penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

21
PENYAKIT – PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI A. POLIO Poliomielitis atau polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralisis). Gejala yang umum terjadi akibat serangan virus polio adalah anak mendadak lumpuh pada salah satu anggota geraknya setelah demam selama 2-5 hari. Terdapat 2 jenis vaksin yang beredar, dan di Indonesia yang umum diberikan adalah vaksin Sabin (kuman yang dilemahkan). Cara pemberiannya melalui mulut. Di beberapa negara dikenal pula Tetravaccine, yaitu kombinasi DPT dan polio. Imunisasi dasar diberikan sejak anak baru lahir atau berumur beberapa hari dan selanjutnya diberikan setiap 4-6 minggu. Pemberian vaksin polio dapat dilakukan bersamaan dengan BCG, vaksin hepatitis B, dan DPT. Imunisasi ulangan diberikan bersamaan dengan imunisasi ulang DPT Pemberian imunisasi polio akan menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit Poliomielitis. Imunisasi polio diberikan sebanyak empat kali dengan selang waktu tidak Tugas blok VII Imunologi dan Infeksi | 1

Upload: barendyano

Post on 24-Jul-2015

355 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

PENYAKIT – PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN

IMUNISASI

A. POLIO

Poliomielitis atau polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang

disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan

poliovirus (PV), masuk ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini

dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan

melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralisis).

Gejala yang umum terjadi akibat serangan virus polio adalah anak

mendadak lumpuh pada salah satu anggota geraknya setelah demam selama 2-5

hari. Terdapat 2 jenis vaksin yang beredar, dan di Indonesia yang umum diberikan

adalah vaksin Sabin (kuman yang dilemahkan). Cara pemberiannya melalui

mulut. Di beberapa negara dikenal pula Tetravaccine, yaitu kombinasi DPT dan

polio. Imunisasi dasar diberikan sejak anak baru lahir atau berumur beberapa hari

dan selanjutnya diberikan setiap 4-6 minggu. Pemberian vaksin polio dapat

dilakukan bersamaan dengan BCG, vaksin hepatitis B, dan DPT. Imunisasi

ulangan diberikan bersamaan dengan imunisasi ulang DPT Pemberian imunisasi

polio akan menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit Poliomielitis.

Imunisasi polio diberikan sebanyak empat kali dengan selang waktu tidak kurang

dari satu bulan imunisasi ulangan dapat diberikan sebelum anak masuk sekolah (5

– 6 tahun) dan saat meninggalkan sekolah dasar (12 tahun).Cara memberikan

imunisasi polio adalah dengan meneteskan vaksin polio sebanyak dua tetes

langsung kedalam mulut anak atau dengan menggunakan sendok yang dicampur

dengan gula manis. Imunisasi ini jangan diberikan pada anak yang lagi diare

berat. Efek samping yang mungkin terjadi sangat minimal dapat berupa kejang-

kejang.

Vaksin dari virus polio (tipe 1,2 dan 3) yang dilemahkan, dibuat dlm

biakan sel-vero : asam amino, antibiotik, calf serum dalam magnesium klorida

dan fenol merah. Vaksin berbentuk cairan dengan kemasan 1 cc atau 2 cc dalam

flacon, pipet.  Pemberian secara oral sebanyak 2 tetes (0,1 ml). Vaksin polio

diberikan 4 kali, interval 4 minggu.  Imunisasi ulangan, 1 tahun berikutnya, SD

T u g a s b l o k V I I I m u n o l o g i d a n I n f e k s i | 1

Page 2: Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

kelas I, VI. Anak diare ® gangguan penyerapan vaksin. Ada 2 jenis vaksin:   IPV /

salk dan OPV /sabin / IgA lokal.

Penyimpanan pada suhu 2-8°C. Virus vaksin bertendensi mutasi di kultur

jaringan maupun tubuh penerima vaksin  Beberap virus diekskresi mengalami

mutasi balik menjadi virus polio ganas yang neurovirulen.  Paralisis terjadi 1 per

4,4 juta penerima vaksin dan 1 per 15,5 juta kontak dengan penerima

vaksin. Kontra indikasi : defisiensi imunologik atau kontak dengannya

B. HEPATITIS B

Penyakit hepatitis disebabkan oleh virus hepatitis tipe B yang menyerang

kelompok resiko secara vertikal yaitu bayi dan ibu pengidap, sedangkan secara

horizontal tenaga medis dan para medis, pecandu narkoba, pasien yang menjalani

hemodialisa, petugas laboratorium, pemakai jasa atau petugas akupunktur.

