dalam zikir al-ma ṠŪrĀt di pesantren al-adzkar …

175
PRAKTIK PEMBACAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM ZIKIR AL-MA’ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR PAMULANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag.) Oleh: Rosita NIM 11150340000273 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA 1442 H/2021 M

Upload: others

Post on 21-Nov-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

PRAKTIK PEMBACAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN

DALAM ZIKIR AL-MA’ṠŪRĀT DI PESANTREN

AL-ADZKAR PAMULANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag.)

Oleh:

Rosita

NIM 11150340000273

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

JAKARTA

1442 H/2021 M

Page 2: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

i

PRAKTIK PEMBACAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM ZIKIR AL-MA’ṠŪRĀT DI PESANTREN

AL-ADZKAR PAMULANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar SarjanaStrata Satu (S1)

Oleh:

Rosita

NIM 11150340000273

Dosen Pembimbing

Moh. Anwar Syarifuddin, M.A

NIP: 197205181998031003

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

JAKARTA

1442 H/2021 M

Page 3: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Page 4: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Rosita

NIM : 11150340000273

Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 29 November 1996

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Praktik Pembacaan Ayat-ayat Al-

Qur’an dalam Zikir Al-Ma’ṡūrāt di Pesantren Al-Adzkar Pamulang” adalah

benar-benar asli karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

terkecuali kutipan-kutipan yang telah disebutkan sumbernya. Kesalahan dan

kekurangan dalam skripsi ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya. Jika di

kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pamulang, 16 Oktober 2020

Rosita

Page 5: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

iv

ABSTRAK

Rosita

“Praktik Pembacaan Ayat-ayat al-Qur’an dalam Zikir Al-Matsurat di

Pesantren al-Adzkar Pamulang”

Praktik pembacaan ayat-ayat al-Qur’an dalam zikir al-Ma’ṡūrāt di

Pesantren al-Adzkar Pamulang sangat rutin dilakukan. Beberapa alasan di

balik pentingnya masalah ini di antaranya adalah lantaran fungsi al-Qur’an

sebagai pengingat banyak diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Zikir

dengan ayat-ayat al-Qur’an menjadi pelindung diri, obat penenang hati, dan

pemberi keberkahan, ketika ayat-ayat itu dibacakan sebagai doa, seperti yang

terdapat dalam zikir al-Ma’ṡūrāt. Pesantren al-Adzkar secara rutin

membacakan zikir ini setiap harinya, di waktu pagi menjelang belajar,

ataupun di waktu sore menjelang Maghrib. Penelitian lapangan yang penulis

lakukan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Adapun metode yang

digunakan untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

sehingga data-data yang diperoleh bersumber dari hasil wawancara dan

pengamatan di lapangan. Kemudian data ini diolah dengan cara reduksi data,

penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil temuan dari penelitian ini

menyimpulkan bahwa praktik pembacaan zikir al-Ma’ṡūrāt di Pesantren al-

Adzkar dilakukan setiap hari secara bersama-sama dan dipimpin oleh

seorang santri di Masjid santri putra dan santriwati di Aula santri putri

secara rutin pada pagi dan sore hari. Meski terkadang tidak dibaca karena

ada kegiatan lain yang bersamaan di waktu pagi namun kegiatan ini selalu

diusahakan untuk dibaca, meskipun hanya waktu pagi atau sore saja, karena

padatnya kegiatan pesantren. Zikir yang dibaca adalah zikir al-Ma’ṡūrāt

Wāzifah Sughrā. Semua ayat yang terdapat dalam zikir tersebut dibacakan

secara keseluruhan, sedangkan untuk pembacaan doa dibaca sebanyak

sekali-sekali saja. Zikir ini diharapkan banyak memberikan manfaat bagi para

santri dan pesantren. Meskipun dalam faktanya, masih ditemukan santri yang

mengaku belum dapat merasakan manfaat dari zikir al-Ma’ṡūrāt tersebut,

seperti masih merasakan hambatan dalam proses belajar, maupun sikap laku

yang kurang terpuji, kurang terasanya dampak pembacaan zikir ini lebih

disebabkan karena masing-masing individu berbeda proses pengamalannya.

Kata Kunci : al-Qur’an, al-Ma’ṡūrāt, zikir

Page 6: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wa Rahmatullȃhi wa Barakȃtuh

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt, karena atas

petunjuk, taufik, rahmat dan rahim-Nya sehigga penelitian ini dapat

terwujud denga judul “Praktik Pembacaan Ayat-ayat al-Qur’an dalam

Zikir al-Ma’ṡūrāt di Pesantren al-Adzkar Pamulang” Skripsi ini

diajukan guna memenuhi syarat dalam penyelesaian pendidikan pada

Program Studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Bagitupun lantunan salawat serta salam kepada baginda Nabi

Muhammad Saw, penyampai risalah dan penebar rahmat Allah bagi

semesta alam. Revolusioner agung yang keteladanan hidupnya menjadi

panutan hingga saat ini. Perjuangan dakwahnya juga yang telah

menginspirasi banyak muballigh dalam berdakwah hingga ke seluruh

pelosok dunia.

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan berbagai

pihak yang turut memberi andil, baik secara langsung maupun tidak

langsung, baik moril maupun materil. Maka, sepatutnya peneliti

mengucapkan rasa syukur terimakasih dan penghargaam sebesar besarnya

kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis Lc, M.A,

selaku rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Bapak Dr. Yusuf Rahman, M.A, selaku dekan Fakultas

Ushuluddin Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 7: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

vi

3. Bapak Dr. Eva Nugraha, M.A, selaku ketua Jurusan Ilmu Al-

Qur’an dan Tafsir dan Bapak Fahrizal Mahdi, Lc. MIRKH,

selaku sekertaris Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.

4. Dosen pembimbing skripsi penulis, Bapak Moh. Anwar

Syarifuddin, M.A, yang senantiasa membimbing, mengarahkan,

dan memberikan motivasi penulis dengan sabar dalam

melakukan penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian ini dengan baik. Terimakasih tak terhingga

keikhlasannya dalam membimbing penulis sampai pada

rampungnya penulisan ini. Atas segala perhatian yang telah

bapak berikan tersebut saya hanya mampu membalasnya

dengan doa, semoga kesehatan, kemudahan, dan keberkahan

dari Allah senantiasa mengiringi setiap langkah perjalanan

hidup bapak.

5. Dosen penguji I bapak Dr. H. Hasani Ahmad Said, S.Th.I., M.A.

dan dosen penguji II bapak Hasanuddin Sinaga, M.A., yang

senantiasa sudah menguji dan mengarahkan penulis dalam

penulisan skripsi ini agar lebih baik lagi.

6. Dosen penasehat akademik bapak Dasrizal, S.S.I, MIS, yang

banyak memberikan masukan kepada penulis selama studi di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Seluruh dosen di Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir yang

dengan tulus memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.

8. Para staff Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, terimakasih untuk referensi yang ada

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Ayahanda dan ibunda tercinta: Bapak Awit dan Ibu Nur’aeni,

mereka adalah orang tua penulis yang tidak henti-hentinya

Page 8: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

vii

memberikan dukungan, kasih sayang, do’a yang tulus, serta

nasihat kepada penulis agar selalu menjadi sosok yang kuat dan

sabar dalam menghadapi hidup.

10. Kakakku: Aa Agus Nurrohman dan Teh Sundus, Teh Masna dan

suami, dan adikku: Siti Aisyah dan Arya Rizki Ramadhan, yang

sering menanyakan kapan wisuda?, itu sebetulnya yang

memberikan semangat kepada saya agar segera menyelesaikan

skripsi ini.

11. Ust. Ali Rahmat dan Ms. Lili Nabilah, selaku pimpinan Pondok-

Pesantren Al-Adzkar Pamulang yang telah mengijinkan saya

untuk melakukan penelitian ini dan memberikan saya

bantuan/fasilitas tempat tinggal dan lainnya selama perantauan

ini yang membuat saya bisa menyelesaikan skripsi ini dengan

lancar.

12. Ms. Niswah selaku guru di Mts Al-Adzkar yang telah

memberikan bantuan kepada saya dalam mensponsori laptop

dalam proses penulisan skripsi ini.

13. Para musyrifah Al-Adzkar: Ms. Titin, Ms. Niswah, Ms. Ima,

Ms. Nunung, Ms. Rosidah, Ms. Sri, Ms. Ela, Ms. Zulfa, Ms.

Selvia, Ms. Nisa dan Ms. Ria yang telah mendukung dan

memberikan semangat agar segera menyelesaikan skripsi ini.

14. Keluarga besar Pesantren Al-Adzkar yang telah mendukung

dan menyemangati saya agar segera menyelesaikan penelitian

ini.

15. Sahabat-sahabatku “The Goceng”: Ela, Widya, Isma, Uput,

Yulis, Lutfi, Ledia, Ambar, Iroh, Ichya, Fajri, Zahroh, Ulfah,

dan Yuni yang telah menemani perjuangan dari awal hingga

akhir perkuliahan ini.

Page 9: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

viii

16. Wulan Nur’aini Ai, adik kelas rasa saudara kandung yang tak

henti memberikan support dan doanya.

17. Teman-teman KKN 4GL7E 2018 yang selalu memberikan

support.

18. Keluarga LEMKA (Lembaga Kaligrafi al-Qur’an) Ciputat yang

selalu memberikan inspirasi dan motivasi.

19. Seluruh teman-teman Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir angkatan 2015

yang saling mendukung dan menyemangati penulis untuk

menyelesaikan penelitian ini.

Besar harapan penulis, semoga skripsi yang penulis susun ini dapat

bermanfaat baik bagi penulis, para akademisi, maupun masyarakat umum.

Wassalamu’alaikum wa Rahmatullāhi wa Barakātuh.

Ciputat, 29 September 2020

Page 10: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI

Pedoman Transliterasi Arab Latin yang merupakan hasil keputusan

bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

R.I. Nomor: 158 Tahun 1987 dan Nomor: 0543b/U/1987.

A. Konsonan

Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin dapat

dilihat pada halaman berikut:

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

Tidak dilambangkan - ا

b Be ب

t Te ت

ṡ Es (dengan titik di atas) ث

j Je ج

ḥ h (dengan titik di bawah) ح

kh Ka dan Ha خ

d De د

ż Zet (dengan titik di atas) ذ

Page 11: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

x

r Er ر

z Zet ز

S Es س

Sy Es dan Ye ش

ṣ Es dengan titik di bawah ص

ḍ De dengan titik di bawah ض

ṭ Te dengan titik di bawah ط

ẓ Zet dengan titik di bawah ظ

Apostrof terbalik ‘ ع

G Ge غ

F Ef ف

Q Qi ق

K Ka ك

L El ل

Page 12: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

xi

M Em م

N En ن

w We و

H Ha ھ

Apostrof ` ء

Y Ye ي

Hamzah (ء) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi

tanda apa pun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis

dengan tanda (’).

B. Tanda Vokal

Vokal dalam bahasa Arab-Indonesia terdiri dari vokal tunggal atau

monoftong dan vokal rangkap atau disebut diftong. Untuk vokal tunggal

sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

A Fatḥah

I Kasrah

U Ḍammah

Page 13: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

xii

Adapun untuk vokal rangkap, sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ي Ai a dan i

و Au a dan u

Dalam bahasa Arab untuk ketentuan alih aksara vokal panjang (mad)

dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ا Ā a dengan garis di atas ى

ي Ī i dengan garis di atas ى

و Ū u dengan garis di atas ى

C. Kata Sandang

Kata sandang dilambangkan dengan “al-“, yang diikuti huruf

syamsiyah dan huruf qamariyah.

al-Qamariyah ير ن al-Munīr الم

al- Syamsiyah ال ر ج al-Rijāl ال

D. Syaddah atau Tasydîd

Dalam bahasa Arab syaddah atau tasydîd dilambangkan dengan “ “

ketika dialihkan ke bahasa Indonesia dilambangkan dengan huruf, yaitu:

Page 14: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

xiii

al-Qamariyah ة و ق

al-Quwwah ال

al- Syamsiyah ة ور ر ض

al-Ḍarūrah ال

E. Ta Marbūṭah

Transliterasi untuk ta marbūṭah ada dua, yaitu: ta marbūṭah yang

hidup atau mendapat harkat fatḥah, kasrah, dan ḍammah, transliterasinya

adalah [t]. Sedangkan ta marbūṭah yang mati atau mendapat harkat sukun,

transliterasinya adalah [h].Kalau pada kata yang berakhir dengan ta

marbūṭah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al- serta

bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta marbūṭah itu ditransliterasikan

dengan ha (h). Contoh:

No Kata Arab Alih Aksara

1 ة يق ر

Ṭarīqah ط

2 ة ي م

سلا لإ

ا ة ع ام

ج al-Jāmi’ah al-Islāmiah ال

ود 3ج و ال ة حد Waḥdat al-Wujūd و

F. Huruf Kapital

Penerapan huruf kapital dalam alih aksara ini, juga mengikuti Ejaan

Bahasa Indonesia (EBI) yaitu, untuk menuliskan permulaan kalimat, huruf

awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Jika nama diri

didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap

huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya.

Contoh: Abū Hāmīd al-Gazālī, al-Kindī.

Page 15: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

xiv

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang

berasal dari Indonesia sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meskipun

akar katanya berasal dari bahasa Arab. Misalnya ditulis Abdussamad al-

Palimbani, tidak ‘Abd al-Samad al-Palimbānī; Nuruddin al-Raniri, tidak

Nūr al-Dīn al-Rānīrī

G. Penulisan Kata Arab yang Lazim digunakan dalam

BahasaIndonesia

Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah

atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah

atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari pembendaharaan

bahasa Indonesia, atau sudah sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia,

tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya kata Al-

Qur’an (dari al-Qur’ān), Sunnah, khusus dan umum.Namun, bila kata-kata

tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka mereka harus

ditransliterasi secara utuh. Contoh:.

Fī ẓilāl al-Qur’an

al-‘Ibārāt bi ‘umūm al-lafẓ lā bi khuṣūṣ al-sabab

H. Singkatan-singkatan

Singkatan Keterangan

QS. al-Qur`an Surah

Swt. Subḥānahu wa Ta‘alā

Saw. ṣallallāhu ‘Alaihi Wasallam

Ra. Raḍiyallāhu ‘Anhu

Page 16: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

xv

h. Halaman

Terj. Terjemah

M Masehi

H Hijriah

w. Wafat

Page 17: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

xvii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................. ii

LEMBAR KEASLIAN .................................................................... iii

ABSTRAK ....................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ..................................................................... v

PEDOMAN TRANSLITERASI .................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................... 1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Rumusan Masalah .................. 9

1. Identifikasi Masalah ........................................................ 9

2. Pembatasan Masalah ....................................................... 9

3. Rumusan Masalah ........................................................... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 9

1. Tujuan Penelitian ............................................................ 9

2. Manfaat Penelitian .......................................................... 10

D. Tinjauan Pustaka ................................................................... 10

E. Metode Penelitian ................................................................. 14

1. Jenis Penelitian ................................................................ 14

2. Sumber Data .................................................................... 15

3. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................... 15

4. Metode Pengumpulan Data ............................................. 15

5. Populasi ........................................................................... 15

6. Teknik Analisis Data ....................................................... 16

7. Teknik Penulisan ............................................................. 18

F. Sistematika Pembahasan ....................................................... 19

Page 18: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

xviii

BAB II ZIKIR AL-MA’ṠŪRĀT SEBAGAI BAGIAN DARI

LIVING QUR’AN

A. Pengertian al-Ma’ṡūrāt ......................................................... 23

B. Keutamaan Membaca Zikir al-Ma’ṡūrāt .............................. 24

C. Sistematika al-Ma’ṡūrāt Hassan al-Banna: antara ayat dan doa

Ma’ṡūr ................................................................................... 26

1. Al-Ma’ṡūrāt Wāzifah Kubrā ........................................... 26

2. Al-Ma’ṡūrāt Wāzifah Ṣugrā ............................................ 28

D. Komposisi Ayat-ayat dalam Al-Ma’ṡūrāt ............................. 29

E. Zikir Al-Ma’ṡūrāt Sebagai Bagian dari Living Qur’an ......... 46

BAB III PROFIL PESANTREN AL-ADZKAR

A. Sejarah Berdirinya Pesantren al-Adzkar Pamulang .............. 51

B. Letak Geografis ..................................................................... 53

C. Profil Pesantren ..................................................................... 54

D. Visi dan Misi Pondok Pesantren ........................................... 54

E. Jenjang Pendidikan yang Diselenggarakan ........................... 55

F. Program Pendidikan dan Pesantren ...................................... 56

G. Struktur Organisasi ............................................................... 59

H. Biodata Narasumber/Informan .............................................. 61

1. Ustadz dan Ustadzah ....................................................... 61

2. Santriwan dan Santriwati ................................................ 62

BAB IV MEMAHAMI AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM ZIKIR

AL-MA’ṠŪRᾹT ṢUGHRᾹ DAN PRAKTIK

PEMBACAANNYA DI PESANTREN AL-ADZKAR

PAMULANG

A. Latar Belakang Pembacaan al-Ma’ṣūrāt .............................. 65

B. Pemahaman terhadap Penggunaan Ayat-ayat al-Qur’an dalam

Zikir

Page 19: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

xix

al-Ma’ṣūrāt ........................................................................... 77

C. Praktik Pembacaan Zikir al-Ma’ṡūrāt .................................. 90

D. Dampak Pembacaan Zikir al-Ma’ṡūrāt bagi Santri .............. 104

BAB V Penutup

A. Kesimpulan ........................................................................... 123

B. Saran ..................................................................................... 124

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 125

LAMPIRAN I .................................................................................. 131

LAMPIRAN II ................................................................................ 153

Page 20: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …
Page 21: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Studi kajian terhadap al-Qur’an telah berjalan dalam sejarah

yang cukup panjang. Semakin menyelami lautan terdalam dari al-

Qur’an, maka semakin asyik kita dibuatnya.1 Al-Qur’an adalah

wahyu Ilahi yang berisi nilai-nilai universal kemanusiaan.2 Ia

diturunkan untuk dijadikan petunjuk, bukan hanya untuk

sekelompok manusia ketika ia diturunkan, tetapi juga untuk seluruh

manusia hingga akhir zaman.3

Keberadaan al-Qur’an diyakini memiliki kebenaran mutlak,

namun kebenaran produk penafsirannya bersifat relatif. Ayat-ayat

al-Qur’an yang diturunkan pada waktu tertentu dalam sejarah sering

kali menggunakan ungkapan-ungkapan yang sesuai dengan situasi

yang mengelilinginya. Ayat-ayat tersebut tidak dapat direduksi atau

dibatasi oleh situasi historis pada saat ia diwahyukan. oleh karena

itu, terutama seorang mufasir, dituntut untuk mampu menangkap

ideal moral yang terkandung di dalam al-Qur’an.4 Hal itu terjadi

karena manusia adalah makhluk yang terlampau bebas memahami

kenyataan yang dihadapi, manusia adalah makhluk biologis yang

1 Hasani Ahmad Said, “Menggagas Munasabah al-Qur’an”. Hunafa: Jurnal Studia

Islamika, Vol. 13, No. 1 (Juni 2016), 2. 2 Hasani Ahmad Said, Diskursus Munasabah al-Qur’an dalam Tafsir al-Mishbah

(Jakarta: Amzah, 2015), 9. 3 Hasani Ahmad Said, “Corak Pemikiran Kalam Tafsir Fath al-Qadir: Telaah Atas

Pemikiran Kalam Karya al-Syaukani: Tesis S2 PPs UIN Jakarta, tahun 2007. 4Abdul Mustaqim, Epistemologi Tafsir Kontemporer (Yogyakarta: Lkis, 2012),

56.

Page 22: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

2

memiliki insting dan kebutuhan sehingga pengetahuan dan

pemahaman juga terbentuk dari kondisi materilnya.5

Al-Qur’an memiliki banyak fungsi. Beberapa diantaranya al-

Qur’an berfungsi sebagai hudan (petunjuk) yang dari petunjuk itu

berkembang banyak cabang ilmu. Ada fungsi syifa dan menjadi akar

bagi perkembangan bidang pengobatan dan juga fungsi dzikir. Al-

Qur’an sebagai pengingat, peringatan, dan juga pemberi pelajaran.

Di dalam al-Qur’an banyak perintah untuk berdzikir, mengingat

Allah. Salah satunya dalam QS. Al-Baqarah ayat 152 yang

menerangkan bahwa dengan berzikir kepada Allah, maka Allah pun

akan mengingat kita.

فرون ا تك

روا لي ول

م واشك

رك

ذك

ي ا رون

١٥٢ فاذك

“Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu.

Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-

Ku.”6

Berdasarkan ayat di atas, diterangkan bahwasannya Allah

memerintahkan kita untuk selalu berzikir dan bersyukur. Dalam

kondisi apapun berzikir dan bersyukur sangat diperlukan, karena

ibadah ini termasuk ibadah yang mudah dilakukan dan dapat

menenangkan hati.

Peran zikir bagi unsur kejiwaan anak, khususnya santri,

sangatlah penting, di mana banyak pesantren yang menerapkan

tradisi pembacaan zikir bagi para santrinya dengan banyak ragam

tujuan. Akan tetapi, pada intinya zikir diharapkan dapat membentuk

5Geger Riyanto, Peter L. Berger: Perspektif Metateori Pemikiran (Jakarta:

LP3ES, 2009), 105. 6Departemen Agama RI, Mushaf al-Qur’an dan Terjemah, terj. Yayasan

Penyelenggara Penerjemah Al-Quran (Jakarta Timur: Pustaka al-Kautsar, 2009), 23.

Page 23: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

3

kapabilitas ruhaniah para santri. Di sinilah praktik pembacaan zikir

di pesantren perlu diuji efektivitasnya, apakah mampu memberikan

manfaat seperti yang digagas sebgai motivasi pembacaan zikir itu

oleh para pengasuh dan ustadznya.

Zikir dapat menghidupkan hati seorang hamba, hidupnya hati

dapat membuat bahagia di dunia dan di akhirat. Individu yang benar-

benar melakukan ibadah (zikir) kepada Tuhannya, seperti halnya ia

memberikan nutrisi pada waktu-waktu tertentu demi menjaga

kesehatan dirinya. Zikir yang dilakukan secara berulang-ulang dan

terus menerus maka akan terjadi pemograman di dalam otak,

mensugesti alam bawah sadar individu, dan akhirnya memberi efek

pada perilaku individu untuk menjadi lebih positif serta percaya

diri.7

Zikir memiliki beberapa pengertian, antara lain secara bahasa

zikir berasal dari kata “zakara” yang berarti menyebut, mensucikan,

menjaga, mengerti, mempelajari, memberi dan nasehat. Sedangkan

secara istilah adalah membasahi lidah dengan ucapan-ucapan pujian

kepada Allah. Oleh karena itu zikir berarti mensucikan dan

mengungkapkan, juga dapat diartikan menyebut dan mengucapkan

nama Allah atau menjaga dalam ingatan (mengingat).8

Menurut Ibn Manzur, zikir adalah menjaga sesuatu dengan

menyebut atau mengingatnya, sedangkan menurut Ibn Ishaq berarti

mengambil pelajaran, selain itu zikir juga bermakna kehormatan

atau kemuliaan, nama baik, al-kitab yang isinya menjelaskan agama,

7Latifah, “La Ilaha Illa Allah SebagaiI Afdhalu Dzikri Tinjauan Multidimensi”.

Jurnal, vol. 2, no. 2 (Juli 2018): 70. 8Ismail Nawawi, Risalah Dzikir dan Do’a Penerobos Tirai Risalah Ilahi (Tinjauan

dari Aqidah, Fikih dan Tasawuf) (Surabaya: Karya Agung Surabaya, 2008), 104-105.

Page 24: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

4

shalat dan do’a serta pujian atas-Nya.9 Secara etimologi zikir dalam

bahasa arab dikenal dengan istilah al-zikr berasal dari kata zakara-

yazkuru-zikran yang berarti mengingat, menyebut, mengagungkan,

mensucikan, menjaga, mengerti. Dengan demikian zikir dapat

bermakna pujian-pujian kepada Allah Swt yang diucapkan secara

berulang-ulang. Secara terminologi zikir adalah setiap ucapan yang

dirangkaikan untuk tujuan memuji dan berdo’a. Yakni lafal yang

digunakan untuk beribadah kepada Allah Swt berkaitan dengan

pengagungan terhadap-Nya dengan bersyukur dan mengagungkan

zat-Nya dengan memuliakan dan mentauhidkan-Nya, dengan

membaca kitab-kitab-Nya dengan memohon kepada-Nya atau

berdo’a kepada-Nya.10

Dalam Ensiklopedi Tematis Islam, zikir diartikan dengan ingat,

maksudnya mengingat Allah Swt dengan maksud mendekatkan diri

kepada-Nya. Zikir merupakan suatu upaya yang dilakukan manusia

untuk mengingat kebesaran dan keagungan Allah SWT agar

manusia tidak lupa terhadap pencipta nya serta terhindar dari

penyakit sombong dan takabur.11 Menurut M. Quraish Shihab, Zikir

dalam pengertian yang luas adalah kesadaran tentang kehadiran

Allah di mana saja dan kapan saja, serta kesadaran akan

kebersamaan-Nya dengan mahkluk hidup, kebersamaan dalam arti

pengetahuan-Nya terhadap segala yang berada di alam semesta ini

9Ibn Manzur, Lisān al-‘Arab, Jilid 3 (Bierut: Dar al Ma’arif, 1990), 1507-1509. 10Muhammad bin ‘Abd al-Rahman, Al-Kumais zikr al Jamil bain al Iibtidail, terj.

Abu Hakim (Solo: At-Tibayan, t,th), 27. 11Koirul Umam, “Konsep Zikir menurut Al-Maraghi” (Skripsi S1., UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2011).

Page 25: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

5

serta bantuan dan pembelaan-Nya terhadap hamba-hamba-Nya yang

taat.12

Kata zikir sering disebut dalam al-Qur’an dengan berbagai

bentuk dan maksud, oleh karenanya al-Qur’an merupakan kitab suci

yang berfungsi memberikan petunjuk dan pedoman hidup umat

manusia serta memberikan solusi untuk memecahkan berbagai

persoalan yang dihadapi umat manusia. Solusi tersebut adalah

dengan berzikir kepada Allah Swt. Zikir adalah salah satu unsur

penting menuju takwa yang mempunyai wujud keinginan kembali

kepada Allah Swt. Perintah zikir juga ditujukan kepada manusia agar

mereka menyadari keberadaan Allah Swt dalam kehidupannya.

Sesuai dengan firman Allah dalam QS. al-Aḥzāb 41-42 “Hai orang-

orang yang beriman berzikirlah (dengan menyebut nama Allah) zikir

yang sebanyak-banyak nya dan sucikanlah Dia pada pagi dan

petang”.13

Bagi umat Islam, al-Qur’an merupakan kitab suci yang menjadi

dasar dan pedoman dalam menjalani kehidupan mereka. Al-Qur’an

bagi umat Islam memiliki banyak sekali manfaat, mulai dari manfaat

bagi fisik, ilmu serta ruhani. Dalam kehidupan sehari-hari mereka

umumnya telah melakukan praktik resepsi terhadap al-Qur’an baik

dalam bentuk membaca, memahami dan mengamalkan, maupun

dalam bentuk resepsi sosio kultural. Itu semua karena mereka

mempunyai keyakinan bahwa berinteraksi dengan al-Qur’an secara

maksimal akan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.14

12M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an Tentang Zikir dan Do’a (Ciputat:

Lentera Hati, 2006), 14. 13Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakara: CV Darus Sunah,

2002), 58. 14Abdul Mustaqim, Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir, Cet. II (Yogyakarta:

Idea Press, 2015), 103.

Page 26: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

6

Macam interaksi dengan al-Qur’an banyak sekali ragamnya,

mulai dari yang paling sederhana, yaitu membacanya, kemudian

berkembang menjadi beberapa macam interaksi dalam bentuk lain.

Seperti mempelajari ilmu-ilmu al-Qur’an, memahami al-Qur’an

secara parsial hingga mendetail, dijadikan sebagai perantara

penyembuhan, mengiramakan bacaan al-Qur’an, menafsirkan al-

Qur’an, menjadikan beberapa ayat sebagai zikir wajib, menentukan

hukum berdasarkan al-Qur’an, perlombaan-perlombaan bertemakan

al-Qur’an dan lain sebagainya.

Cita-cita sosial Islam dimulai perjuangannya dengan

menumbuh-suburkan aspek-aspek akidah dan etika dalam diri

pemeluknya. Ia dimulai dengan pendidikan kejiwaan bagi setiap

pribadi, keluarga dan masyarakat, hingga akhirnya menciptakan

hubungan yang serasi antara semua anggota yang salah satu

cerminannya adalah kesejahteraan lahiriah.15

Pesantren adalah lembaga Pendidikan tradisional Islam yang

mempelajari, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran

Islam dengan menekankan pentingnya moral keagaamaan sebagai

pedoman perilaku sehari-hari.16 Corak Pendidikan yang ditawarkan

pun beraneka ragam, dari yang berbentuk modern, dengan program

bahasa Arab sebagai unggulan. Ada juga yang menawarkan program

kajian kitab turāts sebagai upaya melestarikan konsep Syariah yang

dibawa oleh ulama yang natabene adalah pewaris para nabi.17 Ciri

khas yang paling menyolok dalam tradisi pesantren adalah jaringan,

15M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an (Bandung: Mizan, 1996), 242. 16 Hasani Ahmad Said, “Meneguhkan Kembali Tradisi Pesantren di Nusantara”.

Jurnal Kebudayaan Islam, vol. 9, no. 2 (Juli-Desember 2011): 181. 17 Hasani Ahmad Said, “Meneguhkan Kembali Tradisi Pesantren di Nusantara”.

Jurnal Kebudayaan Islam, vol. 9, no. 2 (Juli-Desember 2011): 182.

Page 27: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

7

silsilah, sanad, ataupun geneologi yang bersifat berkesinambungan

untuk menentukan tingkat efisoterisitas dan kualitas keulamaan

seorang intelektual.18

Sama halnya dengan tradisi yang diterapkan oleh pesantren al-

Adzkar Pamulang. Salah satu tradisi atau kegiatannya yang

diterapkan kepada para santri yaitu dalam menghidupkan teks-teks

al-Qur’an ialah dengan pembacaan al-Ma’ṡūrāt. Secara tradisi

pesantren, sebuah institusi Pendidikan Islam dapat disebut pesantren

kalau ia memiliki elemen-elemen utama yang lazim dikenal di dunia

pesantren.19 Dari sisi bahasa, al-Ma’ṡūrāt merupakan bentuk plural

dari al-Ma’ṡūrāt, seakar dengan kata aṡar, sesuatu yang dinukilkan

dari ayat dan dari hadis Rasulullah Saw. dan dari sahabat. Sebagian

ulama ada yang menganggap perkataan tabi’in termasuk bagian dari

aṡar.20 Sedangkan yang dimaksud dengan al-Ma’ṡūrāt di sini

merupakan kumpulan bacaan zikir yang dipilih oleh Hasan al-Banna

dari sejumlah ayat dan hadis Nabi Muhammad Saw.

Para santri sudah terbiasa untuk melakukan pembacaan al-

Ma’ṡūrāt pada pagi dan petang hari. Ini adalah salah satu rutinitas

para santri selain belajar di sekolah dan menghafal al-Qur’an.

Namun demikian, dalam Pratik pembacaan al-Ma’ṡūrāt di pesantren

tersebut sudah tidak begitu rutin seperti dulu. Semisal, pada saat pagi

mereka lebih fleksible mengamalkan zikir al-Ma’ṡūrāt. Berbeda

dengan sore hari yang tetap rutin dibacakan.

18 Hasani Ahmad Said, “Meneguhkan Kembali Tradisi Pesantren di Nusantara”.

Jurnal Kebudayaan Islam, vol. 9, no. 2 (Juli-Desember 2011): 182 19 Hasani Ahmad Said, “Meneguhkan Kembali Tradisi Pesantren di Nusantara”.

Jurnal Kebudayaan Islam, vol. 9, no. 2 (Juli-Desember 2011): 180. 20Fahd Abdurrahman Ibn Sulaiman ar-Rumy, Buḥus fī Uṣūl al-Tafsīr wa

Manāhijuhu (Riyadh: Maktabah al-Taubah, 1420 H), 71.

Page 28: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

8

Kegiatan keberagamaan ini sangatlah berpengaruh pada pola

pikir para santri dalam kehidupan sehari-hari karena mereka berlatar

belakang pendidikan dan keluarga yang berbeda sebelum memasuki

pesantren. Sehingga dengan adanya kegiatan keberagamaan di

pesantren pengaruh dalam pola pikir mereka semakin berkembang

dari segi ibadah dan akhlak.

Skripsi ini mengkaji sebuah fenomena yang sudah berkembang

di tengah masyarakat, khususnya di Pesantren al-Adzkar Pamulang

Timur kota Tangerang Selatan. Sebuah lembaga pendidikan

berasrama yang merutinkan kegiatan membaca zikir al-Ma’ṡūrāt

bagi santri di sekitar pesantren di setiap pagi menjelang belajar di

sekolah dan menjelang sholat Maghrib. Fenomena yang terjadi ini

patut untuk dikaji lebih dalam Bagaimana bentuk terapan kegiatan

ini ditengah padatnya aktivitas pesantren? Bagaimana praktik para

santri ketika membaca al-Ma’ṡūrāt? Bagaimana pengaruhnya bagi

para santri ketika atau setelah membaca wirid al-Ma’ṡūrāt?

Sebagaimana telah dideskripsikan di atas bahwa al-Qur’an

begitu banyak menjelaskan mengenai zikir. Berdasarkan kenyataan

di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti dan mengkaji tentang

praktik-praktik serta pengaruh zikir al-Ma’ṡūrāt bagi para santri.

Untuk itu penulis ingin meninjau lebih jauh mengenai praktik dan

pengaruh zikir al-Ma’ṡūrāt pagi petang, karena itu penulis menarik

permasalahan dengan judul penelitian Praktik Pembacaan Ayat-

ayat al-Qur’an dalam Zikir al-Ma’ṡūrāt di Pesantren al-Adzkar

Pamulang. Karena dengan digunakan ayat-ayat al-Qur’an sebagai

zikir membuka kacamata penulis bahwa kegunaan al-Qur’an

memang banyak diterapkan dikehidupan sehari-hari bagi umat

Muslim.

Page 29: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

9

B. Identifikasi, Batasan dan Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Untuk memperjelas penelitian ini, maka penulis

mengidentifikasikan masalah penelitian sebagai berikut:

a. Bagaimana pengaruh bacaan al-Qur’an dalam lantunan zikir?

b. Bagaimana praktik zikir dilakukan?

c. Apa saja ayat-ayat yang dibacakan pada saat melantunkan

zikir ?

d. Mengapa ayat-ayat tersebut yang dibacakan pada saat zikir?

2. Pembatasan Masalah

Untuk lebih memahami penelitian ini, penulis telah

membatasi masalah penelitian mengenai praktik dan pengaruh

pembacaan ayat-ayat zikir pada para santri untuk kemudian

diteliti lebih lanjut adalah tentang praktik pembacaan zikir al-

Ma’ṡūrāt di Pesantren al-Adzkar Pamulang.

