csr janah

Upload: rudhy-saputra

Post on 03-Jun-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/12/2019 Csr janah

    1/21

  • 8/12/2019 Csr janah

    2/21

    ASUHAN KEBIDANAN PADABAYI BARU LAHIR DENGAN A

    SFIKSIA SEDANG DI RSUD WONOSARI YOGYAKARTA

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Menurut world healt organitation (WHO) dalam laporannya menjelaskan

    bahwa asfiksia neonatus merupakan urutan pertama penyebab kematian neonatus

    dinegara berkembang pada tahun 2007 yaiyu sebesar 21,1% setelah itu pnemonia

    dan tetanus neonatrum masing-masing sevesar 19,0% dan 14,1%. Dilaporkan kem

    atian neonatal adalah asfiksia neonatus (33%), BBLR (19%), prematuritas (10%).

    Bahwa setiap tahunnya, di perkirakan 3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi lahir menga

    lami asfiksia, dan hampir 1 juta bayi mengalami kematian. Di indonesia, dari selur

    uh kematian bayi, sebanyak 57% meninggal pada masa BBL (usia dibawah 1 bula

    n). Setiap 6 menit terdapat 1 BBL yang meninggal. Penyebab kematian BBL diind

    onesia adalah BBLR (29%), asfiksia (27%), traumalahir, tetanus neonatrim, infeks

    i lain dan kelainan kongenetal (JNPK-KR 2007).

    Menurut data survei demografi dan kesehatan Di donesia (SDKI) tahun 20

    07 angka kematian bayi sebesar 34 kematian/1000 kelahiran hidup. Angka kemati

    an bayi ini sebanyak 47% meninggal pada masa neonatal. Penyebab kematian bay

    i baru lahir se indonesia, salah satunya asfiksia yaitu sebesar 27% yang merupaka

    n penyebab ke-2 kematian bayi baru lahir setelah bayi baru lahir rendah (BBLR) (

    Dinkes RI,2007).Berdasarkan data profil kesehatan provinsi DIY angka kematian bayi tahu

    n 2010 mencapai 1 per 1000 kelahiran hidup (SP 2010). Angka tersebut lebih rend

    ah di bandingkan hasil survei demografi dan kesehatan indonesia (SDKI) 2007 ya

    ng sebanyak 19 per 1000 kelahiran hidup (statistik daerah istimewa yogyakarta) 2

    012).

    Asfiksia neonatrum adalah kemtian di mana bayi batu lahir tidak segera be

    rnafas secara spontan dan teratur setelah di lahirkan. Hal ini di sebepabkan oleh hi

  • 8/12/2019 Csr janah

    3/21

    poksia janin dalam rahim yang berhubungan dengan faktor-fakror yang timbul dal

    am kehamilan, persalinan, dan setelah kelahiran (manuaba 2007)

    Kematian bayi akibat asfiksia salah satunya bisa di akibatkan karena kuran

    g terampilnya tenaga kesehatan dalam penanganan asgiksia pada bayi batu lahir.

    Untuk mengarungi angka kematian tersebut dibutuhkan pelayanan antenatal yang

    berkualitas, asuhan persalinan normal dan pelayanan kesehatan neonatal oleh tena

    ga yang profesional terutama memiliki keterampilan dan kemampuan menejemen

    asfiksia pada bayi baru lahir. Untuk mengantisipasi hal ini perlu dilakukan suatu

    menejemen asuhan kebidanan agar mampu menangani asfiksia pada bayi baru lahi

    r (BBL). Dengan harapan penerapan tersebut dapat menekan angka kematian bayi

    akibat asfiksia (Asuhan Persalinan Normal,2007).

    Pertolongan persalinan dengan tenaga kesehatan telah mencapai 73,14% d

    an sebagian besar persalinan tersebut dilakukan oleh bidan. Bidan sebagai penolo

    ng persalinan, seringkali di hadapkan dengan keadaan bayi lahir mengalami asfiks

    ia. Dimana asfiksia dapat menyebabkan cacat mental, pnemonia, dan kematian.

