penggunaan alat peraga dakon matematika untuk …etheses.uinmataram.ac.id/1440/1/pirna...
TRANSCRIPT
-
PENGGUNAAN ALAT PERAGA DAKON MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR
MATEMATIKA KELAS V MI AN-NAJAH SESELA KECAMATAN GUNUNGSARI
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
OLEH
PIRNA WAHYUNI
NIM. 151.149.183
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN) MATARAM
2017/2018
-
ii
PENGGUNAAN ALAT PERAGA DAKON MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR
MATEMATIKA KELAS V MI AN-NAJAH SESELA KECAMATAN GUNUNGSARI
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Skripsi
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram
Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd)
OLEH
PIRNA WAHYUNI
151.149.183
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN)
MATARAM
2017/2018
-
iii
KEMENTERIAN AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Kampus I : Jln. Pendidikan No. 35 Telp. (0370) 621298-625337 (Fax625337) Mataram Kampus II : Jln. Gajah Mada No.- Telp (0370) 620783-620780 (fax 620784) Jempong -
Mataram
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi oleh: Pirna Wahyuni, NIM: 151.149.183 dengan judul, “Penggunaan Alat
Peraga Dakon Matematika Untuk Meningkatkan Minat Belajar Matematika Kelas
V MI An-Najah Sesela Kecamatan Gunungsari Tahun Pelajaran 2017/2018” telah
memenuhi syarat dan disetujui untuk diuji.
Disetujui pada tanggal:
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. H. Ridwan, M.Pd Mulhamah, M.Pd NIP. 196512311994031020 NIP. 198712312015032001
-
iv
KEMENTERIAN AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Kampus I : Jln. Pendidikan No. 35 Telp. (0370) 621298-625337 (Fax625337) Mataram Kampus II : Jln. Gajah Mada No.- Telp (0370) 620783-620780 (fax 620784) Jempong -
Mataram
NOTA DINAS
Mataram, 05 Juli 2018
Hal : Ujian Skripsi
Yang Terhormat
Rektor UIN Mataram
Di Mataram
Assalamu’alaikum, Wr. Wb.
Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan
koreksi maka kami berpendapat bahwa skripsi saudara:
Nama Mahasiswa : Pirna Wahyuni
Nim : 151.149.183
Jurusan/Prodi : PGMI/FTK
Judul : Penggunaan Alat Peraga Dakon Matematika Untuk
Meningkatkan Minat Belajar Matematika Kelas V MI
An-Najah Sesela Kecamatan Gunungsari Tahun
Pelajaran 2017/2018
Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam siding munaqasyah skripsi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram. Oleh karena itu, kami
berharap agar skripsi ini dapat segera dimunaqasyahkan.
Wassalammu’alaikum, Wr. Wb.
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. H. Ridwan, M.Pd Mulhamah, M.Pd NIP. 196512311994031020 NIP. 198712312015032001
-
vi
KEMENTERIAN AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Kampus I : Jln. Pendidikan No. 35 Telp. (0370) 621298-625337 (Fax625337) Mataram Kampus II : Jln. Gajah Mada No.- Telp (0370) 620783-620780 (fax 620784) Jempong -
Mataram
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul “Penggunaan Alat Peraga Dakon Matematika Untuk
Meningkatkan Minat Belajar Matematika Kelas V MI An-Najah Sesela
Kecamatan Gunungsari Tahun Pelajaran 2017/2018” yang diajukan oleh PIRNA
WAHYUNI, Nim. 151.149.183 Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI) Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Mataram, telah di Munaqasyah-
kan pada hari rabu 18 juli 2018, dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk
mencapai gelar sarjana pendidikan.
Dewan Munaqasyah
1. Drs. H. Ridwan, M.Pd :
(Ketua Sidang/Pemb. I)
2. Mulhamah, M.Pd :
(Sekertaris Sidang/Pemb. II)
3. Dr. Ahmad Sulhan, M.Pd.I :
(Penguji I)
4. Dr. Akhmad Asy’ari, M.Pd :
(Penguji II)
Mengetahui,
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Dr. Hj. Lubna, M.Pd
NIP. 196812311993032008
-
vii
MOTTO
“bekerja Keras dan Bersikap Baik, maka Hal Yang Luar Biasa akan
terjadi”.
-
viii
PERSEMBAHAN
Dengan Penuh Cinta Skripsi ini Kupersembahkan :
Untuk kedua orang tuaku tercinta (Bapak Ruba’i) dan (Ibu Pauzah) yang tidak
pernah berhenti dan putus asa memberiku dukungan dan selalu ikhlas
mendo’akanku selama ini.
-
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb
Segala puji bagi Allah SWT. yang telah menciptakan langit dengan tujuh
lapisan dan yang telah menjadikan bumi terhampar, yang menjadikan siang
sebagai penghidupan bagi manusia dan malam sebagai selimut (istirahat) sehingga
peneliti dapat menyelesaikan Proposal yang berjudul “Penggunaan Alat Peraga
Dakon Matematika Untuk Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa Kelas
V MI An-Najah Sesela Kecamatan Gunungsari Tahun Pelajaran 2017/2018” dapat
terselesaikan dengan baik.
Dengan selesainya Proposal penelitian tidak lepas dari dukungan serta
bimbingan dari banyak pihak yang telah dengan sabar membimbing peneliti.
Terima kasih ini peneliti sampaikan kepada.
1. Bapak Drs. H. Ridwan, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu
Mulhamah M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II.
2. Bapak Dr. H. Mutawali, MA selaku Rektor UIN Mataram
3. Ibu Dr. Hj. Lubna M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN
Mataram
4. Seluruh Dosen PGMI dan seluruh Dosen UIN Mataram.
5. Kedua orang tua saya bapak Ruba’i dan inak Pauzah, adik-adik saya a. Khairul
Firaz dan Ahmad Zamroni, serta keluarga yang selalu mendoakan dan
mendukung saya selama saya menuntut ilmu hingga bias menyelesaikan
pendidikan saya dan selalu bersemangat untuk menyelesaikan proposal ini
-
x
6. Sahabat-sahabat saya kelas E PGMI T.A 2014 yang selalu memberikan support
dan dukungan kepada saya.
7. Serta orang-orang terdekat saya seperti Ikbal, Lily Septiani, Novia Elyanti, Siti
Hardianti Sastra, Manen Putriani, Mulyaningsih, dan Husniati.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Proposal ini jauh dari
kesempurnaan, maka saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat
diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan dan
semoga Proposal Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi
penulis dan para pembaca pada umunya semoga Allah SWT meridhoi dan
mencatat sebagai ibadah disisinya. Amin
Mataram, 2018
Penulis
-
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .... .............................................................................. i HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... iii NOTA DINAS PEMBIMBING ..................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... v PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ........................................................... vi HALAMAN MOTTO .................................................................................... vii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... viii KATA PENGANTAR ................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................. x DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv ABSTRAK ...................................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang ......................................................................... 1 B. Sasaran Tindakan .................................................................... 5 C. Rumusan Masalah ................................................................... 5 D. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6 E. Manfaat dan Hasil Penelitian.................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................... 7 A. Alat Peraga Dakon Matematika ............................................... 7
1. Pengertian Alat Peraga ........................................................ 7 2. Pengertian Alat Peraga Dakon Matematika ......................... 7 3. Langkah Pembelajaran Dengan Menggunakan Alat Peraga
Dakon Matematika ............................................................... 10 4. Kelebihan Dan Kekurangan Dibandingkan Alat Peraga
Yang Lain ............................................................................ 10 B. Minat Belajar ............................................................................ 11
1. Pengertian Minat .................................................................. 11 2. Pengertian Belajar ................................................................ 13 3. Indikator Peningkatan Minat Belajar ................................... 13
C. Pembelajaran Matematika MI .................................................. 14 1. Pengertian Matematika ....................................................... 14 2. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika ......................... 15 3. Materi Matematika MI kelas V ............................................ 16 4. Metode Pembelajaran Matematika dan Alat Peraga
matematika MI ..................................................................... 18 BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 23
A. Setting Penelitian ...................................................................... 23 B. Sasaran Penelitian ..................................................................... 24 C. Rencana Tindakan .................................................................... 24
1. Siklus I ................................................................................. 25
-
xii
a) Perencanaan .................................................................... 25 b) Pelaksanaan ..................................................................... 26 c) Pengamatan ..................................................................... 27 d) Refleksi ........................................................................... 28
2. Siklus II ................................................................................ 28 D. Jenis Instrumen Dan Penggunaannya ....................................... 29
1. Observasi ............................................................................ 29 2. Angket atau Kuesioner ....................................................... 30 3. Dokumentasi ....................................................................... 30
E. Pelaksanaan Tindakan .............................................................. 30 F. Cara Pengamatan (Monitoring) ................................................ 31 G. Analisis Data Dan Refleksi ...................................................... 31
1. Penilaian Rata-Rata ............................................................. 32 2. Menghitung Skor Aktifitas Guru ......................................... 32 3. Menghitung skor aktifitas siswa .......................................... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 35 A. Deskripsi Setting Penelitian ...................................................... 35
1. Sejarah Berdirinya Madrasah .............................................. 35 2. Letak Geografis Madrasah ................................................... 36 3. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah ......................................... 37 4. Sarana dan Prasarana ........................................................... 37 5. Struktur Organisasi MI An-Najah Sesela ............................ 39
B. Hasil Penelitian ......................................................................... 44 1. Siklus I ................................................................................. 45 2. Siklus II ................................................................................ 55
C. Pembahasan .............................................................................. 64 BAB V PENUTUP ..................................................................................... 68
A. Kesimpulan.............................................................................. 68 B. Saran ........................................................................................ 69
JADWAL PENELITIAN DAFTAR PUSTAKA
-
xiii
PENGGUNAAN ALAT PERAGA DAKON MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR
MATEMATIKA KELAS V MI AN-NAJAH SESELA KECAMATAN GUNUNGSARI TAHUN PELAJARAN
2017/2018
Oleh : Pirna Wahyuni
ABSTRAK
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang menarik, kreatif, inovatif, dan menyenangkan dengan berbagai strategi, metode dan alat peraga yang akan digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran berlangsung untuk menghindari kebosanan dari siswa pada saat belajar. Dengan penggunaan alat peraga dakon matematika dalam proses pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan minat belajara siswa pada mata pelajaran matematika pada materi KPK dan FPB serta mempermudah guru dalam mengelola keadaan kelas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan minat belajar melalui penggunaan alat peraga dakon matematika pada mata pelajaran matematika kelas V MI An-Najah Sesela Tahun Pelajaran 2017/2018. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas menggunakan 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas V MI An-Najah Sesela dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang. Teknik analisa data berupa angket minat belajar dan data aktifitas guru serta aktifitas siswa. Sedangkan instrumen penelitian ini adalah lembar observasi dan angket minat belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga dakon matematika dapat meningkatkan minat belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan minat belajar dari siklus I ke siklus II yaitu nilai rata-rata skor minat siswa pada angket siklus I adalah 68,6 dengan nilai presentase angket dikatakan berminat sebanyak 75%. Sedangkan pada angket siklus II adalah 69,8 dengan nilai presentase angket dikatakan berminat sebanyak 90%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga dakon matematika dapat meningkatkan minat belajar matematika siswa kelas V MI An-Najah Sesela kecamatan Gunungsari Tahun Pelajaran 2017/2018.