3. Rumusan Masalah

Untuk memudahkan pembahasan dalam penelitian ini,

Adapun rumusan masalah yang tersusun sebagai berikut:

“Bagaimana praktik pembacaan ayat-ayat al-Qur’an dalam zikir

al-Ma’ṡūrāt di Pesantren al-Adzkar Pamulang?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Mendeskripsikan bagaimana praktik zikir yang dilakukan oleh

para santri

Page 30: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

10

b. Menjelaskan bagaimana pengaruh ayat-ayat zikir bagi para

santri

c. Memberikan pemahaman kepada para santri dan pembaca

bahwa zikir dapat menjadi do’a dan obat

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Manfaat penelitian secara teoritis adalah untuk menambah

pengetahuan tentang pengaruh dan praktik ayat-ayat zikir, dan

hasil penelitian dapat melengkapi dan menguatkan penelitian

sebelumnya. Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai

referensi peneliti lainnya.

b. Manfaat Praktis

Menambah wawasan dan informasi khususnya dalam ranah

studi Living Qur’ān sehingga dapat menjadi contoh penelitian

lapangan dan dapat memberikan informasi kepada pembaca

bahwa al-Qur’an dapat di aplikasikan dalam kehidupan di

lembaga pendidikan formal dan penelitian ini dapat menjadi

salah satu bahan kajian untuk penelitian selanjutnya.

D. Tinjauan Pustaka

Supaya tidak terjadi kesamaan pembahasan dengan skripsi,

tesis, disertasi, dan jurnal lain maka penulis menelusuri kajian-kajian

yang pernah dilakukan dan memiliki unsur kesamaan, selanjutnya

hasil dari penelitian ini dilakukan untuk tidak mengambil metode

yang sama, sehingga diharapkan kajian ini bukan merupakan plagiat

dari kajian yang telah ada.

Page 31: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

11

Ketika melakukan kajian pustaka, penulis menemukan beberapa

tulisan yang berkaitan dengan kajian yang akan dibahas oleh penulis

baik berupa jurnal maupun skripsi. Tulisan-tulisan tersebut adalah:

Skripsi yang berjudul “Pembacaan al-Ma’ṡūrāt (Studi Living

Qur’an Bagi Para Santri Pondok Pesantren Ihyaul Qur’an Bengkulu

Tengah)”. Skripsi membahas masalah tentang pembacaan al-

Ma’ṡūrāt di Pondok Pesantren Ihyaul Qur’an Bengkulu Tengah dan

mendeskripsikan pemaknaan bagi santri terkait pembacaan al-

Ma’ṡūrāt serta mendeskripsikan praktek pembacaan al-Ma’ṡūrāt

yang dijadikan kegiatan rutin wajib.21

Jurnal yang berjudul “Pengaruh Zikir al-Ma’ṡūrāt dan

Terjemahnya terhadap Penurunan Kecemasan Siswa Menghadapi

Ujian Nasional”. Jurnal ini membahas tentang pengaruh zikir al-

Ma’ṡūrāt dan terjemahannya untuk menurunkan kecemasan para

siswa yang akan menghadapi ujian nasional.22

Skripsi yang berjudul “Konsep Wirid Qur’ani Studi Atas Kitab

al-Ma’ṡūrāt Karya Hasan al-Banna”. Menjelaskan konsep Wirid

Qur’ani dan ayat apa saja yang digunakan serta bagaimana

pengkategorian ayat tersebut dalam kitab al-Ma’ṡūrāt Hasan al-

Banna. Di samping itu juga dibahas argumentasi Hasan al-Banna

dalam menjelaskan wirid Qur’ani dan bagaimana tata cara

wiridnya.23

21Dimas Rahmat Riyadi, “Pembacaan al-Ma’ṡūrāt (Studi Living Qur’an Bagi Para

Santri Pondok Pesantren Ihyaul Qur’an Bengkulu Tengah)” (Skripsi S1., Institut Agama

Islam Negeri Bengkulu, 2019). 22Nur Jannah, “Pengaruh Zikir al-Ma’ṡūrāt dan Terjemahannya Terhadap

Penurunan Kecemasan Siswa Menghadapi Ujian Nasional”. Universitas Islam Negeri

Antasari, vol. 5, no. 2 (November 2017): 138-155. 23Fousiah Dwi Astuti, “Konsep Wirid Qur’ani (Studi Atas Kitab al-Ma’ṡūrāt

Karya Hasan al-Banna)” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta, 2013).

Page 32: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

12

Jurnal yang berjudul “Living Qur’an: Studi Kasus Pembacaan

al-Ma’ṡūrāt di Pesantren Khalid bin Walid Pasir Pengaraian Kab.

Rokan Hulu”. Jurnal ini membahas tentang ayat al-Qur’an yang

termuat dalam al-Ma’ṡūrāt yang menjadi bacaan rutin santri setiap

pagi dan sore. Penelitian ini tidak mengkaji ayat al-Quran sebagai

teks yang harus difahami dengan menggunakan beberapa disiplin

keilmuan, akan tetapi penelitian ini menggunakan pendekatan

metode living al-Quran. Pendekatan ini berusaha mengkaji bentuk

interaksi kelompok muslim terhadap al-Quran pada aspek penerapan

teks al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.24

Skripsi yang berjudul “Zikir Sebagai Penenang Hati Menurut

Pandangan Ibn Qayyim al-Jauziyyah dan al-Ghazali”. Dalam

skripsinya, penulis membahas tentang zikir sebagai solusi untuk

penenang hati menurut pandangan Ibn Qayyim al-Jauziyyah

menyebutkan dalam kitab “Madārijus Sālikīn” dan al-Ghazali dalam

Ihyā Ulumuddīn menyebutkan bahwa zikir mengingat Allah, antara

diri kita dan Allah, dan pandangan zikir menurut Ibn Qayyim al-

Jauziyyah dan al-Ghazali.25

Skripsi yang berjudul “Kualitas Hadis Doa dan Zikir Pagi

Petang dalam al-Ma’ṡūrāt al-Shugra Karya Hasan al-Banna”. Dalam

skripsi menjelaskan tentang kualitas hadis-hadis yang digunakan

oleh Hasan al-Banna dalam menyusun kitab al-Ma’ṡūrāt dengan

metode takhrij hadis.26

24Syahrul Rahman, “Living Qur’an: Studi Kasus Pembacaan al-Ma’ṡūrāt di

Pesantren Khalid bin Walid Pasir Pengaraian Kab. Rokan Hulu”. Institut Sains al-Qur’an

Syaikh Ibrahim Rokan Hulu, vol. 4, no. 2 (Oktober 2016). 49-71. 25Tuti Maesaroh, “Zikir Sebagai Penenang Hati Menurut Pandangan Ibn Qayyim

al-Jauziyyah dan al-Ghazali)” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2015). 26Aswin, “Kualitas Hadis Doa dan Zikir Pagi Petang dalam al-Ma’ṡūrāt al-Shugra

Karya Hasan al-Banna” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati

Bandung, 2013).

Page 33: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

13

Buku yang berjudul “Wawasan al-Qur’an tentang Zikir dan

Do’a”. Literatur ini lebih menekankan substansi zikir, bacaan,

media, dan dampak zikir dalam kehidupan sehari-hari.27

Skripsi yang berjudul “Konsep Zikir dalam al-Qur’an (Studi

atas Penafsiran M. Quraish Shihab)”. Skripsi ini mendeskripsikan

bentuk penafsiran M.Quraish Shihab tentang zikir dalam al-

Qur’an.28

Skripsi yang berjudul “Praktik Pembacaan Ayat-Ayat Alquran

dalam Zikir al-Ma’ṡūrāt (Studi Kasus di Pesantren Mahasiswa al-

Manar Universitas Muhammadiyah Ponorogo)”. Skripsi penelitian

ini mendeskripsikan tentang praktik pembacaan al-Ma’ṡūrāt yang

dilakukan oleh Mahasiswa di Pesantren Mahasiswa al-Manar.29

Dari beberapa literatur yang dipaparkan di atas, bahwa

penelitian tentang al-Ma’ṡūrāt dengan metode Living Qur’an sudah

ada yang membahas. Dari segi konsep wirid Qur’ani,

pengkategorian ayat al-Qur’an dalam kitab al-Ma’ṡūrāt,

argumentasi tokoh penyusun al-Ma’ṡūrāt yakni Hasan al-Banna

tentang wirid Qur’ani dan pengaruh zikir al-Ma’ṡūrāt dalam

psikologi pelajar. Namun demikian, penulis juga tertarik untuk

melakukan penelitian dengan menggunakan metode Living Qur’an

untuk meneliti kegiatan para santri ketika membaca wirid al-

Ma’ṡūrāt di Pesantren al-Adzkar Pamulang Timur.

27M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an tentang Zikir dan Do’a (Jakarta:

Lentera Hati, 2006). 28Muhammad Idris, “Konsep Zikir dalam al-Qur’an (Studi atas Penafsiran M.

Quraish Shihab)” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2016). 29Mahfidatul Hasanah, “Praktik Pembacaan Ayat-Ayat Alquran dalam Zikir al-

Ma’ṡūrāt (Studi Kasus di Pesantren Mahasiswa Al-Manar Universitas Muhammadiyah

Ponorogo)” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020).

Page 34: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

14

Penelitian yang akan dilakukan mempunyai perbedaan objek

dan tempat. Pada penelitian ini peneliti akan meneliti praktik

pembacaan al-Ma’ṡūrāt yang dilakukan oleh para santri Pesantren

al-Adzkar, yaitu faktor yang menjadi motivasi dan tujuannya.

Dengan demikian menjadi penting dan inti dari problem akademik

yang mendorong penelitian ini dilakukan.

E. Metode Penelitian

Adapun metode penelitian yang akan diaplikasikan dalam

penelitian ini adalah:

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field

research), menggunakan metode deskriptif kualitatif yang mana

penulis ingin menggambarkan dan menjelaskan fakta-fakta yang

ada di lapangan. Selain bersifat deskriptif kualitatif, pendekatan

yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

fenomenologi, dalam penelitian ini akan ditinjau dari fenomena

sosial santri, pendekatan antropologi, psikologi dan melalui

pendekatan-pendekatan ilmiah lainnya.30 Dalam hal ini penulis

menggambarkan mengenai bagaimana interaksi para santri

dengan al-Quran selama ini, lalu seberapa sering membaca dan

menghafal al-Quran, apakah mereka juga sering mengamalkan

zikir setelah salat, sehingga mereka merasakan manfaat dari

zikirnya setelah salat tersebut. Dari penjabaran tersebut sehingga

bisa diketahui kenapa ada sebagian yang mau mengamalkan zikir

dan ada juga yang tidak tertarik dengan hal tersebut.

30Didi Junaedi, “Living Qur’an (Sebuah Pendekatan Baru Dalam Kajian al-

Qur’an)”. Istitut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati, vol. 4, no.2 (Cirebon 2015): 169.

Page 35: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

15

2. Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan adalah berupa data

primer dan sekunder. Adapun data primer yang digunakan adalah

hasil observasi dan wawancara kepada santri dan guru-guru di

pesantren (kyai/ustadz). Adapun data sekunder yang akan

digunakan dari buku-buku, jurnal, skripsi, tesis atau tulisan yang

bersangkutan dengan pembahasan ini dan akan menggunakan

data yang berkaitan sebagai pendukung untuk penelitian ini.

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi berdasarkan rute wilayah

yang terdapat dalam profil Pesantren al-Adzkar yang terletak di

Jl. Pinang RT. 02 RW. 14 Kelurahan Pamulang Timur Kecamatan

Pamulang Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten. Dan

penelitian ini dilakukan pada tanggal 5 Januari 2020 sampai 16

Oktober 2020. Karena Pesantren al-Adzkar adalah salah satu

Pesantren yang mengadakan kegiatan pembacaan zikir al-

Ma’ṡūrāt. Dengan demikian, peneliti melakukan penelitian di

Pesantren tersebut dan di waktu yang sudah ditentukan karena

melihat situasi dan kondisi pada kegiatan santri agar tidak

mengganggu. Penelitian ini sempat tertunda disebabkan oleh

keadaan pandemi Covid-19 yang mengharuskan pesantren

lockdown dan semua santri dipulangkan ke rumah masing-

masing untuk menghidari tertularnya virus Corona tersebut.

4. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang akan digunakan

dalam penelitian ini antara lain:

Page 36: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

16

a. Observasi

Observasi adalah mengumpulkan data langsung dari

lapangan. Data yang diobservasi dapat berupa gambaran

tentang sikap perilaku, serta tindakan, interaksi dan seluruh

kegiatan para santri tersebut. Dalam hal ini peneliti akan

menggunakan teknik observasi partisipasi (observasi

langsung) adalah metode pengumpulan data yang digunakan

untuk menghimpun data penelitian dan pengamatan dimana

peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian obyek. Dalam

hal ini peneliti akan turut serta dalam kegiatan.

b. Wawancara

Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan tanya

jawab dengan pihak terkait. Dalam hal ini peneliti akan

mewawancarai 10 santri dan 3 guru (kyai/ustadz).

c. Penelitian Dokumen

Metode Penelitian dokumen adalah cara pengumpulan

data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-

dokumen, baik dokumen yang tertulis, gambar, maupun

elektronik.31

Dalam hal ini peneliti akan mengumpulkan data

dokumentasi yang diambil melalui dokumen yang

tervisualisasikan, seperti, berita online, foto kegiatan dan

rekaman dalam bentuk video.

5. Populasi

31Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2017), 221.

Page 37: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

17

Dalam melakukan penelitian, penulis harus menentukan

populasi yang akan menjadi objek dari penelitian tersebut.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang diterapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya.32 Populasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah tiga ustadz dan sepuluh santri.

6. Teknik Analisis Data

Semua informan atau data diperoleh dari data hasil

observasi dan wawancara. Informasi tersebut bisa dikatakan

sebagai hasil penelitian. Untuk mendapatkan hasil informasi

secara komprehensif maka data tersebut melalui proses analisa,

adapun untuk memperoleh gambaran yang lebih baik maka

penulis melakukan tahap-tahap pengolahan data.

Tahap pertama, reduksi data. Tahap reduksi data pada

tahap penelitian ini melakukan penyesuaian, penyederhanaan,

pemfokusan, dan abstraksi data yang terambil dari hasil catatan

lapangan.33 Berdasarkan teori ini maka semua data yang penulis

peroleh selama mengikuti kegiatan zikir bersama santri secara

keseluruhan dikumpulkan. Supaya data yang diperoleh menjadi

data yang sudah terbagi pada kelompok-kelompok tertentu sesuai

dengan konsep yang telah dibentuk oleh peneliti. Proses ini

32Aprianto Ridwan Salni, “Pemahaman Tokoh Agama terhadap Ayat-ayat

Memuliakan Anak Yatim dan Praktik Santunan Anak Yatim (Desa Sarimukti Kecamatan

Cibitung Kabupaten Bekasi Jawa Barat)” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2019), 11. 33Andi Firman, “Pemahaman Umat Islam Terhadap Surat Yasin di Desa Nyiur

Permai, Kab. Tembelihan Riau” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2016), 20.

Page 38: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

18

bertujuan untuk lebih menajamkan, mengarahkan, membuang

bagian data yang tidak diperlukan, serta mengorganisir data

sehingga memudahkan untuk dilakukan penarikan kesimpulan.34

Tahap kedua, penyajian data. Pada tahap ini peneliti

melakukan organisasi data, mengaitkan hubungan-hubungan

tertentu antara data yang satu dengan data yang lainnya. Lebih

jelasnya dalam penelitian ini, data-data yang diperoleh penulis

ketika mengikuti kegiatan praktik zikir akan menghasilkan data

konkrit, tervisualisasi, memperjelas informasi agar nantinya

dapat lebih dipahami oleh pembaca.35

Tahap ketiga, tahap verifikasi data, merupakan tahap akhir,

yaitu proses verifikasi yang dimaknai sebagai penarikan arti data

yang ditampilkan. Proses verifikasi ini dilakukan dengan

mengingat hasil-hasil temuan terdahulu dan melakukan cross

chek dengan temuan lainnya, proses ini juga menghasilkan

penafsiran (interpretasi) terhadap data. Proses ini bertujuan agar

data tersebut memiliki makna. Sehingga dalam proses ini

menghasilkan jawaban dan rumusan masalah yang diajukan

dalam penelitian.36 Konkretnya, penulis kembali mengecek ulang

hasil pengamatan terhadap kegiatan zikir al-Ma’ṡūrāt di

Pesantren al-Adzkar, termasuk wawancara dengan informan.

Dengan melakukan verifikasi ini nantinya dapat mempertahankan

34Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan

Kuantitatif (Jakarta: Erlangga, 2009), 151. 35Moh. Soehadha, Metode Penelitian Sosial Kualitatif untuk Studi Agama

(Yogyakarta: SUKA Press, 2012), 131. 36Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan

Kuantitatif, 151.

Page 39: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

19

dan menjamin validitas dan rehabilitas hasil temuan penulis

terkait kegiatan zikir al-Ma’ṡūrāt di Pesantren al-Adzkar.

Kemudian untuk menganalisis data dalam penelitian ini,

metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penafsiran (interpretative analitic). Metode ini merupakan sebuah

metode analisis data sebagai upaya untuk menjelaskan tentang

apa yang dikatakan oleh informan dan menafsirkan kembali

penjelasan dan aktivitas tersebut berdasarkan penafsiran

peneliti.37 Maka dalam penelitiannya nanti, penulis menganalisis

kembali data-data dari temuan di Pesantren al-Adzkar, dan

menafsirakan ulang semua penjelasan yang diperoleh dari

informan penelitian.

7. Teknik Penulisan

Penulisan skripsi ini mengacu kepada Pedoman Penulisan

Karya Ilmiah (buku, jurnal, artikel, skripsi, dan tesis) keputusan

Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor 507 tahun 2017.

F. Sistematika Pembahasan

Penelitian ini akan dibagi kedalam beberapa bab dan sub bab

sebagai rasionalisasi pembahasan dengan pembagian sebagai

berikut:

Bab I merupakan bab pendahuluan sebagai poin acuan dalam

penelitian ini yang mencangkup di dalamnya antara lain: latar

belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode

penelitian, dan sistematika pembahasan. Adapun Tujuan bab ini

37Moh.Soehadha, Metode Penelitian Sosial Kualitatif untuk Studi Agama, 138.

Page 40: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

20

untuk menjelaskan secara keseluruhan berisi pendahuluan penelitian

yang mendasari pemikiran dalam penelitian ini.

Bab II merupakan gambaran umum Zikir al-Ma’ṡūrāt. Bab ini

akan menjelaskan pengertian al-Ma’ṡūrāt, keutamaan membaca

zikir al-Ma’ṡūrāt, Sistematika al-Ma’ṡūrāt Hasan al-Banna: antara

ayat dan doa ma'ṡūr, Komposisi Ayat-ayat dalam al-Ma’ṡūrāt,

Penggunaan ayat-ayat dalam zikir al-Ma’ṡūrāt sebagai bagian dari

Living Qur'an. Bab ini berhubungan dengan bab sebelumnya yang

mendasari pemikiran penelitian ini. Adapun tujuan dari bab ini

adalah menjelaskan gambaran umum yang ada di dalam penelitian

ini.

Bab III berisi tentang sejarah berdirinya Pondok Pesantren al-

Adzkar Pamulang, letak geografis, profil Pesantren, visi dan misi

pondok pesantren, pendidikan yang diselenggarakan, struktur

organisasi, dan biodata responden. Bab ini akan berhubungan

dengan bab sebelumnya karena bab ini akan menjelaskan gambaran

umum objek penelitian.

Bab IV merupakan bab inti yang akan menjelaskan tentang latar

belakang pembacaan zikir al-Ma’ṡūrāt, praktik pembacaan zikir al-

Ma’ṡūrāt, pemahaman terhadap penggunaan ayat-ayat al-Quran

dalam zikir al-Ma’ṡūrāt, manfaat pembacaan zikir al-Ma’ṡūrāt bagi

santri. Bab ini pun berhubungan dengan bab sebelumnya yang

menjelaskan tentang gambaran umum penelitian ini. Adapun dalam

bab ini akan dijelaskan bagaimana praktik pembacaan zikir al-

Ma’ṡūrāt dalam pesantren.

Bab V adalah bab penutup. Bab ini berhubungan dengan bab

selanjutnya, karena berisi kesimpulan sebagai jawaban dari

Page 41: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

21

permasalahan yang diteliti serta saran-saran dari penyusun sebagai

perbaikan dan perkembangan terhadap penelitian ke depannya.

Page 42: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …
Page 43: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

23

BAB II

ZIKIR AL-MA’ṠŪRĀT SEBAGAI BAGIAN DARI

LIVING QUR’AN

A. Pengertian al-Ma’ṡūrāt

Dari sisi bahasa, al-Ma’ṡūrāt merupakan bentuk kata dari al-

Ma’ṡūrāt, seakar dengan kata aṡar, yaitu sesuatu yang dinukilkan dari

ayat al-Qur’an, hadis Rasulullah Saw. dan dari sahabat. Sebagian ulama

ada yang menganggap perkataan tabi’in termasuk bagian dari aṡar.1

Sedangkan yang dimaksud dengan al-Ma’ṡūrāt di sini merupakan

kumpulan bacaan zikir yang dikumpulkan dan dipilih oleh Hasan al-

Banna dari ayat al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad Saw. al-Ma’ṡūrāt

terbagi menjadi dua, yaitu waẓifah Kubrā dan waẓifah Sughrā.

Kata al-Ma’ṡūrāt berasal dari kata dasar “aṡara” yang berarti

“naqalal hadis” (mengutip ucapan atau sunnah Rasul Saw), tafsir

(pengaruh). Secara umum pengertian al-Ma’ṡūrāt adalah kumpulan do’a

(dzikir) pilihan yang matsur (ringkas), yang dipetik dari al-Qur’an dan

hadis Nabi. Kitab risalah ini sebagaimana kitab-kitab lain secara umum,

tentu tidaklah sempurna. Telah banyak pihak yang memberikan

penjelasan, penelitian terhadap hadisnya bahkan tidak sedikit yang

mengkritiknya, hingga tahap celaan terhadapnya dikatakan, “Tidak

boleh dibaca, karena mengandung hadis-hadis dhaif (palsu).” Padahal

sesungguhnya kesempurnaan hanyalah milik Allah Swt, oleh karena itu

1Fahd Abdurrahman Ibn Sulaiman ar-Rumy, Buhus fī Uṣul al-Tafsīr wa Manāhijuhu

(Riyadh: Maktabah al-Taubah, 1420 H), 71.

Page 44: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

24

mengharapkan selain diri-Nya adalah sempurna, merupakan tindakan

yang keliru dan menyalahi kodrat dan tabiat kehidupan.2

Dalam kamus Prof. Dr. Mahmud Yunus al-Ma’ṡūrāt berasal dari

kata ma’ṡur (مأثور) yang artinya diriwayatkan atau dipindahkan. Dengan

penambahan alif lam dan ta’ marbuṭoh yang digunakan pada sesuatu

yang berhubungan dengan muannaṡ atau sesuatu benda yang jumlahnya

banyak walaupun mużakkar tapi akan menjadi muannaṡ jika banyak

yang diriwayatkan. Sedangkan yang dimaksud penulis dengan al-

Ma’ṡūrāt di sini adalah kumpulan bacaan zikir yang dipilih oleh Hasan

al-Banna dari beberapa ayat al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad Saw.3

Al-Ma’ṡūrāt karya Imam Hasan Abdurrahman al-Banna adalah

risalah kecil berupa wirid, do’a (dzikir), diambil dari sejumlah surat

pilihan dalam al-Qur’an dan Sunnah.4 Salah satu karyanya ini sangatlah

populer di kalangan umat Islam seluruh dunia, tidak terkecuali di

Indonesia. Bahkan wiridan yang terkandung didalamnya dijadikan

sebagai amalan harian wajib bagi para pengikut kelompok Ihwanul

Muslimin (disebagian besar negara Arab) dan kebanyakan para aktivis

Islam di Indonesia.

B. Keutamaan Membaca Zikir al-Ma’ṡūrāt

Dzikir yang tak lain adalah sebuah sarana untuk membangun

kedekatan dan kecintaan dengan Allah, mengingat-Nya di setiap saat.

2Dimas Rahmat Riyadi, “Pembacaan al-Ma’ṡūrāt (Studi Living Qur’an Bagi Para

Santri Pondok Pesantren Ihyaul Qur’an Bengkulu Tengah)” (Skripsi S1., Institut Agama Islam

Negeri Bengkulu, 2019), 21. 3Amri Diantoro, “Tradisi Zikir al-Ma’ṡūrāt pada Kader Unit Kegiatan Mahasiswa

Bidang Pembinaan Dakwah UIN Raden Intan Lampung” (Skripsi S1., Universitas Islam

Negeri Raden Intan Lampung , 2018). 4Dimas Rahmat Riyadi, “Pembacaan al-Ma’ṡūrāt (Studi Living Qur’an Bagi Para

Santri Pondok Pesantren Ihyaul Qur’an Bengkulu Tengah)” (Skripsi S1., Institut Agama Islam

Negeri Bengkulu, 2019), 21.

Page 45: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

25

Bila ini selalu terjalin maka lahirlah hamba yang selalu mengingat dan

diingat Allah. Yang demikian ini dapat menguatkan hati dan menjaga

kestabilan jiwa. Berikut ini terdapat keutamaan dalam membaca zikir al-

Ma’ṡūrāt 5, di antaranya adalah:

1) Diriwayatkan oleh ad-Darimi dan al-Baihaqi dalam asy-Syu’ab dari

Ibnu Mas’ud ra bahwa dia berkata,”Barangsiapa yang membaca

sepuluh ayat dari surat al-Baqarah di permulaan siang, maka ia tidak

akan didekati syetan hingga sore. Dan jika membacanya sore hari,

maka ia tidak akan didekati oleh syetan sampai pagi hari dan ia tidak

akan melihat sesuatu yang dibenci pada keluarga dan hartanya.”

2) Dari Abu Hurairah ra berkata, “Rasulullah Saw tatkala pagi hari

selalu membaca: Aṣbaḥnā wa aṣbaḥal mulku lillāh..., dan ketika

sore hari berkata: Amsainā wa amsal mulku lillāh… .” (Hadis

riwayat Ibnu Sunni dan al-Bazzar. Al-Baihaqi berkata ‘hadis ini

sanadnya baik’)

3) Dari Abi Salam ra – seorang pelayan Rasulullah Saw – dalam hadis

marfu’, ia berkata, saya mendengar Rasulullah Saw bersabda,

“Barangsiapa ketika pagi dan sore hari mengatakan: raḍītu billāhi

rabbā……, maka adalah wajib bagi Allah untuk meridhainya.”

(Hadis riwayat Abū Dāwūd, al-Tirmiżī, al-Nasā’ī dan al-Ḥākim)

4) Dari Uṡmān bin Affān ra berkata, “Rasulullah Saw bersabda,

‘Tidaklah seorang hamba setiap pagi dan sore membaca:

bismillāhillażi lā yaḍuru……, kecuali bahwa tidak ada sesuatu yang

membahayakannya.” (Hadis riwayat Abū Dāwūd dan al-Tirmiżī)

5Tria Agustina, “10 Keutamaan al-Ma’ṡūrāt, Dzikir Pagi dan Petang Lengkap dengan

Video Bacaan dan Terjemahan,” Diakses 14 September, 2019,

https://palembang.tribunnews.com/amp/2019/09/14/10-keutamaan-al-matsurat-dzikir-pagi-

petang-lengkap-dengan-video-bacaan-dan-terjemahan?page=3

Page 46: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

26

5) Dari Abu Musa al-Asy’ari ra berkata bahwa suatu hari Rasulullah

Saw berkhutbah dihadapan kita, seraya bersabda, “Wahai sekalian

manusia, takutlah kalian kepada syirik, karena sesungguhnya syirik

itu lebih lembut dari binatang semut.” Kemudian berkatalah

seseorang kepada beliau, ‘bagiamana kita berhati-hati kepadanya

wahai Rasul, sementara dia lebih lembut daripada binatang semut?’

Rasulullah Saw bersabda ‘Katakanlah Allahumma innī

na’ūżubika……’ (Hadis riwayat Aḥmad dan Ṭabrānī dengan sanad

baik)

C. Sistematika al-Ma’ṡūrāt Hasan al-Banna: antara ayat dan doa

Ma’ṡūr

1. Al-Ma’ṡūrāt Wāzifah Kubrā

Pada bagian pertama, Imam Hasan al-Banna memberi judul

al-wāzifah, yaitu berisi wirid pagi dan sore yang berasal dari al-

Qur’an dan al-Sunnah. Inilah yang umumnya beredar dan orang

mengenalnya, kemudian menyebutnya dengan al-Ma’ṡūrāt.

Di bagian wāzifah kubrā ini dimulai dengan QS. al-Fātiḥah,

QS. al-Baqarah ayat 1-5, QS. al-Baqarah ayat 255-257, QS. al-

Baqarah ayat 284-286, QS. Āli ‘Imrān ayat 1-2, QS. Ṭāhā ayat 111-

112, QS. al-Taubah ayat 129, QS. al-Isrā’ ayat 110-111, QS. al-

Mu’minūn ayat 115-118, QS. al-Rūm ayat 17-26, QS. al-Mu’minūn

ayat 1-3, QS. al-Ḥasyr ayat 22-24, QS. al-Zalzalah ayat 1-8, QS.

al-Kāfirūn ayat 1-6, QS. al-Naṣr ayat 1-3, QS. al-Ikhlāṣ ayat 1-3,

QS. al-Falaq ayat 1-5, dan QS. al-Nās ayat 1-6.6

Pada bagian kedua, berisi wirid-wirid yang berasal dari ayat-

ayat al-Qur’an yang dipilih. Al-Qur’an adalah sistem komprehensif

bagi seluruh hukum Islam. Ia adalah sumber mata air yang

6Hasan al-Banna, al-Ma’ṡūrāt Wazhifah Kubro (Surakarta: Indiva, 2014), 9-32.

Page 47: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

27

senantiasa menyirami hati orang-orang beriman dengan kebajikan

dan hikmah. Hal ini yang paling utama bagi seorang hamba dalam

bertaqarrub kepada Allah yaitu dengan membacanya.7

Rasulullah benar-benar membawa manusia kepada al-Qur’an,

melakukan klasifikasi diantara mereka menurut kedudukannya

terhadap al-Qur’an, dan memerintah kepada orang yang tidak

mampu membaca agar mau mendengarkan dan memahami,

sehingga tidak terputus hubungan spiritual dengan kitab Allah Swt.8

Pada bagian ketiga, berisi doa-doa seperti doa bangun tidur,

doa memakai dan melepas baju, doa masuk dan keluar rumah, doa

berjalan menuju masjid, doa masuk dan keluar masjid, doa masuk

kamar kecil, doa wudhu, doa mandi, doa setelah adzan, doa makan,

doa tahajud, doa sulit tidur, doa mimpi, doa tidur, doa penutu shalat

dan doa penutup majelis.9

Pada bagian keempat, berisi doa-doa ma’ṡūr seperti doa

istikharah yang syar’i, doa shalat hajat, doa safar, doa atas kejadian-

kejadian alam, doa pernikahan dan anak-anak, doa terhadap apa

yang dilihat, doa keselamatan dan penghormatan, doa menghadapi

rintangan kehidupan, doa ketika sakit menjelang wafat, doa shalat

tasbih.10

Pada bagian kelima, yaitu wirid-wirid ma’ṡūr yang

dianjurkan untuk dibaca oleh para aktifis al-Ikhwan al-Muslim. Di

7Dimas Rahmat Riyadi, “Pembacaan al-Ma’ṡūrāt (Studi Living Qur’an Bagi Para

Santri Pondok Pesantren Ihyaul Qur’an Bengkulu Tengah)” (Skripsi S1., Institut Agama Islam

Negeri Bengkulu, 2019), 35. 8Dimas Rahmat Riyadi, “Pembacaan al-Ma’ṡūrāt (Studi Living Qur’an Bagi Para

Santri Pondok Pesantren Ihyaul Qur’an Bengkulu Tengah)” (Skripsi S1., Institut Agama Islam

Negeri Bengkulu, 2019), 36. 9Hasan al-Banna, Risalah Pergerakan (Majmu’atu Rasa’il) (Surakarta: Era Adicitra,

2016), 307. 10Hasan al-Banna, Risalah Pergerakan (Majmu’atu Rasa’il) (Surakarta: Era Adicitra,

2016), 330-343.

Page 48: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

28

dalamnya terdapat doa rabithah, dia bukan doa ma’ṡūr melainkan

disusun oleh Imam Hasan al-Banna sendiri.11

2. Al-Ma’ṡūrāt Wāzifah Ṣugrā

Bagian pertama pada wazhifah ṣughrā ini, dimulai dengan

QS. al-Fātiḥah, QS. al-Baqarah ayat 1-5, QS. al-Baqarah ayat 255-

257, QS. al-Baqarah ayat 284-286, QS. al-Ikhlāṣ ayat 1-3, QS. al-

Falaq ayat 1-5, dan QS. al-Nās ayat 1-6.12

Pada bagian kedua, berisi wirid berupa doa-doa dan shalawat

yang berasal dari hadis-hadis pilihan.13 Hadis adalah sumber hukum

kedua setelah al-Qur’an, yang telah diwasiatkan Nabi Saw. Nabi

Saw bersabda “tidak akan pernah tersesat orang yang berpedoman

dengan al-Qur’an dan Hadis”. Inilah wasiat yang hendaknya

dilakukan oleh setiap muslim.14

Pada bagian ketiga, ditutup dengan QS. al-Ṣāffāt ayat 180-

182, Āli ‘Imrān ayat 26-27 dan doa rabiṭah.15 Doa rabithah bukan

doa ma’ṡur melainkan doa yang disusun oleh Imam Hasan al-Banna

sendiri.16

11Dimas Rahmat Riyadi, “Pembacaan al-Ma’ṡūrāt (Studi Living Qur’an Bagi Para

Santri Pondok Pesantren Ihyaul Qur’an Bengkulu Tengah)” (Skripsi S1., Institut Agama Islam

Negeri Bengkulu, 2019), 36. 12Hasan al-Banna, al-Ma’ṡūrāt Zikir Pagi dan Sore (Surakarta: Ziyad Books, 2017), 4. 13Hasan al-Banna, al-Ma’ṡūrāt Zikir Pagi dan Sore (Surakarta: Ziyad Books, 2017),

29. 14Dimas Rahmat Riyadi, “Pembacaan al-Ma’ṡūrāt (Studi Living Qur’an Bagi Para

Santri Pondok Pesantren Ihyaul Qur’an Bengkulu Tengah)” (Skripsi S1., Institut Agama Islam

Negeri Bengkulu, 2019), 37. 15Hasan al-Banna, al-Ma’ṡūrāt Zikir Pagi dan Sore (Surakarta: Ziyad Books, 2017),

56. 16 Dimas Rahmat Riyadi, “Pembacaan al-Ma’ṡūrāt (Studi Living Qur’an Bagi Para

Santri Pondok Pesantren Ihyaul Qur’an Bengkulu Tengah)” (Skripsi S1., Institut Agama Islam

Negeri Bengkulu, 2019), 37.

Page 49: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

29

D. Komposisi Ayat-ayat dalam al-Ma’ṡūrāt

a. QS. al-Fātiḥah

حيم حمن الر الر مين ١بسم اللهعل رب ال ه حمد لل

ل ٢ا

حيم حمن الر ين ٣الر اياك نعبد واياك ٤ملك يوم الد

ستعين مستقيم ٥ن

راط ال ذين ٦اهدنا الص

صراط ال

نعمت عل

ين ە يهم ا

ال ا الض

يهم ول

مغضوب عل

٧ غير ال

QS. al-Fātiḥah adalah surat yang disebut dengan Ummul

Qur’an atau induk al-Qur’an. Karena ketujuh ayatnya

mengandung intisari dari al-Qur’an secara keseluruhan.