    Dalam keadaan demikian bidan harus melakukan tindakan tertentu agar BBL dapa

    t bernafas spontan dan sesegera mungkin. Untuk dapat melakukan tindakan terseb

    ut, Bidan harus terampil dan kompeten dalam menejemen asfiksia BBL dan juga

    di perlukan perawatan yang intensif. (Profil Kesehatan Indonesia, 2004)

    Pegangan hidup umat islam didunia adalah Al-Qur'an dan Al-Hadist. Sesu

    ai firman Allah SWT dalam QS.Al Mu'minun (23) ayat 12-14.

    (12)

    (13)

  • 8/12/2019 Csr janah

    4/21

    Yang aryinya:dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia itu dari suayu

    saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang

    disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani iu kami jadikan

    segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan aegumpal daging, dan seg

    umpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang nelulang itu kami bun

    hkus dengan daging. Maka maha sucilah Allah. Pencipta yang pqling baik.

    Dari ayat di atas dapat kita ketahui bahwa terbentuknya manusia melalui b

    eberapa tahap, dan kandungan menjadi jadin, lalu janin tersebut tumbuh dan berke

    mbang dalam rahim sampai lahir menjadi bayi, lalu tumbuh berkembang menjadi

    manusia dewasa. Bayi dengan asdiksia sedang adalah ganhhuan dari salah satu pr

    oses yang di ceritakan dalam ayat tersebut, sehingga kita perlu melakukan tindaka

    n yang cepat dan tepat guna menolong bayi tersebut.

    Berdasarkan permasalahan diatas peneliti tertarik mengambil kasus mengenai

    "Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir dengan asfiksia sedang di yogyakarta".

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di rumuskan permasalahan

    yaitu Bagaimana Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia Seda

    ng di RSUD Wonosari Yogyakarta?

    C.TUJUAN

    1. Tujuan Umum

    Untuk mengetahui asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir dengan

    Asfiksia Sedang di RSUD Wonosari Yogyakarta.

    2.Tujun Khusus

    a. Pengumpulan data dasar secara subyektif dan obyektif pada kasus Asfiksia

    Sedang di Yogyakarta.

    b.Interpretasi data klien meliputi, diagnosa, masalah, dan kebutuhan kasus

  • 8/12/2019 Csr janah

    5/21

    Asfiksia sedang.

    c. Diagnosa potensial dan antisipasi yang harus dilakukan bidan dari kasus

    asfiksia sedang.

    d. Kebutuhan dan tindakan segera, kolaborasi, merujuk kasus asfiksia sedang

    e. Rencana asuhan kebidanan untuk kasus asfiksia sedang.

    f. Pelaksanaan tindakan untuk kasus asfiksia sedang.

    g. Menganalisa kesenjangan antara teori dengan kasus nyata di lapangan.

    D. Manfaat

    1. Bagi Institusi

    a. Menambah wacana dan wawasan tentang kejadian asfiksia sedang di RSUD Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta.

    b. Dapat di jadikan masukan bagi RSUD Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta untuk membuat kebijakan agar angka kejadian asfiksia sedang dapat men

    urun dan termotifasi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya

    kesehatan ibu dan bayi

    2. Bagi Pengguna

    a. Ibu hamilHasil dari penelitian ini di harapkan dapat menambah informasi bagi ibu

    hamil bahwa asfiksia sedang merupakan salah satu penyebab kematian

    bayi baru lahir, sehingga di harapkan pada ibu hamil dapat mencegah terja

    dinya asfiksia dengan meminimalkan faktor resiko yang ada dengan melak

    ukan ANC secara ateratur.

    b. Tenaga Kesehatan

    agar dapat melakukan asuhan kebidanan dan tindakan tepat pada BBL den

    gan Asfiksia Sedang.

  • 8/12/2019 Csr janah

    6/21

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A.Teori Medis1. Bayi Baru Lahira. Pengertian

    Setiap kejadian dimuka bumi ini merupakan takdir yang sudah digariskan

    oleh Allah SWT. Demikian juga dengan dari mana asal mahkluk hidup ters

    ebut. Sesuia firman Allah SWT dalam surat AL-Araf (7) ayat 189 :

    Yang artinya: Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari

    padanya Dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. M

    aka setelah di campurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ring

    an, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia

    merasa berat, keduanya (suami isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya

    seraya berkata: Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang sale

    h, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur.

