bab ii landasan teori a. kajian pustaka 1. pengertian belajarrepository.ump.ac.id/2326/3/fathiyatul...

23
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Belajar Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahaan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengertian belajar dapat di definisikan sebagai berikut : Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dengan ciri- ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar, yaitu : 1) perubahan terjadi secara sadar, 2) bersifat kontinu dan fungsional, 3) bersifat positif dan aktif, 4) perubahan bersifat sementara, 5) bertujuan atau terarah, 6) perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku (Slameto, 2003: 2). Menurut James O. Whittaker (dalam Ahmadi dan Supriyono 2004 :127) merumuskan belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Menurut Ahmadi dan Supriyono (2004 : 128) mengemukakan belajar adalah proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, belajar adalah berusaha (berlatih dan sebagainya) supaya mendapat sesuatu kepandaian. Upaya Meningkatkan Aktivitas..., Fathiyatul Laela, FKIP, 2012

Upload: others

Post on 13-Feb-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Belajarrepository.ump.ac.id/2326/3/FATHIYATUL LAELA BAB II.pdf · 2017-07-06 · BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Pengertian Belajar

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses

perubahaan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengertian belajar dapat di

definisikan sebagai berikut :

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dengan ciri-

ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar, yaitu : 1) perubahan terjadi

secara sadar, 2) bersifat kontinu dan fungsional, 3) bersifat positif dan aktif, 4)

perubahan bersifat sementara, 5) bertujuan atau terarah, 6) perubahan mencakup

seluruh aspek tingkah laku (Slameto, 2003: 2).

Menurut James O. Whittaker (dalam Ahmadi dan Supriyono 2004 :127)

merumuskan belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah

melalui latihan atau pengalaman. Menurut Ahmadi dan Supriyono (2004 : 128)

mengemukakan belajar adalah proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil

pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, belajar adalah berusaha (berlatih

dan sebagainya) supaya mendapat sesuatu kepandaian.

Upaya Meningkatkan Aktivitas..., Fathiyatul Laela, FKIP, 2012

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Belajarrepository.ump.ac.id/2326/3/FATHIYATUL LAELA BAB II.pdf · 2017-07-06 · BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian

Beberapa definisi tentang belajar yang lainnya adalah sebagai berikut

(Sardiman, 2000).

a. Cronbach memberikan definisi, belajar adalah perubahan tingkah laku

sebagai hasil pengalaman.

b. Harlod Spears memberikan batasan, belajar adalah dilakukan dengan

mengamati, membaca, menirukan, mencoba, mendengarkan,dan mengikuti

petunjuk dan pengarahan.

c. Geoch mengatakan, belajar adalah perubahan penampilan sebagai hasil

praktik.

Pada prinsipnya belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai

akibat dari interaksi antar siswa dengan sumber-sumber belajar, baik

sumber yang didesain maupun yang dimanfaatkan. (Kunandar, 2010 : 319-

320)

2. Teori Belajar

Belajar memiliki persepsi dan penekanan, penekanan tersendiri tentang hakekat

belajar dan proses ke arah perubahan sebagai hasil belajar. Berikut ini adalah

beberapa teori belajar diantaranya:

a. Teori belajar menurut J. Bruner

Bruner mempunyai pendapat, alangkah baiknya bila sekolah dapat

menyediakan kesempatan bagi siswa untuk maju dengan cepat sesuai dengan

kemampuan siswa dalam mata pelajaran tertentu. Di dalam proses belajar

Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan mengenal dengan

baik adanya perbedaan kemampuan. (Slameto,2010: 11)

Upaya Meningkatkan Aktivitas..., Fathiyatul Laela, FKIP, 2012

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Belajarrepository.ump.ac.id/2326/3/FATHIYATUL LAELA BAB II.pdf · 2017-07-06 · BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian

Dalam belajar guru perlu memperhatikan 4 hal berikut ini:

1) Mengusahakan agar setiap siswa berpartisipasi aktif, minatnya perlu

ditingkatkan, kemudian perlu dibimbing untuk mencapai tujuan tertentu.

2) Menganalisis struktur materi yang akan diajarkan, dan juga perlu disajikan

secara sederhana sehingga mudah dimengerti siswa.

3) Menganalisis sequence. Guru mengajar, berarti membimbing siswa

melalui urutan pertanyaan-pertanyaan dari suatu masalah, sehingga siswa

memperoleh pengertian dan dapat men-transfer apa yang sedang

dipelajari.