Kandungan yang terdapat pada surat al-Fatihah yaitu

meyakini Allah dengan segala sifat-sifat-Nya, Allah yang

mencurahkan kasih sayang-Nya dan yang menciptakan serta

mengatur alam semesta, hanya Allah yang menentukan dan

mengetahui kapan hari kiamat terjadi, seharusnya manusia

mematuhi segala yang diperintahkan dan dilarang oleh Allah, agar

umat manusia selalu Allah arahkan ke jalan yang benar.17

b. QS. al-Baqarah ayat 1-5

قين ١الم متل ا ريب فيه هدى ل

كتب ل

ذين ٢ذلك ال

ال

ا رزقنهم ينفقون ي وة ومل غيب ويقيمون الص

٣ؤمنون بال

17 Tafsir Qur’an kemenag in word

Page 50: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

30

خرة ا من قبلك وبال

نزل

يك وما ا

ال

نزل

ذين يؤمنون بما ا

وال

و ٤هم يوقنون هم وا

ب ن ر ى هدى م ك عل ى ول

ك هم ا ى ل

مفلحون ٥ال

Surat al-Baqarah diawali oleh tiga huruf muqaṭṭa’ah, yaitu

Huruf-huruf ini tercantum di awal beberapa .(Alif lām mīm) الم

surat di al-Qur’an. Tentang tafsir hurur-huruf muqaṭṭa’ah ini

terdapat banyak pendapat. Salah satunya ada yang berpendapat

bahwa sesungguhnya ia merupakan isyarat untuk mengingatkan

bahwa Kitab ini (al-Qur’an) tersusun dari huruf-huruf muqaṭṭa’ah

tersebut.18

Petunjuk adalah hakikat al-Qur’an. Petunjuk ini diberikan

kepada orang-orang yang bertakwa. Karena takwa yang hadir

dalam hati dapat membuka hati yang terkunci sehingga al-Qur’an

dapat masuk dan memainkan perannya di dalamnya.orang yang

ingin mendapatkan petunjuk di dalam al-Qur’an harus datang

kepadanya dengan hati yang sehat dan bersih.19

Ciri khas orang-orang yang bertakwa adalah memiliki

keselarasan perasaan yang positif dan aktif. Kesatuan yang

menghimpun di dalam diri mereka antara iman kepada yang ghaib

dan pelaksanaan berbagai kewajiban, iman kepada para rasul, dan

18Sayyid Quthb, Tafsīr Fī Ẓilālil Qur’ān: Di Bawah Naungan al-Qur’an, Juz.1,

(Jakarta: Robbani Press, 2005), 82. 19Sayyid Quthb, Tafsīr Fī Ẓilālil Qur’ān: Di Bawah Naungan al-Qur’an, Juz.1,

(Jakarta: Robbani Press, 2005), 84.

Page 51: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

31

keyakinan terhadap kehidupan akhirat. Iman kepada yang ghaib

merupakan ambang pintu yang harus dilalui manusia agar bisa

melampaui taraf kebinatangan yang tidak bisa mengetahui kecuali

apa yang bisa dijangkau oleh inderanya.20

Yakin akan adanya kehidupan akhirat merupakan suatu

persimpangan jalan antara orang yang hidup di dalam kungkungan

dinding indera yang tertutup dan orang yang hidup di alam wujud

yang luas terbentang. Bila ruh telah jernih dan tidak ada lagi

dinding penghalang antara batin dan zhahir maka sesungguhnya

iman kepada yang ghaib pada saat itu merupakan buah alami dari

terhapusnya berbagai dinding penutup.21

c. Surah al-Baqarah ayat 255-257

وم قيي ال ح

لا هو ا

ه ال

ا ال

ل لله

ه م ە ا

ا نوم ل

ل خذه سنة و

ا تأ

ا ل

ا باذنه ذي يشفع عنده ال

رض من ذا ال

اموت وما فى ال فى الس

مه ن عل يطون بشيء م ا يح

فهم ول

يديهم وما خل

م ما بين ا

يعل

ا بما شاء وده ال ـ ا ي

رض ول

اموت وال ه الس رسي

وسع ك

عظيم علي ال

ين قد تبين ٢٥٥حفظهما وهو ال راه فى الد

ا اك

ل

ف فمن يك

غي شد من ال فقد ر الر اغوت ويؤمن بالله بالط

سميع عليم استمسك ب ها واللهام ل ا انفص

وثقى ل

عروة ال

٢٥٦ال

20Sayyid Quthb, Tafsīr Fī Ẓilālil Qur’ān: Di Bawah Naungan al-Qur’an, Juz.1,

(Jakarta: Robbani Press, 2005), 85 21Sayyid Quthb, Tafsīr Fī Ẓilālil Qur’ān: Di Bawah Naungan al-Qur’an, Juz.1,

(Jakarta: Robbani Press, 2005), 91.

Page 52: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

32

ذين ور وال ى الن

مت ال

ل ن الظ منوا يخرجهم م

ذين ا

ولي ال لله

ا

ولي ا ا فرو

ى اؤهم ك

ور ال ن الن اغوت يخرجونهم م الط

ار هم فيها خلدون صحب النك ا ى ول

مت ا

ل ٢٥٧ الظ

Keesaan Allah yang ditegaskan pada ayat di atas merupakan

sebuah fondasi yang diatasnya dibangun kinsep Islami, dan

merupakan sumber dari system Islam yang menata semya isi

kehidupan manusia. Menurut konsep ini, manusia hanya sebagai

hamba Allah yang wajib mematuhi segala perintah dan menjauhi

larangan-Nya.22

Kehidupan yang menjadi sifat Allah adalah kehidupan

yang mandiri, yang tidak bersumberkan dari pihak yang lain.

Hakikat bahwa Allah Swt., mengatur dan mengurus semua wujud

secara makro dan mikro adalah suatu hakikat yang besar. Allah-

lah satu-satunya pemilik alam ini dengan segala isinya. Adapun

hubungan antara hamba dengan Rabbnya dan kasih sayang Rabb

terhadap hamba-Nya, maka Islam menetapkan hal itu dan

memberi peluang kepada jiwa manusia untuk

mengembangkannya.23

Islam memiliki pandangan yang paling maju tentang hidup

dan kehidupan, dan memiliki system terbaik untuk menata

kehidupan manusia, menyerukan agar tidak melakukan kekerasan

dalam meyakinkan seseorang untuk memeluknya. Islamlah yang

22Sayyid Quthb, Tafsīr Fī Ẓilālil Qur’ān: Di Bawah Naungan al-Qur’an, juz. 2,

(Jakarta: Robbani Press, 2005), 26. 23Sayyid Quthb, Tafsīr Fī Ẓilālil Qur’ān: Di Bawah Naungan al-Qur’an, juz. 2,

(Jakarta: Robbani Press, 2005), 34.

Page 53: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

33

pertama-tama menjelasakan kepada penganutnya bahwa mereka

dilarang memaksa orang lain untuk memeluk agama Islam.24

d. QS. al-Baqarah ayat 284-286

موت وما فى ما فى الس ه للنفسك

رض وان تبدوا ما في ا

ام ال

ب من يشاء فيغفر لمن يشاء ويعذ م به الله

اسبك فوه يح خ

و ت

ا

شيء قدير لى ك

عل يه من ٢٨٤ والله

ال

نزل

بما ا

سول من الر

ا

ه و ب ق ر ا نفر

تبه ورسله ل

ته وك

وملىك من بالله

المؤمنون ك

ال

طعنا غفرانك ربنا وا سمعنا وا

سله وقال ن ر حد م

بين ا

مصير يك ال

ا وسعها ٢٨٥وال

نفسا ال ف الله

ا يكل

ها ما ل

ل

و سينا ا

ا تؤاخذنا ان ن

تسبت ربنا ل

يها ما اك

سبت وعل

ك

ذين من ى ال

ته عل

ما حمل

ينا اصرا ك

عل

مل ح

ا ت

نا ربنا ول

خطأ

ا

نا ا طاقة ل

نا ما ل

ل م ح

ا ت

ا قبلنا ربنا ول واعف عن نا به

واغفر ل

فرين كقوم ال

ى ال

ىنا فانصرنا عل

نت مول

٢٨٦ وارحمنا ا

Pada ayat ini Allah menjelaskan tentang kekuasaan-Nya di

langit dan di bumi, serta penciptaan-nya diseluruh alam semesta.

Adapun penjelasan tentang kejahatan yang disembunyakan Allah

24Sayyid Quthb, Tafsīr Fī Ẓilālil Qur’ān: Di Bawah Naungan al-Qur’an, juz. 2,

(Jakarta: Robbani Press, 2005), 35.

Page 54: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

34

selalu megetahuinya dan aka nada balasan dari setiap perbuatan

yang dilakukan oleh manusia.25

Kemudian, pada ayat selanjutnya dijelaskan tentang ampunan

Allah kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Umat Islam juga

diperintahkan agar mengikuti ajaran para Rasul dan taat dengan

semua yang diperintahkan-Nya.

Allah tidak akan membebani seseorang di atas dengan

kemampuannya. Maksud dari ayat ini menjelaskan tentang beban-

beban berat yang diperintahkan kepada umat terdahulu

sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang terdahulu seperti

melakukan bunuh diri ketika bertaubat dan meminjam tempat

yang najis. Perbuatan tersebut tidak sanggup dilakukan oleh umat

nabi Muhammad.26

e. Surah Ᾱli-‘Imrān ayat 1-2

وم ١الم قيي ال ح

ا هو ال

ه ال

ا ال

ل لله

٢ا

Pada ayat ini menjelaskan tentang aqidah yang murni dan

bersih merupakan sebuah persimpangan jalan antara aqidah umat

Islam dengan berbagai aqidah yang lainnya. Selain itu,aqidah yang

suci dan bersih juga merupakan persimpangan jalan antara

kehidupan Muslim dengan kehidupan penganut aqidah yang lain.

Dalam Islam, tuhan yang berhak disembah hanya satu, yaitu Allah

SWT. Tidak ada partner bagi Allah dalam masalah uluhiyah atau

25Syaikh Muhammad Ali ash-Shabuni, Ṣafwatut Tafsīr, jilid.1, (Jakarta: Pustaka al-

Kautsar, 2011), 383. 26Syaikh Muhammad Ali ash-Shabuni, Ṣafwatut Tafsīr, jilid.1, (Jakarta: Pustaka al-

Kautsar, 2011), 384.

Page 55: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

35

ketuhanan. Allah hidup secara mutlak, tanpa terikat dan serupa

dengan kehidupan apapun.27

f. Surah Ṭāhā ayat 111-112

ما ظل

وم وقد خاب من حمل قي

ال حي

وجوه لل

١١١۞ وعنت ال

من عمل ا ومن ي

ل ما و

ف ظل ا يخ

لحت وهو مؤمن فل الصه

١١٢هضما

Ayat ini menjelaskan tentang dua sifat Allah, yaitu al-

Qayyūm dan al-Ḥayy. Imam Ghazali ketika menguraikan sifat ini

memulai penjelasannya dengan membagi dua bagian pokok.

Pertama, sesuatu yang memerlukan tempat, dan kedua adalah yang

tidak memerlukan tempat.28

Ayat di atas memilih kedua sifat Allah tersebut, karena kontek

ayat ini adalah menghidupkan kembali siapa yang mati, dan ini

berkaitan dengan sifat al-Ḥayy. Selanjutnya, Allah mengadili dan

memberi balasan dan ganjaran bagi manusia yang berbuat dosa

dan taat pada perintah-Nya, dan ini berkaitan dengan sifat Allah

selaku al-Qayyūm.29

27Sayyid Quthb, Tafsīr Fī Ẓilālil Qur’ān: Di Bawah Naungan al-Qur’an, juz. 2,

(Jakarta: Robbani Press, 2005), 185. 28M.Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: pesan, kesan dan keserasian al-Qur’an

(Jakarta: Lentera Hati: 2002), vol. 8, 373. 29M.Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: pesan, kesan dan keserasian al-Qur’an

(Jakarta: Lentera Hati: 2002), vol.8, 374.

Page 56: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

36

g. al-Taubah ayat 129

يه ف ا هو عل

ه ال

ا ال

ل حسبي الله

وا فقل

ان تول

ت وهو توكل

عظيم عرش ال

١٢٩ رب ال

Hanya kepada Allah semuanya akan kembali dan berakhirnya

segala kekuatan, kerajaan, keagungan, dan kehormatan. Dia yang

memberikan kecukupan kepada orang-orang yang berlindung dan

berserah diri kepada-Nya.30

h. Surah al-Isrā’ ayat 110-111

سماء اه ال

ا تدعوا فل يا م

حمن ا و ادعوا الر

ا قل ادعوا الله

افت بها وابتغ بين ذلك خا ت

اتك ول

هر بصل ج

ا ت

ول حسنى

ال

ا ذي ١١٠سبيل

ال ه حمد لل

ه وقل ال

ن ل

م يك

ل دا و

خذ ول م يت

ل

بيرا ره تك

ب وك

ل ن الذ ه ولي م

ن ل

م يك

ك ول

مل ١١١ شريك فى ال

Pemandangan inspiratif tentang orang-orang yang diberi

pengetahuan sebelumnya, sudah dijelaskan dalam al-Qur’an

setelah kaum Quraisy diberi pilihan antara beriman kepada al-

Qur’an atau tidak beriman. Kemudian pemandangan ini disusuli

dengan membiarkan mereka menyeru Allah dengan nama-nama

yang mereka kehendaki. Lantaran prasangka jahiliyah mereka,

kemudian mereka menolak menamai Allah dengan nama al-

30Sayyid Quthb, Tafsīr Fī ẓilālil Qur’ān: Di Bawah Naungan al-Qur’an, , juz. 6,

(Jakarta: Robbani Press, 2005), 521.

Page 57: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

37

Raḥmān dan menganggap aneh jika nama ini termasuk nama-

nama Allah.31

Surat ini ditutup sebagaimana ia dimulai, yaitu dengan pujian

kepada Allah, ketetapan keesaan Allah tanpa ada anak dan sekutu,

penyucian-Nya dari kebutuhan terhadap penolong dan pelindung,

dan Dia-lah yang Mahatinggi lagi Mahabesar.32

i. Surah al-Mu’minūn ayat 115-118

ا ترجعون ينا ل

م ال

نكا م عبثا و

قنك

نما خل

فحسبتم ا

١١٥ا

ا ال

ل حق

ملك ال

ال ى الله

ري فتعل

كعرش ال

رب ال ا هو

م ه ال

ه به فانما حسابه ١١٦ا برهان ل

خر ل

ها ا

ال ومن يدع مع الله

فرون كا يفلح ال

ه انه ل

ب اغفر وارحم ١١٧عند رب روقل

حمين نت خير الره ١١٨ وا

Ayat ini menjelaskan tentang terjadinya kebangkitan yang

menyatakan dari akhir fase penciptaan di bumi ini. Kemudian,

dimulailah kehidupan yang baru, kehidupan yang sempurna, yang

terbebas dari kekurangan-kekurangan yang ada di bumi, dari rasa

takut dan cemas, dari perubahan dan perkembangan, karena

kehidupan tersebut adalah puncak kesempurnaan yang ditetapkan

31Sayyid Quthb, Tafsīr Fī ẓilālil Qur’ān: Di Bawah Naungan al-Qur’an, juz. 8,

(Jakarta: Robbani Press, 2005), 154. 32Sayyid Quthb, Tafsīr Fī ẓilālil Qur’ān: Di Bawah Naungan al-Qur’an, juz. 8,

(Jakarta: Robbani Press, 2005), 155.

Page 58: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

38

untuk manusia yang menempuh jalan kesempurnaan, yaitu jalan

orang-orang mukmin.33

Kemudian pada ayat selanjutnya menjelaskan tentang tujuh

lapisan-lapisan yang sebagian berada disebagian yang lain,

maksudnya adalah tujuh orbit atau tujuh gugusan bintang seperti

tata surya, atau tujuh blok nebula34. Di sini, tujuh lapisan-lapisan

itu bertemu dengan bumi, karena air yang turun dari langit, dan

langit mempunyai hubungan dengan orbit-orbit tersebut.

Jadi, penciptaan alam semesta dengan sistemnya yang

demikian itulah yang memperkenankan turunnya air dari langit,

dan juga memperkenankan air untuk menetap di bumi.35

j. Surah al-Rūm ayat 17-26

حين تمسون وحين تصبحون حمد فى ١٧فسبحن اللهه ال

ول

حين تظهرون ا و رض وعشياموت وال ي ١٨الس ح

يخرج ال

رض بعد موتها اي ال ويح ي

حت من ال

مي ت ويخرج ال

مي من ال

ذ خرجون وك

ن تراب ثم اذا ١٩ لك ت م م

قك

ن خل

ا يته

ومن ا

نتم بشر تنتشرون م ٢٠ا

نفسك

ن ا م م

كق ل

ن خل

ا يته

ومن ا

رحمة ا ة و ود م م بينك

يها وجعل

نوا ال

تسك

زواجا ل

ي ذلك ن ف ا

33Sayyid Quthb, Tafsīr Fī ẓilālil Qur’ān: Di Bawah Naungan al-Qur’an, juz. 8,

(Jakarta: Robbani Press, 2005), 765. 34Para astronom berpendapat bahwa Nebula adalah bahan pembentuk gugusan bintang. 35Sayyid Quthb, Tafsīr Fī ẓilālil Qur’ān: Di Bawah Naungan al-Qur’an, juz. 8,

(Jakarta: Robbani Press, 2005), 767.

Page 59: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

39

رون تفك قوم ي

يت ل

ارض ٢١ل

اموت وال ق الس

يته خل

ومن ا

علمين ل يت ل

ام ان في ذلك ل

وانك

لم وا

سنتك

لاف ا

٢٢واختل

هار وابتغا يل والنم بال

يته منامك

ن فضله ا ومن ا م م

ن في ؤك

قوم يسمعون يت ل

ابرق خوفا ٢٣ذلك ل

م ال

يته يريك

ومن ا

رض بعد موتها ان اماء ماء فيحي به ال

من السل ينز طمعا و و

عق قوم ي يت ل

اون في ذلك ل

ماء ٢٤ل ن تقوم الس

ا يته

ومن ا

نتم رض اذا ا

ان ال م دعوة م

مره ثم اذا دعاك

رض با

اوال

خرجون ه قنتون ٢٥ت

للرض ك

اموت وال ه من فى الس

٢٦ول

Ayat ini menjelaskan tentang bahwa hanya kepada Allah-lah

para penghuni langit dan bumi bertasbih, di waktu petang dan

ketika berada di waktu subuh, di waktu petang dan di waktu

zhuhur. Petang adalah waktu mulai shalat maghrib sampai shalat

isya’.36

Pada ayat ini juga terdapat penjelasan tentang Allah yang

menghidupkan dan mematikan semua yang ada di bumi. Dan itu

semua adalah termasuk tanda-tanda37 yang menunjukkan

keagungan Allah dan kesempurnaan kekuasaan-Nya.

36Syaikh Muhammad Ali ash-Shabuni, Ṣafwatut Tafsīr (Jakarta: Pustaka al-

Kautsar,2011),jilid.4, 127. 37Syaikh Muhammad Ali ash-Shabuni, Ṣafwatut Tafsīr (Jakarta: Pustaka al-

Kautsar,2011),jilid.4, 133.

Page 60: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

40

k. Surah al-Mu’minūn ayat 1-3

مؤمنون ح ال

فلذين ه ١قد ا

اتهم خشعون ال

٢م في صل

غو معرضون ذين هم عن الل

٣وال

Ayat ini menjelaskan tentang ketetapan yang pasti

menyangkut keberuntungan orang-orang mukmin, yaitu

keberuntungan di dunia dan akhirat. Keberuntung bagi individu

yang beriman dan keberuntungan masyarakat yang beriman.38

Hati mereka merasakan kewibawaan saat beridiri ketika shalat di

hadapan Allah, mereka merasa tenang dan khusyuk. 39

l. Surah al-Ḥasyr ayat 22-24

غيب ا هو عالم ال

ه ال

ا ال

ذي ل

ال حمن هو الله هادة هو الر والش

حيم م ٢٢الرل وس الس قد

ملك ال

لا هو ا

ه ال

ا ال

ذي ل

ال هو الله

ا عم ر سبحن الله ب متك

ار ال جب

عزيز ال

مهيمن ال

مؤمن ال

ال

ون ال ٢٣يشرك خ

ال سماء هو الله

اه ال

ر ل

مصو بارئ ال

ق ال

حكيم عزيز ال

رض وهو ال

اموت وال ه ما فى الس

ح ل سب

حسنى ي ال

٢٤

38Sayyid Quthb, Tafsīr Fī ẓilālil Qur’ān: Di Bawah Naungan al-Qur’an, juz. 8,

(Jakarta: Robbani Press, 2005), 749. 39Sayyid Quthb, Tafsīr Fī ẓilālil Qur’ān: Di Bawah Naungan al-Qur’an, juz. 8,

(Jakarta: Robbani Press, 2005), 750.

Page 61: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

41

Ayat-ayat ini adalah ayat-ayat yang mengandung tasbih

dengan sifat-sifat yang mulia. Tasbih ini memiliki tiga penggal,

dan setiap penggal diawali dengan sifat tauhid.40

Setiap nama dari nama-nama Allah ini memiliki jejak yang

nyata di alam semesta, serta jejak yang bias dirasakan di dalam

kehidupan kita. Nama-nama Allah ini dapat menginspirasi ke

dalam hati tentang efektifitas (fi’liyah) nama-nama dan sifat-sifat

tersebut.41

Di dalam Nurani tertanam keesaan akidah, keesaan ibadah,

keesaan orentasi, dan keesaan efektifitasi dari awal penciptaan

hingga akhirnya. Kemudian tertanam juga kesadaran tentang

pengetahuan Allah terhadap yang nyata dan yang tertutup. Dari

sini muncullah sebuah perasaan yang diawasi oleh Allah di dalam

hati, baik di waktu sembunyi-sembunyi ataupun terang-

terangan.42 Di dalam hati juga tertanam rasa tenang dan tentram.

Rasa takut dan harap, atau rasa cemas dan tenang menjadi

seimbang. Dengan demikian, tertanam dalam Nurani bahwa tiada

raja selain Allah yang tiada tuhan selain Dia.

Pada ayat-ayat terakhir ini ditutup dengan tasbih yang

Panjang (Asma’ul Husna). Pemandangan ini adalah yang

diharapkan oleh hati setelah menyebut Nama-nama Allah. Di

dalam pemandangan tersebut, hati bertasbih dengan makhluk

hidup dan benda mati secara Bersama-sama.43

40Sayyid Quthb, Tafsīr Fī ẓilālil Qur’ān: Di Bawah Naungan al-Qur’an, juz.11,

(Jakarta: Robbani Press, 2005), 815. 41Sayyid Quthb, Tafsīr Fī ẓilālil Qur’ān: Di Bawah Naungan al-Qur’an, juz.11,

(Jakarta: Robbani Press, 2005), 815. 42Sayyid Quthb, Tafsīr Fī ẓilālil Qur’ān: Di Bawah Naungan al-Qur’an, juz.11,

(Jakarta: Robbani Press, 2005), 816. 43Sayyid Quthb, Tafsīr Fī ẓilālil Qur’ān: Di Bawah Naungan al-Qur’an, juz.11,

(Jakarta: Robbani Press, 2005), 819-820.

Page 62: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

42

m. Surah al-Zalzalah ayat 1-8

ها زال

رض زل

ات ال

زلها ١اذا زل

ثقال

رض ا

اخرجت ال

٢وا

ها سان ما ل

ان ال

خبارها ٣وقال

ث ا د ح

ن ربك ٤يومىذ ت

با

ها وحى ل

شتاتا ٥ا

صدر الناس ا ه ە يومىذ ي

عمال

يروا ا

٦ م ل

ة خيرا يره ذر مثقال

عمل ة ٧فمن ي ذر

مثقال

عمل ومن ي

ا يره ٨ شر

Surat ini memberi kabar tentang guncangan yang keras

kepada hati yang lalai. Pada hari kiamat, bumi yang kokoh

terguncang dengan guncangan yang sangat kuat sehingga

memuntahkan isinya dan mengeluarkan beban-beban beratnya

(jasad) yang sudah lama dikandungnya. Ini adalah isyarat pertama

kepada pemandangan-pemandangan yang digambarkan al-

Qur’an.44

Banyak hati yang bergetar karena suatu kebaikan atau

keburukan seberat debu atau atom yang akan mendapat balasan.

Di muka bumi ada sekian banyak hati yang tidak bergerak karena

melakukan banyak dosa, kemaksiatan dan kesalahan.45

44Sayyid Quthb, Tafsīr Fī ẓilālil Qur’ān: Di Bawah Naungan al-Qur’an, juz.13,

(Jakarta: Robbani Press, 2005), 533. 45Sayyid Quthb, Tafsīr Fī ẓilālil Qur’ān: Di Bawah Naungan al-Qur’an, juz.13,

(Jakarta: Robbani Press, 2005), 539.

Page 63: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

43

n. Surah al-Kāfirūn ayat 1-6

فرون كيها ال

يا

عبد ١قل

ا ا

نتم ٢ما تعبدون ل

ا ا

ول

عبد م ٣عبدون ما ا ا عبدت عابد م

ناا ا

نتم ٤ول

ا ا

ول

عبد م ولي دين ٥عبدون ما ا

م دينك

ك ٦ ل

Surat ini menjelaskan perilaku orang Arab terhadap Allah

yang tidak pernah mengingkari-Nya, akan tetapi mereka tidak

mengenal-Nya secara benar sebagaimana yang dijelaskan oleh

Allah. Mereka menyekutukan Allah, tidak mengagungkan-Nya

secara benar, dan tidak menyembah-Nya dengan sebenar-benar

ibadah. Mereka juga menyekutukan Allah dengan berhala-berhala

yang melambangkan orang-orang shalih atau para leluhur nenek

moyang mereka terdahulu, atau melambangkan para malaikat.

Mereka meyakini bahwa para malaikat adalah anak-anak

perempuan Allah dan bahwa antara Allah dan surga ada nasab

keturunan.46

Mereka melupakan sifat-sifat Allah dan menyembah para

berhala. Dalam kedua keadaan ini mereka menjadikan berhala-

berhala itu sebagai perantara untuk mendekatkan diri mereka

kepada Allah.47

46Sayyid Quthb, Tafsīr Fī ẓilālil Qur’ān: Di Bawah Naungan al-Qur’an, juz.13,

(Jakarta: Robbani Press, 2005), 640. 47Sayyid Quthb, Tafsīr Fī ẓilālil Qur’ān: Di Bawah Naungan al-Qur’an, juz.13,

(Jakarta: Robbani Press, 2005), 640.

Page 64: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

44

o. Surah al-Naṣr ayat 1-3

فتح اذا جاء نصر اللهون في دين ١وال

يت الناس يدخل

ورا

فواجا ا ابا ٢الله ان تو

ك واستغفره انه ك

مد رب ح بح فسب

٣

Surat ini menyampaikan berita gembira kepada Rasulullah

Saw. berupa pertolongan Allah.48 Disamping membawa berita

gembira dan mengarahkan Nabi Saw. pada saat yang sama surat

ini juga mengungkapkan tabi’at akidah, hakikat manhaj, dan

sejauh mana agama ini49 ingin mengantarkan umat manusia

kepada ketinggian, kemuliaan, tajarrud50, keikhlasan,

kemerdekaan dan kebebasan.51

p. Surah al-Ikhlāṣ ayat 1-4

حد ا هو الله

مد ١قل الص لله

د ٢ا

م يول

م يلد ول

م ٣ل

ول

حد فوا ا

ه ك

ن ل

٤ يك

Surat ini merupakan peneguhan dan pengokohan terhadap

akidah tauhid Islam, sebagaimana surat “al-Kāfirūn” menafikan

segala bentuk kesamaan dan pertemuan antara akidah tauhid dan

48Sayyid Quthb, Tafsīr Fī ẓilālil Qur’ān: Di Bawah Naungan al-Qur’an, juz.13,

(Jakarta: Robbani Press, 2005), 651. 49Islam 50kemurnian 51Sayyid Quthb, Tafsīr Fī ẓilālil Qur’ān: Di Bawah Naungan al-Qur’an, juz.13,

(Jakarta: Robbani Press, 2005), 652.

Page 65: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

45

akidah kemusyrikan. Masing-masing dari surat ini

mengemukakan tentang hakikat tauhid dari satu sisi. Rasulullah

Saw. biasa memulai hari barunya dengan membaca kedua surat

ini52 pada shalat sunah subuh.53

q. Surah al-Falaq ayat 1-5

ق فلعوذ برب ال

اق ١قل

ومن شر غاسق ٢من شر ما خل

عقد ٣اذا وقب ت فى ال

ث فه ومن شر حاسد ٤ومن شر الن

٥ اذا حسد

Surah al-Falaq ataupun surat sesudahnya merupakan sebuah

pengarahan dari Allah kepada Nabi-Nya dan semua kaum

Mu’minin sesudahnya, agar berlindung kepada penjagaan dan

perlindungan-Nya dari segala hal yang menakutkan, baik yang

tersembunya ataupun yang terlihat. Allah membuka perlindungan-

Nya kepada kaum Mu’minin dan menawarkan pertolongan kepada

mereka.54

52Qs. Al-Kafirun dan Qs. An-Nashr 53Sayyid Quthb, Tafsīr Fī ẓilālil Qur’ān: Di Bawah Naungan al-Qur’an, juz.13,

(Jakarta: Robbani Press, 2005), 684. 54Sayyid Quthb, Tafsīr Fī ẓilālil Qur’ān:Di Bawah Naungan al-Qur’an, juz.13,

(Jakarta: Robbani Press, 2005), 686.

Page 66: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

46

r. Surah al-Nās ayat 1-6

عوذ برب الناس اه الناس ٢ملك الناس ١قل

من ٣ال

وسواس اس ە شر ال ن خ

ذي يوسوس في صدور الناس ٤ال

ال

ة والناس ٥ ن ج ٦ من ال

Permohonan perlindungan yang terkandung dalam surat ini

adalah kepada Tuhan manusia, yang memelihara dan menguasai

alam semesta. Sesuatu yang dimintakan perlindungan dari-Nya

adalah kejahatan bisikan syetan yang masuk ke dalam hari

manusia, dari golongan jin atau manusia. Permohonan kepada

Allah mengahadirkan sebagian sifat Allah yang bias menolak

kejahatan secara umum dan kejahatan bisikan syetan secara

khusus.55

E. Zikir al-Ma’ṡūrāt Sebagai Bagian dari Living Qur’an

1. Definisi Living Qur’an

Ditinjau dari segi linguistik, kata Living Qur’an terdiri dari

dua suku kata yang berbeda, yaitu living diartikan dengan hidup dan

kata Qur’an merupakan wahyu terakhir yang tertulis dalam mushaf.

Sederhananya, living Qur’an, dapat diartikan dengan teks ayat al-

Qur’an yang hidup di tengah masyarakat.56

Banyak definisi yang ditawarkan untuk menentukan arah

kajian living Qur’an, salah satunya dari Sahiron Syamsudin yang

55Sayyid Quthb, Tafsīr Fī ẓilālil Qur’ān: Di Bawah Naungan al-Qur’an, juz.13,

(Jakarta: Robbani Press, 2005), 696. 56Sahiron Syamsuddin, “Ranah-ranah penelitian dalam studi al-Qur’an dan Hadis”,

dalam Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis (Yogyakarta: Teras, 2007), xiv.

Page 67: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

47

menyatakan, “Teks al-Qur’an yang ‘hidup’ dalam masyarakat itulah

yang disebut Living Qur’an. Sedangkan manifestasi teks yang

berupa pemaknaan al-Qur’an disebut dengan Living Tafsir.57

Pendapat lain juga dikemukakan oleh Muhammad Mansur

yang berpendapat bahwa pengertian The Living Qur’an sebenarnya

bermula dari fenomena Qur’an in everyday life, yang tidak lain

adalah “makna dan fungsi al-Quran yang real dipahami dan dialami

masyarakat Muslim”. Maksud Muhammad Mansur adalah

“perilaku masyarakat yang dihubungkan dengan al-Qur’an pada

tataran realitas, di luar maqāsid an-nās”. Al-Quran atau teks

mempunyai fungsi sesuai dengan apa yang bisa dianggap atau

dipersepsikan oleh satuan masyarakat dengan beranggapan akan

mendapatkan “faḍīlah” dari pengamalan yang dilakukan dalam

tataran realitas yang dijustifikasi dari teks al-Quran.58

Kajian Living Qur’an mengandung makna yang menjadikan

ayat al-Qur’an sebagai teks yang dihidupkan dikalangan

masyarakat. Contohnya seperti zikir al-Ma’ṡūrāt, pembacaan surah

yasin setiap malam jum’at, pembacaan surah al-Kahfi setiap hari

jum’at, dan sebagainya. Dalam hal ini, fokus pembahasan Living

Qur’an ini adalah zikir yang berkembang atau yang telah membumi

di tengah masyarakat. Adapun perdebatan seputar otentisitas al-

Qur’an, perbedaan metode, kaidah, corak penafsiran tidak terlalu

dirisaukan dalam kajian ini. Penelitian lebih fokus pada praktik para

santri ketika mengamalkan dan membaca wirid al-Ma’ṡūrāt yang

57Moh. Muhtador, “Pemaknaan Ayat al-Qur’an dalam Mujahadah: Studi Living

Qur’an di Pondok Pesantren al-Munawwir Krapyak Komplek al-Kandiyas.” Jurnal

Penelitian, vol. 8, no.1, (Februari 2014), 96. 58Moh. Muhtador, “Pemaknaan Ayat Al-Quran dalam Mujahadah: Studi Living Quran

di Pondok Pesantren al-Munawwir Krapyak Komplek Al-Kandiyas”. Jurnal Penelitian, vol.

8, no.1, (Februari 2014): 97.

Page 68: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

48

dilakukan setiap pagi dan menjelang maghrib, serta membahas

pemahaman asatidz terhadap zikir al-Ma’ṡūrāt.59

Bagi umat Islam, al-Qur’an merupakan kitab suci yang

menjadi dasar dan pedoman dalam menjalani kehidupan mereka.

Dalam kehidupan sehari-hari mereka umumnya telah melakukan

praktik resepsi terhadap al-Qur’an, baik dalam bentuk membaca,

memahami, dan mengamalkan dalam bentuk resepsi sosio-kultural.

Itu semua karena mereka mempunyai keyakinan bahwa berinteraksi

dengan al-Qur’an secara maksimal akan memperoleh ketenangan

dan kebahagiaan dunia dan akhirat.60

Tanpa memepercayai kebenaran dan kemurnian wahyu yang

disampaikan Allah kepada sang Rasul, kita tidak akan mampu

menemukan obat kehidupan dari al-Qur’an ini. Karena tanpa

mengimani kebenaran wahyu, kita akan gagal paham lalu menjadi

gagal total untuk memperbaiki karut-marut kehidupan manusia

yang berkepanjangan.61 Oleh karenanya, kita semua diperintahkan

untuk berusaha memahami tafsir al-Quran dengan cara mempelajari

arti kosa katanya, sebab diturunkannya (asbabun nuzūl), serta

mengamalkan pesan-pesan al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian kita bisa menguasai dan memimpin umat

manusia.62

Fenomena interaksi atau model “pembacaan” masyarakat

muslim terhadap al-Quran dalam ruang-ruang sosial ternyata sangat

59Muhammad Ali, “Kajian Naskah dan Kajian Living Qur’an dan Living Hadis”.

