bab l pendahuluan 1.1 latar belakangeprints.umm.ac.id/46669/2/bab l.pdfkalimantan, brunei darussalam...

29
1 BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asia Tenggara merupakan wilayah pusat dari bangsa melayu yang sudah ada di Asia Tenggara antara 3000- 1500 SM yang diketahui sebagai Melayu Tua dan Melayu Baru pada 500 SM. Melayu di wilayah Asia Tenggara tersebar di berbagai Wilayah tersebar di daerah Selat Malaka, Riau, Kepulauan Riau, Sumatra, Kalimantan, Brunei Darussalam dan Malaysia. 1 Berkembangnya Melayu di Asia Tenggara banyak mempengaruhi aspek- aspek kehidupan, terutama untuk Indonesia melayu sudah menjadi bagian dari budaya nasional dan bahasa Melayu menjadi bahasa pemersatu bahasa Indonesia. Selain Indonesia di negara Asia Tenggara seperti Malaysia dan Brunei Darussalam menggunakan Melayu sebagai identitas dan landasan di negaranya, dan pengaruh Melayu ini dapat dilihat melalui bahasa, agama (Islam), serta seni dan adatnya. 2 Memiliki peran yang besar di Asia Tenggara tersebutlah yang mendorong pemerintahan Provinsi Riau untuk menggunakan budaya Melayu sebagai identitas dan branding daerahnya. Pemerintah Riau menggunakan Melayu sebagai identitas daerah karena pada dasarnya Melayu adalah identitas yang lahir di tanah Riau. Dalam sejarahnya 1 Prof. H. Suwardi MS, “ Dari Melayu Ke Indonesia”, Penerbit Pustaka Pelajar, ISBN: 978-602- 8300-18-6, Yogyakarta, 2008. 2 Drs. Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D, “Melayu : Dari Lingua Franca Ke Cultura Franca”, Universita Sumatera Utara, diakses dalam https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Takari/publication/256730080_MELAYU_DA RI_LINGUA_FRANCA_KE_CULTURA_FRANCA/links/00b7d523afa75aae10000000/MELAY U-DARI-LINGUA-FRANCA-KE-CULTURA-FRANCA.pdf?origin=publication_detail

Upload: others

Post on 08-Nov-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/46669/2/BAB l.pdfKalimantan, Brunei Darussalam dan Malaysia.1 Berkembangnya Melayu di Asia ... Riau merupakan tanah lahirnya budaya,

1

BAB l

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asia Tenggara merupakan wilayah pusat dari bangsa melayu yang sudah

ada di Asia Tenggara antara 3000- 1500 SM yang diketahui sebagai Melayu Tua

dan Melayu Baru pada 500 SM. Melayu di wilayah Asia Tenggara tersebar di

berbagai Wilayah tersebar di daerah Selat Malaka, Riau, Kepulauan Riau, Sumatra,

Kalimantan, Brunei Darussalam dan Malaysia.1 Berkembangnya Melayu di Asia

Tenggara banyak mempengaruhi aspek- aspek kehidupan, terutama untuk

Indonesia melayu sudah menjadi bagian dari budaya nasional dan bahasa Melayu

menjadi bahasa pemersatu bahasa Indonesia. Selain Indonesia di negara Asia

Tenggara seperti Malaysia dan Brunei Darussalam menggunakan Melayu sebagai

identitas dan landasan di negaranya, dan pengaruh Melayu ini dapat dilihat melalui

bahasa, agama (Islam), serta seni dan adatnya.2 Memiliki peran yang besar di Asia

Tenggara tersebutlah yang mendorong pemerintahan Provinsi Riau untuk

menggunakan budaya Melayu sebagai identitas dan branding daerahnya.

Pemerintah Riau menggunakan Melayu sebagai identitas daerah karena

pada dasarnya Melayu adalah identitas yang lahir di tanah Riau. Dalam sejarahnya

1Prof. H. Suwardi MS, “ Dari Melayu Ke Indonesia”, Penerbit Pustaka Pelajar, ISBN: 978-602-

8300-18-6, Yogyakarta, 2008. 2 Drs. Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D, “Melayu : Dari Lingua Franca Ke Cultura Franca”,

Universita Sumatera Utara, diakses dalam

https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Takari/publication/256730080_MELAYU_DA

RI_LINGUA_FRANCA_KE_CULTURA_FRANCA/links/00b7d523afa75aae10000000/MELAY

U-DARI-LINGUA-FRANCA-KE-CULTURA-FRANCA.pdf?origin=publication_detail

Page 2: BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/46669/2/BAB l.pdfKalimantan, Brunei Darussalam dan Malaysia.1 Berkembangnya Melayu di Asia ... Riau merupakan tanah lahirnya budaya,

2

Riau merupakan daerah kerajaan Melayu utama dan pusat dari kekuasaanya yang

tersebar hingga wilayah Johor yang merupakan bagian dari Malaysia. Selain itu

Riau merupakan tanah lahirnya budaya, kebiasaan dan adat istiadat Melayu3. Selain

itu juga bahasa melayu berasal dan berkembang dari pulau sumatera yang dimana

Provinsi Riau merupakan bagiannya, sehingga hal tersebut menunjukan Riau tidak

hanya kaya akan budaya melayunya namun juga tempat lahir dan tanah kampung

halaman Melayu. Branding Riau sebagai tanah tumpah darah Melayu selain jati diri

dan kebudayaan , Riau merupakan wilayah pusat kerajaan Melayu di Selat Malaka

yaitu Kerajaan Melaka sebelum masa kolonialisme4.

Melalui branding Riau The Homeland Of Melayu, diharapkan dapat

membangun Provinsi Riau serta dapat menjadi pusat kebudayaan melayu di Asia

Tenggara. Cita- cita tersebut dapat dicapai Provinsi setelah adanya otonomi daerah,

yang mendorong setiap daerah Indonesia untuk perencanaan pembangunan dengan

sebuah Branding daerah dengan melihat potensi dan sumber daya saing masing

masing daerah. Setelah keluar nya UU Nomor 22 Tahun 1999 yang berisikan

pemberian keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah,

Dan keluar nya PP Nomor 25 Tahun 2000 yang merupakan peraturan yang

menyatakan penyelanggaraan dari UU No 22 Tahun 1999. Dan setelahnya

pemerintah Provinsi Riau mengeluarkan Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 36

3 Timothi J, Moy, “The” Sejarah Melayu” tradition of power and political structure: An assesment

of relevant sections oof the “Tuhfat Al- Nafis”, Jurnal, Journal of the Malaysian Branch of the Royal

Asiatic Society, Vol. 48, No. 2 (228) (1975), pp. 64-78 4 Wawancara penulis dengan Seksi Diplomasi Budaya Dinas Kebudayaan Provinsi Riau, Tengku

Arifin,S.E, 17 Januari 2019

Page 3: BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/46669/2/BAB l.pdfKalimantan, Brunei Darussalam dan Malaysia.1 Berkembangnya Melayu di Asia ... Riau merupakan tanah lahirnya budaya,

3

Tahun 2001 yang berisikan pola dasar untuk pembangunan daerah Provinsi Riau5.

Melalui peraturan daerah Provinsi Riau No 36 tahun 2001 dapat dilihat bahwa

otonomi daerah sebagai momentum bagi Provinsi Riau untuk menggunakan

identitas Melayu sebagai visi dari pembangunan daerahnya.

