-

gonên

ang-

gonên

ang-

gonên

ang-

gonên

ABCEFGH-D

III.7

2

kêla-

mun

kala-

mun

kala-

mun

kala-

mun

kala-

mun

kala-

mun

kala-

mun

kala-

mun

A-BCDEFG-H

Page 76: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

105

wong

wa-

don

wong

wa-

don

wong

wa-

don

wong

wa-

don

wong

wa-

don

wong

wa-

don

wong

wa-

don

wong

wong

wa-

don

III.7

3

ora ora nora ora ora ora ora ora ABDEFGH-C

III.7

4

dènli-

lani

dènli-

lani

dènila

ni

dènli-

lani

dènli-

lani

dènli-

lani

dènli-

lani

dènli-

lani

ABDEFGH-C

III.8

3

lamun

du-

rung

ana

pali-

lahé

lamun

du-

rung

ana

pali-

lahé

lamun

du-

rung

ana

pali-

lahé

lamun

du-

rung

ana

pali-

lahé

lamun

du-

rung

ana

pali-

lahé

lamun

wu-

rung

lan

pali-

lahé

lamun

du-

rung

ana

pali-

lahé

lamu

du-

rung

ana

pali-

lahé

ABCDEG-F-H

III.8

4

sajro-

ning

sajro-

nèng

sajro-

ning

sajro-

san-

jro-

ning

sajro-

ning

san-

ro-

ning

sajro-

ACF-B-DH-E-

G

III.9

1

an-

dar-

bèni

an-

dar-

bèni

an-

dar-

bèni

an-

dar-

bèni

an-

dar-

bèni

an-

dar-

bèni

an-

dar-

bèni

an-

dèr-

beni

ABCDEFG-H

III.9

3

sang-

kané

sang-

ka sa-

karo-

sang-

kané

saka

saka-

roné

sang-

kané

saka

saka-

roné

sang-

kané

saka

saka-

roné

sang-

kané

sang-

ka sa-

karo-

sang-

kané

sang-

ka sa-

karo-

sang-

kané

sang-

ka sa-

karo-

sang-

kané

saka

saka-

roné

AEFG-BCDH

III.9 nging ring nging nging nging nging nging ming ACDF-B-E-G-

Page 77: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

106

4 wa-

wê-

nang

isih

ana

nglaki

wê-

wê-

nang

isih

a-

nèng

laki

wa-

wê-

nang

isih

ana

nglaki

wa-

wê-

nang

isih

ana

nglaki

wa-

wê-

nang

mak-

sih a-

na

nglaki

wa-

wê-

nang

isih

ana

nglaki

wê-

wê-

nang

isih

anèng

laki

wê-

wê-

nang

misih

anèng

laki

H

III.9

5

ywa

gê-

gam-

pil

ywa

gê-

gam-

pil

yya

gê-

gam-

pil

ywa

gê-

gam-

pil

ywa

gê-

gam-

pil

yya

gê-

gêm-

pil

ywa

gê-

gam-

pil

ywa

gê-

gam-

pil

ABDEGH-C-F

III.

10.1

èkral

kang

dar-

bèni

èkrar

kang

dar-

bèni

èkral

kang

dar-

bèni

èkral

kang

dar-

bèni

èkral

kang

dar-

bèni

èkral

kang

dar-

bèni

èkral

kang

jagèni

èkrar

kang

dar-

bèni

ACDEF-BH-G

III.

10.3

wong

la-

nang

kang

darbé

wong

la-

nang

kang

darbé

wong

la-

nang

kang

darbé

wong

la-

nang

kang

darbé

wong

la-

nang

kang

darbé

wong

la-

nang

kang

darbé

wong

la-

nang

darbé

wong

la-

nang

kang

darbé

ABCDEFH-G

III.

10.5

bapa

kang

ngwè-

nèhi

bapa

kang

ngwè-

nèhi

bapa

kang

ngwè-

nèhi

bapa

kang

ngwè-

nèhi

bapa

kang

wè-

nèhi

bapa

kang

ngwè-

nèhi

bala

kang

ngwè-

nèhi

bapa

kang

ngwè-

nèhi

ABCDFH-E-G

III.

10.6

pa-

ngan-

ipun

pa-

ngan-

ipun

pa-

ngan-

ipun

pa-

ngan-

ipun

pa-

ngan

wau

pa-

ngan-

ipun

pa-

ngan-

ipun

pa-

ngan-

ipun

ABCDFGH-E

Page 78: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

107

III.

11.2

goni-

ra jê-

jo-

dhon

goni-

ra jê-

jo-

dhon

gèni-

ra jê-

jo-

dhon

goni-

ra ja-

jo-

dhon

goni-

ra jê-

jo-

dhon

goni-

ra jê-

jo-

dhon

goni-

ra jê-

jo-

dhon

goni

jêjo-

dhon

ABEFG-C-D-H

III.

12.1

winê-

ling

winê-

ling

winê-

ling

winê-

ling

winê-

ling

winê-

ling

winê-

ling

wini-

ling

ABCDEG-F-H

III.

12.5

lawan lawan lawan lawan lawan lawan lawan mi-

wah

ABCDEFG-H

III.

12.6

mi-

wah

mi-

wah

mi-

wah

mi-

wah

mi-

wah

mi-

wah

mi-

wah

lawan ABCDEGF-H

III.

13.2

nasti-

ti

nasti-

tèng

nasti-

ti

nasti-

ti

nasti-

ti

nasti-

ti

nasti-

ti

nasti-

tèng

ACDEFG-BH

III.

13.4

santa-

nabdi

santa-

nabdi

santa-

nabdi

santa-

nabdi

santa-

nabdi

santa-

nabdi

pan-

tan-

abdi

santa-

nabdi

ABCDEFH-G

III.

13.6

ka-

gung-

aning

ka-

gung-

aning

- ka-

gung-

ané

lawan

kaya-

nipun

Ka-

gung-

aning

ka-

gung-

aning

ka-

gung-

aning

ABFGH-C-D-E

III.

14.2

wis

wês-

paos

wis

was-

paos

- wis

was-

paos

wus

was-

paos

wis

was-

pados

wis

was-

paos

wis

was-

paos

A-BDGH-C-E-

F

III.

14.6

mring ing mring ing mring mring mring ing ACEFG-BDH

III.

15.3

wa-

don

sumê-

guh

wa-

don

sumê-

guh

wa-

don

suma-

guh

wa-

don

su-

mêng

wa-

don

su-

mêng

wa-

don

su-

mêng

wa-

dos

suma-

goh

wa-

don

su-

mêng

AB-C-DEFH-G

Page 79: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

108

guh guh guh guh

III.

15.4

bêcik

apa

bêcik

apa

bêcik

apa

bêcik

apa

bêcik

apa

bêcik

apa

bêcik

ana

bêcik

apa

ABCDEFH-G

III.

15.5

nglaki laki nglaki laki laki laki laki lagi AC-BDEFG-H

III.

16.1

laki-

nira

laki-

nira

laki-

nira

laki-

nira

lakên-

ira

laki-

nira

laki-

nira

laki-

nira

ABCDFGH-E

III.

16.3

mrina

liyané

mring

nali-

yané

mrina

liyané

mrina

liyané

mrina

liyané

mrina

liyané

mrina

liyané

mrina

liyané

ACDEFGH-B

III.

16.4

nung-

gil

nung-

gal

nung-

gil

nung-

gil

nung-

gil

nung-

gil

nung-

gil

nung-

gil

ACDEFGH-B

III.

16.5

ana

ala

bêcik

ala

ana

bécik

ana

ala

bêcik

ana

ala

bêcik

ana

ala

bêcik

ana

ala

bêcik

ana

ala

bêcik

ala

lan

bécik

ACDEFG-B-H

III.

16.6

panê-

moni-

pun

panê-

muni-

pun

panê-

muni-

pun

panê-

muni-

pun

panê-

moni-

pun

panê-

muni-

pun

panê-

muni-

pun

panê-

muni-

pun

AE-BCDFGH

III.

17.2

ywa

agé

ru-

mêng

kuh

ywa

agé

ru-

mêng

kuh

ywa

agé

ru-

mêng

kuh

ywa

agé

su-

mêng

guh

ywa

agé

ru-

mêng

kuh

yya

agé

ru-

mêng

kuh

ywa

agé

ru-

mêng

kuh

ywa

agé

ru-

mêng

kuh

ABCEGH-D-F

III.

17.3

lulus-

êna

lir

mau-

lulus-

êna

lir

mau-

pu-

pusê-

na

lan

lulus-

êna

lir

mau-

lulus-

êna

lir

mau-

lulus-

ana

lir

mau-

lulus-

êna

lir

mau-

lulus-

êna

lir

mau-

ABDEGH-C-F

Page 80: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

109

mau-

mau-

mau-

mau-

mau-

mau-

mau-

mau-

mau-

III.

17.6

nga-

jarna

nga-

jarna

nga-

jarna

ajar-

na

nga-

jarna

nga-

jarna

nga-

jarna

nga-

jarna

ABCEFGH-D

III.

18.1

êndi

ing-

kang

pini-

tayan

nguni

êndi

kang

pini-

tayan

nguni

êndi

ing-

kang

pini-

taya

nguni

êndi

ing-

kang

pini-

tayan

nguni

êndi

ing-

kang

pini-

tayan

nguni

êndi

ing-

kang

pini-

tayan

nguni

êndi

ing-

kang

pini-

tayan

nguni

êndi

ing-

kang

pini-

tayan

nguni

ADEFGH-B-C

III.

18.3

ywa ywa yya ywa ywa yya ywa ywa ABDEGH-CF

III.

18.4

ing

sih

ing

sih

êsih ing

sih

ing

sih

ing

sih

ing

sih

ing

sih

ABDEFGH-C

III.

18.5

trima-

ning

trima-

ning

trima-

ning

trima-

ning

trima-

ning

trima-

ning

trima-

ning

trima-

nên

ABCDEFG-H

III.

18.6

sira

tan-

tun

sira

tan-

tun

sira

tan-

tun

sira

tan-

tun

sira

tan-

tun

sira

tun-

tun

sira

tan-

tun

sara

tan-

tun

ABCDEG-F-H

III.

19.1

aca-

kup

pikir-

ing

kacu-

kup

pikir-

ing

kaca-

kup

pikir-

ing

kacu-

kup

ping

pikir

kacu-

kup

ping

pikir

kaca-

kup

pikir-

ing

- kacu-

kup

pikir-

ing

A-BH-CF-DE-

G

III.

19.2

sajro-

ning

sajro-

ning

sajro-

ning

sajro-

ning

san-

jro-

sajro-

ning

- sajro-

ning

ABCDFH-E-G

Page 81: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

110

ning

III.

19.4

ma-

rang

ma-

rang

lawan ma-

rang

ma-

rang

Ma-

rang

- ma-

rang

ABCDEFH-G

III.

19.6

ngê-

trap

ngê-

trip

ngê-

trip

ngê-

trap

ngê-

trip

Ngê-

trap

- ngê-

trap

ADFH-BCE-G

III.

20.2

kê-

pra-

bon

- - - - - ka-

pra-

bon

- A-BCDEFH-G

III.

20.3

sa-

pang-

kat-

pang-

katé

- - - - - sapa-

kat

pang-

katé

- A-BCDEFH-G

III.

20.4

iku

sa-

king

- - - - - iku

saling

- A-BCDEFH-G

Keterangan tabel:

Pu : pupuh, ditulis dengan angka Romawi, misal: I, II, III.

Ba : bait, ditulis dengan angka Latin pertama setelah pupuh,

misal: I.2….

Br : baris, ditulis dengan angka Latin kedua setelah bait,

misal: I.2.5

- pada kolom naskah : tidak ada

Page 82: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

111

- pada kolom keterangan: tanda pemisah tiap kelompok naskah.

Bacaan naskah H mengalami banyak kesalahan penulisan, misal kurang

sandangan vokal pada kata bêcik ditulis bêcak, sira ditulis sara dan lain

sebagainya. Begitu pula dengan naskah G, misal laki ditulis lagi, bapa ditulis bala

dan sebagainya. Penyalin menyalin secara otomatis tanpa memperhatikan isi

kalimat. Kalimat yang disalin hanya huruf-huruf, akibatnya seringkali terjadi

salah baca kemudian salah tulis sehingga tidak dapat dimengerti maknanya. Hal

ini juga terjadi pada naskah C yang mengalami lakuna pada beberapa barisnya,

yang disebut saut du meme au meme. Naskah C juga menggunakan gaya bahasa

yang agak berbeda dengan ketujuh naskah yang lain. Hal ini terbukti dengan

banyaknya frekuensi kemunculan ABDEFGH C dalam perbandingan bacaan di

atas.

Bacaan naskah E, F, G memiliki banyak kesamaan dengan naskah A

dibandingkan dengan keempat naskah yang lain, sehingga disimpulkan bahwa

naskah E, F, G disalin dari naskah A yang memiliki bacaan benar lebih banyak

dari naskah E, F, G. Sedangkan naskah H memiliki banyak kesamaan dengan

naskah B dibandingkan dengan keenam naskah yang lain, sehingga disimpulkan

bahwa naskah H disalin dari naskah B yang memiliki bacaan benar lebih banyak

dari naskah H. Naskah D memiliki banyak kesamaan dengan naskah B dan naskah

C, jadi naskah D berasal dari induk yang sama dengan naskah B dan naskah C

yang tidak diketahui asal usulnya. Namun karena naskah C mengalami lakuna

maka D tidak mungkin disalin dari naskah C.

