bab iv penafsiran wahbah az-zuhaili terhadap ayat-ayat ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/siap bab...

53
111 BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT GHAFLAH DAN SAHWAN A. Ayat-ayat Ghaflah dan Sahwan Berdasarkan Makkiyyah dan Madaniyyah Ayat Makkiyyah ialah ayat-ayat yang diturunkan sebelum Rasulallah Saw hijrah ke Madinah meskipun tidak turun di Mekkah, sedangkan ayat Madaniyyah adalah ayat-ayat yang turunkan sesudah Rasulallah Saw hijrah ke Madinah meskipun tidak turun di Madinah. 1 Adapun ayat-ayat ghaflah dalam Alquran terdapat 35 ayat dalam 21 surat, sedangkan ayat-ayat sahwan atau kata yang seasal dengannya yaitu sāhūn terdapat 2 ayat dalam 2 surat. Berikut ayat-ayat Alquran tentang ghaflah dan sahwan yang sesuai pada turunnnya suatu ayat atau surat yang berdasarkan pada periode Makkiyyah dan Madaniyyah adalah sebagai berikut : 1 Rosihon Anwar, Pengantar Ulumul Quran, (Bandung : CV PUSTAKA SETIA, 2009), p. 114

Upload: others

Post on 09-Nov-2020

16 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

111

BAB IV

PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP

AYAT-AYAT GHAFLAH DAN SAHWAN

A. Ayat-ayat Ghaflah dan Sahwan Berdasarkan

Makkiyyah dan Madaniyyah

Ayat Makkiyyah ialah ayat-ayat yang diturunkan sebelum

Rasulallah Saw hijrah ke Madinah meskipun tidak turun di

Mekkah, sedangkan ayat Madaniyyah adalah ayat-ayat yang

turunkan sesudah Rasulallah Saw hijrah ke Madinah meskipun

tidak turun di Madinah.1 Adapun ayat-ayat ghaflah dalam

Alquran terdapat 35 ayat dalam 21 surat, sedangkan ayat-ayat

sahwan atau kata yang seasal dengannya yaitu sāhūn terdapat 2

ayat dalam 2 surat. Berikut ayat-ayat Alquran tentang ghaflah dan

sahwan yang sesuai pada turunnnya suatu ayat atau surat yang

berdasarkan pada periode Makkiyyah dan Madaniyyah adalah

sebagai berikut :

1 Rosihon Anwar, Pengantar Ulumul Quran, (Bandung : CV

PUSTAKA SETIA, 2009), p. 114

Page 2: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

112

1. Ayat-ayat Ghaflah dan Sahwan Makkiyyah

Ayat-ayat ghaflah pada pembahasan ini tidak turun pada

periode Mekkah I, akan tetapi turun pada periode Mekkah II dan

periode Mekkah III, sedangkan ayat-ayat sahwan hanya terdapat

pada periode Mekkah I saja, yaitu sebagai berikut.

a. Periode Mekkah I

Ayat-ayat sahwan pada pembahasan ini hanya terdapat 2

surat yang menjelaskan tentang sahwan yaitu QS.al-Żāriyāt ayat

11 dan QS. Al-Mā‟ūn ayat 5.2 Ayat tersebut keduanya merupakan

surat Makkiyyah yang turun pada periode Mekkah I. Ayat-ayat

Alquran yang turun pada periode Mekkah I dapat dilihat bahwa

ayat-ayatnya semuanya pendek-pendek bahkan sangat ringkas. Di

dalamnya banyak terdapat sumpah dengan kenyataan-kenyataan

alam ini. Lafadz-lafadz insya‟ di dalamnya semunya bernada

panas dan lafadz-lafadznya hampir-hampir bersajak dan ayat-

ayatnya kadang-kadang bernada keras dan menakutkan.3

2Rosihon Anwar, Pengantar Ulumul Quran,….. p. 67

3 Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Ilmu-ilmu Al-Qur‟an

(„Ulum al-Qur‟an) : Membahas Ilmu-ilmu Pokok dalam Menafsirkan Alquran,

(Semarang : Pustaka Rizki Putra, 2009), p. 84

Page 3: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

113

Seperti pada QS.al-Żāriyāt ayat 11 ini Wahbah az-Zuhaili

menafsirkan makna sahwan tersebut yaitu tentang ancaman bagi

orang-orang kufur yang lalai terhadap janji dan ancaman Allah

berupa pelaknatan dan pengutukan disebabkan mereka berada

dalam kebodohan dan kelalaian terhadap Allah SWT dan Nabi

Muhammad Saw. Dan makna sahwan pada QS.Al-Mā‟ūn ayat 5

juga berupa ancaman terhadap orang yang melalaikan waktu

shalat serta pengaruh shalat dalam kehidupannya, yang

mengakibatkan mereka terjerumus ke dalam kelompok orang-

orang yang mendustakan agama.

b. Periode Mekkah II

Pada ayat-ayat Makkiyyah tentang ghaflah yang terdapat

pada QS.Al-Kahfi ayat 28, QS.Maryam ayat 39, QS.Al-Anbiyā‟

ayat 1, 97, QS.Al-Mu‟minūn ayat 17, QS. Al-Naml ayat 93,

QS.Yāsin ayat 6, dan QS.Qaf ayat 224 merupakan periode

Mekkah kedua. Di mana periode Mekkah II ini merupakan

kelanjutan dari periode Mekkah I, baik dalam keadaan pendeknya

maupun dalam kandungannya, yaitu perumpamaan-perumpamaan

4Rosihon Anwar, Pengantar Ulumul Quran,….. p. 67

Page 4: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

114

dan perbandingan-perbandingan. Akan tetapi sebagian surat

periode kedua ini bentuknya panjang-panjang, demikan pula ayat-

ayatnya. Segala yang diperhatikan dalam periode Mekkah I, baik

dalam keadaan alam dan kehidupan manusia, diperhatikan juga

dalam periode Mekkah II dengan di luaskan dan di jelaskan.

Dakwah islamiyah dilakukan dengan jalan menanam ketakutan

dalam hati para muslimin terhadap azab-azab yang mereka derita

dan mengemukakan kebesaran-kebesaran Tuhan, adanya wahyu,

adanya hari kiamat, adanya hari bangkit, adanya pahala dan siksa,

serta menggambarkan kepada mereka surga dan neraka sambil

mengingatkan mereka terhadap nikmat-nikmat Allah yang ada di

jagat raya yang luas ini dan pada diri mereka sendiri.5

c. Periode Mekkah III

Adapun ayat-ayat Makkiyyah tentang ghaflah yang

terdapat pada QS.Al-An‟ām ayat 131, 132, 156, QS. Al-A„arāf

ayat 136, 146, 172, 179, 205, QS. Yūnus ayat 7, 29, 92, QS.Hūd

ayat 123, QS.Yūsuf ayat 3, 13, QS.Ibrāhim ayat 42, QS.Al-Naḥl

ayat 108, QS.Al-Qaṣaṣ ayat 15, QS.Al-Rūm ayat 7, QS.Al-

5 Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Ilmu-ilmu Al-Qur‟an

(„Ulum al-Qur‟an)…… p. 93-94

Page 5: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

115

Aḥqāf ayat 5.6 Merupakan periode Mekkah ketiga. Surat-surat

yang turun pada periode Mekkah III mempunyai ciri-ciri yang

berbeda dari yang sudah-sudah, yaitu surat dan ayatnya panjang-

panjang, sebagiannya dimulai dengan huruf-huruf potong, sedang

isi di dalamnya dihadapkan kepada segenap manusia bukan

kepada penduduk Mekkah saja. Di dalamnya di peringatkan

supaya manusia taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Di dalamnya