Kata Kunci : Minat Belajar, Alat Peraga Dakon Matematika
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam
segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan berlangsung dalam segala
lingkungan hidup baik yang khusus diciptakan untuk kepentingan pendidikan
maupun yang ada dengan sendirinya. Pendidikan berlangsung seumur hidup
disetiap saat selama ada pengaruh lingkungan.1
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.2 Dunia pendidikan pada masa sekarang ini semakin berkembang, mulai
dari sarana dan prasarana termasuk juga strategi dan model pembelajaran yang
digunakan untuk membelajarkan siswa sehingga tujuan pembelajaran tersebut
bisa tercapai. Dengan demikian strategi maupun media yang digunakan dalam
proses pembelajaran saling mendukung untuk menumbuhkan minat belajar
siswa itu sendiri karena dengan adanya strategi maupun media akan lebih
menarik dalam suatu proses pembelajaran terutama dalam pelajaran
matematika.
1Abdul Kadir, Dasar-Dasar Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2012),
hlm. 59. 2Direktorat jendral pendidikan islam, departeman agama RI, Undang-undang dan
peraturan pemerintah RI tentang pendidikan 2006, hlm.7.
-
2
Belajar itu sendiri menurut Skinner (dalam Barlow, 1985), mengartikan belajar sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Menurut Hilgard & Bower dalam bukunya Theories of Learning (1975) mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya). Dan menurut C.T. Morgan dalam Introduction to Psychology (1962) merumuskan belajarsebagai suatu perubahan yang relatif dalam menetapkan tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu.3 Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar itu adalah suatu proses usaha
yang dilakukan secara sadar oleh seseorang untuk mendapatkan suatu
perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dan
lingkungannya. Dan untuk mendapatkan minat dari belajar itu sendiri juga
sangat dibutuhkan motivasi atau dorongan belajar supaya minat belajar yang
diinginkan bisa memuaskan dan mendapatkan hasil belajar yang lebih baik.
Minat itu sendiri merupakan faktor internal pada setiap individu yang
dapat menunjang belajar siswa. “Minat yang menunjang belajar ialah minat
kepada bahan/mata pelajaran dan kepada guru yang mengajarnya.4
Minat sangat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar seorang
siswa. Siswa yang mempunyai minat belajar yang tinggi maka akan
menunjukkan semangat belajar yang luar biasa. Dengan adanya minat belajar
dalam diri siswa maka akan menimbulkan keingintahuan dan kesenangan
dalam diri siswa untuk terus belajar. Belajar yang tidak disertai minat mungkin
3M. Sobri Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007),
hlm. 5-6. 4Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), hlm. 84.
-
3
tidak sesuai dengan bakat, tidak sesuai dengan kebutuhan, tidak sesuai dengan
kecakapan dan tidak sesuai dengan tipe-tipe khusus anak yang menimbulkan
problema pada dirinya. Karena itu di dalam pelajaran pun tidak pernah terjadi
proses dalam otak, akibatnya timbul kesulitan.5
Dengan demikian, minat sangat besar perannya dalam kegiatan belajar
di sekolah, karena minat berperan sebagai motivating force yaitu sebagai
kekuatan yang akan mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang minat
(sikapnya senang) kepada mata pelajaran, proses pembelajaran dan guru yang
mengajarkannya, maka akan terdorong terus untuk tekun belajar. Berbeda
dengan siswa yang sikapnya hanya menerima pelajaran, mereka hanya tergerak
untuk mau belajar tetapi sulit untuk bisa terus tekun karena tidak ada
pendorongnya.6
Rendahnya minat belajar siswa di MI An-Najah Sesela sangat
dipengaruhi oleh kurangnya perhatian siswa pada saat proses pembelajaran
berlangsung, hal itu dikarenakan kurang kreatifitas guru dalam mengontrol
keadaan kelas dan terlalu monoton ketika menyampaikan materi dalam proses
pembelajaran sehingga membuat siswa bosan di dalam kelas. Hal itu juga
menyebabkan siswa banyak main-main di dalam kelas dan banyak yang
mengantuk.7
Kurangnya alat peraga dalam suatu proses pembelajaran juga akan
mempengaruhi minat belajar siswa itu sendiri. Terutama dalam pelajaran
matematika ini dalam proses pembelajarannya tidak menggunakan media/alat
5M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997) hlm. 235
6Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan..., hlm. 85. 7Kartini, Wawancara, Sesela Gunungsari, 9 januari 2018.
-
4
peraga, ketika proses pembelajaran berlangsung beberapa dari siswa itu
mengeluh bosan dengan pelajaran ini kemudian guru mencoba mengajar
menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan
dan setelah itu siswa terlihat antusias dalam proses pembelajaran karena
mereka merasa belajar menggunakan alat peraga itu lebih menarik. Oleh
karena itu minat belajar siswa terlihat lebih baik disaat menggunakan alat
peraga dibandingkan tidak menggunakn alat peraga dan hasil belajar mereka
juga lebih baik setelah penggunaan alat peraga tersebut.
Alat peraga itu sendiri adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyatakan pesan merangsang pikiran, perasaan dan perhatian dan
kemauan siswa yang di mana menghadirkan benda konkret yang dibuat,
dihimpun atau disusun secara sengaja digunakan untuk membantu
menanamkan atau mengembangkan konsep matematika sehingga dapat
mendorong proses belajar dari siswa.8 Alat peraga dakon matematika ini
merupakan alat bantu selain menggunakan rumus biasa menghitung
menggunakan pohon faktor dalam menentukan KPK dan FPB yang digunakan
guru untuk menyelesaikan permasalahan dalam mengerjakan soal matematika
khususnya dalam materi KPK dan FPB sehingga pelajaran itu bisa
diselesaikan. Keunggulan alat peraga dakon matematika disini adalah bisa
menarik perhatian siswa dan semangat siswa dalam proses pembelajaran.
Proses pembelajaran yang kurang berpariasi dari guru dan kurangnya
media/alat peraga dari sekolah bahkan kurangnya kreatifitas dari seorang guru
8H. Rostina Sundayana, Media dan alat Peraga Dalam Pembelajaran Matematika,
(Bandung: Alvabeta cv, 2016), hlm. 7.
-
5
dalam proses pembelajaran sangat berdampak pada minat belajar dari siswa itu
sendiri. Akan tetapi jika guru itu kreatif dalam membuat alat peraga sesuai
dengan materi yang akan dibelajarkan kepada siswanya maka proses
pembelajaran akan terlihat lebih menarik dan itu bisa menarik perhatian serta
minat belajar dari siswa itu sendiri.9
Adanya alat peraga dakon yang digunakan dalam pelajaran matematika,
maka akan terlihat gejala-gejala positif yang diwujudkan pada sikap dan
perilaku siswa terhadap proses pembelajaran matematika. Sehingga pada
akhirnya minat belajar matematika siswa menjadi lebih baik.
Berdasarkan masalah di atas, peneliti ingin melakukan penelitian
dengan judul: “Penggunaan Alat Peraga Dakon Matematika Untuk
Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa Kelas V Mi An-Najah
Sesela Kecamatan Gunungsari Tahun Pelajaran 2017/2018.”
B. Sasaran Tindakan
Dalam penelitian ini yang menjadi sasaran peneliti adalah guru dalam
rangka memperbaiki kinerja dari guru itu sendiri karena penggunaan alat
peraga dakon matematika dari guru masih sangat kurang, dan siswa kelas V
dengan jumlah siswa 15 orang untuk meningkatkan minat belajar Matematika
siswa dengan menggunakan alat peraga dakon matematika.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas peneliti dapat
merumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimana Penggunaan Alat Peraga
9Baitirrohi, Wawancara, Sesela Gunung Sari, 8 Januari 2018.
-
6
Dakon Matematika Dalam Meningkatkan Minat Belajar Matematika Kelas V
MI An-Najah Sesela Kecamatan Gunungsari Tahun Pelajaran 2017/2018.”
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah “Untuk mengetahui
peningkatkan Minat Belajar Matematika Menggunakan Alat Peraga Dakon
Matematik Pada Kelas V MI An-Najah Sesela Kecamatan Gunungsari Tahun
Pelajaran 2017/2018.”
