bab ii tinjauan pustaka 2.1 tinjauan ayam petelur strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076...

40
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain Isa Brown Secara Umum Allah SWT menciptakan berbagai macam jenis binatang di dunia yang bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai sumber makanan manusia, sebagaimana dalam Al-Quran surat An-Nahl ayat 5 sebagai berikut: Artinya: “Dan telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan” (Q.S. An-Nahl : 5) Ayat diatas menunjukkan bahwa penciptaan binatang ternak dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Binatang ternak sangat bermacam-macam antara lain sapi, kerbau, kambing, ayam dan lain sebagainya (Shihab, 2006). Saat ini ayam menjadi salah satu komoditi ternak yang cukup banyak digemari peternak, terutama ayam petelur. Ayam petelur mempunyai beberapa strain, salah satu strain yang unggul adalah ayam petelur starin Isa brown. Ayam petelur strain Isa brown termasuk dalam tipe dwiguna (produksi dapat berupa telur dan daging). Ayam tipe dwiguna memiliki karakteristik bersifat tenang, bentuk tubuh sedang, warna telur cokelat dan warna bulu juga cokelat (Gambar 2.1). Ayam Isa brown mulai dikembangkan di inggris pada tahun 1972 yang diperoleh dari persilangan keturunan ayam liar (Suprijatna dkk,. 2008)

Upload: phamdang

Post on 03-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076 Bab 2.pdf · naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain Isa Brown Secara Umum

Allah SWT menciptakan berbagai macam jenis binatang di dunia yang

bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai sumber makanan manusia, sebagaimana

dalam Al-Quran surat An-Nahl ayat 5 sebagai berikut:

Artinya: “Dan telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan” (Q.S. An-Nahl : 5)

Ayat diatas menunjukkan bahwa penciptaan binatang ternak dapat

dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Binatang ternak sangat

bermacam-macam antara lain sapi, kerbau, kambing, ayam dan lain sebagainya

(Shihab, 2006). Saat ini ayam menjadi salah satu komoditi ternak yang cukup

banyak digemari peternak, terutama ayam petelur. Ayam petelur mempunyai

beberapa strain, salah satu strain yang unggul adalah ayam petelur starin Isa

brown.

Ayam petelur strain Isa brown termasuk dalam tipe dwiguna (produksi

dapat berupa telur dan daging). Ayam tipe dwiguna memiliki karakteristik bersifat

tenang, bentuk tubuh sedang, warna telur cokelat dan warna bulu juga cokelat

(Gambar 2.1). Ayam Isa brown mulai dikembangkan di inggris pada tahun 1972

yang diperoleh dari persilangan keturunan ayam liar (Suprijatna dkk,. 2008)

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076 Bab 2.pdf · naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan

11

Gambar 2.1 Morfologi Ayam Petelur Betina Strain Isa Brown

(Camera Digital, 2011)

Ayam petelur strain Isa brown dihasilkan dari breederfarm melalui proses

pemuliabiakkan atau persilangan dari starin-strain yang unggul untuk tujuan

ekonomis tertentu (Suprijatna dkk., 2008). Ayam Isa brown mempunyai tingkat

produksi telur yang tinggi kurang lebih 300 per ekor per tahun. Ayam mulai

bertelur pada umur 22-24 minggu sampai kurang lebih 72 minggu (1,5 tahun).

pada umur 1,5 tahun tingkat produksi mulai menurun (Wahju, 2004)

Bagian tubuh ayam petelur yang tampak dari luar terdiri dari bagian

kepala, leher, tubuh bagian depan, dan tubuh bagian belakang. Bagian kepala

terdapat paruh, jengger, cuping dan pial. Sementara tubuh bagian depan terdapat

dada dan sayap serta dibagian belakang terletak punggung, perut, ekor, paha, betis

dan cakar (Gambar 2.2) (Suprijatna dkk., 2008).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076 Bab 2.pdf · naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan

12

Gambar 2.2. Bagian Tubuh Eksterior Ayam Betina (Rasyaf, 2007)

2.2 Sistem Pencernaan Unggas

Segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini sudah ditetapkan

sesuai dengan kadar dan kebutuhan mahluknya. Sebagaimana yang tercantum

dalam Al-Quran Surat Al-Qamar ayat 49 sebagai berikut:

Artinya: Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut kadarnya ukurannya (Q.S. Al-Qomar: 49).

Allah juga berfirman dalam Al-Quran Surat surat Al-Furqaan ayat 2

sebagai berikut:

Artinya: Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya (Q.S. Al-Furqaan: 2).

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076 Bab 2.pdf · naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan

13

Ayat di atas menerangkan bahwa Allah SWT menciptakan seluruh

ciptaan-Nya menurut kehendak dan ketentuan-Nya, disesuaikan fungsi yang

ditetapkan untuk alam semesta (Kasir, 2000). Segala sesuatu yang dijadikan

Tuhan diberi perlengkapan-perlengkapan dan persiapan-persiapan, sesuai dengan

naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan ayat di atas

dapat diambil pelajaran bahwa Allah SWT menciptakan sistem pencernaan ayam

sesuai dengan ukurannya, disesuaikan dengan kebiasaan ayam itu sendiri. Unggas

dapat memakan biji-bijian yang keras sekalipun, karena sudah dilengkapi dengan

organ pencernaan yang dapat menghancurkan makanan-makanan yang keras.

Sistem pencernaan ayam terdiri dari saluran pencernaan dan organ

asesori. Saluran pencernaan ayam terdiri dari mulut, esophagus, crop,

proventriculus, gizzard, duodenum, usus halus, ceca, rectum, cloaka. Sementara

organ sensori terdiri dari hati dan pancreas (Gambar 2.3) (Suprijatna dkk., 2008).

Keterangan: 1. Esophagus, 2. Tembolok , 3. Proventriculus , 4. Ventriculus, 5. Limfa, 6. Hati, 7. Pankreas, 8. Duodenum, 9. Usus halus, 10. Ceca, 11. Usus besar, dan 12. Anus.

Gambar 2.3 Bagan Sistem Pencernaan Ayam (Suprijatna dkk.,2008)

Paruh ayam berbentuk lancip dan keras yang berfungsi untuk mematuk

makanan. Lidah pada unggas berfungsi mendorong makanan masuk ke dalam

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076 Bab 2.pdf · naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan

14

esophagus. Saliva dengan enzim amilase disekresikan untuk membantu proses

penelanan makanan dan tidak begitu berpengaruh terhadap pencernaan, karena

makanan langsung tertelan (Suprijatna dkk., 2008).

Esophagus adalah saluran yang menghubungkan antara mulut dengan

proventriculus. Esophagus unggas tidak mengandung urat daging yang sempurna

sehingga bisa mengembang lebih besar. Bagian esophagus yang mengembang

disebut tembolok atau proventriculus. Proses pelunakan dan pencernan

pendahuluan terjadi di bagian ini, serta sebagai tempat penyimpanan makanan

sementara (Djulardi dkk., 2006).

Proventriculus merupakan pelebaran dari kerongkongan sebelum

berhubungan dengan gizzard. Proventriculus tersusun atas urat daging licin yang

tebal, liat, dan bergerigi (Rasyaf, 1992). Proventriculus mensekresikan asam

klorida dan pepsin yang membantu pencernaan protein menjadi asam amino

(Suprijatna dkk., 2008). Pencernaan makanan dilanjutkan pada ventriculus. Pada

bagian ventriculus makanan dipecah menjadi partikel-partikel kecil. Makanan

yang sudah halus masuk ke dalam duodenum (Anggorodi 1985).

Makanan di dalam duodenum dicerna dengan bantuan getah pankreas yang

mengandung enzim amilase, lipase dan protease. Pencernaan secara kimiawi

sudah terjadi di bagian duodenum. Setelah mengalami proses perubahan bentuk,

warna dan sifatnya makanan tersebut masuk ke dalam usus halus. Usus halus

merupakan bagian pencernaan yang di dalamnya terjadi proses pencernaan secara

kimiawi yang dibantu oleh enzim serta penyerapan sari-sari makanan. Usus halus

akan mensekresikan getah usus yang mengandung erepsin dan beberapa enzim

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076 Bab 2.pdf · naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan

15

pemecah karbohidrat dari pankreas. Erepsin menyempurnakan pencernaan protein

dan menghasilkan asam amino, enzim yang memecah gula mengubah disakarida

menjadi monosakarida (Anggorodi 1985).