Adanya otonomi daerah Provinsi Riau dapat melakukan pembangunan

daerah menggunakan identitas Melayu dengan strategi pemerintah yang lebih

akuntabel, responsif dan profesional untuk mencapai tujuan daerah menjadikan

Riau Pusat Kebudayaan Melayu di Asia Tenggara. Dalam pembangunan daerah

terdapat dua perspektif yang mempengaruhinya yaitu sebagai bentuk respon untuk

kebutuhan eksternal dan untuk respon kebutuhan internal. Bahwasanya

pembangunan daerah ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing suatu daerah

yang akan berdampak pada kesejahteraan daerah tersebut.6

Meningkatkan daya saing suatu daerah dapat dilakukan dengan perencanaan

yang strategis, seperti melalui pelaksanaan branding daerah. Branding yang

dilakukan daerah haruslah menggunakan keunggulan yang dimiliki daerah

sehingga berbeda dari daerah lain, maka dengan membentuk Brand Image suatu

daerah diharapkan akan membantu pembangunan daerah. Oleh karena itu keunikan

serta keaslian branding suatu daerah dapat menjadi faktor yang kuat untuk

mencapai keberhasilan suatu branding, dengan keberhasilan branding dapat

menjadikan suatu daerah lebih unggul dari yang lain. Serta dengan pengelolaan

5 DR. M. Mas’ud Said, “ Arah Baru Otonomi Daerah Di Indonesia”, UMM Press, ISBN(10) : 978-

3602- 64- 3, Malang, 2005. 6 Ibid

Page 4: BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/46669/2/BAB l.pdfKalimantan, Brunei Darussalam dan Malaysia.1 Berkembangnya Melayu di Asia ... Riau merupakan tanah lahirnya budaya,

4

branding daerah yang baik, dapat menguntungkan dalam pembangunan daerah baik

itu ekonomi, sosial dan budaya.7

Branding yang memiliki karakteristik dan identitas dapat diidentifikasi dan

dijelaskan sebagai karakteristik utama daerah tersebut sehingga sangatlah penting.

Sebagaimana mestinya dilakukannya Branding daerah haruslah melihat potensi dan

keuntungan yang akan di dapatkan dari branding tersebut, sehingga daerah tersebut

dapat memposisikan tujuan dari branding yang dilakukan. Branding daerah pada

era globalisasi ini haruslah memiliki dampak global dan tidak hanya berdampak di

dalam negeri saja. Sehingga branding yang dapat membangun identitas dan citra

positif daerah secara otomatis memberikan daerah tersebut karakteristik yang dapat

diidentifikasi oleh masyarakat baik domestik dan internasional.8

Identitas dan karakteristik yang unik serta berbeda merupakan hal utama

yang dilakukan untuk branding daerah seperti yang dilakukan pemerintah Provinsi

Riau melalui identitas Melayu sebagai produk branding daerahnya. Wilayah Riau

ini merupakan Provinsi di pulau Sumatera yang kaya dengan beragam budaya

Melayu di dalam nya dan disebut juga sebagai Tanah Tumpah Darah Melayu.

Budaya Melayu yang terdapat di Provinsi Riau sangat berhubungan erat degan

kebiasaan kebiasaan yang dilakukan masyarakat Riau. Dan kesenian yang terdapat

di Riau ini sangat kompleks , dimana kesenian melayu Riau ini terdapat yang

7Syafrizal Helmi, “Regional Branding: Strategi memasarkan Daerah”, Universitas Sumatera Utara,

2017, diakses dalam

https://www.researchgate.net/publication/44294314_Regional_Branding_Strategi_Memasarkan_D

aerah?enrichId=rgreq-e0896d39f5de873384cc76e8d15c4dd2-

XXX&enrichSource=Y292ZXJQYWdlOzQ0Mjk0MzE0O0FTOjQ3NjE4MTA0NTc0NzcxM0Ax

NDkwNTQxODE2ODQ5&el=1_x_2&_esc=publicationCoverPdf 8 Bambang Widodo, “ Strategi pencitraan kota ( City Branding ) berbasis kearifan lokal (Studi Kasus

di Kota Solo, Jawa Tengah dan Kabupaten Badung, Bali)”, Jurnal, Vol 11, No 2 (2018), ejournal.uin-

suska.ac.id

Page 5: BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/46669/2/BAB l.pdfKalimantan, Brunei Darussalam dan Malaysia.1 Berkembangnya Melayu di Asia ... Riau merupakan tanah lahirnya budaya,

5

bersifat tradisional yang berpusat di pedesaan serta kesenian bersifat kontemporer

bersifat diperkotaan, serta banyaknya peninggalan bersejarah kesultanan melayu9.

Pemerintah Riau menggunakan kebudayaan Melayu sebagai branding

daerah karena terdapat potensi yang besar dilihat dari kondisi geografis serta

peluang Riau dengan keeratan identitas Melayu dengan negara tetangga yang

sangat relevan dengan Provinsi Riau yang juga merupakan daerah tanah Melayu.

Karena apabila perencanaan suatu daerah tidak relevan dan tidak sesuai dengan

kondisi sosial budaya akan sering kali mengalami kegagalan. Selain bahasa melayu

yang merupakan bahasa pemersatu Republik Indonesia Provinsi Riau memiliki

beragam budaya Melayu yang menjadikan penggunaan Melayu dalam branding

relevan dengan kondisi sosial budaya Riau. Branding daerah pemerintah Riau

melalui Homeland Of Melayu merupakan produk branding untuk mempromosikan

daerah Riau yang kaya akan budaya melayunya. Branding Riau The Homeland Of

Melayu juga merupakan potensi yang besar untuk pemerintah Riau kedepannya

dapat memperkuat perekonomian masyarakat Riau karena bersifat berkelanjutan.

Adapun makna yang terdapat di dalam Riau the Homeland of Melayu adalah

wilayah Provinsi Riau merupakan tanah tumpah darah Melayu dengan

menggunakan lambang perahu lancang kuning yang menggambarkan kejayaan dan

kekuasaan melayu yang terdapat dalam Visi Riau 2020 yang menyebutkan cita- cita

besar Provinsi Riau adalaha untuk menjadi pusat perekonomian dan kebudayaan

9 Berlianti Munir, “ Branding Riau The Homeland Of Melayu dalam mempromosikan pariwisata

Provinsi’ Riau”, Universitas Riau.