Penyakit infeksi virus hepatotropiky yang bersifat sistemik dan akut.

1. Etiologi

Paling sedikit ada 6jenis virus penyebab hepatitis yaitu, virus hepatitis  A,

B, C, D, E, G tapi pada anak umumnya menimbulakn masalah terutama

A,B dan C.

2. Manifes klinis

Umumnya asimptomatik pada bayi. Pada anak dan remaja dapat terjadi

gejala prodormal infeksi viral sistemik seperti anoreksia, neusea, vomiting,

fatigue, malaise, batuk dll. Dapat timbul mendahului ikterus selama 1-

2minggu. Jika hepar sudah membesar, pasien dapat mengeluh begh pada

perut kakan atas.. demam 38-39°C sering pada hepatitis A.kadang

mencapai 40°C. urin berwarna gelap sepert the, feses berwarna tanah.

Denagn timbul gejala kuning/ikterus maka biasanya gejala prodormal

menghilang. Hepatomegali dapat disertai nyeri tekan. Splenomegali dapat

ditemukan pada 10-20% pasien.

3. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada penyakit ini dilakukan berdasarkan tipe virusnya.

4. Pencegahan umum

a. Perbaikan higyen makanan

T u g a s b l o k V I I I m u n o l o g i d a n I n f e k s i | 2

Page 3: Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

b. Perbaikan higyen sanitasi lingkungan dan pribadi

c. Isolasi anak

Vaksin berisi HBsAg murni.  Diberikan sedini mungkin setelah lahir.

Suntikan secara Intra Muskular di daerah deltoid, dosis 0,5 ml.

Penyimpanan vaksin pada suhu 2-8°C. Bayi lahir dari ibu HBsAg (+)

diberikan imunoglobulin hepatitis B 12 jam setelah lahir + imunisasi

Hepatitis B. Dosis kedua 1 bulan berikutnya. Dosis ketiga 5 bulan

berikutnya (usia 6 bulan). Imunisasi ulangan 5 tahun kemudian. Kadar

pencegahan anti HBsAg > 10mg/ml. Produksi vaksin Hepatitis B di

Indonesia, mulai program imunisasi pada tahun 1997.

5. Efek samping

Demam ringan, Perasaan tidak enak pada pencernaan, Rekasi nyeri pada

tempat suntikan.

C. TBC (TUBERCULOSIS)

TBC adalah penyakit infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis sistemis

sehingga dapat mengenai hampir semua organ tubuh. Dengan lokasi terbanyak

diparu yang bisa merupakan lokasi infeksi primer.

Penularan penyakit TBC terhadap seorang anak dapat terjadi karena

terhirupnya percikan udara yang mengandung kuman TBC. Kuman ini dapat

menyerang berbagai organ tubuh, seperti paru-paru (paling sering terjadi),

kelenjar getah bening, tulang, sendi, ginjal, hati, atau selaput otak (yang terberat).

Pemberian imunisasi BCG sebaiknya dilakukan pada bayi yang baru lahir sampai

usia 12 bulan, tetapi imunisasi ini sebaiknya dilakukan sebelum bayi berumur 2

bulan. Imunisasi ini cukup diberikan satu kali saja. Bila pemberian imunisasi ini

“berhasil,” maka setelah beberapa minggu di tempat suntikan akan timbul

benjolan kecil. Karena luka suntikan meninggalkan bekas, maka pada bayi

perempuan, suntikan sebaiknya dilakukan di paha kanan atas. Biasanya setelah

suntikan BCG diberikan, bayi tidak menderita demam.

