bab ii kajian teori a. minat membacarepository.ump.ac.id/7137/3/suwarno bab ii.pdf · faktor...

16
14 BAB II KAJIAN TEORI A. Minat Membaca 1. Pengertian Minat Membaca Menurut Djamarah (2008: 166) minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang. Dengan kata lain, minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Sedangkan menurut Winkel (Prasetyono, 2008: 50) minat adalah kecenderungan yang agak menetap dan subjek merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecipung dalam bidang itu. Jika dalam hati ada perasaan senang, maka biasanya akan menimbulkan minat. Bimo Walgito menambahkan bahwa minat adalah suatu keadaan di mana seseorang mempunyai perhatian terhadap suatu objek, disertai dengan keinginan untuk mengetahui dan mempelajarai, dan akhirnya dibuktikan lebih lanjut dengan objek tertentu. Dapat dikatakan bahwa timbulnya minat itu dikarenakan adanya perasaan senang atau adanya rasa ketertarikan terhadap objek yang dilihatnya (Prasetyono, 2008: 52). Crow dan Crow menjelaskan bahwa minat merupakan kekuatan pendorong yang menyebabkan seseorang menaruh perhatian pada orang lain atau objek lain (Prasetyono, 2008: 54). Minat dan Kemampuan Membaca..., Suwarno, Pascasarjana UMP 2011

Upload: trinhphuc

Post on 06-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI A. Minat Membacarepository.ump.ac.id/7137/3/SUWARNO BAB II.pdf · faktor pendorong bagi anak untuk melaksanakan ... Faktor yang pertama berkaitan dengan pengetahuan,

14  

 

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Minat Membaca

1. Pengertian Minat Membaca

Menurut Djamarah (2008: 166) minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang. Dengan kata lain, minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Sedangkan menurut Winkel (Prasetyono, 2008: 50) minat adalah

kecenderungan yang agak menetap dan subjek merasa tertarik pada

bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecipung dalam bidang

itu. Jika dalam hati ada perasaan senang, maka biasanya akan

menimbulkan minat. Bimo Walgito menambahkan bahwa minat adalah

suatu keadaan di mana seseorang mempunyai perhatian terhadap suatu objek, disertai dengan keinginan untuk mengetahui dan mempelajarai, dan akhirnya dibuktikan lebih lanjut dengan objek tertentu. Dapat dikatakan bahwa timbulnya minat itu dikarenakan adanya perasaan senang atau adanya rasa ketertarikan terhadap objek yang dilihatnya (Prasetyono, 2008: 52).

Crow dan Crow menjelaskan bahwa minat merupakan kekuatan

pendorong yang menyebabkan seseorang menaruh perhatian pada orang

lain atau objek lain (Prasetyono, 2008: 54).

Minat dan Kemampuan Membaca..., Suwarno, Pascasarjana UMP 2011

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI A. Minat Membacarepository.ump.ac.id/7137/3/SUWARNO BAB II.pdf · faktor pendorong bagi anak untuk melaksanakan ... Faktor yang pertama berkaitan dengan pengetahuan,

15  

 

Sedangkan menurut Doyles Fryer minat atau intrest adalah gejala psikis

yang berkaitan dengan obyek atau aktivitas yang menstimulir perasaan

senang pada individu (Nurkancana, dkk, 1986: 229).

Menurut Bloom, minat menempati tingkat yang paling dasar dari tingkatan afektif yang lain. Adapun urutannya adalah minat, apresiasi, sikap, nilai, dan yang tertinggi adalah kebiasaan. Unsur psikis yang terdapat dalam minat meliputi aspek kesadaran, kemauan, penyeleksian, persetujuan, pengambilan keputusan, penerimaan, dan pemilihan (Prasetyono, 2008: 54). Minat erat hubungannya dengan kebutuhan. Minat merupakan

faktor pendorong bagi anak untuk melaksanakan usahanya.

Tampubolon menjelaskan bahwa minat membaca adalah kemauan dan keinginan seseorang untuk mengenali huruf dan dapat menangkap makna dari tulisan tersebut. Lilawati (Sandjaja, 2005) mengartikan minat membaca adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga dapat mengarahkan seseorang untuk membaca dengan kemauannya sendiri. Sinambela (Sandjaja, 2005) mengartikan minat membaca sebagai sikap positif dan adanya rasa keterikatan dalam diri terhadap aktivitas membaca dan tertarik terhadap buku bacaan (Lintas Berita. 20 Oktober 2009).

