bab iii pembahasan · kelebihan dan kekurangan dari jaringan tersebut. adapun hasil dari analisa...
TRANSCRIPT
41
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Tinjaun Perusahaan
Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum adalah tempat yang menjadi
analisa kami untuk meneliti jaringan komputer dalam menyusun laporan ini.
Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum adalah suatu lembaga keadilan di
Indonesia yang berada di bawah Mahkamah Agung RI, pada Direktorat Jenderal
Badan Peradilan Umum ini jenis jaringan yang digunakan adalah LAN ( Local Area
Network ). Kebutuhan akan jaringan komputer pada Direktorat Jenderal Badan
Peradilan Umum digunakan untuk berbagai fungsi diantaranya adalah :
4. Meningkatkan komunikasi dengan menghubungkan antar komputer dan dapat
bekerja pada sistem standar.
5. Berbagi informasi, akses jaringan dapat membuat lebih efisien misalnya
hubungan pusat database umum dapat menghindari input data yang sama.
6. Jaringan komputer dapat mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi dengan
menyimpan informasi dalam satu database terpusat dan perampingan praktik kerja
sehingga jaringan komputer dapat mengurangi kesalahan dan meningkatkan
konsistensi pekerjaan, dengan manfaat jaringan komputer ini staf memiliki semua
dari satu sumber informasi.
42
6.1.1. Sejarah Perusahaan
Sebagai ujung tombak tegaknya keadilan di Indonesia, Direktorat Jenderal
Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI memegang peran yang sangat
signifikan. Pembinaan terhadap Badan Peradilan di Indonesia telah melalui sejarah
yang sangat panjang, yang di mulai sejak Indonesia merdeka sampai dengan masa
sekarang reformasi.
1. Landasan Hukum Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum.
a. Masa Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1994 s/d 27 Desember 1949
yaitu masa Republk Indonesia di bawah Undang-Undang Dasar 1945.
b. Masa Republik Indonesia Serikat (RIS) berdasarkan Konstitusi Republik
Indonesia Serikat 1949.
c. Masa 17 Agustus 1950 s/d 1959 di bawah Undang – Undang Dasa Sementara
1950.
d. Masa Dekait 5 Juli 1959 s/d tahun 2002 yaitu Negara Republik Indonesia
kembali berada di bawah Undang-Undang Dasar 1945.
e. Masa Reformasi tahun 1998 yaitu masa menjelang dan setelah berlakunya
Undang-Undang Dasar 1945 hasil Amandemen tahun 2002 hingga sekarang,
berdasarkan TAP MPR NO:X/MPR/1998, dan di dalam BAB IV,B.2.c
dinyatakan tentang pemisahaan dan kemandirian kekuasaan kehakiman dari
Badan Eksekutif.
43
f. Undang-Undang No.35 Tahun 1999 Tentang perubahaan Undang-Undang
No. 14 Tahun 1970 Tentang Pokok-Pokok Kekuasaan Kehakiman Republik
Indonesia.
g. Undang-Undang No.14 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman
Republik Indonesia.
h. Undang-Undang No.5 Tahun 2004 Tentang Mahkamah Agung RI.
i. Undang-Undang No.8 Tahun 2004 Tentang Peradilan Umum.
j. Undang-Undang No.9 Tahun 2004 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
2. Dimana instansi yang secara spesifik mengatur Badan Peradilan Umum
bernaung ruang lingkup Organisasi Departemen Kehakiman sebagai berikut :
a. Jawatan Pengadilan ( Peraturan Pemerintah. No.60 Tahun 1946 Tentang
Departemen ) dari Tahun 1946 s/d Tahun 1965.
b. Direktorat Urusan Pengadilan (Keputusan Menteri Kehakiman No.J.S.4/4/24
tanggal 27 Januari 1965 s/d Tahun 1966).
c. Dinas Pembinaan Badan-Badan Peradilan dengan nama Direktorat
Pembinaan Badan Peradilan dan Perundang-Undangan Direktorat Jenderal
Badan Peradilan dan Perundang-Undangan Departemen Kehakiman
(Keputusan Presidium Kabinet No. 15/U/Kep/8/1996 Tanggal 31 Agustus
1966).
d. Direktorat Jenderal Pembinaan Badan-Badan Peradilan (keputusan Presiden
RI No. 39 Tahun 1969) Direktur Jenderal Pembinaan Badan-Badan Peradilan
Dipimpin oleh: R.Hadi Purnomo,SH dari Tahun 1970 s/d Tahun 1975.
