kajian kitab al-adzkar

19
Kajian Kitab al- Adzkar Muh. Shalihin Ahmad Taher Lubis Ahmad Saikuddin

Upload: akhmad-saikuddin

Post on 30-Oct-2014

158 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kajian Kitab Al-Adzkar

Kajian Kitab al-Adzkar

Muh. Shalihin

Ahmad Taher Lubis

Ahmad Saikuddin

Page 2: Kajian Kitab Al-Adzkar

Biografi Penulis• Nama : Abu Zakaria Muhyiddin Yahya Ibn Syaraf An –Nawawi Ad-Dimasyq Asy-

Syafi’I.

• Lahir : Imam Nawawi lahir pada bulam Muharram tahun 631 H di Nawa, Huran-Syiria. Beliau merupakan anak dari keluarga yang shalih.

• Wafat : Imam Nawawi wafat dalam usia yang masih muda, belum mencapai 50 tahun (hanya sekitar 45 tahun), sedang beliau belum pernah menikah. Tepatnya pada tanggal 24 rajab tahun 676 H di daerah kelahirannya, yakni daerah Nawa.

• Sifat : beliau adalah seorang ulama besar yang menjadi teladan dalam kezuhudan, kewara’an, dan kesederhanaan dalam hidup. Beliau tekun dalam amar ma’ruf nahi munkar dan seluruh hidupnya dibaktikan untuk beribadah, ilmu dan juga ummat.

Page 3: Kajian Kitab Al-Adzkar

NEXT…

• Pendidikan :

Ketika beliau berumur sepuluh (10) tahun, beliau sudah mulai menghafadz al-Quran dan belajar ilmu fiqh kepada beberapa ulama di sekitar beliau pada saat itu, salah satu guru beliau pada saat itu adalah Seikh Yasin ibn Yusf al-Marokasyi. Pada tahun 649 H bertepatan pada umurnya yang ke delapan belas (18) tahun, beliau diantarkan oleh ayahnya untuk menimba ilmu lebih dalam lagi ke kota damaskus, tepatnya ke Madrasah Dar al-Hadits dan madrasah Rahawiyyah, Pada saat itu, beliau sangat sering berada di mesjid raya Umayyah sebelah timur. Pada tahun 651 H (umur 20 tahun), beliau berangkat menunaikan haji ke makkah bersama ayahnya untuk yang pertama kali.

Page 4: Kajian Kitab Al-Adzkar

NEXT….

• Kedudukan beliau dalam bidang Hadits dan Fiqh :

Dalam bidang hadits, imam Nawawi mendapat gelar Amirul Mu’minin fil Hadits, suatu gelar yang paling tinggi dalam bidang hadits. Para ulama yang telah mencapai gelar ini adalah : Imam Sufyan Ats-Tsauri, Ishaq ibn Rakhawaih, Imam Bukari, Imam Ad-Daruquthni, Imam Adz-Dzahabi, dan imam Ibn Hajar Al-Asqolani.

Sedangkan dalam bidang fiqh beliau mempunyai kedudukan yang paling tinggi dalam madzhab Syafii bersama imam Rafi’i. Kedua beliau ini adalah tokoh terkemuka dalam Madzhab Syafi’I, sehingga mereka diberi gelar Syaikhoni.

Page 5: Kajian Kitab Al-Adzkar

NEXT….

• Guru : beliau mempunya banyak sekali guru baik ia di bidang tafsir, hadits, fiqh, bahasa dan sebagainya. Diantara guru beliau dalam hadis adalah :Abdul Aziz ibn Muhammad ibn Anshari, Abu Ishaq Ibrahim ibn Umar, Khalid ibn Yusuf, Al-Kamal Abd Aziz ibn Abd Mun’im. Sedangkan dalam bidang fiqh beliau berguru kepada Ishaq ibn Ahmad ibn Utsman al- Marri, Al-Kamal Sallar ibn Hasan al-Irbilli, Al-Kamal ibn Ahmad, Ar-Ridha ibn Burhan, Imaduddin Abdul Karim, dan masih banyak lagi.

