bangka belitung.doc

19
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Pulau Bangka adalah sebuah pulau yang terletak di sebelah timur Sumatra , Indonesia dan termasuk dalam wilayah provinsi Kepulauan Bangka Belitung . Populasinya pada 2004 berjumlah 789.809 jiwa. Luas pulau Bangka ialah 11.693.54 km². Bangka menurut bahasa sehari-hari masyarakat Bangka mengandung arti "sudah tua" atau "sangat tua", sehingga pulau Bangka dapat diartikan sebagai "pulau yang sudah tua". Bila merujuk pada kandungan bahan galian yang terdapat di daerah ini, pulau Bangka banyak mengandung bahan-bahan galian mineral yang tentunya terjadi dari proses alam yang berlaku berjuta-juta tahun. Salah satu contohnya adalah bahan galian timah, oleh karenanya masyarakat menyebutnya dengan sebutan Pulau Bangka. Kata bangka dapat juga berasal dari kata wangka yang artinya timah . Karena di daerah ini ditemukan bahan galian timah, maka disebut Pulau Timah. Karena pergeseran atau bunyi bahasa yang berubah maka masyarakat lebih lekat memanggil pulau ini dengan kata Pulau Bangka atau pulau bertimah. Menurut cerita rakyat, Pulau Bangka tidak mempunyai penduduk asli, semua penduduk adalah pendatang dari suku yang diberi nama suku sekak. Masyarakatnya masih menganut animisme. Kemudian masuk bangsa melayu dari daratan malaka dengan membawa agama Islam yang kemudian berkembang sampai sekarang. No Kabupaten/ kota Ibu kota Luas wilayah Kecamat an Des a Kelurah an Pendudu k 1 Bangka Sungailia t 2,950.68 8 60 9 231,793 2 Bangka Barat Mentok 2,890.61 5 53 4 140,323 3 Bangka Tengah Koba 2,155.77 4 39 1 129,469 4 Bangka Selatan Toboali 3,607.08 5 45 3 147,039 5 Pangkal Pinang Pangkapin ang 89.40 5 35 147,039 Total 5 11,693.54 27 197 52 789,809 Sumber: Data BPS Provinsi Bangka-Belitung 2004 Daftar isi [sembunyikan ]

Upload: edith-moreno

Post on 17-Nov-2015

39 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum DiperiksaPulau Bangkaadalah sebuahpulauyang terletak di sebelahtimurSumatra,Indonesiadan termasuk dalam wilayahprovinsiKepulauan Bangka Belitung. Populasinya pada2004berjumlah 789.809 jiwa. Luas pulau Bangka ialah 11.693.54 km.

Bangka menurut bahasa sehari-hari masyarakat Bangka mengandung arti "sudah tua" atau "sangat tua", sehingga pulau Bangka dapat diartikan sebagai "pulau yang sudah tua". Bila merujuk pada kandungan bahan galian yang terdapat di daerah ini, pulau Bangka banyak mengandung bahan-bahan galian mineral yang tentunya terjadi dari proses alam yang berlaku berjuta-juta tahun. Salah satu contohnya adalah bahan galian timah, oleh karenanya masyarakat menyebutnya dengan sebutan Pulau Bangka.

Kata bangka dapat juga berasal dari kata wangka yang artinyatimah. Karena di daerah ini ditemukan bahan galian timah, maka disebut Pulau Timah. Karena pergeseran atau bunyi bahasa yang berubah maka masyarakat lebih lekat memanggil pulau ini dengan kata Pulau Bangka atau pulau bertimah. Menurut cerita rakyat, Pulau Bangka tidak mempunyai penduduk asli, semua penduduk adalah pendatang dari suku yang diberi nama suku sekak. Masyarakatnya masih menganut animisme. Kemudian masuk bangsa melayu dari daratan malaka dengan membawa agama Islam yang kemudian berkembang sampai sekarang.