44
e. Direktorat Jenderal Pembinaan Badan-Badan Peradilan (Keputusan Presiden
RI No. 45 Tahun 1974) Direktur Jenderal Pembinaan Badan-Badan Peradilan
Dipimpin oleh: Soeroto,SH dari Tahun 1975 s/d 1975 s/d Tahun 1982.
f. Direktorat Jenderal Pembinaan Badan Peradilan Umum, Direktur Jenderal
Pembinaan Badan Peradilan Umum dipimpin oleh : H.Roesli,SH dari Tahun
1982 s/d Tahun 1988.
g. Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum dan Peradilan Tata Usaha
Negara (Undang-Undang No. 2 Tahun 1982 dan Undang-Undang No. 5
Tahun 1986 Keputusan Presiden RI No. 32 Tahun 1988) Direktur Badan
Peradilan Umum dan Peradilan Tata Usaha Negara Dipimpin oleh : H.Zakir,
SH dari Tahun 1988 s/d Tahun 1992.
h. Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum dan Peradilan Tata Usaha
Negara, Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum dan Peradilan Tata Usaha
Negara dipimpin oleh Soelistyowati Seogondo,SH dari Tahun 1997 s/d
Tahun 1997.
i. Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum dan Peradilan Tata Usaha
Negara, Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum dan Peradilan Tata Usaha
Negara dipimpin oleh : H.Parman Soeparman, SH dari Tahun 1997 s/d
Tahun 2000.
j. Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum dan Peradilan Tata Usaha
Negara, Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum dan Peradilan Tata Usaha
Negara dipimpin oleh : Soejatno, SH dari Tahun 2000 s/d Tahun 2005.
45
k. Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI, Direktur
Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI dipimpin oleh :
M.Hatta Ali, SH.,MH dari Tahun 2005 s/d 2007.
l. Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI, Direktur
Jenderal Badan Peradilan Umum RI dipimpin oleh : Cicut Sutiarso,
SH.,M.Hum (Keputusan Presiden RI No : 92/M/Th.2008 tanggal, 02-09-
2008) dari Tahun 2008 s/d sekarang.
6.1.2. Struktur Organisasi dan Fungsi
Sumber : www.Badilum.com
Gambar III. 1 Struktur Organisasi Direktorat Badan Peradilan Umum
46
Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum ( Ditjen Badilum ) sebagai badan
di bawah Mahkamah Agung RI yang mempunyai tugas antara lain merumuskan dan
melaksanakan kebijaksanaan dan standarisasi teknis di bidang adminstrasi, keuangan
dan organisasi ketatalaksanaan bagi tenaga kesekretariatan peradilan umum.
Visi
Visi Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum mengacu pada visi Mahkamah
Agung Republik Indonesia Yaitu :
"Terwujudnya Kemandirian Peradilan Umum yang Agung"
Misi
Misi Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum di rumuskan dalam rangka
mencapai visinya melalui pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya yaitu
melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang pembinaan tenaga teknis,
pembinaan administrasi peradilan, pranata dan tatalaksana perkara dari lingkungan
peradilan umum pada mahkamah Agung dan pengadilan di lingkungan peradilan
umum adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Tenaga Teknis
menjadi aparatur yang berkualitas dan professional di bidangnya.
2. Meningkatkan akses pelayanan di bidang administrasi peradilan umum
kepada masyarakat.
47
Tugas dan Fungsi
Berdasarkan Surat Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung RI. No.