diseru manusia untuk berbuat ihsan, beramal shaleh, dan yang

lain sebagainya.7

2. Ayat-ayat Ghaflah Madaniyyah

Semenjak dari pemulaan masa-masa Madaniyyah sampai

ke akhirnya. Kesukaran ini tidak ditemui lagi di dalam periode-

periode Madaniyyah. Hal ini disebabkan telah adanya alat-alat

menulis di Madinah setelah berkembangnya Islam. Dapatlah kita

menyetujui pendapat ahli tahqiq bahwa ayat-ayat Madaniyyah

terbagi menjadi tiga periode, yaitu periode Madaniyyah pertama,

kedua dan ketiga. Adapun ayat-ayat ghaflah Madaniyah sebagai

6Rosihon Anwar, Pengantar Ulumul Quran,….. p. 66-67

7Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Ilmu-ilmu Al-Qur‟an

(„Ulum al-Qur‟an)……p. 110

Page 6: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

116

berikut, QS. Al-Baqarah ayat 74, 85, 140, 144, 149, QS.Ali Imrān

ayat 99, QS.Al-Nisā ayat 102, ayat-ayat tersebut termasuk ke

dalam periode Madaniyyah I, sedangkan QS.Al-Nūr ayat 23

termasuk ke dalam periode Madaniyyah II.8

Dari ayat-ayat Makkiyyah dan Madaniyyah berdasarkan

periodenya diatas dapat diambil kesimpulan bahwa makna

ghaflah dalam ayat Makiyyah, baik periode I, II, dan III secara

garis besar dinisbatkan kepada orang-orang kafir yang pada

umumnya berkonotasi kelalaian terhadap kehidupan akhirat,

tanda-tanda kekuasaan Allah, dan lalai terhadap mendayagunakan

potensi-potensi dalam dirinya, khususnya nikmat akal dan

inderawi. Sedangkan ghaflah dalam ayat Madaniyyah periode I,

merupakan sebuah penegasan bahwa Allah SWT tidak pernah

lengah atau lalai terhadap apa yang dilakukan oleh manusia.

Akan tetapi makna ghaflah pada QS. Al-Nūr ayat 23 yang

termasuk ke dalam periode Madaniyyah II mengandung arti lalai

yang positif, yaitu wanita beriman yang telah bersuami yang lalai

8Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Ilmu-ilmu Al-Qur‟an

(„Ulum al-Qur‟an)……. P. 111

Page 7: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

117

(tidak menduga atau terlintas di dalam benak mereka keinginan

untuk berbuat keji/hina).

Adapun makna sāhūn yang terdapat 2 ayat dalam 2 surat

termasuk kategori ayat Makkiyyah yang turun pada periode I,

yang keduanya bermakna ancaman.

B. Penafsiran Ayat-ayat Ghaflah dan Sahwan Menurut

Wahbah Mustofa Al-Zuhaili

Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain

yang seasal dengannya diatas, penulis akan mengklasifikasi

beberapa ayat ghaflah dan sahwan yang berkaitan dengan sifat

manusia di dalam Alquran beserta penjelasan dan tafsiran

Wahbah az-Zuhaili mengenai ayat tersebut, adapun ayat-ayatnya

sebagai berikut:

1. Ayat-ayat Ghaflah

a. Ghaflah Terhadap Kehidupan Akhirat/Hari

Pembalasan

1) Firman Allah dalam QS. Al-anbiyā‟ ayat 1

Page 8: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

118

“Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan

mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling

(daripadanya).”(QS. Al-anbiyā‟:1)

Relevansi surah ini dengan surah sebelumnya (Surah

Ṭāhā) dapat dilihat dari dua sisi berikut:

Pertama, Pertanda bahwa batas waktu azab dan harapan

yang dinanti-nanti sudah dekat. Kedua, peringatan agar tak

terpedaya oleh dunia dan perintah beramal untuk akhirat.

Dekatnya hari kiamat seharusnya menuntut kita untuk berpaling

dari gemerlapnya kehidupan dunia karena dunia pada hakikatnya

sudah mendekati kesirnaan. Permulaan Surah Al-anbiyā‟ diawali

dengan ayat yang menakutkan, dan peringatan tentang dekatnya

hari kiamat, sementara manusia lalai terhadap arti hisab dan

hukuman. Di dalamnya, Allah SWT menerangkan bahwa,

meskipun hari kiamat dan hisab (perhitungan amal perbuatan)

sudah dekat, tetapi manusia masih saja lalai terhadapnya,

mengabaikan Alquran, dan tidak sudi mendengarkan dan

merenungkannya.9

9Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir, Jilid 9, (Damsyik: Daar al-Fikr,

2009), P. 5-6

Page 9: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

119

Diriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki dari sahabat

Rasulullah Saw yang membangun sebuah tembok. Lalu ada

sahabat lain yang lewat di dekat orang tersebut pada saat surah ini

diturunkan. Sahabat yang membangun tembok itu berkata

kepadanya, “Ayat Alquran apa yang turun hari ini?” sahabat yang

ditanya menjawab, “Telah turun ayat (surah Al-anbiyā‟ ayat 1)

mendengar jawaban itu, sahabat yang membangun tembok pun

segera mengakhiri pekerjaannya dan berkata, “Sungguh, aku

tidak akan membangun apa-apa lagi karena hisab telah dekat”.10

Dalam kalimat ( ) Wahbah Az-Zuhaili

mengartikan bahwa mereka digambarkan dengan keadaan

(alghaflatu) dan (al-’irāḍu). Kata alghaflatu aslinya bermakna

tidak mengingat sesuatu, maksudnya disini sikap acuh tak acuh

dan berpaling. Sementara kata al-’irāḍu artinya berpaling dari

sesuatu, tetapi maksudnya disini adalah berpaling dari bersiap

diri menghadapi hisab dengan beriman.11

Meski hari Kiamat

10

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir, Jilid 9, .... P. 10 11

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir, Jilid 9, (Damsyik: Daar al-

Fikr, 2009), P. 10

Page 10: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

120

sudah dekat, sayang manusia masih tetap dalam keadaan lalai

dan berpaling (al-Ghaflah dan al-’irāḍu).

Wahbah az-Zuhaili menafsirkan al-Ghaflah adalah lalai

terhadap hisab dan tidak mau memikirkan kesudahan yang pasti.

Padahal, akal mereka tentu menghendaki sebuah kesadaran

bahwa pasti ada ganjaran bagi orang yang berbuat baik dan bagi

orang yang berbuat jahat. Sedangkan, al-’irāḍu yaitu terlalu

tenggelam dalam sikap jauh dari Alquran, mengabaikan ayat-

ayatnya, dan tidak beriman kepada Allah SWT meskipun sudah

dalam kondisi sadar dari al-Ghaflah dan al-Jahālah

(kebodohan).12

Allah SWT memperingatkan dekatnya hari kiamat dengan

firman-Nya tersebut, “telah dekat kepada manusia hari

menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam

kelalaian lagi berpaling (daripadanya)”. Mereka enggan

membekali diri untuk menghadapi hisab. Mereka tak mau

memikirkan akhirat dengan cara bersegera untuk beriman.

12

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir, Jilid 9,…., p. 16

Page 11: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

121

Yang dimaksud dengan kata “annās” menurut pandangan

Ibnu Abbas r.a adalah orang-orang musyrik para pengingkar

adanya ba’ṡ (hari dibangkitkan kembali). Ini sekaligus

mengisyaratkan bahwa ba’ṡ adalah sebuah keniscayaan yang tak

diragukan lagi.

Zahirnya, redaksi ayat tersebut bersifat umum mencakup

seluruh manusia meskipun yang diisyaratkan pada waktu itu

memang kaum kafir Quraisy dengan indikator ayat-ayat

berikutnya. Oleh karena itu, ayat ini bersifat mengendalikan

ambisi-ambisi serta mendorong manusia agar segera beriman.

Barangsiapa mengetahui hari kiamat telah dekat, ia akan

bersegera untuk bertobat dan tidak lagi mempedulikan dunia.

Setiap yang akan datang itu dekat dan kematian tidak bisa

dimungkiri kedatangannya. Kematian setiap orang adalah kiamat

baginya.Begitulah, hari kiamat bisa dikatakan dekat jika dilihat

dari konteks masa yang telah lalu. Ar-razi mengatakan, “yang

dimaksud dengan manusia disini haruslah orang yang berhak

Page 12: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

122

dihisab, yaitu mukallaf, bukan orang yang tidak berhak

atasnya.”13

Dalam ayat ini terkandung dalil yang menunjukkan telah

dekatnya hari kiamat. Oleh karena itu, Rasulullah Saw dalam

sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori.