Journal of Qur’an dan Hadis Studies, vol. 4, no. 2 (2015), 153. 60Abdul Mustaqim, Metode Penelitian Al-Quran dan Tafsir (Yogyakarta: Idea Press

Yogyakarta, 2015), 103. 61Fahmi Salim, Tadabbur Quran di Akhir Zaman (Yogyakarta: Omah Dakwah Pro-U

Media, 2017), 19. 62Ibrahim Eldeeb, Be A Living Quran, terj. Faruq Zaini (Tangerang: Penerbit Lentera

Hati , 2009), 159.

Page 69: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

49

dinamis dan variatif. Sebagai bentuk resepsi sosio-kultural,

apresiasi dan respons umat Islam terhadap al-Quran memang sangat

dipengaruhi oleh cara berpikir, kognisi sosial, dan konteks yang

mengitari kehidupan mereka. Berbagai bentuk dan model praktik

resepsi dan respon masyarakat dalam memperlakukan dan

berinteraksi dengan al-Quran itulah yang disebut dengan living

quran (al-Quran yang hidup)63 di tengah kehidupan masyarakat.64

Di antara ribuan ayat al-Qur’an, ayat-ayat kauniyah

(kesemestaan) perlu mendapat perhatian intens, sebab pada bidang

kesemestaan inilah umat muslim banyak tertinggal. Nilai-nilai

Islam banyak mengalami kemunduran bahkan kekalahan di

hadapan peradaban Barat akibat ketertinggalan umat muslim dalam

bidang ini. Umat Islam masih banyak diliputi falsafah jabariah,

falsafah yang menihilkan hukum kausalitas, padahal hukum ini

amat dijunjung oleh al-Qur’an.

Manurut Salman, dalam menafsirkan ayat-ayat kauniyah ini

sebagai kajian Living Qur’an harus memunculkan tiga resepsi.

Ketiganya adalah resepsi hermenautis, resepsi kultural, dan resepsi

estetis. Resepsi hermenautis yaitu mendudukkan saintifikasi al-

Qur’an, sebagaimana digambarkan dalam kandungan ayat QS. Al-

An’am ayat 67 yang berbunyi :

63Al-Quran yang hidup adalah pengumpulan teks al-Quran dalam ranah realitas yang

mendapat respons dari masyarakat dari hasil pemahaman dan penafsiran. Termasuk dalam

pengertian „respons masyarakat‟ adalah resepsi mereka terhadap teks dan hasil penafsiran

tertentu. Resepsi sosial terhadap al-Quran dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari seperti

pembacaan surah atau ayat pada acara dan seremoni sosial keagamaan tertentu. Resepsi sosial

terhadap hasil penafsiran terjelma dalam dilembagakannya bentuk penafsiran tertentu. Lihat

Moh. Muhtador, “Pemaknaan Ayat Al-Quran dalam Mujahadah: Studi Living Quran di PP

AL-Munawwir Krapyak Komplek Al-Kandiyas”. Jurnal Penelitian, vol.8, no.1, (Februari

2014): 96. 64Abdul Mustaqim, Metode Penelitian al-Qur’an dan Tafsir (Yogyakarta: Idea Press

Yogyakarta, 2015), 104.

Page 70: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

50

مون سوف تعل ستقر و نبا م

٦٧لكل

“Setiap berita (yang dibawa oleh rasul) ada (waktu) terjadinya dan

kelak kamu akan mengetahui.”65

Resepsi kulturalnya adalah pembentukan sistem gagasan

tentang al-Qur’an yang memiliki korelasi dengan ilmu

pengetahuan, terbangunnya sistem tradisi diskusi dan kajian rutin,

serta lahirnya artefak karya tafsir yang telah dibukukan dalam

bulletin al-Misykat, web, dan Tafsir Salman. Dalam resepsi

estetisnya, Tafsir Salman dilengkapi dengan pencantuman gambar

sebagai bentuk penafsiran dalam membantu memahami al-Qur’an

disertai dengan logo kaligrafi Salman.66

Living Qur’an juga dapat diartikan sebagai “fenomena yang

hidup di tengah masyarakat Muslim terkait dengan al-Quran ini

sebagai objek studinya”. Oleh karena itu, kajian tentang Living

Qur’an dapat diartikan sebagai kajian tentang “berbagai peristiwa

sosial terkait dengan kehadiran al-Quran atau keberadaan al-Quran

di sebuah komunitas Muslim tertentu”. Dengan pengertian seperti

ini, maka “dalam bentuknya yang paling sederhana” The Living

Qur’an tersebut pada dasarnya sudah sama tuanya dengan al-

Qur’an itu sendiri.67

65Departemen Agama RI, Mushaf al-Qur’an dan Terjemah, terj. Yayasan

Penyelenggara Penerjemah Al-Quran (Jakarta Timur: Pustaka al-Kautsar, 2009), 135. 66Dewi Murni, “Paradigma Umat Beragama Tentang Living Quran”. Jurnal Syahadah,

vol. 4, no. 2, (Oktober 2016): 80-81. 67Moh. Muhtador, “Pemaknaan Ayat al-Qur’an dalam Mujahadah: Studi Living

Qur’an di Pondok Pesantren al-Munawwir Krapyak Komplek Al-Kandiyas”. Jurnal

Penelitian, vol.8, no.1, (Februari 2014): 97.

Page 71: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

51

BAB III

PROFIL PESANTREN AL-ADZKAR

A. Sejarah Berdirinya Pesantren al-Adzkar Pamulang

Munculnya generasi muda Qurani yang berwawasan luas,

amanah, dan berakhlaqul karimah merupakan dambaan kita

semua, sebagai cikal bakal perjuangan kita di masa yang akan

datang. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Ḥijr Ayat 9 yang

artinya : “Sesungguhnya kamilah (Allah) yang menurunkan al-

Qur’an dan kami pula yang menjaganya”. Ayat tersebut memberi

perhatian kepada kita bahwa Allah akan menjaga keberadaan,

keaslian dan keistimewaan al-Qur’an melalui para santri yang

mampu menghafal demi huruf dan kata dalam al-Qur’an sesuai

asli dari semenjak di turunkan hingga hari akhir nanti. Bahkan

Rasulullah SAW bersabda dalam hadisnya yang artinya :

“Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar al-Qur’an dan

kemudian mengajarkannya”. Hadist ini juga menekankan kepada

kita betapa penting dan mulianya orang-orang yang belajar dan

menghafal al-Qur’an.

Saat ini, umat Islam sudah kehilangan banyak ulama dan

sangat minimnya kader-kader penerus dakwah mereka yang

mampu menghafal dan memahami al-Qur’an serta memahami

ilmu keislaman, pengetahuan umum, dan teknologi secara

terpadu dengan baik dan benar yang juga dapat

mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Perkembangan zaman dan budaya saat ini serta yang akan datang

menjadikan lembaga pendidikan pesantren sangat diperlukan

keberadaannya bagi pendidikan masyarakat Islam.

Page 72: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

52

Pesantren al-Adzkar adalah lembaga pendidikan Islam

berasrama (Islamic Boarding School) yang mengajarkan ilmu

keislaman, pengetahuan umum, dan teknologi secara terpadu,

serta mengedepankan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris sebagai

bahasa komunikasi. Hal ini bertujuan untuk menyiapkan generasi

mukmin yang cerdas, kuat, mandiri, modern, dan berwawasan

global.

Selanjutnya dalam upaya membentuk generasi-generasi

mukmin yang cerdas, kuat, mandiri, modern, dan berwawasan

global dibutuhkan suatu lembaga pendidikan yang bisa

mewujudkan harapan orang tua terhadap putra-putrinya.

Pesantren al-Adzkar yang lahir dari harapan dan keinginan

masyarakat akan generasi Qurani ini di bawah kepemimpinan

KH. Ali Rahmat, Lc., MIS menjawab tantangan dan keinginan

tersebut dengan mendirikan Pesantren al-Adzkar karena

prihatin dengan kondisi sebagian anak-anak di Indonesia yang

masih banyak terpengaruh dan tidak bisa mengimbangi

perkembangan teknologi masa kini sehingga belum

mendapatkan perhatian secara khusus dalam menuntut ilmu

pengetahuan Islam terutama pendidikan tentang mengahafal

al-Qur’an.

Dengan adanya Pesantren al-Adzkar besar harapan

lahirnya para Ulama dari Santri Yatim & dhu’afa yang cerdas,

kreatif, inovatif, dan aktif tidak hanya dalam ilmu

pengetahuan Islam, dan ilmu pengetahuan umum lainnya,

sehingga mampu bersaing dengan masyarakat yang lainnya.

Itulah pentingnya untuk mulai memahami betapa pentingnya

mendidik anak-anak dari semenjak usia dini, yaitu “jangan

Page 73: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

53

beranggapan bahwa anak-anak kecil tidak mampu mengafal al-

Qur’an, melainkan mereka bisa lebih baik daya hafalnya

dibandingkan orang dewasa dan semoga kelak mereka menjadi

orang yang bermanfa’at bagi Agama, Keluarga, dan negara”.

Pesantren al-Adzkar mengkolaborasikan antara sistem

menghafal modern dan sistem tradisional, sehingga terjadi

keseimbangan menurut roda perputaran zaman. Sistem

tersebut dikenal oleh banyak kalangan masyarakat sebagai

sistem terbaik. Pada sistem pembelajarannya Pesantren

Pesantren al-Adzkar menitik beratkan pada Tahfidzul Qur'an,

Bahasa Arab, kajian Kitab Kuning, serta penguasaan

keterampilan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.

Pada awal berdirinya, santri Pesantren al-Adzkar hanya

berjumlah 34 santri yang terdiri dari 16 santri putra dan 18

santri putri, pada tahun ini tahun pelajaran 2020/2021 jumlah

santri Pesantren Al Adzkar sebagai berikut :

Tabel 1.1

Jenjang Laki-Laki Perempuan Jumlah

Madrasah

Tsanawiyah 187 186 373

SMA 95 90 185

TOTAL 558

B. Letak Geografis

Pesantren al-Adzkar yang terletak di Jl. Pinang RT. 02 RW. 14

Kelurahan Pamulang Timur Kecamatan Pamulang Kota Tangerang

Selatan Provinsi Banten. Pesantren al-Adzkar terletak di lokasi yang

Page 74: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

54

strategis, di tengah lingkungan masyarakat, mudah diakses, dan

letaknya tidak jauh dari jalan raya.

C. Profil Pesantren

Pesantren Modern al-Adzkar adalah pesantren modern yang

terletak di sebuah kota Tangerang Selatan tepatnya di daerah

Pamulang, yang didirikan pada tanggal 24 Juni 2012 di bawah

asuhan KH. Ali Rahmat, Lc., MIS. Adapun penyelenggara

pendidikan yang diketuai oleh KH. Ali Rahmat sendiri dengan

nama lembaganya yaitu Yayasan Adzkia Pamulang,

beralamatkan di Jl. Dr Setiabudi Pamulang Barat, yang berdiri

pada tahun 2007 dengan akta notaris pada tanggal Tgl. 15 Mei

2000 No. 01 Tahun 2007.

Meskipun terhitung masih baru berdiri pada tahun 2012,

namun pesantren ini sudah memiliki dampak perubahan yang

baik, bahkan banyak santri yang sudah meraih prestasi hingga

jenjang nasional.

Tujuan utama didirikannya Pesantren al-Adzkar adalah

untuk menanamkan akidah dan akhlak, serta melahirkan

generasi Qur’ani. Tujuan tersebut dikarenakan adanya

kekhawatiran melihat kenyataan banyak anak muda beragama

Islam namun masih kurang pemahaman terhadap agama.

D. Visi dan Misi Pondok Pesantren

1. Visi

Visi yang dituju oleh Pesantren al-Adzkar yaitu dengan

terwujudnya pesantren al-Adzkar yang modern, unggul dalam

ilmu keislaman, pengetahuan umum dan teknologi, serta

Page 75: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

55

mengedepankan bahasa Arab dan bahasa Inggris dalam

berkomunikasi.

2. Misi

Misi yang dimiliki oleh pesantren ini adalah mengajarkan

ilmu keislaman, pengetahuan umum, dan teknologi secara

terpadu, menyelenggarakan pendidikan tahsin dan tahfidz al-

Qur’an, serta bahasa Arab dan bahasa Inggris secara

berkesinambungan, menanamkan kecintaan beribadah, akhlakul

karimah, hidup mandiri, sederhana, dan disiplin,

menyelenggarakan pendidikan pesantren yang sehat, bersih,

tertib, dan nyaman.

E. Jenjang Pendidikan yang Diselenggarakan

Pendidikan yang diselenggarakan oleh pesantren al-Adzkar ada

dua, yaitu jenjang MTs dan SMA.

MTs al-Adzkar berdiri tepat pada tanggal 24 Desember 2012,

dengan akreditasi A (94) yang memiliki nomor statistik

1212.3674.0041. Mts al-Adzkar terletak di Jalan Pinang Kelurahan

Pamulang Timur Tangerang Selatan. MTs ini didirikan khusus untuk

santri dan santriwati yang siap tinggal di asrama dalam jangka waktu

selama tiga tahun. Adapun SK. Izin Operasional dengan nomor

Kd.28 24/4/PP03.2/1826.A/2012 dan NPSN dengan nomor

69726357.

Adapun jenjang SMA al-Adzkar dengan kepala sekolah Lily

Nabilah, MA. Berdiri pada tanggal 01 Juni 2015. SK. Izin

Operasional SMA diterbitkan dengan Surat Keputusan nomor

570/14-OPS.Dindik/BKPMPT/IV/2016 dan statistik sekolah dengan

Page 76: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

56

nomor 302286303001. SMA ini terletak di alamat yang sama dengan

MTs.

F. Program Pendidikan dan Pesantren

Pesantren Modern al-Adzkar memberikan pendidikan dan

pengasuhan terbaik untuk para santri melalui program pendidikan

yaitu al-Ma’ṡūrāt, pendidikan Formal MTs dan SMA, program

tahsin al-Qur’an untuk kelas 7 dan kelas 10, program tahfidz al-

Qur’an untuk kelas 8, 9, 11 dan 12. Pada program tahfidz terbagi dua

kategori diantaranya yaitu tahfidz regular dengan jumlah pencapain

1 juz pertahun, dan tahfidz takhassus dengan target 30 juz. Pengajian

kitab kuning, pembiasaan berbahasa dengan dua bahasa yaitu bahasa

Inggris dan bahasa Arab, pembiasaan ibadah dan akhlakul karimah,

life skill dan ekstrakurikuler, bimbingan belajar, kelas olimpiade

yang dikhususkan untuk siswa-siswa yang siap dibimbing untuk

mengikuti olimpiade.1

Adapun kegiatan santri selama di pesantren dimulai dari pukul

04.00 WIB sampai 22.00 WIB. Kegiatan di Pesantren al-Adzkar

terbagi menjadi dua, yaitu kegiatan harian dan kegiatan mingguan.

1. Kegiatan harian

Dimulai dari bangun tidur pukul 03.15 santri bersiap-siap

qiyamul lail bersama-sama. Tempat antara santri putra dan putri

berbeda, untuk santri putra dilaksanakan di Masjid Pesantren

dipimpin oleh salah satu ustadz, sedangkan untuk santri putri

dilaksanakan di aula putri dan dipimpin oleh salah satu

musyrifah. Setelah shalat tahajud diteruskan dengan zikir dan

1 Dokumentasi Pesantren al-Adzkar

Page 77: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

57

doa sembari menunggu azan subuh untuk melaksanakan shalat

berjamaah. Setelah melaksanakan shalat subuh, santri langsung

ke halaqoh tahfidz masing-masing untuk menyetorkan hafalan

kepada ustad atau ustadzah yang sudah ditentukan untuk

menerima setoran hafalan santri. Setoran hafalan ini di mulai

pukul 05.10 hingga 05.50. Setelah selesai kegiatan setoran

hafalan, santri diperbolehkan bersih diri dan bersiap-siap untuk

sarapan sampai pukul 07.00. kemudian hingga pukul 07.20

adalah kegiatan pembacaan zikir al-Ma’ṡūrāt pagi dan

persiapan KBM yang akan dimulai dari pukul 07.20 sampai

pukul 14.10. Pada pukul 11.50 hingga 12.50, santri istirahat

untuk makan siang dan shalat zuhur berjamaah. Setelah itu

kembali belajar di sekolah hingga pukul 14.10. Sepulang

sekolah para santri memiliki waktu hingga 15.15 untuk istirahat

dan persiapan untuk sholat ashar berjama’ah. Selesai sholat

ashar, para santri tilawah bersama yang dipimpin oleh salah satu

santri yang memiliki bacaan yang cukup bagus dalam

tajwidnya. Pada pukul 16.00 hingga pukul 17.00, kegiatan untuk

santri yang mengikuti ekskul, namun bagi santri yang tidak

mengikuti ekskul biasanya mereka bersih-bersih diri dan

mengerjakan tugas sambil menunggu waktu makan yang

terjadwal pada pukul 17.00. Selesai makan sore, mereka

memprersiapkan diri untuk sholat maghrib jama’ah. Sepuluh

menit sebelum sholat maghrib, mereka membacakan zikir al-

Ma’ṡūrāt secara bersamaan, khusus untuk santri putra kegiatan

al-Ma’ṡūrāt ini dilakukan di masjid Pesantren, sedangkan untuk

santri putri biasa dilakukan di Aula putri sebagaimana sholat

jama’ah. Selesai sholat maghrib berjama’ah, para santri berbaur

Page 78: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

58

menghampiri para halaqoh tahfidz mereka masing-masing

untuk setoran muroja’ah hapalan hingga waktu isya’. Ketika

waktu isya’ tiba, selesailah kegiatan muroja’ah dan

melaksanakan sholat isya’ jama’ah. Selesai shalat jama’ah

isya’, santri diberikan waktu lima belas menit untuk ke kamar

masing-masing mempersiapkan buku pelajaran dan untuk

mengerjakan tugas atau belajar pelajaran untuk esok hari.

Kegiatan belajar malam ini dilakukan hingga pukul 21.30.

Setelah waktu belajar malam habis, para santri kembali ke

asrama dan ke kamar masing-masing, kemudian bersih-bersih

dan bersiap-siap untuk tidur, sebagaimana terjadwal tepat pukul

22.00 hingga pukul 03.15.

2. Kegiatan mingguan

Kegiatan mingguan tidak berbeda jauh dengan kegiatan

harian. Dimulai dari bangun pagi dan lanjut sholat tahajud,

kemudian kegiatan lainnya hingga sampai waktu tidur kembali.

Hanya saja ada beberapa kegiatan yang dijadwalkan cukup

dihari-hari tertentu, dan kegiatan ini dinamakan kegiatan

mingguan, seperti kegiatan puasa sunnah senin-kamis, namun

di Pesantren al-Adzkar hanya melaksanakan puasa sunnah

kamisnya saja, baca surah al-Kahfi setiap selesai sholat ashar di

hari kamis, baca surah Yāsin setelah selesai sholat maghrib pada

malam jum’at, kajian kitab kuning yang dilaksanakan setiap

malam minggu setelah sholat isya’, kemudian dilanjut dengan

kegiatan muhadhoroh, dan minggu paginya setelah selesai

sholat subuh para santri melakukan senam bersama dan dilanjut

kerja bakti.

Page 79: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

59

G. Struktur Organisasi

Struktur organisasi di bentuk agar suatu lembaga dapat

menjalankan program yang telah disepakati dan agar dapat

dilaksanakan oleh masing-masing anggota.

Adapun struktur organsasi di Pesantren al-Adzkar yaitu

dipimpin oleh KH. Ali Rahmat, Lc., MIS, ustadz Abdul Hadi sebagai

ketua pengasuhan keseluruhan, sedangkan untuk di santri putra

ketua pengasuhannya diketuai oleh ustadz Supandi dan di santri putri

diketuai oleh ustadzah Titin. Dibawah pengasuhan ada musyrif dan

musyrifah kemudian baru santri

Page 80: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

60

Bagan 1.1 Struktur Organisasi

Santri Putra

Musyrif

Ketua Pengasuhan

Santri Putra

Ustad Supandi

Musyrifah

Ketua Pengasuhan

Santri Putri

Ustadzah Titin

Islakhiyah, S.Pd.I

Santri Putri

Pimpinan Pesantren

KH. Ali Rahmat, Lc.,

MIS

Ketua

Pengasuhan

Ustad Abdul

Hadi, S.Pd.I

Page 81: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

61

H. Biodata Narasumber/Informan

Adapun biodata dari informan yang memberikan kesaksian

antara lain:

1. Ustadz dan Ustadzah

a) KH. Ali Rahmat, MIS

Ustad Ali, begitu sapaan akrab para santri dan para

guru terhadap beliau. Ustad Ali Rahmat, lahir di Tangerang

tepat pada tanggal 24 Desember 1970. Beliau juga pernah

bersekolah dasar di SDN pamulang, kemudian melanjutnya

ke Pesantren Daarul Rohman Jakarta selama tujuh tahun,

setelah lulus dari pesantren beliau pun melanjutkan ke

Universitas Islam Madinah untuk jenjang S1 dan

melanjutkan ke Universitas Islam Malaysia untuk jenjang

S2.

b) Ustad Ahmad Supandi

Lahir di Jakarta pada tanggal 3 November 1970. Ustad

Supandi adalah sahabat dari ustad Ali yang dipinta

bantuannya untuk bergabung di Pesantren al-Adzkar. Ustad

Supandi sendiri pernah berkuliah di IAIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Fakultas Syariah.

c) Ustad Abdul Basit

Ustad Basit, dengan panggilan akrabnya. Beliau

lulusan dari Pesantren Sirojul Mukhlasin Payaman 3. Sudah

lima tahun beliau bergabung di Pesantren al-Adzkar,

setelah lulus dari pendidikannya beliau memutuskan untuk

mengabdi di Pesantren ini. Beliau lahir tepat pada tanggal

29 Januari 1992.

Page 82: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

62

2. Santriwan dan Santriwati

a) Muhammad Albar Yudistyo

Albar, sudah enam tahun mondok di Pesantren al-

Adzkar, tepatnya sejak dari MTs hingga SMA. Saat ini

Albar baru menginjak kelas 12, sebagai salah satu santri

yang aktif, Albar pun diberikan amanah untuk menjadi

ketua ALSO (al-Adzkar Student Organisation), sebanding

dengan OSIS. Albar, panggilan akrab dari para santri dan

teman-temanya, dia lahir pada tanggal 20 November 2003

tepatnya di Jakarta.

b) Arya Maulana Zidane

Arya, lahir di Jakarta pada tanggal 17 Desember 2002.

Keinginannya untuk pesantren sudah tertanam sejak kecil,

hingga akhirnya ketika MTs dan SMA dia pun memutuskan

untuk pesantren tepatnya di Pesantren al-Adzkar. Tahun ini

dia pun sudah menginjak kelas 12, tepatnya sudah hampir

enam tahun pesantren.

c) Rabih Majdi

Rabih Majdi, pernah bersekolah di MI

Asaadatudatarain Pamulang. Setelah lulus dari MI, Rabih

sapaan akrabnya, mengikuti jejak sang kakak untuk

melanjutkan pesantren di al-Adzkar sejak dari MTS hingga

SMA. Rabih lahir di Tangerang pada tanggal 27 Maret

tahun 2003.

d) Ellis Syubban al-Fatih

Ellis, lahir di Jakarta pada tanggal 2 Desember 2003.

Sejak lulus dari MI as-Salamah, Ellis diperintahkan oleh

orang tuanya untuk melanjutkan ke pesantren, kemudian

Page 83: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

63

Ellis mengikuti keinginan orang tuanya untuk pesantren,

dan memilih pesantren di al-Adzkar sejak MTs hingga

SMA. Sudah hampir enam tahun Ellis pesantren dan

sekarang dia sedang berada di bangku kelas 12.

e) M. Wildan Gymnastiar

Sejak lulus SDN Lebak Bulus 04 Pagi, Wildan -sapaan

akrabnya- memutuskan untuk melanjutkan MTs dan SMA

di Peantren al-Adzkar. Wildan, lahir pada tanggal 11

Januari tepatnya pada tahun 2003. Sekarang Wildan sudah

menginjak kelas 12.

f) Nasywa Yulia Sari

Nasywa sapaan akrabnya, lahir di Jakarta pada tanggal

28 Juli 2003. Ketika TK Naswya pernah bersekolah di RA

Daarul Rahman, kemudian lanjut ke MIN 09 Jakarta

Selatan. Setelah lulus dari Madrasah Islam, Nasywa

melanjutkan MTs dan SMA ke Pesantren al-Adzkar.

g) Nurhabibah

Nurhabibah, dengan panggilan akrab Bibah. Lahir di

Jakarta pada tanggal 3 Januari 2003. Bibah bersekolah di

Yayasan Adzkia Pamulang dari mulai SDIT hingga

jenjang SMA.

h) Farisa Mutiara Nazhiva

Farisa, begitu teman-temannya memanggil dengan

sebutan akrab. Lahir di Jakarta pada tanggal 03 September

2005. Setelah lulus sekolah dasar, Farisa melanjutkan ke

MTs al-Adzkar dan pesantren. Saat ini dia baru duduk di

kelas tiga MTs.

Page 84: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

64

i) Hana Nur Hanifah

Hana, yang saat ini sedang menginjak kelas tiga di

MTs al-Adzkar dan mondok di tempat yang sama, di

Pesantren al-Adzkar. Hana, lahir di Tangerang pada tanggal

14 Mei tahun 2006.

j) Gendis Aura Diva

Diva, lahir di Jakarta tepat pada tanggal 25 Maret tahun

2006. Diva mengikuti jejak sang kakak yang juga

bersekolah dan pesantren di Pesantren al-Adzkar. Saat ini,

Diva sudah menginjak di bangku kelas tiga.

Page 85: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

65

BAB IV

MEMAHAMI AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM ZIKIR

AL-MA’ṠŪRᾹT ṢUGHRᾹ DAN PRAKTIK PEMBACAANNYA

DI PESANTREN AL-ADZKAR PAMULANG

A. Latar Belakang Pembacaan al-Ma’ṣūrāt

Pembacaan zikir al-Ma’ṡūrāt di Pesantren al-Adzkar sudah

menjadi rutinitas setiap hari ketika hendak memulai aktifitas di pagi

hari dan mengakhiri aktifitas di sore hari. Kegiatan ini sudah dimulai

sejak berdirinya pesantren, yaitu pada tahun 2012. Dalam zikir al-

Ma’ṡūrāt terdapat beberapa ayat dan surah al-Qur’an yang

dibacakan selain dari doa-doa ma’ṡūr yang sering dibaca oleh Nabi

Muhammad Saw untuk melindungi diri dari segala marabahaya dan

gangguan jin. Beberapa ayat al-Qur’an yang tercantum di dalam

zikir al-Ma’ṡūrāt wazifah ṣughrā antara lain adalah QS. Al-Fatiḥaḥ,

QS. Al-Baqarah ayat 1-5, QS. Al-Baqarah ayat 255-257, QS. Al-

Baqarah ayat 284-286, QS. Ali ‘Imrān ayat 26-27, QS. Al-Ṣaffāt ayat

180-182, QS Al-Ikhlāṣ, QS. Al-Falaq, QS. Al-Nās.

Adapun alasan yang mendasari praktik pembacaan zikir pagi

dan petang yang dilaksanakan di Pesantren al-Adzkar menurut

pimpinan Pesantren, Ustad Ali Rahmat,1 yaitu merujuk kepada

firman Allah QS. Al-Aḥzāb 41-42:

ثيرارا ك

ذك روا الله

منوا اذك

ذين ا

يها ال

حوه ٤١يا سب و

ا صيل

ا رة و

٤٢بك

1Ali Rahmat, (Pimpinan Pesantren al-Adzkar Pamulang), diwawancarai oleh

Rosita, Pamulang 13 Agustus 2020, Tangerang Selatan.

Page 86: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

66

Artinya: ”Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada

Allah, dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya,

dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.

Menurutnya, zikir al-Ma’ṡūrāt merupakan zikir yang selalu

dibaca oleh Rasulullah di pagi dan sore hari, dan cocok untuk

dijadikan panduan zikir di waktu tersebut. Karena di dalamnya

mengandung doa-doa ma’ṡūr dari Rasulullah dan ayat-ayat al-

Qur’an pilihan yang disusun oleh Hasan Al-Banna dalam kitab zikir

al-Ma’ṡūrāt dengan tujuan untuk memohon perlindungan kepada

Allah di waktu pagi saat akan melaksanakan aktifitas dan di sore hari

ketika sudah selesai dalam berkatifitas.

Dia juga mengatakan, bahwasannya zikir al-Ma’ṡūrāt

merupakan suatu kegiatan yang positif di mana manusia disibukkan

dengan berzikir kepada Allah dengan membaca ayat-ayat al-Qur’an

yang terdapat didalam zikir al-Ma’ṡūrāt. Pada zikir al-Ma’ṡūrāt juga

terdapat ayat-ayat Mu’awwidzat yang dibaca tiga kali dalam

pelaksanaannya, yakni QS. Al-Ikhlāṣ, QS. Al-Falaq dan QS. Al-Nās.

Surat-surat tersebut mengandung banyak manfaat ketika

membacanya. Pertama QS. Al-Ikhlāṣ, hikmahnya adalah sebuah

penegasan untuk mengesakan Allah, menjadikan satu-satunya

Tuhan di dalam hati kita. Kedua, manfaat dari QS. Al-Falaq dan QS.

Al-Nās yaitu jika dibaca berkali-kali akan melindungi kita dari

godaan setan dan melindungi kita dari kejahatan-kejahatan yang

lainnya.

Dia juga menjelaskan secara umum tentang alasan diadakannya

pembacaan zikir al-Ma’ṡūrāt di Pesantren al-Adzkar yaitu sesuai

dengan yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. Sebagaimana yang

disampaikan sebagai berikut:

Page 87: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

67

“al-Ma’ṡūrāt itu berisi tentang doa-doa matsur. Sebagaimana

yang saya ketahui bahwasanya doa Ma’ṡūr itu adalah doa yang

selalu dibaca oleh Nabi Muhammad Saw. pada pagi dan sore

hari.”

Dari pernyataan pimpinan pesantren di atas, dapat disimpulkan

bahwa bagi pesantren al-Adzkar, pembacaan zikir al-Ma’ṡūrāt

merupakan kegiatan rutin yang wajib diikuti oleh seluruh santri.

Karena dengan membaca al-Ma’ṡūrāt menjadikan salah satu bukti

syukur kita kepada nikmat-nikmat Allah yang telah diberikan

kepada kita di dunia. Dan ayat-ayat al-Qur’an yang ada di dalam al-

Ma’ṡūrāt bisa bernilai ibadah untuk santri yang membacanya.

Adapun untuk alasan mengapa di Pesantren al-Adzkar ini

menggunakan zikir al-Ma’ṡūrāt menurut ustad Supandi salah satu

pengasuh pesantren, menjelaskan bahwa kagiatan ini untuk

membuat para santri semakin dekat dengan al-Qur’an, sebagaimana

yang diutarakannya:

“Yang pertama yaitu salah satu dari program pesantren, yang

kedua untuk membiasakan anak-anak membaca al-Qur’an dan

mencintai al-Qur’an.”2

Begitupun dengan penjelasan dari ustad Basit:

“Karena memang pada dasarnya pesantren itu yang diutamakan

adalah ketaatan dan keberkahannya, dan al-Ma’ṡūrāt ini

alhamdulillah salah satu kegiatan untuk mendekatkan diri kita

kepada Allah dan efeknya akan memberikan keberkahan kepada

kita, kepada seluruh santri, dengan kita memperbanyak doa,

maka kita akan diberi kemudahan dan keberkahan oleh Allah

dalam semua hal.”3

2Ahmad Supandi, (Ketua Pengasuhan Santri Putra Pesantren al-Adzkar

Pamulang), diwawancarai oleh Rosita, Pamulang 14 Agustus 2020, Tangerang Selatan. 3Abdul Basit, (Pengasuh Santri Putra Pesantren al-Adzkar Pamulang),

diwawancarai oleh Rosita, Pamulang 14 Agustus 2020, Tangerang Selatan.

Page 88: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

68

Dari dua paparan tambahan di atas, dapat dinyatakan

bahwasannya pembacaan dzikir al-Ma’ṡūrāt adalah kegiatan yang

mengundang berkah bagi yang rutin membacanya dan banyak

berdoa kepada sang pemberi berkah agar selalu diberikan

kemudahan dalam segala urusan.

Di beberapa pesantren yang ada di Indonesia banyak yang

mengamalkan zikir-zikir untuk medekatkan diri kepada Allah dan

selalu mengingat-Nya dalam keadaan apapun. Ada beberapa zikir

yang populer dibeberapa kalangan pesantren, seperti zikir Rȃtib al-

Haddad yang disusun oleh seorang ulama terkemuka dari Hadramaut

yaitu Abdullah bin ‘Alawi bin Muhammad al-Haddad, kemudian ada

juga zikir Rȃtib al-‘Ȃtas yang disusun oleh al-Habib ‘Umar bin

Abdurrahman al-‘Ȃtas, seorang ulama dari Hadramaut. Lalu ada

juga yang tak kalah populernya, yaitu zikir al-Ma’ṡūrāt yang

disusun oleh ulama ternama yaitu Hasan al-Bana. Zikir al-Ma’ṡūrāt

inilah yang diamalkan di pesantren al-Adzkar. Adapun pendapat dari

ustad Ali, kenapa pesantren al-Adzkar lebih memilih zikir al-

Ma’ṡūrāt dibandingkan dengan zikir yang sudah sering dibaca di

pesantren-pesantren yang lain, menurutnya semua zikir itu sama saja

dan tujuannya pun sama, yaitu untuk selalu mengingat Allah. Dalam

hal ini dia pun menjelaskan pendapatnya sebagai berikut:

“Sama saja sebenarnya, karena itu kan pilihan, kita boleh milih

Ratib al-Hadad, boleh milih al-Ma’ṡūrāt dan boleh milih ratib-

ratib yang lain. Makanya, kalau menurut saya kurang lebih sama

saja antara Ratib al-Hadad dengan zikir al-Ma’ṡūrāt dengan

doa-doa yang lain sama saja. Semua memiliki keutamaan-

keutamaan.”4

4Ali Rahmat, (Pimpinan Pesantren al-Adzkar Pamulang), diwawancarai oleh

Rosita, Pamulang 13 Agustus 2020, Tangerang Selatan.

Page 89: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

69

Adapun pendapat dari ustad Basit, bahwasannya zikir al-

Ma’ṡūrāt ini adalah zikir yang baik untuk dibaca ketika pagi dan

sore. Sebagaimana yang diutarakannya,

“Karena al-Ma’ṡūrāt memang bagus untuk zikir pagi dan

petang.”5

Alasan yang sama pun diutarakan juga oleh ustad Supandi

“Zikir al-Ma’ṡūrāt adalah zikir yang diamalkan oleh Rasulullah

setiap pagi dan sore. Dan baik juga untuk diamalkan oleh para

santri.”6

Setiap zikir yang dibaca dan diniatkan hanya untuk mencapai

ridho Allah itu adalah hal yang baik, meskipun dengan

menggunakan susunan dari ulama yang berbeda-beda.

Setiap kegiatan yang diadakan di pesantren memiliki berbagai

tujuan, salah satunya zikir al-Ma’ṡūrāt yang selalu dibaca di dua

waktu. Kegiatan ini mempunyai tujuan agar para santri semakin

dekat dengan Allah dan selalu mengingat Allah. Dalam hal ini, ustad

Ali sebagai pimpinan menjelaskan tentang tujuan diadakannya zikir

tersebut:

“Pertama untuk membangun kapasitas ruhiyah para santri. Yang

kedua yah memang itu doa yang disuruh yaitu ud’unī

astajiblakum.7 Harapan untuk pesantren yaitu supaya anak-anak

terbangun ruhiyahnya, semangat ibadahnya, kebaikannya bisa

terbangun melalui doa-doa zikir tersebut.”8

5Abdul Basit, (Pengasuh Santri Putra Pesantren al-Adzkar Pamulang),

diwawancarai oleh Rosita, Pamulang 14 Agustus 2020, Tangerang Selatan. 6Ahmad Supandi, (Ketua Pengasuhan Santri Putra Pesantren al-Adzkar

Pamulang), diwawancarai oleh Rosita, Pamulang 14 Agustus 2020, Tangerang Selatan.