1. Tanda gejala

a. BB turun tanpa sebab yang jelas

b. Anoreksia dan gagal tumbuh, BB tidak naik secara adekuat

T u g a s b l o k V I I I m u n o l o g i d a n I n f e k s i | 3

Page 4: Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

c. Demam lama dan berulang tanpa sebab yang jelas.

d. Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit dan multipel.

e. Batuk >30 hari

f. Diare persiiten yang tidak sembuh

2. Penatalaksanaan

a. Regimen dasar pengobatan Tb adalah INH dan RIF selama 6bulan

denagn PZA pada 2bulan pertama. Pada tb berat dan ekstrapulmonal

biasanya pengobatan dimulai dengan kombinasi 4-5 obat selama

2bulan.

b. Vaksin BCG tidak dapat mencegah seseorang terhindar dari infeksi M.

tuberculosa 100%, tapi dapat mencegah penyebaran penyakit lebih

lanjut, Berasal dari bakteri hidup yang dilemahkan ( Pasteur Paris

1173 P2), Ditemukan oleh Calmette dan Guerin

c. Diberikan sebelum usia 2 bulan Disuntikkan intra kutan di daerah

insertio m. deltoid dengan dosis 0,05 ml, sebelah kanan

d. Vaksin BCG berbentuk bubuk kering harus dilarutkan dengan 4 cc

NaCl 0,9%. Setelah dilarutkan harus segera dipakai dalam waktu 3

jam, sisanya dibuang. Penyimpanan pada suhu < 5°C terhindar dari

sinar matahari (indoor day-light)

3. Reaksi sesudah imunisasi BCG

a. Reaksi normal/lokal

• 2 minggu :indurasi, eritema, kemudian menjadi pustula

• 3-4 minggu: pustula pecah menjadi ulkus (tidak perlu pengobatan)

• 8-12 minggu: ulkus menjadi scar diameter 3-7 mm.

b. Reaksi regional pada kelenjar

• Merupakan respon seluler pertahanan tubuh

• Kadang terjadi di kelj axila dan servikal (normal BCG)

• Timbul 2-6 bulan sesudah imunisasi

• Kelenjar berkonsistensi padat, tidak nyeri, demam (-)

• Akan mengecil 1-3 bulan kemudian tanpa pengobatan.

4. Kontraindikasi

T u g a s b l o k V I I I m u n o l o g i d a n I n f e k s i | 4

Page 5: Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

a. Respon imunologik terganggu : infeksi HIV, defisiensi imun

kongenital, leukemia, keganasan

b. Respon imunologik tertekan: kortikosteroid, obat kanker, radiasi

c. Hamil.

D. CAMPAK

Campak adalah penyakit yang sangat menular yang dapat disebabkan oleh

sebuah virus yang bernama Virus Campak. Penularan melalui udara ataupun

kontak langsung dengan penderita.Gejala-gejalanya adalah : Demam, batuk, pilek

dan bercak-bercak merah pada permukaan kulit 3 – 5 hari setelah anak menderita

demam. Bercak mula-mula timbul dipipi bawah telinga yang kemudian menjalar

ke muka, tubuh dan anggota tubuh lainnya. Komplikasi dari penyakit Campak ini

adalah radang Paru-paru, infeksi pada telinga, radang pada saraf, radang pada

sendi dan radang pada otak yang dapat menyebabkan kerusakan otak yang

permanen ( menetap ). Pencegahan adalah dengan cara menjaga kesehatan kita

dengan makanan yang sehat, berolah raga yang teratur dan istirahat yang cukup,

dan paling efektif cara pencegahannya adalah dengan melakukan imunisasi.

Pemberian Imunisasi akan menimbulkan kekebalan aktif dan bertujuan untuk

melindungi terhadap penyakit campak hanya dengan sekali suntikan, dan

diberikan pada usia anak sembilan bulan atau lebih.

1. Etiologi

virus morbili terdapat dalam sekret nasofaring dan darah selama stadium

kataral sampai 24jam setelah timbul bercak dikulit.

2. Manifestasi klinis

Masa tunas 10-20 hari dan kemudian timbul gejala yang dibagi menjadi 3

stadium:

a. S. kataral(prodormal)

Berlangsung 4-5 hari.gejala mneyerupai influenza, yaitu demam,

malaise, batuk,fotofobia, konjungtivitis, dan koriza. Gejala khas:

timbulnya bercak koplik berwarna putih kelabu, sebesar jarum,

dikelilingi oleh eritema,berlokasi di mukosa bukalis berhadapan

denagn molar bawah.

