boric acid serbuk
DESCRIPTION
asam borakTRANSCRIPT
LAPORAN
TEKNOLOGI SEDIAAN SOLIDA
SERBUK VAGINA BORIGINAL®
OLEH
KELOMPOK I (SATU)
SINUNG WIBOWO (821413109)
SUDIRMAN HUSIN OTA (821413019)
MEGAWATI ABDURASYID (821413041)
INDAH SITI HARDIYANTI (821413003)
RAHMAWATI C HALUSI (821413009)
MELANIE WIDYA TACHIR (821413022)
LABORATORIUM FARMASETIKA
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2014
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Dalam perkembangan dunia berbagai teknologgi terus
dikembangkan untuk mendukung ilmu kesehatan yang juga terus
berkembang dengan adanya penemuan serta penelitian tentang obat-obatan
dalam berbagai sediaan.
Masyarakat kini telah mengenal banyak sediaan-sediaan farmasi,
Sediaan-sediaan farmasi secara umum, dibedakan atas 3 jenis, yaitu padat,
semipadat dan cair. Dalam praktikum kali ini, akan dibahas mengenai
sediaan padat, dalam hal ini serbuk.
Dalam ilmu farmasi, sediaan serbuk dapat diartikan sebagai
campuran homogen dua atau lebih bahan obat yang telah di haluskan, dan
ditujukan untuk pemakaian secara oral maupun topikal. Penggunaan obat
dalam bentuk serbuk sangat dibutuhkan oleh masyarakat terutama bagi
anak-anak maupun orang dewasa yang susah atau sulit meminum obat baik
dalam bentuk tablet, pil, atau pun kapsul.
Salah satu obat yang dapat dibuat dalam bentuk serbuk yaitu obat
untuk menghilangkan keputihan pada daerah kewanitaan yang biasanya
dibuat dalam bentuk cair (liquid). Obat ini dibuat dalam bentuk serbuk
untuk meningkatkan stabilitas dari sediaan.
Dalam pembuatan sediaan-sediaan ini tentu membutuhkan suatu
perancangan formula yang tepat dan ekonomis seta memberi efek
terapeutik. Dalam memformulasi suatu sediaan serbuk, tentulah
memperhatikan beberapa hal. Adapun hal-hal tersebut akan dibahas
laporan ini.
I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
I.2.1 Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami cara memformulasi suatu serbuk vagina
dan tehnik pembuatannya.
I.2.2 Tujuan Percobaan
Memformulasi dan membuat serbuk vagina dengan zat aktif asam
borat (Boric acid).
I.2.3 Prinsip percobaan
Pembuatan serbuk vagina asam borat dengan menggunakan metode
triturasi yang biasa disebut metode lumpang. Setelah ditriturasikan maka
diayak dengan ayakan dengan nomor mesh 85. Selanjutnya, dikemas
dalam kemasan yang sesuai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar teori
Menurut PerMenKes 917/Menkes/Per/x/1993, obat adalah sediaan
atau paduan-paduan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau
menyelidiki secara fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan
diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan
dan kontrasepsi. Jalur yang paling efektif pemakaian obat (secara oral,
rectal, parental dan topical) harus ditentukan dan ditetapkan petunjuk
tentang dosis-dosis yang dianjurkan bagi pasien dalam berbagai umur,
berat dan status penyakitnya.Untuk membantu pemakaian alat melalui
jalur-jalur pilihannya telah diformulasikan dan disiapkan bentuk sediaan
yang sesuai salah satunya seperti serbuk (H.A Syamsuni, 2006)
Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang
diserbukkan, karena mempunyai luas permukaan yang luas, serbuk lebih
mudah terdispersi dan lebih larut dari pada bentuk sediaan yang
dipadatkan (FI III, 23).
Serbuk bagi adalah serbuk yang dibagi dalam bobot kurang lebih
sama, dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali
minum. Untuk serbuk bagi yang mengandung bahan yang mudah meleleh
atau atsiri harus dibungkus dengan kertas perkamen atau kertas yang
mengandung lilin kemudian dilapisi lagi dengan kertas logam (FI IV, 14).