    Dari ayat yang di atas sudah di jelaskan bahwa manusi di lahirkan dari rahi

    m seorang ibu. Dari sepasang lelaki dan wanita. Maka /kejadian dan proses

    pembentukan dan kelahiran bayi sudah di ceritakan Allah SWT dalam fir

    mannya, sehingga tidak ada keraguan untukNya.

    Bayi baru lahir juga di sebut sebagai neonatus merupakan individu yang se

    dang ber/tumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta haus dap

    at melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ek

    strauterine (Dewi, 2011).

    Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir usia 0 28 hari dari kehamil

    an 27 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram dengan

    4000 gram (Arief dan Sari, 2009).

  • 8/12/2019 Csr janah

    7/21

    b. Ciriciri bayi lahir normal

    1. Lahir aterem antara 3742 minggu.2. Berat badan 25004000 gram.3. Panjang badan 4852 cm.4. Lingkar dada 3038 cm.5. Lingkar kepala 3335 cm.6. Lingkar lengan 1112 cm.7. Frekuensi denyut jantung 120160 x/menit.8. Pernapasan + 4060 x/menit.9. Kulit kemerah merahan dan licin karena jaringan subcutan yang cukup.10. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.11. Kuku agak panjang dan lemas.12. Nilai Apgar > 7.13. Gerak aktif.14. Bayi lahir langsung menangis kuat.15. Reflek rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan

    daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik.

    16. Reflek sukhing (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik.17. Reflek morro (gerakan memeluk ketika di kagetkan) sudah terbentuk denga

    n baik.

    18. Reflek grasping (menggenggam) sudah baik.19. Genetalia:a. Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada skrotum

    penis yang berlubang.

    b. Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uretra yang berlubang serta adanya labora minora dan mayora.

    20. Eliminsi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam pertama dan berwarna hitam kecoklatan.

    c. Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan diluar uterus.

  • 8/12/2019 Csr janah

    8/21

    1. Pernapasan

    Selama dalam uterus, janin mendapatkn oksigen dari pertukaran gas melalui

    plasenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas harus melalui paru-paru. Rangsa

    ngan untuk gerakan pernapasan pertama ialah:

    a. Tekanan mekanis dari toraks sewaktu melalui jalan lahir.b. Penurunan pa O2 dan kenaikan pa CO2 perangsang kemoresetor yang terlet

    ak disinuskarotis.

    c. Rangsangan dingin didaerah muka dapat merangsang permukaan gerakan pernapasan.

    Pernapasan pertama pada bayi baru lahir terjadi normal dalam waktu 30 deti

    k setelah kelahiran tekanan rongga dada bayi pada saat itu melalui jalan lahi

    r pervagina mengakibatkan cairan paru-paru pada bayi normal jumlahnya 80

    -100 ml kehilangan 1/3 dari jumlah cairan tersebut sehingga cairan yang hila

    ng ini digantikan dengan udara.

    Paru-paru berkembang sehingga rongga dada kembali pada bentuk s

    emula pernapasan pada neonatus terutama pernapasan diafragmatik dan abd

    ominal biasanya masih tidak teratur frekuensi dan dalamnya pernapasan (Ar

    ief dan Sari, 2009).

    2. Peredaran daraPada masa fetus peredaran darah dimulai dari placenta vena umbilika

    lis lalu sebagian lainnya langsung keserambi kiri jantung kemudian kebilik

    kiri jantung. Dari bilik kiri darah di pompa melalui aorta ke seluruh tubuh se

    dangkan yang dibilik kanan darah di pompa sebagian ke paru dan sebagian

    melalui duktus arteriosus ke aorta.

    Setelah bayi lahir paru berkembang yang akan mengakibatkan tekan

    an arteriol dalam paru menurun yang diikuti denganmenurunnya tekanan pa

    da jantung kanan.

    Kondisi ini menyebabkan tekanan jantung kiri lebih besar dibandingkan den

  • 8/12/2019 Csr janah

    9/21

    gan tekanan jantung kanan dan ha l tersebutlah yang membuat foramen

    ovale secara fungsional menutup.

