baitul maal

20
BAITUL MAAL & ORGANISASI PENGELOLA ZAKAT Presented by : Annisyah Rasyidah Dhedy Ana Mei Saramawati Eka Rahmawati S Khairul Fuad Ridho Pradigdho

Upload: kiekoameliasaja

Post on 24-Dec-2015

41 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Slide 1

BAITUL MAAL &ORGANISASI PENGELOLA ZAKATPresented by :Annisyah RasyidahDhedy Ana Mei SaramawatiEka Rahmawati SKhairul FuadRidho Pradigdho

BAITUL MAAL

Bait = Rumah, Al- maal = Harta

Rumah untuk mengumpulkan atau menyimpan harta

Secara Terminologi adalah lembaga atau pihak yang mempunyai tugas khusus menangani segala harta umat, baik berupa pendapatan maupun pengeluaran negara (Zallum, 1983)

MASA RASULULLAH SAW (1-11 H)Sudah Ada, ketika kaum muslimin mendapatkan ghanimah pada perang badarAl Anfaal ayat 1 landasan hukum tentang pembagian harta rampasan dan menetapkannya sebagai hak seluruh kaum musliminSedangkan untuk pembagiannya, Allah Memberikan wewenang pada RasulullahBelum Begitu Banyak, sehingga selalu habis untuk dibagi-bagikan belum ada tempat Khusus

Abu Bakar Ash Shiddiq (11-13 H/632-634 M) Pada tahun perama, masih sama seperti pada zaman RasulullahPada tahun kedua, merintis embrio baitul maal menyiapkan karung atau kantung dirumahnyaMasih Berdagang meskipun telah menjadi Khalifah, dan mengembalikan 8000 dirham haknya ke baitul maal setelah meninggal

Umar Bin Khathab (13-23 H/635-644 M)Hanya menemukan 1 Dinar setelah wafatnya abu bakarSetelah menaklukkan Kisra (Persia) dan Qhaishar (Romawi), semakin banyak harta yang mengalir ke kota madinahMembangun sebuah rumah khusus untuk menyimpan harta, membentuk diwan-diwannya (kantor-kantornya), mengangkat para penulisnya, menetapkan gaji-gaji dari harta Baitul Mal, serta membangun angkatan perang. Kadangkadang ia menyimpan seperlima bagian dari harta ghanimah di masjid dan segera membagibagikannya.

Utsman bin Affan (23-35H/644-656 M)Kondisi yang sama juga berlaku pada masa Utsman bin Affan. Namun, karena pengaruh yang besar dan keluarganya, tindakan Usman banyak mendapatkan protes dari umat dalam pengelolaan Baitul MalDalam hal ini, lbnu Saad menukilkan ucapan Ibnu Syihab Az Zuhri (51-123 H/670-742 M), seorang yang sangat besar jasanya dalam mengumpulkan hadis, yang menyatakan, Usman telah mengangkat sanak kerabat dan keluarganya dalam jabatan-jabatan tertentu pada enam tahun terakhir dari masa pemerintahannya. Ia memberikan khumus (seperlima ghanimah) kepada Marwan, yang kelak menjadi Khalifah ke-4 Bani Umayyah, memerintah antara 684-685 M, dari penghasilan Mesir serta memberikan harta yang banyak sekali kepada kerabatnya dan ia (Usman) menafsirkan tindakannya itu sebagai suatu bentuk silaturahmi yang diperintahkan oleh Allah SWT. Ia juga menggunakan harta dan meminjamnya dari Baitul Mal sambil berkata, Abu Bakar dan Umar tidak mengambil hak mereka dari Baitul Mal, sedangkan aku telah mengambilnya dan membagi-bagikannya kepada sementara sanak kerabatku. Itulah sebab rakyat memprotesnya. (Dahlan, 1999).

Ali bin Abi Thalib (35-40 H/656-661 M)

Pada masa pemerintahan Ali bin Abi Talib, kondisi Baitul Mal ditempatkan kembali pada posisi yang sebelumnya. Ali, yang juga mendapat santunan dari Baitul Mal, seperti disebutkan oleh lbnu Kasir, mendapatkan jatah pakaian yang hanya bisa menutupi tubuh sampai separo kakinya, dan sering bajunya itu penuh dengan tambalan.

