bab ii kesulitan belajar membaca al-qur’an a....

24
14 BAB II KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN A. Kesulitan Belajar 1. Pengertian Kesulitan Belajar Aktifitas belajar bagi setiap individu (siswa), tidak selamanya dapat berjalan selamanya secara wajar. Kadang lancar, terkadang juga tidak, ada yang terhitung cepat menangkap apa yang dipelajari, adapula yang amat kesulitan. Dalam hal semangat bersifat turun naik untuk berkonsentrasi. Demikian kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan aktifitas belajar. Kesulitan belajar (learning disability) menurut The United States Office of Education (USOE) tahun 1977 adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran atau tulisan. 1 Gangguan yang dimaksudkan di sini adalah gangguan dalam bentuk kesulitan mendengarkan, berfikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja atau menghitung. 2 Sedangkan dalam The National Joint Committee for Learning Disabilities (NJCLD) disebutkan bahwa kesulitan belajar menunjukkan pada sekelompok kesulitan yang dimanifestasikan dalam bentuk kesulitan yang nyata dalam kemahiran dan penggunaan kemampuan mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar atau kemampuan dalam bidang study matematika. 3 1 Mukhtar dan Rusmini, Pengajaran Remidial: Teori dan Penerapannya dalam Pembelajaran, (Jakarta: Tifa Mulia Sejahtera, 2004), hlm. 36 2 Ibid 3 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajara, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm. 7

Upload: lamdung

Post on 31-Jan-2018

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/22/jtptiain-gdl-s1... · Kesulitan belajar (learning disability ... yang nyata dalam

14

BAB II

KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN

A. Kesulitan Belajar

1. Pengertian Kesulitan Belajar

Aktifitas belajar bagi setiap individu (siswa), tidak selamanya dapat

berjalan selamanya secara wajar. Kadang lancar, terkadang juga tidak, ada

yang terhitung cepat menangkap apa yang dipelajari, adapula yang amat

kesulitan. Dalam hal semangat bersifat turun naik untuk berkonsentrasi.

Demikian kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap anak didik

dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan aktifitas belajar.

Kesulitan belajar (learning disability) menurut The United States

Office of Education (USOE) tahun 1977 adalah suatu gangguan dalam

satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman

dan penggunaan bahasa ujaran atau tulisan.1 Gangguan yang dimaksudkan

di sini adalah gangguan dalam bentuk kesulitan mendengarkan, berfikir,

berbicara, membaca, menulis, mengeja atau menghitung.2

Sedangkan dalam The National Joint Committee for Learning

Disabilities (NJCLD) disebutkan bahwa kesulitan belajar menunjukkan

pada sekelompok kesulitan yang dimanifestasikan dalam bentuk kesulitan

yang nyata dalam kemahiran dan penggunaan kemampuan mendengarkan,

bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar atau kemampuan dalam

bidang study matematika.3

1 Mukhtar dan Rusmini, Pengajaran Remidial: Teori dan Penerapannya dalam

Pembelajaran, (Jakarta: Tifa Mulia Sejahtera, 2004), hlm. 36 2 Ibid 3 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajara, (Jakarta: Rineka

Cipta, 1999), hlm. 7

Page 2: BAB II KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/22/jtptiain-gdl-s1... · Kesulitan belajar (learning disability ... yang nyata dalam

15

Menurut psikiater anak, dr. Tjhin Wiguna, Sp.KJ, dyslexia

merupakan salah satu jenis kesulitan belajar spesifik. Disebut juga

kesulitan membaca. Lazim juga dikenal sebagai dyslexia perkembangan4

Berbeda lagi definisi yang dikemukakan oleh The Board of The

Association for Children and Adult With Learning Disabilities (ACALD)

yang memberikan definisi bahwa kesulitan belajar khusus adalah suatu

kondisi yang diduga bersumber neurologist yang secara selektif

mengganggu perkembangan integrasi atau kemampuan verbal dan non

verbal.5

Dari beberapa devinisi tersebut, secara garis besar kesulitan belajar

mencakup (a) kemungkinan adanya disfungsi neurologist, (b) adanya

kesulitan dalam tugas akademik, (c) adanya kesenjangan antara prestasi

dan potensi dan (d) adanya pengeluaran dari sebab-sebab lain.6

Sedangkan untuk ruang lingkup Indonesia, belum ada devinisi baku

mengenai kesulitan belajar. Namun demikian, biasanya seorang guru akan

menganggap siswa yang memiliki prestasi belajar rendah sebagai siswa

yang mengalami kesulitan belajar.7

2. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar

Ada dua sumber utama kesulitan belajar, yaitu berasal dari dirinya

sendiri dan dari luar diri. Dari dalam diri bisa berupa gangguan otak,

gangguan panca indra, cacat fisik dan gangguan psikis. Sedangkan

penyebab dari luar berupa keadaan keluarga, sarana & prasarana sekolah,

dan kondisi sosial masyarakat. Gangguan pada otak mengakibatkan

persepsi siswa terganggu. Mereka tak mampu menangkap pelajaran.

Menurut Dr. Abdulbar Hamid (dari Bagian Neurologi FKUI/RSCM),

anak yang mengalami disfungsi minimal otak (DMO), seringkali sulit

belajar. Gejala DMO dapat berupa kesulitan belajar spesifik, atau kelainan

4 Penderita Disleksia Cenderung Bunuh Diri!, dalam

http://www.kompas.com/kesehatan/news/0402/26/071634.htm, diakses tanggal 20 Desember 2005 5 Mulyono Abdurrahman, op.cit., hlm. 8 6 Ibid, hlm. 9 7 Mukhtar dan Rusmini, op.cit., hlm. 37

Page 3: BAB II KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/22/jtptiain-gdl-s1... · Kesulitan belajar (learning disability ... yang nyata dalam

16

perilaku. Gejala kesulitan belajar spesifik: 1. Gangguan atensi

(hyperactivities); 2. Gangguan wicara/bahasa (dysphasia); 3. Kesulitan

membaca (dyslexia); 4. Kesulitan menulis (dyshfragia); 5. Kesulitan

berhitung (dyscalculia); 6. Tak terampil (dysphraxia).8

Secara garis besar, kesulitan belajar disebabkan oleh dua faktor,

yaitu internal dan eksternal.

a. Faktor Internal, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri siswa yang

terdiri dari;9

1. Kelemahan fisik, seperti (a) adanya suatu susunan saraf yang tidak

sempurna sehingga mengakibatkan terjadinya gangguan emosional

(b) adanya penyakit menahun yang dapat menghambat usaha-usaha

belajar secara optimal.

2. Kelemahan mental, seperti (a) lemah mental atau taraf

kecerdasannya berkurang, (b) kurang bakat dan minat, bimbang,

kurang usaha, aktifitas yang tidak terarah, kurang semangat dan

lain-lain.