Sedangkan membaca adalah aktivitas audiovisual untuk memperoleh

makna dari simbol berupa huruf atau kata. Aktivitas ini meliputi dua proses,

yaitu proses decoding yang di kenal dengan istilah membaca teknis dan proses

pemahaman. Membaca teknis adalah proses pemahaman atas hubungan antara

huruf (grafem) dan bunyi (fonem) atau menerjemahkan kata-kata tercetak

menjadi bahasa lisan atau sejenisnya. Sedangkan membaca pemahaman

adalah proses menangkap makna (Yusuf, dkk., 2003: 69).

Minat dan Kemampuan Membaca..., Suwarno, Pascasarjana UMP 2011

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI A. Minat Membacarepository.ump.ac.id/7137/3/SUWARNO BAB II.pdf · faktor pendorong bagi anak untuk melaksanakan ... Faktor yang pertama berkaitan dengan pengetahuan,

16  

 

Menurut Hodgson dalam Tarigan (2008: 7) bahwa membaca ialah

suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh

pesan yang disampaikan penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.

Minat baca berhubungan dengan tinggi rendahnya frekuensi dan

jumlah bacaan yang dibacanya. Namun perlu ditegaskan bahwa bacaan

itu bukan merupakan bacaan wajib. Misalnya bagi pelajar, bukan buku

pelajaran sekolah. Jadi seharusnya diukur dari frekuensi dan jumlah

bacaan yang dibaca dari jenis bacaan tambahan untuk berbagai

keperluan misalnya menambah pengetahuan umum (lintasberita.com).

Berdasar uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat baca

merupakan kecenderungan jiwa yang mendorong seseorang berbuat

sesuatu terhadap membaca. Minat baca ditunjukkan dengan keinginan

yang kuat untuk melakukan kegiatan membaca. Orang yang memiliki

minat membaca yang tinggi senantiasa mengisi waktu luang dengan

membaca.

2. Tujuan Membaca

Kegiatan membaca adalah menginterprestasikan jalan pikiran

sang penulis. Membaca adalah kegiatan yang dilakukan berupa

penerjemahan simbol atau huruf ke dalam kata dan kalimat yang

memiliki makna bagi seseorang (Darmono, 2007: 215).

Tujuan umum orang membaca adalah untuk mendapatkan informasi baru. Dalam kenyataannya terdapat tujuan yang lebih khusus dari kegiatan membaca, yaitu: a. membaca untuk tujuan kesenangan. Termasuk dalam kategori

ini adalah membaca novel, surat kabar, majalah, dan komik. Menurut David Eskey tujuan membaca semacam ini adalah

Minat dan Kemampuan Membaca..., Suwarno, Pascasarjana UMP 2011

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI A. Minat Membacarepository.ump.ac.id/7137/3/SUWARNO BAB II.pdf · faktor pendorong bagi anak untuk melaksanakan ... Faktor yang pertama berkaitan dengan pengetahuan,

17  

 

reading for pleasure. Bacaan yang dijadikan obyek kesenangan menurut David adalah sebagai “bacaan ringan”;

b. membaca untuk meningkatkan pengetahuan seperti pada membaca buku-buku pelajaran buku ilmu pengetahuan. Kegiatan membaca untuk meningkatkan pengetahuan disebut juga dengan reading for intelectual profit;

c. membaca untuk melakukan suatu pekerjaan, misalnya para mekanik perlu membaca buku petunjuk, ibu-ibu membaca booklet tentang resep masakan, membaca prosedur kerja dari pekerjaan tertentu. Kegiatan membaca semacam ini dinamakan dengan reading for work (Darmono, 2007: 215).

