contoh dakwah islam

27
Contoh Dakwah Islam : Agama Islam Contoh Dakwah Islam - ISLAM adalah agama yang berasal dari Allah SWT yang diturunkan melalui utusanya Muhammad saw. Ajaran-ajaran Islam tertuang dalam Al Quran dan As-sunnah, berupa petunjuk-petunjuk, perintah-perintah, dan larangan-larangan demi kebaikan manusia. Itulah sebabnya Agama yang diterima di sisi Allah SWT hanyalah Islam. “Sungguhnya agama di sisi Allah adalah Islam.” (QS. 3/Ali Imron: 19) “Barang siapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang orang yang rugi.” (QS.3/Ali Imron:85) “ Pada hari ini telah aku sempurnakan agamamu untukmu dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhoi Islam sebagai agamamu. Tetapi barangsiapa terpaksa karena lapar bukan karena ingin berbuat dosa, maka sungguh Allah Maha Pengampun Maha Penyayang.” (QS.5/Al Maidah: 3) Yang dimaksud “terpaksa” dalam ayat tersebut adalah jika dalam keadaan darurat sama sekali tidak menemukan makanan yang halal maka kita boleh memakan makanan yang diharamkan sekedarnya. Memeluk Islam berarti mendapat hidayah. "Maka apakah orang-orang yang dibukakan hatinya oleh Allah untuk (menerima) agama Islam lalu dia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang hatinya membatu)? Maka celakalah mereka yang hatinya telah membatu untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata." (QS. 39/Az- Zumar: 22) Memeluk Islam juga berarti mengikuti wasiat Nabi Ibrohim As. "Dan Ibrohim mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak¬anaknya, demikian pula Ya'kub. "Wahai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini (Islam) untukmu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim." (QS. 2/Al-Baqoroh: 132) Dalam beragama kita tidak boleh setengah-setengah, melainkan haruslah sepenuhnya. Allah memerintahkan kita agar memeluk agama Islam seutuhnya dan secara ikhlas "Wahai orang-orang yang beriman,

Upload: noviarti

Post on 13-Dec-2015

39 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

ya

TRANSCRIPT

Page 1: Contoh Dakwah Islam

Contoh Dakwah Islam : Agama Islam

Contoh Dakwah Islam - ISLAM adalah agama yang berasal dari Allah SWT yang diturunkan melalui utusanya Muhammad saw. Ajaran-ajaran Islam tertuang dalam Al Quran dan As-sunnah, berupa petunjuk-petunjuk, perintah-perintah, dan larangan-larangan demi kebaikan manusia. Itulah sebabnya Agama yang diterima di sisi Allah SWT hanyalah Islam. “Sungguhnya agama di sisi Allah adalah Islam.” (QS. 3/Ali Imron: 19) “Barang siapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang orang yang rugi.” (QS.3/Ali Imron:85) “ Pada hari ini telah aku sempurnakan agamamu untukmu dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhoi Islam sebagai agamamu. Tetapi barangsiapa terpaksa karena lapar bukan karena ingin berbuat dosa, maka sungguh Allah Maha Pengampun Maha Penyayang.” (QS.5/Al Maidah: 3) Yang dimaksud “terpaksa” dalam ayat tersebut adalah jika dalam keadaan darurat sama sekali tidak menemukan makanan yang halal maka kita boleh memakan makanan yang diharamkan sekedarnya.

Memeluk Islam berarti mendapat hidayah. "Maka apakah orang-orang yang dibukakan hatinya oleh Allah untuk (menerima) agama Islam lalu dia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang hatinya membatu)? Maka celakalah mereka yang hatinya telah membatu untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata." (QS. 39/Az-Zumar: 22) Memeluk Islam juga berarti mengikuti wasiat Nabi Ibrohim As. "Dan Ibrohim mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak¬anaknya, demikian pula Ya'kub. "Wahai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini (Islam) untukmu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim." (QS. 2/Al-Baqoroh: 132)

Dalam beragama kita tidak boleh setengah-setengah, melainkan haruslah sepenuhnya. Allah memerintahkan kita agar memeluk agama Islam seutuhnya dan secara ikhlas "Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh ia musuh yang nyata bagimu". (QS. 2/Al-Bagoroh: 208). "Dan (aku diperintah): "Hadapkanlah wajahmu kepada agama dengan tulus dan ikhlas. Dan jangan sekali-kali kamu termasuk orang musyrik". (QS. 10/Yunus: 105)

Makna Islam

Kata Islam berasal dari bahasa Arab: aslama, yuslimu, islam. Ditinjau dari segi bahasa, Islam memiliki beberapa arti :

1. Islam berarti taat /patuh, dan berserah diri kepada Allah SWT.

Page 2: Contoh Dakwah Islam

2. Islam berarti damai dan kasih-sayang. Maksudnya, agama Islam mengajarkan perdamaian dan kasih-sayang bagi umat manusia tanpa memandang warna kulit, agama, dan status sosial. Oleh karenanya Islam tidak membenarkan adanya penjajahan.

Sampai saat ini terbukti bahwa, jika umat Islam mencapai jumlah mayoritas dalam suatu negara, maka umat lain yang minoritas dapat menikmati hidup damai dan sejahtera karena umat Islam mengulurkan persahabatan dan memberikan kasihsayang. Sebaliknya, yang sering terjadi, apabila umat Islam menjadi bagian terkecil di suatu bangsa atau negara maka sering dijadikan bulan-bulanan. Contohnya tragedi yang pernah terjadi di India, di Pilipina (kaum Islam Moro) dan yang terakhir di Bosnia awal tahun 1990-an, yakni pembasmian umat Islam oleh umat lain.

3. Islam berarti selamat, maksudnya Islam merupakan petunjuk untuk memperoleh keselamatan hidup baik di dunia maupun di akhirat kelak. Itulah sebabnya salam (kalimat bertegur sapa) dalam Islam adalah Assalamu'alaikum wa rohmatullahi wa barokatuh (Semoga Allah melimpahkan keselamatan dan kesejahteraan-Nya padamu).

Ditinjau dari segi pengertian istilah, menurut Drs. Humaidi Tatapangarsa dalam bukunya Kuliah Aqidah Legkap (Bina Ilmu, Surabaya:1979), Islam memiliki dua macam pengertian: Pengertian khusus dan pengertian umum.

1. Islam menurut pengertian khusus adalah agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Rosulullah saw.

2. Menurut pengertian umum, Islam adalah agama yang diajarkan oleh semua Nabi dan Rosul Allah SWT dari mulai Nabi Adam as. sampai Muhammad saw. Akan tetapi yang dinamakan Islam itu agama yang masih murni/asli sesuai yang diajarkan oleh para Nabi dan Rosul. Apabila ajaran tersebut sudah berubah dari aslinya, seperti yang terjadi pada agama Nasrani/Kristen yang melenceng dari ajaran Nabi Isa as. dan agama bangsa Yahudi sekarang ini yang melenceng dari ajaran Nabi Musa as., maka tidak lagi bisa disebut Islam.