Page 83: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

112

Berdasarkan perbandingan tahun penulisan, jumlah dan urutan pupuh,

bait, metrum dan perbandingan bacaan maka ditarik kesimpulan bahwa naskah

Darmawasita dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok:

Kelompok I terdiri atas naskah AEFG

Kelompok II terdiri atas naskah BH

Kelompok III terdiri atas naskah C

Kelompok IV terdiri atas naskah D

AEFG BH C D

3. Hubungan Pertalian Naskah

Berdasarkan perbandingan dan pengelompokan naskah maka hubungan

pertalian Darmawasita dapat digambarkan sebagai berikut:

Otografi

Arketip

x y

w q C B z

A G E F D H

Keterangan:

Naskah ACEFG dan BDH berasal dari sumber hiparketif yang berbeda karena

adanya perbedaan gaya bahasa misal BD menggunakan kata dhihin dan ACEFG

menggunakan kata dhingin. Hal ini kemungkinan dipengaruhi perbedaan asal

naskah. ACEFG berada pada hiparketif x karena frekuensi kemunculan bacaan

Page 84: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

113

sama lebih banyak dibandingkan naskah BDH yakni 1: 0,9. Selain itu juga

dipengaruhi kesalahan metrum pada tempat yang sama pada naskah CFG yakni

pada pupuh III, bait 2, baris ke-5 mengalami kelebihan metrum. Naskah C sebagai

naskah tertua dari kelompok ACEFG berada pada urutan pertama dan sejajar

dengan naskah wq yang menurunkan naskah AGEF. AG diturunkan dari naskah w

karena adanya kesamaan judul, jumlah bait dan frekuensi kemunculan bacaan

yang sama lebih banyak dari naskah-naskah yang lain. EF diturunkan dari naskah

q karena jumlah bait yang sama. C menjadi berbeda dengan AGEF karena naskah

C mengalami lakuna pada beberapa barisnya. AG menjadi berbeda dengan EF

karena perbedaan jumlah bait. BDH berasal dari y karena frekuensi kemunculan

bacaan yang sama lebih banyak dari naskah yang lainnya yakni 0,9: 0,8. Naskah B

menempati urutan pertama sebagai naskah tertua yang diturunkan dari y dan

sejajar dengan z yang menurunkan DH. Naskah DH diturunkan dari z karena

adanya kesalahan metrum pada tempat yang sama yakni pada pupuh II, bait 7,

baris ke-5 mengalami kelebihan metrum.

4. Penentuan Naskah Dasar

Naskah dasar ialah naskah asli atau mendekati asli yang dijadikan dasar

suntingan teks. Cara yang dapat ditempuh untuk memperoleh naskah asli atau

mendekati asli ialah dengan mengadakan perbandingan kata demi kata, kalimat

demi kalimat dan isi cerita yang terdapat dalam naskah yang menjadi objek

penelitian (Masyarakat Pernaskahan Nusantara).

Berdasarkan perbandingan yang telah dilakukan, maka naskah A dipilih

sebagai naskah dasar dalam suntingan. Sekalipun naskah A masih memerlukan

Page 85: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

114

tambahan atau bantuan dari ketujuh naskah lainnya dan bukan naskah yang paling

tua, namun naskah A memiliki kesalahan bacaan yang paling sedikit dibanding-

kan ketujuh naskah lainnya. Kesalahan bacaan yang dialami naskah A kebanyakan

berupa substitusi, sehingga makana tidak berubah. Selain itu naskah A mengan-

dung isi yang paling lengkap dan tidak menyimpang dari ketujuh naskah yang

lain. Kelengkapan tersebut ditunjukkan dengan adanya jumlah bait yang lebih

lengkap yakni pada bait ke-20 yang merupakan penutup atau kesimpulan naskah.

Naskah A juga tidak mengalami korup dalam penulisannya, sehingga isinya tidak

menyimpang dari ketujuh naskah yang lain. Tujuh naskah lainnya dijadikan

sebagai naskah pembanding dan pemberi masukan untuk memperbaiki atau

memberi koreksi atas bacaan dalam teks dasar dari segala macam kesalahan dan

kekurangan baik yang disengaja atau tidak.

5. Suntingan Teks Disertai Aparat Kritik dan Terjemahan

Naskah Darmawasita adalah naskah Jawa yang ditulis dalam aksara

Jawa. Oleh karena itu, dalam rangka penyuntingan teks perlu ditransliterasikan ke

dalam huruf Latin agar teks tersebut dapat dibaca oleh semua kalangan, bukan

hanya oleh orang–orang tertentu yang mengerti aksara, bahasa dan sastra Jawa.

Transliterasi adalah penggantian huruf demi huruf dari abjad satu ke abjad yang

lain (Edi S. Ekadjati 1980: 7). Namun karena sistem ejaan penulisan aksara Jawa

berbeda dengan sistem ejaan aksara Latin, maka dalam transliterasi ini digunakan

Pedoman Umum Bahasa Jawa Yang Disempurnakan (dalam Sudaryanto 1991).

Transliterasi dari huruf Jawa ke huruf Latin yang tidak sesuai dengan kaidah

Page 86: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

115

bahasa disesuaikan dengan ejaan penulisan yang benar sesuai pedoman yang

digunakan. Jadi pengalihan aksara ini menggunakan beberapa ketentuan yang

tidak terdapat atau tidak dimiliki dalam tata tulis aksara Latin sesuai dengan ejaan

penulisan bahasa Indonesia yang disempurnakan.

Bahasa Jawa bersifat silabis yaitu satu huruf menunjukkan atau me-

lambangkan satu suku kata. Penulisan aksara Jawa ditulis menjadi satu dengan

kata berikutnya. Kata-kata dalam bahasa Jawa dikenal adanya vokal “e” yang ber-

variasi. Beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan ialah

a. Vokal “e” pepet memakai tanda diakretik (…^…), misal pada kata triwêlas

`tiga belas`, winêling `dipesan/dinasihati`, dan lain sebagainya.

b. Vokal “e” taling memakai tanda diakretik (…´…), misal pada kata wétan

`timur`, térong `terong (nama sayur)` dan lain sebagainya.

c. Vokal “e” taling memakai tanda diakretik (…`…), misal pada kata èstri

`perempuan `, nèng `di` dan lain sebagainya.

Kritik teks yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode landasan

atau induk karena ada satu atau segolongan naskah yang unggul kualitasnya

dibandingkan naskah-naskah lain yang diperiksa dari sudut bahasa, kesastraan,

metrum dan lain sebagainya. Bacaan yang digunakan pertama adalah bacaan teks

dasar. Jika ada bacaan atau metrum yang salah dalam naskah dasar, maka diganti

berdasarkan bacaan dalam naskah pembanding. Penggantian tersebut disesuaikan

dengan tata bahasa, makna dan kelengkapan teks. Bacaan yang diganti dengan

menambah atau mengurangi tersebut dicatat dalam aparat kritik sebagai

pertanggungjawaban terhadap perbaikan dan perubahan yang dilakukan dalam

Page 87: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

116

teks dasar. Beberapa tanda yang digunakan dalam transliterasi terhadap naskah

Darmawasita yakni

a. Angka Romawi menunjukkan urutan pupuh misal I. Dhandhanggula, II.

Kinanthi, dan lain sebagainya.

b. Angka Arab di sebelah kiri pada permulaan bait menunjukkan urutan bait misal

1, 2, 3 dan seterusnya.

c. Urutan baris atau larik disusun ke bawah untuk memberikan kemudahan

pemahaman isi teks. Bila terjadi ketidakajegan spasi pada lajur kiri bermaksud

menyesuaikan terjemahan yang berada pada lajur kanan. Selain itu juga dibatasi

margin kanan selebar 3 cm.

d. Angka Arab kecil yang berada di atas menunjukkan nomor kritik teks misal

pamardining1, 4ing pesthi4, 13momong putra maru santanabdi13 dan lain

sebagainya.

e. Angka yang berada dalam tanda kurung […] menunjukkan pergantian halaman

naskah misal [164], [165] dan seterusnya.

Berikut ini disajikan suntingan teks Darmawasita beserta terjemahannya

dalam bahasa Indonesia.

Suntingan Teks

Darmawasita

I. Dhandhanggula

1. Mrih sarkara pamardining1 siwi

winursita dènira manitra

Agar menyenangkan da-

lam mendidik anak.

Nasihat tersebut ditulisnya

Page 88: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

117

nujwari Salasa Wagé

triwêlas sasi Mulud2

kasanga Dal sangkalèng warsi

winêling anêngaa

sariranta iku

mring iki wasitaningwang

marang sira putrèngsun jalu lan èstri

muga padha èstokna

(Mangkunegara IV)

pada hari Selasa Wagé

(nama hari pasaran ke-4),

13 bulan Mulud,

mangsa kasanga (musim

ke-9, 1 Mar – 25 Mar,

musim hujan ketika se-

rangga malam bersuara)

tahun Dal (tahun ke-5

dalam windu) dengan

sengkalan

“winêling (7) anêngaa (0)

sariranta (8) iku (1)”

(dirimu dipesan untuk

memperhatikan itu yakni)

(1807 Jawa)

nasihatku ini.

Kepada kalian anakku

laki-laki dan perempuan,

semoga kalian melaksana-

kannya dengan sungguh-

sungguh.

Page 89: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

118

2. rèhné sira wus diwasa sami

sumurupa lakuning3 agêsang

sun tuturi kamulané

manungsa èstri jalu

pêpantaran dènya dumadi

nèng dunya nut agama

jalu èstri dhaup

mangka kanthining agêsang

lawan kinèn marsudi dawakkên wiji

ginawan budidaya

Oleh karena kalian sudah

dewasa,

ketahuilah cara menjalani

kehidupan.

Kuberitahu bahwa pada

mulanya

manusia laki-laki dan pe-

rempuan

sebagai perantaraan kehi-

dupannya

didunia, menurut agama

laki-laki dan perempuan

menikah

sebagai kewajiban dalam

kehidupan

dan supaya berusaha me-

neruskan keturunan,

diberi daya upaya.

3. yèka mangka srananing dumadi

tumanduking marang saniskara

manungsa apa kajaté

Hal tersebut sebagai

sarana untuk hidup

yang diterapkan dalam

segala hal.

Apapun keinginannya/ci-

Page 90: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

119

sinêmbadan sakayun

yèn dumu[163]nung mring wolung warni

ingaran asthagina

iku têgêsipun

wolung pédah tumrapira

marang janma margané mrih sandhang bukti

kang dhingin winicara

ta-cita manusia

akan tercapai

jika mengamalkan/menja-

lankan delapan hal

yang disebut Asthagina.

Itu artinya

delapan manfaat bagimu,

bagi manusia sebagai jalan

untuk mendapatkan san-

dang pangan.

Yang pertama dibicara-

kan.

4. panggaotan gêlaring pambudi

warna-warna sakaconggahira

nut ing jaman kalakoné

rigên ping kalihipun

dadi pamrih marang pakolih

mata pencaharian, sebagai

perwujudan usaha

yang bermacam-macam

sesuai dengan kemampu-

annya

menyesuaikan kondisi

jaman.

Yang ke-2 cekatan,

sebagai tujuan untuk men-

dapatkan hasil yang mak-

simal.

Page 91: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

120

katri gêmi garapnya

margané mrih cukup

ping pat nastiti pamriksa

iku dadi marganing 4wêruh ing pêsthi4

lima wruh étung ika

Yang ke-3 bersikap hemat,

agar supaya cukup.

Yang ke-4 mengamati

dengan teliti,

itu sebagai jalan untuk

mengetahui yang semes-

tinya.

Lima bisa memperhitung-

kan/memperkirakannya,

5. watêk adoh mring butuh sahari

kaping nênêm tabêri têtanya

ngundhakkên marang kawruhé

ping pitu nyêgah kayun

pêpènginan kang tanpa kardi

tan boros marang arta

sugih watêkipun

ping wolu nêmêning sêja

artinya tak hanya untuk

kebutuhan sehari.

Yang ke-6 tidak malu

bertanya

untuk meningkatkan pe-

ngetahuan.

Yang ke-7 mencegah ke-

inginan,

keinginan yang tidak ber-

guna,

tidak boros uang (hemat)

pangkal kaya,

Yang ke-8 sungguh-

Page 92: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

121

watêkira sarwa glis ingkang kinapti

yèn bisa kang mangkana

sungguh berniat dalam

mencapai cita-cita.

wataknya serba cepat pada

apa yang dikehendaki.

Jika bisa yang demikian,

6. angêdohkên durtaning kang ati

anyêdhakkên rahayuning raga5

dènandêl mring sêsamané

lan malih wêkasingsun

aja tuman utang lan silih

anyudakkên dêrajat

camah wêkasipun

kasoran prabawanira

mring kang potang lawan kang sira silihi

6nyatané angrêrêpa6

menjauhkan hati yang

jahat,

mendekatkan keselamatan

diri,

dipercaya orang lain.

Dan pesanku lagi,

jangan terbiasa berhutang

dan meminjam,

menurunkan derajat/harga

diri.

Akhirnya tidak dihormati

lagi,

perbawanya kalah.

kepada yang meminjam-

kan dan yang kamu pin-

jami,

kenyataannya meminta be-

las kasihan/mengiba-iba.

Page 93: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

122

7. luwih lara-laraning kang ati

ora kaya wong tininggal arta

kang wus ilang piandêlé

lipuré mung yèn turu

lamun tangi sungkawa malih

yaiku ukumira

wong nglirwakkên tuduh

ingkang aran budidaya

têmah papa asor dènira dumadi

tan amor lan sê[164]sama

Lebih sakit dari sakitnya

hati,

tidak seperti orang yang

ditinggalkan harta/uang,

yang telah kehilangan

kepercayaan dirinya.

Terhibur hanya saat tidur,

ketika bangun bersedih

lagi.

Itulah hukumannya.

Orang yang melupakan

ajaran

yang disebut budidaya

(usaha),

pada akhirnya menemui

celaka dan hina dina

hidupnya,

dikucilkan masyarakat.