3. Kelemahan emosi, seperti (a) adanya rasa tidak aman, (b) phobia,

(c) ketidak matangan.

4. Kelemahan karena kebiasaan dan sikap yang salah, seperti (a)

banyak melakukan aktifitas yang bertentangan dan tidak

menunjang kegiatan sekolah atau malas belajar, (b) kegagalan

dalam usaha memusatkan perhatian, (c) sering bolos, (d) gugup.

5. Tidak memiliki ketrampilan dan pengetahuan dasar yang

diperlukan seperti membaca, menulis, berhitung dan memiliki

kebiasaan belajar dan cara bekerja yang salah.

b. Faktor eksternal, yaitu faktor-faktor yang terdapat di luar siswa,

diantaranya;10

8 Eka Dianti Usman, Murid Sulit Belajar?, dalam http://www.pikiran-

rakyat.com/cetak/2005/0505/16/1104.htm, diakses tanggal 20 Desember 2005 9 Mukhtar dan Rusmini, op.cit., hlm. 42-45 10 Ibid

Page 4: BAB II KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/22/jtptiain-gdl-s1... · Kesulitan belajar (learning disability ... yang nyata dalam

17

1. Adanya kurikulum yang seragam, bahan dan buku-buku yang tidak

sesuai dengan tingkat kematangan siswa dan perbedaan individu.

2. Adanya ketidak-sesuaian standar administrasi

3. Adanya beban belajar siswa yang terlalu berat atau populasi yang

ada dalam kelas terlalu besar

4. Terlalu sering pindah sekolah, tinggal kelas dan lain sebagainya.

5. Adanya kelemahan dari system dalam kondisi rumah tangga.

6. Terlalu banyak kegiatan di luar jam pelajaran.

7. Kekurangan gizi.

Dari faktor-faktor tersebut, penyebab utama kesulitan belajar

menurut Mulyono Abdurrahman adalah faktor internal, yaitu kemungkinan

adanya difungsi neurologist. Sedangkan faktor eksternal merupakan

penyebab problem belajar.11

Berbagai faktor yang dapat menyebabkan disfungsi neurologist pada

gilirannya dapat menyebabkan kesulitan belajar adalah (a) faktor genetic,

(b) luka pada otak karena trauma atau kekurangan oksigen, (c) biokimia

yang hilang, (d) biokimia yang dapat merusak otak, (e) pencemaran

lingkungan, (f) gizi yang tidak memadai, (g) pengaruh-pengaruh psikologi

dan social yang merugikan perkembangan anak.12

3. Ragam Kesulitan Belajar Membaca

Cap yang kita berikan pada anak dapat memberikan dampak yang

kurang baik bagi anak. Misalnya kita sering mengatakan pada anak kita

kalau dia nakal, maka dia akan semakin sering bertingkah laku nakal

karena dia sudah menganggap dirinya memang nakal. Demikian juga

kalau kita mengecap mereka bodoh, tidak mau berusaha, atau malas,

karena nilai-nilai mereka di sekolah buruk atau karena tidak bisa

mengikuti pelajaran. Padahal belum tentu mereka bodoh atau malas.

Mungkin mereka memang mengalami beberapa kesulitan dalam belajar.

Dalam belajar, ada beberapa jenis kesulitan yang mungkin dialami anak-

11 Mulyono Abdurrahman, op.cit., hlm. 13 12 Ibid

Page 5: BAB II KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/22/jtptiain-gdl-s1... · Kesulitan belajar (learning disability ... yang nyata dalam

18

anak. Mereka bisa mengalami kesulitan dalam membaca atau berhitung.

Dan penyebabnya bukan karena mereka malas atau bodoh, tapi mungkin

karena ada gangguan persarafan.

a. Kesulitan yang berhubungan dengan perkembangan (developmental

learning disabilities) yang mencakup gangguan motorik dan persepsi,

kesulitan belajar bahasa dan komunikasi serta kesulitan belajar dalam

penyesuaian perilaku sosial.

1. Gangguan perkembangan motorik dan persepsi

Siswa yang mengalami gangguan motorik dan persepsi

memiliki ciri yang khas dan masing-masing anak akan memiliki

jenis dan kesulitan yang berbeda. Gangguan dalam perkembangan

motorik dan persepsi ini dapat dibedakan dalam beberapa bagian,

yaitu;13

a. Gangguan pengamatan dalam pendengaran dengan ciri-ciri, (a)

anak tidak dapat mengenal kembali dan tidak dapat

menentukan jenis bunyi yang didengarkan dari lingkungan, (b)

tidak berkembang kemampuan mendengarnya, (c) sukar

memberikan arti pada kata-kata yang didengarnya, (d) sukar

memahami urutan kata-kata dalam kalimat yang didengarkan

dari orang lain.

b. Gangguan dalam asosiasi pendengaran dengan ciri-ciri, (a)

mengalami kesulitan untuk menangkap dua atau beberapa

pengertian sekaligus serta melihat hubungan antara pengertian

tersebut, (b) sulit menerapkan dan merumuskan dengan kata-

kata hubungan langsung antara dua pengertian, (c) sulit

menerapkan dan meng-katakan hubungan analogi atau

penjelasan tentang hubungan antara dua pengertian yang telah

diberikan, (d) sukar mengelompokkan seperangkat pengertian

yang memiliki kesamaan sifat, (e) sulit menemukan,

13 Koestoer Partowisasto, Mengatasi Kesulitan Belajar, (Jakarta: Erlangga, 1979), hlm. 56

Page 6: BAB II KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/22/jtptiain-gdl-s1... · Kesulitan belajar (learning disability ... yang nyata dalam

19

merumuskan dan menilai berbagai kemungkinan penyelesaian

suatu persoalan.

c. Gangguan dalam ekspresi verbal, dengan ciri-ciri (a) tidak

memiliki ketrampilan menyuarakan kata, (b) tidak cukup

memiliki perbendaharaan kata, (c) tidak bisa lancar dalam

menyatakan pikirannya, (d) ketinggalan dalam penguasaan

ketrampilan menggunakan bahasa secara optimal, (e)

mengalami kelambatan dalam perkembangan ketrampilan

berkomunikasi dengan orang lain.

d. Gangguan dalam kemampuan melengkapi kalimat dengan ciri-

ciri (a) kurang cukup mengalami bahan yang dibicarakan, (b)

kurang mampu menirukan kalimat singkat dan kata-kata, (c)

kurang mampu menirukan kata-kata atau kalimat singkat

karena tidak memiliki ingatan pendengaran jangka pendek, (d)

tidak dapat mereaksi secara lisan maupun batin terhadap kata-

kata yang didengarkan sehingga sukar mengatakan kembali, (e)

sukar mempelajari sesuatu meskipun telah dialami berulang-

ulang, (f) sulit menggabungkan bunyi dalam ucapan kalimat

agar lancar dalam ucapan.