Pankreas mensekresikan enzim untuk membantu memecah gula dan zat-

zat makanan lainnya menjadi bentuk yang lebih sederhana. Enzim yang

disekresikan pancreas akan membantu pencernaan pati, lemak, dan protein yaitu

enzim tripsinogen disebut juga enzim proteolitik yang diaktifkan di dalam usus

halus oleh enterokinase, suatu enzim yang disekresikan dari mukosa usus.

Tripsinogen diaktifkan menjadi tripsin, lalu tripsin akan mengaktifkan

kimotripsinogen menjadi kimotripsin. Enzim lainnya adalah nuklease, lipase, dan

amilase yang disekresikan dalam bentuk aktif. Empedu mensekresikan cairan

yang dihasilkan oleh hati yang berguna untuk mencerna lemak. Pada usus halus

nutrisi yang terkandung di dalam makanan di absorpsi (Widodo, 2002).

Pankreas dan empedu merupakan organ pencernaan tambahan yang

berkaitan erat dengan pencernaan sebagai saluran sekresi ke dalam saluran

pencernaan. Fungsinya membantu dalam pemprosesan pakan (Suprijatna dkk.,

2008). Pencernaan dan penyerapan bahan-bahan makanan seperti protein,

karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin pada usus halus akan dijelaskan sebagai

berikut :

a) Protein

Pencernaan protein pada unggas dimulai saat makanan masuk dalam

ventriculus. Perombakan protein dilakukan oleh enzim-enzim hidrolitik.

Pencernaan tersebut dimulai dengan kontraksi otot proventriculus yang

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076 Bab 2.pdf · naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan

16

membuat makanan bercampur dengan getah pencernaan yang terdiri atas HCl

dan pepsinogen. Pepsinogen yang bereaksi dengan HCl berubah menjadi pepsin.

HCl dan pepsin akan memecah protein menjadi senyawa yang lebih sederhana

seperti polipeptida, proteosa, pepton dan peptide. Penyerapan protein terjadi

dalam usus. Mukosa usus terdiri atas lapisan otot licin, jaringan ikat dan epitel

kolumnar sederhana dekat lumen. Lapisan epitel akan menyerap air dan zat-zat

makanan seperti asam amino. Asam-asam amino setelah diserap oleh usus akan

masuk ke dalam pembuluh darah, yang merupakan percabangan dari vena

portal. Vena portal membawa asam-asam amino tersebut menuju ke jaringan

tubuh sehingga menjadi asam amino dan protein tubuh. Asam amino akan

menuju ke protein telur dan bagian nitrogen (Widodo, 2002).

b) Karbohidrat

Karbohidrat mulai dicerna dalam mulut dan diteruskan dalam

duodenum. Pankreas dan empedu akan mensekresikan enzim untuk memecah

karbohidrat. Pankreas mensekresikan enzim karbohidrase untuk memecah

karbohidrat menjadi gula-gula yang lebih sederhana. Amilase berfungsi

merombak pati menjadi gula sederhana dan oligosakaridase memecah

oligosakarida menjadi gula sederhana. Disakarida sukrosa dan maltosa secara

berturut-turut dihidrolisis oleh sukrase dan maltase (Widodo, 2002). Empedu

mensekresikan garam empedu untuk menetralisir suasana asam menjadi alkalis

(Djulardi dkk., 2006).

Hidrolisis karbohidrat menjadi monosakarida diabsorbsi oleh sel-sel

epitel yang secara selektif menyerap zat-zat seperti glukosa, galaktosa dan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076 Bab 2.pdf · naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan

17

fruktosa. Glukosa diserap lebih cepat dari pada fruktosa. Setelah proses

penyerapan melalui dinding usus halus, sebagian besar monosakarida dibawa

oleh aliran darah ke hati dan mengalami proses sintesis menghasilkan glikogen,

oksidasi menjadi CO2 dan H2O, atau dilepaskan untuk dibawa dengan aliran

darah ke bagian tubuh yang memerlukan (Widodo, 2002).

c) Lemak

Lemak dalam pakan umunya adalah trigliserida, sedangkan selebihnya

adalah fosfolipid dan kolesterol. Hormon enterogastrik akan disekresikan oleh

mukosa duodenum saat lemak masuk ke dalam duodenum, yang akan

menghambat sekresi getah pencernaan dan memperlambat proses pengadukan.

Lemak yang diemulsikan oleh garam empedu dirombak oleh esterase yang

memecah ikatan ester antara asam lemak dengan gliserol. Garam-garam empedu

mengemulsikan butir-butir lemak menjadi butir yang lebih kecil kemudian

dipecah oleh enzim lipase pankreatik menjadi digliserida, monogliserida, asam-

asam lemak bebas dan gliserol (Widodo, 2002).

Absorpsi lemak dan asam lemak tidak seperti hasil akhir pencernaan,

karena zat-zat ini tidak larut dalam air. Penyerapan lemak dilakukan dengan

mengkombinasikan dengan garam empedu. Garam empedu dibebaskan dari sel

mukosa dan dipergunakan asam lemak dan gliserol untuk bersenyawa dengan

fosfat untuk membentuk fosfolipid. Fosfolipid distabilisasi dengan protein dan

dilepaskan dalam sistem getah bening sebagai globul-globul kecil yang disebut

kilomikron yang kemudian dibawah ke aliran darah (Widodo, 2002).

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076 Bab 2.pdf · naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan

18

d) Mineral

Absorpsi mineral di dalam usus biasanya tidak efesien. Sebagian besar

mineral membentuk garam-garam dan senyawa-senyawa lain yang sulit

diabsorpsi. Mineral disimpan di dalam hati dan jaringan lain yang berikatan

dengan protein khusus. Ekskresi sebagian besar mineral dilakukan oleh ginjal,

tetapi banyak mineral di ekresikan ke dalam getah pencernaan dan empedu yang

hilang dalam feces (Widodo, 2002).

e) Vitamin

Vitamin diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu vitamin yang larut

dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin yang larut di dalam air

bersifa polar dan tidak disimpan secara khusus di dalam tubuh. Vitamin ini akan

diekskresikan dalam urin bila kadar serumnya melebihi saturasi jaringan.

Vitamin yang larut di dalam lemak diserap dan disimpan bersama lemak dalam

tubuh. Vitamin yang larut dalam lemak memerlukan absorpsi lemak normal

untuk diserap. Vitamin ini ditransport ke hati dalam kilomikron dan disimpan

dalam hati ataupun dalam jaringan adiposa. Vitamin-vitamin ini diangkut dalam

darah oleh lipoprotein atau pengikat spesifik (Widodo, 2002).

Ceca pada ayam serupa dengan usus buntu pada manusia. Pada ceca

terdapat bakteri dan terjadi sedikit proses pencernaan serat kasar. Bagian terakhir

dari sistem pencernaan yaitu usus besar, kloaka, dan anus. Kloaka merupakan

muara dari saluran pencernaan, urin, dan reproduksi. Tinja dan air seni

dikeluarkan pada bagian ini, sehingga tinja ayam bercampur dengan urin saat

dikeluarkan (Rasyaf, 1992).

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076 Bab 2.pdf · naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan

19

2.3 Sistem Reproduksi Ayam Betina

Allah SWT menciptakan mahluk hidup di dunia ini berpasang-pasangan,

sebagaimana dalam firman-Nya dalam Al-Quran Surat Asy-Syuura ayat 11

sebagai berikut:

Artinya: Dia Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat (Q.S. Asy-Syuura: 11).

Berdasarkan ayat di atas Allah menciptakan mahluknya termasuk binatang

dalam keadaan berpasang-pasangan artinya ada sepasang laki-laki dan perempuan

atau jantan dan betina yang ditujukan untuk berkembang biak (Kasir, 2000).

System reproduksi jantan dan betina dapat dibedakan dari organ-organnya. Organ

reproduksi ini sangat penting untuk mempertahankan dan atau melangsungkan

keturunannya.

Organ reproduksi betina terdiri atas ovarium dan oviduk. Ovarium memiliki

banyak folikel dan ovum sedangkan oviduk terdiri atas infundibulum, magnum,

ithmus, uterus dan vagina (Gambar 2.4) (Suprijatna, 2008).

