hikayat nabi: suntingan teks dan analisis struktur

99
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Disusun oleh ARDIYANTO C0204008 FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: phamtu

Post on 15-Jan-2017

261 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh ARDIYANTO

C0204008

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011

Page 2: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

Disusun oleh

ARDIYANTO C0204008

Telah disetujui oleh pembimbing

Pembimbing

Drs. Ahmad Taufiq, M.Ag. NIP 196206101989031001

Mengetahui Ketua Jurusan Sastra Indonesia

Drs. Ahmad Taufiq, M.Ag. NIP 196206101989031001

Page 3: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

Disusun oleh

ARDIYANTO C0204008

Telah disetujui oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Pada Tanggal 8 Juli 2011

Jabatan

Nama Tanda Tangan

Ketua

Dra. Chattri Sigit Widyastuti, M.Hum.

NIP. 196412311994032005

.......................

Sekretaris

Asep Yudha Wirajaya, S.S. NIP. 197608122002121002

.......................

Penguji I

Drs. Ahmad Taufiq, M.Ag. NIP. 196206101989031001

.......................

Penguji II

Drs. Sholeh Dasuki, M.S.

NIP. 196010051986011001

.......................

Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D NIP.196003281986011001

Page 4: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

PERNYATAAN

Nama : Ardiyanto NIM : C0204008 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul Hikayat Nabi: Suntingan Teks dan Analisis Struktur adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam skripsi ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh dari skripsi tersebut.

Surakarta, 9 Juni 2011 Yang membuat pernyataan,

Ardiyanto

Page 5: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan maka apabila engkau telah

selesai (dari satu urusan) tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan

hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap”

(terjemah QS Al-Insyrah: 6-8).

Page 6: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

PERSEMBAHAN

Karya ini bukan hanya tulisan semata. Di dalamnya,

aku mendapat pemahaman baru. Dengannya, aku

belajar tentang waktu. Tidak hanya sendiri, ada

orang-orang yang selalu menjadi pemompa

semangatku. Pada mereka aku berikan karya ini

setelah untuk Allah, tentunya. Mereka adalah:

Orang tua yang selalu mengantarku menuju jalan

harapan dan membekaliku dengan doa.

Fenny Hendras atas segala rasa, doa, dan

semangatnya.

Siapapun yang berharap akan kesuksesanku.

Siapapun yang ingin membaca karyaku.

Page 7: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi dengan judul Hikayat Nabi: Suntingan Teks dan Analisis

Struktur.

Penulis juga sangat berterima kasih atas segala bantuan, dukungan, dan

dorongan yang telah diberikan oleh semua pihak, baik secara langsung maupun

tidak langsung dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan segala

kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak, yaitu

sebagai berikut.

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni

Rupa Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan izin untuk

melakukan penyusunan skripsi.

2. Drs. Ahmad Taufiq, M.Ag., selaku ketua Jurusan Sastra Indonesia dan

pembimbing skripsi yang selalu memberikan petunjuk dan dorongan

hingga terselesaikannya skripsi ini.

3. Drs. Wiranta, M.S., selaku dosen pembimbing akademis.

4. Bapak dan ibu dosen Sastra Indonesia. Terima kasih atas segala bimbingan

dan ilmu yang telah diberikan kepada penulis selama masa studi.

5. Pak’e, Mamak, Mbak Kus, Mas Yuli dan Nabila yang selalu memberikan

dorongan pada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Terima

kasih atas doanya. Kalianlah yang selalu menjadi semangat bagi penulis

untuk mencapai kesuksesan.

Page 8: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

6. Fenny Hendras karenamu banyak makna dalam hidupku. Terima kasih

atas semua cambukannya, motivasi, semangat, dan segala rasa, senyum

dan tawa yang selalu ada, selalu hadir sehangat mentari pagi.

7. Sahabat-sahabat penulis, Joko kasino, Narendra Titis, Ridwan Sefri, Dedi

Rohmadi, Deni Bento, Erwan Fajar, Ardian Friatna, Diki, Tiur teman-

teman Kos Jeruk terima kasih atas perhatianya selama ini. Kalian adalah

sahabat dan saudaraku.

8. Segenap keluarga besar Marching Band Sebelas Maret Surakarta atas

semua pengalaman yang tidak terlupakan, kebersamaan, semangat,

perjuangan, dan ilmu yang tak ternilai.

9. Teman-teman seangkatan dan adik-adik tingkat yang telah memberi warna

pada penulis selama masa kuliah.

10. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan, yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari, masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.

Oleh karena itu, penulis sangat mengharap kritik dan saran yang membangun.

Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca,

khususnya mahasiswa Sastra Indonesia. Terima kasih.

Surakarta, 9 Juni 2011

Penulis

Page 9: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

DAFTAR ISI

JUDUL .......................................................................................................... i

PERSETUJUAN ...........................................................................................ii

PENGESAHAN .......................................................................................... iii

PERNYATAAN .......................................................................................... iv

MOTTO........................................................................................................ v

PERSEMBAHAN ........................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ................................................................................ vii

DAFTAR ISI ............................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii

DAFTAR SINGKATAN ...........................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiv

ABSTRAK ................................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Pembatasan Masalah ........................................................................... 5

C. Rumusan Masalah .............................................................................. 5

D. Tujuan Penelitian................................................................................ 5

E. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6

F. Sistematika Penulisan.......................................................................... 6

Page 10: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 8

A. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 8

B. Suntingan Teks ................................................................................. 10

C. Struktur Hikayat ............................................................................... 13

D. Kerangka Pikir ................................................................................. 16

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 17

A. Metode Penelitian ............................................................................. 17

B. Sumber Data ..................................................................................... 17

C. Metode Edisi Standar ........................................................................ 17

D. Metode Struktural ............................................................................. 18

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 19

F. Teknik Pengolahan Data ................................................................... 19

G. Teknik Penarikan Kesimpulan .......................................................... 20

BAB IV SUNTINGAN TEKS .................................................................... 21

A. Inventarisasi Naskah ......................................................................... 21

B. Deskripsi Naskah .............................................................................. 23

C. Ikhtisar Isi Teks ................................................................................ 31

D. Kritik Teks ....................................................................................... 34

E. Suntingan Teks ................................................................................. 44

F. Ejaan dan Bahasa .............................................................................. 58

G. Daftar Kosakata ................................................................................ 62

BAB V ANALISIS STRUKTUR ................................................................ 67

A. Tema ................................................................................................ 67

B. Amanat ............................................................................................. 71

Page 11: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

BAB VI PENUTUP .................................................................................... 83

A. Simpulan .......................................................................................... 83

B. Saran ................................................................................................ 84

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 85

LAMPIRAN ............................................................................................... 88

Page 12: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Tabel Keadaan Naskah ................................................................. 24

Tabel 2 : Tabel Lakuna ............................................................................... 35

Tabel 3 : Tabel Adisi................................................................................... 35

Tabel 4 : Tabel Ditografi ............................................................................. 36

Tabel 5 : Tabel Substitusi ............................................................................ 37

Tabel 6 : Tabel Pedoman Transliterasi Huruf Arab ...................................... 44

Page 13: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

DAFTAR SINGKATAN

1. BM : Bahasa Melayu

2. br. : Baris

3. cm : Sentimeter

4. EYD : Ejaan yang Disempurnakan

5. H : Hijriah

6. h. : Halaman

7. HN : Hikayat Nabi

8. KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia

9. l : Lebar

10. M : Masehi

11. Ml. : Melayu

12. No. : Nomor

13. p : Panjang

14. s.d. : Sampai dengan

15. W. : Van de Wall

Page 14: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Sinopsis ................................................................................. 88

Lampiran 2 : Naskah ................................................................................... 91

Page 15: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

ABSTRAK

Ardiyanto. C0204008. 2011. Hikayat Nabi Suntingan Teks dan Analisis Struktur. Skripsi: Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu (1) Bagaimana

suntingan teks Hikayat Nabi (HN)? (2) Bagaimana struktur teks HN? Tujuan penelitian ini adalah (1) Menyediakan suntingan teks HN yang

baik dan benar. (2) Mengungkapkan teks HN dari segi tema dan amanat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode yang digunakan antara lain metode edisi standar dan struktural. Sumber data yang digunakan adalah naskah HN dengan nomor Ml. 205 yang diperoleh dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka. Teori yang digunakan untuk menganalisis teks HN adalah teori struktural.

Dari analisis ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. (1) Dalam suntingan teks HN, terdapat beberapa kesalahan penulisan, lakuna terdapat 8 kasus pengurangan huruf atau suku kata. Adisi terdapat 2 kasus penambahan huruf atau suku kata dan 11 kasus penambahan kata. Ditografi terdapat 1 kasus perangkapan kata dan 1 kasus perangkapan kalimat. Substitusi terdapat 18 kasus penggantian huruf atau suku kata dan 1 kasus penggantian kata. Penulisan kata yang menunjukkan ciri ragam Bahasa Melayu Minangkabau yaitu kata (dangan) ditransliterasikan sebagaimana adanya. Penggunaan huruf ش (sy) dalam beberapa kata yang di dalam ejaan sekarang ditulis dengan s, dan penambahan huruf h pada kata yang dimulai dengan vokal. (2) Analisis isi terdiri dari pembahasan tema dan amanat dari teks HN. Tema utama dalam HN adalah tentang perintah salat dari Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad melalui sebuah perjalanan Isra Mikraj. Amanat dalam HN meliputi akidah, ibadah dan akhlak. Akidah yang terkandung dalam teks HN adalah iman kepada malaikat, iman kepada rasul, iman kepada takdir dan iman kepada hari kiamat. Ibadah yang terkadung dalam teks HN ialah salat, berdakwah dan berdoa. Akhlak dalam teks HN meliputi akhlak baik yakni bertobat.

Page 16: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I PENDAHULUAN

Di antara bangsa-bangsa di Asia Tenggara, bangsa Indonesia beruntung

karena mewarisi khasanah sastra lama dalam jumlah yang besar (Achadiati Ikram,

1997:28). Tidak kurang dari 5000 naskah dengan 800 teks tersimpan dalam

museum dan perpustakaan di beberapa negeri. Teks-teks tersebut menyimpan

informasi masa lampau yang berkaitan dengan berbagai hal seperti hukum, adat

istiadat, sejarah, kehidupan sosial, obat-obatan, kehidupan beragama, filsafat,

moral, dan sebagainya (Siti Baroroh Baried, et. al., 1994:9).

Masuknya agama Islam ke wilayah Nusantara telah banyak disorot oleh

para peneliti dari berbagai seginya, antara lain tentang tanggal terjadinya,

bagaimana, serta tempat awal mula kejadiannya. Apabila membaca karya sastra

peninggalan dari kurun masa itu, dapat diambil kesimpulan bahwa perkembangan

Islam terjadi dengan damai, lambat laun, dan dengan daerah persebaran yang amat

luas seperti yang dapat disaksikan hingga sekarang.

Konflik dengan agama lama hanya terjadi dalam bentuk polemik dan

karena pada masa itu pengetahuan menulis hanya menjadi milik beberapa orang,

maka penyebaran Islam tidak dapat meluas. Dalam berbagai bentuk penetrasinya

Islam di Nusantara benar-benar merupakan agama perdamaian. Diterimanya

agama Islam oleh sebagaian besar penduduk Nusantara membawa serta akulturasi

dengan masyarakat pribumi. Islam diterima tidak hanya sebagai agama, tetapi

juga dengan berbagai unsur bawaan: bahasa arab dengan tulisannya, kesusastraan

dengan adat istiadat tanah asalnya (Achadiati Ikram, 1997:17).

1

Page 17: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Salah satu rukun Islam ialah percaya kepada rasul-rasul Allah. Sebagai

nabi yang terakhir, Nabi Muhammad adalah nabi pilihan yang sangat disanjung

tinggi oleh umat Islam. Perbuatanya juga menjadi contoh dan teladan orang yang

beriman. Tidak heran kalau cerita Nabi Muhammad menjadi cerita yang popular

sekali (Liaw Yock Fang, 1991:236).

Cerita tentang Nabi Muhammad dibagi menjadi tiga jenis. Jenis yang

pertama ialah cerita yang mengisahkan riwayat Nabi Muhammad dari kelahiranya

hingga wafatnya. Cerita semacam ini berasal dari sastra sirah (riwayat hidup Nabi

Muhammad) yang disusun sesudah wafatnya Nabi Muhammad. Di dalam cerita

Nabi Muhammad sudah dimasukkan cerita-cerita khayalan demi mengagung-

agungkan Nabi Muhammad. Jenis kedua adalah cerita yang menceritakan

mukjizat Nabi Muhammad. Cerita ini juga berasal dari sirah dan kumpulan hadis-

hadis yang terkenal. Cerita jenis ini juga mengagung-agungkan kemuliaan Nabi

Muhammad sebagai nabi akhir zaman. Jenis ketiga ialah cerita maghazi. Maghazi

ialah cerita peperangan Nabi Muhammad untuk mengembangkan agama Islam.

Cerita ini timbul tidak lama sesudah wafatnya Nabi Muhammad.(Liaw Yock

Fang, 1991:237).

Hikayat adalah nama jenis sastra yang menggunakan bahasa Melayu

sebagai wahananya. Kata hikayat diturunkan dari bahasa Arab ’hikayat’ yang

artinya cerita, kisah, dongeng. Kata tersebut berasal dari bentuk kata kerja ’haka’

yang artinya menceritakan, mengatakan kepada orang lain (Hava dalam Sulastin

Sutrisno, 1983:69).

Page 18: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Selain itu, hikayat merupakan karya sastra lama Melayu berbentuk prosa

yang berisi cerita, undang-undang dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan,

historis, biografis, atau gabungan sifat-sifat itu, dibaca untuk pelipur lara,

pembangkit semangat juang atau sekedar untuk meramaikan pesta (Anton M.

Moeliono, 2003:401).

Salah satu naskah Melayu produk masa lampau yang terdapat di Indonesia

adalah Hikayat Nabi. Naskah Hikayat Nabi (selanjutnya disingkat HN)

merupakan salah satu karya sastra lama yang bercorak Islam, berbentuk prosa

yang menceritakan gambaran kehidupan Nabi Muhammad dari kelahiranya, nabi

menerima wahyu, dan perjalanan Isra Mikraj. Naskah HN tersimpan di

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta, dengan nomor ML 205.

Berdasarkan penggolongan Liaw Yock Fang HN termasuk dalam jenis

pertama dan kedua yaitu cerita yang mengisahkan riwayat Nabi Muhammad dari

kelahiranya hingga wafatnya dan menceritakan mukjizat Nabi Muhammad. Hal

ini disebabkan karena dalam HN selain menceritakan riwayat hidup yaitu masa

kecil Nabi Muhammad sampai dengan nabi menerima wahyu diceritakan pula

tentang perjalanan Isra Mikraj Nabi Muhammad.

Naskah HN tercatat dalam Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid

4 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Behrend, 1998) dengan nomor Ml.

205. Dalam katalog Indonesian and Malayan Traditional Manuscripts Held In

Public Collections in Australia tahun 1982 oleh George Miller yang diterbitkan

oleh The Library Australian National University Canberra terdapat naskah yang

Page 19: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

berjudul Hikayat Nabi yang berkode W.77 (Rol 372.05) tetapi setelah diteliti

lebih seksama ternyata naskah ini berisi tentang cerita Nabi Adam.

Ada beberapa alasan terkait dengan pemilihan teks HN sebagai bahan

penelitian.

1. Teks HN dari segi bahasa sangat menarik karena menggunakan

bahasa Melayu Minangkabau atau bahasa Melayu dialek

Minangkabau. Tidak semua orang bisa memahami bahasa Melayu

Minangkabau. Sehingga penelitian ini nantinya diharapkan dapat

membantu dalam penelitian filologi selanjutnya khususnya teks-

teks berbahasa Melayu Minangkabau dan dapat menambah

pembendaharaan katanya.

2. Kondisi naskah yang tidak mungkin bertahan lama sehingga

penyelamatan naskah harus segera dilakukan.

3. Teks ditulis dengan huruf Jawi yang kurang dipahami oleh

masyarakat. Agar keberadaannya dapat diketahui dan isinya dapat

dipahami, suntingan terhadap HN perlu dilakukan.

4. Sampai saat ini, naskah HN belum pernah dikaji sebelumnya. Hal

ini didasarkan atas pencarian informasi yang dilakukan pada

beberapa universitas yaitu di UNS dan UGM. Pencarian

berdasarkan studi pustaka pada Direktori Edisi Naskah Nusantara

(Edi S. Ekadjati, 2000).

Page 20: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

B. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah diperlukan dalam sebuah penelitian agar analisis

yang dilakukan dapat lebih mendalam dan terarah. Pembatasan masalah penelitian

ini dapat dikemukakan sebagai berikut.

1. Penyuntingan teks yang meliputi kegiatan inventarisasi naskah, deskripsi

naskah, ikhtisar isi teks, dan kritik teks.

2. Analisis struktur teks yang dibatasi tema dan amanat.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, rumusan masalah penelitian ini

dapat dikemukakan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah suntingan teks HN?

