bab ii kajian pustaka a. perkembangan kognitif anak usia ...repository.ump.ac.id/6273/3/bab...

25
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini 1. Pengertian Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Menurut Desmita,(2010:103), perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan manusia yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Dalam Dictionary of Psychology karya Chaplin(2000,dalam Desmita, 2010 : 97), dijelaskan bahwa “kognisi adalah konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenalan, termasuk di dalamnya mengamati, melihat, memperhatikan, memberikan, menyangka, membayangkan, memperkirakan, menduga dan menilai. Menurut Patmonodewo (2008:27), perkembangan kognitif sering diartikan sebagai kecerdasan atau berfikir. Kognitif adalah pengertian yang luas mengenai berpikir dan mengamati, jadi merupakan tingkah laku yang mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan atau yang dibutuhkan untuk menggunakan pengetahuan. Menurut Haditono (2006: 216) perkembangan kognitif mengandung arti proses berpikir dan proses mengamati yang menghasilkan, memperoleh, menyimpan dan memproduksi yang membuat setiap orang mengatur dunia dengan caranya sendiri-sendiri. 6 Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Dwi Erniati, FKIP, UMP, 2014

Upload: hoangmien

Post on 25-Apr-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Kognitif Anak Usia ...repository.ump.ac.id/6273/3/BAB II.pdf · bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. ... mempertimbangkan

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

1. Pengertian Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

Menurut Desmita,(2010:103), perkembangan kognitif adalah

salah satu aspek perkembangan manusia yang berkaitan dengan pengertian

(pengetahuan), yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan

bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Dalam

Dictionary of Psychology karya Chaplin(2000,dalam Desmita, 2010 : 97),

dijelaskan bahwa “kognisi adalah konsep umum yang mencakup semua

bentuk pengenalan, termasuk di dalamnya mengamati, melihat,

memperhatikan, memberikan, menyangka, membayangkan,

memperkirakan, menduga dan menilai.

Menurut Patmonodewo (2008:27), perkembangan kognitif sering

diartikan sebagai kecerdasan atau berfikir. Kognitif adalah pengertian yang

luas mengenai berpikir dan mengamati, jadi merupakan tingkah laku yang

mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan atau yang dibutuhkan

untuk menggunakan pengetahuan.

Menurut Haditono (2006: 216) perkembangan kognitif

mengandung arti proses berpikir dan proses mengamati yang

menghasilkan, memperoleh, menyimpan dan memproduksi yang membuat

setiap orang mengatur dunia dengan caranya sendiri-sendiri.

6

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Dwi Erniati, FKIP, UMP, 2014

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Kognitif Anak Usia ...repository.ump.ac.id/6273/3/BAB II.pdf · bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. ... mempertimbangkan

7

Menurut Piaget (dalam John W. Santrock 2009:44), bahwa anak-

anak membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri; informasi

tidak sekedar dituangkan kedalam pikiran mereka dari lingkungan. Piaget

yakin bahwa anak-anak menyesuaikan pikiran mereka untuk mencakup

gagasan baru, karena informasi tambahan memajukan pemahaman.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa pengertian perkembangan kognitif adalah suatu proses dalam

berfikir setiap individu untuk menghubungkan, menilai dan

mempertimbangkan suatu peristiwa yang terjadi dalam lingkungan

mereka.

2. Prinsip Perkembangan Anak Usia Dini

Dalam Yudha, Saputra.Dkk(2005: 11) prinsip perkembangan

adalah adanya suatu perubahan baik fisik maupun psikis sesuai dengan

masa pertumbuhannya.Perkembangan sangat dipengaruhi oleh faktor

internal (biologis, status kesehatan) dan faktor eksternal (lingkungan,

makanan, dan aktivitas gerak) yang sesuai dengan masa

perkembangannya.