MA/SEK/07/III/2006 tanggal 13 Maret 2006 tentang Organisasi dan Tatakerja
Sekretariat Mahkamah Agung RI sebagai berikut :
1. Kedudukan
Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum adalah salah satu unit eselon I
yang ada di lingkungan Sekretariat Mahkamah Agung RI.
2. Tugas Pokok
Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum mempunyai tugas membantu
Sekretaris Mahkamah Agung RI dalam merumuskan kebijakan dan standarisasi
teknis bidang pembinaan tenaga teknis, pembinaan administrasi peradilan, pranata
dan tata laksana perkara dari lingkungan Peradilan Umum pada Mahkamah Agung
dan Pengadilan di lingkungan Peradilan Umum.
3. Fungsi
Dalam melaksanakan tugasnya Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum
menyelenggarakan fungsi yaitu :
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pembinaan tenaga teknis,
pembinaan administrasi peradilan, pranata dan tata laksana perkara dari
48
lingkungan Peradilan Umum pada Mahkamah Agung dan Pengadilan di
lingkungan Peradilan Umum.
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan tenaga teknis, pembinaan
administrasi peradilan, pranata dan tata laksana perkara dari lingkungan
peradilan umum pada Mahkamah Agung dan Pengadilan di lingkungan
Peradilan Umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
c. Perumusan standar, norma, kriteria dan prosedur di bidang pembinaan
tenaga teknis, pembinaan administrasi peradilan, pranata dan tata laksana
perkara dari lingkungan Peradilan Umum pada Mahkamah Agung dan
pengadilan di semua lingkungan peradilan umum.
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi.
e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal.
6.2. Analisa Jaringan
Analisa pada suatu jaringan komputer sangatlah penting agar mengetahui
kelebihan dan kekurangan dari jaringan tersebut. Adapun hasil dari analisa yang telah
dilakukan, jaringan komputer yang ada di Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum
Mahkamah Agung RI merupakan jaringan komputer LAN (Local Area Network).
Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI berkantor di lantai
3,4, dan 5 pada gedung Sekretariat Mahkamah Agung RI yang beralamat di Jl.
A.Yani kav. 58 By Pass Cempaka Putih Jakarta Pusat. Pada lantai 3 terdapat 8 unit
komputer client, 1 unit access point, 1 unit switch, 1 unit server dan 1 unit modem.
49
Lantai 4 dan 5 masing-masing terdapat 16 unit komputer client, dan 2 unit access
point, 2 unit switch. Komputer client semuanya menggunakan sistem operasi
Windows 7, dan ruang server terdapat pada lantai 3 dengan server yang menggunakan
sistem operasi Windows Server 2003. Kebutuhan akan jaringan komputer pada
Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI sangat diperlukan,
di antaranya adalah:
1. Untuk pertukaran informasi dan akses bersama ke internet.
2. Pemakaian secara bersama sumber daya komputer.
6.2.1. Blok Diagram Jaringan
Sumber : www.badilum.com
Gambar III. 2. Blok Diagram jaringan pada Ditjen Badilum Mahkamah Agung RI.
50
Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum berkantor disebuah gedung 13
lantai yang beralamat di Jl. A. Yani kav. 58 By Pass Cempaka Putih Timur Jakarta
Pusat bertempat di lantai 3, 4, dan 5 ini, memiliki blok diagram yang standart dan
cukup sederhana dengan blok modem, server, switch, dan beberapa access point.
a. Blok Internet
Blok internet merupakan koneksi dari provider yang akan menghubungkan
jaringan local agar dapat mengakses internet.
b. Blok Modem
Blok modem yang berfungsi sebagai penghubung koneksi dari public ke
jaringan local Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum.
c. Blok Switch
Blok Switch didalamnya terdapat sebuah switch induk dengan 24 port yang
menghubungkan seluruh koneksi dalam jaringan LAN Ditjen Badilum atau
bisa disebut juga sebagai terminal koneksi dari semua perangkat jaringan LAN
Ditjen Badilum.
d. Blok Access Point
Dalam blok ini terdapat perangkat access point yang berfungsi sebagai
pemancar sinyal melalui media wireless. Karena selain menggunakan wired
jaringan LAN Ditjen Badilum juga menggunakan wireless sebagai media
koneksi.
