bab ii landasan teori a. kajian pustaka 1

28
16 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Motivasi Kerja a. Pengertian Motivasi Kerja Motivasi berasal dari kata motif “motive” yang berarti dorongan. Dengan demikian motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan/kegiatan, yang berlangsung sadar. Banyak pengertian yang dikemukakan oleh Wexley & Yukl, memberikan batasan sebagai “the process by which behavior is energized and directed”. Mathis & Jackson mengatakan, motivasi merupakan hasrat di dalam seseorang menyebabkan orang tersebut melakukan suatu tindakan. Seseorang melakukan tindakan untuk sesuatu hal dalam mencapai tujuan. Oleh sebab itu, motivasi merupakan penggerak yang mengarahkan pada tujuan dan itu jarang muncul dengan sia-sia. 1 Menurut Muchdarsyah Sinungan, motivasi tidak terlepas dari faktor pendorong (motif) mengapa manusia mau bersikap, berbuat, dan bertindak. Faktor pendorong ini sering kali 1 Danang Sunyoto, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: CAPS, 2012), hlm 191.

Upload: others

Post on 25-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1

16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Motivasi Kerja

a. Pengertian Motivasi Kerja

Motivasi berasal dari kata motif “motive” yang berarti

dorongan. Dengan demikian motivasi berarti suatu kondisi yang

mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu

perbuatan/kegiatan, yang berlangsung sadar. Banyak pengertian

yang dikemukakan oleh Wexley & Yukl, memberikan batasan

sebagai “the process by which behavior is energized and

directed”. Mathis & Jackson mengatakan, motivasi merupakan

hasrat di dalam seseorang menyebabkan orang tersebut melakukan

suatu tindakan. Seseorang melakukan tindakan untuk sesuatu hal

dalam mencapai tujuan. Oleh sebab itu, motivasi merupakan

penggerak yang mengarahkan pada tujuan dan itu jarang muncul

dengan sia-sia.1

Menurut Muchdarsyah Sinungan, motivasi tidak terlepas

dari faktor pendorong (motif) mengapa manusia mau bersikap,

berbuat, dan bertindak. Faktor pendorong ini sering kali

1Danang Sunyoto, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: CAPS, 2012), hlm

191.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1

17

dikaitkan dengan kebutuhan atau keinginan. Kebutuhan atau

keinginan yang dirasakan oleh setiap pegawai pada dasarnya

berbeda-beda. Selain itu, kebutuhan atau keinginan yang

dirasakan pegawai sangat kompleks sifatnya. Oleh karena itu,

untuk mengetahui kebutuhan apa apa yang diinginkan pegawai,

maka pimpinan perlu melakukan survei terhadap setiap

bawahannya.2

Motivasi merupakan proses mempengaruhi atau mendorong

dari luar terhadap seseorang yang telah ditetapkan. Motivasi atau

dorongan dimaksudkan sebagai desakan yang alami untuk

memuaskan dan mempertaruhkan kehidupan. Pemberian dorongan

ini bertujuan untuk mengerahkan orang-orang atau karyawan agar

mereka bersemangat dan dapat mencapai hasil yang dikehendaki.

Jadi, motivasi kerja dapat dikatakan sesuatu yang menimbulkan

dorongan atau semangat kerja.3

Perilaku seseorang itu hakikatnya ditentukan oleh

keinginannya untuk mencapai beberapa tujuan. Keinginan itu

istilah lainnya ialah motivasi. Dengan demikian motivasi

2

M. Kadarisman, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2014), hlm 274.

3Burhanuddin Yusuf, Manajemen Sumber Daya Manusia di Lembaga Keuangan

Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), hlm 264.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1

18

merupakan pendorong agar seseorang itu melakukan suatu

kegiatan untuk mencapai tujuan.

b. Indikator Motivasi Kerja

Motivasi kerja menurut maslow yang dikenal dengan teori

hierarki kebutuhan setiap manusia mempunyai kebutuhan (need)

yang munculnya sangat bergantung pada kepentingannya secara

individu. Adapun indikator motivasi kerja sebagai berikut:4

1) Kebutuhan fisiologis, ysitu kebutuhan untuk makan, minum,

perlindungan fisik, bernafas, seksual. Kebutuhan ini

merupakan kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula

sebagai kebutuhan paling dasar.

2) Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan

dari ancaman, bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup,

tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental,

psikologi dan intelektual.

3) Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk diterima dengan

baik dalam kelompok tertentu. Kebutuhan social mencakupi

rasa kasih sayang, rasa saling memiliki, berinteraksi satu

sama lain, dan saling mencintai satu sama lain.