e. Gangguan dalam urutan ingatan pendengaran, dengan ciri-ciri

(a) mengalami kesulitan dalam memperhatikan bagian-bagian

perangsang pendengaran, (b) tidak mampu mengingat-ingat dan

mengulangi apa yang pernah didengarkan dan diperhatikan, (c)

mengalami kesulitan dalam menyimpan dan menimbulkan

kembali bahan-bahan yang dimasukkan dalam ingatan.

f. Gangguan dalam pengamatan visual, dengan ciri-ciri (a) tidak

memiliki ketrampilan yang menjadi syarat untuk pengamatan

visual motorik, (b) kurang sekali pengetahuan dan pengalaman

pengamatannya, (c) tidak mengamati benda-benda yang

terdapat dalam jangkauan bidang pandangannya, (d) tidak

dapat mengartikan lambang-lambang, sandi-sandi atau isyarat

Page 7: BAB II KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/22/jtptiain-gdl-s1... · Kesulitan belajar (learning disability ... yang nyata dalam

20

visual, (e) sulit membayangkan kembali benda-benda atau

peristiwa-peristiwa yang pernah disaksikannya sendiri.

g. Gangguan dalam asosiasi visual, dengan ciri-ciri (a) sulit

menggabungkan beberapa pengertian dalam ingatan dan

memperhatikan hubungannya, (b) sulit menetapkan hubungan

langsung antara dua pengertian visual, (c) sukar menyebutkan

hubungan tak langsung, menjelaskan atau mengatakan analogi

hubungan antara dua pengertian yang telah dirumuskan, (d)

mengalami kesulitan dalam klasifikasi, kategorisasi atau

penggolongan pengertian-pengertian visual yang mempunyai

sifat-sifat yang bersamaan, (e) tidak mampu menemukan dan

menilai berbagai kemungkinan (alternatif) penyelesaian

persoalan visual.

h. Gangguan dalam ekspresi motor, dengan ciri-ciri (a) tidak

memiliki ketrampilan yang diperlukan untuk ekspresi motor,

(b) tidak memiliki pengertian yang mendasari ekspresi motor,

(c) tidak mampu melakukan langkah-langkah operasional

dalam melakukan tugas-tugas pelajaran.

i. Gangguan dalam penyimpulan visual, dengan ciri-ciri (a) tidak

dapat membuat suatu kesimpulan tentang pengamatan, karena

tidak memiliki ketrampilan yang mendasari perceptual motor,

(b) tidak mampu membentuk dan mengingat gambaran visual

dari pada tulisan, (c) mengalami kesulitan untuk

menggabungkan bagian-bagian benda atau hal yang diamati

menjadi suatu kesatuan atau keseluruhan yang bermakna atau

membentuk suatu pengertian yang lebih luas, (d) sangat lambat

melakukan pengamatan.

j. Gangguan dalam urutan ingatan visual, dengan ciri (a)

mengalami kesulitan dalam mengingat urutan bahan atau hal

yang diamati karena kurang telitinya penglihatan atau karena

pembauran penglihatan, (b) sukar memperhatikan bagian-

Page 8: BAB II KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/22/jtptiain-gdl-s1... · Kesulitan belajar (learning disability ... yang nyata dalam

21

bagian obyek yang diamati, (c) sulit mengingat kembali apa

yang pernah dilihat atau diamati dengan perhatian, (d) sukar

membaca atau mengeja karena gangguan dalam urutan ingatan

visual mengalami kesulitan menghafal dan mengingat kembali

informasi yang pernah dipelajari.

2. Kesulitan bahasa dan komunikasi

Menurut Lovitt, ada beberapa penyebab terjadinya kesulitan

bahasa, yaitu;14

a. Kekurangan kognitif yang meliputi (a) kesulitan memahami

dan membedakan makna bunyi wicara, (b) kesulitan

membentuk konsep dan mengembangkannya ke dalam unit-

unit semantic, (c) kesulitan mengklasifikasikan kata, (d)

kesulitan dalam relasi semantic, (e) kesulitan memahami saling

keterkaitan antara masalah, proses dan aplikasi, (f) kesulitan

transformasi semantic, (g) kesulitan dalam implikasi semantic

b. Kekurangan dalam memori yang berakibat pada kesulitan

dalam memproduksi bahasa, kekurangan dalam

memperlihatkan adanya kekurangan dalam mengulang urutan

fonem, mengingat kembali kata-kata, mengingat-ingat simbol

dan memahami hubungan sebab akibat.

c. Kekurangan kemampuan menilai

d. Kekurangan kemampuan produksi bahasa yang terbagi dalam

dua kelompok, yaitu (a) kemampuan produksi convergent yang

berkenaan dengan kemampuan menggambarkan kesimpulan

logis dari informasi verbal dan memproduksi jawaban semantic

yang khas, (b) kemampuan produksi divergent yang berkenaan

dengan kelancaran, keaslian dan keluasan bahasa yang

diproduksi.

e. Kekurangan pragmatic yang dicirikan dengan kemampuan

dalam mengajukan berbagai pesan, menjaga atau

14 Mulyono Abdurrahman, op.cit., hlm. 190

Page 9: BAB II KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/22/jtptiain-gdl-s1... · Kesulitan belajar (learning disability ... yang nyata dalam

22

mempertahankan percakapan dan mengajukan sanggahan

berdasarkan argumentasi yang kuat.

Dalam bukunya, Roestiyah mengemukakan bahwa hambatan atau

kesulitan belajar bila diteliti dengan seksama hambatan tersebut dapat

digolongkan sebagai berikut:

a. Endogen, yaitu hambatan yang dapat timbul dari diri anak sendiri. Hal

ini dapat bersifat (1) biologis, yaitu hambatan yang bersifat

kejasmanian seperti kesehatan, cacat badan, kurang makan dan

sebagainya, (2) psikologis, yaitu hambatan yang bersifat psikis seperti

perhatian, minat, bakat, IQ, konstelasi psikis yang berujud emosi

gangguan psikis

b. Exogen, yaitu hambatan yang dapat timbul dari luar diri anak. Seperti

dari orang tua, yang berujud cara mendidik, hubungan orang lain

dengan anaknya, latar belakang budaya dan lain sebagainya.15

4. Diagnosis Kesulitan Belajar

Diagnosis kesulitan belajar adalah menentukan atau mencari

penyebab kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik. Tahap pertama

yang paling efisien dalam melakukan diagnosis kesulitan belajar adalah

menemukan sejauh mana tujuan peserta didik tercapai sesuai dengan

tujuan pendidikan. Dengan kata lain, perlu mengetahui kekuatan dan

kelemahan peserta didik dalam belajar.

Tahap kedua adalah menduga secara spesifik penyebab kelemahan

dan kekuatan peserta didik dalam belajar. Tahapan ini didasarkan pada

asumsi bahwa guru sebagai pembimbing tidak dapat mengambil tindakan

secara bijaksana untuk membantu peserta didik dalam mengatasi kesulitan

belajar, tanpa gambaran yang jelas tentang penyebab kesulitan belajarnya.