2. Bagaimanakah struktur teks HN?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Menyajikan suntingan teks HN yang baik dan benar; baik dalam arti teks

mudah dipahami pembaca pada umumnya dan benar dalam arti kebenaran isi

teks tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

2. Mengungkapkan struktur teks HN dengan pendekatan struktural yaitu tema

dan amanat.

Page 21: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoretis, yaitu penelitian ini diharapkan mampu memberikan

sumbangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang filologi. Selain itu,

penelitian ini juga diharapkan dapat menambah perbendaharaan hasil

penelitian terhadap naskah lama dengan suntingan yang baik dan benar.

sehingga bisa dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian

selanjutnya atau oleh ilmu-ilmu lain seperti Linguistik.

2. Manfaat praktis, yaitu penelitian ini dapat memperkenalkan keberadaan

naskah HN sehingga nilai-nilai yang terkandung di dalamnya seperti akidah,

ibadah, dan akhlak dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.

F. Sistematika Penulisan

Bab I pendahuluan. Bab ini meliputi latar belakang masalah, pembatasan

masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

sistematika penulisan.

Bab II merupakan landasan teori yang dipakai sebagai titik awal peneliti

dalam menganalisis data. Bab ini berisi penelitian terdahulu, teori penyuntingan

teks, teori analisis struktur dan kerangka pikir.

Bab III merupakan metode penelitian. Bab ini berisi metode yang

digunakan dalam penelitian yang meliputi sumber data, metode edisi teks, metode

analisis teks, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, dan teknik

penarikan simpulan.

Page 22: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Bab IV merupakan suntingan teks. Bab ini meliputi deskripsi naskah yang

memaparkan tentang hal ikhwal naskah, ikhtisar isi teks yang memaparkan isi

teks secara ringkas, pedoman transliterasi yang dipergunakan dalam penyuntingan

teks, kritik teks yang berisi perubahan-perubahan yang dilakukan terhadap teks,

suntingan teks, ejaan, bahasa, dan daftar kata.

Bab V merupakan analisis isi. Bab ini berisi analisis struktur HN yang

meliputi tema dan amanat.

BabVI merupakan penutup yang berisi simpulan sebagai gambaran hasil

penelitian secara ringkas pada proses analisis dan saran.

Page 23: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu mengenai penelitian ini adalah Kajian Filologis

dan Nilai-nilai Islam dalam Hikayat Raja Rahib oleh Syarakh Padmawati tahun

2007 mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni,

Universitas Negeri Semarang. Sumber data penelitian dalam skripsi ini adalah

naskah Hikayat Raja Rahib (HRR) dengan kode naskah W 74, tebal naskah 21

halaman, beraksara Arab, berbahasa Melayu-Minangkabau, yang merupakan

naskah koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) yang terletak di

Jalan Salemba Raya 28A Jakarta.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana suntingan

teks HRR, (2) apa sajakah nilai-nilai Islam yang terkandung dalam HRR sehingga

dapat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk

menyajikan suntingan teks HRR sehingga dapat dibaca dan dinikmati oleh

pembaca dan mengungkap nilai-nilai Islam yang terkandung dalam teks HRR

sehingga dapat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. Adapun metode penelitian

yang digunakan adalah metode edisi standar.

Hikayat “Asal kejadian Negeri Banjarmasin”: Suntingan Teks,

Analisis Struktur, dan Fungsi oleh Joko Suyanto mahasiswa Sastra Indonesia

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta tahun 2006.

Hikayat Asal Kejadian Negeri Banjarmasin (selanjutnya disingkat HAKNB)

merupakan naskah Melayu lama yang berbentuk prosa, menceritakan asal mula

Page 24: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

berdirinya sebuah negeri bernama Negeri Banjarmasin dan raja yang

memerintahnya. HAKNB tercatat dalam Katalog Induk Naskah-Naskah

Nusantara Jilid 4 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Behrend, 1998)

dengan nomor Ml. 44. HAKNB merupakan salah satu naskah warisan leluhur

yang perlu dilestarikan dan diselamatkan dari kepunahan dengan cara

ditransliterasikan dan disajikan dalam bentuk suntingan agar lebih mudah

dipahami dan dipetik manfaatnya.

Sumber data penelitian ini berupa naskah HAKNB yang bernomor

Ml. 44 yang diperoleh dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Metode

yang digunakan dalam penyuntingan teks adalah metode standar. Teks HAKNB

disunting dengan mengadakan perbaikan atau pembetulan dari kesalahan-

kesalahan yang kemudian dicatat dalam aparat kritik.

Analisis struktur HAKNB menggunakan kajian struktur prosa yang

meliputi tema, penokohan, latar dan alur. Tema yang dikemukakan dalam

HAKNB adalah ”asal mula berdirinya negeri Banjarmasin,” yang juga digunakan

sebagai judul teks. Penokohan ditonjolkan secara dramatik, terdapat tokoh utama

dan tokoh bawahan. Dalam hal latar, dipaparkan latar yang meliputi aspek tempat,

aspek waktu dan aspek suasana. Alur dalam cerita HAKNB merupakan alur maju

(progresif), peristiwanya terjadi secara kronologis, berjalan beruntun dari awal,

tengah sampai akhir.

Page 25: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

B. Suntingan Teks

Menyunting dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:1106) berarti

menyiapkan naskah siap cetak atau terbit dengan memperhatikan segi sistematika

penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur). Sebuah

suntingan yang tepat akan menghasilkan suntingan teks yang baik. Hal ini

dikarenakan salah satu tujuan penyuntingan teks adalah agar teks dapat dibaca

dengan mudah oleh kalangan yang lebih luas (Edwar Djamaris, 2002:30). Tugas

seorang filolog adalah agar sebuah teks dapat dimengerti. Upaya filolog juga

bertugas untuk menyediakan teks yang diperkirakan mendekati aslinya. Edward

Djamaris berpendapat agar tujuan itu tercapai diperlukan beberapa langkah, antara

lain inventarisasi naskah, deskripsi naskah, penyuntingan teks dan kritik teks

(2002:9).

Menyunting dalam filologi adalah menyediakan naskah yang mendekati

aslinya, yaitu naskah yang baik dan benar. Baik, berarti mudah dibaca dan

dipahami karena sudah ditransliterasikan dan ejaannya sudah disesuaikan dengan

bahasa sasaran. Benar, berarti bahwa kebenaran isi teks dapat

dipertanggungjawabkan karena sudah dibersihkan dari kesalahan (Sholeh Dasuki,

1996:60).

Beberapa langkah yang dilakukan dalam penyuntingan pada naskah

tunggal adalah sebagai berikut.

Page 26: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

1. Inventarisasi Naskah

Inventarisasi naskah adalah mencari naskah yang akan dijadikan objek

penelitian. Pencarian naskah ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui

katalog atau terjun langsung ke lapangan. Katalog adalah daftar naskah yang ada

di suatu lembaga tertentu. Naskah yang terdaftar di katalog adalah naskah yang

dimiliki oleh suatu museum atau lembaga tertentu. Pencariannya dilakukan

dengan melihat judul dan semua keterangan tentang naskah yang ada dalam

katalog. Namun, tidak semua naskah tersimpan di museum atau lembaga resmi.

Ada juga yang masih menjadi koleksi pribadi masyarakat tertentu sehingga untuk

mendapatkannya, peneliti harus terjun langsung ke lapangan. Pencarian naskah di

lapangan dilakukan dengan mendatangi orang-orang yang diduga masih

menyimpan naskah-naskah klasik yang akan diteliti.

Selain kedua cara di atas, pencarian juga perlu dilakukan dengan membaca

sejumlah artikel yang berisi tentang penemuan dan informasi lainnya mengenai

naskah. Hal ini dilakukan karena beberapa katalog kadang belum lengkap dengan

adanya penemuan naskah-naskah baru (Bani Sudardi, 2003:47).

2. Deskripsi Naskah

Deskripsi naskah adalah penggambaran seluk-beluk naskah secara

terperinci. Hal ini bertujuan untuk memberi gambaran selengkap-lengkapnya

tentang naskah yang akan diteliti sehingga dapat diketahui karakternya. Deskripsi

naskah meliputi beberapa hal, yaitu judul naskah; tempat penyimpanan; nomor

naskah; ukuran halaman; jumlah halaman; jumlah baris; panjang baris; huruf dan

bahasa; kertas; cap kertas; garis tebal dan tipis; kuras; panduan; pengarang,

Page 27: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

penyalin, tempat, dan tanggal penulisan naskah; keadaan naskah; pemilik naskah;

pemerolehan naskah; gambar atau ilustrasi; isi naskah; dan catatan-catatan lain

yang ada tentang naskah (Sri Wulan Rujiati Mulyadi, 1994:38—42).

3. Suntingan Teks

Untuk menyediakan suntingan teks, diperlukan metode penyuntingan teks.

Metode ini harus disesuaikan dengan karakter naskah yang akan diteliti. Metode

yang digunakan untuk menyunting naskah tunggal adalah metode edisi naskah

tunggal. Salah satunya adalah dengan edisi standar, yaitu penyuntingan dengan

disertai pembetulan kesalahan-kesalahan kecil dan ketidakkonsistenan. Ejaan

yang digunakan ialah ejaan yang baku (standar). Kesalahan-kesalahan diberi

komentar yang dicatat dalam aparat kritik (Bani Sudardi, 2003:59—61).

Suntingan teks berkaitan dengan transliterasi dan transkripsi. Transliterasi

artinya penggantian jenis tulisan, huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad

yang lain, sedangkan transkripsi adalah salinan atau turunan tanpa mengganti

jenis tulisan (hurufnya tetap sama) (Siti Baroroh Baried, et. al., 1985:65).

4. Kritik Teks

Secara khusus tugas pokok penelitian filologi itu disebut kritik teks.

Kritiks adalah perbandingan, pertimbangan, dan penentuan teks yang asli atau

teks yang autoritatif, serta pembetulan perbaikan, pembersihan teks dari

kesalahan. Sebagai pertanggungjawaban perbaikan teks itu, semua perbedaan teks

itu dicatat dalam sebuah catatan yang biasa disebut aparat kritik (apparatus

criticus) (Edward Djamaris, 2002:8). Kritik teks adalah penilaian terhadap

Page 28: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

kandungan teks yang tersimpan dalam naskah untuk mendapatkan teks yang

paling mendekati aslinya (Bani Sudardi, 2003:55).

C. Struktur Hikayat

Penelitian struktur menolong pembaca memahami tujuan pengarang, isi

cerita, dan latar belakangnya, sebab tiap-tiap hasil sastra itu tidak hanya berasal-

usul, tetapi juga mempunyai sejarah terjadinya. Analisis struktur yang

menerangkan hubungan bagian yang satu terhadap bagian yang lain dan terhadap

keseluruhannya, dan sebaliknya akan mengungkapkan segala gejala yang menurut

pandangan tertentu tidak masuk akal (Sulastin Sutrisno, 1983:361).

Hikayat sebagai karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi

cerita, undang-undang dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis,

atau gabungan sifat-sifat itu, dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat

juang atau sekedar untuk meramaikan pesta (Kamus Besar Bahasa Indonesia,

2002:401).

Suatu cerita dapat memberikan gambaran yang jelas tentang sistem nilai

atau sistem budaya masyarakat pada suatu tempat dalam suatu masa. Perbuatan

yang dipuji dan dicela, pandangan hidup yang dianut dan dijauhi, sesuatu yang

digemari dan dijunjung tinggi (Sulastin Sutrisno, 1983:34).

M. Saleh Saad berpendapat, ”unsur-unsur pembentuk cerita rekaan itu

adalah alur, penokohan, latar dan pusat pengisahan” (Lukman Ali, 1967:120).

Rene Wellek dan Austin Warren berpendapat, unsur-unsur itu meliputi alur,

penokohan dan tema (Wellek dan Austin Warren, 1990:297).

Page 29: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

1. Tema

Matje dalam Sulastin Sutrisno mengatakan bahwa ”tema itu menunjukkkan

dengan singkat inti atau peristiwa yang merupakan bahan suatu karya sastra”

(Sulastin Sutrisno, 1983:92). Tema pada hakikatnya adalah makna yang

terkandung dalam cerita atau disebut juga dengan makna cerita. Makna cerita

dalam sebuah karya sastra mungkin saja lebih dari satu, sehingga dapat mengenal

adanya tema utama dan tema tambahan. Tema utama (tema mayor) yaitu makna

pokok cerita yang menjadi dasar atau gagasan dasar umum karya itu, sedangkan

makna yang hanya terdapat pada bagian tertentu cerita disebut sebagai makna

bagian atau makna tambahan. Makna bagian atau makna tambahan inilah yang

disebut sebagai tema minor (Burhan Nurgiyantoro, 1995: 82-83).

Untuk menentukan tema sebuah karya satra fiksi, tema haruslah

disimpulkan dari keseluruhan cerita. Menentukan tema pokok sebuah cerita pada

hakikatnya merupakan aktivitas memilih, mempertimbangkan, dan menilai di

antara sejumlah makna yang ditafsirkan ada dikandung oleh karya sastra yang

bersangkutan.

2. Amanat

Amanat merupakan pemecahan atau jawaban yang dipersoalkan dalam

cerita (Sudiro Satoto, 1992: 6). Amanat adalah pesan yang hendak atau ingin

disampaikan pengarang lewat karyanya kepada pembaca (Dick Hartoko dan B.

Rahmanto, 1986: 10).

Unsur amanat sebenarnya merupakan gagasan yang mendasari

diciptakanya karya sastra sebagai pendukung pesan. Karya sastra fiksi (prosa)

Page 30: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

senantiasa menawarkan pesan moral yang berhubungan dengan sifat-sifat luhur

kemanusiaan, memperjuangkan hak dan martabat manusia (Nurgiyantoro, 1995:

322).

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa amanat adalah

pesan yang terkandung dalam suatu cerita yang ingin disampaikan pengarang

kepada pembaca. Dengan adanya amanat tersebut diharapkan pembaca dapat

mengambil hal-hal positif dari cerita itu untuk bahan acuan dalam bertingkah

laku.

Page 31: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

D. Kerangka Pikir

Penyelamatan dan Pengembangan Warisan

Budaya Bangsa

Naskah HN

Metode Edisi Standar

Teks HN

Suntingan Teks HN

Analisis struktur HN

Page 32: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 17

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Semua penelitian

kualitatif selalu menggunakan metode deskriptif (Zaini Hasan, 1990:16). Metode

deskriptif adalah metode penelitian yang memberikan uraian dan menjabarkan apa

yang menjadi masalah, menganalisis, dan menafsirkan data yang ada (Winarno

Surakhmad, 1985:139).

B. Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah naskah Melayu lama yang berjudul

Hikayat Nabi. Teks HN ditulis dalam bahasa Melayu yang mendapat pengaruh

bahasa Minangkabu dengan menggunakan huruf Arab Melayu (Jawi). Saat ini

naskah HN tersimpan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dengan

nomor ML 205.

C. Metode Edisi Standar

Setelah naskah diinventarisasi dengan membaca katalog, dapat diketahui

bahwa naskah HN merupakan naskah tunggal. Metode penyuntingan naskah yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode edisi standar. Edisi standar ialah

menerbitkan naskah dengan membetulkan kesalahan-kesalahan kecil dan

ketidakajegan, sedang ejaanya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.

Diadakan pembagian kata, pembagian kalimat, digunakan huruf besar, pungtuasi,

dan diberikan pula komentar mengenai kesalahan-kesalahan teks (Siti Baroroh

Baried, et, al., 1985:69).

Page 33: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Setiap perbaikan yang dilakukan akan dipertanggungjawabkan, misalnya

dengan memberikan penjelasan di dalam pengantar suntingan, memakai catatan

kaki (footnote), dan sebagainya agar dapat memberikan kesempatan pada

pembaca atau peneliti lain untuk memberikan penilaian dan alternatif terhadap

setiap perbaikan sehingga pertanggungjawaban atau setiap perbaikan yang

dilakukan oleh penyunting akan memberikan tambahan kualitas keilmiahan yang

menurut pertimbangan keilmiahan dirasa lebih tepat (Sholeh Dasuki, 1996:61).

D. Metode Struktural

Karya sastra merupakan struktur. Struktur di sini dalam arti karya sastra itu

merupakan susunan unsur-unsur yang bersistem yang antara unsur-unsurnya

terjadi hubungan saling timbal balik, saling menentukan. Jadi, kesatuan unsur-

unsur dalam sastra bukan hanya merupakan kumpulan atau tumpukan hal-hal atau

benda-benda yang berdiri sendiri, melainkan hal-hal itu saling terkait, saling

berkaitan, dan saling bergantung (Rahmat Djoko Pradopo, 1997: 118-119).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

struktural. Pendekatan struktural dalam penelitian ini akan membahas beberapa

unsur karya sastra, di antaranya tema dan amanat.

Page 34: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data (inventarisasi naskah) dilakukan dengan studi pustaka,

yaitu dengan membaca katalog. Katalog yang dimaksud adalah Katalog Induk

Naskah-Naskah Nusantara Jilid 4 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

(Behrend, 1998). Dari pembacaan katalog ini, penulis mendapat informasi tentang

naskah HN yang tersimpan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Untuk

memudahkan penelitian, naskah HN yang digunakan dalam penelitian ini adalah

berupa print out dari naskah aslinya yang sudah dimikrofilmkan.

