cluster headache amin
TRANSCRIPT
CLUSTER HEADACHE (NYERI KEPALA TANDAN)
Defenisi :
Nyeri kepala yang hebat, nyeri selalu unilateral di orbita, supraorbita, temporal atau kombinasi, berlangsung 15 – 180 menit dan terjadi dengan frekwensi dari sekali tiap dua hari sampai 8 kali sehari.
Cluster headache merupakan salah satu nyeri kepala kronik yang sering mengganggu kehidupan seseorang dan pasien terbangun karena nyeri kepala. Sering menyebabkan perubahan emosional seseorang
Prevalensi
• Nyeri kepala ini lebih jarang dibandingkan dengan migren.• Frekwensi nyeri kepala cluster 0,5% dari populasi laki-laki dan 0,1% dari populasi wanita.• Nyeri kepala cluster lebih banyak ditemukan pada pria. Mulai pada decade ke dua – ketiga.
Gambaran klinis
• Khas ditandai dengan nyeri yang sangat berat yang berlangsung 15 – 180 menit• Periode serangan bisa berlangsung beberapa kali perhari 1 – 3 serangan perhari, sering berakhir antara 3 – 16 minggu. Dengan interval antara 6 bulan dan 5 tahun.
Patofisiologi
Focus patofisiologi di arteri karotis intrakavernosus yang merangsang pleksus perikarotis. Pleksus ini mendapat rangsangan dari cabang 1 dan 2 nervus trigeminus, ganglia servikalis superior/SCG (simpatetik) dan ganglia sfenopalatinum/SPG (parasimpatetik). Diperkirakan focus iritatif di dan sekitar pleksus membawa impuls-impuls ke batang otak dan mengakibatkan rasa nyeri di daerah periorbital, retroorbital dan dahi.
Hubungan polisinaptik dalam batang otak merangsang neuron-neuron dalam kolumna intermediolateral sumsum tulang belakang (simpatetik) dan nucleus salivatorius superior (parasimpatetik). Serat-serat preganglioner dari nucleus-nukleus ini membawa impuls-impuls untuk merangsang SCG (simpatetik) dan mengakibatkan sekresi keringat di dahi, serta rangsangan pada SPG (parasimpatetik) untuk sekresi air mata (lakrimasi) dan air hidung(rinorrhea).
Perdarahan Subaraknoid
Perdarahan subaraknoid adalah perdarahan yang terjadi didalam ruang subaraknoid yaitu antara meninges araknoid dengan piamater. Penyebab utama perdarahan subaraknoid adalah rupturnya aneurisma dan malformasi arteriovenous.
Patofisiologi
Perdarahan Sub Arakhnoid
Perdarahan subarachnoid ada dua macam, yaitu Perdarahan subarachnoid primer dan perdarahan subarachnoid skunder. Perdarahan subarachnoid primer adalah dimana tampak kebocoran darah dalam ruang subarachnoid akibat ruptur dari arteri atau vena. Sedangkan perdarahan subarachnoid sekunder adalah perdarahan intracerebral melalui parenkim otak ke permukaan otak kemudian masuk ke dalam ventrikel.
PSA memiliki dua penyebab utama: ruptur suatu aneurisma dan trauma kepala. Karena perdarahan dapat massif dan ekstravasasi darah ke dalam ruang subarachnoid berlangsung cepat, maka angka kematian sangat tinggi (sekitar 50% pada bulan pertama setelah perdarahan).
Letak aneurisma intracranial biasanya:
- A.serebeli inferior posterior
- A.basilaris
- A.komunikans posterior
- A.karotis interna
- A.komunikans anterior
- Bifurkasio a.serebri media
PATOFISIOLOGI STROKE HEMORAGIK PSA(PERDARAHAN SUB ARACHNOID)
Klasifikasi PSA: WFNS Grading System (WFNS, 1988)
WFNS Grade GCS Score Motor deficit
I 15 Absent
II 14-13 Absent
III 14-13 Present
IV 12-7 Present / absent
V 6-3 Present / absent
Diagnosis
Anamnesis
Perlu ditanyakan adanya gejala-gejala (symptoms) di bawah ini:
- Kelemahan wajah, lengan, atau tungkai terutama pada satu sisi secara tiba-tiba.
- Kebingungan, kesulitan berbicara atau memahami secara tiba-tiba.
- Penglihatan pada satu atau kedua mata kabur
- Sakit kepala dengan penyebab yang kurang jelas
Perlu ditanyakan adanya tanda-tanda (signs) di bawah ini:
- Hemiparesis atau hemiplegi akut
- Hemianopia komplit atau parsial, kehilangan penglihatan pada 1 atau 2 mata, atau diplopia.
- Disarthria atau afasia
- Ataxia, nistagmus, atau vertigo
- Penurunan kesadaran
Selain tanda dan gejala di atas juga perlu ditanyakan riwayat trauma, infeksi, kejang, penggunaan obat kontrasepsi, nyeri kepala, dan lain-lain.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Airway, Breathing, Circulation (ABC)
Pemeriksaan Vital sign, terutama tekanan darah.
Pemeriksaan kepala, telinga, mata, hidung, dan tenggorokan untuk memeriksa ada tidaknya
kontusio, laserasi, maupun deformitas sebagai penyebab stroke. Auskultasi leher, jika ada
bruit berarti penyebab stroke ada pada arteri karotis.
Pemeriksaan jantung. Pada pasien stroke sering juga ditemukan adanya aritmia jantung
akibat atrial fibrillation. Selain itu dengan auskultasi, tak jarang ditemukan pula murmur atau
gallop.
Ekstremitas. Pulsasi aorta maupun tekanan darah yang asimetris pada ekstremitas
mengindikasikan adanya diseksi aorta
Pemeriksaan penunjang
- CT scan
- MRI
- Arteriografi mencari lokasi terjadinya oklusi pembuluh darah
- Pemeriksaan Darah lengkap mengetahui jumlah Hb & Hematokrit
- Pemeriksaan Protrombin Time (PT) berkaitan dengan pemberian antikoagulan
- Lumbal Pungsi jika dicurigai infeksi atau perdarahan subarachnoid