T u g a s b l o k V I I I m u n o l o g i d a n I n f e k s i | 5

Page 6: Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

b. S. Erupsi

Gejala pada stadium kataral bertambah dan timbul enantem dipalatum

dulum dan palatum mole. Kemudian terajdi ruem eritematosa yang

berbentuk makula-papula disertai meningkatnya suhu badan. Ruam

mula-mula timbu dibelakang telinga, dibagian atas lateral

tengkuk,sepanjang rambut dan bagian belakang bawah. Dapat terjadi

perdarahan ringan rasa gatal dan muka bengakak. Ruam mencapai

anggota bawah pada hari ke3. Variasi lain adalah black mesles, yaitu

morbili yang disertai perdarahan pada kulit, lutut, hidung dan traktus

digestuvus.

c. S. Konvalesensi

Gejala pada stadium kataral mulai menghilang, erupsi kulit berkurang,

dan meninggalkan bekas dikulit berupa hiperpigmentasi dan kulit

bersisik yang bersifat patognomonik.

3. Penatalaksanaan

Pasien diisolasi untuk mencegah penularan. Perawatan yang baik

diperluakn terutama kebersihan kulit, mulut dan mata. Pengobatan yang

diberikan simptomatik, yaitu antipiretik, sedatif, obat antitusif, dan

memperbaiki keadaan umum dengan memperhatikan asupan cairan kalori

serta pengobatan terhadap komplikasi. Pencegahan dengan imunisasi.

Vaksin ini menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit campak.

Dianjurkan diberikan 1 dosis pada umur 9 bulan atau labih. Vaksin

disuntikkan ssubkutan sebanyak 0,5ml. kontraindikasinya infeksi akut

diserati demam > 38°C, defiensi imunologi,npengobatan dengan

imunosupresif, alergi protein telur, hipersensitivitas terhadap kanamisin

dan eritromisin dan wanita hamil.

E. DIFTERI

Penyakit Difteri adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri

Corynebacterium Diphteriae. Mudah menular dan menyerang terutama saluran

napas bagian atas dengan gejala Demam tinggi, pembengkakan pada amandel

(tonsil ) dan terlihat selaput puith kotor yang makin lama makin membesar dan

T u g a s b l o k V I I I m u n o l o g i d a n I n f e k s i | 6

Page 7: Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

dapat menutup jalan napas. Racun difteri dapat merusak otot jantung yang dapat

berakibat gagal jantung. Penularan umumnya melalui udara (betuk/bersin) selain

itu dapat melalui benda atau makanan yang terkontamiasi.

Pencegahan paling efektif adalah dengan imunisasi bersamaan dengan

tetanus dan pertusis sebanyak tiga kali sejak bayi berumur dua bulan dengan

selang penyuntikan satu–dua bulan. Pemberian imunisasi ini akan memberikan

kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, pertusis dan tetanus dalam waktu

bersamaan. Efek samping yang mungkin akan timbul adalah demam, nyeri dan

bengkak pada permukaan kulit, cara mengatasinya cukup diberikan obat penurun

panas. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium

Diphteriae. Difteri adalah radang tenggorokan yang dapat menyebabkan

kerusakan jantung dan tenggorokan tersumbat.

Menular melalui percikan-pecikan ludah penderika waktu batuk dan

bersin. Dapat juga melalui sapu tangan, handuk dan alat-alat makan yang telah

dicemari oleh kuman-kuman penyakit tersebut.

1. Etiologi

Corynebacteriumdiphtheriae ,bkteri gram positif yang polimorf, tidak

bergerak, dan tidak membentuk spora.

2. Tanda gejala

a. Demam tinggi

b. pembengkakan pada amandel ( tonsil )

c. terlihat selaput putih kotor yang makin lama makin membesar dan

dapat menutup jalan napas.

d. Racun difteri dapat merusak otot jantung yang dapat berakibat gagal

jantung.

3. Prognosis: tergantung ada tidaknya komplikasi terutama paru dan saraf

pada bayi dan anak-anak.

4. Pencegahan denagn pemberian vaksin DPT yang bersamaan mencegan

penyakit difteri dan tetanus.

F. PERTUSIS

T u g a s b l o k V I I I m u n o l o g i d a n I n f e k s i | 7

Page 8: Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

Penyakit Pertusis atau batuk rejan atau dikenal dengan “ Batuk Seratus

Hari “ adalah penyakit infeksi saluran yang disebabkan oleh bakteri Bordetella

Pertusis. Gejalanya khas yaitu batuk yang terus menerus sukar berhenti, muka

menjadi merah atau kebiruan dan muntah kadang-kadang bercampur darah. Batuk

diakhiri dengan tarikan napas panjang dan dalam berbunyi melengking.Penularan

umumnya terjadi melalui udara (batuk/bersin). Pencegahan paling efektif adalah

dengan melakukan imunisasi bersamaan dengan Tetanus dan Difteri sebanyak tiga

kali sejak bayi berumur dua bulan dengan selang pentuntikan.