4) Memberi reinforcement dan umpan balik (feed-beck).penguatan yang

optimal terjadi pada waktu siswa mengetahui bahwa “ia menemukan

jawaban”nya.

b. Teori belajar menurut Psikolog Gestalt

Menurut aliran ini, jiwa manusia adalah keseluruhan yang berstruktur. Satu

keseluruhan bukan terdiri dari bagian-bagian atau unsur-unsur. Unsur itu

berada dalam keseluruhan menurut struktur yang telah tertentu dan saling

berinteraksi satu sama lain.

Teori psikologis Gastalt sangat berpengaruh terhadap tafsiran tentang belajar.

Beberapa prinsip yang perlu mendapat perhatian adalah sebagai berikut:

1) Belajar berdasarkan keseluruhan siswa berusaha menghubungkan suatu

pelajaran yang lain sebanyak mungkin.

2) Belajar adalah suatu proses perkembangan mempelajari dan merencanakan

bila siswa telah matang untuk menerima bahan pelajaran itu.

3) Siswa sebagai organisme keseluruhan siswa belajar tak hanya inteleknya

saja, tetapi juga emosional dan jasmaninya.

Upaya Meningkatkan Aktivitas..., Fathiyatul Laela, FKIP, 2012

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Belajarrepository.ump.ac.id/2326/3/FATHIYATUL LAELA BAB II.pdf · 2017-07-06 · BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian

4) Terjadi transfer belajar pada pokoknya yang terpenting pada penyesuaian

pertama ialah memperoleh respon yang tepat.

5) Belajar adalah reorganisasi pengalaman adalah suatu interaksi antara

seseorang dengan lingkungannya.

6) Belajar harus dengan instight adalah suatu proses belajar dimana sesorang

melihat pengertian dan hubungan-hubungan tertentu dalam unsur yang

mengandung suatu problem.

7) Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan dan

tujuan siswa.

8) Belajar berlangsung terus-menerus siswa memperoleh pengetahuan tak

hanya di sekolah tetapi juga di luar sekolah.

c. Teori belajar menurut R. Gagne

Terhadap masalah belajar, Gagne memberikan dua definisi, yaitu:

1) Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,

keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.

2) Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh

dari instruksi.

d. Teori belajar menurut Piagnet

Pendapat Piagnet mengenai perkembangan proses belejar pada anak-anak

adalah sebgai berikut:

1) Anak mempunyai stuktur mental yang berbeda dengan orang dewasa.

Mereka bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk kecil, mereka

mempunyai cara yang khas untuk menghayati dunia sekitarnya. Maka

memerlukan pelayanan tersendiri dalam belajar.

Upaya Meningkatkan Aktivitas..., Fathiyatul Laela, FKIP, 2012

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Belajarrepository.ump.ac.id/2326/3/FATHIYATUL LAELA BAB II.pdf · 2017-07-06 · BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian

2) Perkembangan mental pada anak melaluai tahap-tahap tertentu, menurut

suatu urutan yang sama bagi semua anak, tetapi jangka waktu untuk

berlatih dari satu tahap ke tahap yang lain tidaklah selalu sama pada setiap

anak.

3) Perkembangan mental anak dipengeruhi oleh 4 faktor yaitu: 1)

kemasakan,2) pengalaman,3) interaksi sosial, 4) equilibration (proses dari

tiga factor di atas bersama-sama untuk membangun dan memperbaiki

struktur mental).

4) Ada 3 tahap perkembangan, yaitu:

a) Berfikir secara intuitif ± 4 tahun

b) Beroperasi secara konkret ± 7 tahun

c) Beroperasi formal ± 11 tahun

3. Aktivitas Belajar

a. Pengertian Aktivitas belajar

Menurut Sardiman (2007:95) aktivitas adalah berbuat untuk mengubah

tingkah laku atau melakukan kegiatan. Kegiatan yang dimaksud adalah

kegiatan anak selaku siswa dalam lingkungan sekolah secara khusus yaitu

aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar.