Petunjuk bahwa semua Nabi dan Rosul sebelum Nabi Muhammad saw juga mengajarkan Islam dapat ditemui dalam

Al-Qur'an dan Injil Markus. Ayat-ayat yang menyatakan hal tersebut dalam Al-Qur'an, antara lain:

1. Surat 3/Ali Imron: 52. Maka ketika Isa merasakan keingkaran mereka (Bani Israil), dia bertanya, "Siapakah yang akan menjadi penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" Para Hawariyyun (sahabat setianya) menjawab: "Kamilah penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah, dan saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang muslim".

2. Surat 3/Ali Imron: 67. "Ibrohim bukanlah seorang Yahudi, dan bukan (pula) seorang Nasrani, tetapi dia adalah seorang yang lurus, muslim, dan dia tidak termasuk orang-orang musyrik." Yang

Page 3: Contoh Dakwah Islam

dimaksud "lurus" dalam ayat ini adalah jauh dari syirik (mempersekutukan Allah SWT), dan jauh dari kesesatan.

Allah SWT mewahyukan ayat ini sebagai bantahan atas anggapan orang Yahudi yang menyatakan bahwa Nabi Ibrohim adalah golongannya, demikian pula pernyataan orang Nasrani (Kristen)

3. Surat 3/Ali Imron: 84. Katakanlah (Muhammad): "Kami beriman kepada Allah, dan kepada apa yang diturunkan kepada kami, dan yang diturunkan kepada Ibrohim, Ismail, Ishaq, Ya' qub, dan anak cucunya,serta apa yang diberikan kepada Musa, Isa, dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka, dan hanya kepada-Nya kami berserah diri."

4. Surat 10/Yunus: 84. Dan Musa berkata: "Wahai kaumku, apabila kamu beriman kepada Allah, maka bertawakkallah kepada-Nya, jika kamu benar-benar orang muslim (berserah,diri)."

Ayat-ayat dalam Injil Markus yang menerangkan bahwa semua nabi dan rosul sebelum Nabi Muhammad Saw jugamengajarkan Islam adalah pasal 12 ayat 28-34 seperti yang dikutip oleh Dedy Suardi dalam bukunya Vibrasi TauhidMeresonansi Ke Esaan Tuhan (Remaja Rosdakarya, Bandung 1994). Dalam pasal 12 ayat 28-34 tersurat percakapan Nabi Isa as dengan seorang ahli Taurat, sebagai berikut:

Ayat 28: Maka datanglah seorang ahli Taurat; setelah didengarkannya bagaimana mereka itu berbalah-balah sedang diketahuinya bahwa Yesus telah memberikan jawab yang baik, lantas ia menyoal pula, katanya: "Hukum yang manakah dikatakan yang terutama sekali?

Ayat 29: Maka jawab Yesus kepadanya: "Hukum yang terutama inilah. Dengarlah olehmu hai Israil, adapun Allah Tuhan kita ialah Tuhan Yang Maha Esa."

Ayat 30: Maka hendaklah engkau mengasihi Allah Tuhanmu dengan sebulat-bulat hatimu, dengan segenap jiwamu, dengan sepenuh akal budimu, dan dengan segala kuatmu.

Ayat 31: Dan yang kedua inilah: "Hendaklah engkau mengasihi sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Maka tiadalah hukum lain yang lebih besar daripada kedua hukum ini.

Ayat 32: Lantas kata ahli Taurat itu kepadanya: "Ya Guru, amat benarlah segala kata guru, bahwa Allah itu Esa adanya dan tiada yang lain melainkan Dia."

Ayat 33: Dan hal mengasihi Tuhan sebulat hati, dan dengan sepenuh akal budi, dan dengan segenap akal jiwa, dan dengan segala kuat, dan lagi mengasihi manusia seperti diri sendiri, itulah terutama dari segala kurban bakaran dan persembahan sembelihan.

Ayat 34: Apabila Yesus melihat bahwa ia sudah menyahut dengan bijaksana, berkatalah ia kepadanya: "Engkau tiada jauh lagi daripada kerajaan Allah. Maka tiada seorangpun berani menyoal dia lagi."

Seseorang yang memproklamirkan diri memeluk Islam, maka wajib mengamalkan Rukun Islam yang lima, yakni:

Page 4: Contoh Dakwah Islam

1. mengikrarkan syahadat, secara lisan sekaligus meyakini dalam hati sebagai kesaksian dan pengakuan atas Tuhan Allah SWT Yang Maha Esa, dan Kerosulan Nabi Muhammad Saw. Karena itu kalimat syahadat terdiri dari dua macam:

a. Syahadat tauhid, yaitu pengakuan atas keesaan Allah SWT

ASYHADU AN-LAA ILAAHA ILLALLAAH(aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah).

b. Syahadat rosul, yaitu mengakui bahwa Nabi Muhammad saw adalah rosul atau utusan Allah SWT.

WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR ROSULULLAAH (dan aku bersaksi, bahwa Nabi Muhammad utusan Allah SWT).

2. mendirikan sholat wajib yang lima waktu;

3. mengeluarkan zakat;

4. melaksanakan puasa; dan

5. pergi haji, apabila sudah memenuhi syarat yang sudah ditetapkan.

Dakwah tentang menuju surga | contoh dakwah

Assalamualaikum warohmatulahi wabarokatuh, wahai saudara saudariku sobat asa Blog yang kucintai karena Allah SWT.

Saat ini asa blog sedang ingin membagikan beberapa tread tentang islami yang niatnya Insyaallah agar kita bisa bersama sama dapat mempelajari islam,satu satunya agama yang diridhoi Allah SWT ,yang insyaallah ini dapat menjadi bekal diakhirat kelak karena “

Jika manusia telah meninggal maka putuslah amalnya kecuali tiga macam:

1. Sedekah jariyah (yang tahan lama).

2. Ilmu yang bermanfaat.

3. Anak shaleh (berakhlak baik) yang mendo'akan kedua orang tuanya. (HR. Muslim)

Page 5: Contoh Dakwah Islam

terlebih dahulu asa Blog ingin mengingatkan kepada sobat asa Blog yang kucintai karena Allah bahwa janganlah kita bertikai hanya karena sunah atau yang sesungguhnya tidak diwajibkan,justru pertikaian sangat dimurkai Allah subhanawataala,yang diperlukan adalah niat ibadah karena Allah SWT yang maha HAQ.

Hmmz,di tread ini asa blog akan membahas mengenai Dakwah tentang menuju surga | contoh dakwah singkat ,

Nah,apakah sobat asa Blog yang kucintai karena Allah tertarik dengan judul Dakwah tentang menuju surga | contoh dakwah ,

Nah,banyak sekali sumber sumber yang membahas mengenai contoh dakwah islam ,dan kebanyakan berbeda isinya,

Asa Blog sendiri akan mencoba mengulas dari sudut pandang asa dan beberapa sumber yang insayaallah dapat mendapatkan pandangan yang Objektif.

lebih jelasnya silahkan sobat asa Blog baca perincian tread Dakwah tentang menuju surga | contoh dakwah ini ya,semoga bermanfaat.

Maasyiral muslimin rahimakumullah!

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari disebutkan bahwa ketika meletus Perang Badar, Rasulullah saw. berada dalam kubahnya dan berdoa, "Ya Allah, sesungguhnya saya mengingatkan janji-Mu, ya Allah jika Engkau menghendaki (kekalahan dalam Perang Badar) niscaya Engkau tidak akan disembah setelah hari ini selama-lamanya."