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076 Bab 2.pdf · naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan

20

Gambar 2.4. Organ Reproduksi Ayam Betina (Suprijatna, 2008)

Ovarium

Ovarium terletak pada rongga badan sebelah kiri. Pada saat perkembangan

embrio, terdapat dua ovarium dan pada perkembangan selanjutnya hanya ovarium

sebelah kiri yang berkembang, sedangkan bagian kanan mengalami rudimenter.

Ovarium betina biasanya terdiri dari 5-6 folikel yang sedang berkembang

berwarna kuning besar (yolk) dan terdapat banyak folikel kecil berwarna putih

(folikel belum dewasa) sekitar 3.000 ovum. Perkembangan folikel disebut sebagai

proses folikulogenesis (Suprijatna dkk., 2005).

Folikulogenesis terjadi dalam ovarium. Folikulogenesis merupakan proses

pertumbuhan dan perkembangan folikel yang terjadi di dalam ovarium. Proses

pertumbuhan dan perkembangan folikel ini dikontrol oleh interaksi antara hormon

gonadotropin ( FSH dan LH) dan faktor regulasi lokal di dalam ovarium (steroid

dan faktor pertumbuhan). Faktor regulasi lokal dari ovariun berupa respon dan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076 Bab 2.pdf · naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan

21

sensitifitas sel folikel terhadap gonadotropin, jika faktor regulasi tidak secara tepat

menerima respon dari gonadotropin maka folikel akan atresi. Selain itu

gonadotropin berperan dalam proliferasi folikel sampai folikel tersebut

diovulasikan dari ovarium. Awal pertumbuhan folikel dimulai dari pembentukan

cadangan folikel primordial. Folikel primordial akan tumbuh menjadi folikel

primer, folikel sekunder, folikel preantral, folikel degraaf lalu diovulasikan terus

menerus selama masa hidup hewan hingga cadangan folikel habis (Walid, 2006).

Perkembangan folikel-folikel ovarium dirangsang oleh FSH (folicle

stimulating hormone) dari pituitari anterior. Meningkatnya hormon FSH, ovarium

berkembang dan folikel bertambah besar. Ovarium yang mulai berkembang

mensekresikan hormon estrogen dan progesteron. Meningkatnya hormon estrogen

menyebabkan oviduk berkembang, meningkatnya kalsium darah protein, lemak,

vitamin, dan bahan-bahan lain yang dibutuhkan dalam pembentukan telur

(Nalbandov, 1990).

Hormon progesteron yang dihasilkan ovarium berfungsi sebagai releasing

factor di hipotalamus yang menyebabkan sekresi luteinizing hormon (LH) dari

pituitary anterior. LH berfungsi merangsang sel-sel granulosa dan sel-sel tekha

pada folikel yang masak untuk memproduksi estrogen. Kadar estrogen yang tinggi

menyebabkan produksi LH semakin tinggi sehingga menyebabkan terjadinya

proses ovulasi pada folikel yang masak (Partodihardjo, 1992).

Oviduk

Oviduk merupakan saluran penghubung antara ovarium dan uterus. Bentuk

oviduk panjang dan berkelok-kelok yang merupakan bagian dari ductus Muller.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076 Bab 2.pdf · naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan

22

Oviduk memiliki sistem aliran darah yang baik dan memiliki dinding-dinding otot

yang hampir selalu bergerak selama pembentukan telur berlangsung. Oviduk

dibagi menjadi 5 bagian yaitu infundibulum, magnum, isthmus, uterus, dan vagina

(Nalbandov, 1990).

a. Infundibulum

Infundibulum terdiri atas corong atau fimbria yang berfungsi

menerima telur yang telah diovulasikan dan bagian kalasiferous yang

merupakan tempat terbentuknya kalaza (Nalbandov, 1990). Infundibulum

mempunyai panjang sekitar 9 cm. Fertilisasi terjadi pada bagian ini, setelah

fertilisasi, ovum akan mengalami pemasakkan setelah 15 menit di dalam

infundibulum dan dengan gerak peristaltik ovum yang terdapat pada yolk akan

masuk ke bagian magnum (Suprijatna dkk., 2005).

b. Magnum

Magnum merupakan bagian oviduk yang terpanjang yang tersusun dari

glandula tubuler, yang berfungsi dalam sintesis dan sekresi putih telur. Mukosa

dari magnum tersusun dari sel goblet yang mensekresikan putih telur kental

dan cair. Magnum mempunyai panjang sekitar 33 cm dan tempat

disekresikannya albumen telur. Proses perkembangan telur dalam magnum

sekitar 3 jam. Putih telur (albumen) padat yang kaya akan mucin disekresikan

oleh sel goblet yang terletak pada permukaan mukosa magnum. Jumlah

albumen yang disekresikan sekitar 40 sampai 50% total albumen telur. Telur

yang keluar dari magnum akan masuk ke dalam ithmus (Suprijatna dkk.,

2005).

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076 Bab 2.pdf · naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan

23

c. Isthmus

Itsmus berfungsi mensekresikan selaput telur atau membran kerabang

(sekitar 1 jam 15 menit). Membran kerabang berfungsi sebagai suatu ketahanan

terhadap penetrasi dari luar oleh organisme seperti bakteri. Membran sel yang

terbentuk terdiri dari membran sel dalam dan membran sel luar. Pada ithmus

juga disekresikan air ke dalam albumen. Panjang itsmus sekitar 10 cm

(Nalbandov, 1990).

d. Uterus

Uterus disebut juga kelenjar kerabang telur. Pada bagian ini terjadi dua

fenomena, yaitu hidratasi putih telur, kemudian terbentuk kerabang telur.

Uterus mempunyai panjang sekitar 18 sampai 20 cm dan merupakan tempat

perkembangan telur paling lama. Uterus mensekresikan albumen cair, meneral,

vitamin, dan air melalui dinding uterus dan secara osmosis masuk ke dalam

membran sel. Warna kerabang juga terbentuk pada bagian uterus pada akhir

mineralisasi kerabang. Telur berada di uterus sekitar 18-20 jam, Setelah

pembentukan kerabang telur selesai, kemudian telur menuju ke vagina

(Suprijatna dkk., 2005).

e. Vagina

Vagina adalah bagian akhir dari oviduk dengan panjang sekitar 12 cm.

Telur masuk ke vagina setelah pembentukan kelenjar kerabang sempurna (di

dalam uterus). Telur pada vagina akan dilapisi oleh mucus yang berguna untuk

menyumbat pori-pori kerabang, sehingga invasi bakteri dapat dicegah. Setelah

telur sempurna, maka pituitaria pars posterior akan mensekresikan oksitosin

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076 Bab 2.pdf · naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan

24

yang merangsang oviduk sehingga terjadi ovoposisi dan merangsang uterus

untuk mengeluarkan telur pada proses peneluran (Suprijatna dkk., 2008).

Perjalanan yolk pada saluran reproduksi telur tertera pada tabel 2.1 dibawah ini:

Tabel 2.1. Bagian-Bagian Dari Oviduk Ayam Dan Fungsinya

Bagian oviduk

panjang rata-rata

Kontribusi Perkiraan lama perjalanan yolk (jam)

Infundibulum 11,0 cm Kalaza 0,15 Magnum 33,6 cm Albumen 3,0 Isthmus 10,6 cm Membrane kerabang 1,15 Uterus 10,1 cm Kerabang 18-20 Vagina 6,9 cm Mucus Hanya lewat

menjelang ovoposisi Sumber: Suprijatna dkk., 2005).

2.4 Telur

2.4.1 Struktur Telur

Menurut Nuryati (1998), telur terdiri atas enam bagian yaitu kerabang telur,

selaput kerabang, putih telur (albumen), kuning telur (yolk), tali kuning telur

(chalaza), dan sel benih (germ plasma) (Gambar 2.5).

Gambar 2.5 Struktu Telur

(Suprijatna dkk., 2005)

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076 Bab 2.pdf · naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan

25

a. Kerabang telur

Kerabang telur merupakan bagian telur yang paling luar, paling keras

dan terdiri atas lapisan berkapur yang menyusun 9-12% dari berat telur total.