م داخرين 7 ون جهني سيدخل برون عن عبادت

ذين يستك

م ان ال

كستجب ل

ي ا م ادعون

ربك

وقال

“Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan

bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan

masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” QS. Ghafir: 60. 8Ali Rahmat, (Pimpinan Pesantren al-Adzkar Pamulang), diwawancarai oleh

Rosita, Pamulang 13 Agustus 2020, Tangerang Selatan.

Page 90: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

70

Kegiatan zikir ini adalah untuk mendidik kebiasaan para santri

agar terciptanya kapasitas ruhiyah dalam diri dan semangat dalam

melaksanakan ibadah, dan memahami tentang isi kandungan yang

terdapat pada zikir al-Ma’ṣūrāt. Sebagaimana yang dijelaskan oleh

ustad Supandi:

“Tujuan untuk pesantren sendiri yaitu tujuannya untuk anak-

anak agar lebih mendekatkan diri kepada Allah, karena dengan

membaca al-Ma’ṡūrāt pahalanya cukup besar sekali, fadhilah-

fadhilahnya juga banyak. Yang kedua agar anak-anak santri

juga mengerti al-Ma’ṡūrāt itu apa saja dan diharapkan para

santri bisa dan terbiasa membaca al-Ma’ṡūrāt itu, karena kalau

tidak dibiasakan santri tidak akan membaca al-Ma’ṡūrāt.”9

Dari penjelasan di atas, bahwa zikir al-Ma’ṡūrāt ini dirutinkan

dengan tujuan untuk mendidik para santri agar memiliki kebiasaan

dalam hal-hal baik seperti zikir. Menurut ustad Basit, zikir tersebut

dibiasakan supaya para santri terus terbiasa mengamalkannya

dimulai dari pesantren hingga nanti ketika keluar dari pesantren,

agar selalu mendapat keberkahan. Sebagaimana yang

diutarakannya:

“Ya itu, keberkahan lagi keberkahan lagi, dan harapannya ya

mereka bisa mengamalkan mulai dari pesantren kemudian

diamalkan lagi sampai di rumah diamalkan terus sampai akhir

hayat mereka, karena al-Ma’ṡūrāt ini doa-doa sebagai

pelindung, pelindung dari jin, dari setan, dan bisa mengambil

keberkahan-keberkahan dari zikir tersebut.”10

Penjelasan dari para ustad di pondok pesantren al-Adzkar di atas

menegaskan bahwa dengan membaca ayat-ayat al-Qur’an yang

terdapat di dalam al-Ma’ṡūrāt dapat memberikan nilai ibadah bagi

9Ahmad Supandi, (Ketua Pengasuhan Santri Putra Pesantren al-Adzkar

Pamulang), diwawancarai oleh Rosita, Pamulang 14 Agustus 2020, Tangerang Selatan. 10Abdul Basit, (Pengasuh Santri Putra Pesantren al-Adzkar Pamulang),

diwawancarai oleh Rosita, Pamulang 14 Agustus 2020, Tangerang Selatan.

Page 91: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

71

yang membacanya. Selain bernilai ibadah dan juga doa, pembacaan

ayat-ayat al-Qur’an pada al-Ma’ṡūrāt yang ada di Pesantren al-

Adzkar juga bertujuan untuk membiasakan santri membaca al-

Qur’an dan zikir.

Dari awal pesantren ini didirikan dan memiliki program dengan

diadakannya kegiatan untuk para santri, banyak harapan yang

tertanam untuk para santri dalam jangka waktu selama mereka

berada di pesantren dan bahkan ketika mereka sudah keluar dari

pesantren. Sebagaimana harapan yang ingin dicapai oleh ustad Ali

teruntuk santri-santrinya, berikut yang diutarakannya:

“Harapannya agar para santri selalu ingat kepada Allah, agar

mereka terjaga dirinya dari gangguan-gangguan perilaku-

perilaku yang tidak baik, baik selama di pesantren ataupun di

luar pesantren. Dan kami berharap ini menjadi zikir wirid harian

mereka juga baik di pesantren ataupun di luar pesantren, karena

saya melihat antara ratib al-Hadad ataupun ratib-ratib yang lain

dengan al-Ma’ṡūrāt itu semua memiliki keutamaan-keutamaan.

Ratib itu kan wirid-wirid yang dikumpulkan dan dirutinkan oleh

syekh tertentu atau ulama tertentu, al-Ma’ṡūrāt juga sama

seperti itu.”11

Harapan lain yang diharapkan oleh para ustad dalam pembacaan

zikir al-Ma’ṡūrāt secara rutin yaitu agar semakin terbiasa dalam

berdoa dan memperbanyak doa. Seperti harapan yang diutarakan

oleh ustad Basit.

“Agar mereka ketika di pesantren mereka selalu belajar untuk

melantunkan zikir-zikir, kalamullāh, semakin banyak mereka

berdoa, kita tidak tau doa mana yang Allah terima sehingga

semakin memperbanyak kita berdoa, kita tidak tau mana yang

11Ali Rahmat, (Pimpinan Pesantren al-Adzkar Pamulang), diwawancarai oleh

Rosita, Pamulang 13 Agustus 2020, Tangerang Selatan.

Page 92: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

72

Allah ijabah, kalau untuk sampai seterusnya ya insyaallah

mereka akan mengamalkan sampai akhir hayat mereka.”12

Dari beberapa penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa

harapan yang terbaik untuk para santri yang setiap harinya

mengamalkan zikir ini, baik mereka lakukan ketika di pesantren

maupun ketika sudah keluar dari pesantren, yaitu agar mereka selalu

mendapatkan keberkahan dan selalu terjaga dari segala macam

bahaya.

Tabel 1.2

Narasumber/

Informan

Ustad

Ali

Ustad

Supandi

Ustad

Basit

Pertanyaan

Apa

alasan-

alasan

pesantren

al-Adzkar

mengadak

an

kegiatan

pembacaa

n zikir al-

Ma’ṡūrāt

pagi dan

sore hari?

al-Ma’ṡūrāt

berisi

tentang doa-

doa ma’ṡūr.

Sebagaiman

a yang saya

ketahui

bahwasanya

doa ma’ṡūr

itu adalah

doa yang

selalu

dibaca oleh

Nabi

Muhammad

Saw. pada

Yang pertama

yaitu salah

satu dari

program

pesantren,

yang kedua

untuk

membiasakan

anak-anak

membaca al-

Qur’an dan

mencintai al-

Qur’an.

Karena

memang pada

dasarnya

pesantren itu

yang

diutamakan

adalah

ketaatan dan

keberkahanny

a, dan al-

Ma’ṡūrāt ini

alhamdulillah

salah satu

kegiatan

untuk

mendekatkan

diri kita

kepada Allah

12Abdul Basit, (Pengasuh Santri Putra Pesantren al-Adzkar Pamulang),

diwawancarai oleh Rosita, Pamulang 14 Agustus 2020, Tangerang Selatan.

Page 93: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

73

Narasumber/

Informan

Ustad

Ali

Ustad

Supandi

Ustad

Basit

pagi dan

sore hari.

dan efeknya

akan

memberikan

keberkahan

kepada kita,

kepada

seluruh santri,

dengan kita

memperbanya

k doa, maka

kita akan

diberi

kemudahan

dan

keberkahan

oleh Allah

dalam semua

hal.

Mengapa

pilihan

zikirnya

adalah

bacaan al-

Ma’ṡūrāt

susunan

Hasan Al-

Banna?

Mengapa

bukan

zikir

lainnya

(karena

Sama saja

sebenarnya,

karena itu

kan pilihan,

kita boleh

milih Ratib

al-Hadad,

boleh milih

al-Ma’ṡūrāt

dan boleh

milih ratib-

ratib yang

lain.

Makanya,

Zikir al-

Ma’ṡūrāt

adalah zikir

yang

diamalkan

oleh

Rasulullah

setiap pagi

dan sore. Dan

baik juga

untuk

diamalkan

Karena al-

Ma’ṡūrāt

memang

bagus untuk

zikir pagi dan

petang.

Page 94: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

74

Narasumber/

Informan

Ustad

Ali

Ustad

Supandi

Ustad

Basit

pesantren

lain ada

yang

memilih

zikir

Ratib al-

Haddad

atau al-

Attas)?

kalau

menurut

saya kurang

lebih sama

saja antara

Ratib al-

Hadad

dengan zikir

al-Ma’ṡūrāt

dengan doa-

doa yang

lain sama

saja. Semua

memiliki

keutamaan-

keutamaan.

oleh para

santri.

Apa

tujuan

dan

harapan

yang

ingin

dicapai

dari

kegiatan

pembacaa

n zikir al-

Ma’ṡūrāt

ini, bagi

pesantren

khususny

a dan bagi

Pertama

untuk

membangun

kapasitas

ruhiyah para

santri. Yang

kedua yah

memang itu

doa yang

disuruh

yaitu ud’unī

astajiblaku

m. Harapan

untuk

pesantren

yaitu supaya

Tujuan untuk

pesantren

sendiri yaitu

tujuannya

untuk anak-

anak agar

lebih

mendekatkan

diri kepada

Allah, karena

dengan

membaca al-

Ma’ṡūrāt

pahalanya

cukup besar

sekali,

Ya itu,

keberkahan

lagi

keberkahan

lagi, dan

harapannya ya

mereka bisa

mengamalkan

mulai dari

pesantren

kemudian

diamalkan

lagi sampai di

rumah

diamalkan

terus sampai

Page 95: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

75

Narasumber/

Informan

Ustad

Ali

Ustad

Supandi

Ustad

Basit

para

santri

secara

umum?

anak-anak

terbangun

ruhiyahnya,

semangat

ibadahnya,

kebaikanny

a bisa

terbangun

melalui doa-

doa zikir

tersebut.

fadhilah-

fadhilahnya

juga banyak.

Yang kedua

agar anak-

anak santri

juga mengerti

al-Ma’ṡūrāt

itu apa saja

dan

diharapkan

para santri

bisa dan

terbiasa

membaca al-

Ma’ṡūrāt itu,

karena kalau

tidak

dibiasakan

santri tidak

akan

membaca al-

Ma’ṡūrāt.

akhir hayat

mereka,

karena al-

Ma’ṡūrāt ini

doa-doa

sebagai

pelindung,

pelindung dari

jin, dari setan,

dan bisa

mengambil

keberkahan-

keberkahan

dari zikir

tersebut.

Menurut

ustadz/ust

adzah,

apa

manfaat

yang

diharapka

n akan

didapat

Harapannya

agar para

santri selalu

ingat

kepada

Allah, agar

mereka

terjaga

dirinya dari

Agar mereka

ketika di

pesantren

mereka selalu

belajar untuk

melantunkan

zikir-zikir,

kalamullāh,

semakin

Page 96: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

76

Narasumber/

Informan

Ustad

Ali

Ustad

Supandi

Ustad

Basit

oleh

santri

baik

dalam

jangka

pendek

selama

berada di

pesantren

maupun

dalam

masa

hidup

selanjutny

a setelah

selesai

mondok

dengan

pembacaa

n zikir al-

Ma’ṡūrāt

yang

dibiasaka

n dibaca

di pondok

pagi dan

sore ini?

gangguan-

gangguan

perilaku-

perilaku

yang tidak

baik, baik

selama di

pesantren

ataupun di

luar

pesantren.

Dan kami

berharap ini

menjadi

zikir wirid

harian

mereka juga

baik di

pesantren

ataupun di

luar

pesantren,

karena saya

melihat

antara ratib

al-Hadad

ataupun

ratib-ratib

yang lain

dengan al-

Ma’ṡūrāt itu

semua

memiliki

banyak

mereka

berdoa, kita

tidak tau doa

mana yang

Allah terima

sehingga

semakin

memperbany

ak kita

berdoa, kita

tidak tau

mana yang

Allah ijabah,

kalau untuk

sampai

seterusnya ya

insyaallah

mereka akan

mengamalkan

sampai akhir

hayat mereka.

Page 97: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

77

Narasumber/

Informan

Ustad

Ali

Ustad

Supandi

Ustad

Basit

keutamaan-

keutamaan.

Ratib itu

kan wirid-

wirid yang

dikumpulka

n dan

dirutinkan

oleh syekh

tertentu atau

ulama

tertentu, al-

Ma’ṡūrāt

juga sama

seperti itu.

B. Pemahaman terhadap Penggunaan Ayat-ayat al-Qur’an dalam

Zikir al-Ma’ṣūrāt

Bacaan al-Ma’ṡūrāt yang digunakan di Pesantren al-Adzkar

adalah Al-Ma’tsūrāt Sugra yang disusun oleh Hasan Al-Banna. Pada

al-Ma’ṡūrāt sugra ini terdapat beberapa surat yang digunakan untuk

berzikir seperti QS. Al-Fātiḥaḥ, QS. Al-Baqarah ayat 1-5, QS. Al-

Baqarah ayat 255-257, QS. Al-Baqarah ayat 284-286, QS. Al-

Ikhlāṣ, QS. Al-Falaq, dan QS. Al-Nās.

Ayat-ayat al-Qur’an yang terdapat dalam al-Ma’ṡūrāt

sebagaimana penulis sebutkan pada bab sebelumnya, yang tertulis

dalam susunan al-Ma’ṡūrāt wazifah ṣughrā buah tangan dari

seorang ulama yaitu Hasan al-Banna, merupakan bacaan yang tidak

Page 98: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

78

asing lagi bagi para ustadz di Pesantren al-Adzkar. Dalam tahap

awal, penulis mencoba berupaya untuk menggali pemahaman

mereka terhadap ayat-ayat yang tercantum di dalam al-Ma’ṡūrāt

sugra. Secara umum, para ustad yang menjadi responden penelitian

ini mengaku sudah sering mendengar ayat-ayat tersebut karena

dibaca rutin setiap harinya.

Menurut ustad Supandi, ayat-ayat yang tercantum di dalam zikir

al-Ma’ṡūrāt ini sangatlah baik untuk dijadikan zikir, bahkan ayat-

ayat tersebut pun diharapkan menjadi tameng perlindungan untuk

diri dari gangguan setan.

“Yang pertama pada QS. Al-fātiḥaḥ, surat ini kan disebut juga

dengan ummul kitab yang dimana manfaatnya sangat besar

sekali dan juga banyak fadhilah yang bisa diterima oleh anak-

anak. Yang kedua pada QS. Al-Baqarah, surat ini juga sangat

bagus sekali untuk anak-anak untuk membentengi diri, karena

disitu kata nabi siapa setiap rumah yang dibacakan suratul

Baqarah maka setan pun tidak akan masuk. Diharapkan juga

ketika membaca surah al-Baqarah ini menjadi wirid untuk

anak-anak dan bisa meruqyah diri sendiri. Kemudian ayat kursi,

dari segi manfaat juga sangat besar sekali bagi anak-anak,

apalagi ayat kursi itu bisa menjadi wiridan. Kemudian surat al-

Ikhlāṣ, untuk meyakinkan kepada para santri tentang ke-Esaan

Allah.”13

Dari penjelasan di atas menegaskan bahwa fungsi al-Qur’an

sebagai ayat-ayat untuk melindungi diri dari godaan setan dan ayat-

ayat tersebut juga memiliki banyak fadhilah atau keutamaan.

Secara ringkas, ustad Basit mengutarakan pemahamannya

terhadap ayat-ayat al-Qur’an yang ada dalam zikir al-Ma’ṡūrāt

sebagai berikut:

13Ahmad Supandi, (Ketua Pengasuhan Santri Putra Pesantren al-Adzkar

Pamulang), diwawancarai oleh Rosita, Pamulang 14 Agustus 2020, Tangerang Selatan.

Page 99: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

79

“Secara garis besar anak-anak mungkin belum mengerti tentang

al-Ma’ṡūrāt secara mendalam, tapi kalau secara sekilas sih,

mereka membaca ayat kursi, al-Ikhlāṣ, al-Falaq, al-Nās itu agar

kita terjaga dari keburukan-keburukan, terjaga dari jin dan

segala dari golongan jin, dan kemalasan-kemalasan.”14

Begitu juga dengan pemahaman ustadz Ali, terkait ayat-ayat al-

Qur’an yang terdapat dalam zikir al-Ma’ṣūrāt:

“Karena ayat-ayat itu yang sering dibaca oleh Nabi Muhammad

pada pagi dan sore hari, makanya kita mengikuti. Tentu ayat-

ayat itu memiliki keutamaan-keutamaan.”15

Ustad Ali menyimpulkan bahwa ayat-ayat tersebut adalah ayat-

ayat yang sering dibaca oleh Nabi Muhammad di pagi dan sore hari.

Jadi, menurut ungkapan dari ketiga ustad tersebut bahwasannya

Allah swt memiliki sifat yang Maha Pelindung. Allah swt

memberikan perlindungan khusus kepada hamba-hambaNya yang

senantiasa selalu mengingat-Nya. Allah juga memberikan

ketenangan di dalam hati hamba-hambaNya bagi yang selalu

mengingat-Nya. Allah juga akan mengabulkan doa hamba-

hambaNya yang selalu mengingat dan memohon kepada-Nya.

Menurut para ustad yang menjadi informan pada penelitian ini

berpendapat bahwa antara makna kandungan dengan tujuan

diadakannya pembacaan al-Ma’ṡūrāt terdapat kesesuaian.

“Sesuai banget, sangat sesuai karena dalam kandungan ayat

salah satunya kita berlindung kepada Allah dari setan,

berlindung dari jin, minta keberkahan kepada Allah, semuanya

sesuai banget dengan kandungan ayat-ayat tersebut.”16

14Abdul Basit, (Pengasuh Santri Putra Pesantren al-Adzkar Pamulang),

diwawancarai oleh Rosita, Pamulang 14 Agustus 2020, Tangerang Selatan. 15Ali Rahmat, (Pimpinan Pesantren al-Adzkar Pamulang), diwawancarai oleh

Rosita, Pamulang 13 Agustus 2020, Tangerang Selatan. 16Abdul Basit, (Pengasuh Santri Putra Pesantren al-Adzkar Pamulang),

diwawancarai oleh Rosita, Pamulang 14 Agustus 2020, Tangerang Selatan.

Page 100: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

80

Kesesuain ayat-ayat zikir yang terdapat di dalam al-Ma’ṡūrāt

ini juga menghadirkan harapan yang besar dari pimpinan pesantren

dan pengaruh yang baik untuk para santri agar semakin semangat

dalam beramal sholeh.

“Ayat-ayat tersebut kan semuanya Kalamullāh, firman Allah,

dan kalau kita baca akan berpengaruh kepada kejiwaan kita,

baik kita rutinkan. Kan Allah senang dengan sesuatu yang rutin,

yang kontinyu, kita rutinkan pagi dan sore, tentu akan besar

pengaruhnya kepada Pendidikan pesantren. Pendidikan

pesantren untuk mendidik santri-santri menjadi lebih semangat,

memiliki semangat ruhiyah, berbuat baik yang kuat dan

semangat untuk beramal sholeh yang bagus.”17

Dari penjelasan ustad Ali di atas, bahwasannya ayat-ayat Allah

akan sangat berpengaruh terhadap kejiwaan kita ketika dibaca secara

rutin, maka pesantren al-Adzkar selalu menerapkan zikir rutinan

terutama diwaktu pagi dan petang, agar para santri lebih

bersemangat ketika melakukan aktifitas dan bersemangat pula dalam

berbuat kebaikan.

Harapan tersebut juga timbul pada diri ustad Supandi. Dia

berharap agar para santri selalu menjadikan al-Ma’ṡūrāt sebagai

wirid, sebagaimana yang dipaparkannya:

“Diharapkan untuk anak-anak agar menjadikan al-Ma’ṡūrāt ini

sebagai wirid, karena jika al-Qur’an sudah menjadi wirid dalam

diri kita, sudah menjadi bagian dari kita manfaatnya besar

sekali, yang pertama jika sering membaca al-Qur’an itu bisa

membersihkan dirinya dari perasaan-perasaan jelek dari

gangguan-gangguan setan. Kalau perintah nabi kan gini

‘bacalah al-Qur’an, karena dia akan menjadikan syafa’at

bagimu’. Dan juga, al-Qur’an sebagai syifa, penyembuh dari

berbagai penyakit, dengan harapan kalau santri membaca al-

Qur’an penyakit-penyakit hati, dengki, iri, semuanya insyaallah

bisa terobati. Karena kalau al-Qur’an sudah menjadi wirid

17Ali Rahmat, (Pimpinan Pesantren al-Adzkar Pamulang), diwawancarai oleh

Rosita, Pamulang 13 Agustus 2020, Tangerang Selatan.

Page 101: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

81

insyaallah setiap langkah kita dibimbing oleh Allah SWT,.

karena itu bagian untuk mendekatkan diri kepada Allah.”18

Ustad Supandi percaya atas keyakinan pemahamannya terhadap

ayat-ayat al-Qur’an yang rutin dibaca akan memberikan efek sebagai

perlindungan untuk menjaga diri dan juga menjadi syifa, penyembuh

dari berbagai penyakit.

Secara singkat, dapat disimpulkan bahwa berkenaan dengan

QS. Al-Fātiḥaḥ, QS. Al-Baqarah ayat 1-5, QS. Al-Baqarah ayat 255-

257, QS. Al-Baqarah ayat 284-286, QS. Ali ‘Imrān ayat 26-27, QS.

Al-Ṣaffāt ayat 180-182, QS Al-Ikhlāṣ, QS. Al-Falaq, QS. Al-Nās

yang tercantum di dalam zikir al-Ma’ṣūrāt, didapati temuan bahwa

para ustad di Pesantren al-Adzkar ini secara umum memahami

maksud ayat ini mempunyai fungsi yang hampir sama. Yaitu

difungsikan sebagai sarana berdoa kepada Allah, meminta

perlindungan kepada Allah agar dijauhkan dari segala marabahaya,

sebagai syifa atau obat, sebagai ayat-ayat untuk mengingat Allah

swt, dan ayat-ayat untuk mengagungkan asma’ Allah swt.

Perihal antara kesesuaian ayat dengan tujuan kegiatan zikir al-

Ma’ṡūrāt ialah mendapatkan perlindungan dan ketenangan hati,

karena dengan membaca ayat-ayat al-Qur’an tersebut pembacanya

akan selalu mengingat Allah, dijauhkan dari segala macam

marabahaya dan dilindungi dari godaan setan, serta jika pembacanya

terus memohon atau meminta kepada Allah maka diyakini Allah

akan mengabulkan doa-doanya tersebut.

18Ahmad Supandi, (Ketua Pengasuhan Santri Putra Pesantren al-Adzkar

Pamulang), diwawancarai oleh Rosita, Pamulang 14 Agustus 2020, Tangerang Selatan.

Page 102: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

82

Tabel 1.3

Narasumber/

Informan

Pertanyaan

Bahwa di dalam

rangkaian zikir al-

Ma’ṡūrāt ada

beberapa ayat-ayat al-

Quran (QS al-

Fatihah:1-7; al-

Baqarah:1-5, 255-

257, 284-286; al-

Ikhlas:1-4; al-

Falaq:1-5; an-Nas: 1-

6 dan ayat-ayat lain

dalam wazhifah

kubra) yang menjadi

bagian dari rangkaian

zikir dan doa.

Bagaimana

ustadz/ustadzah

selaku

pendiri/pengasuh

pesantren memahami

kandungan makna

ayat-ayat tersebut?

Apakah ada

kesesuaian makna

kandungan ayat

dengan tujuan

kegiatan

pembacaan al-

Ma’ṡūrāt ini?

Ustad Ali

Karena ayat-ayat itu

yang sering dibaca

oleh Nabi

Muhammad pada

pagi dan sore hari,

makanya kita

mengikuti. Tentu

ayat-ayat itu memiliki

keutamaan-

keutamaan.

Ayat-ayat tersebut

kan semuanya

Kalamullāh, firman

Allah, dan kalau

kita baca akan

berpengaruh

kepada kejiwaan

kita, baik kita

rutinkan. Kan Allah

senang dengan

Page 103: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

83

Narasumber/

Informan

Pertanyaan

Bahwa di dalam

rangkaian zikir al-

Ma’ṡūrāt ada

beberapa ayat-ayat al-

Quran (QS al-

Fatihah:1-7; al-

Baqarah:1-5, 255-

257, 284-286; al-

Ikhlas:1-4; al-

Falaq:1-5; an-Nas: 1-

6 dan ayat-ayat lain

dalam wazhifah

kubra) yang menjadi

bagian dari rangkaian

zikir dan doa.

Bagaimana

ustadz/ustadzah

selaku

pendiri/pengasuh

pesantren memahami

kandungan makna

ayat-ayat tersebut?

Apakah ada

kesesuaian makna

kandungan ayat

dengan tujuan

kegiatan

pembacaan al-

Ma’ṡūrāt ini?

sesuatu yang rutin,

yang kontinyu, kita

rutinkan pagi dan

sore, tentu akan

besar pengaruhnya

kepada Pendidikan

pesantren.

Pendidikan

pesantren untuk

mendidik santri-

santri menjadi lebih

semangat, memiliki

Page 104: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

84

Narasumber/

Informan

Pertanyaan

Bahwa di dalam

rangkaian zikir al-

Ma’ṡūrāt ada

beberapa ayat-ayat al-

Quran (QS al-

Fatihah:1-7; al-

Baqarah:1-5, 255-

257, 284-286; al-

Ikhlas:1-4; al-

Falaq:1-5; an-Nas: 1-

6 dan ayat-ayat lain

dalam wazhifah

kubra) yang menjadi

bagian dari rangkaian

zikir dan doa.

Bagaimana

ustadz/ustadzah

selaku

pendiri/pengasuh

pesantren memahami

kandungan makna

ayat-ayat tersebut?

Apakah ada

kesesuaian makna

kandungan ayat

dengan tujuan

kegiatan

pembacaan al-

Ma’ṡūrāt ini?

semangat ruhiyah,

berbuat baik yang

kuat dan semangat

untuk beramal

sholeh yang bagus.

Ustad Supandi

Yang pertama pada

QS. Al-fātiḥaḥ, surat

ini kan disebut juga

dengan ummul kitab

yang dimana

manfaatnya sangat

Kalau perintah nabi

kan gini ‘bacalah

al-Qur’an, karena

dia akan

menjadikan

syafa’at bagimu’.

Page 105: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

85

Narasumber/

Informan

Pertanyaan

Bahwa di dalam

rangkaian zikir al-

Ma’ṡūrāt ada

beberapa ayat-ayat al-

Quran (QS al-

Fatihah:1-7; al-

Baqarah:1-5, 255-

257, 284-286; al-

Ikhlas:1-4; al-

Falaq:1-5; an-Nas: 1-

6 dan ayat-ayat lain

dalam wazhifah

kubra) yang menjadi

bagian dari rangkaian

zikir dan doa.

Bagaimana

ustadz/ustadzah

selaku

pendiri/pengasuh

pesantren memahami

kandungan makna

ayat-ayat tersebut?

Apakah ada

kesesuaian makna

kandungan ayat

dengan tujuan

kegiatan

pembacaan al-

Ma’ṡūrāt ini?

besar sekali dan juga

banyak fadhilah yang

bisa diterima oleh

anak-anak. Yang

kedua pada QS. Al-

Baqarah, surat ini

juga sangat bagus

sekali untuk anak-

anak untuk

membentengi diri,

karena disitu kata

nabi siapa setiap

Dan juga, al-Qur’an

sebagai syifa,

penyembuh dari

berbagai penyakit,

dengan harapan

kalau santri

membaca al-Qur’an

penyakit-penyakit

hati, dengki, iri,

semuanya

insyaallah bisa

terobati. Karena

Page 106: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

86

Narasumber/

Informan

Pertanyaan

Bahwa di dalam

rangkaian zikir al-

Ma’ṡūrāt ada

beberapa ayat-ayat al-

Quran (QS al-

Fatihah:1-7; al-

Baqarah:1-5, 255-

257, 284-286; al-

Ikhlas:1-4; al-

Falaq:1-5; an-Nas: 1-

6 dan ayat-ayat lain

dalam wazhifah

kubra) yang menjadi

bagian dari rangkaian

zikir dan doa.

Bagaimana

ustadz/ustadzah

selaku

pendiri/pengasuh

pesantren memahami

kandungan makna

ayat-ayat tersebut?

Apakah ada

kesesuaian makna

kandungan ayat

dengan tujuan

kegiatan

pembacaan al-

Ma’ṡūrāt ini?

rumah yang

dibacakan suratul

Baqarah maka setan

pun tidak akan

masuk. Diharapkan

juga ketika membaca

surah al-Baqarah ini

menjadi wirid untuk

anak-anak dan bisa

meruqyah diri

sendiri. Kemudian

ayat kursi, dari segi

kalau al-Qur’an

sudah menjadi

wirid insyaallah

setiap langkah kita

dibimbing oleh

Allah SWT,. karena

itu bagian untuk

mendekatkan diri

kepada Allah

Page 107: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

87

Narasumber/

Informan

Pertanyaan

Bahwa di dalam

rangkaian zikir al-

Ma’ṡūrāt ada

beberapa ayat-ayat al-

Quran (QS al-

Fatihah:1-7; al-

Baqarah:1-5, 255-

257, 284-286; al-

Ikhlas:1-4; al-

Falaq:1-5; an-Nas: 1-

6 dan ayat-ayat lain

dalam wazhifah

kubra) yang menjadi

bagian dari rangkaian

zikir dan doa.

Bagaimana

ustadz/ustadzah

selaku

pendiri/pengasuh

pesantren memahami

kandungan makna

ayat-ayat tersebut?

Apakah ada

kesesuaian makna

kandungan ayat

dengan tujuan

kegiatan

pembacaan al-

Ma’ṡūrāt ini?

manfaat juga sangat

besar sekali bagi

anak-anak, apalagi

ayat kursi itu bisa

menjadi wiridan.

Kemudian surat al-

Ikhlāṣ, untuk

meyakinkan kepada

para santri tentang

ke-Esaan Allah.

Page 108: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

88

Narasumber/

Informan

Pertanyaan

Bahwa di dalam

rangkaian zikir al-

Ma’ṡūrāt ada

beberapa ayat-ayat al-

Quran (QS al-

Fatihah:1-7; al-

Baqarah:1-5, 255-

257, 284-286; al-

Ikhlas:1-4; al-

Falaq:1-5; an-Nas: 1-

6 dan ayat-ayat lain

dalam wazhifah

kubra) yang menjadi

bagian dari rangkaian

zikir dan doa.

Bagaimana

ustadz/ustadzah

selaku

pendiri/pengasuh

pesantren memahami

kandungan makna

ayat-ayat tersebut?

Apakah ada

kesesuaian makna

kandungan ayat

dengan tujuan

kegiatan

pembacaan al-

Ma’ṡūrāt ini?

Ustad Basit

Secara garis besar

anak-anak mungkin

belum mengerti

tentang al-Ma’ṡūrāt

secara mendalam,

tapi kalau secara

sekilas sih, mereka

membaca ayat kursi,

al-Ikhlāṣ, al-Falaq,

al-Nās itu agar kita

terjaga dari

keburukan-

Sesuai banget,

sangat sesuai

karena dalam

kandungan ayat

salah satunya kita

berlindung kepada

Allah dari setan,

berlindung dari jin,

minta keberkahan

kepada Allah,

semuanya sesuai

banget dengan

Page 109: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

89

Narasumber/

Informan

Pertanyaan

Bahwa di dalam

rangkaian zikir al-

Ma’ṡūrāt ada

beberapa ayat-ayat al-

Quran (QS al-

Fatihah:1-7; al-

Baqarah:1-5, 255-

257, 284-286; al-

Ikhlas:1-4; al-

Falaq:1-5; an-Nas: 1-

6 dan ayat-ayat lain

dalam wazhifah

kubra) yang menjadi

bagian dari rangkaian

zikir dan doa.

Bagaimana

ustadz/ustadzah

selaku

pendiri/pengasuh

pesantren memahami

kandungan makna

ayat-ayat tersebut?

Apakah ada

kesesuaian makna

kandungan ayat

dengan tujuan

kegiatan

pembacaan al-

Ma’ṡūrāt ini?

keburukan, terjaga

dari jin dan segala

dari golongan jin,

dan kemalasan-

kemalasan.

kandungan ayat-

ayat tersebut.

Page 110: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

90

C. Praktik Pembacaan Zikir al-Ma’ṡūrāt

Penulis melakukan dua kali observasi ke pesantren al-Adzkar

untuk mendapatkan gambaran konkrit tentang praktik pembacaan

zikir al-Ma’ṡūrāt ini. Observasi partisipatif pertama dilakukan pada

Selasa 22 September 2020 untuk mengikuti pembacaan zikir al-

Ma’ṡūrāt di Aula santri putri. Observasi partisipatif kedua untuk

mengamati praktik pembacaan Zikir al-Ma’ṡūrāt di Masjid santri

putra pada Rabu 23 September 2020. Santri putra dan santri putri

melaksanakan zikir ini diwaktu yang bersamaan di tempat yang

berbeda.

Pelaksanaan kegiatan pembacaan zikir al-Ma’ṡūrāt ini sudah

dilakukan sejak berdirinya Pesantren al-Adzkar. Saat hendak masuk

ke Pesantren, pihak pesantren mengadakan pre-test untuk seluruh

calon santri untuk kepentingan pembagian kelas dan untuk

mengetahui bagaimana kemampuan calon santri dalam membaca al-

Qur’an. Pre-test ini nantinya akan sangat berpengaruh dalam

pembagian kelompok tahfiz selama di Pesantren. Setelah lulus test,

santri yang dianggap lebih mahir dalam membaca Qur’an akan

ditempatkan pada kelompok tahfidz hafalan untuk memulai

menghafal, sedangkan bagi santri yang belum lancar membaca al-

Qur’an akan ditempatkan pada kelompok tahsin terlebih dahulu

sebelum menghafal.

Dalam observasi yang pertama ini, yaitu pada Selasa, 22

September 2020, penulis mengikuti kegiatan pembacaan zikir al-

Ma’ṡūrāt pagi di Aula santri putri. Berdasarkan keterangan dari

salah satu santriwati diperoleh informasi bahwa yang memimpin

pembacaan zikir adalah perwakilan santri dari setiap kelas yang

sudah dibuatkan jadwal dengan secara bergilir setiap harinya.

Page 111: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

91

Pembacaan dzikir al-Ma’ṡūrāt dimulai dengan membaca ta’awudz

yang berbunyi A’ūżubi Allahi As-Samī’i al-‘Alīmi Mina asy-Syaiṭāni

ar-Rajīm.

Kegiatan zikir al-Ma’ṡūrāt diikuti oleh seluruh santri dan

santriwati. Dalam pegamatan penulis, jumlah santri yang mengikuti

kegiatan tersebut adalah 200 santriwan dan 150 santriwati. Jumlah

yang seharusnya lebih banyak, dikarenakan masa pandemi, santri

yang ada di pesantren dibatasi, hanya setengahnya dari jumlah yang

seharusnya, dan setengahnya lagi mereka berada di rumah dan

mengikuti kegiatan dari rumah tanpa meninggalkan kegiatan rutin

seperti di pesantren.