Abu Bakar kemudian memegang tangan Rasulullah saw. dan berkata, "Cukup Engkau ya Rasulullah, Engkau telah mendesak Allah, Engkau telah mendesak Rab, saat itu Rasulullah saw. menggunakan baju besi. Kemudian, beliau keluar dan membacakan ayat yang artinya, 'Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang. Sebenarnya hari kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit'." (Al-Qamar: 45--46).

Maasyiral muslimin rakhimakumullah!

Ingatlah, sesungguhnya kekalahan itu tidak akan turun kepada orang-orang mukmin yang benar, tetapi ia akan turun kepada orang yang menentang Allah dan sombong kepada-Nya. Kekalahan itu akan turun kepada orang-orang munafik yang memerangi Allah Tabaraka wa Taala.

Page 6: Contoh Dakwah Islam

Ingatlah, bahwa umat Islam tidak akan tinggi, kecuali satu bendera yang ditulis kalimat Laa ilaaha Illallah Muhammad Rasulullah. Meskipun peristiwa sebelum ataupun sesudah perang telah berubah, ia tetap berpegang teguh kepada prinsip meskipun peristiwa telah berubah.

Ingatlah, bahwa kondisi kita pada hari ini tidak diridai Allah dan Rasul-Nya, kita hampir tidak mempercayai bahwa kalau umat ini adalah umat Muhamad. Apakah ini umat yang bertauhid? Apakah ini umat Islam?

Bila engkau berkunjung ke makam Muhammad saw. dan engkau melihat tempat tinggal yang besar, air matamu mengalir karena kewibawaan Rasululullah di antara dinding dan kamar-kamar.

Maka, katakanlah kepada Rasulullah, "Wahai sebaik-baik utusan, aku memberi tahu kepadamu akan kerugian yang tengah terjadi. Rakyatmu di timur dan barat bagaikan ashabul kahfi. Mereka memiliki keimanan serta dua cahaya Quran dan sunah, maka bagaimanakah keadaaan mereka bila tidak ada cahaya?"

Maasyiral muslimin rakhimakumullah!

Seorang sahabat besar Anas bin Nadhr r.a. tengah bersiap-siap pergi menuju Perang Uhud. Di tengah perjalanan ia berjumpa dengan sahabat besar lainnya, Sa'ad bin Mu'adz yang bertanya kepadanya, "Hendak ke manakah engkau Anas? Ia berkata, "Saya hendak ke Uhud, sesungguhnya saya mencium bau surga ada di Uhud."

"Hendak ke Uhud, sesungguhnya di sana saya mencium bau surga." Sebuah pernyataan yang keluar dari hati yang dipenuhi dengan rasa cinta kepada Allah SWT. Dari hati yang mengenal Allah.

"Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah-lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui." (Al-Maidah: 54).

Hendak kemanakah engkau wahai Anas? Hendak ke Uhud, sesungguhnya di sana saya mencium bau surga. Sebuah jiwa yang penuh dengan ketenangan dan kebenaran. Sesungguhnya Allah telah mengajari mereka untuk menjadi yang terbesar dari peristiwa yang tengah terjadi, meskipun kayu bakar terasa amat panas, musibah dan kesulitan terasa begitu berat.

"Jika kamu (pada Perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itu pun (pada Perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim, dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang yang kafir. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar." (Ali Imron: 140--142).

Allah telah mengajari mereka agar menjadi yang terbesar dari hari-hari yang sulit.

Page 7: Contoh Dakwah Islam

Sesungguhnya risalah Islam bukanlah sekadar kata-kata. Risalah Islam adalah pendidikan, pemusatan, dan pengarahan. Bagaimana kita mendidik kaum lelaki bila kita lalai mendidik hati dan membangun jiwa? Untuk memasuki peperangan, kita harus membangun hati kita. Dengarkanlah apa yang dikatakan Anas bin Nadhir r.a. Anas yang telah menorehkan sejarah dengan kedua lututnya dan meletakkan dunia di bawah kedua telapak kakinya. "Sesungguhnya saya mendapatkan bau surga di Uhud." Ia telah terjun ke medan perang sebagai dan meninggal dalam keadaan syahid. Orang-orang kemudian datang untuk mengenali jasadnya, tetapi mereka kesulitan untuk mengenalinya, lantaran banyaknya luka dalam tubuhnya. Lebih dari 80 luka antara sabetan pedang, tusukan anak panah, dan lemparan tombak berkumpul dalam tubuhnya. Tanda-tanda untuk mengenali jasadnya telah berubah, karena dahsyatnya luka yang menimpa dirinya. Tatkala ia terkena lemparan tombak ia berkata, "Laa ilaaha illallah Muhammad rasulullah."

Sesungguhnya luka itu meskipun banyak dan dahsyat, namun ia tidak merasakan rasa sakit, ia tengah berada dalam rasa dingin dan damai.

Kemudian, datanglah saudara perempuan Anas untuk mengenal jasadnya, ia kemudian mengamati jasad yang mulia itu, tetapi ia tidak dapat mengenalinya, kecuali dengan jari-jari tangannya.

Ia berkata, "Sesungguhnya dia adalah saudaraku, namun siapakah yang telah mengirimkan jasad sang syahid? Sesungguhnya yang telah mengirimkan jasadnya adalah para malaikat. Allah Azza wa Jalla berduka cita terhadap kaum mukminin, dan Jibril membawa duka cita kepada mereka dan Nabi kita yang mulia mengumumkannya. Allah SWT berfirman, "Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak mengubah (janjinya)." (Al-Ahzab: 23).

Sesungguhnya kita membutuhkan kaum lelaki yang mengenal Allah. Manakala Shalahuddin al-Ayyubi terjun ke medan perang melawan tentara Eropa, ia senantiasa mengerjakan salat sebelum subuh dan berdoa memohon kemenangan atas kaum mukminin. Ia berkata, "Mintalah doa pada waktu sahur untuk mengalahkan musuh-musuh Allah."

Suatu saat Shalahuddin duduk di antara para sahabatnya, saat itu masjid Al-Aqsa masih dalam genggaman kaum salib. Ia duduk terdiam. Para sahabatnya lalu berkata kepadanya, "Mengapa Anda tidak tersenyum, wahai Shalahuddin? Ia berkata, "Saya takut Allah melihat saya tersenyum, sementara Masjidil Aqsa masih di tangan kaum salib."

Maasyiral muslimin rakhimakumullah!

Sesungguhnya musuh-musuh Islam datang untuk menghancurkan dan merusak. Sementara, Islam datang untuk membangun dan mengadakan kemakmuran. Para sahabat Rasulullah saw. tidak pernah berjalan dengan meraba-raba dalam kegelapan, namun ia berjalan dalam garis yang jelas dan benar.

Engkau, wahai kaum muslimin, janganlah putus asa dari rahmat Allah, janganlah putus asa dari rahmat Allah, karana kemenangan itu pasti akan datang. Allah SWT telah berfirman, "Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman." (Ar-Rum: 45).

Page 8: Contoh Dakwah Islam

"Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa." (Al-Hajj: 40).

Sesungguhnya telah datAng waktu untuk kembali kepada Allah Azza wa Jalla. Karena banyaknya dosa akan menyempitkan rezeki, merusak akhlak, menghilangkan perilaku, dan mencabut rahmat dari dada para hamba.