NoKabupaten/kotaIbu kotaLuas wilayahKecamatanDesaKelurahanPenduduk

1BangkaSungailiat2,950.688609231,793

2Bangka BaratMentok2,890.615534140,323

3Bangka TengahKoba2,155.774391129,469

4Bangka SelatanToboali3,607.085453147,039

5Pangkal PinangPangkapinang89.40535147,039

Total511,693.542719752789,809

Sumber: Data BPS Provinsi Bangka-Belitung2004Daftar isi

[sembunyikan]

1Kondisi geografis 1.1Letak Geografis 1.2Iklim dan Cuaca 2Demografi 2.1Kependudukan 3Ekonomi 4Sejarah 4.1Sriwijaya 4.2Kesultanan Johor 4.3Kesultanan Banten 4.4Kesultanan Palembang 4.5Penemuan timah dan VOC 4.6Jajahan Inggris 4.7Kembali menjadi jajahan BelandaKondisi geografis[sunting|sunting sumber]Letak Geografis[sunting|sunting sumber]

Batu Balei di dekat Muntok.

Pulau Bangka terletak di sebelah pesisir TimurSumatera Selatan, berbatasan denganLaut China Selatandi sebelah utara, PulauBelitungdi timur danLaut Jawadi sebelah selatan yaitu 120-37 Lintang Selatan dan 105 - 107 Bujur Timur memanjang dari Barat Laut ke Tenggara sepanjang 180 km. Pulau ini terdiri dari rawa-rawa, daratan rendah, bukit-bukit dan puncak bukit terdapat hutan lebat, sedangkan pada daerah rawa terdapat hutan bakau. Rawa daratan pulau Bangka tidak begitu berbeda dengan rawa di pulauSumatera, sedangkan keistimewaan pantainya dibandingkan dengan daerah lain adalah pantainya yang landai berpasir putih dengan dihiasi hamparan batu granit.

Kabupaten Bangka mempunyai luas wilayah 2.950,68 km, dengan jumlah penduduk tahun 2003 sebanyak 217.545 jiwa. Batas wilayah Kabupaten Bangka adalah sebagai berikut:

Sebelahutaraberbatasan denganLaut Natuna Sebelahtimurberbatasan dengan Laut Natuna danSelat Gaspar Sebelahselatanberbatasan denganKota Pangkal PinangdanKabupaten Bangka Tengah Sebelahbaratberbatasan denganKabupaten Bangka Barat,Selat BangkadanTeluk KelabatIklim dan Cuaca[sunting|sunting sumber]Iklim Pulau Bangka adalah tropis Type A dan musin hujan terjadi pada bulan Juni Desember. Rata-rata curah hujan dalam satu tahun = 220 hari atau 343,7 mm perbulan. Suhu udara rata-rata 26C 28,1C dengan kelembaban udara sekitar 76-88.

Menurut data Meteorologi Pangkalpinang pada tahun 1998, iklim di Kabupaten Bangka adalah iklim tropis tipe A dengan curah hujan 107,6 hingga 343,7 mm per bulan. Kemudian menurut Schmidt-Ferguson, pada tahun 1999 variasi curah hujan menjadi antara 70,10 hingga 384,50 mm per bulan. Dengan musim hujan rata-rata terjadi pada bulan Oktober sampai April. Musim penghujan dan kemarau di Kabupaten Bangka juga dipengaruhi oleh dua musim angin, yaitu muson barat dan muson tenggara. Angin muson barat yang basah pada bulan Nopember, Desember dan Januari banyak memengaruhi bagian utara Pulau Bangka. Sedangkan, angin muson tenggara yang datang darilaut Jawamemengaruhi cuaca di bagian selatan Pulau Bangka. Jumlah curah hujan, hari hujan, arah angin dan kecepatan angin rata-rata setiap bulannya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Demografi[sunting|sunting sumber]Kependudukan[sunting|sunting sumber]Hingga tahun 2003 jumlah penduduk di Kabupaten Bangka berjumlah 217.545 jiwa terdiri dari penduduk laki-laki 107.213 (49,28%) dan perempuan 110.337 jiwa (50,72%) dengan kepadatan rata-rata 74 jiwa/km2. Konsentrasi penduduk terpadat berada di wilayah kecamatan Sungailiat (379,13 jiwa/km2) yang juga merupakan ibukota Kabupaten Bangka sedangkan yang terendah di Kecamatan Bakam (30,81 jiwa/km2).

Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan di Kabupaten Bangka Tahun 2003

KecamatanLuasDaerah(km)Laki-laki(jiwa)Perempuan(jiwa)Jumlah(jiwa)Kepadatan(jiwa/km)

Sungailiat146,3828.78026.71055.490379,13

Bakam488,107.1177.92115.03830,81

Pemali127,878.5208.63717.157134,18

Merawang164,4012.01712.96724.984151,97

PudingBesar383,296.8116.50613.31734,74

MendoBarat570,4614.57518.95833.53358,78

Belinyu546,5019.67819.00338.68170,78

RiauSilip523,689.7159.63019.34536,94

Jumlah2.950,68107.213110.332217.54574

Ekonomi[sunting|sunting sumber]Sejak1710, Pulau Bangka merupakan salah satu wilayah penghasiltimahterbesar di dunia. Proses produksi timah saat ini dikuasai sepenuhnya oleh pemerintah Indonesia. Selain sumber perekonomian masyarakat Pulau Bangka adalah dari sektor pertanian yaitu Lada,merica, karet, dan kelapa sawit juga dihasilkan di pulau Bangka.

Sejarah[sunting|sunting sumber]Artikel utama untuk bagian ini adalah:Sejarah BangkaPulau Bangka merupakan salah satu wilayah yang berada di bawah kekuasaan KesultananPalembang, karena runtuhnya kekuasaan Kesultanan Palembang kemudian wilayah Bangka diserahkan ke tanganInggrispada1812. Pada tahun1814, oleh pemerintah Inggris pulau Bangka dibarter denganCochindiIndiayang tadinya milikBelanda. Pada masa perang dunia ke-2 pemerintahJepangyang menjadi pemenang pada saat itu menguasai pulau Bangka dari tahun1942hingga1945. Setelah Jepang pada tahun1945menyerah tanpa syarat pada Sekutu seperti halnya hampir seluruh wilayah Indonesia mengalami kekosongan kekuasaan, maka pulau Bangka setelahproklamasikemerdekaan menjadi bagian dari Indonesia pada1949. Pulau Bangka bersama dengan pulau Belitung pada awalnya merupakan bagian dari provinsiSumatera Selatanhingga tahun2000setelah terjadi perubahan peta politik di Indonesia dan terjadi pergolakan pada tahun1998yang berujung jatuhnya kekuasaanrezimSuharto, atas desakan masyarakat di pulau Bangka dan Belitung kemudian pada tahun2000pulau Bangka dan pulau Belitung kemudian disahkan sebagai sebuah provinsi dan melepaskan diri dari Sumatera Selatan dan disahkan menjadi sebuah provinsi bernamaKepulauan Bangka Belitung.

Sriwijaya[sunting|sunting sumber]Catatan sejarah mengungkapkan bahwa Pulau Bangka semasa di bawah kekuasaan kerajaanSriwijayapernah dihuni oleh orang-orang Hindu dalam abad ke-7 dan pulau Bangka termasuk pula sebagai daerah yang takluk dari kerajaan yang besar itu. Selain sebagai wilayah kekuasaan Sriwijaya, Pulau Bangka juga pernah menjadi wilayah kekausaan beberapa kerajaan besar dari pulau Jawa seperti kerajaanMajapahitketika itu dibawah kekuasaan RajaHayam Wurukdengan pendampingnya mahapatihGajah Madadan kerajaanMataramtercatat pula sebagai kerajaan-kerajaan yang pernah menguasai Pulau Bangka.

Namun baik pada masa kerajaan Sriwijawa maupun kerajaan Majapahit atau pun Mataram pulau Bangka kurang mendapatkan perhatian, meskipun letaknya yang sangat strategis di tengah-tengah jalur pelayaran lalu lintas perdagangan internasional. Baru setelah perdagangan dari daratan Asia maupun Eropa berlomba-lomba ke Indonesia pulau Bangka mulai menjadi perhatian, setelah ditemukannyarempah-rempah. Kurangnya perhatian terhadap pulau Bangka dan Belitung menyebabkan banyaknya bajak laut yang menjadikan pulau Bangka dan Belitung dijadikan sebagai tempat persembunyian Bajak laut yang berdampak pada penderitaan bagi penduduknya.

