daftar pustaka aquino, a.m., r.f. silva, f.m. …harjowigeno, s. 1996. pengembangan lahan gambut...

2
35 38 Suhu udara maksimum pada penutupan lahan agroforestri dan non agroforestri Kelembaban udara maksimum pada penutupan lahan agroforestri dan non agroforestri Suhu tanah pada penutupan lahan agroforestri dan non agroforestri Intensitas sinar matahari pada penutupan lahan agroforestri dan non agroforestri Gambar 16. Iklim mikro pada penutupan lahan agroforestri dan non agroforestri DAFTAR PUSTAKA Aquino, A.M., R.F. Silva, F.M. Mercante, M.E.F. Correria, M.F. Guimardes dan P. Lavelle. 2008. Invertebrate soil macrofauna under different ground cover plants in the no-till system in the Cerrado. European Journal of Soil Biology 44: 191 – 197. www.sciencedirect.com Bastoni dan A.H. Lukman. 2006. Prospek pengembangan hutan tanaman jelutung (Dyera lowii) pada lahan rawa Sumatera. Di dalam S. Hidayat, H. Daryono, H. Suhaendi, M. Turjaman dan H. Mardiah [Editor]. Optimalisasi Peran Iptek dalam Mendukung Peningkatan Produktivitas Hutan dan Lahan. Prosiding Seminar Hasil-hasil Penelitian. Jambi, 22 Desember 2005. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam. Bogor. pp 19 – 30. Brown, S., J.M. Anderson, P.L. Woomer, M.J. Swift dan E. Barrios. 1994. Soil biological processes in tropical ecosystems. Di Dalam: P.L. Woomer dan M.J. Swift [Editor] The Biological Management of Tropical Soil Fertility. John Wiley & Sons. pp 15 – 46. Buckman , H.O. dan N. C. Brady. 1969. The Nature And Properties Of Soils. The Mac Millan Company, New York. Harjowigeno, S. 1996. Pengembangan lahan gambut untuk pertanian suatu peluang dan tantangan. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Tanah Fakultas Pertanian IPB. 22 Juni 1996. Harsoyo, E. 2002. Keragaman dan dinamika makrofauna tanah pada berbagai pola penggunaan lahan di Pekalongan Jawa Tengah. Tesis Program Pasca Sarjana. Fakultas Kehutanan. Universitas Gadjah Mada. (tidak dipublikasikan). Kramer, P.J. dan T.T. Kozlowski. 1960. Physiology of trees. Mc Grow Hill Company. New York. 642 halaman.

Upload: others

Post on 30-Jan-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

3538

Suhu udara maksimum pada penutupan lahan agroforestri dan non agroforestri

Kelembaban udara maksimum pada penutupan lahan agroforestri dan non agroforestri

Suhu tanah pada penutupan lahan agroforestri dan non agroforestri

Intensitas sinar matahari pada penutupan lahan agroforestri dan non agroforestri

Gambar 16. Iklim mikro pada penutupan lahan agroforestri dan non agroforestri

DAFTAR PUSTAKA

Aquino, A.M., R.F. Silva, F.M. Mercante, M.E.F. Correria, M.F. Guimardes

dan P. Lavelle. 2008. Invertebrate soil macrofauna under

different ground cover plants in the no-till system in the Cerrado.

European Journal of Soil Biology 44: 191 – 197.

www.sciencedirect.com Bastoni dan A.H. Lukman. 2006. Prospek pengembangan hutan tanaman

jelutung (Dyera lowii) pada lahan rawa Sumatera. Di dalam S.

Hidayat, H. Daryono, H. Suhaendi, M. Turjaman dan H. Mardiah

[Editor]. Optimalisasi Peran Iptek dalam Mendukung

Peningkatan Produktivitas Hutan dan Lahan. Prosiding Seminar

Hasil-hasil Penelitian. Jambi, 22 Desember 2005. Pusat Penelitian

dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam. Bogor. pp 19 –

30. Brown, S., J.M. Anderson, P.L. Woomer, M.J. Swift dan E. Barrios. 1994.

Soil biological processes in tropical ecosystems. Di Dalam: P.L.