Pada hari Selasa pagi tanggal 22 September 2020, aktivitas

santri dimulai pukul 03:15 WIB, yaitu dengan melakukan qiyamul

lail. Kemudian, disela-sela menunggu waktu Salat Shubuh para

santri seperti biasa berzikir masing-masing dan adapula yang

mempersiapkan hafalan untuk disetorkan. Ketika adzan shubuh

berkumandang, para santri langsung bergegas untuk mengambil

wudhu bagi yang sudah batal dan yang lain dengan khusyu

mendengarkan adzan hingga selesai, setelah itu dilanjut

melaksanakan sholat qobliyah dua rakaat19. Santri di sini selalu

diajarkan untuk membiasakan diri melaksanakan sholat sunnah.

Setelah melaksanakan shalat subuh, santri langsung ke halaqoh

tahfidz masing-masing untuk menyetorkan hafalan kepada ustad

atau ustadzah yang sudah ditentukan untuk menerima setoran

hafalan santri. Setoran hafalan ini di mulai pukul 05.10 hingga

19Dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa barang siapa melaksanakan salat dua

rakaat sebelum salat Shubuh itu lebih baik dari pada dunia dan seisinya. Imam Nawawi,

Riyadhus Shalihin, cet. II, terj. Agus Hasan Bashori Al-Sanuwi dan Muhammad Syu’aib

Al-Faiz Al-Sanuwi (Surabaya: Duta Ilmu, 2003).

Page 112: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

92

05.50. Setelah selesai kegiatan setoran hafalan, santri diperbolehkan

bersih diri dan bersiap-siap untuk sarapan sampai pukul 07.00.

kemudian hingga pukul 07.20 adalah kegiatan pembacaan zikir al-

Ma’ṡūrātpagi dan persiapan KBM yang akan dimulai dari pukul

07.20 sampai pukul 14.10.

Pelaksanaan zikir al-Ma’ṡūrāt dipimpin oleh salah seorang

santriwati. Santriwati memulai membacakan zikir yang dimulai

dengan membaca ta’awwudz, “A’ūżubi Allahi As-Samī’i al-‘Alīmi

Mina asy-Syaiṭāni ar-Rajīm”. Kemudian dilanjutkan dengan

membaca QS. Al-Fātiḥaḥ, QS. Al-Baqarah ayat 1-5, QS. Al-

Baqarah ayat 255- 257, QS. Al-Baqarah ayat 284-286, QS. Ali

‘Imrān ayat 26-27, QS. Al-Ṣaffāt ayat 180-182, QS Al-Ikhlāṣ, QS.

Al-Falaq, QS. Al-Nās. Setelah membaca ayat-ayat di tersebut,

kemudian zikir dilanjutkan dengan membaca doa pagi hari, yaitu

bacaan Aṣbahnā wa aṣbahal mulku lillāhi wal ḥamdu lillāhi lā

syarīkalah, lā ilāha illa huwa wa ilaihin nusyūr, kemudian membaca

doa supaya ditetapkan Islamnya, bertauhid di atas agama Nabi

Muhammad, berada dalam ajaran nabi Ibrahim serta dijauhkan dari

golongan orang-orang yang musyrik, doa supaya diberikan

kenikmatan, kesehatan, dan perlindungan di dunia dan akhirat, doa

rasa syukur seorang hamba terhadap Tuhan-Nya, doa

menganggungkan kemuliaan dan kekuasaan Allah, membaca doa

yang meyakini Allah sebagai Tuhannya, Islam sebagai agama, dan

Muhammad sebagai Nabi dan Rasul-Nya, membaca doa pujian

terhadap Allah, doa meyakini bahwa hanya Allah yang memberikan

kenyamanan, doa memohon perlindungan dari segala hal yang

bathil, doa berlindung dengan kalimat-kalimat Allah dari keburukan,

doa memohon perlindungan dari rasa gelisah dan kemalasan, doa

Page 113: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

93

memohon disehatkan jasmaninya, doa memohon perlindungan dari

kekufuran dan kefakiran, doa sayyidul istighfār, membaca istighfar,

membaca salawat, membaca tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir,

membaca tahlil dan pujian terhadap Allah Swt, doa kafaratul

majelis, bersalawat kepada Rasulullah Saw dan salam penutup, lalu

diakhiri dengan membaca doa Rabiṭah.

Dalam pembacaan ayat-ayat di atas, pemimpin membacakan

ayat secara tartil dan faṣih. Adapun mengenai doa yang dipanjatkan

para santri hanya membaca sebanyak satu kali, salawat Nabi yang

dibaca satu kali, tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir juga hanya dibaca

satu kali (meskipun dalam buku panduan tertulis seratus kali),

membaca tahlil dan pujian terhadap Allah Swt sebanyak satu kali.

Pada kesempatan observasi yang kedua, penulis melakukan

observasi pada hari Rabu, 23 September 2020, penulis

berkesempatan mengikuti praktik pembacaan Zikir al-Ma’ṡūrāt sore

di Masjid santri putra. Kegiatan yang dilaksanakan oleh santri putra

tidak beda jauh dengan kegiatan yang dilaksanakan oleh santri putri.

Dari bangun tidur hingga tidur lagi, semua kegiatan yang

dilaksanakan sama. Pembacaan zikir al-Ma’ṡūrāt sore tidak beda

jauh dengan zikir al-Ma’ṡūrāt yang dibaca ketika pagi hari, yang

membedakan hanya waktu dan juga doa.

Adapun pelaksanaan pembacaan zikir al-Ma’ṡūrāt

dilaksanakan tepatnya di waktu pagi dan sore hari. Sebagaimana

yang dijelaskan oleh ustad Basit:

“Karena ba’da Subuh dan ba’da Ashar ini adalah waktu-waktu

yang diijabah, waktu-waktu rahasia Allah, untuk Allah terima

doa seorang hamba, mungkin santri mau merubah menjadi yang

lebih baik, memudahkan hafal al-Qur’an dan agar terlindung

Page 114: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

94

dari godaan-godaan setan dan segala macamnya. Waktu

keberkahan.”20

Sebagaimana penjelasan di atas, bahwasannya dua waktu

tersebut adalah waktu-waktu yang diijabahnya doa dan waktu

keberkahan, serta disisa-sisa waktu tersebut juga sering digunakan

untuk menghafal al-Qur’an, karena lebih cepat menyerap ketika

menghafal al-Qur’an.

Dengan padatnya kegiatan yang ada di pesantren, pembacaan

zikir ini tetap diusahakan untuk dibaca. Penyiasatan antara padatnya

waktu kegiatan dan zikir tersebut juga dipaparkan oleh pimpinan

pesantren:

“Melihat kondisi waktu pagi dan sore. Karena pagi dan sore

punya waktu yang luang untuk memungkinkan membaca al-

Ma’ṡūrāt di waktu itu. Sebenarnya kita membaca setelah subuh

atau sebelum subuh itu memungkinkan saja yang penting pagi-

pagi. Karena itu bukan sesuatu kemestian.”21

Dari pemaparan di atas bahwasannya kegiatan zikir tersebut

selalu diusahakan untuk dibaca, meskipun hanya waktu pagi atau

sore saja. Melihat kondisi waktu yang lebih luang.

Pelaksanaan pembacaan al-Ma’ṡūrāt ini biasanya dibaca di aula

putri untuk santri putri dan di masjid untuk santri putra ketika akan

memulai aktivitas pagi atau mengakhiri aktivitas sore. Untuk pagi

dibaca sekitar pukul 07.00 secara bersama-sama. Sedangkan untuk

sorenya dibaca sekitar pukul 17.30. Untuk durasi waktunya yaitu 15

menit. Hal ini dikarenakan ada kegiatan lain yang harus dilakukan

setelah melakukan zikir al-Ma’ṣūrāt. Pembacaan al-Ma’ṡūrāt ini

biasanya dipimpin oleh salah seorang santri perwakilan kelas dengan

20Abdul Basit, (Pengasuh Santri Putra Pesantren al-Adzkar Pamulang),

diwawancarai oleh Rosita, Pamulang 14 Agustus 2020, Tangerang Selatan. 21Ali Rahmat, (Pimpinan Pesantren al-Adzkar Pamulang), diwawancarai oleh

Rosita, Pamulang 13 Agustus 2020, Tangerang Selatan.

Page 115: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

95

bacaan al-Qur’an yang sudah bagus dan setiap hari selalu bergilir

untuk tugas memimpin. Dalam praktiknya, al-Ma’ṡūrāt diawali

dengan membaca ta’awudz kemudian membaca surat al-Fatiḥaḥ, al-

Baqarah ayat 1-5, al-Baqarah ayat 255- 257, al-Baqarah ayat 284-

286, al-Ikhlāṣ, al-Falaq, dan al-Nās. Kemudian membaca wirid-

wirid berupa doa dan shalawat. Lalu dilanjutkan membaca Qs. Al-

Ṣaffāt ayat 180-182, Qs. Ali ‘Imrān ayat 26-27 dan ditutup dengan

doa robithah.

Zikir adalah salah satu ibadah yang penting, karena dengan

berzikir membuat kita tenang dari permasalahan dan melatih diri kita

agar selalu mengingat Allah beserta ciptaan-Nya. Pentingnya zikir

ini diadakan di pesantren pun demikian.

“Doa ini satu yang sangat penting, doa ini harus pertama yang

kita lakukan sebelum kita usaha, sebelum kita menghafal al-

Qur’an, kita harus minta kepada Allah, kita berdoa kepada

Allah, sangat penting, kalau ibarat nafas, sholat juga doa sama

dengan al-Ma’ṡūrāt juga doa yang sangat penting.”22

Ustad Supandi juga menyampaikan pendapat yang sama:

“Al-Ma’ṡūrāt itu sebenarnya sangat penting dan tidak bisa

digantikan dengan kegiatan yang lain, karena kan isinya itu,

makna dari al-Ma’ṡūrāt itu banyak sekali. Sekalipun ada

kegiatan yang lain seperti kegiatan Bahasa diwaktu pagi, tapi

tetap al-Ma’ṡūrāt itu tetap dibaca meskipun hanya satu kali pada

sore hari.”23

Dari pendapat di atas, pentingnya membaca al-Ma’ṡūrāt tidak

bisa digantikan dengan kegiatan yang lain, bahkan ketika kegiatan

berbahasa yang diadakan pada pagi hari dengan waktu yang bentrok

atau bersamaan dengan dibacanya al-Ma’ṡūrāt, maka al-Ma’ṡūrāt

22Abdul Basit, (Pengasuh Santri Putra Pesantren al-Adzkar Pamulang),

diwawancarai oleh Rosita, Pamulang 14 Agustus 2020, Tangerang Selatan. 23Ahmad Supandi, (Ketua Pengasuhan Santri Putra Pesantren al-Adzkar

Pamulang), diwawancarai oleh Rosita, Pamulang 14 Agustus 2020, Tangerang Selatan.

Page 116: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

96

pagi ditiadakan, namun ketika sore hari tetap dibaca. Meskipun

ketentuanya dibaca pagi dan sore hari, karena padatnya waktu

kegiatan, jadi zikir al-Ma’ṡūrāt ini cukup dibaca satu kali di waktu

sore, karena di waktu itu yang lebih luang. Seperti yang disampaikan

oleh ustad Ali:

“Kita mencari celah-celah waktu yang memungkinkan untuk

anak-anak membaca al-Ma’ṡūrāt dan itu juga ketika anak-anak

ada kegiatan yang lain, kita pilih mana yang lebih penting dan

didahulukan. Tidak selalu membaca al-Ma’ṣūrāt, kadang-

kadang pagi saja, kadang-kadang sore saja, kadang-kadang pagi

dan sore, tidak mutlak.”24

Adapun dalam pembacaan wiridnya hanya dibaca sekali-sekali,

karena terbatasnya waktu. Alasan inipun diutarakan oleh ustad Ali:

“Karena keterbatasan waktu, merujuk kepada kaidah “apa yang

tidak bisa dilakukan semuanya jangan ditinggalkan semuanya”

nah itu, yang penting kita baca.”25

Pendapat yang sama pun disampaikan juga oleh ustad Supandi:

“Karena waktu. Waktu yang ada di pesantren untuk anak-anak

ini sangat padat sekali, begitupun ketika membaca al-Ma’ṡūrāt

kita berusaha untuk menyiasati waktunya agar tidak

meninggalkan kegiatan yang lain. Kalau dibaca tiga kali tiga

kali, nanti waktunya keburu habis dan kegiatan yang lain bisa

terganggu. Tapi kan yang penting rutinitasnya, tiap hari

dibacanya, insyaallah meskipun hanya sehari sekali dan dalam

waktu lima belas menit pembacaan al-Ma’ṡūrāt akan tetap

berdampak baik bagi santri.”26

Ustad Basit juga menyampaikan pendapat yang sama, yaitu:

24Ali Rahmat, (Pimpinan Pesantren al-Adzkar Pamulang), diwawancarai oleh

Rosita, Pamulang 13 Agustus 2020, Tangerang Selatan. 25Ali Rahmat, (Pimpinan Pesantren al-Adzkar Pamulang), diwawancarai oleh

Rosita, Pamulang 13 Agustus 2020, Tangerang Selatan. 26Ahmad Supandi, (Ketua Pengasuhan Santri Putra Pesantren al-Adzkar

Pamulang), diwawancarai oleh Rosita, Pamulang 14 Agustus 2020, Tangerang Selatan.

Page 117: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

97

“Sebaiknya sih sempurnanya sesuai dengan kitabnya, al-Ikhlāṣ

dibaca tiga kali karena pahalanya seperti menghatamkan al-

Qur’an gitu kalau di sini hanya dibaca satu kali karena

terbatasnya waktu dan kegiatan sehingga agak dipercepat ,

mungkin kalau ada waktu yang banyak tetap sama mungkin

tetap dibaca tiga kali sesuai ketentuan kitabnya.”27

Meskipun hanya dibaca satu kali disetiap doanya, hal tersebut

tidak mengurangi arti penting zikir al-Ma’ṡūrāt itu sendiri. Seperti

pendapat yang disampaikan oleh ustad Supandi:

“Tidak mengurangi arti pentingnya, itu kan rangkuman

ulama semuanya yang sudah dirangkum, kenapa tiga kali

karena Allah kan suka yang ganjil-ganjil, ini juga kita

bacanya sekali-sekali juga ganjil, sekali tapi dibacanya

setiap hari bahkan sehari dua kali insyaallah tidak jauh beda

dengan dibaca tiga kali, yang penting rutinitasnya dan

jangan sampai anak-anak tidak baca sama sekali.”28

Ustad Basit juga menyampaikan pendapat yang sama, yaitu:

“Tidak, tidak mengurangi pentingnya al-Ma’ṣūrāt. Cuma

sebaiknya paling bagusnya itu sempurna, Cuma kalau belum

bisa sempurna ya tidak apa-apa kita berusaha untuk mendekati

kesempurnaan.”29

Pendapat dari ustad Basit dan Ustad Supandi berbeda dengan

ustad Ali, sebagaimana yang disampaikannya sebagai berikut:

“Tentu mengurangi keutamaannya. Beda kita membaca tiga kali

dengan satu kali dengan sepuluh kali tentu berbeda

keutamaanya. Hanya saja saya berprinsipnya “apa yang tidak

bisa digapai semuanya jangan ditinggalkan semuanya. Kita

bisanya hanya segitu, ya sudah kita lakukan sebisanya kita,

karena itu bukan kewajiban, kecuali kalau memang harus wajib

seperti sholat harus lima waktu, sesempit apapun kita tetap

27Abdul Basit, (Pengasuh Santri Putra Pesantren al-Adzkar Pamulang),

diwawancarai oleh Rosita, Pamulang 14 Agustus 2020, Tangerang Selatan. 28Ahmad Supandi, (Ketua Pengasuhan Santri Putra Pesantren al-Adzkar

Pamulang), diwawancarai oleh Rosita, Pamulang 14 Agustus 2020, Tangerang Selatan. 29Abdul Basit, (Pengasuh Santri Putra Pesantren al-Adzkar Pamulang),

diwawancarai oleh Rosita, Pamulang 14 Agustus 2020, Tangerang Selatan.

Page 118: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

98

harus melakukan sholat lima waktu, tapi kalau membaca al-

Ma’ṡūrāt bilangan-bilangan bacaan dalam al-Ma’ṡūrāt itu

bukan sesuatu yang diwajibkan. Kita lakukan selama kita bisa

melakukan.”30

Menurut penjelasan ustad Ali di atas, ketika wiridannya dibaca

tiga kali dengan satu kali akan berbeda keutamaanya. Namun, ketika

tidak bisa melakukan sesuai ketentuan yang tertulis dalam kitabnya

yaitu dibaca tiga kali setiap doanya, kita bisa membacanya sekali.

Karena ketentuan ini bukan sesuatu hal yang wajib seperti halnya

sholat wajib.

Tabel 1.3

Narasumber/

Informan

Ustad

Ali

Ustad

Supandi

Ustad

Basit

Pertanyaan

Alasan

pemilihan

waktu

pembacaa

n al-

Ma’ṡūrāt

di pagi

hari

setelah

subuh dan

sebelum

maghrib?

Bagaiman

a

menyiasat

Melihat

kondisi

waktu pagi

dan sore.

Karena pagi

dan sore

punya

waktu yang

luang untuk

memungkin

kan

membaca

al-Ma’ṡūrāt

di waktu itu.

Sebenarnya

Karena ba’da

Subuh dan

ba’da Ashar

ini adalah

waktu-waktu

yang diijabah,

waktu-waktu

rahasia Allah,

untuk Allah

terima doa

seorang

hamba,

mungkin

santri mau

merubah

30Ali Rahmat, (Pimpinan Pesantren al-Adzkar Pamulang), diwawancarai oleh

Rosita, Pamulang 13 Agustus 2020, Tangerang Selatan.

Page 119: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

99

Narasumber/

Informan

Ustad

Ali

Ustad

Supandi

Ustad

Basit

i padatnya

jadwal

pengajian

lain di

waktu

pagi/petan

g?

kita

membaca

setelah

subuh atau

sebelum

subuh itu

memungkin

kan saja

yang

penting

pagi-pagi.

Karena itu

bukan

sesuatu

kemestian.

menjadi yang

lebih baik,

memudahkan

hafal al-

Qur’an dan

agar

terlindung

dari godaan-

godaan setan

dan segala

macamnya.

Waktu

keberkahan.

Sepenting

apa

pembacaa

n zikir ini

dan

apakah

tidak

tergantika

n atau

justru

terkalahka

n oleh

kegiatan

lain yang

lebih

penting?

Kita

mencari

celah-celah

waktu yang

memungkin

kan untuk

anak-anak

membaca

al-Ma’ṡūrāt

dan itu juga

ketika anak-

anak ada

kegiatan

yang lain,

kita pilih

mana yang

lebih

Al-Ma’ṡūrāt

itu

sebenarnya

sangat

penting dan

tidak bisa

digantikan

dengan

kegiatan yang

lain, karena

kan isinya itu,

makna dari

al-Ma’ṡūrāt

itu banyak

sekali.

Sekalipun ada

kegiatan yang

Doa ini satu

yang sangat

penting, doa

ini harus

pertama yang

kita lakukan

sebelum kita

usaha,

sebelum kita

menghafal al-

Qur’an, kita

harus minta

kepada Allah,

kita berdoa

kepada Allah,

sangat

penting, kalau

Page 120: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

100

Narasumber/

Informan

Ustad

Ali

Ustad

Supandi

Ustad

Basit

penting dan

didahulukan

. Tidak

selalu

membaca

al-

Ma’ṣūrāt,

kadang-

kadang pagi

saja,

kadang-

kadang sore

saja,

kadang-

kadang pagi

dan sore,

tidak

mutlak.

lain seperti

kegiatan

Bahasa

diwaktu pagi,

tapi tetap al-

Ma’ṡūrāt itu

tetap dibaca

meskipun

hanya satu

kali pada sore

hari.

ibarat nafas,

sholat juga

doa sama

dengan al-

Ma’ṡūrāt juga

doa yang

sangat penting

Mengapa

pembacaa

n

ayat/surah

dan doa-

doanya di

pesantren

ini hanya

dibaca

sekali-

sekali

saja, tidak

diulang

tiga kali?

Karena

keterbatasa

n waktu,

merujuk

kepada

kaidah “apa

yang tidak

bisa

dilakukan

semuanya

jangan

ditinggalka

n

semuanya”

Karena

waktu. Waktu

yang ada di

pesantren

untuk anak-

anak ini

sangat padat

sekali,

begitupun

ketika

membaca al-

Ma’ṡūrāt kita

berusaha

untuk

Sebaiknya sih

sempurnanya

sesuai dengan

kitabnya, al-

Ikhlāṣ dibaca

tiga kali

karena

pahalanya

seperti

menghatamka

n al-Qur’an

gitu kalau di

sini hanya

dibaca satu

Page 121: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

101

Narasumber/

Informan

Ustad

Ali

Ustad

Supandi

Ustad

Basit

Atau

tidak

diulang

10 dan

100 kali

untuk

bacaan

salawat

dan tasbih

seperti

ketentuan

dalam

buku?

Mohon

penjelasa

n ustadz.

nah itu,

yang

penting kita

baca

menyiasati

waktunya

agar tidak

meninggalka

n kegiatan

yang lain.

Kalau dibaca

tiga kali tiga

kali, nanti

waktunya

keburu habis

dan kegiatan

yang lain bisa

terganggu.

Tapi kan yang

penting

rutinitasnya,

tiap hari

dibacanya,

insyaallah

meskipun

hanya sehari

sekali dan

dalam waktu

lima belas

menit

pembacaan

al-Ma’ṡūrāt

akan tetap

berdampak

baik bagi

santri.

kali karena

terbatasnya

waktu dan

kegiatan

sehingga agak

dipercepat ,

mungkin

kalau ada

waktu yang

banyak tetap

sama mungkin

tetap dibaca

tiga kali

sesuai

ketentuan

kitabnya.

Page 122: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

102

Narasumber/

Informan

Ustad

Ali

Ustad

Supandi

Ustad

Basit

Apakah

hal

tersebut

di atas

(poin 3)

dengan

dibaca

tanpa

diulang-

ulang

tidak

menguran

gi arti

penting

zikir al-

Ma’ṡūrāt

itu

sendiri?

Tentu

mengurangi

keutamaann

ya. Beda

kita

membaca

tiga kali

dengan satu

kali dengan

sepuluh kali

tentu

berbeda

keutamaany

a. Hanya

saja saya

berprinsipn

ya “apa

yang tidak

bisa digapai

semuanya

jangan

ditinggalka

n semuanya.

Kita bisanya

hanya

segitu, ya

sudah kita

lakukan

sebisanya

kita, karena

itu bukan

Tidak

mengurangi

arti

pentingnya,

itu kan

rangkuman

ulama

semuanya

yang sudah

dirangkum,

kenapa tiga

kali karena

Allah kan

suka yang

ganjil-ganjil,

ini juga kita

bacanya

sekali-sekali

juga ganjil,

sekali tapi

dibacanya

setiap hari

bahkan sehari

dua kali

insyaallah

tidak jauh

beda dengan

dibaca tiga

kali, yang

penting

rutinitasnya

Tidak, tidak

mengurangi

pentingnya al-

Ma’ṣūrāt.

Cuma

sebaiknya

paling

bagusnya itu

sempurna,

Cuma kalau

belum bisa

sempurna ya

tidak apa-apa

kita berusaha

untuk

mendekati

kesempurnaan

Page 123: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

103

Narasumber/

Informan

Ustad

Ali

Ustad

Supandi

Ustad

Basit

kewajiban,

kecuali

kalau

memang

harus wajib

seperti

sholat harus

lima waktu,

sesempit

apapun kita

tetap harus

melakukan

sholat lima

waktu, tapi

kalau

membaca

al-Ma’ṡūrāt

bilangan-

bilangan

bacaan

dalam al-

Ma’ṡūrāt itu

bukan

sesuatu

yang

diwajibkan.

Kita

lakukan

selama kita

bisa

melakukan.

dan jangan

sampai anak-

anak tidak

baca sama

sekali.

Page 124: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

104

D. Dampak Pembacaan Zikir al-Ma’ṡūrāt bagi Santri

dampak merupakan suatu hal yang dapat menyebabkan suatu

efek samping pada suatu hal-hal tersebut yang timbul akibat suatu

peristiwa dan berakibat. Sedangkan manfaat adalah hal-hal yang

terjadi dan menimbulkan keuntungan untuk seseorang.

Zikir dan doa merupakan suatu kegiatan untuk mengingat Allah

dan mengungkapkan perasaan, kemauan, dan keinginan kepada

Allah. Dengan berzikir orang akan memperoleh ketenangan dan

kelapangan hati, karena ia akan merasa bahwa dirinya selalu

didampingi oleh Allah swt. Dengan zikir yang dilakukan, seseorang

akan merasa bahwa Allah mengetahui dan mendengar doanya. Di

dalam zikir terdapat beberapa ayat al-Qur’an yang dibaca. Ayat-ayat

al-Qur’an adalah bacaan yang bernilai ibadah dan doa. Membaca

ayat-ayat al-Qur’an termasuk cara kita sebagai manusia untuk

mengingat dan berinteraksi dengan Sang Pencipta.

Berikut ini beberapa pernyataan dari para santri yang merasakan

manfaat dari pembacaan zikir al-Ma’tsūrāt antara lain yang

dipaparkan oleh santriwati bernama Nurhabibah:

“Ketika membaca al-Ma’ṡūrāt hati merasa lebih tenang, apalagi

kalau dibaca rame-rame aku ngerasa bener-bener lagi meminta

dihadapan Allah sama halnya kalau kita lagi sholat berjama’ah

lebih ngefeel gituh lebih berasa kayak bener-bener kita tuh lagi

dihadapan Allah, lagi meminta sama Allah. Aku juga ngerasa

lebih berani aja sih, nggak takut sama hal-hal yang kayak setan

yang kayak gituh-gituh, rasa takut itu seakan-akan hilang gituh

aja. Kalau lagi sedih itu bisa semakin mengingatkan kita sama

Allah sama Rasulullah. Terus juga ketika baca Robithah itu

ngerasa banget persaudaraanya dihadapan Allah jadi kayak apa

ya, yah pokoknya kayak ini bener-bener saudara kita yang

Page 125: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

105

disaksikan oleh Allah gituh, semoga sampai akhirat kita bisa

bersaudara.”31

Hal serupa juga disampaikan oleh santriwati yang bernama

Nasywa:

“Membaca al-Ma’ṡūrāt, membuat hati menjadi tenang dan

mempermudah masalah. Semisal, kita membaca al-Ma’ṡūrāt di

pagi hari, maka selama beraktifitas ke sore hari hati kita selalu

tenang, walaupun kita dihadapkan dengan sesuatu yang

membuat amarah, seperti teman yang menjengkelkan, masalah

yang membuat emosi, adapun tugas-tugas yang membuat kita

mumet tuh kita jalanin aja gituh, karena hati kita tenang. Jadi,

lebih diarahin untuk sabar sabar sabar gituh. Juga,

mempermudah urusan semisal lagi ulangan, itu tuh selalu

diusahain gimana paginya itu harus baca al-Ma’ṡūrāt. Kalau

pengalaman yang dirasakan itu pernah ngebacain al-Ma’ṡūrāt

itu ada orang yang kesurupan. Jadi waktu itu sempet ada temen

ataupun kakak kelas yang kesurupan, itu tuh seringnya tuh yang

dibaca bacaan al-Ma’ṡūrāt.”32

Begitupun dengan yang dirasakan oleh Wildan:

“Yang pertama itu hati merasa semakin tenang, terus tadi sama

seperti yang lain juga. Pagi kita itu terjaga, kan ada hadisnya

kalau misalkan membaca al-Ma’ṡūrāt pagi itu dijaga dari pagi

sampai sore. Sebaliknya, kalau misalkan baca dari sore akan

dijaga dari sore sampai pagi lagi. Nah itu, semakin terjaga oleh

Allah dari maksiat-maksiat.”33

Pernyataan yang sama juga dirasakan oleh Diva:

“Kalau ada masalah, terus baca al-Ma’ṡūrāt jadi merasa lebih

baik. Lebih sadar dengan perilaku antara yang baik dan tidak,

ibadah lebih bersemangat. Ngerasa terjaga, karena pernah dulu

kan nggak ngerti maksud al-Ma’tsura itu buat apa gitu, terus

nanya sama kaka kelas “kak, al-Ma’ṡūrāt itu buat apasih kak?”

31Nur Habibah, (Santriwati SMA Pesantren al-Adzkar Pamulang), diwawancarai

oleh Rosita, Pamulang 25 Juli 2020, Tangerang Selatan. 32Nasywa Yulia Sari, (Santri SMA Pesantren al-Adzkar Pamulang), diwawancarai

oleh Rosita, Pamulang 25 Juli 2020, Tangerang Selatan. 33M. Wildan Gymnastiar, (Santri SMA Pesantren al-Adzkar Pamulang),

diwawancarai oleh Rosita, Pamulang 30 Juli 2020, Tangerang Selatan.

Page 126: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

106

terus katanya “al-Ma’ṡūrāt itu untuk melindungi kita dari

gangguan jin”. 34

Bacaan-bacaan zikir ini selalu memberikan ketenangan kepada

yang membacanya sekaligus sebagai penjagaan diri dari gangguan

setan. Bahkan, ketika berbagai masalah menghampiri dalam

kehidupan, kemudian kita memperbanyak mengingat Allah dengan

berzikir, maka pikiran terasa jernih dan hati pun lebih lapang ketika

menghadapi permasalahan tersebut. Karena ketika kita mengingat

dan bersyukur atas apapun yang diberikan oleh Allah. Seperti dalam

firmannya:

فرون ا تك

روا لي ول

م واشك

ركذكي ا رون

١٥٢ فاذك

Artinya: “Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat

kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu

ingkar kepada-Ku.”

Perasaan tersebut juga dirasakan oleh Albar ketika membaca

zikir al-Ma’ṣūrāt, dia merasa bahwa dirinya selalu terjaga dan

terlindungi. Seperti yang disampaikannya:

“Merasa terlindungi, misalnya dari perbuatan maksiat juga,

terus merasa enak, tenang, kalau misalnya hari itu lagi gelisah

nggak tau kenapa ngerasa jadi tenang aja, hilang dengan

sendirinya atau tidak bisa terselesaikan dengan cepat.”35

Perasaan yang sama juga dirasakan oleh Arya:

“Kalau diri saya pribadi itu setelah membaca al-Ma’ṡūrāt kayak

sama seperti Albar tadi, merasa terlindungi saja gituh. Kalau

misalkan nggak baca al-Ma’ṡūrāt dari pagi kayak ada perasaan

34Gendis Aura Diva, (Santriwati MTs Pesantren al-Adzkar Pamulang),

diwawancarai oleh Rosita, Pamulang 5 Agustus 2020, Tangerang Selatan. 35Muhammad Albar Yudistyo, (Santri SMA Pesantren al-Adzkar Pamulang),

diwawancarai oleh Rosita, Pamulang 30 Juli 2020, Tangerang Selatan.

Page 127: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

107

gelisah ketika siangnya atau tiba-tiba sakit. Kalau misalkan

baca, adem-adem saja seharian”.36

Begitu juga dengan yang dirasakan oleh Rabih37, tidak beda

jauh dengan teman-temannya.

“Pertama, saya pribadi merasa yakin bahwa Allah memberikan

rasa aman dan menjaga pribadi saya dari segala yang

memudhorotkan, dan juga merasa lebih adem dan dekat sama

Allah Swt”.38

Berbeda halnya dengan yang dirasakan oleh Ellis39.

Menurutnya, dia justru tidak merasakan apa yang dirasakan oleh

teman-temannya. Seperti penuturannya berikut:

“Saya tidak terlalu merasakan hal-hal yang terlalu signifikan

tapi alhamdulillah saya masih diberikan kesehatan sama Allah

Swt., karena saya mungkin manusia yang sering berbuat dosa

jadi saya belum terlalu merasakan manfaat dari al-Ma’ṡūrāt.”40

Adapun perasaan yang berbeda juga datang dari dua orang

santriwati, yaitu Farisa dan Hana. Menurut mereka membaca al-

Ma’ṡūrāt itu menyenangkan, apalagi dengan nada yang khas, yang

dimiliki oleh Pesantren al-Adzkar.

“Senang, seru, tenang, damai. Seru aja sama nadanya.”41

“Perasaannya enak, senang, kayak ngerasa tenang juga, seru

bacanya bareng-bareng.”42

36Arya Maulana Zidane, (Santri SMA Pesantren al-Adzkar Pamulang),

diwawancarai oleh Rosita, Pamulang 30 Juli 2020, Tangerang Selatan. 37Rabih Majdi, (Santri SMA Pesantren al-Adzkar Pamulang), diwawancarai oleh

Rosita, Pamulang 30 Juli 2020, Tangerang Selatan. 38Rabih Majdi, (Santri SMA Pesantren al-Adzkar Pamulang), diwawancarai oleh

Rosita, Pamulang 30 Juli 2020, Tangerang Selatan. 39Ellis Syubban al-Fatih, (Santri SMA Pesantren al-Adzkar Pamulang),

diwawancarai oleh Rosita, Pamulang 30 Juli 2020, Tangerang Selatan. 40Ellis Syubban al-Fatih, (Santri SMA Pesantren al-Adzkar Pamulang),

diwawancarai oleh Rosita, Pamulang 30 Juli 2020, Tangerang Selatan. 41Farisa Mutiara Nazhiva, (Santriwati MTs Pesantren al-Adzkar Pamulang),

diwawancarai oleh Rosita, Pamulang 5 Agustus 2020, Tangerang Selatan. 42Hana Nur Hanifah, (Santriwati MTs Pesantren al-Adzkar Pamulang),

diwawancarai oleh Rosita, Pamulang 5 Agustus 2020, Tangerang Selatan.

Page 128: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

108

Dari beberapa pernyataan di atas, bahwasannya zikir al-

Ma’ṡūrāt ini jika selalu dibaca maka akan mendatangkan rasa aman

dan terlindungi dari segala sesuatu yang dapat merugikan.

Kegiatan zikir al-Ma’ṡūrāt yang diamalkan oleh para santri dan

santriwati di Pesantren al-Adzkar selalu memberikan manfaat dan

dampak pada diri masing-masing. Banyak manfaat yang dirasakan

oleh para santri, begitupun dengan dampaknya. Pelaksanaan zikir ini

dilaksanakan pada dua waktu, salah satunya di waktu pagi.

Pembacaan di waktu pagi ini tidak begitu konsisten, terkadang

dilaksanakan setelah sholat subuh, bahkan pernah juga sebelum

subuh, dan terkadang pula dilaksanakan lima belas menit sebelum

akan melakukan kegiatan belajar.

Ketika kegiatan zikir ini dilakukan sebelum atau sesudah subuh,

tak jarang santri yang merasakan mengantuk ketika membacanya.

Namun, hal ini tidak terlalu berdampak buruk pada diri santri ketika

melanjutkan kegiatan belajar di sekolah. Seperti yang dipaparkan

oleh Nur Habibah:

“Menurut aku, kalau membaca al-Ma’ṡūrātnya sendiri itu tidak

ada dampak buruknya, malah dampak baiknya yang banyak ada.