Kesultanan Johor[sunting|sunting sumber]Untuk mengatasi kekacauan dan keamanan pelayaran di sekitar selatMalaka, makaSultan Johordengan sekutunya Sutan danRaja Alam Harimau Garangmengerahkan pasukan ke pulau ini. Setelah misi pembebasan pulau Bangka dan Pulau Belitung berhasil dengan baik, Sultan Johor dan sekutunya juga mengembangkan agama Islam di tempat kedudukannya masing-masingKotawaringindanBangkakota. Namun sayangnya hal ini tidak berlangsung lama, kemudian kembali pulau Bangka menjadi sarang kaum bajak laut.

Kesultanan Banten[sunting|sunting sumber]Karena merasa turut dirugikan dengan tidak amanya pelayaran di sekitar perairan Malaka terutama di sekitar Pulau Bangka dan Belitung, apalagi setelah dirampasnya kapal-kapal dari pedagang-pedagang dari Banten maka SultanBantenmengirimkanBupati Nusantarauntuk membasmi bajak-bajak laut yang beroperasi di sekitar kedua pulau tersebut. Setelah kedua puleu tersebut berhasil dikuasai kemudian Bupati Nusantara untuk beberapa lama memerintah Bangka dengan gelar Raja Muda. Diceritakan pula bahwaPanglima Banten,Ratu Bagusyang terpaksa mundur dari pertikaiannya denganSultan Palembang, menuju ke Bangka Kota dan wafat di sana.

Setelah Bupati Nusantara wafat, kekuasaan jatuh ke tangan putri tunggalnya dan karena putrinya ini dikawinkan denganSultan Palembang, yaitu SultanAbdurrahmanmaka dengan sendirinya pulau Bangka dan Belitung kembali menjadi kekuasaan kesultanan Palembang dari tahun(1659-1707).

Kesultanan Palembang[sunting|sunting sumber]Pada tahun1707Sultan Abdurrahman wafat, dan ia digantikan oleh putranyaRatu Muhammad Mansyur(1707-1715).

NamunRatu Anum Kamaruddinadik kandungRatu Muhammad Mansyurkemudian mengangkat dirinya sebagaiSultan Palembang, menggantikan abangnya (1715-1724), walaupun abangnya telah berpesan sebelum wafat, supaya putranyaMahmud Badaruddinmenyingkir keJohordanSiantan, sekalipun secara resmi sudah diangkat menjadiSultan Palembang.

Tetapi pada tahun1724Mahmud Badaruddin dengan bantuan Angkatan Perang dariSultan Johormerebut kembaliPalembangdari pamannya.

Kekuasaan atas pulau Bangka selanjutnya diserahkan oleh Mahmud Badaruddin kepadaWan Akup, yang sejak beberapa waktu telah pindah dariSiantanke Bangka bersama dua orang adiknyaWan AbduljabardanWan Serin.

Penemuan timah dan VOC[sunting|sunting sumber]Sekitar tahun1709diketemukantimah, yang mula-mula digali diSungai Olindi KecamatanToboalioleh orang-orangJohoratas pengalaman mereka diSemenanjung Malaka. Dengan diketemukannya timah ini, mulailah pulau Bangka disinggahi oleh segala macam perahu dari Asia maupun Eropa. Perusahaan-perusahaan penggalian timah pun semakin maju, sehinggaSultan Palembangmengirimkan orang-orangnya ke Semenanjung Negeri Tiongkok untuk mencari tenaga-tenaga ahli yang kian terasa sangat diperlukan.

