contoh media cerita 1

17
Contoh Media cerita 1 Tema : Belajar dari Kemoceng : Suatu hari, Seorang murid meminta maaf kepada gurunya yang telah difitnahnya. Sang guru hanya tersenyum. Apa kau serius?” tanya sang guru. Saya serius, Guru, Saya benar-benar ingin menebus kesalahan saya.Sang Guru terdiam sejenak. Lalu ia bertanya, Apakah kamu punya sebuah kemoceng di kamarmu?”“Ya, saya punya sebuah kemoceng Guru. Apa yang harus saya lakukan dengan kemoceng itu?” Besok pagi, berjalanlah dari kamarmu ke pondokku. Berkelilinglah di lapangan/jalanan sambil mencabuti bulu-bulu dari kemoceng itu. Setiap kali kamu mencabut sehelai bulu, ingat-ingat perkataan burukmu tentang aku, lalu jatuhkan di jalanan yang kamu lalui. Kamu akan belajar sesuatu darinya.Keesokan harinya, sang murid menemui Guru dengan sebuah kemoceng yang sudah tak memiliki sehelai bulu pun pada gagangnya. Ia segera menyerahkan gagang kemoceng itu pada Sang Guru. Ini, Guru, bulu-bulu kemoceng ini sudah saya jatuhkan satu per satu sepanjang perjalanan. Saya berjalan lebih dari tiga kilo dari kamar saya ke pondok ini. Saya mengingat semua perkataan buruk saya tentang Guru. Maafkan saya, Guru.Sang Guru terdiam sejenak, lalu berkata, Kini pulanglah. Pulanglah dengan kembali berjalan kaki dan menempuh jalan yang sama dengan saat kamu menuju pondokku. Di sepanjang jalan kepulanganmu, pungutlah kembali bulu-bulu kemoceng yang tadi kau cabuti satu per satu. Esok hari, laporkan kepadaku berapa banyak bulu yang bisa kamu kumpulkan.Sepanjang perjalanan pulang, sang murid berusaha menemukan bulu-bulu kemoceng yang tadi dilepaskan di sepanjang jalan. Hari yang terik. Perjalanan yang melelahkan. Betapa sulit menemukan bulu-bulu itu. Mereka tentu saja telah tertiup angin, atau menempel di bangunan-bangunan perguruan ini. Atau tersapu ke tempat yang kini tak mungkin ia ketahui. Sang murid terus berjalan. Setelah berjam-jam, ia berdiri di depan kamarnya dengan pakaian yang dibasahi keringat. Nafasnya terasa berat. Tenggorokannya kering. Hanya ada lima helai bulu kemoceng yang berhasil ditemukan di sepanjang perjalanan.

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Contoh Media cerita 1

Contoh Media cerita 1

Tema : Belajar dari Kemoceng :

Suatu hari, Seorang murid meminta maaf kepada gurunya yang telah difitnahnya. Sang guru

hanya tersenyum. “Apa kau serius?” tanya sang guru. “Saya serius, Guru, Saya benar-benar ingin

menebus kesalahan saya.” Sang Guru terdiam sejenak. Lalu ia bertanya, “Apakah kamu punya

sebuah kemoceng di kamarmu?”“Ya, saya punya sebuah kemoceng Guru. Apa yang harus saya

lakukan dengan kemoceng itu?”

“Besok pagi, berjalanlah dari kamarmu ke pondokku. Berkelilinglah di lapangan/jalanan sambil

mencabuti bulu-bulu dari kemoceng itu. Setiap kali kamu mencabut sehelai bulu, ingat-ingat perkataan

burukmu tentang aku, lalu jatuhkan di jalanan yang kamu lalui. Kamu akan belajar sesuatu darinya.”

Keesokan harinya, sang murid menemui Guru dengan sebuah kemoceng yang sudah tak memiliki

sehelai bulu pun pada gagangnya. Ia segera menyerahkan gagang kemoceng itu pada Sang Guru.