8. kaduwungé saya angranuhi

sanalika kadi suduk jiwa

èngêt mring kaluputané

Penyesalannya semakin

bertambah,

tiba-tiba seperti ingin

bunuh diri,

sadar akan kesalahannya.

Page 94: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

123

yèn kêna putraningsun

aja kadi kang wus winuni

dupèh wus darbé sira

panci pancèn cukup

bêcik linawan gaota

kang supaya kayumanan ing dumadi

7panulak mring sangsara7

Jika bisa anakku,

jangan seperti yang sudah

kukatakan tadi.

Mentang-mentang sudah

memiliki

bagian tanah yang men-

janjikan dan mencukupi,

akan lebih baik jika di-

sertai bekerja/usaha

agar selalu selamat dan se-

jahtera dalam kehidupan,

sebagai penolak terhadap

kesengsaraan.

9. rambah malih wasitaning siwi

kawikana patraping agêsang

kang kanggo ing salawasé

manising nêtya luruh

angêdohkên mring salah tampi

Sekali lagi nasihatku un-

tuk ananda,

ketahuilah cara menjalani

kehidupan

yang berguna untuk sela-

manya

Roman muka yang tenang/

lembut

menjauhkan salah paham.

Page 95: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

124

wong kang trêpsilèng tata

tan agawé rêngu

wicara lus kang mardawa

iku datan kasêndhu marang sêsami

wong kang rumakêt ika

Orang yang sopan santun

dan bertata krama

tidak membuat marah.

Berbicara halus dengan

lemah lembut

itu tidak ditegur/dicela

orang lain

orang yang ramah/bersa-

habat itu

10. karya rêsêp mring réwangé linggih

wong kang manut mring caraning bangsa

watêk jêmbar pasabané

wong andhap asor iku

yêkti oleh panganggêp bêcik

wong mênêng iku nyata

nèng jaban pakéwuh

membuat senang orang

lain.

Orang yang mengikuti tata

cara dimana ia tinggal,

pergaulannya luas (memi-

liki banyak teman/relasi).

Orang yang rendah hati itu

pasti mendapat penilaian

yang baik.

Orang yang tidak banyak

bicara itu sesungguhnya

terlihat memiliki rasa

sungkan.

Page 96: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

125

wong prasaja solahira

iku ora gawé éwa kang ningali

wong nganggo têpanira

Orang yang bersahaja

dalam tingkah lakunya

itu tidak membuat iri yang

melihat.

Orang yang menggunakan

diri sendiri sebagai ukuran

11. angêdohkên mring dosa sayêkti

wong kang èngêt iku watêkira

adoh marang bilahiné

mangkana wulangipun8

wong kang amrih arjaning dhiri

yèku pangulahira

batin ugêripun

ing lair gêrbaning basa

yèka aran kalakuan ingkang bêcik

margané mring utama

sesungguhnya

menjauhkan dosa.

Orang yang ingat/sadar

diri (eling) itu

pangkal jauh dari celaka.

Demikian pengajaran/na-

sihatnya

Orang yang menginginkan

keselamatannya dirinya

itu yang dilakukannya

berdasarkan kata hati.

Secara lahir sebagai

rangkaian bahasa.

Itu disebut tingkah laku

yang baik,

sebagai sarana menuju ke-

utamaan.

Page 97: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

126

12. pêpuntoné gonira dumadi

ngugêmana mring catur upaya

mrih tan bingung pamusthiné

kang dhingin wêkasingsun

anirua marang kang[165] bêcik

kapindho anuruta

mring kang bênêr iku

katri gugua kang nyata

kaping paté miliha9 ingkang pakolih

dadi kanthi nèng donya

Kesimpulannya kehidup-

anmu

berpeganglah pada catur

upaya (4 usaha),

supaya tidak bingung arah

hidupnya.

Nasihatku yang pertama,

tirulah hal yang baik,

ke-2 taatilah

yang benar itu,

ke-3 ikutilah yang nyata

yang ke-4 pilihlah yang

bermanfaat

sebagai pedoman/bekal

hidup di dunia.

II. Kinanthi

1. déné wulang kang dumunung

pasuwitan jalu èstri

lamun srêgêp watêkira

tan karya gêla kang nuding

Sedangkan pengajaran bagi

pengabdian lelaki maupun pe-

rempuan/pasangan suami istri

(ialah)

jika kalian berwatak rajin,

tidak mengecewakan yang

Page 98: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

127

pêthêl iku datan dadya

jalaran duka sayêkti

memerintah.

Rajin bekerja itu tidak

menjadi penyebab kemarahan.

2. têgên iku watêkipun

akarya lêga kang nuding

wêkêl marganing pitaya

déné ta pangati-ati

angêdohkên kaluputan

iku marganing lêstari

Teliti itu sifatnya

membuat lega yang memerin-

tah.

Tekun membuat dipercaya

sedangkan berhati-hati

menjauhkan kesalahan.

Itu yang membuat kekal.

3. lawan malih wulangingsun10

margané wong kanggêp nglaki

dudu guna japa mantra

pèlèt dhuyung sarat dhêsthi

dumunung nèng patrapira

kadi kang winahya iki

Dan lagi nasihatku

penyebab seorang istri disa-

yangi suami

bukan karena guna-guna,

mantera,

pelet cinta, jimat dan cara-cara

yang jahat,

tetapi terletak pada tingkah

lakunya,

seperti yang akan kujelaskan

ini.

4. wong wadon kalamun manut

yêkti rinêmênan nglaki

Seorang wanita yang penurut

jelas disukai suami.

Page 99: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

128

miturut marganing wêlas

mituhu margané asih

mantêp marganirèng trêsna

yèn têmên dènandêl nglaki

Taat membuat disayangi,

setia membuat dikasihi,

mantap membuatnya berada

dalam cinta,

jika rajin akan diandalkan sua-

mi.

5. dudu pangkat dudu turun

dudu brana lawan warni

ugêré wong palakrama

wruhanta dhuh anak mami

mung nurut nyondhongi karsa

rumêksa kalayan wadi

Bukan pangkat bukan ketu-

runan

bukan harta dan wajah/rupa

yang menjadi dasar seseorang

untuk menikah.

Ketahuilah wahai anakku,

hanya taat dan menyetujui ke-

mauan,

menjaga dan rahasia.

6. basa nurut karêpipun

apa sapakoné nglaki

ingkang wajib linaksanan11

tan suwala lan baribin

lêjaring nêtya saranta

tur rampung tan 12mindho kardi12

Kata taat maksudnya

apapun perintah suami

wajib dilaksanakan

tanpa melawan dan beralasan,

disertai roman muka yang

sabar.

Selain itu juga bisa menyele-

Page 100: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

129

saikan tugas tanpa dua kali

kerja.

7. déné condhong têgêsipun

ngrujuki karsaning laki

saniskara solah bawa

tan nyatur[166] nyampah maoni

apa kang lagi rinênan

opènana kang gumati

Sedangkan setuju artinya

menyepakati kemauan suami,

semua tingkah laku

tidak membicarakan keburuk-

annya, mencela dan memban-

tah.

Apa yang sedang disenangi

peliharalah dengan baik.

8. wong rumêksa dunungipun

sabarang darbèking nglaki

miwah sariraning priya

kang wajib sira kawruhi

wujud13 warna cacahira

êndi bubuhaning èstri

Orang yang menjaga tempat

tinggalnya atau rumah tangga-

nya.

apapun milik suami

dan diri atau segala hal ten-

tang pria

yang wajib engkau ketahui

berwujud macam-macam jum-

lahnya.

Mana harta bawaan istri,

Page 101: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

130

9. wruha sangkan paranipun

pangrumaté dènnastiti

apadéné guna kaya

tumanjané dènpatitis

karana bangsaning arta

iku jiwanirèng lair

ketahuilah asal harta tersebut,

perawatannya harus hati-hati

sekali,

terutama soal nafkah.

Kegunaannya harus tepat atau

jelas

karena berwujud uang.

Itu nyawa lahiriah.

10. basa wadi wantahipun

solah bawa kang piningit

yèn kalair dadya ala

saru tuwin anglingsêmi

marma sira dèn abisa

nyimpên wadi ywa14 kawijil

Rahasia sesungguhnya

tingkah laku yang ditutupi,

jika terungkap maka menjadi

buruk,

tidak pantas dan memalukan.

Sebaiknya engkau bisa me-

nyimpan rahasia,

jangan sampai diketahui orang

lain.

III. Mijil

1. wulang èstri kang wus palakrami

lamun pinitados

amêngkoni mring balé wismané

Pengajaran bagi wanita yang

sudah berumah tangga.

Jika dipercaya

mengatur rumah tangganya,

Page 102: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

131

15momong putra maru santanabdi15

dèn angati-ati

ing sadurungipun

mengasuh anak, madu, sa-

nak saudara dan hamba,

Lakukanlah dengan hati-

hati.

Sebelum

2. tinampanan waspadakna dhingin

solah bawaning wong

ingkang bakal winêngku dhèwèké

miwah watak pambêkané16 sami

sinuksma ing batin

sarta dipunwanuh

diterima, perhatikan terlebih

dahulu

tingkah laku orang

yang akan kalian atur atau

kuasai

dan semua watak atau budi

pekerti mereka.

Pahami benar dalam hati

serta kenalilah.

3. lan takona padataning kang wis

caraning lêlakon

miwah saru sêsikuné

sêsirikan kang tan dènrêmêni

rungokêna dhingin

dadi tanpa kéwuh

Dan tanyakanlah kebiasaan

yang sudah ada,

cara bertingkah laku

dan apa yang tidak pantas

beserta konsekuensinya,

Hal-hal yang tidak disukai

dengarkan dahulu,

jadi tidak ada kesulitan.

Page 103: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

132

4. tumraping rèh pamanduming panci

tatané ing kono

umatura dhingin mring priyané

yèn panuju ana ing asêpi

ywa kongsi baribin

saru yèn rinungu

Dalam hal pembagian tanah

sebagai bekal masa depan

sesuai tata cara disitu,

bertanyalah dahulu kepada

suami

jika kebetulan sedang tidak

ada orang.

Jangan sampai bertengkar

tidak pantas jika didengar-

kan.

5. bokmanawa lingsêm têmah runtik

dadi tanpantuk don [167]

déné lamun ingulap nêtyané

datan rêngu ririh ing panggalih

banjurna dèra ngling

lawan têmbung alus

Barangkali malu dan sakit

hati,

sehingga tidak mendapat

tempat.

Sedangkan ketika raut mu-

kanya agak khawatir atau

takut,

tidak marah dan sudah ber-

kurang/ reda sakit hatinya,

lanjutkanlah bicaramu

dengan kata-kata yang lem-

but.

Page 104: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

133

6. anyuwuna wulang wêwalêring

gonira lêlados

lawan êndi kang dènwênangaké

marang sira wajibing pawèstri

anggonên salami

dimèn aja padu

Mintalah nasihat dan pera-

turan

dalam kamu melayani

serta hal mana yang diper-

bolehkan

untukmu sebagai kewajiban

seorang istri.

Terapkanlah selamanya

supaya tidak bertengkar.

7. awit wruha kukumé jêng nabi

kalamun17 wong wadon

ora wênang andhaku darbèké

priya lamun durung dènlilani

mangkono wong laki

tan wênang andhaku

Karena itu ketahuilah hu-

kum sang nabi

bahwa seorang istri

tidak berwenang untuk me-

nguasai harta benda

suaminya jika belum direla-

kan (diserahkan sepenuh-

nya)

Demikian pula seorang

suami tidak berwenang me-

nguasai

8. mring gawané wong wadon kang asli

harta benda istri yang

dimiliki sejak ia belum

Page 105: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

134

tan kêna dènêmor

lamun durung ana palilahé

yèn sajroning salaki sarabi

wimbuh rajatadi

iku jênêngipun

menikah.

Harta tersebut tidak boleh

engkau campur,

jika belum ada ijin darinya.

Ketika berumah tangga

harta benda bertambah,

harta itu disebut

9. gana-gini padha andarbèni

lanang lawan wadon

wit sangkané sangka sakaroné

nging wawênang isih ana nglaki

marma ywa gêgampil

rajatadi mau

gana-gini yang merupakan

milik bersama

(baik) suami maupun istri

sebab berasal dari keduanya,

tetapi wewenang masih ber-

ada di pihak suami.

Sebaiknya jangan mengang-

gap mudah /menyepelekan

soal harta tersebut.

10. gana-gini ékral kang darbèni

saduman wong wadon

kang rong duman wong lanang kang darbé

lamun duwé anak jalu èstri

Keputusan yang berlaku atas

gana-gini yaitu

satu bagian untuk pihak wa-

nita,

yang dua bagian menjadi

milik pria.

Jika mempunyai anak laki-

Page 106: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

135

bapa kang ngwènèhi

sandhang panganipun

laki atau perempuan,

bapak yang bertanggung-

jawab untuk memenuhi

sandang pangannya.

11. pama pêgat mati tuwin urip

gonira jêjodhon

iku ora sun tutur kukumé

wawênangé ana ing surambi

ing mêngko balèni

tutur ingsun mau

Seumpama cerai mati atau-

pun hidup

dalam kalian membina ru-

mah tangga,

hal tersebut tidak aku nasi-

hati hukumnya,

wewenangnya ada di Kan-

tor Urusan Agama.

Selanjutnya kembali pada

nasihatku tadi.

12. yèn wus sira winulang winêling

wêwalêré condhong

lan priyanta ing bab pamêngkuné

balé wisma putra maru abdi

lawan rajatadi

Jika kamu sudah dinasihati

dan dipesan

larangan serta keinginannya,

dan suamimu dalam hal me-

ngatur

rumah tangga, anak, madu,

hamba

dan harta

Page 107: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

136

miwah kayanipun serta kekayaannya,

13. iku lagi tampa[168]nana nuli

kang nastiti batos

tinulisan apa saanané

tadhah putra sêlir santanabdi

miwah rajatadi

kagunganing kakung

semuanya itu terimalah se-

gera

dengan hati yang waspada,

ditulis apa adanya

kebutuhan pangan anak, ma-

du, kerabat, hamba

harta dan

milik suami.

