ct,mri ,kedoknuklir

Upload: elvira-rumondang

Post on 30-Oct-2015

133 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

MRI

TRANSCRIPT

  • DAFTAR ISI

    BAB I. PENDAHULUAN

    A Latar Belakang 3

    TIU 3

    TIK 3

    B Sinar X 4

    BAB II. PEMANFAATAN BIDANG KESEHATAN

    A. DIAGNOSTIK

    1. Pesawat Sinar X (Prinsip Kerja, Kegunaan, dan Aspek Keselamatan ) 7

    a. Konvensional 8

    b. Fluoroscopy 10

    c. Mammography . 11

    d. Gigi 16

    e. Intervensional .... 18

    f. CT-Scan (Computed Tomography) 19

    B. RADIOTERAPI 22

    1. Brachyteraphy 23

    a. Manual Loading (konvensional) 23

    b. Remote Afterloading 26

    2. Teleterapi 27

    a. Pesawat Terapi Sinar X 29

    b. Gamma Teletherapi 29

    c. Teleterapi Linac 32

    C. KEDOKTERAN NUKLIR 36

    1. Karakteristik Sumber Terbuka 36

    a. Pencitraan oleh Gamma Camera 37

    b. Diagnostik 38

    c. Terapi 41

    2. Aspek Keselamatan 42

    a. Pemindahan Sumber 42

    b. Cara Bekerja Dengan Sumber Terbuka 42

    c. Teknik Penanganan Sumber Radiasi 44

    1

  • BAB. III. PEMANFAATAN DALAM BIDANG INDUSTRI

    A. RADIOGRAFI 45

    1. Sumber Radiasi Radiografi 45

    a. Sinar X 45

    b. Sinar Gamma 45

    2. Radiografi . 46

    3. Proses Penyinaran Radiografi 48

    a. Prinsip Kerja Alat 48

    b. Sistem Keselamatan Alat 51

    B. GAUGING 54

    1. Teknik Gauging Dalam Industri 55

    a. Thickness Gauging 55

    b. Level Gauging . 55

    c. Density Gauging 56

    d. Neutron Moisture Gouging 57

    C. ANALISIS 64

    1. Fluoresensi Sinar X (XRF) 64

    2. Tangkapan Elektron 65

    D. LOGGING 67

    1. Dasar-Dasar Logging 70

    2. Peralatan Logging dan Tekniknya 71

    3. Operasi Well Logging 72

    E. TEKNIK PERUNUT RADIOISOTOP 76

    1. Prinsip Kerja 76

    2. Aspek Keselamatan 76

    F. IRRADIATOR 81

    1. Tipe-Tipe Irradiator 81

    2. Irradiator di Indonesia. 86

    a. Irradiator Gamma 86

    b. Irradiator Berkas Elektron 87

    2

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang.

    Pemanfaatan radiasi yang sudah begitu meluas dalam berbagai bidang

    pemanfaatan yaitu kesehatan, industri, penelitian dan pendidikan dan

    bervariasinya aktivitas yang digunakan yang disesuaikan dengan tujuan

    pemanfaatan. Resiko yang berhubungan dengan penggunaan sumber radiasi

    yang terencana umumnya telah dapat diprediksi sehingga persyaratan

    keselamatan telah dapat ditentukan. Walaupun begitu kecelakaan masih

    juga terjadi dan bahkan terjadi juga kecelakaan yang serius dan mematikan.

    Oleh karena itu perhatian dari masyarakat proteksi radiasi mengupayakan

    pada usaha untuk pencegahan daripada melakukan penanggulangannya.

    Salah satu cara yaitu dengan dilakukan pengenalan terhadap peralatan yang

    menggunakan sumber radiasi dan zat radioaktif tersebut.

    Obyek pengawasan dalam bidang FR-ZR dalam bidang kesehatan dan

    industri dicoba disajikan dalam makalah ini yang meliputi jenis dan

    gambaran fisik peralatan, kegunaan serta prinsip kerja/ prosedur

    pengoperasian, aspek keselamatan dan potensi bahaya dalam

    pengoperasiannya.

    Tujuan Instruksional Umum

    Peserta mengetahui tentang jenis peralatan sumber radiasi yang digunakan

    dalam pemanfaatan bidang kesehatan dan industri, prinsip kerja dan sistem

    serta aspek keselamatan peralatan dalam pengoperasiannya.

    Tujuan Instruksional Khusus

    3. Peserta mengetahui tentang jenis dan gambaran fisik peralatan yang

    digunakan dalam pemanfaatan di bidang kesehatan dan industri

    4. Peserta mengetahui tentang prinsip kerja dan sistem keselamatan

    peralatan sumber

    3

  • 5. Peserta memahami potensi bahaya yang ada bagi pekerja, masyarakat

    dan lingkungan

    B. SINAR-X

    Penggunaan pesawat sinar-X secara tepat yang meliputi perancangan dan

    pemasangan, prosedur pengoperasian secara benar dengan memperhatikan

    norma keselamatan radiasi dan penahan radiasi perlu mendapat perhatian

    dengan seksama. Rumah tabung sinar-X harus mempunyai penahan radiasi

    dan mekanisme pengontrol berkas yang bekerja dengan baik. Persyaratan

    ruang dan keselamatan dari fasilitas radiasi harus diperhatikan sejak awal

    sebelum instalasi pesawat didirikan.

    1. Wadah tabung sinar-X

    Setiap tabung sinar-X harus ditempatkan dalam wadah atau perisai

    pelindung lain. Di dalam wadah juga terdapat alat pendingin seperti

    minyak. Wadah tabung biasanya terdiri dari timbal atau uranium susut

    kadar yang dilapisi logam. Celah atau lubang pada wadah tabung tidak

    boleh lebih besar dari yang diperlukan untuk menghasilkan berkas sinar

    dengan ukuran maksimum.

    Gambar I.1. Bagian-bagian tabung pesawat sinar-X

    4

  • Gambar I.2. Tabung sinar-X

    2. Proses pembentukan sinar-X pada pesawat sinar-X adalah sebagai

    berikut :

    a. Arus listrik akan memanaskan filamen pada katoda sehingga akan

    terjadi awan elektron disekitar filamen (proses emisi termionik).

    b. Tegangan (kV) di antara katoda (negatif) dan anoda (positif) akan

    menyebabkan elektron-elektron bergerak ke arah anoda.

    c. Fokus (focusing cup) berfungsi untuk mengarahkan pergerakan

    elektron-elektron (berkas elektron) menuju target.

    d. Ketika berkas elektron menubruk target akan terjadi proses eksitasi

    pada atom-atom target, sehingga akan dipancarkan sinar-X

    karakteristik, dan proses pembelokan (pengereman) elektron

    sehingga akan dipancarkan sinar-X bremstrahlung.

    e. Berkas sinar-X yang dihasilkan, yaitu sinar-X karakteristik dan

    bremstrahlung, dipancarkan keluar tabung melalui jendela.

    f. Pendingin diperlukan untuk mendinginkan target karena sebagian

    besar energi kinetik elektron pada saat menumbuk target akan

    berubah menjadi panas.

    Dari pembahasan di atas terlihat bahwa sinar-X yang dihasilkan oleh

    pesawat sinar-X terdiri atas sinar-X karakteristik yang memiliki

    spektrum energi diskrit dan sinar-X bremstrahlung yang memiliki

    spektrum energi kontinyu.

    Terdapat dua pengaturan (adjustment) pada pesawat sinar-X yaitu

    pengaturan arus berkas elektron (mA) yaitu dengan pengatur arus

    5

  • filamen dan pengaturan tegangan di antara anoda dan katoda (kV).

    Pengaturan arus filamen akan menyebabkan perubahan jumlah elektron

    yang dihasilkan filamen dan intensitas berkas elektron (mA) sehingga

    mempengaruhi intensitas sinar-X. Semakin besar mA akan

    menghasilkan sinar-X yang semakin besar. Pengaturan tegangan kV

    akan menyebabkan perubahan gaya tarik anoda terhadap elektron

    sehingga kecepatan elektron menuju (menumbuk) target akan berubah.

    Hal ini menyebabkan energi sinar-X dan intensitas sinar-X yang

    dihasilkan akan mengalami perubahan. Semakin besar kV akan

    menghasilkan energi dan intensitas sinar-X yang semakin besar pula.

    6

  • BAB II.

    PEMANFAATAN DALAM BIDANG KESEHATAN

    A. DIAGNOSTIK

    Dalam pemberian paparan radiologi diagnostik harus dipastikan bahwa :

    1 Para praktisi medik yang meminta atau melaksanakan diagnosis

    radiologi :

    a. Menggunakan peralatan yang sesuai

    b. Mengusahakan paparan sekecil mungkin pada pasien dengan tetap

    memperhitungkan norma kualitas citra yang ditetapkan oleh

    organisasi profesi dan batas pengendalian paparan medik; dan

    c. Memperhatikan informasi hasil pemeriksaan sebelumnya guna

    menghindari pemeriksaan berulang yang tidak diperlukan;

    2 Praktisi medik, teknisi dan staf pencitraan lainnya memilih parameter

    sedemikian rupa sehingga kombinasinya memberikan paparan sekecil

    mungkin pada pasien dengan kualitas citra dan tujuan pemeriksaan

    tetap tercapai, untuk radiologi anak dan intervensional radiologi,

    pemilihan parameter berikut harus lebih diperhatikan, yakni :

    3. Area yang diperiksa, jumlah dan ukuran proyeksi penyinaran (misal

    jumlah film atau potongan Tomografi) dan waktu pemeriksaan (misal

    waktu fluoroskopi);

    a. Jenis penerima citra (misal film kecepatan rendah atau tinggi);

    b. Penggunaan grid anti hamburan;

    c. Kolimasi berkas utama sinar-X untuk memperkecil volume jaringan

    yang terirradiasi dan memperbesar kualitas bayangan;

    d. Nilai-nilai parameter operasional (misal tegangan tabung; arus dan

    waktu atau hasil kalinya);

    e. Teknik-teknik penyimpanan citra dalam pencitraan dinamis (misal

    jumlah citra per detik); dan

    f. Faktor-faktor pengolah citra (misal suhu developer dan algoritma

    rekonstruksi citra);

    4. Peralatan mobile radiology digunakan hanya untuk pemeriksaan khusus

    atau bilamana pasien tidak mungkin dibawa ke ruang pesawat sinar-X

    7

  • stasioner dan ini dilakukan dengan memperhatikan nilai-nilai proteksi

    radiasi.

    5. Pemeriksaan radiologi yang mengakibatkan paparan pada perut atau

    panggul wanita hamil atau yang diduga hamil harus dihindari, kecuali

    adanya alasan klinis yang sangat kuat.

    6. Setiap pemeriksaan radiologi pada daerah perut atau panggul wanita

    usia subur harus direncanakan sehingga memberikan dosis minimal

    pada janin yang mungkin ada.

    7. Bilamana mungkin, disediakan pelindung organ yang peka terhadap

    radiasi seperti gonad, lensa mata, payudara dan tiroid.

    Adapun jenis pesawat yang digunakan adalah :

    1. Pesawat sinar-X a. konvensional

    Pesawat sinar-X harus memiliki sistem diafragma atau kolimator

    pengatur berkas radiasi, sehingga apabila diafragma tertutup rapat

    maka laju kebocoran radiasinya tidak melebihi batas yang diizinkan.

    Gambar II.1. Pesawat sinar-X yang tetap (fix)

    Gambar II.2. Pesawat sinar-X mobile

    8

  • Tabel II.1. Tingkat kebocoran radiasi pesawat sinar-X

    Pemeriksaan Laju kebocoran yang diizinkan

    Diagnostik 100 mR/jam pada jarak 1 m dari fokus dalam

    kondisi maksimum

    Filtrasi permanen minimal untuk diagnostik ditetapkan seperti dalam

    tabel II.2. Nilai filter permanen tersebut harus dinyatakan secara tertulis

    pada wadah tabung sinar-X. Ukuran titik focus (focal spot), tempat

    terjadinya sinar-X, biasanya antara 0,22 mm s/d 2 mm.