Seorang guru hendaknya tidak segera mengemukakan secara pasti

penyebab yang menimbulkan kesulitan belajar seorang peserta didik,

karena kemungkinan adanya penyebab lain. Sering kali gejala kesulitan

15 Rostiyah. WK, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta, Pt. Bina Aksara, 1982), hlm. 165

Page 10: BAB II KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/22/jtptiain-gdl-s1... · Kesulitan belajar (learning disability ... yang nyata dalam

23

belajar yang nampak pada seorang peserta didik disebabkan faktor-faktor

yang berlainan antara peserta didik satu dengan yang lain. Namun

demikian, kesulitan belajar pada anak didik memiliki gejala yang sama.

Oleh karena itulah, kecermatan seorang guru dalam melakukan

diagnosis sangat menentukan diperolehnya cara yang tepat untuk

memberikan jalan penyelesaian atau pemecahan masalah. Keterkaitan

antara penyebab yang tampak dengan penyebab yang tidak tampak sangat

perlu diketahui sebelum mengambil tindakan. Untuk itulah sangat peting

dilakukan diagnosa guna meneliti suatu kasus kesulitan belajar lebih

cermat dengan cara terlebih dahulu mengidentifikasi pola hubungan di

antara kemungkinan penyebab.

5. Prognosis Kesulitan Belajar

Prognosis merupakan langkah dalam mengambil alternative bantuan

yang dapat atau mungkin diberikan kepada peserta didik sesuai dengan

masalah yang dihadapi sebagaimana yang telah dikemukakan dalam

langkah diagnosis masalah.

Setelah diketahui tentang penyebab kesulitan belajar yang dialami

oleh peserta didik, maka prognosis merupakan tahap penentuan

alternative-alternatif yang diberikan kepada peserta didik yang mengalami

kesulitan belajar sesuai dengan sifatnya.

Untuk mencegah timbulnya masalah dan memelihara keadaan agar

tetap baik serta mengembangkan keadaan tersebut menjadi lebih baik,

dapat dilakukan dengan proses bimbingan. Sedangkan untuk memecahkan

masalah yang bersifat relative, namun menghambat kegiatan belajar, maka

dilakukan pemberian bantuan berupa konseling.

6. Patokan Kesulitan Belajar

Menurut A. Hellen, ada beberapa patokan yang dapat digunakan

untuk menandai kesulitan belajar yang dialami peserta didik, yaitu:16

a. Tujuan Pendidikan

16 A. Hallen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hlm. 132

Page 11: BAB II KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/22/jtptiain-gdl-s1... · Kesulitan belajar (learning disability ... yang nyata dalam

24

Tujuan pendidikan disusun secara berjenjang, yaitu dari tujuan

nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler sampai tujuan

instruksional. Tujuan instruksional merupakan tujuan yang paling

akhir dari setiap materi pelajaran.

Berdasarkan tujuan pendidikan yang telah ditentukan, maka

dapat diidentifikasi bahwa peserta didik yang tidak dapat mencapai

tujuan tersebut mengalami kesulitan belajar.17 Pada umumnya, peserta

didik yang tidak dapat mencapai tujuan pendidikan dapat dilihat ketika

peserta didik tersebut memiliki prestasi belajar di bawah rata-rata.

b. Kedudukan dalam Kelompok

Kedudukan dalam kelompok merupakan ukuran dalam

pencapaian hasil belajar peserta didik. Seorang peserta didik yang

mendapat nilai tuju mungkin dinilai terpandai jika dibandingkan

dengan peserta didik lainnya yang mendapatkan nilai enam ke

bawah.18

Dari gambaran tersebut dapat diketahui bahwa nilai yang dicapai

peserta didik mempunyai arti yang lebih jelas setelah dibandingkan

dengan prestasi peserta didik lain dalam kelompoknya. Peserta didik

(secara statistic) yang mengalami kesulitan belajar adalah mereka yang

menduduki kira-kira 25% di bawah urutan kelompoknya atau peserta

didik yang memiliki prestasi di bawah nilai rata-rata kelas.19

c. Perbandingan antara Potensi dan Prestasi

Peserta didik yang memiliki potensi baik cenderung untuk

memperoleh prestasi yang baik dan begitu jua sebaliknya. Dengan

membandingkan antara potensi dengan prestasi yang dicapai peserta

didik dapat diperkirakan sejauh mana peserta didik dapat

merealisasikan potensi yang dimiliki. Seorang peserta didik

diperkirakan menemukan kesulitan belajar bila terdapat perbedaan

17 Ibid, hlm. 133 18 Ibid 19 Ibid

Page 12: BAB II KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/22/jtptiain-gdl-s1... · Kesulitan belajar (learning disability ... yang nyata dalam

25

yang mencolok antara potensi yang dimiliki dengan prestasi yang

dicapai.

d. Kepribadian

Hasil belajar yang diperoleh peserta didik akan termanifestasikan

dalam kepribadiannya. Dikatakan demikian karena melalui

pengalaman-pengalaman yang diperolehnya melalui proses belajar

akan menghasilkan perubahan sikap dan perilaku peserta didik yang

bersangkutan. Peserta didik yang berhasil dalam belajar akan

menunjukkan sikap tertentu sesuai dengan tujuan pendidikan yang

telah digariskan.

B. Ruang Lingkup Kesulitan Belajar Membaca al-Qur’an

1. Pengertian al-Qur’an

Secara epistemology, lafadz al-Qur’an berasal dari akar kata ara’a,

yang berarti membaca. Al-Qur’an merupakan isim masdar yang diartikan

sebagai isim maf’ul, yaitu maqru’ yang berarti yang dibaca.20

Dikalangan ulama terdapat perbedaan pendapat berkaitan dengan

asal lafazh al-Qur’an tersebut. Sebagian ulama mengatakan bahwa

penulisan lafazh al-Qur’an dibubuhi dengan huruf hamzah. Sedangkan

ulama lain berpendapat bahwa lafazh tersebut tidak dibubuhi huruf

hamzah.21

Menurut Subhi Shaleh, secara terminology pengertian al-Qur’an

adalah firman Allah yang berfungsi sebagai mu’jizat, yang diturunkan

kepada Nabi Muhammad, yang tertulis dalam muskhaf-muskhaf, yang

diriwayatkan secara mutawatir dan membacanya merupakan ibadah.22

Sedangkan menurut Manna’ al-Qatthan dalam kitabnya Mabahis fi

Ulum al-Qur’an memberikan definisi al-Qur’an sebagai kalam Allah yang

20 Muhammad ‘Abd al-‘Azhim al-Zarqani, Manahil al-‘Irfan fi Ulum al-Qur’an, Juz. I,

(Beirut: Dar al-Fikr, 1988), hlm. 14 21 Ibid, hlm. 14-15 22 Subhi Shaleh, Mabahis fi Ulum al-Qur’an, (Jakarta: Dinamika Barakah Utama, t.th.),

hlm. 21

Page 13: BAB II KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/22/jtptiain-gdl-s1... · Kesulitan belajar (learning disability ... yang nyata dalam