Aktivitas belajar merupakan serentetan kegiatan yang dapat

menunjang tercapainya tujuan dari belajar yang dilakukan seseorang dalam

proses belajar mengajar, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam

berpikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa

Upaya Meningkatkan Aktivitas..., Fathiyatul Laela, FKIP, 2012

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Belajarrepository.ump.ac.id/2326/3/FATHIYATUL LAELA BAB II.pdf · 2017-07-06 · BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian

sendiri, kesan itu tidak akan terlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah

kemudian di keluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda. Siswa akan bertanya,

mengajukan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik, diagram, intansi,

dari pelajaran yang di sajikan oleh guru. (Slameto, 2010:36)

Menurut kunandar (2008: 277) aktivitas siswa adalah keterlibatan

siswa dalam bentuk sikap, pikiran, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran

guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh

manfaat dari kegiatan tersebut. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas

menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masing siswa dapat melibatkan

kemampuannya semaksimal mungkin.

Menurut Usaman (2010:20) aktivitas belajar siswa sangat diperlukan

dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga siswalah yang seharusnya banyak

aktif, sebab siswa sebagai subyek didik adalah yang merencanakan, dan ia

sendiri yang melaksanakan.

Sebagai subyek didik yang dalam satu komunitas belajar di kelas, tentu

seluruh siswa akan melakukan berbagai aktivitas belajar. Aktivitas belajar

yang dilakukan para siswa merupakan bagian dari cara mereka belajar. Namun

terkadang aktivitas yang dilakukan siswa belum tentu mendukung kegiatan

belajar yang sedang mereka lakukan.

Untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif dengan melibatkan

siswa sebagai subyek belajar, guru memiliki peran yang sangat vital. Sebab,

guru adalah fasilitator kegiatan belajar siswa yang menciptakan segala suasana

belajar siswanya.

Upaya Meningkatkan Aktivitas..., Fathiyatul Laela, FKIP, 2012

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Belajarrepository.ump.ac.id/2326/3/FATHIYATUL LAELA BAB II.pdf · 2017-07-06 · BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian

b. Prinsip-prinsip aktivitas belajar

Prinsip-prinsip aktivitas dalam belajar dalam hal ini akan dilihat dari

sudut pandang perkembangan konsep jiwa menurut ilmu jiwa. Dengan melihat

unsur kejiwaan seseorang subjek belajar/ subjek didik, dapatlah diketahui

bagaimana prinsip aktivitas yang terjadi dalam belajar.

Menurut sardiman (2007: 97-100) prinsip aktivitas belajar dari sudut

pandang jiwa ini secara garis besar dibagi menjadi dua pandangan yakni :

1) Menurut ilmu jiwa lama

Johm Locke dengan konsep Tabularas, mengibaratkan jiwa (psyche)

seseorang bagaikan kertas putih yang tidak bertulis. Dalam hal ini terserah

kepada guru, mau dibawa kemana, mau diapakan siswa itu, karena guru

adalah memberi dan mengatur isinya, dengan demikian aktivitas didominasi

oleh guru, sedangkan anak didik bersifat pasif dan menerima begitu saja.

Selanjutnya Harbet memberikan rumusan bahwa jiwa adalah keseluruhan

tanggapan yang secara mekanis dikuasi oleh hokum-hukum asosiasi.

Mengombinasikan dua konsep yang baik dikemukakan John Locke

dan Herbat, jelas dalam proses belajar mengajar guru akan senantiasa

mendominasi kegiatan. Siswa terlalu pasif, sedangkan guru aktif dan segala

inisiatif datang dari guru.

2) Menurut pandangan ilmu jiwa modern

Aliran ilmu jiwa yang tergolong modern akan menerjemahkan jiwa

manusia sebagai sesuatu yang dinamis, memiliki potensi dan energi sendiri.

Oleh karena itu, secra alami anak didik itu juga bias menjadi aktif, karena

Upaya Meningkatkan Aktivitas..., Fathiyatul Laela, FKIP, 2012

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Belajarrepository.ump.ac.id/2326/3/FATHIYATUL LAELA BAB II.pdf · 2017-07-06 · BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian

adanya motivasi dan didorong oleh macam-macam kebutuhan. Tugas pendidik

adalah membimbing dan menyediakan kondisi agar anak didik dapat

mengembangkan bakat dan potensinya. Dalam hal ini anaklah yang

beraktivitas, berbuat dan harus aktif sendiri.

c. Jenis-jenis aktivitas dalam belajar

Paul B. Diedrich membuat suatu daftar yang berisi 177 macam

kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut :

(Sardiman, 2007:101)

1) Visual activites, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca,

memperhatikan gambar demostrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

2) Oral activites, seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, member

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,

interupsi.

3) Listening activites, sebagai contoh mendengarkan : uraian, percakapan,

diskusi, music pidato.

4) Wreating activites, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan,

angket, menyalin.