    Tabel II.2. Filtrasi Permanen

    Total filtrasi minimal Tegangan tabung maksimum

    1,5 mmAl s/d. 70 kV

    2,0 mmAl 70 100 kV

    2,5 mmAl Di atas 100 kV

    Aspek keselamatan dalam Pengaturan dan pembatasan waktu

    penyinaran

    1. Harus ada penunjukan tegangan tabung, arus tabung dan waktu

    penyinaran yang dipilih; penunjukan jumlah muatan listrik (mAs)

    dapat dipakai sebagai pengganti penunjukan arus tabung dan waktu

    penyinaran secara terpisah.

    2. Untuk pengatur penyinaran otomatis cukup ada penunjukan

    tegangan tabung; untuk tegangan tabung dan arus tabung dengan

    nilai tetap perlu ada penunjukan pada panel pengatur dan dijelaskan

    dalam dokumen penyerta.

    3. Jika pembangkit sinar-X ini juga dapat digunakan untuk

    fluoroskopi, harus ada suatu cara untuk menjaga agar arus tabung

    berada dalam + 25 % dari nilai yang ditetapkan sebelumnya.

    4. Rangkaian penyinaran yang ditetapkan sebelumnya harus

    diperlihatkan dengan jelas dalam sebuah tabel dalam dokumen

    9

  • penyerta; faktor-faktor penyinaran ini hendaknya tersedia dekat atau

    pada panel pangatur.

    5. Sakelar penyinaran harus terpasang sedemikian, sehingga dapat

    dijalankan dari tempat yang aman (2m dari susunan tabung dan dari

    pasien).

    a. di belakang bangunan pelindung atau

    b. di dalam ruangan dengan menggunakan apron pelindung dan

    jika perlu sarung tangan (untuk pengaturan khusus seperti

    memegang film pada pasien anak kecil).

    6. Untuk memperkecil radiasi pada pasien dan radiasi hambur dalam

    kamar sinar-X ukuran berkas radiasi harus dibuat sekecil mungkin

    sesuai dengan kebutuhan diagnostik dari pemeriksaan tersebut.

    7. Waktu penyinaran biasanya sangat pendek dengan maksud untuk

    memperkecil kemungkinan kaburnya bayangan akibat gerakan

    bagian yang difoto.

    8. Pesawat harus dilengkapi dengan peralatan untuk membatasi berkas

    Sinar Guna (misalnya dengan diafragma berkas cahaya yang dapat

    diatur dan kerucut yang dapat diganti-ganti).

    b. Fluoroskopi

    Untuk keselamatan radiasi pada pesawat fluoroskopi untuk pekerja

    radiasi, pesawat harus dilapisi kaca Pb dengan ketebalan setara dengan:

    1) 1,5 mm Pb untuk tegangan s/d 70 kV;

    2) 2,0 mm Pb untuk tegangan 70 100 kV; dan

    3) tambahan 0,1 mm Pb / kV untuk tegangan di atas 100 kV

    10

  • Error!

    Detektor dan penerima gambar

    Meja pasien CCTV

    Tabung sinar-X

    Gambar II.3. Pesawat Fluoroskopi

    Pengaturan dan pembatasan waktu penyinaran :

    1) Sakelar penyinaran dari jenis tekan terus (clep presroom)

    2) Sakelar memberikan peringatan yang berbunyi sebelum akhir

    selang waktu dan secara otomatik mematikan alat sesudah

    beberapa menit.

    3) Sakelar penyinaran harus terletak sedemikian rupa, sehingga :

    c. dapat diatur oleh dokter ahli yang melakukan fluoroskopi

    d. terlindung terhadap kemungkinan tertekan/terputar tanpa

    sengaja

    e. kedua tangan dan lengan bagian depan berada dalam daerah

    yang terlindung terhadap radiasi hambur

    4) Waktu kumulatif tidak boleh lebih dari 10 menit

    Prinsip kerja peralatan fluoroskopi adalah seperti pada gambar di

    bawah ini :

    11

  • Gambar II.4. Prinsip kerja peralatan fluoroscopy

    Pembatasan ukuran berkas radiasi

    1) Usahakan ukuran berkas radiasi sekecil mungkin, ukuran berkas

    mempengaruhi penerimaan radiasi pada pasien.

    2) Berkas yang sempit juga memperbaiki kualitas bayangan,

    karena mengurangi radiasi hamburan pada tabir fluoroskopi.

    3) Untuk proteksi radiasi hamburan di bawah tabir fluoroskopi

    ketebalan tabir setara dengan 0,5 1,0 mm Pb; ukurannya tidak

    boleh kurang dari 45 x 45 cm.

    4) Diafragma harus diatur sedemikian, sehingga tidak dapat dibuka

    sampai luas tertentu yang dapat menyebabkan berkas langsung

    melebihi batas tabir.

    Prosedur Pengoperasian

    1) Hanya petugas yang diperlukan boleh berada dalam kamar

    penyinaran.

    2) Mereka harus menggunakan apron pelindung dan jika perlu

    sarung tangan pelindung, sebaik mungkin pemanfaatan penahan

    radiasi tetap yang tersedia di tempat itu.

    3) Untuk fluoroskopi konvensional penting dilakukan adaptasi

    keadaan gelap selama 20 menit, arus listrik yang dipakai tidak

    boleh melebihi 4 mA pada tegangan 100 kV.

    12

  • 4) Fluoroskopi dapat dianggap sebagai alat radiografi murni.

    5) Untuk diingat pada tegangan (kVp) yang sama, penyinaran

    radiografi dengan 60 mAs adalah sama dengan fluoroskopi pada

    1 mA untuk jangka waktu 1 menit.

    Alat Keselamatan

    1) Tanda yang sederhana pada pintu (lampu merah menyala) dan

    kunci untuk mencegah dibukanya pintu selama fluoroskopi.

    2) Dosimeter untuk pasien yang dapat memberikan peringatan

    dengan bunyi terhadap kombinasi waktu, ukuran berkas dan

    output.

    3) Penguat bayangan yang dipasang secara benar dan digunakan

    hati-hati dapat memperkecil keluaran sinar-X yang dibutuhkan

    sampai dengan faktor 10.

    4) Penguat bayangan juga memungkinkan fluoroskopi dilakukan

    dengan cahaya ruangan.

    5) Dengan penguat bayangan arus listrik tidak boleh melebihi 1

    mA pada 100kV.

    Pemilihan Alat Fluoroskopi

    1) Pesawat harus mempunyai jarak folus-kulit yang panjang

    (minimum 40 cm).

    2) Kesetaraan aluminium untuk filter total (filter inheren + filter

    tambahan) yang secara permanen terdapat dalam berkas Sinar

    Guna harus mempunyai nilai minimum seperti tertera dalam

    Tabel II.2.

    13

  • Detektor

    Tabung sinar-X

    Gambar II.5. Pesawat mobile fluoroskopi untuk bedah

    c. Mamografi

    Untuk sistem pesawat sinar-X yang didesain hanya untuk

    mamografi, transmisi dari radiasi primer melalui alat penyangga

    penerima bayangan harus dibatasi sedemikian rupa sehingga

    penyinaran pada jarak 5 cm dari permukaan yang dapat dicapai

    setelah melalui alat penyangga penerima bayangan tidak lebih besar

    dari 0,1 Gy untuk tiap kali tabung diaktifkan. Pengukuran

    penyinaran dilaksanakan dengan mengoperasikan sistim pada jarak

    sumber-bayangan (SID) minimum sesuai desain. Kepatuhan

    terhadap peraturan ditentukan dengan memasang beda tegangan

    pada tabung dan perkalian antara arus tabung dan waktu pada nilai

    maksimum dan merupakan hasil pengukuran rata-rata pada daerah

    seluas 100 cm persegi dengan dimensi linier yang tidak lebih besar

    dari 20 cm.

    14

  • Gambar II.6. Susunan Pesawat Mamografi

    Pesawat untuk mammografi yang beroperasi pada tegangan di

    bawah 50 kV harus memiliki filter permanen minimal 0,5 mm Al.

    d. Pesawat sinar-X untuk Gigi

    Pada pesawat sinar-X untuk pemeriksaan mulut, gigi dan rahang,

    berlaku semua ketentuan yang berhubungan dengan pesawat sinar-

    X diagnostik, meskipun tegangan tabung lebih rendah. Karena jarak

    fokus-kulit yang lebih pendek, dosis yang diterima pada kulit akan

    lebih tinggi. Apron pelindung harus tersedia untuk menutupi pasien

    dari bagian leher ke bawah selama penyinaran berlangsung.

    Peralatan ini harus mempunyai kerucut pengaman yang baik. Ada 2

    jenis kerucut : kerucut plastik runcing dan kerucut ujung terbuka.

    Kerucut plastik runcing harus dilengkapi dengan kolimator yang

    efektif dengan sebuah diafragma logam dan tabung logam yang

    berada dalam kerucut. Untuk tegangan kurang dari 70 kV saringan

    (filter) total pada pesawat setara 1,5 mm Al. Untuk tegangan di atas

    70 kV saringan total pada pesawat setara dengan 2,5 mm Al.

    15

  • Gambar II.7. Pesawat sinar-X untuk gigi dengan kerucut ujung terbuka

    Gambar II.8. Pesawat sinar-X untuk gigi dengan kerucut plastik runcing

    Ketentuan tambahan untuk keperluan radiografi dental

    1) Untuk pemotretan gigi umum

    a) Rangkaian listrik pengendalian khusus untuk pemotretan gigi,

    harus dibuat sedemikian rupa, sehingga pesawat tidak dapat

    dipakai untuk fluoroskopi.

    b) Sakelar penyinaran sebaiknya jenis tekan terus; pemotretan

    ulang tidak mungkin dilakukan tanpa melepaskan tekanan jari

    pada sakelar dan mengembalikan pengatur waktu penyinaran ke

    kedudukan semula.

    c) Operator yang berada di kamar yang sama dengan pasien harus :

    f. berdiri pada jarak lebih dari 2 m dari pasien

    16

  • g. berdiri di belakang tabir Pb yang tebalnya tidak

    kurang dari 0,5 mm (sebaiknya tabir dilengkapi kaca intip

    kaca Pb setara dengan 0,5 mm Pb)

    2) Untuk pemotretan gigi dengan film dalam mulut

    a) Penyinaran harus dikendalikan dengan sakelar tekan terus

    b) Pengatur waktu penyinaran harus dapat menghentikan

    penyinaran secara otomatis setelah selang waktu dan

    lamanya tidak boleh kurang dari 5 detik.

    c) Harus dilengkapi dengan kerucut dental untuk menjamin

    jarak minimum fokus-kulit seperti yang dikehendaki

    diafragma permanen berukuran tetap :

    h. untuk penggunaan kerucut dental yang dapat

    ditukar harus dijamin diafragma selalu berada di

    tempatnya dan membatasi ukuran berkas sinar guna,

    sehingga tidak melampaui ukuran maksimum yang

    diperkenankan.

    i. di luar berkas sinar guna, diafragma harus memberikan

    tingkat perlindungan yang sama seperti yang diharuskan

    untuk susunan tabung Sinar-X

    j. diameter berkas sinar guna pada ujung bawah

    kerucut dental harus tidak lebih dari 7,5 cm dan

    sebaiknya tidak lebih dari 6 cm.

    k. untuk kerucut yang silindris dan divergen

    dengan/tanpa ujung terbuka, ukuran maksimum berkas

    sinar guna harus sesuai dengan luas kerucut dental pada

    ujung kerucut.

    l. tempat kedudukan fokus dan arah sumbu berkas

    sinar guna harus diketahui dengan mudah.

    m. jarak minimum fokus-kulit harus terjamin oleh

    kerucut dental dengan ukuran diameter di atas seperti

    ditentukan dalam tabel berikut :

    17

  • Pesawat untuk tomografi dental panoramik lapangan

    1) Pengaturan dan pembatasan penyinaran

    a) Selama penyinaran jarak minimum fokus-kulit harus 15 cm;

    dalam segala hal diusahakan agar jarak fokus-kulit minimal

    20 cm.

    b) Penyinaran harus dikendalikan dengan sakelar tekan-terus.

    c) Di luar berkas sinar guna, diafragma celah yang dipasang

    tetap pada susunan tabung sinarX harus memberikan

    pelindung yang sama tingkatnya seperti yang dikehendaki

    untuk susunan tabung sinar-X.

    Gambar II.9. Pesawat X-ray panoramic tomografi

    e. Pesawat Sinar-X Intervensional

    Peralatan sinar-X yang biasa digunakan dalam Intervensional

    adalah peralatan fluoroskopi dan CT-Scan. Hasil foto sinar-X

    digunakan untuk pedoman dalam penempatan kateter, stents, dll

    dalam pembuluh darah dan organ tubuh untuk tujuan perbaikan

    atau pengobatan pada kondisi khusus/tertentu.