Serbuk diracik dengan cara mencampurkan bahan obat satu
persatu, sedikit demi sedikit dan dimulai dari bahan obat yang jumlahnya
sedikit. Dalam mencampur serbuk hendaklah dilakukan secara cermat dan
jaga agar jangan ada bagian yang menempel pada dinding mortir.
Terutama untuk serbuk yang berkhasiat keras dan dalam jumlah kecil.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat serbuk (FI III 23, Ilmu
Resep Teori jilid I) :
a. Obat yang berbentuk Kristal / bongkahan besar hendaknya digerus
halus dulu.
b. Obat yang berkhasiat keras dan jumlahnya sedikit dicampur dengan
zat penambah (konstituen ) dalam mortir.
c. Obat yang berlainan warna diaduk bersamaan agar tampak bahwa
serbuk sudah homogen.
d. Obat yang jumlahnya sedikit dimasukkan terlebih dahulu.
e. Obat yang volumenya kecil dimasukkan terlebih dahulu.
Dalam membuat serbuk lebih baik bila bahan-bahan baku serbuk
kering. Maka itu untuk menggerus halus serbuk Kristal lebih baik
menggunakan mortir panas. Jika jumlah obat kurang dari 50 mg atau
jumlah tersebut tidak dapat ditimbang, harus dilakukan pengenceran
menggunakan zat tambahan yang cocok. Obat bermassa lembek misalnya
ekstrak kental dilarutkan kedalam pelarut yang sesuai secukupnya dan
diserbukkan dengan pertolongan zat tambahan yang cocok. Jika serbuk
obat mengandung bahan yang mudah menguap, dikeringkan dengan
pertolongan kapur tohor atau bahan pengering lain yang cocok (FI III 23,
IMO, 37).
Kelebihan dan kelemahan sediaan serbuk ( Ilmu Resep Teori jilid
I, hal 24) :
Kelebihan :
- Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan
si penderita.
- Lebih stabil terutama untuk obat yang rusak oleh air.
- Penyerapan lebih cepat dan sempurna dibanding sediaan padat
lainnya.
- Cocok digunakan untuk anak-anak dan orang dewasa yang sukar
menelan kapsul dan tablet.
- Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul
dapat dibuat dalam bentuk serbuk.
Kelemahan :
- Tidak tertutupnya rasa tidak enak seperti pahit, sepat, lengket dilidah (
bisa diatasi dengan corrigens saporis )
- Pada penyimpanan menjadi lembab.
Ada tiga kategori kualitas wadah, yaitu (IMO, 26):
- Wadah tertutup rapat, harus melindungi isinya terhadap masuknya
bahan padat, lengas dari luar dan mencegah kehilangan, pelapukan,
pencairan dan penguapan pada waktu penggunaan, pengangkutan,
penyimpanan dan penjualan dalam kondisi normal.
- Wadah tertutup baik, harus melindungi isinya terhadap pemasukkan
pengangkutan, penyimpanan dan penjualan dalam kondisi normal.
- Wadah tertutup kedap, harus mencegah menembusnya udara atau gas
pada waktu pengurusan, penyimpanan, dan penjualan dalam kondisi
normal.
Kerusakan sediaan makroskopik dapat dilihat dari timbulnya bau
yang tidak enak, perubahan warna, benyek, atau menggumpal. Sediaan ini
dapat disimpan dalam wadah tertutup rapat, ditempat yang sejuk dan
kering, dan terlindung dari sinar cahaya matahari (FI IV).
Cara mencampur obat - obatan dan bahan – bahan tambahan harus cermat,
dan perlu diperhatikan untuk pembuatan pulveres (Anief, 2003):
1. Jangan mencampur obat berkhasiat keras dalam mortir dalam keadaan
tidak diencerkan, untuk mencegah sebagaian obat tertinggal dalam
pori – pori dinding mortir.
2. Bila bagian – bagian serbuk mempunyai BJ-nya besar kemudian
dimasukkan bagian serbuk yang BJ-nya lebih rendah dan diaduk.