Page 6: BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/46669/2/BAB l.pdfKalimantan, Brunei Darussalam dan Malaysia.1 Berkembangnya Melayu di Asia ... Riau merupakan tanah lahirnya budaya,

6

melayu dalam lingkungan masyarakat yang agamis, sejahtera lahir batin di

kawasan Asia Tenggara.10

Branding Riau The Homeland Of Melayu yang dilakukan pemerintah ini

bertujuan untuk dapat menjadikan Riau sebagai pusat kebudayaan Melayu di Asia

Tenggara yang sesuai dengan Visi 2020 Riau, dimana melihat banyak negara

tetangga yang merupakan negara serumpun Melayu. Dimana hal tersebut mengacu

pada sejarah pada kerajaan melayu yang daerah kekuasaannya meliputi Malaysia,

Singapura, dan Riau. Daerah Riau sendiri merupakan wilayah basis ekonomi serta

politik dalam kerajaan melayu, sehingga secara bahasa, budaya, adatistiadat, sosial,

norma dan nilai sama dengan negara rumpun melayu lainnya yang masih memiliki

ikatan kekeluargaan yang kuat berdasarkan akar sejarah11. Menggunakan budaya

melayu sebagai identitas branding daerah Provinsi Riau memberikan potensi yang

besar dengan positioning target negara negara tetangga yang memungkinkan

provinsi Riau menjadi pusat kebudayaan melayu di Asia tenggara. Branding daerah

Riau The Homeland Of Melayu merupakan bentuk starategi yang dilakukan

pemerintah untuk pembangunan daerah Provinsi Riau berdasarkan Peraturan

Daerah Provinsi Riau Nomor 36 Tahun 2001 tentang Pola Dasar Pembangunan

Daerah Provinsi Riau dan mencapai Visi dan Misi Riau 2020.12

10 Ibid 11 Adek Risma Dedees, “Melayu di Atas Tiga Bendera: Konstruksi Identitas Nasionalisme

Masyarakat Perbatasan di Kepulauan Batam”, Jurnal, Volume 19, Nomor 2, November 2015 (141-

153) ISSN 1410-4946, jurnal.ugm.ac.id 12 Tribunpekanbaru.com, “Visi 2020 Riau Didukung Dengan UU Pemajuan Kebudayaan yang

Baru”, diakses dalam http://pekanbaru.tribunnews.com/2017/12/07/visi-2020-riau-didukung-

dengan-uu-pemajuan-kebudayaan-yang-baru. (11.09.2018, 14:38 WIB)

Page 7: BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/46669/2/BAB l.pdfKalimantan, Brunei Darussalam dan Malaysia.1 Berkembangnya Melayu di Asia ... Riau merupakan tanah lahirnya budaya,

7

Dalam penelitian ini penulis akan melihat bagaimana branding yang

dilakukan pemerintah Provinsi Riau dengan strategi menggunakan budaya melayu

sebagai identitas dan karakteristik untuk dapat membangun wilayah Provinsi Riau,

dengan menggunakan branding Riau The Homeland Of Melayu untuk dapat

menjadikan Provinsi Riau sebagai pusat kebudayaan melayu di Asia Tenggara yang

berdasarkan tujuan Visi Riau 2020. Penelitian ini akan melihat upaya serta langkah

langkah yang dilakukan pemerintah untuk mencapai Visi Riau 2020 melalui Riau

The Homeland of Melayu.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana upaya branding pemerintah Riau melalui Riau The Homeland

of Melayu untuk menjadikan Riau sebagai pusat kebudayaan melayu di Asia

Tenggara

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat dan menjelaskan proses serta

upaya yang dilakukan pemerintahan Provinsi Riau melalui Branding daerah

Homeland Of Melayu untuk mencapai Visi Riau 2020 untuk menjadi Pusat

Kebudayaan Melayu di Asia Tenggara.

a. Menjelaskan branding Riau The Homeland Of Melayu sebagai bentuk

upaya pemerintah Riau untuk meningkatkan daya saing Riau di wilayah

Asia Tenggara.

b. Melihat dan menjelaskan penggunaan Melayu sebagai identitas dan dasar

dari Branding dengan Riau The Homeland Of Melayu sehingga dapat

Page 8: BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/46669/2/BAB l.pdfKalimantan, Brunei Darussalam dan Malaysia.1 Berkembangnya Melayu di Asia ... Riau merupakan tanah lahirnya budaya,

8

mencapai Visi Riau 2020 untuk menjadi pusat kebudayaan Melayu di Asia

Tenggara.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Manfaat akademis dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi penelitian

yang dapat menjadi acuan untuk pemikiran dan kajian di dalam ilmu hubungan

internasional. Dan dapat menambah daftar penelitian khususnya dalam penelitian

branding daerah sehingga memperluas penelitian dalam kajian branding daerah dan

turut mengembangkan ilmu hubungan internasional.

1.4.2 Manfaat Praktis

Dari penelitian ini diharapkan kelak dapat menjadi acuan dalam bahan kajian

selanjutnya bagi peneliti- peneliti degan topik yang sama. Serta penelitian ini

diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan dapat menjelaskan dengan jelas

mengenai branding Riau The Homeland Of Melayu sebagai sarana untuk dapat

menjadikan Riau sebagi pusat Kebusayaan Melayu di Asia Tenggara.

1.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian pertama yang digunakan penulis untuk menjadi acuan dalam

penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Berlianti Munir dengan judul

“Branding Riau The Homeland Melayu Dalam Mempromosikan Pariwisata

Provinsi Riau”. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Berlianti Munir berfokus

pada bagaimana branding Riau The Homeland Of Melayu dapat mempromosikan

serta meningkatkan daya saing pariwisata pariwisata Provinsi Riau dengan daerah

lainnya. Penelitian ini menggunakan konsep city branding dan promotion branding

Page 9: BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/46669/2/BAB l.pdfKalimantan, Brunei Darussalam dan Malaysia.1 Berkembangnya Melayu di Asia ... Riau merupakan tanah lahirnya budaya,

9

dalam melakukan penelitiannya. Penelitian yang dilakukan Berlianti ini

mendapatkan datanya melalui observasi, wawancara serta dokumentasi13.

Dalam penelitian ini dapat disimpulkan branding Provinsi Riau melalui Riau

The Homeland Of Melayu merupakan usaha pemerintah Riau untuk

mempromosikan pariwisata daerah, yang dilakukan untuk meningkatkan daya

saing pariwisata Provinsi Riau dengan daerah lain yang berpacu pada Undang-

undang Nomor 10 tahun 2009. Penelitian ini berfokus pada bagaimana branding

yang dilakukan pemerintah Riau dapat meningkatkan sektor pariwisata di

daerahnya.

Penulis menjadikan penelitian ini sebagai penelitian terdahulu dikarenakan di

dalam penelitian ini menggunakan fenomena yang sama yaitu Riau The Homeland

Of Melayu. Namun dalam penelitian yang dilakukan Berlianti melihat Riau The

Homeland Of Melayu sebagai branding daerah yang merupakan sarana promosi

untuk meningkatkan daya saing pariwisata dengan daerah lain, yang dimana

penelitian ini berfokus pada sektor pariwisata. Berbeda dengan penelitian yang

dilakukan penulis dimana berfokus pada bagaimana upaya branding daerah Provisi

Riau melalui Riau The Homeland Of Melayu untuk dapat menjadikan Riau sebagai

pusat kebudayaan Melayu di Asia tenggara yang tidak hanya membahas sektor

pariwisata namun bagaimana branding daerah tersebut dapat mendorong

tercapainya visi misi daerah Provinsi Riau.

13 Berlianti Munir, “ Branding Riau The Homeland Melayu Dalam Mempromosikan Pariwisata

Provinsi Riau”, Skripsi, diakses dalam

https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFSIP/article/view/13411 (10.08.2018, 19:18 WIB)

Page 10: BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/46669/2/BAB l.pdfKalimantan, Brunei Darussalam dan Malaysia.1 Berkembangnya Melayu di Asia ... Riau merupakan tanah lahirnya budaya,

10

Penelitian terdahulu yang kedua adalah jurnal yang ditulis oleh Dyah Larasati

dan Muzayin Nazaruddin dengan judul “Potensi Wisata dalam Pembentukan City

Branding Kota Pekanbaru”. Penelitian tersebut penulis gunakan sebagai penelitian

terdahulu karena adanya pembahasan pembentukan City Branding Kota Pekanbaru,

di dalam penelitian tersebut berfokus pada potensi potensi wisata yang terdapat di

Pekanbaru seperti wisata kuliner, wisata sejarah dan budaya yang dapat menjadi

wisata budaya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan data didapatkan

melalui hasil wawancara, dokumentasi dan observasi14.