Agar tujuan membaca dapat berhasil dengan baik, ada beberapa

metode utama dalam proses membaca sebagai berikut:

a. Model dari bawah ke atas Model ini pertama kali dikemukakan oleh Goodman

(1967). Proses ini merupakan suatu proses yang melibatkan suatu persepsi yang tepat, terinci dan berurutan serta identifikasi huruf, kata, pola dan unit-unit bahasa yang lebih luas.

b. Model dari atas ke bawah Goodman menyebut model ini sebagai model terka

(guessing game). Pada tahun 1971 Frank Smith menyempurnakan model ini, walaupun masih menggunakan nama yang sama. Inti metode ini menyatakan bahwa “membaca” merupakan suatu permainan menerka yang bersifat psiklinguistik, melibatkan interaksi antara pikiran dan bahasa. Membaca efisien tidak terjadi melalui persepsi yang tepat dan ketrampilan menyeleksi penanda-penanda yang sangat sedikit jumlahnya, namun sangat produktif yang diperlukan untuk menerka isi bacaan.

c. Model interaktif Disebut interaktif karena terjadi interaksi dari

gabungan berbagai pengetahuan pembaca, serta interaksi antara pembaca dan teks (Darmono, 2007: 216).

Sedangkan menurut Anderson dalam Sakdiyah dkk. (2010: 5-6).

Tujuan membaca itu adalah: 1) menemukan detail atau fakta; 2)

menemukan gagasan utama; 3) menemukan urutan atau organisasi

Minat dan Kemampuan Membaca..., Suwarno, Pascasarjana UMP 2011

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI A. Minat Membacarepository.ump.ac.id/7137/3/SUWARNO BAB II.pdf · faktor pendorong bagi anak untuk melaksanakan ... Faktor yang pertama berkaitan dengan pengetahuan,

18  

 

bacaan; 4) menyimpulkan; 5) mengklasifikasikan; 6) menilai; 7)

membandingkan atau mempertentangkan.

Berdasar uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan

membaca adalah menginterprestasikan atau memaknai suatu bacaan

untuk tujuan menemukan fakta, menyimpulkan, demi kesenangan,

menambah pengetahuan, atau untuk melakukan pekerjaan.

3. Jenis-jenis Membaca

Menurut Tarigan (2008: 11–13), jenis-jenis membaca ada dua

macam, yaitu: (1) membaca nyaring; dan (2) membaca dalam hati.

Membaca dalam hati terdiri atas: (a) membaca ekstensif, yang dibagi

lagi menjadi: membaca survey, membaca sekilas, dan membaca

dangkal, dan (b) membaca intensif, yang terdiri dari membaca telaah isi

dan membaca telaah bahasa. Membaca telaah isi terdiri dari membaca

teliti, pemahaman, kritis, dan membaca ide-ide. Membaca telaah bahasa

terdiri dari membaca bahasa dan membaca sastra.

4. Strategi Pengembangan Minat dan Kegemaran Membaca

Langkah untuk pengembangan dapat dinamakan dengan strategi

pengembangan. Untuk mewujudkan strategi pengembangan minat dan

kegemaran membaca perlu mengacu pada dimensi-dimensi sebagai

berikut.

Minat dan Kemampuan Membaca..., Suwarno, Pascasarjana UMP 2011

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI A. Minat Membacarepository.ump.ac.id/7137/3/SUWARNO BAB II.pdf · faktor pendorong bagi anak untuk melaksanakan ... Faktor yang pertama berkaitan dengan pengetahuan,

19  

 

Tabel 2.1 Dimensi Pengembangan Minat dan Kegemaran Membaca

Dimensi Strategi Pengembangan Motivator

1) Edukatif Pedagogik

Perlu dilatih metode dan teknik membaca yang efisien dan efektif Program tugas membaca disertai membuat laporan Program membaca wajib bersifat ekstra kurikuler Lomba penulisan karangan siswa,penggalakan majalah siswa , dan majalah dinding

Guru Bahasa Guru Bidang Studi Kepala Sekolah Kepala Sekolah/Dikbud

2) Sosio Kultural Memotivasi orang tua siswa memberi contoh kegiatan membaca dan menyediakan fasilitas yang menunjang Dibentuk kelompok baca berdasarkan minat siswa

Guru/Pembim bing Kepala Sekolah/OSIS

3) Psikologis Perlu diadakan bahan bacaaan yang selaras sesuai dengan kebutuhan melalui perpustakaan

Kepala Sekolah/Pustaka wan

(Darmono, 2007: 219).