4Suwatno, Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis, (Bandung:

Alfabeta, 2011), hlm 177.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1

19

4) Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk

menggunakan kemampuan skull, potensi, kebutuhan untuk

berpendapat, dengan menggunakan ide-ide, memberikan

penilaian dari kritik terhadap sesuatu.

2. Disiplin Kerja

a. Pengertian Displin Kerja

Dispilin Kerja adalah suatu alat yang digunakan para

manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka

bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu

upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang

mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial

yang berlaku. Sehingga seseorang karyawan yang dikatakan

memiliki disiplin kerja yang tinggi jika yang bersangkutan

konsekuen, konsisten, taat asas, bertanggung jawab atas tugas

yang diamanahkan kepadanya.5

Menurut Heidjrachman dan husnan, Disiplin Kerja adalah

setiap perseorangan dan juga kelompok yang menjamin adanya

kepatuhan terhadap perintah dan berinisiatif untuk melakukan

suatu tindakan yang diperlukan seandainya tidak ada perintah

didalam perusahaan tersebut.6

5 Viethzal Rivai Zainal dan Mansyur Ramly dkk, Manajemen Sumber Daya Manusia

Untuk Perusahaan, (Jakarta: PT. RAJAGRAFINDO PERSADA, 2014), hlm.599

6 Lijan Poltak Sinabela, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. BUMI

AKSARA, 2016), hlm.334

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1

20

Menurut Taliziduhu Ndraha, Disiplin Kerja adalah

kemampuan kerja seseorang untuk secara teratur, tekun secara

terus-menerus dan bekerja sesuai dengan aturan-aturan berlaku

dengan tidak melanggar aturan-aturan yang sudah ditetapkan.7

b. Indikator Disiplin Kerja

Disiplin Kerja dipengaruhi oleh factor yang sekaligus

sebagai indikator dari disiplin kerja yaitu:8

1) Ketetapan waktu, para pegawai datang ke kantor tepat

waktu, tertib dan teratur, dengan begitu dapat dikatakan

disiplin kerja baik.

2) Menggunakan peralatan kantor dengan baik, sikap hati-hati

dalam menggunakan peralatan kantor dapat mewujudkan

bahwa seseorang memiliki disiplin kerja yang baik, sehingga

peralatan kantor dapat terhindar dari kerusakan.

3) Tanggung jawab yang tinggi, pegawai yang senantiasa

menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya sesuai

dengan prosedur dan bertanggung jawab atas hasil kerja,

dapat pula dikatakan memiliki disiplin kerja yang baik.

4) Ketaatan terhadap aturan kantor, pegawai memakai seragam

kantor menggunakan kartu tanda pengenal/identitas,

7 Marihot Tua Efendi Hariandja, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT

Grasindo,2009), hlm.97

8 Soejono, Sistem dan Prosedur Kerja, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), hlm.178

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1

21

membuat ijin bila tidak masuk kantor, juga merupakan

cerminan dari disiplin yang tinggi.

3. Lingkungan Kerja

a. Teori Lingkungan Kerja

Lingkungan adalah keseluruhan atau setiap aspek dan

gejala fisik dan sosial kultural yang mempengaruhi individu.

Kerja adalah aktifitas manusia baik fisik maupun mental yang

didasarkan adalah bawaan dan mempunyai tujuan yaitu

mendapatkan kepuasan.9

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lingkungan

kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerjaan

dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas

tugas yang dibebankan.10

lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan

yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja,

metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagi

perseorangan maupun sebagi kelompok.11

9 As’ad S.U, Zainul hidayat dan Muchammad Taufiq, “The Effect of Environment and

diciplin and motivation to performance at perusahaan daerah air minum kabupaten

lumajang” Journal WIGA vol. 2 No.1, Maret 201, ISSN:2088-0944 10

Alex S.Niti Semito, Zainul hidayat dan Muchammad Taufiq, “The Effect of

Environment and diciplin and motivation to performance at perusahaan daerah air minum

kabupaten lumajang” Journal WIGA vol. 2 No.1, Maret 201, ISSN:2088-0944

11Sedarmayanti, Membangun dan mengembangkan kepemimpinan serta meningkatkan

kinerja untuk meraih keberhasilan, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2011), hlm 2.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1

22

Lingkungan kerja merupakan sesuatu yang ada di

lingkungan para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya

dalam menjalankan tugas seperti temperatur, kelembapan,

ventilasi, penerangan, kegaduhan, kebersihan tempat kerja dan

memadai tidaknya alat-alat perlengkapan kerja. Lingkungan

kerja juga diartikan segala sesuatu yang ada di sekitar para

pekerja/karyawan yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja

karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga akan

diperoleh hasil kerja yang maksimal, di mana dalam lingkungan

kerja tersebut terdapat fasilitas kerja yang mendukung karyawan

dalam penyelesaian tugas yang bebankan kepada karyawan guna

meningkatkan kerja karyawan dalam suatu perusahaan.12

b. Indikator Ligkungan Kerja

Dimensi pencahayaan dengan indikator:13

1) Lampu penerangan tempat kerja

2) Jendela tempat kerja

Dimensi warna, dengan indikator:

1) Tata warna

2) Dekorasi

12Pandi Afandi, Concept & Indicator Human Resources Management for

ManagementResearch, (Yogyakarta: Deepublish, 2016), hlm 51.

