bab ii tinjauan pustaka 2.1 tinjauan pustakarepository.stimart-amni.ac.id/1453/2/bab ii.pdfapabila...
TRANSCRIPT
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
Pengertian Pembongkaran barang diambil dari (Amir M.S, Seluk beluk niaga
dan perdagangan internasional Bharata karya aksara, 1987)
A. Pengertian Pembongkaran
Sudjatmiko F.D.C ( hal 111 ) mendefinisikan pengertian bongkar muat adalah
kegiatan menurunkan muatan – muatan dari dalam palka kapal ke atas dermaga atau
langsung ke alat angkut atau ke tongkang, sedangkat muat yaitu sebaliknya kegiatan
menaikan muatan dari atas dermaga atau dari alat angkut ke dalam palka kapal.
Sudjatmiko F.D.C 1992 hal 111
Perusahaan Bongkar Muat (Stevedoring) yaitu usaha pemuatan atau
pembongkaran barang – barang muatan kapal. Sering kali perusahaan stevedoring
bekerja sama dengan perusahaan angkutan melalui tongkang. Hal ini sering dilakukan
apabila waktu menunggu waktu giliran penambatan terlalu lama atau fasilitas tambat
kapal terlalu sedikit. Banu santoso.H 2003 : 64
Kegiatan bongkar muat barang dari dan ke palka kapal itu sendiri dirumuskan
sebagai berikut : “ Pekerjaan membongkar barang dari atas dek/palka kapal dan
menempatkannya diatas dermaga atau kedalam tongkang dan menempatkan keatas
dek atau kedalam palka kapal yang menggunakan Derek kapal “.
8
Dari pengertian kegiatan bongkar muat barang dipelabuhan diatas, dapat
diketahui bahwa pada dasarnya bongkar muat barang tersebut merupakan kegiatan
pemindahan barang angkutan, baik dari kapal pengangkut ke dermaga atau ke
tongkang maupun sebaliknya dari dermaga atau tongkang ke atas dek kapal
pengangkut. Pengertian Perusahaan Bongkar Muat (PBM) Sejalan dengan semakin
meningkatnya perkembangan ekonomi dewasa ini di Indonesia, terutama mengenai
kegiatan pedagangan internasional, sehingga menghasilkan frekuensi arus barang dan
jasa melalui pelabuhan-pelabuhan di Indonesia semakin meningkat.
B. Pengertian Muatan
Muatan kapal ( Cargo ) merupakan objek dari pengangkutan dalam system
transportasi laut, dengan mengangkut muatan sebuah perusahaan pelayaran niaga
dapat memperoleh pendapatan dalam bemtuk uang tambang ( Freight ) yang sangat
menentukan dalam kelangsungan hidup perusahaan dan membiayai kegiatan
dipelabuhan.
Pengertian muatan kapal menurut Sudjatmiko ( hal 64 ) adalah :
“ Muatan kapal adalah segala macam barang dan barang dagangan (
goods & merchandise ) yang diserahkan kepada pengangkut untuk
diangkut dengan kapal, guna diserahkan di pelabuhan tujuan yang
kemudian diserahkan kepada pemilik barang”. Sudjatmiko 1992 : 64
1. Pengelompokan muatan berdasarkan jenis pengapalan adalah :
a. Muatan Sejenis ( Homogenous Cargo )
Adalah semua muatan yang dikapalkan secara bersamaan dalam suatu
kompartemen atau palka dan tidak dicampur dengan muatan lain tanpa
adanya penyekat muatan dan dimuat secara curah maupun dengan
kemasan tertentu.
b. Muatan campuran ( Heterogenous Cargo )
9
Muatan terdiri dari berbagai jenis dan sebagian besar menggunakan
kemasan atau dalam bentuk satuan unit ( bag, pallet, drum ) disebut juga
dengan muatan general cargo.
2. Pengelompokan muatan berdasarkan jenis kemasannya
a. Muatan Unitized
Yaitu muatan dalam unit –unit dan terdiri dari beberapa jenis muatan
dan digabung dengan menggunakan pallet, bag, karton, karung atau
pembungkus lainnya sehingga dapat disusun dengan menggunakan
pengikat.
b. Muatan Curah ( Bulk Cargo )
Muatan curah adalah muatan yang diangkut melalui laut dalam
junmlah besar.
Pengertian Muatan Curah menurut Sudjatmiko ( 67 ) adalah :
“ Muatan Curah ( bulk cargo ) adalah muatan yang terdiri dari suatu
muatan yang tidak dikemas yang dikapalkan sekaligus dalam jumlah
besar.
Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa muatan bulk
cargo ini tidak menggunakan pembungkus dan dimuat kedalam ruangan palka kapal
tanpa menggunakan kemasan dan pada umumnya dimuat dalam jumlah banyak dan
homogen.
Muatan curah dapat dibagi menjadi :
-Muatan curah kering
Merupakan muatan curah padat dalam bentuk biji-bijian, serbuk, butiran dan
sebagainya yang dalam pemuatan / pembongkaran dilakukan dengan mencurahkan
muatan kedalam palka dengan menggunakan alat-alat khusus.