Menurut Bredekamp (dalam Hartati, 2005: 12) Untuk mencapai

pembelajaran yang efektif, maka pada pelaksanaannya harus

memperhatikan beberapa prinsip-prinsip perkembangan yaitu:

a. Aspek-aspek perkembangan anak seperti fisik, sosial, emosional dan

kognitif satu sama lain saling terkait secara erat. Perkembangan dalam

satu ranah berpengaruh dan dipengaruhi oleh perkembangan dalam

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Dwi Erniati, FKIP, UMP, 2014

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Kognitif Anak Usia ...repository.ump.ac.id/6273/3/BAB II.pdf · bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. ... mempertimbangkan

8

ranah-ranah yang lain. Perkembangan dalam satu ranah dapat

membatasi atau mendukung perkembangan yang lain,

b. Perkembangan terjadi dalam suatu urutan. Kemampuan, keterampilan,

dan pengetahuan dibangun berdasarkan pada apa yang telah diperoleh

terdahulu. Urutan pertumbuhan dan perkembangan yang relatif stabil

terjadi pada anak selama masa usia dini.

c. Perkembangan berlangsung dengan rentang bervariasi antar anak dan

juga antar bidang perkembangan dari masing-masing fungsi. Variasi

individual sekurang-kurangnya memiliki dua dimensi, yakni (1) variasi

dari rata-rata perkembangan dan (2) keunikan masing-masing anak

sebagai individu. Setiap anak merupakan pribadi yang unik dengan

pola dan waktu pertumbuhan individual yang berbeda-beda.

d. Pengalaman awal memiliki pengaruh kumulatif dan tertunda terhadap

perkembangan anak. Pengalaman-pengalaman awal anak bersifat

kumulatif dalam arti bahwa jika suatu pengalaman jarang terjadi, maka

pengalaman itu bisa memiliki sedikit pengaruh. Pengalaman awal juga

dapat memiliki pengaruh yang tertunda terhadap perkembangan

berikutnya. Misalnya, suatu upaya pembentukan perilaku yang

bersandar pada ganjaran-ganjaran ekstrinsik (seperti permen atau

uang), suatu atrategi yang bisa sangat efektif untuk jangka pendek,

dalam kondisi tertentu dapat mengurangi motivasi instrinsik anak

dalam jangka waktu yang lama.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Dwi Erniati, FKIP, UMP, 2014

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Kognitif Anak Usia ...repository.ump.ac.id/6273/3/BAB II.pdf · bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. ... mempertimbangkan

9

e. Perkembangan berlangsung ke arah kompleksitas, organisasi dan

internalisasi yang lebih meningkat. Belajar selama usia dini

berlangsung dari pengetahuan nyata ke pengetahuan simbolik.

f. Perkembangan dan belajar terjadi dalam dan dipengaruhi oleh konteks

sosial dan kultural yang majemuk. Menurut model ekologis,

perkembangan anak sangat baik dipahami dalam konteks sosiokultural

keluarga, setting pendidikan, dan masyarakat yang lebih luas. Konteks

yang bervariasi tersebut saling beriteralasi dan semuanya memiliki

pengaruh terhadap perkembangan anak.

g. Anak adalah pembelajar aktif, mengambil pengalaman fisik dan sosial

serta juga pengetahuan yang ditransmisikan secara kultur untuk

membangun pemahaman mereka sendiri tentang lingkungan sekitar

mereka. Anak berkontribusi terhadap perkembangan dan belajarnya

sendiri disaat mereka berupaya memakai pengalaman sehari-harinya di

rumah, sekolah dan di masyarakat. Sejak lahir, anak secara aktif

terlibat dalam membangun pemahaman mereka sendiri yang berasal

dari pengalaman mereka, dan pemahaman ini diperantarai oleh dan

secara jelas terkait dengan konteks sosiokultur.

h. Perkembangan dan belajar merupakan hasil dari interaksi kematangan

biologis dan lingkungan, yang mencakup baik lingkungan fisik

maupun lingkungan sosial tempat anak tinggal. Manusia merupakan

produk dari keturunan dan lingkungan, dan kekuatan-kekuatan ini

saling berinteraksi.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Dwi Erniati, FKIP, UMP, 2014

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Kognitif Anak Usia ...repository.ump.ac.id/6273/3/BAB II.pdf · bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. ... mempertimbangkan