51
e. Blok Client
Dalam blok client terdapat perangkat seperti komputer.
f. Blok Server
Ditjen Badilum menggunakan server sebagai penerima dan mengatur basis
data pada dari client dan menyimpan semua data yang ada dalam jaringan.
6.2.2. Skema Jaringan
LANTAI 3DITJEN BADILUM
SEKRETARIAT
DITJEN BADILUM
LANTAI 4
DIREKTORAT
PEMBINANAAN
TENAGA TEKNIS
PERADILAN UMUM
DIREKTORAT
PEMBINAAN ADMINISTRASI
PERADILAN UMUM
DIREKTORAT
PRANATA DAN TATALAKSANA
PERKARA
DIREKTORAT
PRANATA DAN TATALAKSANA
PERKARA PIDANA LANTAI 5
FILE SERVER
Sumber : www.Badilum.com
Gambar III. 3 Skema Jaringan Ditjen Badilum Mahkamah Agung RI.
52
a. Di kantor Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI.
Topologi jaringan yang di pakai adalah Topologi Tree.
b. Jaringan Ditjen Badilum pertama-tama dihubungkan dengan internet dengan
menggunakan jasa ADSL Telkom sebagai koneksi jaringan internet dari
server ke client.
c. Modem ADSL disini selain sebagai penghubung antara jaringan publik dari
ISP dengan jaringan LAN Ditjen Badilum, modem ADSL juga berfungsi
sebagai IP server managemen atau DHCP (Dynamic Host Configuration
Protocol) server untuk jaringan local Ditjen Badilum. Dari modem lalu
dilanjutkan dengan switch induk pada lantai 3.
d. Switch berfungsi sebagai penerus jaringan ke komputer client dan access
point. Switch induk ini akan menghubungkan seluruh koneksi dari lantai 4, 5
dan lantai 3. Switch di lantai 3 ini akan terhubung ke perangkat jaringan LAN
Ditjen Badilum seperti client dan access point pada lantai 3, server, dan
switch tambahan pada lantai 4 dan 5.
e. Untuk client dan access point lantai 4 dan 5 terhubung ke switch tambahan
pada masing-masing lantai. Komputer server pada jaringan local ini
difungsikan sebagai file server. Sebagai tempat menyimpan dokumen-
dokumen kantor.
53
Tabel III. 1.
IP Address Jaringan
Jenis IP IP Address
Publik 192.168.1.2
Subnetmask 255.255.255.0
Gateway 192.168.1.1
Primary DNS 8.8.8.8
Secondary DNS 192.168.1.1
Local 192.168.10.2
File server 192.168.10.3
Modem 192.168.10.1
Access point 3 192.168.10.4
Access point 4 192.168.10.5
Access point 5 192.168.10.6
Client 192.168.10.7 s/d 192.168.10.30
54
6.2.3. Spesifikasi Perangkat Keras
Jaringan LAN digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi
dalam suatu perusahaan yang menggunakan peralatan secara bersama-sama dan
saling bertukar informasi. Di dalam pemakaian jaringan LAN di sebuah perusahaan
di butuhkan perangkat keras (hardware), berikut adalah beberapa perangkat keras
yang digunakan oleh Ditjen Badilum guna mendukung instalasi jaringannya.
a. Server
Server adalah sebuah komputer yang digunakan sebagai pusat data dari client.
Dimana dari server inilah data-data bisa di back up dan dikendalikan.
Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum menggunakan komputer server merk
IBM system x3400 sebagai file server, berikut adalah spesifikasi dari komputer
tersebut :
Tabel III.2.