Hamba Allah, jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu, dan tolonglah (agama) Allah, niscaya Allah akan menolong kalian. Ingatlah Allah, niscaya Allah akan mengingat kalian, dan bersyukurlah kepada Allah, niscaya ia akan menambah kalian. Allah Akbar, Allah akan memberikan pertolongan. Allah akan memberikan kemenangan. Allah akan menghinakan orang yang kafir dan memuliakan orang yang menolong kaum mukmin. Wallahu a'lam.

Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

SABAR DAN IKHLAS

Posted 27 Juni 2009 by jalandakwahbersama in TASAWUF. Tagged: TASAWUF. 55 Komentar

Pada umumnya kita semua bisa lebih sabar, disaat kita di uji Allah dengan hal yang menyenagkan, tapi saat kita di uji Allah dengan ujian yang tidak menyenangkan, seperti ujian kesulitan, ujian kehilangan dan atau musibah maka kebanyakan dari kita, akan merasa begitu sulit menerimanya dan sulit untuk bisa sabar.

Ujian kesulitan, ujian kehilangan, kekurangan musibah, penyakit, kemiskinan, adalah perkara biasa yang dihadapi oleh manusia selama hidup di dunia ini. Perhatikan firman Allah SWT berikut ini “ Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah [2] : 155-157).

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? (QS. Al ‘Ankabuut [29] : 2)

Ketahuilah, sabar akan sangat sulit dilakukan, apabila kita tidak mampu menyadari, bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini, pada hakikatnya hanyalah ujian. Harta yang kita miliki, karir yang bagus, rumah dan mobil mewah yang kita miliki, anak dan keluarga, itu semua adalah ujian dari Allah dan titipan Allah. Apakah kita bersyukur atau menjadi kufur?

Kita harus memahami dengan sebaik-baiknya bahwa Allah lah pemilik yang sebenar-benarnya atas segala sesuatu apapun yang kita miliki di dunia ini. Dengan menyadari bahwa semua yang kita miliki sebenarnya adalah milik Allah dan titipan Allah, maka begitu Allah mengambilnya dari kita, insya Allah kita akan lebih mudah merelakannya. Karena kita menyadari, bahwa semua itu adalah milik

Page 9: Contoh Dakwah Islam

Allah dan titipan Allah. Dan yang namanya titipan, suatu saat nanti memang pasti akan kembali pada pemiliknya, kapanpun pemiliknya menghendaki apa yang dititipkan kembali atau mau mengambilnya dari kita, maka kita harus dengan rela memberikannya.

Jadi, jangan menjadi stres, terpukul dan merasa kehilangan yang sangat berat, apabila kemarin kita masih punya mobil, sekarang sudah tidak lagi, jangan stres dan bersedih hati apalagi sampai meratapi nasib, apabila bulan kemarin usaha kita masih sukses, sedangkan sekarang kita mengalami kegalalan yang besar.

Karena sesungguhnya dengan adanya musibah, maka seorang hamba akan mendapatkan pengampunan dari Allah SWT. Perhatikan sabda Rasulullah saw berikut ini: “Tak seorang muslim pun yang ditimpa gangguan semisal tusukan duri atau yang lebih berat daripadanya, melainkan dengan ujian itu Allah menghapuskan perbuatan buruknya serta menggugurkan dosa-dosanya sebagaimana pohon kayu yang menggugurkan daun-daunnya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Ketahuilah dan yakinlah, bahwa sesungguhnya dalam setiap cobaan berat yang Allah SWT berikan untuk kita, maka ada hikmah dan pahala yang besar yang menyertainya. Seperti sabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya pahala yang besar itu, bersama dengan cobaan yang besar pula. Dan apabila Allah mencintai suatu kaum maka Allah akan menimpakan musibah kepada mereka. Barangsiapa yang ridha maka Allah akan ridha kepadanya. Dan barangsiapa yang murka, maka murka pula yang akan didapatkannya.” (HR. Tirmidzi, dihasankan al-Albani dalam as-Shahihah [146]).

Rasulullah SAW bersabda : “Tiada henti-hentinya cobaan akan menimpa orang mukmin dan mukminat, baik mengenai dirinya, anaknya, atau hartanya sehingga ia kelak menghadap Allah SWT dalam keadan telah bersih dari dosa (HR. Tirmidzi).

Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seseorang mendapatkan pemberian yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Kita harus rela menerima segala ketentuan Allah dan menyadari bahwa apapun yang terjadi, sudah ditetapkan Allah SWT dalam Lauhul Mahfuzh. Kita wajib menerima segala ketentuan Allah dengan penuh keikhlasan. Allah SWT berfirman : “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS al-Hadid [57] : 22)

Apabila kita ditimpa musibah baik besar maupun kecil, sebaiknya kita mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya-lah kami kembal). ini dinamakan dengan kalimat istirja’ (pernyataan kembali kepada Allah SWT). Kalimat istirja’ akan lebih sempurna lagi jika ditambah, setelahnya dengan doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW sebagai berikut :“Ya Allah, berilah ganjaran atas musibah yang menimpaku dan gantilah musibah itu yang lebih baik bagiku.” Barangsiapa yang membaca kalimat istirja’ dan berdo’a dengan doa di atas niscaya Allah SWTakan menggantikan musibah yang menimpanya dengan sesuatu yang lebih baik. (Hadits riwayat Al Imam Muslim 3/918 dari shahabiyah Ummu Salamah.)

Rasulullah SAW bersabda, “Apabila ada anak salah seorang hamba itu meninggal maka Allah bertanya kepada malaikat-Nya, ‘Apakah kalian mencabut nyawa anak hamba-Ku?’. Maka mereka menjawab, ‘Ya.’ ‘Apakah kalian telah mencabut nyawa buah hati hamba-Ku?’. Maka mereka menjawab ‘Ya.’ Lalu Allah bertanya, ‘Apa yang diucapkan oleh hamba-Ku?’. Mereka menjawab, ‘Dia

Page 10: Contoh Dakwah Islam

memuji-Mu dan beristirja’ -membaca innaa lillaahi dst-..’ Maka Allah berfirman, ‘Bangunkanlah untuk hamba-Ku itu sebuah rumah di surga, dan beri nama rumah itu dengan Bait al-Hamd.’.” (HR. Tirmidzi, dihasankan al-Albani dalam as-Shahihah [1408]).

Perhatikan sabda Rasulullah SAW berikut ini : “Sungguh mengagumkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik. Dan hal itu tidak akan diperoleh kecuali oleh seorang mukmin. Apabila dia mendapatkan kesenangan, maka dia bersyukur. Maka hal itu merupakan kebaikan baginya. Dan apabila dia tertimpa kesusahan maka dia bersabar. Maka itu juga merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim)

Setiap amalan akan diketahui pahalanya kecuali kesabaran, karena pahala kesabaran itu, tanpa batas. Sebagaimana firman Allah SWT “Sesungguhnya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan ganjaran/pahala mereka tanpa batas.” (Az Zumar: 10)

Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan, yang bila kita renungkan dan pahami dengan sebaik-baiknya, insya Allah bisa membuat kita semua bisa sabar dan ikhlas dalam menghadapi ujian-Nya yang paling berat sekalipun :

Kita harus percaya pada jaminan Allah bahwa : ”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS Al Baqarah [2] : 286). Allah SWT yang memiliki diri kita, sangat tahu kemampuan kita, jadi tidak akan mungkin Allah memberikan ujian yang melebihi batas kemampuan kita.