26

diturunkan kepada Nabi Muhammad, yang membacanya merupakan suatu

ibadah.23

2. Membaca al-Qur’an

Membaca al-Qur’an merupakan salah satu bentuk manifestasi

keimanan seseorang kepada Allah, sebagaimana tercantum dalam surat al-

Baqarah ayat 121;

ذين آتيناهم الكتاب يتلونه حق تالوته أولـئك يؤمنون به ومن يكفر به ال

فأولـئك هم الخاسرون

Orang-orang yang telah Kami berikan al-Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barang siapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (QS. al-Baqarah: 121)24

Qiraat adalah istilah yang digunakan untuk menyebutkan metode

pembacaan ayat-ayat al-Qur’an al-Karim. Dalam qiraat ada banyak

mazhab-mazhab seperti dalam mazhab fiqih. Dimana antara satu mazhab

dengan mazhab lainnya terjadi berbedaan dalam cara membaca al-Qur’an

al-Karim.

Namun kesemuanya memiliki dasar sanad riwayat dari Rasulullah

Saw. juga, dimana dahulu para shahabat Rasulullah SAW pun memiliki

perbedaan dalam cara membaca al-Qur’an Al-Karim yang kesemuanya

diakui dan dibenarkan oleh Rasulullah Saw.

Perbedaan qiraat ini ada pada cara membacanya saja, bukan pada

khuruf-nya. Karena secara khuruf sudah disepakati oleh para ulama bahwa

hanya ada satu khuruf penulisannya saja yaitu dengan kharf Qurasiy yang

telah dijadikan standard di Madinah AL-Munawwarah dan di seluruh

dunia Islam. Penetapan ini sudah dilakukan di zaman Khalifah Utsman bin

23 Manna’ al-Qatthan, Mabahis fi Ulum al-Qur’an, (t.tp.,: Mansyurat al-‘Asyr al-Hadits,

t.th.), hlm. 21 24 Yayasan Penyelenggara Penerjemah al-Qur’an, Departemen Agama RI, al-Qur’an dan

Terjemahannya, CV. Indah Press, Jakarta, 1966, hlm. 32

Page 14: BAB II KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/22/jtptiain-gdl-s1... · Kesulitan belajar (learning disability ... yang nyata dalam

27

Affan ra dan menjadi standar penulisan mushaf Al-Qur’an Al-Karim di

seluruh dunia.

Sedangkan perbedaan qiraat adalah perbedaan dalam cara atau

metode membacanya. Yang dasarnya dipengaruhi oleh lahjah masing-

masing kabilah (golongan), yang berbeda dan dibolehkan oleh Rasulullah

SAW. Contohnya adalah pada perbedaan tebal tipisnya huruf. Juga

masalah imalah, yaitu yang sering kita dengar ada qari’ yang membaca

(wadh-dhuhe, wallaili iza saje). Termasuk pada perbedaan dalam masalah

idgham, izhar, isyba’, mad (panjang pendeknya huruf), tasydid, takhfif dan

lainnya.

Perbedaan bacaan itu memang sudah ada sejak zaman shahabat

Rasulullah Saw. Mereka yang telah memiliki metode membaca al-Qur’an

al-Karim di kalangan shahabat menurut az-Zahabi dalam kitabnya

Thabaqatul Mufassirin adalah Ubay, Utsman, Abu ad-Darda’, Ali bin Abi

Thalib, Zaid bin Tsabit, Ibnu Mas’ud, Abu Musa al-‘Asy’ary dan

lainnya.25

Di Madinah adalah Ibnul Musayyib, Urwah, Salim, Umar bin Abdul

Aziz, Sulaiman, Atho’, Muaz bin Al-Harist, Abdurrahman bin Hurmuz,

Ibnu Syihab az-Zuhri dan lainnya. Di Mekkah ada Ubaid bin Umair, Atho

bin Abi Rabah, Thawus, Mujahid, Ikrimah dan lainnya. Sedangkan di

Khufah ada ‘Alqamah, al-Aswad, Masruq, Ubaidah, Amru bin Syarahbil,

Al-Harits bin Qais, Said bin Jubair, An-Nakha’i dan lainnya. Di Bashrah

ada Abu Aliyah, Abu Raja’, Nashr bin ‘Ashim, Yahya bin Ya’mar, Al-

Hasan, Ibnu Sirin dan Abu Qatadah. Ahli Qiraah (qurra’) dari Mazhab

Qiraah yang terkenal adalah qurra’ 7 orang karena kekuatan sanad

riwayatnya, usianya dalam mendalami masalah ini serta sifat amanahnya.

Begitu juga karena memang telah disepakati oleh umat Islam untuk

menjadikan mereka sebagai rujukan. Diantaranya (a) Abu Amru bin al-

Ala’ (Wafat tahun 154 H) dan yang meriwayatkannya adalah ad-Duri dan

25 Mengenai ini lihat Depag RI, al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Mahkota, 1989),

bagian Pendahuluan pembahasan mengenai al-Qur’an

Page 15: BAB II KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/22/jtptiain-gdl-s1... · Kesulitan belajar (learning disability ... yang nyata dalam

28

as-Susiy. (b) Ibnu Katsir (Wafat tahun 120 H) yang meriwayatkannya

adalah al-Bazari dan Qunbul. (c) Nafi` al-Madani (Wafat tahun 169 H) dan

yang meriwayatkannya adalah Qalun dan Warasy. (d) Ibnu Amir asy-

Syami (Wafat tahun 118 H) dan yang meriwayatkannya adalahHisyam dan

Ibnu Zakwan. (e) ‘Ashim al-Kufi (Wafat tahun 128 H) dan yang

meriwayatkannya adalah Hafsh dan Syu’bah. (f) Hamzah al-Kufi (Wafat

tahun 156 H) dan yang meriwayatkannya adalah Khalaf dan Khalad. (g)

Al-Kisa’i Al-Kufi (Wafat tahun 189 H) dan yang meriwayatkannya adalah

Abul Harits dan Hafsh Ad-Dauri.26

3. Kaidah dalam Membaca Al-Qur’an

Membaca kitab suci al-Qur’an merupakan sebuah ibadah apabila

hal itu dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan.