Cuman kita belum menyadari banyaknya dampak positif dari al-

Ma’ṡūrāt, soalnya kalau dampak buruk itu kan, dia negative

sedangkan al-Ma’ṡūrāt ini isinya pujian kepada Allah, terus

ayat Qur’an sama shalawat kepada Nabi. Jadi kayaknya tidak

ada, untuk dampak buruknya. Cuman kalau ngantuk pada saat

membaca al-Ma’ṡūrāt itu, aku rasa bukan dari dampak

buruknya membaca al-Ma’ṡūrātnya, tapi emang mungkin

tubuhnya kelelahan atau dia kurang tidur, jadi pas lagi baca al-

Ma’ṡūrāt itu ngantuk. Soalnya kan, kalau di pondok banyak

Page 129: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

109

kegiatan, jadi ada yang tubuhnya gampang lelah. Jadi, ketika

baca al-Ma’ṡūrāt kadang suka ngantuk.”43

Begitupun pendapat serupa yang datang dari Nasywa:

“Dampak buruk membaca al-Ma’ṡūrāt seperti mengantuk itu

sebenarnya itu bukan dampak buruk dari al-Ma’ṡūrāt nya, tapi

tuh mengantuknya lebih ke kitanya. Kitanya tuh kalau misalkan

niat nih yah, jujur pengalaman saya tuh kalau misalkan niat

pengen baca al-Ma’ṡūrāt dari awal sampai akhir pun bakal baca

gak ada ngantuk sedikit pun, karena kuat dihatinya. Tapi, kalau

semisal nggak niat apalagi ngebaca sambil bengong itu pasti kita

bakal ngantuk dan pasti bakal tidur juga. Jadi, kalau misalkan

nggak konsentrasi belajar menjadi ngantuk, itu bukan dampak

buruknya dari al-Ma’ṡūrāt, malah dampak buruknya mungkin

tidak ada dari al-Ma’ṡūrāt.”44

Diva juga menyampaikan pendapat yang sama, yaitu:

“Nggak sih, ngantuk mah sering tapi mikirnya bukan gara-gara

al-Ma’surat tapi karena kegiatan, di sini kan kegiatannya padat

dan waktu istirahat juga terbatas. Jadi nggak ada pikiran ah gara-

gara al-Ma’ṡūrāt, tapi kan namnanya juga kita kna lagi belajar,

wajar ibaratnya bersusah-susah dahulu bersenang-senang

kemudian.”45

Pernyataan tersebut menjelaskan bahwasannya ketika mereka

membaca al-Ma’ṡūrāt di waktu yang lebih pagi, yaitu sebelum atau

setelah subuh, sama sekali tidak menghadirkan dampak buruk yang

mereka rasakan, adapun ketika mengantuk pada saat pembacaan al-

Ma’ṡūrāt dan ketika belajar itu dikarenakan kurang konsentrasi

membacanya dan banyaknya kegiatan yang terlalu padat sehingga

waktu istirahat sangat terbatas dan menyebabkan tubuh cepat lelah.

43Nur Habibah, (Santriwati SMA Pesantren al-Adzkar Pamulang), diwawancarai

oleh Rosita, Pamulang 25 Juli 2020, Tangerang Selatan. 44Nasywa Yulia Sari, (Santri SMA Pesantren al-Adzkar Pamulang), diwawancarai

oleh Rosita, Pamulang 25 Juli 2020, Tangerang Selatan. 45Gendis Aura Diva, (Santriwati MTs Pesantren al-Adzkar Pamulang),

diwawancarai oleh Rosita, Pamulang 5 Agustus 2020, Tangerang Selatan.

Page 130: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

110

Pernyataan di atas juga diperkuat oleh para santri yang lain,

seperti penjelasan dari Albar:

“Tidak ada, kalau dari segi dampak buruknya rata-rata sih tidak

ada, soalnya walaupun pagi juga kalau dari diri saya pribadi

tidak ada pengaruh apa-apa meskipun waktu pembacaan al-

Ma’ṡūrāt di sini ganti-ganti jadwalnya, pernah subuh atau

sebelum sekolah, itu tidak ada pengaruh buruk apa-apa

walaupun saya ngantuk.”46

Dampak buruk ketika membaca al-Ma’ṡūrāt terlalu pagi juga

tidak dirasakan oleh Arya.

“Kalau dari dampak buruk sendiri sih nggak ada. Nggak ada

dampak buruk yang saya dapatkan dari al-Ma’ṡūrāt itu, malah

kalau misalkan kayak lebih ke dampak positif saja, lebih nggak

ada dampak buruknya sama sekali.”47

Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Wildan:

“Jujur sih sebenarnya nggak, walaupun nggak al-Ma’ṡūrāt juga

tetap ngantuk, emang biasanya kayak gituh. Dari al-Ma’ṡūrāt

itu kan ada manfaatnya kayak dijaga dari pagi sampai sore, jadi

tuh nggak ada faktor buruknya.”48

Adapun rasa kantuk ketika al-Ma’ṡūrāt itu pasti selalu ada,

bahkan ketika tidak membaca pun rasa kantuk itu selalu

menghampiri. Seperti yang dirasakan oleh Rabih, ketika

pelaksanaannya ia pernah sesekali mengantuk bahkan ketiduran.

“Selama ini sih tidak ada masalah, tidak mengganggu kegiatan

yang lain. Tapi pernah ngantuk dan ketiduran.49

46Muhammad Albar Yudistyo, (Santri SMA Pesantren al-Adzkar Pamulang),

diwawancarai oleh Rosita, Pamulang 30 Juli 2020, Tangerang Selatan. 47Arya Maulana Zidane, (Santri SMA Pesantren al-Adzkar Pamulang),

diwawancarai oleh Rosita, Pamulang 30 Juli 2020, Tangerang Selatan. 48M. Wildan Gymnastiar, (Santri SMA Pesantren al-Adzkar Pamulang),

diwawancarai oleh Rosita, Pamulang 30 Juli 2020, Tangerang Selatan. 49Rabih Majdi, (Santri SMA Pesantren al-Adzkar Pamulang), diwawancarai oleh

Rosita, Pamulang 30 Juli 2020, Tangerang Selatan.

Page 131: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

111

Berbeda halnya dengan Ellis, santri yang hiperaktif sehingga

sama sekali tidak merasakan mengantuk ketika membaca al-

Ma’ṡūrāt ataupun ketika belajar.

“Alhamdulillah saya orangnya agak hiperaktif, jadi walaupun

dilaksanakan pembacaanya habis subuh nggak pernah ngantuk,

jadi walaupun biasanya orang-orang tidur siang atau habis

subuh justru saya nggak mau dan ingin mencari kegiatan yang

lain. Terus juga kalau, setiap perbuatan baik itu pasti nggak ada

hal yang bikin negative, semuanya positif. Al-Ma’ṡūrāt itu

nggak bikin hal-hal negatife, nggak membuat kegiatan itu

menjadi hal negatif.”50

Perasaan yang berbeda dirasakan oleh beberapa santriwati. Ada

keluhan dari mereka ketika pelaksanaa pembacaan al-Ma’ṡūrāt ini

dilakukan terlalu pagi, karena masih ngantuk sehingga tidak

konsentrasi membacanya. Seperti yang disampaikan oleh Hana:

“Ngantuk banget, jadi nggak bisa baca dari awal sampai akhir

karena ngantuk banget. Tapi kalau belajar mah sih nggak

ngerasa ngantuk ngantuknya pas baca al-Ma’ṡūrātnya doang.”51

Begitupun yang disampaikan oleh Farisa:

“Pernah sih, kayak ih bangunnya pagi banget jadinya ngantuk

gituh.”52

Berdasarkan pengakuan para informan terkait dampak yang

dirasakan dari bacaan zikir al-Ma’tsūrāṭ ketika pelaksaannya terlalu

pagi, yang mereka rasakan adalah adanya rasa kantuk dan hilangnya

konsentrasi membaca karena kantuk tersebut. Namun, ada sebagian

santri juga yang tidak merasakan kantuk dikarenakan hiperaktif.

50Ellis Syubban al-Fatih, (Santri SMA Pesantren al-Adzkar Pamulang),

diwawancarai oleh Rosita, Pamulang 30 Juli 2020, Tangerang Selatan 51Hana Nur Hanifah, (Santriwati MTs Pesantren al-Adzkar Pamulang),

diwawancarai oleh Rosita, Pamulang 5 Agustus 2020, Tangerang Selatan. 52Farisa Mutiara Nazhiva, (Santriwati MTs Pesantren al-Adzkar Pamulang),

diwawancarai oleh Rosita, Pamulang 5 Agustus 2020, Tangerang Selatan.

Page 132: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

112

Adapun rasa kantuk yang menghampiri para santri ketika

pelaksanaannya di waktu sebelum atau setelah subuh itu disebabkan

oleh kegiatan yang sangat padat dan kelelahan.

Tabel 1.4

Narasumber/

Informan

Pertanyaan

Apakah selama

membaca zikir al-

Ma’ṡūrāt anda

merasakan

manfaatnya? Apa

saja yang dirasakan?

Adakah dampak

buruk kegiatan

membaca al-

Ma’ṡūrāt ini,

seperti terlalu pagi

sehingga

mengantuk? Tidak

bisa konsentrasi

dalam belajar?

Sering ada teman

kerasukan?

Muhammad Albar

Yudistyo

Merasa terlindungi,

misalnya dari

perbuatan maksiat

juga, terus merasa

enak, tenang, kalau

misalnya hari itu lagi

gelisah nggak tau

kenapa ngerasa jadi

tenang aja, hilang

dengan sendirinya

atau tidak bisa

terselesaikan dengan

cepat.

Tidak ada, kalau

dari segi dampak

buruknya rata-rata

sih tidak ada,

soalnya walaupun

pagi juga kalau dari

diri saya pribadi

tidak ada pengaruh

apa-apa meskipun

waktu pembacaan

al-Ma’ṡūrāt di sini

ganti-ganti

jadwalnya, pernah

subuh atau sebelum

sekolah, itu tidak

ada pengaruh buruk

Page 133: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

113

Narasumber/

Informan

Pertanyaan

Apakah selama

membaca zikir al-

Ma’ṡūrāt anda

merasakan

manfaatnya? Apa

saja yang dirasakan?

Adakah dampak

buruk kegiatan

membaca al-

Ma’ṡūrāt ini,

seperti terlalu pagi

sehingga

mengantuk? Tidak

bisa konsentrasi

dalam belajar?

Sering ada teman

kerasukan?

apa-apa walaupun

saya ngantuk.

Arya Maulana

Zidane

Kalau diri saya

pribadi itu setelah

membaca al-

Ma’ṡūrāt kayak sama

seperti Albar tadi,

merasa terlindungi

saja gituh. Kalau

misalkan nggak baca

al-Ma’ṡūrāt dari pagi

kayak ada perasaan

gelisah ketika

siangnya atau tiba-

tiba sakit. Kalau

misalkan baca, adem-

adem saja seharian

Kalau dari dampak

buruk sendiri sih

nggak ada. Nggak

ada dampak buruk

yang saya dapatkan

dari al-Ma’ṡūrāt

itu, malah kalau

misalkan kayak

lebih ke dampak

positif saja, lebih

nggak ada dampak

buruknya sama

sekali.

Rabih Majdi

Pertama, saya pribadi

merasa yakin bahwa

Allah memberikan

rasa aman dan

Selama ini sih tidak

ada masalah, tidak

mengganggu

kegiatan yang lain.

Page 134: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

114

Narasumber/

Informan

Pertanyaan

Apakah selama

membaca zikir al-

Ma’ṡūrāt anda

merasakan

manfaatnya? Apa

saja yang dirasakan?

Adakah dampak

buruk kegiatan

membaca al-

Ma’ṡūrāt ini,

seperti terlalu pagi

sehingga

mengantuk? Tidak

bisa konsentrasi

dalam belajar?

Sering ada teman

kerasukan?

menjaga pribadi saya

dari segala yang

memudhorotkan, dan

juga merasa lebih

adem dan dekat sama

Allah Swt.

Tapi pernah

ngantuk dan

ketiduran.

Ellis Syubban al-

Fatih

Saya tidak terlalu

merasakan hal-hal

yang terlalu

signifikan tapi

alhamdulillah saya

masih diberikan

kesehatan sama Allah

Swt., karena saya

mungkin manusia

yang sering berbuat

dosa jadi saya belum

terlalu merasakan

manfaat dari al-

Ma’ṡūrāt

Alhamdulillah saya

orangnya agak

hiperaktif, jadi

walaupun

dilaksanakan

pembacaanya habis

subuh nggak pernah

ngantuk, jadi

walaupun biasanya

orang-orang tidur

siang atau habis

subuh justru saya

nggak mau dan

ingin mencari

kegiatan yang lain.

Terus juga kalau,

Page 135: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

115

Narasumber/

Informan

Pertanyaan

Apakah selama

membaca zikir al-

Ma’ṡūrāt anda

merasakan

manfaatnya? Apa

saja yang dirasakan?

Adakah dampak

buruk kegiatan

membaca al-

Ma’ṡūrāt ini,

seperti terlalu pagi

sehingga

mengantuk? Tidak

bisa konsentrasi

dalam belajar?

Sering ada teman

kerasukan?

setiap perbuatan

baik itu pasti nggak

ada hal yang bikin

negative, semuanya

positif. Al-Ma’ṡūrāt

itu nggak bikin hal-

hal negatife, nggak

membuat kegiatan

itu menjadi hal

negatif.

M. Wildan

Gymnastiar

Yang pertama itu hati

merasa semakin

tenang, terus tadi

sama seperti yang

lain juga. Pagi kita itu

terjaga, kan ada

hadisnya kalau

misalkan membaca

al-Ma’ṡūrāt pagi itu

dijaga dari pagi

sampai sore.

Sebaliknya, kalau

Jujur sih

sebenarnya nggak,

walaupun nggak al-

Ma’ṡūrāt juga tetap

ngantuk, emang

biasanya kayak

gituh. Dari al-

Ma’ṡūrāt itu kan

ada manfaatnya

kayak dijaga dari

pagi sampai sore,

Page 136: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

116

Narasumber/

Informan

Pertanyaan

Apakah selama

membaca zikir al-

Ma’ṡūrāt anda

merasakan

manfaatnya? Apa

saja yang dirasakan?

Adakah dampak

buruk kegiatan

membaca al-

Ma’ṡūrāt ini,

seperti terlalu pagi

sehingga

mengantuk? Tidak

bisa konsentrasi

dalam belajar?

Sering ada teman

kerasukan?

misalkan baca dari

sore akan dijaga dari

sore sampai pagi lagi.

Nah itu, semakin

terjaga oleh Allah

dari maksiat-maksiat.

jadi tuh nggak ada

faktor buruknya.

Nasywa Yulia Sari

Membaca al-

Ma’ṡūrāt, membuat

hati menjadi tenang

dan mempermudah

masalah. Semisal,

kita membaca al-

Ma’ṡūrāt di pagi hari,

maka selama

beraktifitas ke sore

hari hati kita selalu

tenang, walaupun kita

dihadapkan dengan

sesuatu yang

membuat amarah,

seperti teman yang

menjengkelkan,

Dampak buruk

membaca al-

Ma’ṡūrāt seperti

mengantuk itu

sebenarnya itu

bukan dampak

buruk dari al-

Ma’ṡūrāt nya, tapi

tuh mengantuknya

lebih ke kitanya.

Kitanya tuh kalau

misalkan niat nih

yah, jujur

pengalaman saya

tuh kalau misalkan

niat pengen baca al-

Page 137: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

117

Narasumber/

Informan

Pertanyaan

Apakah selama

membaca zikir al-

Ma’ṡūrāt anda

merasakan

manfaatnya? Apa

saja yang dirasakan?

Adakah dampak

buruk kegiatan

membaca al-

Ma’ṡūrāt ini,

seperti terlalu pagi

sehingga

mengantuk? Tidak

bisa konsentrasi

dalam belajar?

Sering ada teman

kerasukan?

masalah yang

membuat emosi,

adapun tugas-tugas

yang membuat kita

mumet tuh kita

jalanin aja gituh,

karena hati kita

tenang. Jadi, lebih

diarahin untuk sabar

sabar sabar gituh.

Juga, mempermudah

urusan semisal lagi

ulangan, itu tuh selalu

diusahain gimana

paginya itu harus

baca al-Ma’ṡūrāt.

Kalau pengalaman

yang dirasakan itu

pernah ngebacain al-

Ma’ṡūrāt itu ada

orang yang

kesurupan. Jadi

waktu itu sempet ada

Ma’ṡūrāt dari awal

sampai akhir pun

bakal baca gak ada

ngantuk sedikit pun,

karena kuat

dihatinya. Tapi,

kalau semisal nggak

niat apalagi

ngebaca sambil

bengong itu pasti

kita bakal ngantuk

dan pasti bakal tidur

juga. Jadi, kalau

misalkan nggak

konsentrasi belajar

menjadi ngantuk,

itu bukan dampak

buruknya dari al-

Ma’ṡūrāt, malah

dampak buruknya

mungkin tidak ada

dari al-Ma’ṡūrāt.

Page 138: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

118

Narasumber/

Informan

Pertanyaan

Apakah selama

membaca zikir al-

Ma’ṡūrāt anda

merasakan

manfaatnya? Apa

saja yang dirasakan?

Adakah dampak

buruk kegiatan

membaca al-

Ma’ṡūrāt ini,

seperti terlalu pagi

sehingga

mengantuk? Tidak

bisa konsentrasi

dalam belajar?

Sering ada teman

kerasukan?

temen ataupun kakak

kelas yang

kesurupan, itu tuh

seringnya tuh yang

dibaca bacaan al-

Ma’ṡūrāt

Nurhabibah

Ketika membaca al-

Ma’ṡūrāt hati merasa

lebih tenang, apalagi

kalau dibaca rame-

rame aku ngerasa

bener-bener lagi

meminta dihadapan

Allah sama halnya

kalau kita lagi sholat

berjama’ah lebih

ngefeel gituh lebih

berasa kayak bener-

bener kita tuh lagi

dihadapan Allah, lagi

meminta sama Allah.

Aku juga ngerasa

kalau membaca al-

Ma’ṡūrātnya

sendiri itu tidak ada

dampak buruknya,

malah dampak

baiknya yang

banyak ada. Cuman

kita belum

menyadari

banyaknya dampak

positif dari al-

Ma’ṡūrāt, soalnya

kalau dampak

buruk itu kan, dia

negative sedangkan

al-Ma’ṡūrāt ini

Page 139: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

119

Narasumber/

Informan

Pertanyaan

Apakah selama

membaca zikir al-

Ma’ṡūrāt anda

merasakan

manfaatnya? Apa

saja yang dirasakan?

Adakah dampak

buruk kegiatan

membaca al-

Ma’ṡūrāt ini,

seperti terlalu pagi

sehingga

mengantuk? Tidak

bisa konsentrasi

dalam belajar?

Sering ada teman

kerasukan?

lebih berani aja sih,

nggak takut sama hal-

hal yang kayak setan

yang kayak gituh-

gituh, rasa takut itu

seakan-akan hilang

gituh aja. Kalau lagi

sedih itu bisa semakin

mengingatkan kita

sama Allah sama

Rasulullah. Terus

juga ketika baca

Robithah itu ngerasa

banget

persaudaraanya

dihadapan Allah jadi

kayak apa ya, yah

pokoknya kayak ini

bener-bener saudara

kita yang disaksikan

oleh Allah gituh,

semoga sampai

isinya pujian

kepada Allah, terus

ayat Qur’an sama

shalawat kepada

Nabi. Jadi kayaknya

tidak ada, untuk

dampak buruknya.

Cuman kalau

ngantuk pada saat

membaca al-

Ma’ṡūrāt itu, aku

rasa bukan dari

dampak buruknya

membaca al-

Ma’ṡūrātnya, tapi

emang mungkin

tubuhnya kelelahan

atau dia kurang

tidur, jadi pas lagi

baca al-Ma’ṡūrāt

itu ngantuk.

Soalnya kan, kalau

di pondok banyak

Page 140: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

120

Narasumber/

Informan

Pertanyaan

Apakah selama

membaca zikir al-

Ma’ṡūrāt anda

merasakan

manfaatnya? Apa

saja yang dirasakan?

Adakah dampak

buruk kegiatan

membaca al-

Ma’ṡūrāt ini,

seperti terlalu pagi

sehingga

mengantuk? Tidak

bisa konsentrasi

dalam belajar?

Sering ada teman

kerasukan?

akhirat kita bisa

bersaudara

kegiatan, jadi ada

yang tubuhnya

gampang lelah.

Jadi, ketika baca al-

Ma’ṡūrāt kadang

suka ngantuk.

Farisa Mutiara

Nazhiva

Senang, seru, tenang,

damai. Seru aja sama

nadanya.

Pernah sih, kayak ih

bangunnya pagi

banget jadinya

ngantuk gituh.

Hana Nur Hanifah

Perasaannya enak,

senang, kayak

ngerasa tenang juga,

seru bacanya bareng-

bareng.

Ngantuk banget,

jadi nggak bisa baca

dari awal sampai

akhir karena

ngantuk banget.

Tapi kalau belajar

mah sih nggak

ngerasa ngantuk

ngantuknya pas

baca al-

Page 141: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

121

Narasumber/

Informan

Pertanyaan

Apakah selama

membaca zikir al-

Ma’ṡūrāt anda

merasakan

manfaatnya? Apa

saja yang dirasakan?

Adakah dampak

buruk kegiatan

membaca al-

Ma’ṡūrāt ini,

seperti terlalu pagi

sehingga

mengantuk? Tidak

bisa konsentrasi

dalam belajar?

Sering ada teman

kerasukan?

Ma’ṡūrātnya

doang.

Gendis Aura Diva

Kalau ada masalah,

terus baca al-

Ma’ṡūrāt jadi merasa

lebih baik. Lebih

sadar dengan perilaku

antara yang baik dan

tidak, ibadah lebih

bersemangat.

Ngerasa terjaga,

karena pernah dulu

kan nggak ngerti

maksud al-Ma’tsura

itu buat apa gitu, terus

nanya sama kaka

kelas “kak, al-

Ma’ṡūrāt itu buat

apasih kak?” terus

katanya “al-Ma’ṡūrāt

itu untuk melindungi

kita dari gangguan jin

Nggak sih, ngantuk

mah sering tapi

mikirnya bukan

gara-gara al-

Ma’surat tapi

karena kegiatan, di

sini kan

kegiatannya padat

dan waktu istirahat

juga terbatas. Jadi

nggak ada pikiran

ah gara-gara al-

Ma’ṡūrāt, tapi kan

namnanya juga kita

kna lagi belajar,

wajar ibaratnya

bersusah-susah

dahulu bersenang-

senang kemudian.

Page 142: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

122

Page 143: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

123

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pesantren al-Adzkar Pamulang membiasakan pembacaan Zikir

al-Ma’tsūrāṭ pada pagi dan sore hari. Di dalam zikir tersebut

terdapat ayat-ayat al-Quran yang dibacakan. Dalam praktiknya, zikir

tersebut dibaca secara rutin pada pagi dan sore hari. Namun,

pembacaan pagi terkadang tidak dibaca karena ada kegiatan lain

diwaktu bersamaan. Meskipun demikian, pembacaan zikir sore tetap

dilaksanakan. Pembacaan zikir dipimpin oleh seorang santri di

Masjid santri putra dan santriwati di Aula santri putri yang diikuti

oleh para santri dan santriwati. Zikir tersebut berisi ayat-ayat al-

Quran dan doa-doa kepada Allah. Zikir al-Ma’ṡūrāt yang digunakan

di pesantren tersebut adalah zikir al-Ma’ṡūrāt Wāzifah Sughrā.

Semua ayat yang terdapat dalam zikir tersebut dibacakan secara

keseluruhan, sedangkan untuk pembacaan doa dibaca sebanyak satu

kali. Hal ini dilakukan supaya waktunya lebih efisien.

Menurut penjelasan dari Ustadz Ali Rahmat selaku pimpinan

pesantren dikatakan bahwa zikir al-Ma’ṡūrāt ini dilakukan dengan

melihat kondisi waktu luang di pagi dan sore hari, kegiatan zikir

tersebut selalu diusahakan untuk dibaca, meskipun hanya waktu pagi

atau sore saja, karena padatnya kegiatan di pesantren. Meskipun

demikian, zikir al-Ma’ṡūrāt ini diharapkan banyak memberikan

manfaat dan dampak yang baik bagi para santri dan pesantren.

Diantara manfaatnya adalah sebagai pelindung diri, penenang hati,

memberikan kemudahan dalam segala urusan, dan menghilangkan

rasa takut kepada selain Allah. Manfaat tersebut bisa dirasakan oleh

Page 144: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

124

para santri dan juga pesantren itu sendiri. Meskipun dalam faktanya,

masih ditemukan santri yang mengaku belum dapat merasakan

manfaat dari zikir al-Ma’ṡūrāt tersebut, seperti masih saja terhambat

dalam proses belajar, maupun mereka yang memiliki sikap yang

kurang terpuji. Hal tersebut dikarenakan masing-masing individu

yang berbeda-beda dalam proses pengamalannya.

B. Saran

Penulis sudah melakukan penelitian terhadap penggunaan al-

Qur’an dan praktiknya dalam bentuk zikir al-Ma’ṣūrāt. Akan tetapi,

penulis merasakan masih banyak kekurangan yang perlu

disempurnakan oleh peneliti selanjutnya, misalnya yaitu:

1. Dari sisi para santri, tentang bagaimana para santri mampu

mewujudkan akhlak qurani ketika berada di pesantren ataupun

ketika sudah keluar dari pesantren.

2. Bagaimana menumbuhkan minat para santri supaya memiliki

keinginan untuk terus mengamalkan zikir al-Ma’ṡūrāt dalam

kehidupannya sehari-hari.

Page 145: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

125

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Tria. “10 Keutamaan al-Ma’tsurat, Dzikir Pagi dan Petang

Lengkap dengan Video Bacaan dan Terjemahan,” Diakses, 14

September, 2019,

https://palembang.tribunnews.com/amp/2019/09/14/10-keutamaan-

al-matsurat-dzikir-pagi-petang-lengkap-dengan-video-bacaan-dan-

terjemahan?page=3

Ali, Muhammad. “Kajian Naskah dan Kajian Living Qur’an dan Living

Hadis”. Journal of Qur’an dan Hadis Studies. vol.4, no.2 (2015):

153.

Astuti, Fousiah Dwi. “Konsep Wirid Qur’ani (Studi Atas Kitab al-

Ma’tsurat Karya Hasan al-Banna)”. Skripsi S1., Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013.

Aswin. “Kualitas Hadis Doa dan Zikir Pagi Petang dalam al-Ma’tsurat al-

Shugra Karya Hasan al-Banna”. Skripsi S1., Universitas Islam

Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, 2018.

al-Banna, Hasan. al-Ma’ṡūrāt Wazhifah Kubro. Surakarta: Indiva, 2014.

....... Al-Ma’ṡūrāt Zikir Pagi dan Sore. Surakarta: Ziyad Books, 2017.

....... Risalah Pergerakan (Majmu’atu Rasa’il). Surakarta: Era Adicitra,

2016.

Departemen Agama RI. Mushaf Al-Qur’an dan Terjemah, terj. Yayasan

Penyelenggara Penerjemah Al-Quran. Jakarta Timur: Pustaka al-

Kautsar, 2009.

Departemen Agama RI. Mushaf Al-Quran dan Terjemah, terj. Yayasan

Penyelenggara Penerjemah Al-Quran. Jakarta: CV Darus Sunah,

2002.

Diantoro, Amri. “Tradisi Zikir al-Ma’ṡūrāt pada Kader Unit Kegiatan

Mahasiswa Bidang Pembinaan Dakwah UIN Raden Intan

Page 146: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

126

Lampung”. Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Raden Intan

Lampung, 2015

Eldeeb, Ibrahim. Be A Living Quran, terj. Faruq Zaini. Tangerang: Lentera

Hati , 2009.

Hasanah, Mahfidatul. “Praktik Pembacaan Ayat-Ayat Alquran dalam

Zikir Al-Ma’tsūrāt (Studi Kasus di Pesantren Mahasiswa Al-Manar

Universitas Muhammadiyah Ponorogo)”. Skripsi S1., Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020.

Idris, Muhammad. “Konsep Zikir dalam al-Qur’an (Studi atas Penafsiran

M. Quraish Shihab)”. Skripsi S1., Universitas Islam Negeri

Alauddin Makassar, 2016.

Jannah, Nur. “Pengaruh Zikir al-Ma’tsurat dan Terjemahannya Terhadap

Penurunan Kecemasan Siswa Menghadapi Ujian Nasional”.

Universitas Islam Negeri Antasari, vol. 5, no. 2 (November 2017):

155.

Junaedi, Didi. “Living Qur’an (Sebuah Pendekatan Baru Dalam Kajian al-

Qur’an)”. Istitut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati. vol.4, no.2

(Cirebon 2015): 169.

Latifah, “La Ilaha Illa Allah Sebagai Afdhalu Dzikri Tinjauan

Multidimensi”. Jurnal, vol.2, no.2 (Juli 2018): 58-70.

Maesaroh, Tuti. “Zikir Sebagai Penenang Hati Menurut Pandangan Ibn

Qayyim al-Jauziyyah dan al-Ghazali)”. Skripsi S1., Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Manzur, Ibn. Lisan al-‘Arab. Jilid 3. Bierut Dar al Ma’arif, 1990.

Muhtador, Moh. “Pemaknaan Ayat al-Qur’an dalam Mujahadah: Studi

Living Qur’an di Pondok Pesantren al-Munawwir Krapyak

Komplek al-Kandiyas.” Jurnal Penelitian. vol. 8, no.1, (Februari

2014): 96.

Page 147: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

127

Murni, Dewi. “Paradigma Umat Beragama Tentang Living Quran”. Jurnal

Syahadah. vol. IV, no. 2 (Oktober 2016): 80-81.

Mustaqim, Abdul. Epistemologi Tafsir Kontemporer. Yogyakarta: Lkis,

2012.

Mustaqim, Abdul. Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir, Cet. I.

Yogyakarta: Idea Press, 2015.

Nawawi, Ismail. Risalah Dzikir dan Do’a Penerobos Tirai Risalah Ilahi

(Tinjauan dari Aqidah, Fikih dan Tasawuf). Surabaya: Karya Agung

Surabaya, 2008.

Quthb, Sayyid. Tafsir Fi Zhilalil Qur’an: Di Bawah Naungan al-Qur’an,

terj. M. Misbah dan Aunur Rafiq Shaleh Tamhid. Juz. 1. Jakarta:

Robbani Press, 2005.

....... Tafsir Fi Zhilalil Qur’an: Di Bawah Naungan al-Qur’an, terj. M.

Misbah dan Aunur Rafiq Shaleh Tamhid. Juz. 6. Jakarta: Robbani

Press, 2005.

....... Tafsir Fi Zhilalil Qur’an: Di Bawah Naungan al-Qur’an, terj. M.

Misbah dan Aunur Rafiq Shaleh Tamhid. Juz. 13. Jakarta: Robbani

Press, 2005.

al-Rahman, Muhammad bin ‘Abd. Al-Kumais zikr al Jamil bain al

Iibtidail, Terj. Abu Hakim. Solo: At-Tibayan, 2005.

Rahman, Syahrul. “Living Qur’an: Studi Kasus Pembacaan al-Ma’tsurat

di Pesantren Khalid Bin Walid Pasir Pengaraian Kab. Rokan Hulu.”

Jurnal Syahadah. vol. IV, no. 2 (Oktober 2016).

Rauf, Abdul Aziz Abdul. Menghafal Al-Quran Itu Mudah Seri 2 Anda

Bisa Menjadi Hafidz Al-Quran. Jakarta: Markas Al-Quran, 2010.

Riyadi, Dimas Rahmat. “Pembacaan al-Ma’ṡūrāt (Studi Living Qur’an

Bagi Para Santri Pondok Pesantren Ihyaul Qur’an Bengkulu

Tengah)”. Skripsi S1., Institut Agama Islam Negeri Bengkulu, 2019.

Page 148: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

128

Riyanto, Geger. Peter L. Berger: Perspektif Metateori Pemikiran. Jakarta:

LP3ES, 2009.

Rumy, Fahd Abdurrahman Ibn Sulaiman. Buhus fi Ushul al-Tafsir wa

Manahijuhu. Riyadh: Maktabah at-Taubah, 1420 H.

Saefulloh, Aris. “Terapi Zikir Jama’ati di Desa Luwoo dan Tenggela

Kabupaten Gorontalo.” Jurnal Al-Ulum. vol. 12, no. 1, (Juni 2012).

Said, Hasani Ahmad. “Meneguhkan Kembali Tradisi Pesantren di

Nusantara”. Jurnal Kebudayaan Islam. vol. 9, no. 2, (Juli-Desember

2011): 178-193.

....... “Corak Sastra Tafsir al-Azhar: Studi Atas Ayat-ayat Sastra Alquran

dalam Khazanah Tafsir Nusantara Karya Hamka”, Penelitian

Individual, Puslitpen LP2M IAIN Raden Intan Lampung, tahun

2014.

....... “Corak Kalam Tafsir Fath al-Qadir: Telaah Atas Ayat-ayat Kalam

Karya al-Syaukani: Tesis S2 PPs UIN Jakarta, tahun 2007.

....... Diskursus Munasabah al-Qur’an dalam Tafsir al-Mishbah. Jakarta:

Amzah, 2015.

....... “Menggagas Munasabah al-Qur’an”. Hunafa: Jurnal Studia

Islamika. Vol. 13, No. 1, (Juni 2016) 1-34.

Saleh, Arman Yurisaldi. Berzikir untuk Kesehatan Syaraf. Jakarta: Hikaru

Publishing, 2018.

Salim, Fahmi. Tadabbur Quran di Akhir Zaman. Yogyakarta: Omah

Dakwah Pro-U Media, 2017.

Shabuni, Syaikh Muhammad Ali. Shafwatut Tafsir, jilid. 4. Jakarta:

Pustaka al-Kautsar, 2011.

Shihab, M. Quraish. Membumikan al-Qur’an. Bandung: Mizan, 1996.

Page 149: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

129

....... Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Quran. Jakarta:

Lentera Hati, 2002.

....... Wawasan Al-Qur’an tenang Zikir dan Do’a. Ciputat: Lentera Hati,

2006.

Soleh, Harmathilda H. “Do’a dan Zikir dalam Meningkatkan Kecerdasan

Emosi.” Jurnal Psikologi Islami. vol. 2, no. 1 (2016): 29.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2017.

Syafei, Abdullah (Pembina Asrama Putra Pesantren Yatim Cahaya

Madinah). Diwawancarai oleh Lutfia Istiqomah. Pamulang, 14

November 2019, Banten.

Syamsuddin, Sahiron. “Ranah-ranah penelitian dalam studi al-Qur’an dan

Hadis”. dalam Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis.

Yogyakarta: Teras, 2007.

....... Metodologi Penelitian Living Quran dan Hadis. Yogyakarta: Teras

Press, 2007.

Taufikin, Muhammad. “Pengaruh Zikir Al-Asmaa Ul-Husna terhadap

Perilaku Keagamaan Siswa-siswi Panti Asuhan Wira Adi Karya

Ungaran.” Skripsi S1., Institut Agama Islam Negeri Walisongo

Semarang, 2010.

Umam, Koirul. Konsep Zikir menurut Al-Maraghi. Skripsi S1 UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2011.

Yaqien, Nurul. “Pengaruh Zikir terhadap Perilaku Santri di Pondok

Pesantren Mahasiswa Universal Bandung.” Skripsi S1., Universitas

Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, 2018.

Page 150: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …
Page 151: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

131

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran I

HASIL WAWANCARA PENGASUH PESANTREN

Wawancara I

Nama Pengasuh Pesantren : KH. Ali Rahmat, MIS

Hari/Tanggal : Kamis, 13 Agustus 2020

Da 32 ftar Pertanyaan dan Jawaban

A. Latar Belakang Pembacaan al-Ma’ṣūrāt

1. Apa alasan-alasan pesantren al-Adzkar mengadakan kegiatan

pembacaan zikir al-Ma’ṡūrāt pagi dan sore hari?

Jawab: Karena al-Ma’tsurat itu isinya doa, doa matsur. Doa

mat’sur itu kan doa yang selalu dibaca oleh Nabi

Muhammad.