    Untuk melihat pembuluh darah digunakan media yang kontras,

    teknik yang digunakan adalah digital subtraction angiography

    (DSA). Fluoroskopi pada interventional radiology biasanya

    18

  • membutuhkan waktu lebih lama dengan daerah paparan radiasi

    yang lebih luas. Sehingga dosis radiasi yang diterima pasien, dokter

    dan petugas proteksi radiasi menjadi tinggi.

    Karena paparan radiasi yang diterima pasien cukup tinggi maka

    peralatan fluoroskopi yang digunakan perlu ditambahkan alat yang

    dapat mengukur dosis yang diterima pasien secara kontinyu (seperti

    alat dose-area product meter), alat tersebut harus menunjukan

    waktu selama fluoroskopi dilakukan dan dilengkapi dengan alarm

    peringatan untuk dokter pada interval waktu tertentu, lebih baik jika

    lama penyinaran tidak lebih dari 5 menit.

    meter

    Gambar II.10 DA

    f. CT-Scan (Computed T

    CT-Scan (computed t

    diagnosa kedokteran p

    dilakukan dengan mel

    2 mm) pada tubuh ditangkap oleh suatu

    detektor bergerak d

    Berdasarkan perbedaa

    penyinaran kemudian

    Dose-area product Alat pembaca DAP meter

    P (Dose Area Product meter)

    omography)

    omography) pertama kali digunakan untuk

    ada awal tahun 1970-an. Teknik diagnosa ini

    ewatkan seberkas sinar-X terkolimasi (lebar

    pasien dan berkas radiasi yang diteruskan

    sistem detektor. Sumber sinar-X berikut

    i suatu bidang mengitari tubuh pasien.

    n respon detektor pada berbagai posisi

    dibuat suatu rekonstruksi ulang untuk

    19

  • mendapatkan gambar bidang tomografi dari objek (pasien) yang

    disinari.

    Gambar II.11. Prinsip pencitraan akuisisi pada alat CT-Scan

    Peralatan CT-Scan terdiri dari :

    n. Meja tempat pasien

    o. Gantry scanning yang berisi sumber sinar-X

    terkolimasi dan susunan detektor

    p. Perangkat elektronik untuk akuisisi data

    q. Generator sinar-X

    r. Komputer, TV-monitor berikut panel kontrol

    20

  • Gambar II.12. Peralatan pesawat CT-Scan

    Gantry Scanning

    Meja pasien Peralatan untuk

    akuisisi data

    Meja pasien dan gantry scanning harus dapat menempatkan posisi

    pasien pada posisi yang tepat, akurat dan nyaman, sehingga dari proses

    rekonstruksi akan didapatkan hasil tomografi yang benar. Tegangan

    sinar-X yang digunakan bervariasi dari 50-150 kV dengan kuat arus

    antara 0-600 mA. Gambar bidang tomografi yang ditampilkan pada

    layar monitor komputer selanjutnya dapat dibuatkan film fotografi

    (seperti pada diagnostik konvensional), dicetak pada printer ataupun

    disimpan dalam disket (floppy disk).

    Penggunaan

    CT-scan ini paling banyak digunakan untuk melihat potongan

    penampang lintang dari susunan syaraf pusat (otak) manusia. Pasien

    yang akan diperiksa harus tidur di meja pasien. Setelah didapatkan

    posisi yang dikehendaki, kemudian dilakukan pengambilan data yang

    diatur dari panel kontrol. Panel kontrol ini harus terletak di ruang

    pemeriksaan. Pengambilan data ini bisa memakan waktu beberapa

    menit, tergantung dari jenis pemeriksaan dan tipe pesawat CT-scan

    yang digunakan.

    Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan proses rekonstruksi untuk

    mendapatkan gambar. Proses rekonstruksi ini merupakan suatu

    21

  • pekerjaan yang sangat komplek dan hanya dilakukan dengan komputer,

    sehingga teknik diagnosa ini dikenal computerized tomography atau

    computed tomography.

    Seperti halnya pada diagnostik sinar-X konvensional, CT-scan ini juga

    kurang baik untuk pemeriksaan bagian/organ tubuh yang bergerak.

    Sehingga sampai saat ini CT-scan lebih banyak digunakan untuk

    pemeriksaan bagian kepala.

    Aspek Proteksi Radiasi

    Untuk setiap pemeriksaan, seorang bisa menerima dosis radiasi sampai

    dengan 10 mSv (1 rem) pada bagian tubuh yang sangat sempit. Karena

    dapat memberikan dosis cukup tinggi, maka pesawat CT-scan harus

    ditempatkan pada ruang khusus yang berpenahan radiasi cukup. Selama

    pengambilan data, operator/radiografer tidak diperkenankan berada di

    dalam ruang pemeriksaan. Ruangan perlu diberikan tanda-tanda/lampu

    ketika pemeriksaan sedang berlangsung. Disain dinding penahan radiasi

    adalah seperti halnya pada pesawat sinar-X konvensional.

    B. RADIOTERAPI

    Radioterapi merupakan salah satu cara pengobatan penyakit dengan

    menggunakan radiasi. Berdasarkan metode, radioterapi dapat digolongkan

    menjadi :

    1. Brachyterapi

    2. Teleterapi

    1 Brachyterapi

    Brachyterapi merupakan radioterapi dimana sumber radiasi secara

    langsung dikontakkan dengan tumor, baik secara internal maupun

    eksternal.

    22

  • Dalam terapi dengan brachyterapi dikenal dua teknik yaitu manual

    loading (konvensional) dan Remote afterloading.

    a. Manual loading (konvensional)

    Cara ini pertama kali digunakan untuk iradiasi pasien kanker rahim

    (uterus) pada tahun 1908. Di negara maju penggunaan metode ini telah

    dikurangi dan digantikan dengan metode remote afterloading.

    Ada 3 teknik dalam brachyterapi konvensinal yaitu:

    o Interstisial, yaitu sumber dimasukkan atau ditanam langsung ke dalam jaringan tumor dengan cara pembedahan.

    o Intracavitary, yaitu sumber dimasukkan dengan menggunakan alat bantu seperti kateter melalui lubang mulut dsb, disebut juga sebagai

    aplikasi intraluminal.

    o Surface, yaitu dengan menempelkan sumber di atas permukaan tumor atau pada kulit, disebut juga terapi superficial.

    Gambar II.13 (a) Berbagai Jenis Aplikator untuk Brachyterapi,

    (b) Aplikator untuk terapi superficial

    Sumber-sumber radioaktif yang digunakan pada brachyterapi antara

    lain seperti pada :

    (a) (b)

    23

  • Tabel III.1 Jenis Radioisotop yang digunakan dalam brachyterapi

    Sumber T1/2 (MeV) HVL (mmPb) 222Rn 3.83 d 0.047 - 2.45 (0.83 avg) 8.0 60Co 5.26 y 1.17, 1.33 11.0 137Cs 30 y 0.662 5.5 192Ir 74.2 d 0.136 - 1.06 (0.38 avg) 2.5

    198Au 2.7 d 0.412 2.5 125I 60.2 d 0.028 avg 0.025

    103Pd 17 d 0.021 avg 0.008 226Ra 1600 y 0.047 - 2.45 (0.83 avg) 8.0

    Radium-226 saat ini sudah tidak digunakan lagi di negara maju, dan di

    beberapa negara penggunaan sumber radium sudah berkurang.

    Penggantian Ra-226 dilakukan dengan 2 pertimbangan pokok yaitu :

    o Keselamatan (safety) o Biaya (cost)

    Problem utama penggunaan sumber radium adalah kebocoran sumber

    dengan resiko kontaminasi sebab waktu paro sumber yang sedemikian

    lama (1622 tahun) sehingga aktivitas sumber tetap hingga beberapa

    generasi. Problem lain adalah radium mempunyai energi foton yang

    sangat besar, sehingga membutuhkan penahan radiasi (shielding) yang

    sangat tebal dengan biaya yang mahal. Aktivitas sumber untuk

    brachyterapi perlu dikoreksi misalnya untuk sumber Cs-137 koreksi

    aktivitas dilakukan tiap 6 bulan sekali dan sumber diganti tiap 10 15

    tahun, sedangkan untuk Ir-192 koreksi dilakukan tiap hari dan

    penggantian dilakukan tiap 6 bulan.

    24

  • Proteksi radiasi dan penanganan sumber

    Bekerja dengan brachyterapi secara manual harus sangat hati-hati

    mengingat penanganan sumber dilakukan secara manual sehingga

    menyebabkan penerimaan paparan radiasi yang tinggi bagi dokter

    maupun perawat.

    Pada saat melakukan sterilisasi dan disinfeksi, perlu dihindari adanya

    paparan radiasi yang tidak perlu terhadap petugas (perawat) dan staf

    lain dan juga kerusakan sumber khususnya sumber radium.

    Prinsip dasar proteksi radiasi (waktu, jarak, dan perisai) harus menjadi

    pedoman dalam bekerja dengan sumber radiasi eksterna.

    Sumber perlu diuji secara reguler setiap enam bulan sekali. Uji sumber

    meliputi uji bentuk fisik/kimia, uji kebocoran (uji usap), uji terhadap

    distribusi dan uniformitas radionuklida. Sumber yang bocor harus

    ditempatkan dalam kontainer yang terproteksi dengan baik.

    Inventarisasi terhadap semua sumber radioaktif perlu dilakukan untuk

    mencegah hilangnya sumber dengan cara pemeriksaan dan perhitungan

    sumber secara periodik. Jika jarum radioaktif dimasukkan ke dalam

    tubuh pasien maka tubuh pasien dimana jarum radioaktif dimasukkan

    harus dijahit.

    Setiap tindakan dengan brachyterapi harus diperiksa secara rutin,

    misalnya 2 kali sehari untuk menjamin bahwa posisi jarum/tabung

    radioaktif tidak berubah atau tetap. Setiap ada perubahan harus segera

    diberitahukan pada dokter ahli radioterapi.

    25

  • b. Remote afterloading

    Remote afterloading merupakan teknik brachyterapi yang dilengkapi

    dengan sistem remote untuk mendorong sumber keluar dari wadah

    sumber hingga masuk ke aplikator melalui kateter atau kabel. Sumber

    kemudian ditarik kembali ke wadahnya setelah waktu penyinaran

    selesai secara elektromekanik dengan kendali komputer.

    Remote afterloading merupakan brachyterapi mutakhir dan suatu sistem

    terdiri dari 2 unit yaitu :

    - Unit penyinaran (Treatmen unit)

    - Unit kontrol (Control Unit) dan dilengkapi alat penunjang

    Berdasarkan laju dosis (dose rate) sumber yang digunakan, remote

    afterloading dapat dikelompokkan menjadi :

    - Low dose rate (LDR) : Range dose rate 30-100 cGy/jam, dan waktu

    penyinaran 20-50 jam.

    - Medium dose rate (MDR) : Range dose rate 100-200 cGy/jam,

    waktu penyinaran 1-20 jam

    - High dose rate (HDR) : Range dose rate > 2000 cGy/jam atau > 33

    cGy/menit, waktu penyinaran 1-60 menit secara bertahap misalnya

    15 menit/penyinaran.

    Gambar II.14 Unit HDR Brachyterapi

    26

  • Sumber yang digunakan untuk remote afterloading adalah Cs-137

    (waktu paro 30 th, waktu efektif sekitar 10-15 th), C0-60 (waktu paro

    5,4 th, waktu efektif sekitar 5 th), dan Ir-192 (waktu paro 74 hari, waktu

    efektif sekitar 3 bl).

    2 Teleterapi

    Teleterapi merupakan terapi menggunakan radiasi dimana sumber radiasi

    tidak dikontakkan dengan obyek terapi (kanker) secara langsung atau

    berjauhan dengan obyek terapi.

    Berdasarkan sumber untuk terapi, teleterapi dapat dibedakan menjadi :

    a) Sinar X

    b) Sinar gamma (Gamma teleterapi)

    c) Linac (Linear accelerator)

    a. Pesawat terapi sinar X

    Pesawat sinar X untuk terapi pada prinsipnya sama dengan pesawat

    sinar X untuk diagnostik dengan beberapa perbedaan teknis. Pesawat

    sinar X untuk terapi di bagi menjadi 2 bagian :

    - Terapi tegangan rendah (Low voltage therapy), tegangan 40 120

    kV untuk terapi kanker kulit atau tumor permukaan.