Penulis menjadikan penelitian tersebut acuan dilihat dari segi budaya yang

dijelaskan, bagaimana potensi wisata yang berbentuk budaya dapat membentuk city

branding Kota Pekanbaru yang merupakan ibu kota Provinsi Riau. Penelitian ini

berfokus pada potensi potensi wisata yang ada di Pekanbaru yang dapat membentuk

city branding, dan penelitian ini membahas potensi potensi yang terdapat namun

belum dapat dimaksimalkan untuk dapat membentuk branding kota Pekanbaru.

Penelitian tersebut dengan penelitian yang disusun penulis memiliki perbedaan

yaitu dari penelitian tersebut berfokus pada potensi potensi yang terdapat di

Pekanbaru yang nanti nya dapat membentuk branding kota Pekanbaru, sedangakan

penelitian yang disusun penulis saat ini membahas pada branding yang telah

dilakukan Provinsi Riau melalui Riau The Homeland Of Melayu untuk dapat

menjadi pusat kebudayaan Melayu di Asia Tenggara dan secara skala wilayah yang

14 Dyah Larasati dan Muzayin Nazaruddin, ”Potensi Wisata dalam Pembentukan City Branding Kota

Pekanbaru”, , Jurnal komunikasi P-ISSN: 1907-898X, E-ISSN:2548-7647 Volume 10, Nomor 2,

April 2016, jurnal.uii.ac.id

Page 11: BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/46669/2/BAB l.pdfKalimantan, Brunei Darussalam dan Malaysia.1 Berkembangnya Melayu di Asia ... Riau merupakan tanah lahirnya budaya,

11

dilakukan berbeda yang dimana penelitian tersebut hanya berfokus pada kota

Pekanbaru sedangkan penulis saat ini berfokus pada Provinsi Riau.

Penelitian terdahulu ketiga adalah penelitian yang dilakukan oleh Bambang

Widodo dan Mite Setiansah dengan judul “ Strategi Pencitraan Kota (City

Branding) Berbasis Kearifan Lokal ( Studi Kasus di Kota Solo, Jawa Tengah dan

Kabupaten Badung, Bali)”. Penelitian tersebut berfokus pada branding yang

dilakukan daerah untuk membangun citra positif dengan menggunakan kearifan

lokal yang ada pada wilayahnya seperti yang dilakukan kota Solo dengan Solo The

Spirit Of Java dan kabupaten Badung dengan kearifan lokaknya tri hita karana.

Dalam penelitian ini menjelaskan branding yang dilakukan kedua daerah ini

berakar pada kearifan lokal dan budaya daerah nya dan memliki tujuan untuk

mendapatkan citra positif dan pandangan yang baik. Dalam penelitian ini terdapat

saran yang mengatakan bahwa branding daerah yang dilakukan sebaiknya tidak

hanya pada semboyan dan selogan saja namun harus ada strategi pewarisan budaya

sehingga branding daerah yang dilakukan dapat menjadi akar bagi daerah tersebut.

Adanya pembahasan pewarisan budaya sebagai branding daerah ini yang

menjadikan jurnal ini sebagai penelitian terdahulu yang dapat digunakan penulis

saat ini untuk turut menjelaskan bagaimana pentingnya budaya melayu sebagai

pondasi dari branding Riau The Homeland Of Melayu. Hal yang membedakan

penelitian tersebut dengan penelitian yang disusun penulis saat ini adalah pada studi

kasus nya yang dimana penulis menggunakan studi kasus Provinsi Riau15.

15 Bambang Widodo, “ Strategi Pencitraan Kota (City Branding) Berbasis Kearifan Lokal ( Studi

Kasus di Kota Solo, Jawa Tengah dan Kabupaten Badung, Bali)”, Jurnal, diakses dalam

http://ejournal.uin-suka.ac.id/isoshum/profetik/article/view/1104 (11.09.2018, 14:38 WIB)

Page 12: BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/46669/2/BAB l.pdfKalimantan, Brunei Darussalam dan Malaysia.1 Berkembangnya Melayu di Asia ... Riau merupakan tanah lahirnya budaya,

12

Penelitian terdahulu keempat yang digunakan penulis adalah skripsi Elik

Candra yang berjudul “Strategi Pemerintah Kabupaten Jember dalam

Meningkatkan Brand Image Jember sebagai World Fashion Carnaval City”.

Penelitian ini penelitian deskriptif dengan menggunakan konsep City branding dan

Fashion diplomasi. Dalam penelitian ini menjelaskan strategi yang dilakukan

pemerintah kabupaten Jember melalui Jember Fashion Carnaval untuk

meningkatkan brand image daerah nya menjadi World Fashion Carnaval

City.penelitian ini menjelaskan strategi pemerintah jember yang menggunakan JFC

branding sebagai branding daerah yang pada awalnya digerakkan oleh masyarakat

Jember. Dimana pada awalnya Jember mempunyai branding daerah sendiri yaitu

Jember kota santri, Jember kota tembakau ataupun Jember kota Pendalungan yang

dimana ketiga branding ini tidak berhasil seperti bagaimana keberhasilan Branding

daerah Jember melalui JFC.

Penelitian ini berfokus pada strategi yang dilakukan pemerintah Jember untuk

meningkatkan brand image Jember, dan hal tersebut menjadi acuan penulis dalam

penelitian yang disusun penulis saat ini yang melihat upaya pemerintah dalam

membangun branding daerah16. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian

yang disusun penulis adalah dari segi fenomena dan fokus yang diambil.

Penelitian terdahulu kelima yang penulis gunakan adalah Jurnal Ermanita

yang berjudul Sinergitas Pembangunan Kebudayaan Melayu ( Studi Dunia Melayu

Dunia Islam (DMDI) Provinsi Riau) , dan penelitian ini menggunakan konsep

16 Elik Candra, “Strategi Pemerintah Kabupaten Jember dalam Meningkatkan Brand Image Jember

sebagai World Fashion Carnaval City”, Skripsi, Jurusan Hubungan Internasional, Universitas

Muhammadiyah Malang

Page 13: BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/46669/2/BAB l.pdfKalimantan, Brunei Darussalam dan Malaysia.1 Berkembangnya Melayu di Asia ... Riau merupakan tanah lahirnya budaya,

13

sinergitas dan Rational choice. Dalam penelitian ini melihat bagaimana

pengembangan budaya melayu di Provinsi Riau berdasarkan Visi 2020 dan peranan

dalam studi kasus DMDI. Penelitian ini dilakukan dengan teknik analisa model

analisis interaktif yang dimana merupakan teknik analisa data yang secara langsung

berinteraksi dengan narasumber dengan tujuan mendapatkan informasi yang

seakurat mungkin17.