Woomer dan M.J. Swift [Editor] The Biological Management of

Tropical Soil Fertility. John Wiley & Sons. pp 15 – 46. Buckman , H.O. dan N. C. Brady. 1969. The Nature And Properties Of Soils.

The Mac Millan Company, New York. Harjowigeno, S. 1996. Pengembangan lahan gambut untuk pertanian

suatu peluang dan tantangan. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap

Ilmu Tanah Fakultas Pertanian IPB. 22 Juni 1996.Harsoyo, E. 2002. Keragaman dan dinamika makrofauna tanah pada

berbagai pola penggunaan lahan di Pekalongan Jawa Tengah.

Tesis Program Pasca Sarjana. Fakultas Kehutanan. Universitas

Gadjah Mada. (tidak dipublikasikan). Kramer, P.J. dan T.T. Kozlowski. 1960. Physiology of trees. Mc Grow Hill

Company. New York. 642 halaman.

PENUTUP

Pengembangan sistem agroforestri berbasis jenis jelutung

untuk merehabilitasi lahan rawa gambut dapat dilakukan dengan

mengembangkan pola kemitraan. Pembangunan kebun agroforestri

jelutung dengan pola kemitraan dapat diinisiasi dan dikembangkan

oleh suatu badan usaha kehutanan. Masyarakat pemilik lahan

menyediakan areal untuk pembangunan kebun agroforestri jelutung.

Para pengusaha menyiapkan pendanaan, teknologi budidaya dan

infrastruktur pemasaran hasilnya. Skema umum dari bentuk kemitraan

pembangunan tersebut adalah sebuah benefit-cost sharing antara

pemilik lahan dengan perusahaan yang disepakati bersama dalam

suatu dokumen perjanjian. Hal ini perlu didukung oleh adanya

kelembagaan dengan Sistem Kebersamaan Ekonomi (SKE)

berdasarkan manajemen kemitraan yang didukung oleh organisasi

Kelompok Tani berkategori kelompok lestari. Kelembagaan ekonomi

yang mampu memfasilitasi permodalan petani dalam hal ini semacam

lembaga keuangan mikro juga sangat diperlukan dalam

pengembangan sistem agroforestri berbasis jenis jelutung rawa untuk

memulihkan lahan gambut terdegradasi.

3736

suhu udara, suhu tanah, kelembaban relatif udara dan kelembaban

tanah. Semakin tinggi tingkat naungan maka kelembaban tanah dan

kelembaban relatif udara semakin besar, sedangkan suhu udara, suhu

tanah dan intensitas radiasi semakin menurun. Semakin tinggi tingkat

naungan maka kelembaban relatif udara dan kelembaban tanah

semakin tinggi sedangkan fluktuasi kelembaban semakin kecil.

Kelembaban tanah dan kelembaban nisbi udara yang terlalu rendah

dan terlalu tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman.

Intensitas radiasi matahari, suhu udara, suhu tanah, kelembaban nisbi

udara dan kelembaban tanah semuanya mempengaruhi fotosintesis

dan respirasi tanaman (Kramer dan Kozlowski, 1960). Suhu tanah merupakan salah satu faktor fisika tanah yang sangat

menentukan kehadiran dan kepadatan organisme tanah, oleh karena

itu suhu tanah akan menentukan tingkat dekomposisi material organik

tanah. Fluktuasi suhu tanah lebih rendah dari suhu udara, dan suhu

tanah sangat tergantung dari suhu udara. Suhu tanah lapisan atas

mengalami fluktuasi dalam satu hari satu malam dan tergantung

musim. Fluktuasi itu juga tergantung pada keadaan cuaca, topografi

daerah dan keadaan tanah (Suin, 1997). Menurut Wallwork (1970)

besarnya perubahan gelombang suhu di lapisan yang jauh dari tanah

berhubungan dengan jumlah radiasi sinar matahari yang jatuh pada

permukaan tanah. Besarnya radiasi yang terintersepsi sebelum sampai

pada permukaan tanah, tergantung pada vegetasi yang ada di atas

permukaannya.