13Pandi Afandi, Concept & Indicator Human Resources Management for Management

Research, (Yogyakarta: Deepublish, 2016), hlm 51.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1

23

Dimensi suara, dengan indikator:

1) Bunyi musik

2) Bunyi mesin pabrik, bengkel

Dimensi udara, dengan indikator:

1) Suhu udara

2) Kelembaban udara

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja

Berikut ini beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja dikaitkan dengan

kemampuan karyawan, diantaranya yaitu:14

1) Penerangan/cahaya di tempat kerja

2) Temperatur/suhu udara di tempat kerja

3) Kelembaban di tempat kerja

4) Sirkulasi udara di tempat kerja

5) Kebisingan di tempat kerja

6) Getaran mekanis di tempat kerja

7) Bau tidak sedap di tempat kerja

8) Tata warna ditempat kerja

9) Dekorasi ditempat kerja

10) Musik ditempat kerja

14Sedarmayanti, Membangun dan mengembangkan kepemimpinan serta meningkatkan

kinerja untuk meraih keberhasilan, (Bandung: PT. Refika itama, 2011), hlm 13.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1

24

11) Keamanan ditempat kerja

4. Keselamatan Kerja

a. Teori Keselamatan Kerja

Keselamatan berasal dari kata dasar selamat bersumber dari

Bahasa Inggris, yaitu safety yang dihubungkan dengan keadaan

bebasnya seseorang dari kondisi celaka. Menurut Slamet,

keselamatan kerja sebagai suatu keadaan terhindar dari bahaya

selama melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja merupakan salah

satu faktor yang harus dilakukan selama bekerja, sebab pada

hakikatnya tidak ada yang menginginkan terjadinya kecelakaan

dalam melaksanakan tugas. Keselamatan kerja sangat tergantung

pada jenis, bentuk dan lingkungan dimana pekerjaan itu

dilaksanakan.15

Menurut Leon C.Megginson, Keselamatan kerja

menunjukkan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan,

kerusakan, atau kerugian ditempat kerja. Risiko keselamatan

merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat

menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka

memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan, dan

pendengaran. Semua itu sering dihubungkan dengan perlengkapan

15 Lijan Poltak Sinambela, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. BUMI

AKSARA, 2016), hlm.362

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1

25

perusahaan atau lingkungan fisik dan mencakup tugas-tugas kerja

yang membutuhkan peliharaan dan latihan.16

Keselamatan Kerja merujuk pada perlindungan atas

keamanan kerja yang dialami setiap pekerja. Perlindungan

mengarah pada kondisi fisik dan mental para pekerja yang

diakibatkan lingkungan kerja yang ada pada perusahaan.

Perusahaan yang melaksanakan program keselamatan kerja akan

terdapat sedikit karyawan yang mengalami cidera jangka pendek

atau jangka panjang akibat pekerjaan mereka.17

Keselamatan kerja adalah membuat kondisi kerja yang aman

dengan dilengkapi alat-alat pengaman, penerangan yang baik,

menjaga lantai dan tangga bebas dari air, minyak, nyamuk dan

memelihara fasilitas air yang baik. Keselamatan kerja menunjuk

pada perlindungan kesejahteraan fisik dengan tujuan mencegah

terjadinya kecelakaan atau cedera terkait dengan

pekerjaan.18

Menurut Swasto, keselamatan kerja menyangkut segenap

proses perlindungan tenaga kerja terhadap kemungkinan adanya

16

Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm.161

17 Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Erlangga, 2012), hlm.