Sebenarnya, kita semua pasti mampu untuk bisa sabar dalam segala ujian dan segala keadaan, asalkan kita kuat iman.

Coba kita tanyakan pada diri kita, saat kita ditimpa suatu ujian kesulitan, kesedihan dan atau kehilangan, apa manfaat yang bisa kita ambil kalau kita tidak sabar dan tidak mengikhlaskannya? Apakah dengan ”tidak sabar” dan ”tidak ikhlas” nya kita, maka bisa menghadirkan kenyamanan untuk kita? Atau bisa membuat ujian tersebut tidak jadi datang atau tidak jadi menimpa kita? Sekarang mari kita pikirkan kembali, kita sabar atau tidak sabar, ikhlas atau tidak ikhlas, ujian kesulitan / kesedihan atau musibah tetap terjadi dan menimpa kita kan? Jadi lebih baik kita terima dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Bila kita bisa sabar dan ikhlas menerimanya, maka insya Allah, tidak akan terasa berat lagi ujian tersebut, percayalah. Dan ingat, dalam sabar, terkandung ridha Allah SWT. Dan ridha Allah SWT terhadap kita, adalah segalanya.

Kita harus selalu baik sangka kepada Allah SWT dan jangan pernah sekalipun meragukan dan mempertanyakan keputusan, ketetapan, pengaturan dan ketentuan Allah. Kita harus bisa sabar dan ridha terhadap apapun keputusan, ketetapan dan pengaturan-Nya. Kalau kita masih merasa tidak puas dengan semua keputusan, ketetapan, pengaturan dan ketentuan Allah itu, maka cari saja Tuhan selain Allah. Perhatikan firman-Nya dalam hadits Qudsi : ”Akulah Allah, tiada Tuhan melainkan Aku. Siapa saja yang tidak sabar menerima cobaan dari-Ku, tidak bersyukur atas nikmat-Ku dan tidak ridha dengan ketentuan-Ku, maka bertuhanlah kepada Tuhan selain Aku.” (hadist ini diriwatkan oleh al-Thabrani dalam Al-Mu’jam al-Kabir melalui jalur Abu Hind al-Dari)

Karena itu, marilah kita sabar dan ikhlas dalam segala keadaan, yakinlah bahwa janji Allah pasti benar. Percayalah, sabar dan ikhlas, akan membuahkan kebahagiaan hidup.

Page 11: Contoh Dakwah Islam

SABAR DAN IKHLAS

Posted 27 Juni 2009 by jalandakwahbersama in TASAWUF. Tagged: TASAWUF. 55 Komentar

Pada umumnya kita semua bisa lebih sabar, disaat kita di uji Allah dengan hal yang menyenagkan, tapi saat kita di uji Allah dengan ujian yang tidak menyenangkan, seperti ujian kesulitan, ujian kehilangan dan atau musibah maka kebanyakan dari kita, akan merasa begitu sulit menerimanya dan sulit untuk bisa sabar.

Ujian kesulitan, ujian kehilangan, kekurangan musibah, penyakit, kemiskinan, adalah perkara biasa yang dihadapi oleh manusia selama hidup di dunia ini. Perhatikan firman Allah SWT berikut ini “ Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah [2] : 155-157).

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? (QS. Al ‘Ankabuut [29] : 2)

Ketahuilah, sabar akan sangat sulit dilakukan, apabila kita tidak mampu menyadari, bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini, pada hakikatnya hanyalah ujian. Harta yang kita miliki, karir yang bagus, rumah dan mobil mewah yang kita miliki, anak dan keluarga, itu semua adalah ujian dari Allah dan titipan Allah. Apakah kita bersyukur atau menjadi kufur?

Kita harus memahami dengan sebaik-baiknya bahwa Allah lah pemilik yang sebenar-benarnya atas segala sesuatu apapun yang kita miliki di dunia ini. Dengan menyadari bahwa semua yang kita miliki sebenarnya adalah milik Allah dan titipan Allah, maka begitu Allah mengambilnya dari kita, insya Allah kita akan lebih mudah merelakannya. Karena kita menyadari, bahwa semua itu adalah milik Allah dan titipan Allah. Dan yang namanya titipan, suatu saat nanti memang pasti akan kembali pada pemiliknya, kapanpun pemiliknya menghendaki apa yang dititipkan kembali atau mau mengambilnya dari kita, maka kita harus dengan rela memberikannya.

Jadi, jangan menjadi stres, terpukul dan merasa kehilangan yang sangat berat, apabila kemarin kita masih punya mobil, sekarang sudah tidak lagi, jangan stres dan bersedih hati apalagi sampai meratapi nasib, apabila bulan kemarin usaha kita masih sukses, sedangkan sekarang kita mengalami kegalalan yang besar.

Karena sesungguhnya dengan adanya musibah, maka seorang hamba akan mendapatkan pengampunan dari Allah SWT. Perhatikan sabda Rasulullah saw berikut ini: “Tak seorang muslim pun yang ditimpa gangguan semisal tusukan duri atau yang lebih berat daripadanya, melainkan dengan ujian itu Allah menghapuskan perbuatan buruknya serta menggugurkan dosa-dosanya sebagaimana pohon kayu yang menggugurkan daun-daunnya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Page 12: Contoh Dakwah Islam

Ketahuilah dan yakinlah, bahwa sesungguhnya dalam setiap cobaan berat yang Allah SWT berikan untuk kita, maka ada hikmah dan pahala yang besar yang menyertainya. Seperti sabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya pahala yang besar itu, bersama dengan cobaan yang besar pula. Dan apabila Allah mencintai suatu kaum maka Allah akan menimpakan musibah kepada mereka. Barangsiapa yang ridha maka Allah akan ridha kepadanya. Dan barangsiapa yang murka, maka murka pula yang akan didapatkannya.” (HR. Tirmidzi, dihasankan al-Albani dalam as-Shahihah [146]).

Rasulullah SAW bersabda : “Tiada henti-hentinya cobaan akan menimpa orang mukmin dan mukminat, baik mengenai dirinya, anaknya, atau hartanya sehingga ia kelak menghadap Allah SWT dalam keadan telah bersih dari dosa (HR. Tirmidzi).

Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seseorang mendapatkan pemberian yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Kita harus rela menerima segala ketentuan Allah dan menyadari bahwa apapun yang terjadi, sudah ditetapkan Allah SWT dalam Lauhul Mahfuzh. Kita wajib menerima segala ketentuan Allah dengan penuh keikhlasan. Allah SWT berfirman : “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS al-Hadid [57] : 22)

Apabila kita ditimpa musibah baik besar maupun kecil, sebaiknya kita mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya-lah kami kembal). ini dinamakan dengan kalimat istirja’ (pernyataan kembali kepada Allah SWT). Kalimat istirja’ akan lebih sempurna lagi jika ditambah, setelahnya dengan doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW sebagai berikut :“Ya Allah, berilah ganjaran atas musibah yang menimpaku dan gantilah musibah itu yang lebih baik bagiku.” Barangsiapa yang membaca kalimat istirja’ dan berdo’a dengan doa di atas niscaya Allah SWTakan menggantikan musibah yang menimpanya dengan sesuatu yang lebih baik. (Hadits riwayat Al Imam Muslim 3/918 dari shahabiyah Ummu Salamah.)