Kerabang ini tersusun atas kalsium karbonat (CaCO3). Kalsium karbonat ini

berperan penting sebagai sumber utama kalsium (Ca) yang berfungsi sebagai

pelindung mekanis terhadap embrio yang sedang berkembang dan sebagai

penghalang masuknya mikroba. Susunan kerabang telur yang terbentuk adalah

mammilary layer yang merupakan lapisan yang melekat erat dengan outer

shell membrane yang terbentuk pada bagian permulaan uterus, spongy layer,

kutikula, dan banyak mengandung pori.

b. Selaput kerabang

Selaput kerabang telur merupakan bagian telur yang terletak di sebelah

dalam kerabang telur. Selaput ini terdiri dari dua lapisan, yaitu selaput

kerabang luar (berhubungan dengan kerabang) dan selaput kerabang dalam

(berhubungan dengan albumen). Antara selaput kerabang luar dan selaput

kerabang dalam terdapat suatu ruangan yang disebut rongga udara. Rongga

udara yang terletak di bagian ujung telur yang tumpul berperan sebagai tempat

persediaan oksigen embrio dalam telur.

c. Putih telur

Putih telur (albumen) menyusun kira-kira 60% dari berat telur total.

Putih telur mengandung protein sebesar 10,9%, hidrat arang 1,0%, air 87,0%,

sedangkan lemak jumlahnya sedikit. Fungsi putih telur sebagai tempat utama

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076 Bab 2.pdf · naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan

26

menyimpan makanan dan air dalam telur untuk digunakan secara sempurna

selama penetasan.

d. Kuning telur

Kuning telur (yolk) menyusun 30-33% bagian telur, berwarna kuning

sampai jingga dan terletak di tengah-tengah telur. Pemberi warna pada yolk

adalah xanthophil, yaitu pigmen karotenoid yang diturunkan dari pakan.

Kuning telur terbungkus oleh selaput tipis yang disebut membran vitellin.

Pada kuning telur ini terdapat sel benih (germinal disc) yang sekaligus

menjadi tempat berkembangnya embrio. Kuning telur adalah salah satu

komponen yang mengandung nutrisi terbanyak dalam telur. Kuning telur

mengandung air sekitar 48 %, lemak 33 % dan protein 16,5 %

e. Tali kuning telur

Tali kuning telur (kalaza) merupakan bagian telur yang berbentuk

seperti anyaman tali yang membatasi antar putih telur dengan kuning telur.

Tali kuning telur ini berfungsi untuk mempertahankan kuning telur agar tetap

berada ditempatnya, selain itu kuning telur berfungsi untuk melindungi kuning

telur selama perkembangan embrio.

f. Sel benih

Sel benih merupakan bagian telur yang berbentuk seperti bintik putih.

Sel ini terdapat pada kuning telur, apabila dibuahi oleh sel kelamin jantan sel

benih akan berkembang menjadi embrio yang akhirnya akan tumbuh menjadi

anak ayam.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076 Bab 2.pdf · naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan

27

Antoni (2003), menjelaskan bahwa telur utuh terdiri atas beberapa

komponen yaitu air 66 % dan bahan kering 34 % yang tersusun atas protein 12 %,

lemak 10 %, karbohidrat 1 % dan abu 11 %. Di dalam bahan kering terdapat

kandungan protein, lemak, dan abu yang hampir sama banyak namun yang paling

sedikit adalah karbohidrat. Komposisi fisik telur dengan berat dua ons adalah 10%

kulit telur, 30% kuning telur dan 60% putih telur.

2.4.2 Berat Telur

Berat telur adalah bobot telur yang dinyatakan dalam gram setelah

dilakukan penimbangan per butirnya. Berat telur dipengaruhi oleh umur dewasa

kelamin. Umur dewasa kelamin yang terlalu awal akan menyebabkan Berat telur

menjadi lebih ringan, tetapi dalam kondisi tertentu, dewasa kelamin yang terlalu

lambat justru menandakan gangguan metabolisme dan organ reproduksi dalam

ayam (Murtidjo, 1992).

Besar telur ditentukan oleh banyak factor yaitu genetik, tahap kedewasaan,

umur, obat-obatan dan ransum. Faktor yang sangat penting yang mempengaruhi

besar telur adalah protein dan asam amino serta asam linoleat dalam ransum yang

cukup. Defisiensi asam linoleat sering terdapat pada ransum yang mengandung

jagung kuning rendah dan tidak ditambah dengan lemak. Protein ransum yang

sedikit juga menyebabkan kecilnya kuning telur yang terbentuk, sehingga

menyebabkan kecilnya telur yang dihasilkan dan kecilnya bobot telur (Antoni,

2003).

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076 Bab 2.pdf · naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan

28

Besar telur berhubungan dengan besar yolk, meskipun variasi sekresi

albumen pada oviduk juga mempunyai pengaruh. Hubungan yolk-albumen

berubah selama periode bertelur. Telur yang diproduksi pada permulaan periode

bertelur memilki yolk sekitar 22-25% dari total bobot telur. Ketika ukuran telur

bertambah, maka ukuran yolk juga bertambah besar (Leeson dan Summer, 1991).

Telur ayam petelur mempunyai spesifikasi standar telur seperti pada tabel 2.2

dibawah ini:

Tabel 2.2. Spesifikasi Standart Telur Parameter Ukuran Bobot (gram) 56,7 Volume (cm3) 63,0 Panjang keliling (cm) 15,7 Lebar keliling (cm) 13,7 Luas permukaan (cm2) 68,0

Sumber: Suprijatna dkk., (2008)

2.4.3 Protein Telur

Protein telur merupakan protein yang bermutu tinggi dan mudah dicerna.

Dari sebutir telur berbobot sekitar 50 gram, kandungan total protein adalah 6 gram

(Sudaryani, 2003). Kualitas telur dapat dilihat dari sifat-sifat fisika dan kimia,

seperti kualitas nilai gizi yang ditujukan untuk kepentingan konsumen seperti

kandungan protein dan kandungan asam-asam aminonya (Wahju, 1992).

Protein pada kuning telur adalah 16,5%, sedangkan protein pada putih

telur sebanyak 10,9%. Protein total pada telur umumnya kurang lebih 12-13%.

Protein telur diperoleh dari pakan yang mengandung protein tinggi dan asam

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076 Bab 2.pdf · naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan

29

amino yang seimbang. Asam amino yang harus didapatkan dari pakan disebut

asam amino esensial. Asam amino yang termasuk dalam kelompok ini adalah

metionin, arginin, treonin, triptofan, histidin, isoleusin, leusin, lisin, valin dan

fenilalanin. Asam amino yang dapat disintesis dalam tubuh disebut asam amino

non esensial. Asam-asam amino non esensial antara lain alanin asam aspartat,

asam glutamat, glutamin, hidroksiprolin, glisin, prolin dan serin (Widodo, 2002).

Kandungan protein pada pakan akan menyebabkan konsentrasi asam-asam

amino esensial dalam kantong telur dan saluran telur meningkat yang perlu untuk

pembentukan protein telur. Kualitas porotein ditentukan oleh kelengkapan dan

keseimbangan asam-asam amino didalamnya. Metionin dalam protein telur

sebanyak dua kali lipat jika dibandingkan metionin pada ransum, untuk menutupi

kekurangan ini maka perlu ditambahkan metionin sintesis dan juga jumlah lisin,

isoleucin dan valin yang cukup untuk pembentukan 6-7 gram protein telur. Ayam

harus mengkonsumsi 18 gram protein makanan untuk mendapatkan metionin yang

cukup untuk membentuk telur yang besar (Wahju, 2004).

Konsumsi asam amino dapat mempengaruhi produski telur. Produksi telur

82 % dapat dicukupi dengan konsumsi metionin sekitar 0,337 gram per ekor per

hari, dengan besar telur normal dan berat badan ayam dapat dipertahankan.