Contoh muatan curah kering antara biji gandum, kedelai, jagung, pasir, semen,
klinker, soda, batu bara dan sebagainya.
10
-Muatan Curah Cair ( Liquid bulk cargo )
Yaitu muatan curah yang terbentuk cairan yang diangkut dengan meggunakan
kapal – kapal khusus yang disebut kapal tanker. Contoh muatan cair ini adalah bahan
bakar, crude palm oil ( CPO ), produk kimia cair dan sebagainya.
-Muatan Curah Gas
Yaitu muatan curah dalam bentuk gas yang dimampatkan, contohnya gas
alam.
-Muatan Peti kemas
Yaitu muatan berupa wadah yang terbuat dari baja, alumunium, besi, yang
digunakan untuk menyiapkan atau menghimpun barang.
3. Pengelompokan muatan berdasarkan sifat muatan :
a. Muatan sensitive
b. Muatan Mengganggu
c. Muatan Berbahaya
d. Muatan Berharga
e. Muatan Rahasia
f. Muatan Dingin
g. Muatan Hewan/ternak
Suatu pelayanan angkutan muatan dapat dikatakan baik, jika :
a. Barang Muatan yang diangkut tiba tepat pada waktunya
b. Muatan yang diangkut tidak rusak atau hilang
c. Tarif uang tambang ( Freight ) sesuai dengan pasar sehingga harga jual
barang masih menghasilkan keuntungan
d. Terjalin hubungan yang baik dengan para pengangkut
e. Klaim kerusakan atau kehilangan cepat dibayar
Agar kapal – kapal dapat beroperasi se-efisien mungkin, dalam
merencanakan pengangkutan muatan, perusahaan pelayaran harus lebih
dahulu melihat :
a. Jenis Muatan yang akan diangkut
11
b. Jumlah pelabuhan yang akan disinggahi dan fasilitas untuk menerima atau
membongkar muatan
c. Jenis kapal, bentuk ruang muatan, serta rintangan yang mungkin akan
ditemui
d. Opsi muatan yang mungkin dapat
e. Jadwal pelayaran kapal – kapal nya agar tidak berlayar bersamaan
Untuk mencapai hasil tersebut, perusahaan pelayaran harus memperhatikan
kendala dalam hal :
a. Kerusakan Kapal
b. Keselamatan ABK dan orang lain
c. Kerusakan Muatan
d. Penggunaan ruang muat kapal secara maksimum
e. Sistematika dan kecepatan bongkar muat
c. Ruang Lingkup Perusahaan Bongkar Muat
Dalam Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 14 Th.2002
Bab 1 Pasal 1 :
Kegiatan bongkar muat adalah kegiatan bongkar muat barang kekapal
meliputi kegiatan pembongkaran barang dari palka ke atas dermaga di lambung kapal
atau sebaliknya ( Stevedoring ), kegiatan pemindahan barang dari dermaga dilambung
kapal kegudang lapangan penumpukan atau sebaliknya ( Cargo doring ) dan kegiatan
pengambilan barang dari gudang atau lapangan dibawa keatas truck atau sebaliknya (
Receiving / Delivery ).
Berdasarkan jenis kegiatan bongkar muat barang dipelabuhan tersebut,
dapat diketahui bahwa pada hakekatnya ruang lingkup kegiatan bongkar muat barang
dipelabuhan terdiri dari 3 bentuk kegiatan pemindahan barang dari dan ke atas kapal.
Mengingat dari ketiga kegiatan pemindahan barang di pelabuhan tersebut tidak
memungkinkan untuk dilakukan secara bersamaan waktunya, maka lebih lanjut
lampiran Inpes No.3 Tahun 1991 tentang kebijaksanaan kelancaran arus barang untuk
12
untuk menunjang kegiatan ekonomi, telah mengatur jadwal kegiatan bongkar muat
barang sebagai berikut :
a. Shift kerja 1 : Pukul 08.00 – 16.00
b. Shift kerja 2 : Pukul 16.00 – 24.00
c. Shift kerja 3 : Pukul 24.00 – 08.00
Dengan adanya pembagian giliran kerja ( Shift ) dalam kegiatan bongkar muat barang
di pelabuhan tersebut, menunjukan adanya upaya pemerintah ( Departemen
Perhubungan ) dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan
bongkar muat barang dipelabuhan, disamping untuk lebih meningkatkan pelayanan
kepada para pemakai jasa bongkar muat barang. Dengan efisiensi dan efektifitas
serta pelayanan kegiatan bongkar muat barang tersebut, maka memungkinkan mampu
meningkatkan kelancaran arus barang dan keamanan lalu lintas arus dipelabuhan. Hal
ini selaras dengan sasaran yang digariskan Pemerintah melalui keputusan menteri
perhubungan No.KM.88/AL.305/Phb-85, yaitu : “ Bahwa peranan pengusaha
Stevedoring, Cargo doring dan Receiving/Delivery dapat menunjang pembangunan
ekonomi dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat demi kelancaran dan
keamanan lalu lintas barang di pelabuhan “. Sesuai dengan penetapan jadwal kegiatan
bongkar muat barang dipelabuhan berikut sasaran yang telah ditetapkan oleh
pemerintah tersebut menunjukan bahwa sesuai dengan jenis kegiatan bongkar muat
barang memungkinkan dalam pelaksanaannya dikerjakan oleh tiga buah PBM, yaitu :
1. PBM yang hanya bergerak dibidang Stevedoring
2. PBM yang bergerak dibidang Cargo doring, dan
3. PBM yang bergerak dalam bidang yang usahanya hanya menangani
kegiatan usaha pelayanan jasa Receiving / Delivery saja.