Pertusis (atau batuk rejan) merupakan penyakit yang disebabkan oleh

infeksi tenggorok dengan bakteri Bordetella pertussis. penyakit radang pernafasan

(paru) yang disebut juga batuk rejan atau batuk 100 hari. Diebuat batuk 100 hari

karena lama sakitnya dapat mencapai 3 bulan lebih (100 hari). gejala penyakit ini

sangat khas, batuk yang bertahap, panjang dan lama disertai bunyi “whoop” dan

diakhiri dengan muntah.

Pertusis menular melalui percikan-pecikan ludah penderika waktu batuk

dan bersin. Dapat juga melalui sapu tangan, handuk dan alat-alat makan yang

telah dicemari oleh kuman-kuman penyakit tersebut.

1. Tanda Gejala

a. serangan batuk, diikuti dengan tarikan napas besar (atau “whoop”).

Penderita

b. adakalanya muntah setelah batuk.

c. hidung beringus

d. rasa lelah

e. kadang  demam parah.

2. Etiologi

Bordetella pertusis adalah bakteri gram negatif, tidak bergerak, dan

ditemukan dengan melakukan swab pada daerah nasoparing dan

ditanamkan pada media agar Boerdet-gengou.

3. Manifes klinis

Masa tunas selama 7-14 hari. Penyakit ini berlangsung selama 6

minggu  atau lebih dan terbagi menjadi 3 stadium:

a. Stadium kataralis

T u g a s b l o k V I I I m u n o l o g i d a n I n f e k s i | 8

Page 9: Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

selama 1-2minggu. Menyerupai influenza. Ditandai dengan batuk

ringan, terutama pada malam hari, pilek, serak, anoreksia, dan demam

ringan.

b. Stadium spasmodik

selama 2-4 minggu. Batuk semakin berat sehingga pasien gelisah

dengan muka mearh dan sianotik. Batuk terajdi paroksimal berupa

baruk-batuk khas. Serangan batuk panjang dan tidak ada inspirasi

diantaranya dan diakhiri dengan whoop (tarikan napas panjang dan

berbunyi melengking). Sering diakhiri muntah disertai sputum kental.

Anak dapat terberak-berak dan terkencing-kencing. Akibat tekanan

saat batuk dapat terjadi perdarahan subkonjungtiva dan epistaksis.

Tampak berkeringat, pembuluh darah leher dan muka lebar.

c. Stadium konvalensi

selama 2minggu. Jumlah dan beratnya serangan batuk berkurang,

muntah berkurang, dan nafsu makan timbul kembali.

4. Pencegahan dengan pemberian vaksin DPT.

G. TETANUS

Penyakit tetanus merupakan salah satu infeksi yan berbahaya karena

mempengaruhi sistim urat syaraf dan otot. Gejala tetanus umumnya diawali

dengan kejang otot rahang (dikenal juga dengan trismus atau kejang mulut)

bersamaan dengan timbulnya pembengkakan, rasa sakit dan kaku di otot leher,

bahu atau punggung. Kejang-kejang secara cepat merambat ke otot perut, lengan

atas dan paha. Neonatal tetanus umumnya terjadi pada bayi yang baru lahir.

Neonatal tetanus menyerang bayi yang baru lahir karena dilahirkan di tempat yang

tidak bersih dan steril, terutama jika tali pusar terinfeksi. Neonatal tetanus dapat

menyebabkan kematian pada bayi dan banyak terjadi di negara berkembang.

Sedangkan di negara-negara maju, dimana kebersihan dan teknik melahirkan yang

sudah maju tingkat kematian akibat infeksi tetanus dapat ditekan. Selain itu

antibodi dari ibu kepada jabang bayinya yang berada di dalam kandungan juga

dapat mencegah infeksi tersebut.

T u g a s b l o k V I I I m u n o l o g i d a n I n f e k s i | 9

Page 10: Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

Infeksi tetanus disebabkan oleh bakteri yang disebut dengan Clostridium

tetani yang memproduksi toksin yang disebut dengan tetanospasmin.

Tetanospasmin menempel pada urat syaraf di sekitar area luka dan dibawa ke

sistem syaraf otak serta saraf tulang belakang, sehingga terjadi gangguan pada

aktivitas normal urat syaraf. Terutama pada syaraf yang mengirim pesan ke otot.

