badan meteorologi klimatologi dan geofisika...
TRANSCRIPT
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
BMKG Jl. Sisingamangaraja No. 1 Nabire Telp. (0984) 22559,26169 Fax (0984) 22559
IDENTIFIKASI CUACA TERKAIT HUJAN LEBAT
DUA HARI BERTURUT-TURUT (53.4 mm & 85.4 mm) DI NABIRE
TGL 11 & 12 JULI 2017
I. INFORMASI KEJADIAN
KEJADIAN Telah terjadi hujan lebat dua hari berturut – turut tanggal 11 Juli 2017 sekitar pukul
21.00 – 08.00 WIT & tanggal 12 Juli 2017 sekitar pukul 17.00 – 06.00 WIT di
wilayah Kota Nabire dan sekitarnya.
LOKASI Kota Nabire dan sekitarnya
TANGGAL 11 & 12 Juli 2017
DAMPAK Hujan lebat dua hari berturut - turut yang terjadi (± 12 jam) tersebut menyebabkan
beberapa genangan air di sekitar ruas jalan di Kota Nabire.
II. DATA CURAH HUJAN
Data Curah Hujan Curah Hujan Terukur (mm) Keterangan
Stasiun Meteorologi Nabire 53.4 mm
85.4 mm
Hujan Lebat
Hujan Lebat
III. ANALISA METEOROLOGI
INDIKATOR KETERANGAN
1. Matahari
Tgl 11 & 12 Juli 2017
Berdasarkan gambar gerak semu matahari, tanggal 11 & 12 Juli
2017 terlihat posisi matahari berada di Belahan Bumi Utara
(BBU). Hal ini berarti radiasi matahari akan lebih banyak
diterima di daerah BBU dibandingkan dengan di deaerah BBS.
Hal ini dapat menimbulkan pemanasan yang lebih banyak di
daerah BBU yang dapat berakibatkan pada penurunan tekanan
dan peningkatan awan – awan konvektif di daerah BBU.
2. ENSO (El Nino – South Osciilation)
Tgl 11 & 12 Juli 2017
Berdasarkan data indeks Nino 3.4 tanggal 11 & 12 Juli 2017
yang bernilai + 0.56 dan data SOI tanggal 11 & 12 Juli 2017
yang bernilai -4.6 s/d -4.5, maka dapat dikatakan bahwa pada
tanggal 11 & 12 Juli 2017, menunjukkan potensi penguapan dan
perawanan di wilayah Benua Maritim Indonesia cukup tinggi
dan kurangnya potensi hujan di wilayah Benua Maritim
Indonesia , terutama di bagian timur.
3. MJO (Madden – Julian Oscillation)
Tgl 11 & 12 Juli 2017
Berdasarkan data diagram fase MJO pada tanggal 11 & 12 Juli
2017 yang berada tengah lingkaran, sehingga tidak
mempengaruhi kondisi curah hujan di sekitar wilayah Indonesia.
4. SST (Sea Surface Temperature)
Tgl 11 & 12 Juli 2017
Data model analisis SST tanggal 11 & 12 Juli 2017
menunjukkan bahwa suhu muka laut di wilayah perairan
Indonesia cukup hangat berkisar 27 – 32 °C. Analisis anomali
SST bernilai positif (+0.5) – (+1.0)°C di sekitar perairan Nabire.
Kondisi ini menunjukkan potensi penguapan yang cukup tinggi
sehingga kadar uap air tersedia cukup banyak di sekitar wilayah
tersebut.
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
5. OLR (Outgoing Longwave Radiation)
Tgl 11 & 12 Juli 2017
Berdasarkan hasil analisis Outgoing Longwave Radiation (OLR)
tanggal 11 & 12 Juli 2017 nilai anomali OLR disekitar wilayah
Nabire : -10 W/m2 s/d -50 W/m2. Anomali OLR bernilai negatif
menandakan tutupan awan cenderung lebih dari rata-rata
klimatologisnya.
6. Pola Tekanan Udara
Tgl 11 & 12 Juli 2017
Berdasarkan gambar MSLP analysis dari tanggal 11 & 12 Juli
2017 pukul 00.00 UTC terlihat bahwa secara umum wilayah
Indonesia bagian utara terdapat pola gangguan cuaca yakni 2
(dua) daerah tekanan rendah 1010 hpa (Low Pressure). Hal
tersebut menandakan bahwa kondisi yang mendukung aktifnya
pergerakan massa udara dari wilayah Indonesia bagian selatan
menuju wilayah Indonesia bagian utara. Hal ini menyebabkan
massa udara bergerak dari BBS (daerah bertekanan lebih tinggi)
menuju BBU (daerah bertekanan lebih rendah).
7. Pola Arus Angin (Streamline)
Tgl 11 & 12 Juli 2017
Berdasarkan peta gradient wind analysis tgl 11 & 12 Juli 2017
pukul 00.00 & 12.00 UTC menunjukkan diatas terlihat adanya
pergerakan angin yang membawa massa udara dingin dari
samudera Pasifik, yang menyebabkan terjadi pola Eddy
(sirkulasi daerah tertutup) disebelah timur perairan Papua
Nugini, pola konvergensi & pola shearline (belokan angin)
disekitar wilayah Nabire, yang dapat berperan untuk
pembentukan awan – awan konvektif penghasil hujan lebat.