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Membaca

Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap proses

pemahaman. Faktor-faktor tersebut adalah: 1) faktor kognitif, 2)

faktor afektif, 3) faktor teks bacaan, dan 4) faktor penguasaan

bahasa. Faktor yang pertama berkaitan dengan pengetahuan,

pengalaman, dan tingkat kecerdasan (kemampuan berpikir)

seseorang. Faktor kedua berkaitan dengan kondisi emosional,

sikap, dan situasi. Faktor ketiga berkaitan dengan tingkat kesukaran

Minat dan Kemampuan Membaca..., Suwarno, Pascasarjana UMP 2011

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI A. Minat Membacarepository.ump.ac.id/7137/3/SUWARNO BAB II.pdf · faktor pendorong bagi anak untuk melaksanakan ... Faktor yang pertama berkaitan dengan pengetahuan,

20  

 

dan keterbacaan suatu bacaan yang dipengaruhi oleh pilihan kata,

struktur, isi bacaan, dan penggunaabahasanya. Selanjutnya faktor

terakhir berkaitan dengan tingkat kemampuan berbahasa yang

berkaitan dengan penguasaan perbendaharaan kata, struktur, dan

unsur-unsur kewacanaan (Sakdiyah, dkk., 2010: 15).

B. Kemampuan Membaca

1. Pengertian Kemampuan Membaca

Kompetensi membaca siswa SD dibagi menjadi dua

tahapan: 1) membaca permulaan dan 2) membaca lanjut.

Membaca permulaan untuk siswa kelas 1 sampai dengan kelas 3.

Membaca lanjut untuk siswa kelas 4 sampai dengan kelas 6

(Putra, 2008: 4-5). Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan

kemampuan membaca adalah kemampuan membaca lanjut.

Kemampuan membaca ialah kecepatan membaca dan

pemahaman isi secara keseluruhan. Kemampuan membaca dapat

ditingkatkan dengan penguasaan teknik-teknik membaca efisien

dan efektif (Tampubolon, 1990: 7).

Pada tingkatan membaca lanjut masih terdapat berbagai

masalah yang menyebabkan pembaca tidak dapat mencapai

kemampuan membaca maksimal dikarenakan adanya kebiasaan-

kebiasaan tertentu, gerakan-gerakan mata, motivasi dan minat

membaca yang merugikan pembaca (Tampubolon, 1990: 8).

Minat dan Kemampuan Membaca..., Suwarno, Pascasarjana UMP 2011

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI A. Minat Membacarepository.ump.ac.id/7137/3/SUWARNO BAB II.pdf · faktor pendorong bagi anak untuk melaksanakan ... Faktor yang pertama berkaitan dengan pengetahuan,

21  

 

Menurut Tarigan dilihat dari kemampuan membacanya,

ada tiga jenis keterampilan membaca pemahaman, yaitu: 1)

kemampuan membaca literal adalah kemampuan pembaca untuk

mengenal dan menangkap isi bacaan yang tertera secara tersurat

(eksplisit). 2) kemampuan membaca kritis merupakan

kemampuan pembaca untuk mengolah bahan bacaan secara kritis

dan menemukan keseluruhan makna bahan bacaan baik makna

tersurat maupun makna tersirat. 3) kemampuan membaca kreatif

merupakan tingkatan tertinggi dari kemampuan membaca

seseorang. Artinya, pembaca tidak hanya menangkap makna

tersurat (reading the lines), makna antarbaris (reading between

the lines), dan makna di balik baris (reading beyond the lines),

tetapi juga mampu secara kreatif menerapkan hasil membacanya

untuk kepentingan sehari-hari.

Selain ketiga kemampuan membaca pemahaman tersebut

di atas, yang termasuk membaca pemahaman antara lain juga

membaca cepat. Jenis membaca ini bertujuan agar pembaca

dalam waktu yang singkat dapat memahami isi bacaan secara

tepat dan cermat. Jenis membaca ini dilaksanakan tanpa suara

(membaca dalam hati). Bahan bacaan yang diberikan untuk

kegiatan ini harus baru (belum pernah diberikan kepada siswa)

dan tidak boleh terdapat banyak kata-kata sukar, ungkapan-

ungkapan yang baru, atau kalimat yang kompleks. Kalau ternyata

Minat dan Kemampuan Membaca..., Suwarno, Pascasarjana UMP 2011

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI A. Minat Membacarepository.ump.ac.id/7137/3/SUWARNO BAB II.pdf · faktor pendorong bagi anak untuk melaksanakan ... Faktor yang pertama berkaitan dengan pengetahuan,

22  

 

ada, guru harus memberikan penjelasan terlebih dahulu, agar

siswa terbebas dari kesulitan memahami isi bacaan karena

terganggu oleh masalah kebahasaan (Tarigan, 2008: 37-38).