“Ini, Guru, bulu-bulu kemoceng ini sudah saya jatuhkan satu per satu sepanjang perjalanan. Saya

berjalan lebih dari tiga kilo dari kamar saya ke pondok ini. Saya mengingat semua perkataan buruk

saya tentang Guru. Maafkan saya, Guru.” Sang Guru terdiam sejenak, lalu berkata, “Kini pulanglah.

Pulanglah dengan kembali berjalan kaki dan menempuh jalan yang sama dengan saat kamu menuju

pondokku. Di sepanjang jalan kepulanganmu, pungutlah kembali bulu-bulu kemoceng yang tadi kau

cabuti satu per satu. Esok hari, laporkan kepadaku berapa banyak bulu yang bisa kamu kumpulkan.”

Sepanjang perjalanan pulang, sang murid berusaha menemukan bulu-bulu kemoceng yang tadi

dilepaskan di sepanjang jalan. Hari yang terik. Perjalanan yang melelahkan. Betapa sulit menemukan

bulu-bulu itu. Mereka tentu saja telah tertiup angin, atau menempel di bangunan-bangunan perguruan

ini. Atau tersapu ke tempat yang kini tak mungkin ia ketahui. Sang murid terus berjalan. Setelah

berjam-jam, ia berdiri di depan kamarnya dengan pakaian yang dibasahi keringat. Nafasnya terasa

berat. Tenggorokannya kering. Hanya ada lima helai bulu kemoceng yang berhasil ditemukan di

sepanjang perjalanan.

Page 2: Contoh Media cerita 1

Hari berikutnya sang murid menemui Sang Guru dengan wajah yang murung. "Guru, hanya ini yang

berhasil saya temukan.” Disodorkannya lima bulu kemoceng ke hadapan sang Guru. "Kini kamu telah belajar

sesuatu,” kata sang Guru. “Apa yang telah aku pelajari, Guru?” “Tentang fitnah-fitnah itu,” jawab Sang Guru.

“Bulu-bulu yang kamu cabuti dan kamu jatuhkan sepanjang perjalanan adalah fitnah-fitnah yang kamu

sebarkan. Meskipun kamu benar-benar menyesali perbuatanmu dan berusaha memperbaikinya, fitnah-fitnah

itu telah menjadi bulu-bulu yang beterbangan entah kemana. Bulu-bulu itu adalah kata-katamu. Mereka

dibawa angin waktu ke mana saja, ke berbagai tempat yang tak mungkin bisa kamu duga-duga, ke berbagai

wilayah yang tak mungkin bisa kamu hitung!

Kata guru: “Bayangkan salah satu dari fitnah-fitnah itu suatu saat kembali pada dirimu sendiri. Barangkali

kamu akan berusaha meluruskannya, karena kamu benar-benar merasa bersalah telah menyakiti orang lain

dengan kata-katamu itu. “Tetapi kamu tak bisa menghentikan semua itu! Kata-katamu yang telah terlanjur

tersebar dan terus disebarkan di luar kendalimu, tak bisa kamu bungkus lagi dalam sebuah kotak besi untuk

kamu kubur dalam-dalam sehingga tak ada orang lain lagi yang mendengarnya. Angin waktu telah

mengabadikannya.“

“Fitnah-fitnah itu telah menjadi dosa yang terus beranak-pinak tak ada ujungnya. Meskipun aku atau siapa

pun saja yang kamu fitnah telah memaafkanmu sepenuh hati, fitnah-fitnah itu terus mengalir hingga kau tak

bisa membayangkan ujung dari semuanya.

“Bahkan meskipun kau telah meninggal dunia, fitnah-fitnah itu terus hidup karena angin waktu telah

membuatnya abadi. Maka kamu tak bisa menghitung lagi berapa banyak fitnah-fitnah itu telah memberatkan

timbangan keburukanmu kelak.” Itulah kenapa, fitnah itu lebih "KEJAM" dari pada pembunuhan.

Bayangkan bagaimana kalau bulu-bulu kemoceng itu tersebar di dunia media sosial. Dunia digital yang akan

selalu ada meski kita sudah menghapusnya. Maka, setiap kita posting coba di telaah dulu fitnah atau bukan?