Rasulullah SAW bersabda, “Apabila ada anak salah seorang hamba itu meninggal maka Allah bertanya kepada malaikat-Nya, ‘Apakah kalian mencabut nyawa anak hamba-Ku?’. Maka mereka menjawab, ‘Ya.’ ‘Apakah kalian telah mencabut nyawa buah hati hamba-Ku?’. Maka mereka menjawab ‘Ya.’ Lalu Allah bertanya, ‘Apa yang diucapkan oleh hamba-Ku?’. Mereka menjawab, ‘Dia memuji-Mu dan beristirja’ -membaca innaa lillaahi dst-..’ Maka Allah berfirman, ‘Bangunkanlah untuk hamba-Ku itu sebuah rumah di surga, dan beri nama rumah itu dengan Bait al-Hamd.’.” (HR. Tirmidzi, dihasankan al-Albani dalam as-Shahihah [1408]).

Perhatikan sabda Rasulullah SAW berikut ini : “Sungguh mengagumkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik. Dan hal itu tidak akan diperoleh kecuali oleh seorang mukmin. Apabila dia mendapatkan kesenangan, maka dia bersyukur. Maka hal itu merupakan kebaikan baginya. Dan apabila dia tertimpa kesusahan maka dia bersabar. Maka itu juga merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim)

Setiap amalan akan diketahui pahalanya kecuali kesabaran, karena pahala kesabaran itu, tanpa batas. Sebagaimana firman Allah SWT “Sesungguhnya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan ganjaran/pahala mereka tanpa batas.” (Az Zumar: 10)

Page 13: Contoh Dakwah Islam

Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan, yang bila kita renungkan dan pahami dengan sebaik-baiknya, insya Allah bisa membuat kita semua bisa sabar dan ikhlas dalam menghadapi ujian-Nya yang paling berat sekalipun :

Kita harus percaya pada jaminan Allah bahwa : ”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS Al Baqarah [2] : 286). Allah SWT yang memiliki diri kita, sangat tahu kemampuan kita, jadi tidak akan mungkin Allah memberikan ujian yang melebihi batas kemampuan kita.

Sebenarnya, kita semua pasti mampu untuk bisa sabar dalam segala ujian dan segala keadaan, asalkan kita kuat iman.

Coba kita tanyakan pada diri kita, saat kita ditimpa suatu ujian kesulitan, kesedihan dan atau kehilangan, apa manfaat yang bisa kita ambil kalau kita tidak sabar dan tidak mengikhlaskannya? Apakah dengan ”tidak sabar” dan ”tidak ikhlas” nya kita, maka bisa menghadirkan kenyamanan untuk kita? Atau bisa membuat ujian tersebut tidak jadi datang atau tidak jadi menimpa kita? Sekarang mari kita pikirkan kembali, kita sabar atau tidak sabar, ikhlas atau tidak ikhlas, ujian kesulitan / kesedihan atau musibah tetap terjadi dan menimpa kita kan? Jadi lebih baik kita terima dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Bila kita bisa sabar dan ikhlas menerimanya, maka insya Allah, tidak akan terasa berat lagi ujian tersebut, percayalah. Dan ingat, dalam sabar, terkandung ridha Allah SWT. Dan ridha Allah SWT terhadap kita, adalah segalanya.

Kita harus selalu baik sangka kepada Allah SWT dan jangan pernah sekalipun meragukan dan mempertanyakan keputusan, ketetapan, pengaturan dan ketentuan Allah. Kita harus bisa sabar dan ridha terhadap apapun keputusan, ketetapan dan pengaturan-Nya. Kalau kita masih merasa tidak puas dengan semua keputusan, ketetapan, pengaturan dan ketentuan Allah itu, maka cari saja Tuhan selain Allah. Perhatikan firman-Nya dalam hadits Qudsi : ”Akulah Allah, tiada Tuhan melainkan Aku. Siapa saja yang tidak sabar menerima cobaan dari-Ku, tidak bersyukur atas nikmat-Ku dan tidak ridha dengan ketentuan-Ku, maka bertuhanlah kepada Tuhan selain Aku.” (hadist ini diriwatkan oleh al-Thabrani dalam Al-Mu’jam al-Kabir melalui jalur Abu Hind al-Dari)

Karena itu, marilah kita sabar dan ikhlas dalam segala keadaan, yakinlah bahwa janji Allah pasti benar. Percayalah, sabar dan ikhlas, akan membuahkan kebahagiaan hidup.

Home » Agama » Contoh Dakwah Islam Singkat

Contoh Dakwah Islam Singkat

Posted by Berita Terhangat 0 komentar

Contoh Dakwah Islam Singkat - Dakwah adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengajak dan memanggil banyak orang untuk beriman dan taat kepada Allah yang sesuai dengan garis aqiqah, syaria`at dan akhlak Islam. Selain itu kata dakwah juga merupakan kata benda yang terbentuk dari kata kerja, yaitu da`a yad`u yang berarti panggilan atau seruan dan ajakan.

Page 14: Contoh Dakwah Islam

Salah satu dakwah yang mencerminkan hakikat iman dan percaya dari hati secara 100 kepada Allah yang Maha Kuasa, maka tentu hal ini dapat dilakukan secara sederhana ketika kita telah memberikan acuan dan teladan yang baik bagi orang-orang disekitar kita, baik itu dalam keluarga, tetangga dan juga masyarakat sekitar.

Setiap ternyata orang memiliki potensi untuk berdakwah, apakah itu dakwah didalam tengah-tengah keluarga, dan juga ditengah-tengah masyarakat yang ada disekitar kita. Hal yang terpenting adalah kemauan dan selalu tahu bagaimana cara dakwah yang efektif dan hasilnya akan mengena dihati orang banyak.

Pada tulisan kali ini akan dibahas mengenai berbagai contoh dakwah Islam singkat yang mungkin bisa Anda jadikan sebagai acuan atau sebagai percontohan dakwah. Hal ini tentunya sangat bermanfaat Anda pelajari, bila Anda memang memiliki minat menjadi seorang pendakwah.

Contoh Dakwah Islam Singkat tentang Bergaul

Pertama-tama dalam contoh dakwah singkat ini akan dibahas tentang cara bergaul dengan masyarakat. Inti dari dakwah ini adalah berkaitan dengan bagaimana cara melakukan hubungan yang harmonis antara kita dengan tetangga, juga masyarakat sekitar.

A. Membudayakan Senyum

Banyak orang yang merasa senyum adalah hal yang sulit. Tetapi tahukah Anda bahwa tersenyum saat bertemu dengan seseorang merupakan salah satu sunnah Rassullah Saw?

Aku datang kepada Rasulullah saw. seraya berkata, "Ya Rasulullah saw., kami orang desa, maka ajarilah suatu perkara yang bermanfaat bagi kami." Rasulullah saw. bersabda, "Engkau tidak boleh menyepelekan kebaikan walaupun sedikit, meskipun hanya menuangkan air dari bejanamu kepada bejana orang yang minta minum. Dan meskipun dengan sekadar menemui saudaramu dengan wajah yang berseri." (HR. Ahmad, Abû Dawud, at- Tirmidzi).