Dengan adanya pembagian kagiatan dibidang usaha bongkar muat barang, angkutan
dipelabuan tersebut, merupakan peluang bagi berkembanganya kesempatan berusaha
13
bagi para investor yang berminat untuk menanamkan modal usahanya disektor
kagiatan bongkar muat barang dipelabuhan. Di sisi lain spesialisasi penanganan
bidang kegiatan bongkar muat barang tersebut juga memberikan peluang kesempatan
yang luas. Namun demikian, bagi PBM yang memiliki kemampuan permodalan yang
cukup memadai, tidak meenutup kemungkinan untuk menangani semua jenis
kegiatan bongkar muat barang dipelabuhan.
d. Dokumen Dokumen Pemuatan dan Pembongkaran
Proses bongkar muat dalam melakukan kegiatannya memerlukan beberapa
dokumen. Secara garis besar, dokumen tersebut dipilah menjadi dua macam, yaitu
dokumen pemuatan dan dokumen pembongkaran. Menurut Banu santoso.H 2003 : 93
1. Dokumen Pemuatan Barang
a. Bill of Lading
Bill of lading adalah surat perjanjian pengangkutan barang dengan
kapal atau sarana angkutan yang lain/ bukti penerimaan barang dikapal
dan merupakan surat berharga yang dapat diperjual belikan atau bisa
juga disebut sebagai bukti pembayaran uang tambang / ocean freight.
Bill of lading yang disebut juga sebagai konosemen, bagi pengangkut
merupakan kontrak pengangkutan sekaligus sebagai bukti tanda terima
barang. Bill of lading juga tanda hak yang memungkinkan barang bisa
ditransfer dari shipper ke consigne atau dipindahkan ke pihak ketiga.
Bill of lading dibuat oleh perusahaan pelayaran pengangkut atau
agentnya berdasarkan shipping instruction yang diberikan oleh
pengirim ( Shipper ). Berdasarkan shipping instruction yang diterima
14
dari pengirim, perusahaan pelayaran atau agennya membuat draft bill
of lading untuk diserahkan kembali ke pengirim untuk diperiksa isinya.
Apabila perlu, pengiriman akan melakukan perubahan atau
penambahan. Setelah dikoreksi, perusahaan pelayaran membuat bill of
lading yang asli dalam beberapa lembar sesuai permintaan pengirim.
Apabila nama kapal dituliskan dalam konosemen, berarti pengirim
yang menentukan kapalnya. Sedangkan jika nama kapal tidak
tercantum dalam konosemen maka yang menentukan kapalnya adalah
forwarder.
b. Cargo List ( Loading list )
Loading list adalah daftar semua barang yang dimuat dalam kapal.
Loading list dibuat oleh perusahaan pelayaran atau agennya dan
diserahkan kepada semua pihak yang terkait dengan pemuatan, yaitu :
kapal, stevedoring, gudang dan pihak – pihak lain.
c. DO ( Delivery Order )
Adalah dokumen yang dikeluarkan oleh perusahaan pelayaran
dipelabuhan bongkar untuk diserahkan kepada penerima barang atau
yang berhak menerima barang yan tercantum dalam B/L dengan syarat
harus dapat menyerahkan B/L asli dan menyelesaikan semua
kewajiban.
Jadi seolah – olah DO sebagai pengganti B/L asli setelah di tarik dari
peredarannya semenjak dikeluarkan B/L asli dipelabuhan muat.
d. Tally Muat
Untuk semua barang yang dimuat diatas kapal dicatat dalam tally
sheet. Tally sheet juga dibuat untuk mencatat semua barang yang
15
dimuat. Tally sheet selain ditanda tangani oleh petugas yang mencatat
juga harus discountersigned oleh petugas kapal mungkin
ketidaksesuaian (dipute) dari muatan yang ada.
e. Mate’s Receipt
Mate’s receipt adalah tanda terima barang yang akan dimuat ke
kapal. Mate’s receipt dibuat ole agen pelayaran dan ditandatangani
oleh mualim kapal. Jumlah koli dan kondisi barang disesuaikan dengan
data yag tercantum pada mate’s receipt. Apabila jumlah coli tidak
sesuai dengan jumlah yang tercantum dalam mate’s receipt maka
petugas kapal akan mencatat selisih tersebut.