10

i. Perkembangan mengalami percepatan, bila anak memiliki kesempatan

untuk mempraktekkan keterampilan-keterampilan yang baru diperoleh

dan juga ketika mereka mengalami tantangan di atas level

penguasaannya pada saat itu.

j. Bermain merupakan suatu sarana penting bagi perkembangan anak

seperti sosial, emosional, kognitif, dan juga merefleksikan

perkembangan anak. Aktivitas bermain anak merupakan konteks yang

sangat mendukung proses perkembangan.

k. Anak mendemonstrasikan mode-mode untuk mengetahui dan belajar

yang berbeda, serta cara yang berbeda pula dalam merepresentasikan

apa yang mereka tahu.

l. Anak berkembang dan belajar terbaik dalam suatu konteks komunitas

yang merasa aman dan menghargai, memenuhi kebutuhan-kebutuhan

fisiknya, dan dirasa aman secara psikologisnya.

Sedangkan dalam (Yusuf, Syamsu.dkk 2011: 4) prinsip-prinsip

perkembangan adalah sebagai berikut:

a. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti (Never

Ending Process). Individu secara terus-menerus berkembang atau

berubah yang dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar sepanjang

hidupnya.

b. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi. Setiap aspek

perkembangan individu baik fisik, intelektual, emosi, sosial, maupun

moral satu sama lainnya saling mempengaruhi. Pada umumnya

terdapat hubungan yang positif antara aspek-aspek tersebut.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Dwi Erniati, FKIP, UMP, 2014

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Kognitif Anak Usia ...repository.ump.ac.id/6273/3/BAB II.pdf · bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. ... mempertimbangkan

11

c. Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu. Perkembangan

terjadi secara teratur mengikuti pola atau arah tertentu. Setiap tahap

perkembangan merupakan hasil perkembangan tahap sebelumnya, dan

merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya.

d. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan. Perkembangan fisik

dan psikis mencapai kematangannya terjadi pada waktu dan tempo

yang berbeda ( ada yang cepat dan ada yang lambat)

e. Setiap fase perkembangan memiliki ciri khas. Prinsip ini dapat

dijelaskan dengan contoh: a. sampai usia 2 tahun, anak memusatkan

perhatiannya untuk menguasai gerak-gerik fisik dan belajar berbicara;

dan b. pada usia 3-6 tahun, perkembangan dipusatkan untuk menjadi

manusia sosial ( belajar bergaul dengan orang lain).

f. Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan perkembangan.

Prinsip ini berarti bahwa dalam menjalani kehidupannya yang normal

dan berusia panjang individu akan mengalami masa atau fase

perkembangan: masa konsepsi, bayi, kanak-kanak, anak, remaja dan

dewasa.

3. Tahapan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

Menurut Piaget (dalam Suparno, 2001: 27) mengelompokkan

tahap-tahap perkembangan kognitif seorang anak menjadi empat tahap:

tahap sensorimotor, tahap praoperasi, tahap operasi konkret, dan tahap

operasi formal. Tahap sensorimotor lebih ditandai dengan pemikiran anak

berdasarkan tindakan inderawinya. Tahap praoperasi diwarnai dengan

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Dwi Erniati, FKIP, UMP, 2014

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Kognitif Anak Usia ...repository.ump.ac.id/6273/3/BAB II.pdf · bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. ... mempertimbangkan

12

anak mulai menggunakan simbol-simbol untuk menghadirkan suatu benda

atau pemikiran, khususnya penggunaan bahasa. Tahap operasi konkret

ditandai dengan penggunaan aturan logis yang jelas. Tahap operasi formal

dicirikan dengan pemikiran abstrak.

a. Tahap sensorimotor (umur 0-2 tahun)

Tahap paling awal perkembangan kognitif terjadi pada waktu

bayi lahir sampai sekitar berumur 2 tahun. Pada tahap ini, intelegensi

anak lebih didasarkan pada tindakan inderawi anak terhadap

lingkungannya, seperti melihat, meraba, menjamah, mendengar dan

lain-lain. Pada tahap ini, anak belum dapat berbicara dengan bahasa.