MARI KITA JAUHKAN DARI MENYEBARKAN FITNAH, HOAK DLL SUPAYA TIDAK MEMBERATKAN

TIMBANGAN SAAT JUGDMEN DAY KELAK

Page 3: Contoh Media cerita 1

Ilustrasi cerita 2: Kapal Pesiar

Sebuah kapal pesiar mengalami kecelakaan di laut dan akan segera

tenggelam. Sepasang suami istri berlari menuju ke sekoci untuk

menyelamatkan diri. Sampai di sana, mereka menyadari bahwa hanya

ada satu tempat,untuk satu orang yang tersisa. Segera sang suami

melompat mendahului istrinya untuk mendapatkan tempat itu. Sang

istri hanya bisa menatap kepadanya, sambil meneriakkan sebuah

kalimat sebelum sekoci menjauh, dan kappal itu benar-benar

menenggelamkannya. Guru yang menceritakan kisah ini bertanya pada

murid-muridnya, “Menurut kalian, apa yang istri itu

teriakkan?” Sebagian besar murid-murid itu menjawab, “Aku benci

kamu!”“Kamu egois!” “Nggak tau malu!”, “Laki-laki macam apa

kamu”.

Tapi guru itu kemudian menyadari ada seorang murid yang diam

saja. Guru itu meminta murid yang diam saja itu menjawab. Kata si

murid: “Pak Guru, saya yakin si istri pasti berteriak…

Page 4: Contoh Media cerita 1

‘Tolong jaga anak kita baik-baik”.

Guru itu terkejut dan bertanya, “Apa kamu sudah pernah dengar cerita

ini sebelumnya?” Murid itu menggeleng. “Belum. Tapi itu yang dikatakan

oleh mama saya sebelum dia meninggal karena penyakit kronis.” Guru itu

menatap keseluruh kelas dan berkata, “Jawaban ini benar.” Kapal itu

kemudian benar-benar tenggelam dan sang suami membawa pulang anak

mereka sendirian. Bertahun-tahun kemudian setelah sang suami meninggal,

anak itu menemukan buku harian ayahnya. Di sana dia menemukan kenyataan

bahwa, saat orang tuanya naik kapal pesiar itu, mereka sudah mengetahui

bahwa sang ibu menderita penyakit kronis dan akan segera meninggal.

Karenai tulah, Ayahnya memutuskan untuk mengambil hadiah liburan dari

tempat perusahaannya bekerja. Dia menulis di buku harian itu, “Betapa aku

berharap untuk mati di bawah laut bersama dengan mu. Tapi demi anak

kita, aku harus membiarkan kamu tenggelam sendirian untuk selamanya

di bawah sana.” Cerita itu selesai, dan kelas pun terdiam.

Page 5: Contoh Media cerita 1

Guru itu berharap bahwa murid-muridnya sekarang mengerti isi moral

dari cerita tersebut, bahwa kebaikan dan kejahatan di dunia ini tidak

sesederhana yang kita sering pikirkan. Ada berbagai macam komplikasi dan

alasan di baliknya yang kadang sulit dimengerti. Karena itulah kita seharusnya,

jangan pernah melihat hanya dari luar dan kemudian langsung menghakimi,

apalagi tanpa tahu apa-apa. :

➢ Mereka yang sering membayar untuk orang lain, mungkin bukan berarti

mereka kaya, tapi karena mereka lebih menghargai hubungan, dari pada

uang.

➢ Mereka yang bekerja tanpa ada yang menyuruh, mungkin bukan karena

mereka bodoh, tapi karena mereka lebih menghargai konsep

tanggungjawab.

➢ Mereka yang meminta maaf duluan setelah bertengkar, mungkin bukan

karena mereka bersalah, tapi karena mereka lebih menghargai orang lain.

➢ Mereka yang mengulurkan tangan untuk menolongmu, mungkin bukan

karena mereka merasa berhutang, tapi karena lebih menganggap kamu

adalah sahabat.

➢ Mereka yang sering mengontak mu, mungkin bukan karena mereka tidak

punya kesibukan, tapi karena kamu ada di dalam hatinya…..