Ketika berkobar peperangan antara Ali bin Abi Talib dan Muawiyah bin Abu Sufyan (khalifah pertama Bani Umayyah), orang-orang yang dekat di sekitar Ali menyarankan Ali agar mengambil dana dari Baitul Mal sebagai hadiah bagi orang-orang yang membantunya. Tujuannya untuk mempertahankan diri Ali sendiri dan kaum muslimin. Mendengar ucapan itu, Ali sangat marah dan berkata, Apakah kalian memerintahkan aku untuk mencari kemenangan dengan kezaliman? Demi Allah, aku tidak akan melakukannya selama matahari masih terbit dan selama masih ada bintang di langit.(Dahlan, 1999)

KEUANGAN PUBLIK ZAMAN RASULULLAH

Sumber-sumber Pendapatan Negara padaMasaRasulullah Saw

Dari KaumMusliminDari Kaum Non-MuslimUmum (Primer danSekunder)Zakat Ushr (5-10%)Ushr (2,5%)Zakat FitrahWakafAmwalFadilahNawaibSedekah LainKhumsJizyahKharajUshr (5%)GhanimahFaiUang TebusanPinjaman dari kaum Muslimin dan Non-MuslimHadiah dari pemimpin atau pemerintah negara lain

Sumber-sumberPengeluaran Negara padaMasaPemerintahanRasulullah Saw.

PrimerSekunderBiaya pertahanan seperti persenjataan, unta dan persediaanPenyaluran zakat dan ushr kepada yang berhak menerimanya menurut ketentuan Al-Quran, trmasuk para pemungut zakatPembayaran gaji untuk wali, qadi, guru, imam, muadzin, dan pejabat negara lainnyaPembayaran upah para sukarelawanPembayaran utang negaraBantuan untuk musafir (dari daerah fadak)Bantuanuntuk orang yang belajar agama di MadinahHiburanuntukparadelegasikeagamaanHiburanuntukparautusansukudannegarasertabiayaperjalananmerekaHadiahuntukpemerintahnegara lainPembayaranuntukpembebasankaum Muslim yang menjadibudakPembayarandendaatasmereka yang terbunuhsecaratidaksengajaolehpasukankaumMusliminPembayaranutang orang yang meninggaldalamkeadaanmiskinPembayarantunjanganuntuk orang miskinTunjanganuntuksanaksaudaraRasulullahPengeluaranrumahtanggaRasulullah saw. (hanyasejumlahkecil, 80 butirkurmadan 80 butirgandumuntuksetiapistrinya)Persediaandarurat (sebagiandaripendapatanKhaibar)

KEUANGAN PUBLIK ZAMAN ABU BAKAR RA.

Hasil pengumpulan zakat dijadikan sebagai pendapatan negara dan disimpan dalam Baitul mal untuk langsung dibagikan kepda kaum Muslimin hingga tdk ada yg tersisa. (Prinsip Kesamarataan).

KEUANGAN PUBLIK ZAMAN UMAR RA

Seiring perluasan wilayah, pendapatan mengalami peningkatan yang sangat signifikan.Penggunaan pendapatan secara benar, efektif, dan efisien. Sehingga berdasarkan hasil musyawarah penggunaan harta Baitul Mal tidak dihabiskan sekaligus akan tetapi dikeluarkan secara bertahap dan dibentuk dana cadangan.Fungsi baitul mal dikembangkan sehingga menjadi lembaga yang regular dan permanen. Baiul mal yang dilengkapi dgn sistem yg baik dan rap iadlh kontribusi terbesar Khalifah UmarPendirian bangunan Baitul mal di MadinahHarta Baitul Mal dianggap sbg harta kaum Muslimin, sedangkan khalifah dan para amil hanya berperan sbg pemegang amanah. Negara bertanggung jawab menyediakan makanan bagi para janda, anak2 yatim, anak2 terlantar; membiayai penguburan orang2 miskin; membayar utang orang2 yang bangkrut; membayar uang diyat utk kasus2 tertentu; memberikan pinjaman tanpa bunga untuk tujuan komersial