Anak belum mempunyai bahasa simbol untuk mengungkapkan adanya

suatu benda yang tidak berada di dekatnya.

Intelegensi sensorimotor, meskipun didasarkan pada tindakan

anak, hal ini sangat membantu perkembangan anak dalam

memecahkan suatu persoalan yang sedang di hadapinya. Misalnya,

seoranga anak hendak menggapai suatu benda yang terletak jauh dari

dirinya dengan menggerak-gerakkan tangannya. Anak ini mencoba

meraih benda tersebut, tetapi tidak berhasil. Akhirnya dalam

perkembangan waktu, ia mencoba menggerak-gerakkan tongkat yang

ada di dekatnya kearah benda tersebut dan berhasil mengambil benda

tersebut.

Menurut Piaget, mekanisme perkembangan sensorimotor ini

menggunakan proses asimilasi dan akomodasi. Tahap-tahap

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Dwi Erniati, FKIP, UMP, 2014

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Kognitif Anak Usia ...repository.ump.ac.id/6273/3/BAB II.pdf · bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. ... mempertimbangkan

13

perkembangan kognitif anak dikembangkan dengan perlahan-lahan

melalui proses asimilasi dan akomodasi terhadap skema-skema anak

karena adanya masukan, rangsangan, atau kontak dengan pengalaman

dan situasi yang baru.

b. Tahap Praoperasi (umur 2-7 tahun)

Tahap pemikiran praoperasi dicirikan dengan adanya fungsi

semiotik, yaitu penggunaan simbol atau tanda untuk menyatakan atau

menjelaskan suatu objek yang saat itu berada bersama subjek. Cara

berpikir simbolik ini diungkapkan dengan penggunaan bahasa pada

masa anak mulai berumur 2 tahun. Selain itu, tahap ini juga dicirikan

dengan pemikiran intuitif pada anak. Dengan adanya penggunaan

simbol, seorang anak dapat mengungkapkan dan membicarakan suatu

hal yang sudah terjadi. Ia juga dapat membicarakan macam-macam

benda dalam waktu yang bersamaan. Dengan penggunaan bahasa,

seorang anak dapat mengungkapkan suatu hal yang tidak sedang

dilihat.Ia juga dapat membicarakan sesuatu hal tanpa terikat ruang dan

waktu dimana hal tersebut terjadi. Dengan perkembangan ini, sudah

jelas bahwa intelegensi anak makin berkembang.

c. Tahap Operasi Konkret (umur 7-11 tahun)

Tahap operasi konkret dicirikan dengan perkembangan sistem

pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis.

Anak sudah memperkembangkan operasi-operasi logis. Operasi itu

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Dwi Erniati, FKIP, UMP, 2014

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Kognitif Anak Usia ...repository.ump.ac.id/6273/3/BAB II.pdf · bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. ... mempertimbangkan

14

bersifat reversibel, artinya dapat dimengerti dalam dua arah, yaitu

suatu pemikiran yang dapat dikembalikan kepada awalnya lagi.

Selain itu, tahap operasi konkret tetap ditandai dengan adanya

sistem operasi berdasarkan apa-apa yang kelihatan nyata atau konkret.

Anak masih menerapkan logika berpikir pada barang-barang yang

konkret, belum bersifat abstrak apalagi hipotesis. Anak masih kesulitan

untuk memecahkan persoalan yang mempunyai banyak variabel. Maka

itu, meskipun inteligensi pada tahap ini sudah sangat maju, cara

berpikir seorang anak tetap masih terbatas karena masih berdasarkan

sesuatu yang konkret.

d. Tahap Operasi Formal (umur 11 tahun ke atas)

Tahap operasi formal merupakan tahap terakhir dalam

perkembangan kognitifmenurut Piaget. Ini terjadi pada umur sekitar 11

atau 12 tahun ke atas.Pada tahap ini, seorang remaja sudah dapat

berpikir logis dalam memecahkan persoalan-persoalan yang

dihadapinya. Asimilasi dan akomodasi terus berperan dalam

membentuk skema yang lebih menyeluruh pada pemikiran remaja.