    - Terapi tegangan ortho (Orthovoltage/deep Therapy), tegangan 150

    400 kV, untuk terapi yang letaknya di bawah permukaan kulit.

    Peralatan harus dilengkapi dengan safety features bila terjadi hal-hal

    sebagai berikut :

    o Pembebanan tabung sinar X terlalu tinggi o Sistem pendingin tidak berfungsi o Suhu dalam tabung melampaui nilai kritis o Pintu terbuka

    27

  • Gambar II.15 a) Pesawat sinar X Orthovoltage,

    a b

    b) Berbagai jenis filter

    Tabel III.2 Tingkat kebocoran radiasi pada pesawat sinar X untuk terapi

    Pesawat Tegangan

    tabung Kebocoran Lokasi

    < 50 kVp 1 mGy/jam 5 cm dari permukaan

    tabung pesawat sinar X

    Supe

    rfic

    ial

    X ra

    y

    < 150 kVp 1 mGy/jam

    1 m dari permukaan

    tabung pesawat

    sinar X

    > 150 kVp 300 mGy/jam 5 cm dari permukaan

    tabung pesawat sinar X

    Orth

    ovol

    tage

    X

    ray

    < 400 kVp 10 mGy /jam

    1 m dari permukaan

    tabung pesawat

    sinar X

    28

  • b. Gamma teletherapy

    Gantry

    Head source

    Collimator assembly

    Meja pasien

    Distance indicator

    Gambar II.16 Gamma teleterapi

    Pesawat gamma teleterapi terdiri dari beberapa bagian utama :

    Gantry stand Head source / radiation head Collimator assembly Distance indicator Control : treatment room controls dan control consule Peralatan penunjang

    - Gantry stand, merupakan tempat wadah sumber (radiation

    head atau source head) dan yang menjamin perputaran

    isocentric dari wadah sumber atau peralatan pembatas

    berkas.

    - Source head, merupakan wadah sumber radioaktif yang

    terbuat dari baja dan sumbernya diberi perisai timbal dan

    Uranium Susut Kadar (depleted uranium), dengan pemegang

    sumber dari wolfram. Source head juga dilengkapi dengan

    sistem beam ON/OFF dan fokalisasi lapangan penyinaran.

    - Collimator assembly, alat pengatur/pembatas ukuran

    lapangan penyinaran sesuai kebutuhan (tergantung ukuran

    atau dimensi tumor), collimator dilengkapi dengan

    diafragma dua tahap.

    29

  • - Distance indicator, adalah suatu penunjuk jarak secara optis

    yang ditempatkan pada sudut 450 terhadap sumbu kontrol

    didalam gantry, menunjukkan jarak antara 65 130 cm.

    - Control terdiri dari treatmen room control, control console

    (sistem kontrol yang dilengkapi dengan berbagai tombol dan

    ditempatkan di ruang operator). Panel kontrol (console

    Control) digunakan untuk memulai dan menghentikan

    penyinaran, mengontrol interlocks, display dan indikator.

    - Sumber (Source). Sumber berada dalam kapsul stainless

    steel yang dilas (welded) dengan memenuhi standar

    pengujian tertentu. Laju paparan radiasi untuk kebocoran

    maksimum 2 mR/jam pada jarak 1 meter dan diwadahi

    dalam tungsten holder, sedangkan source holder juga

    dilengkapi dengan fiber optik.

    - Wadah sumber (radiation head). Sumber radiasi berada

    dalam wadah sumber terbungkus dengan uranium susut

    kadar (depleted uranium) yang dibungkus dengan timah

    hitam (lead).

    Koreksi aktivitas (selain ketentuan kalibrasi aktivitas) sumber perlu

    dilakukan mengingat sumber mengalami peluruhan sehingga laju

    dosis menurun. Laju dosis sumber Co-60 akan menurun sekitar 1%

    perbulan dan Cs-137 laju dosis menurun kurang dari 1% perbulan.

    Koreksi aktivitas sumber Co-60 dilakukan tiap bulan sekali,

    sedangkan untuk Cs-137 dilakukan tiap 6 bulan sekali.

    Gambar II.17 Head Sumber Pesawat Teleterapi Gamma dan Bagian-bagiannya

    30

  • Aspek Proteksi radiasi

    Pesawat telegamma harus diperiksa apakah sumber bocor dengan cara test usap (wipe test) yang frekuensinya paling tidak sekali

    dalam setahun.

    Uji kebocoran (leakage test) dilakukan pada saat sumber pada posisi BEAM OFF, petugas mengenakan sarung tangan kemudian

    permukaan bagian dalam kolimator (sedekat mungkin dengan

    sumber) diusap dengan menggunakan kertas kering (khusus) yang

    diberi alkohol.

    Jika hasil cacahan menunjukkan angka bacaan diatas radiasi latar (background) atau jika aktivitas lebih besar dari 5 nCi/cm2 maka

    sumber mungkin bocor, sehingga perlu diambil tindakan

    pengamanan sesuai prosedur.

    Sistem Proteksi Alat

    Unit harus dilengkapi dengan safety features dan emergency stuck

    source.

    Safety feature

    Sumber akan tetap/kembali pada keadaan OFF jika :

    - Listrik padam

    - Pintu interlock terbuka

    - Source head bergerak selama fixed mode

    - Tekanan udara pada interlock rendah

    Emergency stuck source

    Apabila sumber gagal masuk ke dalam wadah atau macet maka

    operator harus melakukan tindakan berikut :

    - menekan tombol emergency

    - cara manual : memutar roda pada stand searah jarum jam atau

    mendorong sumber masuk ke dalam dengan alat khusus T-Bar

    (tindakan tergantung model).

    31

  • c. Teleterapi Linac

    Pesawat linac merupakan pengembangan dari pesawat sinar X

    orthovoltage (tegangan < 1 MV) sedangkan Linac dengan tegangan >

    1 MV yang disebut supervoltage therapy. Linac merupakan salah satu

    jenis sistem pemercepat elektron secara linear dengan energi tinggi

    yaitu mega elektron volt (jutaan elektronvolt).

    Pesawat Linac yang digunakan untuk terapi mempunyai energi dari 4

    35 MeV, pesawat linac yang rancangannya paling sederhana adalah

    yang mempunyai energi 4-6 MeV yang ukuran tabungnya agak

    pendek, 50 100 cm.

    Linac modern dilengkapi dengan pilihan treatmen berkas radiasi,

    yaitu:

    - Berkas elektron dan berkas foton (dual mode).

    - Dua berkas foton

    - Lima atau lebih berkas energi elekteron

    Berkas elektron digunakan untuk penyinaran tumor yang berada di

    permukaan, misalnya kulit, kepala, payudara dan lain-lain, sedangkan

    berkas foton digunakan untuk penyinaran tumor yang posisinya jauh

    di dalam permukaan tubuh, misalnya otak, hati, ginjal, rahim, paru-

    paru dll.

    Bagian utama dari sistem teleterapi linac terdiri atas Stand dan Gantry

    serta peralatan penunjang.

    Stand terdiri dari beberapa komponen :

    - Klystron atau magnetron, pembangkit dan penguat gelombang

    mikro

    - Wave Guide, pemandu gelombang yang di dalamnya dilengkapi

    circulator

    32

  • - Circulator, untuk menghindari berbaliknya gelombang mikro ke

    klistron

    - Oil tank, tempat minyak sebagai pendingin

    - Coiling water system, menjaga temperatur tetap stabil dan

    mencegah terjadinya kondensasi dari uap udara atau gelembung

    udara.

    Gantry Terdiri dari beberapa komponen :

    - Accelerator structure, merupakan struktur pemercepat elektron yang

    di dalamnya ada modulator.

    - Modulator, pencatu daya tinggi

    - Electron Gun (Cathode), sebagai sumber elektron

    - Bending magnet, sebagai pembawa berkas elektron

    - Treatmen head, di dalamnya terdapat alat yang membentuk berkas

    radiasi dan alat monitor.

    - Beam stopper, menyerap berkas radiasi sehingga mengurangi

    persyaratan proteksi shielding ruang penyinaran, tebal dinding dan

    pintu ruangan.

    Gambar II.18 Pesawat Linac dan Bagian-bagiannya

    33

  • Peralatan penunjang harus dilengkapi dengan :

    - Panel Kontrol

    - Modulator kabinet

    - CCTV, Audio, Card rack cabinet : Filter, Aplikator (berkas elektron),

    Pb dll.

    Prinsip terjadinya Berkas foton atau berkas elektron

    - pada saat linac sudah dalam kondisi ON berarti modulator telah

    memberi daya berupa pulsa-pulsa tegangan tinggi ke Klystron atau

    Magnetron.

    - Selanjutnya gelombang mikro energi tinggi yang dihasilkan klystron

    atau magnetron melalui wave guide akan bergerak maju menuju

    accelerator structure, kemudian elektron diinjeksikan ke accelerator

    structure dan pada elektron diberikan energi tinggi gelombang mikro

    sehingga elektron mempunyai tenaga kinetik.

    - Dengan adanya medan listrik yang tinggi maka elektron akan

    dipercepat ke ujung tabung kemudian magnet akan mempercepat

    elektron tersebut serta membelokkan dengan sudut 900 atau 2700,

    dengan demikian akan diperoleh elektron berkekuatan tinggi yang

    menumbuk target (misal, terbuat dari tungsten) dan selanjutnya

    menghasilkan foton yang sangat tinggi. Apabila yang diinginkan

    adalah berkas elektron maka elektron berkekuatan tinggi tersebut

    langsung diarahkan ke celah berkas tanpa menumbuk target.

    - Foton energi tinggi dapat berupa foton sinar X (foton beam) dan

    berkas elektron. Untuk mendapatkan berkas sesuai dengan yang

    diinginkan misalnya berkas elektron maka tombol energi MeV yang

    ditekan sesuai dengan kebutuhan range energi, sedangkan untuk

    berkas sinar X maka tombol energi MV yang di tekan.

    Unit harus dilengkapi dengan safety features dan tombol emergency.

    Radiasi akan berhenti secara otomatis apabila:

    o Listrik padam o Pintu interlock terbuka o Pembebanan klystron atau magnetron terlalu tinggi

    34

  • o Gangguan pada water cooling system o Suhu dalam klystron atau magnetron melampaui nilai kritis

    Sedangkan tombol emergency adalah suatu alat (saklar) pemutus

    hubungan listrik untuk keadaan darurat. Tombol ini berada di panel

    kontrol dengan tombol RAD OFF dan di dinding ruang penyinaran

    dengan tombol PANIC BOTTOM. Tombol digunakan apabila terjadi

    kesalahan prosedur penyinaran.

    Pesawat teleterapi Linac dengan tegangan > 10 MV, perlu mendapat

    perhatian khusus sebab dapat menghasilkan ozon (O3) dan produksi

    netron yang terbentuk selama proses penyinaran.

    Pemeriksaan Parameter dan Sistem Keselamatan

    Pemeriksaan parameter dan sistem keselamatan peralatan radioterapi

    harus dilakukan secara reguler sesuai pedoman (standar) tiap alat.

    Tahapan pengujian operasional dilakukan untuk mengetahui kinerja alat

    apakah setiap parameter sesuai dan sistem bekerja dengan baik.

    Salah satu contoh untuk teleterapi gamma, beberapa parameter yang

    harus diperiksa antara lain:

    - Alat pengatur posisi, seperti sinar laser atau lampu pengatur posisi

    - Alat ukur jarak sumber ke kulit (Source to skin distance/SSD)

    - Bacaan atau indikator setting pesawat seperti, sudut gantry dan luas

    lapangan.