E. Manfaat dan Hasil Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini antara lain:
a. Guru dapat meningkatkan minat belajar dari siswa menggunakan alat peraga
dakon matematika
b. Untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran di madrasah yang bersangkutan
c. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan dan informasi baru mengenai
pengetahuan tentang minat yang harus dimiliki oleh siswa. Sehingga dengan
demikian, dapat memberikan masukan dan pembekalan untuk proses
pembelajaran selanjutnya.
-
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Alat Peraga Dakon Matematika
1. Pengertian Alat Peraga
Alat peraga itu sendiri adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyatakan pesan, merangsang pikiran, perasaan, dan perhatian dan
kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar para siswa itu
sendiri.10
Menurut Ruseffendi (1992), alat peraga adalah alat yang menerangkan atau mewujudkan konsep matematika, sedangkan pengertian alat peraga matematika menurut Pramudjono (1995) adalah benda konkret yang dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep matematika. Jadi alat peraga merupakan alat bantu yang digunakan oleh guru
dalam suatu proses pembelajaran untuk menyelesaikan suatu permasalahan
dan untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif.
2. Pengertian Alat Peraga Dakon Matematika
Alat peraga dakon dikenal juga dengan sebutan congklak. Permainan
tradisional ini identik dengan permainan anak perempuan karena anak-anak
perempuan yang banyak memainkannya. Pada zaman dahulu, dakon
biasanya dimainkan di beranda rumah atau di bawah pohon rindang
beralaskan tikar.11
10Rostina Sundayana, Media dan alat Peraga Dalam Pembelajaran Matematika,
(Bandung: Alvabeta cv, 2016), hlm. 7. 11Keen Achroni, Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak Melalui Permainan
Tradisional, (Jogjakarta: Javalitera, 2012), hlm. 63
7
-
8
Untuk biji dakon dapat digunakan biji sawo, biji karet, kerikil,
cangkang kerang, atau kelereng. Biji dakon ini harus berjumlah 98 atau
sesuai dengan yang kita butuhkan.12 Akan tetapi seiring berkembangnya
zaman dakon ini juga bisa digunakan dalam proses belajar mengajar pada
mata pelajaran matematika sebagai alat peraga sesuai kebutuhan. Salah
satunya dakon ini juga bisa digunakan untuk menentukan faktor persekutuan
terbesar (FPB) dan soal kelipatan persekutuan terkecil (KPK).13
Cara memainkannya adalah dengan cara meletakkan biji-biji dakon
satu per satu di dalam lubang dakon sesuai dengan kelipatan atau perkalian
faktor. Syaratnya siswa harus hafal kelipatan dan perkalian yang sudah
diajarkan. Misalnya untuk menentukan KPK 2 dan 3, siswa harus
meletakkan biji dakon sejumlah kelipatan 2 di lubang-lubang baris pertama
sesuai nomor lubang dakon dan kelipatan dua, yaitu 2, 4, 6, 8, dan
seterusnya begitu juga dengan kelipatan 3.14 Jadi dapat disimpulkan bahwa
alat peraga dakon matematika itu adalah alat peraga yang dikembangkan
oleh guru itu sendiri sesuai kebutuhan untuk menyampaikan materi yang
akan disampaikan dalam proses pembelajaran.
a. Bahan dan alat yang di gunakan membuat alat peraga dakon
matematika
Alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:
12Ibid. 13Rostina Sundayana, Media dan alat Peraga..., hlm 122. 14Ibid. hlm. 123.
-
9
Gunting, Spidol, Lem, Paku payung, Kelereng / biji-bijian, Gelas
Minuman, Styrofoam, dan kertas origami.15
b. Cara Pembuatan
Cara pembuatan alat peraga dakon matematika sebagai berikut:
a. Siapkan sterofom yang akan digunakan sebagai alat dasar tempat
menempelkan bahan lain yang akan digunakan
b. Potong kertas origami ukuran 6 cm x 6 cm sebanyak 24 kemudian
tulis angka 1 sampai 24 di atas kertas origami tersebut dengan spidol.
c. Tempelkan nomor-nomor 1 sampai 24 yang sudah dibuat tadi
kemudian bentuk 3 sejajar yang masing-masing berisikan 8.
d. Kemudian susun gelas tersebut sebanyak 24 juga kemudian taruhkan
masing-masing 1 gelas pada tiap nomor yang telah ditempelkan tadi.
e. Untuk kelerengn/ biji-bijiannya kumpulkan/siapkan secukupnya untuk
bisa digunakan dalam proses pembelajaran menggunakan media
tersebut.16
Gambar 1
Alat Peraga Dakon Matematika
15http://Miftahkhoirinnisa./dakon-matematika-dakota.html?m=1,diakses tanggal 14 Maret
2017, pukul 17:19 16 Ibid.
-
10
3. Langkah Pembelajaran Dengan Menggunakan alat Peraga Dakon
Matematika
a. Tentukan KPK dari 2 dan 3
Masukkan kelereng / biji-bijian yang pertama kedalam gelas yang
termasuk kelipatan dari dua yakni letakkan kelereng kedalam gelas yang
berlabel nomor 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20,...
Lalu masukkan kelereng yang kedua kedalam gelas yang termasuk
kelipatan dari 3 yakni pada gelas yang berlabel nomor 3, 6, 9, 12, 15, 18,
21, 24,... Kemudian guru menjelaskan kepada peserta didik bahwa (6, 12,
18,...) adalah kelipatan persekutuan dari 2 dan 3. Dan dari kelipatan
persekutuan tersebut bilangan yang terkecil adalah 6. Jadi KPK dari 2
dan 3 adalah 6.
b. Mencari FPB dari 6 dan 8
Faktor dari 6: 1,2,3,6
Faktor dari 8: 1,2,4,8
Berarti masukkan kelereng/ biji-bijian yang pertama ke dalam gelas
untuk faktor dari 6 kedalam gelas yang berlabel (1, 2, 3, 6). Kemudian
masukkan lagi kelereng yang kedua ke dalam gelas untuk faktor 8
kedalam gelas yang berlabel (1, 2, 4, 8). Kemudian perhatikan gelas yang
berisi 2 biji kelereng pada gelas yang sama. Gelas yang berisi 2
kelereng yaitu gelas yang berlabel 1 dan 2. Sehingga dapat ditentukan
bahwa FPB dari 6 dan 8 adalah 2, karena 2 lebih besar dari 1.17
4. Kelebihan Dan Kekurangan Dibandingkan Alat Peraga Yang Lain
a. Kelebihan
Alat peraga dakon matematika ini Lebih menarik minat belajar
siswa disaat proses pembelajaran berlangsung. Dari segi bentuk alat
peraga ini dibandingkan dengan alat peraga yang lain terlihat lebih
17Ibid.
-
11
menarik dengan bentuk dan warna kertas yang bervariasi untuk membuat
alat peraga dakon matematika ini.
b. Kekurangan
Alat peraga ini cukup sulit dibuat dibandingkan dengan alat peraga yang
lain karena alat peraga ini membutuhkan lebih banyak alat dan bahan
untuk membuat alat peraga dakon matematika ini.
B. Minat Belajar
1. Pengertian Minat
Minat pada dasarnya penerimaan akan suatu hubungan antara diri
sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan
tersebut maka semakin besar minat”. Tidak adanya minat belajar seorang
anak terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Belajar yang
tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai
dengan kebutuhan, dan tidak sesuai dengan kecakapan.18
Menurut Alisuf minat adalah kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus-menerus, minat ini erat kaitannya dengan perasaan senang terhadap sesuatu, orang yang senang terhadap sesuatu berarti ia sikapnya senang kepada sesuatu.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara
diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat hubungan tersebut,
semakin besar minat. Minat (interest) diartikan kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.19 Jadi
18Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),
hlm. 83. 19Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), hlm. 133.
-
12
dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan tetap yang dapat
dimiliki seseorang untuk memperhatikan dan mengenang bebrapa kegiatan
yang dialaminya sehingga memiliki rasa senang.
Minat memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar,
karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa,
maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya. Jika siswa berminat
terhadap kegiatan belajar mengajar, maka hampir dapat dipastikan proses
belajar mengajar akan berjalan dengan baik. Dengan demikian, maka tahap-
tahap awal suatu proses belajar mengajar hendaknya dimulai dengan usaha
membangkitkan minat. Minat harus dijaga selama proses belajar mengajar
berlangsung, karena minat itu sangat mudah hilang jika guru tidak berusaha
semaksimal mungkin dalam proses belajar mengajar tersebut.
a. Ciri-Ciri Minat
Terdapat ciri-ciri minat antara lain sebagai berikut:
1) Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental. Minat di semua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental, misalnya perubahan minat dalam hubungannya dengan perubahan manusia.
2) Minat tergantung pada kesiapan belajar. Kesiapan belajar merupakan salah satu penyebab meningkatnya minat seseorang.
3) Minat tergantung pada kesempatan belajar. Kesempatan belajar merupakan faktor yang sangat berharga, sebab tidak semua orang dapat menikmatinya.
4) Perkembangan minat mungkin terbatas. Keterbatasan ini mungkin dikarenakan keadaan fisik yang tidak memungkinkan.
5) Minat dipengaruhi budaya. Budaya sangat mempengaruhi karena jika budaya sudah mulai luntur mungkin minat akan ikut luntur.20
20Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana,
2016), hlm. 62-63.