• Murid : diantara murid-murid beliau adalah : Al-Khatib Sulaiman al-Ju’fi, Syihabuddin Ahmad ibn Ja’wan, Syihabuddin al-Arbadi, Alauddin ibn al-Aththar (mereka adalah ulama-ulama dalam bidang fiqh) , Ibn Abil Fattah, Al-Muzzi Syamsuddin al-Aththar, Abd Rahman ibn Ahmad (mereka adalah ulama dalam bidang hadits) dan lain-lain.

Page 6: Kajian Kitab Al-Adzkar

NEXT….

• Karya-karya imam Nawawi :

a. Dalam bidang Hadits : Riyadlus Salihin, Syarah Shahih Muslim, Syarah Hadits Shahih Bukahri (hanya sampai kitab al-Iman), Al-Adzkar, Matan Al-Arbain, Taqribul Irsyad, Al-Isyarat, At-Taqrib wat Taisir, Khulashatul Ahkam fi Muhimmatis Sunan wa Qowaidul Islam.

b. Dalam bidang Fiqh dan Usfiq : Minhajut Talibin, Al-Majmu’ Syarah al-Muhadzdzab, Al-Idhoh fi Manasik, Al-Ushul wad Dhowabith, At-Tahrir, Syarah At-Tanbih, Sarhul Masail, Tuhfatut Thalib, Uyunun Nasailil Muhimmah, Raudhatut Thalib.

c. Dalam bidang Qiraatul Qur’an : Al-Ghaitsun Nafi’, At-Tibyan.

Page 7: Kajian Kitab Al-Adzkar

NEXT….

d. Dalam bidang Tasawwuf : Hilyatul Abrar, Syiarul Akhyar, Fadhlul Qiyam li Ahlil Ilmi, At-Talkhish fi Ikram bil Qiyam li Dzawil Fadhli wal Maziyyah min Ahlil Islam.

e. Dalam bidang Bahasa : Tahdzibul Asma’ wal Lugah.

f. Dalam bidang Sejarah : Mir’atuzzaman .

Page 8: Kajian Kitab Al-Adzkar

Sekilas Tentang Kitab al-Adzkar

• kitab Al-Adzkar ini sebenarnya bisa dikatakan atau dikategorikan sebagai kitab hadits, kitab fiqh, ataupun kitab akhlak (tasawwuf). Kitab ini bisa dikatakan kitab hadis karena konten-konten di dalamnya berisikan banyak sekali hadits-hadits nabi SAW. Kitab ini juga bisa dikatakan sebagai kitab fiqh maupun tasawwuf karena pembahasan di dalamnya mencakup pembahasan fiqh dan juga tasawwuf.

• Imam Muhammad ibn ‘Allan telah mengarang sebuah kitab yang bernama Futuhat ar-Rabbaniyyah yang merupakan sebuah kitab syarah dari kitab al-Adzkar karangan imam Nawawi ini.

Page 9: Kajian Kitab Al-Adzkar

Next….

• Di akhir kitab, imam Nawawi menjelaskan bahwa kitab Al-Adzkar ini selesai beliau tulis pada bulan muharram tahun 667 H.

• Kitab al-Adzkar ini adalah kitab yang disusun imam Nawawi dan nama kitab ini adalah penamaan langsung dari imam Nawawi, karena kitab ini berisikan tentang Dzikir, Amalan, Do’a, dan hukum yang bersumber dari hadits-hadits nabi SAW. Kitab ini juga menjelaskan tentang fiqh dan tasawwuf dan beberapa ilmu-ilmu lainnya.

Page 10: Kajian Kitab Al-Adzkar

Next…

• Di dalam mukaddimah kitabnya, menurut penulis ada tujuh (7) poin yang imam Nawawi cantumkan/ jelaskan :

1. Dzikir adalah suatu pekerjaan yang paling bagus (afdhal) karena Allah berfirman :

karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu[98], dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (QS. Al-Baqarah 152).