14. yèn wus slêsih gonira nampani

sarta 18wus waspaos18

aturêna layang pratélané

mring priyanta paran ingkang kapti

ngêntênana malih

mring pangatakipun

Jika sudah kamu terima de-

ngan seksama

dan sudah jelas,

berikanlah surat pemberita-

huannya

kepada suamimu dan bagai-

mana keinginannya.

Nantikanlah lagi

perintahnya

15. kang supaya aja dènarani

wong wadon sumaguh

bokmanawa gêla ing batiné

bêcik apa ginrayangan mèlik

supaya tidak disebut

perempuan sombong.

Barangkali hatinya kecewa.

Apa baiknya dianggap pu-

Page 108: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

137

mring kayaning nglaki

tan yogya satuhu

nya pamrih

terhadap kekayaan/harta su-

ami,

sungguh tidak pantas.

16. ing sanadyan lakinira bêcik

momong mring wong wadon

wêkanana kang mrina liyané

jêr manungsa datan nunggil kapti

ana ala bêcik

ing panêmunipun19

Sekalipun suamimu baik,

pengertian dan sabar kepada

istri,

berhati-hatilah terhadap

yang lain

karena manusia tidak selalu

berkehendak sama,

ada yang baik dan buruk

dalam pendapatnya.

17. lamun kinèn banjur ambawani

ywa age rumêngkuh

lulusêna lir mau-mauné

aja nyuda aja amuwuhi

tampanan batin

ngajarna awakmu

Jika disuruh kemudian me-

nguasai,

jangan cepat-cepat memper-

lakukan dengan baik.

Teruskanlah seperti yang

sudah-sudah.

Jangan mengurangi jangan

menambahi,

terimalah di dalam hati.

Ajarlah dirimu,

Page 109: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

138

18. êndi ingkang pinitayan nguni

amêngku ing kono

lêstarèkna ywa lirip atiné

slondohana lêlipurên ing sih

mrih trimaning ati

kêna sira tantun

mana yang lebih dahulu di-

percaya

untuk berkuasa disitu.

Dukunglah jangan sampai

lemah hatinya (patah se-

mangat),

dekatilah dan hiburlah de-

ngan kasih.

Ambillah hatinya supaya

menerima

dan dapat kamu tanyai mau

atau tidak

19. yen wus cakêp kacakup20 pikiring

wong sajroning kono

lawan uwis mêtu piandêlé

marang sira ora walang ati

iku sira lagi

ngêtrip21 pranatanmu

Jika sudah cakap dan

mengerti cara berfikir

orang di dalamnya

serta sudah muncul keperca-

yaanya,

tidak khawatir lagi dengan-

mu,

barulah kamu

melaksanakan peraturanmu.

20. wêwatoné nyangga sandhang bukti

Prinsipnya dalam pemenuh-

an sandang pangan (ialah)

Page 110: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

139

nganakakên kêprabon

jalu èstri sapangkat pangkaté

iku saking pamêtu sêsasi

utawa sawarsi

pira gunggungipun[169]

menyediakan kebutuhan ru-

mah tangga.

Lelaki dan perempuan apa-

pun kedudukannya,

itu didasarkan dari pengha-

silan sebulan

atau setahun,

berapapun jumlahnya.

Page 111: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

1

Tabel 6

Tabel Aparat Kritik

No P B.b Naskah Edisi

1 I 1.1 A: pamêrdining

B: pamardining

C: pamrêdining

D=G=H=B

E=F=A

pamardining #

2 I 1.4 A: Mulut

B: Mulud

C=E=F=A

D=G=H=B

Mulud #

3 I 2.2 A: lakoning

B: lakuning

C=D=E=F=H=B

G=A

lakuning#

4…4 I 4.10 A: wêruh pawèsthi

B: wêruh ing pasthi

C: wêruh pawèstri

D=E=A

F: wêruh pawèsti

G=B

H: wêruh ing pêsthi

Wêruh ing pêsthi #

Page 112: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

2

5 I 6.2 A: badan

B: raga

C=D=E=H=A

F: ngangga

G=A

raga #

6…6 I 6.10 A: nyatané angrarêpa

B: tandhané angrêrêpa

C: nyatané angrêrêpa

D=E=G=C

F=A

nyatane angrêrêpa #

7…7 I 8.10 A: manulak mring

sangsara

B: panulak mring sangsara

C=D=E=F=H=B

G: manulak mring

sangsaya

panulak mring sangsara @

8 I 11.4 A: sulangipun

B=D=E=F=H=A

C=wulangipun

G=C

wulangipun #

9 II 12.9 A: milia

B: miliha

miliha #

Page 113: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

3

C=D=E=F=A

G=H=B

10 II 3.1 A: wulangipun

B: wulangingsun

C=B

D=E=F=G=H=A

wulangingsun @

11 II 6.3 A: linêksanan

B: linaksanan

C=D=E=F=H=B

G: linêkasan

linaksanan #

12 II 6.6 A: pindho

B: mindho

C=D=E=F=H=B

G=A

mindho @

13 II 8.5 A: ujut

B: wujud

C: ujud

D=G=H=B

F=A

E: wujut

wujud #

14 II 10.6 A: wwa

B: ywa

C=D=E=F=G=H=B

ywa #

Page 114: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

4

15…15 III 1.4 A: among putra maru

sêntanabdi

B: momong putra maru

santanabdi

C: momong putra maru

santana lan abdi

D=E=F=H=B

E=A

momong putra maru

santanabdi #

16 III 2.4 A: pambêgkané

B=D=E=F=H=A

C: pambêkané

pambekane #

17 III 7.2 A: kêlamun

B: kalamun

C=D=E=F=G=H=B

kalamun #

18…18 III 14.2 A: wis wêspaos

B: wis waspaos

C: -

D=G=H=B

E: wus waspaos

F=B

wus waspaos #

19 III 16.6 A: panêmonipun

B: panêmunipun

panêmunipun #

Page 115: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

5

C=D=F=G=H=B

E=A

20 III 19.1 A: acakup

B: kacukup

C: kacakup

D=E=H=B

F=C

G: -

kacakup #

21 III 19.6 A: ngêtrap

B: ngêtrip

C=E=B

D=F=H

G: -

ngêtrip #

Keterangan tabel:

No. : nomor kritik teks, misal: 1, 18….18, dan seterusnya.

P : pupuh, misal: I, II dan seterusnya.

B. b : bait, baris; misal: 3.1, 7.2 dan seterusnya.

# : perbaikan secara linguistik, misal: kalamun # dan lain sebagainya. @ : perbaikan karena ketatabahasaan, misal: mindho@. - : tidak ada

Page 116: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

6

B. Kajian Isi

Kandungan isi naskah Darmawasita diungkapkan dengan teknik analisis

interpretasi berdasarkan hasil yang telah didapat dalam analisis pertama yang

berupa suntingan dan terjemahan. Darmawasita memberikan suatu gambaran

pendidikan watak atau budi pekerti dalam membina rumahtangga dan pergaulan

sehari-hari dengan orang lain. Pendidikan tersebut diberikan oleh seorang ayah

kepada anak-anaknya menurut alam pikiran orang Jawa yang berada dalam

sebuah lingkungan priyayi. Hal ini dinyatakan karena teks Darmawasita ditulis

oleh K.G.P.A.A Mangkunegara IV kepada putra-putrinya. Namun tak tertutup

kemungkinan untuk diterapkan masyarakat pada umumnya dengan penyesuaian

seperlunya.

1. Pendidikan Watak dalam Membina Rumah Tangga

Menurut agama apapun, seorang manusia tidak baik bila sendirian di

dunia, maka diciptakanNya manusia laki-laki dan perempuan untuk dapat saling

melengkapi dan menjadi teman hidup. Sejak awal mereka diciptakan untuk

berpasangan, kecuali jika ada panggilan spiritual yang mengharuskan mereka

untuk tidak memiliki pasangan, seperti rama, bruder, suster atau biksu. Dua

manusia yang memutuskan untuk berpasangan harus diikat dengan pernikahan

dan meneruskan keturunan. Demikianlah perintah Sang Pencipta, seperti yang

dinyatakan dalam pupuh I, Dhandhanggula, bait 2-3, baris 1 dan 2 berikut.

Page 117: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

7

2. rèhné sira wus diwasa sami

sumurupa lakuning agêsang sun tuturi kamulané manungsa èstri jalu pêpantaran dènya dumadi nèng dunya nut agama jalu èstri dhaup mangka kanthining agêsang lawan kinèn marsudi dawakkên wiji ginawan budidaya

3. yèka mangka srananing dumadi

tumanduké marang saniskara …

Oleh karena kalian sudah de-wasa, ketahuilah cara menjalani ke-hidupan. Kuberitahu bahwa pada mula-nya manusia laki-laki dan perem-puan sebagai perantaraan kehidupan didunia, menurut agama laki-laki dan perempuan menikah sebagai kewajiban dalam kehidupan dan supaya berusaha me-neruskan keturunan, diberi daya upaya. Hal tersebut sebagai sarana untuk hidup yang diterapkan dalam segala hal. …

Pernikahan yang diikuti perkawinan membentuk sebuah rumah tangga. Namun

rumah tangga terbentuk bukan hanya bermodal kedewasaan jasmani tetapi juga

kedewasaan rohani. Faktor yang ikut mempengaruhi kadar kedewasaan rohani

ialah pendidikan watak yang diperoleh dalam keluarga terutama dari orang tua

dan usaha/upaya untuk melaksanakannya. Oleh karena itu manusia diberi daya

upaya (akal budi) dengan tujuan memberikan bimbingan dalam melaksanakan

berbagai macam usahanya dalam kehidupan. Salah satu diantaranya berkaitan

dengan hidup rumah tangga. Darmawasita memberikan beberapa bentuk

pendidikan watak dalam hidup berumah tangga antara lain: a) kemandirian dalam

memenuhi kebutuhan sandang pangan keluarga, b) kesadaran akan tugas dan

peran suami istri dalam rumah tangga.

Page 118: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

8

a. Kemandirian dalam memenuhi kebutuhan sandang pangan keluarga.

Dalam Darmawasita, K.G.P.A.A Mangkunegara IV memberikan

sebuah rumus dalam memenuhi kebutuhan sandang pangan yang disebut

Asthagina, yakni pada pupuh I, Dhandhanggula, bait 3, baris 3-9 berikut.

3. ... manungsa apa kajaté sinêmbadan sakayun yèn dumunung mring wolung warni ingaran asthagina iku têgêsipun wolung pédah tumrapira marang janma margané mrih sandhang bukti

… Apapun keinginannya/ci-ta-cita manusia akan tercapai jika mengamalkan/menja-lankan delapan hal yang disebut Asthagina. Itu artinya delapan manfaat bagimu, bagi manusia sebagai ja-lan untuk mendapatkan sandang pangan. …

Asthagina menguraikannya menjadi delapan hal, berasal dari kata astha: delapan

dan gina: manfaat, yakni delapan manfaat bagi manusia sebagai jalan untuk

mendapatkan sandang pangan. Delapan manfaat itu ialah panggaotan, rigên,

gêmi, nastiti pamriksa, wruh étung, tabêri têtanya, nyêgah kayun, dan nêmêning

sêja.

1) Panggaotan ‘mata pencaharian’

Hal pertama yang harus dilakukan dalam memenuhi kebutuhan hidup

sandang pangan ialah bekerja. Orang yang mau bekerja akan mandapatkan

penghasilan. Penghasilan digunakan sebagai sarana untuk mencukupi

kebutuhan. Pada umumnya dalam sebuah lingkup rumah tangga, tugas ini

diemban oleh seorang kepala keluarga. Namun jika ada seorang istri yang

bekerja juga, maka tidak menjadi masalah asalkan istri tersebut tetap dapat

Page 119: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

9

menjalankan peranannya dalam rumah tangga dengan baik pula. Perihal

tentang pekerjaan atau mata pencaharian ini disebutkan dalam pupuh I,

Dhandhanggula, bait 3 baris 10-bait 4, baris 1-3 berikut.

3. … kang dhingin winicara

4. panggaotan gêlaring pambudi warna-warna sakaconggahira nut ing jaman kalakoné

… Yang pertama dibicarakan mata pencaharian sebagai per-wujudan usaha yang bermacam-macam sesuai dengan kemampuannya menyesuaikan kondisi jaman. …

Seiring dengan perkembangan jaman semakin beragam pula pekerjaan yang

dilakukan dan diciptakan manusia. Hal tersebut membuktikan bahwa

kemampuan manusia juga terus berkembang karena mereka memiliki akal

budi. Jadi manusia bekerja dengan kemampuan yang juga dipengaruhi kondisi

jaman. Akibatnya ada pekerjaan yang terus dikembangkan dan ada pula

pekerjaan yang ditinggalkan karena tidak dapat dijadikan sumber

penghidupan.

2) Rigên ‘cekatan’

Keberhasilan dalam melakukan usaha atau pekerjaan juga

dipengaruhi oleh watak si pekerja, salah satunya watak cekatan. Cekatan

dalam segala hal baik dalam berpikir dan bertindak yang disertai rasa

tanggungjawab, artinya watak cekatan dikembangkan tanpa merugikan pihak

lain, diri sendiri dan usaha atau pekerjaan yang ditekuni. Watak cekatan ini

disebutkan dalam pupuh I, Dhandhanggula, bait 4, baris 4 dan 5 berikut.