Konsumsi lisin 0,72 gram per ekor per hari dapat memproduksi telur 90%,

konsumsi 0,66 gram lisin dapat mencapai produksi telur 83% dengan besar telur

normal dan berat badan tetap (Wahju, 2004). Data penelitian hubungan metionin

dan lisin dengan produksi telur terlihat pada tabel 2.3 dibawah ini:

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076 Bab 2.pdf · naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan

30

Tabel 2.3. Tingkat Metionin Dan Lisin Untuk Konsumsi Ayam Petelur Energi ransum (kkal/kg) Konsumsi per hari

Produksi telur (%)

Berat telur (g)

Makanan (g)

Protein (g)

Metionin (g)

Lisin (g)

2640 112 15,6 0,34 0,72 91 57,6 2860 104 15,9 0,34 0,75 92 57,7

Sumber: Wahju (2004)

Defisiensi protein disebut juga kelebihan energi. Kelebihan energi akan

membuat penimbunan lemak dalam jaringan, karena ayam tidak mampu

menggunakan energi dengan maksimal. Ransum yang kekurangan protein dan

asam-asam amiano untuk produksi dan pertumbuhan optimum, sehingga

kelebihan energi dirubah menjadi lemak. Pemberian asam-asam amino atau

beberapa asam-asam yang rendah, maka komposisi asam-asam amino protein

telur tidak akan terbentuk. Defisiensi ringan asam amino membuat sintesis protein

menurun, dan defisiensi berat sintesis protein telur semakin sulit. Defisiensi asam

amino ini akan membuat besar telur menurun begitu juga bobot telur dan produksi

telur akan berhenti. Kelebihan protein akan membuat penurunan pertumbuhan,

penurunan penimbunan lemak, dan kenaikan tingkat asam urat dalam darah

(Wahju, 2004).

Kadar protein telur dapat diketahui dengan metode kjeldahl. Metode

kjeldahl merupakan metode yang sederhana untuk penetapan nitrogen total pada

asam amino dan protein. Sampel didestruksi dengan asam sulfat dan dikatalisis

dengan katalisator yang sesuai sehingga akan menghasilkan amonium sulfat.

Setelah pembebasan dengan alkali kuat, amonia yang terbentuk disuling uap

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076 Bab 2.pdf · naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan

31

secara kuantitatif ke dalam larutan penyerap dan ditetapkan secara titrasi. Metode

ini telah banyak mengalami modifikasi. Metode ini cocok digunakan secara semi

mikro, sebab hanya memerlukan jumlah sampel dan pereaksi yang sedikit dan

waktu analisa yang pendek (Amin, 2004).

2.4.4 Produktivitas Telur

Produktivitas telur adalah prosentase jumlah telur yang dihasilkan oleh

ternak setiap harinya. Penentuan tingkat produksi telur pada unggas dapat

dilakukan dengan metode HDP (hen day production). Hen day production adalah

jumlah telur yang dihasilkan dari kelompok unggas dalam periode tertentu dibagi

dengan jumlah unggas yang hidup pada setiap harinya pada periode tertentu, yang

dihitung dalam presentase. HDP juga dapat dihitung secara mingguan yaitu

perbandingan jumlah telur selama satu minggu dengan jumlah ayam awal minggu

dikali tujuh, hasilnya dikali 100% (Suprijatna, 2008). Metode HDP dapat

menentukan tingkat produksi telur sesuai dengan jumlah unggas yang hidup

(Djulardi dkk., 2006)

Produksi telur yang tinggi dengan dibarengi bobot telur yang tinggi pula

tiap butirnya, menunjukkan kualitas telur yang baik (Djulardi dkk., 2006). Ayam

petelur Isa brown akan mencapai puncak produksi pada umur 27-28 minggu

dengan prosentasi sampai 95%. Umur ayam mempengaruhi tingkat produktifitas

telur semakin tua umur ayam makan produktivitas akan menurun (Wahju, 1992).

Periode produksi yang masih dianggap menguntungkan hanya dapat

dicapai selama 15 bulan. Daur produksi ayam dibagi dalam 2 fase yaitu fase I

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076 Bab 2.pdf · naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan

32

(umur 22-24 minggu) dan fase II (umur 24-72 minggu). Pada umur 22 minggu

produksi telur naik dengan tajam dan mendapat puncaknya pada umur 28-30

minggu, kemudian produksi telur menurun dengan perlahan sampai 65%. Sesudah

masa produksi 15 bulan yaitu pada umur ayam 82 minggu maka ayam akan

mendekati masa afkir. Pada masa puncak produksi telur dari nol sampai 90%,

berat badan ayam akan cenderung naik dari 1350 gram sampai 1800 gram dan

berat telur mulai naik dari 40 gram per butir pada umur 22 minggu menjadi lebih

dari 56 gram per butir pada umur 42 minggu (Wahju, 2004).

Periode fase I adalah periode yang sangat kritis selama hidup berproduksi

dari ayam-ayam petelur. Kebutuhan untuk memenuhi protein yang cukup, asam

amino, vitamin, dan mineral bukan saja untuk penting untuk mencapai produksi

yang optimum dan berat badan yang diharapkan, akan tetapi juga penting untuk

mendapatkan ayam dengan kematangan dewasa dan kesehatan yang baik selama

fase I sehingga keuntungan yang besar dapat dicapai (Wahju, 2004).

2.5 Kebutuhan Nutrisi Unggas

Setiap mahluk hidup membutuhkan nutrisi untuk kelangsungan hidupnya

termasuk unggas. Allah SWT dengan jelas menjelaskan dalam Al-Quran Surat

As-Sajdah ayat 27 sebagai berikut:

Artinya: Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya Kami menghalau (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanaman yang daripadanya

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076 Bab 2.pdf · naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan

33

makan hewan ternak mereka dan mereka sendiri. Maka apakah mereka tidak memperhatikan?(Q.S. As-Sajdah: 27).

Berdasarkan ayat di atas dapat kita ambil pelajaran bahwa Allah

menumbuhkan berbagai macam tumbuhan yang dengan tumbuhan tersebut

manusia dan juga hewan mengambil manfaat berupa nutrisi untuk kelansungan

hidupnya. Tanaman yang tumbuh itu sesungguhnya tersususn atas zat-zat yang

dubutuhkan tubuh untuk menghasilkan. Kebutuhan akan zat atau nutrisi ini,

menjadi motivasi bagi manusia yang dikarunia akal dan pikiran untuk mencari

sumber makanan dari tumbuh-tumbuhan yang lebih variatif dan ekonomis yang

sudah ditumbuhkan oleh Allah SWT .

Nutrien merupakan substansi kimia baik organik maupun anorganik yang

terdapat dalam bahan makanan yang dapat dimetabolisme dan dimanfaatkan untuk

hidup pokok, produksi, dan reproduksi (Siregar, 2004). Nutrien adalah unsur gizi

yang terdapat dalam makanan diperlukan tubuh sebagai sumber energi, mengatur

metabolisme tubuh dan untuk mengganti sel-sel yang rusak (Minarno dan Hariani,

2008). Adapun kebutuhan nutrisi ayam petelur didalam ransum tertera pada tabel

2.4 dibawah ini:

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076 Bab 2.pdf · naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan

34

Tabel. 2.4. Kebutuhan Nutrisi dalam Ransum Ayam Petelur Periode Layer Nutrisi Layer Protein (%) 17-19 Kcal/kg (kkal/kg) 2850 Lemak (%) 4-5 Serat kasar (%) 3-4 Kalsium (%) 2,5-3,5 Fosfor (%) 0,5-0,6 Arginine (%) 0,80 Histidine (%) 0,22 Glycine (%) 0,50 Isoleusin (%) 0,50 Lysine (%) 0,60 Methionine (%) 0,27 Tryptopan (%) 0,11 Valine (%) 0,50 Vitamin A (lu) 4000 Asam linoleat (%) 1,00

Sumber: Sudarmono (2003) Ayam petelur membutuhkan sejumlah unsur gizi untuk kelangsungan

hidup dan reproduksi. Kebutuhan hidup pokok lebih utama dibutuhkan, apabila

ada kelebihan gizi baru digunakan untuk kebutuhan reproduksi (Rasyaf, 1993).

Nutrisi ayam digunakan untuk bergerak, melakukan pertumbuhan, mengganti sel

yang rusak, dan bereproduksi. Nutrisi dapat dibagi menjadi 6 kelompok yaitu:

karbohidrat, lemak, protein, air, vitamin dan mineral :

a. Karbohidrat

Fungsi utama karbohidrat yaitu sebagai sumber energi. Karbohidrat

tesusun dari unsur H, C dan O. Klasifikasi karbohidrat menurut urutan

kompleksitas terdiri atas monosakarida, disakarida, trisakarida, dan polisakarida.

Karbohidrat merupakan sumber energi bagi ayam. Sebagian besar cadangan

karbohidrat di dalam tubuh hewan disimpan dalam bentuk glikogen yang

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076 Bab 2.pdf · naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan

35

terdapat dalam hati dan otot. Glikogen larut dalam air dan hasil akhir hidrolisis

adalah glukosa (Widodo, 2002).