    Hal ini terjadi pada jam-jam pertama setelah kelahiran. Oleh karena tekanan

    dalam paru turun dan tekan aorta desenden naik dan juga karena rangsangan

    biokimia (PaO2 yang naik) serta duktus arteriosus yang berobliterasi.

    Hal ini terjadi pada hari pertama. Aliran darah paru pada hari pertam

    a kehidupan adalah 4-5 liter per menit/m2. Aliran drah sistolik pada hari pert

    ama rendah yaitu 1,96 liter/m2 dan bertambah pada hari kedua dan ketiga (3,

    54 liter/m2) karena penutup duktus arteriosus. Tekanan darah pada waktu la

    hir di pengeruhi oleh jumlah darah yang melalui transfuse placenta yang pad

    a jam-jam pertama sedikit menurun untuk kemudian naik lagi dan menjadi k

    onstan kira-kira 85/40mmHg (Dewi, 2011).

    3. Perubahan suhu tubuhKetika bayi lahir berada pada suhu lingkungan yang lebih rendah dar

    i suhu di dalam rahim ibu. Apabila bayi dibiarkan dalam suhu kamar 25 o

    C maka bayi akan kehilangan panas melalui konveksi radiasi dan evapora

    si sebanyak 200kal/kg. Sedangkan produksi panas yang dihasilkan tubuh

    bayi hanya 1/100 nya. Keadaan ini menyebabkan penurunan suhu sebany

    ak 2oC dalam waktu 15 menit akibat suhu rendah metabolisme jaringan

    meningkat dan kebutuhan oksigenpun meningkat. Dapat kemungkinan m

    ekanisme yang dapat menyebabkan bayi baru lahir kehilangan panas tubu

    hnya (Arief dan Sari, 2009).

    a. KonduksiPanas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda sekitarnya yang kontak l

    angssung dengan tubuh bayi (memindahkan panas dari tubuh bayi ke o

    bjek lain melalui kontak langsung). Sebagai contoh konduksi bisa terja

    di ketika menimbang bayi tanpa alas timbangan, memegang bayi saat t

    angan dingin dan menggunakan stetoskop dingin untuk pemeriksaan B

    BBL.

  • 8/12/2019 Csr janah

    10/21

  • 8/12/2019 Csr janah

    11/21

    4. MetabolismeLuas permukaan tubuh neonatus relativ lebih luas dari tubuh ora

    ng dewasa, sehingga metabolisme basal per kg berat badan akan lebi

    h besar. Oleh karena itulah BBL harus menyesuaikan diri dengan lin

    gkungan baru sehingga energy dapat diperoleh dari metabolisme kar

    bohidrat dan lemak.

    Pada jam-jam pertama kehidupan energy di dapatkan dari perub

    ahan karbohidrat. Pada hari kedua energy berasal dari pembakaran le

    mak. Setelah mendapatkan susu sekitar dihari keenam energy diperol

    eh dari lemak karbohidrat yang masing-masing sebesar 60 dan 40% (

    Dewi, 2011).

    5. Keseimbangan air dan fungsi ginjalTubuh BBL mengandung relative banyak air. Kadar natrium jug

    a relative besar dibandingkan dengan kalium karena ruangan ekstraselul

    er yang luas. Fungsi ginjal belum sempurna karena :

    a. Jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa.b. Ketidakseimbangan luas permukaan glomerules dan volume tubulu

    s proksimal.

    c. Renal blood flow kurang dibandingkan dengan orang dewasa (Dewi, 2011).