Page 120: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

10

4. … rigên ping kalihipun dadi pamrih marang pakolih

… Yang ke-2 cekatan, sebagai tujuan untuk mendapat-kan hasil yang maksimal. …

Kesuksesan yang disebutkan sebagai hasil yang maksimal dalam kutipan di

atas menjadi dambaan setiap orang. Apalagi bila mengingat bahwa kebutuhan

seorang pribadi akan terus bertambah dan berkembang seiring dengan

berjalannya waktu. Sebuah kesuksesan selalu ingin diraih karena memberikan

harapan atau bahkan jaminan terpenuhinya kebutuhan hidup, walaupun

mungkin tidak secara mutlak.

3) Gêmi ‘hemat’

Hemat merupakan salah satu di antara sekian banyak cara yang dapat

ditempuh agar dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari. Berapapun penghasil-

an yang dimiliki entah besar atau kecil tidak dihabiskan hanya untuk

memenuhi keinginan-keinginan yang seharusnya dapat ditunda atau

ditiadakan. Jika ada sisa antara pendapatan dan pengeluaran, maka sebaiknya

ditabung atau disimpan untuk kebutuhan-kebutuhan yang tidak terduga. Hal

ini dinyatakan dalam pupuh I, Dhandhanggula, bait 4, baris 6 dan 7 berikut.

4. … katri gêmi garapnya margané mrih cukup

… Yang ke-3 bersikap hemat, agar supaya cukup. …

Hemat bukan berarti pelit atau hanya semata-mata menumpuk kekayaan dunia

tetapi hidup ini terus berputar, kadang di bawah kadang di atas, tidak ada

salahnya “sedia payung sebelum hujan”. Jadi hemat berarti bersikap bijaksana

Page 121: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

11

dalam mengatur pemasukan dan pengeluaran, sehingga tidak gêgêdhèn cagak

tinimbang êmpyak ‘lebih besar pasak daripada tiang’.

4) Nastiti pamriksa ‘mengamati dengan teliti’

Orang yang telah dapat bersikap hemat tentu telah dapat melakukan

hal yang keempat ini. Orang tersebut tahu apa yang harus diperbuat dengan

pendapatan dan pengeluarannya agar kebutuhan hidup sandang pangan

tercukupi. Maksudnya orang tersebut membuat semacam daftar kebutuhan

jangka panjang dan jangka pendek. Hal keempat ini berada pada pupuh I,

Dhandhanggula, bait 4, baris 8 dan 9 berikut ini.

4. … ping pat nastiti pamriksa iku dadi marganing wêruh ing pêsthi

… Yang ke-4 mengamati dengan teliti, itu sebagai jalan untuk me-ngetahui yang semestinya. …

Dengan membuat daftar kebutuhan tersebut diharapkan ada semacam

gambaran kebutuhan yang harus didahulukan maupun yang harus ditunda atau

ditiadakan. Begitu pula dengan kebutuhan yang akan datang, sehingga ada

pemerataan kebutuhan dan tercukupi kebutuhan hidupnya.

5) Wruh étung ‘bisa menghitung atau memperkirakan’

Hal yang kelima ini masih berhubungan dengan sikap hemat dan

teliti. Setelah mengamati dengan teliti agar semua kebutuhan tercukupi, maka

orang tersebut juga harus memperhitungkan dana yang dibutuhkan atau

membuat semacam anggaran belanja. Jadi penghasilan hari ini tidak habis

untuk kebutuhan hari ini tetapi juga untuk kebutuhan yang akan datang,

Page 122: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

12

seperti yang diungkapkan dalam pupuh I, Dhandhanggula, bait 4, baris 10-

bait 5, baris 1 berikut ini.

4. … lima wruh étung ika

5. watêk adoh mring butuh sahari

… Lima bisa menghitung/memper-kirakannya artinya tak hanya untuk kebutuhan sehari. …

Dengan menjalankan sikap ini maka secara otomatis orang tersebut akan

bersikap hemat karena memperhitungkan kebutuhan yang akan datang. Ia tahu

berapa rupiah yang harus dikeluarkan untuk kebutuhan hari ini dan hari esok.

Bahkan jika perlu, menabung juga dimasukkan dalam anggaran belanja untuk

kebutuhan hari esok atau kebutuhan yang tidak terduga.

6) Tabêri têtanya ‘tidak malu bertanya’

Kebutuhan sandang pangan dipenuhi dengan bekerja, sebuah

pekerjaan tidak dilakukan hanya dengan mengandalkan otot namun juga harus

disertai pengetahuan agar mendapatkan hasil yang memuaskan. Pengetahuan

tidak diperoleh dengan tiba-tiba tanpa melakukan usaha namun melalui suatu

proses yang disebut belajar. Sebuah pembelajaran selalu diisi dengan

pertanyaan dan jawaban, jadi hendaknya tidak perlu malu bertanya jika ingin

bertambah wawasan demi mencukupi kebutuhan hidup, seperti yang

dinyatakan dalam pupuh I, Dhandhanggula, bait 5, baris 2 dan 3.

Page 123: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

13

5. … kaping nênêm tabêri têtanya ngundhakkên marang kawruhé …

… Yang ke-6 tidak malu bertanya untuk meningkatkan pengeta-huan. …

Seperti yang telah dibahas dalam poin pertama bahwa antara jaman,

pekerjaan, kebutuhan dan kemampuan selalu berhubungan, jika salah satunya

berubah maka yang lain mengikuti. Begitu pula dengan kemampuan, jika

ingin berkembang ke arah lebih baik maka harus mencari pengetahuan baik

formal maupun non formal agar dapat bertahan mengikuti perubahan

kebutuhan hidup sandang pangan yang juga dipengaruhi oleh kondisi jaman.

7) Nyêgah kayun ‘mencegah keinginan’

Sebagai makhluk mikrokosmos yang memiliki ciri lahiriah dan

batiniah, manusia juga akan bertindak dengan mengikuti keinginan lahiriah

dan batiniah. Sejak berada dalam kandungan, keinginan atau nafsu telah

menjadi bagian dalam diri manusia. Nafsu itu terdiri dari dari dua kutub yang

berbeda, ada yang positif dan ada yang negatif. Manusia bertanggungjawab

untuk mengendalikan keduanya. Apabila hawa nafsu angkara murka yang

berada pada kutub negatif dibiarkan merajalela dalam sanubari, maka

kesucian hati yang berada dalam diri manusia akan kalah bahkan dapat

dibinasakan. Oleh karena itu kiranya perlu dipahami bahwa jika hawa nafsu

angkara murka itu dituruti, pasti tiada akan ada habisnya. Padahal

keangkaramurkaan itu merupakan keinginan yang tidak bermanfaat baik bagi

diri sendiri maupun orang lain karena pada akhirnya hal tersebut hanyalah

rangsangan belaka yang menyebabkan orang yang bersangkutan tidak akan

Page 124: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

14

dapat bersikap mawas diri (Suwidji, 1995: 8). Oleh karena itu segala

keinginan yang tidak bermanfaat yang disebut keangkaramurkaan hendaknya

dimatikan atau dikendalikan sedemikian rupa agar tidak merugikan semua

pihak seperti yang dinyatakan dalam pupuh I, Dhandhanggula, bait 5, baris 4

dan 5 berikut.

5. … ping pitu nyêgah kayun pêpènginan kang tanpa kardi tan boros marang arta sugih watêkipun …

… Yang ke-7 mencegah keingin-an, keinginan yang tidak berguna, tidak boros uang (hemat) pangkal kaya, …

Dalam kutipan di atas salah satu di antara sekian banyak keangkaramurkaan

dalam pemenuhan kebutuhan sandang pangan ialah sikap boros yang dapat

diatasi dengan sikap hemat sehingga akan terbentuk watak kaya. Watak kaya

diartikan sebagai sebuah keadaan yang dapat mencukupi atau tercukupi

kebutuhan hidupnya. Ia tidak merasa kekurangan sekalipun hidup dalam

keterbatasan karena orang tersebut dapat bersikap nrima, ikhlas, dan sabar.

8) Nêmêning sêja ‘sungguh-sungguh berniat’

Ketika seseorang menginginkan sesuatu atau bercita-cita maka orang

tersebut harus mau berusaha. Maksudnya tidak hanya sebatas berniat untuk

mewujudkan atau mencapai keinginan tersebut, tetapi juga harus berusaha

dengan giat dan sekuat tenaga, tidak setengah-setengah agar apa yang

diinginkan bisa tercapai seperti yang dikehendaki. Hal ini terangkum dalam

pupuh I, Dhandhanggula, bait 5, baris 8 dan 9 sebagai berikut.

Page 125: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

15

5. … ping wolu nêmêning sêja watêkira sarwa glis ingkang kinapti

… Yang ke-8 sungguh-sungguh berniat dalam mencapai cita-cita, wataknya serba cepat pada apa yang dikehendaki.. …

Kesempatan tidak selalu datang untuk kedua kalinya, oleh karena itu setiap

kali kesempatan datang, tidak ragu-ragu untuk mengambilnya. Sekalipun

harus memulai dari nol dan banyak rintangan namun tidak berputus asa.

Sekalipun jatuh berulang kali dan terasa sakit akan tetap bangun dan berjalan

kembali.

Menurut K.G.P.A.A Mangkunegara IV dalam Darmawasita, jika telah

mengamalkan Asthagina maka keinginan untuk melakukan hal yang menyimpang

dalam memenuhi kebutuhan sandang pangan akan teratasi, kesejahteraan diri dan

keluarga akan lebih terkontrol serta dipercaya orang lain, seperti yang dinyatakan

dalam pupuh I, Dhandhanggula, bait 5, baris 10-bait 6, baris 1-3 berikut ini.

5. … yèn bisa kang mangkana

6. angêdohkên durtaning kang ati anyêdhakkên rahayuning raga dènandêl mring sêsamané …

… Jika bisa yang demikian, menjauhkan hati yang jahat,

mendekatkan keselamatan diri,

dipercaya orang lain.

… Darmawasita juga mengingatkan agar dalam memenuhi kebutuhan, orang tidak

terbiasa untuk berhutang atau meminjam uang kepada orang lain karena akan

mendatangkan kesengsaraan lahir batin, seperti yang diungkapkan dalam pupuh I,

Dhandhanggula, bait 6, baris 4-10 berikut ini.

Page 126: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

16

6. … lan malih wêkasingsun aja tuman utang lan silih anyudakkên darajat camah wêkasipun kasoran prabawanira mring kang potang lawan kang sira silihi nyatané angrêrêpa

… Dan pesanku lagi, jangan terbiasa berhutang dan meminjam, menurunkan derajat/harga diri. Akhirnya tidak dihormati lagi, perbawanya kalah. kepada yang meminjam-kan dan yang kamu pin-jami, kenyataannya meminta be-las kasihan/mengiba-iba.

Kesengsaraan lahir batin itu antara lain menurunkan derajat atau harga diri

sehingga dipandang sebelah mata, tidak dihormati dan kehilangan kewibawaan.

Begitu pula dengan orang yang meminjami, pada kenyataannya minta dikasihani.

Oleh karena itu hendaknya yang merasa kekurangan atau merasa hidup dalam

keterbatasan dapat mencukupkan diri dengan mensyukuri rezeki yang telah

diberikan dan yang merasa berlebih memberikan bantuan dengan kerelaan hati

bukan dengan meminjamkan uang.

Berbagai macam cara ditempuh untuk mencukupi kebutuhan sandang

pangan, ada yang lurus dan ada yang menyimpang. Apapun macamnya

merupakan suatu bentuk usaha yang disertai daya upaya dan berkaitan dengan

kesejahteraan hidup. Tak seorangpun mau hidup dalam kesengsaraan, terutama

dalam hidup berumahtangga yang menyangkut hidup banyak orang. Intinya

sebuah usaha selalu diperlukan dan menjadi bagian hidup manusia. Tujuan yang

ingin diicapai ialah agar segala sesuatu berada dalam sebuah kondisi seperti yang

diinginkan, yakni sebuah kondisi yang baik dan berkecukupan dalam segala

Page 127: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

17

sesuatunya baik lahir maupun batin. Hal ini dinyatakan dalam pupuh I,

Dhandhanggula, bait 7-8 yakni sebagai berikut.

7. luwih lara-laraning kang ati ora kaya wong tininggal arta kang wus ilang pilandêlé lipuré mung yèn turu lamun tangi sungkawa malih yaiku ukumira wong nglirwakkên tuduh ingkang aran budidaya témah papa asor dènira dumadi

tan amor lan sêsama

Lebih sakit dari sakitnya hati, tidak seperti orang yang di-tinggalkan harta/uang, yang telah kehilangan keper-cayaan dirinya. Terhibur hanya saat tidur, ketika bangun bersedih lagi. Itulah hukumannya. Orang yang melupakan ajaran yang disebut budidaya (usaha), pada akhirnya menemui celaka dan hina dina hidupnya, dikucilkan masyarakat.

8. kaduwungé saya angranuhi

sanalika kadi suduk jiwa èngêt mring kaluputané yèn kêna putraningsun aja kadi kang wus winuni dupèh wus darbé sira panci pancèn cukup

bécik linawan gaota kang supaya kayumanan ing dumadi panulak mring sangsara

Penyesalannya semakin ber-tambah, tiba-tiba seperti ingin bunuh diri, sadar akan kesalahannya. Jika bisa anakku, jangan seperti yang sudah kukatakan tadi. Mentang-mentang sudah me-miliki bagian tanah yang menjanji-kan dan mencukupi, akan lebih baik jika disertai bekerja/usaha agar selalu selamat dan se-jahtera dalam kehidupan, sebagai penolak terhadap ke-sengsaraan.

Seseorang menjadi lebih tegar dalam menghadapi segala kemungkinan dengan

berusaha, misalnya ketika berada pada titik terendah ia tidak putus asa dan berfikir

untuk mengakhiri hidupnya dengan caranya sendiri, atau ketika kebutuhan

hidupnya sangat terjamin, ia tidak berhenti berusaha untuk menjaga kondisinya

agar tetap mapan.