F. Teknik Pengolahan Data

Dalam mengolah data, penulis menggunakan beberapa tahapan, yaitu

sebagai berikut.

1. Tahap deskripsi

Setelah penulis mendapatkan naskah, langkah selanjutnya adalah

mendeskripsikan naskah, yaitu menjelaskan atau memberi gambaran tentang

seluk-beluk naskah untuk mengetahui karakter naskah.

2. Tahap analisis

Setelah naskah dideskripsikan, langkah selajutnya adalah melakukan

suntingan teks. Metode suntingan yang dipakai dalam penelitian ini adalah

metode standar. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam edisi standar menurut Edwar

Djamaris (2006:28) adalah (a) mentransliterasikan teks, (b) membetulkan

kesalahan teks, (c) membuat catatan perbaikan/perubahan, (d) memberi komentar,

Page 35: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

tafsiran (informasi di luar teks), (e) membagi teks dalam beberapa bagian, dan (f)

menyusun daftar kata sukar.

Selain itu, teks dianalisis dengan mendeskripsikan struktur yang bertujuan

untuk memudahkan pembaca dalam memahami teks. Analisis struktur yang dikaji

adalah tema dan amanat.

3. Tahap evaluasi

Data yang sudah dianalisis, belum dapat ditarik simpulan begitu saja.

Data-data tersebut harus diteliti kembali agar dapat diperoleh penilaian yang

benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.

G. Teknik Penarikan Simpulan

Setelah hasil penelitian diperoleh, langkah terakhir adalah penarikan

simpulan. Dalam penelitian ini, penarikan simpulan dilakukan secara induktif,

yaitu penarikan simpulan dengan berpikir berdasarkan pengetahuan yang bersifat

khusus ke pengetahuan yang bersifat umum.

Page 36: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

BAB VI PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan terhadap teks HN yang telah diuraikan pada

bab-bab sebelumnya, dapat ditarik simpulan sebagai berikut.

1. Beberapa kesalahan penulisan yang terdapat dalam suntingan teks HN.

a. Lakuna, yaitu pengurangan huruf atau suku kata, kata, frasa, klausa,

kalimat, dan paragraf. Pada suntingan teks HN, terdapat 8 kasus

pengurangan huruf atau suku kata.

b. Adisi, yaitu penambahan huruf atau suku kata, kata, frasa, klausa, kalimat,

dan paragraf. Pada suntingan teks HN terdapat 2 kasus penambahan huruf

atau suku kata dan 11 kasus penambahan kata.

c. Ditografi, yaitu perangkapan huruf atau suku kata, kata, frasa, klausa,

kalimat, dan paragraf. Pada suntingan teks HN terdapat 1 kasus

perangkapan kata dan 1 kasus perangkapan kalimat

d. Substitusi, yaitu penggantian huruf atau suku kata, kata, frasa, klausa,

kalimat, dan paragraf. Pada suntingan teks HN terdapat 18 kasus

penggantian huruf atau suku kata.

e. Penulisan kata yang menunjukkan ciri ragam Bahasa Melayu

Minangkabau yaitu kata ditransliterasikan dangan. Kata dangan

ditransliterasikan sebagaimana adanya. Penggunaan huruf ش (sy) dalam

beberapa kata yang di dalam ejaan sekarang ditulis dengan s, dan

penambahan huruf h pada kata yang dimulai dengan vokal misalnya pada

kata hayam.

Page 37: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

2. Analisis isi terdiri dari pembahasan analisis struktur yang meliputi tema dan

amanat.

a. Tema utama dalam HN adalah tentang perintah salat dari Allah SWT yang

disampaikan kepada nabi Muhammad melalui sebuah perjalanan Isra

Mikraj.

b. Amanat dalam HN meliputi akidah, ibadah dan akhlak. Akidah yang

terkandung dalam teks HN adalah iman kepada malaikat, iman kepada

rasul, iman kepada takdir, dan iman kepada hari kiamat. Ibadah yang

terkandung dalam teks HN adalah salat, berdakwah, dan berdoa. Ajaran

tentang akhlak dalam teks HN adalah bertobat.

B. Saran

Penelitian ini merupakan salah satu upaya penyelamatan dan

pengembangan warisan budaya bangsa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat

memperluas wawasan keislaman. Perlu diadakan kajian lagi dari berbagai disiplin

ilmu terhadap naskah ini sebagai upaya untuk mengenalkan keberadaannya

kepada khalayak ramai. Sehingga diharapkan mampu meningkatkan rasa cinta

para generasi muda pada tanah air tercinta.

Page 38: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

BAB V ANALISIS STRUKTUR

A.Tema

Pada hakikatnya tema merupakan makna yang dikandung cerita, atau secara

singkat: makna cerita. Tema pokok cerita atau tema mayor (artinya: makna pokok

cerita yang menjadi dasar atau gagasan dasar umum karya itu) tersirat dalam

sebagian besar atau dalam keseluruhan cerita. Tema tambahan atau tema minor

adalah makna cerita yang hanya terdapat pada bagian-bagian cerita tertentu saja.

Makna-makna tambahan tersebut bukan sesuatu yang berdiri sendiri, terpisah dari

makna pokok cerita yang bersangkutan. Akan tetapi, bersifat mempertegas

eksistensi makna utama (Burhan Nurgiyantoro, 1995: 82-83).

Menentukan tema pokok sebuah cerita pada hakikatnya merupakan aktivitas

memilih, mempertimbangkan, dan menilai di antara sejumlah makna yang

ditafsirkan ada dikandung oleh karya yang bersangkutan. Dalam HN ditemukan

adanya tema mayor dan tema minor. Untuk mengetahui tema pokok dalam sebuah

cerita biasanya dapat ditemukan apabila sebuah motif dalam cerita itu diulang

berkali-kali, sehingga karenanya sangat melekat dalam ingatan pembaca (Maatje

dalam Sulastin Sutrisno, 1983:331).

a. Tema Mayor

Tema mayor atau makna pokok (utama) yang terkandung dalam HN adalah

“perintah salat dari Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad melalui

sebuah perjalanan Isra Mikraj”.

Page 39: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Demikian buni serunya ya Allah ya Tuhanku ya Nabiya ya muwali bābul ‘ālamin berilah keringanan umat aku daripada sembahyang lima puluh waktu. Maka berkata Tuhan kita, “Hai Muhammad kasih aku, bermula sembahyang semuhanya lima waktu pada sehari dan semalam”. Maka turunlah engkau hai Muhammad kepada dunia, maka diambilah oleh Jibril tangan nabi. Lalu berdiri berjalan sekali maka dirujuk oleh nabi kita Buroq itu. Dijbril itu mengantarkan hingga pintu langit yang di bawah sekali. Maka bersepaham Nabi Muhammad serta Jibril (HN: h.11). Lalu turun Nabi Muhammad kepada dunia [lalu saja kapan]1 masjid belum lagi tiba akan sembahyang, maka duduklah Muhammad kepada tempat dahulu tatkala naik kepada langit. Maka habis telah Nabi Muhammad karena hari belum lagi tinggi, Muhammad sudah kembali daripada langit yang tujuh. <Maka tiba orang akan sembahyang>2 maka tiba orang akan sembahyang, maka berdirilah nabi membaca takbir maimamkan sekalian orang. nabi sudah sembahyang maka bacuritalah nabi daripada olehnya naik kepada langit lalu turun kepada bumi didapatnya m[en]atahari3 belum lagi tinggi. Maka diam semuhanya mendengar cerita Nabi Muhammad, mengatakan sungguh semuhanya (HN: h.11).

Dari kutipan di atas, dapat diambil sebuah tema mayor bahwa puncak dari

perjalanan itu adalah diterimanya perintah salat wajib. Mulanya diwajibkan salat

lima puluh kali sehari-semalam. Atas saran Nabi Musa, Nabi Muhammad

meminta keringanan dan diberinya pengurangan sepuluh-sepuluh setiap meminta.

Akhirnya diwajibkan lima kali sehari semalam.

b. Tema Minor

Tema minor atau makna tambahan yaitu makna yang terdapat pada

bagian-bagian tertentu dalam cerita. Dalam HN tema minor yang ditemukan

adalah sebagai berikut.

1 Kelebihan penulisan 2 Penulisan rangkap 3 Tertulis m.n.t.h.a.r.y

Page 40: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

1) Nabi Muhammad mendapat mukjizat dari Allah.

Muhammad itu dua tahun /h/ampirnya4 pergih berjalan-jalan di atas bukit Jabal Nur namanya bukit, serta Dhamirah bawa berjalan bertemu dua orang rupa hulubalang. Pada tanganya itu suatu pedang d.k.y.p.t5 nabi. Kedua belah tangan dibelahnya dadah dikeluarkan hati jantung, lalu dibasuhnya dimasukkan pula kembali (HN: h.3).

Kemudian Jibril mengeluarkan hati Nabi Muhammad lalu menyucinya tiga

kali, maka penuhlah hati itu dengan kesabaran, keyakinan, ilmu dan kepasrahan

penuh kepada Allah, lalu ditutup kembali oleh Jibril.

Penyucian hati ini bukan berarti hati nabi kotor. Nabi sudah diciptakan

oleh Allah dengan hati yang paling suci dan mulia, hal ini tidak lain untuk

menambah kebersihan dan kesucian, dan untuk lebih memantapkan dan

menguatkan hati beliau, karena akan melakukan suatu perjalanan penuh hikmah

serta sebagai kesiapan untuk berjumpa dengan Allah.

2) Nabi Muhammad mengalami sebuah perjalanan yang disebut Isra Mikraj.

Maka sampailah umur nabi tiga puluh musim. Maka turunlah Jibril disoalkan Tuhan membawa Buroq di dalam syorga akan /m/embawa6 nabi kita Muhammad mengitari. Lalu bertemu dangan nabi kita, “Assallamu’alaikum”, kata Jibril, “Alaikum sallam” bunyi jawabnya. Berkata wahai Muhammad, “Aku ini disoalkan Tuhan membawa engkau naik ke langit melihat langit dangan berpangkat”. Lalu berkata <Nabi //(5)Nabi>7 Muhammad, “Dangan apa aku naik ke langit?”, berkata Jibril kepada Nabi Muhammad, “Inilah Buroq aku bawakan”. Bersikaplah nabi akan berjalan, lalu naiklah mari. Buroq itu lalu berjalan ke Baitul Makdis tempat nan di jalang. Tiba di sana nan dipautkan Buroq oleh nabi kita kepada tempat pautan sekalian anbiya. Maka sembahyang nabi kita dua rakaat sudah sembahyang. Keluarlah nabi di dalam masjid bertemu di luar oleh Jibril. Bakata Jibril kepada Nabi Muhammad, “Engkau di atas langit dangan hamba bawa taulah”. Naiklah nabi ke atas Buroq terbanglah Buroq dangan sinar bertemu di hantara langit dangan bumi lautan yang amat lebar di dalamnya pusara menjadi nabi nasikh (HN: h.5-6).

4 Tertulis ng.m.p.r.ny 5 Tertulis 6 Tertulis p.m.b.w 7 Penulisan ganda oleh penyalin pada pias bawah sebelah kiri hal 5 diulang pada pias kanan atas hal 6

Page 41: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Sudah kira masa /k/iyamat8 n.j.l.p9 naiklah nabi rupanya bertemu dangan pintu langit yang pertama. Berhadapan berkata Jibril kepada orang di atas langit, “Wahai bukakan pintu!”. Berkata malaikat yang menjaga pintu, “Siapa engkau?”, aku Jibril disoalkan Tuhan membawa Muhammad naik ke Hadirat Tuhan (HN: h.6). Maka naik pula nabi kita kepada langit yang kedua bertemu dangan pintu langit yang kedua. Maka tiada juga Jibril kepada malaikat berkata, “Malaikat siapa engkau yang di bawah pintu ini?”, “Aku Jibril disoalkan Tuhan membawa Muhammad naik kemari”. Lalu dibukakan pintu langit, bertemu dangan Isa alaihi sallam (HN: h.7). Kemana orang pula serta kami kepada langit yang kelima, maka mintak buka Jibril kepada orang di atas pintu. Berkata orang di atas pintu, “siapa engkau?”, “Aku Jibril disuruhkan Tuhan membawa Muhammad naik ke Hadirat Tuhan”. Maka dibukakan malaikat pintu langit tiba-tiba bertemu dangan Musa (HN: h.8) Jibril b.n.k.r10 mamapah Muhammad naiklah nabi kepada langit yang keenam mintak buka Jibril kepada malaikat bertanya malaikat, “siapa engkau?”, “Aku Jibril serta Muhammad”. Malaikat b.n.k.r11 membuka pintu tiba. Muhammad bertemu dangan Harun maka mengucapkan keduanya (HN: h.9) Kemudian dibuka orang pintu langit nan tujuh lalu bertemu nabi kita dangan Nabi Ibrahim maka berucab mengucab keduanya. Bermula Nabi Ibrahim bersinar di bawah kami Sijratul Muntaha namanya. Bermula daunnya seperti telinga gajah dan buahnya seperti hujung bukit kapa gadingnya. Maka masuklah Muhammad serta Ibrahim ke dalam Baitul Makmur, maka sembahyang dua rokaat. Bermula sekalian malaikat tujuh puluh ribupun tiap-tiap hari masuk ke dalam Baitul Makmur, tidak berkeputusan selama-lamanya (HN:h.10)

Dari kutipan teks HN tersebut, diceritakan perjalanan Nabi Muhammad

bersama malaikat Jibril dari langit pertama sampai langit tujuh dengan

menggunakan Buroq. Dalam perjalanan sampai langit tujuh diceritakan pula

setiap kejadian dari tiap langitnya. Di langit yang pertama Nabi Muhammad

bertemu dengan Nabi Adam, di langit yang kedua bertemu dengan Nabi Isa, di

langit yang keempat bertemu dengan Nabi Yusuf, di langit yang kelima bertemu

8 Tertulis p.y.m.t 9 Tertulis

10 Tertulis

11 Tertulis

Page 42: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

dengan Nabi Musa, di langit yang keenam bertemu dengan Nabi Harun, di langit

yang ketujuh bertemu dengan Nabi Ibrahim.

Kata Isra Mikraj ini dapat dibagi pada dua kata yaitu Isra dan Mikraj. Isra

berarti perjalanan Rasulullah dari masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, sedangkan

Mikraj berarti perjalanan Rasulullah dari Masjidil Aqsa naik ke tiap langit sampai

Sidratul Muntaha. Allah memerintahkan malaikat Jibril untuk memperjalankan

Rasulullah dari Masjidil Haram (Makah) ke Masjidil Aqsa (Palestina) untuk

kemudian menuju Sidratul Muntaha. Peristiwa ini berlangsung hanya dalam

waktu semalam, sebuah waktu yang sangat pendek.

B. Amanat

Amanat sangat berkaitan erat dengan tema. Amanat merupakan pesan

yang ingin disampaikan kepada pembaca lewat karya yang diciptakanya. Dengan

adanya amanat ini diharapkan pembaca dapat mengambil hal-hal yang positif dari

cerita yang bersangkutan untuk bahan acuan dalam bertingkah laku. Amanat

dalam teks HN dibagi menjadi tiga unsur, yaitu akidah, ibadah dan akhlak. Ketiga

unsur ini pada dasarnya merupakan satu kesatuan dalam ajaran Islam. Ketiga

unsur tersebut dapat dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan. Akidah merupakan

sistem kepercayaan yang bermuatan elemen-elemen dasar keyakinan,

menggambarkan sumber dan hakikat keberadaan agama. Ibadah adalah kewajiban

dan tujuan hidup dari perputaran roda sejarah manusia di dunia. Akhlak adalah

sistem etika menggambarkan arah dan tujuan yang hendak dicapai agama.

Page 43: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Adapun akidah yang terkandung dalam teks HN meliputi iman kepada

rasul, iman kepada malaikat, iman kepada takdir, dan iman kepada hari kiamat.

Ajaran ibadah yang terkadung dalam teks HN ialah salat, berdoa, dan berdakwah.

Ajaran tentang akhlak dalam teks HN meliputi akhlak baik yaitu bertobat.

a. Akidah

1) Iman Kepada Rasul Allah

Allah menurunkan wahyunya kepada manusia tidak secara langsung

melainkan memilih di antara manusia dan dijadikan-Nya sebagai utusanNya.

Rasulullah yang menerima dan ditugaskan untuk menerangkan wahyu Allah

kepada ummatnya. Karena manusia memerlukan contoh perilaku yang

dikehendaki Allah, karena itu Allah mengangkat salah seorang dari manusia

sebagai rasul-Nya.

Rasul adalah manusia yang dipilih Allah dan diberi kuasa untuk

menerangkan segala sesuatu yang datang dari Allah. Beriman kepada rasul

merupakan tuntutan iman kepada Allah, dan Allah menyuruhnya untuk

mengimaninya. Iman kepada Rasul Allah dapat dilihat dalam kutipan kalimat

berikut.