5) Drawing activites, misalnya : menggambar, membuat grafik, peta,

diagram.

6) Motor activites, yang termasuk di dalamnya antara lain : melakukan

percobaan, membuat kontruksi, model mereparasi, bermaian,

berkebun, berternak.

7) Mental activites sebagai contoh misalnya : menanggapi, mengingat,

Upaya Meningkatkan Aktivitas..., Fathiyatul Laela, FKIP, 2012

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Belajarrepository.ump.ac.id/2326/3/FATHIYATUL LAELA BAB II.pdf · 2017-07-06 · BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian

memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil

keputusan.

8) Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan,

gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

d. Nilai aktivitas dalam pengajaran

Nilai aktivitas dalam pembelajaran terdiri atas beberapa asas, menurut

Hamalik (2003 : 175 – 176) menyebutkan bahwa penggunaan asas aktivitas

besar nilainya bagi pengajaran para peserta didik karena :

1) Para peserta didik mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami

sendiri.

2) Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi peserta didik

secara integral.

3) Memupuk kerjasama yang harmonis dikalangan peserta didik.

4) Para peserta didik bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.

5) Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi

demokratis.

6) Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat dan hubungan antara orang

tua dan guru.

7) Pengajaran disekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas kehidupan

dalam masyarakat.

4. Hasil Belajar

Menurut Sanjaya (2009:3) hasil belajar berkaitan dengan perubahan

perilaku yang diperoleh sebagai pengaruh dari proses belajar. Menurut Hamalik

Upaya Meningkatkan Aktivitas..., Fathiyatul Laela, FKIP, 2012

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Belajarrepository.ump.ac.id/2326/3/FATHIYATUL LAELA BAB II.pdf · 2017-07-06 · BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian

(2003:30) hasil belajar adalah perubahan tingkah laku pada orang dari tidak tahu

menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan dari belum mampu

kearah mampu. Hasil belajar akan tampak pada beberapa aspek antara lain:

pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan

sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. Seseorang yang telah melakukan

perbuatan belajar maka akan terlihat terjadinya perubahan dalam salah satu

beberapa aspek tingkah laku sebagai akibat dari hasil belajar.

Menurut Winkel (1986: 53) hasil belajar adalah suatu aktifitas mental atau

psikis yang langsung interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-

perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.

Menurut Bloom (dalam sudjana 2001: 22-23) hasil belajar dapat di bagi

manjadi 3 ranah yaitu:

a. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari

enam aspek, yakni: pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,

sintentesis dan evaluasi

b. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yaitu:

penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi.

c. Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak.

Hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar

yang dicapai dengan menggunakan kriteria tertentu. Hasil belajar pada hakikatnya

merupakan kompetensi-kompetensi yang mencakup aspek pengetahuan,

keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasan berfikir dan

Upaya Meningkatkan Aktivitas..., Fathiyatul Laela, FKIP, 2012

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Belajarrepository.ump.ac.id/2326/3/FATHIYATUL LAELA BAB II.pdf · 2017-07-06 · BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian

bertindak. Kompetensi tersebut dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan

indikatornya yang dapat diukur dan diamati (Rusman.2011: 276-277).

Menurut S. Nasution (dalam kunandar 2008:276) berpendapat hasil belajar

adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai

pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapan dan penghanyatan dalam diri

pribadi individu yang belajar. Menurut Nana Sudjana (dalam kunandar 2008: 276)

hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat

pengukur, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes

lisan maupun tes perbuatan.

Menurut Cullen (2003) dalam Fathul Hilman (2004). Hasil belajar adalah

hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertutama dari mata

pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Untuk melihat hasil

belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui

apakah siswa telah menguasai suatu materi atau belum. Penialian merupakan

upaya sistematis yang dikembangkan oleh suatu institusi pendidikan yang

ditujukan untuk menjamin tercapainya kualitas proses pendidikan serta kualitas

kemampuan peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah dicapai. (Kunandar

2008: 277).

Hasil belajar dapat dilihat dari hasil nilai tes berupa pre-tes dan post-test.

Pre-test dilakukan sebelum materi pembelajaran sedangkan pos-test dilakukan

pada setiap selesai pembelajaran. Dalam penelitian tindakan kelas ini, yang

dimaksud hasil belajar siswa adalah hasil nilai tes yang diperoleh siswa dalam

mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial.