Infeksi tetanus terjadi karena luka. Baik karena terpotong, terbakar, aborsi ,

narkoba (misalnya memakai silet untuk memasukkan obat ke dalam kulit) maupun

frosbite. Walaupun luka kecil bukan berarti bakteri tetanus tidak dapat hidup di

sana. Sering kali orang lalai, padahal luka sekecil apapun dapat menjadi tempat

berkembang biaknya bakteria tetanus. Periode inkubasi tetanus terjadi dalam

waktu 3-14 hari dengan gejala yang mulai timbul di hari ketujuh. Dalam neonatal

tetanus gejala mulai pada dua minggu pertama kehidupan seorang bayi. Walaupun

tetanus merupakan penyakit berbahaya, jika cepat didiagnosa dan mendapat

perawatan yang benar maka penderita dapat disembuhkan. Penyembuhan

umumnya terjadi selama 4-6 minggu. Tetanus dapat dicegah dengan pemberian

imunisasi sebagai bagian dari imunisasi DPT. Setelah lewat masa kanak-kanak

imunisasi dapat terus dilanjutkan walaupun telah dewasa. Dianjurkan setiap

interval 5 tahun : 25, 30, 35 dst. Untuk wanita hamil sebaiknya diimunisasi juga

dan melahirkan di tempat yang terjaga kebersihannya.

Penyakit infeksi yang berbahaya karena mempengaruhi sistim urat syaraf

dan otot. Infeksi tetanus disebabkan oleh bakteri yang disebut dengan Clostridium

tetani yang memproduksi toksin yang disebut dengan tetanospasmin.

Tetanospasmin menempel pada urat syaraf di sekitar area luka dan dibawa ke

sistem syaraf otak serta saraf tulang belakang, sehingga terjadi gangguan pada

aktivitas normal urat syaraf. Terutama pada syaraf yang mengirim pesan ke otot..

tetanus penularannya melalui tali pusat karena pertolongan persalinan yang tidak

bersih/steril, atau melalui luka.

1. Etiologi

Clostridium tetani yang hidup anaerob, berbentuk spora, tersebar ditanah,

mengeluarkan eksotoksin.

2. Manifesklinis

a. Lokal: nyeri, kaku dan spasme dari daerah yang terluka

T u g a s b l o k V I I I m u n o l o g i d a n I n f e k s i | 10

Page 11: Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

b. Umum: trismus, kekakuan otot maseter, kekakuan otot wajah, kaku

kuduk, opistotonus, perut papan, kejang tonik umu, kejang rangsang

(terhadap visual, suara, taktil), kejang spontan, retensio urin.

c. Gejala

tetanus umumnya diawali dengan kejang otot rahang (dikenal juga dengan

trismus atau kejang mulut) bersamaan dengan timbulnya pembengkakan,

rasa sakit dan kaku di otot leher, bahu atau punggung. Kejang-kejang

secara cepat merambat ke otot perut, lengan atas dan paha.

Reaksi pasca imunisasi DPT adalah Demam, nyeri pada tempat suntikan 1-

2 hari, diberikan anafilatik + antipiretik. Bila ada reaksi berlebihan pasca

imunisasi demam > 40°C, kejang, syok imunisasi selanjutnya diganti

dengan DT atau DpaT.

H. INFLUENZA

Influenza adalah penyakit infeksi yang mudah menular dan disebabkan

oleh virus influenza, yang menyerang saluran pernapasan. Penularan virus terjadi

melalui udara pada saat berbicara, batuk dan bersin, Influenza sangat menular

selama 1 – 2 hari sebelum gejalanya muncul, itulah sebabnya penyebaran virus ini

sulit dihentikan.Berlawanan dengan pendapat umum, influenza bukan batuk –

pilek biasa yang tidak berbahaya.