دب ثناأح قدا حد ثناانفضيم وان حد ب ا ثناأبىحازو سهي ثناسهم حد حد ب

رضي سعد رسىل رأيت قال عنه الل صهى الل بإصبعيه قال وسهى عهيه الل

بهايبعثت تهي وانتي هكذابانىسطى ال اعةكهاتي وانس

Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Al Miqdam

Telah menceritakan kepada kami Al Fudlail bin Sulaiman Telah

menceritakan kepada kami Abu Hazim Telah menceritakan

kepada kami Sahl bin Sa'dari radliallahu 'anhu, ia berkata; Aku

pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata

sambil memberi isyarat dengan kedua jarinya seperti ini -yakni

dengan jari tengah dan jari telunjuk-: "Sesungguhnya aku di utus,

sementara kedatangan hari kiamat adalah sebagaimana jarak

antara kedua jari ini (jarak selisih antara jari tengah dan

telunjuk)." (HR. BUKHARI - 4555) 14

13

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir, Jilid 9,…., p. 12 14

Lidwa Pusaka i-Software - Kitab 9 Imam Hadist

Page 13: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

123

Kemudian Allah SWT menuturkan bukti yang

mengindikasikan kelalaian manusia tersebut (pada ayat 2) “Tidak

datang kepada orang-orang kafir Quraisy dan mereka yang serupa

dengannya bagian dari Alquran yang baru diturunkan, dengan

proses penurunan yang gradual, surah demi surah dan ayat demi

ayat. Sesuai dengan momentum dan kejadian yang ada.

Melainkan mereka mendengarnya, tetapi mereka mengabaikan,

mengejek, dan mengolok-olok. Hati dan pikiran mereka tak sudi

merenungi dan memahami makna yang terkandung di dalamnya.

Ini merupakan satu kecaman yang tegas terhadap orang-orang

kafir sekaligus teguran bagi orang-orang seperti mereka agar

berhenti dari sikap menyia-nyiakan manfaat yang sebenarnya

akan membuat mereka bahagia di dunia dan di akhirat.15

2) Firman Allah dalam QS. Al-Anbiyā‟ ayat 97

15

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir, Jilid 9,…., P. 13

Page 14: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

124

“dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari

berbangkit), Maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang

yang kafir. (mereka berkata): "Aduhai, celakalah Kami,

Sesungguhnya Kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan

Kami adalah orang-orang yang zalim".

Ayat diatas menjelaskan bagaimana penyesalan orang-

orang yang kafir akibat tidak mengindahkan dan lalai pada

peringatan hari kebangkitan dan hisab, bahkan mendustakannnya,

yang ayat sebelumnya membahas dan menerangkan bahwa kaum

kafir telah dibinasakan dengan azab yang berat di dunia sehingga

menemui kemusnahan sampai hari kiamat kelak. Diantara tanda-

tanda hari kiamat adalah runtuhnya tembok Ya‟juj dan Ma‟juj.

Sedangkan ayat diatas sungguh mereka mengalami penyesalan

yang hebat hingga mereka pun berkata, “Duh, celakalah kami.”

Kata alwailu maknanya adalah kebinasaan. Seakan mereka

berkata, “Ketika di dunia kami adalah orang-orang yang lalai,

tidak mengetahui bahwa hal ini ternyata benar adanya, bahwa

ba’ṡ (hari kebangkitan), kembali kepada Allah SWT, hisab, dan

balasan adalah nyata. Bahkan, sebenarnya kami adalah orang-

orang yang menzalimi diri kami sendiri karena kami telah

Page 15: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

125

menyebabkan diri kami terkena azab.”Ini adalah sebuah

pengakuan yang sangat jelas bahwa mereka telah menzalimi diri

mereka sendiri saat pengakuan sudah tidak berguna lagi bagi

mereka.16

Kemudian Allah SWT menegaskan tentang ba’ṡ dan

balasan dengan firman-Nya “waktarobalwa‟dul haqqu”

Juga tentang apa yang dialami oleh orang-

orang kafir berupa berbagai kengerian dan kejadian luar biasa

yang membuat mata mereka terbelalak hampir-hampir tidak

berkedip disebabkan kedahsyatan hari itu, seraya berkata “Duh

binasalah kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang

berbuat zalim dengan berbuat kemaksiatan, kami menempatkan

ibadah tidak pada tempat yang semestinya.”17

Sesungguhnya Allah SWT tidak lengah dari apa yang

diperbuat oleh orang-orang yang zalim itu, dan akan

16

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir, Jilid 9,…., p. 141 17

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir, Jilid 9,…., P.143

Page 16: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

126

mengazabnya nanti pada hari kiamat, seperti firman-Nya dalam

surah Ibrāhīm ayat 42 :

“Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa

Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim.

Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai

hari yang pada waktu itu mata (mereka)

terbelalak.”(QS.Ibrāhīm: 42).

Janganlah mengira bahwa Allah SWT menunda azab

mereka itu berarti bahwa Allah lalai terhadap mereka,

mengabaikan mereka begitu saja, dan tidak menghukum mereka

atas perbuatan mereka. Tidak, tetapi Allah SWT menghitung dan

mencatat perbuatan mereka. Hukuman bagi mereka pasti akan

datang. Kemudian, Allah SWT menerangkan bahwa Dia

menunda hukuman orang-orang yang zalim itu sampai suatu hari

yang sangat mengerikan, dimana hari itu adalah hari ketika mata

mereka terbelalak. Maksudnya, Allah SWT memberi mereka

penangguhan dan penundaan hukuman sampai hari kiamat,

sampai-sampai pada hari itu mata mereka terbelalak tanpa

Page 17: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

127

berkedip sedikitpun, karena perasaan kaget bercampur takut yang

begitu luar biasa.18

Gambaran tersebut terjadi pada saat proses

hisab. Karena Allah SWT menyebutkan gambaran tersebut

langsung setelah penyebutan hari itu sebagai hari terjadinya

hisab.19

3) Firman Allah dalam QS. Maryam ayat 39

“Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan,

(yaitu) ketika segala perkara telah diputus.dan mereka dalam

kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman.”

Ayat sebelumnya menceritakan kekuatan pendengaran

orang-orang kafir dan tajamnya pandangan mereka pada hari

kiamat untuk dihisab dan diberikan balasan. Pada hari kiamat

pendengaran orang-orang zalim dan kafir sangat kuat dan

pandangan mereka sangat tajam, sebenarnya mereka juga

mengetahui kebenaran ketika di akhirat, akan tetapi ketika di

dunia mereka dalam keadaan tuli, bisu, dan buta dari kebenaran.

18

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir, Jilid 7,…., P.295 19

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir, Jilid 7,…., P.436-437

Page 18: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

128

Mereka tidak mendengar, tidak melihat dan tidak berakal. Ketika

didunia mereka diminta untuk mengikuti petunjuk tetapi mereka

tidak melakukannya, namun mereka menjadi taat di saat ketaatan

tidak lagi berguna.20

Dalam ayat diatas Allah SWT kemudian memerintahkan

nabi-Nya agar memperingatkan mereka (orang-orang musyrik).

Dia berfirman kepada Nabi Muhammad Saw “Wahai rasul

berilah peringatan kepada orang-orang musyrik dan yang

lainnya tentang akan datangnya hari ketika mereka semua

menyesal.” Pada hari itu, orang-orang jahat akan menyesal karena

merasa kurang banyak melakukan kebaikan. Pada hari itu mereka

selesai dihisab, buku catatan amal dilipat, para penghuni surga

dipisahkan dari penghuni neraka sehingga penghuni surga masuk

ke surga dan penghuni neraka masuk ke neraka. Saat ini, ketika di

dunia, mereka lalai dengan apa yang diperingatkan kepada

mereka pada hari penyesalan. Mereka lalai dengan apa yang akan

mereka dapatkan dan lalai dengan kengerian yang akan mereka

20

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir, Jilid 8,…., P.376

Page 19: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

129

rasakan pada hari itu karena mereka memang tidak beriman

dengan adanya hari Kiamat, hisab dan pembalasan.21

4) Firman Allah dalam QS. Qāf ayat 22

“Sesungguhnya kamu berada dalam Keadaan lalai dari (hal) ini,

Maka Kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi)

matamu, Maka penglihatanmu pada hari itu Amat tajam.”