-
13
2. Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu
dengan lingkungannya.21 Belajar juga merupakan suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.22 Belajar juga dapat diartikan
sebagai suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dalam lingkungannya.23
Dari pengertian minat dan belajar di atas dapat disimpulkan bahwa
minat belajar itu merupakan rasa, keinginan dan ketertarikan seseorang
terhadap sesuatu seperti guru dan mata pelajaran itu. Dan untuk
menumbuhkan minat belajar itu seseorang harus mempunyai dorongan
atau motivasi untuk bisa menyukai pelajaran tersebut. 24
3. Indikator Peningkatan Minat Belajar
a. Perkembangan fisik dan mental
b. Kesiapan belajar
c. Kesempatan belajar
21 Sumiati, Metode Pembelajaran, (Bandung: CV Wahana Prima. 2008), hlm. 38. 22Daryanto, Belajar dan Mengajar, (Bandung: Yrama Widya, 2010), hlm. 2 23 M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Refika Aditama 2007),
hlm. 5 24http://www.peragapendidikan.com/sd_kit_ips.html/ Media Pembelajaran, diakses
tanggal 10 Januari 2018, pukul 12.50.
-
14
C. Pembelajaran Matematika MI
1. Pengertian Pembelajaran Matematika MI
Matematika adalah sebuah ilmu pasti yang memang selama ini
menjadi induk dari segala ilmu pengetahuan di dunia ini. Semua kemajuan
zaman dan perkembangan kebudayaan dan peradaban manusia selalu tidak
terlepas dari unsur matematika ini. Tanpa ada matematika, peradaban
manusia tidak akan pernah mencapai kemajuan seperti sekarang. Dari
perspektif tersebut, menjadi sangat ironis sekali jika ada sebagian orang
yang menganggap matematika sebagai layaknya hantu yang harus dijauhi.25
Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta
didik mulai dari sekolah dasar. Hal ini dimaksudkan untuk membekali
mereka dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif
serta kemampuan bekerja sama. Dalam membelajarkan matematika kepada
peserta didik, apabila guru masih menggunakan paradigma pembelajaran
satu arah, yaitu umumnya dari guru ke peserta didik, maka guru akan lebih
mendominasi pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran cenderung
monoton sehingga sehingga mengakibatkan peserta didik merasa jenuh dan
tersiksa. Oleh karena itu, dalam membelajarkan matematika kepada peserta
didik, guru hendaknya lebih memilih berbagai variasi pendekatan, strategi,
metode yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan pembelajaran yang
direncanakan akan tercapai. Perlu diketahui bahwa baik atau tidaknya suatu
pemilihan model pembelajaran akan tergantung tujuan pembelajarannya,
25Abdul Halim Fathani, Matematika Hakikat & Logika, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2012), hlm. 5.
-
15
kesesuaian dengan materi pembelajaran, tingkat perkembangan peserta
didik, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta
mengoptimalkan sumber-sumber belajar yang ada.26
Pembelajaran matematika di tingkat SD harus mencakup: belajar
penemuan, belajar bermakna dan belajar konstruktivisme. Maksud belajar
penemuan di sini adalah siswa harus menemukan sendiri berbagai
pengetahuan yang diperlukan. Siswa disajikan materi bukan dalam bentuk
akhir dan tidak diberitahukan penyelesaiannya. Berikutnya yang dimaksud
belajar bermakna adalah belajar memahami apa yang sudah diperoleh, dan
dikaitkan dengan keadaan lain sehingga apayang dipelajarinya akan lebih
dimengerti. Yang terakhir adalah belajar konstruktivisme maksudnya
pengetahuan dilakukan sendiri oleh siswa, guru sebagai fasilitatir dan
menciptakan iklim yang kondusif. Ketiga macam belajar tersebut saling
melengkapi dalam pembelajaran matematika.27
2. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika
Ruang lingkup pelajaran matematika di sekolah dasar ke dalam
beberapa uraian sebagai berikut:
Menurut Depdiknas, kompetensi atau kemampuan umum pembelajaran matematika di sekolah dasar sebagai berikut: (a) melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian,pembagian beserta operasi campurannya, termasuk yang melibatkan pecahan, (b) menentukan sifat dan unsur berbagai bangun datar dan bangun ruang sederhana, termasuk penggunaan sudut, keliling, alas dan volume, (c) menentukan sifat simetri kesebangunan dan system koordinat, (d) menggunakan pengukuran:
26 Daryanto, Inovasi Pembelajaran Efektif, (Bandung: Yrama Widya, 2013), hlm. 411-
412 27Haeruman, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007)
hlm. 5.
-
16
satuan, kesetaraan antar satuan dan penaksiran pengukuran, (e) menentukan dan menafsirkan data sederhana, seperti: ukuran tinggi, rendah, rata-rata, modus, mengumpulkan data dan menyajikannya, (f) memecahkan masalah, melakukan penalaran dan mengkomunikasikan gagasan secara matematika.28 Berdasarkan ruang lingkup yang telah dijelaskan diatas, dapat
disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran matematika adalah agar siswa
mampu dalam berhitung, mampu memecahkan permasalahan dalam
matematika serta dapat menyelesaikannya dengan cara yang tepat.
Berdasarkan penjabaran aspek-aspek ruang lingkupmatematika diatas yang
menjadi pokok bahasan peneliti adalah penggunaan alat peraga dakon
matematika untuk meningkatkan minat belajar matematika siswa.
3. Materi Matematika MI Kelas V
a. Materi Matematika
1) KPK dan FPB
2) Pecahan
3) Perkalian dan pembagian pecahan
4) Perbandingan dan skala
5) Bangun datar
6) Bangun ruang
Dari materi matematika yang ada pada kelas V MI peneliti
memfokuskan pada materi KPK dan FPB untuk di bahas dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dakon matematika. Alat
28Ahmad susanto, Teori Belajar dan pembelajaran di Sekolah Dasar, (Kencana Prenada
Media Grup, 2013), hlm. 189-190.
-
17
peraga dakon matematika digunakan oleh guru dalam proses
pembelajaran berlangsung untuk menentukan KPK dan FPB.
b. Pengertian KPK dan FPB
KPK merupakan kependekan dari kelipatan persekutuan terkecil
sedangkan FPB merupakan faktor persekutuan terbesar.
1) Menentukan FPB dan KPK
FPB= Faktor Persekutuan Terbesar
KPK= Kelipatan Persekutuan Terkecil
Langkah-langkah menentukan FPB dan KPK bilangan 12 dan 32:
Menentukan FPB
a) Faktor dari 12 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 12.
b) Faktor dari 32 adalah 1, 2, 4, 8, 16, 32.
c) Faktor persekutuan 12 dan 32 adalah 1, 2, dan 4.
d) Dari faktor persekutuan tersebut yang terbesar adalah 4.
e) Jadi, FPB dari 12 dan 32 adalah 4.
Menentukan KPK
a) Kelipatan dari 12 adalah 12, 24, 36, 48, 60, 72, 84, 96, 108,...
b) Kelipatan dari 32 adalah 32, 64, 96, 128,...
c) Kelipatan persekutuan terkecil dari 12 dan 32 adalah 96.29
29KTSP, Matematika untuk SD/MI Semester 1, 2006. hlm. 5-6.
-
18
4. Metode Pembelajaran Matematika MI dan Alat Peraga dalam
Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika yang baik mensyaratkan penggunaan
metode-metode pembelajaran yang bervariasi. Penggunaan suatu metode
tergantung pada: Topik, Tingkat kecakapan dan minat siswa, Bakat guru,
Gaya mengajar guru. 30 Adapun metode pembelajaran antara lain adalah
metode Ceramah, Tanya jawab, Diskusi, Demonstrasi.31
Penggunaan alat peraga dakon matematika ini dalam proses
pembelajaran sangat membutuhkan kreatifitas dari guru itu sendiri supaya
bisa menarik perhatian siswa untuk mengikuti pelajaran dengan baik.
Sebelum memulai pembelajaran menggunakan alat peraga dakon
matematika terlebih dahulu guru melakukan persiapan alat peraga yang akan
digunakan. Kemudian setelah alat peraga disiapkan guru
mendemonstrasikan alat peraga kepada siswa supaya siswa bisa memahami
bagaimana proses penggunaan alat peraga tersebut. Setelah
mendemonstrasikan alat peraga kemudian guru menjelaskan materi
menggunakan alat peraga dakon matematika kemudian setelah penjelasan
materi itu selesai guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mencoba mengerjakan soal yang diberikan guru menggunakan alat peraga
dakon matematika.
a. Metode Pembelajaran Matematika
30T. Wakiman, Alat Peraga Pendidikan Matematika I, (Yogyakarta: Jurusan Pendidikan
Dasar dan Prasekolah fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, 2001:, hlm. 9. 31Ibid, hlm . 9.
-
19
1) Metode Ceramah
Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan
pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung
kepada sekelompok siswa. Metode ceramah juga merupakan metode
yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru atau instruktur.
Hal ini selain disebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu, juga
adanya faktor kebiasaan baik dari guru ataupun siswa. Guru biasanya
belum merasa puas manakala dalam proses pengelolaan pembelajaran
tidak melakukan ceramah.32
2) Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab ddapat dinilai sebagai metode yang tepat,
apabila pelaksanaannya ditujukan untuk:
a) Meninjau ulang pelajaran atau ceramah yang lalu, agar siswa
memusatkan lagi perhatiannya
b) Menyelingi pembicaraan agar tetap mendapat perhatian siswa
c) Mengarahkan pengamatan dan pemikiran mereka.33
3) Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan
siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah
memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah
32Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2013),
hlm. 147. 33Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia. 2011), hlm. 157-158
-
20
dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu
keputusan.34
4) Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu
proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar
tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari
penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi
peran siswa hanya sekedar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi
dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi
pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung
keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.35
Metode-metode yang diatas adalah metode yang biasa digunakan
oleh guru dalam proses pembelajarandi kelas yang dimana pada
pembelajaran matematika.