Karbohidrat yang berguna bagi unggas adalah gula-gula heksosa, sukrosa,

maltose, dan pati. Laktosa tidak dapat digunakan oleh ayam karena sekresi

saluran pencernaan tidak mengandung enzim lactase untuk mencerna bahan

tersebut. Bahan pakan sebagai sumber energi yang baik bagi unggas

mengandung karbohidrat yang mudah dicerna. Bahan pakan yang menagndung

serat kasar tinggi memiliki niali nutrisi yang rendah bagi unggas. Kelebihan

karbohidrat pada pakan menyebankan defisiensi karbohidrat sehingga

pertumbuhan ayam akan buruk (Rasyaf, 2007)

b. Lemak

Lemak mengandung karbon, hydrogen, dan oksigen. Sifat lemak

ditentukan oleh susunan asam lemaknya. Asam lemak tidak hanya terdapat pada

lemak, tetapi merupakan zat antara metabolisme karbohidrat, lemak, dan

protein. Pakan ternak unggas sebaiknya mengandung lemak dalam jumlah yang

cukup karena dalam proses metabolisme lemak mempunyai energi 2,25 kali

lebih banyak daripada karbohidrat (Murtidjo, 1992). Kandungan lemak yang

berlebih pada pakan akan menyebabkan ternak diare dan pakan mudah tengik

(Rasyaf, 2007).

Lemak berfungsi untuk mempermudah penyerapan vitamin A, D, E, K

dan kalsium (Ca), selain itu lemak juga berfungsi untuk membantu penyerapan

karoten dalam proses pencernaan dan menambah efisiensi dalam penggunaan

energi (Widodo, 2002).

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076 Bab 2.pdf · naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan

36

c. Protein

Protein adalah persenyaawaan yang mengandung unsur karbon 50%,

hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 15%, belerang 0-3% dan fosfor 0-3%.

Protein tersusun atas lebih dari 20 persenyawaan organik yang disebut asam

amino (Suprijatna, 2008). Dari 20 macam asam amino sebagian dapat disintesis

dalam tubuh dan sebagian lainnya tidak disintesis dalam tubuh. Asam amino

yang dapat disintesis dalam tubuh meliputi alanin, asam aspartat, asam glutamat,

glutamin, hidroksiprolin, glisin, prolin dan serin. Asam amino yang tidak dapat

disintesis di dalam tubuh meliputi metionin, arginin, treonin, triptifan, histidin,

isoleusin, leusin, lisin, valin dan fenilalanin (Widodo, 2002).

Fungsi utama protein adalah untuk pembentukan sel, jaringan, menganti

sel-sel yang rusak, sumber enzim tubuh, dan diperlukan sebagai material

pembentukan jaringan dan produk (telur). (Widodo, 2002). Pakan yang

mengandung protein akan sangat dibutuhkan oleh tubuh. Selama proses

pencernaan protein pakan yang dikonsumsi akan dipecah menjadi asam amino

dan diserap tubuh, lalu disusun kembali menjadi protein jaringan atau telur

dengan proporsi kandungan asam amino yang berbeda dengan kandungan

protein pakan yang dikonsumsi (Suprijatna dkk., 2008).

d. Air

Air adalah kebutuhan yang sangat vital bagi makhluk hidup. Air

merupakan sumber kehidupan yang tidak mungkin bisa digantikan dengan

benda lain. hewan ternak termasuk mahluk hidup yang juga membutuhkan air

untuk hidupnya, karena dua pertiga tubuh mahluk hidup terdiri dari air.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076 Bab 2.pdf · naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan

37

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran surat Al-Furqaan ayat 49

sebagai berikut:

Artinya: Agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dan agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak.(Q.S. Al-Furqaan:49).

Air diperlukan ternak untuk menyusun hampir dua per tiga bagian dari

bobot tubuh ternak (55-75 %), alat transportasi zat-zat makanan dalam tubuh,

media pembuangan limbah metabolisme, dan memelihara temperature tubuh.

Pada periode layer ayam harus minum air sekitar 1,5-2,0 gram saat

mengkonsumsi 1,0 gram pakan (Suprijatna dkk., 2008). Kekurangan air dapat

menyebabkan peurunan dalam efisiensi penggunaan makanan dan pertumbuhan

menurun (Murtidjo, 2006).

Allah SWT menegaskan dalam Al-Quran tentang pentingnya air bagi

pencernaan ayam ini dalam Al-Quran Surat Al-Hajj ayat 20 sebagai berikut:

Artinya: Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka). (Q.S. Al Hajj: 20).

e. Vitamin

Vitamin adalah senyawa organik yang tidak disintesis oleh jaringan tubuh

(Suprijatna dkk., 2008). Vitamin penting untuk fungsi jaringan tubuh secara

normal, kesehatan, pertumbuhan dan hidup pokok ayam. Vitamin berperan

sebagai koenzim yang berperan sebagai mediator dalam sintesis suatu zat.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076 Bab 2.pdf · naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan

38

Apabila vitamin tidak terdapat dalam pakan atau tidak dapat diabsopsi akan

mengakibatkan penyakit defisiensi, yang dapat diperbaiki dengan pemberian

vitamin itu sendiri (Widodo, 2002). Terdapat kurang lebih tiga belas vitamin

yang dibutuhkan oleh unggas. Vitamin-vitamin tersebut dibedakan sebagai

vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, vitamin D, vitamin E dan

vitamin K), dan vitamin yang larut dalam air (Thiamin, Riboflavin, Nicotine

Acid, Folacin, Biotin, Panothenic acid, Pyridoxin dan Cholin) (Rasyaf, 1992).

f. Mineral

Mineral merupakan nutrisi yang dibutuhkan oleh ternak untuk

pertumbuhan dan produksi telur secara optimal. Pada umumnya ternak

membutuhkan mineral dalam jumlah relatif sedikit, baik mieral makro (kalsium,

magnesium, natrium dan kalium sebagai kation-kation pokok) maupun mineral

mikro (mangan, zinkum, ferum, kuprum, molybdenum, selenium, yodium dan

kobal). Fungsi mineral bagi unggas diantaranya memelihara keseirnbangan

asam basa di dalam tubuh, aktivator enzim tertentu dan komponen suatu enzim

(Djulardi dkk., 2006).

2.6 Fermentasi

Fermentasi adalah proses perubahan substrat pada kondisi aerob maupun

anaerob oleh aktifitas enzim yang dihasilkan mikroorganisme. Proses fermentasi

membutuhkan media untuk pertumbuhan berupa bahan organik. Bahan pakan

yang difermentasi mempunyai nilai nutrisi yang baik karena mikroba mampu

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076 Bab 2.pdf · naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan

39

memecah komponen yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana

sehingga mudah dicerna (Handajani, 2007)

Bahan pakan hijauan pada umumnya mengandung serat kasar yang tinggi,

sehingga memiliki nilai kecernaan yang rendah. Penggunaan serat kasar yang

tinggi, selain dapat menurunkan komponen yang mudah dicerna juga

menyebabkan penurunan aktivitas enzim pemecah zat-zat makanan, seperti enzim

yang membantu pencernaan karbohidrat, protein dan lemak. Lignin dapat

berikatan dengan selulosa membentuk lingo-selulosa dan lingo-hemiselulosa,

serta dapat berikatan dengan protein membentuk lignoprotein. Lignin dapat

bertindak sebagai benteng pelindung fisik yang menghambat terhadap daya cerna

za-tzat makanan. Lignin dapat dipecah melalui fermentasi (Widjastuti, 2007).

Proses fermentasi dikarenakan adanya sejumlah sel dengan karakteristik

yang sama dibiakkan pada kondisi terkontrol, memiliki karakteristik penghasil

enzim ekstraseluller lignoperoksidase yaitu enzim yang terlibat dalam proses

biodegradasi lignin. Enzim yang dihasilkan dalam proses fermentasi akan

menguntungkan, karena dapat memperbaiki nilai nutrisi dan daya cerna nutrisi

pakan (Handajani, 2007). Menurut Widjastuti (2007), Kualitas produk fermentasi

bergantung kepada jenis mikroba, dosis dan lama fermentasi, serta media yang

digunakan.