Pembanding Muhammad pada waktu adanya suda tiba segala anak-anakan biduodari di dalam Negeri Makah. Muhammad itu sudahlah zhahir sekalian berhala habis terjatuh daripada masjidnya dan bergerak kursinya raja kebesaran di luar Negeri Makah. Maka jatuhlah raja ke bawah kursi karena kebesaran Muhammad dan padam api di Negeri Parsi dan panaslah sekalian isi dunia tidak tahu (HN: h.1).

Berdasarkan kutipan di atas, dapat diketahui bahwa nabi Muhammad

adalah utusan Allah yang membawa kabar gembira dan pemberi peringatan

kepada umat Islam. Iman kepada rasul dalam kutipan di atas terdapat dalam

Q.S. AN-Nisa: 165 yang artinya sebagai berikut: Kita mengimani bahwa Allah

Page 44: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Subhanahu Wa Ta’ala telah mengutus rasul-rasul kepada umat manusia, Firman

Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya: ” (Kami telah mengutus mereka)

sebagai rasul-rasul pembawa berita genbira dan pemberi peringatan, supaya tiada

alasan bagi manusia membantah Allah sesudah (diutusnya) rasul-rasul itu. Dan

Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Terjemahan QS. AN-Nisa: 165).

2) Iman Kepada Malaikat Allah

Allah menciptakan malaikat, yaitu makhluk gaib yang melaksanakan

tugas-tugas yang diberikan Allah. Ia diciptakan Allah dari cahaya. Seorang

muslim wajib mengimani adanya malaikat sebagai makhluk Allah di samping

manusia, jin dan iblis. Keyakinan terhadap adanya malaikat, bukan hanya sebatas

mengetahui nama dan tugas malaikat, melainkan melahirkan dampaknya pada

perilaku. Setiap manusia akan selalu berhati-hati, sebab apapun perbuatannya

akan dicatat oleh malaikat dan diminta pertanggungjawabannya.

Penggambaran keimanan atau keyakinan terhadap malaikat dalam teks

HN dapat dilihat pada kutipan berikut.

Turunlah Jibril disu/r/ukan12 Tuhan membawa suatu tongkat di dalam syorga tempatnya, diberikan kepada nabi kita lalu diambilah. Maka kata Jibril, “Ini tongkat aku bawakan di dalam syorga, berapa mukjizat engkau hujamkan tongkat ini kepada bumi?”. (HN: h.4). “Maka berkata Djibril kepada Muhammad, “Hamba ini rosulkan Tuhan kepada engkau membawa himbaulah engkau Muhammad rasulallah”. Lalu kepada umat engkau sampai sekarang menjadi rasulallah” (HN: h.5). Maka sampailah umur nabi tiga puluh musim. Maka turunlah Jibril disoalkan Tuhan membawa Buroq di dalam suroga akan /m/embawa13 nabi kita Muhammad mengitari. Lalu bertemu dangan nabi kita, “Assallamu’alaikum”, kata Jibril, “Alaikum sallam” bunyi jawabnya. Berkata wahai Muhammad, “Aku ini disoalkan Tuhan

12 Terbaca ‘disulukan’ Kata ‘disulukan’ dalam Bahasa Minangkabau tidak ada dan diedisikan dengan kata ‘disurukan’. 13 Tertulis p.m.b.w

Page 45: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

membawa engkau naik ke langit melihat langit dangan berpangkat” (HN : h.5).

Pada kutipan di atas jelas bahwa malaikat benar-benar ada. Malaikat

Djibril diperintahkan Allah untuk membawa mukjizat kepada nabi Muhammad.

Hal itu berarti bahwa malaikat wajib kita yakini keberadaannya. Ajaran iman

kepada malaikat terdapat dalam Q.S. At-Tahrim (66) ayat 6 yang artinya sebagai

berikut. “Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari

siksa api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya

malaikat-malaikat yang kasar dan keras yang tidak mendurhakai Allah terhadap

apa yang diperintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang

diperintahkan” (Terjemahan Q.S. At-Tahrim, 66:6).

Selain Q.S. At-Tahrim di atas, juga terdapat dalam surat Al-A’raaf (7) ayat

206 yang artinya sebagai berikut. “Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di

sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka bertasbih

memujiNya dan hanya kepadaNya mereka bersujud” (Terjemahan Q.S. Al-A’raaf,

7:206). Kedua kutipan surat Al-Quran di atas menjelaskan bahwa agar manusia

beriman kepada malaikat Allah. Mereka diperintahkan untuk menjaga dan

menjauhkan diri dan keluarganya agar tidak mendapat siksa neraka. Malaikat

yang sifatnya sangat kasar dan keras. Malaikat selalu tunduk dan mengerjakan apa

yang diperintahkan Allah. Malaikat juga senantiasa bertasbih, memuji,

menyembah, dan bersujud kepada-Nya. Oleh karena itu sangat jelas bahwa

malaikat benar adanya yang selalu disisi Allah.

Page 46: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

3) Iman Kepada Takdir Allah

Takdir atau Qadla dan Qadar adalah ketentuan Allah bagi manusia yang

menunjukkan ke-Maha Kuasaan Allah dalam menentukan nasib manusia. Allah

Maha Kuasa untuk menentukan apa saja yang dikehendaki-Nya. Oleh sebab itu,

setiap muslim harus yakin dan percaya bahwa Allah Maha Kuasa dan Maha

Mengetahui tentang nasib seluruh makhluk. Allah sudah menentukan nasib setiap

makhluknya, tetapi tak seorangpun makhluk yang mengetahui nasibnya. Allah

Maha Kuasa dan Maha Berkehendak. Jika Allah menghendaki maka Allah Maha

Kuasa untuk mengubah nasib makhluk-Nya, jika ia berusaha untuk mengubahnya.

Penggambaran iman kepada Takdir Allah ini dapat dilihat pada kutipan

berikut.

Maka rubah panasnya[lah]14 Muhammad melihat gadingnya. B.r.s.w.g.y.r.w.l.h15 Jibril mamapah, dialah sembah nabi kita Muhammad. Maka bertanya kepada Jibril ini, “Malaikat apa namanya?” maka berkata Jibril, “Bermula malaikat ini Mikail namanya, kerjanya manilik suratan baik //(10) dan jahat untung manusia kepada Laukh Maukhfud”. [pa]16 Tidak lupa sekejap mata, maka datanglah nabi kita ke bawah Tiang Ars Allah. Maka sujudlah Nabi Muhammad mangadap kepada hadirat Tuhan rabbil’ alamin.

Ajaran iman kepada takdir Allah diperkuat dan dibuktikan dalam Q.S. Al-

Hadid ayat 22 dan Ar-Ra’ad ayat 11 sebagai berikut. “Tidak ada bencana yang

menimpa di bumi dan (tidak pula pada) dirimu sendiri kecuali telah (ditentukan)

di dalam kita sebelum Kami wujudkan. Sesungguhnya yang demikian itu adalah

mudah bagi Allah” (Terjemahan Q.S. Al-Hadid, 57:22). “Sesungguhnya Allah

tidak akan mengubah nasib yang menimpa suatu kaum hingga mereka mengubah

apa yang ada pada diri mereka” (Terjemahan Q.S.Ar-Ra’ad, 13:11). 14 Terbaca ‘panasnyalah’

15 Tertulis 16 Kelebihan penulisan

Page 47: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Dari kedua potongan ayat tersebut, jelas bahwa Allah Maha Kuasa sangat

mudah bagiNya untuk menentukan dan mewujudkan segala yang ada di bumi

termasuk juga sebuah bencana. Allah Maha Berkehendak mendatangkan bencana

pada diri manusia. Dan Allah tidak akan mengubah apa yang telah ditentukannya

kecuali mereka berusaha mengubah nasibnya sendiri.

Beriman kepada takdir akan melahirkan sikap optimis, tidak mudah

kecewa atau putus asa, sebab apa yang menimpa setelah segala usaha dilakukan

merupakan takdir Allah, dan Allah akan selalu memberikan yang terbaik sesuai

dengan sifatNya yang Maha Pengasih dan Penyayang.

4) Iman Kepada Hari Kiamat

Iman kepada hari kiamat adalah meyakini datangnya hari akhir. Iman

kepada hari kiamat merupakan rukun iman yang kelima. Dengan iman kepada hari

akhir akan menjadikan seseorang akan selalu bersikap hati-hati dalam melakukan

perbuatannya. Perbuatan tersebut senantiasa mengingat kehidupan di akhirat

sehingga terciptalah antara kehidupan dunia dan akhirat. Dalam teks HN amanat

tentang iman kepada hari kiamat dapat dilihat pada kutipan sebagai berikut.

Lalu dibukakan pintu langit, bertemu dangan Isa alaihi sallam. Maka mengucab berucab keduanya, lalulah pula Muhammad di sanan bertemu malaikat habis berdiri semuhanya bersaf-saf dangan beberapa banyaknya. Allah taala juga nan tahu akan bilangannya, bertanya b.ng.y17 itu bak buni guruh hampir /k/iyamat18. Bertanya Muhammad kepada Jibril, “Berapa lamanya berdiri malaikat disini?”, kata Jibril, “Hingga kiyamat “. Maka berhenti, inilah akibat kepada Tuhanya (HN: h.7).

17 Tertulis 18 Tertulis p.y.m.t

Page 48: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Ajaran iman kepada hari kiamat terdapat dalam Q.S. Ali Imran ayat 9 dan

ayat 114 sebagai berikut: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan

manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya.

Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji” (Terjemahan Q.S. Ali Imran, 3:9).

“Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan mereka menyuruh kepada

yang makruf dan mencegah dari yang mungkar dan bersegera kepada

(mengerjakan) perbagai kebajikan, mereka itu termasuk orang-orang yang saleh”

(Terjemahan Q.S. Ali Imran, 3:114).

Kedua kutipan surat Al-Quran di atas menjelaskan bahwa akan benar-

benar datang hari akhir dan pembalasan tanpa ada keraguan sedikitpun. Dan Allah

menyuruh setiap muslim untuk segera berbuat kebaikan dan mencegah dari

perbuatan yang mungkar agar termasuk golongan orang yang saleh. Dengan

begitu mereka di hari pembalasan nanti akan mendapatkan rahmat dari Allah.

b. Akhlak

Akhlak merupakan pola tingkah laku yang baik maupun buruk. Bertobat

merupakan bentuk aspek akhlak yang terpuji. Kesadaran seseorang setelah

melakukan perbuatan yang salah dalam pengakuan dosa-dosanya menyebabkan

munculnya perbuatan taubat. Aspek akhlak dalam nilai Islam mengajarkan untuk

bertobat, mengakui segala kesalahan yang kita perbuat dan berjanji serta berusaha

tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.

Hal ini menunjukkan bahwa manusia tidak luput dari salah dan manusia

memiliki kelemahan yang jauh dari kesempurnaan. Ajaran untuk bertobat terdapat

dalam HN yang dapat dilihat pada kutipan berikut.

Page 49: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Maka dikenakan pakaian tadi lalu pulang ke rumah parampuan. Didapatinya parampuan sedang bermasak perpeti. Maka bermenung sajalah, Abas berkata, kepada parampuan, “Apa sebab tiap juga masak burung itu”. Bakata parampuan, “Wahai suamiku sebentar ini aku pergi //(13) mesti bagaimanakah masak burung perpeti, pada(hal)19 aku sekarang dipanggil Nabi kita. Akan diperjamukan Nabi sudah tiba. Maka taubatlah Abas kepada Nabi sekarang itu adanya (HN: h.13).

Ajaran bertobat dan senantiasa menakui dosa dan salah serta berusah

memperbaikinya terdapat dalam Q.S Ar-Ruum (30) ayat 31 yang bunyi artinya

sebagai berikut. “Dengan kembali bertobat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-

Nya serta dirikanlah salat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang

mempersekutukan Allah” (Terjemahan Q.S. Ar-Ruum: 31). Surat di atas

memerintahkan kepada hambaNya untuk bersegera dalam bertobat. Bertobat bisa

dilaksanakan dengan salat sunat tobat dua rakaat.

Dengan penuh penyesalan dan minta ampunan kepada Allah tanpa

mempersekutukanNya. Dalam melaksanakan taubat ini disertai keyakinan bahwa

Tuhan mengampuni dosa-dosa hambaNya yang bertobat dan memohon ampun

kepadaNya. Hal ini seperti tersebut dalam Q.S. An-Nahl (16) ayat 119 yang bunyi

artinya sebagai berikut. “Kemudian sesungguhnya (Tuhanmu) mengampuni bagi

orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian

mereka bertobat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya): sesunguhnya Tuhanmu

sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Terjemahan

Q.S. An-Nahl: 119).

19 Tertulis p.d

Page 50: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

c. Ibadah

1) Perintah salat

Pada peristiwa Isra Mikraj, Allah memberikan perintah salat wajib. Salat

subuh adalah salat yang pertama kali diperintahkan. Karena peristiwa Isra Mikraj

sendiri terjadi pada saat malam hari. Subuhnya Rasulullah sudah tiba kembali di

tempat semula. Mungkin ini juga hikmah bagi kita semua, karena salat Subuh

adalah salat yang sulit untuk di laksanakan, di mana saat itu banyak manusia yang

masih terlelap dalam tidurnya. Sebelum diperintahkannya salat wajib 5 waktu ini,

Rasulullah melaksanakan salat sebagaimana Nabi Ibrahim. Dalam teks HN

perintah ini dapat dilihat pada kutipan berikut.

Bermula Nabi Ibrahim bersinar di bawah Sidratil Muntaha namanya. Bermula daunya seperti telinga gajah dan buahnya seperti hujung bukit kapa gadingnya. Maka masukklah Muhammad serta Ibrahim ke dalam Baitul Makmur, maka sembahyang dua rokaat (HN: h.10). Demikian buni serunya ya Allah ya Tuhanku ya Nabiya ya muwali bābul ‘ālamin berilah keringanan umat aku daripada sembahyang lima puluh waktu. Maka berkata Tuhan kita, “Hai Muhammad kasihan aku bermula sembahyang semuhanya lima waktu pada sehari dan semalam”. Maka turunlah engkau hai Muhammad kepada dunia, maka diambillah oleh Jibril tangan Nabi. Lalu berdiri berjalan sekali maka dirujuk oleh Nabi kita Buroq itu. Dijbril itu mengantarkan hingga pintu langit yang di bawah sekali maka bersepaham Nabi Muhammad (HN: h.11). Lalu turun Nabi Muhammad kepada dunia,[lalu saja kapan]20 masjid belum lagi tiba akan sembahyang, maka duduklah Muhammad kepada tempat dahulu tatkala naik kepada langit. Maka j.b.r.t.l.h21 Nabi Muhammad karena hari belum lagi tinggi, Muhammad sudah kembali daripada langit yang tujuh. <Maka tiba orang akan sembahyang>22 maka tiba orang akan sembahyang, maka berdirilah Nabi membaca takbir maimamkan sekalian orang. Nabi sudah sembahyang maka caritalah Nabi daripada olehnya naik kepada langit lalu turun kepada bumi didapatnya m[en]atahari23 belum lagi tinggi. Maka diam

20 Kelebihan penulisan

21 Tertulis 22 Penulisan rangkap oleh penyalin dan sudah dikoreksi oleh penyalin 23 Tertulis m.n.t.h.a.r.y

Page 51: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

semuhanya mendengar cerita Nabi Muhammad, mengatakan sungguh semuhanya (HN: h.11).

Nabi Muhammad sebagai pemimpin umat Islam menjadi tulang punggung

perjuangan penyebaran agama Islam ke seantero dunia, dan berperan

menunjukkan keluhuran agama Islam sebagai agama Rahmatan Lil Alamin

(rahmat bagi sekalian alam). Salat sebagai tiang agama merupakan aspek paling

fundamental yang diberikan oleh Allah kepada Rasulullah untuk dijadikan jalan

bertemu dan mendekatkan diri pada Allah di dunia. Pelaksanaan salat merupakan

sebuah kewajiban religius yang harus dilakukan setiap umat Islam. Dalam hal ini

HN menjelaskan tentang perintah salat itu. Allah berkehendak agar Nabi

Muhammad dapat menyampaikan perintah salat kepada seluruh umat muslimin

dan meyakinkan pada mereka bahwa pelaksanaan salat merupakan penjagaan

terhadap tegaknya agama Islam.

2) Berdoa

Berdoa merupakan bentuk ibadah yang menunjukkan permohonan dari

harapan-harapan seseorang kepada Tuhannya. Pada dasarnya, Tuhan adalah dekat

di hati kita ketika berdoa. Berdoa inilah merupakan kegiatan hubungan antara

Tuhan dengan hambaNya. Perintah untuk berdoa kepada Tuhan inilah yang

dianjurkan dan pasti Tuhan akan mengabulkan permohonan dari orang yang

berdoa walaupun tidak langsung, mungkin suatu hari.

Demikian buni serunya ya Allah ya Tuhanku ya Nabiya ya muwali bābul ‘ālamin berilah keringanan umat aku daripada sembahyang lima puluh waktu. Maka berkata Tuhan kita, “Hai Muhammad kasihan aku bermula sembahyang semuhanya lima waktu pada sehari dan semalam”(HN: h.11).