2. Apa tujuan dan harapan yang ingin dicapai dari kegiatan

pembacaan zikir al-Ma’ṡūrāt ini, bagi pesantren khususnya dan

bagi para santri secara umum?

Jawab: Pertama untuk membangun ruhiyah para santri. Yang

kedua yah memang itu doa yang disuruh yaitu ud’unī

astajiblakum.1 Harapan untuk pesantren yaitu supaya anak-

anak terbangun ruhiyahnya, semangat ibadahnya,

kebaikannya bias terbangun melalui doa-doa zikir tersebut.

3. Bahwa di dalam rangkaian zikir al-Ma’ṡūrāt ada beberapa ayat-

ayat al-Qur’an (QS al-Fātiḥaḥ:1-7; al-Baqarah:1-5, 255-257, 284-

م داخرين 1 ون جهني سيدخل برون عن عبادت

ذين ي ستك

م ان ال

ك

ستجب ل

ي ا م ادعون

ربك

وقال

“Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan

bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk

neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” QS. Ghafir: 60.

Page 152: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

132

286; al-Ikhlāṣ:1-4; al-Falaq:1-5; al-Nās: 1-6 dan ayat-ayat lain

dalam Wāzifah Kubrā) yang menjadi bagian dari rangkaian zikir

dan doa. Bagaimana ustadz/ustadzah selaku pendiri/pengasuh

pesantren memahami kandungan makna ayat-ayat tersebut?

Jawab: Karena ayat-ayat itu yang sering dibaca oleh Nabi

Muhammad pada pagi dan sore hari, makanya kita

mengikuti. Tentu ayat-ayat itu memiliki keutamaan-

keutamaan.

4. Apakah ada kesesuaian makna kandungan ayat dengan tujuan

kegiatan pembacaan al-Ma’ṡūrāt ini?

Jawab: Ayat-ayat tersebut kan semuanya Kalamullāh, firman

Allah, dan kalau kita baca akan berpengaruh kepada

kejiwaan kita, baik kita rutinkan. Kan Allah senang dengan

sesuatu yang rutin, yang kontinyu, kita rutinkan pagi dan

sore, tentu akan besar pengaruhnya kepada Pendidikan

pesantren. Pendidikan pesantren untuk mendidik santri-

santri menjadi lebih semangat, memiliki semangat ruhiyah,

berbuat baik yang kuat dan semangat untuk beramal sholeh

yang bagus.

5. Mengapa pilihan zikirnya adalah bacaan al-Ma’ṡūrāt susunan

Hasan Al-Banna? Mengapa bukan zikir lainnya (karena pesantren

lain ada yang memilih zikir Ratib al-Haddad atau al-Aṭas)?

Jawab: Sama saja sebenarnya, karena itu kan pilihan, kita boleh

milih Ratib al-Hadad, boleh milih al-Ma’tsurat dan boleh

milih ratib-ratib yang lain. Makanya, kalau menurut saya

kurang lebih sama saja antara Ratib al-Hadad dengan zikir

al-Ma’tsurat dengan doa-doan yang lain sama saja. Semua

memiliki keutamaan-keutamaan.

Page 153: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

133

6. Menurut ustadz/ustadzah, apa manfaat yang diharapkan akan

didapat oleh santri baik dalam jangka pendek selama berada di

pesantren maupun dalam masa hidup selanjutnya setelah selesai

mondok dengan pembacaan zikir al-Ma’ṡūrāt yang dibiasakan

dibaca di pondok pagi dan sore ini?

Jawab: Harapannya agar para santri selalu ingat kepada Allah, agar

mereka terjaga dirinya dari gangguan-gangguan perilaku-

perilaku yang tidak baik, baik selama di pesantren ataupun

di luar pesantren. Dan kami berharap ini menjadi zikir wirid

harian mereka juga baik di pesantren ataupun di luar

pesantren, karena saya melihat antara ratib al-Hadad ataupun

ratib-ratib yang lain dengan al-Ma’tsurat itu semua memiliki

keutamaan-keutamaan. Ratib itu kan wirid-wirid yang

dikumpulkan dan dirutinkan oleh syekh tertentu atau ulama

tertentu, al-Ma’tsurat juga sama seperti itu

B. Praktik Pembacaan Zikir al-Ma’ṡūrāt

1. Alasan pemilihan waktu pembacaan al-Ma’ṡūrāt di pagi hari

setelah subuh dan sebelum maghrib? Bagaimana menyiasati

padatnya jadwal pengajian lain di waktu pagi/petang?

Jawab: Melihat kondisi waktu pagi dan sore. Karena pagi dan sore

punya waktu yang luang untuk memungkinkan membaca al-

Ma’tsurat di waktu itu. Sebenarnya kita membaca setelah

subuh atau sebelum subuh itu memungkinkan saja yang

penting pagi-pagi. Karena itu bukan sesuatu kemestian.

2. Sepenting apa pembacaan zikir ini dan apakah tidak tergantikan

atau justru terkalahkan oleh kegiatan lain yang lebih penting?

Page 154: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

134

Jawab: Kita mencari celah-celah waktu yang memungkinkan

untuk anak-anak membaca al-Ma’tsurat dan itu juga ketika

anak-anak ada kegiatan yang lain, kita pilih mana yang lebih

penting dan didahulukan. Tidak selalu membaca al-

Ma’tsurat, kadang-kadang pagi saja, kadang-kadang sore

saja, kadang-kadang pagi dan sore, tidak mutlak.

3. Mengapa pembacaan ayat/surah dan doa-doanya di pesantren ini

hanya dibaca sekali-sekali saja, tidak diulang tiga kali? Atau tidak

diulang 10 dan 100 kali untuk bacaan salawat dan tasbih seperti

ketentuan dalam buku? Mohon penjelasan Bapak/ibu ustadz....

Jawab: Karena keterbatasan waktu, merujuk kepada kaidah “apa

yang tidak bisa dilakukan semuanya jangan ditinggalkan

semuanya” nah itu, yang penting kita baca.

4. Apakah hal tersebut di atas (poin 3) dengan dibaca tanpa diulang-

ulang tidak mengurangi arti penting zikir al-Ma’ṡūrāt itu sendiri?

Jawab: Tentu mengurangi keutamaannya. Beda kita membaca tiga

kali dengan satu kali dengan sepuluh kali tentu berbeda

keutamaanya. Hanya saja saya berprinsipnya “apa yang tidak

bisa digapai semuanya jangan ditinggalkan semuanya. Kita

bisanya hanya segitu, ya sudah kita lakukan sebisanya kita,

karena itu bukan kewajiban, kecuali kalau memang harus

wajib seperti sholat harus lima waktu, sesempit apapun kita

tetap harus melakukan sholat lima waktu, tapi kalau

membaca al-ma’tsurat bilangan-bilangan bacaan dalam al-

Ma’tsurat itu bukan sesuatu yang diwajibkan. Kita lakukan

selama kita bias melakukan

Page 155: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

135

Wawancara II

Nama Pengasuh Pesantren : Ahmad Supandi, S.H

Hari/Tanggal : Jum’at, 14 Agustus 2020

Daftar Pertanyaan dan Jawaban

A. Latar Belakang Pembacaan al-Ma’ṣūrāt

1. Apa alasan-alasan pesantren al-Adzkar mengadakan kegiatan

pembacaan zikir al-Ma’ṡūrāt pagi dan sore hari?

Jawab: Yang pertama yaitu bagian dari program pesantren, kedua

untuk membiasakan anak-anak membaca al-Qur’an dan

mencintai al-Qur’an.

2. Apa tujuan dan harapan yang ingin dicapai dari kegiatan

pembacaan zikir al-Ma’ṡūrāt ini, bagi pesantren khususnya dan

bagi para santri secara umum?

Jawab: Tujuan untuk pesantren sendiri yaitu tujuannya untuk anak-

anak agar lebih mendekatkan diri kepada Allah, karena

dengan membaca al-Ma’tsurat pahalanya cukup besar sekali,

fadhilah-fadhilahnya juga banyak. Yang kedua agar anak-

anak santri juga mengerti al-Ma’tsurat itu apa saja dan

diharapkan para santri bisa dan terbiasa membaca al-

Ma’tsurat itu, karena kalau tidak dibiasakan santri tidak akan

membaca al-Ma’tsurat.

3. Bahwa di dalam rangkaian zikir al-Ma’ṡūrāt ada beberapa ayat-

ayat al-Quran (QS al-Fātiḥaḥ:1-7; al-Baqarah:1-5, 255-257, 284-

286; al-Ikhlāṣ:1-4; al-Falaq:1-5; al-Nās: 1-6 dan ayat-ayat lain

dalam Wāzifah Kubrā) yang menjadi bagian dari rangkaian zikir

dan doa. Bagaimana ustadz/ustadzah selaku pendiri/pengasuh

pesantren memahami kandungan makna ayat-ayat tersebut?

Page 156: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

136

Jawab: Yang pertama pada QS. Al-fatihah, surat ini kan disebut

juga dengan ummul kitab yang dimana manfaatnya sangat

besar sekali dan juga banyak fadhilah yang bisa diterima oleh

anak-anak. Yang kedua pada QS. Al-Baqarah, surat ini juga

sangat bagus sekali untuk anak-anak untuk membentengi

diri, karena disitu kata nabi siapa setiap rumah yang

dibacakan suratul Baqarah maka setan pun tidak akan masuk.

Diharapkan juga ketika membaca surah al-baqarah ini

menjadi wirid untuk anak-anak dan bisa meruqyah diri

sendiri. Kemudian ayat kursi, dari segi manfaat juga sangat

besar sekali bagi anak-anak, apalagi ayat kursi itu bisa

menjadi wiridan. Kemudian surat al-Ikhlas, untuk

meyakinkan kepada para santri tentang ke-Esaan Allah.

4. Menurut ustadz/ustadzah, apa manfaat yang diharapkan akan

didapat oleh santri baik dalam jangka pendek selama berada di

pesantren maupun dalam masa hidup selanjutnya setelah selesai

mondok dengan pembacaan zikir al-Ma’ṡūrāt yang dibiasakan

dibaca di pondok pagi dan sore ini?

Jawab: Diharapkan untuk anak-anak agar menjadikan al-Ma’tsurat

ini sebagai wirid, karena jika al-Qur’an sudah menjadi wirid

dalam diri kita, sudah menjadi bagian dari kita manfaatnya

besar sekali, yang pertama jika sering membaca al-Qur’an

itu bisa membersihkan dirinya dari perasaan-perasaan jelek

dari gangguan-gangguan setan. Kalau perintah nabi kan gini

‘bacalah al-Qur’an, karena dia akan menjadikan syafa’at

bagimu’. Dan juga, al-Qur’an sebagai syifa, penyembuh dari

berbagai penyakit, dengan harapan kalau santri membaca al-

Qur’an penyakit-penyakit hati, dengki, iri, semuanya

Page 157: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

137

insyaallah bisa terobati. Karena kalau al-Qur’an sudah

menjadi wirid insyaallah setiap langkah kita dibimbing oleh

Allah SWT,. karena itu bagian untuk mendekatkan diri

kepada Allah

B. Praktik Pembacaan Zikir al-Ma’ṡūrāt

1. Sepenting apa pembacaan zikir ini dan apakah tidak tergantikan

atau justru terkalahkan oleh kegiatan lain yang lebih penting?

Jawab: Al-Ma’tsurat itu sebenarnya sangat penting dan tidak bisa

digantikan dengan kegiatan yang lain, karena kan isinya itu,

makna dari al-Ma’tsurat itu banyak sekali. Sekalipun ada

kegiatan yang lain seperti kegiatan Bahasa diwaktu pagi, tapi

tetap al-Ma’tsurat itu tetap dibaca meskipun hanya satu kali

pada sore hari.

2. Mengapa pembacaan ayat/surah dan doa-doanya di pesantren ini

hanya dibaca sekali-sekali saja, tidak diulang tiga kali? Atau tidak

diulang 10 dan 100 kali untuk bacaan salawat dan tasbih seperti

ketentuan dalam buku? Mohon penjelasan Bapak/ibu ustadz....

Jawab: Karena waktu. Waktu yang ada di pesantren untuk

anak-anak ini sangat padat sekali, begitupun ketika membaca

al-Ma’tsurat kita berusaha untuk menyiasati waktunya agar

tidak meninggalkan kegiatan yang lain. Kalau dibaca tiga

kali tiga kali, nanti waktunya keburu habis dan kegiatan yang

lain bisa terganggu. Tapi kan yang penting rutinitasnya, tiap

hari dibacanya, insyaallah meskipun hanya sehari sekali dan

dalam waktu lima belas menit pembacaan al-Ma’tsurat akan

tetap berdampak baik bagi santri

Page 158: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

138

3. Apakah hal tersebut di atas (poin 3) dengan dibaca tanpa diulang-

ulang tidak mengurangi arti penting zikir al-Ma’ṡūrāt itu sendiri?

Jawab: Tidak mengurangi arti pentingnya, itu kan rangkuman

ulama semuanya yang sudah dirangkum, kenapa tiga kali

karena Allah kan suka yang ganjil-ganjil, ini juga kita

bacanya sekali-sekali juga ganjil, sekali tapi dibacanya setiap

hari bahkan sehari dua kali insyaallah tidak jauh beda dengan

dibaca tiga kali, yang penting rutinitasnya dan jangan sampai

anak-anak tidak baca sama sekali

Wawancara III

Nama Pengasuh Pesantren : Abdul Basit

Hari/Tanggal : Jum’at, 14 Agustus 2020

Daftar Pertanyaan dan Jawaban

A. Latar Belakang Pembacaan al-Ma’ṣūrāt

1. Apa alasan-alasan pesantren al-Adzkar mengadakan kegiatan

pembacaan zikir al-Ma’ṡūrāt pagi dan sore hari?

Jawab: Waktu pertama saya ke sini, alhamdulillah memang sudah

ada kegiatan al-Ma’tsurat tersebut, dan kalau kita lihat

sekilas kan memang pesantren itu yang diutamakan ketaatan

dan keberkahannya kan. Dan al-Ma’tsurat ini alhamdulillah

salah satu untuk kita mendekatkan diri kita kepada Allah dan

efeknya akan memberikan keberkahan kepada kita dan

kepada seluruh santri, dengan kita memperbanyak doa kita

akan dimudahkan oleh Allah disegala hal.

2. Apa tujuan dan harapan yang ingin dicapai dari kegiatan

pembacaan zikir al-Ma’ṡūrāt ini, bagi pesantren khususnya dan

bagi para santri secara umum?

Page 159: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

139

Jawab: Ya itu, keberkahan lagi keberkahan lagi, dan harapannya

ya mereka bisa mengamalkan mulai dari pesantren kemudian

diamalkan lagi sampai di rumah diamalkan terus sampai

akhir hayat mereka, karena al-Ma’tsurat ini doa-doa sebagai

pelindung, pelindung dari jin, dari setan, dan bisa mengambil

keberkahan-keberkahan dari zikir tersebut

3. Bahwa di dalam rangkaian zikir al-Ma’ṡūrāt ada beberapa ayat-

ayat al-Quran (QS al-Fātiḥaḥ:1-7; al-Baqarah:1-5, 255-257, 284-

286; al-Ikhlāṣ:1-4; al-Falaq:1-5; al-Nās: 1-6 dan ayat-ayat lain

dalam Wāzifah Kubrā) yang menjadi bagian dari rangkaian zikir

dan doa. Bagaimana ustadz/ustadzah selaku pendiri/pengasuh

pesantren memahami kandungan makna ayat-ayat tersebut?

Jawab: Secara garis besar anak-anak mungkin belum mengerti

tentang al-Ma’tsurat secara mendalam, tapi kalau secara

sekilas sih, mereka membaca ayat kursi, al-Ikhlas, al-Falaq,

an-Nas itu agar kita terjaga dari keburukan-keburukan,

terjaga dari jin dan segala dari golongan jin, dan kemalasan-

kemalasan.

4. Apakah ada kesesuaian makna kandungan ayat dengan tujuan

kegiatan pembacaan al-Ma’ṡūrāt ini?

Jawab: Sesuai banget, sangat sesuai karena dalam kandungan ayat

salah satunya kita berlindung kepada Allah dari setan,

berlindung dari jin, minta keberkahan kepada Allah,

semuanya sesuai banget dengan kandungan ayat-ayat

tersebut.

5. Mengapa pilihan zikirnya adalah bacaan al-Ma’ṡūrāt susunan

Hasan Al-Banna? Mengapa bukan zikir lainnya (karena pesantren

lain ada yang memilih zikir Ratib al-Haddad atau al-Attas)?

Page 160: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

140

Jawab: Karena al-Ma’tsurat emang bagus untuk zikir pagi dan

petang.

6. Menurut ustadz/ustadzah, apa manfaat yang diharapkan akan

didapat oleh santri baik dalam jangka pendek selama berada di

pesantren maupun dalam masa hidup selanjutnya setelah selesai

mondok dengan pembacaan zikir al-Ma’ṡūrāt yang dibiasakan

dibaca di pondok pagi dan sore ini?

Jawab: Agar mereka ketika di pesantren mereka selalu belajar

untuk melantunkan zikir-zikir, kalamullah, semakin banyak

mereka berdoa, kita tidak tau doa mana yang Allah terima

sehingga semakin memperbanyak kita berdoa, kita tidak tau

mana yang Allah ijabah, kalau untuk sampai seterusnya ya

insyaallah mereka akan mengmalkan sampai akhir hayat

mereka.

B. Praktik Pembacaan Zikir al-Ma’ṡūrāt

1. Alasan pemilihan waktu pembacaan al-Ma’ṡūrāt di pagi hari

setelah subuh dan sebelum maghrib? Bagaimana menyiasati

padatnya jadwal pengajian lain di waktu pagi/petang?

Jawab: Karena ba’da subuh dan ba’da ashar ini adalah waktu-

waktu yang ijabah, waktu-waktu rahasia Allah, untuk Allah

terima doa seorang hamba, mungkin santri mau merubah

menjadi yang lebih baik, memudahkan hafal al-Qur’an dan

agar terlindung dari godaan-godaan setan dan segala

macamnya. Waktu keberkahan.

2. Sepenting apa pembacaan zikir ini dan apakah tidak tergantikan

atau justru terkalahkan oleh kegiatan lain yang lebih penting?

Page 161: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

141

Jawab: Doa ini satu yang sangat penting, doa ini harus pertama

yang kita lakukan sebelum kita usaha, sebelum kita

menghafal al-Qur’an, kita harus minta kepada Allah, kita

berdoa kepada Allah, sangat penting, kalau ibarat nafas,

sholat juga doa sama dengan al-Ma’tsurat juga doa yang

sangat penting

3. Mengapa pembacaan ayat/surah dan doa-doanya di pesantren ini

hanya dibaca sekali-sekali saja, tidak diulang tiga kali? Atau tidak

diulang 10 dan 100 kali untuk bacaan salawat dan tasbih seperti

ketentuan dalam buku? Mohon penjelasan Bapak/ibu ustadz....

Jawab: Sebaiknya sih sempurnanya sesuai dengan kitabnya,

al-Ikhlas dibaca tiga kali karena pahalanya seperti

menghatamkan al-Qur’an gitu kalau di sini hanya dibaca satu

kali karena terbatasnya waktu dan kegiatan sehingga agak

dipercepat , mungkin kalau ada waktu yang banyak tetap

sama mungkin tetap dibaca tiga kali sesuai ketentuan

kitabnya.

4. Apakah hal tersebut di atas (poin 3) dengan dibaca tanpa diulang-

ulang tidak mengurangi arti penting zikir al-Ma’ṡūrāt itu sendiri?

Jawab: Tidak, tidak mengurangi pentingnya al-Ma’tsurat. Cuma

sebaiknya paling bagusnya itu sempurna, Cuma kalau belum

bisa sempurna ya tidak apa-apa kita berusaha untuk

mendekati kesempurnaan.

Page 162: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

142

HASIL WAWANCARA SANTRI

Wawancara I

Nama Santri : Muhammad Albar Yudistyo

Hari/Tanggal : Kamis, 30 Juli 2020

Daftar Pertanyaan dan Jawaban

1. Apakah selama membaca zikir al-Ma’ṡūrāt anda merasakan

manfaatnya? Apa saja yang dirasakan? Uraikan dengan jelas...

Jawab: Merasa terlindungi, misalnya dari perbuatan maksiat juga,

terus merasa enak, tenang, kalau misalnya hari itu lagi

gelisah nggak tau kenapa ngerasa jadi tenang aja, hilang

dengan sendirinya atau tidak bisa terselesaikan dengan cepat.

2. Adakah dampak buruk kegiatan membaca al-Ma’ṡūrāt ini, seperti

terlalu pagi sehingga mengantuk? Tidak bisa konsentrasi dalam

belajar? Sering ada teman kerasukan? Dll. Sebutkan jika ada

Jawab: Tidak ada, kalau dari segi dampak buruknya rata-rata sih

tidak ada, soalnya walaupun pagi juga kalau dari diri saya

pribadi tidak ada pengaruh apa-apa meskipun waktu

pembacaan al-Ma’ṡūrāt di sini ganti-ganti jadwalnya, pernah

subuh atau sebelum sekolah, itu tidak ada pengaruh buruk

apa-apa walaupun saya ngantuk.

Page 163: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

143

Wawancara II

Nama Santri : Ellis Syubban al-Fatih

Hari/Tanggal : Kamis, 25 Juli 2020

Daftar Pertanyaan dan Jawaban

1. Apakah selama membaca zikir al-Ma’ṡūrāt anda merasakan

manfaatnya? Apa saja yang dirasakan? Uraikan dengan jelas...

Jawab: Saya tidak terlalu merasakan hal-hal yang terlalu signifikan

tapi alhamdulillah saya masih diberikan kesehatan sama

Allah Swt., karena saya mungkin manusia yang sering

berbuat dosa jadi saya belum terlalu merasakan manfaat dari

al-Ma’ṡūrāt.

2. Adakah dampak buruk kegiatan membaca al-Ma’ṡūrāt ini, seperti

terlalu pagi sehingga mengantuk? Tidak bisa konsentrasi dalam

belajar? Sering ada teman kerasukan? Dll. Sebutkan jika ada

Jawab: Alhamdulillah saya orangnya agak hiperaktif, jadi

walaupun dilaksanakan pembacaanya habis subuh nggak

pernah ngantuk, jadi walaupun biasanya orang-orang tidur

siang atau habis subuh justru saya nggak mau dan ingin

mencari kegiatan yang lain. Terus juga kalau, setiap

perbuatan baik itu pasti nggak ada hal yang bikin negative,

semuanya positif. Al-Ma’ṡūrāt itu nggak bikin hal-hal

negatife, nggak membuat kegiatan itu menjadi hal negative.

Page 164: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

144

Wawancara III

Nama Santri : Rabih Majdi

Hari/Tanggal : Kamis, 25 Juli 2020

Daftar Pertanyaan dan Jawaban

1. Apakah selama membaca zikir al-Ma’ṡūrāt anda merasakan

manfaatnya? Apa saja yang dirasakan? Uraikan dengan jelas...

Jawab: Pertama, saya pribadi merasa yakin bahwa Allah

memberikan rasa aman dan menjaga pribadi saya dari segala

yang memudhorotkan, dan juga merasa lebih adem dan dekat

sama Allah Swt.

2. Adakah dampak buruk kegiatan membaca al-Ma’ṡūrāt ini, seperti

terlalu pagi sehingga mengantuk? Tidak bisa konsentrasi dalam

belajar? Sering ada teman kerasukan? Dll. Sebutkan jika ada

Jawab: Selama ini sih tidak ada masalah, tidak mengganggu

kegiatan yang lain. Tapi pernah ngantuk dan ketiduran.

Wawancara IV

Nama Santri : Arya Maulana Zidane

Hari/Tanggal : Kamis, 25 Juli 2020

Daftar Pertanyaan dan Jawaban

1. Apakah selama membaca zikir al-Ma’ṡūrāt anda merasakan

manfaatnya? Apa saja yang dirasakan? Uraikan dengan jelas...

Jawab: Kalau diri saya pribadi itu setelah membaca al-Ma’ṡūrāt

kayak sama seperti Albar tadi, merasa terlindungi saja gituh.

Kalau misalkan nggak baca al-Ma’ṡūrāt dari pagi kayak ada

perasaan gelisah ketika siangnya atau tiba-tiba sakit. Kalau

misalkan baca, adem-adem saja seharian.

Page 165: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

145

2. Adakah dampak buruk kegiatan membaca al-Ma’ṡūrāt ini, seperti

terlalu pagi sehingga mengantuk? Tidak bisa konsentrasi dalam

belajar? Sering ada teman kerasukan? Dll. Sebutkan jika ada

Jawab: Kalau dari dampak buruk sendiri sih nggak ada. Nggak ada

dampak buruk yang saya dapatkan dari al-Ma’ṡūrāt itu,

malah kalau misalkan kayak lebih kedampak positif saja,

lebih nggak ada dampak buruknya sama sekali.

Wawancara V

Nama Santri : M. Wildan Gymnastiar

Hari/Tanggal : Kamis, 25 Juli 2020

Daftar Pertanyaan dan Jawaban

1. Apakah selama membaca zikir al-Ma’ṡūrāt anda merasakan

manfaatnya? Apa saja yang dirasakan? Uraikan dengan jelas...

Jawab: Yang pertama itu hati merasa semakin tenang, terus tadi

sama seperti yang lain juga. Pagi kita itu terjaga, kan ada

hadisnya kalau misalkan membaca al-Ma’ṡūrāt pagi itu

dijaga dari pagi sampai sore. Sebaliknya, kalau misalkan

baca dari sore akan dijaga dari sore sampai pagi lagi. Nah itu,

semakin terjaga oleh Allah dari maksiat-maksiat.

2. Adakah dampak buruk kegiatan membaca al-Ma’ṡūrāt ini, seperti

terlalu pagi sehingga mengantuk? Tidak bisa konsentrasi dalam

belajar? Sering ada teman kerasukan? Dll. Sebutkan jika ada

Jawab: Jujur sih sebenarnya nggak, walaupun nggak al-Ma’ṡūrāt

juga tetap ngantuk, emang biasanya kayak gituh. Dari al-

Ma’ṡūrāt itu kan ada manfaatnya kayak dijaga dari pagi

sampai sore, jadi tuh nggak ada faktor buruknya.

Page 166: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

146

Wawancara VI

Nama Santri : Nur Habibah

Hari/Tanggal : Sabtu, 25 Juli 2020

Daftar Pertanyaan dan Jawaban

1. Apakah selama membaca zikir al-Ma’ṡūrāt anda merasakan

manfaatnya? Apa saja yang dirasakan? Uraikan dengan jelas...

Jawab: Ketika membaca al-Ma’ṡūrāt hati merasa lebih tenang,

apalagi kalau dibaca rame-rame aku ngerasa bener-bener lagi

meminta dihadapan Allah sama halnya kalau kita lagi sholat

berjama’ah lebih ngefeel gituh lebih berasa kayak bener-

bener kita tuh lagi dihadapan Allah lagi meminta sama Allah.

Aku juga ngerasa lebih berani aja sih, nggak takut sama hal-

hal yang kayak setan yang kayak gituh-gituh, rasa takut itu

seakan-akan hilang gituh aja. Kalua lagi sedih itu bisa

semakin mengingatkan kita sama Allah sama Rasulullah.

Terus juga ketika baca Robithah itu ngerasa banget

persaudaraanya dihadapan Allah jadi kayak apa ya, yah

pokoknya kayak ini bener-bener saudara kita yang

disaksikan oleh Allah gituh, semoga sampai akhirat kita bisa

bersaudara.

2. Adakah dampak buruk kegiatan membaca al-Ma’ṡūrāt ini, seperti

terlalu pagi sehingga mengantuk? Tidak bisa konsentrasi dalam

belajar? Sering ada teman kerasukan? Dll. Sebutkan jika ada

Jawab: Menurut aku, kalau membaca al-Ma’ṡūrātnya sendiri itu

tidak ada dampak buruknya, malah dampak baiknya yang

banyak ada. Cuman kita belum menyadari banyaknya

dampak positif dari al-Ma’ṡūrāt, soalnya kalua dampak

buruk itu kan, dia negative sedangkan al-Ma’ṡūrāt ini isinya

Page 167: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

147

pujian kepada Allah, terus ayat Qur’an sama shalawat

kepada Nabi. Jadi kayaknya tidak ada, untuk dampak

buruknya. Cuman kalau ngantuk pada saat membaca al-

Ma’ṡūrāt itu, aku rasa bukan dari dampak buruknya

membaca al-Ma’ṡūrātnya, tapi emang mungkin tubuhnya

kelelahan atau dia kurang tidur, jadi pas lagi baca al-

Ma’ṡūrāt itu ngantuk. Soalnya kan, kalua di pondok banyak

kegiatan, jadi ada yang tubuhnya gampang Lelah. Jadi,

ketika baca al-Ma’ṡūrāt kadang suka ngantuk.

Wawancara VII

Nama Santri : Nasywa Yulia Sari

Hari/Tanggal : Sabtu, 25 Juli 2020

Daftar Pertanyaan dan Jawaban

1. Apakah selama membaca zikir al-Ma’ṡūrāt anda merasakan

manfaatnya? Apa saja yang dirasakan? Uraikan dengan jelas...

Jawab: Membaca al-Ma’tsurat, membuat hati menjadi tenang dan

mempermudah masalah. Semisal, kita membaca al-Ma’ṡūrāt

di pagi hari, maka selama beraktifitas ke sore hari hati kita

selalu tenang, walaupun kita dihadapkan dengan sesuatu

yang membuat amarah, seperti teman yang menjengkelkan,

masalah yang membuat emosi, adapun tugas-tugas yang

membuat kita mumet tuh kita jalanin aja gituh, karena hati

kita tenang. Jadi, lebih diarahin untuk sabar sabar sabar

gituh. Juga, mempermudah urusan semisal lagi ulangan, itu

tuh selalu diusahain gimana paginya itu harus baca al-

Ma’ṡūrāt. Kalau pengalaman yang dirasakan itu pernah

ngebacain al-Ma’ṡūrāt itu ada orang yang kesurupan. Jadi

Page 168: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

148

waktu itu sempet ada temen ataupun kakak kelas yang

kesurupan, itu tuh seringnya tuh yang dibaca bacaan al-

Ma’ṡūrāt.

2. Adakah dampak buruk kegiatan membaca al-Ma’ṡūrāt ini, seperti

terlalu pagi sehingga mengantuk? Tidak bisa konsentrasi dalam

belajar? Sering ada teman kerasukan? Dll. Sebutkan jika ada

Jawab: Dampak buruk membaca al-Ma’ṡūrāt seperti mengantuk

itu sebenarnya itu bukan dampak buruk dari al-Ma’ṡūrātnya,

tapi tuh mengantuknya lebih ke kitanya. Kitanya tuh kalau

misalkan niat nih yah, jujur pengalaman saya tuh kalau

misalkan niat pengen baca al-Ma’ṡūrāt dari awal sampai

akhir pun bakal baca gak ada ngantuk sedikit pun, karena

kuat dihatinya. Tapi, kalau semisal nggak niat apalgi

ngebaca sambil bengong itu pasti kita bakal ngantuk dan

pasti bakal tidur juga. Jadi, kalau misalkan nggak konsentrasi

belajar menjadi ngantuk, itu bukan dampak buruknya dari al-

Ma’ṡūrāt, malah dampak buruknya mungkin tidak ada dari

al-Ma’ṡūrāt.

Wawancara VIII

Nama Santri : Farisa Mutiara Nazhiva

Hari/Tanggal : Rabu, 5 Agustus 2020

Daftar Pertanyaan dan Jawaban

1. Apakah selama membaca zikir al-Ma’ṡūrāt anda merasakan

manfaatnya? Apa saja yang dirasakan? Uraikan dengan jelas...

Jawab: Senang, seru, tenang, damai. Seru aja sama nadanya.

Page 169: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

149

2. Adakah dampak buruk kegiatan membaca al-Ma’ṡūrāt ini, seperti

terlalu pagi sehingga mengantuk? Tidak bisa konsentrasi dalam

belajar? Sering ada teman kerasukan? Dll. Sebutkan jika ada

Jawab: Pernah sih, kayak ih bangunnya pagi banget jadinya

ngantuk gituh.

Wawancara IX

Nama Santri : Hana Nur Hanifah

Hari/Tanggal : Rabu, 5 Agustus 2020

Daftar Pertanyaan dan Jawaban

1. Apakah selama membaca zikir al-Ma’ṡūrāt anda merasakan

manfaatnya? Apa saja yang dirasakan? Uraikan dengan jelas...

Jawab: Perasaannya enak, senang, kayak ngerasa tenang juga, seru

bacanya bareng-bareng

2. Adakah dampak buruk kegiatan membaca al-Ma’ṡūrāt ini, seperti

terlalu pagi sehingga mengantuk? Tidak bisa konsentrasi dalam

belajar? Sering ada teman kerasukan? Dll. Sebutkan jika ada

Jawab: Ngantuk banget, jadi nggak bisa baca dari awal sampai

akhir karena ngantuk banget. Tapi kalau belajar mah sih

nggak ngerasa ngantuk ngantuknya pas baca al-Ma’tsuratnya

doang

Page 170: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

150

Wawancara X

Nama Santri : Gendis Aura Diva

Hari/Tanggal : Rabu, 5 Agustus 2020

Daftar Pertanyaan dan Jawaban

1. Apakah selama membaca zikir al-Ma’ṡūrāt anda merasakan

manfaatnya? Apa saja yang dirasakan? Uraikan dengan jelas...

Jawab: Kalau ada masalah, terus baca al-Ma’tsurat jadi merasa

lebih baik. Lebih sadar dengan perilaku antara yang baik dan

tidak, ibadah lebih bersemangat. Ngerasa terjaga, karena

pernah dulu kan nggak ngerti maksud al-Ma’tsura itu buat

apa gitu, terus nanya sama kaka kelas “kak, al-Ma’tsurat itu

buat apasih kak?” terus katanya “al-Ma’tsurat itu untuk

melindungi kita dari gangguan jin”.

2. Adakah dampak buruk kegiatan membaca al-Ma’ṡūrāt ini, seperti

terlalu pagi sehingga mengantuk? Tidak bisa konsentrasi dalam

belajar? Sering ada teman kerasukan? Dll. Sebutkan jika ada

Jawab: Nggak sih, ngantuk mah sering tapi mikirnya bukan gara-

gara al-Ma’surat tapi karena kegiatan, di sini kan

kegiatannya padat dan waktu istirahat juga terbatas. Jadi

nggak ada pikiran ah gara-gara al-Ma’tsurat, tapi kan

namnanya juga kita kna lagi belajar, wajar ibaratnya

bersusah-susah dahulu bersenang-senang kemudian.

Page 171: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

151

Page 172: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

152

Page 173: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

153

Lampiran II

LAMPIRAN FOTO PRAKTIK PEMBACAAN

ZIKIR AL-MA’ṠŪRĀT

Gambar I: Praktik Pembacaan Zikir al-Ma’ṡūrāt Sore di Masjid Santri

Putra (Dok. Penulis)

Gambar II: Praktik Pembacaan Zikir al-Ma’ṡūrāt Pagi di Aula Santri Putri

(Dok. Penulis)

Page 174: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

154

Gambar II: Asrama Santri Putra (Dok. Penulis)

Gambar IV: Asrama Santri Putri (Dok. Penulis)

Page 175: DALAM ZIKIR AL-MA ṠŪRĀT DI PESANTREN AL-ADZKAR …

155

Gambar V: Asrama Santri Putri (Dok. Penulis)

Gambar VI: Aula Santri Putri (Dok. Penulis)