Page 128: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

18

b. Kesadaran akan tugas dan peran suami istri dalam rumahtangga.

Pendidikan watak dalam membina rumahtangga selanjutnya ialah

kesadaran akan tugas masing-masing baik suami maupun istri. Seorang istri harus

sadar dengan perannya begitu pula seorang suami. Darmawasita memberikan

gambaran peran seorang istri dalam kaca mata seorang priyayi yang hidup dalam

sebuah lingkungan masyarakat Jawa dan masih kental dengan tradisi yang ada.

Hal tersebut diuraikan dalam pupuh II, Kinanthi, bait 1 dan 2 yakni sebagai

berikut.

1. déné wulang kang dumunung pasuwitan jalu èstri lamun srêgêp watêkira tan karya gêla kang nuding

pêthêl iku datan dadya jalaran duka sayêkti

2. têgên iku watêkipun akarya lêga kang nuding

wêkêl marganing pitaya déné ta pangati-ati angêdohkên kaluputan iku marganing lêstari

Sedangkan pengajaran bagi pengabdian lelaki maupun pe-rempuan/pasangan suami istri (ialah) jika kalian berwatak rajin, tidak mengecewakan yang me-merintah. Rajin bekerja itu tidak menjadi penyebab kemarahan. Teliti itu sifatnya membuat lega yang memerin-tah. Tekun membuat dipercaya sedangkan berhati-hati menjauhkan kesalahan. Itu yang membuat kekal.

Seorang istri digambarkan sebagai wanita yang berwatak rajin, teliti, tekun dan

berhati-hati sehingga menyenangkan suami dan dapat dipercaya. Dengan bersikap

demikian maka kelestarian dalam rumah tangga akan terjaga.

Dalam masyarakat tradisional dan patriarkhal seperti masyarakat Jawa,

kedudukan serta peran pria terlihat lebih dominan dibandingkan wanita (Sartono

Kartodirdjo 1987: 191). Fungsi-fungsi sosial para pria mencakup kegiatan yang

Page 129: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

19

dinamis dengan mobilitas tinggi dan umumnya menuntut kekuatan fisik yang

lebih besar. Sedangkan kaum wanita lebih terbatas lingkungan geraknya, banyak

terikat aturan, tugas rumah tangga dan lain sebagainya. Sehubungan dengan itu

wajah kewanitaan lebih ditentukan sebagai model kehalusan, kelemahlembutan,

kesederhanaan, kerendahhatian, berperasaan halus dan peka ditambah perangai

halus serta wajah yang cantik (Sartono Kartodirdjo 1987: 195), seperti yang

diuraikan dalam pupuh II, Kinanthi, bait 3 dan 4 berikut ini.

3. lawan malih wulangingsun margané wong kanggêp nglaki

dudu guna japa mantra pèlèt dhuyung sarat dhêsthi dumunung nèng patrapira kadi kang winahya iki

Dan lagi nasihatku penyebab seorang istri disayangi suami bukan karena guna-guna, man-tera, pelet cinta, jimat dan cara-cara yang jahat, tetapi terletak pada tingkah lakunya, seperti yang akan kujelaskan ini.

4. wong wadon kalamun manut

yêkti rinêmênan nglaki miturut marganing wêlas mituhu margané asih mantêp marganirèng trêsna yèn têmên dènandêl nglaki

Seorang wanita yang penurut jelas disukai suami. Taat membuat disayangi, setia membuat dikasihi, mantap membuatnya berada dalam cinta, jika rajin akan diandalkan sua-mi.

Seorang wanita yang ingin disukai lelaki tidak perlu memanfaatkan hal-hal gaib

yang sifatnya sementara, namun ia harus memiliki watak penurut karena wanita

penurut pasti disukai suami, apalagi jika setia dan mantap dalam mengarungi

bahtera rumah tangga bersama pasangan hidupnya. Satu hal yang tidak boleh

ditinggalkan yakni kerajinan, karena kerajinan membuat istri dapat diandalkan

suami dalam mengurus dan mengatur rumah tangga.

Page 130: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

20

Semuanya didasarkan pada pernyataan bahwa rumah tangga terbentuk

bukan dari bobot, bibit dan bebet tetapi terletak pada watak yang dimiliki orang

tersebut. Jadi syarat utama dalam membangun sebuah rumah tangga ialah watak

atau kepribadian yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan dalam hidup

berumah tangga seperti yang dibicarakan dalam pupuh II, Kinanthi, bait 5 berikut

ini.

5. dudu pangkat dudu turun dudu brana lawan warni ugêré wong palakrama wruhanta dhuh anak mami mung nurut nyondhongi karsa rumêksa kalayan wadi

Bukan pangkat bukan ketu-runan bukan harta dan wajah/rupa yang menjadi dasar seseorang untuk menikah. Ketahuilah wahai anakku, hanya taat dan menyetujui ke-mauan, menjaga dan rahasia.

Hal yang menarik di sini ialah bahwa pangkat, keturunan, harta dan wajah tidak

menjadi tempat yang utama. Apalagi bila mengingat bahwa Darmawasita ini

adalah hasil karya sastra seorang priyayi yang biasanya masih konservatif dan

menganut paham tradisional feodal. Umumnya ketiga hal tersebut menjadi syarat

pokok bagi masyarakat Jawa terutama golongan priyayi dalam mencari jodoh bagi

anak-anak mereka. Walaupun sebenarnya bila tidak diartikan secara harafiah hal

tersebut masih dapat dimanfaatkan. Bobot (pangkat/keturunan) diartikan sebagai

status yakni kejelasan asal usulnya, tidak asal memilih misal apakah statusnya

berkeluarga atau tidak. Bibit (wajah) diartikan bukan sekedar wajah luar tetapi

juga wajah dalam yakni tidak sekedar cantik dan rupawan tetapi juga cantik

hatinya Bebet (harta) diartikan apakah orang tersebut telah pantas memiliki rumah

Page 131: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

21

tangga, yakni dapat menghasilkan sesuatu untuk mencukupi kebutuhan rumah

tangga (mau bekerja dan berusaha).

Selain hal-hal yang telah dibahas di atas, dalam berumah tangga seorang

wanita juga harus bersikap :

1) Nurut ‘taat’ yakni apapun yang diperintahkan suami wajib dilaksanakan tanpa

melawan dan beralasan, penuh kesabaran dan selesai tanpa dua kali kerja

seperti yang dinyatakan dalam pupuh II, Kinanthi, bait 6 berikut ini.

6. basa nurut karêpipun apa sapakoné nglaki ingkang wajib linaksanan tan suwala lan baribin lêjaring nêtya saranta tur rampung tan mindho kardi

Kata taat maksudnya apapun perintah suami wajib dilaksanakan tanpa melawan dan beralasan, disertai roman muka yang sabar. Selain itu juga bisa menyele-saikan tugas tanpa dua kali kerja.

2) Condhong ‘sepakat’ artinya setuju dengan kemauan suami, tidak

membicarakan sisi buruk, mencela atau bahkan membantahnya, tetapi ikut

memelihara apa yang disukai suami dengan ikhlas dan tulus seperti yang

dinyatakan dalam pupuh II, Kinanthi, bait 7 berikut ini.

7. déné condhong têgêsipun ngrujuki karsaning laki saniskara solah bawa tan nyatur nyampah maoni apa kang lagi rinênan opènana kang gumati

Sedangkan setuju artinya menyepakati kemauan suami, semua tingkah laku tidak membicarakan keburuk-annya, mencela dan membantah. Apa yang sedang disenangi peliharalah dengan baik.

3) Rumeksa ‘menjaga’, yakni segala milik, kepribadian dan kebiasaan suami

wajib diketahui/dipahami istri dan istri tahu bagian mana yang menjadi

wewenangnya dalam rumah tangga, bahkan ia harus menjaga dan merawatnya

dengan hati-hati, terutama soal nafkah yang harus digunakan dengan tepat dan

Page 132: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

22

jelas agar semua kebutuhan rumah tangga tercukupi seperti yang dinyatakan

dalam pupuh II, Kinanthi, bait 8 dan 9 berikut ini.

8. wong rumêksa dunungipun

sabarang darbèking nglaki miwah sariraning priya kang wajib sira kawruhi wujud warna cacahira êndi bubuhaning èstri

Orang yang menjaga tempat ting-galnya atau rumah tangganya. apapun milik suami dan diri atau segala hal tentang pria yang wajib engkau ketahui berwujud macam-macam jum-lahnya. Mana harta bawaan istri,

9. wruha sangkan paranipun

pangrumaté dènnastiti apadéné guna kaya tumanjané dènpatitis

karana bangsaning arta iku jiwanirèng lair

ketahuilah asal harta tersebut, perawatannya harus hati-hati se-kali, terutama soal nafkah. Kegunaannya harus tepat atau jelas karena berwujud uang. Itu nyawa lahiriah.

4) Wadi ‘rahasia’ yakni seorang istri harus dapat menyimpan rahasia rumah

tangganya, artinya apa yang tidak perlu diketahui umum dijaga supaya hal

tersebut tidak sampai keluar rumah karena jika sampai keluar rumah maka

tidak pantas, berakibat buruk dan memalukan seperti yang dinyatakan dalam

pupuh II, Kinanthi, bait 10 berikut ini.

10. basa wadi wantahipun solah bawa kang piningit yèn kalair dadya ala saru tuwin anglingsêmi marma sira dèn abisa nyimpên wadi ywa kawijil

Rahasia sesungguhnya tingkah laku yang ditutupi, jika terungkap maka menjadi buruk, tidak pantas dan memalukan. Sebaiknya engkau bisa menyim-pan rahasia, jangan sampai diketahui orang lain.

Page 133: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

23

Ketika seorang wanita telah dipercaya menjadi seorang ibu rumah tangga,

ia harus belajar mengatur dan meyesuaikan diri dengan tempat tinggal serta

posisinya yang baru. Ia harus mengenal lingkungan dan orang-orang di

sekelilingnya. Ia juga harus membiasakan diri dengan tata cara yang ada. Seorang

istri harus bertanya kepada suaminya tentang segala sesuatu yang belum

diketahuinya di tempat tinggalnya yang baru, cara melayani suami, kebiasaan dan

harta. Ketika bertanya harus mencari waktu yang tepat (angon mangsa) untuk

membicarakan segala sesuatunya agar tidak terjadi pertengkaran atau

kesalahpahaman. Hal tersebut diuraikan pada pupuh III, Mijil, bait 1-4 berikut ini.

1. wulang èstri kang wus palakrami

lamun pinitados amêngkoni mring balé wismané momong putra maru santanabdi

dèn angati-ati ing sadurungipun

2. tinampanan wuspadakna dhingin

solah bawaning wong ingkang bakal winêngku dhèwèké miwah watak pambêkané sami sinuksma ing batin sarta dipunwanuh

Pengajaran bagi wanita yang sudah berumah tangga. Jika dipercaya mengatur rumah tangganya, mengasuh anak, madu, sa-nak saudara dan hamba, Lakukanlah dengan hati-hati. Sebelum diterima, perhatikan terlebih dahulu tingkah laku orang yang akan kalian atur atau kuasai dan semua watak atau budi pekerti mereka. Pahami benar dalam hati serta kenalilah.

3. lan takona padataning kang wis

caraning lêlakon miwah apa saru sêsikuné

sêsirikan kang tan dènrêmêni rungokêna dhingin dadi tanpa kéwuh

Dan tanyakanlah kebiasaan yang sudah ada, cara bertingkah laku dan apa yang tidak pantas be-serta konsekuensinya, Hal-hal yang tidak disukai dengarkan dahulu, jadi tidak ada kesulitan.

Page 134: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

24

4. tumraping rèh pamanduming panci

tatané ing kono umatura dhingin mring priyané yèn panuju ana ing asêpi ywa kongsi baribin saru yèn rinungu

Dalam hal pembagian tanah sebagai bekal masa depan sesuai tata cara disitu, bertanyalah dahulu kepada sua-mi jika kebetulan sedang tidak ada orang. Jangan sampai bertengkar tidak pantas jika didengarkan.

Jika terjadi perselisihan atau kesalahpahaman hendaknya dibicarakan

baik-baik, ketika suasana dan hati dalam keadaan tenang. Tujuannya agar segala

sesuatunya dapat diselesaikan dengan akal sehat bukan dengan emosi sesaat

(Sugeng W.A 1990: 38). Selain itu juga harus ada yang mau mengalah karena jika

gelas bertemu dengan gelas maka dapat menghancurkan keduanya, tetapi jika

gelas bertemu dengan benda lunak maka yang terjadi ialah gelas itu akan tetap

utuh. Hal ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan misalnya

perceraian seperti juga yang diuraikan pada pupuh III, Mijil, bait 5 dan 6 berikut.

5. bok manawa lingsêm têmah runtik dadi tanpantuk don

déné lamun ingulap nêtyané datan rêngu ririh ing panggalih banjurna dèra ngling lawan têmbung alus

6. anyuwuna wulang wêwalêring gonira lêlados lawan êndi kang dènwênangaké

marang sira wajibing pawèstri anggonên salami dimèn aja padu

Barangkali malu dan sakit hati, sehingga tidak mendapat tem-pat. Sedangkan ketika raut mu-kanya agak khawatir atau takut, tidak marah dan sudah ber-kurang sakit hatinya, lanjutkanlah bicaramu dengan kata-kata yang lembut. Mintalah nasihat dan peraturan dalam kamu melayani serta hal mana yang diperbo-lehkan untukmu sebagai kewajiban se-orang istri. Terapkanlah selamanya supaya tidak bertengkar.

Page 135: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

25

Hal yang harus diperhatikan jika terjadi perceraian ialah harta benda.