2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Minat dan Kemampuan

Membaca

Tingkat minat baca masyarakat Indonesia tergolong

rendah dibandingkan dengan tingkat minat baca masyarakat

bangsa lain. Pernyataan negatif atau pesimistis ini sering muncul

dan diulang-ulang dalam berbagai laporan hasil penelitian dan

pendapat para pakar yang dituangkan dalam berbagai tulisan atau

pun disampaikan dalam beragam pertemuan ilmiah.

Chauhan (1978) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi minat: Perkembangan fisik, merupakan hal yang sangat penting dalam memutuskan perkembangan minat. Seseorang yang secara fisik mengalami kebutaan atau kecacatan pada matanya akan berpengaruh pada ketertarikannya pada aktivitas membaca. Perbedaan sex (identitas kelamin). Ada perbedaan besar antara minat membaca pada perempuan dan laki-laki. Perbedaan tersebut disebabkan perbedaan fisiologis dan pengaruh budaya, level pendidikan dan kondisi lingkungan. Lingkungan, menentukan aturan penting dalam memutuskan minat membaca seseorang, misalnya saja lingkungan rumah yang kondusif dan memberikan banyak contoh dan stimulus sehingga seseorang akan memiliki kebiasaan membaca (Lintas Berita. 20 Oktober 2009).

. Studi yang dilakukan IEA mengungkapkan beberapa

aspek yang mempengaruhi literasi membaca, yaitu:

a. literasi dan investasi dalam pendidikan;

b. literasi dan latar belakang siswa;

Minat dan Kemampuan Membaca..., Suwarno, Pascasarjana UMP 2011

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI A. Minat Membacarepository.ump.ac.id/7137/3/SUWARNO BAB II.pdf · faktor pendorong bagi anak untuk melaksanakan ... Faktor yang pertama berkaitan dengan pengetahuan,

23  

 

1) karakteristik siswa dan keluarga siswa;

2) tempat lahir dan bahasa yang digunakan;

3) pendidikan orang tua;

4) status pekerjaan orang tua;

5) status kepemilikan dalam keluarga;

6) kekayaan keluarga;

7) latar belakang sosial-ekonomi keluarga;

8) latar belakang sosial-budaya;

9) kegiatan seni dan budaya;

10) perbandingan gender;

11) pekerjaan masa depan yang diinginkan siswa;

12) pekerjaan rumah;

13) penggunaan komputer;

14) pelajaran tambahan;

c. kebiasaan membaca;

d. motivasi belajar siswa;

e. minat dan konsep diri siswa;

f. stratgi belajar;

g. tingkat kehadiran di kelas dan rasa memiliki;

h. lingkungan sekolah dan pencapaian prestasi;

i. infrastruktur fisik sekolah;

j. sumber daya manusia sekolah;

Minat dan Kemampuan Membaca..., Suwarno, Pascasarjana UMP 2011

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI A. Minat Membacarepository.ump.ac.id/7137/3/SUWARNO BAB II.pdf · faktor pendorong bagi anak untuk melaksanakan ... Faktor yang pertama berkaitan dengan pengetahuan,

24  

 

k. Organisasi dan manajemen sekolah; (Hayat, dkk., 2010: 143-

193).

Berdasar uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ternyata

unsur minat baca yang akan peneliti teliti merupakan salah satu

unsur yang akan mampu meningkatkan kemampuan membaca.

3. Mengukur Kemampuan Membaca

Kemampuan membaca ialah kecepatan membaca dan

pemahaman isi bacaan. Cara mengukur kemampuan membaca

diperhitungkan dari jumlah kata yang dapat dibaca per menit

dikalikan dengan persentase pemahaman isi bacaan.

Langkah-langkah untuk mengetahui kemampuan membaca

adalah sebagai berikut.

a. Bacalah teks dan jawablah pertanyaan-pertanyaan yang

disediakan.

b. Catatlah waktu yang dipergunakan untuk membaca teks itu

(tidak termasuk menjawab pertanyaan). Agar lebih tepat catatlah

waktu permulaan dan akhir membaca pada selembar kertas dan

hitunglah jumlah waktu dengan sekon kemudian dibagi 60.

c. Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang disediakan.

d. Hitunglah kemampuan membaca dengan rumus sebagai berikut.