Page 52: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Kutipan di atas menunjukkan bahwa Tuhan memerintahkan manusia untuk

berdoa karena Tuhan akan mengabulkan permohonan dari orang yang berdoa.

Perintah berdoa terdapat dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 186 yang artinya sebagai

berikut. “Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka

(jawablah) bahwasannya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang

berdoa apabila ia memohon kepadaKu maka hendaknya mereka itu memenuhi

(segala perintah)Ku dan hendaklah mereka beriman kepadaKu, agar mereka selalu

dalam kebenaran” (Terjemahan Q.S. Al-Baqarah: 186).

Surat di atas menjelaskan bahwa Tuhan memang dekat dengan hamba-

Nya. Dia akan mengabulkan permohonan hamba-Nya jika hamba-Nya mau

berdoa dan memenuhi segala perintahNya dan tetap beriman kepada-Nya. Dengan

begitu mereka akan selalu di jalan-Nya, yakni dalam jalan yang benar sehingga

akan selalu dalam lindungan-Nya. Jadi berdoa sangat dianjurkan agar mereka

tidak dalam kesombongan terhadap Tuhannya karena menganggap dirinya kuat

dan tidak memohon pertolongan Tuhan.

3) Berdakwah

Berdakwah merupakan bentuk ibadah yang merupakan kewajiban seorang

muslim untuk menyampaikan kebenaran dan mencegah kemungkaran. Dia wajib

menyeru kebajikan jika dia mengetahui dan juga wajib mencegah dan melarang

kejahatan atau keburukan jika dihadapannya penuh dengan kemaksiatan. Dengan

berpegang kitab suci Al-Quran, seorang muslim menyampaikan kebenaran dan

kitab suci ini sesuatu yang dapat menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang

beriman. Penggambaran tentang ajaran berdakwah terdapat dalam kutipan berikut.

Page 53: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Nabi sudah sembahyang maka caritalah Nabi daripada olehnya naik kepada langit lalu turun kepada bumi didapatnya m[en]atahari24 belum lagi tinggi. Maka diam semuhanya mendengar cerita Nabi Muhammad, mengatakan sungguh semuhanya (HN: h.11).

Berdakwah selalu dilakukan oleh rasul. Rasul juga pernah memerintahkan

umatnya untuk selalu berdakwah. Perintah rasul ini terdapat dalam Q.S. Al-A’raaf

(7) ayat 157 yang artinya sebagai berikut. “Nabi itu (Muhammad) memerintahkan

manusia mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang

mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan

bagi mereka yang buruk-buruk dan membuang mereka beban-beban dan

belenggu-belenggu yang ada pada mereka” (Terjemahan Q.S. Al-A’raaf, 7:157).

Berdasarkan surat di atas, jelas bahwa seorang muslim diperintahkan

mengerjakan hal yang baik dan melarang mereka mengerjakan hal yang buruk.

Tidak hanya memerintahkan dan melarang, melainkan menghalalkan yang baik-

baik dan mengharamkan yang buruk-buruk. Jika mereka mengerjakan perintahnya

maka beban yang ada akan hilang dan terasa ringan dalam menjalani hidup.

24 Tertulis m.n.t.h.a.r.y

Page 54: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

BAB IV SUNTINGAN TEKS

A. Inventarisasi Naskah

Langkah pertama dalam penyuntingan teks adalah inventarisasi naskah.

Inventarisasi naskah adalah mencatat informasi tentang naskah yang akan

dijadikan objek penelitian. Dalam penelitian ini, inventarisasi naskah dilakukan

dengan studi katalog, yaitu mencari informasi tentang naskah yang akan diteliti

melalui katalog naskah. Katalog yang digunakan adalah katalog-katalog naskah

yang menyimpan informasi tentang keberadaan naskah Melayu. Katalog-katalog

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Katalogus koleksi naskah Melayu Museum Pusat oleh Amir Sutaarga tahun

1972 dan diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : Proyek

inventarisasi dan dokumen kebudayaan Nasional Dirjen Kebudayaan Jakarta.

2. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 5-A Jawa Barat: Koleksi Lima

Lembaga oleh Edi S. Ekadjati dan Undang A. Darsa tahun 1999 diterbitkan

Yayasan Obor Indonesia-Ecole Francaise D’Extreme Jakarta.

3. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 2 disusun oleh Jennifer Lindsay

pada tahun 1994.

4. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 3A disusun ole T.E Behrend

dan Titik Pudjiastuti pada tahun 1997.

5. Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 4 Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia disunting oleh T.E Behrend tahun 1998 dan diterbitkan

oleh Yayasan Obor Indonesia dan Ecole Francais D’extreme Orien, Jakarta.

Page 55: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

6. Katalog Naskah Dayah Tanah Aboe oleh Oman Fathurahman tahun 2010

diterbitkan Komunitas Bambu Jakarta.

7. Supplement-Catalogus Maleische En Minangkabausche Handschriften oleh

PH. S. Van Ronkel tahun 1921 diterbitkan Boekhandel en Drukkerij Voorheen

E.J. Brill Leiden.

8. Juynboll, H.H. 1899. Catalogus van de Maleische en Sundaneesche

Handschriften der Leidsche Universiteits-Bibliotheek. Leiden: E.J. Brill.

9. Katalogus Naskah Melayu Bima II disusun oleh S.W.R Mulyadi dan H.S

Maryam R. Solahiddin pada tahun 1992.

10. Katalog Ringkas Manuskrip Melayu di Perpustakaan Negara Malaysia tahun

1984 diterbitkan oleh Perpustakaan Negara Malaysia.

11. Katalog dari The Indonesian Association for Nusantara Manuscript

(Masyarakat Pernaskahan Nusantara).

Dari beberapa katalog tersebut, naskah HN terdapat pada Katalog Induk

Naskah-Naskah Nusantara Jilid 4 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

yang disusun oleh Behrend pada tahun 1998 dengan nomor Ml. 205. Berdasarkan

studi katalog tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa naskah HN merupakan

naskah tunggal. Dalam rangka menguatkan bahwa naskah HN merupakan naskah

tunggal harus dilakukan studi lapangan, tetapi karena keterbatasan kemampuan

studi lapangan tidak dapat dilakukan

Page 56: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

B. Deskripsi Naskah

Setelah naskah didapat, langkah selanjutnya dalam penyuntingan teks

adalah mendeskripsikan naskah. Deskripsi naskah dalam penelitian ini meliputi

judul naskah, nomor naskah, tempat penyimpanan naskah, keadaan naskah,

ukuran naskah, jumlah halaman naskah, kuras, jumlah baris, huruf, dan tulisan

naskah, bahasa naskah, cara penulisan, bahan naskah, cap kertas, bentuk teks,

tempat dan waktu penyalinan dan pengesahan naskah, umur naskah, dan catatan

lain.

1. Judul Naskah

Berdasarkan Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 4 Perpustakaan

Nasional RI (Behrend, 1998, h.329), judul naskah ini adalah Hikayat Nabi. Judul

naskah ini tidak terdapat didalam teks, sehingga penulis menuliskan judul

hikayat sesuai dengan apa yang tercantum didalam katalog yaitu Hikayat Nabi.

2. Nomor Naskah

Naskah yang dijadikan dalam penelitian yaitu naskah HN yang bernomor

Ml 205. Kode Ml. merupakan singkatan dari ’Melayu’. Ini berarti bahwa naskah

HN termasuk dalam naskah Melayu yang terdaftar dengan nomor 205 di

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Nomor naskah tersebut tertulis pada

Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 4 Perpustakaan nasional RI (Behrend,

1998: 329).

Page 57: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

3. Tempat Penyimpanan Naskah

Naskah ini merupakan salah satu dari naskah Melayu yang tersimpan di

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jalan Salemba Raya 28A, Jakarta,

Indonesia.

4. Keadaan Naskah

Keadaan fisik naskah pada umumnya masih utuh, artinya tidak terdapat

lembaran-lembaran naskah yang hilang. Naskah sudah lapuk dan kertasnya sudah

robek, dan jilidnya sudah lepas, tetapi tulisan masih jelas. Jilidan baik, sampul

kertas marmer warna coklat. Keadaan lembar naskah dapat dilihat dalam tabel

berikut.

Tabel 1

Keadaan Naskah

No. Halaman Keadaan Naskah

1. 1—3 Utuh (baik), lepas dari jilid

2. 4—6 Sedikit robek pada ujung atas

3. 7—13 Utuh (baik)

4. 14 Utuh, lepas dari jilid

5. 15 Terlipat di bagian tengah tetapi masih terbaca

6. 16 Utuh

7. 17—30 1-29 Halaman kosong, lepas dari jilid

Page 58: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

5. Ukuran Naskah

a. Ukuran sampul : p x l : 17 x 20,5 cm

b. Ukuran lembaran naskah : p x l : 17 x 20,5 cm

c. Ukuran ruang teks : p x l : 16 x 17,5 cm

6. Jumlah Halaman Naskah

Tebal naskah seluruhnya adalah 30 halaman. Jumlah ini belum termasuk

cover serta lembar pelindung. Akan tetapi, halaman yang ditulis hanya berjumlah

16 yaitu halaman 1-16, sedangkan halaman 17-29 kosong.

7. Jumlah Baris Tiap halaman

Jumlah baris tiap halaman rata-rata adalah 15 baris kecuali pada halaman

16 hanya terdiri dari 13 baris.

8. Huruf dan Tulisan

a. Jenis Huruf

Jenis huruf yang dipakai adalah huruf Arab Melayu (Jawi).

b. Ukuran Huruf

Ukuran huruf yang digunakan dalam penulisan ini yaitu berukuran

sedang dari halaman 1-17. Ukuran huruf dapat dilihat dalam potongan teks

berikut.

Page 59: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

c. Bentuk Huruf

Huruf yang digunakan dalam penulisan HN berbentuk agak miring .

Hal ini dapat dilihat pada potongan teks berikut.

d. Keadaan Tulisan

Keadaan tulisan cukup jelas. Pada halaman 9 baris 4 dan 5 ada

beberapa kata yang dicoret. Dalam potongan teks berikut terdapat pada baris 2

dan 3.

Pada halaman 3 baris 4 terdapat kata yang tidak jelas tulisanya sehingga

tidak terbaca oleh penulis. Dalam potongan teks berikut terdapat pada baris

pertama kata paling terakhir.

Page 60: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

e. Jarak antarhuruf

Jarak antarhuruf tidak begitu rapat. Hal ini juga dapat dilihat pada

potongan teks berikut.

.

f. Goresan Pena

Goresan pena dalam teks tipis.

g. Warna Tinta

Warna tinta yang dipakai dalam penulisan teks yaitu tinta hitam.

h. Pemakaian Tanda Baca

Dalam naskah ini tidak terdapat tanda baca yang bersifat standar, tapi

terdapat kata-kata tumpuan yang berfungsi sebagai pembatas antarkalimat dan

antarparagraf.

9. Cara Penulisan

a. Pemakaian lembaran naskah

Pemakaian lembaran naskah untuk penulisan teks HN dengan cara

bolak-balik, artinya setiap sisi halaman pada setiap lembar naskah

dipergunakan untuk menulis teks.

b. Penempatan tulisan pada lembar naskah

Cara penempatan tulisan pada lembar naskah yaitu teks ditulis dari

arah kanan ke kiri, ditulis sejajar dengan lebar lembar naskah.

Page 61: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

c. Pengaturan ruang tulisan

Ruang tulisan terbentuk secara bebas, tidak ada pembatas, misalnya

garis yang mengatur ruang tulisan

d. Penomoran Naskah

Tidak terdapat nomor halaman pada naskah. Terdapat penomoran

dengan angka dengan memakai pensil dan merupakan tambahan dari orang

lain dari halaman 1-17.

10. Bahan Naskah

Penentuan bahan kertas ini didasarkan pada studi di lapangan di

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia pada saat pencarian naskah. Kertas

ini berwarna kuning kecoklatan. Bahan naskah HN adalah kertas Eropa.

11. Bahasa Naskah

Bahasa yang dipergunakan dalam teks HN adalah bahasa Melayu

Minangkabau atau bahasa Melayu dialek Minangkabau. Hal ini terlihat dari

beberapa kata Misalnya kata “menganakkan” menjadi “maanakkan”,

“perempuan” menjadi “parampuan”, “ menyusu” menjadi “manusu”.

= maanakkan

= manusu

= parampuan

Page 62: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

12. Bentuk Teks

Teks HN berbentuk prosa, hal ini dapat diketahui dari isinya yang

bersifat bebas tanpa aturan-aturan yang ketat mengikat.

13. Umur Naskah

Dalam HN tidak terdapat keterangan yang menjelaskan tentang umur naskah.

14. Identitas Pengarang atau Penyalin

Identitas pengarang atau penyalin naskah ini tidak dapat diketahui

secara pasti. Dalam HN tidak terdapat keterangan yang menjelaskan tentang

hal tersebut.

15. Catatan lain

a. Pada halaman 6 naskah bagian kanan terdapat alihan kata yang berada di

pias bawah sebelah kiri. Alihan ini dimulai dari halaman 5, cateword pada

halaman tersebut adalah kata nabi.

b. Dalam naskah HN terdapat beberapa kalimat yang hilang yang disebabkan

oleh kesalahan penyalin, yaitu pada halaman 7. Penyalin menyatakan bahwa

perjalanan Isra Mikraj Nabi Muhammad itu dari langit pertama sampai

ketujuh. Akan tetapi dalam teks HN pada halaman 7 penyalin menyebutkan

setelah Nabi Muhammad sampai langit kedua kemudian dilanjutkan

langsung ke pintu langit yang keempat tanpa melewati langit ketiga terlebih

dahulu. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut.

Page 63: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Maka naik pula nabi kita kepada langit yang kedua bertemu dengan pintu langit yang kedua maka tiada juga Jibril kepada malaikat berkata, “Malaikat siapa engkau yang di bawah pintu ini, aku Jibril disuruhkan Tuhan membawa Muhammad naik kemari”. Lalu dibukakan pintu langit bertemu dengan Isa alaihisalam. Maka mengucab berucab keduanya, lalulah pula Muhammad di [sanan] bertemu malaikat habis berdiri sembahyang ber-shaf-shaf dengan beberapa banyaknya. Allah ta’ala juga nan tahu akan bilanganya bertanya b.n.g.y itu bak buni guruh hampir /piyamat/. Bertanya Muhammad kepada Jibril, “Berapa lamanya berdiri malaikat ini?”, kata Jibril, “Hingga kiyamat “Maka berhenti, inilah isa /ta/ kepada Tuhanya. Naiklah Buroq serta nabi kepada langit yang keempat bertemu pintu saudara tua lagi.(HN ha. 7 br 2-11)

d. Naskah HN juga tersimpan dalam bentuk mikrofilm.

Page 64: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

C. Ikhtisar Isi Teks

Hikayat Nabi :1. Masa kecil Nabi Muhammad

a) Nabi Muhammad lahir terdapat pada halaman 1.

b) Nabi dititipkan dan disusukan kepada Halimah Sakdiyah

terdapat pada halaman 2

c) Nabi disucikan hatinya terdapat pada halaman 3.

d) Nabi diambil oleh Aminah terdapat pada halaman 4.

2. Nabi menerima wahyu

a) Nabi menerima wahyu dari Jibril terdapat pada halaman 4.

b) Isra Mikraj Nabi Muhammad terdapat pada halaman 5.

1. di langit yang pertama nabi bertemu dengan Nabi

Adam terdapat pada halaman 6.

2. di langit yang kedua nabi bertemu dengan Nabi Isa

terdapat pada halaman 7.

3. di langit yang keempat nabi bertemu dengan Nabi

Yusuf terdapat pada halaman 7.

4. di langit yang kelima nabi bertemu dengan Nabi Musa

terdapat pada halaman 8.

5. di langit yang keenam nabi bertemu dengan Nabi Harun

terdapat pada halaman 9.

6. di langit yang ketujuh nabi bertemu dengan Nabi

Ibrahim terdapat pada halaman 10.

7. Nabi turun ke bumi terdapat pada halaman 10.

Page 65: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

3. Nabi dan sahabatnya

a) Nabi bertemu sahabatnya Abbas terdapat pada halaman

12.

b) Nabi bercerita tentang perjalanannya ke langit terdapat

pada halaman 12.

c) Abbas berjanji memperjamukan nabi terdapat pada

halaman 12.

d) Abbas mandi di sungai dan mengalami kejadian aneh,

dia berubah menjadi seorang perempuan, bertemu

dengan perempuan tua, menikah dan mempunyai

beberapa anak terdapat pada halaman 13.

e) Abbas kembali lagi menjadi laki-laki, kemudian

kembali ke rumah dan memperjamukan perpeti kepada

nabi terdapat pada halaman 13.

f) Abbas bertaubat kepada Nabi Muhammad terdapat

pada halaman 14.

4. Muhammad Hanafiyah

a) Ali mempunyai 2 orang anak yaitu Hasan dan Husain

terdapat pada halaman 14.

b) Ali memeluk Hasan, Husain dan Ali Muhammad

Hanafiyah terdapat pada halaman 15.