Penelitian terdahulu ini juga berfokus pada bagaimana pemerintah Riau

mengembangkan kebudayaan melayunya sebagai branding daerah, yang dimana hal

tersebut menjadi acuan penulis dalam penelitian saat ini. Yang membedakan

penelitian oleh Ermanita dengan penulis adalah penulis berfokus pada budaya

melayu sebagi identitas Provinsi Riau melalui Riau The Homeland Of Melayu

untuk dapat menjadi pusat kebudayaan melayu di Asia Tenggara sesuai dengan visi

misi Provinsi Riau, sedangkan dalam penelitian Ermanita berfokus pada

pengaruhnya branding daerah ini terhadap DMDI.

Penelitian terdahulu keenam yang digunakan penulis dalam skipsi ini adalah

jurnal yang ditulis oleh Hasnina Hassan dan Roslizawati Che Aziz dari Universitas

Kelantan Malaysia yang berjudul “Comparative Analysis: Seeking Similarity of

Malay Cultural City Branding in Kota Bharu and Pekanbaru”. Dalam jurnal yang

ditulis oleh Hasnina Hassan dan Roslizawati Che Aziz ini menjelaskan bagaimana

banyaknya persamaaan budaya diantara dua kota berbeda negara ini, baik dari segi

bangunan, kuliner, pakaian, serta adat dan budaya memiliki persamaan, dan

17 Ermanita, “Sinergitas Pembangunan Kebudayaan Melayu (Studi kasus Dunia Melayu Dunia Islam

(DMDI) Provinsi Riau” , JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017, jom.unri.ac.id

Page 14: BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/46669/2/BAB l.pdfKalimantan, Brunei Darussalam dan Malaysia.1 Berkembangnya Melayu di Asia ... Riau merupakan tanah lahirnya budaya,

14

penelitian ini berfokus pada bagaimana pentingnya penggunaan budaya lokal dalam

City branding yang yang hall tersebut difokuskan pada analisis antara kota Bharu

dan Pekanbaru. Indonesia dan malaysia memanglah dua negara yang banyak

memiliki persamaan budaya terutama mengenai identitas melayunya.

Jurnal ini menjelaskan bagai branding yang dilakukan dua kota yang memiliki

banyal persamaan ini, dalam penelitian ini menjelaskan walaupun memiliki banyak

budaya yang sama dua kota ini memiliki branding daerah yang berbeda. Dimana

Kota Bharu memiliki branding sebagai Islamic City sedangkan Pekanbaru tetap

berpegang pada Branding yang menitik beratkan pada identitas melayu. penulis

dalam jurnal ini juga menyatakan pentingnya penggunaan melayu dalam

pengembangan kota agar tidak hilang beriring perkembangan kota yang semakin

maju. Penelitian ini dijadikan sebagai acuan penelitian terdahulu karena

menjelaskan banyak mengenai melayu baik di Malaysia dan juga Indonesia beserta

juga persamaan nya, yang dimana hal tersebut akan membantu peneliti engetahui

melayu di salah satu negara di Asia Tenggara.18

18 Hasnina Hassan dan Roslizawati Che Aziz, ““Comparative Analysis: Seeking Similarity of Malay

Cultural City Branding in Kota Bharu and Pekanbaru”, Jurnal, diakses melalui

https://www.researchgate.net/ (11.05.2018, 14:28 WIB)

Page 15: BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/46669/2/BAB l.pdfKalimantan, Brunei Darussalam dan Malaysia.1 Berkembangnya Melayu di Asia ... Riau merupakan tanah lahirnya budaya,

15

Tabel 1.1

Posisi Penelitian

No Judul dan Nama

Peneliti

Jenis Penelitian dan

Alat Analisa Hasil

1.

Branding Riau The

Homeland Melayu

Dalam

Mempromosikan

Pariwisata Provinsi

Riau

Berlianti Munir

Deskriptif

Pendekatan :

City Branding

Promotion Branding

- Riau The Homeland Of

Melayu sebagai produk yang

mempromosikan pariwisata

Provinsi Riau

- Terbentuknya struktur

pemerintah daerah yang

turut membantu promosi

pariwisata

- Diperlukan peningkatan

struktur untuk mendukung

branding daerah yang

dilakukan.

2.

Potensi Wisata

dalam Pembentukan

City Branding Kota

Pekanbaru

Dyah Larasati dan

Muzayin

Nazaruddin

Deskriptif

Pendekatan :

City Branding

- Dilakukan nya upaya

pemerintaha kota Pekanbaru

dengan melakukan

pemilihan bujang dan

dara yang dapat membantu

promosikan kota Pekanbaru

terkait juga mempromosikan

potensi- potensi yang

terdapat.

- festival bandar senapelan

Kota di

Pekanbaru, menjadikan

Kota Pekanbaru

sebagai kota metropolitan

yang madani, dan

- pembangunan infrastruktur

fasilitas taman publik

dikawasan Sungai Siak serta

dilakukannya renovasi pada

masjid agung dan masjid

raya turut membantu

Page 16: BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/46669/2/BAB l.pdfKalimantan, Brunei Darussalam dan Malaysia.1 Berkembangnya Melayu di Asia ... Riau merupakan tanah lahirnya budaya,

16

perbaikan objek- objek

wisata di Pekanbaru.

- Pemerintah kota kurang

optimal dalam

mengembangkan potensi

potensi yang ada.

- Kota Pekanbaru memiliki

potensi wisata yang besar

baik itu kuliner, sejarah dan

budaya yang dapat

membentuk branding kota

Pekanbaru.

3.

Strategi Pencitraan

Kota (City

Branding) Berbasis

Kearifan Lokal (

Studi Kasus di Kota

Solo, Jawa Tengah

dan Kabupaten

Badung, Bali)

Bambang Widodo

dan Mite Setiansah

Deskriptif

City Branding

- Branding daerah yang

dilakukan Kota Solo

dipahami secara berbeda

beda oleh aparat pemerintah

dan masyarakat, dan

berjalannya proesbranding

daerah hanya di fokuskan

untuk dijalankan oleh dinas

pariwisata dan tidak

menyeluruh pada seluruh

aparat pemerintah Kota

Solo. Dan berbeda dengan

Kabupaten Badung dimana

Branding daerah nya

dipahami dan dijalani secara

bersama baik pemerintah

dan masyarakat nya.

- Branding daerah yang

dilakukan Di Kota Solo

masih sebatas pada pemahan

makna dari slogan yang ada

dan masih kurang pada

pengembangan budaya dan

akar kearifan lokalnya untuk

mendukung makna dari

slogan yang ada.

- Sedangkan Kabupaten

Badung menjadikan

Page 17: BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/46669/2/BAB l.pdfKalimantan, Brunei Darussalam dan Malaysia.1 Berkembangnya Melayu di Asia ... Riau merupakan tanah lahirnya budaya,

17

branding daerah nya sebagai

landasan setiap program

pembangunannya dan

menjadikan tri hita karana

sebagai pedoman hidup

masyrakat dan menjadi tugas

pemerintah untuk

melindungi kebenaran dan

rakyatnya tidak hanya

sebagai slogan.

4.

Elik Candra

Strategi Pemerintah

Kabupaten Jember

dalam

Meningkatkan

Brand Image Jember

sebagai World

Fashion Carnaval

City

Deskriptif

City Branding

Fashion diplomasi

- Jember Fashion Carnaval

secara signifikan

memberikan dampak

terhadap peningkatan

wisatawan di kabupaten

Jember dibandingkan

branding- branding daerah

sebelumnya.