Demikian pula, jika barang yang dimuat terdapat kerusakan, petugas
kapal juga akan mencatat kondisinya. Selisih atau kondisi ini
kemungkinan tercatat pada konosemen.
f. Stowage Plan
Stowage plan adalah gambar tata letak dan susunan semua barang
yang telah dimuat di atas kapal. Untuk kapal petikemas, stowage plan
disebut bay plan. Stowage plan dibuat oleh petugas kapal atau petugas
tally. Sedangkan bay plan dibuat oleh ship planner.
2. Dokumen Pembongkaran Barang
a. Pemberitahuan kepada bea cukai
Sebelum kedatangan kapal, agen pelayaran memberitahu kepada
bea cukai (khusus untuk pembongkaran barang import) tentang
rencana kedatangan kapal. Selambat- lambatnya dalam waktu 24 jam
setelah kapal tiba, dengan menyerahkan dokumen-dokumen sebagai
berikut:
16
1) Cargo manifest dari semua barang yang akan
dibongkar/diimport
2) Cargo manifest dari semua barang yang mempunyai tujuan di
luar Indonesia
3) Daftar penumpang dab ABK
4) Daftar perbekalan
5) Daftar senjata api dan obat-obat terlarang
b. Landing order
Apabila terjadi perubahan bongkar muat dari suatu party barang,
agen pelayaran akan mengeluarkan landing order. Landing order
adalah pemberitahuan dari agen pelayaran kepada kapal tentang
adanya perubahan pelabuhan bongkar satu partai barang dengan
menyebutkan pelabuhan bongkar sebelumnya dan pelabuhan bongkar
seharusnya.
c. Tally bongkar
Pada waktu barang dibongkar dilakukan pencatatan jumlah colli
dan kondisinya sebagamana terlihat dan hasilnya dicatat dalam tally
sheet bongkar. Tally sheet harus di-countersign oleh nahkoda atau
maulim yang berwenang.
d. Outturn report
Outturn report adalah daftar dari semua barang dengan mencatat
dari jumlah colli dan kondisinya barang itu pada waktu dibongkar.
Barang yang kurang jumlahnya atau rusak diberi tanda (remark) pada
outturn report.
17
e. Short and Overlanded list
Khusus barang ang mengalami kekurangan atau berlebihan dibuat
daftar sendiri yang disebut short and overlanded list
f. Damage Cargo List
Khusus untuk barang yang mengalami kerusakan dibuatnya daftar
tersendiri berupa damage cargo list. Untuk barang-barang yang
mengalami kerusakan dalam damage cargo list diberi penjelasan rinci
mengenai dimana kerusakan terjadi, sebelum dibongkar atau selama
pembongkaran. Dijelaskan pula sejauh mana kerusakan yang dialami.
g. Cargo Tracer
Dengan memperhatikan short and overlanded list, agen pelayaran
mengeluaran tracer. Tracer merupakan pemberitahuan kepada semua
pihak pelabuhan muat dan bongkar tenang adanya kekurangan atau
kelebihan barang yang terjadi dipelabuhan pengirim. Tracer juga
menanyakan apakah barang yang kurang tersebuar ada di pelabuhan
penerima tracer atau sebaliknya.
Pelabuhan penerima tracer akan diselidiki isi tracer dan segera
menyampaikan hasil penyelidikannya ke pengirim. Apabila tracer
pertama tidak dijawab, setelah 15 hari akan disusul tracer berikutnya,
dan demikian seterusnya sampai mendapat jawaban.
Penerima tracer memiliki kewajiban untuk segera meneliti dan
menjawab tracer yang diterima mengingat akan timbulnya klaim dari
pemilik barang.
18
h. Cargo Manifest
Cargo Manifest adalah keterangan rinci mengenai barang-barang
yang diangkut oleh kapal. Jadi ini merupakan daftar barang dari semua
bill of lading dari baran yang diangkut kapal dan dijabarkan secara
rinci. Lajur-lajur dalam manifest adalah sebagai berikut:
1) Nomor urut
2) Nomor B/L
3) Nama pengirim
4) Nama/alamat penerima (consigne)
5) Jumlah colli dalam angka
6) Keterangan mengenai barang
7) Jumlah berat barang
8) Patokan berat atau ukuran yang dikenakan tambang (freight)
9) Tariff satuan barang
10) Lajur kosong untuk catatan seperlunya
11) Jumlah freight yang dibayar menurut tiap B/L
12) Lajur biaya tata usaha
13) Lajur jumlah keseluruhan biaya yang dikenakan pada setiap
B/L
14) Lajur keterangan
i. Specail Cargo List
Special cargo list adalah daftar dari semua barang khusus yang
dimuat oleh kapal, misalnya barang berbahaya, baran berharga, barang
berat dan barang yang membutuhkan pengawasan khusus termasuk
refrigenerated cargo.
19
j. Danger Cargo list
Adalah daftar muatan yang berbahaya, baik yang ditetapkan oleh
IMO ataupun yang ditetapkan oleh ynag berwenang dipelabuhan.
k. Hatch List
Setiap palka mempunyai muatan sendiri. Hatch List merinci
muatan yang ada pada tiap palka. Hatch list dibuat oleh pihak kapal.
l. Parcel list
Karena sering ada kiriman yang bukan barang dagangan dikirim
melalui kapal laut sebagai barang titipan, misalnya personal
effect,maka barang tersebut didaftar dalam suatu daftar yang disebut
sebagai parcel list.