Sedangkan alat peraga dalam pembelajaran matematika juga
sangat banyak seperti alat peraga Dakon Matematika digunakan pada
materi KPK dan FPB, jam sudut, kartu bilangan, dan masih banyak alat
peraga yang lain. Alat peraga ini bias dibuat sesuai kreatifitas guru
dalam proses pembelajaran dan alat peraga juga harus disesuaikan
dengan materi yang akan disampaikan.
34Wina Sanjaya, Strategi…., hlm. 154. 35Ibid., hlm. 152.
-
21
b. Alat Peraga Dalam Pembelajaran Matematika
1) Dakon Matematika
Alat peraga dakon dikenal juga dengan sebutan congklak.
Permainan tradisional ini identik dengan permainan anak perempuan
karena anak-anak perempuan yang banyak memainkannya. Pada zaman
dahulu, dakon biasanya dimainkan di beranda rumah atau di bawah
pohon rindang beralaskan tikar.36
Untuk biji dakon dapat digunakan biji sawo, biji karet, kerikil,
cangkang kerang, atau kelereng. Biji dakon ini harus berjumlah 98 atau
sesuai dengan yang kita butuhkan.37 Akan tetapi seiring berkembangnya
zaman dakon ini juga bisa digunakan dalam proses belajar mengajar
pada mata pelajaran matematika sebagai alat peraga sesuai kebutuhan.
Salah satunya dakon ini juga bisa digunakan untuk menentukan faktor
persekutuan terbesar (FPB) dan soal kelipatan persekutuan terkecil
(KPK).38
2) Jam Sudut
Jam sudut merupakan alat peraga yang digunakan untuk
memahami cara membaca jam, pengenalan jenis sudut dan pengenalan
besar sudut. Alat peraga ini terdiri dari angka 1 hingga angka 12,
lengkap dengan 2 jarum jam seperti layaknya jam asli. Jam sudut
36Keen Achroni, Mengoptimalkan Tumbuh...., hlm. 63 37Ibid. 38Rostina Sundayana, Media dan alat Peraga..., hlm 122.
-
22
terdidri dari dua lingkaran dimana lingkaran pertama dipakai sebagai
papan jam dan lingkaran kedua dipakai mengukur besarnya sudut.39
3) Kartu Bilangan
Kartu bilangan adalah kartu yang berisi angka-angka atau
bilangan yang digunakan dalam pembelajaran matematika. Kegunaan
alat peraga kartu bilangan ini adalah sebagai berikut: pertama
memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik.
Kedua mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera. Ketiga
penggunaan alat peraga secara tepat dan bervarisi. Dan yang keempat
alat peraga dapat mengatasi perbedaan sifat dan pengalaman yang ada
pada peserta didik.40
Dari beberapa alat peraga yang ada di atas, dalam pembelajaran
matematika ada beberapa materi yang menggunkan alat peraga dalam proses
pembelajaran dan ada beberapa materi juga yang tidak menggunakan alat
peraga dalam proses pembelajaran matematika matematika.
39Contoh alat peraga matematika sebagai alat peraga edukatif saat KBM dalam
https:/.google weblight.com//guru digital.id/contoh-alat-peraga-matematika-edukatif diakses tanggal 18 maret 2018
40Marini, Upaya Peningkatan prestasi belajar matematika materi perkalian dan pembagian menggunakan metode kartu bilangan” pada siswa kelas II semester 2 MI Ma’rif Plampang Tahun 2013/2014, (Skripsi, FITK UIN Yogyakarta, 2014), hlm.12.
-
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian
tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif
terhadap berbagai tindakan yang dilakukan guru yang sekaligus sebagai
peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penelitian terhadap
tindakan nyata di dalam kelas berupa kegiatan belajar mengajar, untuk
memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. Adapun tujuan
dilaksanakan PTK diantaranya meningkatkan kualitas pendidik atau pengajaran
yang diselenggarakan oleh guru atau peneliti itu sendiri sehingga tidak ada lagi
permasalah di kelas.41
Suhardjono (2007:58) mendefinisikan penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dikelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Rustam dan Mundilarto (2004:1) mendefinisikan penelitian tindakan kelas adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.42 Oleh karena itu, dapat disimpulkan penelitian tindakan kelas (PTK)
merupakan penelitian yang bersifat reparatif. Artinya, penelitian yang
dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran agar siswa bisa mencapai
hasil yang maksimal.
41Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), hlm. 201-
201 42 M. Asrori, Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta: Multi Press, 2009), hlm. 9
23
-
24
Setting penelitian menjelaskan lokasi dan gambaran tentang kelompok
siswa atau objek yang dikenai tindakan. Tidak ada sampel populasi dalam
PTK. Jadi, subjek penelitian adalah satu kelas secara keseluruhan.43
B. Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian adalah perubahan apa yang diinginkan dari subyek
yang akan dikenai tindakan, yakni tingkat yang diharapkan. Berdasarkan
pengertian di atas maka sasaran penelitian ini adalah dapat meningkatkan minat
belajar siswa melalui penggunaan alat peraga dakon matematika pada siswa
kelas V pada mata pelajaran Matematika MI An-Najah sesela tahun pelajaran
2017/2018.
C. Rencana Tindakan
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), yang
direncanakan akan dilaksanakan dalam 2 siklus. Peneliti ingin mengetahui
peningkatan minat belajar siswa dari siklus I ke siklus II melalui anget minat
belajar siswa. Dan dilakukan secara berulang-ulang, setiap siklus terdiri atas
empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.44
Tahap-tahap tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
43Suyadi, Panduan Penelitian Tindakan Kelas, (Jogjakarta: Diva Press, 2010) hlm. 83-84. 44Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), hlm.
16
Rerencanaan
-
25
Gambar 2
Siklus Penelitian Tindakan
1. Siklus I
a. Perencanaan
Perencanaan menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana,
oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian
tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara
pihak yang melakukan tindakan dari pihak yang mengamati proses
jalannya tindakan.
Cara ini dikatakan ideal karena adannya upaya untuk mengurangi
unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang
Pelaksanaan Siklus 1 Refleksi
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
Perencanaan
Siklus 2
Pengamatan
Siklus Berikutnya
-
26
dilakukan. Dengan mudah dapat diterima bahwa pengamatan yang
diarahkan pada diri sendiri biasanya kurang teliti dibandingkan dengan
pengamatan yang dilakukan terhadap hal-hal yang berada di luar diri,
karena adanya unsur subjektivitas yang mudah berpengaruh, yaitu
cenderung mengunggulkan dirinya.45
Dalam tahap menyusun rancangan, peneliti menentukan titik-titik
atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk
diamati, kemudian membuat instrumen pengamatan untuk membentuk
peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Jika
yang digunakan dalam penelitian ini bentuk terpisah, yaitu peneliti dan
pelaksana guru adalah orang yang berbeda, dalam tahap menyusun
rancangan harus ada kesepakatan antara keduanya. Oleh karena itu
pelaksana guru adalah pihak yang paling berkepentingan untuk
meningkatkan kinerja, maka pemilihan strategi pembelajaran disesuaikan
supaya tujuan pembelajaran bisa tercapai.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah direncanakan
pada tahap satu, yaitu bertindak dikelas. Hendaknya perlu diingat pada
tahap ini, tindakan harus sesuai dengan rencana, tetapi harus terkesan
alamiah dan tidak direkayasa. Hal ini akan berpengaruh dalam proses
refleksi pada tahap empat nanti dan supaya hasilnya dapat disinkronkan
45Ibid, hlm. 138
-
27
dengan maksud semula.46 Pada tahap perencanaan ini peneliti
merencanakan kegiatan untuk menerapkan alat peraga dakon matematika
yang akan di ajarkan oleh guru kepada siswanya. Peneliti merencanakan
supaya guru mendemonstarsikan alat peraga dakon matematika tersebut
sebelum diberikan contoh soal.
c. Pengamatan
Pengamatan, yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat.
Sebetulnya sedikit kurang tepat jika pengamatan ini dipisahkan dengan
pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada
waktu tindakan sedang dilaksanakan. Jadi keduanya berlangsung dalam
waktu yang sama. Sebutan tahap 2 diberikan untuk memberikan peluang
kepada guru pelaksana yang berstatus juga sebagai pengamat. Ketika
guru tersebut sedang melakukan tindakan, karena hatinya menyatu
dengan kegiatan, tidak akan sempat meneliti peristiwanya ketika sedang
terjadi. Oleh karena itu, kepada guru pelaksana yang berstatus sebagai
pengamat ini untuk melakukan “pengamatan balik” terhadap apa yang
terjadi ketika tindakan berlangsung.47
Pada tahap pengamatan ini peneliti mengamati proses
pembelajaran yang berlangsung didalam kelas mulai dari kegiatan guru
menjelaskan menggunakan alat peraga dakon matematika sampai minat
belajar siswa ketika guru menerapkan alat petaga dakon matematika
untuk menyelesaikan soal yang ada.
46Suyadi, Panduan Penelitian Tindakan Kelas, (Jogjakarta: Diva Press, 2011), hlm. 62. 47Suharsimi Arikunto, Prosedur..., hlm. 139
-
28
d. Refleksi
Refleksi, yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali kegiatan
yang sudah terjadi. Istilah “refleksi” sebenarnya lebih tepat dikenakan
ketika guru pelaksanaan sudah selesai melakukan tindakan, kemudian
berhadapan dengan peneliti dan subjek peneliti (dalam hal ini siswa-
siswa yang diajar), untuk bersama-sama mendiskusikan implementasi
rencana tindakan.48
Dimana pada saat refleksi ini guru melakukan atau mendiskusikan
apa yang telah diterapkan atau diajarkan pada saat menggunakan alat
peraga dakon matematika supaya guru dan peneliti bisa mengetahui
sejauh mana pemahaman dan minat belajar siswa pada saat menggunakan
alat peraga dakon matematika.