3. Jangan menggerus bahan – bahan serbuk dalam jumlah banyak
sekaligus. Hal ini untuk menghindari agar jangan sampai ada bagian
serbuk yang belum halus.
4. Dalam membuat serbuk lebih baik bila bahan – bahan baku serbuk
kering.
5. Apabila dalam serbuk terdapat campuran maka dilakukan dengan cara
larutkan campuran denagan spiritus fortior dalam mortir sampai cukup
larut, jangan berlebihan setelah diaduk dengan bahan lain misalnya
Saccharum Lactis sampai fortior menguap. Pada waktu mengaduk
jangan ditekan untuk menghindari campuran menggumpal lagi.
6. Apabila dalam serbuk terdapat Stibii Pentasulfidum dilakukan dengan
cara memasukkan sebagian Saccharum Lactis atau bahan lain dalam
mortir lalu masukkan serbuk Stibii Pentasulfidum dan tambahan
Saccharum Lactis atau serbuk lain diaduk dan digerus tanpa ditekan.
7. Bila didalam serbuk terdapat ekstra kental dilakukan dengan cara
mengencerkan terlebih dahulu ekstra kental dalam mortir panas dan
ditambahkan dengan cairan penyari spiritus Dilutus lalu diserbukkan
dengan Saccharum Lactis.
8. Bila didalam serbuk terdapat Tinctura atau Extractum Liquidum
dilakukan dengan cara, Tinctura atau Extractum Liquidum diuapkan
pelarutnya diatas tangas air hingga hampir kering lalu serbukkan
dengan Saccharum Lactis.
9. Bila kandungan zat berkhasiat tidak mudah menguap atau rusak yang
jumlahnya kecil maka digunakan mortir panas dan dikeringkan
dengan penambahan Saccharum Lactis.
10. Gula minyak = Elaeosacchara adalah campuran 2 gr Saccharum Lactis
dengan 1 tetes minyak eteris. Gula berminyak tidak boleh disimpan
sebagai persediaan dan dikemas dalam kertas perkamen jangan
dengan kertas paraffin.
11. Bila campuran serbuk yang lain menjadi basah atau mencair. Arti
basah disini menyerap air atau keluar air kristalnya, menyerap air ini
disebabkan oleh karena campuran serbuk ini lebih higroskopis dari
masing-masing serbuk atau kristal. Selain itu campuran serbuk dapat
menyebabkan turunnya titik lebur masing-masing serbuk.
Serbuk digunakan untuk membuat larutan untuk disemprotkan pada
vagina, yaitu untuk membasahi guna membersihkan vagina. Serbuk itu
sendiri dapat disediakan dan dikemas dalam kemasan besar atau sebagai
kemasan kecil dalam unit. Kemasan satu unit direncanakan guna
mengandung sejumlah serbuk yang cocok untuk membuat volume yang
direncanakn dari larutan semprotan. Serbuk dari kemasan besar jumlah
penggunaannya memakai takaran sendok the atau sendok makan di dalam
pembuatan larutan yang diinginkan. Pemakaiannnya dengan mudah
menambahkan sejumlah bubuk yang telah ditentukan dalam resep, juga
menambahkan air hangat ke dalam suatu volume tertentu dan
mengaduknya hingga larut. Komposisi dari serbuk untuk disemprotkan
diantaranya adalah (Ansel, 602):
a. Asam borat atau natrium borat
b. Astringen seperti kalium alum (tawas), ammonium alum, zink sulfat.
c. Antimikroba seperti oksiquinolin sulfat, povidon-iodium.
d. Komplek ammonium quartener seperti benzetonium klorida.
e. Deterjen seperti natrium lauril sulfat.
f. Oksidator seperti natrium perborat.
g. Garam-garam seperti natrium sitrat, natrium klorida.
h. Aromatika seperti menthol, timol, eukaliptol, metil salisilat, fenol.
Serbuk untuk disemprotkan umumnya digunkan untuk efek
kebersihan. Sedikit serbuk untuk disemprotkan mnegandung zat antiinfeksi
untuk pengobatan yang spesifik (Ansel, 602).