Setelah Allah SWT mengemukakan berbagai bukti nyata

yang terdapat pada penjuru alam dan diri makhluk bahwa ba‟ṡ

adalah suatu hal yang sangat mungkin, selanjutnya Allah SWT

memulai penegasan mengenai penciptaan manusia yang

menunjukkan cakupan pengetahuan-Nya dan keagungan kuasa-

Nya untuk menciptakan manusia pada kali pertama dan

mengembalikannya. Kemudian Allah SWT menginformasikan

bahwa dengan kematian, hakikat akan tersingkap nyata. Juga,

informasi mengenai dua malaikat yang pada hari kiamat

menggiring setiap diri menuju al-Mahsyar dan memberikan

21

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir, Jilid 8,…., P.437

Page 20: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

130

kesaksian, serta diangkatnya tirai kelalaian yang menutupi

penglihatan manusia, lalu ia mengetahui keadaan hari

kebangkitan kembali dan digiringnya umat manusia menuju al-

Maḥsyar.22

Wahbah az-Zuhaili menjelaskan ayat diatas bahwa ketika

itu, dikatakan kepada manusia, dikatakan kepada orang kafir, atau

kepada orang yang taat atau yang durhaka, “Ketika di dunia

kalian lalai terhadap keadaan dan hari ini. Lalu kami singkapkan

penutup yang ada pada dirimu yang menghalangi dan memisah

antara kamu dan berbagai perkara akhirat, sehingga pada hari ini

penglihatanmu sangat tajam yang membuatmu bisa melihat apa

yang sebelumnya tersembunyi dari dirimu dan tidak bisa kamu

lihat dalam kehidupanmu”. Sebab, masing-masing orang pada

hari Kiamat mengetahui nasibnya serta menangkap sesuatu yang

sebelumnya ia ingkari ketika di dunia.23

Dikatakan kepada manusia, baik yang taat maupun yang

membangkang pada hari Kiamat, “Wahai manusia, kamu

sebelumnya benar-benar lalai terhadap akhir kesudahan segala

22

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir, Jilid 13,…., p.629 23

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir, Jilid 13,…., p.629-630

Page 21: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

131

urusan. Pada hari ini, kamu tersadar dan melihat yang

sebelumnya tidak kamu lihat berupa berbagai hakikat. Juga,

sesuatu yang sebelumnya ketika di dunia kamu tidak

mempercayainya dan mencoba merenungkannya seperti beriman

kepada Allah SWT tanpa menyekutukannya, mempercayai rasul-

Nya, ba’ṡ, ḥasyr, dan hisab.24

5) Firman Allah dalam QS. Ar-Rūm ayat 7

“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan

dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.”

Pada ayat sebelumnya Allah SWT memberi kabar

gembira kepada kaum Mukmin dengan kemenangan romawi

(golongan ahli Kitab yang memiliki kedekatan batin dengan

kaum mukmin karena kesamaan dalam keimanan kepada Allah

SWT dan hari akhirat) atas Persia ( pemeluk agama Majusi dan

penyembah berhala dan tidak percaya sedikitpun kepada kitab-

kitab samawi juga kepada Allah SWT dan hari akhirat) adalah

sebuah janji yang benar dari Allah SWT, serta berita yang tepat,

24

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir, Jilid 13,…., p.521

Page 22: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

132

Allah SWT tidak pernah mengingkari janji-Nya sehingga berita

tersebut pasti akan terjadi. Akan tetapi, mayoritas manusia, yaitu

orang-orang kafir tidak mengetahui janji Allah SWT.25

Menurut Wahbah az-Zuhaili ayat diatas maksudnya yaitu

mayoritas manusia memiliki ilmu zahir tentang dunia dan ilmu-

ilmu materi seperti pengaturan hidup, cara mendapatkan harta

dan usaha berupa perdagangan, perkebunan, industri dan lainnya.

Akan tetapi, mereka lalai dalam masalah agama dan akhirat,

seakan-akan mereka orang-orang yang tidak berpikir dan

merenung, tidak melihat ke masa depan dan nasib yang akan

menunggu mereka, yaitu berupa kenikmatan yang kekal, jika

mereka beriman dan beramal saleh, atau azab yang hina jika

mereka kafir dan melanggar perintah Allah SWT mereka ini

selamanya tidak mengetahui hal-hal yang berguna di akhirat

kelak. Ilmu mereka hanya terbatas pada dunia. Bahkan mereka

tidak mengetahui hakikat dari dunia ini, namun yang mereka

ketahui hanya kulitnya saja, yaitu yang berupa kelezatan dan

permainan. Mereka tidak mengetahui intinya yang berupa

25

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir, Jilid 11,…., p. 53

Page 23: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

133

kesulitan dan kesusahan. Intinya mereka lalai terhadap kehidupan

akhirat.26

b. Ghaflah Terhadap Ayat-ayat Allah (tanda kekuasaan)

1) Firman Allah dalam QS. Al-A‟rāf ayat 146

“Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan

dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda

kekuasaan-Ku.merekajika melihat tiap-tiap ayat(Ku), mereka

tidak beriman kepadanya. dan jika mereka melihat jalan yang

membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya,

tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus

memenempuhnya. yang demikian itu adalah karena mereka

mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai dari

padanya.”

Ayat-ayat ini berbicara tentang tabiat atau perilaku orang-

orang yang sombong, baik di masa dahulu maupun di masa

sekarang. Dipalingkannya orang-orang yang sombong dari

memahami dalil-dalil kebesaran Allah dan akibat dari

26

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir, Jilid 11,…., p. 53

Page 24: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

134

kesombongan dan kekafiran mereka. Setelah Allah SWT

menjelaskan pada ayat-ayat yang lalu bahwa apa yang menimpa

Fir‟aun berupa kebinasaan disebabkan kesombongan dan

kezalimannya. Allah menyebutkan keengganan kaum Quraisy

untuk beriman juga disebabkan oleh sikap sombong mereka. Ini

menunjukkan bahwa penyebab berpalingnya manusia dari

keimanan dan berada dalam kekafiran adalah kesombongan.

Kesombongan biasanya menghalangi seseorang untuk merenungi

kebenaran, membuatnya mendustakan kebenaran, dan

menjadikannya lengah dari ayat-ayat Allah yang menunjukkan

kebesaran-Nya.27

Allah SWT mengatakan bahwa “aku akan menghalangi

hati orang-orang yang sombong dan enggan menaatiku dan

orang-orang yang sombong terhadap manusia tanpa haq dari

memahami dalil-dalil yang yang menunjukkan kebesaran dan

syariat-Ku. Firman Allah SWT :

27

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir, Jilid 5,…., p. 96

Page 25: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

135

“Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai

kaumku, mengapa kamu menyakitiku, sedangkan kamu

mengetahui bahwa Sesungguhnya aku adalah utusan Allah

kepadamu?" Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran),

Allah memalingkan hati mereka dan Allah tidak memberi

petunjuk kepada kaum yang fasik”.(QS. aṣ-Ṣaff: 5)

Wahbah Az-Zuhaili menjelaskan bahwa yang dimaksud

dengan “Ayat-ayatku” disini adalah bukti-bukti dan penjelasan-

penjelasan. Ini merupakan firman yang mencakup seluruh umat

dan personal, seperti Fira‟un dan kaumnya, yang dihalangi oleh

Allah SWT dari memahami ayat-ayat yang dibawa Musa. Boleh

jadi, mereka memahami beberapa ayat-ayatnya namun mereka

mengingkarinya karena sombong, merasa tinggi, dan angkuh,

seperti kaum Fir‟aun. Firman Allah SWT :

Page 26: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

136

“Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan

kesombongannya. Padahal hati mereka meyakini

(kebenaran)nya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-

orang yang berbuat kebinasaan” (QS. an-Naml:14)

Kaum kafir Quraisy, juga dihalangi oleh kekafiran untuk

memerhatikan ayat-ayat Allah meskipun mereka sebenarnya

yakin dengan kebenaran Nabi Muhammad Saw. Diantara sifat

orang-orang yang sombong adalah pertama, mereka tidak

beriman dengan ayat apapun yang menunjukkan dan

memperlihatkan kebenaran, karena ayat-ayat itu tidak akan

berguna, kecuali untuk orang yang memang siap untuk

memahaminya dan menerima kebenaran.28

Kedua, mereka menjauh dari jalan petunjuk dan

kebenaran, padahal itu adalah jalan yang dimudahkan dan

membawa kepada keselamatan. Apabila mereka melihat jalan

yang lurus, mereka tidak mau melewatinya, bahkan mereka

melewati jalan yang lain. Hal ini mereka lakukan dengan sengaja

karena sifat mereka yang membangkangkan. Boleh jadi, sebagian

28

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir, Jilid 5,…., p. 96

Page 27: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

137

mereka melakukannya karena kebodohan. Namun, kedua

kelompok ini dihukum sama.29

Ketiga, ketika tampak jalan kesesatan dan kerusakan,

mereka segera mengejar jalan tersebut karena jalan tersebut sudah

dihiasi oleh hawa nafsu mereka yang selalu memerintahkan untuk

berbuat buruk. Kelompok ketiga ini lebih buruk dari kelompok-

kelompok sebelumnya.