Spesifikasi Server
No Nama Alat Spesifikasi
1 Processor Intel Xeon Quad Core E6520 2.4
Ghz 800 MHz
2 Harddisk 73 GB 3.5
3 Memory 4 GB DDR3
4 Sistem operasi Windows Server 2003
Sumber : www.badilum.com
55
b. Personal Computer Client
Di kantor Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum, komputer client
digunakan untuk menunjang kinerja karyawan dalam hal membuat program. Design
dan lain sebagainya. Berikut di bawah ini adalah spesifikasi komputer client yang
digunakan :
Tabel. III. 3.
Komputer Client
No Alat – Alat Tipe
1 Prossesor Intel “ Core “ i3-3240 3.40 GHz
2 Memori 2 Gb DDR-3
3 Harddisk 500 GB
4 NIC OnBoard
5 Monitor HP Monitor 17
6 Sistem operasi Microsoft Windows 7 (32 bit)
Sumber : www.badilum.com
c. Switch
Pada kantor Ditjen Badilum switch yang digunakan adalah Allied Telesis AT-
8000S/24 dengan jumlah port sebanyak 24 port yang berfungsi untuk
menghubungkan koneksi perangkat jaringan Ditjen Badilum.
56
Tabel III. 4.
Switch
SWITCHES Allied Telesis AT-8000S/24
Type Layer 2 Stackable Fast Ethernet Switch
System Capacity 64MB RAM 16MB flash memory
400Mhz CPU Up to 4,096 VLAN ID
8,000 MAC address
Throughput 9.52Mpps
Switching capacity 12.8Gbps
MTBF 233,997 hours in standalone operation
Latency 10Mbit 85.39 µsec
100Mbit 17.49 µsec
1000Mbit 2.72 µsec
Port speed 10/100TX RJ-45
10/100/1000T RJ-45
100FX, 1000SX, 1000LX SFP slot
Interface Standards IEEE 802.3 10T
IEEE 802.3u 100TX and 100FX
IEEE 802.3z 1000SX, IEEE 802.3ab 1000T
Bridging IEEE 802.1D
BackPressure/
flow control IEEE 802.3x
Port 24 port stackable 10/100TX
Layer 2 switch with 2 active SFP bays (unpopulated)
and 2 standby 10/100/1000T ports (RJ-45)
Dimensions 44cm x 25.7cm x 4.3cm
Weight 3.15kg (6.94lb)
Mounting 19” rack-mountable hardware included
Sumber : www.badilum.com
d. Modem
Di dalam jaringan komputer Ditjen Badilum untuk melakukan koneksi ke
internet menggunakan modem TD- 8817. Di samping sebagai penghubung jaringan
local dengan jaringan internet modem ADSL ini juga difungsikan sebagai IP server
management.
57
Tabel III. 5.
Modem
NO Fitur Perangkat Spesifikasi
1 Tampilan 1 10/Mbps RJ 45 Port 1 RJ,1,1 Port
1 USB Port
2 Tombol 1 Power On/Off switch
3 Catu Daya Eksternal 5VDC/1A
4 Standar IEEE IEEE 802,3, 802 3u
5 Standar ADSL Full-rate ANSI T1.413 Issue 2, ITU-
TG.992.1 (G.DMT),ITUTG.992.2
(G.Lite) ITU-T G.994.1 (G.hs), ITU-
T G.995.1, ITU-T G.996.1, ITU-T
G. 997.1, ITU-T K.2.1
6 Standar ADSL 2 ITU-T G.992.3 (G.dmt.bis), ITU-T
G.992.4 (G.lite.bis)
7 Standar ADSL 2+ ITU-T G.992.5
8 Dimensi ( W x D x H ) 5.5*3.6*1.1 in. (140*92*29mm)
Sumber : www.badilum.com
58
e. Access Point
Di dalam jaringan komputer Ditjen Badilum access point digunakan untuk
melakukan koneksi wireless menggunakan access point dari client berupa PC yang
dilengkapi dengan perangkat wireless. Jenis access point yang digunakan adalah dari
Linksys dengan model WAP546 dan WAP610.
f. Media Transmisi
Kabel dalam sebuah jaringan LAN digunakan sebagai penghubung wired antar
perangkat keras jaringan. Pada jaringan komputer Ditjen Badilum, untuk jaringan
LAN menggunakan kabel UTP dengan seri CAT5E dengan kecepatan 100 Mbps.