2. Siklus II
Pelaksanaan yang dilakukan pada siklus II sama dengan
pelaksanaan siklus I. Akan tetapi perbedaan pelaksanaan pada siklus II ini
merupakan penyempurnaan pada siklus sebelumnya berdasarkan hasil
refleksi.
D. Jenis Instrumen dan Penggunaannya
48Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), hlm.137-190.
-
29
Instrumen pengumpulan data merupakan alat bantu yang digunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian. Adapun dalam penelitian
ini, data diambil dengan menggunakan instrumen penelitian yaitu:
1. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya
dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti.49
Seperti yang telah dikemukakan pada bahasan tentang model PTK,
observasi sebagai alat pemantau merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari tindakan setiap siklus. Dalam PTK observasi bisa dilakukan untuk
memantau guru dan untuk memantau siswa. Sebagai alat pemantau kegiatan
guru, observasi digunakan untuk mencatat setiap tindakan yang dilakukan
guru sesuai dengan masalah dalam PTK itu sendiri. Misalnya mengamati
dan mencatat setiap tindakan yang dilakukan guru dalam setiap siklus atau
tindakan pembelajaran sesuai dengan fokus masalah. Dari hasil pengamatan
itu dapat ditemukan berbagai kelemahan sehingga dapat ditindaklanjuti
untuk diperbaiki pada siklus berikutnya.
Jadi, observasi dalam PTK adalah kegiatan pengumpulan data yang
berupa proses perubahan kinerja proses belajar mengajar (PBM).50 Peneliti
mengadakan observasi untuk mengamati dan mencatat langsung
pelaksanaan penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran
berlangsung.
49Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 86. 50Kunandar, Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengalaman Profesi
Guru, (Jogjakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm. 73.
-
30
2. Angket Atau Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang mereka ketahui.
Kuesioner digunakan untuk menyebut metode maupun instrumen,
jadi dalam menggunakan metode angket atau kuesioner instrumen yang
dipakai adalah angket atau kuesioner.51
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel
berupa catatan, transkip, notulen rapat, proses belajar mengajar, agenda, dan
lain-lain. Peneliti menggunakan dokumentasi untuk mengetahui bagaimana
keadaan madrasah sebelum peneliti melakukan proses belajar mengajar
menggunakan alat peraga dan sesuadah menggunakan alat peraga.
E. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini mencakup beberapa lingkup
penelitian bertujuan untuk membatasi penelitian dalam memperlancar proses
pelaksanaan penelitian.
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI An-Najah Sesela, Kecamatan Gunung Sari
2. Waktu Penelitian
51Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), hlm.194.
-
31
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap minggu ke-2 bulan April
2018 sampai dengan minggu ke-4 bulan Mei 2018 tahun pelajaran
2017/2018.
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitiannya adalah siswa kelas V MI An-Najah sesela.
4. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah Alat Peraga Dakon Matematika.
F. Cara Pengamatan (Monitoring)
Pengamatan dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Pengamatan dilaksanakan secara kolaborasi dengan teman sejawat dan guru
mata pelajaran matematika MI An-Najah Sesela dengan menggunakan lembar
observasi yang sudah disiapkan. Adapun yang diamati adalah bagaimana
pelaksanaan tindakan, bagaimana guru menyajikan pembelajaran, bagaimana
sikap siswa dalam pembelajaran, dan apakah proses pembelajaran sudah sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
G. Analisis Data dan Refleksi
Untuk mengetahui keefektifan suatu alat peraga dalam kegiatan
pembelajaran, perlu dilakukan analisis data. Pada penelitian tindakan kelas ini,
diginakan analisis deskripsi kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang
bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data diperoleh
dengan tujuan untuk mengetahui minat belajar siswa dalam pelajaran
matematika yang dicapai oleh siswa dan untuk respon siswa terhadap kegiatan
pembelajaran, serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
-
32
Untuk analisis tingkat keberhasilan atau persentase ketuntasan belajar
siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung pada tiap siklusnya,
dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap
akhir siklus. Analisis ini dihitung menggunakan statistik sederhana berikut ini:
1. Penilaian Rata-Rata Minat Belajar Siswa
Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, kemudian dibagi
dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata. Nilai
rata-rata ini didapat dengan menggunakan rumus:52
� =∑�
∑�
Keterangan:
X : nilai rata-rata
∑X : jumlah semua skor angket
∑N : jumlah siswa
2. Menghitung Skor Aktifitas Guru
Data tentang aktivitas guru dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Indikator tentang aktifitas guru yang diamati adalah sebanyak 10 indikator
dan setiap indikator memilki1 deskriptor. Adapun cara penskoran sebagai
berikut:
a) Skor 0 diberikan jika tidak ada deskriptor yang tanpak
b) Skor 1 diberikan jika ada deskriptor yang tanpak
Data hasil pengamatan aktivitas guru dianalisis dengan
menggunakan rumus:
52Zainal Aqib dkk, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB, dan TK (Bandung:
Yrama Widya, 2008), hlm. 204.
-
33
P= �
� x 100%
Ket:
F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya.
N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu).
P = Angka persentase.53
Tabel 1 kriteia Hasil Data Aktivitas Guru
Rerata skor Kategori
86 – 100 Sangat Baik
76 – 85 Baik
66 – 75 Cukup Baik
10 – 65 Kurang Baik
3. Menghiting Skor Aktifitas Siswa
Observasi aktivitas siswa diamati oleh satu orang pengamat dengan,
menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. Data hasil pengamatan
siswa dianalisis dengan menggunakan rumus:
NP = �
�� x 100%
Ket: NP = Nilai persen Yang dicari
R = Skom mentah yang diperoleh siswa
SM = Skor maksimum 54
53Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajagafindo Persada, 2010),
hlm. 43.
-
34
Tabel 2 kriteria Hasil Data Aktivitas Siswa
Rerata skor Kategori
86% – 100% Sangat Baik
76% – 85% Baik
66% – 75% Cukup Baik
10% – 65% Kuang Baik
4. Kriteria Minat Belajar
Dalam penelitian ini skor perolehan angket masing-masing siswa
dikatakan termasuk berminat setidaknya mendapat skor pada rentang 61-80.
Penentuan skor angket perolehan individual ini didapatkan dari perhitungan
median dan skor perolehan tertinggi dan terendah dengan jumlah soal
angket sebanyak 20 butir. Skala minat yang digunakan 1-5, dimana skor
terendah adalah 20 (20 x 1 = 20), sedangkan skor tertinggi 100 (20 x 5 =
100). Dengan demikian, mediannya adalah (20 + 100) / 20 = 60. Jika dibagi
empat kategori maka akan diperoleh tingkatan minat sebagai berikut.55
Tabel 3 Perolehan Skor Angket
Perolehan Skor Kategori
20 – 40 Tidak Berminat
41 – 60 Kurang Berminat
54 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, hlm. 43. 55Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), hlm.
233-134.
-
35
61 – 80 Berminat
81 – 100 Sangat Berminat
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Setting Penelitian
1. Sejarah Berdirinya Madrasah
Madrasah Ibtida’iyah An-Najah Sesela berdiri pada tahun 1954 yang
dirintis oleh TGH. Abdul Halim Dengan persetujuan Mudirul‘Am Ponpes
Islahuddiny Kediri TGH. Ibrahim, Pada awal berdirinya Madrasah An-
Najah ini yang menjadi pelaksana hariannya ialah putra dari TGH. Abdul
Halim yaitu TGH. M. Anwar dibantu oleh TGH. A. Ja’far Untuk lebih
menonjolkan identitas lembaga Pendidikan Islam tersebut Madrasah
Ibtida’iyah An-Najah digabungkan pada satu wadah yaitu Ponpes dengan
nama Pondok Pesantren Al-Halimy, nama ini diambil dari nama pendiri itu
sendiri yaitu TGH. Abdul Halim.
Tabel 4 Daftar kepala Madrasah Ibtidaiyah Annajah56
No Nama Kepala Madrasah Tahun Menjabat
1. TGH. A. Sanusi 1954-1967 2. TGH. A. Subki Rais 1967-1980 3. Ust. Suhaimi 1980-1995 4. Ust. Tirmizi, S.Pd.I 1995-2006 5. Ust. Jalaludin, S.Pd.I 2006-2011
56Dokumentasi Arsip MI Annajah Sesela, dikutip pada tanggal 25 April 2018
-
36
6. Ustzah. Sabtiyah, S.Pd.I 2011-2013 7. Ust. Ramudin, S.Pd.I 2013- Sampai Sekarang
Dalam perkembangannya secara kontinu MI An-Najah Sesela
semakin menunjukkan eksistensinya dalam kegiatan pendidikan. Hal ini
dapat dilihat dari jumlah siswa yang dari tahun ke tahun cenderung
mengalami peningkatan. Sehingga pada saat ini MI An-Najah Sesela
mampu menampung siswa sebanyak 249 siswa yang tersebar ke dalam 12
kelas dan didukung oleh 21 orang staf pengajar (guru).57
Dari jumlah tersebut dapat dipredeksikan bahwa MI An-Najah
Sesela akan terus mengalami peningkatan mengingat kepercayaan
masyarakat terhadap sekolah tersebut meningkat ditambah dengan
kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dimasa sekarang ini.