    - Penjajaran pembatas berkas

    - Sistem interlock dan tanda peringatan radiasi

    Untuk teleterapi Co-60, proteksi alat meliputi safety feature dan

    emergency stuck source juga diperiksa. Efektivitas sumber sangat

    tergantung pada waktu paro sumber. Secara khusus untuk teleterapi linac

    pemeriksaan harus lebih seksama mengingat unit adalah sistem

    35

  • elektromekanik modern yang membutuhkan tingkat kepekaan dan

    ketelitian yang tinggi. Linac membutuhkan daya listrik yang sangat besar

    yang terkadang dengan fluktuasi yang relatif besar. Pesawat terapi ini

    dilengkapi dengan sistem pendingin sehingga temperatur dan suhu

    ruangan harus terjaga dengan baik. Pada saat alat akan digunakan

    masalah mungkin terjadi karena ketidakstabilan dari sistem, setting dari

    parameter harus sesuai dengan yang direncanakan.pada dasarnya laju

    dosis keluaran sumber radiasi terapi dengan zat radioaktif Co-60 dan Cs-

    137 lebih stabil dibandingkan dengan pesawat sinar X maupun Linac.

    Oleh sebab itu ketentuan batas waktu pengukuran sumber radiasi terapi

    Co-60 dan Cs-137 lebih lama dibandingkan dengan pesawat sinar X

    maupun Linac untuk dikalibrasi ulang keluaran berikutnya.

    C. KEDOKTERAN NUKLIR

    Zat radioaktif atau radionuklida sudah banyak digunakan dalam bidang

    kesehatan untuk tujuan :

    Diagnostik Terapi

    Dalam hal ini kedokteran nuklir merupakan salah satu kegiatan yang

    memanfaatkan zat radioaktif dalam bentuk sumber terbuka. Penggunaan

    sumber terbuka ini akan menghasilkan limbah radioaktif dan non

    radioaktif.

    1. Karakteristik Sumber Terbuka

    Ilmu kedokteran Nuklir adalah bidang keahlian dalam kedokteran yang

    menggunakan isotop radioaktif baik secara pencitraan maupun

    pengobatan penyakit. Cabang ilmu kedokteran yang menggunakan

    sumber radiasi terbuka untuk mempelajari fisiologi dan anatomi, serta

    melakukan diagnosis dan terapi terhadap penyakit.

    36

  • Zat radioaktif adalah sumber terbuka yang digunakan sebagai

    radiofarma, aktifitas rendah(beberapa Ci hingga ratusan mCi) dan

    berumur paro pendek (T1/2 ), sebagai contoh:

    99mTc dengan T1/2 adalah 6 jam dan pemancar radiasi gamma dan energi 0,14 MeV

    125I dengan T1/2 adalah 60,1 hari dan pemancar radiasi gamma dan energi 0,035 MeV

    131I dengan T1/2 adalah 8,0 hari dan pemancar radiasi beta dengan energi 0,61 MeV (mak) maupun pemancar radiasi gamma dan

    energi 0,08-0,7 MeV

    32P dengan T1/2 adalah 14,3 hari pemancar radiasi beta dan energi 1,7 MeV ( maksimum)

    a. Pencitraan oleh Gamma Camera

    Peralatan yang lazim digunakan dalam pencitraan kedokteran

    Nuklir yang sering digunakan adalah Gamma Camera. Gamma

    camera adalah detector yang dikembangkan oleh Hal anger (1958)

    untuk pencitraan dan studi fungsional. Gamma camera dapat

    digunakan untuk melihat bagaimana distribusi radiofarmaka melalui

    tubuh, atau diserab oleh organ tertentu. Dan pemprosesan hasil

    pencitraan serta perolehan data yang dikontrol pada beberapa kasus

    oleh Gamma Camera disambungkan pada komputer untuk

    menghasilkan suatu citra.

    37

  • Gambar II.19. Ruang kedokteran nuklir menggunakan Gamma Camera

    b. Diagnostik

    Penggunaan zat radioaktif pada diagnostic dibagi 2 jenis, yaitu :

    - Aplikasi in vitro ; dan

    - Aplikasi in vivo

    In vitro adalah penggunakaan zat radioaktif yang dilakukan diluar

    tubuh manusia, aplikasi in vitro ini menggunakan zat radioaktif

    dengan aktifitas ribuan Bequerel (kBq) dalam bentuk cair yang

    fungsinya untuk mengukur hormon, dalam bentuk sempel biometik.

    Zat radioaktif yang digunakan pada umumnya adalah 125I, 57Co, 58Co dan 14C.

    Sedangkan in vivo adalah penggunaan zat radioaktif yang

    dimasukkan kedalam fungsi dinamis tubuh manusia, dan pada masa

    sekarang ini aplikasi diagnostic yang paling banyak digunakan

    adalah teknik in vivo yaitu untuk pemeriksaan fungsi tubuh dengan

    menggunakan gamma yang menghasilkan suatu citra. Radiofarmaka

    in vivo dipersiapkan dengan cara melarutkan 99Tc yang dielusi dari

    generator 99mTc ke dalam suatu senyawa tertentu. Rentang aktivitas

    sumber yang digunakan untuk radiofarmaka 99mTc adalah 40 800

    MBq, sedangkan untuk pesien anak anak diberikan dengan dosis

    yang lebih rendah.

    38

  • Pada pemeriksaan in-vivo, setelah radioisotop dimasukkan kedalam

    tubuh pasien (diminumkan, disuntikan, dihisap melalui saluran

    pernafasan (inhalasi), dsb) maka radiofarmaka selanjutnya dalam

    tubuh pasien dapat diperiksa dengan :

    1) Membuat gambar (citra) organ atau bagian tubuh pasien yang

    mengakumulasikan radioisotope, dengan mrnggunakan kamera

    gamma atau kamera positron.

    2) Menghitung aktivitas yang terdapat pada organ atau bagian

    tubuh pasien yang mengakumulasikan radioisotope dengan

    menempatkan detector radiasi gamma diatas organ atau bagian

    tubuh tersebut (external body counting )

    3) Menghitung aktivitas radioisotope yang terdapat dalam contoh

    bahan biologic yang diambil dari tubuh pasien dengan

    menggunakan pencacah gamma (sample counting )

    Radionuklida lain yang juga digunakan untuk pencitraan diagnostic

    meliputi : 67Ga, 111In, 201TI, 123I dan 131I dengan rentang aktivitas 40

    400 MBq. Beberapa radionuklida juga digunakan untuk menandai

    unsure-unsur darah sebagai perunut. Diagnostik jenis khusus ini

    mencakup pengambilan sample darah pasien, radiolabelling darah

    dan injeksi kembali.

    Radionuklida yang digunakan meliputi : 99mTc,111In, 51Cr, 59Fe dan 125I. Aktivitas radionuklida yang dapat diinjeksikan kembali dalam

    jumlah beberapa MBq hingga maksimum pada 200 MBq, dengan

    aktivitas lebih besar untuk 99mTc.

    Radionuklida dalam bentuk gas dan aerosol juga ada yang

    digunakan untuk tujuan diagnosa selama pencitraan paru-paru

    dengan menggunakan 81mKr (hingga 6 GBq diberikan per pasien), 133Xe (hingga 400 MBq) dan 99mTc - diethyl tetra penta acietic acid

    (DTPA) dalam bentuk aerosol yang dihirup (aktivitas hingga 80

    MBq).

    39

  • Sumber terbuka yang digunakan dalam kedokteran nuklir sebagian

    terbesar berbentuk cairan yang diberikan melalui suntikan. Namun

    disamping itu pula dapat digunakan sumber terbuka dalam bentuk

    padat misalnya kapsul gelatin yang berisi Na131I atau dalam bentuk

    gas seperti misalnya 13Oksigen .

    Dewasa ini untuk keperluan kedokteran nuklir diagnostic pada

    umumnya digunakan radiofarmaka yang berbasis 99mTechnetium.

    Gambar II.20. Radioaktif berbasis 99m Ttechnetium

    Gambar IV.21. 99mTehnetium yang disuntikan pada tubuh pasien

    Dalam setiap prosedur diagnosis kedokteran Nuklir harus dijamin

    bahwa :

    1) Para praktisi medik yang meminta atau melaksanakan diagnosis

    kedokteran Nuklir.

    2) Mengusahakan paparan sekecil mungkin pada pasien.

    3) Memperhatikan informasi dari pemeriksaan sebelumnya untuk

    menghindari adanya pemeriksaan ulang yang tidak perlu

    4) Memperhatikan pedoman tingkat paparan medik

    40

  • 5) Para praktisi medik, teknisi atau staf pencitraan, mengusakan

    paparan terkecil pada pasien dengan kualitas citra yang masih

    dapat diterima, dengan melalui :

    pemilihan radiofarmaka dan aktivitas terbaik, dengan memperhatikan adanya persyaratan khusus untuk anak-anak

    dan pasien yang memiliki kelainan fungsi organ.

    penggunaan metoda untuk mencegah masuknya radioisotope ke organ yang tidak diperiksa dan mempercepat ekskresi

    radioisotope.

    Pemberian radionuklida untuk diagnosis dan terapi pada wanita hamil atau yang diduga akan hamil harus dihindari,

    kecuali terdapat indikasi klinik yang sangat kuat.

    Untuk ibu yang menyusui, pemberian ASI pada bayi perlu dihentikan sampai dengan jumlah radionuklida yang keluar

    lewat ASI diperkirakan tidak akan memberikan dosis efektif

    lebih besar dari batas yang diijinkan untuk bayi, dan

    Pemberian radionuklida pada anak untuk diagnasis dilakukan hanya jika terdapat indikasi klinik sangat kuat,

    dan aktivitasnya harus berdasarkan berat badan, luas

    permukaan tubuh atau kreteria lainnya.

    c. TERAPI

    Aplikasi zat radioaktif untuk terapi dalam Kedokteran Nuklir

    menggunakan sejumlah sumber terbuka yang dalam aktivitasnya

    jauh lebih besar dibandingkan aktivitas sumber terbuka yang

    digunakan untuk diagnostic. Beberapa penyakit yang lazim diobati

    dengan terapi kedokteran Nuklir adalah thyroid (kelenjar gondok ),

    prostate cancer (kanker prostat), hyperthyroidism, cancer bone

    pain, polycythaemia (kelainan sel darah merah dan kenaikan jumlah

    darah ) dan leukimia (kenaikan jumlah sel darah putih ).

    Zat radioaktif 131I adalah sumber yang secara luas digunakan untuk

    terapi kanker Thyrotoxicosis dan untuk Ablasi Tiroid atau

    41

  • Metastase. 131I yang digunakan untuk maksud terapi tersebut dapat

    diberikan dalam 3 (tiga) bentu fisik, yaitu : cairan Sodium Iodida

    yang diminumkan beberapa kali, bubuk yang dimasukkan kedalam

    kapsul gelatin untuk diminumkan atau larutan Sodium Iodida steril

    yang diinjeksikan. Pada umumnya injeksi hanya diberikan apabila

    ada masalah dengan cara diminumkan.

    Pada umunya radionuklida atau zat radiaktif sumber terbuka lain

    untuk terapi biasanya dilakukan dengan cara injeksi melalui

    pembuluh darah (intravena), larutan yang tidak cair misalnya 89Sr

    atau 32P. Strontium-89 khususnya digunakan untuk terapi pasien

    penderita matastase tulang, aktivitas sumber biasanya beberapa

    ratus MBq, sedangkan Yttrium-90, khususnya dalam bentuk larutan

    koloid silikat, diinjeksikan ke dalam persendian tulang pasien,

    misalnya lutut, dengan aktivitas sumber kira-kira 200 MBq per

    injeksi.

    2. Keselamatan kerja dengan sumber terbuka

    a. Pemindahan sumber

    Untuk pemindahan sumber beraktivitas rendah dari tempat

    penyimpanannya ke laboratorium, operator menggunakan penjepit

    sederhana atau seutas tali untuk menggantungkan sumber yang

    terdapat dalam wadah yang tak mudah pecah. Bila sumber

    aktivitasnya tinggi khususnya pemancar radiasi gamma maka perlu

    digunakan wadah yang berpenahan radiasi.

    b. Cara Bekerja dengan Sumber Terbuka

    Ketentuan ketentuan yang harus ditaati untuk pekerjaan yang

    menyangkut pembukaan kontener dan pengambilannya berikut ini :

    1) pekerjaan harus dilakukan didalam laboratorium yang khusus

    2) alat alat gelas dan instrument yang digunakan harus diberi

    tanda khusus.

    42

  • 3) harus dilakukan dengan hati hati, tepat dan rapi.

    4) persiapan minimum tertentu yang meliputi tempat kerja,

    peralatan dan instrument. Limbah yang terkontaminasi harus

    diletakkan ditempat yang mudah dicapai dan diberi tanda

    bahaya radiasi serta dibuat secara khusus.