Ketika perceraian terjadi, tuntutan diadakannya pembagian harta antara suami dan

istri kadangkala menuai konflik yang berkepanjangan sekalipun telah diatur

hukumnya. Oleh karena itu Darmawasita mengingatkan bahwa aturan tersebut

hendaknya dihiraukan atau diperhatikan seperti yang diuraikan dalam pupuh III,

Mijil, bait 7-11, baris 1-4 berikut ini.

7. awit wruha kukumé jêng nabi

kalamun wong wadon ora wênang andhaku darbèké

priya lamun durung dènlilani

mangkono wong laki tan wênang andhaku

8. mring gawané wadon kang asli tan kêna dènêmor lamun durung ana palilahé yèn sajroning salaki sarabi wimbuh rajatadi

iku jênêngipun

9. gana-gini padha andarbèni

lanang lawan wadon wit sangkané sangka sakaroné nging wawênang isih ana nglaki

marma ywa gêgampil

rajatadi mau

Karena itu ketahuilah hu-kum sang nabi bahwa seorang istri tidak berwenang untuk me-nguasai harta benda suaminya jika belum direla-kan (diserahkan sepenuh-nya). Demikian pula seorang sua-mi tidak berwenang menguasai

harta benda istri yang dimi-liki sejak ia belum meni-kah. Harta tersebut tidak boleh engkau campur, jika belum ada ijin darinya. Ketika berumah tangga harta benda bertambah, harta itu disebut

gana-gini yang merupakan milik bersama (baik) suami maupun istri sebab berasal dari kedua-nya, tetapi wewenang masih berada di pihak suami. Sebaiknya jangan me-nganggap mudah /menye-pelekan soal harta tersebut.

Page 136: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

26

10. gana-gini ékral kang darbèni

saduman wong wadon kang rong duman wong lanang kang darbé lamun duwé anak jalu èstri bapa kang ngwènèhi sandhang panganipun

11. pama pêgat mati tuwin urip

gonira jêjodhon iku ora sun tutur kukumé

wawênangé ana ing surambi

Keputusan yang berlaku atas gana-gini yaitu satu bagian untuk pihak wanita, yang dua bagian menjadi milik pria. Jika mempunyai anak laki-laki atau perempuan, bapak yang bertanggung-jawab untuk memenuhi sandang pangannya. Seumpama cerai mati atau-pun hidup dalam kalian membina ru-mah tangga, hal tersebut tidak aku nasi-hati hukumnya, wewenangnya ada di Kan-tor Urusan Agama. …

Menurut kutipan di atas, istri tidak berwenang atas harta suami yang dimiliki

sejak ia belum menikah, kecuali jika ada izin dari empunya, begitu pula

sebaiknya. Namun harta yang didapat ketika mereka telah menikah menjadi milik

berdua, harta itu disebut gana-gini yakni satu bagian untuk pihak wanita dan dua

bagian untuk pihak pria, jika memiliki anak maka menjadi tanggungjawab pihak

pria. Segala hal yang menyangkut perceraian tersebut diselesaikan dalam sebuah

lembaga yang disebut Kantor Urusan Agama.

Kembali pada nasihat sebelumnya tentang istri yang harus paham

kewajiban dan perannya dalam dalam rumah tangga seperti yang diuraikan dalam

pada pupuh III, Mijil, bait 5 dan 6 yang dilanjutkan dalam pupuh III, Mijil, bait

12-19 sebagai berikut.

Page 137: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

27

11. … ing mêngko balèni tutur ingsun mau

12. yèn wus sira winulang winêling

wêwalêré condhong lan priyanta ing bab pamêngkuné balé wisma putra maru abdi lawan rajatadi miwah kayanipun

13. iku lagi tampanana nuli

kang nastiti batos tinulisan apa saanané tadhah putra sêlir santanabdi miwah rajatadi kagunganing kakung

14. yèn wus slêsih gonira nampani

sarta wus waspaos aturêna layang pratélané mring priyanta lawan ingkang kapti ngêntênana malih mring pangatakipun

15. kang supaya aja dèn arani

wong wadon sumaguh bok manawa gêla ing batiné bêcik apa ginrayangan mèlik mring kayaning nglaki tan yogya satuhu

… Selanjutnya kembali pada nasihatku tadi. Jika kamu sudah dinasihati dan dipesan larangan serta keinginannya, dan suamimu dalam hal me-ngatur rumah tangga, anak, madu, hamba dan harta serta kekayaannya. semuanya itu terimalah segera dengan hati yang waspada, ditulis apa adanya kebutuhan pangan anak, madu, kerabat, hamba harta dan milik suami.

Jika sudah kamu terima dengan seksama dan sudah jelas, berikanlah surat pemberita-huannya kepada suamimu dan bagai-mana keinginannya. Nantikanlah lagi Perintahnya

supaya tidak disebut perempuan sombong. Barangkali hatinya kecewa. Apa baiknya dianggap punya pamrih terhadap kekayaan/harta suami, sungguh tidak pantas.

Page 138: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

28

16. ing sanadyan lakinira bêcik momong mring wong wadon wêkanana kang mrina liyané jêr manungsa datan nunggil kapti ana ala bêcik ing panêmunipun

17. lamun kinèn banjur ambawani

ywa age rumêngkuh lulusêna lir mau-mauné aja nyuda aja amuwuhi tampanana batin ngajarna awakmu

18. êndi ingkang pinitayan nguni

amêngku ing kono lêstarèkna ywa lirip atiné

slondohana lêlipurên ing sih mrih trimaning ati kêna sira tantun

19. yen wus cakêp kacakup pikiring

wong sajroning kono lawan uwis mêtu piandêlé lawan sira ora walang ati iku sira lagi ngêtrip pranatanmu

Sekalipun suamimu baik, pengertian dan sabar kepada istri, berhati-hatilah terhadap yang lain karena manusia tidak selalu berkehendak sama, ada yang baik dan buruk dalam pendapatnya. Jika disuruh kemudian mengu-asai, jangan cepat-cepat memperla-kukan dengan baik. Teruskanlah seperti yang su-dah-sudah. Jangan mengurangi jangan me-nambahi, terimalah di dalam hati. Ajarlah dirimu,

mana yang lebih dahulu diper-caya untuk berkuasa disitu. Dukunglah jangan sampai le-mah hatinya (patah semangat), dekatilah dan hiburlah dengan kasih. Ambillah hatinya supaya mene-rima dan dapat kamu tanyai mau atau tidak Jika sudah cakap dan mengerti cara berfikir orang di dalamnya serta sudah muncul kepercaya-annya, tidak khawatir lagi denganmu, barulah kamu melaksanakan peraturanmu.

Page 139: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

29

Segala sesuatu yang telah diberikan suami kepada istri, baik yang berupa nasihat,

wewenang dan harta harus dijaga dan dipergunakan sedemikian rupa, tidak terlena

tetapi harus diterima dengan hati yang waspada, bahkan bila suaminya adalah

sosok pria yang sangat pengertian dan mempercayai istri sepenuhnya. Hal tersebut

untuk mengantisipasi hal-hal yang memunculkan kesalahpahaman atau kesalahan

dalam mengatur dan menguasai segala sesuatu yang menjadi wewenangnya.

Dalam melangkah, menggunakan dan memutuskan sesuatu harus dengan

persetujuan suami agar suami tidak merasa dilangkahi tetapi tetap dihormati

sebagai kepala keluarga.

Berdasarkan beberapa uraian di atas tampak bahwa seorang wanita

dituntut untuk memiliki kedewasaan berpikir, bersikap dan bertindak, seolah-olah

hidup dan mati rumah tangga tersebut berada di tangannya. Wanita terlihat

memiliki beban mental yang lebih berat dibandingkan kaum pria. Kaum pria

memiliki kebebasan untuk menikmati hidup yang secara langsung maupun tidak

langsung didukung oleh keberadaan istri yang berada di sampingnya dengan

aturan yang lebih longgar untuknya (Maria A. Sardjono 1996). Sekalipun telah

menjadi kodrat masing-masing namun hendaknya dalam praktek sehari-hari tidak

berat sebelah, karena keduanya adalah manusia yang memiliki kelebihan dan

kekurangan. Selain itu keduanya membutuhkan perhatian, dukungan dan kasih

sayang dari orang-orang yang berada di sekitarnya.

Oleh karena itu segala sesuatu yang menjadi kewajiban yang harus

diadakan atau menjadi kebutuhan dalam rumah tangga baik lahir maupun batin

harus dikerjakan dan dipenuhi bersama-sama, sehingga segala sesuatunya dapat

Page 140: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

30

berjalan dengan seimbang, misalnya mengenai kebutuhan sandang pangan seperti

yang diungkapkan dalam pupuh III, Mijil, bait 20 berikut ini.

11. wêwatoné nyangga sandhang bukti

nganakakên kêprabon jalu èstri sapangkat pangkaté iku saking pamêtu sêsasi utawa sawarsi pira gunggungipun

Prinsipnya dalam pemenuhan sandang pangan (ialah), menyediakan kebutuhan rumah tangga. Suami istri apapun kedu-dukannya, itu didasarkan pada penghasilan satu bulan atau satu tahun, berapapun jumlahnya.

Pada prinsipnya pemenuhan kebutuhan rumah tangga yang berupa sandang

pangan harus dipenuhi dan diatur bersama-sama serta diketahui keduanya apapun

kedudukan/ pekerjaannya. Semua kebutuhan tersebut disesuaikan dengan kondisi

ekonomi keluarga yakni penghasilan sebulan atau setahun. Berapapun jumlahnya

harus diatur sedemikian rupa agar dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga dan

berkecukupan baik lahir maupun batin.

2. Pendidikan Watak dalam Pergaulan dan Hidup Sehari-Hari.

Jika di atas telah dibicarakan pendidikan watak dalam hidup berumah-

tangga disertai daya upaya/akal budi, maka di sini akal budi digunakan untuk

membimbing watak pada tingkah laku yang baik/utama dalam pergaulan dan

hidup sehari-hari dengan sesama. Beberapa contoh tingkah laku utama dalam

Darmawasita antara lain sopan santun, keramahan, ketaatan, kerendahhatian,

kesadaran dan lain sebagainya, seperti uraian dalam pupuh I, Dhandhanggula,

bait 9-11 berikut ini.

Page 141: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

31

9. rambah malih wasitaning siwi kawikana patraping agêsang kang kanggo ing salawasé manising nêtya luruh angêdohkên mring salah tampi wong kang trêpsilèng tata tan agawé rêngu wicara lus kang mardawa iku datan kasêndhu marang sêsami wong kang rumakêt ika

Sekali lagi nasihatku untuk ananda, ketahuilah cara menjalani kehidupan yang berguna untuk sela-manya Roman muka yang tenang/ lembut menjauhkan salah paham. Orang yang sopan santun dan bertata krama tidak membuat marah. Berbicara halus dengan le-mah lembut itu tidak ditegur/dicela o-rang lain orang yang ramah/bersa-habat itu

10. karya rêsêp mring réwangé linggih

wong kang manut mring caraning bangsa watêk jêmbar pasabané wong andhap asor iku yêkti oleh panganggêp bêcik

wong mênêng iku nyata nèng jaban pakéwuh wong prasaja solahira

iku ora gawé éwa kang ningali wong nganggo têpanira

membuat senang orang lain. Orang yang mengikuti tata cara dimana ia tinggal, pergaulannya luas (memi-liki banyak teman/relasi). Orang yang rendah hati itu pasti mendapat penilaian yang baik. Orang yang tidak banyak bicara itu sesungguhnya terlihat memiliki rasa sung-kan. Orang yang bersahaja da-lam tingkah lakunya itu tidak membuat iri yang melihat. Orang yang menggunakan diri sendiri sebagai ukuran

11. angêdohkén mring dosa sayêkti wong kang èngêt iku watêkira adoh marang bilahiné mangkana wulangipun

sesungguhnya menjauhkan dosa. Orang yang ingat/sadar diri (eling) pangkal jauh dari celaka. Demikian pengajaran/nasi-hatnya.

Page 142: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

32

wong kang amrih arjaning dhiri yèku pangolahira batin ugêripun ing lair gêrbaning basa yêka aran kalakuan ingkang bécik

margané mring utama

Orang yang menginginkan keselamatan dirinya itu yang dilakukannya berdasarkan kata hati. Secara lahir sebagai rang-kaian bahasa. Itu disebut tingkah laku yang baik, sebagai sarana menuju keu-tamaan.

Namun apapun wujud atau bentuk keutamaan yang dilakukan manusia,

pada dasarnya terangkum dalam catur upaya. Catur upaya berasal dari kata catur:

empat dan upaya: usaha, jadi catur upaya berarti empat usaha yang dilakukan

manusia agar kehidupannya dapat lebih terarah baik lahir maupun batin. Hal ini

diuraikan dalam pupuh I, Dhandhanggula, bait 12 sebagai berikut.

12. pêpuntoné gonira dumadi ugêmana mring catur upaya mrih tan bingung pamusthiné kang dhingin wêkas ingsun anirua marang kang bêcik kapindho anuruta mring kang bênêr iku katri gugua kang nyata kaping paté miliha ingkang pakolih dadi kanthi nèng donya

Kesimpulannya kehidupan-mu berpeganglah pada catur upaya (4 usaha), supaya tidak bingung arah hidupnya. Nasihatku yang pertama, tirulah hal yang baik, ke-2 taatilah yang benar itu, ke-3 ikutilah yang nyata/ terbukti yang ke-4 pilihlah yang bermanfaat sebagai pedoman/bekal hi-dup di dunia.