Pada tahun1717mulai diadakan perhubungan dagang denganVOCuntuk penjualan timah. Dengan bantuankompeniini,Sultan Palembangberusaha membasmi bajak-bajak laut dan penyelundupan-penyelundupan timah. Pada tahun1755pemerintahBelandamengirimkan misi dagangnya kePalembangyang dipimpin olehVan Haak, yang bermaksud untuk meninjau hasil timah dan lada di Bangka. Pada sekitar tahun1722VOCmengadakan perjanjian yang mengikat denganSultan Ratu Anum Kamaruddinuntuk membelitimahmonopoli, dimana menurut laporanVan Haakperjanjian antara pemerintahBelandadanSultan Palembangberisi:

Sultan hanya menjual timahnya kepadakompeni Kompenidapat membeli timah sejumlah yang diperlukan.

Sebagai akibat perjanjian inilah kemudian banyak timah hasil pulau Bangka dijual dengan cara diselundupkan.

Selanjutnya tahun1803pemerintahBelandamengirimkan misi lagi yang dipimpin olehV.D. Bogartsdan KaptenLombart, yang bermaksud mengadakan penyelidikan dengan seksama tentang timah di Bangka.

Jajahan Inggris[sunting|sunting sumber]Perjanjian Tuntangpada tanggal 18 September1811telah membawa nasib lain bagi pulau Bangka. Pada tanggal itu ditandatanganilah akta penyerahan dari pihak Belanda kepada pihak Inggris, di mana pulauJawadan daerah-daerah takluknya,Timor,Makasar, danPalembangberikut daerah-daerah takluknya menjadi jajahan Inggris.

Rafflesmengirimkan utusannya kePalembanguntuk mengambil alihLojiBelanda diSungai Aur, tetapi mereka ditolak olehSultan Mahmud Badaruddin II, karena kekuasaan Belanda diPalembangsebelumkapitulasi Tuntangsudah tidak ada lagi.Rafflesmerasa tidak senang dengan penolakan Sultan dan tetap menuntut agarLojiSungai Aurdiserahkan, juga menuntut agar Sultan menyerahkan tambang-tambang timah di pulau Bangka danBelitung.

Pada tanggal 20 Maret1812Rafflesmengirimkan Ekspedisi kePalembangyang dipimpin oleh Jendral MayorRoobert Rollo Gillespie. NamunGillespiegagal bertemu dengan Sultan lalu Inggris mulai melaksanakan politik Divide et Imperanya.GillespiemengangkatPangeran AdipatisebagaiSultan Palembangdengan gelarSultan Ahmad Najamuddin II(tahun1812).

Sebagai pengakuan Inggris terhadapSultan Ahmad Najamuddin IIdibuatlah perjanjian tersendiri agar pulau Bangka danBelitungdiserahkan kepada Inggris. Dalam perjalanan pulang keBetawilewatMentokolehGillespie, kedua pulau itu diresmikan menjadi jajahan Inggris dengan diberi nama Duke of Island (20 Mei1812).

Kembali menjadi jajahan Belanda[sunting|sunting sumber]Kemudian atas dasarKonvensi Londontanggal13 Agustus1814,Belandamenerima kembali dari Inggris daerah-daerah yang pernah didudukinya pada tahun 1803 sebelum Napoleon menyerbu Belanda di Eropa, termasuk beberapa daerahKesultanan Palembang. Serah terima dilakukan antaraM.H. Court(Inggris) denganK. Heynes(Belanda) diMentokpada tanggal 10 Desember1816.

Kecurangan-kecurangan, pemerasan-pemerasan, pengurasan dan pengangkutan hasil timah yang tidak menentu, yang dilakukan olehVOCdan Inggris (EIC) akhirnya sampailah pada situasi hilangnya kesabaran rakyat. Apalagi setelah kembali kepadaBelanda, yang mulai menggalitimahsecara besar-besaran dan sama sekali tidak memikirkan nasib pribumi.Perang gerilyayang dilakukan diMusi Rawasuntuk melawanBelanda, juga telah membangkitkan semangat perlawanan rakyat di Pulau Bangka danBelitung.

Maka pecahlah pemberontakan-pemberontakan, selama bertahun-tahun rakyat Bangka mengadakan perlawanan, berjuang mati-matian untuk mengusirBelandadari daerahnya, di bawah pimpinanDepati Merawang,Depati Amir,Depati Bahrin, danTikalserta lainnya.