RESI GUDANG, yaitu surat tanda muatan yang dikeluarkan oleh
kepala gudang yang menerima muatan tersebut dari shipper. Biasanya
shipper menyerahkan muatan yang dkapalkan itu satu dua hari
sebelum saat kedatangan kapal yang bersangkutan dipelabuhan
muatan, untuk melakukan pemuatan. Resi gudang dibuat dalam 6
lembar ( atau lebih, sesuai kebutuhan ) menggunakan warna yang
berbeda – beda masing – masing lembar mempunyai fungsi yang
berbeda .
1. Lembar ke – 1 ( asli ), warna putih, sebagai surat Muat, yaitu surat
penyerahan muatan dari gudang ke perwira kapal
2. Lembar ke – 2, Kuning, sebagai mate’s receipt ( resi mualim ) asli,
setelah muatan diterima mualim dan segala kondisi muatan dicatat
disitu, untuk shipper.
20
3. Lembar ke – 3, warna merah jambu, sebagai tembusan resi
mualim, diserahkan kepada agen setempat sebagai dasar
pembuatan bill of lading.
4. Lembar ke – 4 warna hijau, untuk arsip kapal.
5. Lembar ke – 5 dan lembar ke -6, warna putih, untuk keperluan
lainnya.
Lembar – lembar kedua dan seterusnya menggunakan kertas tipis
sedangkan lembar kesatu menggunakan kertas HVS.
Perusahaan – perusahaan pelayaran tertentu menggunakan formulir
yang merupakan satu set.
RESI MUALIM ( Mate receipt ) Surat tanda terima barang /
muatan diatas kapal sesuai dengan keadaan muatan tersebut yang
ditanda tangani oleh mulaim.
I. Resi Mualim diberi catatan bila terdapat hal – hal yang
tidak sesuai atau perlu keterangan tambahan. Apa yang
tertera dalam mate receipt akan tertera dalam konosemen (
Bill of Lading ).
II. MARINE NOTE OF SEA PROTEST Merupakan suatu
berita acara atas kerusakan mauatan diluar kemampuan
manusia. Dibuat oleh nahkoda dan di syahkan oleh
notaries.
NOTICE OF READINESS Suatu surat yang dibuat oleh nahkoda yang
menyatakan bahwa kapal telah siap untuk melaksanakan kegiatan pembongkaran
atau pemuatan
21
1.2 Gambaran Umum Dan Obyek Penulisan.
A. Sejarah Singkat PT. Samudera Perdana Selaras Semarang
PT.Samudera Perdana Selaras didirikan pada tahun 2004 yang merupakan
perusahaan jasa transportasi dan pelayaran.Untuk memperkuat usaha-usaha yang
ada, PT.Samudera Perdana Selaras memiliki beberapa divisi dan kantor cabang di
berbagai kota. Ke depan, perusahaan akan memperluas jaringan transportasi dan
meningkatkan kemampuan produktivitasnya.
PT. Samudera Perdana Selaras Merupakan Perusahaan yang bergerak
dibidang Integrated Global Logistic dengan Beberapa Bidang Usaha dan Divisi
diantaranya, Divisi Shipping Agen yang Melayani Penanganan Keagenan Kapal di
Seluruh Wilayah Kerja dan Cabang PT. Samudera Perdana Selaras Group dengan
Nomor Keanggotaan 075 / DPC / INSA / SMG, yang Bisa terintegrasi dengan Jasa
Layanan Bongkar Muat, EMKL Custom, Pergudangan, Alat Berat, dan Land
Transportation.