- Jember Fashion Carnaval

ini berhasil mendapatkan

prestasi dalam skala global

salah satunya yaitu, best

national costume pada acara

mant hunt international di

Seoul, Korea Selatan di

tahun 2011 dan menjadi

even karnaval terbaik ke

empat di dunia setelah Mardi

Grass di Amerika Serikat,

Rio de Janeiro di Brasil, dan

The Fastnacht di Jerman.

- Dalam penelitian ini

menjelaskan bahwa

branding daerah melalui JFC

ini dilaksanakan secara

sinergi antara pemerintah

dan masyarakat Kabupaten

Jember sehingga

mendapatkan hasil yang

ditargetkan.

Page 18: BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/46669/2/BAB l.pdfKalimantan, Brunei Darussalam dan Malaysia.1 Berkembangnya Melayu di Asia ... Riau merupakan tanah lahirnya budaya,

18

5.

Ermanita

Sinergitas

Pembangunan

Kebudayaan

Melayu (Studi kasus

Dunia Melayu

Dunia Islam

(DMDI) Provinsi

Riau

Deskriptif

Sinergitas

Rational Choice

- dalam penelitian ini melihat

bahwa sinergitas antara

aktor- aktor yang terkait

dalam pembangunan

kebudayaan melayu masih

berjalan secara efektif.

- Masih diperlukannya

kerjasama yang lebih antar

aktor untuk dapa mencapai

Visi Riau 2020 tersebut.

- Yayasan DMDI juga dilihat

belum memberikan

pengaruh dan hasil

sebagaimana seharusnya.

Dimana DMDI memiliki

peranan nya untuk

mengedukasi, membangun

dan turut menunjang

Provinsi Riau dan

mempromosikan budaya

melayu.

- Dalam penelitian ini

penulisnya memberikan

saran akan lebih baik apabila

kerjasama antar aktor

ditingkatkan dan masyarakat

diajak untuk turut

mensukseskan

pengembangan budaya

melayu ini.

6.

Comparative

Analysis: Seeking

Similarity of Malay

Cultural

City Branding in

Kota Bharu and

Pekanbaru

Hasnina Hassan &

Roslizawati Che

Aziz

City Branding - Penelitian ini berfokus pada

bagaimana pentingnya

budaya lokal dalam city

branding di suatu daerah

- Menganalisi dua kota

dengan budaya yang similar

- Melihat bagaimana kota

Bharu dan Pekanbaru

menggunakan budaya lokal

untuk city branding

Page 19: BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/46669/2/BAB l.pdfKalimantan, Brunei Darussalam dan Malaysia.1 Berkembangnya Melayu di Asia ... Riau merupakan tanah lahirnya budaya,

19

- Terdapat perbedaan

pengembangan daerah

antara Kota Bharu dan

Pekanbaru, dimana Kota

Bharu berfokus pada nilai

islam dalam pengembangan

daerah dengan city branding

nya. Sedanga Pekanbaru

tetap menggunakan nilai

melayu dalam city

brandingnya

- Penulis dari jurnal ini

menyatakan pentingngnya

penggunaan budaya lokal

dalam city branding.

7.

Alicia Anzani

Upaya Branding

Pemerintah Riau

Melalui “Riau The

Homeland Of

Melayu” Untuk

Menjadikan Riau

Sebagai Pusat

Kebudayaan

Melayu di Asia

Tenggara

Deskriptif

City Branding

Entrepreneurial

Government

- Dalam penilitian ini melihat

pertimbangan pemerintah

Riau menggunakan budaya

melayu sebagai branding

daerahnya melalui Riau The

Homeland Of Melayu.

- Menjelaskan awal

bagaimana pengambilan

budaya melayu menjadi

landasan branding daerah

sdan dapat menadi sarana

untuk mencapai visi misi

Provinsi Riau

- Penelitian ini melihat

bagaimana branding daerah

sebagai strategi pemerintah

Riau untuk dapat mencapai

Visi Riau 2020 yang

sberdasarkan peraturan

daerah Riau, dan menjadi

pembangunan berkelanjutan

Provinsi Riau.

- Melihat pencapaian sebagai

pusat kebudayan melayu di

Asia Tenggara sebagai

Page 20: BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/46669/2/BAB l.pdfKalimantan, Brunei Darussalam dan Malaysia.1 Berkembangnya Melayu di Asia ... Riau merupakan tanah lahirnya budaya,

20

kesempatan Provinsi Riau

untuk dapat mengguanakan

identitas melayu nya agar

dapat mendorong

pembangunan daerah.

Sebagaimana suatu branding

dalam tujuan nya adalah

untuk dapat meningkatkan

nilai dari daerah nya melalui

investasi, pariwisata dan

juga bahkan meningkatkan

ekspor.

- Penilitian ini juga

menggambarkan upaya-

upaya yang dilakukan

pemerintah Provinsi Riau

untuk dapat menjadikan

Provinsi Riau sebagai pusat

kebudayaan melayu di Asia

Tenggara.

1.6 Kerangka Konseptual : Konsep Nation Branding

Menurut Simon Anholt Nation Branding adalah sebuah tata pengelolaan

dalam membentuk citra wilayah yang dimana nantinya dalam pengelolaan branding

akan menjadi aset utama wilayah yang dapat mempengaruhi reputasi pemerintah

dalam pengelolaan pembangunan wilayah. Konsep nation branding pada dasarnya

memang diplikasikan untuk unit analisa berupa negara namun bedasarkan

komponen yang dijelaskan yaitu strategi, substantif dan tindakan simbolis dapat

diaplikasikan terhadap unit analisis daerah.19 Selain itu penelitian ini menemukan

19 Simon Anholt, “Beyond the Nation Brand: The Role of Image and Identity in International

Relations”, U.K Foreign Office Public Diplomacy Board, diakses dalam

https://surface.syr.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1013&context=exchange (11.09.2018, 20:17

WIB)

Page 21: BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/46669/2/BAB l.pdfKalimantan, Brunei Darussalam dan Malaysia.1 Berkembangnya Melayu di Asia ... Riau merupakan tanah lahirnya budaya,

21

Provinsi Riau memulai pembangunan daerah menggunakan Melayu karena adanya

momentum otonomi daerah yang memberikan pemerintah daerah untuk melakukan

pembangunan daerah secara mandiri serta melaksanakan branding untuk dapat

meningkatkan citra daerah di dalam dan juga luar negeri. Sehingga hal tersebut

yang mendorong penulis mengaplikasikan konsep nation Branding oleh Simon

Anholt kedalam branding daerah yang dilakukan Provinsi Riau. Oleh karena itu

dalam pengelolaan branding menurut Simon Anholt diperlukan adanya koordinasi

melalui tiga komponen penting yaitu:

1) Strategi merupakan komponen dari Branding yang berguna untuk

menempatkan posisi suatu wilayah pada saat ini yang akan

membantu melihat arah arah tujuan dan bagaimana mencapaiannya.

2) Substansi merupakan langkah eksekusi dari strategi yang dapat

dilakukan dalam bentuk inovasi nyata, sosial, budaya, undang-

undang, reformasi, lembaga, bisnis, investasi serta kebijakan yang

akan memberikan kemajuan yang di inginkan.