Page 6: Contoh Media cerita 1

Cerita 3: Truk MautTarget Nilai: hati nurani siswa tersentuhbahwa hal tsb perbuatan amoral

Sebuah truk bermuatan pasit tadi malam melaju dengan cepat di sebuag

jalan desa daerah Depok. Di jalan tersebut kebetulan sesang dilangsung

kenduri besar di rumah haji Sanusi. Sebuah Orkes Melayu kesenangan

penduduk sedang hangat membawakan lagu dengan penyanyi kesayangan

umum. Penonton melimpah ruah dari berbagai penjuru daerah sekitar

memadati halaman dan jalan desa tsb. Tiba-tiba tanpa diketahui para

penonton, truk yang sarat bermuatan pasir yang hanya memasang penerangan

kecil saja melaju dengan cepatnya.

Sejumlah penonton masih sempat menyelamatkan diri, namun sejumlah

besar lainnya tidak sempat lagi mengelakan diri, tanpa ampun tertabrak,

terseret, dan tergilas truk maut tersebut. Truk itu terus melaju dan bahkan

mempercepat larinya karena takut. Truk baru berhenti di suatu kampong

daerah Cibinong sekitar 10 km dari TKP. Sopir dan kernetnya segera melarikan

diri. Stelah diteliti diketahui bahwa korban truk maut itu ialah 10 orang

meninggal, 12 orang luka berat dan ringan serta 1 orang wanita yang sedang

hamil terseret truk itu sampai di tempat pemberhentiannya. Dan tentunya

sudah meninggal berkeping-keeping tanpa dapat dikenali lagi…..”

Page 7: Contoh Media cerita 1

Petunjuk Untuk Guru:

1. Pertanyakan tentang kesan emosi siswa

2. Pertanyakan maslah/kasus apa saja yang dimuat cerita itu

3. Siapa saja pelaku kasus tsb dan apa kesalahan/ketidkalayakannya

4. Hal-hal apa saja yang dilanggar

5. Angkat objektivitas berpikir, bahwa dari pembuat dosa juga ada aspek

baiknya. Siswa pastinya menyatakan sopir tidak bermoral. Carilah aspek

baiknya

6. Buatlah pertanyaan personifikasi atau analogi. Contoh: kamu Udin

menyatakan sopir itu biadab dan harus dihukum berat. Bagaimana

seandainya yang menjadi sopir itu ayah mu sendiri, bagimana pendapat

dan perasaan mu?

Page 8: Contoh Media cerita 1

Motion graphic dengan Powtoon

PowToon adalah sebuah aplikasi web service yang bisa digunakan untuk

membuat presentasi animasi atau gambar yang bisa bergerak. memiliki efek

animasi gambar karakter bergerak sambil menunjuk sesuatu, tersenyum

sambil berkedip atau membuka tangan, sehingga akan menambahkan kesan

keren pada presentasi

Page 9: Contoh Media cerita 1

Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup

Page 10: Contoh Media cerita 1

Menghargai keberagaman (kls VII)

Page 11: Contoh Media cerita 1

POSTER

Poster →bersifat simbolik dan dirancang untuk

memberi pesan dengan cepat dan ringkas

Perpaduan gambar dan kalimat/kata-kata

Biasanya berwarna, menyajikan ide tunggal,

tulisan jelas, kaya dengan variasi

Biasanya dipasang di tempat umum /terbuka

Isinya: ajakan, iklan, pengumuman,

Page 12: Contoh Media cerita 1

Contoh poster (karya mhs PKn)

Page 13: Contoh Media cerita 1
Page 14: Contoh Media cerita 1

Komik

Komik memiliki kelebihan jika dipakai dalam pembelajaran yaitu :

Komik dapat memotivasi siswa selama proses belajar mengajar;

Komik terdiri dari gambar-gambar yang merupakan media yang dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran;

Komik bersifat permanen;

Komik bisa membangkitkan minat membaca dan mengarahkan siswa

untuk disiplin membaca khususnya mereka yang tidak suka

membaca;

Komik adalah bagian dari budaya popular

Page 15: Contoh Media cerita 1
Page 16: Contoh Media cerita 1
Page 17: Contoh Media cerita 1

Video