Catur upaya yang pertama yakni tirulah hal yang baik, kedua taatilah yang benar

itu, ketiga ikutilah yang nyata/terbukti, dan keempat pilihlah yang efektif. Tirulah

hal yang baik dalam arti bahwa segala kebaikan hendaknya dilaksanakan dan

dikerjakan sebagaimana adanya, dengan ketulusan dan motivasi yang benar. Oleh

Page 143: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

33

karena itu dalam melaksanakan kebaikan harus disertai dengan pengetahuan

tentang yang benar karena semua yang baik belum tentu benar. Sumber dari

kebenaran tersebut adalah Tuhan. Oleh karena itu ketaatan kepada Tuhan Yang

Maha Esa harus dikembangkan agar dalam menjalankan kebaikan tersebut

mendapatkan tuntunan dan tidak sia-sia. Seringkali orang melakukan kebaikan

hanya untuk mendapatkan pujian dan gengsi dimata sesamanya. Hal ini

menguraikan catur upaya yang kedua yakni taatilah yang benar itu. Kebaikan

yang disertai dengan kebenaran kadangkala tidak selalu berbuah manis tetapi

menjadi pil pahit yang harus ditelan. Sekalipun demikian kenyataan tersebut harus

diikuti atau diterima dengan keikhlasan hati, sehingga tetap dapat bereaksi secara

wajar dan dapat membawa diri dalam situasi tersebut. Hal ini menjelaskan catur

upaya yang ketiga yakni ikutilah yang nyata/terbukti. Hal yang keempat pilihlah

yang efektif, diartikan bahwa segala kebaikan yang disebut kebenaran dan

kenyataan dengan respon yang wajar hendaknya dipertimbangkan sebab akibatnya

sebelum bertindak. Tujuannya agar dituai hasil akhir yang tidak merugikan pihak

manapun dan tepat sasaran atau efektif. Jadi daya upaya/akal budi tidak hanya

bermanfaat untuk membimbing manusia dalam melaksanakan pendidikan watak

dalam membina rumah tangga tetapi juga dalam pergaulan dan hidup sehari-hari.

Demikianlah beberapa contoh pendidikan watak yang terdapat dalam

naskah Darmawasita. Kesimpulannya teks dalam naskah Darmawasita ini tidak

hanya berisi tentang hal-hal yang bersifat tradisional tertutup yang konservatif

dan feodal tetapi juga memberikan warna atau wawasan yang sesuai dengan

keadaan jaman sekarang. Seperti yang telah dijelaskan pada permulaan subbab ini

Page 144: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

34

bahwa tidak tertutup kemungkinan nilai-nilai yang terkandung dalam teks

Darmawasita dapat digunakan dan dimanfaatkan masyarakat umumnya,

termasuk di jaman yang serba modern ini. Dengan demikian pendidikan watak

menurut tradisi Jawa yang dapat membimbing pada kehalusan batiniah dan

menjunjung keselarasan dalam masyarakat yang terkandung dalam teks

Darmawasita ini menepis pandangan bahwa nilai-nilai hidup tradisional tidak

cocok lagi pada masa sekarang dan masa yang akan datang karena pada

kenyataannya masih banyak nilai-nilai tradisional yang masih relevan. Kalaupun

tidak, maka hanya perlu disesuaikan dengan beberapa cara sesuai situasi tanpa

perlu menghilangkannya. Tujuannya agar identitas bangsa dapat terus

dipertahankan keasliannya, terutama para generasi muda yang tidak boleh

kehilangan pengetahuan dan penghargaannya pada cara atau nilai tradisional yang

sudah ada dan harus menyesuaikan diri dengan dunia masa depan.

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan terhadap naskah

Darmawasita, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Naskah A dipilih sebagai naskah dasar dengan pertimbangan bahwa naskah A

adalah naskah yang paling lengkap dibandingkan ketujuh naskah yang lain,

tanpa kesalahan metrum dengan bacaan terbaik, sekalipun naskah A bukanlah

naskah yang paling tua. Kelengkapan naskah A ditunjukkan dengan tidak

Page 145: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

35

adanya bagian teks yang korup/ hilang. Bait ke-19 naskah BDEFH dan bait

ke-18 naskah C tidak terdapat pada naskah G, begitu pula sebaliknya. Naskah

A dengan jumlah bait yang lebih banyak memuat keduanya. Bacaan naskah A

kebanyakan mengalami substitusi sehingga makna kata tidak berubah, misal

kata linêksanan dan linaksanan. Isi yang terkandung didalamnya tidak

menyimpang dari kebanyakan naskah yang lain.

2. Darmawasita berisi tentang pendidikan watak dalam membina rumah tangga

dan pendidikan watak dalam pergaulan hidup sehari-hari. Pendidikan watak

dalam rumahtangga mencakup pemenuhan kebutuhan rumah tangga dan peran

suami istri dalam rumahtangga. Pemenuhan kebutuhan rumah tangga dicukupi

dengan menjalankan asthagina ‘delapan manfaat’ yaitu panggaotan ‘mata

pencaharian’, rigên ‘cekatan’, gêmi ‘hemat’, nastiti pamriksa ‘memeriksa

dengan teliti’, wruh ètungira ‘tahu menghitungnya’, tabêri têtanya ‘tidak

malu bertanya’, nyêgah kayun ‘mencegah keinginan’, dan nêmêning sêja

‘sungguh-sungguh berniat’. Peran suami istri dalam rumah tangga mencakup

peran istri yang harus dapat menyenangkan suami baik dalam sikap lahir

maupun batin dan perihal harta gana-gini. Pendidikan watak dalam pergaulan

hidup sehari-hari menjelaskan tentang tingkah laku utama dalam membina

hubungan dengan orang lain, sehingga tercipta sebuah keselarasan dalam

hidup bermasyarakat, yang dalam hal ini adalah sebuah masyarakat Jawa.

Beberapa tingkah laku utama yang harus dikembangkan dalam hidup

bermasyarakat tersebut terangkum dalam empat hal yang disebut catur upaya

‘empat usaha’ yakni 1) anirua marang kang bêcik ‘tirulah yang baik’, 2)

Page 146: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

36

anuruta marang kang bênêr iku ‘taatilah yang benar itu’, 3) gugua kang nyata

‘ikutilah yang terbukti’, 4) miliha ingkang pakolih ‘pilihlah yang efektif’.

B. Saran

Setelah penelitian terhadap naskah Darmalaksita dilakukan maka

penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Objek kajian dalam penelitian ini hanyalah naskah yang disimpan di

perpustakaan Sasanapustaka, Reksapustaka, Sanabudaya dan Widyapustaka

yang berada di wilayah Surakarta dan Yogyakarta. Untuk itu penelitian di luar

wilayah atau lokasi penelitian ini diharapkan juga untuk dijangkau dan

ditindaklanjuti agar hasilnya dapat lebih maksimal.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan dan dikembangkan peneliti

lain dalam bidang kajian yang lain, misalnya bidang linguistik atau

kebudayaan. Selain itu diharapkan agar dapat bermanfaat bagi masyarakat

yang berminat pada kebudayaan Jawa, terutama para generasi muda.

3. Penelitian ini juga diharapkan dapat meningkatkan minat peneliti lain untuk

melakukan penelitian sejenis.

Page 147: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

37

DAFTAR PUSTAKA

Atar Semi. 1993. Metodologi Penelitian Sastra. Bandung: Alumni Bani Sudardi. 2003. Penggarapan Naskah. Surakarta: Badan Penerbit Sastra

Indionesia Fakultas Sastra Iniversitas Sebelas Maret Behrend, T. E. 1990. Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid I. Museum

Sanabudaya Yogyakarta.Jakarta: Djambatan Behrend, T.E dan Titik Pudjiastuti. 1997. Seri Katalog Induk Naskah-naskah

Nusantara Jilid 3A. Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia _____. 1997. Seri Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 3B. Jakarta:

Fakultas Sastra Universitas Indonesia Darusuprapta. 1984. Naskah-naskah Nusantara: Beberapa Gagasan

Penanganannya. Yogyakarta: Proyek Javanologi _____. 1994. “Studi Filologi Indonesia dalam Menghadapi Tuntutan Zaman”.

Tinjauan Sepintas Lintas. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta

Edi S. Ekadjati. 1980. “Cara Kerja Filologi”. Bahan Penataran di Universitas

Negeri Jember Edward Djamaris. 1977. “Filologi dan Cara Kerja Penelitian Filologi” dalam

Bahasa dan Sastra Tahun III Nomor 1. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa

Emuch Hermansoemantri. 1986. “Identifikasi Naskah”. Draff book. Fakultas

Sastra Universitas Padjajaran Bandung Florida, Nancy K. 2000. Javanese Literature in Surakarta Manuskript Volume I.

Manuskript of Mangkunegaran Palace. Ithaca, New York: Cornell University

_____. 2000. Javanese Literature in Surakarta Manuskript Volume II. Manuskript

of Kasunananan Palace. Ithaca, New York: Cornell University Franz Magnis-Suseno. 1988. Etika Jawa: Sebuah Analisa Falsafi Tentang

Kebijaksanaan Hidup. Jakarta: Gramedia

Page 148: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

38

Girardet, Nikolaus-Sutanto. 1993. Descriptive Catalogue of The Javanese Manuskript and Printed Books in The Main Libraries of Surakarta and Yogyakarta. Weisbaden: Franz Steiner Verslag GMBH

Haryati Soebadio. 1975. “Penelitian Naskah Lama Indonesia” dalam Buletin

Yaperna Nomor 7 Tahun II Juni. Jakarta: Yaperna Herwangi Koesrini. 1989. “Serat Darmalaksita dalam Tinjauan Filologi dan

Pandangan dari Sudut Kepribadian Wanita dalam Perkawinan”. Skripsi Fakultas Sastra Universitas Sebelas Maret Surakarta

Ikram, A. 1980. “Beberapa Metode Kritik dan Edisi Naskah”. Makalah Penataran

Tenaga Ahli Kesusastraan Jawa dan Nusantara di Yogyakarta Karkono Kamajaya, H. “Pendidikan Watak dalam Tradisi Jawa dan Prospek Masa

Depan” dalam Kedaulatan Rakyat. 8 Oktober 1993 Kartini-Kartono. 1976. Pengantar Metodologi Reseach. Bandung: Alumni “Langkah Kerja Penelitian Filologi”. (tt). Masyarakat Pernaskahan Nusantara dan

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Lembaga Alkitab Indonesia. 1991. Alkitab. Bogor: Lembaga Alkitab Indonesia Mardiwarsita, L. 1986. Kamus Jawa Kuna-Indonesia. Flores: Nusa Indah Maria A. Sardjono. 1996. Paham Jawa: Menguak Falsafah Hidup Manusia Jawa.

Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Ngalim Purwanto, M. 1988. Ilmu Pendidikan: Teoritis dan Praktis. Bandung:

Remaja Karya Padmasusastra. (tt). Piwulang. Surakarta: N. V. Albert Rusche and Co Pigeaud, Dr. Th. 1928. Serat Anggitan Dalem Kanjeng Gusti Pangeran Adipati

Arya Mangkunegara IV Jilid 3. Surakarta: Java Institut, De Bliksem Prawiroatmaja, S. 1993a. Bausastra Jawa-Indonesia Jilid I ( Abjad A-Ng ).

Jakarta: CV. Masagung _____. 1993b. Bausastra Jawa-Indonesia Jilid II ( Abjad Ny-Z ). Jakarta: CV.

Masagung Sartono Kartodirdjo, et al. 1987. Perkembangan Peradaban Priyayi. Yogyakarta:

Gajah Mada University Press

Page 149: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

39

Sarwanta Wiryosaputra, R. M. 2001. “K. G. P. .A. A. Mangkunegara IV”. Artikel di Perpustakaan Reksapustaka Mangkunegaran Surakarta

Siti Baroroh Baried, et al. 1994. Pengantar Teori Filologi. Yogyakarta: Badan

Penelitian dan Publikasi Seksi Filologi Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada

Siti Chamamah Soeratno, Prof. Dr. 2003. “Filologi Sebagai Pengungkap

Orisinalitas dan Transformasi Produk Budaya”. Makalah Kuliah Perdana di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Soedarsono. 1985. Keadaan dan Perkembangan Bahasa Sastra, Etika, Tata

Krama dan Seni Pertunjukan Jawa, Bali dan Sunda. Yogyakarta: Javanologi

Sudaryanto, et al. 1992. Tata Bahasa Baku Bahasa Jawa. Yogyakarta: Duta

Wacana University Press Sugarda Purbakawatja, et al. 1957. Pendidikan Budi Pekerti. Jakarta: Ganaco N.V Sugeng W. A. “Psikologi Populer: Perlu Kadewasaning Rohani” dalam Mekar

Sari. 28 Februari 1990. Halaman 38 Suwidji. 1995. “Etika Jawa dalam Tantangan: Tinjauan dari Sudut Hukum Adat”.

Draff book. Surakarta Tim Penyusun Balai Bahasa Yogyakarta. 2001. Kamus Bahasa Jawa (Bausastra

Jawa). Yogyakarta: Kanisius Tim Penyusun. 2005. “Pedoman Penulisan dan Pembimbingan Skripsi/Tugas

Akhir Fakultas Sastra dan Seni Rupa”. Buku Pedoman di Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta

Waridi Hendrosaputra dan Sisyono Eko Widodo. 1998. “Pengantar Filologi”.

Buku Pegangan Kuliah Fakultas Sastra Universitas Sebelas Maret Surakarta

Wediodiningrat, R. T. 1924. “Pangeran Mangkunegara IV Sebagai Pujangga-

Pemikir” (edisi terjemahan oleh R. T. Muh. Husodo Pringgokusuma). Artikel di Perpustakaan Reksapustaka Mangkunegaran Surakarta

Widyamartaya, A. 1989. Seni Menerjemahkan. Yogyakarta: Kanisius Winarno Surahmat. 1975. Dasar-dasar Teknik Reseach. Bandung: Alumni

Page 150: Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi - digilib.uns.ac.id · masa lampau dan selanjutnya menciptakan wujud masa depan bangsa. Ketika berita tentang kehidupan yang terkandung

40