2. Letak Geografis Madrasah
Secara geografis letak MI An-Najah Sesela, yang beralamatkan di
jalan Patimura Sesela, Kab. Lombok Barat sangat strategis karena berada
dipinggir jalan sehingga akses menuju MI An-Najah Sesela sangat mudah
dijangkau oleh masyarakat sekitar desa Sesela maupun masyarakat yang
ada diluar wilayah desa Sesela. Untuk lebih jelasnya, dapat dijelaskan
bahwa MI An-Najah Sesela yang berada di jalan Patimura dengan batas-
batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah Barat : Perumahan Penduduk
b. Sebelah Selatan : Kali dan Sawah Penduduk
57 Dokumentasi Arsip MI Annajah Sesela, dikutip pada tanggal 26 April 2018.
35
-
37
c. Sebelah Timur : Perumahan Penduduk
d. Sebelah Utara : Jalan raya dan Masjid Al-Halimy
3. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah
a. Visi Madrasah
Mendidik generasi baru menjadi manusia yang beriman kepada Allah
SWT dan menuntaskan wajib belajar 9 tahun
b. Misi Madrasah
1) Membentuk pribadi muslim yang sejati dan berpegang teguh terhadap
ajaran Allah SWT
2) Membentuk pribadi muslim yang siap menghadapi tantangan zaman
3) Membentuk pribadi muslim yang unggul dan memiliki potensi
dibidang iptaq dan iptek
4) Membentuk pribadi muslim yang teguh, beakhlaq mulia dan siap
untuk mandiri
c. Tujuan Madrasah
1) Terciptanya sumber daya manusia (SDM)) di MI An-Najah bagi guu,
karyawan dan siswa-siswi
2) Dapat mengajarkan agama dari hasil proses pembelajaran dan
pembiasaan dalam kehidupan
-
38
3) Menjadi madrasah yang diharapkan masyarakat yang bakal bisa
mencetuskan talenta dibidang keagamaan.
4. Sarana dan Prasarana
Setiap lembaga pendidikan dalam melaksanakan proses
pembelajaran tentu hendaknya didukung oleh berbagai komponen yang
terkait dengan pendidikan seperti sarana dan prasarana yang merupakan
salah satu komponen dari beberapa komponen dalam pendidikan dan
pengajaran yang membentuk suatu sistem yaitu satu kesatuan yang utuh.
Sarana dan prasarana memiliki peran dan mamfaat yang sangat besar
guna menunjang dan mendukung proses pembelajaran. Adapun sarana dan
prasarana yang ada di MI An-Najah Sesela dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
Tabel 5 Jumlah Sarana dan Prasarana MI An-Najah Sesela58
Tahun Pelajaran 2017/2018
No Sarana dan Prasarana Jumlah Ruang kelas 12 ruang Meja kursi guru 8 stel Meja kursi siswa 120 stel Kursi tamu 1 stel Meja kursi TU 1 stel Meja perpustakaan 2 buah Kursi perpustakaan 2 buah Papan tulis 12 buah Almari 9 buah
10 Rak buku 7 buah 1 Peta dunia 1 buah 2 1 buah 3 Komputer 2 buah
14 Tape Recorder 1 buah 15 Alat Peraga Matematika 4 buah
58 Dokumentasi Arsip MI An-Najah Sesela, dikutip pada tanggal 28 April 2018
-
39
16 Alat peraga IPA 3 buah 17 Ruang guru 1 ruang 18 Ruang kepala sekolah 1 ruang 19 Lapangan 1 lapangan 20 1 ruang 21 Dapur 1 ruang 22 WC/Kamar mandi 7 ruang 23 Printer 1 buah
5. Struktur organisasi MI An-Najah Sesela
Kepala sekolah Ramuddin S.Pd.I
Bendahara Nurjannah B, S.Pd.I
Tata Usaha Misbah S.Pd.I
Jabatan
Guru kelas
I A dan 1B
Sabtiyah S. Pd.I
dan Siti Hafsah S.Pd.
Guru kelas IIA dan II
B Baitirrohi S.Pd
dan Siti Mariyam S.Pd.I
Guru kelas III A dan
III B Nurjannah
B S.Pd.I dan
Nurjannah
B, S.Pd.I
Guru kelas IV A dan IV
B
Misbah S.Pd.I
dan
Musleh S.Pd.I
Guru kelas VA dan V
B H. A.
Sanusi, S.Pd.I
dan H. Sulhan
S.Sos.I
: H. A.
Guru kelas
VI A dan VI B
Hj.Kartini
S.Pd.I dan
Johaeriah
S.Pd.I
PEMBINA
DPH Yayasan Ponpes Al-Halimy
-
40
Gambar 3 Struktur Organisasi MI An-Najah SeselaTahun pelajaran 2017/2018.59
a. Keadaan guru
Dengan mempertimbangkan jumlah siswa yang cukup banyak,
maka untuk mengayomi dan pembinaan siswa dibutuhkan tenaga
pengajar yang memadai dan profesional guna mewujudkan Out Put yang
berkualitas sehingga bisa berkompetensi secara secara maksimal sesuai
dengan kebutuhan dan tuntutan zaman sekarang ini. Kedudukan guru
dalam konteks yang demikian sangatlah penting, mengingat merekalah
yang secara langsung berhadapan dengan siswa. Untuk lebih lancarnya
proses pembelajaran, maka MI An-Najah Sesela memiliki tenaga
pengajar (guru) sebanyak 21 orang yang mengampu berbagai bidang
studi. Dan tenaga staf Pegawai sebanyak 4 orang Lebih jelasnya keadaan
guru dan staf pegawai MI An-Najah dapat dilihat pada tebel dibawah ini:
Tabel 6 Data Guru MI An-Najah Sesela Tahun 2017/2018
No Nama/NIP Pendidikan Terakhir
Jabatan Mata Pelajaran
1 Ramudin.S.Pd.I S.1 KEPALA Qur’an
Hadits
2 Tirmizi.S.Pd.I 197212312003121034
S.1 TU Matematika
3 Nurjannah.B.S.P.d.I S.1 BENDAHARA I P S
4 A.Sanusi.S.Pd.I S.1 WAKASEK Aq. Akhlak 5 Sabtiyah S.Pd.I S.1 GTY Guru Kelas 6 Ahmad Fikri.S.Pd.I S.1 GTY Guru Kelas 7 Juhaeriah.S.Pd S.1 GTY Guru Kelas 8 M. Husni.A.Md D.3 GTY Guru Kelas 9 Baitirrohi.S.Pd S.1 GTY IPA 10 Siti Hafsah.S.Pd S.1 GTY Guru Kelas
59Dokumen Arsip MI An-Najah Sesela dikutip pada tanggal 29 April 2018.
-
41
11 Hj.Kartini.S.Pd S.1 GTY P K N 12 H.Sulhan.S.Sos.I S.1 GTY Guru Kelas 13 Marhamah.S.Pd.I S.1 GTY Guru Kelas 14 Siti Mariyam.S.Pd.I S.1 GTY Guru Kelas 15 Musleh.S.Pd.I S.1 GTY Guru Kelas 16 Nurhidayah MAN GTY Guru Kelas 17 Siti Masyitah.S.Pd.I S.1 GTY Guru Kelas 18 H.Alwi.S.Pd.I S.1 GTY Guru Kelas 19 Misbah MAN GTY Guru Kelas 20 Laela Istiqomah. S.Pd.I S.1 GTY Guru Kelas 21 Wardatun Waro’ah MAN GTY Guru Kelas
Guru bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien.
Tugas dan tanggung jawab seorang guru meliputi :
a. Membuat perangkat pengajaran, Program tahunan atau semester, Program
satuan pelajaran, Program rencana pengajaran, Program mingguan guru,
LKS, Melaksanakan kegiatan pembelajaran, Melaksanakan kegiatan
penilaian proses belajar, ulangan harian, ulangan umu, ulangan akhir,
Melaksanakan analisis hasil ulangan harian, menyusun dan melaksanakan
program perbaikan dan pengayaan, mengisi daftar nilai siswa,
melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan-pengetahuan) kepada
guru lain dalam proses belajar mengajar, Membuat alat peraga, Menumbuh
kemangkan sikap menghargai karya seni, Mengikuti kegiatan
pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum, Melaksanakan tugas
tertentu sekolah, Mengadakan pengembangan program pengajaran yang
menjadi tanggung jawabnya, Membuat catatan tentang kemajuan hasil
belajar siswa, Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai
pembelajaran, Mengatur kebersihan ruang kelas dan ruang praktikum.
-
42
b. Keadaan siswa
Siswa adalah komponen pendidikan yang menempati kedudukan
sentral dalam proses belajar mengajar. Relevan dengan pernyataan tersebut
di atas bahwa siswalah yang menjadi pokok persoalan dan menjadi tumpuan
perhatian. Siswa mempunyai pngaruh besar terhadap lancarnya proses
belajar mengajar, sehingga kemauan dan kemampuan siswa di dalam proses
belajar di kelas yang sangat membantu guru dalam mencapai tujuan belajar
yang diharapkan.
Siswa merupakan salah satu komponen dalam suatu lembaga
pendidikan bahwa siswa merupakan kunci utama yang paling penting
menentukan maju mundurnya suatu lembaga pendidikan, selain itu juga
siswa merupakan sasaran (objek) dari tujuan pendidikan yang berorientasi
kepada pengajaran. Oleh karena itu keadaan dan peran aktif siswa sangat
mutlak diperlukan dalam proses pembelajaran.
MI An-Najah Sesela hingga saat ini mampu menampung siswa
sebanyak 249 orang siswa. Jumlah ini merupakan jumlah yang cukup
banyak, mengingat MI An-Najah Sesela bukan sekolah satu-satunya di desa
Sesela. Untuk lebih jelasnya jumlah siswa di MI An-Najah Sesela dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 7 Data Siswa MI An-Najah Sesela Tahun Pelajaran 2017/2018
No Kelas Jenis Kelamin
Jumlah Laki-laki Perempuan
1. I 18 19 37
2. II.A 12 13 25 II.B 10 14 26
-
43
3. III.A 11 9 20 III.B 9 11 20 III.C 10 8 18
4. IV.A 8 10 18 IV.B 11 8 19
5. V.A 8 7 15 V.B 6 10 16
6. VI.A 11 6 17 VI.B 12 6 18
Jumlah Akhir 126 121 249
Siswa kelas V yang menjadi sasaran penelitian untuk penelitian ini bisa
dilihat datanya dari tabel berikut ini.