    6. ImunoglobuinBayi baru lahir tidak memiliki sel plasma pada sumsum tulang j

    uga tidak memiliki lamina propia ilium dan apendiks. Pada BBL hanya

    terdapat gamaglobulin sehingga imunologi dari ibu dapat berpindah mel

    alui placenta (lues, toksoplasma, herpes, simpleks, dll) reaksi imunologi

    s dapat terjadi dengan pembentukan sel plasma serta antibody gamaglob

    ilin (Dewi, 2011)

  • 8/12/2019 Csr janah

    12/21

    7. Traktus digestivusTraktus digestivus relative lebih berat dan lebih panjang dibandi

    ngkan dengan orang dewasa. Pada noenates traktus digestivus mengandu

    ng zat berwarna hitam kehijauan yang terdiri atas mukopolisakarida atau

    disebut juga dengan mekonium. Pengeluaran mekonium biasanhya pada

    10 jam pertama kehidupan dan dalam 4 hari setelah kelahiran biasanya fa

    ces sudah berbentuk dan berwarna biasa. Ensim dalam traktur digestivus

    biasanya sudag terdapat pada neonates kecuali enzim amylase pangkreas

    (Dewi. 2011)

    8. HatiSegera setelah lahirmenunjukan perubahan kimia dan morfologi y

    ang berupa kenaikan kadar protein dan penurunan kadar lemak serta glik

    ogen. Sel hermopoetik juga mulai berkurang walaupun dalam waktu yan

    g agak lama. Enzim hati belum aktif benar pada waktu bayi baru lahir da

    ya detoksifikasi hati pada neonates juga belum sempurna contohnya pem

    berian obat cloramfenikol dengan dosis lebih dari 50 mg atau kg BB atau

    hati dapat menimbulkan grey baby syndrome (Dewi, 2011)

    9. Keseimbangan asam basaTingkat keasaman (Ph) darah pada waktu lahir umumnya rendah

    karena glikolisi anaerobic. Namun dalam waktu 24 jam neonates telah m

    engompensasikan asidosis ini (Dewi, 2011)

    d. Bayi baru lahir bermasalahMasalah yang perlu tindakan segera dalam 1 jam menurut (Dewi, 2

    011) :

    1. Tidak bernapas atau sulit bernapas. Penanganan umum yang bisa diberikan adalah:

    a. Keringkan bayi atau ganti kain yang basah dan bungkus denganpakaian hangan dan kering.

  • 8/12/2019 Csr janah

    13/21

    b. Segera lem dan potong tali pusat.c. Letakan bayi pada tempatnya yang keras dan hangat.d. Lekukan pedoman pencegahan infeksi dalam setiap melakukan tindakan.

    e. Lakukan resusitasi bila terdeteksi adanya kegagalan napas setelahbayi lahir.

    f. Jika resusitasi tidak berhasil maka berikan ventilasi.

    2. Sianosi / kebiruan atau sukar bernapasJika bayi mengalami sinosi (kebiruan) sukar bernapas (freku

    ensi 60x / menit) ada tarikan dinding dada kedalam ata

    u merintih maka lakukan hal berikut ini:

    a. Isap mulut dan hidung untuk memastikan jalan napas tidak tersumbat.

    b. Berikan oksigen 0,5 liter/menit.c. Rujuk kekamar bayi atau tempat pelayanan yang mensuport kondi

    si bayi.

    d. Tetap menjaga kehangatan bayi.

    3. BBLR (

  • 8/12/2019 Csr janah

    14/21

    3. Ciri-ciri bayi premature adalah sebagai berikut:a. Berat

  • 8/12/2019 Csr janah

    15/21

    b. Rujuk ke pelayanan kesehatan yang memiliki neonatal instensif care unit (NICU).

    c. Jika bayi sinosis sukar bernapas atau ada tarikan dinding dadadan merintik segera 28 hari sesudah lahir.

    6. KejangKejang pada bayi baru lahir ialah kejang yang timbul masa

    neonates atau dalam 28 hari sesudah lahir.

    7. Diare.Bayi dikatakan mengalami diare jika terjadi pengeluaran fa

    ces yang tidak normal baik dalam jumlah maupun bentuk (frekuens

    i lebih dari normal dan bentuknya cair). Bayi dikatakan diare bila s

    udah lebih dari 3 kali buang air besar, sedangkan neonates dikataka

    n diare bila sudah lebih dari 4 kali buang air besar.