Menurut Piaget (dalam Hartati, 2005: 68) menyebutkan bahwa

proses belajar harus disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif

yang dilalui anak. Dalam hal ini Piaget membagi perkembangan

kognitiftersebut menjadi empat tahap, yaitu:

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Dwi Erniati, FKIP, UMP, 2014

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Kognitif Anak Usia ...repository.ump.ac.id/6273/3/BAB II.pdf · bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. ... mempertimbangkan

15

a. Tahap Sensorimotor ( 0-2 tahun)

Proses belajar yang dialami seorang anak pada tahap sensori-

motor tentu lain dengan yang dialami seorang anak yang sudah

mencapai tahap yang lebih tinggi (operasional kongkret dan

operasional formal). Pada tahap sensorimotor anak-anak sangat

tergantung pada informasi yang didapat dari panca indera, dan

gerakan-gerakan tubuhnya. Perkembangan yang paling penting pada

tahap ini adalah perkembangan kesadaran akan keberadaan suatu

objek yaitu anak akan menyadari keberadaansuatu objek sekalipun

objek tersebut sudah tidak terlihat lagi (tersembunyi).

b. Tahap Pra Operasional (2-7 tahun)

Anak dapat memanipulasi sejumlah simbol, dan mampu

memahami segala sesuatu dalam satu arah. Anak belum dapat

membalikkan urutan tindakan dari yang paling belakang ke depan.

Misalnya anak mampu menyebutkan urutan angka 1 sampai dengan

10 secara lancar dengan disertai benda atau lambang bilangan, tetapi

ketika anak diperintahkan untuk mengulangi ucapan konsep bilangan

tersebut tanpa adanya benda atau lambang bilangan, dan urutan angka

tersebut dibalik dari 10 sampai dengan 1, anak terlihat bingung dan

membutuhkan proses yang lama untuk mengingatnya, maka menurut

Piaget kondisi tersebut sebagai proses kematangan yang belum

terinternalisasi dalam kemampuan mental anak. Anak masih sulit

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Dwi Erniati, FKIP, UMP, 2014

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Kognitif Anak Usia ...repository.ump.ac.id/6273/3/BAB II.pdf · bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. ... mempertimbangkan

16

memahami konsep permasalahan, artinya segala sesuatu tetap sama

walaupun bentuknya berubah.

c. Tahap OperasionalKonkret (7-11 tahun)

Pada tahap operasional konkret, anak mampu memahami

operasi yang dibutuhkan untuk aktivitas mental termasuk konservasi.

Anak mampu menyimpulkan operasi di dalam otaknya, misalnya

berhitung tanpa menggunakan jari. Anak masih terikat kuat pada

pengalaman praktis (hands on experience). Anak mampu mengingat,

mengolah, dan menyimpulkan sesuatu tanpa harus menggunakan

benda. Ia akan mengulangi ingatannya sesuai dengan pengalamannya

ketika menghitung dengan jari atau simbol-simbol berupa angka.

d. Tahap Operasional Formal (11-18 tahun)

Pada tahap operasional formal, anak sudah mampu berpikir

abstrak. Mereka lebih banyak menggunakan logika ilmiah dalam

puncak perkembangannya. Anak remaja mampu membuat, dan

menguji hipotesa untuk menganalisis, dan mengevaluasi logika.

Menurut Piaget (dalam Mutiah, 2010: 53) dan (dalam Ernawulan,

2005: 36) semua anak memiliki pola perkembangan kognitif yang sama

melalui empat tahapan meliputi:

a. Sensorimotor (0-2 tahun)

Pada tahap ini, anak lebih banyak menggunakan gerak refleks

dan inderanya untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Pengalaman

berinteraksi dengan lingkungan ini amat penting, untuk proses berfikir

ketahap selanjutnya.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Dwi Erniati, FKIP, UMP, 2014

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Kognitif Anak Usia ...repository.ump.ac.id/6273/3/BAB II.pdf · bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. ... mempertimbangkan

17

b. Praoperasional (2-7 tahun)