Kemudian istriMahmud Badaruddinyang karena tidak serasi berdiam diPalembangdiperkenankan suaminya menetap di Bangka dimana disebutkan bahwa istri Mahmud Badaruddin ini adalah anak dariWan Abduljabar. Sejarah menyebutkan bahwaWan Abduljabaradalah putra kedua dariAbdulhayatseorang kepercayaanSultan Johoruntuk pemerintahan diSiantan,Abdulhayatini semula adalah seorang pejabat tinggi kerajaan Tiongkok bernamaLim Tau Kian, yang karena berselisih paham lalu melarikan diri keJohordan mendapat perlindungan dari Sultan. Ia kemudian masuk agama Islam dengan sebutanAbdulhayat, karena keahliannya diangkat olehSultan Johormenjadi kepala Negeri diSiantan.

Memiliki bermacam-macam potensi yang menarik baik dari sumber alamnya maupun seni budayanya,Kabupaten Bangka ini menjadi salah satu tujuan wisata yang sangat menarik. Salah satu potensi yang menarik perhatian dan menjadi ciri bangka belitung adalah bentuk rumah asli dengan atap berbentuk limas dan bertangga sehingga disebut rumah panggung limas. tidak hanya bagi daerah dengan semboyan sepintu sedulang ini namun juga bagi propinsi kepulauan bangkabelitung.Walaupun Provinsi Bangka Belitung ini memiliki bermacam rumah adat seperti : Rumah panggung, rumah limas dan rumah. Tetapi kesamaaan dengan propinsi lain yang ada di Pulau Sumatera lain adalah model arsitekturnya yang berciri arsitektur Melayu.Terdapat tiga macam ciri arsitektur rumah adat yaitu arsitektur Melayu awal, Melayu Bubung Panjang dan Melayu Bubung Limas.Arsitektur rumah Melayu Awal berujud rumah panggung kayu dimana hampir semua bahan material yang di pakai untuk rumah ini berupa kayu, bambu, rotan, akar pohon, daun-daun atau alang-alang yang banyak tumbuh dan sangat mudah diperoleh di sekitar pemukiman.Arsitektur rumah Melayu Awal ini biasanya beratap tinggi dan sebagian atapnya miring. Saat pembangunan rumah yang berkaitan dengan tiang, masyarakat Kepulauan Bangka Belitung mengenal falsafah 9 tiang, dimana bangunan rumah yang didirikan memiliki 9 buah tiang. Tiang utama tempatnya di tengah dan didirikan pertama kali. Kemuduan atap rumah ditutup dengan daun rumbia. Sementara bagian dindingnya biasanya dibuat dari bahan pelepah/kulit kayu atau menggunakan buluh (bambu).

Bangunan Melayu Awal ini beratap tinggi di mana sebagian atapnya miring, memiliki beranda di muka, serta bukaan banyak yang berfungsi sebagai fentilasi. Rumah Melayu awal terdiri atas rumah ibu dan rumah dapur, yang berdiri di atas tiang rumah yang ditanam dalam tanah.Berkaitan dengan tiang, masyarakat Kepulauan Bangka Belitung mengenal falsafah 9 tiang. Bangunan didirikan di atas 9 buah tiang, dengan tiang utama berada di tengah dan didirikan pertama kali. Atap ditutup dengan daun rumbia. Dindingnya biasanya dibuat dari pelepah/kulit kayu atau buluh (bambu). Rumah Melayu Bubung Panjang biasanya karena ada penambahan bangunan di sisi bangunan yang ada sebelumnya, sedangkan Bubung Limas karena pengaruh dari Palembang. Sebagian dari atap sisi bangunan dengan arsitektur ini terpancung. Selain pengaruh arsitektur Melayu ditemukan pula pengaruh arsitektur non-Melayu seperti terlihat dari bentuk Rumah Panjang yang pada umumnya didiami oleh warga keturunan Tionghoa. Pengaruh non-Melayu lain datang dari arsitektur kolonial, terutama tampak pada tangga batu dengan bentuk lengkung.

Rumah limas bangka belitung sekarang ini dapat dihitung dengan jari dahulu rumah limas merupakan kebanggaan pemiliknya karena dari bentuk rumah orang akan tau siapa pemilik rumah tersebut.