Page 66: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

c) Fatimah bertanya kepada nabi tentang ayah kandung

dari Ali Muhammad Hanafiyah terdapat pada halaman

15.

d) Nabi Muhammad menyuruh Fatimah bertanya pada Ali

terdapat pada halaman 15.

e) Ali menyuruh Fatimah meminta kepada Nabi

Muhammad pakaian sebanyak tiga jenis yaitu merah,

biru dan putih terdapat pada halaman 16.

f) Pakaian merah diberikan kepada Amir Husain, Raja

Yazid diberikan pakaian biru, pakaian putih diberikan

kepada Muhammad Ali Hanafiyah terdapat pada

halaman 16.

g) Pulanglah ketiganya kepada Ali kemudian dibunuh

terdapat pada halaman 16.

Page 67: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

D. Kritik Teks

Kritik teks merupakan usaha untuk meneliti keabsahan isi teks (Bani

Sudardi, 2003:3). Kegiatan kritik teks dilakukan karena adanya tradisi salin-

menyalin teks yang memungkinkan timbulnya perbedaan bacaan. Kritik teks

berusaha mengembalikan teks ke bentuk aslinya sebagaimana yang diciptakan

oleh pengarangnya (Siti Baroroh Baried, et. al., 1985:62).

Hal yang sangat diperhatikan dalam kritik teks adalah perbedaan bacaan

yang disebabkan oleh perubahan yang dilakukan penyalin. Perubahan-perubahan

tersebut merupakan kesalahan penulisan, baik sengaja maupun tidak.

Bentuk-bentuk kesalahan yang biasa terjadi dalam penulisan naskah lama

dinamakan dengan istilah-istilah filologi sebagai berikut.

1. Lakuna, yaitu pengurangan huruf atau suku kata, kata, frasa, klausa, kalimat,

dan paragraf. Pada suntingan teks HN, terdapat 8 kasus pengurangan huruf

atau suku kata.

2. Adisi, yaitu penambahan huruf atau suku kata, kata, frasa, klausa, kalimat, dan

paragraf. Pada suntingan teks HN terdapat 2 kasus penambahan huruf atau

suku kata dan 11 kasus penambahan kata.

3. Ditografi, yaitu perangkapan huruf atau suku kata, kata, frasa, klausa, kalimat,

dan paragraf. Pada suntingan teks HN terdapat 1 kasus perangkapan kata dan

1 kasus perangkapan kalimat

4. Substitusi, yaitu penggantian huruf atau suku kata, kata, frasa, klausa, kalimat,

dan paragraf. Pada suntingan teks HN terdapat 18 kasus penggantian huruf

atau suku kata.

Page 68: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Tabel 2

Lakuna

No Hal : baris

Tertulis Terbaca Edisi

1. 7 : 14

kasihana kekasih

2. 3 : 14

Dhamirah berjalan nabi kepada rumah

Dhamirah berjalan bersama nabi kepada rumah

3. 8 : 9 mengadap menghadap 4. 10 : 5

kasihnya kekasihnya

5. 14 : 1

pada aku sekarang dipanggil nabi

padahal aku sekarang dipanggil nabi

6. 15 : 12 megerikan mengeringkan 7. 15 : 13,

15 : 14 jujungan junjungan

Tabel 3

Adisi

No Hal : baris

Tertulis Terbaca Edisi

1. 1 : 14 makalah maka

2. 7 : 5 Isas Isa

3. 7 : 1

tiada ta terhisap banyak bilanganya

tiada terhisap banyak bilanganya

4. 8 : 5 8 : 6

kalau ianya kalau ia

5. 9 : 1

hancurlah lah semuanya

hancurlah semuanya

6. 10 : 6

tujuh puluh ribupun

Tujuh puluh ribu

7. 10 : 14

panasnyalah panasnya

Page 69: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

8. 11 :16, 13: 11

menatahari matahari

9. 12 : 5

sebab itulah duta Muhammad

sebab itulah Muhammad

10. 10 : 9

Laukh Makhfud p tempat menyuratkan

Laukh Makhfud tempat menyuratkan

11. 11 : 10

lalu turun Nabi Muhammad kepada dunia lalu saja kapan masjid belum lagi tiba akan sembahyang

lalu turun Nabi Muhammad kepada dunia masjid belum lagi tiba akan sembahyang

12. 15 : 8 menelompat melompat

Tabel 4 Ditografi

No Hal :

baris Tertulis Terbaca Edisi

1. 11 : 13

maka tiba orang akan sembahyang maka tiba orang akan sembahyang

maka tiba orang akan sembahyang

2. 7 : 15

lalulah pula pula

lalulah pula

Page 70: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Tabel 5 Subtitusi

No Hal :

baris Tertulis Terbaca Edisi

1. 2 :3 2 : 5 2 : 11 3 : 1

Alimah Sakdiyah

Halimah Sakdiyah

2. 1 : 5 7 : 4

disulaukan disurukan

3. 4 : 3 5 : 2 5: 13

disulukan disurukan

4. 3 : 2

ngampirnya hampirnya

5. 5 : 2

manyulu manyuru

6. 5 : 2

bersikablah bersikaplah

7. 6 : 9 7 : 8

piyamat kiyamat

8. 8 : 1 hinggabnya hinggapnya

9. 14 : 14 16 : 3

16 : 11

Ali Ganafiyah

Ali Hanafiyah

Page 71: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

E. Suntingan Teks

1. Pengantar

Dalam transliterasi teks, peneliti menggunakan tanda-tanda khusus sebagai

berikut..

a. Tanda garis miring dua (//) digunakan untuk menunjukkan pergantian

halaman.

b. Kata, frasa, atau kalimat yang diberi angka (1, 2, 3,…..) di kanan atas

dapat dilihat dalam catatan kaki. Angka ini ditulis menempel pada kata,

frasa, atau kalimat yang dimaksud.

c. Angka (1, 2, 3,…..) yang dicetak tebal yang terletak di dalam teks

menunjukkan permulaan halaman naskah. Nomor halaman pada suntingan

teks biasanya diletakkan di sebelah kanan suntingan (di luar ruang tulisan).

Agar suntingan terlihat lebih rapi, khusus pada suntingan teks HN ini,

nomor diletakkan (termasuk) di dalam suntingan.

d. Tanda (…) menunjukkan lakuna yakni pengurangan huruf atau suku kata,

kata, frasa, klausa, kalimat, dan paragraf .

e. Tanda […] menunjukkan adisi yakni penambahan huruf atau suku kata,

kata, frasa, klausa, kalimat, dan paragraf.

f. Tanda /…/ menunjukkan substitusi yakni penggantian huruf atau suku

kata, kata, frasa, klausa, kalimat, dan paragraf.

g. Tanda <…> menunjukkan ditografi perangkapan huruf atau suku kata,

kata, frasa, klausa, kalimat, dan paragraf.

Page 72: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

h. Tanda {…} menunjukkan transposisi perpindahan letak huruf atau suku

kata, kata, frasa, klausa, kalimat, dan paragraf.

i. Tanda titik-titik di antara huruf dalam suatu kata digunakan untuk

menunjukkan kata-kata yang tidak terbaca.

Pedoman ejaan yang digunakan dalam suntingan HN adalah sebagai

berikut.

a. Ejaan dalam suntingan ini disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia

baku menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang

Disempurnakan (EYD).

b. Kosakata yang berasal dari bahasa Arab yang sudah diserap ke dalam

bahasa Indonesia disesuaikan dengan EYD.

c. Kosakata arkais dan kosakata yang menunjukkan ciri khas bahasa Melayu

ditulis dengan huruf tebal.

d. Kosakata melayu yang cenderung pada dialek bahasa Minangkabau ditulis

dengan garis bawah.

e. Kosakata, istilah, dan kalimat dalam bahasa Arab yang belum diserap ke

dalam bahasa Indonesia ditulis miring dan sesuai dengan pedoman

transliterasi.

Page 73: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

2. Pedoman Transliterasi

a. Huruf ain (ع) yang terletak di tengah dan dimatikan diedisikan menjadi ka

(k) pada kosakata yang telah diserap dalam bahasa Indonesia, dan (‘) jika

belum diserap. Misalnya ‘sasa’at’ .

b. Kosakata Arab yang belum diserap ke dalam bahasa Indonesia diedisikan

dengan ketentuan sebagai berikut.

1. Tasydīd ( ّ ) dilambangkan dengan huruf rangkap pada kosakata

bahasa Arab yang belum diserap, misalnya ‘sayyidinā’.

2. Tanda panjang alif (أ ), wau ( و), dan ya (ي) sebagai penanda vokal

panjang diedisikan dengan memberi garis di atasnya, yaitu ā, ū, ī.

c. Huruf diftong, yaitu ( وا) dan ( یا) ditulis dengan vokal /au/ dan /ai/

misalnya ‘lautan’ .

d. Ta marbuthah ( ة,ة ) yang mati atau sukun diedisikan dengan /h/ atau /t/

misalnya ‘bacuritalah’ .

e. Hamzah (ء) sukun ditransliterasikan dengan /k/ atau /’/.

f. Kosakata yang cenderung pada bahasa Melayu Minangkabau atau bahasa

Melayu dialek Minangkabau akan dibiarkan apa adanya dan diedisikan

dengan ketentuan sebagai berikut.

1. Penggunaan awalan ma- pada bahasa Minang misalnya ‘maanakkan’.

2. Penggunaan huruf hamzah (ء) untuk menunjuk hambat akhir /k/

setelah vokal, misalnya ‘mamintak’ .

Page 74: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

3. Kata ditransliterasikan dangan, kata dangan akan

ditransliterasikan sebagaimana adanya.

4. Kata yang ditulis dengan tambahan huruf h misalnya pada ‘hayam’

akan ditransliterasikan sebagaimana adanya.

5. Kata yang menggunakan sy ( ش ) misalnya kata ‘besyarnya’

akan ditransliterasikan sebagaimana adanya.

6. Jenis imbuhan bahasa Minangkabau menurut Be Kim Hoa Nio, dkk.

Dalam Morfologi dan Sintaksis Bahasa Minangkabau adalah sebagai

berikut.

Awalan, bentuk awalan bahasa Minangkabau dua belas yakni /ba-

1. /ba-2/, /maN-/, /paN/, /pa-/, /ta-/, /no-/, /di-/, /sa-/, /ka-/, /baku-/,

dan /basi-/.

Sisipan, jenis sisipan bahasa Minangkabau ada lima yakni, /-il-/, /-

al-/, /-am-/, dan /-iŋ-/.

Akhiran pada bahasa Minangkabu ada empat yakni, /-an/, /-kan/, /-

i/,dan /-lah/ (1979:10-24).

Pedoman transliterasi yang digunakan dalam penyuntingan teks HN adalah

sistem yang digunakan oleh Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta (sekarang menjadi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta). Namun, tidak semua fonem tercakup dalam sistem ini

sehingga terdapat penambahan beberapa fonem untuk melengkapi fonem-fonem

bahasa Melayu.

Page 75: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Tabel 6

Pedoman Transliterasi Huruf Arab Melayu

No. Huruf Nama Latin

’ alif أ .1

ba’ b ب .2

ta’ t ت .3

sa’ s ث .4

jim j ج .5

ha’ h ح .6

kha’ kh خ .7

dal d د .8

zal z ذ .9

ra’ r ر .10

zai z ز .11

sin s س .12

syin sy ش .13

shad sh ص .14

dlad dl ض .15

tha’ th ط .16

zha’ zh ظ .17

‘ ain‘ ع .18

ghain gh غ .19

Page 76: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

fa’ f ف .20

qaf q ق .21

kaf k ك .22

lam l ل .23

mim m م .24

nun n ن .25

ha’ h ه .26

wau w و .27

ya’ y ي .28

ce c چ /ج .29

ge g ك .30

pe p ف .31

əŋ ng غ .32

əñ ny پ / ث .33

Page 77: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

3. Suntingan Teks

Bermula Aminah parampuan Abdullah yaitu maanakkan nabi kita

Muhammad di dalam Negeri Makah pada petang Ahad malam Isynain pada tahun

Alif Hijrah Seribu Sembilan Puluh Sembilan sampai sekarang. Pada masa itu Raja

Abu Lahab menjadi kerajaan di dalam Negeri Makah itu. Maka turunlah segala

anak-anakan biduodari di atas langit di dalam syorga. Disu/ru/kan1 Tuhan kita

Rabbil ‘alamin membawa pakaian salangkapnya, yaitu sundusin istabraqin yang

amat halus tiada di dunia ini bandinganya. Pembanding Muhammad pada waktu

adanya suda tiba segala anak-anakan biduodari di dalam Negeri Makah.

Muhammad itu sudalah zhahir sekalian berhala habis terjatuh daripada masjidnya

dan bergerak kurisyi Raja Kisyran di luar Negeri Makah. Maka jatuhlah Raja ke

bawah kurisy karena kebesaran Muhammad dan padam api di Negeri Parsi dan

panaslah sekalian isi dunia tidak tahu.

Berkata pada ketika zhahir Muhammad maka diambilah anak-anakkan

biduodari Muhammad daripada ibunya serta dzikirullah dibacanya. Dikalat pusat

dimandikan kepada air zinah telaga kautsar nama airnya. Maka diambil oleh

Aminah //(1)disusukan Muhammad itu tiada mau manusu kepadanya. Maka

datanglah suatu kaum parampuan bernama /H/alimah2 Sakdiyah. Lalu ke rumah

ibu Muhammad, lalu berkata niniaknya Abi Thalib, “Hai parampuan ke mana

engkau pergi?”. Berkata /H/alimah3 Sakdiyah, “Aku ini bernadzar pergi kemari

hendak manusukan Muhammad”.

1 Terbaca ‘disulaukan’ Kata ‘disulaukan’ dalam Bahasa Minangkabau tidak ada dan diedisikan dengan kata ‘disurukan’. 2 Terbaca ‘Alimah’ 3 Terbaca ‘Alimah’

Page 78: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Adapun /H/alimah4 Sakdiyah itu susunya hampa sebelah kanan, berisi

sebelah kiri. Maka disusukan Muhammad itu kepada kiri tiada mau, palingkan

pula kepada yang hampa. Maka mangisaplah nabi kita Muhammad itu. Susu

hampa menjadi berisi, terbit daripadanya air surban thahuran nama airnya.

Berkata /H/alimah5 Sakdiyah kepada niniak Nabi Muhammad Abi Thalib, “Hai

Abi Thalib, Muhammad ini aku akan membawa kepada rumah tangga, diri biar

dipeliharokan”. Maka dilapaskan oleh bundanya lalu dibawa oleh /H/alimah6

Sakdiyah.

Lama sasaat hantaronya ada dilatakkan di atas unta yang kurusi, berjalan

berhisyob Allah Ta’ālā mentakdirkan unta itu menjadi gapuk. Perjalanan nan jauh

menjadi mampir berhenti di bawah kayu, mati menjadi hidup, lalu berbuah.

Berjalan saat lagi tiba di rumah hari petang. Dibukakan pula, muka nabi menjadi

damar oleh kebesaran Nabi Muhammad. Lamalah nabi kita diam di sana. //(2)

Adapun /H/alimah7 Sakdiyah adalah anak seorang laki-laki bernama

Dhamirah. Muhammad itu dua tahun umurnya. Pergih berjalan-jalan di atas Bukit

Jabal Nur namanya bukit. Serta Dhamirah badua berjalan bertemu dua orang rupa

hulubalang. Pada tangannya itu suatu pedang d.k.y.p.t8 nabi kedua belah tangan.

Dibelanya dadah dikeluarkan hati jantung, lalu dibasunya, dimasukkan pula

kembali. Berlari Dhamirah kepada ibu mangimbaukan Muhammad sudahlah mati

dibunuh orang. Berlarilah ibu cucurlah peluh mendaki bukit amat tingginya

4 Terbaca ‘Alimah’ 5 Terbaca ‘Alimah’ 6 Terbaca ‘Alimah’ 7Terbaca ‘Alimah’ 8 Tertulis

Page 79: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

dapat Muhammad di bawah Pohon Sajaro(h)9. /H/alimah10 Sakdiyah pun tiba.

Muhammad terbangun diambilah Muhammad lalu dicium. Apa sebabnya

demikian, saudara engkau Dhamirah sudala mangimbaukan anaklah mati ia[nya]11

katakan. Berkata Muhammad kepada ibu, “Adalah dua orang rupanya putih,

diambilnya hamba lalu dibelah, dikeluarkan hati tiada sakit dan pedih, lalu

dibasuhnya dangan sehabis-habis darahnya dimasukkan pula kepada dadah

hamba dangan tiada ingat”. Berkata ibu, “Hai anakku marilah pulang bersama-

sama dangan saudara engkau”. Dhamirah berjalan (bersama)12 nabi kepada rumah.

Tiba di rumah dia dapati Aminah sudahlah tiba, karena janji sudahlah sampai,

bakata Muhammad kepada /H/alimah13 Sakdiyah, “Hai ibuku aku hendak kembali

dahulu pulang ka negeri Makah”. Berjalanlah //(3) Muhammad diiringkan

Aminah. Tiba di rumah suatu pun tidak akan dimakan karena ibu nabi orang

miskin.