Kaidah tersebut diantaranya adalah mahir, sebagaimana hadits berikut:

عن , عن زرارةبن أوىف,عن قتادة ,حدثناهشام ومهام, مسلم بن إبراهيمجدثنا الذي :النيب صلى اهللا عليه وسلم قال عن ,عن عائشة,سعدبن هشام

) شاق(والذي يقرأه وهويشتد , يقرأالقران وهوماهربه مع السفرةالكرام الربرة عليه فله أجران

Diceritakan pada kita Muslim bin Ibrahim, diceritakan pada

kita Hisam dan Hammam, dari Qatadah, dari Zurarah Ibnu Aufa,

dari Said bin Hisam, dari ‘Aisyah, dari Nabi SAW., bersabda: 徹rang yang membaca al-Qur’an lagi pula ia mahir, kelak

mendapatkan tempat dalam surga bersama-sama dengan Rasul-

Rasul yang mulia lagi baik, dan orang yang membaca al-Qur’an tetapi tidak mahir membacanya tertegun-tegun (berat) ia akan

mendapat dua pahala._ (HR. Abu Dawud) 27

a. Ilmu Tajwid

Pengertian tajwid menurut bahasa adalah memperelokkan

sesuatu. Sedangkan menurut istilah, tajwid berarti melafadzkan setiap

26 Ibid 27 Sunan Abudawud, Juz. 1, (Daar al-Fikr, t.th.), hlm. 340

Page 16: BAB II KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/22/jtptiain-gdl-s1... · Kesulitan belajar (learning disability ... yang nyata dalam

29

huruf dari makhrajnya yang benar serta memahami hak-hak setiap

huruf. Sedangkan hokum mempelajari ilmu tajwid adalah fardlu

kifayah dan mengamalkannya adalah fardlu ‘ain bagi setiap muslimin

dan muslimat yang mukallaf.28 Ketetapan hukum ini berdasarkan pada

firman Allah dalam surat al-Muzammil ayat 4;

ورتل القرآن ترتيال Dan bacalah al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan. (QS. al-Muzammil:

4)29

Sebagian besar ulama mengatakan, bahwa tajwid itu adalah suatu

cabang ilmu yang sangat penting untuk dipelajari, sebelum

mempelajari Ilmu Qiraat al-Quran. Ilmu Tajwid adalah pelajaran untuk

memperbaiki bacaan al-Quran. Dalam ilmu Tajwid itu diajarkan

bagaimana cara melafadzkan huruf yang berdiri sendiri, huruf yang

dirangkaikan dengan yang lain, melatih lidah mengeluarkan huruf dari

makhrajnya, belajar mengucapkan bunyi yang panjang dan yang

pendek, cara menghilangkan bunyi huruf dengan menggabungkannya

kepada huruf yang sesudahnya (idgham), berat atau ringan, berdesis

atau tidak, mempelajari tanda-tanda berhenti dalam bacaan dan lain-

lain sebagainya. Ilmu tajwid itu diajarkan sesudah pandai membaca

huruf Arab dan telah dapat membaca al-Qur’an sekedarnya.

Perlu diketahui juga bahwa ilmu tajwid terbagi kepada dua

bagian, yaitu (a) Tajwid `Ilmi yakni yang membahas teori-teori dalam

ilmu tajwid seperti takrif hukum al-Ikhfa', al-Idgham dan lain-lain.

Dalam hal ini, diharuskan mengambil dalil-dalil dari ulama lughawi

atau tidak menjadi kesalahan dalam memberi ruang kepada mereka

untuk memberi pendapat ketika membahas teori-teori ilmu tajwid dan

(b) Tajwid `Amali atau Tatbiqi, merupakan bagian para ahli al-Ada'

atau ahli at-Talaqqi karena berkianat dengan qiraat yang mesti diikut.30

28 Lihat Soenarto, Pelajaran Tajwid, (Jakarta: Bintang Terang, 1999), hlm. 6 29 Yayasan Penyelenggara Penerjemah al-Qur’an, op.cit., hlm. 988 30 http://khadimulquran.blogdrive.com/, diakses tanggal 20 Desember 2005

Page 17: BAB II KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/22/jtptiain-gdl-s1... · Kesulitan belajar (learning disability ... yang nyata dalam

30

Masalah yang dibahas dalam tajwid meliputi kaidah-kaidah dan

cara-cara bacaannya secara keseluruhan yang memberi pengertian

hukum-hukumnya. Terdapat 4 tingkatan dalam bacaan al-Qur’an yaitu

bacaan dari segi cepat atau perlahan.31

1. At-Tartil : Bacaannya yang perlahan², tenang dan melafazkan

setiap huruf daripada makhrajnya yang tepat serta menurut

hukum-hukum bacaan Tajwid dengan sempurna, merenung

maknanya, hukum dan pengajaran daripada ayat.

Tingkatan bacaan Tartil ini biasanya bagi mereka yang sudah

mengenal makhraj huruf, sifat-sifat huruf dan hukum-hukum

tajwid. Tingkatan bacaan ini adalah lebih baik dan lebih

diutamakan.

ترتيل ىف القراءة وقوله تعاىل ورتل القران ترتيال وقوله وقرانا قرقناه 32على الناس على مكث ومايكره ان يهذ كهذالشعر

2. At-Tahqiq : Bacaannya seperti Tartil cuma lebih lambat dan

perlahan, seperti membetulkan bacaan huruf daripada makhrajnya,

menempatkan kadar bacaan mad (panjang pendek) dan dengung.

Tingkatan bacaan Tahqiq ini biasanya bagi mereka yang baru

belajar membaca al-Qur’an supaya dapat melatih lidah menyebut

huruf dan sifat huruf dengan tepat dan betul.

3. Al-Hadar : Bacaan yang cepat serta memelihara hukum bacaan

Tajwid.

Tingkatan bacaan Hadar pula biasanya bagi mereka yang telah

menghafal al-Qur’an, supaya mereka dapat mengulang bacaannya

dalam masa yang singkat.

4. At-Tadwir : Bacaan yang pertengahan antara tingkatan bacaan

Tartil dan Hadar, serta memelihara hukum Tajwid.

b. Alat-Alat Ucapan33

31 Ibid 32 Sokhih al-Bukhari, Juz 5, (Semarang: Toha Putra, t.th.), hlm. 111

Page 18: BAB II KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/22/jtptiain-gdl-s1... · Kesulitan belajar (learning disability ... yang nyata dalam

31

1. Bibir mulut

2. Gigi

3. Gusi gigi

4. Langit-langit keras

5. Langit-langit lembut

6. Anak lidah ( Anak Tekak )

7. Ujung lidah

8. Tengah lidah

9. Pangkal lidah

10. Epiglottis

11. Saluran makan

12. Rongga mulut

13. Dengung

14. Rongga kerongkong

15. Halkun

16. Peti suara

17. Saluran nafas

c. Makhraj-Makhraj Huruf

Makhraj ialah tempat menahan atau menyekat udara ketika bunyi

huruf dilafadzkan. Huruf yang dimaksudkan ialah huruf Hija'iyah

bahasa arab yang mengandung 28 huruf. Menurut pendapat Imam al-

Khalil Bin Ahmad dan kebanyakan Ahli Qiraat serta Ulamak Nahu

antaranya Imam Ibnu al-Jazari. Jumlah bilangan makhraj yang umum

terbagi kepada 5 bagian .34

1. Bagian rongga mulut dan rongga kerongkong ( al-Jauf )

2. Bagian kerongkong (al-Khalk)

3. Bagian lidah (al-Lisan)

4. Bagian bibir mulut (asy-Syafatan)

5. Bagian hidung (al-Khaisyum)

33 Ibid, hlm. 76-78 34 Ibid

Page 19: BAB II KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/22/jtptiain-gdl-s1... · Kesulitan belajar (learning disability ... yang nyata dalam

32

Kemudian dari makhraj yang umum tersebut, dibagi menjadi 17

makhraj, yaitu:35

1. Makhraj pertama: Dari rongga kerongkong hingga rongga mulut

keluar Huruf Mad.

2. Makhraj kedua: Pangkal kerongkong, keluar Huruf ء dan ه.

3. Makhraj ketiga: Tengah kerongkong, keluar Huruf ع dan ه.

4. Makhraj keempat: Hujung kerongkong, keluar Huruf غ dan خ.

5. Makhraj kelima: Pangkal lidah, apabila pangkal lidah diangkat ke

langit-langit lembut ditekan pada anak tekak, keluar Huruf ق.

6. Makhraj keenam: Pangkal lidah, keluar sedikit daripada makhraj ق,

keluar Huruf ك.

7. Makhraj ketujuh: Pertengahan lidah, keluar Huruf س, ج dan ي.

8. Makhraj kelapan: Sepanjang tepi lidah yang ditekankan pada

geraham atas, keluar Huruf ظ.

9. Makhraj kesembilan: Tepi ujung lidah, diangkat ke langit-langit

keras menekan pada gusi gigi depan sebelah atas, keluar huruf ل.

10. Makhraj kesepuluh: Tepi hujung lidah, berdekatan dengan makhraj

.ن Keluar daripadanya Huruf .ل

11. Makhraj kesebelas: Tepi hujung lidah, berdekatan dengan makhraj

.ر serta melencong kebelakang tepi hujung lidah. Huruf ن

12. Makhraj keduabelas: Hujung lidah yang diangkat menekan pada

gusi gigi atas, keluar Huruf د , ط dan ت

13. Makhraj ketigabelas: Hujung lidah yang ditekan pada belakang

gigi bawah antara depan lidah dan langit- langit keras, keluar huruf

ز, ش, ص .

14. Makhraj keempatbelas: Hujung lidah yang dikeluarkan terletak

antara hujung gigi atas dan bawah, keluar huruf ذ , ظ dan ث.

15. Makhraj kelimabelas: Bibir mulut dalam sebelah bawah diangkat

mengenai ujung gigi atas, keluar huruf ف

35 Ibid, hlm. 76-77

Page 20: BAB II KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/22/jtptiain-gdl-s1... · Kesulitan belajar (learning disability ... yang nyata dalam

33

16. Makhraj keenambelas: Dua bibir mulut apabila dibulatkan kedepan

secara terbuka, keluar huruf ب, و dan م.

17. Makhraj terakhir: Pangkal hidung, bunyi berdengung. Keluar

daripadanya, keluar huruf م dan ن ( Bertasydid )

4. Ragam Kesulitan Membaca (dyslexia) al-Qur’an

Gejala dari kesulitan membaca ini adalah kemampuan membaca

anak berada di bawah kemampuan yang seharusnya dengan

mempertimbangkan tingkat inteligensi, usia dan pendidikannya. Gangguan

ini bukan bentuk dari ketidakmampuan fisik, seperti karena ada masalah

dengan penglihatan, tapi mengarah pada bagaimana otak mengolah dan

memproses informasi yang sedang dibaca anak tersebut. Kesulitan ini

biasanya baru terdeteksi setelah anak memasuki dunia sekolah untuk

beberapa waktu.

Dyslexia adalah kelemahan-kelemahan belajar di bidang menulis dan

berbicara. Ciri-cirinya adalah sulit mengingat huruf, kata, tulisan dan

suara.36 Istilah dyslexia banyak digunakan dalam dunia kedokteran yang

berkaitan dengan adanya gangguan fungsi neurologist. Bryan dan Bryan

mendefiniskan dyslexia sebagai suatu syndrome kesulitan dalam

mempelajari keomponen-komponen kata dan kalimat, mengintegrasikan

komponen-komponen kata dan kalimat dan dalam belajar segala sesuatu

yang berkenaan dengan waktu, arah dan masa.37 Ada pun ciri-ciri anak

yang mangalami dyslexia adalah:38

a. Tidak dapat mengucapkan irama kata-kata secara benar dan

proporsional.

b. Kesulitan dalam mengurutkan huruf-huruf dalam kata.

c. Sulit menyuarakan fonem (satuan bunyi) dan memadukannya menjadi

sebuah kata.

36 Cece Wijaya, Pendidikan Remidial: Sarana Pengembangan Mutu Sumber Daya Manusi,

(Bandung: Remaja Rosdakarya, t.th.), hlm. 66 37 Mulyono Abdurrahman, op.cit., hlm. 204 38 Bandikan dengan Ibid, hlm. 205

Page 21: BAB II KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/22/jtptiain-gdl-s1... · Kesulitan belajar (learning disability ... yang nyata dalam

34

d. Sulit mengeja secara benar. Bahkan mungkin anak akan mengeja satu

kata dengan bermacam ucapan.

e. Sulit mengeja kata atau suku kata dengan benar. Anak bingung

menghadapi huruf yang mempunyai kemiripan bentuk seperti ش

dengan ظ,س dengan . ذ

f. Membaca satu kata dengan benar di satu halaman, tapi salah di

halaman lainnya.

g. Kesulitan dalam memahami apa yang dibaca.

h. Sering terbalik dalam menuliskan atau mengucapkan kata.

i. Rancu dengan kata-kata yang singkat.

j. Bingung menentukan tangan mana yang dipakai untuk menulis.

k. Lupa mencantumkan huruf besar atau mencantumkannya di tempat

yang salah.

l. Lupa meletakkan titik dan tanda-tanda baca lainnya.

m. Menulis huruf dan angka dengan hasil yang kurang baik.

n. Terdapat jarak pada huruf-huruf dalam rangkaian kata. Tulisannya

tidak stabil, kadang naik, kadang turun.

o. Menempatkan paragraf secara keliru.

Walau pun mengalami kesulitan-kesulitan tersebut di atas, anak yang

mengalami gangguan dyslexia sebetulnya mempunyai kelebihan. Mereka

biasanya sangat baik di bidang musik, seni, grafis dan aktivitas-aktivitas

kreatif lainnya. Cara mereka berpikir adalah dengan gambar, tidak dengan

huruf, angka, simbol atau kalimat. Mereka juga baik dalam menghafal dan

mengingat informasi. Kesulitan mereka adalah bagaimana menyatukan

informasi-informasi yang ada dan mengolah informasi tersebut.