Kemudian, Allah SWT menjelaskan sebab mereka

mendapat balasan, yaitu pendustaan mereka terhadap ayat-ayat

Allah yang diturunkan kepada para rasul-Nya dan kelengahan

mereka untuk memikirkan ayat-ayat tersebut serta berpalingnya

mereka untuk mengamalkannya. Secara global, kondisi orang-

orang yang sombong bisa digambarkan bahwa Allah SWT tidak

menjadikan mereka tercipta sebagai orang-orang yang kafir atau

sesat, dan Allah juga tidak pernah menggiring mereka kepada hal

tersebut. Akan tetapi, semua itu terjadi karena pilihan mereka

sendiri ketika mereka mendustakan ayat-ayat Allah.30

29

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir, Jilid 5,…., p. 97 30

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir, Jilid 5,…., p. 97

Page 28: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

138

2) Firman Allah dalam QS. Yūnus ayat 7

“Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak

percaya akan) Pertemuan dengan Kami, dan merasa puas

dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan

kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat

Kami,”

Setelah Allah SWT menegaskan dalil-dalil atas penetapan

adanya Tuhan dan keberadaan-Nya, penetapan adanya ba‟ṡ dan

pembalasan atas amal perbuatan di hari penghitungan, Allah

menyebutkan keadaan orang-orang yang kafir dan menentang

dalil-dalil wujud dan keesaan-Nya dan keadaan orang-orang yang

beriman yang telah berbuat amal saleh, kemudian Allah SWT

menjelaskan balasan bagi masing-masing kedua kelompok

(Mukmin dan kafir).31

Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharap dan

tidak menginginkan pertemuan dengan Allah di akhirat nanti

untuk dihisab dan diberi balasan atas perbuatan, karena

keingkaran mereka terhadap hari kebangkitan, mereka lebih

31

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir, Jilid 6,…., p. 121

Page 29: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

139

senang dengan kehidupan dunia ketimbang akhirat. Karena

kealpaan mereka akan akhirat, mereka tentram dan nyaman hidup

di dunia mengikuti syahwat, kenikmatan dan keindahan dunia.

Mereka lupa akan ayat-ayat Allah baik yang kauniyah ataupun

syar‟iyyah, tidak mau berpikir tentang ayat-ayat Allah yang

kauniyah, dan juga tidak mau menjalankan ayat-ayat Allah yang

syar‟iyyah. Mereka yang disebutkan itu, tempat kembali dan

tinggalnya adalah neraka, sebagai balasan atas apa yang mereka

kerjakan di dunia berupa dosa dan kekufuran mereka kepada

Allah dan rasul-Nya serta kepada hari akhir.

Adanya penghubungan

menuntut adanya pengertian yang berbeda, entah karena

perbedaan dua sifat itu atau karena perbedaan dua kelompok itu,

dan yang dimaksudkan dengan kelompok pertama adalah orang-

orang yang mengingkari hari kebangkitan yang mereka tidak

menginginkan kecuali kehidupan dunia. Mereka adalah kelompok

materialism dan atheis, dan yang dimaksudkan dengan kelompok

kedua adalah orang-orang yang terlena dengan kehidupan dunia

Page 30: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

140

dan tidak berpikir tentang akhirat dan tidak menyiapkan

bekalnya. Inilah balasan kelompok orang yang kafir, mereka akan

merasakan kesusahan. Adapun balasan bagi kelompok yang

Mukmin, mereka akan merasakan kebahagiaan karena mereka

mengerjakan amal saleh dan tidak melupakan ayat-ayat Allah

SWT.32

c. Ghaflah Dalam Mendayagunakan Potensi-potensi

Dalam Diri Manusia

1) Firman Allah dalam QS. Al-A‟rāf ayat 179

“Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam)

kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi

tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan

mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk

melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai

telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-

ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka

lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.”

Pada ayat-ayat yang lalu Allah mengisahkan kepada orang

musyrik dan Yahudi tentang orang yang berilmu dan beragama

32

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir, Jilid 6,…., P.121

Page 31: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

141

tapi tidak mengamalkan ilmunya, bahkan memilih jalan setan dan

kehinaan, maka pada ayat ini Allah menggambarkan bahwa

orang-orang yang sesat dan lalai itu seperti binatang yang tidak

menggunakan akal dan hati nuraninya untuk memahami ayat

Allah SWT.33

Allah SWT menjelaskan apa yang disampaikan-Nya

tentang orang-orang yang mendapatkan kesesatan. Dia berfirman

artinya, Allah SWT bersumpah bahwa dia

menciptakan kebanyakan dari kalangan jin dan manusia

melakukan amal perbuatan yang membuat mereka berhak masuk

neraka Jahannam. Dia berfirman ketika menjelaskan nasib

mereka di hari kiamat nanti dalam QS.Hūd: 105. 34

Faktor yang membuat ahli neraka pantas masuk ke neraka

jahannam adalah mereka tidak menggunakan akal mereka secara

baik untuk bisa mengantarkan mereka kepada hakikat keimanan,

memahami dengan benar hakikat kenikmatan dan kebahagiaan

33

Tafsir Kementrian Agama RI, Alquran & Tafsirnya, juz 7-9,

(Jakarta: Widya Cahaya, 2011), P. 527 34

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir, Jilid 5,…., p. 178

Page 32: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

142

dunia dan akhirat karena kebaikan terdapat dalam hal-hal yang

Allah perintahkan dan keburukan terdapat dalam hal-hal yang

dilarang Allah SWT sedangkan pandangan mereka bertumpu

hanya kepada yang lahiriah saja, sebagaimana firman Allah

SWT:

“mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari

kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat

adalah lalai.” (QS. Ar-Rūm:7)

Mereka benar-benar masih tidak bisa memahami hakikat-

hakikat tersebut. Hal ini karena mereka tidak bisa memanfaatkan

hati mereka, tidak memahami makna dari pahala, dan tidak takut

terhadap siksa. Mereka juga tidak melihat dengan menggunakan

penglihatan mereka untuk menghayati, menadaburi, dan

mendalami ayat-ayat Allah SWT di alam dan di Alquran yang

dapat menunjukkan mereka kepada jalan yang mendatangkan

kebahagiaan pada mereka. Mereka juga tidak mendengarkan

dengan telinga mereka untuk menadaburi dan menghayati ayat-

ayat Allah SWT yang diturunkan kepada para nabi-Nya. Mereka

juga tidak mau mendengarkan sejarah tentang umat-umat

Page 33: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

143

terdahulu dan bagaimana akhir dari kehidupan mereka

disebabkan mereka berpaling dari petunjuk Allah dan rasul-rasul-

Nya.35

Penafian pendengaran dan penglihatan dari mereka bukan

berarti penafian mereka dapat mendengar dan melihat secara

jasmani. Namun yang dimaksud adalah pendegaran dan

penglihatan mereka terhalang untuk melihat petunjuk dan

mendengar berbagai nasihat.