Pada tahap ini, anak mulai menunjukkan proses berfikir yang

lebih jelas. Anak mulai mengenal beberapa simbol dan tanda termasuk

bahasa dan gambar. Anak mulai menunjukkan kemampuan melakukan

permainan simbolis. Pada tahap ini anak memperoleh pengalaman

tentang matematika melalui berbagai kontak fisik dan eksplorasi

terhadap lingkungannya. Anak mampu mengelompokkan benda-benda

menurut ciri tertentu.

c. Operasional Konkret (7-11 tahun)

Pada tahap ini, anak sudah dapat memecahkan persoalan-

persoalan sederhana yang bersifat konkret. Ia dapat berfikir reversibel

(berkebalikan), anak mampu memahami suatu pertanyaan.

d. Operasional Formal (11 tahun ke atas)

Menurut Piaget tahap ini di capai anak usia 11-15 tahun.

Pemikiran anak tidak lagi terbatas pada benda-benda dan kejadian

yang terjadi di depan matanya karena anak sudah mulai remaja yang

tidak lagi terbatas pada pengalaman konkret. Pemikirannya telah

terbebas dari kejadian langsung.

B. Bermain Eksplorasi Alam Sekitar

1. Pengertian bermain

Bermain merupakan kebutuhan manusia sepanjang rentang

kehidupan, dalam kultur manapun. Bagi anak-anak menurut para ahli,

bermain memiliki fungsi dan manfaat yang sangat penting. Bagi mereka,

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Dwi Erniati, FKIP, UMP, 2014

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Kognitif Anak Usia ...repository.ump.ac.id/6273/3/BAB II.pdf · bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. ... mempertimbangkan

18

bermain bukan hanya menjadi kesenangan tetapi juga suatu kebutuhan

yang mau tidak mau harus terpenuhi.

Menurut Hurlock, 1997 ( dalam Musfiroh; 2005: 3 ) bermain dapat

diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan demi kesenangan dan tanpa

mempertimbangkan hasil akhir. Kegiatan tersebut dilakukan secara suka

rela, tanpa paksaan atau tekanan dari pihak luar. Bermain merupakan

kegiatan yang memberikan kepuasan bagi diri sendiri, melalui bermain

anak memperoleh pembatasan dan memahami kehidupan.

Menurut Gallahue, 1989 ( dalam Hartati; 2005: 85) bermain adalah

suatu aktivitas yang langsung dan spontan dilakukan oleh seorang anak

dengan orang lain atau teman sebayanya dengan menggunakan benda-

benda disekitarnya dengan senang, sukarela, dan imajinatif, serta dengan

menggunakan perasaannya, tangannya atau seluruh anggota tubuhnya.

Dalam bermain, anak melakukan berbagai kegiatan yang berguna

untuk mengembangkan dirinya. Anak mengamati, mengukur,

membandingkan, bereksplorasi, meneliti dan masih banyak lagi yang

dapat dilakukan anak. Situasi seperti ini sering dilakukan tanpa di sadari

bahwa ia telah melatih dirinya dalam beberapa kemampuan tertentu

sehingga ia memiliki kemampuan baru.

Jadi dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa bermain

merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperolehkesenangan

dan sebagai salah satu cara untuk berinteraksi dengan lingkungan serta

sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman anak

menggunakan seluruh anggota tubuh demi memperoleh kesenangan.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Dwi Erniati, FKIP, UMP, 2014

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Kognitif Anak Usia ...repository.ump.ac.id/6273/3/BAB II.pdf · bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. ... mempertimbangkan

19

2. Ciri-ciri Bermain

Bermain memiliki ciri- ciri yang khas, yang membedakannya

dengan kegiatan yang lain. Kegiatan bermain menurut beberapa ahli

(dalamMusfiroh, 2005: 7) memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Bermain selalu menyenangkan (pleasurable) dan menikmatkan atau

menggembirakan (enjoyable). Bahkan ketika tidak disertai oleh tanda-

tanda keriangan, bermain tetaplah bernilai positifbagi para pemainnya

(Garvey, 1990). Ini berarti, suatu kegiatan dapat dikategorikan bermain

apabila anak-anak merasa senang melakukan aktivitas tersebut.