6.2.4. Spesifikasi Perangkat Lunak
Tabel. III. 6.
Software Client
a. Client
No Spesifikasi Nama Perangkat Lunak
1 Sistem Operasi Windows 7 Ultimate
2 Program Aplikasi Ms. Office 2010
3 Anti Virus Smadav dan Avast
4 Multimedia Adobe Photoshop, windows media
player, yahoo.messenger
5 Browser Mozila firefox, google crome, opera
mini
Sumber : www.badilum.com
59
b. Server
Tabel III. 7.
Software Server
No Spesifikasi Nama Perangkat Lunak
1 Sistem Operasi Windows Server 2003
2 Ms.office Program Aplikasi
3 Symantec Norton internet
security 2013
Anti Virus
4 Microsoft Access Aplikasi database
Sumber : www.badilum.com
6.2.5. Keamanan Jaringan
Sistem keamanan pada jaringan komputer masih mengandalkan Anti Virus
yang tertanam dalam setiap Pc Client dalam menghindari dari serangan virus, trojan
dan worm. Selain mengandalkan anti virus yang terdapat pada Pc Client, sistem
keamanan juga mengandalkan sistem keamanan bawaan yang terdapat pada tools
firewall pada sistem jaringan komputer.
6.3. Permasalahan Pokok
Permasalahan pokok yang terjadi pada kantor Direktorat Jenderal Badan Peradilan
Umum ( Mahkamah Agung RI) antara lain :
a. Penggunaan tipe yang tidak seragam dan kurangnya tepatnya penempatan
access point di setiap sudut yang strategis membuat user yang menggunakan
jaringan wireless sering terganggu koneksinya atau sering terputus dalam
melakukan komunikasi jaringan.
60
b. Ruang server yang tidak tertata dengan baik akan menyulitkan administrator
dalam melakukan perbaikan ataupun troubleshooting jika ada masalah.
c. Perlu diterapkan sebuah manajemen bandwidth sebagai pengatur bandwidth
karena pembagiannya pada client tidak merata.
6.4. Pemecahan Masalah
a. Penggunaan CPE (customer premise equipment) yang tidak seragam maka
perlu adanya penyeragaman merk dan jenis access point yang digunakan
untuk memudahkan perawatan perangkat-perangkat tersebut. Agar koneksi
tidak sering terputus, untuk penempatan access point perlu di layout ulang.
b. Ruang server harus di tata dengan rapi dan terorganisir agar bilamana ada
masalah atau gangguan dengan koneksi jaringan komputer bisa segera di
maintenance dengan cepat.
c. Dalam hal jaringan komputer pada Ditjen Badilum perlu adanya manajement
bandwidth agar komputer client mendapatkan bandwidth koneksi sesuai
kebutuhan.
61
a. Langkah-langkah Management Bandwidth.
1.Buka Winbox yang sudah dinstal di pc anda.
Sumber : dokumen pribadi
Gambar III.4 Tampilan Awal Winbox
62
2. Setalah Winbox terbuka kemudian login dengan memasukan nama admin, untuk
password kemudian klik connect.
Sumber : dokumen pribadi
Gambar III.5 Tampilan pilihan Winbox
3. Dalam kasus ini kita hanya menggunakan 2 port, yaitu ether 1 dan ether 2 pertama
yang kita lakukan adalah mengganti nama interface agar kita lebih mudah
mengetahui koneksi ether yang akan digunakan.
63
4. Konfigurasi IP Address pada masing-masing Interface, lalu klik menu IP >
Address > Klik tanda “ + ”.
5. Set IP Address masing-masing Interface, contoh saya menggunakan Ether 1-
public: 192.168.1.2/24, Ether 2-local 192.168.10.2/24.
