bab iii konsep integrasi pendidikan islam al-qabisi 1. …digilib.uinsby.ac.id/14002/6/bab 3.pdf ·...

18
57 BAB III KONSEP INTEGRASI PENDIDIKAN ISLAM AL-QABISI DAN IBNU SINA A. Biografi Dan Pemikiran Al-Qabisi 1. Biografi Al-Qabisi Al- Qabisi adalah salah seorang tokoh ulama ahli hadits dan seorang pendidik ahli, yang hidup pada 324-403 H. 1 Nama lengkap Al- Qabisi adalah Abu Hasan Ali bin Muhammad bin Khalaf Al-Qabisi, lahir pada Rajab 224 H. atau 13 Mei 1936 M di Qairawan, Tunisia. Ia pernah merantau ke negara-negara timur pada 353 H. Atau 963 M. Selama 5 tahun kemudian kembali ke negeri asalnya dan meninggal dunia pada tanggal 3 Rabi’ul awal 403 H. atau tanggal 23 Oktober 1012 M. 2 Masa kecil dan remajanya dihabiskan di Kota Qairawan untuk belajar. Ia mulai mempelajari Al-Qur’an, hadits, fikih, ilmu-ilmu bahasa Arab dan Qira’at dari beberapa ulama yang terkenal di kotanya. Ia pernah juga tinggal di Mesir beberapa waktu lamanya, dan berguru pada salah seorang ulama iskandariyah. Ia juga memperdalam ilmu agama, dan ilmu hadits dari ulama-ulama terkenal di Afrika Utara, seperti Abul Abbas Al- Ibyani dan Abul Hasan bin Masrur Ad-Dibaghi, Abu Abdillah bin Masrut Al-Assaali serta ulama lainnya. 1 Mahmud Arif, Pendidikan Islam Transformatif, (Yogyakarta: LKiS. 2008), 108-109 2 Ali Al-Jumbulati Abdul Futuh At-Tuwaanisi, Perbandingan Pendidikan Islam, penerjemah Prof. H.M. Arifin, M.Ed, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1994) , 76 57

Upload: others

Post on 05-Jan-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III KONSEP INTEGRASI PENDIDIKAN ISLAM AL-QABISI 1. …digilib.uinsby.ac.id/14002/6/Bab 3.pdf · 2016-09-14 · Tujuan Pendidikan Anak ... didasarkan pada pemahaman sebuah hadits

57

BAB III

KONSEP INTEGRASI PENDIDIKAN ISLAM AL-QABISI

DAN IBNU SINA

A. Biografi Dan Pemikiran Al-Qabisi

1. Biografi Al-Qabisi

Al- Qabisi adalah salah seorang tokoh ulama ahli hadits dan

seorang pendidik ahli, yang hidup pada 324-403 H.1 Nama lengkap Al-

Qabisi adalah Abu Hasan Ali bin Muhammad bin Khalaf Al-Qabisi, lahir

pada Rajab 224 H. atau 13 Mei 1936 M di Qairawan, Tunisia. Ia pernah

merantau ke negara-negara timur pada 353 H. Atau 963 M. Selama 5

tahun kemudian kembali ke negeri asalnya dan meninggal dunia pada

tanggal 3 Rabi’ul awal 403 H. atau tanggal 23 Oktober 1012 M. 2

Masa kecil dan remajanya dihabiskan di Kota Qairawan untuk

belajar. Ia mulai mempelajari Al-Qur’an, hadits, fikih, ilmu-ilmu bahasa

Arab dan Qira’at dari beberapa ulama yang terkenal di kotanya. Ia pernah

juga tinggal di Mesir beberapa waktu lamanya, dan berguru pada salah

seorang ulama iskandariyah. Ia juga memperdalam ilmu agama, dan ilmu

hadits dari ulama-ulama terkenal di Afrika Utara, seperti Abul Abbas Al-

Ibyani dan Abul Hasan bin Masrur Ad-Dibaghi, Abu Abdillah bin Masrut

Al-Assaali serta ulama lainnya.

1Mahmud Arif, Pendidikan Islam Transformatif, (Yogyakarta: LKiS. 2008), 108-109

2Ali A l-Jumbulat i Abdul Futuh At-Tuwaanisi, Perbandingan Pendidikan Islam, penerjemah Prof.

H.M. Arifin, M.Ed, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1994) , 76

57

Page 2: BAB III KONSEP INTEGRASI PENDIDIKAN ISLAM AL-QABISI 1. …digilib.uinsby.ac.id/14002/6/Bab 3.pdf · 2016-09-14 · Tujuan Pendidikan Anak ... didasarkan pada pemahaman sebuah hadits

58

Al-Qabisi adalah salah satu pengagum berat terhadap guru-guru

tersebut. Kepada Abul Abbas Al-Ibyani ia mengatakan, ‚saya tidak

pernah menemukan di Barat dan di Timur ulama seperti Abu al-‘Abbas.‛

3

Al-Qabisi pun terkenal sebagai ulama yang sangat menonjol pada

zamannya. Ia adalah ulama yang gemar berpuasa, sembahyang tahajjud,

berwatak qona’ah, berhati halus terhadap orang yang menderita musibah

dan ia orang yang sabar. Keluasan ilmu Al-Qabisi–dalam bidang hadits

dan fikih di samping juga sastra Arab menjadi pilar untuk memecahkan

persoalan yang terjadi di masyarakat. Ia menjadi rujukan ummat dan

dibutuhkan untuk menjawab masalah-masalah hukum Islam yang terjadi

pada saat itu. ia pun diangkat menjadi mufti dinegerinya. Pada awalnya ia

tidak menyukai jabatan ini, karena ia memiliki sifat tawadlu‘ (merendah

hati), wara‘ (bersih dari dosa) dan zuhud (tidak mencintai kemewahan

hidup duniawi). Kondisi yang membuat Al-Qabisi harus menjadi mufti.

Ketika wafat Ibnu Syilun, mufti negeri Tunis, maka tak ada pilihan lain

yang pantas untuk mengiai jabatan yang kosong ini kecuali Al-Qabisi.4

Di samping itu juga dikenal sebagai tokoh pemikir pendidikan,

terutama tentang pendidikan anak-anak di kuttab-kuttab. Salah satu

karya dalam bidang pendidikan Islam yang sangat populer adalah kitab

‚Ahwal al-Muta’allim wa Ahkam Mu’allimin wa al-Muta’allimin‛, kitap

3Abdullah al-Amin al-Nu’my, Kaedah dan Tekhnik Pengajaran Menurut Ibnu Khaldun dan Al-

Qabisy (Jakarta: t.pt., 1995), 18 4Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam (Jakarta: PT. Raja Grap indo Persada,

2003), 26

Page 3: BAB III KONSEP INTEGRASI PENDIDIKAN ISLAM AL-QABISI 1. …digilib.uinsby.ac.id/14002/6/Bab 3.pdf · 2016-09-14 · Tujuan Pendidikan Anak ... didasarkan pada pemahaman sebuah hadits

59

itu cukup terkenal pada pada abad 4 dan setelahnya. Kitab itu merupakan

rincian prilaku murid dan hukum-hukum yang mengatur para murid dan

guru.

2. Pendidikan menurut Al-Qabisi

Al-Qabisi memiliki perhatian yang besar terhadap pendidikan

anak-anak yang berlangsung di kuttab-kuttab. Menurutnya bahwa

mendidik anak-anak merupakan upaya amat strategis dalam rangka

menjaga kelangsungan bangsa dan negara. Oleh karena itu, pendidikan

anak harus dilaksanakan dengan penuh kesungguhan dan ketekunan yang

tinggi.

Selanjutnya ia juga dikenal sebagai ulama yang berakhlak mulia.

Keluasan ilmunya yang tinggi dibarengi dengan ketekunan ibadah dan

budi pekerti mulia, menyebabkan apa yang dikerjakannya kepada orang

lain akan dapat diterima. Sifat inilah yang nantinya menjadi salah satu

faktor pendukung keberhasilan seorang guru dalam mengajar. Guru bukan

hanya menguasai berbagai materi pengajaran dan cara menyampaikannya

dengan baik, tetapi juga harus memiliki budi pekerti mulia dan

keteladanan yang tinggi. Ia senantiasa menunjukkan rasa takut kepada

Allah, bersih jiwanya, cinta pada fakir miskin, gemar berpuasa, shalat

tahajjud, menerima apa adanya (qanaah), berhati lembut terhadap orang-

orang yang mendapat musibah serta tabah dalam menderita cobaan

Tuhan.

3. Konsep Pendidikan Al-Qabisi

Page 4: BAB III KONSEP INTEGRASI PENDIDIKAN ISLAM AL-QABISI 1. …digilib.uinsby.ac.id/14002/6/Bab 3.pdf · 2016-09-14 · Tujuan Pendidikan Anak ... didasarkan pada pemahaman sebuah hadits

60

a. Tujuan Pendidikan Anak

Tujuan pendidikan pendidikan bagi Al-Qabisi adalah

mengembangkan kekuatan akhlak anak, menumbuhkan rasa cinta

agama, berpegang teguh kepada ajaran-ajaran-Nya, serta berprilaku

yang sesuai dengan nilai-nilai agama. Menurutnya, bahwa nilai-nilai

pendidikan agama harus bersumber dari akhlak yang mulia. Dalam

Islam sendiri, agama merupakan dasar pendidikan akhlak, oleh

karenanya akan menjadi suatu keharusan dalam satu pengajaran

ditanamkan pendidikan akhlak.5

Hal ini sejalan dengan pendapat Syaibani yang

mengemukakan bahwa ‚tujuan pendidikan Islam adalah

mempertinggi nilai-nilai akhlak, hingga mencapai tingkat akhlak al-

Karimah‛.6 Hal ini sesuai dengan sabda Nabi yang artinya

‚Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak

yang mulia‛. Ini artinya, faktor kemuliaan akhlak dalam pendidikan

Islam dinilai sebagai hal yang paling essensial dalam menetukan

keberhasilan satu pendidikan.Inilah yang sesungguhnya ingin

diterapkan oleh al-Qabisi.

b. Materi Pengajaran

Dilihat dari aspek pengajaran yang diterapkan, al-Qabisi

membagi materi pelajaran ke dalam dua kategori, antara lain:

1) Mata Pelajaran Wajib

5Muhammad Munir Mursi, Al-Tarbiyah al-Islamiyah Ushuluha wa…, Dar al-Ma’arif, 1987, 121

6Jalaluddin, Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta:Rajawali Press, 1996), cet.2, 38.

Page 5: BAB III KONSEP INTEGRASI PENDIDIKAN ISLAM AL-QABISI 1. …digilib.uinsby.ac.id/14002/6/Bab 3.pdf · 2016-09-14 · Tujuan Pendidikan Anak ... didasarkan pada pemahaman sebuah hadits

61

Adapun yang termasuk mata pelajaran ini adalah

membaca dan menulis al-Qur’an, termasuk di dalamnya terdapat

bacaan-bacaan shalat, ditambah dengan penguasaan terhadap

ilmu Nahwu dan bahasa Arab yang keduanya merupakan

prasyarat untuk memantapkan bacaan al-Qur’an. Alasan utama

Al-Qabisi mamasukkan pelajaran membaca dan penulis al-Qur’an

ke dalam mata pelajaran wajib adalah karena al-Qur’an

merupakan kalam Allah dan menjadi sumber hukum tasyri’. Di

samping karena al-Qur’an juga merupakan rujukan utama kaum

muslimin dalam masalah ibadah dan mu’amalat.

2) Mata Pelajaran Pilihan

Mata pelajaran pilihan adalah materi pelajaran alternatif

atau pilihan. Artinya tidak ada kewajiban bagi siswa untuk

mengambil mata pelajaran model ini. Dalam kurikulum ini

terdapat beberapa materi pelajaran seperti ilmu hitung (hisab),

fiqh, penguasaan ilmu nahwu dan bahasa Arab secara lengkap,

syi’ir, kisah-kisah bangsa Arab serta sejarah. Materi-materi

tersebut merupakan pendorong untuk mengkaji ilmu-ilmu

tertentu dan sebagai alat untuk menuangkan bakat dan potensi

yang dimiliki seorang anak.

c. Metode/Teknik Pengajaran

1) Membaca dan menghafal

Page 6: BAB III KONSEP INTEGRASI PENDIDIKAN ISLAM AL-QABISI 1. …digilib.uinsby.ac.id/14002/6/Bab 3.pdf · 2016-09-14 · Tujuan Pendidikan Anak ... didasarkan pada pemahaman sebuah hadits

62

Metode menghafal yang dianjurkan oleh al-Qabisi itu

didasarkan pada pemahaman sebuah hadits Nabi Saw. tentang

menghafal al-Qur’an. Nabi mengumpakan orang yang menghafal

al-Qur’an bagaikan unta yang diikat dengan tali, jika pemiliknya

mengokohkan ikatannya, unta itu akan terikat erat pula, dan jika

ia melepaskan tali ikatannya, maka ia akan pergi.‛ Jika orang yang

menghafal al-Qur’an di waktu malam dan di siang hari

mengulang-ngulanginya, maka ia akan tetap mengingatnya, dan

jika ia tidak pernah membacanya, maka ia akan melupakannya

(hilang hafalannya).7

2) Menulis

Dari uraian di atas, dapat penulis analisis bahwa adanya

penerapan metode dalam satu proses pendidikan di setiap jenjang,

baik dasar maupun perguruan tinggi, harus betul-betul disesuaikan

dengan materi pelajaran yang bersangkutan, situasi dan kondisi

serta kemampuan guru yang mengajar. Di samping ada

pemahaman dari penulis kalau dalam mengajar dan belajar., semua

hendaknya harus sistematis, gradual atau tahap demi tahap. Hal

ini sangat nampak pada pemikiran al-Qabisi yang tidak

memperbolehkan seorang mengizinkan anak berpindah dalam

belajar sebelum hafal betul.

d. Kurikulum

7Abudin Nata,Pemikiran Para Tokoh…, (Jakarta: Rajawali Press, 2003), 35

Page 7: BAB III KONSEP INTEGRASI PENDIDIKAN ISLAM AL-QABISI 1. …digilib.uinsby.ac.id/14002/6/Bab 3.pdf · 2016-09-14 · Tujuan Pendidikan Anak ... didasarkan pada pemahaman sebuah hadits

63

Kurikulum pendidikan yang ditawarkan oleh al-Qabisi lebih

diorientasikan pada kepentingan siswa (Child Oriented) bukan pada

kepentingan guru. Mata pelajaran wajib seperti membaca dan menulis

al-Qur’an bagi seorang anak akan menjadi hal yang urgen.

1) Kurikulum Ijbari (wajib)

Kurikulum yang terdiri dari pada kandungan ayat-ayat Al-

Qur’an seperti ayat-ayat sembahyang dan do’a-do’a. Sebagian

para ahli mengatakan bahwa ilmu Nahwu dan bahasa Arab,

keduanya merupakan persyaratan mutlak untuk memantapkan

baca Al-Qur’an, tilawah, menulis dan hafalan. Al-Qabisi lebih

lanjut mengatakan bahwa dimasukkannya pelajaran membaca dan

menulis Al-Qur’an ke dalam kurikulum ijbari adalah karena Al-

Qur’an merupakan kalam Allah dan menjadi sumber hukum dan

tasyri’. Al-Qur’an menjadi referensi (rujukan) kaum muslimin

dalam masalah ibadat dan mu’amalat. Allah mendorong

semangat untuk beribadah dengan membaca Al-Qur’an tercantum

dalam Q. S. Al-Fatir: 29

Artinya: ‚Sesungguhnya oran-orang yang membaca kitab Allah

dan mendirikan sembahyang dan membelanjakan hartanya ke

jalan Allah setengah dari apa yang kami rezekikan kepada mereka

baik dengan cara diam-diam (rahasia) maupun dengan cara teran-

terangan mereka mengharapkan usaha dagangnya tidak menderita

kerugian.‛

Page 8: BAB III KONSEP INTEGRASI PENDIDIKAN ISLAM AL-QABISI 1. …digilib.uinsby.ac.id/14002/6/Bab 3.pdf · 2016-09-14 · Tujuan Pendidikan Anak ... didasarkan pada pemahaman sebuah hadits

64

Uraian kurikulum menurut pandangan al-Qabisi yang

telah disebutkan di atas adalah lebih cocok untuk jenjang

pendidikan dasar, atau pra-dasar, yakni pendidikan di al-kuttab,

sesuai dengan jenjang yang telah dikenal pada masa itu.

Kurikulum tersebut masih cocok dipakai pada jenjang pendidikan

tingkat dasar hingga pada masa sekarang.

2) Kurikulum Ikhtiari (Tidak Wajib/Pilihan)

Kurikulum ini berisi ilmu hitung dan seluruh ilmu Nahwu,

bahasa Arab, syair, kisah-kisah masyarakat Arab, sejarah Islam,

ilmu Nahwu (grammar), dan bahasa Arab lengkap. Lebih lanjut

Al-Qabisi mengemukakan bahwa perbedaan antara ilmu-ilmu

ikhtiari ini dengan ilmu ijbari adalah dari segi jarak jauh dekatnya

ilmu tersebut untuk pembinaan rasa keagamaan yang kuat,

dimana ilmu-ilmu jabariah lebih dekat jaraknya dengan

pembinaan keagamaan. Disinilah letak begitu kuatnya dengan

motivasi keagamaan dalam merumuskan konsep kurikulumnya.

Dalam kurikulum ikhtiari ini al-Qabisi memasukkan pelajaran

ketrampilan yang dapat menghasilkan produksi kerja yang

mampu membiayai hidup di masa yang akan datang.

Dengan demikian menurut pandangan al-Qabisi bahwa

memberikan pelajaran ketrampilan kerja untuk mencari nafkah

Page 9: BAB III KONSEP INTEGRASI PENDIDIKAN ISLAM AL-QABISI 1. …digilib.uinsby.ac.id/14002/6/Bab 3.pdf · 2016-09-14 · Tujuan Pendidikan Anak ... didasarkan pada pemahaman sebuah hadits

65

hidup sesudah selesai tiap jenjang pendidikan yang ditempuh

dengan dasar pengetahuan al-Qur’an serta ketaatan dalam

menjalankan ibadah menunjukkan adanya pandangan yang

menyatukan antara tujuan pendidikan keagamaan dengan tujuan

pendidikan pragmatis.

B. Biografi Dan Pemikiran Ibnu Sina

1. Biografi Ibnu Sina

Nama lengkap Ibnu Sina adalah Abu Ali Husain Ibn Abdillah Ibn

Sina. Ia lahir pada tahun 980 M di Asfshana, suatu tempat dekat Bukhara.

Persoalan tahun kelahiran Ibnu Sina ini kemudian dijelaskan lebih rinci

oleh Muhammad muhith thabathaba’in penasehat kebudayaan Iran di

Baghdad pada ceramahnya dihadapan para peserta kongres mengenai Ibnu

Sina yang bertepatan dengan peringatan wapatnya yang ke-1000 tahun di

Baghdad.

Menurutnya, bahwa tahun kelahiran Ibnu Sina yang dikemukakan

para ahli sejarah ada empat versi:

a. Menurut keterangan Qifthi, Ibnu khalikhan dan Baihaqi Ibnu Sina

lahir tahun 370 H

b. Menurut Ibnu abi ushaibah, Ibnu Sina lahir tahun 375 H

c. Menurut suatu keterangan, Ibnu Sina lahir pada tahun 373 H

d. Menurut keterangan lainnya, Ibnu Sina lahir tahun 363 H.

Page 10: BAB III KONSEP INTEGRASI PENDIDIKAN ISLAM AL-QABISI 1. …digilib.uinsby.ac.id/14002/6/Bab 3.pdf · 2016-09-14 · Tujuan Pendidikan Anak ... didasarkan pada pemahaman sebuah hadits

66

Dalam tulisan ini, tahun kelahiran Ibnu Sina yang dipergunakan

adalah tahun 370 H atau 980 M, kerna tahun itulah yang lebih banyak

dipergunakan oleh para ahli sejarah.

Orang tuanya adalah pegawai tinggi pada pemerintahan Dinasti

Saman. Di Bukhara dikawasan asia tengah, ia dibesarkan serta belajar

falsafah kedokteran dan ilmu - ilmu agama Islam. Ketika usia sepuluh

tahun ia telah banyak mempelajari ilmu agama Islam dan menghafal Al-

Qur’an seluruhnya. Dari mutafalsir Abu Abdullah Natili, Ibnu Sina

mendapat bimbingan mengenai ilmu logika yang elementer untuk

mempelajari buku Isagoge dan Porphyry, Euclid dan Al-Magest-Ptolemus.

Kemampuan Ibnu Sina dalam bidang filsafat dan kedokteran,

kedua duanya sama beratnya. Dalam bidang kedokteran dia

mempersembahkan Al-Qanun fit-Thibb-nya, dimana ilmu kedokteran

modern mendapat pelajaran, sebab kitab ini selain lengkap, disusunnya

secara sistematis.

Upaya memperdalam dan menguasai berbagai cabang ilmu

pengetahuan dilanjutkan Ibnu Sina pada saat ia memperoleh kesempatan

mempergunakan perpustakaan milik Nuh bin mansyur yang pada saat itu

menjadi sultan di Bukhara. Kesempatan tersebut terjadi karena jasa Ibnu

Sina yang berhasil mengobati penyakit sultan tersebut hingga sembuh.

Setelah itu Ibnu Sina terserang penyakit colic, dan karena

keinginannya untuk sembuh demikian kuat. Dengan segala usahanya

akhirnya ia mandi dan bertaubat kepada Allah, dan menyedekahkan

Page 11: BAB III KONSEP INTEGRASI PENDIDIKAN ISLAM AL-QABISI 1. …digilib.uinsby.ac.id/14002/6/Bab 3.pdf · 2016-09-14 · Tujuan Pendidikan Anak ... didasarkan pada pemahaman sebuah hadits

67

segala kekayaannya kepada kaum fakir, memaafkan setiap orang yang

menyakitinya, dan membebaskan para budaknya. Di usia 58 tahun (428 H

/ 1037 M) Ibnu Sina meninggal dan dikuburkan di Hamadan.

2. Karya-karya Ibnu Sina

Dalam dunia Islam kitab - kitab Ibnu Sina terkenal, bukan saja

karena kepadatan ilmunya, akan tetapi karena bahasanya yang baik dan

caranya menulis sangat terang. Selain menulis dalam bahasa Arab, Ibnu

Sina juga menulis dalam bahasa Persia. Buku-bukunya dalam bahasa

Persia, telah diterbitkan di Teheran dalam tahun 1954. Karya- karya Ibnu

Sina yang ternama dalam lapangan Filsafat adalah As-Shifa, An-Najat

dan Al Isyarat. An-Najat adalah resum dari kitab As-Shifa. Al-Isyarat,

dikarangkannya kemudian, untuk ilmu tasawuf. Selain dari pada itu, ia

banyak menulis karangan- karangan pendek yang dinamakan Maqallah.

Kebanyakan maqallah ini ditulis ketika ia memperoleh inspirasi dalam

sesuatu bentuk baru dan segera dikarangnya. Sekalipun ia hidup dalam

waktu penuh kegoncangan dan sering sibuk dengan soal negara, ia

menulis sekitar 250 karya.8

Diantaranya karya yang paling masyhur adalah ‚Qanun‛ yang

merupakan ikhtisar pengobatan Islam dan diajarkan hingga kini di Timur.

Buku ini dterjemahkan ke bahasa Latin dan diajarkan berabad lamanya di

8Ali A l-Jumbulat i, Perbandingan Pendidikan Islam,........., 76

Page 12: BAB III KONSEP INTEGRASI PENDIDIKAN ISLAM AL-QABISI 1. …digilib.uinsby.ac.id/14002/6/Bab 3.pdf · 2016-09-14 · Tujuan Pendidikan Anak ... didasarkan pada pemahaman sebuah hadits

68

Universita Barat. Karya keduanya adalah ensiklopedinya yang

monumental ‚Kitab As-Syifa‛. Karya ini merupakan titik puncak filsafat

paripatetik dalam Islam. Ibnu Sina dikenal di Barat dengan nama Avicena

(Spanyol aven Sina) dan kemasyhurannya di dunia Barat sebagai dokter

melampaui kemasyhuran sebagai Filosof, sehingga ia mereka beri gelar

‚the Prince of the Physicians‛. Di dunia Islam ia dikenal dengan nama Al-

Syaikh- al-Rais. Sedangkan kitab yang berkaitan dengan pendidikan

akhlak berjudul ‚al siyasah fi al tarbiyah‛, yang membahasa tentang

pendidikan akhlak terhadap anak menurut Islam.

3. Konsep pendidikan Ibnu Sina

a. Tujuan Pendidikan Anak

Tujuan tersebut secara lebih detail dalam bukunya

sebagaimana berikut:

1) Meningkatkan rasa keberagaman yang mampu membawa

manusia pada pandangan egalitarianisme.

2) Menyebarluaskan ilmu agama kepada manusia.

3) Menghasilkan ilmu dan mendapatkan ma’firah. Tujuan ini

menjadi sarana untuk mencapai kedua tujuan sebelumnya.

4) Mendapatkan kedudukan dalam masyarakat.

5) Memperoleh rizki.

6) Menyerap akhlak.9

9Tim Penyususn, Min ‘Alam at-Tarbiyah al-Arabyah al-Islamiyah, Jilid I, 261.

Page 13: BAB III KONSEP INTEGRASI PENDIDIKAN ISLAM AL-QABISI 1. …digilib.uinsby.ac.id/14002/6/Bab 3.pdf · 2016-09-14 · Tujuan Pendidikan Anak ... didasarkan pada pemahaman sebuah hadits

69

b. Kurikulum

Menurut Crow bahwa kurikulum adalah rancangan pengajaran

yang isinya sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematis

yang diperlukan sebagai syarat untuk menyelesaikan suatu program

pendidikan tertentu. Sedangkan menurut Ibn Sina, kurikulum

didasarkan pada tingkat perkembangan usia anak didik, seperti mata

pelajaran olah raga, budi pekerti, kebersihan, seni suara dan kesenian,

ini semua untuk anak usia 3 sampai 5 tahun.

Jadi konsep kurikulum Ibn Sina ada 3 ciri, yaitu :

1) Kurikulum tidak terbatas pada menyusun jumlah mata pelajaran,

melainkan tujuan, kapan mata pelajaran diajarkan, aspek

psikologis, dan keahlian yang akan dipilihnya. Sehingga siswa

merasa senang mempelajari suatu ilmu.

2) Strategi penyusunan yang bersifat pragmatis fungsional

(marketting Oriented). Sehingga setiap lulusan pendidikan dapat

difungsikan dalam masyarakat.

3) Strategi pembentukan kurikulum sebagaimana yang dilakukan

dalam mempelajari berbagai ilmu dan keterampilan.

4) Dari ketiga ciri kurikulum tersebut telah memenuhi persyaratan

penyusunan kurikulum yang dikehendaki oleh masyarakat modern.

c. Metode/Teknik Pengajaran

Menurut Ibnu Sina ada beberapa metode pengajaran

diantaranya :

Page 14: BAB III KONSEP INTEGRASI PENDIDIKAN ISLAM AL-QABISI 1. …digilib.uinsby.ac.id/14002/6/Bab 3.pdf · 2016-09-14 · Tujuan Pendidikan Anak ... didasarkan pada pemahaman sebuah hadits

70

1) Metode Talqin

yaitu metode mengajarkan membaca Al-Qur'an dengan

cara memperdengarkan bacaan Al-Qur'an sebagian demi sebagian,

dan menyruh anak untuk mengulangi bacaan dengan perlahan-

lahan hingga hafal. Metode ini melibatkan guru dan murid dimana

murid diperintah untuk membimbing teman-temannya yang masih

tertinggal, istilah sekarang adalah tutor sebaya.

2) Metode Demonstrasi

Yaitu metode cara mengajar menulis dengan mencontoh

tulisan huruf hijaiyah di depan murid, kemudian guru menyuruh

murid untuk mendengarkannya yang dilanjutkan dengan

mendemonstrasikan cara menulis.

3) Metode Pembiasaan dan Teladan

Adalah metode pengajaran yang sangat efektif, khususnya

mengajarkan akhlak dengan cara pembiasaan dan teladan yang

disesuaikan dengan psikologis anak.

4) Metode Diskusi

Adalah metode cara penyajian pelajaran dimana siswa

diberi pertanyaan yang bersifat problematis untuk dipecahkan

bersama. Diharapkan dengan metode ini mendapatkan

pengetahuan yang bersifat rasional dan terotis, sehingga tidak

Page 15: BAB III KONSEP INTEGRASI PENDIDIKAN ISLAM AL-QABISI 1. …digilib.uinsby.ac.id/14002/6/Bab 3.pdf · 2016-09-14 · Tujuan Pendidikan Anak ... didasarkan pada pemahaman sebuah hadits

71

hanya mengajarkan metode ceramah saja yang akibatnya para

siswa akan tertinggal jauh dari perkembangan ilmu pengetahuan.

5) Metode Magang

Adalah metode yang menggabungkan antara teori dan

praktek yang nantinya akan menimbulkan manfaat ganda yaitu

disamping para siswa mahir dalam suatu bidang ilmu tertentu,

juga akan mendatangkan keahlian dalam bekerja atau memiliki

kemampuan (skill).

6) Metode Penugasan

Adalah metode cara penyajian bahan pelajaran dimana

guru memberikan tugas ajar. Siswa dapat melakukan kegiatan

belajar, sehingga siswa diharapkan dapat memecahkan problem

setelah guru menerangkan terlebih dahulu, dalam hal ini sejauh

mana siswa dapat memahami materi pelajaran yang telah

diajarkan oleh guru.

d. Konsep Hukuman DalamPengajaran

Salah satu pandangan Ibnu Sina dalam pendidikan adalah

melegalkan hukuman. Namun dalam konsep ini Ibn Sina sangat hati-

hati dalam memberikan hukuman karena ia sangat menghargai

martabat manusia, hukuman diperlukan jika dalam keadaan terpaksa.

Atas dasar kemanusiaan ia membatasi hukuman tersebut, serta

membolehkan pelaksanaan hukuman dengan cara yang ekstra hati-

Page 16: BAB III KONSEP INTEGRASI PENDIDIKAN ISLAM AL-QABISI 1. …digilib.uinsby.ac.id/14002/6/Bab 3.pdf · 2016-09-14 · Tujuan Pendidikan Anak ... didasarkan pada pemahaman sebuah hadits

72

hati hal ini dalam keadaan tidak normal. Sedangkan dalam keadaan

normal hukuman tidak boleh dilakukan.