377

18 Andi Wijayanto, Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Prestasi

Karyawan pada PT.PLN (PERSERO) APJ Semarang, Journal Administrasi Bisnis Vol.1 No.1

September 2012, hlm.41

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1

26

bahaya yang timbul dalam lingkungan pekerjaan”. Swasto juga

mengemukakan ada faktor yang mempengaruhi keselamatan kerja,

sehingga berakibat terhadap kecelakaan kerja.19

b. Indikator Keselamatan Kerja

Indikator penyebab keselamatan kerja:20

1) Keadaan Tempat Lingkungan Kerja

a) Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang

berbahaya, yang kurang diperhitungkan keamanannya

b) Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak

c) Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya

2) Pemakaian peralatan kerja

a) Pengaman peralatan kerja yang sudah using atau rusak

b) Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang

baik pengaturan penerangan

5. Kinerja

a. Teori kinerja

Kinerja merupakan singkatan dari kinetika energi kerja yang

padanannya dalam bahas inggris adalah performance. Istilah

performance sering diindonesiakan sebagai performa. Kinerja

19 Indria Al Kautsar, Pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja

karyawan tetap bagian produksi PR. Sejahtera Abadi Malang, Journal Administrasi Bisni

Vol.6 No.2 Desember 2013, hlm.2

20 Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya ManusiaPerusahaan,

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm.163

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1

27

merupakan keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau

indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu

tertentu.21

Kinerja didefinisikan sebagai hasil pekerjaan yang dicapai

seseorang berdasarkan persyaratan-persyaratan pekerjaan (job

requirement). Suatu pekerjaan mempunyai persyaratan tertentu

untuk dapat dilakukan dalam mencapai tujuan yang disebut juga

sebagai standar pekerjaa (job standart).22

Kinerja merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh

seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai

dengan wewenang tanggung jawab masing-masing, dalam rangka

upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak

melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika. Ini

menjelaskan bahwa kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang

atau lembaga dalam melaksanakan pekerjaannya.

Menurut Rivai dan Basri, Kinerja adalah hasil atau tingkat

keberhasilan seseorang atau keseluruhan selama periode tertentu

dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai

kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau

21 Wirawan, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Salemba Empat,2013),

hlm.5

22 Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Erlangga, 2012),

hlm.230

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1

28

kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati

bersama.23

Menurut Bernandin dan Russel, bahwa kinerja merupakan

catatan perolehan yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan

tertentu atau kegiatan selama suatu periode waktu tertentu.24

b. Indikator Kinerja

Indikator untuk mengukur kinerja karyawan:25

1) Kualitas, Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap

kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas

terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan

2) Kuantitas, Jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah

seperti jumlah unit, jumlah siklus, aktivitas yang diselesaikan

3) Ketepata waktu, tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu

yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil

output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk

aktivitas lain.

4) Efektivitas Kemandirian, tingkat penggunaan sumber daya

organisasi (tenaga, uang, teknologi, bahan baku)

23Lijan Poltak Sinambela, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Bumi

Aksara, 2017), hlm 481-482.

24Zainul hidayat dan Muchammad Taufiq, “The Effect of Environment and diciplin and

motivation to performance at perusahaan daerah air minum kabupaten lumajang” Journal

WIGA vol. 2 No.1, Maret 201, ISSN:2088-0944

25 Wirawan, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Salemba Empat,2013),

hlm.70-71

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1

29

dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari setiap

unit dalam penggunaan sumber daya yang mempunyai

komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab karyawan

terhadap kantor.

B. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan telaah yang sudah dilakukan terhadap beberapa

sumber kepustakaan, penulis melihat bahwa apa yang menjadi

masalah pokok penulisan ini tampaknya sangat penting dan prospektif

untuk diteliti. Berikut penelitian terdahulu yang dijadikan tinjauan

pustaka:

Zainul hidayat dan Muchamad Taufiq (2012), dengan judul

“Pengaruh Lingkungan kerja dan Disiplin kerja serta Motivasi

kerja terhadap Kinerja karyawan Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM) Kabupaten Lumajang”. Hasil penelitian ini menyatakan

lingkungan kerja, disiplin kerja, dan motivasi kerja mempunyai

pengaruh bermakna terhadap kinerja karyawan PDAM Kabupaten

Lumajang, maka dapat dijelaskan bahwa dari hasil uji F pada tabel

4.18 diperoleh Fhitung sebesar 143.958 dengan probabilitas 0,000 dan

Ftabel pada taraf nyata ( =0,05; df 1=3; df2=50) sebesar 2.769.26

26Zainul Hidayat dan Muchamad Taufiq, Pengaruh Lingkungan kerja dan Disiplin

kerjaserta Motivasi kerja terhadap kinerja karyawan Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM) Kabupaten Lumajang, Jurnal WIGA Vol. 2 No. 1, Maret 2012 ISSN NO 2088-0944.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1