Pendengar bangka belitung dulu merupakan bagian dari provinsi sumatra selatan di bawah kesultanan palembang. sehingga kebudayan dan bentuk rumah adat di bangka ada kemiripan dengan palembang.

sesuai dengan namanya Rumah panggung limas berbentuk panggung dan atapnya berbentuk limas terbuat dari kayu yang kuat seperti kayu nyato salah satu kayu yang berkualitas di bangka belitung.sedangkan di daerah palembang kayu bulian.

Pendengar sebelum indonesia merdeka rumah panggung masih banyak namun sekarang jarang sekali di temukan. Hanya beberapa rumah saja yang masih tersisa salah satunya yang berada di desa kota waringin.

Senjata tradisional

1.Parang bangka bentuknya seperti layar kapal. Alat ini digunakan terutama untuk perkelahian jarak pendek. Senjata ini mirip dengan golok di Jawa, namun ujung parang ini dibuat lebar dan berat guna meningkatkan bobot supaya sasaran dapat terpotong dengan cepat. Parang yang berdiameter sedang atau sekitar 40 cm juga dapat digunakan untuk menebang pohon karena bobot ujungnya yang lebih besar dan lebih berat.

2. Kedik adalah alat tradisional yang digunakan sebagai alat pertanian. Alat ini digunakan di perkebunan terutama di kebun lada. Dalam menggunakannya si pemakai harus berjongkok dan bergerak mundur atau menyamping. Alat ini digunakan dengan cara diletakkan pada tanah dan ditarik ke belakang. Alat ini efektif untuk membersihkan rumput pengganggu tanaman lada. Kedik biasanya digunakan oleh kaum wanita karena alatnya kecil dan relatif lebih ringan. Kedik hanya dapat digunakan untuk rumput jenis yang kecil atau rumput yang tumbuh dengan akar yang dangkal, bukan ilalang.Senjata Tradisional Dari Bangka Belitung - Jika Masyarakat Jawa memiliki senjata tradisional keris, kujang dan sebagainya. Bangka Belitung juga memiliki senjata tradisional yaitu parang, kedik dan siwar panjang.

Senjata tradisional merupakan simbolisasi yang ada disetiap daerah Indonesia(Hanya ada di indonesia yang memiliki keanekaragaman segalanya)yang memiliki makna khusus atau pesan khusus atau simbol khusus dan sebagainya. Sebagai negara Indonesia kita patut bangga dengan keberagaman ini.

Parang adalah Senjata tradisional Bangka BelitungParang hampir menyerupai golol dari betawi namun bukan golok. Parang berbentuk seperti layar kapal, yang digunakan untuk perkelahian jarak dekat. Ujung parang dibuat berat dan lebar yang mana fungsi nya untuk meningkatkan beban saat memotong sesuatu, agar sasaran dapat terpotong dengan cepat. Seprti inilah bentuk dari parang

Kedik adalah Senjata tradisional Bangka BelitungUmumnya kedik digunakan sebagai alat pertanian yang biasa digunakan untuk membersihkan rumput yang tumbuh dibawah tanaman. Fungsinya hampir sama dengan cangkul, namun kedik berukuran lebih kecil dan bentuk nya bengkok ke kiri.

Siwar Panjang adalah Senjata tradisional Bangka BelitungSeperti gambar di bawah inilah entuk dari siwar yang hampir mirip dengan badik.

Demikianlah artikel tentangSenjata Tradisional Dari Pulau Bangka Belitungdi tulis oleh Zona Bangka Belitung dengan referensi dari wikipedia.

ALAT MUSIK TRADISIONAL BANGKA BELITUNG

A. REBANA

Alat_musik_Rebana_asal_usulnya_berasal_dari_Jazirah_Arab_seperti_halnya_Rebab._Alat_musik_Rebanasendiri_biasanya_digunakan_dalam_kesenian_yang_bernafaskan_agama_Islam_seperti_hadrah_ataupun_saat_membaca_shalawat_burdah.

