case imunisasi

8
BAB II ILUSTRASI KASUS Telah dirawat seorang anak perempuan usia 3 hari di ruang rawat gabung RS Dr. Ahmad Muchtar Bukittinggi, dengan Keluhan Utama : NBBLC 3100 gram Riwayat penyakit sekarang: NBBLC 3100 gram, panjang badan 46 cm, lahir secara sectio cesarea atas indikasi arrest of descent, ditolong dokter, cukup bulan (39-40 minggu), A/S: 6/8. Demam tidak ada, kejang tidak ada Muntah tidak ada, sesak nafas tidak ada Kebiruan tidak ada, batuk pilek tidak ada Anak mulai menyusu pada ibu saat usia 2 hari, karena anak sebelumnya dirawat di bagian perinatologi. Frekuensi 10-12x perhari, jumlah ASI cukup, lama pemberian 10-20 menit/kali. Muntah tidak ada. Bayi tidak diberi susu formula. BAK dan mekonium sudah keluar sejak usia 1 hari Injeksi vitamin K telah diberikan sesaat setelah lahir Riwayat kehamilan sekarang : G3 P1 A1 H1 Presentasi : kepala, HPHT: 08-11-2014, Usia kehamilan: 39-40 minggu. 1

Upload: aghniajolanda

Post on 14-Dec-2015

222 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

j

TRANSCRIPT

Page 1: Case Imunisasi

BAB II

ILUSTRASI KASUS

Telah dirawat seorang anak perempuan usia 3 hari di ruang rawat gabung RS Dr. Ahmad

Muchtar Bukittinggi, dengan

Keluhan Utama :

NBBLC 3100 gram

Riwayat penyakit sekarang:

NBBLC 3100 gram, panjang badan 46 cm, lahir secara sectio cesarea atas indikasi arrest

of descent, ditolong dokter, cukup bulan (39-40 minggu), A/S: 6/8.

Demam tidak ada, kejang tidak ada

Muntah tidak ada, sesak nafas tidak ada

Kebiruan tidak ada, batuk pilek tidak ada

Anak mulai menyusu pada ibu saat usia 2 hari, karena anak sebelumnya dirawat di bagian

perinatologi. Frekuensi 10-12x perhari, jumlah ASI cukup, lama pemberian 10-20

menit/kali. Muntah tidak ada. Bayi tidak diberi susu formula.

BAK dan mekonium sudah keluar sejak usia 1 hari

Injeksi vitamin K telah diberikan sesaat setelah lahir

Riwayat kehamilan sekarang : G3 P1 A1 H1 Presentasi : kepala, HPHT: 08-11-2014, Usia

kehamilan: 39-40 minggu.

Riwayat ibu keputihan yang gatal dan berbau tidak ada

Riwayat ibu ketuban pecah dini ada, ketuban pecah + 7 jam sebelum melahirkan, sisa

ketuban saat operasi hijau dan berbau.

Riwayat ibu demam sebelum melahirkan tidak ada

Riwayat ibu nyeri buang air kecil selama kehamilan tidak ada

Riwayat ibu mengonsumsi jamu-jamuan selama kehamilan tidak ada

1

Page 2: Case Imunisasi

Riwayat ibu menderita penyakit kuning tidak ada

Hasil pemeriksaan laboratorium ibu HbsAg non reaktif

Pemeriksaan Antenatal : Bidan, dilakukan teratur

Riwayat persalinan :

Anak pertama lahir tahun 2008, spontan, berat badan lahir 3300 gram, PB : 49 cm,

langsung menangis.

Keluarga :

Ibu Nama: Ny. I

Umur : 37 tahun

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : menjahit

Perkawinan : I

Ayah Nama: Tn. DK

Umur : 34 tahun

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : buruh

Perkawinan : I

Pemeriksaan fisik (dilakukan pada tanggal 18 Agustus 2015)

Kesan umum :

Keadaan : cukup aktif

Berat badan : 3400 gram (berat badan naik dari saat masuk, saat masuk BB = 3100 gram)

Frekuensi jantung : 138x/menit

Frekuensi nafas : 42x/menit

Panjang badan : 46 cm

Sianosis : tidak ada

2

Page 3: Case Imunisasi

Ikterus : tidak ada

Suhu : 37° C

Kepala

Ubun-ubun besar : 1,5 cm x 1,5 cm

Ubun-ubun kecil : 0,5 cm x 0,5 cm

Ubun-ubun besar : datar

Jelas persalinan : tidak ada

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Telinga : tidak ditemukan kelainan

Hidung : nafas cuping hidung tidak ada

Mulut : sianosis sirkum oral tidak ada, oral thrush tidak ada

Leher : tidak ditemukan kelainan

Toraks

Bentuk : normochest, retraksi tidak ada

Jantung : irama teratur, bising tidak ada

Paru : bronkovesikuler, rhonki tidak ada, wheezing tidak ada

Abdomen

Permukaan : datar

Kondisi : lemas

Hati : ¼ x ¼ konsistensi kenyal, permukaan rata, pinggir tajam

Lien : tidak teraba

Tali pusat : layu

Umbilikus : tidak hiperemis, pus tidak ada

Genetalia : kelainan : tidak ada, labio mayora menutupi labia minora.