Ini sama seperti firman Allah SWT dalam ayat lain yaitu :

“Dan Apakah tidak menjadi petunjuk bagi mereka, berapa

banyak umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan

sedangkan mereka sendiri berjalan di tempat-tempat kediaman

mereka itu.Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-

tanda (kekuasaan Allah).Maka Apakah mereka tidak

mendengarkan?dan Apakah mereka tidak memperhatikan,

bahwasanya Kami menghalau (awan yang mengandung) air ke

bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu

35

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir, Jilid 5,…., p. 178

Page 34: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

144

tanaman yang daripadanya Makan hewan ternak mereka dan

mereka sendiri. Maka Apakah mereka tidak

memperhatikan?”(QS. As-sajadah: 26-27)

Mereka itulah orang-orang yang disifati sebagaimana

disebutkan dalam ayat diatas bahwa akal dan pancaindra mereka

tidak berfungsi, hal ini sama seperti binatang ternak (sapi, unta,

dan kambing) yang ada dalam pikiran mereka hanyalah makan,

minum, dan menikmati kesenangan hidup duniawi saja. Bahkan

mereka lebih sesat lagi dari itu, karena binatang ternak saja

biasanya mengejar segala yang bermanfaat baginya dan

menghindar dari segala yang akan membahayakannya dan tidak

berlebihan dalam makan dan minum.

Sementara itu, orang-orang tersebut menjerumuskan diri

mereka ke dalam neraka karena kebangkangan mereka. Mereka

juga selalu berlebihan dalam semua bentuk kesenangan dan tidak

memahami makna pahala. Binatang ternak tidak memiliki

kemampuan untuk mencapai berbagai bentuk keutamaan dan

kemuliaan, sementara manusia diberikan kemampuan untuk

mencapai hal tersebut.36

36

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir, Jilid 5,…., P.179

Page 35: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

145

Mereka itulah orang-orang yang benar-benar lalai dari

ayat-ayat Allah SWT dan lalai dalam menggunakan perasaan dan

akal mereka untuk tujuan-tujuan diciptakannya perasaan dan akal,

yang seharusnya memanfaatkan objek-objek pendengaran dan

penglihatan yang bisa mengantarkan kepada kebaikan. Mereka

itulah orang-orang bodoh yang tidak melihat arah masa depan.

Mereka hanya berkutat pada kehidupan semata. Mereka

mengabaikan sesuatu yang bisa membuat mereka kekal dalam

kenikmatan kehidupan akhirat. Inilah yang dimaksud dengan

kelalaian mereka, yaitu ketika mereka tidak mau menghayati dan

menadaburi serta masa bodoh dengan surga dan neraka.37

2) Firman Allah dalam QS. An-Naḥl ayat 108

“Mereka Itulah orang-orang yang hati, pendengaran dan

penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah, dan mereka Itulah

orang-orang yang lalai.”

37

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir, Jilid 5,…., P. 179

Page 36: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

146

Dalam ayat-ayat sebelumnya, Allah SWT memberikan

ancaman keras kepada orang-orang kafir yang mengarang

kebohongan terhadap Nabi Muhammad Saw dan menuduh beliau

dengan berbagai tuduhan yang keji. Seperti menyebut beliau

sebagai pendusta dan mengarang kebohongan, bahwa apa yang

beliau bawa berasal dari perkataan manusia bukan dari sisi Allah

SWT. Selanjutnya disini, Allah SWT menyambungnya dengan

pembicaraan tentang orang yang kafir dengan lisannya saja,

bukan dengan hatinya disebabkan ketakutan dan pemaksaan yang

dialami, serta tentang orang yang kafir dengan lisan dan hatinya

sekaligus.38

Barangsiapa yang melapangkan dadanya untuk kafir serta

merasa senang dan nyaman dengan kekafiran setelah ia beriman,

ia akan mendapatkan murka dan laknat Allah SWT, dan di

akhirat ia memperoleh azab yang keras. Itu karena ia telah

mengetahui keimanan, namun ia berpaling darinya. Juga, karena

ia terlalu mencintai kehidupan dunia lebih dari akhirat sehingga

ia pun berani murtad. Allah SWT tidak menunjuki hatinya dan

38

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir, Jilid 7,…., p. 563

Page 37: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

147

tidak meneguhkannya diatas agama yang hakiki. Allah SWT pun

mengunci mata hatinya, sehingga ia pun termasuk golongan

orang-orang yang lalai dari apa yang diinginkan, dan termasuk

orang-orang yang tidak memahami apa yang sebenarnya

bermanfaat bagi mereka. Pendengaran dan penglihatannya

ditutup karena ia tidak manfaatkan sebagaimana mestinya

sehingga pendengaran dan penglihatannya tidak berguna

baginya.39

Wahbah az-Zuhaili menafirkan ayat diatas yaitu orang-

orang yang murtad atau kafir setelah beriman adalah orang-orang

yang Allah SWT mengunci mata hati, pendengaran, dan

penglihatan mereka. Sehingga mereka tidak mau beriman, tidak

mendengar firman Allah SWT, serta tidak melihat dan merenungi

dalil-dalil dan bukti-bukti. Mereka itulah orang-orang yang

lengkap kelalaiannya, tidak ada orang yang lebih lalai dari

mereka. Karena lalai memperhatikan akibat-akibat adalah puncak

tertinggi kelalaian.40

39

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir, Jilid 7,…., p. 564 40

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir, Jilid 7,…., p. 485

Page 38: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

148

2. Ayat-ayat Sahwan

a. Sahwan dalam Mengingkari Adanya Yaumul ḥasyr

“(Yaitu) orang-orang yang terbenam dalam kebodohan dan

kelalaian”.(QS.al- Żāriyāt: 11)

Dalam bagian akhir surah Qāf, Allah SWT menjelaskan

bahwa orang-orang musyrik tetap keras kepala dan kukuh

mengingkari adanya yaumul ḥasyr, sekalipun telah dipaparkan

kepada mereka bukti-bukti yang nyata, kuat, dan tidak

terbantahkan. Oleh karenanya, setelah itu tidak ada lagi yang

harus dilakukan selain mempertegas dakwah dengan sumpah.

Oleh karena itu, permulaan surah ini, diawali dengan sumpah.

Allah SWT bersumpah dengan langit yang memiliki konstruksi

bangunan yang kukuh, solid, indah, elok, dan sempurna. Hal itu,

sekali lagi untuk mempertegas bahwa orang-orang musyrik

benar-benar berada dalam kerancuan dan kontradiksi dalam

memandang Allah SWT, Rasulullah Saw, Alquran, ba’ṡ, dan

Page 39: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

149

ḥasyr.41

Indikasi pada surah ini yaitu sumpah untuk menegaskan

terjadinya ba‟ṡ.

Sesungguhnya kalian wahai kaum kafir Quraisy sungguh

benar-benar berada dalam kerancuan, kontradiktif, dan

inkonsistensi dalam perkataan dan pandangan kalian mengenai

Alquran dan Rasulullah Saw. Pandangan dan penilaian kalian itu

sering berubah-ubah, rancu, dan kontradiktif. Terkadang kalian

mengatakan bahwa Alquran adalah syair dan Rasulullah adalah

seorang penyair, atau Alquran adalah sihir dan Rasulullah Saw

adalah tukang sihir, atau Alquran adalah perdukunan, mitos,

legenda, serta dongeng dan Rasulullah Saw adalah seorang

dukun. Bahkan kalian juga mengatakan bahwa Rasulullah Saw

adalah orang gila.42

Menyangkut diri Rasulullah Saw, mereka pada suatu

waktu mengatakan bahwa beliau adalah orang gila, namun pada

kesempatan yang lain, mereka mengatakan bahwa beliau adalah

penyihir, padahal seorang penyihir mestilah orang yang berakal.