B. DAMBUS

Musik_bangka_tradisional_sangat_kental_sekali_dengan_budaya_melayu_nya._Salah_satu_alat_musik_kebanggaan_daerah_bangka_adalah_Dambus._Dambus_adalah_semacam_alat_seperti_gitar_tapi_memiliki_karakteristik_dan_bunyi_yang_berbeda_dengan_gitar_masa_kini._Dambus_biasanya_dipakai_untuk_mengiringi_acara2_adat,_tari-tarian_,_atau_acara_lainnya._Dambus_sebenarnya_juga_merupakan_alat_musik_daerah2_melayu_dan_timur_tengah_menurut_sejarah,_namun_dalam_perkembangan_nya_ada_yang_membedakan_dambus_bangkadengan_yang_lainnya.

C. GENDANG MELAYU

Sejenis_gendang_'dua_muka'_yang_berukuran_besar_dan_ditakrifkan_sebagai_Gendang_Melayu._Ia_mulai_berkembang_di_Negeri_Kelantan_dan_digunakan_sebagai_alat_genderang_dalam_paluan_untuk_mengiringi_teater_tradisional_serta_tarian_klasik_istana_dan_rakyat.

Tari Campak dari Bangka Balitung

INCLUDEPICTURE "https://lh4.googleusercontent.com/B3ICzq9DF26r4qEA-Z9XrYuQp5wiySVl1ZSAJIcjFa3YRyBoQ_3m5513iYBIL3lQ8O9gkCFsnXkPwJvqhb1buErMKUkOKbCYGZMjpX_Q8K276fZ9Ve8m" \* MERGEFORMATINET Tari Campak ini berasal dari daerah Kepulauan Bangka Belitung, tari mejelaskan tentang pergaulan yang menggambarkan kegembiraan kaum muda mudi. Tarian ini biasanya dibawakan berpasangan oleh laki-laki dan perempuan.Menurut cerita, tari Campak aslinya berasal dari Pulau Lingga di Riau. Tarian ini kemudian dibawa ke Bangka Belitung sekitar abad ke 18 oleh orang yang bernama Nek Campak. Mungkin karena yang mengembangkan tarian ini bernama Nek Campak, tarian ini kemudian diberi nama Tari Campak.Perkembangan mengenai Tari Campak ini pernah mengalami akulturasi dengan budaya Eropa, khususnya bangsa Portugis. Karena di masa itu Kepulauan Bangka Belitung berada dibawah jajahan Portugis. Pengaruh ini dapat dilihat dari salah satu alat musik pengiringnya yang berasal dari Eropa yaitu akordion.Budaya Eropa membawa pengaruh terhadap Tarian Campak ini dan dapat dilihat dari alat musik pengiringnya yaitu akordion. Pengaruh ini tampak juga pada busana modern Eropa yang dipakai penari perempuannya, seperti gaun panjang, topi, dan sepatu berhak tinggi. Sedangkan penari laki-laki mengenakan busana tradisional yakni kemeja, celana panjang, peci, dan selendang.

Walaupun mendapat pengaruh dari budaya Eropa, tari campak Bangka Belitung tetap merupakan tari tradisional karena memiliki nilai-nilai budaya lokal yang dipertahankan. Tari campak biasanya dibawakan untuk merayakan waktu musim panen padi. Selain itu tari yang penuh keceriaan sering dibawakan para muda mudi sepulangnya dari ume atau kebun. Dalam perkembangannya tari campak juga dipertunjukan dalam pesta-pesta adat seperti penyambutan tamu dan pernikahan.

Pagelaran tari campak selalu meriah dan menarik hati. Para penari tidak hanya menari berpasang-pasangan mengikuti irama musik, mereka juga melantunkan pantun. Mereka saling berbalas pantun sampai akhirnya penari laki-laki merasa kalah. Uniknya, setelah kalah membalas pantun penari laki-laki harus memberikan uang kepada penari perempuan. Kemeriahan gerak tari dan lantunan pantun yang dibawakan oleh para penari tari campak diiringi oleh alat musik tradisional seperti gong dan gendang serta alat musik modern Eropa yaitu akordion dan biola.