C. Faktor Penyebab Kesulitan Membaca al-Qur’an

1. Faktor keturunan

Dyslexia cenderung terdapat pada keluarga yang mempunyai

anggota kidal. Namun, orang tua yang dyslexia tidak secara otomatis

Page 22: BAB II KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/22/jtptiain-gdl-s1... · Kesulitan belajar (learning disability ... yang nyata dalam

35

menurunkan gangguan ini pada anak-anaknya, atau anak kidal pasti

dyslexia.

2. Problem pendengaran sejak usia dini

Jika kesulitan pendengaran terjadi sejak dini dan tidak terdeteksi,

maka otak yang sedang berkembang akan sulit menghubungkan bunyi atau

suara yang didengarnya dengan huruf atau kata yang dilihatnya. Padahal,

perkembangan kemampuan mendengar sangat penting bagi perkembangan

kemampuan bahasa yang akhirnya dapat menyebabkan kesulitan jangka

panjang. Konsultasi dan penanganan dari dokter ahli amat diperlukan.

3. Faktor kombinasi.

Yakni kombinasi dari dua hal diatas. Faktor kombinasi ini

menyebabkan anak yang dyslexia menjadi kian serius atau parah, hingga

perlu penanganan menyeluruh dan kontinyu.

Selain ketiga faktor tersebut, faktor lain yang mempengaruhi seseorang

mengalami kesulitan belajar membaca al-Qur’an adalah (a) faktor sebab yang

bersifat fisik, diantaranya adalah karena sakit, karena kurang sehat dan karena

cacat tubuh dan (b) faktor sebab karena rohani, diantaranya adalah inteligensi,

minat, bakat, motivasi dan kesehatan mental.39

Penemuan para ahli memperlihatkan bahwa perbedaan variasi itu begitu

nyata, hingga tidak ada pola baku atau kriteria yang betul-betul cocok

semuanya terhadap ciri-ciri seorang anak dyslexia. Misalnya, ada anak

dyslexia yang bermasalah dengan kemampuan mengingat jangka pendeknya,

sebaliknya ada pula yang ingatannya baik sekali. Lalu ada yang kemampuan

matematisnya baik, tapi ada pula yang parah. Sehingga, diperlukan bantuan

ahli (psikolog) untuk menemukan pemecahan yang tepat.

D. Penanggulangan Kesulitan Belajar Membaca al-Qur’an

Pada dasarnya, penanggulangan kesulitan belajar membaca al-Qur’an

sama dengan penanggulangan kesulitan belajar secara umum. Hal ini

dimungkinkan karena faktor penyebab keduanya adalah sama, sebagaimana

39 Mengenai hal ini lihat M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Ribeka Cipta, 1997), hlm. 231-235

Page 23: BAB II KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/22/jtptiain-gdl-s1... · Kesulitan belajar (learning disability ... yang nyata dalam

36

uraian sebelumnya. Penanggulangan kesulitan belajar menurut Mukhtar dan

Rusmini adalah (a) menentukan siswa mana yang mempunyai kesulitan

belajar, (b) menentukan bentuk khusus dari kesulitan belajar tersebut, (c)

menentukan faktor yang menyebabkan kesulitan belajar dan (d) menetapkan

prosedur remedial yang sesuai.40

Selain yang dikemukakan oleh Mukhtar dan Rusmini tersebut, ada

beberapa metode pengajaran membaca bagi anak yang mengalami kesulitan

belajar membaca, yaitu;

1. Metode Fernald.

Metode ini juga sering disebut dengan istilah metode VAKT (Visual,

Auditoring, Kinesthetic and Tactile). Metode ini menggunakan materi

bacaan yang dipilih dari kata-kata yang diucapkan oleh anak dan tiap kata

diajarkan secara utuh. Metode ini menggunakan empat tahapan, yaitu (a)

guru menulis kata yang akan dipelajari di atas kertas dengan krayon dan

anak menelusuri tulisan tersebut dengan jarinya. Pada saat menelusuri

tersebut, anak melihat dan mengucapkannya dengan keras, (b) anak tidak

terlalu lama diminta menelusuri tulisan-tulisan dengan jari, tetapi

mempelajari tulisan guru dengan melihat guru menulis sambil

mengucapkan, (c) anak mempelajari kata-kata baru dengan melihat tulisan

di papan tulis atau tulisan cetak dan mengucapkannya sebelum menulis,

(d) anak mampu mengingat kata-kata yang dicetak atau bagian-bagian kata

yang telah dipelajari.41

2. Metode Gillingham

Metode ini merupakan pendekatan terstruktur taraf tinggi yang

memerlukan lima jam pelajaran selama dua tahun. Pertama, anak

diarahkan pada belajar berbagai bunyi huruf dan perpaduan huruf-huruf

tersebut. Kedua, anak menggunakan teknik menjiplak untuk mempelajari

berbagai huruf. Bunyi-bunyi tunggal huruf selanjutnya dikombinasikan ke

40 Mukhtar dan Rusmini, op.cit., hlm. 47 41 Mulyono Abdurrahman, op.cit., hlm. 217

Page 24: BAB II KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/22/jtptiain-gdl-s1... · Kesulitan belajar (learning disability ... yang nyata dalam

37

dalam kelompok-kelompok yang lebih besar dan kemudian program fonik

diselesaikan.42

3. Metode Analisis Glass

Metode ini merupakan metode pengajaran melalui pemecahan sandi

kelompok huruf dalam kata. Melalui metode ini, anak dibimbing untuk

mengenal kelompok-kelompok huruf sambil melihat kata secara

keseluruhan.43

Sedangkan teknik mengajar membaca al-Qur’an menurut Imam Murjito

paling tidak ada tiga, yaitu: 44

1. Sorogan/Individual/Privat

Metode ini merupakan cara pembelajaran dengan memberikan materi

pelajaran orang per orang sesuai dengan kemampuan murid dalam

menerima pelajaran. Dalam metode ini, pengajaran dilakukan satu per satu

sesuai dengan materi pelajaran yang dipelajari atau dikuasai murid.

2. Klasikal

Klasikal merupakan mengajar dengan cara memberikan materi pelajaran

secara massal kepada sejumlah murid dalam satu kelompok atau kelas.

Metode ini bertujuan (a) agar dapat menyampaikan seluruh pelajaran

secara garis besar dan prinsip-prinsip yang mendasar dan (b) memberikan

motifasi, animo dan minat perhatian murid untuk belajar.

3. Klasikal Baca Simak

Metode ini menggunakan dua cara, yaitu (a) membaca bersama-sama dan

(b) bergantian membaca secara individu atau kelompok dan murid yang

lain menyimak.

42 Ibid 43 Ibid 44 Imam Murjito, Pedoman Metode praktis Pengajaran Ilmu Baca al-Qur’an Qiroaty,

(Semarang: Koordinator Pendidikan al-Qur’an, t.th.), hlm. 23-26