3) Tindakan simbolis merupakan lambang dari strategi yang bisa

berupa inovasi, struktur, undang- undang, reformasi atau sebuah

kebijakan sugestif yang bernilai dan disaat yang bersamaan juga

merupakan bagian dari National story.20

Komponen- komponen tersebut yang akan membentuk citra dan reputasi

daerah yang membantu pemerintah dalam pengelolaan pembangunan daerah.

Dalam komponen strategi dapat dilihat bahwa momentum awal Provinsi Riau

20 Ibid

Page 22: BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/46669/2/BAB l.pdfKalimantan, Brunei Darussalam dan Malaysia.1 Berkembangnya Melayu di Asia ... Riau merupakan tanah lahirnya budaya,

22

menempatkan tujuan dan menetapkan tata cara mencapainnya adalah ketika

masuknya masa otonomi daerah. Pada masa otonomi daerah tersebut pertama

kalinya Provinsi Riau menetapkan Visi Riau 2020 dan adanya pelaksanaan rencana

strategis berkelanjutan setiap lima tahun sekali untuk mencapainya.21 Selain itu

komponen subtantif dapat menjelaskan Provinsi Riau yang membentuk Dinas

Kebudayaan sebagai lembaga yang bertujuan untuk memkasimalkan Riau The

Homeland Of Melayu, kebijakan pendidikan muatan lokal Melayu, pemberdayaan

warisan budaya agar dapat diakui dunia merupakan bentuk eksekusi Provinsi Riau

dalam melaksanakan strategi untuk mencapai tujuannya visi Riau 2020.22

Pembangunan daerah menggunakan Branding sangatlah mempunyai

peranan yang penting pada masa ini, dimana saat ini dunia berada pada masa adanya

kompetisi identitas atau disebut juga competitive identity, dan identitas itu sendiri

nantinya akan menjadi dasar dari sebuah Branding yang dilakukan untuk dapat

beradaptasi dan meningkatkan reputasinya di internasional. Branding juga hadir

dengan sebuah tujuan untuk dicapai yaitu investasi, kepariwisataan, dan eksport

promotion yang menjadikan reputasi sebuah branding daerah peran yang kuat

dalam mendorong pembangunan daerah.23

Dalam penelitian ini akan memfokuskan bagaimana konsep Branding

sebagai tata pengelolaan pembentukan citra daerah melalui tiga komponen utama

yaitu strategi, substansi, dan tindakan simbolis. Sehingga penelitian ini akan

21 Jdih.riau.go.id, “Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor: 36 Tahun 2001”, diakses melalui

https://jdih.riau.go.id/downloadProdukhukum/produkhukum_1470642652.pdf 22 Wawancara penulis dengan Seksi Diplomasi Budaya Dinas Kebudayaan Provinsi Riau, Tengku

Arifin,S.E, Pekanbaru, 17 Januari 2019 23 ibid

Page 23: BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/46669/2/BAB l.pdfKalimantan, Brunei Darussalam dan Malaysia.1 Berkembangnya Melayu di Asia ... Riau merupakan tanah lahirnya budaya,

23

melihat bagaimana pelaksanaan Branding melalui komponen strategi, substansi dan

tindakan simbolis akan menjadi aset utama daerah dan mempengearuhi pengelolaan

pembangunan daerah. Sebagaimana Provinsi Riau menggunakan Branding Riau

The Homeland Of Melayu sebagai aset utama yang dapat mempengaruhi

pengelolaan dan pembangunan daerah. Dengan perkembangan global yang sangat

pesat menjadikan ketatnya persaingan di dunia dan hal tersebut mendorong Provinsi

Riau untuk dapat menunjukan identitas Melayu melalui Branding Riau The

Homeland Of Melayu sebagai aset utama daerah sehingga dapat membangun

Provinsi Riau dan mewujudkannya menjadi pusat kebudayaan Melayu Di Asia

Tenggara. Sedangkan tindakan simbolis yang dilakukan Provinsi Riau untuk

pembangunan citra daerah melalui Riau The Homeland Of Melayu adalah

pelaksanaan event- event nasional dan internasional, penerapan bahasa Melayu di

ruang publik, pemilihan bujang dara dan juga bentuk simbolis promosi yag

dilakukan Provinsi Riau

1.7 Metode Penelitian

1.7.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Penelitian kualitatif

merupakan penelitian dengan proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis,24 Dalam penelitian ini akan menjelaskan upaya yang

dilakuakn pemerintah Riau untuk menjadikan Riau sebagai pusat kebudayaan

melayu di Asia Tenggara melalui branding daerah Riau The Homeland of Melayu.

24 Ulber Silalahi, “Metode penelitian sosial”, Refika Aditama, Bandung, 2009

Page 24: BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/46669/2/BAB l.pdfKalimantan, Brunei Darussalam dan Malaysia.1 Berkembangnya Melayu di Asia ... Riau merupakan tanah lahirnya budaya,

24

1.7.2 Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis kualitatif yaitu penelitian yang menjelaskan hasil penelitian tidak

berdasarkan angka ataupun akurasi statistik. Hasil data-data yang didapatkan,

diolah dan dianalisis sesuai permasalahan yang diteliti. Analisa kualitatif

merupakan teknik yang menggunakan data berupa kata-kata yang disusun dalam

bentuk paragraf cerita atau peristiwa, yang memiliki kesan lebih nyata, sehingga

para pembaca akan lebih mudah untuk memahami25.

Dalam penelitian kualitatif ini peneliti akan meneliti dengan metode

observasi yang akan mengamati studi kasus dari penelitian ini dan akan disusun dan

diorganisir sehingga dapat menjelaskan penelitian ini dengan jelas. Selain iitu

penelitian kualitatif ini akan membantu penulis untuk menjawab rumusan masalah

dalam penelitian yang telah dirumuskan26.

25 Ibid 26 Gumilar Rusliwa Somantri, “ Memahami Metode Kualitatif”, Jurnal, MAKARA, SOSIAL

HUMANIORA, VOL. 9, NO. 2, DESEMBER 2005: 57-65, diakses melalui

https://media.neliti.com/media/publications/4388-ID-memahami-metode-kualitatif.pdf

Page 25: BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/46669/2/BAB l.pdfKalimantan, Brunei Darussalam dan Malaysia.1 Berkembangnya Melayu di Asia ... Riau merupakan tanah lahirnya budaya,

25

1.8 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup digunakan dalam sebuah penelitian digunakan untuk

menghindari permasalahan dalam pembahasan yang melebar dari luar konteks serta

membatasi studi kasus yang akan diangkat sehingga penelitian yang dilakukan tetap

fokus. Ruang lingkup penelitian akan dibagi menjadi dua bagian yaitu batasan

waktu dan batasan materi.

1.8.1 Batasan Waktu

Batasan waktu penelitian ini yaitu sejak dikeluarkan nya branding daerah

Riau The Homeland of Melayu pada tahun 2015 hingga menjelaskan berjalannya

Branding yang dilakukan Provinsi Riau sejak tahun 2015 sampai tahun 2019 ini

terkait dengan pencapaian yang dihasilkan branding daerah tersebut untuk

menjadikan Riau pusat kebudayaan melayu di Asia Tenggara. Namun tidak

menutup kemungkinan terdapatnya penjelasan dalam penelitian ini dari tahun

sebelumnya yang memiliki relevansi dengan penelitian.