    8. ObstipasiObstipasi adalah penimbunan faces yang keras akibat adany

    a penyakit atau adanya obstraksi pada saluran cerna atau bisa didefin

    isikan sebagai tidak adanya pengeluaran faces selama 3 hari atau lebi

    h. Lebih dari 90% bayi baru lahir akan mengeluarkan mekonium dal

    am 24 jam pertama pedangkan sisa akan mengeluarkan mekonium d

    alam 36 jam pertama kelahiran. Jika hal ini tidak terjadi maka harus

    dipikirkan adanya obstipasi. Namun harus diingat bahwa ketidakterat

    uran defekasi bukanlah suatu obstipasi pada bayi yang menyusu kare

    na pada bayi yang mengkonsumsi ASI umumnya sering tidak menga

    lami defekasi selama 5-7 hari dan kondisi tersebut tidak menunjukan

    faces dalam jumlah yang cukup banyak sewaktu defekasi. Sering de

    ngan bertambahnya usia dan variasi dalam dietnya lambat laun defek

    asi akan menjadi lebih jarang dan faces yang dikeluarkan menjadi le

    bih keras.

  • 8/12/2019 Csr janah

    16/21

    9. InfeksiInfeksi perinatal adalah infeksi pada neonatus yang terjadi a

    da masa antenatal intranatal dan postnatal.

    10. Sindrom kematian bayi mendadaksudden infant death syindrome(SIDS).

    SIDS terjadi pada bayi yang sehat secara mendadak ketika s

    edang di tidurkan tiba-tiba di temukan meninggal beberapa jam kem

    udian. Angka kejadian SIDS sekitar 4 dari 1.000 kelahiran hidup. Ins

    iden pucak dari SIDS terjadi pada bayi usia 2 minggu dan 1 tahun.

    11. Neonatus resiko tin ggi. Berikut adalah kondisi-kondisi yangmenjadikan neonatus beresiko tinggi :

    a. Asfiksia neonatorumSuatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernapas secara s

    pontan dan teratur segera setelah lahir sehingga bayi tidak dapat

    memasukan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asam aran

    g dari tubuhnya.

    b. Pendarahan tali pusatPendarahan yang terjadi pada tali pusat bisa timbul karena t

    rauma pengikatnya tali pusat yang kurang baik atau kegagalan pr

    oses pembetukan thrombus normal. Selain itu pendarahan pada ta

    li pusat juga bisa sebagai petunjuk adanya penyakit pada bayi.

    c. Kejang neonatusKejang pada neonatus bukanlah suatu penyakit namun mer

    upakan suatu gejala penting akan adanya penyakit lain sebagai pe

    nyebab kejang atau adanyaa kelainan susunan saraf pusat. Penye

    bab utama terjadi kejang adalah kelainan bawaan pada otak seda

    ngkan sebab sekunder adalah hangguan metabolic atau penyakit l

    ain seperti penyakit infeksi.

  • 8/12/2019 Csr janah

    17/21

    Di negara berkembang kejang pada neonatus sering di sebabkan

    oleh tetanus neonatrus, sepsis, meningitis, ensefalitis, pendarahan

    otak dan cacat bawaan.

  • 8/12/2019 Csr janah

    18/21

    BAB III

    METODELOGI

    A. Jenis penelitianPenulisan karya tulis ilmiah ini merupakan metode observasional

    deskriftif dengan pendekatan studi kasus. Deskritif adalah studi kasus y

    ang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang s

    uatu keadaan secara obyektif. Observasional adalah penelitian yang dila

    kukan terhadap sampel atau populasi untuk mencari keterangnan secara

    factual dan memperoleh intervensi. Studi kasus yaitu penelitian untuk

    memberi gambaran secara rinci tentang latar belakang. Karakteristik ya

    ng khas dari kasus, yang kemudian di jadikan informasi atau referensi y

    ang bersifat umum. (Notoadmojo, 2010)

    B. Lokasi penelitianLokasi merupakan tempat dimana pengembalian kasus akan dilak

    ukan (Notoadmojo, 2010). Proposal CSR ini disusun berdasarkan studi k

    asus yang dilakukan di RSUD Wonosari dengan judul studi kasus Asuh

    an Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Ny, X dengan Asfiksia Sedang di Ba

    ngsal Teratai RSUD Wonosari

    C. Subyek penelitianSubyek penelitian yakni seseorang yang dijadikan sampel pelaksa

    naan penelitian (Notoadmojo, 2010). Subyek dalam penelitian ini yajni ba

    yi Ny.X dengan Asfiksia Sedang.