b. Bermain tidak bertujuan ekstrinsik, motivasi bermain adalah motivasi

intrinsik. Ini berarti, anak bermain bukan karena mereka melaksanakan

tugas yang diberikan oleh orang lain, tetapi semata-mata karena anak

memang ingin melakukannya. Karena memiliki motivasi intrinsik,

anak dapat memulai dan mengakhiri kegiatan bermain kapanpun

mereka inginkan.

c. Bermain bersifat spontan dan sukarela. Kegiatan bermain dilakukan

bukan karena terpaksa, bermain tidak bersifat wajib melainkan dipilih

sendiri oleh anak. Sehingga saat bermain ditentukan seketika anak

menginginkan dan dilakukan dengan suka hati tanpa ada rasa terpaksa.

Anak sendirilah yang menentukan suatu kegiatan yang akan dilakukan,

apabila ada unsur keterpaksaan atau ditentukan oleh orang lain maka

kegiatan tersebut cenderung menjadi bekarja.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Dwi Erniati, FKIP, UMP, 2014

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Kognitif Anak Usia ...repository.ump.ac.id/6273/3/BAB II.pdf · bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. ... mempertimbangkan

20

d. Bermain melibatkan peran aktif semua peserta. Kegiatan bermain

terjadi karena adanya keterlibatan semua anak sesuai peran dan giliran

masing-masing, sehingga semua ikut merasakan kegiatan yang sedang

dilakukan melalui bermain tersebut.

e. Barmain bersifat aktif. Dalam kegiatan bermain menuntut keaktifan

anak yang bermain, anak-anak yang sedang bermain bersama-sama

memikirkan, mengorganisasikan, merencanakan serta berinteraksi

dengan lingkungan.

f. Bermain bersifat fleksibel. Dalam bermain anak dapat dengan bebas

memilih dan beralih ke kegiatan bermainapa saja yang mereka

inginkan. Namun, adakalanya anak bebas berpindah-pindah dari satu

kegiatan bermain ke kegiatan bermain yang lain dalam waktu yang

tidak terlalu lama( Solehuddin, 2000;Tedjasaputra, 2001).

Selain ciri-ciri diatas, (dalam Hartati, 2005: 91) bagi anak-anak

bermain adalah sarana untuk mengubah kekuatan potensial di dalam

dirinya menjadi berbagai kemampuan dan kecakapan. Selain itu, bermain

juga dapat menjadi sarana penyaluran energi yang sangat baik bagi anak.

Oleh karena itu, kegiatan bermain pada anak memiliki karakteristik atau

ciri-ciri sebagai berikut:

a. Bermain dilakukan karena kesukarelaan, bukan paksaan,

b. Bermain merupakan kegiatan untuk dinikmati, selalu menyenangkan,

mengasikan dan menggairahkan,

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Dwi Erniati, FKIP, UMP, 2014

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Kognitif Anak Usia ...repository.ump.ac.id/6273/3/BAB II.pdf · bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. ... mempertimbangkan

21

c. Bermain dilakukan tanpa iming-iming apapun, kegiatan bermain itu

sendiri sudah menyenangkan,

d. Bermain lebih mengutamakan aktivitas dari pada tujuan, tujuan dari

bermain adalah aktivitas itu sendiri,

e. Bermain menuntut partisipan aktif, baik secara fisik maupun psikis,

f. Bermain itu bebas, bahkan tidak harus selaras dengan kenyataan.

Anak bebas membuat aturan sendiri dan mengoperasikan fantasinya,

g. Bermain itu sifatnya spontan, sesuai dengan yang diinginkannya saat

itu,

h. Makna dan kesenangan bermain sepenuhnya ditentukan si pelaku,

yaitu anak itu sendiri yang sedang bermain ( Seri Ayah Bunda:

Bermain Dunia Anak, 1994).