II.2 Formula asli
Boric Acid Powder
II.3 Rancangan formula
Tiap sachet Boric Acid Powder( 5 g) mengandung:
Boric acid 1 %
Menthol 0,3 %
Lactosa ad 5 g
II.4 Master formula
Nama produk : Boriginal®
Jumlah produk : 5 sachet
No. Registrasi : DTL 32000111 B1
No. Batch : S1 23014
PT.
Nusantara
farma
Boriginal®
Tanggal
formulasi :
11 febuari
2015
Tanggal
produksi :
11 febuari
2016
Dibuat oleh:
Kelompok I
Disetujui oleh:
Ayu Wulandari
Kode
bahan
Nama
bahan
Fungsi
bahanPer Dosis Per Bacth
ASB Asam Borat Zat aktif 0,050 g 0,6 g
MTL Menthol Anti iritan 0,025 g 0,125 g
LAC Lactosa Zat pengisi 4,925 g 24,625 g
II.5 Alasan Formulasi
- Formula asam borat dibuat dalam bentuk serbuk vagina karena asam
borat memiliki khasiat sebagai antiseptic eksternal (FI III : 50)
- Asam borat dalam konsentrasi cair digunakan sebagai antiseptic ringan
dan bakteriostatik, fungistatik lemah (Exipiente :68)
- Vagina memiliki pH sekitar 5,5 sedangkan asam borat memiliki range
pH 3,8 - 4,8 hal ini memungkinkan asam borat dapat digunakan untuk
vagina. Serbuk vagina digunakan untuk dengan penambahan air hangat.
Hal ini menunjukan pH asam borat sesuai dengan pH vagina (FI III :
49)
- Asam borat larut dalam 20 bagian air sehingga cocok untuk
penggunaan serbuk vagina yang dilarutkan dalam air hangat ( FI III :49)
- Untuk penggunaan asam borat secara maksimal dianjurkan 0,5% untuk
penggunaan oral, 1 % untuk penggunaan vagina dan 3% untuk
penggunaan telinga, mata, hidung (consolidate list of product : 39)
II.6 Alasan Penambahan Bahan
- Menthol
Penggunaan menthol untuk formulasi topical memiliki range
0,05% - 10% berfungsi sebagai pemberi pengaroma dan efek terapi
(exipient: 433)
Pada pemerian menthol mentol memiliki bau tajam seperti
minyak permen dan digunakan sebagai anti iritan dan pemberi aroma
menthol( FI III:362)
Konsentrasi mentol yang digunakan adalah 0,05%, penggunaan
range 0,5% disesuaikan dengan konsentrasi penggunaan menthol pada
topikal umumnya, dan masih masuk dalam range untuk penggunaan
(0,05-10%)
- Laktosa
Laktosa memiliki kelarutan yang mudah larut dalam air
dibandingkan dengan zat pengisi. Lainya karena untuk penggunaan
serbuk vagina adalah dengan melarutkan serbuk tersebut (Britsh
pharmacopeia : 3392)
Vagina inset dengan komposisi untuk tablet dan umumnya
diformulasikan dengan laktosa sebagai basis atau pengisi (pengantar
bentuk sediaan farmasi: 598)
Laktosa memiliki pH sekitar 4.0 – 6,5 sedangkan untuk pH vagina
yakni 4,5 ini menunjukan laktosa sesuai dengan pH vagina dan cocok
untuk digunakan dalam pemerian serbuk vagina (FI III : 338)
Laktosa banyak digunakan sebagai pengisi panganan dalam bubuk
kering. Hal ini menunjukkan laktosa sesuai dengan pH vagina dan
cocok untuk digunakan dalam pembuatan serbuk vagina (FI III : 338)
II.7 Uraian Bahan
1. Asam Borat ( FI III, 49-50 )
Nama resmi : Acidum Boricum
Nama lain : Asam borat
RM/BM : H3BO3 / 61,83
Pemerian : Hablur, serbuk hablur putih, atau sisik
mengkilap, tidak berwarna, kasar, tidak
berbau, rasa agak asam dan pahit
kemudian manis.