30

Munparidi (2012), dengan judul “Pengaruh Kepemimpinan,

Motivasi, Pelatihan, dan Lingkungan kerja terhadap kinerja

karyawan pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Musi kota

Palembang”. Berdasarkan hasil analisis data, maka disimpulkan

sebagai berikut: hasil analisis menunjukkan bahwa variabel pelatihan

dan lingkungan kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta

Musi Palembang. Variabel kepemimpinan dan motivasi menurut

analisa data di muka ternyata tidak signifikan sehingga tidak

berpengaruh pada kinerja karyawan Perusahaan daerah Air Minum

Tirta Musi Palembang. Nilai F-hitung sebesar 29,809. Artinya bahwa

secara bersama-sama faktor kepemimpinan, motivasi, pelatihan, dan

lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan Perushaan

Daerah Air Minum Tirta Musi Palembang.27

I Vonne A. S. Sajangbati (2013), dengan judul “Motivasi, Disiplin,

dan Kepuasan pengaruhnya terhadap Kinerja pegawai PT. Pos

Indonesia (Persero) cabang Bitung”. Hasil penelitian yang dilakukan

secara bersama Motivasi, Disiplin, dan Kepuasan berpengaruh signifikan

terhadapkinerja PT. Pos Indonesia maupun secara parsial Motivasi,

Disiplin, dan Kepuasan berpengaruh signifikan terhadap kinerja.

27Munparidi, Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, Pelatihan, dan Lingkungan kerja

terhadapKinerja Karyawan pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Musi kota Palembang,

Jurnal OrasiBisnis Edisi ke-VII, Mei 2012 ISSN: 2085-1375, (Palembang: Politeknik Negeri

Sriwijaya, 2012).

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1

31

Hubungan antara motivasi, disiplin dan kepuasan terhadap kinerja

karyawan sangat kuat. Pemberian motivasi merupakan dorongan

terhadap serangkaian proses perilaku manusia pada pencapain tujuan,

motivasi yang tepat akan mendorong terciptanya disiplin, dan kepuasan

yang baik bagi kinerja karyawan.28

Dwi Agung Nugroho Arianto (2013), dengan judul “Pengaruh

Kedisiplinan, Lingkungan kerja dan Budaya kerja terhadap

Kinerja tenaga pengajar”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

kedisiplinan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja, lingkungan

kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja, budaya kerja berpengaruh

positif terhadap kinerja tenaga pengajar, dan secara bersama-sama

kedisiplinan kerja, lingkungan kerja dan budaya kerja berpengaruh

positif terhadap kinerja tenaga pengajar.29

Aurelia Potu (2013), dengan judul “Kepemimpinan, Motivasi,

dan Lingkungan kerja pengaruhnya terhadap kinerja karyawan

pada Kanwil Ditjen kekayaan Negara Suluttenggo dan Maluku

Utara di Manado”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

28

Ivonne A. S. Sajangbati, Motivasi, Disiplin, dan Kepuasan pengaruhnya terhadap KinerjaPegawai PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Bitung, ISSN 2303-1174 Jurnal EMBA Vol.1 No.4Desember 2013, hal 667-678, (Manado: Universitas Sam Ratulangi, 2013).

29Dwi Agung Nugroho Arianto, Pengaruh Kedisiplinan, Lingkungan kerja dan

Budaya kerjaterhadap kinerja tenaga pengajar, Jurnal Economia, Volume 9, Nomor 2, Oktober 2013, (Jepara:Universitas Islam Nahdlatul Ulama, 2013).

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1

32

kepemimpinan, motivasi dan lingkungan kerja berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan.30

Nanda Simanjuntak (2016), dengan judul “Pengaruh

Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan

PT. Haleroya Powerindo Pekanbaru”. Hasil penelitian secara

simultan diperoleh dari hasil F hitung adalah 28,141 sedangkan nilai F

table 2,742. Hal ini berarti F hitung> F table dan nilai signifikan

0,0000 < alpha 0,05. Jadi dengan demikian maka H0 ditolak dan Ha

diterima. Artinya keselamatan dan kesehatan kerja secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.31

Dudung Juhana, Haryati (2013), “Pengaruh Motivasi, Disiplin

dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada Dinas

Kesehatan Kota Cimahi”. Hasil penelitian ini terbukti variable

motivasi, disiplin, dan lingkungan kerja secara simultan memberikan

pengaruh terhadap kinerja pegawai di Dinas Kesehatan Kota Cimahi

sebesar 64,90%.32

30

Aurelia Potu, Kepemimpinan, Motivasi, dan Lingkungan kerja pengaruhnya terhadapKinerja Karyawan pada Kanwil Ditjen Kekayaan Negara Suluttenggo dan Maluku Utara di Manado, Jurnal EMBA Vol.1 No.4 Desember 2013, hal. 1208-1218, (Manado: Universitas Sam Ratulangi Manado, 2013).