Sumber : dokumen pribadi
Gambar III.6 Konfigurasi IP address Interface
64
6. Setting IP Gateway dengan Winbox, Klik menu IP > Router > klik tanda “+”
masukan IP pada kolom Gateway, yang lain dikosongkan.
Sumber : dokumen probadi
Gambar III.7 Konfigurasi Gateway
65
7. Cara setting DNS di Mikrotik dengan Winbox, Klik menu Winbox “IP > DNS >
setting” isi dengan DNS Server yang ISP anda berikan.
Sumber : dokumen pribadi
Gambar III.8 Konfigurasi DNS
66
8. Cara setting NAT pada Winbox di menu “ IP > Firewall > NAT > lalu klik tanda “ +
“ pada menu Chain pilih Scrnat lalu klik tab Action dan pilih Masquerade >
apply > ok
Sumber : dokumen pribadi
Gambar III.9 Konfigurasi NAT
67
b. Cara setting mikrotik RB 750 agar dapat membagi bandwith.
1. Cara setting pembagian bandwith, pada menu Winbox klik menu Queues >
Simple Queues > lalu klik tanda "+" > setelah muncul New Simple Queues > pilih
menu General isikan nama kita bebas memberi nama apapun > lalu isi target
address disini saya hanya mengisi target address dengan 192.168.10.7 -
192.168.10.30 > setelah itu pilih maksimal limit target upload 256 Kbps dan
maksimal target download 512 Kbps > apply > ok. Lalu kita setting di menu
advanced , lalu isi Limit upload 64 Kbps dan download 128 Kbps yang ada di
kantor Ditjen Badilum tersebut.
Sumber : dokumen pribadi
Gambar III.10 Konfigurasi pembagian Bandwidth
68
2. Tampilan IP address yang telah diberikan bandwidth.
Sumber : dokumen pribadi
Gambar III.11 Tampilan Client yang sudah diberikan IP
69
6.5. Jaringan Usulan
6.5.1. Skema jaringan Usulan
Dengan adanya penambahan hardware yakni router yang berfungsi untuk
sebagai management bandwidth jaringan sehingga terjadi perubahan skema jaringan
awal akan tetapi tidak merubah secara keseluruhan, skema baru ini tidak merubaha
topologi jaringan komputer awal yakni topologi tree karena topologi ini tergolong
sudah cukup baik.
70
LANTAI 3DITJEN BADILUM
SEKRETARIAT
DITJEN BADILUM
LANTAI 4
DIREKTORAT
PEMBINANAAN
TENAGA TEKNIS
PERADILAN UMUM
DIREKTORAT
PEMBINAAN ADMINISTRASI
PERADILAN UMUM
DIREKTORAT
PRANATA DAN TATALAKSANA
PERKARA
DIREKTORAT
PRANATA DAN TATALAKSANA
PERKARA PIDANA LANTAI 5
FILE
SERVER
mikrotik
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar III.12 Skema jaringan usulan
71
Tabel III. 8.
IP Address usulan
Jenis IP IP Address
Publik 192.168.1.2
Subnetmask 255.255.255.0
Gateway 192.168.1.1
Primary DNS 8.8.8.8
Secondary DNS 192.168.1.1
Local 192.168.10.2
File server 192.168.10.3
Modem 192.168.10.1
Access point lantai 3 192.168.10.4
Access point lantai 4 192.168.10.5
Access point lantai 5 192.168.10.6
Client 192.168.10.10 s/d 192.168.10.37
Sumber : Dokumen Pribadi
72
3.5.2. Analisa Biaya
Dari pemecahan permasalahan yang di dapat maka dapat dianalisis biaya dengan
rincian sebagai berikut.
Tabel III.9
Analisa Biaya
No Spesifikasi Jumlah Harga
1 Router Mikrotik Rb750 1 Rp. 453.000
Total Rp. 453.000
Terbilang empat ratus lima puluh tiga ribu rupiah