a. Kantor cabang PT.Samudera Perdana Selaras
Di karenakan PT.Samudera Perdana Selaras ( SPS ) merupakan salah satu
perusahaan pelayaaran yang sedang berkembang, demi memenuhi kinerja dan
kepuasan owneratas kinerja dari PT.Samudera Perdana Selaras maka perusahaan
membuka cabang dibeberapa wilayah di Indonesia, yaitu :
1. PT.Samudera Perdana Selaras Cabang Banjarmasin
2. PT.Samudera Perdana Selaras Cabang Batang
3. PT.Samudera Perdana Selaras Cabang Cilacap
4. PT.Samudera perdana Selaras Cabang Cirebon
5. PT.Samudera Perdana Selaras Cabang Gresik
6. PT.Samudera Perdana Selaras Cabang Indramayu
7. PT.Samudera perdana Selaras Cabang Jakarta
8. PT.Samudera Perdana Selaras Cabang Jepara
22
9. PT.Samudera Perdana Selaras Cabang Karimunjawa
10. PT.Samudera Perdana Selaras Cabang Kijang
11. PT.Samudera Perdana Selaras Cabang Kupang
12. PT.Samudera Perdana Selaras Cabang Lamongan
13. PT.Samudera Perdana Selaras Cabang Lampung
14. PT.Samudera Perdana Selaras Cabang Marunda
15. PT.Samudera Perdana Selaras Cabang Merak
16. PT.Samudera Perdana Selaras Cabang Muara Karang
17. PT.Samudera Perdana Selaras Cabang Pacitan
18. PT.Samudera Perdana Selaras Cabang Paiton
19. PT.Samudera Perdana Selaras Cabang Pontianak
20. PT.Samudera Perdana Selaras Cabang Probolinggo
21. PT.Samudera Perdana Selaras Cabang Rembang
22. PT.Samudera Perdana Selaras Cabang Sampit
23. PT.Samudera Perdana Selaras Cabang Surabaya
24. PT.Samudera Perdana Selaras Cabang Tanjung Pinang
25. PT.Samudera Perdana Selaras Cabang Tuban
Setelah disahkan dalam akta notaris, maka PT. Samudera Perdana Selaras
Semarang mempunya identitas sebagai berikut :
a. Nomor NPWP : 01.813.469.2-613.000
b. Nama Perusahaah : PT. Samudera Perdana Selaras
c. Penanggung Jaawab : Rory riyanto ( Direktur Utama )
d. Alamat : Jl. Madukoro Raya, Rukan Semarang Indah
Blok DXI / 2A Semarang – 50144, Jawa
Tengah.
e. No. Telepone : +62 24 762 5004
f. No. Facsimile : +62 24 762 5458
23
B. Visi dan Misi PT. Samudera Perdana Selaras
1. Visi PT. Samudera Perdana Selaras
Meraih ridho illahi agar dapat menjadi manfaat
Memelihara keamanan dalam lingkungan kerja yang sehat sehingga
terwujud budaya keselamatan kerja ( k3 ) di PT.Samudera Perdana
Selaras.
Menjadi perusahaan pelayaran nasional yang mampu menjawab setiap
kebutuhan customer dengan selalu meningkatkan kepuasan pelayanan
secara profesional, amanah dan bersahabat.
2. Misi PT. Samudera Perdana Selaras
Meningkatkan Kemampuan Diri Agar Menjadi yang Terbaik
Meningkatkan lingkungan kerja yang aman bagi pekerja, fasilitas yang
handal serta perlindungan kerja dengan penerapan K3 sesuai ketentuan
pemerintah.
Meningkatkan sistem pengelolaan di bidang K3 dengan melakukan
rencana peningkatan yang berkesinambungan.
Meningkatkan identifikasi resiko, analisa ancaman bahaya dan partisipasi
pekerjaan untuk berperan serta dalam kegiatan K3.
Memberikan jasa pelayanan pelayaran antar pulau dengan biaya
terjangkau oleh masyarakat luas.
24
C. Struktur Organisasi PT. Samudera Perdana Selaras
STRUKTUR ORGANISASI
PT. SAMUDERA PERDANA SELARAS
DIVISI SHIPPING AGENCY
Sumber : PT. Samudera Perdana Selaras
DIREKTUR
KEPALA DIVISI KABID FINACE
NCE
KEPALA DIVISI
KEPALA DIVISI
KABID PEMASARAN & OPRASIONAL
ADMINISTRASI STAF PEMASARAN
REMBANG
CILACAP
GRESIK TUBAN
JAKARTA
SEMARANG
25
B. Tugas, tanggung jawab, dan wewenang masing-masing bagian
1. Director
a. Tugas
1.1. Memimpin rapat tinjauan manajemen.
1.2. Menetapkan sistem manajemen perusahaan yang akan
dijadikan acuan program dalam menentuan program kerja
semua bidang pekerjaan dilingkungan perusahaan.
1.3. Menyusun dan menetapkan program kerja bulanan manajemen
yang merupakan hasil rapat koordinasi dengan General
Manager, Para Manager dan Kepala Divisi yang bersangkutan.
1.4. Mengevaluasi pelaksanaan program kerja perusahaan yang
telah selesai atau sedang berjalan, apakah setelah sesuai dengan
yang direncanakan. Evaluasi ata program kerja perusahaan
dilakukan minimal 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu
jika dinilai penting.
1.5. Memberikan pengarahan-pengarahan kepada General
manager, Para Manager dan Kepala Divisi agar tugas-tugas
yang diberikan berjalan sesuai dengan rencana yang telah
detetapkan.
1.6. Bertugas mengkoordinir pelaksanaan tugas-tugas General
Manager, Para Manager dan Kepala Divisi yang bersangkutan.
b. Tanggung Jawab
2.1. Director bertanggung jawab atas komitmen pelaksanaan
prinsip-prinsip manajemen yang efektif agar dapat dicapai
tujuan perusahaan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan
jangka panjang.
26
2.2. Bertanggung jawab dalam menyediakan dan melengkapi
sarana dan prasarana standar yang dibutuhkan oleh karyawan
maupun perusahaan demi tercapainya Visi, Misi, dan Tujuan
Perusahaan.