31 Nanda Simanjuntak, Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Kinerja

Karyawan PT. Haleroya Powerindo Pekanbaru,JOM FISIP Vol.3 No.2 Oktober 2016

(Pekanbaru: Universitas Riau, 2016).

32 Dudung Juhana, Haryati, Pengaruh Motivasi, Disiplin, dan Lingkungan Kerja terhadap

Kinerja Karyawan pada Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Jurnal Ekonomi, Bisnis &

Enterpreneurship Vol.7, No.2, Oktober 2013, 84-94 ISSN 2443-0633 (Bandung: STIE

Bandung, 2013).

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1

33

TABEL 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1 Zainul

hidayat dan

Muchamad

Taufiq (2012)

Pengaruh

Lingkungan

kerja dan

Disiplin kerja

serta Motivasi

kerja terhadap

Kinerja

karyawan

Perusahaan

Daerah Air

Minum (PDAM)

Kabupaten

Lumajang

Hasil penelitian

ini menyatakan

lingkungan kerja,

disiplin kerja, dan

motivasi kerja

mempunyai

pengaruh

bermakna

terhadap kinerja

karyawan PDAM

Kabupaten

Lumajang, maka

dapat dijelaskan

bahwa dari hasil

uji F pada tabel

4.18 diperoleh

Fhitung sebesar

143.958 dengan

probabilitas 0,000

dan Ftabel pada

taraf nyata (

=0,05; df 1=3;

df2=50) sebesar

2.769

Persamaan

penelitian

ini terletak

pada

variabel

motivasi,

disiplin, dan

lingkungan

kerja yang

sama-sam

mencari

pengaruh

terhadap

kinerja

karyawan

Perbedaan

penelitian

ini terletak

pada objek

penelitian

2 Munparidi

(2012)

Pengaruh

Kepemimpinan,

Motivasi,

Pelatihan, dan

Lingkungan

kerja terhadap

kinerja

karyawan pada

Perusahaan

Daerah Air

Minum Tirta

hasil analisis

menunjukkan

bahwa variabel

pelatihan dan

lingkungan kerja

mempunyai

pengaruh positif

dan signifikan

terhadap kinerja

karyawan pada

Perusahaan

Persamaan

penelitian

ini terletak

pada

variabel

motivasi

dan

lingkungan

kerja yang

sama-sama

mencari

Perbedaan

penelitian

ini terletak

pada

variabel dan

objek

penelitian

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1

34

Musi kota

Palembang

Daerah Air

Minum Tirta

Musi Palembang.

Variabel

kepemimpinan

dan motivasi

menurut analisa

data di muka

ternyata tidak

signifikan

sehingga tidak

berpengaruh pada

kinerja karyawan

Perusahaan

daerah Air

Minum Tirta

Musi Palembang.

Nilai F-hitung

sebesar 29,809.

Artinya bahwa

secara bersama-

sama faktor

kepemimpinan,

motivasi,

pelatihan, dan

lingkungan kerja

berpengaruh

terhadap kinerja

karyawan

Perushaan

Daerah Air

Minum Tirta

Musi Palembang

pengaruh

terhadap

kinerja

karyawan

3 I Vonne A. S.

Sajangbati

(2013)

Motivasi,

Disiplin, dan

Kepuasan

pengaruhnya

terhadap Kinerja

pegawai PT. Pos

Hasil penelitian

yang dilakukan

secara bersama

Motivasi,

Disiplin, dan

Kepuasan

Persamaan

penelitian

ini terletak

pada

variabel

motivasi

Perbedaan

penelitian

ini terletak

pada

variabel dan

objek

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1

35

Indonesia

(Persero) cabang

Bitung

berpengaruh

signifikan

terhadapkinerja

PT. Pos

Indonesia

maupun secara

parsial Motivasi,

Disiplin, dan

Kepuasan

berpengaruh

signifikan

terhadap kinerja.

Hubungan antara

motivasi, disiplin

dan kepuasan

terhadap kinerja

karyawan sangat

kuat. Pemberian

motivasi

merupakan

dorongan

terhadap

serangkaian

proses perilaku

manusia pada

pencapain tujuan,

motivasi yang

tepat akan

mendorong

terciptanya

disiplin, dan

kepuasan yang

baik bagi kinerja

karyawan

dan disiplin

kerja yang

sama-sama

mencari

pengaruh

terhadap

kinerja

karyawan

penelitian

4 Dwi Agung

Nugroho

Arianto

(2013)