Kelarutan : Larut dalam 20 bagian air; dalam 3 bagian
air mendidih
Stabilitas : Asam borat bersifat higroskopis.
Inkompatibilitas : Asam borat tidak cocok dengan air,
berbasis kuat dan logam alkali. bereaksi
sangat kuat dengan potassium dan asam
anhidrat, itu juga membentuk sebuah
kompleksitas dengan golongan cair,
dimana asam ini lebih kuat dari asam
borat.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Antiseptikum extern.
Konsentrasi : 2 %
2. Menthol ( FI IV, 529-530 )
Nama resmi : Mentholum
Nama lain : Menthol
RM/BM : C10H20O / 156,30
Pemerian : Hablur, hexagonal atau serbuk hablur,
tidak berwarna, biasanya berbentuk jar.um
massa yang melebur, bau enak seperti
minyak permen.
Kelarutan : Sukar larut dalam air, sangat mudah larut
dalam etanol, dalam kloroform, dalam eter
dan dalam heksana, mudah larut dalam
asam asetal glacial, dalam minyak mineral
dan dalam minyak lemak dan minyak
atsiri.
Stabilitas : Formulasi yang mengandung menthol 1% b/b dalam krim berair stabil hingga 18
bulan bila disimpan pada suhu kamar.
Inkompatibilitas : Menthol tidak cocok dengan butil
kloralhidrat, kamfer kloralhidrat, trioksida
kromium, benaftol, fenol, kalium
permanganat, pirogalol, resorcinol, dan
timol.
Penyimpanan : Menthol harus disimpan dam wadah
tertutup baik pada suhu tidak melebihi
25oC karena akan mudah menyublim.
Kegunaan : Aromatikum
Konsentrasi : 0,5%
3. Laktosa (Dirjen POM, 1995)
Nama resmi : Lactosum
Nama lain : Laktosa
RM / BM : C12H22O4 / 36,30
Pemerian : Serbuk atau massa hablur keras, putih atau
putih krem, tidak berbau dan rasa sedikit
manis, stabil diudara, tetapi mudah
menyerap bau.
Kelarutan : Mudah larut (dan pelan-pelan) larut dalam
air dan lebih mudah larut dalam air
mendidih, sangat sukar larut dalam etanol,
tidak larut dalam etanol, tidak larut dalam
kloroform dan eter.
Stabilitas : laktosa semprot kering harus disimpan
dalam sebuah wadah tertutup baik
ditempat yang dingin dan kering
(Excipient, 257)
Inkompatibilitas : Laktosa adalah gula pereduksi. Laktosa
amorf merupakan bentuk paling reaktif.
Laktosa disemprot kering akan bereaksi
lebih dari nilai konvensional Kristal.
(Excipient. 257)
Kegunaan : Sebagai pengisi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Konsentrasi : 15gram
BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat-alat yang digunakan:
- Alu
- Corong
- Cwan porselin
- Gelas ukur 100 mL
- Lumpang
- Neraca analitik
- Pengayak mikromeritik
- Pipet tetes
- Sendok tanduk
- Sudip
III.2.1 Bahan-bahan yang digunakan:
- Alkohol 70 %
- Boric acid 0,25 gram
- Brosur / kemasan
- Etiket
- Kertas grafik
- Kertas perkamen
- Laktosa 24,625 gram
- Menthol 0,125 gram
- Tissue
III.2 Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dibersihkan alat dengan alkohol 70 %
3. Ditimbang asam borat 0,25 g; menthol 0,125 g; dan Laktosa 24,625 g
4. Digerus menthol terlebih dahulu dengan metode triturasi (sebelumnya
ditetesi dengan alkohol, karena menthol mudah mencair).
5. Ditambahkan asam borat sedikit demi sedikit sambil ditriturasi.
6. Ditambahkan Laktosa sampai mencapai massa 25 gram.
7. Diayak dengan menggunakan pengayak nomor 100 mesh, untuk
mendapatkan ukuran partikel yang sangat halus.