Senyum juga membuat wajah tidak cepat tua, selain itu dengan pacaran wajah berseri tanda kasih sayang yang diberikan kepada orang lain akan memancarkan aura dan perasaan bahagia bagi orang

Page 15: Contoh Dakwah Islam

yang melihatnya. Dengan memberikan senyuman, serta wajah yang berseri adalah salah satu contoh dakwah singkat yang paling mudah dilakukan setiap harinya.

B. Suka Memberi

Perbuatan yang suka memberi terhadap orang lain juga termasuk merupakan sunnah dari Rasulullah Saw. Orang yang suka memberi, tentu akan disayangi orang-orang disekitarnya. Selai itu dia juga akan menjadi sahabat yang baik. Oleh sebab itu perbanyaklah perbuatan yang suka memberi kepada orang-orang disekitar Anda.

"Penghuni surga ada tiga golongan. Pertama, penguasa yang adil, suka bersedekah, dan sesuai (dengan syariat). Kedua, orang yang penyayang, halus perasaannya bagi setiap yang memiliki keluarga dan terhadap seorang muslim. Ketiga, orang yang menjaga kesucian, menahan diri terhadap hal-hal yang haram, dan meminta-minta." (Imam Muslim)

Contoh Dakwah Singkat Memperbaiki Pribadi dan Keluarga

Selanjutnya contoh dakwah yang akan diberikan adalah tentang cara memperbaiki diri pribadi dan juga keluarga. Bagaimana contoh dakwah singkat untuk memperbaiki diri pribadi dan keluarga ini? Secara lengkap bisa Anda simak seperti uraian berikut ini:

A. Adab Makan dan Minum

Makan dan minum adalah hal yang wajib kita lakukan setiap hari karena itu semua merupakan kebutuhan pokok yang utama. Namun, dalam Islam, makan dan minum memiliki adab. Adab ini jika tidak diikuti akan merugikan diri kita sendiri.

Adab makan dan minum:

- Mencuci tangan hingga terhindar dari penyakit.

- Membaca doa makan dan minum

- Makan dan minum dengan tangan kanan

Page 16: Contoh Dakwah Islam

- Makan dan minum tidak berdiri, apalagi berjalan

- Makan dan minum tidak menyandar

Makan ala sunnah Rasulullah juga menggunakan tiga jari di setiap suapannya, meletakkan piring beserta makanannya di lantai (ceritanya kita lesehan lebih utama). Jika kita makan menggunakan tangan kiri, maka setan akan ikut makan bersama kita. Itulah makanya jika orang yang makan dengan tangan kiri, tidak membaca doa dan sebagainya seperti penjelasan di atas, orang tersebut seringkali tidak merasa kenyang. Selain itu kita harus menjaga makanan yang masuk ke dalam perut kita, pastikan hanya makanan halal saja yang dimakan. Kita harus menjauhi makanan yang haram agar doa kita diterima oleh Allah Swt. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw :

"Ia berdoa kepada Allah, tapi makanan dan minumannya dari barang yang diharamkan, maka bagaimana mungkin akan dikabulkan doanya." (HR. Muslim).

B. Dakwah Agar Tetap Bersemangat Dan Bersegera Dalam Melaksanakan Syariah Islam

"Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, ialah ucapan, “Kami mendengar dan kami patuh.” Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan.” (TQS. an-Nûr [24]: 51-52)

Melaksanakan seluruh ajaran Islam merupakah cara dakwah singkat yang terbaik untuk ditujukan pada diri sendiri dan keluarga. Dengan melaksanakan semua perintah Allah Swt yang berupa kewajiban dan kesunnahan serta menghindari kemakruhan dan keharaman berarti kita telah membuktikan keimanan kita. Aturan yang datang dari Yang Maha Pecipta itu berkaitan dengan masalah pribadi, sesama dan ibadah langsung kepada Allah Swt. Tidak ada kata menunggu dan bertele-tele bila menemui seruan Allah dan Rasul-Nya.

Contoh Dakwah Singkat Keutamaan Berdoa

"Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari ibadah kepada-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". (TQS. Ghâfir [40]: 60)

Page 17: Contoh Dakwah Islam

Pernahkah Anda berpikir mengapa doa Anda lama sekali dikabulkan, seakan-akan Allah menundanya? Padahal, Allah telah berjanji bahwa akan selalu mengabulkan doa-doa hamba-Nya yang berdoa kepada-Nya sebagaimana prinsip doa, yaitu ada empat: Dikabulkan saat itu juga, dikabulkan di akhirat, ditunda Allah mengabulkannya, dan akan Allah gantikan dengan yang lebih baik lagi. Itulah janji Allah kepada kita. Berdoa dapat menjadi andalan kita dalam merubah seseorang dan masyarakat setelah kita melakukan aktifitas dakwah kepada mereka. Allah Swt adalah yang menentukan hasil dakwah maksudnya hanya Allah saja yang bisa membukakan hati dan memberi pentunjuk kepada manusia agar lebih taat kepada syariah Islam. Sebagaimana ayat dalam Al Qur’an:

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku." (TQS. al-Baqarah [2]: 186)

Sekarang marilah kita sama-sama bermuhasabah diri. Mengapa doa kita sering ditunda? Apakah pernah Anda berpikir seberapa seringkah Anda menunda-nunda panggilan azan? Panggilan azan adalah panggilan Allah, namun kita sering menundanya karena ada pekerjaan pribadi yang dead line mungkin. Begitu pula rasanya jika panggilan-Nya kita tunda juga. Impas, kan?!

Hayaatan Thoyyibah, Hidup Yang Benar-benar Baik

Bismillaah..,Robbi zidni 'ilma...

ا ع�م�ل� م�ن� �ح� �ر� م�ن ص�ال و� ذ�ك� �ى أ �نث �ه� م�ؤ�م�ن� و�ه�و� أ �ن �ي ي �ح� �ن �اة� ف�ل ي �ة� ح� �ب �ه�م� ط�ي �ن ز�ي �ج� �ن ه�م� و�ل �ج�ر� ن� أ ح�س�

� �أ �وا ب �ان م�اك�ع�م�ل�ون� ي

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS an-Nahl 97)

Hayaatan Thayyibah

Hidup yang Benar-benar Baik

Penghidupan yang baik, manusia mana yang tidak memimpikannya? Ia adalah puncak cita-cita setiap insan yang hidup di dunia. Untuk tujuan itu pula manusia berjuang sepanjang umur, mencurahkan sepenuh potensi dan tak jarang harus rela menyabung nyawa. Tapi kehidupan seperti apa yang dianggap baik oleh manusia?

Page 18: Contoh Dakwah Islam

Meski diungkapkan dengan kalimat yang sama, sesungguhnya persepsi manusia tentang makna penghidupan yang baik itu sangat beragam dan berbeda-beda. Perbedaan itu pula yang menyebabkan manusia berbeda cara untuk meraihnya, juga berlainan jalan yang ditempuhnya.