Pengaruh

Kedisiplinan,

Lingkungan

kerja dan

Budaya kerja

Hasil penelitian

ini menunjukkan

bahwa

kedisiplinan kerja

tidak

Persamaan

penelitian

ini terletak

pada

variabel

Perbedaan

penelitian

ini terletak

pada

variabel dan

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1

36

terhadap Kinerja

tenaga pengajar

berpengaruh

terhadap kinerja,

lingkungan kerja

tidak

berpengaruh

terhadap kinerja,

budaya kerja

berpengaruh

positif terhadap

kinerja tenaga

pengajar, dan

secara bersama-

sama kedisiplinan

kerja, lingkungan

kerja dan budaya

kerja

berpengaruh

positif terhadap

kinerja tenaga

pengajar

disiplin dan

lingkungan

kerja yang

sama-sama

mencari

pengaruh

terhadap

kinerja

karyawan

objek

penelitian

5 Aurelia Potu

(2013)

Kepemimpinan,

Motivasi, dan

Lingkungan

kerja

pengaruhnya

terhadap kinerja

karyawan pada

Kanwil Ditjen

kekayaan

Negara

Suluttenggo dan

Maluku Utara di

Manado

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa

kepemimpinan,

motivasi dan

lingkungan kerja

berpengaruh

positif dan

signifikan

terhadap kinerja

karyawan

Persamaan

penelitian

ini terletak

pada

variabel

Motivasi

dan

lingkungan

kerja yang

sama-sama

mencari

pengaruh

terhadap

kinerja

karyawan

Perbedaan

penelitian

ini terletak

pada

variabel dan

objek

penelitian

6 Nanda

Simanjuntak

(2016)

Pengaruh

Keselamatan dan

Kesehatan Kerja

terhadap Kinerja

Hasil penelitian

secara simultan

diperoleh dari

hasil F hitung

Persamaan

penelitian

ini terletak

pada

Perbedaan

penelitian

ini terletak

pada

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1

37

Karyawan PT.

Haleroya

Powerindo

Pekanbaru

adalah 28,141

sedangkan nilai F

table 2,742. Hal

ini berarti F

hitung> F table

dan nilai

signifikan 0,0000

< alpha 0,05. Jadi

dengan demikian

maka H0 ditolak

dan Ha diterima.

Artinya

keselamatan dan

kesehatan kerja

secara simultan

berpengaruh

signifikan

terhadap kinerja

karyawan

variabel

Keselamata

n kerja yang

sama-sama

mencari

pengaruh

terhadap

kinerja

karyawan

variabel dan

objek

penelitian

7 Dudung

Juhana,

Haryati

(2013)

Pengaruh

Motivasi,

Disiplin dan

Lingkungan

Kerja terhadap

Kinerja

Karyawan pada

Dinas Kesehatan

Kota Cimahi

Hasil penelitian

ini terbukti

variable motivasi,

disiplin, dan

lingkungan kerja

secara simultan

memberikan

pengaruh

terhadap kinerja

pegawai di Dinas

Kesehatan Kota

Cimahi sebesar

64,90%

Persamaan

penelitian

ini terletak

pada

variabel

Motivasi,

Disiplin,

dan

Lingkunga

kerja yang

sama-sama

mencari

pengaruh

terhadap

kinerja

karyawan

Perbedaan

penelitian

ini terletak

pada objek

penelitian

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1

38

C. Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka teori merupakan model konseptual tentang bagaimana

teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah di definisikan

sebagai hal penting. Kerangka pemikiran digunakan untuk menunjukkan

arah bagi suatu penelitian agar penelitian dapat berjalan pada lingkup

yang telah ditetapkan.

Kinerja merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan

untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktifitas dari suatu organisasi

pada suatu periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-

biaya masa lalu atau yang diproyeksikan, dengan dasar efisiensi,

pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen dan semacamnya.

Motivasi ini juga penting karena dengan motivasi diharapkan

setiap individu karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai

produktivitas kerja yang tinggi. Tingkah laku seseorang dipengaruhi serta

dirangsang oleh keinginan, kebutuhan, tujuan dan keputusannya.

Rangsangan timbul dari diri sendiri (internal) dan dari luar (eksternal-

lingkungannnya). Rangsangan ini akan menciptakan “motif dan

motivasi” yang mendorong orang bekerja (beraktivitas) untuk

memperoleh kebutuhan dan kepuasan dari hasil kerjanya.

Kedisplinan didalam suatu perusahaan akan memiliki nilai

kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan

dan norma-norma sosial yang berlaku. Disiplin yang baik mencerminkan

besarnya tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1

39

kepadanya. Hal ini akan mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan

terwujudnya tujuan organisasi.

Kondisi lingkungan kerja yang baik harus dicapai agar karyawan

merasa betah dan nyaman di dalam ruangan untuk menyelesaikan

pekerjaan sehingga dapat efisien yang tinggi. Lingkungan kerja yang

baik akan membawa dampak pada meningkatnya kualitas pekerjaan,

mengurangi ketenangan pada mata dan keinginan rohaniah, serta yang

terpenting semangat kerja lebih baik dan prestise yang lebih baik untuk

instansi yang bersangkutan.