Membuat tunjangan untuk :

PENERIMAJUMLAHAisyahdan Abbas ibn Abdul MuthalibPara istriNabiselainAisyahAli, Hasan, Husain danparapejuangBadarPara pejuangUhuddanmigrankeAbysiniaKaumMuhajirinsbelumperistiwaFathulMakkahPutra2 parapejuangBadar, orang2 yang memeluk Islam ketikaterjadiperistiwaFathulMakkah, ank2 kaumMuhajirindanAnshar, parapejuangperangQadisiyyah, Uballa, dan orang2 yang menghadiriperjanjianHudaibiyahMasing2 12.000 dirhamMasing2 10.000 dirhamMasing2 5.000 dirhamMasing2 4.000 dirhamMasing2 3.000 dirhamMasing2 2.000 dirham

Orang2 Makkah yang bukan termasuk kaum Muhajirin mendapat tunjangan 800 dirham; warga madinah 25 dinar; kaum Muslimin yg tinggal di Yaman, Syria dan Irak memperoleh tunjangan sebesar 200-300 dirham; serta anak2 yg baru lahir dan yang tidak diakui masing2 dapat 100 dirham.

ORGANISASI PENGELOLA ZAKATOrganisasi pengelola zakat adalah institusi yang bergerak di bidang pengelola zakat, infaq dan sedekah.Sedangkan definisi pengelola zakat menurut UU no.23 tahun 2011 adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pengoordinasian dalam pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.

LANDASAN HUKUMKeputusan Menteri Agama RI No. 373 Tahun 2003 tentang Pelaksanaan UU No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat

Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji D/29 Tahun 2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan ZakatUU No. 23 Tahun 2011 tentangPengelolaan zakat

15

KLASIFIKASI OPZ

BadanAmil ZakatLembaga Amil Zakat

Pembentukan LAZ harus mendapat izin Menteri atau pejabat yang ditunjuk oleh menteri, Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya diberikan apabila memenuhi persyaratan paling sedikit: Terdaftar sebagai organisasi kemasyarakatan Islam yang mengelola bidang pendidikan, dakwah, dan sosial; Berbentuk lembaga berbadan hukum; Mendapat rekomendasi dari BAZNAS; Memiliki pengawas syariat; Memiliki kemampuan teknis, administratif, dan keuangan untuk melaksanakan kegiatannya; Bersifat nirlaba; Memiliki program untuk mendayagunakan zakat bagi kesejahteraan umat; danBersedia diaudit syariat dan keuangan secara berkala.

ISU KONTEMPORER........Potensi Disfungsi Baznas Pasca UU Pengelolaan ZakatDominasiPengaturantentang KelembagaanKemandirian Setengah HatiPersoalan Lembaga Pemerintah Non-StrukturalPotensi Implikasi Kelembagaan BaznasMenuju Pengelolaan Zakat yang PartisipatifRealisasi Zakat Pengurang PajakZakat Yang TerintegrasiWorld Zakat Forum (WZF)menyiapkan program dan melakukan kerja sama dengan pemangku kepentingan (stakeholders) zakat internasional, mengimbau semua negara muslim untuk mengakomodasi dan memberlakukan regulasi dan mengimplementasikan zakat sebagai pengurang pajak.

8 Poin penting PSAK 109 tentang ZAKAT1) Biaya iklan / promosi yang dilakukan oleh OPZ 2) Penyaluran zakat yang tidak langsung diterima mustahik 3) Penyaluran dalam bentuk aset kelolaan oleh amil 4) Penyaluran zakat kepada yayasan sosial 5) Penyaluran zakat dalam bentuk pinjaman atau dana bergulir 6 )Investasi dana zakat 7) penyajian laporan dana non halal dan 8) Pengaturan zakat perusahaan.