Sedangkan menyangkut ba’ṡ dan ḥasyr, mereka mengatakan

41

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir, Jilid 14,…., P.9 42

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir, Jilid 14,…., P.10

Page 40: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

150

bahwa istilah ḥasyr tidak ada dan tidak ada pula kehidupan

setelah kematian. Namun pada waktu yang bersamaan, mereka

mengklaim bahwa berhala-berhala yang mereka sembah dan

puja-puja adalah para pemberi syafaat kepada mereka di sisi

Allah SWT kelak pada hari kiamat. Dan masih banyak lagi sikap

dan pandangan-pandangan mereka lainnya yang rancu dan

kontradiktif.43

Sesungguhnya orang yang dipalingkan dari Alquran dan

dari keimanan, tidak lain adalah orang yang mendustakan dan

tidak mempercayainya. Orang yang tertipu dan terkelabuhi tidak

lain adalah orang yang kebingungan dan tenggelam oleh

kebodohan dan kelalaian. Karena pada dasarnya, apa yang

mereka katakan adalah perkataan batil. Orang yang terpalingkan

Karena hal-hal tersebut adalah orang yang benar-benar

dipalingkan dari keimanan kepada Rasulullah Saw. Semua

perkataan mereka adalah perkataan yang rancu dan kontradiktif

karena seorang penyair, penyihir, atau dukun tentulah orang yang

43

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir, Jilid 14,…., P.12

Page 41: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

151

memiliki akal, kecerdasan dan kecerdikan. Adapun orang gila, ia

adalah orang yang tidak memiliki akal sama sekali.44

Wahbah az-Zuhaili menafsirkan ayat diatas bahwa

terlaknatlah dan sungguh hina orang-orang yang gemar berdusta,

yaitu orang-orang yang memiliki pandangan dan perkataan yang

rancu, serta meragukan janji dan ancaman Allah SWT. mereka

adalah orang-orang yang berada dalam kebodohan yang

menenggelamkan mereka, tenggelam dalam kekufuran dan

keragu-raguan hingga lalai dari apa yang diperintahkan kepada

mereka dan dari apa yang akan mereka hadapi kelak. Asal

kalimat ini adalah sebagai doa yang tidak baik (kutukan) atas

mereka, yaitu doa agar mereka binasa dan hancur, seperti pada

ayat 17 surat „Abasa, Allah SWT berfirman:

“Celakalah manusia!Alangkah kufurnya dia!” (QS.

„Abasa:17)

Dengan kata lain, makna kalimat ini secara tekstual atau

harfiyah adalah mendoakan semoga terbunuh, binasa dan hancur.

44

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir, Jilid 14,…., P.10

Page 42: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

152

Kemudian kata ini digunakan juga sebagai pelaknatan dan

pengutukan.45

b. Sahwan dalam Ibadah (Melalaikan Shalat)

“(yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya”(QS. Al-Mā‟ūn:

5)

Surah ini berkaitan erat dengan surah sebelumnya dari

tiga aspek:

1. Dalam surah sebelumnya, Allah SWT mencela orang-

orang yang mengkufuri nikmat Allah yang telah diberi

makan oleh Allah. Di surah ini, Allah mencela orang-

orang yang enggan memberi makan kalangan fakir

miskin.

2. Dalam surah sebelumnya, Allah SWT memerintahkan

untuk beribadah hanya kepada-Nya. Di dalam surah ini,

Allah mencela orang-orang yang lalai terhadap shalat

mereka dan mereka pun melarang untuk mengerjakan

shalat.

45

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir,Jilid 14,…., p. 11

Page 43: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

153

3. Dalam surah sebelumnya Allah SWT menghitung

kenikmatan yang telah dianugrahkan kepada kaum

Quraisy. Meskipun telah mendapatkan banyak

kenikmatan, kaum Quraisy tetap mengingkari hari

kebangkitan dan tidak mempercayai adanya balasan di

akhirat. Sementara itu, di dalam surah ini, Allah

mengancam mereka dengan siksaan karena telah

mengingkari adanya balasan di akhirat kelak.46

Indikasi pada surah ini yaitu orang kafir yang

mengingkari balasan akhirat, karena di awal surah berbicara

tentang celaan atas orang yang mendustakan hari pembalasan dan

perhitungan amal di akhirat, dan orang munafik yang

memamerkan amalnya serta balasan bagi keduanya. Surah al-

Mā‟ūn menjelaskan sifat-sifat manusia yang buruk yang

membawa mereka ke dalam kesengsaraan.

Ibnu mundzir meriwayatkan dari Ibnu Abbas mengenai

firman Allah SWT “fawailul muṣallin” dia berkata, “Ayat ini

turun mengenai kaum munafik. Mereka memamerkan (riya)

46

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir , Jilid 15,…., p. 818-819

Page 44: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

154

shalat mereka kepada kaum mukminin jika ada. Mereka

meninggalkan shalat jika tidak ada kaum mukminin. Demikian

juga kaum munafik enggan meminjamkan sesuatu kepada orang

lain.”

Celakalah orang-orang munafik yang terkadang

memamerkan shalat dan orang-orang yang melalaikan shalat,

tidak perhatian, tidak mengharapkan pahala jika menunaikan

shalat dan tidak takut siksa jika meninggalkan shalat. Mereka

melalaikan shalat hingga habis waktunya. Jika mereka berkumpul

dengan kaum mukminin, mereka menunaikan shalat karena ingin

memamerkannya. Akan tetapi, jika mereka tidak bersama kaum

mukminin, mereka tidak menunaikan shalat.47

Dalam ayat tersebut Allah SWT tidak berfirman

“fīṣalatihim sāhūn”, lupa ketika menunaikan shalat dimaafkan,

sebab hal itu bukan merupakan kesengajaan. Akan tetapi, Allah

SWT berfirman “anṣalatihim sāhūn” yaitu mengakhirkan shalat

dari waktu yang ditentukan atau menunaikannya dengan sedikit

perhatian. Padahal, sifat malas untuk shalat dan mengulur-ulur

47

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir, Jilid 15,....., P. 822

Page 45: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

155

waktunya adalah sifat orang-orang munafik. Itu sebagaimana

firman Allah SWT48

:

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah

akan membalas tipuan mereka.dan apabila mereka berdiri untuk

shalat mereka berdiri dengan malas. mereka bermaksud riya

(dengan shalat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka

menyebut Allah kecuali sedikit sekali”. (QS. An-Nisā‟:142)

Maksudnya, bahwa orang-orang munafik melakukan

perbuatan tipu daya. Mereka menampakan keimanan dan

menyembunyikan kekufuran, menampakan kebaikan dan ketaatan

dan menyembunyikan kefasikan dan kemaksiatan.49

Meremehkan

dalam urusan shalat dan meninggalkannya serta bersikap pamer

di dalamnya adalah salah satu sifatnya orang-orang munafik.50

Boleh menggunakan lafal “almuṣalin” untuk

menunjukkan arti orang-orang yang meninggalkan shalat. Hal itu

disebabkan orang-orang yang meninggalkan shalat termasuk

48

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir , Jilid 15,…., P. 823 49

Muhammad Yusuf „Abdu, Jangan Jadi Munafik!, ,......P.231 50

Muhammad Yusuf „Abdu, Jangan Jadi Munafik!,…., P.237

Page 46: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

156

orang-orang yang diberi taklif untuk melaksanakan kewajiban

shalat.51

Sementara itu as-sahwu fi aṣ-ṣalah (lalai dalam shalat)

merupakan perkara yang tidak disengaja sehingga bukan

merupakan taklif. Di dalam sebuah riwayat dijelaskan bahwa

Nabi Saw juga pernah lalai di dalam shalat. Dan disyari‟atkan

untuk melakukan sujud sahwi bagi orang yang lalai di dalam

shalat. Demikian pula para sahabat pun pernah lalai dalam

shalat.52

Sesungguhnya orang-orang yang melalaikan shalat,

mereka adalah orang-orang yang melaksanakan shalat mereka

dengan riya di hadapan manusia. Mereka meriyakan kepada

manusia akan segala amal baik yang mereka lakukan agar

manusia memuji mereka.53

Hakikat riya adalah mencari sesuatu

yang bersifat duniawi dengan beribadah dan mencari tempat di

hati manusia. Menampakkan perbuatan shalat dan sedekah, atau

memperbagus pelaksanaan shalat karena ingin dilihat oleh

manusia termasuk ke dalam macam-macam riya.54

51

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir , Jilid 15,…., P. 823 52

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir , Jilid 15,…., P. 825 53

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir , Jilid 15,…., P. 823 54

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir , Jilid 15,…., P. 825

Page 47: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

157

Celakalah bagi orang yang melakukan tiga perkara;

melalaikan shalat, berbuat riya dan enggan untuk meminjamkan

barang-barang yang sudah lumrah atau biasa dipinjamkan.55

Orang-orang munafik telah mengumpulkan ketiga sifat tersebut;

meninggalkan shalat, riya, dan bakhil mengeluarkan harta.56

Perbedaan antara orang munafik dan orang riya adalah,

orang munafik menampakkan keimanan dan menyembunyikan

kekufuran, sedangkan orang riya menampakkan sesuatu yang

tidak ada di dalam hatinya, seperti sikap yang lebih khusyu agar

orang yang melihatnya meyakini bahwa dia adalah orang yang

taat beragama.57

Orang-orang munafik tersebut tidak beribadah

kepada Tuhan mereka dengan baik. Mereka juga tidak berbuat

baik kepada manusia hingga enggan untuk meminjamkan barang-

barang yang bisa dimanfaatkan oleh orang lain tanpa mengurangi

wujud barang itu sendiri dan mengembalikannya lagi secara utuh.