2.3. Dalam mengambil keputusan, Direktur mengacu pada
program perusahaan yang telah ditetapkan, baik program
jangka pendek maupun program jangka panjang.
c. Wewenang
3.1. Sebagai pengambil keputusan tertinggi manajerial.
3.2.Direktur berwenang mengangkat dan memberhentikan
Director, General Manager, Manager, dan Kepala Divisi serta
memberikan peringatan apabila dianggap menyimpang dari
kebijakan dan peraturan yang telah ditetapkan oleh Top
Management (Director).
2. General Manager
a. Tugas
1.1. Memimpin rapat tinjauan manajemen, apabila Director
berhalangan hadir.
1.2. Mengimplementasikan kebijakan perusahaan dan memastikan
berjalannya peraturan perusahaan serta kesesuaiannya dengan
obyektif dan strategi perusahaan sesuai targat bisnis
perusahaan secara menyeluruh.
1.3. Mengelola semua aspek dari berbagai operasi bisnis
perusahaan, baik dari sisi SDM, Pelayanan Administrasi,
Marketing, Operasional, Keuangan dan bahkan kebijakan dan
prosedur.
27
b. Tanggung Jawab
2.1. Merencanakan strategi implementasi atas kebijakan
perusahaan secara menyeluruh agar dapat dijalankan secara
optimal.
2.2. Memonitor pelaksanaan kebijakan dan strategi perusahaan
serta memastikan kelancaran pelaksanaannya agar dapat
berjalan secara maksimal dan tepat.
2.3. Mengontrol dan mengevaluasi implementasi strategi agar
memperoleh masukan strategi sebagai usulan untuk kebijakan
tahun berikutnya.
2.4. Mengevaluasi dan menganalisa hasil implementasi strategi
perusahaan serta mencari usulan atas pemecahan masalah yang
timbul.
2.5. Mengarahkan fungsi setiap departemen dalam menjalankan
strategi perusahaan.
c. Wewenang
3.1. Membina, memberikan bimbingan, sarana dan perintah pada
para manager, Busines Division Manager dan/atau Kepala
Divisi yang menyangkut pelaksanaan tugas.
3.2. Memilai kinerja dan prestasi para Manager, Busines Div,
Managerdan/atau Kepala Divisi.
3.3. Memberi masukan ide / saran kepada Director serta
FinanceManager atas reward &Punisment.
3.4. Memberi keputusan yang bersifat urgent apabila Director
berhalangan.
3.5. Mewakili kepentingan Director dalam hal tugas luar sesuai
dengan penugasan dari Director.
3.6. Berwenang mengatakan dan memberhentikan Manager,
Busines Manager dan/atau Kepala Divisi, dan Karyawan
28
lainnya serta memberikan peringatan apabila dianggap
menyimpang dari kebijakan dan peraturan yang telah
ditetapkan oleh Top Management (Director).
3. Marketing Manager
a. Tugas
1.1. Merencanakan, mengontrol dan mengkordinir proses
pemasaran bersama dengan MarketingSupervisor / Marketing
Executive untuk mencapai target penjualan dan
mengembangkan pasar secara efektif dan efisien.
1.2. Bertugas meningkatkan omset Perusahaan seoptimal mungkin
dengan mencari Customer baru dan memelihara customer
yang telah ada.
1.3. Berusaha mempelajari dan mengetahui strategi perusahaan
kompetitor dan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya
kepada Customer dengan selalu meningkatkan Relationship.
b. Tanggung Jawab
1.1. Menentukan Selling Rate, mengatur jadwal kunjungan serta
sistem promosi untuk memastikan tercapainya target
pemasaran.
1.2. Memonitor perolehan order serta merangkumkan forecast
untuk memastikan target pemasaran terisi secara optimal.
1.3. Menganalisa dan mengembangkan strategi marketing untuk
meningkatkan jumlah Customer dan area sesuai dengan target
yang ditentukan.
1.4. Melakukan evaluasi kepuasan Customer dari hasil survey
seluruh MarketingTeam untuk memastikan tercapainya target
kepuasan Customer yang ditentukan.
1.5. Menerapkan budaya, sistem, dan peraturan intern perusahaan
serta menerapkan manajemen biaya, untuk memastikan budaya
29
perusahaan dan sistem serta peraturan dijalankan dengan
optimal.
c. Wewenang
3.1. Marketing Manager Berwenang menentukan perubahan
selling rate sesuai dengan kondisi pasar dan persaingan dengan
kompetitor.
3.2. Bersama-sama dengan Marketing Director dan/atau General
Manager dalam menetapkan kebijakan harga jual dan sistem
pembayaran.
3.3. Berwenang mengangkat dan memberhentikan Marketing
supervisor dan MarketingExecutive di bawahan.
4. Hrd & GA Manager
a. Tugas
1.1. Merencanakan dan mengembangkan kebijakan dan sistem
pengelolaan SDM, serta mengkoordinasikan dan mengontrol
pelaksanaan fungsi manajemen SDM diseluruh aktivitas
perusahaan agar bisa menunjang dan meningkatkan kinerja
SDM dalam mencapai target perusahaan( Holding ).