Upaya Meningkatkan Aktivitas..., Fathiyatul Laela, FKIP, 2012

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Belajarrepository.ump.ac.id/2326/3/FATHIYATUL LAELA BAB II.pdf · 2017-07-06 · BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian

5. Model Pembelajaran Cooperative Learning

a. Pembelajaran cooperative learning

Istilah cooperative learning dalam pengrtian bahasa Indonesia dikenal

dengan nama pembelajaran kooperatif. Menurut Johnson dan Johnson (1994)

cooperative learning adalah mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam

suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan

maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam

kelommpok tersebut. (Isjoni, 2009:15)

Anita lie (2000) menyebutkan cooperative learning dengan istilah

pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi

kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam

dalam tugas-tugas yang tersetruktur.

Slavin menyatakan cooperative learning adalah suatu model

pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok

kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang, dengan

struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. (Solihatin dan Raharjo, 2007)

Djahiri menyatakan cooperative learning sebagai pembelajaran

kelompok kooperatif yang menuntut diterapkannya pendekatan belajar yang

siswa sentries, humanistic, dan demokratis yang sesuaikan dengan

kemampuan siswa dan lingkungan belajarnya. Dengan demikian, maka

pembelajaran kooperatif mampu membelanjarakan diri dan kehidupan siswa

baik di kelas atau sekoalah. Lingkungan belajarnya juga membina dan

meningkatkan serta mengembangkan potensi diri siswa sekaligus memberikan

Upaya Meningkatkan Aktivitas..., Fathiyatul Laela, FKIP, 2012

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Belajarrepository.ump.ac.id/2326/3/FATHIYATUL LAELA BAB II.pdf · 2017-07-06 · BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian

pelatihan hidup senyatanya, jadi cooperative learning dapat dirumuskan

sebagai kegiatan pembelajaran kelompok yang terarah, terpadu, efektif-

efisiean, kearah mencari atau mengkaji sesuatu melalui proses kerjasama dan

saling membantu sehingga tercapai proses dan hasil belajar yang produktif.

(Isjoni, 2009:19)

Unsur-unsur dasar dalam cooperative learning menurut Lungdren

antara lain sebagai berikut:

1) Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam/ berenang

bersama”.

2) Para siswa harus memiliki tanggungjawab terhadap siswa/peserta didik

lain dalam berkelompoknya, selain tanggungjawab terhadap diri sendiri

dalam mempelajari materi yang dihadapi.

3) Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan

yang sama.

4) Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggungjawab diantara para

anggota kelompok.

5) Para siswa diberi satu evaluasi/ penghargaan yang akan ikut berpengaruh

terhadap evaluasi kelompok.

6) Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh

keterampilan bekerjasama selama belajar.

7) Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual

materi yang ditanggani kelompok kooperatif. (Isjoni, 2009: 13-14)

Upaya Meningkatkan Aktivitas..., Fathiyatul Laela, FKIP, 2012

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Belajarrepository.ump.ac.id/2326/3/FATHIYATUL LAELA BAB II.pdf · 2017-07-06 · BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian

b. Pembelajaran Snowball Throwing

1) Pengertian Snowball Throwing

Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tipe dan model

pembelajaran, salah satunya adalah model snowball throwing. Model snowball

throwing merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang bermuara

pada pembelajaran aktif yang dalam pelaksanaannya banyak melibatkan

siswa.

Model pembelajaran Snowball Throwing merupakan model

pembelajaran yang melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari

orang lain dan menyampaikan pesan tersebut ke pada temannya dalam suatu

kelompok. Dalam membuat pertanyaan tidak seperti model pembelajaran

berkirim salam dan soal yang pertanyaan langsung di berikan kepada teman

lain. Lemparan pertanyaan tidak menggunakan tongkat seperti model

pembelajaran Talking Stik akan tetapi menggunakan kertas berisi pertanyaan

yang diremas menjadi sebuah bola kertas lalu di lempar-lemparkan kepada

siswa lain.

Snowball artinya bola salju, sedangkan throwing artinya melempar.

Snowball throwing secara keseluruhan dapat melempar bola salju. Model

pembelajaran Snowball throwing adalah suatu model pembelajaran yang

diawali dengan pembentukan kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk

mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing siswa membuat

pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke

siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang

diperoleh.