Dengan sikap pelit yang demikian, orang-orang munafik itu akan

55

Barang yang biasa dipinjam oleh manusia antara lain, seperti timba,

kapak, beliung, periuk, dan barang-barang rumah, serta sesuatu yang biasanya

mudah diminta, seperti air dan garam. Orang-orang yang enggan untuk

meminjamkan barang-barang tersebut biasanya akan dicap pelit dan tidak

berbudi luhur. Lihat Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir , Jilid 15, hal 688 56

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir , Jilid 15,…., P.824 57

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir , Jilid 15,…., P. 825

Page 48: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

158

lebih enggan untuk mengeluarkan zakat dan ibadah-ibadah

lainnya.58

Meskipun sifat-sifat ini sangat jelas ada pada diri orang

munafik, tidak dapat dipungkiri sesungguhnya sebagiannya

terkadang juga ada pada diri orang Muslim yang taat. Saat

sebagian sifat tersebut ada pada diri orang Muslim yang taat, dia

akan menerima sedikit celaan, seperti jika meninggalkan shalat

dan enggan memberikan barang yang berguna. Hal ini merupakan

sikap tercela dan menodai harga diri jika dilakukan tidak dalam

keadaan terpaksa.

Dalam dua ayat yang berisi tentang melalaikan shalat dan

mencegah al-Mā‟ūn59

terdapat sebuah isyarat, sesungguhnya

shalat bagi Allah SWT dan al-Maa‟uun bagi seluruh makhluk

atau seluruh manusia. Barang siapa meninggalkan shalat, dia

tidak menghormati perintah Allah. Barang siapa yang mencegah

al-Mā‟ūn, dia tidak menaruh rasa kasih sayang kepada makhluk

Allah. Ini merupakan perbuatan yang sangat buruk sekali.

58

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir , Jilid 15,…., P. 824 59

Al-Maa‟uun adalah nama untuk setiap barang yang biasa dipinjam

oleh manusia.

Page 49: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

159

Diantara sifat dan keburukan orang yang mendustakan

hari pembalasan di akhirat adalah menghardik, mengusir,

menzalimi, serta tidak memberikan hak kepada anak yatim.

Termasuk juga tidak melakukan kebaikan dan tidak

menganjurkan atau tidak memerintahkan untuk memberi makan

orang-orang fakir dan miskin.60

Jadi maksudnya adalah, Allah

SWT menyifati orang-orang munafik di dalam surah ini dengan

empat sifat; bakhil, meninggalkan shalat, riya, serta mencegah

zakat dan kebaikan.61

C. Analisis Penulis Terhadap Pemahaman Ayat-Ayat

Ghaflah dan Sahwan

Berdasarkan penafsiran diatas, analisis penulis mengenai

ayat-ayat ghaflah dan sahwan yaitu, bahwa ternyata makna

sahwan atau kata yang seasal dengannya yaitu kata sāhūn yang

hanya terdapat dua ayat dalam dua surah yaitu pada surah aż-

Żāriyāt ayat 11 dan Al-Mā‟ūn ayat 5, dari kedua ayat tersebut

menunjukan subjek dan makna yang berbeda. Pada surah aż-

Żāriyāt ayat 11 subjeknya yaitu orang kafir, dan maknanya yaitu

60

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir , Jilid 15,…., P. 824 61

Wahbah Az-zuhaili, Tafsir al-Munir , Jilid 15,…., P. 826

Page 50: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

160

orang-orang yang berada dalam kebodohan yang

menenggelamkan mereka, tenggelam dalam kekufuran dan

keragu-raguan hingga lalai dari apa yang diperintahkan kepada

mereka, dan dari apa yang akan mereka hadapi kelak yaitu hari

kebangkitan (ba’ṡ). Sedangkan pada surah Al-Mā‟ūn ayat 5

subjeknya yaitu orang munafik, dan maknanya yaitu ancaman

untuk orang-orang yang mengakhirkan shalat dari waktu yang

ditentukan atau menunaikannya dengan sedikit perhatian

maksudnya lalai terhadap esensi dan tujuan shalat. Celakalah bagi

orang yang melakukan tiga perkara; melalaikan shalat, berbuat

riya dan enggan untuk meminjamkan barang-barang yang sudah

lumrah atau biasa dipinjamkan. Orang-orang munafik telah

mengumpulkan ketiga sifat tersebut; meninggalkan shalat, riya,

dan bakhil mengeluarkan harta.

Wahbah az-Zuhaili ketika menafsirkan suratal-Mā‟ū nayat

5, yaitu lalai tidak hanya dari sisi melaksanakan shalat yaitu

habisnya waktu shalat, akan tetapi lebih kepada pengaruh shalat

dalam kehidupan. Yang berdampak terhadap kurangnya

kepedulian terhadap sesama (fakir miskin) yang mengakibatkan

Page 51: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

161

mereka terjerumus kepada kelompok orang-orang yang

mendustakan agama. Sedangkan ketika menafsirkan surat al-

Żāriyā tayat 11, yaitu lalai karena meragukan janji dan ancaman

Allah SWT. dan mereka berada dalam kesesatan dan kekufuran.

Sedangkan ghaflah yaitu lalai atau lupa yang sudah tidak

bisa lagi diingatkan oleh apapun, mereka terlalu cinta pada dunia

dan tidak percaya adanya hari kebangkitan bahkan diperingatkan

dengan tanda-tanda kekuasaan Allah pun mereka bersikap acuh

tak acuh tidak segera mempersiapkan diri dengan segera beriman

dan lebih parahnya lagi mereka berpaling dan tidak mau

memikirkan kehidupan sesudahnya. Makna ghaflah dari 35 kata

jadiannya hampir semua ayat berbicara mengenai orang kafir.

Dan dari penafsiran ayat diatas semuanya berbicara tentang

orang-orang kafir yang mengingkari ba‟ṡ, ayat-ayat Allah serta

tidak mendayagunakan potensi sebagai manusia untuk

mengimani Allah dan rasulnya. Jadi subjek dari ayat ghaflah

yaitu orang kafir.

Menurut Wahbah al-Zuhaili kata alghaflatu aslinya

bermakna tidak mengingat sesuatu, maksudnya disini sikap acuh

Page 52: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

162

tak acuh dan berpaling. Yang dimaksud adalah lalai terhadap

hisab dan tidak mau memikirkan kesudahan yang pasti. Padahal,

akal mereka tentu menghendaki sebuah kesadaran bahwa pasti

ada ganjaran bagi orang yang berbuat baik dan bagi orang yang

berbuat jahat.

Hemat penulis bahwasanya setelah menganalisis makna

ghaflah dengan sahwan ditemukan adanya keterkaitan dari

keduanya yang ditinjau dari makna sahwan yang ada pada surat

al-Żāriyā tayat 11 yang merupakan lalai akan perkara akhirat dan

makna sahwan pada surah al-Mā‟ūn ayat 5 yaitu lalai terhadap

shalat bukan hanya lalai dari mengakhirkannya dari waktu yang

ditentukan akan tetapi lebih kepada pengaruhnya pada kehidupan

yang akan mengakibatkan sikap bakhil sehingga enggan untuk

mengeluarkan zakat dan ibadah-ibadah lainnya yang akan

mengantarkan mereka ke dalam golongan orang-orang yang

mendustakan agama dan melupakan akhirat, itulah akibat lalai

dari shalat yang dikerjakannya.

Adapun objek dari kedua term tersebut yaitu, term

ghaflah dan sahwan menunjukan dua objek, yaitu lalai dari

Page 53: BAB IV PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUHAILI TERHADAP AYAT-AYAT ...repository.uinbanten.ac.id/4497/6/SIAP BAB IV.pdf · Dari semua ayat-ayat ghaflah dan sahwan atau kata lain yang seasal dengannya

163

ibadah shalat dan lalai terhadap hari pembalasan bahkan

mengingkarinya.