8. Kelembaban Relatif
Tgl 11 & 12 Juli 2017
Berdasarkan data kelembaban relatif tanggal 11 Juli 2017 pada
lapisan 850, 700, 500 & 200 mb pukul 12.00 & 18.00 UTC
wilayah Nabire yaitu
Lapisan RH Pukul 12.00 UTC Pukul 18.00 UTC
850 mb 90 % 80 %
700 mb 70 % 80 %
500 mb 60 % 70 %
200 mb 90 % 70 %
Berdasarkan data kelembaban relatif tanggal 12 Juli 2017 pada
lapisan 850, 700, 500 & 200 mb pukul 12.00 & 18.00 UTC
wilayah Nabire yaitu
Lapisan RH Pukul 12.00 UTC Pukul 18.00 UTC
850 mb 80 % 80 %
700 mb 80 % 80 %
500 mb 90 % 90 %
200 mb 100 % 90 %
Kelembaban relatif berkisar 60 – 100%. Dapat disimpulkan
bahwa pada saat kejadian hujan lebat dua berturut - turut,
kondisi udara basah hingga lapisan 200 mb, sangat berpotensi
untuk perbentukan awan-awan konvektif di sekitar wilayah
Nabire.
9. Citra Satelit
Tgl 11 & 12 Juli 2017
Berdasarkan gambar satelit Himawari 8 EH pada tanggal 11 Juli
2017 yang diambil mulai 12.00 s/d 23.00 UTC (21.00 s/d 08.00
WIT) & pada tanggal 12 Juli 2017 yang diambil mulai 08.10 s/d
21.00 UTC (17.00 s/d 06.00 WIT) memperlihatkan terdapatnya
awan-awan konvektif tunggal (awan hujan) meluas tepat diatas
wilayah Nabire. Terlihat kumpulan awan konvektif tersebut
bergerak masuk ke wilayah Nabire berasal dari arah timur
hingga selatan area pergunungan perbukitan di Nabire. Dari
klasifikasi jenis awan diketahui awan yang terbentuk adalah
awan Cumulonimbus (Cb) yang dapat diketahui berdasarkan
suhu puncak awan pada counter line satelit Himawari 8 EH yaitu
(-75) s/d (-80) 0C yang berpotensi menimbulkan hujan dengan
intensitas sedang hingga lebat. Kumpulan awan Cumulunimbus
tersebut bergerak menuju wilayah Nabire pada jam 08.10 UTC.
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa :
Secara analisis global, hujan lebat dua hari berturut – turut yang terjadi di wilayah kota Nabire dan
sekitarnya dipengaruhi OLR, Indeks ENSO serta kondisi SST yang cukup hangat.
Terdapat pola gangguan cuaca yakni 2 (dua) daerah tekanan rendah 1010 hpa (Low Pressure). Hal
tersebut menandakan bahwa kondisi yang mendukung aktifnya pergerakan massa udara dari wilayah
Indonesia bagian selatan menuju wilayah Indonesia bagian utara
Adanya pola Eddy (sirkulasi daerah tertutup) di sebelah timur perairan Papua Nugini, pola
konvergensi & pola shearline (belokan angin) di sekitar wilayah Nabire yang menyebabkan
terjadinya pembentukan awan – awan konvektif penghasil hujan.
Kelembaban relatif (RH) pada lapisan 850, 700, 500 & 200 mb bernilai 60 - 100%. Hal ini
menunjukkan bahwa pada saat kejadian hujan lebat kondisi udara basah hingga lapisan 200 mb,
sangat berpotensi untuk perbentukan awan-awan konvektif diatas wilayah Nabire
Dari klasifikasi jenis awan diketahui awan yang terbentuk adalah awan Cumulonimbus (Cb) yang
dapat diketahui berdasarkan suhu puncak awan pada counter line satelit Himawari 8 EH yaitu (-75)
s/d (-80) 0C yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
V. PROSPEK KEDEPAN
Untuk 3 (tiga) hari ke depan, wilayah Nabire masih berpotensi terjadinya hujan dengan intensitas ringan
hingga sedang terutama pada malam hari dan pagi hari
VII. PERINGATAN DINI
NIHIL
LAMPIRAN
Gambar 1. Track MJO & OLR tanggal 11 & 12 Juli 2017
(Sumber : www.bom.gov.au)
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
Gambar 2. Grafik Indeks Nino 3.4 dan SOI tanggal 11 & 12 Juli 2017
(Sumber : www.bom.gov.au)
Gambar 3. Analisa streamline pukul 00.00 & 12.00 UTC tanggal 11 & 12 Juli 2017
(Sumber : www.bom.gov.au)
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
Gambar 4. Analisa MSLP tanggal 11 & 12 Juli 2017
(Sumber : www.bom.gov.au)
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
Gambar 5. Citra Satelit Himawari 8 EH pukul 12.00 s/d 23.00 UTC tanggal 11 Juli 2017
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
Gambar 6. Citra Satelit Himawari 8 EH pukul 08.10 s/d 21.00 UTC tanggal 12 Juli 2017
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
Gambar 7. RH Lapisan 850, 700, 500 & 200 mb pukul 12.00 & 18.00 UTC tanggal 11 Juli 2017
(Sumber : bom.gov.au/)
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
Gambar 8. RH Lapisan 850, 700, 500 & 200 mb pukul 12.00 & 18.00 UTC tanggal 12 Juli 2017
(Sumber : bom.gov.au/)
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
Gambar 9. Analisa SST & Anomali SST tanggal 11 & 12 Juli 2017
(Sumber : bom.gov.au/)
Gambar 10. Peredaran Matahari tanggal 11 & 12 Juli 2017
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE