bab ii tinjauan pustaka e. deskripsi konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/4630/3/bab ii_pudyasih...

19
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA E. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Analogi Matematis Kata “analogi” dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai persamaan atau persesuaian antara dua benda atau hal yang berlainan. Menurut Soekadijo (1991) analogi dapat dijadikan sebagai penjelasan atau sebagai dasar penalaran, serta dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan sebuah kesimpulan berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ada, sedangkan Mundiri (2010) mendefinisikan analogi sebagai proses penalaran dari satu fenomena menuju fenomena lain yang sejenis kemudian disimpulkan bahwa apa yang terjadi pada fenomena pertama akan terjadi pula pada fenomena yang lain. Terdapat dua jenis analogi menurut Mundiri (2010) yaitu analogi deklaratif dan analogi induktif. Analogi deklaratif adalah analogi yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang belum diketahui atau masih samar, dengan menggunakan hal yang sudah dikenal, dan analogi induktif adalah analogi yang disusun berdasarkan persamaan prinsip dari dua hal yang berbeda, selanjutnya ditarik kesimpulan bahwa apa yang terdapat pada hal pertama terdapat pula pada hal yang kedua. Kemampuan analogi merupakan suatu kemampuan memahami dan menggunakan hubungan kesamaan antara dua situasi atau peristiwa, sehingga menghasilkan kesimpulan yang didorong oleh kesamaan-kesamaan (Gentner Pengaruh Pembelajaran Model…, Pudyasih Rakhmawati, FKIP UMP, 2017

Upload: others

Post on 25-Mar-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA E. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/4630/3/BAB II_PUDYASIH RAKHMAWATI_MATEMATIKA'17.pdfalat peraga sebagai jembatan pemahaman siswa, sehingga

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

E. Deskripsi Konseptual

1. Kemampuan Analogi Matematis

Kata “analogi” dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai persamaan atau

persesuaian antara dua benda atau hal yang berlainan. Menurut Soekadijo

(1991) analogi dapat dijadikan sebagai penjelasan atau sebagai dasar penalaran,

serta dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan sebuah kesimpulan

berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ada, sedangkan Mundiri (2010)

mendefinisikan analogi sebagai proses penalaran dari satu fenomena menuju

fenomena lain yang sejenis kemudian disimpulkan bahwa apa yang terjadi pada

fenomena pertama akan terjadi pula pada fenomena yang lain.

Terdapat dua jenis analogi menurut Mundiri (2010) yaitu analogi

deklaratif dan analogi induktif. Analogi deklaratif adalah analogi yang

digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang belum diketahui atau masih samar,

dengan menggunakan hal yang sudah dikenal, dan analogi induktif adalah

analogi yang disusun berdasarkan persamaan prinsip dari dua hal yang

berbeda, selanjutnya ditarik kesimpulan bahwa apa yang terdapat pada hal

pertama terdapat pula pada hal yang kedua.

Kemampuan analogi merupakan suatu kemampuan memahami dan

menggunakan hubungan kesamaan antara dua situasi atau peristiwa, sehingga

menghasilkan kesimpulan yang didorong oleh kesamaan-kesamaan (Gentner

Pengaruh Pembelajaran Model…, Pudyasih Rakhmawati, FKIP UMP, 2017

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA E. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/4630/3/BAB II_PUDYASIH RAKHMAWATI_MATEMATIKA'17.pdfalat peraga sebagai jembatan pemahaman siswa, sehingga

8

dan Smith, 2012). Holyoak (2012) mendefinisikan kemampuan analogi sebagai

kemampuan untuk mengingat kembali pengetahuan terstruktur dari ingatan

jangka panjang untuk menghasilkan kesimpulan baru dan menemukan struktur

antara konsep yang abstrak. Kemampuan analogi atau yang disebut juga

dengan kemampuan penalaran analogi dapat didefinisikan sebagai kemampuan

dalam menarik kesimpulan berdasarkan keserupaan proses atau data

(Soemarmo dan Hendriana, 2014). Lestari dan Yudhanegara (2015)

mengartikan kemampuan analogi matematis sebagai kemampuan menarik

kesimpulan dengan jalan membandingkan dua hal yang berlainan berdasarkan

kesamaan memahami konsep, prinsip, sifat atau prosedur, sedangkan Novick

(1991) mengartikan kemampuan analogi matematis sebagai kemampuan

berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah target dengan menggunakan

masalah sumber. Masalah sumber merupakan masalah yang harus diselesaikan

oleh siswa terlebih dahulu sebagai bekal dalam menyelesaiakan masalah target.

Stenberg (1977) mengatakan bahwa seseorang memiliki kemampuan

analogi matematis jika dipenuhi indikator-indikator:

a. Mampu mengidentifikasi masalah sumber dan masalah terget (Encoding).

b. Mampu memecahkan masalah sumber dengan menggunakan konsep, rumus,

definisi, dan strategi (Infering).

c. Mampu menghubungkan struktur masalah sumber dengan masalah target

(Mapping).

d. Mampu menentukan solusi atau cara yang cocok untuk menyelesaikan

masalah target (Applying).

Pengaruh Pembelajaran Model…, Pudyasih Rakhmawati, FKIP UMP, 2017

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA E. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/4630/3/BAB II_PUDYASIH RAKHMAWATI_MATEMATIKA'17.pdfalat peraga sebagai jembatan pemahaman siswa, sehingga

9

Selain Stenberg, Lestari dan Yudhanegara (2015) menjelaskan indikator-

indikator kemampuan analogi matematis sebagai berikut.

a. Mampu membuat relasi ekuivalen.

b. Mampu mengorespondensikan objek matematika dengan objek di luar

matematika.

c. Mampu mengorespondensikan dua hal yang berlainan berdasarkan

persamaan prinsip.

d. Mampu mengorespondensikan dua hal yang berlainan berdasarkan

persamaan prosedural.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa analogi merupakan

proses membandingkan dua hal yang memiliki kesamaan, sedangkan

kemampuan analogi matematis adalah kemampuan seseorang dalam berpikir

yang dilakukan dengan membandingkan dua hal yang memiliki kesamaan, baik

itu dari kesamaan prosedural, konsep, maupun sifat. Kemampuan analogi

matematis siswa dapat diukur dengan memperhatikan indikator-indikator

sebagai berikut.

a. Mampu menunjukkan hubungan ekuivalen antara masalah sumber dengan

masalah target.

b. Mampu menghubungkan masalah sumber berupa objek matematika dengan

masalah target yang berupa permasalahan di kehidupan sehari-hari.

c. Mampu menghubungkan dua hal yang berlainan berdasarkan persamaan

prinsip antara masalah sumber dengan masalah target.

d. Mampu menghubungkan dua hal yang berlainan berdasarkan persamaan

prosedural antara solusi masalah sumber dengan solusi masalah target.

Pengaruh Pembelajaran Model…, Pudyasih Rakhmawati, FKIP UMP, 2017

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA E. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/4630/3/BAB II_PUDYASIH RAKHMAWATI_MATEMATIKA'17.pdfalat peraga sebagai jembatan pemahaman siswa, sehingga

10

2. Model Pembelajaran Advance Organizer

Model pembelajaran advance organizer merupakan model pembelajaran

yang dikembangkan oleh David Ausubel. Advance organizer merupakan

pembelajaran yang dilakukan untuk memperoleh pengetahuan baru dengan

cara mengaitkannya pada pengetahuan yang telah ada pada pembelajaran, dan

berperan sebagai kerangka pendukung bagi informasi baru (Suprijono, 2016).

Advance organizer adalah suatu rencana pembelajaran yang digunakan untuk

menguatkan struktur kongnitif siswa ketika mempelajari konsep-konsep atau

informasi yang baru dan bagaimana sebaiknya pengetahuan itu disusun serta

dipahami dengan benar (Joyce dkk, 2016). Proses belajar tidak sekedar

menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, namun berusaha

menghubungkan konsep-konsep itu untuk menghasilkan pemahaman yang

utuh. Dalam menghubungkan apa yang telah diketahui oleh siswa dengan

informasi baru yang akan disajikan dalam pelajaran, guru menyediakan materi

pengait dalam bentuk organizer. Organizer ini merupakan konten penting

dalam pembelajaran advance organizer, karena organizer merupakan konsep

atau pernyataan hubungan yang sangat terkait dengan materi yang

mendahuluinya, namun juga dapat diciptakan dari analogi bidang lain agar

dapat memberikan perspektif baru (Joyce dkk, 2016). Sarana pendukung yang

diperlukan advance organizer adalah materi yang terorganisasi dengan baik,

yaitu materi yang saling berhubungan dengan materi terdahulu (Suprijono,

2016).

Pengaruh Pembelajaran Model…, Pudyasih Rakhmawati, FKIP UMP, 2017

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA E. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/4630/3/BAB II_PUDYASIH RAKHMAWATI_MATEMATIKA'17.pdfalat peraga sebagai jembatan pemahaman siswa, sehingga

11

Menurut Joyce dkk (2016), terdapat dua jenis advance organizer yaitu

expository dan comparative. Expository organizer memberikan tiang

penyangga ideasional untuk materi yang tidak familiar, sehingga siswa akan

“menggantungkan” informasi baru ketika mereka menghadapinya, sedangkan

comparative organizer dirancang untuk membedakan antara konsep lama dan

baru agar dapat mencegah kebingungan yang disebabkan oleh kesamaan antara

keduanya. Saat menggunakan comparative organize, dapat digunakan suatu

analogi atau disebut juga dengan analogical organizer. Menurut Ausubel dan

Joseph (Yuanhua dan Xiaoyu, 2016) penggunaan analogi untuk

membandingkan pengetahuan baru dan pengetahuan lama tidak hanya

mengingatkan siswa tentang pengetahuan yang telah dipelajari, tetapi juga

dapat membantu menggabungkan materi baru yang memiliki kesamaan

konsep.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

advance organizer adalah model pembelajaran yang menekankan pada

pengaitan antara pengetahuan lama terhadap pengetahuan baru yang sedang

dipelajari. Menurut Suprijono (2016) sintaks pembelajaran advance organizer

adalah sebagai berikut.

Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Advance Organizer

Fase Langkah-Langkah Guru

1 Penyajian Advance

Organizer

a. Menjelaskan tujuan

pembelajaran

b. Menyajikan Organizer

berupa konsep atau

kerangka materi yang juga

memuat materi pelajaran

sebelumnya

c. Memancing dan

mendorong pengetahuan

Pengaruh Pembelajaran Model…, Pudyasih Rakhmawati, FKIP UMP, 2017

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA E. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/4630/3/BAB II_PUDYASIH RAKHMAWATI_MATEMATIKA'17.pdfalat peraga sebagai jembatan pemahaman siswa, sehingga

12

serta pengalaman siswa

2 Penyajian Bahan

Pelajaran

d. Menyajikan materi

e. Mempertahankan perhatian

f. Memperjelas pengolahan

menjadi pembelajaran yang

masuk akal

3 Penguatan struktur

Kognitif

g. Menggunakan prinsip-

prinsip rekonsiliasi

integratif, yaitu dengan

menghubungkan

pengetahuan baru dengan

pengetahuan sebelumnya

h. Menganjurkan

pembelajaran resepsi aktif,

yaitu dengan presentasi

hasil diskusi kelompok

i. Mengklarifikasi

pengetahuan baru yang

telah didapat siswa

j. Meningkatkan kegiatan

belajar dengan memberikan

siswa latihan individu

Terdapat beberapa keunggulan dan kelemahan penggunaan model

pembelajaran Advance Organizer. Keunggulan model pembelajaran Advance

Organizer menurut Yuanhua dan Xiaoyu (2016) adalah :

a. Advance Organizer dapat membantu siswa mengorganisasikan materi

baru dengan cara mengubah dan merangkai gagasan utama dari materi

baru tersebut berdasarkan apa yang telah diketahui siswa

b. Advance Organizer menggunakan istilah dan konsep yang sudah dikenal

untuk menghubungkan apa yang telah diketahui siswa dengan informasi

baru yang akan dipelajari, sehingga membantu siswa dalam

Pengaruh Pembelajaran Model…, Pudyasih Rakhmawati, FKIP UMP, 2017

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA E. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/4630/3/BAB II_PUDYASIH RAKHMAWATI_MATEMATIKA'17.pdfalat peraga sebagai jembatan pemahaman siswa, sehingga

13

mentransformasikan pengetahuan dan menerapkan kreativitas di situasi

tersebut

c. Advance Organizer juga digunakan untuk membantu mengatur tahapan

pengajaran di kelas

Kelemahan dari model pembelajaran Advance Organizer adalah jika tidak

ada kontrol yang intensif dari guru dalam situasi jumlah peserta didik yang

terlalu banyak, sehingga pembelajaran menjadi kurang efektif (Suprijono,

2016).

3. Pendekatan Concrete-Pictorial-Abstract (CPA)

a. Pengertian Pendekatan Concrete-Pictorial-Abstract (CPA)

Pendekatan Concrete-Pictorial-Abstract (CPA) atau yang sering

disebut juga dengan Concrete-Representational-Abstract (CRA) dan

Concrete-Semi Concrete-Abstract (CSA) merupakan pendekatan

pembelajaran yang sesuai dengan teori Bruner. Bruner menyatakan bahwa

terdapat tiga tahapan seseorang dalam mempelajari pengetahuan yaitu

Enactiv, Iconic, dan Simbolic. Witzel (2005) mengemukakan bahwa

pendekatan Concrete-Pictorial-Abstract (CPA) terdiri dari tiga tahapan,

yaitu: Concrete (belajar melalui benda-benda nyata) - Pictorial (belajar

melalui perwakilan gambar) - Abstract (belajar melalui notasi abstrak atau

simbol). Pendekatan Concrete-Pictorial-Abstract merupakan salah satu

pendekatan pembelajaran yang menggunakan tahapan hirarkis yang

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk merekonstruksi

pengetahuannya sendiri.

Pengaruh Pembelajaran Model…, Pudyasih Rakhmawati, FKIP UMP, 2017

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA E. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/4630/3/BAB II_PUDYASIH RAKHMAWATI_MATEMATIKA'17.pdfalat peraga sebagai jembatan pemahaman siswa, sehingga

14

Menurut Sari (2015) pendekatan CPA menggunakan suatu model atau

alat peraga sebagai jembatan pemahaman siswa, sehingga guru dapat

memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mempraktikkan dan

mendemonstrasikan model atau alat peraga tersebut pada tahap konkrit.

Aktivitas tersebut dapat membantu pemahaman materi ajar serta mampu

mengeluarkan ide-ide matematis siswa dalam berpikir.

b. Tahapan Pendekatan Pembelajaran Concrete-Pictorial-Abstract (CPA)

Menutur Hoong dkk (2015) pendekatan CPA mengajarkan siswa

melalui tiga tahap belajar, yaitu:

1) Concrete

Concrete yaitu tahapan dengan menggunakan objek konkret menjadi

suatu model permasalahan. Pada tahap ini setiap konsep matematika

dimodelkan dengan bahan konkret. Tahap concrete memberikan

banyak kesempatan kepada siswa untuk berlatih dan menunjukkan

penguasaan memanipulasi benda-benda konkret yang ada di

lingkungannya atau melakukan aktivitas langsung yang berkaitan

dengan konsep matematika.

2) Pictorial

Tahap pictorial yaitu tahapan “melihat” dengan menggunakan

representasi atau benda semikonkret menjadi suatu model

permasalahan. Pada tahap ini konsep matematika dimodelkan pada

tingkat pictorial (semi konkret) yang melibatkan gambar yang

mewakili objek konkret yang digunakan sebelumnya. Pada tingkat

pemahaman representasi, siswa belajar untuk memecahkan masalah

Pengaruh Pembelajaran Model…, Pudyasih Rakhmawati, FKIP UMP, 2017

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA E. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/4630/3/BAB II_PUDYASIH RAKHMAWATI_MATEMATIKA'17.pdfalat peraga sebagai jembatan pemahaman siswa, sehingga

15

dengan menggambar. Gambar tersebut merepresentasikan objek

konkret yang menjadi sumber informasi pengumpulan data oleh siswa.

Hal ini tepat bagi siswa untuk mulai menggambar solusi dari masalah

yang akan diselesaikan.

3) Abstract

Tahapan abstract merupakan tahapan “penyimbolan” dengan

menggunakan lambang matematika yang abstrak menjadi suatu model

permasalahan. Pada tahap ini, konsep matematik dimodelkan

menggunakan angka dan simbol matematik. Dengan data yang

diperoleh pada tahap concrete, siswa dapat menyimbolkan dengan

istilah-istilah matematika yang biasa digunakan.

Pendekatan CPA memberikan kerangka kerja yang secara konseptual

membantu siswa untuk membentuk hubungan yang bermakna antara

kemampuan dalam tingkat konkret, piktorial dan abstrak. Menurut Flores

(2010) terdapat beberapa langkah penggunaan pendekatan CPA dalam

pengajaran, yaitu:

a. Pilih benda-benda konkret (manipulatif) yang akan digunakan untuk

memperkenalkan pengertian konseptual tentang materi yang akan

dipelajari peserta didik.

b. Bimbinglah peserta didik untuk berpartisipasi secara mandiri dalam

penggunaan benda-benda konkret (manipulatif) dengan cara memberikan

petunjuk dan isyarat.

Pengaruh Pembelajaran Model…, Pudyasih Rakhmawati, FKIP UMP, 2017

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA E. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/4630/3/BAB II_PUDYASIH RAKHMAWATI_MATEMATIKA'17.pdfalat peraga sebagai jembatan pemahaman siswa, sehingga

16

c. Cek pemahaman siswa, jika siswa telah mampu melewati tahap konkret

maka ganti penggunaaan benda-benda manipulatif dengan gambar atau

lukisan.

d. Gunakan strategi yang dapat membantu peserta didik mengingat langkah-

langkah pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya.

e. Dorong peserta didik hanya menggunakan angka atau simbol dalam

menyelesaikan tugas matematika yang diberikan.

f. Cek kembali pemahaman siswa, serta berikan siswa waktu untuk

memproses informasi dari piktorial ke abstrak. Jika siswa belum

menunjukkan penguasaan materi pada tahapan abstract, maka

pembelajaran kembali pada tahapan pictorial.

4. Pembelajaran Advance Organizer dengan Pendekatan Concrete-Pictorial-

Abstract (CPA)

Pembelajaran Advance Organizer dengan pendekatan CPA terdiri atas tiga

tahapan. Tahap pertama adalah tahap penyajian advance organizer, pada tahap

ini terdiri atas penyampaian tujuan pembelajaran, dan penyajian organizer

(kerangka materi). Pada tahap ini kerangka materi ditujukan untuk

menghubungkan materi yang akan dipelajari dengan pengalaman serta

pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Tahap kedua yaitu tahap penyajian

bahan pelajaran. Pada tahap ini siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok

heterogen dan diberikan benda manipulatif serta lembar kegiatan kelompok

untuk memfasilitasi siswa memahami konsep matematika dalam bentuk

konkrit, kemudian mengubahnya ke bentuk gambar, dan selanjutnya

Pengaruh Pembelajaran Model…, Pudyasih Rakhmawati, FKIP UMP, 2017

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA E. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/4630/3/BAB II_PUDYASIH RAKHMAWATI_MATEMATIKA'17.pdfalat peraga sebagai jembatan pemahaman siswa, sehingga

17

menemukan konsep dalam bentuk simbol (abstrak). Tahap yang ketiga adalah

tahap penguatan struktur kognitif. Pada tahap ini siswa mempresentasikan hasil

diskusi kelompok dan membuat kesimpulan pelajaran, serta mengerjakan

lembar individu sebagai penguat pemahaman tentang materi baru yang telah

diajarkan. Dibawah ini merupakan langkah pembelajaran Advance Organizer

dengan pendekatan Concrete-Pictorial-Abstract (CPA) :

Tabel 2.2 Pembelajaran Advance Organizer dengan Pendekatan CPA

Sintaks Pembelajaran Kegiatan

Penyajian Advance

Organizer

a) Siswa mendengarkan tujuan

pembelajaran yang disampaikan oleh

guru

b) Siswa memperhatikan organizer

berupa kerangka materi

c) Siswa menghubungkan organizer

dengan pengetahuan dan

pengalamannya

Penyajian Bahan

Pelajaran

d) Siswa membentuk kelompok diskusi

e) Siswa memperoleh lembar kegiatan

kelompok tentang materi yang akan

dipelajari

f) Siswa memperoleh alat peraga

berupa benda nyata sesuai dengan

materi yang akan dipelajari

(tahapan konkrit)

g) Siswa mengubah benda manipulatif

tersebut kedalam gambar (tahap

piktorial)

h) Setelah siswa mampu mengubah ke

dalam bentuk piktorial, siswa

menemukan konsep berdasarkan

gambar dengan menggunakan

simbol dan notasi matematika

(tahap abstrak)

Penguatan Struktur

Kognitif

i) Siswa mempresentasikan hasil

diskusi

j) Siswa menarik kesimpulan tentang

hasil diskusi dengan dibimbing guru

k) Siswa mengerjakan latihan individu

untuk memperkuat pemahaman

tentang pengetahuan baru yang

didapat

Pengaruh Pembelajaran Model…, Pudyasih Rakhmawati, FKIP UMP, 2017

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA E. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/4630/3/BAB II_PUDYASIH RAKHMAWATI_MATEMATIKA'17.pdfalat peraga sebagai jembatan pemahaman siswa, sehingga

18

5. Materi

Materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah bangun

ruang sisi datar kubus dan balok. Berikut ini adalah uraian standar kompetensi,

kompetensi dasar, dan indikator yang digunakan :

Standar Kompetensi :

5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya,

serta menentukan ukurannya

Kompetensi Dasar :

5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-

bagiannya

5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas

5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas

Indikator Pencapaian Kompetensi :

Pertemuan Ke-1

5.1.1 Menyebutkan unsur-unsur kubus

5.1.2 Menentukan panjang diagonal bidang kubus

5.1.3 Menentukan panjang diagonal ruang kubus

5.1.4 Memecahkan masalah mengenai unsur-unsur kubus

Pertemuan Ke-2

5.2.1 Mendefinisikan pengertian jaring-jaring kubus

5.2.2 Menemukan bentuk suatu jaring-jaring kubus

Pengaruh Pembelajaran Model…, Pudyasih Rakhmawati, FKIP UMP, 2017

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA E. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/4630/3/BAB II_PUDYASIH RAKHMAWATI_MATEMATIKA'17.pdfalat peraga sebagai jembatan pemahaman siswa, sehingga

19

5.2.3 Membuat jaring-jaring kubus

5.2.4 Memecahkan masalah mengenai jaring-jaring kubus

Pertemuan Ke-3

5.3.1 Menentukan rumus luas permukaan kubus

5.3.2 Memecahkan masalah mengenai luas permukaan kubus

Pertemuan Ke-4

5.3.5 Mendefinisikan pengertian volume bangun ruang

5.3.6 Menentukan rumus volume kubus

5.3.7 Memecahkan masalah yang berkaitan dengan volume kubus

Pertemuan Ke-5

5.1.5 Menyebutkan unsur-unsur balok

5.1.6 Memecahkan masalah yang berkaitan dengan unsur-unsur balok

Pertemuan Ke-6

5.2.5 Menemukan bentuk jaring-jaring balok

5.2.6 Membuat jaring-jaring balok

5.2.7 Memecahkan masalah yang berkaitan dengan jaring-jaring balok

Pertemuan Ke-7

5.3.3 Menentukan rumus luas permukaan balok

5.3.4 Memecahkan masalah yang berkaitan dengan luas permukaan balok

Pengaruh Pembelajaran Model…, Pudyasih Rakhmawati, FKIP UMP, 2017

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA E. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/4630/3/BAB II_PUDYASIH RAKHMAWATI_MATEMATIKA'17.pdfalat peraga sebagai jembatan pemahaman siswa, sehingga

20

Pertemuan Ke-8

5.3.8 Menentukan rumus volume balok

5.3.9 Menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan volume balok

6. Pengertian Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda)

yang berkuasa dan ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan

seseorang (Poerwadarminta, 2007). Arikunto (2010) mendefinisikan pengaruh

sebagai suatu hubungan antara keadaan pertama dengan keadaan yang kedua

dan hubungan tersebut merupakan hubungan sebab akibat. Keadaan pertama

diperkirakan menjadi penyebab yang kedua atau keadaan pertama berpengaruh

terhadap keadaan yang kedua. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengaruh adalah

sesuatu akibat yang ditimbulkan dari hal lain yang bisa berupa orang atau

benda.

Pada penelitian ini, model pembelajaran Advance Organizer dengan

pendekatan Concrete-Pictorial-Abstract (CPA) dikatakan berpengaruh

terhadap kemampuan analogi matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 2

Sokaraja jika rata-rata nilai kemampuan analogi matematis siswa yang diajar

dengan model advance organizer dan CPA lebih baik daripada siswa yang

diajar dengan pembelajaran langsung.

7. Penelitian Relevan

Pengaruh Pembelajaran Model…, Pudyasih Rakhmawati, FKIP UMP, 2017

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA E. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/4630/3/BAB II_PUDYASIH RAKHMAWATI_MATEMATIKA'17.pdfalat peraga sebagai jembatan pemahaman siswa, sehingga

21

Beberapa penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan model

pembelajaran Advance Organizer dan pendekatan Concrete-Pictorial-Abstract

(CPA) antara lain :

a. Penelitian Ryanto (2014) mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh model

pembelajaran advance organizer terhadap kemampuan penalaran

matematis, hal tersebut ditunjukkan dengan rata-rata kemampuan

penalaran matematis siswa yang mengikuti pembelajaran advance

organizer lebih baik dari rata-rata kemampuan penalaran matematis siswa

yang mengikuti pembelajaran langsung. Siswa kelas eksperimen memiliki

keunggulan untuk memberikan gagasan, serta siswa dapat membangun

keterampilan sosial yang mereka miliki.

b. Penelitian Putri (2015) mengungkapkan bahwa : 1) pencapaian dan

peningkatan kemampuan representasi matematis mahasiswa secara

keseluruhan yang mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan CPA

lebih baik daripada mahasiswa yang mendapatkan pembelajaran

konvensional; 2) kemampuan spatial sense mahasiswa yang mendapatkan

pembelajaran dengan pendekatan CPA secara keseluruhan lebih baik

daripada mahasiswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional; 3)

pencapaian dan peningkatan self-efficacy mahasiswa yang mendapatkan

pembelajaran dengan pendekatan CPA secara keseluruhan lebih baik

daripada mahasiswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional.

Dari penelitian di atas, terdapat kesamaan hal yang dikaji yaitu untuk

mengetahui pengaruh model pembelajaran advance organizer dan pendekatan

CPA. Namun, terdapat perbedaan dari kedua penelitian di atas dengan

Pengaruh Pembelajaran Model…, Pudyasih Rakhmawati, FKIP UMP, 2017

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA E. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/4630/3/BAB II_PUDYASIH RAKHMAWATI_MATEMATIKA'17.pdfalat peraga sebagai jembatan pemahaman siswa, sehingga

22

penelitian yang ingin peneliti laksanakan. Perbedaan tersebut terletak pada

subyek, dan objek penelitian. Pada penelitian Ryanto, obyek penelitian yaitu

kemampuan penalaran, sedangkan objek penelitian yang akan peneliti kaji

yaitu kemampuan analogi matematis. Perbedaan lain terletak pada subyek

penelitian yang digunakan. Ryanto menggunakan subyek siswa SMP Negeri 3

Ajibarang, sedangkan subyek yang akan digunakan peneliti yaitu siswa SMP

Negeri 2 Sokaraja.

Pada penelitian Putri juga terdapat perbedaan antara subyek dan obyek

penelitian. Subyek penelitian Putri yaitu mahasiswa calon guru SD di salah

satu universitas di Jawa Barat, sedangkan subyek yang akan digunakan peneliti

yaitu siswa SMP Negeri 2 Sokaraja. Obyek yang dikaji juga berbeda, Putri

mengkaji tentang pengaruh CPA terhadap kemampuan representasi matematis,

spatial sense dan self-efficacy sedangkan peneliti ingin mengkaji tentang

pengaruh CPA terhadap kemampuan analogi matematis. Hal lain yang menjadi

perbadaan antara penelitian Ryanto dan Putri dengan penelitian yang akan

peneliti laksanakan yaitu pada penelitian Ryanto hanya mengkaji tentang

pengaruh pembelajaran advance organizer, dan Putri hanya mengkaji tentang

pengaruh pendekatan, sedangkan peneliti ingin menggabungkan antara kedua

hal tersebut yaitu tentang pengaruh model pembelajaran advance organizer

dengan pendekatan CPA.

8. Kerangka Pikir

Model pembelajaran advance organizer merupakan pembelajaran yang

menekankan pada pengaitan antara pengetahuan lama yang telah dimiliki siswa

Pengaruh Pembelajaran Model…, Pudyasih Rakhmawati, FKIP UMP, 2017

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA E. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/4630/3/BAB II_PUDYASIH RAKHMAWATI_MATEMATIKA'17.pdfalat peraga sebagai jembatan pemahaman siswa, sehingga

23

terhadap pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Pembelajaran advance

organizer dapat dipadukan dengan pendekatan yang mampu memfasilitasi

siswa untuk mendemonstrasikan materi yang sedang dipelajari secara

langsung, yaitu pendekatan Concrete-Pictorial-Abstract (CPA).

Pembelajaran advance organizer dengan pendekatan CPA merupakan

suatu pembelajaran yang menggunakan pengetahuan lama yang telah dimiliki

siswa sebagai pengait terhadap materi baru, pengaitan tersebut dibantu dengan

menggunakan alat peraga manipulatif benda konkrit. Dengan menggunakan

benda alat peraga dapat menjembatani siswa untuk memperoleh konsep baru.

Konsep baru yang akan diperoleh siswa tidak hanya melalui pengamatan benda

konkrit, melainkan harus melewati tahapan piktorial atau mengubah benda

konkrit ke dalam bentuk gambar, kemudian tahap abstrak yaitu mengubah

gambar ke dalam simbol dan notasi matematika serta menyelesaikan

permasalahan dengan menggunakan konsep yang telah diperoleh.

Pembelajaran advance organizer dengan pendekatan CPA terdiri atas

tiga tahapan yaitu penyajian advance organizer, penyajian bahan pelajaran, dan

penguatan struktur kognitif. Pada tahap penyajian advance organizer siswa

diberikan suatu organizer berupa kerangka materi yang berisi tentang konsep

informasi baru yang akan dipelajari dan materi terdahulu yang dapat dijadikan

pengait dengan materi baru. Organizer ini tidak hanya berisi tentang konsep

baru, tetapi juga dapat berisi tentang pengalaman atau pengetahuan yang telah

dimiliki siswa dari bidang-bidang lain. Melalui penyajian organizer siswa

dapat menghubungkan pengalaman serta pengetahuan yang telah dimiliki

dengan materi baru yang akan diajarkan, sehingga kemampuan menunjukan

Pengaruh Pembelajaran Model…, Pudyasih Rakhmawati, FKIP UMP, 2017

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA E. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/4630/3/BAB II_PUDYASIH RAKHMAWATI_MATEMATIKA'17.pdfalat peraga sebagai jembatan pemahaman siswa, sehingga

24

hubungan yang ekuivalen antara materi yang dipelajari dengan pengalaman

siswa tersebut dapat mendorong serta memfasilitasi siswa untuk

mengembangkan kemampuan analoginya.

Tahap kedua yaitu tahap penyajian bahan pelajaran. Pada tahap

penyajian bahan pelajaran, siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok belajar

yang heterogen dan diberikan lembar kegiatan kelompok. Lembar kegiatan

kelompok didesain dengan suatu tahapan dari konkrit, piktorial, kemudian

abstrak serta pada tahap ini siswa diberikan alat peraga dengan tujuan agar

siswa dapat mendeteksi kesamaan hubungan antara materi yang sedang

dipelajari dengan benda konkrit tersebut. Setelah memahami kesamaan antara

materi baru dengan benda konkrit, siswa diarahkan untuk mengubah benda

konkrit ke dalam bentuk gambar atau piktorial (dua dimensi) untuk

memudahkan siswa dalam menemukan konsep yang sedang dipelajari. Dalam

mengubah benda konkrit menjadi piktorial, siswa diminta untuk mampu

menghubungkan kesamaan-kesamaan sifat dan prinsip dari benda konkrit dan

gambar. Begitupun dalam membaca gambar dan mengubahnya ke dalam

bahasa matematika yang berisi simbol dan operasi matematika, siswa harus

mampu menghubungkan kesamaan prinsip maupun prosedur pada hasil gambar

dengan hasil konsep yang ditemukan nantinya.

Tahap ketiga adalah tahap penguatan struktur kognitif. Pada tahap ini

siswa diminta untuk mempresentasikan temuannya untuk kemudian ditarik

kesimpulan. Kegiatan presentasi merupakan kegiatan siswa dalam memaparkan

langkah-langkah penemuannya, yaitu dari langkah mengamati benda konkrit,

kemudian mengubah benda konkrit menjadi gambar, dan kemudian dihasilkan

Pengaruh Pembelajaran Model…, Pudyasih Rakhmawati, FKIP UMP, 2017

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA E. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/4630/3/BAB II_PUDYASIH RAKHMAWATI_MATEMATIKA'17.pdfalat peraga sebagai jembatan pemahaman siswa, sehingga

25

konsep berupa simbol dan notasi matematika. Setelah siswa melakukan

presentasi, siswa diberikan latihan individu sebagai penguat pemahaman.

Latihan individu yang diberikan tidak hanya tentang objek di dalam

matematika, namun juga berkaitan dengan objek diluar matematika seperti

permasalahan sehari-hari. Dengan latihan individu, siswa dapat

menghubungkan penemuannya dengan permasalahan yang memiliki kesamaan

prosedural dan permasalahan di luar objek matematika.

Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa terdapat keterkaitan antara

pembelajaran Advance Organizer dengan pendekatan Concrete-Pictorial-

Abstract (CPA) terhadap kemampuan analogi matematis siswa. Dengan

demikian, diduga bahwa pembelajaran Advance Organizer dengan pendekatan

Concrete-Pictorial-Abstract (CPA) dapat mempengaruhi kemampuan analogi

matematis siswa.

9. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, kajian teori, kerangka pikir, dan hasil

penelitian relevan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai

berikut.

Model pembelajaran Advance Organizer dengan pendekatan Concrete-

Pictorial-Abstract (CPA) berpengaruh terhadap kemampuan analogi matematis

siswa.

Pengaruh Pembelajaran Model…, Pudyasih Rakhmawati, FKIP UMP, 2017