    5) pekerjaan penanganan yang tidak rutin harus direncanakan lebih

    dulu dan diadakan silmulasi dengan cairan yang tidak aktif.

    6) petugas harus menggunakan jas laboratorium dan sarung tangan.

    7) pemipetan tidak boleh dilakukan dengan mulut sebab ada

    kemungkinan zat radioaktif dapat masuk ke mulut.

    8) semua wadah yang memuat zat radioaktif cair sedapat mungkin

    harus dalam keadaan tertutup selama pekerjaan berlangsung.

    9) sumber radioaktif harus segera dikembalikan ketempat

    penyimpanan bila sudah tidak diperlukan.

    10) setelah pekerjaan penangan zat radioaktif selesai maka

    permukaan tempat kerja harus dibersihkan dan dilakukan

    pemantauan seluruh permukaan, perlengkapan, alat-alat serta

    pakaian kerja dan tangan si pekerja radiasi untuk melihat

    kemungkinan adanya kontaminasi.

    11) Ampul dan wadah yang beri zat radioaktif pemancar beta dan

    gamma tidak boleh dipegang dan di buka langsung dengan

    tangan. Harus digunakan tang untuk memindahkan dan alat

    penanganan jarak jauh untuk membukanya.

    12) untuk melindungi tubuh dari radiasi gamma maka zat radioaktif

    pemancar radiasi gamma sebaiknya ditangani dari balik

    selembar kaca timbal, atau tembok dari bata timbal (dengan

    menggunakan cermin untuk menentukan posisi yang tepat).

    13) bila pekerjaan dapat menimbulkan uap, gas, dan aerosol maka

    pekerjaan harus dilakukan dalam lemari asap yang berventilas

    43

  • c. Teknik penangan Sumber radiasi

    Pada penanganan zat radioaktif sumber terbuka yang sebagian terbesar

    berbentuk cairan perlu dihindarkan terperciknya cairan ke permukaan

    tempat kerja, pembentukan aerosol, dan terkontaminasinya bagian

    luar.Bila yang ditangani adalah sumber beraktivitas tinggi maka semua

    sentuhan langsung harus dihindarkan sekalipun menggunakan sarung

    tangan; dalam hal ini pekerjaan pemindahan instrument yang komplek:

    Alat dan jarum suntik untuk menyedot isi vial yang tertutup karet yang kedap udara.

    Pipet dengan bola karet Pemindahan cairan dengan tekanan positif atau negative

    memungkinkan pengendalian jarak jauh

    44

  • BAB III.

    PEMANFAATAN DALAM BIDANG INDUSTRI

    A. RADIOGRAFI

    Radiografi adalah salah satu cara uji tak merusak atau non-destructive

    testing (NDT) dengan memanfaatkan radiasi sinar-X dan/atau gamma

    (tabung sinar-X, Ir-192, Co-60,Se-75,Cs-137) yang digunakan untuk

    mendeteksi cacat/mutu dari las (welding), coran (Casting), sambungan

    (Joint), tempaan/cetakan (forging) dan rakitan (assemblies) di dalam sistem

    instalasi industri, keretakan dinding dll.

    1. Sumber Radiasi Radiografi

    Radiasi yang digunakan dalam radiografi adalah Sinar-X, Sinar- dan berkas neutron. Sumber-sumber radiasi tersebut mempunyai

    karakteristik dan sifat yang perlu diketahui:

    a. Sinar X

    SinarX adalah sinar polikromatis dengan spektrum kontinyu. Daya

    tembus sinar bertambah sesuai dengan pertambahan energi

    (tegangan tabung) dan berbanding terbalik dengan panjang

    gelombang. Intensitas sinar-X ditentukan oleh arus filament,

    tegangan tabung dan nomor atom target.

    b. Sinar Gamma ( )

    Sinar Gamma merupakan gelombang electromagnet. Radioisotop

    sumber radiasi gamma yang sering digunakan antara lain Iridium-

    192 (Ir-192), Selenium-75 (Se-75) dan Cobalt-60 (Co-60). Co-60

    biasanya digunakan untuk pemeriksaan bahan dengan kerapatan

    tinggi (mis. besi, cor2an, tembok beton dll) dengan ketebalan antara

    45

  • 12,6 18,9 mm dengan waktu paro 5,4 tahun. Untuk Ir-192

    biasanya digunakan untuk pemeriksaan bahan besi dengan

    ketebalan antara 6,3 - 10,8 mm dengan waktu paro 74 hari.

    Sedangkan Selenium-75 mempunyai waktu paro 120

    hari,dipergunakan untuk mengukur ketebalan bahan besi sebesar 5-

    30 mm. Co-60 dapat juga digunakan untuk pemeriksaan konstruksi

    beton berupa void, crak, pembesian atau korosi tulang besi di dalam

    beton, Co-60 dapat digunakan untuk pemeriksaan beton sampai

    ketebalan 1 m. Berikut tabel karakteristik sumber-sumber radionuklida yang digunakan untuk pengukuran radiografi :

    Tabel III.1 Karakteristik Sumber energi Gamma

    Radionuklida Energi Gamma Optimum steel Thickness (mm)

    Cobalt-60

    Caesium-137

    Iridium-192

    Selenium -75

    Ytterbium-169

    Thulium -170

    High (1,17 and 1,33)

    High (0,662)

    Med (0,2-1,4)

    Med (0,02)

    Low (0,008-0,31)

    Low 0,08

    12,6-150

    50-100

    10-70

    5-30

    2,5-15

    2,5-12,5

    2. Radiografi Film dan Foto-Fluoroskopi

    Berdasarkan gambar yang dihasilkan radiografi dapat dibedakan

    menjadi dua bagian, yakni :

    a. Teknik radiografi dengan Film

    Teknik radiografi dengan film merupakan cara klasik dalam proses

    pembentukan bayangan dengan radiasi sinar-X atau sinar gamma.

    Prinsip teknik ini adalah radiasi yang melalui suatu obyek akan

    diserap obyek, dimana banyaknya penyerapan di suatu titik

    46

  • tergantung pada tebal dan kerapatan material obyek dititik tersebut.

    Perbedaan penyerapan radiasi dideteksi dan direkam pada film

    radiografi sebagai perbedaan tingkat kehitaman (densitas).

    Bayangan yang dihasilkan oleh film adalah berbentuk bayangan

    negatif.

    b. Teknik radiografi tanpa film (foto-fluorografi)

    Cara lain untuk membentuk bayangan radiografi tanpa

    menggunakan film adalah dengan menggunakan skrin fluoresen

    yang dapat berpendar jika terkena radiasi sinar-X. Teknik ini

    disebut fluoroskopi dan bayangan yang dihasilkan pada skrin

    merupakan bayangan positif. Teknik ini biasa digunakan untuk

    memeriksa logam tipis, pengepakan dan pengalengan makanan.

    Peralatan yang dibutuhkan dalam uji fluoroscopy terdiri atas

    pesawat sinar-X, layar (screen) fluoresen dan benda uji yang

    diletakan dalam ruangan yang diberi pelindung radiasi.

    3. Proses Penyinaran Radiografi

    Prinsip Radiografi adalah sumber radiasi dilewatkan pada benda uji

    (specimen) (lihat gambar II.3). Di dalam speciemen radiasi akan

    terabsorbsi bervariasi tergantung pada tebal dan kerapatan masa benda

    uji. Contoh : cacat pada las-lasan pipa akan menghasilkan akumulasi

    paparan sinar transmisi yang lebih besar sehingga akan tampak lebih

    hitam pada film. Hasil transmisi yang ditangkap film kemudian

    diproses dan dianalisa untuk menentukan cacat atau defect dari benda

    uji tersebut. Film hasil radiografi harus memenuhi standard untuk

    dianalisa seperti : densitas (Kehitaman), variasi densitas (kekontrasan),

    dan sensitifitas.

    Kualitas dari gambar dipengaruhi oleh intensitas sinar-X, ketebalan

    benda uji dan karakteristik dari film. Kemudian dari film yang

    dihasilkan diproses (dicuci menggunakan developer, fixer, dan

    47

  • dikeringkan) dan cacat dari benda uji dapat terlihat sebagai daerah yang

    lebih hitam. Selanjutnya film diletakan didalam layar illuminasi

    sehingga gambar dapat di uji dan baca. Faktor yang perlu diperhatikan

    pada sumber radiasi adalah dimensi sumber (focal Spot), energy (Kv

    untuk X-ray ; energi spesifik radionuklida untuk gamma ray), Intensitas

    (mA dan Kv untuk X-ray ; aktivitas radionuklida untuk gamma ray),

    khusus untuk gamma-ray atau radioisotop perlu diingat waktu

    paruhnya.

    (a)

    Gambar III.1 Bagian-bagian dari Exposure kontainer dari gamma source projector

    a. Prinsip Kerja Alat

    1). Gamma Kamera

    Zat radioaktif (Ir-192,Se-75 dll) disaat tidak dipergunakan

    berada ditengah-tengah dalam kamera (pada posisi Kritis/leher

    bebek), dan kunci pengaman dalam posisi terkunci. Prinsip

    kerja Kamera Radiografi adalah dengan cara mengeluarkan

    Zat Radioaktif dari posisi kritis/leher bebek di dalam kamera

    radiografi dengan cara memutar alat kendali jarak jauh (Drive

    Control Unit, yang disambung pada posisi belakang kamera

    radiografi) searah dengan arah jarum jam ke ujung Guide

    Tube dengan menggunakan Source Cable melalui pintu

    pada bagian depan kamera radiografi.

    48

  • Kolimator

    Pistol Grip Control Unit

    Source Projector Sentinel Sumber Ir-192

    Gamma Source Projector Tech_ops Sumber Ir-192

    Source Projector sumber Se-75

    Gambar III. 2 Bagian-bagian Pesawat Gamma kamera

    2). Pesawat sinar-X

    Pesawat sinar-X teridiri atas tiga bagian penting yaitu tabung

    sinar-X, High Tension (HT) kabel sepanjang minimal 20 meter

    yang terhubung dari kontrol panel ke tabung dan X-ray

    Kontrol panel. Pada tabung sinar-X, elektron yang berasal dari

    filamen dipercepat oleh tegangan tinggi dari ujung katoda

    menuju anoda. Kemudian pada anoda terjadi tumbukan antara

    elektron dengan target. Hasil dari tumbukan tersebut dihasilkan

    sinar-X bremsstrahlung dan sinar-X karakteristik. Energy

    listrik yang dapat dirubah menjadi sinar-X 99% -nya menjadi

    energi panas dan hanya 1% menjadi energi sinar-X. Pada

    umumnya sinar-X yang digunakan pada radiografi adalah energi

    sinar-X bremsstrahlung , karena sifat energi dan spektrum yang

    dihasilkan kontinyu. Sinar-X karakteristik tidak populer

    digunakan, karena energinya kecil dan sifatnya tidak kontinyu. 49

  • Tabung X-ray

    Kabel High Tension (HT) Panel Kontrol

    3). Gamma Crawler

    Sebuah alat radiograph yang sangat efektif dan portable,

    bergerak dengan menggunakan sistem remote kontrol yang

    digunakan dalam uji keretakan (NDT) pada sambungan pipa-

    pipa di on-shore dan off-shore. Gamma crawler dilengkapi

    dengan detektor untuk menangkap sumber kontrol diluar pipa,

    sebagai alat positioning stop and go pada crawler tersebut dalam

    memposisikan letak crawler dari dalam pipa sehingga tepat pada

    sambungan pipa yang akan diradiasi. Film radiograph

    dipasangkan diluar pipa mengelilingi sambungan dan sumber

    dari crawler meradiasi keseluruh diameter sambungan (Prinsip

    Panoramic) dari dalam pipa. Gamma crawler menggunakan

    sumber Ir-192, selenium-75 sebagai sumber radiasi yang akan

    disinarkan. Ukuran pipa mempengaruhi bentuk crawler yang

    akan digunakan, untuk pipa diameter 6-18 inchi menggunakan

    crawler yg lebih kecil dan untuk pipa diameter 18-60 inchi

    digunakan tipe crawler yang lebih besar. Lihat gambar III.3

    dibawah ini.

    50

  • Gambar III.3 Penggunaan Crawler untuk radiografi pada pipa-pipa on shore di Industri

    Gambar III.4 Blok diagram pesawat Crawler yang menggunakan sumber gamma atau

    X-ray

    b. Sistem Keselamatan alat.