1.8.2 Batasan Materi

Batasan materi di dalam penelitian ini berfokus pada bagaimana Pemerintah

Riau yang menggunakan melayu sebagai dasar Branding daerah sehingga dapat

mencapai Visi Riau 2020 untuk menjadi pusat kebudayaan melayu di Asia

Tenggara melalui branding Riau The Homeland of Melayu.

1.9 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini

adalah data sekunder yaitu studi kepustakaan (library research) dan data primer

yaitu merupakan data yang di dapat secara langsung melalui wawancara. Penulis

Page 26: BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/46669/2/BAB l.pdfKalimantan, Brunei Darussalam dan Malaysia.1 Berkembangnya Melayu di Asia ... Riau merupakan tanah lahirnya budaya,

26

menggunanakan data data bahan berupa buku, surat kabar, majalah, jurnal ilmiah,

laporan-laporan, internet, e-book, skrispsi, dan literatur-literatur, dan selain itu juga

penulis mengumpulkan data primer melalui wawancara dari narasumber yang dapat

memberi data yang berkaitan dengan penelitian ini.27

Pengumpulan data primer yang peneliti dapatkan melalui lima narasumber

yaitu Yulisman S.Si Anggota DPRD Riau, Henrizal Kepala bagian koordinator

pengembangan Museum Dinas Pariwisata Riau, Tengku Arifin Seksi Diplomasi

Budaya Dinas Kebudayaan Provinsi Riau ketiga narasumber tersebut menjadi

sumber penulis untuk dapat menganalisi data dari pihak pemerintah Provinsi Riau.

Sedangkan wawancara yang penulis dengan Habib Hamidi dan Bimby Ashaika

yang merupakan Bujang Dara Riau dikarenakan kedua narasumber ini memiliki

tugas utama untuk menjadi duta yang mempromosikan Riau The Homeland Of

Melayu.

1.10 Argumen dasar

Melayu merupakan salah satu etnis yang besar di wilayah Asia Tenggara

yang tersebar di beberapa negara termasuk juga di Indonesia. Provinsi Riau

merupakan Provinsi di Indonesia yang penduduknya mayoritas melayu tidak hanya

itu melayu juga dalam sejarah berkembangnya berawal dari Provinsi Riau. Dan

dengan adanya otonomi daerah Pemerintah Provinsi Riau melihat hal tersebut

sebagai kesempatan, dan memulai untuk menjadikan budaya melayu yang sudah

menjadi visi dan misi daerah Provinsi Riau yang dikemas menjadi sebuah branding

27 Khatibah, “ Penelitian Kepustakaan”, Jurnal Iqra’ Volume 05 No.01 Mei, 2011,

repository.uinsu.ac.id

Page 27: BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/46669/2/BAB l.pdfKalimantan, Brunei Darussalam dan Malaysia.1 Berkembangnya Melayu di Asia ... Riau merupakan tanah lahirnya budaya,

27

daerah. Dan menjadikan Riau The Homeland Of Melayu sebagai sarana untuk dapat

mencapai visi daerah untuk menjadi pusat kebudayaan melayu di Asia Tenggara.

Berangkat dari pemikiran tersebut terbentuk pemikiran untuk memulai

penelitian ini dengan menggunakan konsep Branding yang dapat membantu

menjelaskan upaya serta proses yang dilakukan pemerintahan Provinsi Riau melalui

Branding Riau The Homeland Of Melayu untuk mencapai Visi Riau 2020 untuk

menjadi Pusat Kebudayaan Melayu di Asia Tenggara.

Page 28: BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/46669/2/BAB l.pdfKalimantan, Brunei Darussalam dan Malaysia.1 Berkembangnya Melayu di Asia ... Riau merupakan tanah lahirnya budaya,

28

1.11 Tabel Sistematika Penulisan

BAB JUDUL BAB ISI BAB

BAB I

Pendahuluan

1.1.Latar Belakang

1.2.Rumusan Masalah

1.3.Tujuan Penelitian

1.4.Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Akademis

1.4.2. Manfaat Praktis

1.5.Penelitian Terdahulu

1.6.Kerangka Konseptual: Konsep City

Branding

1.7.Metode Penelitian

1.7.1. Jenis Penelitian

1.7.2. Teknik Analisa Data

1.7.3. Ruang Lingkup Penelitian

1.7.3.1.Batasan Waktu

1.7.3.2.Batasan Materi

1.7.4. Teknik dan Alat Pengumpulan

Data

1.8. Argumen Dasar

1.9.Tabel Sistematika Penulisan

BAB II Melayu Riau Diantara Melayu Asia

Tenggara

2.1.Melayu dalam perspektf Negara Asia

Tenggara

A. Melayu di Malaysia

B. Melayu di Brunei Darussalam

C. Melayu di Filipina

D. Melayu di Singapura

2.2. Melayu di wilayah Indonesia

2.3. Melayu di Provinsi Riau

2.4. Keinginan Riau Menggunakan Melayu

sebagai Dasar Pembangunan Daerah

2.5. Melayu sebagai dasar pembangunan

daerah

BAB

III

Momentum Penggunaan Melayu

Sebagai Dasar Branding Melalui

Otonomi Daerah

3.1.Otonomi Daerah Sebagai Momentum

Letak Arah Tujuan Pembangunan Daerah

Provinsi Riau

A. Pembangunan Daerah Sebelum

Otonomi Daerah

B. Pembangunan Daerah setelah

Otonomi Daerah

3.2.Visi dan Misi Provinsi Riau Pada Masa

Otonomi Daerah

3.3.Awal Strategi Pembentukan Branding

Melayu Di Provinsi Riau

Page 29: BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/46669/2/BAB l.pdfKalimantan, Brunei Darussalam dan Malaysia.1 Berkembangnya Melayu di Asia ... Riau merupakan tanah lahirnya budaya,

29

BAB

IV

Branding Pemerintah melalui

Riau The Homeland Of Melayu

2.1.Strategi Branding Riau The Homeland Of

Melayu

4.1.1 Pembangunan Dearah Berbasis

Budaya Sebagai Stategi Provinsi Riau

4.1.2 Pembangunan Pariwisata

Berbasis Budaya Sebagai Strategi

Provinsi Riau

4.1.3 Infrastruktur Budaya Melayu

di Provinsi Riau

2.2.Substansi Eksekusi Branding Riau The

Homeland Of Melayu untuk Mencapai

Visi Riau 2020

4.2.1. Pembentukan Dinas Kebudayaan

Provinsi Riau

4.2.2. Pemeliharaan Infrastruktur

4.2.3. Penguatan Muatan Lokal Melayu

Provinsi Riau

4.2.4. Pemberdayaan Warisan Budaya

2.3.Tindakan Simbolis Provinsi Riau Untuk

Memaksimalkan Riau The Homeland Of

Melayu Dan Mencapai Visi Riau

4.3.1 .Pelaksanaan Event Sebagai

Tindakan Simbolis Mempromosikan

Riau The Homeland Of Melayu

4.3.2 penerapan Penggunaan

Bahasa Melayu Di Ruang Umum

4.3.3 pemilihan Bujang Dara

Sebagai Duta Riau The Homeland Of

Melayu

4.3.4 penggunaan Baju Melayu

Dalam Masyarakat.

2.4.Pencapaian Provinsi Riau Untuk Menjadi

Pusat Kebudayaan Melayu Di Asia

Tenggara

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan

5.2. Saran