 

(Tampubolon, 1990: 11-12).

Minat dan Kemampuan Membaca..., Suwarno, Pascasarjana UMP 2011

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI A. Minat Membacarepository.ump.ac.id/7137/3/SUWARNO BAB II.pdf · faktor pendorong bagi anak untuk melaksanakan ... Faktor yang pertama berkaitan dengan pengetahuan,

25  

 

Berdasar uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan

membaca ialah kecepatan membaca anak dan kemampuan

pemahaman anak terhadap isi bacaan secara keseluruhan. Kemampuan

membaca anak dapat dicari dengan rumus sebagai berikut.

 

C. Status Ekonomi Orang Tua

1. Klasifikasi / Penahapan Keluarga

Dilihat dari segi tahapan pencapaian tingkat

kesejahteraannya, keluarga dikelompokkan menjadi lima tahapan

yaitu Keluarga Pra Sejahtera, Keluarga Sejahtera I, Keluarga

Sejahtera II, Keluarga Sejahtera III dan Keluarga Sejahtera III Plus,

dengan penjelasan masing-masing tahapan sebagai berikut :

a. Keluarga Pra Sejahtera yaitu keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (basic needs) secara minimal, seperti kebutuhan akan pangan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan

b. Keluarga Sejahtera Tahap I yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologisnya (socio psychological needs), seperti kebutuhan ibadah, makan protein hewani, pakaian, ruang untuk interaksi keluarga, dalam tulis latin dan keluarga berencana

c. Keluarga Sejahtera Tahap II yaitu keluarga-keluarga yang disamping telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, juga telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan sosial psikologisnya, akan tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan pengembangannya (developmental needs) seperti kebutuhan untuk peningkatan agama, menabung, berinteraksi dalam keluarga, ikut melaksanakan kegiatan dalam masyarakat dan mampu memperoleh informasi.

Minat dan Kemampuan Membaca..., Suwarno, Pascasarjana UMP 2011

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI A. Minat Membacarepository.ump.ac.id/7137/3/SUWARNO BAB II.pdf · faktor pendorong bagi anak untuk melaksanakan ... Faktor yang pertama berkaitan dengan pengetahuan,

26  

 

d. Keluarga Sejahtera Tahap III yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologis dan kebutuhan pengembangannya, namun belum dapat memberikan sumbangan (kontribusi) yang maksimal terhadap masyarakat, seperti secara teratur (waktu tertentu) memberikan sumbangan dalam bentuk material dan keuangan untuk kepentingan sosial kemasyarakatan serta berperanserta secara aktif dengan menjadi pengurus lembaga kemasyarakatan atau yayasan-yayasan sosial, keagamaan, kesenian, olah-raga, pendidikan dan sebagainya

e. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhannya, baik yang bersifat dasar, sosial psikologis maupun yang bersifat pengembangan serta telah dapat pula memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat (Tim BKKBN, 2010: 14-15).

2. Indikator Masing-masing Tahapan Keluarga

a. Tahapan Keluarga Sejahtera 1) Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau

lebih; 2) Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di

rumah bekerja/sekolah dan berpergian; 3) Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai dan

dinding yang baik; 4) Bila ada anggota keluarga sakit dibawa ke sarana kesehatan; 5) Bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi ke sarana

pelayanan kontrasepsi; 6) Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah;

b. Tahapan Keluarga Sejahtera II 7) Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai

dengan agama dan kepercayaan masing-masing; 8) Paling kurang seklai seminggu seluruh anggota keluarga

makan daging/ikan/telur; 9) Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel

pakaian baru dalam setahun; 10) Luas lantai rumah rumah paling kurang 8 m2 untuk setiap

penghuni rumah; 11) Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat sehingga

dapat melaksanakan tugas/fungsi masing-masing; 12) Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk

memperoleh penghasilan; 13) Seluruh anggota keluarga umur 10-60 tahun bisa baca tulisan

latin; 14) Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih

menggunakan alat/obat kontrasepsi;

Minat dan Kemampuan Membaca..., Suwarno, Pascasarjana UMP 2011

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI A. Minat Membacarepository.ump.ac.id/7137/3/SUWARNO BAB II.pdf · faktor pendorong bagi anak untuk melaksanakan ... Faktor yang pertama berkaitan dengan pengetahuan,