8. Dibagi dalam 5 sachet, masing-masing 5 gram.
9. Diberi etiket dan kemasan.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
IV.1 Perhitungan Bahan
1. Perhitungan bahan untuk tiap sachet
- Asam borat 1 % = 1
100 x 5 g = 0,05 g
- Menthol 0,3 % = 0,3100
x 5 g = 0,025 g
- Lactosa 98,7 % = 98,7100
x 5 g = 4,925 g
2. Perhitungan bahan untuk tiap batch
- Asam borat = 0,05 g x 5 = 0,25 g
- Menthol = 0,025g x 5 = 0,125 g
- Laktosa = 4,925 g x 5 = 24,625 g
3. Evaluasi serbuk Boriginal® :
- Bobot awal = 10,2 g
- Persen = Bobot setiapno pengayak
Bobot awal x 100 %
o Pengayak nomor OPN 20 = 5,73810,2g
x 100 % = 56,254 %
o Pengayak nomor OPN 9 = 3,92810,2g
x 100 % = 38,509 %
o Pengayak nomor OPN 21 = 0,17610,2g
x 100 % = 1,7 %
4. Bobot total
OPN 21 = 0,176 g
OPN 9 = 3,928 g
OPN 20 = 5,738 g
9,842 g
5. BJ nyata = Bobot granul
Volumeawal (Vo) = 9,84219 mL
= 0,518 g/mL
6. BJ mampat = Bobot granul
Volumemampat =
9,84219 mL
= 1,093 g/mL
7. Porositas = [ 1- BJ nyata / BJ mampat x 100 % ]
= 1−0,158
1,093 x 100 %
= 0,4821,093
x 100 % = 44,098 %
8. Sudut istirahat (α )
d = 9 cm
r = 4 cm
h = 2,2 cm
tan α= 2hd
= 2(2,2 cm)
9 cm = 0,488cm
α = 25,64o
BAB V
PEMBAHASAN
Sediaan Farmasi terdiri dari berbagai komponen yang harus diproses
melalui unit operasi dengan pasti. Setelah melalui proses yang sesuai, baik zat
aktif maupun bahan pembantu yang digunakan dalam pembuatan sediaan farmasi.
Proses tersebut berlaku pula bagi senyawa-senyawa kimia maupun bahan yang
berasal dari tumbuhan atau hewan. Proses-proses ini merupakan dasar operasional
penting dalam bidang teknologi farmasi.
Teknologi sediaan adalah cara memformulasi atau merancang suatu obat
menjadi bentuk sediaan dengan menggunakan teknologi. Sediaan Obat adalah
bentuk sediaan yang mengandung zat aktif yang siap digunakan (dikonsumsi).
Termasuk sediaan farmasi padat: pulvis /serbuk, kapsulae, supositoria dan tablet.
Pada praktikum teknologi sediaan padat kali ini, mengenai formulasi
serbuk didapat sediaan douche powder dengan zat aktif acid boric (asam borat).
Serbuk douche digunakan untuk membuat larutan untuk disemprotkan pada
vagina, yaitu untuk membasahi guna membersihkan vagina. Pemakaiannnya
dengan mudah menambahkan sejumlah bubuk yang telah ditentukan dalam resep,
juga menambahkan air hangat ke dalam suatu volume tertentu dan mengaduknya
hingga larut (Ansel, 602).
Formula serbuk vagina ini diformulasikan untuk ditujukkan pada
penggunaan topical, berupa serbuk yang bersifat antiseptic, dengan zat aktif yang
digunakan adalah asam borat yang bersifat bakteriostatik lemah, dan anti jamur.
Produk ini dimaksudkan untuk dilarutkan dalam air sebelum digunakan.
Rancangan formulasi yang digunakan sebagai zat tambahan dengan zat
aktifnya asam borat yaitu menthol dan laktosa. Komposisi yang dirancang dengan
netto 5 gram tiap sachetnya mengandung : Asam Borat 0,05 gram, menthol 0,025
gram dan laktosa add 5 gram atau 4,925 gram.
Alasan penambahan menthol dan laktosa sebagai zat tambahan yakni
menthol dimaksudkan sebagai pemberi rasa sejuk serta dapat memberikan sensasi
menyegarkan, bersifat aromatikum dan juga dapat memberi efek terapetik,
sedangkan laktosa digunakan sebagai pengisi yang dapat mencukupi massa hingga
5 gram.
Hal pertama yang dilakukan dalam pembuatan sediaan serbuk vagina yaitu
disiapkan terlebih dahulu alat dan bahan, kemudian alat dibersihkan dengan
alcohol, menurut Dirjen POM tahun 1979 hal ini dilakukan karena alkohol 70%
merupakan cairan antiseptikum dan desinfektan. Kemudian ditimbang bahan-
bahan dengan menggunakan neraca analitik. Karena akan dibuat dalam 5 sachet
maka setiap bahan yang akan ditimbang dikalikan dua, maka asam borat sebanyak
0,25 g, menthol 0,125 g, dan laktosa sebanayk 24,625 g. Kemudian digerus
terlebih dahulu menthol dengan metode triturasi yaitu menggunakan lumpang dan
alu sambil ditetesi dengan alcohol beberapa tetes, hal ini dilakukan karena
menurut Ansel (2008) menthol merupakan bahan higroskopis atau mudah
mencair. Setelah itu ditambahkan dengan Asam borat sedikit demi sedikit sambil
ditriturasi, selanjutnya ditambahkan dengan laktosa dan ditriturasi lagi hingga
halus dan homogen.
Setelah bahan-bahan tadi sudah homogen dilakukan uji evaluasi serbuk
untuk memantau kualitas produk obat, jika memenuhi syarat. Pada praktikum ini
dilakukan dengan menghitungg presentasi derajat kehalusan serbuk, diuji BJ
nyata, bj mampat, porositas serbuk dan terakhir sudut istirahatnya.
Pada perhitungan derajat kehalusan serbuk dilakukan dengan
menggunakan ayakan mikromeritik, prinsip kerjannya yaitu pengukuran pertikel
dari serbuk berdasarkan atas penimbangan residu yang tertinggal pada tiap ayakan
yaitu dengan melewatkan serbuk pada ayakan dari nomor mesh rendah ke nomor
mesh tinggi yang digerakkan oleh mesin penggetar atau dengan tangan dengan
waktu dan kecepatan tertentu. Pada praktikum ini dilakukan selama 15 menit,
dengan nomor pengayak berturut-turut yaitu OPN 20, 09, 21dan 24. Kemudian
didapat presentasi dari setiap ayakan yaitu OPN 20= 56,254 % , OPN 09 =
38,509%, OPN 21 = 1,725 %, dan untuk pengayak no OPN 24 tidak terdapat
serbuk yang tertinggal. Maka dapat disimpulkan presentasi terbanyak terdapat
pada OPN 20, karena dari massa 10,2 g, partikel yang malewati ayakan dengan
nomor ini sebanyak 5,738 g yaitu sebanyak 56,254 %, jika dilihat dari literature
pengantar bentuk sediaan farmasi no ayakan 20 termasuk dalam serbuk kasar.
Selanjutnya dilakuakan uji BJ nyata, BJ mampat dan porositas, dengan prinsip
kerjanya Kerapatan curah (BJ Nyata) didapat dari sejumlah tertentu serbuk yang
ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam gelas ukur lalu dicatat volumenya.
Untuk mendapatkan kerapatan mampat, gelas ukur yang berisi serbuk tersebut
diketukkan setinggi 2,5 cm dalam interval 2 detik. Setiap 10 ketukan volume
dicatat sampai volumenya tidak berubah (Lachman, 1994).
Pada umunya partikel suatu serbuk memiliki kemampuan untuk mengisi
rongga-rongga yang terdapat di antara partikel-partikel dengan suatu keteraturan
tertentu, keteraturan ini sangat tergantung pada ukuran dan bentuk partikel serbuk
tsb.