Upaya Meningkatkan Aktivitas..., Fathiyatul Laela, FKIP, 2012

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Belajarrepository.ump.ac.id/2326/3/FATHIYATUL LAELA BAB II.pdf · 2017-07-06 · BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian

2) Langkah-langkah metode pembelajaran Snowball throwing adalah

sebagai berikut:

a) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.

b) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing

ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.

c) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing

kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada

temannya

d) Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kerja untuk

menulis pertanyaa apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan

oleh ketua kelompok.

e) Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa

ke siswa yang lain selama ± 5 menit.

f) Setelah siswa mendapat satu bola persatu pertanyaan diberikan

kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam

kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian

g) Guru memberikan kesimpilan

h) Evalusi

i) Penutup.

(Asmani. 2011: 47-48)

3) Kelebihan dan kelemahan

Model pembelajaran snowball throwing ini memilki kelebihan dan

kekurangan, diantaranya:

Upaya Meningkatkan Aktivitas..., Fathiyatul Laela, FKIP, 2012

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Belajarrepository.ump.ac.id/2326/3/FATHIYATUL LAELA BAB II.pdf · 2017-07-06 · BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian

a) Kelebihan pembelajaran dengan model Snowball Throwing

(1) Melatih kesiapan siswa dalam merumuskan pertanyaan dengan bersumber

pada materi yang diajarkan serta saling memberikan pengetahuan.

(2) Siswa lebih memahami dan mengerti secara mendalam tentang materi

pelajaran yang dipelajari. Hal ini disebabkan karena siswa mendapat

penjelasan dari teman sebaya yang secara khusus disiapkan oleh guru serta

mengerahkan penglihatan, pendengaran, menulis dan berbicara mengenai

materi yang didiskusikan dalam kelompok.

(3) Dapat membangkitkan keberanian siswa dalam mengemukakan

pertanyaan kepada teman lain maupun guru.

(4) Melatih siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya dengan

baik.

(5) Merangsang siswa mengemukakan pertanyaan sesuai dengan topik yang

sedang dibicarakan dalam pelajaran tersebut.

(6) Dapat mengurangi rasa takut siswa dalam bertanya kepada teman maupun

guru.

(7) Siswa akan lebih mengerti makna kerjasama dalam menemukan

pemecahan suatu masalah.

(8) Siswa akan memahami makna tanggung jawab.

(9) Siswa akan lebih bisa menerima keragaman atau heterogenitas suku,

sosial, budaya, bakat dan intelegensia.

(10) Siswa akan terus termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya.

Upaya Meningkatkan Aktivitas..., Fathiyatul Laela, FKIP, 2012

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Belajarrepository.ump.ac.id/2326/3/FATHIYATUL LAELA BAB II.pdf · 2017-07-06 · BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian

b) Kelemahan pembelajaran model Snowball Trowing

(1) Terciptanya suasana kelas yang kurang kondusif

(2) Adanya siswa yang bergantung pada siswa lain.

c. Aktivitas belajar siswa dalam model Snowball Throwing dengan hasil

belajar

Secara prinsip belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku, oleh

sebab itu aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam

interaksi belajar – mengajar. (Sardiman : 1986 : 95 – 96).

Jarolimek dan Parker (1993) sejumlah aktivitas dalam pembelajaran di

kelas yang melibatkan siswa agar mereka memiliki kepekaan. Aktivitas kelas

yang melibatkan siswa ini pada gilirannya akan memberi kontribusi terhadap

pencapaian tujuan pembelajaran, yaitu : menarik perhatian siswa,

mengembangkan sejumlah kemampuan berpikir, memberikan arah dan tujuan

belajar, memberi kesempatan berpikir, bekerja dan meniali, serta kemampuan lain

yang dapat melatih kepekaan. (Sapriya, 2009: 179)

Pada hakekatnya setiap anak menyukai benda mainan atau benda model

suatu bangunan. Dalam model snowball throwing aktivitas pembelajaran yang

melibatkan siswa yaitu dimana siswa membentuk kelompok yang diwakili ketua

kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing siswa

membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar

ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang

diperoleh. Aktivitas yang melibatkan aspek motorik seperti ini sangat

mengembangkan kreativitas anak-anak. Aktivitas ini memberi kesempatan yang

Upaya Meningkatkan Aktivitas..., Fathiyatul Laela, FKIP, 2012

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Belajarrepository.ump.ac.id/2326/3/FATHIYATUL LAELA BAB II.pdf · 2017-07-06 · BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian

luas untuk berkreasi, berpikir, berbuat sesuai dengan keinginannya dan bekerja

menggunakan alat yang ada.