Yang paling umum, kehidupan yang baik diartikan sebagai hidup mapan secara ekonomi, anggota keluarga yang komplit, juga tempat timggal dan kendaraan yang nyaman, serta unsur lain yang bersifat materi. Memang, semua itu bisa saja melengkapi nilai sebuah kehidupan yang baik. Namun ada yang lebih inti, yang mesti ada untuk disebut sebagai hayaatan thayyibah, atau kehidupan yang baik.

Hidup Dengan Rizki yang Halal

Allah menjanjikan ganjaran bagi orang yang beriman dan beramal shalih, berupa kehidupan yang baik. Imam al-Qurthubi mengumpulkan pendapat para ulama tafsir tentang makna hayaatan thayyibah (kehidupan yang baik), ketika beliau menafsirkan firman Allah dalam Surat an-Nahl di atas.

Pertama, kehidupan yang baik bermakna rizqun halaalun, rizki yang halal. Beliau mengalamatkan pendapat ini kepada Ibnu Abbas, Sa’id bin Jubeir, Atha’ dan juga adh-Dhahak. Rizki yang halal akan mendatangkan ketenangan hati. Tenang saat mencari, nyaman pula tatkala membelanjakannya. Tak ada was-was, khawatir atau perasaan bersalah. Karena dia hanya mengambil yang dihalalkan oleh Allah, tidak pula merenggut apa yang menjadi hak orang lain.

Allah juga akan memberkahi rejeki yang didapat dengan cara yang halal. Sedangkan makna berkah adalah wujudnya pengaruh baik pada sesuatu. Yang sedikit bisa menjadi banyak, yang banyak juga mendatangkan maslahat. Dan berkah yang paling utama adalah menggunakan rejeki untuk taat kepada Allah.

Keberkahan itu terkadang berujud kemudahan urusan, anak istri yang berbakti, kedamaian di hati anggota keluarga dan hal-hal lain yang merupakan unsur-unsur kebahagiaan.

Berbeda dengan orang yang mendapat rejeki dari yang haram. Siksa hati di dunia telah mendera, sebelum merasakan siksa berta di akhirat. Kecuali jika dia bertaubat atau Allah berkehendak mengampuni kesalahannya.

Mereka yang mendapatkan rejeki dengan cara korupsi, mencuri, menipu timbangan, atau cara-rara haram yang lain, didera oleh was-was dan kekhawatiran yang berkepanjangan. Mereka takut saat mengambil, juga khawatir tatkala mengelola hasil. Keberkahan juga akan dicabut dari apa yang mereka dapatkan. Banyaknya harta tidak bermanfaat, tingginya jabatan tak membuatnya tenteram, dan harta yang dibelanjakannya hanya mendatangkan masalah dan problem yang sulit dipecahkan.

Qana’ah Atas Anugerah yang Allah Berikan

Makna kedua dari kehidupan yang baik adalah al-qana’ah. Ini adalah pendapat Hasan al-Bashri, Zaid bin Wahab, bin Munabih dan bahkan Ali bin Abi Thalib RDL. Sedangkan makna qana’ah adalah ridha bil qismi, ridha atas pembagian yang telah Allah anugerahkan. Tak diragukan, bahwa qana’ah akan membawa ketenteraman dan kebahagiaan hidup. Nabi SAW menyebut orang yang qana’ah sebagai orang yang beruntung, maka jelaslah bahwa hidup yang dijalani dengan qana’ah adalah kehidupan yang baik. Nabi SAW bersabda,

Page 19: Contoh Dakwah Islam

�ح� ق�د� �ف�ل �م� م�ن� أ ل س�� ز�ق� أ �ف�اف�ا و�ر� �ع�ه� ك �ه� و�ق�ن �م�ا الل �اه� ب آت

“Sungguh beruntung, orang yang telah berislam, diberi rejeki yang cukup, lalu Allah menjadikannya qana’ah atas apa yang Dia karuniakan kepadanya.” (HR Muslim)

Tak setiap manusia yang dikarunia harta melimpah lantas puas dan ridha dengan apa yang didapatkan. Hati yang tidak qana’ah, akan terus panas terbakar oleh provokasi nafsu yang tak kenal puas. Bak minum air laut, yang tak hilang dahaga karenanya. Seandainya diberikan kepadanya satu ladang emas, niscaya dia akan mencari ladang yang kedua. Dan inilah hakikat kefakiran yang sebenarnya.

Taufik untuk Menjalankan Ketaatan

Makna ketiga adalah taufiiq ila ath-thaa’aat, anugerah taufik atau kekuatan untuk bisa menjalankan ketaatan kepada Allah. Ini juga menjadi salah satu pendapat adh-Dhahak. Beliau juga berkata, “Barangsiapa yang beramal shalih sedangkan dia beriman dalam kondisi susah dan mudah, maka kehidupannya adalah kehidupan yang baik. Dan barangsiapa yang berpaling dari berdzikir kepada-Nya dan tidak beriman kepada Rabbnya, tidak beramal shalih, maka kehidupannya adalah kehidupan yang sempit, tak ada kebaikan di dalamnya.”

Telah di-nash oleh Allah bahwa “innal abraara lafii na’iim, wa innal fujjaara lafii jahiim”, sungguh orang yang berbakti itu akan beroleh kenikmatan, dan sesungguhnya orang yang fajir itu akan beroleh jahim (kesengsaraan). Kenikmatan maupun kesengsaraan yang dimaksud bukan sebatas kenikmatan jannah atau penderitaan di neraka saja, tapi juga di dunia, di alam barzakh, dan di daarul qarar (jannah atau neraka), seperti yang dijelaskan oleh Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam kitabal-Jawaabul Kaafi.

Maka barangsiapa yang mencari kenikmatan yang bukan dalam ketaatan kepada-Nya, niscaya akan dihukum dengan kesengsaraan hati di dunia, diombang-ambing oleh nafsu yang kebingungan mencari klimaks kenikmatan.

Makna Lain yang Melengkapi

Pendapat keempat, Mujahid, Qatadah dan Ibnu Zaid berkata, “Maksud kehidupan yang baik adalah jannah.” Inia adalah pendapat Hasan al-Bashri. Beliau berkata, “Tidak ada kehidupan yang lebih baik dari kehidupan di jannah. Memang begitulah adanya. Jannah adalah kehidupan yang baik. Terkumpul di dalamnya kenikmatan yang tak terkurangi sedikitpun takarannya. Juga disingkirkan atas mereka segala perkara yang menyusahkan atau sekedar mengurangi rasa nyaman. Terkumpul di dalamnya, antara keridhaan ar-Rahman dengan nafsu yang terpuaskan. Allah berfirman,

“Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta.” (QS. Fushilat: 31)

Masih ada lagi makna lain yang disebutkan oleh para ulama yang masing-masing tidak saling bertentangan, dan bahkan saling menguatkan satu sama lain. Orang yang beriman dan beramal shalih akan mendapatkan kehidupan yang baik dengan segala pengertian di atas. Karena itu, Ibnu

Page 20: Contoh Dakwah Islam

Katsier RHM berkata setelah menyebutkan berbagai pendapat para ulama tentang makna kehidupan yang baik, “Yang benar, bahwa makna kehidupan yang baik mencakup semua pengertian di atas..”

Semoga Allah menganugerahkan kepada kita, kehidupan yang baik di dunia, di alam bazakh di di jannahnya yang abadi. Amein. (Abu Umar Abdillah)

Tulisan ini di ambil dari http://arrisalah.net