Ekstremitas : atas : akral hangat, CRT < 2 detik

Bawah : akral hangat, CRT < 2 detik

Kulit : teraba hangat

Anus : ada

Tulang-tulang : tidak ditemukan kelainan

Refleks neonatal : Moro : +

Rooting : +

3

Page 4: Case Imunisasi

Isap : +

Pegang : +

Ukuran :

Lingkaran kepala : 35 cm

Lingkaran dada : 32 cm

Lingkaran perut : 31 cm

Panjang lengan : 19 cm

Panjang kaki : 22 cm

Simpisis-kaki : 20 cm

Kepala-simpisis : 26 cm

Diagnosis Kerja

NBBLC 3100 gram

Terapi

ASI OD

Rencana

Pemberian imunisasi Hep-B0, BCG, dan Polio

4

Page 5: Case Imunisasi

BAB III

DISKUSI

Telah dilaporkan seorang pasien anak perempuan umur 6 hari, rawatan hari ke-6 di RS

Dr. Achmad Muchtar Bukittinggi dengan diagnosis Hiperbilirubinemia ec suspek breastfeeding

jaundice.

Diagnosis Hiperbilirubinemia didapatkan dari anamnesis dimana keluhan utama pada

pasien ini adalah tampak kuning sejak usia 3 hari. Penyebab hiperbilirubinemia pada bayi baru

lahir sangat banyak, seperti yang dijelaskan di tinjauan pustaka. Berdasarkan tabel diagnosis

banding berdasarkan waktu munculnya ikterik pada tinjauan pustaka, kemungkinan terbesar

pasien termasuk kategori “72 jam hingga minggu pertama kelahiran”.

Dari anamnesis didapatkan riwayat demam sebelum melahirkan ada, sisa ketuban hijau dan

berbau, dan leukositosis. Poin tersebut merupakan faktor risiko infeksi pada bayi baru lahir

sehingga diperlukan pemeriksaan darah rutin. Dari hasil pemeriksaan didapatkan kesan dalam

batas normal, dan dari observasi di bagian perinatologi bayi tidak ada demam, sesak nafas,

ataupun takikardi. Hingga hari ini anak tidak pernah demam, sesak nafas, ataupun takikardi,

sehingga kemungkinan hiperbilirubinemia ec early dan late onset sepsis, dapat disingkirkan.

Dari anamnesis juga didapatkan riwayat transfusi darah pada ibu tidak ada, riwayat kuning

anak sebelumnya tidak ada, riwayat abortus ada pada kehamilan pertama. Berdasarkan teori

inkompatibilitas rhesus terjadi pada kehamilan kedua dan semakin berat pada kehamilan

berikutnya. Dari poin tersebut kemungkinan inkompatibilitas rhesus dan ABO dapat

disingkirkan.

Dari riwayat pengobatan sebelumnya, anak mendapatkan ampisilin dan gentamisin.

Berdasarkan penelitian, gentamisin merupakan salah satu obat yang dapat menyebabkan ikterik

neonatorum, namun persentasenya sangat kecil < dari 1%.

Dari anamnesis didapatkan bayi baru mendapat ASI pada hari kedua kelahiran, Ibu menyusui

6-7x/hari, karena jumlah ASI masih sedikit, anak tidak diberikan susu formula. Kurangnya

asupan ASI pada bayi baru lahir dapat menyebabkan peningkatan siklus enterohepatik, sehingga

dapat menyebabkan ikterik, oleh sebab itu kemungkinan breastfeeding jaundice belum dapat

disingkirkan.

5

Page 6: Case Imunisasi

Dari pemeriksaan laboratorium lengkap, didapatkan kadar retikulosit 5,7% dan 3%. Kadar

normal retikulosit pada bayi baru lahir adalah 2,5-6,5%, berarti tidak terdapat peningkatan

retikulosit yang menandakan proses hemolitik tidak tinggi.

Terapi pada pasien ini berupa ASI OD dan fototerapi. Pemberian ASI diharapkan

sesering mungkin. Fototerapi diberikan berdasarkan grafik acuan fototerapi. Berdasarkan alur

tatalaksana dari American Academy of Pediatric (AAP) Untuk usia > 72 jam, pemberian

fototerapi disarankan pada anak dengan total serum bilirubin >= 17 gr/dL, namun hal tersebut

tidak mutlak menurut AAP. Pemberian fofoterapi tetap dapat diberikan dengan

mempertimbangkan kondisi masing-masing pasien. Pada pasien ini didapatkan hasil bilirubin

total 16,18 gr/dL, bilirubin direk 0,76 gr/dL. Fototerapi tetap dilakukan pada pasien ini.

6