Dalam praktikum dilakukan dengan menimbang kembali semua serbuk
dari uji kehalusan tadi dan diperoleh bobot sebesar 9,842 g, hal ini terjadi karena
adanya partikel yang tertinggal di udara atau di ayakan pada saat ayakan
dibersihkan. Kemudian serbuk yang telah ditimbang tadi dimasukkan ke dalam
gelas ukur 100 mL dan dicatan volumenya (Vo), kemudian dilakukan pengetukan
dengan alat dengan interval 2 detik sebanyak 50 ketukan, kemudian dicatat
volume granul setelah dimampatkan. Kemudian didapat BJ Nyata 0,518 g/mL, BJ
Mampat sebesar 1,093 g/mL, dan porositasnya 44,098 %. Porositas atau keadaan
yang beronga-rongga ini dapat digunakan untuk menjelaskan tingkat konsolidasi
suatu serbuk. Nilai porositas ini merupakan perbandingan nilai volume antar
partikel dengan volume total.
Selanjutnya dihitung sudut diamnya, penentuan sifat alir bahan serbuk atau
granul diantaranya dapat dilakukan dengan cara melakukan pengukuran sudut
diam dan waktu alir. Sudut diam adalah sudut yang dibentuk oleh tumpukan
serbuk terhadap bidang datar setelah serbuk tersebut mengalir secara bebas
melalui suatu celah sempit. Alat yang biasa digunakan adalah corong. Semakin
kecil sudut diam maka semakin mudah serbuk tersebut mengalir.
Pada pengujian ini pengamatannya sangat sederhana, untuk menentukan
besarnya “angle of ropose” tersebut yaitu dengan membiarkan sejumlah tertentu
serbuk yang ditentukan besar gaya adhesi dan kohesinya mengalir secara bebas
melalui sebuah corong yang pada bagian bawahnya berlubang. Serbuk yang
keluar dari lubang corong bagian bawahnya ditampung pada suatu bidang datar
yang benar-benar rata, dan terdapat kertas millimeterblok. Kemudian diukur
tinggi kerucut serbuk (h cm) dan diameter yang terbentuk (d cm), setelah itu
dihitung sudut diamnya dan didapat 25,640 , yang menunjukkan sifat aliran baik.
Bila sudut diam lebih kecil atau sama dengan 30° menunjukkan bahwa serbuk
dapat mengalir bebas, bila sudut lebih besar atau sama dengan 40° biasanya daya
mengalirnya kurang baik (Lachman, 1994).
BAB VI
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
Serbuk douche powder dengan sediaan yang dibuat yaitu Vemale
Powder® termasuk serbuk agak halus dengan :
1. Derajat kehalusan serbuk = 56,254 %
2. BJ nyata serbuk = 0,518 g/mL
3. BJ mampat serbuk = 1,093 g/mL
4. Porositas serbuk = 44,098 %
5. Sudut diam (α) = 25,64o
VI.2 Saran
Disarankan agar lebih maksimal dalam menyiapkan segala sarana dan
prasarana penunjang percobaan sehingga akan dicapai hasil yang diinginkan
terutama pada sampel percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Muhammad. 1987. Ilmu Meracik Obat. Gajah Mada University Press :
Yogyakarta
Ansel, Howard C. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. UI press: Jakarta.
Dirjen POM, 1995. Farmakope Indonesia, IV. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia: Jakarta.
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia III. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia: Jakarta.
Jenkins, G., L, etc. 1957. The Art of Compounding. Mc grow-Hill Book Company
INC: New York London.
Lachman, L., H. A. Lieberman & J.L Kanig. 1994. Teori dan Praktek Farmasi
Industri Jilid I Edisi II. diterjemahkan oleh Siti Suyatmi. Penerbit
Universitas Indonesia: Jakarta.
Lund, W. 1994. The Pharmaceutical Codex. The Pharmaceutical Press: London.
Mardjono, M. 2008. Farmakologi dan Terapi edisi 5. Universitas Indonesia Press:
Jakarta.
Martin, E. 1971. Dispensing Of Medication. Mack Publishing Company:
Pensylvania.
Parrot, Eugene L. 1978. Pharmaceutical Technologi. University of Lowa : Lowa.