    D. Waktu penelitianWaktu penelitian yakni waktu yang di gunakan penulis untuk mel

    aksanakan penelitian (Notoadmojo. 2010). Pengambilan kasus bayi Ny. X d

    engan Asfksia Sedang dilaksanakan pada bualn april hingga mei 2014.

  • 8/12/2019 Csr janah

    19/21

    E. Jenis dataJenis data yang digunakan penulis ada 2 macam yaitu :

    1. Data primerTeknik pengumpulan data primer dilakukan dengan :

    a.Pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan memeriksa pasien secara inspeksi, palpasi, dan auskultasi.

    1. InspeksiAdalah suatu observasi yang dilakukan secara sistematis da

    ri ujung kepala sampai ujung kaki. Pada kasus asfiksia sedang i

    ni, peneliti melakukan pemeriksaan segera pada bayi dengan m

    elihat frekuensi jantung, usaha nafas, tonus otot, reflek, warna,

    dan warna kulit.

    2. PalpasiAdalah suatu teknik yang menggunakan tndra peraba jari ta

    ngan, Instrument yang sensitiv dapat digunakan utnuk mengum

    pulkan data. Dalam kasus ini peneliti melakukan pemeriksaan p

    alpasi untuk mengetahui pernafasan dan reflek.

    3. AuskultasiAdalah pemeriksaan dengan mendengarkan suara yang diha

    silkan oleh tubuh. Pada kasus ini peneliti melakukan pemeriksa

    an frekuensi jantung pada bayi Ny.X dengan menggunakan stet

    oskop.

    b.WawancaraAdalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan

    data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau pendirian secar

    a lisan dari seseorang sasaran peneliti (Responden). Atau bercakap-

    cakap pengan berhadapan muka dengan orang tersebut (Notoadmoj

    o, 2010).

  • 8/12/2019 Csr janah

    20/21

    c.ObservasiPada jenis pengamatan ini, pengamat (observer) benar-bena

    r bagian dari kegiatan-kegiatan yang di lakukan oleh sasaran penga

    matan (Observer). Dengan kata lain , pengaamat ikut serta aktif ber

    partisipasi dalam aktifitas kontak dengan klien (Notoadmojo, 2010)

    2. Data Sekundera.Telaah Dokumentasi

    Data yang diperoleh dengan cara mempelajari status pasien,

    cacatan asuhan kebidanan. Studia dokumentasi merupakan semua

    bentuk informasi yang berhubungan dengan dokumentasi pasien at

    au status pasien.

    b.Studi KepustakaanData yang di peroleh dari bahan pustaka yang sangat pentin

    g dalam menunjukan latar belakang teoritis suatu penelitian.

    F. Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data adalah suatu cara atau metode ya

    ng digunakan untuk mengumpulkan data (Notoadmojo, 2010). Teknik p

    engumpulan data dalam studi kasus adalah :

    1. WawancaraAdalah suatu prosedur yang dilakukan untuk mendapatkank

    eterangan lisan dari pasien. Jadi data tersebut langsung dari pasien (

    Notoadmojo, 2010). Dalam kasus ini peneliti bidan yang memberik

    an asuhan dan orang tua dari objek peneliti.

    2. ObservasiAdalah suatu prosedur yang berencana antara lain meliputi

    melihat, mencatat jumlah dan taraf aktifitas tertentu yang ada hubun

    gannya dengan masalah yang diamati (Notoadmojo, 2010). Dalam k

    asusu ini peneliti akan mengobservasi penelitian yaitu bayi dengan a

    sfiksia sedang.

  • 8/12/2019 Csr janah

    21/21

    3. Studi DokumentasiAdalah semua bentuk sumber informasi yang berhubungan

    dengan dikumentasi resmi maupun tidak resmi (Notoadmojo, 2010).

    Pada kasus ini peneliti mendapatkan data dari rekan medis di Ruma

    h Sakit Wonosari.

    G. Analisa DataDilakukan secara deskriftif menggunakan prinsip-prinsip m

    enejemen asuhan kebidanan menurut varney.