Pemanfaatan mikroba untuk fermentasi bisa menggunakan EM4

(Mikrooorganisme efektif). Mikrooorganisme efektif merupakan suatu kultur

campuran berbagai mikroorganisme yang bermanfaat (terutama bakteri

fotosintetik, bakteri asam laktat, ragi, dan jamur) yang dapat digunakan sebagai

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076 Bab 2.pdf · naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan

40

inokulan untuk menurunkan serat kasar, meningkatkan kandungan dan kualitas

protein, mempertahankan nilai nutrisi selama penyimpanan. EM4 tidak

menggandung zat yang berbahaya maupun hasil rekayasa genetika, karena

campuran berbagai mikroba yang diambil berasal dari lingkungan yang

menguntungkan. (Handajani, 2007)

2.7 Tinjauan Paku Air (Azolla pinnata) Secara Umum

2.7.1 Deskripsi Paku Air (Azolla pinnata)

Gambar 2.6. Paku air (Azolla pinnata) (Ratna, 2007)

Azolla pinnata adalah sejenis tumbuhan paku air biasa ditemukan di

perairan tenang seperti danau, kolam, sungai, dan pesawahan. Azolla terdiri atas

enam spesies, yaitu : A. filiculoides, A. caroliana, A.mexicua, a. microphylla, A.

pinnata, dan A. nilotica. Spesies yang banyak di Indonesia terutama di pulau

Jawa adalah A. pinnata, dan biasa tumbuh bersama-sama padi. Azolla pinnata

dapat tumbuh sepanjang tahun, daunnya bercabang-cabang dan memiliki akar

sederhana bentuk daun seperti tumbuhan pakis, akar Azolla pinnata bersimbiosis

dengan alga hijau biru dari jenis Anabaena Azolla sehingga dapat mengikat

nitrogen dari udara (Handajani, 2007).

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076 Bab 2.pdf · naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan

41

Tanaman Azolla pinnata mempunyai daun hijau cerah, namun kadang ada

varietas yang tidak berwarna hijau. Bagian sirip belakang terdapat klorofil kecuali

bagian tepi atau pinggir yang transparan terisi oleh koloni Anabaena. Azolla

pinnata mempunyai jumlah stomata yang banyak yang terdapat pada permukaan

daun. Azolla pinnata dapat berkembangbiak dengan spora spora yang terdapat

pada sporocarp dan fragmentasi (Haetami, 2005).

Azolla pinnata berasal dari asia tenggara dan juga afrika.

Perkembangbiakan Azolla pinnata sangat cepat, dalam waktu 3-4 hari dapat

memperbanyak diri menjadi dua kali lipat dari berat segarnya, sehingga

permukaan kolam dengan waktu singkat tertutup dengan Azolla pinnata.

Permukaan kolam yang tertutup dengan Azolla pinnata akan mengurangi

intensitas cahaya matahari masuk dalam badan air kolam, sehingga akan

mengurangi aktifitas fotosintesis mikroalga atau fitoplankton yang ada dalam

kolam dan pada lahan pertanian dapat mengganggu pertumbuhan tanaman

terutama padi. Blooming Azolla pinnata akan mengakibatkan kandungan aksigen

terlarut dalam kolam menjadi rendah (Handajani, 2007).

2.7.2 Klasifikasi Paku Air (Azolla pinnata)

Klasifikasi Azolla pinnata menurut Widodo (2004) adalah sebagai berikut:

Kingdom Plantae Divisi Pteridophyta Kelas Pteridopsida Ordo Salviniales

Famili Azollaceae Genus Azolla Spesies Azolla pinnata

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076 Bab 2.pdf · naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan

42

2.7.3 Paku Air (Azolla pinnata) Sebagai Pakan Ternak

Paku air (Azolla pinnata) diketahui sebagai gulma dalam pertanian

terutama pada lahan padi. Gulma ini ternyata mempunyai kandungan protein yang

cukup tinggi, sehingga dapat digunakan sebagai pakan ternak. Hal ini

menunjukkan bahwa Allah SWT menciptakan segala sesuatu di bumi ini tidak sia-

sia. Hal ini sebagaimana yang termaktub dalam Al-Quran Surat Al-Imran ayat 191

sebagai berikut:

Artinya; “Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini (bumi dan langit) dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka (Q.S. Al-Imran:191)

Penciptaan langit dan bumi beserta isinya yang tidak sia-sia serta adanya

hikmahnya juga ditegaskan dalam Al-Quran Surat Shaad ayat 27 sebagai berikut:

Artinya: “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikma” (Q.S. Shaad: 27).

Azolla pinnata dapat digunakan sebagai sumber protein nabati penyusun

ransum, karena mengandung protein yang cukup tinggi. Azolla pinnata dikenal

mampu bersimbiosis dengan bakteri biru-hijau Anabaena Azolla dan mengikat

nitrogen langsung dari udara dari 70 – 90%. Nitrogen fiksasi yang terakumulasi

digunakan sebagai sumber nitrogen untuk penyusun protein, sehingga kandungan

protein Azolla pinnata cukup tinggi. Potensi ini membuat Azolla pinnata

digunakan sebagai pupuk hijau dan makanan ternak (Handajani, 2007).

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076 Bab 2.pdf · naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan

43

Nutrisi Azolla pinnata yang tinggi berdasarkan uji proksimat (Tabel 2.5)

dan juga kandungan asam amino essensial yang lengkap (Tabel 2.6) terutama lisin

0,42% lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrat jagung, dedak, dan beras

pecah dan juga tidak mengandung senyawa beracun (Handajani 2007).

Tabel 2.5. Analisis Proksimat Paku air (Azolla pinnata)

Komponen Handajani (2006) Lumpkin dan plucknet (1982) Protein (%) 19, 54 24-30 Lemak (%) 8,8 3-3,3 BETN (%) 36, 12 50, 25

Serat kasar (%) 23, 06 9,1 Abu (%) 12, 48 10,5

P - 0,5-0,9 Ca - 0,4-1,0

Sumber: Handajani 2007 Tabel 2. 6. Kandungan Asam Amino Paku air (Azolla pinnata) Asam amino g/100 g protein Treonine 4,40 Valine 6,74 Methionine 1,88 Isoleusine 5,38 Leusine 9,05 Phenylalanine 5,64 Lysine 6,45 Histidine 2,31 Arginine 6,62 Tryptophan 2,01 Serine 4,10 Glysine 5,72 Alanine 6,45 Cystine 2,26 Tyrosine 4,10 Protein % (berat kering) 23,42

Sumber: Handajani 2007

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076 Bab 2.pdf · naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan

44

2.8 Tinjauan Keong Mas (Pomacea canaliculata) Secara Umum

2.8.1 Deskripsi Keong Mas (Pomacea canaliculata)

Gambar 2.7. Keong Mas (Pomacea canaliculata)

(Sinarta, 2009)

Keong mas (Pomacea canaliculata) disebut juga siput murbai, menjadi

salah satu masalah utama dalam produksi padi. Warna cangkangnya kuning

kehijauan bergaris hitam, konde atau susunan rumahnya tinggi, lingkaran

kondenya berkanal dalam, dan kelompok telurnya merah jambu seperti buah

Murbei, Cangkang berbentuk bulat mengerucut berdiameter 1,2-1,9 cm, tinggi

2,2-3,6 cm dan berat 4,2-15,8 gram (Julferina, 2008).

Keong mas berkembangbiak dengan telur. Satu keong mas betina mampu

bertelur 500 butir dalam seminggu. Masa perkembangbiakannya berlangsung

sampai umur 3-4 tahun. Induk keong mas meletakkan telur-telurnya pada batang

padi. Keong mas bertelur pada pagi hari dan sore hari, telur akan menetas dalam

waktu 7-14 hari. Keong kecil akan mengkonsumsi batang padi sehingga tanaman

padi akan mati dan mengancam petani terancam gagal panen. Pada umur 60 hari

keong mas telah dewasa dan siap berkembangbiak (Julferina, 2008).

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076 Bab 2.pdf · naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan

45

2.8.2 Klasifikasi Keong Mas (Pomacea canaliculata)

Klasifiksi keong mas adalah sebagai berikut (Sinarta, 2009):

Phylum Mollusca Klas Gastropoda

Ordo Mesogastropoda Family Ampullariidae

Genus Pomacea Spesies Pomacea canaliculata

2.8.3 Keong Mas (Pomacea canaliculata) Sebagai Pakan Ternak

Keong mas merupakan salah satu hama utama dalam produksi padi. Akan

tetapi karena kandungan protein keong mas yang tinggi menyebabkan keong mas

dapat pula dimanfaatkan sebagai alternatif pakan ternak. Kenyataan ini semakin

mengukuhkan bahwa Allah SWT menciptakan segala sesuatu baik yang di langit

maupun di bumi ini bukan main-main, akan tetapi penuh hikmah dan manfaat. Hal

ini sebagaimana firman-Nya dalam Al-Quran Surat Ad-Dukhan ayat 38 sebagai

berikut:

Artinya: “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan bermain-main “ (Q.S. Ad-Dukhan: 38).