Allah Ta’ālā menzhahirkan kuasanya. Turunlah Jibril disu/r/ukan14 Tuhan

membawa suatu tongkat di dalam syorga tempatnya, diberikan kepada nabi kita

lalu diambilah. Maka kata Jibril, “Ini tongkat aku bawakan di dalam syorga,

berapa mukjizat engkau hujamkan tongkat ini kepada bumi?”. Kata Muhammad,

“Baiklah ya taulanku”. Maka memberi salam Jibril lalu mengirab.

9 Terbaca ‘Sajaro’ 10 Terbaca ‘Alimah’ 11 Kelebihan penulisan 12 Kekurangan penulisan 13 Terbaca ‘Alimah’ 14 Terbaca ‘disulukan’ Kata ‘disulukan’ dalam Bahasa Minangkabau tidak ada dan diedisikan dengan kata ‘disurukan’.

Page 80: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Maka adalah segala anak orang Makah berkampuang-kampuang kepada

nabi ampat puluh ampat orang tiada bercerita siang malamnya. Kalau lapar

perutnya sekalian pula itu mamintak kepada nabi. Maka dihujamkan tongkatnya

kepada bumi. Maka berdaun dua helai lalu berbuah sekarang, terambil lalu dibelah

bersama-sama makan dimakan.

Sampailah umur nabi kita Shallāl-Lāhu ‘alaihi wa sallam lima belas

musim, dikawinkan dangan Khodijah sampai pula anam belas musim, kawin pula

dangan Aisyah membawa pula ia selamat. Adapun nabi beranak laki-laki Abu

Qasyim dan parampuan Fatimah Dzahra. Adapun Fatimah itu berkawin pula

dangan Ali radhiyallahu ‘anhu beranak pula Hasan dan Husain.

Maka turun Jibril kepada nabi kita membawa namanya Tuhan kita. Maka

memberi salam Jibril, “Assallamu /(4)’alaikum wahai Nabi Allah, “Alaikum

sallam ya Jibril”. Maka berkata Jibril kepada Muhammad, “Hamba ini

disu/r/ukan15 Tuhan kepada engkau membawa ia, manyu/r/u16 engkau Muhammad

rasulallah”. Lalu kepada umat engkau sampai sekarang menjadi rasulallah.

Adapun nabi kita itu bapaknya Abdullah, bapak Abdullah Abdul Muthalib,

bapaknya Abdul Hasyim, bapaknya Abdul Manaf, saudaranya Abdullah Abu

Jaher dan Raja Khalifah. Itulah yang kalah di dalam bumi Makah dan bapak

Aminah Abdul Wahhab Syura. Raja Abi Nathrum memerintah di Padang

Khuniyah. Adapun Nabi Muhammad keturunan Jibril, saratus salapan puluh kali

menurunkan Quran dangan berlipat-lipat.

15 Terbaca ‘disulukan’ Kata ‘disulukan’ dalam Bahasa Minangkabau tidak ada dan diedisikan dengan kata ‘disurukan’. 16 Terbaca ‘manyulu’ Kata ‘manyulu’ dalam Bahasa Minangkabau tidak ada dan diedisikan dengan kata ‘manyuru’.

Page 81: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Adapun mengajarnya Muhammad [ter]lebih17 baik daripada nabi-nabi

yang lain adanya. Maka sampailah umur nabi tiga puluh musim. Maka turunlah

Jibril disu/r/ukan18 Tuhan membawa Buroq di dalam syorga akan /m/embawa19

nabi kita Muhammad mengatapi. Lalu bertemu dangan nabi kita,

“Assallamu’alaikum”, kata Jibril, “Alaikum sallam” buni jawabnya. Berkata

wahai Muhammad, “Aku ini disu/r/ukan20 Tuhan membawa engkau naik ke langit

melihat langit dangan berpangkat”. Lalu berkata <Nabi //(5)Nabi>21 Muhammad,

“Dangan apa aku naik ke langit?”, berkata Jibril kepada Nabi Muhammad, “Inilah

Buroq aku bawakan”. Bersika/p/lah22 nabi akan berjalan, lalu naik mari. Buroq

itu lalu berjalan ke Baitul Makdis tempat nan jalang. Tiba di sanan dipautkan

Buroq oleh nabi kita kepada tempat pautan sekalian anbiya’. Maka sembahyang

nabi kita dua rakaat. Suda sembahyang keluarlah nabi di dalam masjid bertemu di

luar oleh Jibril. Bakata Jibril kepada Nabi Muhammad, “Naiklah engkau di atas

langit dangan hamba badua bertaulan. Naiklah nabi ke atas Buroq, terbanglah

Buroq dangan sinar bertemu di hantara langit dangan bumi lautan yang amat lebar

di dalamnya kusam menjadi nasikh.

Sudah kira masa /k/iyamat23 n.j.l.p24 naiklah nabi daripadanya bertemu

dangan pintu langit yang pertama. Bertaubat berkata Jibril kepada orang di atas

17 Kelebihan penulisan 18 Terbaca ‘disulukan’ Kata ‘disulukan’ dalam Bahasa Minangkabau tidak ada dan diedisikan dengan kata ‘disurukan’. 19 Terbaca ‘pembawa’ 20 Terbaca ‘disulukan’ Kata ‘disulukan’ dalam Bahasa Minangkabau tidak ada dan diedisikan dengan kata ‘disurukan’. 21 Penulisan ganda oleh penyalin pada pias bawah sebelah kiri hal 5 diulang pada pias kanan atas hal 6 22 Terbaca ‘bersikablah’ 23 Terbaca ‘piyamat’

Page 82: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

langit, “Wahai bukakan pintu!”. Berkata malaikat yang menjaga pintu, “Siapa

engkau?”, aku Jibril disu/r/ukan25 Tuhan membawa Muhammad naik ke Hadirat

Tuhan”. Maka dibukakan pintu langit bertemu Adam alaihi sallam. Maka

mengucab berucab keduanya Adam serta Muhammad. Lalu menduoakan Nabi

Adam kepada Allah Subhānahu wa Ta’ālā. Berjalan nabi di langit yang pertama

bertemu malaikat menundukkan kepala sebab kepada bumi salam-salamnya itulah

amal yang dipakainya. Mengakar tamat maka berhenti. Berkata Muhammad

kepada Jibril, “Malaikat ini berapa baiknya?”,//(6) kata Jibril, “Malaikat ini tidak

terhisab banyak bilangannya, Allah tak akan mengataminya”.

Maka naik pula nabi kita kepada langit yang kedua bertemu dangan pintu

langit yang kedua. Maka tanya juga Jibril kepada malaikat. Berkata malaikat,

‘Siapa engkau yang di bawah pintu ini?”, “Aku Jibril disu/r/ukan26 Tuhan

membawa Muhammad naik kemari”. Lalu dibukakan pintu langit, bertemu

dangan Isa[s]27 alaihi sallam. Maka mengucab berucab keduanya, lalulah pula

Muhammad di sanan bertemu malaikat habis berdiri semuhanya bersaf-saf

dangan beberapa banyaknya. Allah taala juga nan tahu akan bilangannya,

bertanya b.ng.y28 itu bak buni kuala hampir /k/iyamat29. Bertanya Muhammad

kepada Jibril, “Berapa lamanya berdiri malaikat disini?”, kata Jibril, “Hingga

kiyamat “. Maka berhenti, inilah akibat kepada Tuhanya.

24 Tertulis 25 Terbaca ‘disulukan’ Kata ‘disulukan’ dalam Bahasa Minangkabau tidak ada dan diedisikan dengan kata ‘disurukan’. 26 Terbaca ‘disulaukan’ 27 Terbaca ‘Isas’

28 Tertulis 29 Terbaca ‘piyamat’

Page 83: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Naiklah Buroq serta nabi kepada langit yang keempat, bertemu pintu suda

tertutup lagi. Berkata Jibril kepada malaikat, “Bukakan pintu, kami nak naik”,

berkata malaikat kepada Jibril, “Siapa engkau mamintak buka?”, “Aku Jibril

membawa Muhammad”. Dibuka pintu lalu naiklah bertemu Yusuf lalu berkata,

“Inilah Muhammad kasihnya Tuhan”. Mengucab berucab pula keduanya,

lalu[lah]30 <pula pula>31 Muhammad di sanan bertemu dua malaikat seperti

hayam. Sayapnya itu sebelah rupanya seperti air dan sebelah seperti api. Kalau

dikembangnya sayapnya keduanya tersingkap bumi dan //(7) langit ini karena

luasnya hingga/p/nya32. Hayam itu dibawah Tiang Ars, bakata Muhammad

kepada Jibril, “Hayam ini apa gunanya?”, kata Jibril, “Bukanya hayam bunyi

malaikat disuru Tuhan kalau berkokok”. Hayam di sini menjawab sekalian hayam

di bumi tahu. Manusia disabung sampai ia sababnya air, kalau ia[nya]33 sambung

turunlah hujan gugur di bumi, sababnya api kalau ia[nya]34 sambung terbit panas

di atas bumi. Itu gunanya malaikat yang serupa hayam ini sama, kemudian naik.

Tamat

Khabar ini belum habis.

Kemana orang pula serta kami kepada langit yang kalima, maka mintak

buka Jibril kepada orang di atas pintu. Berkata orang di atas pintu, “siapa

engkau?”, “Aku Jibril disu/r/ukan35 Tuhan membawa Muhammad naik ke Hadirat

Tuhan”. Maka dibukakan malaikat pintu langit, tiba-tiba bertemu dangan Musa,

30 Terbaca ‘lalulah’ 31 Penulisan rangkap dan merupakan kelebihan penulisan oleh penyalin 32 Terbaca ‘hinggabnya’ 33 Terbaca ‘ianya’ 34 Terbaca ‘ianya’ 35 Terbaca ‘disulukan’ Kata ‘disulukan’ dalam Bahasa Minangkabau tidak ada dan diedisikan dengan kata ‘disurukan’.

Page 84: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

maka menduoakan keduanya Musa serta Muhammad. Lalulah pula Muhammad di

sanan bertemu malaikat sangat besarnya. Api keluar pada mulutnya. Kepadanya

tujuh wujud, yakin Tuhan lain hanya tujuh di dalam suatu lidah seribu lidah, di

dalam suatu muka seribu muka. Namanya itu Israil kerjanya mengambil segala

yang bernyawa di dalam bumi yang tujuh dan langit yang tujuh pangkatnya terlalu

panjang jiwa dangan banyak syukur dibilang //(8). Jikalau dipalukan kepada bumi

ini hancurlah[lah]36 semuhanya bumi serta isinya. Berjalan Muhammad jadilah

panasnya melihat rupanya terlalu garang.

Jibril b.n.k.r37 mamapah Muhammad, naiklah nabi kepada langit yang

kaanam, mintak buka Jibril kepada malaikat. Bertanya malaikat, “siapa engkau?”,

“Aku Jibril serta Muhammad”. Malaikat b.n.k.r38 membuka pintu tiba.

Muhammad bertemu dangan Harun, maka mengucab keduanya. Lalulah

Muhammad pula di sanan bertemu malaikat sangat banyaknya. Saumpama bunyi

di dalam lauitan semisyal k.d.s.t39 di pantai berombak. Rupanya tasbihnya itu bak

buni guruh hampir kiyamat. Lalulah pula Muhammad di sanan bertemu malaikat

sangat besyarnya. Hisab keluar daripada mulut dan hidungnya, duduknya itu di

atas kurisy, kerjanya menjaga malaikat yang banyak itu. Muhammad melihat

jadilah rubah s.g.r.w.40 Jibril akan memapah, bertanya malaikat yang besar itu

kepada Jibril, “Wahai Jibril, suru Tuhan siapakah serta engkau ini tubuhnya baik

36 Kelebihan penulisan

37 Tertulis

38 Tertulis 39 Tertulis

40 Tertulis

Page 85: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

sangatlah tampan?”. Berkata Jibril kepada malaikat ini, ”Muhammad

kekasih[an]41 Tuhan namanya, tersurat di pintu langit ketujuh dan di pintu syorga

sama”.

Kemudian[lah]42 naik pula serta kami Muhammad kepada langit yang

ketujuh. Maka mintak buka Jibril, kata orang di atas langit, “Siapa engkau?”

berkata Jibril, “Dan siapa serta engkau?”, //(9) “Muhammad serta aku”.

Kemudian dibuka orang pintu langit nan tujuh, lalu bertemu nabi kita dangan

Nabi Ibrahim maka berucab mengucab keduanya. Bermula Nabi Ibrahim

bersandar di bawah Sijratul Muntaha namanya. Bermula daunnya seperti telinga

gajah dan buahnya seperti hujung bukit kapa gadingnya. Maka masuklah

Muhammad serta Ibrahim ke dalam Baitul Makmur, maka sembahyang dua

rakaat. Bermula sekalian malaikat tujuh puluh ribupun tiap-tiap hari masuk ke

dalam Baitul Makmur tidak berkeputusan selama-lamanya.

Maka berjalan Nabi Muhammad serta Jibril kepada tiang Ars bertemu

dangan suatu malaikat. Bermula kepalanya berhadap kepada Laukh Makhfud [p]43

tempat menyuratkan sekalian amal insan. Bermula kakinya melangkahi keduanya,

kepada langit yang tujuh dan bumi yang tujuh, serta terhujam kaki keduanya

seribu tahun perjalanan panjangnya. Bermula mulutnya membaca suratan di

dalam Laukh Makhfud kh.b.y.p44 berkata malaikat itu. Keluarlah api di dalam

mulutnya, segudang rumah di dunia ini. Api itu menjadi malaikat pula. Maka

41 Kelebihan penulisan 42 Tebaca ‘kemudianlah’ 43 Kelebihan penulisan

44 Tertulis

Page 86: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

rubah panasnya[lah]45 Muhammad melihat gadingnya. B.r.s.w.g.y.r.w.l.h46 Jibril

mamapah, dialah sembah nabi kita Muhammad. Maka bertanya kepada Jibril ini,

“Malaikat apa namanya?” maka berkata Jibril, “Bermula malaikat ini Mikail

namanya, kerjanya manilik suratan baik //(10) dan jahat untung manusia kepada

Laukh Maukhfud”. [pa]47 Tidak lupa sekejap mata, maka datanglah nabi kita ke

bawah Tiang Ars Allah. Maka sujudlah Nabi Muhammad mangadap kepada

hadirat Tuhan rabbil ‘alamin.

Demikian buni serunya ya Allah ya Tuhanku ya Nabiya ya muwali bābul

‘ālamin, berilah keringanan umat aku daripada sembahyang lima puluh waktu.

Maka berkata Tuhan kita, “Hai Muhammad kasih aku, bermula sembahyang

semuhanya lima waktu pada sehari dan semalam”. Maka turunlah engkau hai

Muhammad kepada dunia. Maka diambilah oleh Jibril tangan nabi. Lalu berdiri,

berjalan sekali, maka dirujuk oleh nabi kita Buroq itu. Dijbril itu mengantarkan

hingga pintu langit yang di bawah sekali. Maka bersepaham Nabi Muhammad

serta Jibril.

Lalu turun Nabi Muhammad kepada dunia, [lalu saja kapan]48 masjid

belum lagi tiba akan sembahyang, maka duduklah Muhammad kepada tempat

dahulu tatkala naik kepada langit. Maka habis telah Nabi Muhammad karena hari

belum lagi tinggi, Muhammad sudah kembali daripada langit yang tujuh. <Maka

tiba orang akan sembahyang>49 maka tiba orang akan sembahyang maka

45 Terbaca ‘panasnyalah’

46 Tertulis 47 Kelebihan penulisan 48 Kelebihan penulisan 49 Penulisan rangkap

Page 87: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

berdirilah nabi membaca takbir maimamkan sekalian orang. Nabi sudah

sembahyang maka caritalah nabi daripada olehnya naik kepada langit, lalu turun

kepada bumi didapatnya m[en]atahari50 belum lagi tinggi. Maka diam semuhanya

mendengar cerita Nabi Muhammad mengatakan sungguh semuhanya (11).

Ada seorang di dalam masjid bernama Abas. Berkata bersama orang

demikian, kata Abas, “Adapun nabi kita dapat mengatakan sebentar naik ke langit,

adapun hantara bumi dangan langit jauhnya perjalanan seribu tahun”. Bermula

kabar langit, demikian juga langit yang kedua sampai ketujuhnya semakin juga.

Sebab itulah [duta]51 Muhammad berkhabar kepada kita suda berkhabar-khabar

ini.

Maka pulang Abas ke rumah. Istrinya bertemu di jalan orang berjual

perpati maka dibeli perpati satu ekor dibawa pulang ke rumah. Isteri tiada

berumah, berkata Abas, “Wahai parampuan, burung perpati ini hendak kamu

bermasak, karena aku bernadzar hendak memperjamukan nabi kita”. Berkata

parampuan kepada suaminya, “Baiklah tuan aku”. Maka dijawab oleh parampuan,

Perpati itu maka dimasak.

Abas pun pergi mandi kepada Sungai Nil. Maka diletakkan kain maka

menyelam ke dalam air sebentar, menyelam tambah bugar di dalam bumi rasanya.

Maka mancaduk sebentar itu dilihat kiri kanan tidak tepat tempatnya yang dahulu.