Model snowball throwing memiliki manfaat yaitu: siswa dapat mengenal

cara membuat soal, dapat menjawab pertanyaan dari teman lain, dapat belajar

sambil bermaian yaitu dengan melempar bola yang terbuat dari kertas dan berisi

pertanyaan sehingga memberi kesan yang menyenangkan. Sehingga aktivitas

belajar peserta didik dapat meningkat dalam proses belajar dan hasil belajar

peserta didik meningkat.

6. Pengertian IPS

a. Pengertian IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-

ilmu sosial seperti : sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan

budaya. Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena

sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-

cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah geografi, ekonomi, politik, hukum, dan

budaya) IPS atau studi sosial itu merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang

diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial. (BSNP, 2006: 3)

Menurut Sapriya (2009 : 12) IPS ditingkat sekolah dasar hingga sekolah

menengah bertujuan untuk mempersiapkan para peserta didik warga Negara yang

menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai

(attitudes and values) yang dapat digunakan sebagai kemampuan mengambil

keputusan dan berperstasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi

warga Negara yang baik.

Upaya Meningkatkan Aktivitas..., Fathiyatul Laela, FKIP, 2012

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Belajarrepository.ump.ac.id/2326/3/FATHIYATUL LAELA BAB II.pdf · 2017-07-06 · BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian

b. Karekteristik mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial

Karakteristik mata pelajaran IPS SMP/MTs antara lain:

1) Ilmi pengetahuan sosial merupakan gabungan dari unsure-unsur geografi,

sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan

juga bidang humaniora, pendidikan dan agama (Numan Soemantri, 2001

dalam BNSP: 2006)

2) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan

geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa

sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu.

3) Standar Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang

dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.

4) Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar menyangkut pariwisata dan

perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan,

adaptasi dan penggolongan lingkuangan, struktur, proses dan masalah sosial

serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan

kebutuhan, kekuasan, keadilan dan jaminan keamanan (Daldjoeni,1981)

5) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimnsi

dalam menguji dan memahami kehidupan manusia secara keseluruhan.

Menurut Solihatin (2007 : 15) pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS

adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar sesuai dengan

bakat, minat, kempuan lingkungannya serta berbagai bekal bagi siswa untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

Upaya Meningkatkan Aktivitas..., Fathiyatul Laela, FKIP, 2012

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Belajarrepository.ump.ac.id/2326/3/FATHIYATUL LAELA BAB II.pdf · 2017-07-06 · BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian

Tujuan utama Ilmu Pengetahuan sosial ialah untuk mengembangkan

potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di

masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan

yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik

yang meninpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. (BSNP, 2006:

5)

c. Materi pelajaran mendeskripsikan kondisi Geografi dan Penduduk

Mendeskripsikan kondisi geografi dan penduduk merupakan kompetensi

dasar yang terdapat dalam silabus kelas VII semester 2 dengan indikator, yaitu 1)

mendeskripsikan kondisi geografi suatu wilayah pada peta, 2) mendeskripsikan

kondisi penduduk suatu wilayah, 3) menganalisis kaitan antara kondisi geografi

dengan keadaan penduduk.

Dalam kompetensi dasar tentang “mendeskripsikan kondisi geografi dan

penduduk” terdapat materi pembelajaran yang terdiri dari:

1) Kondisi geografis, merupakan materi pembelajaran yang menjelaskan tentang

kondisi geografi atau kondisi fisik geografi suatu wilayah khususnya kondisi

geografis Indonesia.

2) Adaptasi terhadap kondisi geografi merupakan materi pembelajaran yang

memberi penjelasan kepada siswa tentang pengertian adaptasi, macam-macam

adaptasi mahluk hidup terhadap kondisi georafi. Seperti adaptasi fisiografis,

adaptasi morfologis, adaptasi budaya, adaptasi bahan makanan, adaptasi

psikologis.

3) Topologi wilayah merupakan materi pembelajaran yang mencakup wilayah

sebagai bentuk permukaan bumi yang berkaiatan erat dengan letak (letak

Upaya Meningkatkan Aktivitas..., Fathiyatul Laela, FKIP, 2012

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Belajarrepository.ump.ac.id/2326/3/FATHIYATUL LAELA BAB II.pdf · 2017-07-06 · BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian

astronomis, letak geografis), luas keseluruhan wilayah indonesia dan luas

pulau-pulau di indonesia, dan batas.