Oleh karenanya, imam Nawawi termotifasi untuk menyusun sebuah kitab yang berisikan dzikir-dzikir, amalan, atau doa yang waris dari Rasulullah SAW.

Page 11: Kajian Kitab Al-Adzkar

Next…2. Para ulama-ulama sebelumnya sudah banyak yang menyusun sebuah kitab yang

menjelaskan hal yang serupa (dzikir dan doa), akan tetapi kitab-kitab tersebut sangat penjang sekali penjelasan sanadnya dan banyak sekali pengulangan, sehingga para pembacanya merasa bingung dan tidak langsung mendapatkan inti yang diinginkan (amalannya bukan sanadnya).

3. Karena poin yang ke-2 diatas, beliau menyusun kitab al-Adzkar ini dengan gaya kitab hadits antologi, yakni memotong para sanad haditsnya dan hanya menyebutkan rawi pertama saja (rawi dari sahabat). Hal ini disebabkan karena tujuan dari beberapa hadis yang akan dijelaskannya adalah isi dzikir atau do’anya dan bukanlah isi sanadnya.

4. Dalam pengambilan sebuah hadits, imam Nawawi juga menjelaskan tentang ke-shahihan suatu hadits, hasan, ke-dhoifan, atau kemunkarannya. Hal ini tetap beliau jelaskan karena status hadis tetaplah/selalu dibutuhkan.

Page 12: Kajian Kitab Al-Adzkar

Next….5 Jika dalam kitab ini terdapat sebuah sahabat yang tidak masyhur (tidak

terkenal) maka imam Nawawi akan menjelaskan lebih dalam lagi tentang siapa sahabat tersebut, supaya tidak ada keraguan tentang ke-sahabatnnya dengan nabi SAW.

6 Hadits-hadits yang ada dalam kitab ini, berasal dari kitab hadits : Shahih Bukari, Shahih Muslim, Sunan Abi Daud, Suan At-Tirmidzi, dan Sunan An-Nasa’i. hanya sedikit hadits yang beliau ambil dari kitab selain kelima kitab tersebut.

7. Hanya sedikit sekali sumber hukum yang berstatus dhoif dalam kitab ini, itupun langsung beliau terangkankan tentang kedhaifannya. Tujuan beliau adalah agar dzikir atau amalan-amalan yang ada di dalam kitab ini adalah murni amalan yang mu’tamad (bias dipegangi).

Page 13: Kajian Kitab Al-Adzkar

Metodologi Pembahasan Kitab

• Metode yang diambil beliau dalam menguraikan/ menulis kitabnya adalah metode Tematik-Deskriptif-Analitis. Hal ini terlihat jelas sekali dari isi kitab beliau tersebut, beliau menuliskan/mengelompokkan suatu pembahasan sesuai temanya masing-masing (tematik), disertai dengan dalil-dalil dari Al-Qur’an , Hadits, Atsar dsb, kemudian beliau menganalisa hukumnya (deskriptif-analitis).

• Dalam menjelaskan suatu tema tertentu, imam Nawawi mencoba menjelaskannya dengan menghadirkan dalil dari Al-Qur’an, Tafsir, Hadits, ilmu Hadits, Atsar dan pendapat para ulama untuk menghasilkan hukum dari tema yang sedang dibahas

Page 14: Kajian Kitab Al-Adzkar

• sistematika yang imam Nawawi terapkan dalam penulisan kitab Al-Adzkar ini adalah sistematika (campuran) tema-tema fiqh dan tema-tema tasawwuf (Al-Ikhtilath baina Abwabul Fiqhiyyah wat Tasawwuf),

• Kitab ini terdiri dari Kitab, Bab, dan Fashal. Ada beberapa pembahasan yang hanya terdiri dari fashal saja, dan ada juga yang hanya terdiri dari bab saja, dan ada juga yang terdiri dari kitab.

• Jumlah hadits dalam kitab ini berjumlah sekitar 1263 hadits.