    Pengukuran laju paparan permukaan kamera dalam keadaan baik (tidak terdeteksi adanya kebocoran)

    pada jarak 5 cm dari permukaan : paparan maksimal : 50 mRem/jam.

    paparan rata-rata : 20 mRem/jam.

    pada jarak 1 meter dari permukaan : paparan maksimal : 10 mRem/jam.

    paparan rata-rata : 2 mRem/jam.

    51

  • Ketentuan yang berlaku untuk batasan dosis bagi pekerja radiasi

    dan masyarakat sekitar tempat kerja

    Pemakaian peralatan proteksi radiasi yang sesuai, penyiapan tanda radiasi, tali kuning .

    Peralatan penunjang pelaksanaan radiografi, krank kabel, kontrol kabel, guide tube, kolimator dll

    Safety Lock Projector, kunci pengaman sekaligus pelindung bagian belakang sumber.

    Safety Control Connector (control connector), bagian pengontrol yang digunakan pada drive control unit

    dihubungkan dengan projector atau kamera.

    Selector Assembly (selector ring ASM, lock mech.), bagian kunci belakang untuk memastikan sumber dalam keadaan

    aman (locking), atau pada saat penyambungan (connecting)

    dengan drive control ataupun operasi (operate) dimana posisi

    sumber didalam kamera siap untuk digunakan. Tiga posisi

    operasi pada peralatan adalah: LOCK, CONNECT, OPERATE.

    Drive Control Units (crank cable), peralatan yang digunakan pekerja radiasi mendorong sumber keluar dari dalam kamera,

    serta merupakan alat sistem keselamatan untuk menjaga jarak

    antara pekerja radiasi dengan sumber yang digunakan.

    Source Guide Tubes, alat penyambung bagian depan kamera yang berfungsi mengarahkan sumber pada operasi.

    Source-stop (end stop/snout), metal penutup pada guide tube, yang mana berfungsi untuk menghetikan sumber pada saat

    dioperasikan atau didorong, sehingga pusat keberadaan

    sumber dapat diketahui.

    Source Changers (conection cable), peralatan penyambung yang digunakan pada saat penggantian sumber, peralatan ini

    sering juga digunakan pada saat operasi, yaitu dengan

    menghubungkan antara kamera dengan guide tubes.

    Go No Go Gauge, digunakan untuk memeriksa drive cable connector yang ada didalam drive control unit, juga digunakan

    52

  • untuk memeriksa lubang penghubung pada sumber. Dengan

    kata lain berfungsi untuk mengukur tingkat kehausan pada

    drive cable connector dan female slot pada pig tail sumber.

    Aspek Keselamatan bekerja Bidang Radiografi

    Untuk menjamin adanya proteksi radiasi bagi pekeja dan

    masyarakat yang berada disekitar pekerjaan radiografi, perlu

    difahami prosedur kerja dan mengerti serta mematuhi ketentuan

    keselamatan kerja yang harus dipenuhi dalam melaksanakan tugas

    yang menjadi tanggung jawab pekerja radiasi. Ketentuan

    keselamatan radiografi industri tertuang dalam SK Ka. BAPETEN

    No. 08/Ka-Bapeten/V-99.

    Dengan melaksanakan prosedur dan ketentuan yang telah

    digariskan pemahaman prinsip proteksi radiasi harus menjadi

    penekanan dan penggunaan peralatan harus didayagunakan secara

    optimal dengan harapan pengaruh radiasi pengion yang

    menimbulkan efek negative terhadap manusia tidak terjadi, hal ini

    merupakan target yang diinginkan dalam bekerja dengan radiasi.

    Untuk mencapai sasaran yang ini, pekerja radiasi perlu mengerti

    pengetahuan praktis seluk beluk peralatan dan perlengkapan yang

    digunakan dalam pekerjaan lapangan. Pada tulisan ini akan dibahas

    secara singkat / praktis peralatan dan perlengkapan radiografi serta

    peralatan proteksi radiasi yang diperlukan.

    Dalam melaksanakan pekerjaan radiografi, aman dan tidaknya suatu

    daerah dari bahaya radiasi tergantung oleh jenis radiasi, kekuatan

    sumber radiasi dan penahan radiasi atau kolimator yang digunakan

    serta jarak penyinaran ke sasaran.

    53

  • Peralatan dan perlengkapan radiografi yang terkait dengan proteksi

    radiasi meliputi :

    o Sumber Radiasi (kamera Gamma atau pesawat sinar-X) o Surveymeter o Monitor radiasi perorangan o Wadah dan tempat penyimpanan sumber

    B. GAUGING

    1. Teknik Gauging Dalam Industri

    Proses industri yang ekonomis memerlukan pengontrolan yang cepat,

    tepat, dan kadang-kadang secara kontinyu terhadap berbagai besaran

    seperti tebal, kepadatan, laju aliran, dan komposisi material yang

    diproses. Salah satu jenis sistem kontrol yang memanfaatkan aplikasi

    teknik nuklir adalah nuclear gauge. Nuclear gauge adalah sistem

    peralatan (terdiri atas sumber radiasi dan detektor radiasi) yang

    memanfaatkan sifat-sifat unik radiasi pengion untuk pengontrolan

    proses dan kualitas produk. Perlu diketahui bahwa data yang diperoleh

    dari detektor akan diteruskan ke sistem komputasi yang terkoneksi

    secara integral dengan sistem kontrol.

    Penerapan teknik nuklir dalam proses kontrol mempunyai beberapa

    kelebihan dibanding dengan teknik lainnya, antara lain :

    - sumber radioaktif dapat dipilih sesuai dengan sifat bahan yang

    diukur

    - tidak merusak, tidak ada kontak, dan tidak meninggalkan bekas

    pada bahan

    - pengukuran cepat dan dapat dipercaya

    - sesuai untuk bahan kimia yang berbahaya atau bahan yang

    bertemperatur ekstrim.

    Secara garis besar, ada 5 jenis penggunaan utama teknik gauging di

    bidang industri, yaitu :

    54

  • a. Thickness gauging Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut :

    Bila suatu bahan setebal x ditempatkan segaris di antara sumber

    radiasi dan detektor, maka berkurangnya intensitas radiasi setelah

    menembus bahan dinyatakan dalam :

    I = Io . e x (III.1)

    I = intensitas radiasi setelah menembus bahan

    Io = intensitas radiasi sebelum menembus bahan

    = koefisien atenuasi bahan (di tabel) dan x = tebal bahan

    Jadi bila I dan Io dapat diukur, maka tebal bahan dapat ditentukan,

    misalnya dalam pengukuran tebal kertas, plastik, karet, dll.

    b. Level gauging (photon switching) Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut :

    Sinar-X atau gamma ditransmisikan dari suatu sisi kontainer atau

    vessel, lalu diukur oleh detektor yang berada pada sisi yang

    berlawanan. Kadang-kadang, sumber radiasi berada di dalam vesel

    sedangkan detektor di bagian luar vesel. Intensitas radiasi yang

    mencapai detektor ditentukan oleh ketinggian cairan dalam vesel.

    Bila permukaan cairan atau padatan berada di atas garis sumber-

    detektor, maka radiasi tertahan sehingga jumlah cacah pada detektor

    berkurang, demikian juga sebaliknya. Jadi, ketinggian permukaan

    cairan atau padatan dapat tetap dipertahankan pada level tertentu.

    High level detector

    Low level detector

    Gambar III.5. Level gauge

    55

  • c. Density gauging

    Untuk mengukur densitas, persamaan (III.1) dapat diubah menjadi :

    I = Io e (/) x (III.2)

    (/) : koefisisen atenuasi massa (di tabel)

    Cara pengukurannya sama seperti pada thickness gauging.

    Material Flow

    Shutter Control

    Shielding

    Shutter (open)

    Source

    Detector

    Gambar III.6. Pengukuran laju aliran material

    Gambar III.7. Density gauge

    56

  • d. Neutron moisture gauging

    Pada teknik ini, neutron yang dihasilkan dari sumber neutron cepat

    (biasanya 241Am-Be) diperlambat karena tumbukan dengan

    hidrogen dan kemudian mengalami hamburan balik. Jumlah neutron

    lambat yang ditangkap detektor sebanding dengan kadar air dalam

    sampel yang dianalisa.

    Gambar III.8. Moisture/density gauge

    Gambar III.9. Portable moisture/density gauge

    57

  • e. Teknik gauging transmisi (beta dan foton)

    Jenis sumber radiasi :

    Pm-147, Am-241, Kr-85, Tl-204, Sr/Y-90, Cs-137, sinar-X

    tegangan medium. (aktivitas sumber beta biasanya sekitar 40 MBq -

    40 GBq, sedangkan untuk sumber gamma sekitar 0,4 GBq - 40

    GBq)

    Prinsip kerja :

    Sampel diletakkan di antara detektor dan sumber radiasi. Berkas

    radiasi ditransmisikan melalui sampel dan diukur intensitas

    keluarannya oleh detektor. Intensitas radiasi yang diserap oleh

    sampel dapat menyatakan ketebalan atau densitas sampel tersebut.

    Source

    Product on conveyor belt

    Detector

    Gambar III.10. Prinsip kerja gauging transmisi

    Kegunaan :

    1) Gauging transmisi beta

    - Pengukuran tebal plastik, kertas, lembaran logam yang tipis,

    karet, tekstil.

    - Penentuan kadar tembakau dalam rokok

    - Pengukuran kadar debu dan polutan pada sampel kertas

    filter

    58

  • 2) Gauging transmisi foton

    - Pengukuran ketebalan plastik, lembaran logam, gelas, karet,

    dll. pada rentang ketebalan yang terlalu besar untuk gauging

    beta

    - Pemonitoran laju aliran massa material pada konveyor atau

    pipa

    - Pengukuran densitas tulang untuk diagnosis oesteoporosis

    - Untuk level gauge

    Tabel III.2. Jenis aplikasi gauging transmisi

    Sumber Radiasi Jenis Aplikasi

    Pm-147 (beta)

    Tl204 (beta)

    Kr-85 (beta)

    Sr/Y-90 (beta)

    Sinar-X

    Am-241 (gamma)

    Cs-137 (gamma)

    Co-60 (gamma)

    Densitas kertas

    Ketebalan kertas, karet, dan tekstil

    Ketebalan cardboard

    Ketebalan logam tipis; ketebalan tembakau

    dalam rokok

    Ketebalan baja sampai 20 mm; level cairan

    dalam kaleng

    Ketebalan baja sampai 10 mm; isi botol

    Ketebalan baja sampai 100 mm; isi

    pipa/tangki

    Isi tungku pembuat arang; isi tempat

    pembakaran batu bata

    f. Teknik gauging hamburan balik

    Prinsip kerja :

    Detektor dan sumber radiasi berada pada sisi yang sama terhadap

    sampel. sumber radiasi diletakkan di depan jendela detektor. Berkas

    radiasi yang dihambur-balikkan oleh sampel akan diukur

    intensitasnya oleh detektor, yang mana besaran ini dapat

    menyatakan ketebalan dan/atau nomor atom sampel tersebut.

    59

  • Gambar III.11. Backscatter gauge

    Shutter

    Material

    Source Detector

    Teknik hamburan balik banyak dimanfaatkan untuk mengukur tebal

    lapisan dan pengukuran kadar air dengan neutron. Gauging

    hamburan balik dengan gamma atau sinar-X lebih sensitif terhadap

    unsur-unsur ringan, misalnya karbon, dibanding gauging transmisi

    dengan radiasi yang sama.

    Gambar III.13. Backscatter gauge

    1). Hamburan balik beta

    Jenis sumber radiasi :

    Pm-147, Kr-85, Tl-204, Sr/Y-90 (aktivitas biasanya 40-200

    MBq)

    60

  • Kegunaan :

    - Pengukuran ketebalan sampel yang tipis, baik itu plastik,

    kertas, karet, dll.

    - Penentuan ketebalan lapis pada suatu bahan (dengan syarat

    harus ada perbedaan densitas atau nomor atom dari bahan

    pelapis dengan material yang dilapisi)

    2). Hamburan balik gamma

    Jenis sumber radiasi :

    Pu-238, Am-241, Cs-137 (aktivitas di atas 100 GBq)

    Kegunaan :

    - Penentuan ketebalan alloy yang ringan, plastik, gelas, karet,

    dll. (pada ketebalan di luar rentang pengukuran dengan

    sumber beta)

    - Pengukuran ketebalan dinding pipa, tangki, vessel proses,

    dll.