4) Kondisi penduduk merupakan materi pembelajaran yang memberi informasi

kepada siswa tentang kondisi penduduk. materi di dalamnya meliputi : kondisi

fisik yang mempengaruhi pola hidup penduduk, ekonomi, kebudayaan

penduduk dalam kehidupan sehari-hari, pertumbuhan penduduk dan kepadatan

penduduk.

B. Penelitian Relevan

Penelitian yang telah dilakukan oleh Hidayatunrohman pada tahun

2010/2011 yang berjudul” peningkatan aktivitas dan prestasi belajar IPS melalui

pembelajaran kooperatif model Snowball throwing pada materi perjuangan

mempertahankan kemerdekaan di kelas V SD Negeri Karangmangu”. Hasil

penelitian menyimpulkan bahwa penerapan model Snowball Throwing dapat

meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran.

Penelitian Supriyanto (2010) dengan judul “Upaya Meningkatkan Prestasi

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Model Snowball Throwing di

SMP Negeri 3 Kalibaagor Bayumas. Diperoleh peningkatan belajar siswa dengan

rata-rata kelas 77,2 pada siklus I dan 81,5 pada siklus II. Sedangkan untuk

ketuntasan siswa meningkat menjadi 86,1 % pada siklus I dan 94,4 % pada siklus

II.

Penelitian Suci (2012) dengan judul peningkatan partisipasi dan prestasi

belajar IPS materi perjuangan melawan penjajahan melalui pembelajaran

Upaya Meningkatkan Aktivitas..., Fathiyatul Laela, FKIP, 2012

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Belajarrepository.ump.ac.id/2326/3/FATHIYATUL LAELA BAB II.pdf · 2017-07-06 · BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian

kooperatif tipe Snowball Throwing di kelas V SD Negeri Sambang Wetan.

Berdasarkan hasil penelitian prestasi belajar siklus I diperoleh rata-rata nilai 75,46

dengan ketuntasan belajar 68,75% dan siklus II diperoleh rata-rata nilai 80,31

dengan ketuntasan belajar 87,5%. Hasil pengamatan partisipasi siswa siklus I

diperoleh nilai rata-rata sebesar 73,43% dan siklus II sebesar 86,97%.

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan kajian teori maka kerangka berpikir, suatu proses

pembelajaran merupakan interaksi antara siswa dengan guru dan sumber belajar

yang ada dalam suatu lingkungan belajar. Pembelajaran yang bermakna adalah

pembelajaran yang menimbulkan aktivitas dan hasil belajar siswa yang maksimal

terhadap materi yang diterima. Selain itu proses belajar mementingkan partisipasi

aktif dari tiap siswa.

Keberhasilan pembelajaran tidak lepas dari peran guru sebagai pengajar

dan pendidik. Dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan model

pembelajaran konvensional. Model pembelajaran ini dirasakan oleh siswa kurang

diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengembangkan

pengetahuan yang telah dimiliki siswa terkesan pasif.

Berdasarkan hal tersebut dibutuhkan suatu model pembelajaran sebagai

sarana untuk mendorong aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar yang

dapat meningkatkan hasil belajar. Salah satu model pembelajaran Snowball

Throwing yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dan

memberikan informasi kepada orang lain.

Upaya Meningkatkan Aktivitas..., Fathiyatul Laela, FKIP, 2012

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Belajarrepository.ump.ac.id/2326/3/FATHIYATUL LAELA BAB II.pdf · 2017-07-06 · BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian

Melalui model pembelajaran Snowball throwing siswa dilibatkan secara

langsung baik aspek fisik, emosional dan intelektualnya. Dengan penggunaan

model Snowball throwing menyebabkan siswa tersebut dapat melakukan berbagai

kegiatan. Kegiatan model Snowball throwing ini yaitu : 1) peserta didik dapat

mengenal cara membuata soal, 2) peserta didik dapat menjawab pertanyaan dari

teman lain, 3) peserta didik dapat belajar sambil bermaian yaitu dengan melempar

bola yang terbuat dari kertas dan berisi pertanyaan sehingga memberi kesan yang

menyenangkan.

D. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikir dalam penelitian ini adalah

pembelajaran dengan menggunakan model Snowball Throwing pada siswa kelas

VII di SMP Muhammadiyah dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

peserta didik. Dengan kompetensi dasar “mendeskripsikan kondisi geografi dan

penduduk”.

Upaya Meningkatkan Aktivitas..., Fathiyatul Laela, FKIP, 2012