Gejala Utama infleunza adalah: Demam, sakit kepala, sakit otot diseluruh

badan, pilek, sakit tenggorok, batuk dan badan lemah. Pada Umumnya penderita

infleunza tidak dapat bekerja/bersekolah selama beberapa hari.Dinegara-negara

tropis seperti Indonesia, influenza terjadi sepanjang tahun. Setiap tahun influenza

menyebabkan ribuan orang meninggal diseluruh dunia. Biaya pengobatan, biaya

penanganan komplikasi, dan kerugian akibat hilangnya hari kerja (absen dari

sekolah dan tempat kerja) sangat tinggi.Berbeda dengan batuk pilek biasa

influenza dapat mengakibatkan komplikasi yang berat. Virus influenza

menyebabkan kerusakan sel-sel selaput lendir saluran pernapasan sehingga

penderita sangat mudah terserang kuman lain, seperti pneumokokus, yang

menyebabkan radang paru (Pneumonia) yang berbahaya. Selain itu, apabila

penderita sudah mempunyai penyakit kronis lain sebelumnya (Penyakit Jantung,

T u g a s b l o k V I I I m u n o l o g i d a n I n f e k s i | 11

Page 12: Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

Paru-paru, ginjal, diabetes dll), penyakit-penyakit itu dapat menjadi lebih berat

akibat influenza.

I. DEMAM TIFOID

Penyakit Demam Tifoid adalah infeksi akut yang disebabkan oleh

Salmonella Typhi yang masuk melalui saluran pencernaan dan menyebar

keseluruh tubuh (sistemik), Bakteri ini akan berkembang biak di kelenjar getah

bening usus dan kemudian masuk kedalam darah sehingga meyebabkan

penyebaran kuman dalam darah dan selanjutnya terjadilah peyebaran kuman

kedalam limpa, kantung empedu, hati, paru-paru, selaput otak dan sebagainya.

Gejala-gejalanya adalah: Demam, dapat berlangsung terus menerus.

Minggu Pertama, suhu tubuh berangsur-angsur meningat setiap hari, biasanya

menurun pada pagi hari dan meningkat pada sore/malam hari. Minggu Kedua,

Penderita terus dalam keadaan demam. Minggu ketiga, suhu tubuh berangsung-

angsur turun dan normal kembali diakhir minggu. gangguan pada saluran

pencernaan, nafas tak sedap, bibir kering dan pecah-pecah, lidah ditutupi selaput

lendir kotor, ujung dan tepinya kemerahan. Bisa juga perut kembung, hati dan

limpa membesar serta timbul rasa nyeri bila diraba. Biasanya sulit buang air besar,

tetapi mungkin pula normal dan bahkan dapat terjadi diare. gangguan kesadaran,

Umumnya kesadaran penderita menurun walaupun tidak seberapa dalam, yaitu

menjadi apatis sampai somnolen. Bakteri ini disebarkan melalui tinja. Muntahan,

dan urin orang yang terinfeksi demam tofoid, yang kemudian secara pasif terbawa

oleh lalat melalui perantara kaki-kakinya dari kakus kedapur, dan

mengkontaminasi makanan dan minuman, sayuran ataupun buah-buahan segar.

Mengkonsumsi makanan / minuman yang tercemar demikian dapat menyebabkan

manusia terkena infeksi demam tifoid. Salah satu cara pencegahannya adalah

dengan memberikan vaksinasi yang dapat melindungi seseorang selama 3 tahun

dari penyakit Demam Tifoid yang disebabkan oleh Salmonella Typhi. Pemberian

vaksinasi ini hampir tidak menimbulkan efek samping dan kadang-kadang

mengakibatkan sedikit rasa sakit pada bekas suntikan yang akan segera hilang

kemudian.

T u g a s b l o k V I I I m u n o l o g i d a n I n f e k s i | 12

Page 13: Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Online.

(http://newbornclinic.wordpress.com/2009/04/19/penyakit-yang-dapat-

dicegah-dengan-imunisasi/, diakses 27 juni 2012)

Gusdwi. 7 jenis virus yang dapat dicegah melalui Imunisasi Bayi dan Anak.

Online. (http://gusdwi.info/web-desain/7-jenis-virus-yang-dapat-dicegah-

melalui-imunisasi-bayi-dan-anak.htm, diakses 27 juni 2012)

Muchlastriningsih, Enny. 2005. Penyakit-penyakit Menular yang Dapat Dicegah

dengan Imunisasi di Indonesia. Jakarta: CDK.

Parish HJ. A. 1965. History of Immunization. Edinburg, London: E&S

Livingstone Ltd. Satgas Imunisasi PP IDAI. 2011. Panduan Imunisasi Anak.

Jakarta: Balai Penerbitan Ikatan Dokter Anak Indonesia.

T u g a s b l o k V I I I m u n o l o g i d a n I n f e k s i | 13