    - Pengukuran kadar abu dalam batubara

    Gauging hamburan balik dengan gamma atau sinar-X lebih

    sensitif terhadap unsur-unsur bernomor atom rendah, misalnya

    karbon, dibanding gauging transmisi dengan radiasi yang sama.

    Tabel III.3. Jenis aplikasi gauging hamburan balik

    Sumber Radiasi Jenis Aplikasi

    Pm-147 (beta)

    Tl-204 (beta)

    Sr/Y-90 (beta)

    Am-241 (gamma)

    Ketebalan kertas; lapisan logam tipis

    Ketebalan karet tipis dan tekstil

    Ketebalan plastik, karet, gelas, dan

    alloy ringan yang tipis

    Ketebalan gelas sampai 10 mm dan

    61

  • Cs-137 (gamma)

    Am-241/Be

    plastik 30 mm

    Ketebalan gelas lebih dari 20mm;

    densitas batu/batubara

    Deteksi hidrokarbon dalam batuan

    Kenyataan memang menunjukkan bahwa pemanfaatan teknik gauging di

    bidang industri sangat luas dan beragam baik dari jenis industrinya maupun

    lokasinya yang tersebar hampir di seluruh Indonesia.

    2. Sistem Keselamatan peralatan Gauging

    Berikut ini beberapa komponen sistem keselamatan pada penggunaan

    nuclear gauge, antara lain yaitu :

    a. Housing sumber radiasi

    Zat radioaktif yang digunakan sebagai sumber radiasi didesain

    sebagai sumber tertutup dan diletakkan di dalam housing. Housing

    biasanya terbuat dari timbal karena berfungsi sebagai perisai yang

    diharapkan akan mengurangi paparan radiasi di bagian luar housing

    menjadi maksimal sebesar 7,5 Sv/jam. Bentuk housing didesain

    seperti kolimator yang akan mengarahkan berkas radiasi menjadi

    berkas utama ke satu arah tertentu yaitu ke arah detektor. Hal ini

    untuk menghindari pancaran radiasi ke segala arah selain ke arah

    materi yang diukur. Di bagian luar housing diberi label yang berisi

    data tentang sumber radiasi berupa nama unsurnya, aktivitas dan

    tanggal saat aktivitas itu diukur, serta nomor serinya. Housing dan

    semua komponen keselamatan lainnya sebaiknya mencantumkan

    tanda bahaya radiasi.

    62

  • b. Shutter

    Umumnya shutter dirancang secara otomatis akan menutup jika

    tidak ada material yang akan diukur dan terbuka jika ada material

    yang akan diukur. Jadi shutter berfungsi sebagai perisai yang akan

    mencegah paparan langsung berkas radiasi utama ke arah manusia.

    Pada shutter tsb. harus diberi tanda yang jelas apakah shutter dalam

    posisi terbuka atau tertutup.

    c. Dosimeter

    Fungsi dosimeter adalah untuk memonitor laju dosis di area sekitar

    nuclear gauge (controlled area). Dosimeter juga berfungsi untuk

    memastikan apakah shutter benar-benar dalam kondisi tertutup atau

    tidak sebelum melakukan tindakan lebih lanjut seperti melepas alat

    gauging dari tempat install-nya untuk diperbaiki.

    d. Perisai lokal

    Partikel beta bila diserap oleh material berat di sekitarnya akan

    menghasilkan radiasi sinar-X bremsstrahlung. Oleh karena itu,

    untuk gauging yang memakai sumber pemancar beta, harus diberi

    perisai lokal untuk menyerap sinar-X bremsstrahlung tsb. Biasanya,

    perisai lokal ini di-interlock dengan shutter sehingga jika perisai

    terbuka maka shutter akan menutup, demikian juga sebaliknya.

    e. Guide plates

    Untuk mencegah akses langsung terhadap berkas radiasi utama,

    baik transmisi maupun hamburan balik, bahan yang akan diukur

    biasanya bergerak di antara 2 kepingan pelat sejajar yang dikenal

    dengan istilah guide plates.

    63

  • f. Tanda-tanda peringatan radiasi di sekitar area pengawasan

    Tanda-tanda peringatan ini penting untuk mencegah kerusakan

    portable gauge di lapangan akibat kendaraan berat atau alat-alat

    mekanik lainnya dikarenakan ketidaktahuan adanya alat gauging di

    tempat tsb. Untuk portable gauge biasanya sulit untuk memasang

    shutter yang di-interlock dengan housing sehingga operator harus

    lebih berhati-hati jangan sampai terkena paparan radiasi langsung

    dari sumber radiasi.

    C. ANALISIS

    Penggunaan teknik analisis dengan sistem nuklir di bidang industri

    dimaksudkan untuk menganalisis komposisi material, baik secara kualitatif

    maupun kuantitatif, dengan presisi tinggi dan tidak merusak (non

    destructive analysis). Sistem ini memungkinkan pengontrolan yang tepat

    terhadap kualitas dan kuantitas produk sehingga diharapkan kualitas

    dijamin konstan dan penghamburan bahan baku dapat dihindarkan.

    Berikut ini beberapa jenis teknik analisis yang dapat digunakan.

    1 Sinar-X Fluoresensi (XRF)

    Jenis sumber radiasi :

    Fe-55, Pu-238, Pm-147, Am-241, Cd-109, Gd-153, Co-57, H-3

    (aktivitas zat radioaktif antara 200 MBq-40 GBq), pesawat sinar-X.

    Prinsip kerja :

    Bahan yang diirradiasi dengan foton (gamma atau sinar-X) berenergi

    rendah dapat menghasilkan hamburan balik foton. Foton akan

    mengionisasi atom-atom tertentu sehingga atom-atom mengemisikan

    sinar-X fluoresensi dengan energi karakteristik. Sinar-X fluoresen lalu

    dianalisis spektrumnya untuk diketahui tingkat-tingkat energinya yang

    mana tingkat-tingkat energi tsb. identik dengan unsur-unsur tertentu

    dalam sampel. Intensitas sinar-X dengan energi tertentu merupakan

    64

  • ukuran kuantitatif unsur tertentu dalam sampel yang dianalisis. Selain

    itu, intensitas sinar-X dapat pula menginformasikan ketebalan sampel.

    Kegunaan :

    - Pengukuran ketebalan lapisan plastik pada logam

    - Pengukuran ketebalan lapisan logam pada logam lain, dengan syarat

    kedua logam tersebut memiliki perbedaan nomor atom yang kecil.

    Contoh : Sn dan Zn pada logam besi, logam mulia pada logam Cu

    - Analisis kimia rutin dalam pengawasan produksi

    - Analisis unsur-unsur kelumit dalam sampel

    - Analisis bijih logam di tempat-tempat penambangan

    - Analisis unsur-unsur pokok dalam logam campuran

    - Analisis kandungan unsur dalam semen

    Gambar III.14. Pengukuran ketebalan lapisan plastik

    Sistem Keselamatan :

    Karena menggunakan foton yang berenergi rendah, maka sistem

    proteksinya relatif mudah, yaitu dengan menggunakan kontainer/perisai

    yang tepat. Akan tetapi, dalam sistem keselamatannya tetap perlu

    diprioritaskan pencegahan terjadinya paparan foton tersebut secara

    langsung terhadap manusia. Caranya ialah dengan memakai shutter,

    yang mana shutter akan menutup bila zat radioaktif sedang tidak

    digunakan. Biasanya mekanisme shutter didesain secara otomatis

    sehingga shutter hanya terbuka bila ada bahan yang akan dianalisis dan

    akan tertutup bila tidak ada bahan yang dianalisis. Indikasi membuka

    dan menutupnya shutter juga harus terbaca dengan jelas sehingga akan

    65

  • memudahkan siapa saja yang akan mendekati lokasi peralatan analisis,

    misalnya para petugas maintenance. Pemeliharaan yang rutin terhadap

    peralatan analisis (detektor, zat radioaktif atau tabung sinar-X, shutter,

    dll.) diperlukan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada alat-alat

    tersebut yang berpotensi untuk menimbulkan kecelakaan radiasi.

    2. Tangkapan Elektron

    Jenis sumber radiasi :

    Ni-63, tritium

    Prinsip kerja :

    Gas yang akan dianalisis dialirkan dari kolom kromatografi ke kamar

    ionisasi yang di dalamnya terdapat sumber beta energi rendah. Arus

    ionisasi akan berkurang jika ada unsur tertentu dalam gas yang

    memiliki afinitas elektron tinggi yang akan menangkap elektron.

    Kegunaan : Pengukuran pestisida yang terhalogenisasi (10-12 g) dan

    aplikasi-aplikasi pada detektor eksplosif.

    Sistem Keselamatan :

    a. Sumber pemancar beta yang digunakan adalah sumber terbuka

    sehingga ada kemungkinan terbawanya sejumlah kecil zat radioaktif

    dan terakumulasi di bagian outlet kamar ionisasi. Pemonitoran dan

    pembersihan secara rutin dapat mencegah terjadinya kontaminasi

    sampai level yang signifikan.

    b. Bila memakai sumber Tritium, temperatur di mana sumber tsb.

    digunakan harus dibatasi untuk mencegah pelepasan gas Tritium

    secara berlebihan.

    66

  • D. LOGGING

    1. Dasar-Dasar Logging

    Logging atau Well logging adalah teknik yang digunakan dalam

    industri perminyakan dan gas untuk merekam sifat-sifat batuan dalam

    kulit bumi sebagai sarana untuk menemukan zona hidrokarbon dalam

    formasi batuan dibawah lapisan kulit bumi.

    Ketika Sinar gamma , sinar-X atau neutron berinteraksi dengan susunan

    dari material, maka mereka akan kehilangan energi dan akan

    dibelokkan dari jalur semula. Bahkan pada banyak kejadian, energinya

    diserap secara keseluruhan oleh susunan dari material tersebut.

    Fenomena dasar inilah yang dijadikan dasar kegiatan logging, hal ini

    dikarenakan setiap lapisan batuan di dalam kerak bumi mempunyai

    nilai serap yang berbeda-beda terhadap energi, sehingga formasi batuan

    yang ada di dalam kerak bumi dapat diketahui melalui mekanisme ini.

    Logging dipakai untuk :

    a. Untuk mengetahui perbandingan lapisan minyak dengan air di suatu

    kedalaman tertentu di dalam bumi.

    b. Untuk pemeriksaan tingkat kepadatan tanah di suatu lokasi yang

    akan dijadikan sebagai pondasi suatu bangunan yang akan

    dikonstruksi. Contoh landasan pesawat terbang, gedung bertingkat

    dan sebagainya

    Kegiatan Logging dimulai dengan menurunkan peralatan logging ke

    dalam sumur minyak menuju dasar sumur untuk menentukan batuan

    yang terdapat dalam formasi dan memberikan perkiraan dimana

    terdapatnya daerah yang mengandung minyak dan gas. Peralatan

    Logging dikembangkan selama bertahun-tahun pada dasarnya untuk

    menentukan adanya kandungan hidrokarbon di dalam pori-pori

    batuan dengan mengukur sifat-sifat kelistrikannya, akustik maupun

    radioaktif dari batu-batuan atau fluida di dalam kerak bumi.

    Logging, atau kegiatan merekam zona batu-batuan / minyak dimulai

    67

  • ketika peralatan logging yang terbawah ditarik keatas menuju mulut

    lubang. Data yang dihasilkan ditempatkan dalam sebuah catatan

    'Well Log'. Well logging biasanya dilakukan ketika pengeboran

    telah selesai dilakukan, yang dapat mencakup kedalaman 300 m

    hingga 8000 m bahkan lebih.

    Sumber-sumber radiasi yang digunakan

    Aplikasi nuklir dapat diklasifikasikan menurut jenis sumber nuklir

    yang dipakai. Ada 3 macam sumber yang dipakai :

    a. Radiasi sinar gamma

    b. Radiasi X ray atau radiasi sinar gamma rendah

    c. Radiasi netron primer

    Secara komersial sumber-sumber radioisotop tersebut harus

    ditempatkan dalam kapsul yang tahan secara kimiawi (Non

    Corrosive Material). Pemilihan sumber harus sesuai dengan aplikasi

    yang akan dilakukan.