27  

 

c. Tahapan Keluarga Sejahtera III 15) Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama; 16) Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang

atau barang; 17) Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang seminggu

sekali dimanfaatkan untuk berkomunikasi; 18) Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan

tempat tinggal; 19) Keluarga memperoleh informasi dari surat

kabar/majalah/radio/tv; d. Tahapan Keluarga Sejahtera III Plus

20) Keluarga secara teratur dengan suka rela memberikan sumbangan materiil untuk kegiatan sosial;

21) Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus perkumpulan sosial/yayasan/institusi masyarakat (Tim BKKBN, 2010: 5-6).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa status ekonomi

keluarga adalah suatu keadaan atau kondisi tingkat keluarga berdasar

indikator-indikator tahapan keluarga. Tingkatan keluarga ini

dipengaruhi pendapatan yang diperoleh keluarga dari suatu

pekerjaan atau usaha yang dilakukan setiap harinya untuk

mencukupi kebutuhan hidupnya dalam rumah tangga.

D. Pendidikan Orang Tua

1. Jenjang pendidikan

Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar,

pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi (Penyusun, 2010: 10-

11).

a. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi

jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk

Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk

Minat dan Kemampuan Membaca..., Suwarno, Pascasarjana UMP 2011

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI A. Minat Membacarepository.ump.ac.id/7137/3/SUWARNO BAB II.pdf · faktor pendorong bagi anak untuk melaksanakan ... Faktor yang pertama berkaitan dengan pengetahuan,

28  

 

lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan

Madrasah Tsanawiyah ( MTs), atau bentuk lain yang sederajat.

b. Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.

Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum

dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah

berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah

(MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah

Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.

c. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah

pendidikan menengah yang mencakup program pewndidikan

diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang

diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Pereguruan tinggi dapat

berbentuk akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau

universitas.

2. Jenis Pendidikan

Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan,

akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus (Penyusun,

2010: 10).

Berdasar uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan status pendidikan orang tua adalah jenjang

pendidikan atau tingkatan pendidikan terakhir yang diperoleh orang

tua siswa sampai lulus dan berijazah.

Minat dan Kemampuan Membaca..., Suwarno, Pascasarjana UMP 2011

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI A. Minat Membacarepository.ump.ac.id/7137/3/SUWARNO BAB II.pdf · faktor pendorong bagi anak untuk melaksanakan ... Faktor yang pertama berkaitan dengan pengetahuan,

29  

 

E. Penelitian yang Relevan

Penelitian kebiasaan baca khususnya di lingkungan siswa telah

dilakukan oleh beberapa peneliti, misalnya penelitian kebiasaan baca

murid SD yang dilakukan di Jakarta oleh Yatiman tahun 1981 yang

memusatkan perhatian pada:

1. bahan bacaan yang sesuai untuk murid SD;

2. ciri pembeda antara bahan bacaan SD dan orang dewasa;

3. nilai-nilai sosial budaya dalam bahan-bahan bacaan murid SD.

Penelitian lain yang relevan yaitu penelitian minat dan

kebiasaan membaca masyarakat Jawa Timur oleh Syaifuddin,dkk.

tahun 2004 dengan tujuan penelitian:

1. untuk memperoleh gambaran bagaimanakah minat dan kebiasaan membaca masyarakat di Jawa Timur;

2. untuk mengetahuai perbedaan minat dan kebiasaan membaca masyarakat berdasarkan jenis kelamin pembaca, tingkat usia, jenis pekerjaan, jenjang pendidikan, dan tingkat penghasilan mereka;

3. untuk memperoleh gambaran hubungan antara minat dan kebiasaan membaca masyarakat berdasarkan jenis kelamin pembaca, tingkat usia, jenis pekerjaan, jenjang pendidikan, dan tingkat penghasilan mereka;

4. untuk memperoleh gambaran pengaruh antara minat dan kebiasaan membaca masyarakat berdasarkan jenis kelamin pembaca, tingkat usia, jenis pekerjaan, jenjang pendidikan, dan tingkat penghasilan mereka (Darmono, 2010).

Minat dan Kemampuan Membaca..., Suwarno, Pascasarjana UMP 2011