Menurut Julferina (2008), Peternak dapat memberikan tepung keong mas

sampai level 10% sebagai sumber protein hewani dalam ransum karena

performans kelinci diperoleh tidak berbeda dengan pemberian tepung ikan sampai

level 10%. Kandungan asam amino daging keong mas antara lain arginin 18,9 %,

histidine 2,8 %, isoleusin 9,2 5, leusin 10%, lysine 17,5 %, methionin 2%,

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076 Bab 2.pdf · naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan

46

phenilalamin 7,6 5, threonin 8,8%, triptopan 1,2 %, dan valin 8,7%. Adapun

kandungan nutrisi pada keong mas tertera pada tabel 2.7 dibawah ini:

Tabel. 2.7. Kandungan Nutrisi Tepung Keong Mas (Pomacea canaliculata)

No. Nutrisi Jumlah 1 Protein kasar 51,8% 2 Lemak kasar 13,61% 3 Serta kasar 6,09% 4 Kadra abu 24% 5 Energi metabolisme 2094,98 Kkal/kg

Sumber: Julferina (2008)

2.9 Bahan Baku Pakan

Bahan baku pakan adalah bahan makanan yang berasal dari tumbuhan,

hewan atau bahan lain yang diberikan pada ternak. Bahan makanan yang kurang

bermanfaat bagi kebutuhan manusia melalui ternak unggas dapat diubah menjadi

daging dan telur dan sangat potensial sebagai sumber pangan manusia (Murtidjo,

2006).

Menurut Rasyaf (2007), bahan baku pakan dikelompokkan menjadi empat

golongan yaitu sumber energi (jagung kuning, dedak jagung, ubi kayu, dedak

halus, dan tepung ampas tahu), sumber protein hewani (tepung ikan, tepung bulu

ayam, dan kotoran ayam), sumber protein nabati (bungkil kedelai, bungkil kelapa,

dan bungkil kacanh tanah), sumber vitamin (kecambah, bayam, kangkung, daun

lamtoro, daun turi, rumput, dan daun singkong), dan sumber mineral (tepung

tulang, tepung kulit kerang, dan grit). Adapun kandungan gizi bahan baku pakan

tertera pada tabel 2.8 dibawah ini;

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076 Bab 2.pdf · naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan

47

Tabel 2.8 Kandungan Gizi Beberapa Jenis Bahan Pakan Bahan Pakan Protein

(%) Lemak (%)

Karbohidrat (%)

Serat Kasar (%)

Jagung Gandum Dedak halus Kacang hijau Bungkil kedelai Tepung ikan Daun petai cina Bekatul

9,0 11,9 10,1 24,2 44,4 61,8 5,9 10,8

4,1 1,9 4,9 1,1 4,0 7,8 1,2 2,9

68,7 77,1 48,1 54,5 29,4 3,8 11,5 61,3

2,2 2,6 15,3 5,5 6,2 0,6 7,1 4,9

Sumber: Darman dan Sitanggang (2002) dalam Rasyaf (2007)

Sumber protein terbaik penyusun ransum salah satunya adalah tepung ikan

(protein hewani) dan kedelai (protein nabati), karena mengandung asam-asam

amino esensial yang cukup seimbang bagi kebutuhan ternak. Tepung ikan tidak

rusak dalam pengolahan. Mengandung energi metabolis yang tinggi dibanding

dengan bahan-bahan makanan lainnya. Apabila tepung ikan digunakan,

kandungan minyaknya 10%, maka jumlah yang dapat dicampur ke dalam ransum

tidak boleh lebih besar dari 10% (Widodo, 2004).

Bahan pakan yang tersedia untuk menyusun ransum saat ini masih

bergantung pada impor seperti bungkil kedele dan tepung ikan. Ketergantungan

sebagian besar kebutuhan bahan pakan yang masih didatangkan dari luar negeri

menyebabkan harga ransum melonjak tinggi. Pemanfaatan bahan pakan lokal

produk pertanian ataupun hasil ikutannya dengan seoptimal mungkin diharapkan

dapat mengurangi biaya ransum. Dengan demikian, diperlukan suatu upaya untuk

mencari alternatif sumber bahan pakan yang murah, mudah didapat kualitasnya

baik, serta tidak bersaing dengan kebutuhan manusia (Widodo, 2004).

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076 Bab 2.pdf · naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan

48

2.10 Pembuatan Pakan

Pakan (ransum) merupakan kumpulan bahan-bahan makanan yang disusun

dengan cara tertentu untuk memenuhi kebutuhan gizi ternak. Ransum ternak

biasanya berasal dari bahan makanan sisa olahan seperti bekatul, bungkil kelapa,

bungkil kacang tanah, dan bahan-bahan lainya (Rasyaf, 1993).

Penyusunan pakan atau ransum membutuhkan data nutrisi bahan baku

pakan seperti kandungan protein, energi, lemak, serat kasar dan mineral masing-

masing bahan pakan. Tanpa data nutrisi , ransum ayam tidak dapat disusun dan

dihitung sesuai kebutuhan ayam. Penyusunan pakan juga diperlukan adanya

batasan penggunaan maksimal dan minimal bahan pakan. penggunaan batas

maksimal minimal bahan baku pakan ini berdasarkan atas pertimbangan segi

ekonomi, niali kecernaan, dan kandungan nilai gizi masing-masing bahan pakan

(Sudarmono, 2003). Adapun pedoman batas penggunaan bahan baku pakan

seperti pada tabel 2.9 dibawah ini:

Tabel 2.9 Pedoman Batas Penggunaan Bahan Baku Pakan

Bahan baku pakan Persentase bahan makanan (%) Jagung kuning 30-65 Bekatul 0-30 Bungkil kelapa 10-25 Bungkil kacang kedelai 0-30 Bungkul kacang tanah 0-15 Tepung ikan 5-10

Sumber: Sudarmono (2003)

Pembuatan pakan dari beberapa bahan baku pakan dapat dilakukan dengan

manual atau dengan mesin. Ada dua hal penting yang dilakukan dalam pembuatan

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ayam Petelur Strain ...etheses.uin-malang.ac.id/947/5/07620076 Bab 2.pdf · naluri, sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Berdasarkan

49

pakan yaitu menghitung nutrisi dan mencampur. Menghitung nutrisi untuk pakan

dapat dilakukan dengan metode coba-coba. Dengan metode coba-coba, dilakukan

perhitungan nutrisi berulang-ulang, dimana jumlah nutrisi dikalikan dengan

prosentase penggunaan masing-masang bahan pakan dalam pakan sampai

diperoleh kandungan nutrisi yang diingginkan seperti pada contoh tabel 2.10.

Pencampuran bahan baku pakan disesuaikan dengan prosentase

pengggunaan bahan baku dalam pakan. pencampuran bahan baku pakan untuk

membuat pakan dapat dilakukan secara manual dan mekanik. Dalam usaha ternak

skala besar, dapat digunakan mesin pengaduk yang disebut feet mixer, sedangkan

untuk usaha berskala kecil dan menengah, pencampuran pakan dapat secara

manual (Sudarmono, 2003).

Pada tabel 2.10 Perhitungan Nutrisi Ransum

Bahan baku Bag/kg Protein (%) Energi (ME) (Kcal/kg) Jagung kuning Dedak halus Tepung ikan Bkl.kac.kedelai Bkl.kelapa

60 18 12 6 4

60 x 9,0 = 5,4 18 x 13,6 = 2,448 12 x 61,8 = 7,416 6 x 44,4 = 2,664 4 x 20,5 = 0,820

60 x 3.360 =2.016 18 x 1.630 = 293,40 12 x 2.910 = 349,20 6 x 2.240 = 134,40 4 x 1.540 = 61,60

100 18,748 2.854,60 Nutrisi yang diinginkan 18 2850

(Sudarmono, 2003).