Keselamatan Kerja menyangkut suatu keadaan lingkungan yang

aman dan menjamin keselamatan pekerja serta orang-orang di dalam

lingkungan kerja dari perbuatan tidak aman dan menunjukkan kondisi

yang aman dan selamat dari risiko kecelakaan agar terhindar dari

kecelakaan kerja atau cidera yang berkaitan dengan pekerjaan.

Maka kerangka teoritis yang di sajikan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1

40

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

Motivasi Kerja

(X1)

Disiplin Kerja

(X2)

Lingkungan

Kerja (X3)

Keselamatan

Kerja (X4)

Sumber: Dikembangkan dalam penelitian ini 2019.

D. Pengembangan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta

empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga

dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah

penelitian, belum jawaban yang empirik. Berdasarkan teori dan

konseptual, maka hipotesis penelitian ini adalah:

1. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan

Dari penelitian yang pernah dilakukan oleh Ivonne A. S. Sajangbati

(2013). Menunjukkan motivasi kerja berpengaruh positif terhadap

Kinerja Karyawan

(Y)

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1

41

kinerja karyawan. Besarnya pemberian motivasi yang diterima oleh

karyawan akan berdampak positif bagi kinerja yang ada.

Dengan demikian dikatakan bahwa motivasi mempengaruhi

kinerja seseorang. Makin termotivasi seseorang untuk melakukan

suatu pekerjaan maka kinerjanya akan meningkat, demikian pula

sebaliknya makin tidak termotivasi seseorang untuk melakukan

pekerjaannya, maka kinerjanya akan turun.

Dari dasar penelitian terdahulu di atas, dapat ditarik hipotesis

penelitian sebagai berikut:

H1: Motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT.

CNG Hilir Raya Palembang.

2. Pengaruh Disiplin Terhadap Kinerja Karyawan

Dari penelitian yang pernah dilakukan oleh Dwi Agung Nugroho

Arianto (2011) dan Zainul Hidayat, Muhamad Taufiq (2012) serta

Dudung Juhana, Haryati (2013). Menunjukkan Disiplin kerja

berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Besarnya pemberian

Disiplin yang diterima oleh karyawan akan berdampak positif bagi

kinerja yang ada.

Kedisipilinan karyawan khususnya disiplin waktu didalam suatu

perusahaan sangat berpengaruh karena semakin disiplinnya karyawan

terhadap peraturan didalam perusahaan tersebut maka semakin

meningkatnya pula hasil produksi tersebut.

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1

42

Dari dasar penelitian terdahulu di atas, dapat ditarik hipotesis

penelitian sebagai berikut:

H2: Disiplin Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan PT.CNG

Hilir Raya Palembang.

3. Pengaruh Lingkungan Terhadap Kinerja Karyawan

Dari penelitian yang pernah dilakukan oleh Zainul Hidayat,

Muhamad Taufiq (2012) dan Aurelia Potu (2013). Menunjukkan

Lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

Apabila variabel lingkungan kerja X naik maka kinerja karyawan Y

akan naik, demikian juga sebaliknya.

Lingkungan Kerja yang nyaman dan menyenangkan akan

membentuk budaya kerja yang cukup produktif sehingga setiap anggota

karyawan selalu termotivasi untuk memberikan performa terbaiknya

untuk menyelesaikan semua tugas-tugasnya sesuai peran mereka.

Dengan adanya lingkungan kerja di perusahaan yang nyaman dan aman,

budaya kerja yang harmonis, dan juga fasilitas dan alat bantu kerja yang

baik didalam perusahaan, akan meningkatkan kinerja karyawan.

Dari dasar penelitian terdahulu di atas, dapat ditarik hipotesis

penelitian sebagai berikut:

H3: Lingkungan Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan PT.

CNG Hilir Raya Palembang.

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1

43

4. Pengaruh Keselamatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Dari penelitian yang pernah dilakukan oleh Nanda Simanjuntak

(2016). Menunjukkan keselamatan kerja berpengaruh positif terhadap

kinerja karyawan. Dimana hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa

ditolak artinya ada pengaruh secara signifikan antara Keselamatan kerja

terhadap kinerja, sehingga jelas bahwa produktifitas kerja sangat

dipengaruhi oleh keselamatan kerja.

Dari dasar penelitian terdahulu di atas, dapat ditarik hipotesis

penelitian sebagai berikut:

H4: Keselamatan Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan PT.

CNG Hilir Raya Palembang.