Maka dilihat tubuh sudah jadi parampuan dan Abas cari pula kain tidak ada. Maka

naiklah ka atas //(12) tabiang. Lama berjalan di tapi sungai bertemu suatu orang

tua parampuan. Lalu berkata orang tua, “Manalah engkau hai parampuan, datang

50 Terbaca ‘menatahari’ 51 Kelebihan penulisan

Page 88: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

darimana akan kemana”. Bakata parampuan, “Aku ini sudahlah sasat daripada

negeri aku”. Maka berkata orang tua, “Marilah kembali kepada rumah aku”.

Menurutlah parampuan itu, tiba di rumah orang tua diam di sana selamanya

dipersuamikan oleh orang tua parampuan itu. Segera tujuh tahun lamanya

dapatlah anak batujuh orang. Maka kembali pula pada tempat terbit mandi dahulu.

Maka mandi pula sekarang, menyelam tumbuh pula kekar di dalam bumi. Maka

hilang akal maka mancaduk pula Abas didapati sudah ada di tempat menyelam

tempat dahulu sudah bersua pula kain yang tadi. Didapati m[en]atahari52 belum

beralih jadilah tambah heran dilihat tubuh sudah jadi laki-laki.

Maka dikenakan pakaian tadi, lalu pulang ke rumah parampuan.

Didapatinya parampuan sedang bermasak perpati. Maka bermenung sajalah, Abas

berkata kepada parampuan, “Apa sebab tidak juga masak burung itu”. Berkata

parampuan, “Wahai suamiku sebentar ini engkau pergi //(13) mesti bagaimanakah

masak burung perpati, pada(hal)53 aku sekarang dipanggil nabi kita”. Akan

diperjamukan nabi sudah tiba. Maka taubatlah Abas kepada nabi sekarang itu

adanya.

Adapun kitab ini diambil daripada Hadist Mubarak akan menceritakan

Muhammad. Bermula tatkala mula-mula Raja di dalam Negeri Makah bernama

Raja Nasirun, parampuanya bernama Puteri Afida. Itulah orang menyembah

berhalakan tiada anaknya. Raja Abu Lahab parampuanya bernama Siti Aisyah.

K.m.y.m.t54 itu adalah Raja Kisyran serta saudaranya Raja Abu Jahir dan Raja

52 Terbaca ‘menatahari’ 53 Terbaca ‘pada’ 54 Tertulis

Page 89: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Gamila itulah memberi titah Negeri Makah Madinah. Adapun Raja Gamila

parampuanya Umi Kalsum, maka adalah anak parampuan bernama Aminah. Maka

dikawinkan Aminah itu dangan Abdullah maka adalah Nabi Muhammad Shallā l-

Lāhu ‘alaihi wa sallam

Maka telah ada di belakang nabi, sahabat bernama Ali Murtadha. Adapun

Ali itu beranak dua orang bernama Hasan dan Husain. Adapun anak orang

y.n.k.r55 nabi bernama Muhammad Ali Muhammad /H/anafiyah56. Lamalah pula

antaranya maka dihiringkan akan ketiganya oleh Fatimah pada nabi kita. Tibalah

Fatimah mahiringkan//(14) anaknya, maka berpaluk ketiganya kepada Nabi

Muhammad, Hasan dipeluk di kiri Husain dipeluk di kanan. Anak orang banar-

banarnya berpaluk di haribaan. Lalu kata Fatimah Dzahra, “Hai ayah kandung

apa sebabnya demikian?” maka bakata Nabi Muhammad, “Wahai anakku Fatimah

Dzahra kembalilah engkau pulang ke rumah, engkau tanyakan dia, engkau suami

engkau nan bernama Ali Murtadha itulah orang nan berkudung ilmu”.

Lalu kembali pulang ke rumah tangga, diri didapati Ali sedang lalu. Takut

Fatimah akan menjagakan, maka disuru kucing kena paku dosa kepada anaknya.

Maka terkejut Ali Murtadha lalu me[ne]lompat57 ka halaman terhujam sehingga

pigang terbitlah p.g.n.t.r58 dan pagar yang tegak bulunya seperti jarum Cina. Maka

mahirik Ali selapas-lapas serunya terlekang bumi dan langit oleh garang hariknya.

Terkejut sekalian malaikat yang diatas langit dikatakan negeri akan kiyamat.

55 Tertulis 56 Terbaca ‘Ganafiyah’ 57 Terbaca ‘menelompat’

58 Tertulis

Page 90: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Maka turunlah Fatimah Dzahra me(n)geri(ng)kan59 rambutnya, serta sujud

kepada kaki ju(n)junganya60. Lalu bakata, “Wahai ju(n)junganku61 Ali Murtadha

bukanlah ada orang datang menyarang anak engkau bernama Hasan dan Husain”.

Mengucingkan g.n.t62 kedua makam maka naik keduanya//(15), lalu berkata

Fatimah itu, ”Wahai junjungan hamba dunia akhirat”.

Adapun anak kita dipeluk oleh ayah kandung, seorang di kiri, seorang di

kanan, Muhammad Ali /H/anafiyah63 berpeluk di haribaan. Apalah sebabnya

demikian. Lalu berkata Ali Murtadha, “Kembalilah engkau kepada ayah kandung

engkau mintak pakaian suatu tiga jenisnya, satu jenisnya merah, kedua jenisnya

biru, ketiga jenisnya putih suruh berikan kepada anak kita nan bertiga”. Supaya

anak senang hati hamba, maka kembali Fatimah Dzahra mamintak pakaian nabi.

Lalu menyaru nabi kita kepada hadirat Tuhan.

Maka turunlah Jibril membawa pakaian tiga jenisnya. Diberikan oleh nabi

kepada baginda Amir Husain pakaian merah alamat orang kena racun, Raja Yazid

diberikan pakaian biru. Amir Hasan alamat mati terpenggal di tanah Padang

Karbela, diberikan pakaian putih kepada Muhammad Ali /H/anafiyah64 alamat

menuntut balas saudaranya. Maka pulanglah ketiganya kepada tuan baginda Ali

dipedang anaklah memaki ketiganya dihiringkan Fatimah Dzahra.// (16)

59 Terbaca ‘megerikan’ 60 Terbaca ‘jujunganya’ 61 Terbaca ‘jujunganku’ 62 Tertulis 63 Terbaca ‘Ganafiyah’ 64 Terbaca ‘Ganafiyah’

Page 91: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

F. Ejaan dan Bahasa

Bahasa yang digunakan dalam teks HN ini adalah bahasa Melayu (BM)

yang banyak mendapat pengaruh dialek Minangkabau. Bahasa teks HN ini

disebut juga bahasa Melayu Minangkabau atau bahasa Melayu dialek

Minangkabau (selanjutnya disingkat BMk). Banyaknya pengaruh BMk dalam teks

ini disebabkan oleh BM itu secara sepintas mirip dengan BMk, yaitu berbeda

dalam ucapanya saja. Menurut Edwar Djamaris dalam Tambo Minangkabau

disebutkan perbedaan lafal BM dengan BMk di antaranya u – ua: duduk –

duduak; ut – uik: rumput – rumpuik; at – aik; adat – adaik; al/ ar – a: jual – jua,

kabar – kaba; e – a: beban – baban; as - eh: emas – ameh; a – o kuda – kudo;

awalan ber-, ter-, dan per-, ba-, ta-, dan pa-; berlari – balari, termakan – tamakan,

dan perdalam – padalam (Djamaris. 1991: 188).

Perbedaan lafal dan perbedaan awalan yang dikemukakan di atas, di dalam

tulisan Arab-Melayu tidak dibedakan cara penulisanya. Misalnya kata duduk dan

duduak dalam tulisan Arab-Melayu ditulis sama, yaitu دودق. Hal ini tentu akan

menimbulkan masalah dalam transliterasi. Dalam subbab ini akan dibahas bahasa

teks HN dari segi ejaan, kosakata dan morfologi khususnya dalam hubungan

dengan pengaruh BMk pada teks HN.

Page 92: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

1. Ejaan

Ejaan dalam teks HN ini ditandai oleh hal berikut.

1. Tidak konsisten menggunakan tanda penunjuk bunyi vokal /u/, /i/, dan /o/.

vokal akhir /u/ kadang-kadang diberi penunjuk bunyi dengan huruf seperti

berikut.

Tambah w ( و ) : tahu : t-hw (HN: h.1).

Tanpa w ( و ) : itu : a-y-t ( HN: h.1).

manusu : m-n-w-s (HN: h.2).

Demikian pula dengan vokal akhir /i/, seperti contoh dibaah ini.

tambah y (ي) : buni : b-w-n-y (HN: h. 9).

2. Penggunaan huruf hamzah (ء) untuk menunjuk hambat akhir /k/ setelah

vokal. Huruf hamzah pada akhir kata dalam HN terlihat sebagai berikut.

Mintak : (8,9 dan 16).

Mamintak : (HN: h. 7).

3. Penggunaan huruf ش (sy) dalam beberapa kata yang di dalam ejaan

sekarang ditulis dengan s, dalam HN terlihat pada kata sebagai berikut.

Besyarnya : (HN: h. 8 dan 9).

Kursy : (HN:h.1).

Semisyal : (HN: h.9).

Page 93: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

4. Penulisan imbuhan {ke-an}, {di-kan}, {me-kan} menyimpang dari cara

penulisan yang biasa dalam BM. Penyimpangan ini terdapat pada kata

dasar yang huruf akhirnya k, dalam HN terlihat pada kata sebagai berikut.

Maanakkan : (HN: h.1).

Pada contoh di atas kata anak mendapat imbuhan {me-kan} kelebihan

huruf k.

Wijk (1985 : 34) dalam Tambo minangkabau mengemukakan bahwa

orang Melayu memang sering membuat kesalahan mengenai hal ini. Bila

kata yang terakhir dengan huruf (k) itu mendapat akhiran {-an}, mereka

menuliskan {-kan} untuk akhiran {-an} itu. Misalnya mereka menuliskan

kebanyakkan sebagai ganti kebanyakan dari kata banyak.

e) Penambahan huruf h pada kata yang dimulai dengan vokal, seperti kata

ayam menjadi hayam (HN: h.8).

antara menjadi hantara (HN: h.6 dan 12).

Penambahan huruf h ini mungkin dapat dijelaskan oleh latar belakang

perbedaan BM dan BMk. Kata-kata BM yang dimulai dengan huruf h misalnya

hilir (BM) – ilir (BMk), hitam (BM) – itam (BMk), dan hangat (BM) – angek

(BMk) (Djamaris.1991: 192). Dengan latar belakang ini, dapat disimpulkan

bahwa penambahan h pada teks HN ini dimaksudkan memelayukan kata BMk.

2. Bahasa

a) Kata depan

Ada beberapa kata tugas yang tergolong kata depan yang penggunaanya

berbeda dengan kata depan dalam bahasa Melayu, yaitu kata depan ka. Kata

Page 94: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

depan ka dalam BMk mempunya dua makna yaitu (1) sama dengan ke BM seperti

ka negeri (HN halaman 3) dan bermakna ‘akan’ misalnya kai pai sikola ‘akan

pergi ke sekolah’. Kata depan ka yang berarti akan tidak dijumpai dalam teks HN.

b) Morfologi

Awalan {ba-} dalam tulisan Arab-Melayu biasanya ditulis dengan

misanya kata berhadab (HN: h.10). Di dalam HN dijumpai kata yang

berawalan {ba-} miasalnya pada kata bacuritalah .

Awalan {ber-} yang tidak lazim digunakan dalam bahasa Indonesia

sekarang terdapat dalam teks HN seperti contoh berikut.

: berhadab (HN: h.10).

: bermasak (HN: h.13).

: bermenung (HN: h.13).

: berjual (HN: h.12).

: berumah (HN: h.12).

Awalan {ma-} juga dijumpai dalam teks HN seperti contoh berikut.

Mancaduk : mengaduk

Manusu : menyusu

Mangimbaukan : menghimbaukan, memberi tahu

Mangisaplah : menghisapalah

Manilik : menilik, melihat

Maimamkan : mengimami, memimpin

Page 95: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

c) Morfo-sintaksis

Pemakaian awalan {ber-} dalam teks HN banyak ditemukan dalam bentuk

pasif. Hal ini merupakan pengaruh BMk karena {ba-}, {ber-} dalam bentuk pasif

merupakan hal yang biasa dalam BM, misalnya sebagai berikut.

Maka dikenakan pakaianya tadi, lalu pulang ke rumah parampuan. Didapatinya parampuan sedang bermasak perpati. Maka bermenung sajalah, Abas berkata, kepada parampuan…(HN: h.13).

G. Daftar Kata

1. Kosakata, Istilah, dan Kalimat Arab

1) Assallamu ’alaikum : semoga keselamatan tercurah padam.

2) Berasf-shaf : berbaris-baris.

3) Dzikrullah : dzikir kepada Allah.

4) Sundusin Istabraqin : sutra yang halus dan sutra yang tebal.

5) Nasikh : menerangkan.

6) Laūkh Mahfūdz : papan yang dipelihara, tempat mencatat semua

amal baik atau nuruk manusia (KBBI. 2007: 680).

7) Radhiyallohu ‘anhu : semoga Allah meridhoinya.

8) Robbil ‘alamin : Tuhan semesta alam.

9) Rukūk : rukuk/ menundukkan kepala sikap membungkuk pada waktu

salat, dengan tangan ditekankan di lutut sehingga punggung dan kepala

sama (KBBI. 2007: 157).

10) Shalat : salat; rukun Islam yang kedua berupa ibadah kepada Allah wajib

dilakukan oleh setiap muslim (mukallaf) dengan syarat, rukun dan bacaan

Page 96: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

tertentu dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam; doa kepada

Allah (KBBI.2007:157).

11) Sujūd : sujud; berlutut dengan meletakkan dahi ke lantai (misalnya: pada

salat) (KBBI. 2007: 157).

12) Thahuran : suci

13) Ta’ālā : yang paling atas; maha tinggi, maha mulia, biasa

disebutkan sesudah menyebutkan nama Allah (KBBI. 2007: 117).

14) Ya Nabiya ya muwali : wahai nabi wahai kekasih pintu semesta alam.

bābul ‘ālamin

15) Zahir : lahir, sesuatu yang kelihatan.

16) ‘alaikum sallam : keselamatan terlimpah padamu juga.

2) ‘alaihi sallam : keselamatan padanya.

2. Kosakata Arkais dan Kosakata Melayu

1) Bak : seperti

2) Berkhabar-khabar : membawa kabar, bercerita

3) Berucab mengucab : berbicara

4) Bersepaham : satu pendapat, satu pengertian

5) Bersua : bertemu

6) Cucurlah paluh : mengalir keringat

7) Dadah : dada

8) Dirujuk : apa yang ditunjuk kembali

9) Haribaan : pangkuan

10) Hasab : asap

Page 97: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

11) Mengirab : ...?

12) Memapah :menolong orang berjalan dangan menyangga

tangan.

13) Pergih : pergi

14) Pusara : kuburan

15) Semuhanya : semuanya

16) Terhisab : terhitung

3. Kosakata Minangkabau

1) Banar : benar

2) Badua : berdua

3) Batujuh : bertujuh

4) Bakata : berkata

5) Biduodari : bidadari

6) Berhisyob : …?

7) Berkampuang-kampuang : berkumpulah

8) Bukakkan : bukakan

9) Buni : bunyi

10) caritalah : bercerita

11) Dangan : dangan, hamba, budak

12) Dibasunya :dibasuhnya

13) Dibelanya : dibelahnya

14) Dikalat : …?

15) Dilatakkan : diletakkan

Page 98: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

16) Hayam : ayam

17) Hantaronya : antaranya

18) Hariknya :…?

19) Hujung : ujung

20) Kaanam : keenam

21) Kurisy : kursi

22) Kurusi : kurus

23) Lauitan : lautan

24) Makah : Mekkah

25) Mancaduk : mengaduk

26) Manduoakan : mendoakan

27) Mahirik : menarik

28) Manusu : menyusu

29) Mangimbaukan : menghimbaukan, memberi tahu

30) Mangisaplah : menghisapalah

31) Manilik : menilik, melihat

32) Maimamkan : mengimami, memimpin

33) Membawakkan : membawakan

34) Parampuan : perempuan

35) Mintak : minta

36) Nak : akan

37) Nan : yang; kata yang melengkapi baris/ sajak (kamus

Indonesia-Minang: software).

38) Niniak : asal keturunan

Page 99: HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

39) Perpeti : merpati

40) Sababnya : sebabnya

41) Sasaat : sesat

42) Salengkabnya : selengkapnya

43) Saumpama : seumpama

44) Selapas-lapas : melepas

45) Semisyal : misalnya

46) Suda : sudah

47) Sudala : sudahlah

48) Suru : suruh

49) Syorga : surga

50) Tabiang : tebing

51) Tapi sungai : tepi sungai

Sumber rujukan:

Be Kim Hoa Nio, dkk. 1979. Morfologi dan Sintaksis Bahasa Minangkabau. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Cimbuak. Net. Kamus Indonesia-Minang: Kampuang Nan Jauh di Mato Dakek di

Jari. (software). Edwar Djamaris. 1991. Tambo Minangkabau: Suntingan Teks disertai Analisis

Struktur. Jakarta: Balai Pustaka.