C. Persamaan dan Perbedaan konsep integrasi pendidikan al-Qabisi dan Ibnu

Sina

1. Persamaan

Secara umum baik al-qabisi dan ibnu sina adalah kedua tokoh yang secara

signifikan memberikan arahan akan sebuah kesatuan semua ilmu dalam

bentuk pembelajaran. Akan lebih komprehensif jika kemampuan yang

dikurikulumkan diajarkan dengan metode yang efektif. Tentunya jalan ini

ditempuh keduanya demi memberikan jawaban atas tuntutan modernisasi

yang sama sekali tidak bisa dihindari.

a. Tujuan pendidikan

Al-Qabisi dan Ibnu sini menempatkan kesempurnaan akhlak sebagai

tolak ukur dalam kesuksesan pendidikan, sejalan dengan main mission

Rasul diutus ke dunia. Meski kedua menempatkan akhlak dalam

porsinya sendiri sendiri.

b. Materi pelajaran dan kurikulum

Kedua tokoh ini sama sama mengusung materi lebih kompleks dan

beragam dalam perkembangan peserta didik terutama sejak jenjang

anak anak. Secara detail keduanya memperhatikan tiap hal yang harus

disajikan demi kemajuan pola berpikir anak. Yang paling fundamental

keduanya memiliki perhatian begitu besar terheadap pelajaran agama

sebagai hal yang paling krusial bagi seorang anak. Misalnya, al-

Page 17: BAB III KONSEP INTEGRASI PENDIDIKAN ISLAM AL-QABISI 1. …digilib.uinsby.ac.id/14002/6/Bab 3.pdf · 2016-09-14 · Tujuan Pendidikan Anak ... didasarkan pada pemahaman sebuah hadits

73

Qur’an selalu diprioritaskan dengan berbagai penawaran metode.

Semua ini dimaksudkan agar anak lebih mudah dalam memahami dan

menguasai segala macam aspek kitab pedoman umat islam ini.

c. Metode Pengajaran

Ada beberapa kesamaan dalam penerapan metode pengajaran al-

Qabisi dan Ibnu Sina, diantara nya; al-qabisi memakai istilah metode

menghafal dan membaca sedang ibnu sina menggunakan istilah

metode talqin dan demonstrasi. Kedua metode ini sebenarnya sama

saja, jika dilihat dari penerapannya mencakup hafalan, membaca dan

menulis.

2. Perbedaan

Berikut perbedaan pola integrasi pendidikan kedua tokoh ini.

a. Tujuan Pendidikan

Jika Al-Qabisi menempatkan akhlak sebagai tujuan utama dalam

pendidikan anak, maka Ibnu sina menaruh perhatian lebih besar

terhadap keberaman dan egalitarisme. Anak harus lebih dibawa

kedunia luar yang lebih kompleks dengan masing-masing disiplin

ilmunya. Meski demikian al-Qabisi adalah penelur istilah gaji dalam

dunia pendidikan.

b. Materi pengajaran dan kurikulum.

Al-Qabisi mengambil istilah kurikulum ijbari (wajib) dan ilhtiyari

(pilihan). Beberapa pelajaran dikategorikan sedemikian rupa sehingga

terpetak-petak agar mudah dirampungkan dalam waktu tertentu.

Page 18: BAB III KONSEP INTEGRASI PENDIDIKAN ISLAM AL-QABISI 1. …digilib.uinsby.ac.id/14002/6/Bab 3.pdf · 2016-09-14 · Tujuan Pendidikan Anak ... didasarkan pada pemahaman sebuah hadits

74

Namun tidak demikian dengan Ibnu Sina, beliau mengkalisifikasikan

materi berdasarkan marketing oriented yang lebih pragmatis. Dengan

demikian kurikulum ala Ibnu Sina lebih sedikit unggul dalam

menjawab kebutuhan masyarakat modern. Lihat saja bagaimana

bapak kedokteran ini melandasi tujuan pendidikan dengan istilah

egalitarianism atau keragaman.

c. Metode dan strategi pengajaran

Al-Qabisi dikenal sebagai tokoh yang mendewakan hafalan. Sebagai

tokoh yang lama mendalami studi hadis dari ulama ulama Tunisia, Ia

mengharuskan murid-muridnya memiliki bekal hafalan yang cukup

disamping bekal pemahaman yang memadai. Dengan demikian

keaslian teks atau literature akan tetap terjaha.

Lain hal dengan ibnu sina, ia lebih banyak menelurkan istilah-istilah

yang popular di kalangan pendidik dewasa ini, seperti istilah diskusi,

demonstrasi, magang, dan penugasan. Salah satu metode yang paling

terkenal yakni metode punishment and reward (hukuman dan

penghargaan) yang banyak sejalan dengan pemikiran tokoh –tokoh

psikolog barat.