Page 15: Kajian Kitab Al-Adzkar

Contoh Penjelasan/Isi Kitab

•) النعي) وكراهة بموته وقرابته الميت أصحاب إعالم جواز باب

الله 450• رضي حذيفة عن ، ماجه وابن ، الترمذي كتاب في رويناإذا : قال عنه

تؤذنوا ) فال سمعت( 1مت فإني ، نعيا يكون أن أخاف إني ، أحدا بيالنعي ) عن ينهى وسلم عليه الله صلى الله (.2رسول

. حسن : حديث الترمذي قالرضي - 451• مسعود بن الله عبد عن ، الترمذي كتاب في وروينا

" : ، والنعي إياكم قال وسلم عليه الله صلى النبي عن ، عنه اللهالجاهلية ". عمل من النعي فإن

. يرفعه ولم الله عبد عن رواية وفي. الروايتين : الترمذي وضعف ، المرفوع من أصح هذا الترمذي قال

عليه - " " 452• الله صلى الله رسول أن الصحيحين في وروينا. أصحابه إلى النجاشي نعى وسلم

Page 16: Kajian Kitab Al-Adzkar

Next….

وسلم - " " 453• عليه الله صلى النبي أن الصحيحين في ورويناآذنتموني : " كنتم أفال به يعلم ولم بالليل دفنوه ميت في قال

؟ ". بهيستحب : • وغيرهم أصحابنا من واألكثرون المحققون العلماء قال

النعي : قالوا الحديثين لهذين وأصدقائه وقرابته الميت أهل إعالممات إذا عادتهم من وكان ، الجاهلية نعي هو إنما عنه المنهي

نعايا : يا أو ، فالن نعايا يقول القبائل إلى راكبا بعثوا شريف منهمضجيج : : النعي مع ويكون ، فالن بمهلك العرب هلكت أي العرب

وبكاء.اإليذان " " • استحباب في ألصحابنا وجهين الحاوي صاحب وذكر

بعضهم ذلك فاستحب ، واإلعالم بالنداء موته وإشاعة بالميتعليه المصلين كثرة من فيه لما ، والقريب الغريب للميت

. له والداعين•. لغيره : يستحب وال ، للغريب ذلك يستحب بعضهم وقال

• إعالم : مجرد كان إذا مطلقا استحبابه والمختار .قلت

Page 17: Kajian Kitab Al-Adzkar

Next….

• Bab diatas menjelaskan tentang hukum mengumumkan kematian seseorang. Dalam bab diatas, imam Nawawi mencatumkan dua jenis hadis yang seolah-olah kontradiksi (mukhtalif). Akantetapi imam Nawawi menjelaskannya dengan begitu baik sehingga hukumnya bisa disimpulkan (kontradiksinya bisa dihilangkan).

• Adapun hadits yang kontradiksi itu adalah tentang adanya hadits yang melarang untuk mengumumkan kematian seseorang dan adanya hadits yang membolehkannya.

Page 18: Kajian Kitab Al-Adzkar

Next….

• Adapun maksud hadits yang melarang untuk mengumumkan kematian seseorang adalah : jenis pengumuman kematian (an-Na’yu) yang dilakukan oleh orang kafir jahiliyyah, yakni dengan mendatangi perkampungan seraya berkata : “wahai masyarakat, binasa dan celakalah kita karena si pulan sudah meninggal “. Jenis pengumuman seperti inilah yang sebenarnya dilarang dalam islam karena unsur katanya tidak sesuai dengan syari’at islam.

• Adapun pengumuman kematian seseorang seperti sekarang ini maka tidaklah dilarang, karena isi pengumumannya tidaklah sama dengan yang dilakuka oleh kaum jahiliyyah. Jenis pengumuman seperti inilah yang dimaksudkan oleh hadits yang membolehkan untuk mengumumkan kematian seseorang.

• Wallahu A’lam bi ash-Showab…………………

Page 19: Kajian Kitab Al-Adzkar

Tarimokasih lae………….

Bye…..

wassalam……