Tabel 8 Data siswa kelas V A MI An-Najah Sesela Tahun pelajaran 2017/2018.60
No Nama Siswa Jenis Kelamin 1 Dhea fadhila silmi P 2 Elen rasika P 3 Silva febrianti P 4 Dina rozana P 5 Daefi atika rani P 6 Nila kunuzu amwalina P 7 Alki mawaddah P 8 Iranatul Aulia P 9 Alkasanaya P 10 Vina Vania P 11 Nurlaeli P 12 Haelan nursuha P 13 Tazkiah P 14 Sulistiani P 15 Amalia rahmadani P 16 Sirli maulidia P 17 Suci handini P 18 Rara Zumura P 29 Nada nayyiroh P 20 Rabiatul Adawiyah P
60Dokumen Arsip MI An-Najah Sesela, dikutip pada tanggal 7 mei 2018
-
44
c. Keadaan Fisik Sekolah
Dari hasil obsrvasi yang dilakukan selama melakukan kegiatan
Penelitian dapat dikatakan bahwa keadaan fisik MI An-Najah Sesela
dibangun dengan kontruksi permanen dan memiliki fasilitas yang
mendukung/memadai.
Bangunan/gedungnya bisa dikatakan sudah sangat bagus karena
semua ruang kelas satu sampai enam bisa dikatakan masih layak untuk
digunakan untuk proses pembelajaran, begitupun dengan ruang kepala
sekolah, ruang guru, ruang perpustakaan. Hal ini menunjukkan bahwa MI
An-Najah Sesela sudah bisa bersaing dengan MI lainnya. Terbukti dengan
terakreditasinya dengan akreditasi B, ini patut dibanggakan oleh kita semua.
MI An-Najah Sesela terletak di Desa Sesela Kecamatan Gunungsari
Kabupaten Lombok Barat.
Tabel 9 Keadaan Gedung/Bangunan MI An-Najah Sesela yang mendukung proses
pembelajaran
No Jenis Ruang Milik
Rusak Ringan
Rusak Berat
Jumlah
1 Ruang Kelas 6 3 3 12
2 Ruang Perpustakaan 1 0 0 1
3 Laboraturium IPA
- - - -
4 Ruang Kepala Sekolah 1 0 0 1
5 Ruang Guru 1 0 0 1 6 UKS - - - -
7 WC 1 2 2 5
-
45
B. Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk menerapkan alat peraga
dakon matematika dalam rangka meningkatkan minat belajar siswa pada mata
pelajaran matematika. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, setiap siklus
terdiri dari dua kali pertemuan. Pertemuan pertama untuk menyampaikan
materi, dan pada pertemuan kedua setelah penyampaian materi kemudian
dilanjutkan untuk pengisian angket minat belajar. Subyek penelitian ini adalah
siswa kelas V MI An-Najah Sesela tahun pelajaran 2017/2018 dengan jumlah
siswa 22 orang. Pada penelitian ini, data keterlaksanaan RPP dalam proses
pembelajaran diperoleh dari lembar observasi, sedangkan data untuk
mengetahui minat siswa diperoleh melalui angket yang dilakukan pada setiap
akhir siklus.
Adapun uraian keterlaksanaan penelitian tindakan pada penelitian ini
diuraikan sebagai berikut :
1. Siklus I
Proses pembelajaran pada siklus 1 dilaksanakan dalam dua kali
pertemuan. Dua kali pertemuan untuk menyampaikan materi dan setelah
selesai penyampaian materi pada pertemuan kedua guru melakukan kegiatan
untuk pengisian angket minat belajar. Setiap pertemuan memiliki alokasi
waktu selama 2 x 35 menit.
-
46
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini, peneliti mempersiapkan beberapa hal yang akan
digunakan dalam penelitian ini, peneliti menyiapkan alat peraga dan
instrumen yang akan digunakan seperti:
1) Menyiapkan alat peraga dakon matematika.
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I.
3) Menyusun lembar observasi aktivitas guru siklus I.
4) Menyusun lembar observasi aktivitas siswa siklus I.
5) Menyiapkan angket minat belajar siswa siklus I.
b. Tahap pelaksaaan tindakan
Setelah semua perencaaan tindakan selesai, maka dilakukan
tindakan, pada tahap ini dilakukan proses belajar mengajar dengan
berpedoman pada tahap perencanaan yang telah disusun.
1) Pertemuan pertama
Pertemuan pertama untuk siklus 1 ini dilakukan pada hari
Rabu tanggal 25-26 April 2018. Guru mengawali kegiatan
pembelajaran pada pertemuan pertama dengan mengucapkan salam
ketika masuk kelas, dilanjutkan dengan menyuruh siswa untuk berdoa
kemudian mempersiapkan alat peraga dakon matematika, menyiapkan
lembar observasi aktivitas siswa dan guru, ringkasan materi di meja
guru.
Sebelum memulai pelajaran siswa biasanya berbaris di depan
kelas sebelum masuk kelas, siswa berdoa terlebih dahulu kemudian
-
47
masuk kelas dengan rapi dan tertib. Guru membuka pelajaran dengan
melakukan beberapa kegiatan seperti menanyakan kabar kepada siswa
dan kesiapan belajar siswa terlebih dahulu, mengecek kehadiran
siswa.
Gambar 4
Kegiatan Guru Saat Menjelaskan
Selanjutnya guru menjelaskan materi KPK dan FPB
menggunakan alat peraga dakon matematika kemudian mencontohkan
cara menentukan KPK dan FPB menggunakan alat peraga dakon
matematika dan cara menggunakan alat peraga. Setelah itu, guru
memberikan beberapa soal dan meminta beberapa siswa untuk maju
mempraktikkan kembali apa yang telah dicontohkan oleh guru.
2) Pertemuan kedua
Tahap pelaksanaan tindakan pada pertemuan kedua siklus I ini
dilaksanakan pada hari kamis 16 April 2018. Adapun proses belajar
mengajar yang dilakukan sama dengan pertemuan pertama.
Guru mengawali kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua
dengan mengucapkan salam, menyiapkan mental dan fisik siswa
untuk belajar seperti menanyakan kabar, memotivasi siswa dengan
mengajaknya untuk tepuk semangat, serta melakukan apersepsi
-
48
mengenai materi yang telah disampaikan sebelumnya misalnya
“Apakah ada di antara kalian yang masih ingat tentang materi yang
kita pelajari pertemuan sebelumnya?
Gambar 5
Kegiatan Siswa Mengerjakan Soal
Pada kegiatan inti guru memberikan beberapa soal dan
mempersilahkan siswa yang siap maju untuk mengerjakan kedepan
dengan menggunakan alat peraga dakon matematika yang sudah
disiapkan oleh guru. Siswa memperagakan cara menentukan KPK dan
FPB menggunakan dakon matematika. Setelah siswa selesai
mengerjakan soal yang diberikan oleh guru kemudian guru
menanyakan kepeda siswa bagaiaman pemahaman mereka
mengerjakan soal menggunakan alat peraga dakon matematika.
Gambar 6
Kegiatan Siswa Mengisi Angket
-
49
Sebelum pelajaran ditutup observer membagikan angket minat
belajar kemudian siswa diminta mengisi angket minat belajar yang
sudah disiapkan. Sebelum mulai mengisi angket guru terlebih dahulu
memberikan arahan kepada siswa tentang tata cara pengisian angket.
Setelah itu guru dan siswa menutup pelajaran dengan salam dan do’a.
c. Tahap Observasi
Observasi siklus I dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan yakni ketika proses belajar mengajar berlangsung. Adapun yang
menjadi obyek observasi adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh
guru dan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung dengan
mengisi lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya.
1) Hasil observasi aktivitas guru
Hasil observasi aktivitas guru diperoleh dari pengamatan
langsung terhadap aktivitas mengajar guru selama proses belajar
mengajar berlangsung dapat dilihat pada (lampiran 2 dan 3). Adapun
data hasil observasi aktivitas guru pada siklus I dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 10 Rekap nilai aktivitas guru siklus I pertemuan pertama dan kedua
No Pertemuan Jumlah skor
Persentase Skor
Kategori
1 Pertama 6 60% Kurang Baik
2 Kedua 7 70% Cukup Baik
-
50
Dari tabel 10 dapat diketahui bahwa hasil Persentase skor
aktivitas guru yaitu sebagai berikut:
a) Pertemuan pertama
Untuk mengetahui hasil Persentase aktivitas guru pertemuan
pertama dengan menggunakan rumus:
P = ∑�
∑� x 100%
P = �
�� x 100%
P = 60 kategori kurang baik
Ket:
P = Persentase aktivitas guru
∑A = Jumlah aspek yang teramati
∑N = Jumlah keseluruhan aspek yang teramati
b) Pertemuan Kedua
Untuk mengetahui hasil Persentase aktivitas guru pertemuan
kedua dengan menggunakan rumus:
P = ∑�
∑� x 100%
P = �
�� x 100%
P = 70 kategori cukup baik
Ket:
P = Persentase aktivitas guru
∑A = Jumlah aspek yang teramati
∑N = Jumlah keseluruhan aspek yang teramati
2) Data observasi aktivitas siswa
-
51
Hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari pengamatan
langsung terhadap aktivitas mengajar guru selama proses belajar
mengajar berlangsung dan dapat dilihat pada (lampiran 4 dan 5).
Adapun data hasil observasi aktivitas guru pada siklus I dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 11 Rekap nilai aktivitas siswa siklus I Pertemuan Pertama dan kedua
No Pertemuan Jumlah
skor Persentase
Skor Kategori
1 Pertama 47 69,11% Cukup Baik
2 Kedua 55 80,9% Baik
Dari tabel 11 d