1.2. Melakukan pembinaan karyawan, baik moral maupun material
untuk meningkatkan motivasi dan gairah kerja para karyawan.
1.3. Memberikan pendidikan dan pelatihan bagi karyawan sesuai
dengan bidang dan jabatannya untuk meningkatkan
profesionalisme mereka.
b. Tanggung Jawab
2.1. Menyusun strategi dan kebijakan pengelolaan SDM di
perusahaan berdasarkan strategi jangka panjang dan jangka
pendek yang telah ditetapkan sesuai dengan peraturan
pemerintah yang berlaku agar diperoleh SDM dengan kinerja,
30
kapabilitas dan kompetensi yang sesuai dengan yang
diinginkan perusahaan ( Holding ).
2.2. Menyusun rencana kerja dan anggaran bagiannya sesuai
dengan strategi, kebijakan dan sistem SDM yang telah
ditetapkan untuk memastikan tercapainya sasaran bagian SDM.
2.3. Mengkoordinasikan dan mengontrol pelaksanaan fungsi SDM
di seluruh aktivitas perusahaan ( Holding ) untuk memastikan
semuanya sesuai dengan strategi, kebijakan, sistem dan rencana
kerja yang telah disusun.
2.4. Mengkoordinasi dan mengontrol anggaran bagi SDM agar
digunakan dengan efektif dan efisien dengan rencana kerja.
2.5. Mengarahkan, menganalisa dan mengelola praktek dan
prosedur remunerasi untuk memastikan paket remunerasi yang
ditetapkan perusahaan adalah kompetitif, sejalan dengan
praktek industri serta sesuai kemampuan finansial perusahaan (
Holding ) dan adil secara internal.
2.6. Mengkoordinasikan dan mengontrol penyusunan dan
pelaksanaan program pelatihan dan pengembengan, termasuk
mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan evaluasi pelatihan,
untuk memastikan tercapainya target tingkat kemampuan dan
kompetensi setiap karyawan.
2.7. Merencanakan kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan
perkembangan perusahaan, serta mengkoordinasikan dan
mengontrol pelaksanaan kegiatan rekrutmen dan seleksi untuk
memastikan tersedianya tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai
dengan permintaan dan kualifikasi yang diinginkan dalam
jangka waktu yang telah disepakati.
2.8. Menyusun sistem manajemen kinerja serta mengkoordinasikan
dan mengontrol pelaksanaan siklus manajemen kinerja – mulai
31
dari merencanakan, mentoring, sampai dengan penilaian
kinerja – untuk memastikan tercapainya target kinerja individu,
divisi maupun perusahaan ( Holding ).
2.9. Mengelola dan mengontrol aktivitas administrasi kantor,
kepersonaliaan, dan sistem informasi SDM untuk memastikan
tersedianya dukungan yang optimal bagi kelancaran
operasional perusahaan ( Holding ).
c. Wewenang
3.1. Menentukan jumlah dan kualifikasi pendidikan karyawan
untuk berbagi jabatan dalam perusahaan, baik di tingkat
pimpinan, Manager, Supervisor, Kepala Divisi maupun staf.
3.2. Berwenang menganalisa dan mengawasi kegiatan-kegiatan
pekerjaan di perusahaan.
3.3. Berwenang memberikan penilaian-penilaian terhadap para
karyawan dan/atau Kepala Divisi.
5. Finance Manager
a. Tugas
1.1. Membuat Cash Flow perusahaan serta memonitor Cash Flow
dan modal perusahan agar neraca keuangan tetap seimbang
sehingga memudahkan perusahaan ( Holding ) dalam realisasi
sliran kas.
1.2. Memonitor, menumpulkan data dan menganalisa posisi kas
perusahaan dan aliran kas dengan melihat pertimbangan
kondisi modal, piutang, pembayaran dan pengeluaran secara
kontinyu untuk memastikan keseimbangan kondisi keuangan
perusahaan ( Holding ).
1.3. Menjalankan tugas-tugas terkait lainnya dalam upaya
pencapaian target perusahaan ( Holding ).
32
b. Tangung Jawab
2.1. Memastikan kelancaran hubungan dengan pihak perbankan
untuk mendapatkan kesepakatan, kepercayaan, kerjasama dan
aktivitas perbankan lainnya yang bisa membantu proses
perbankan untuk kepentingan perusahaan ( Holding ) sesuai
prioritas yang diharapkan.
2.2. Melakukan koordinasi tentang pengumpulan data keuangan
serta sistem dan prosedur keuangan lainnya agar seluruh
aktivitas keuangan yang dilakukan perusahaan ( Holding )
dapat terkoordinasi dan terdokumentasi dengan baik sesuai arah
garis kebijakan perusahaan ( Holding ).
2.3. Melakukan analisa keuangan dengan perbandingan kondisi pasar
dan valas untuk analisa keuangan yang akurat.
c. Wewenang
3.1. Menentukan prioritas dalam hubungan dengan perbankan.
3.2. Menentukan kondisi kas melalui analisa aliran kas.
3.3. Memutuskan permasalahan teknis strategis harian.