3. Pengertian Eksplorasi

Ide kreatif sering kali muncul dari eksplorasi atau penjelajahan

individu terhadap sesuatu. Eksplorasi dapat memberikan kesempatan bagi

anak untukmelihat, memahami, merasakan, dan pada akhirnya membuat

sesuatu yang menarik perhatian mereka dengan menggunakan ide

kreatifmereka. Kegiatan seperti ini dapat dilakukan dengan cara

mengamati dunia sekitar sesuai dengan kenyataan yang ada secara

langsung. Pengamatan tersebut bisa berupa lingkungan, diantaranya hutan,

bukit, pasir, laut, kolam dan lingkungan alam lainnya.

Menurut KBBI: 254 dalam (Rachmawati dkk, 2010: 55) Kegiatan

eksplorasi adalah penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Dwi Erniati, FKIP, UMP, 2014

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Kognitif Anak Usia ...repository.ump.ac.id/6273/3/BAB II.pdf · bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. ... mempertimbangkan

22

pengetahuan lebih banyak, terutama sumber alam yang terdapat ditempat

itu. Eksplorasi dapat pula dikatakan sebagai kegiatan

untukmemperolehpengalaman baru dan situasi yang baru. Eksplorasi

merupakan suatu jenis kegiatan permainan yang dilakukan dengan cara

menjelajahi atau mengunjungi suatu tempat untuk mempelajari hal tertentu

sambil mencari kesenangan atau sebagai hiburan dan permainan.

Nichols(dalamYudha,2005: 28) menguraikan bahwa pembelajaran

eksplorasi merupakan strategi mengajar yang lebih memfokuskan pada

siswa (child centered). Dalam strategi mengajar eksplorasi ini tugas gerak

dirancang untuk memungkinkan anak bergerak bebas seperti yang mereka

inginkan, dalam batas keamanan yang selalu terjaga. Strategi mengajar ini

mampu mengeksplorasi gerak dengan cara yang lebih umum dengan

sedikit sekali arahan dari guru. Strategi ini dapat digunakan untuk

memperkenalkan konsep, ide-ide dan respon dari anak mengenai materi

yang guru berikan selama proses pembelajaran.

Bermain Eksplorasi (dalam Hartati, 2005: 115) adalah nama lain

yang juga digunakan untuk menggambarkan bermain fungsional. Bermain

digunakan oleh anak untuk mengeksplorasi lingkungannya. Melalui indera

dan aktivitas motorik dalam bermain anak mempelajari dunianya. Anak

menggali kemampuan fisiknya dalam hubungannya dengan

lingkungannya. Anak menyebabkan suatu kejadian, ia memiliki kekuatan

atas dirinya sendiri dan melakukan sendiri dalam dunianya, bahkan

kekuatan yang berasal dari luar dunianya dan kejadian yang akan terjadi.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Dwi Erniati, FKIP, UMP, 2014

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Kognitif Anak Usia ...repository.ump.ac.id/6273/3/BAB II.pdf · bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. ... mempertimbangkan

23

Ia membangun konsep tentang benda alam, perubahannya dan sebab

akibat yang ditimbulkannya. Anak melibatkan indera tubuhnya dalam

dunianya, mengembangkan koordinasi tangan dan mata, mengenali

kekekalan benda dan mengeksplorasi konsep ruang dan waktu.

Hubungan antara bermain eksplorasi dengan kemampuan kognitif

ini adalah melalui bermain anak dapat mengembangkan kemampuan

kognitifnya. Melalui pengamatan terhadap lingkungan sekitar, anak dapat

menilai tentang benda-benda yang ada.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa melalui

kegiatan eksplorasi anak dapat menambah wawasan dan informasi yang

lebih luas dan nyata, menumbuhkan rasa ingin tahu yang mendalam,

mengenal lingkungan anak dapat mengenal berbagai macam-macam dan

jenis-jenis, warna, bentuk, ukuran, rasa dan bunyi.

4. Langkah Bermain Eksplorasi Alam Sekitar

Dengan Belajar pada Alam Sekitar atau BALS (Rachmawati :2010:

55), anak dapat mengenal berbagai makhluk, warna, bentuk, bau, rasa,

bunyi dan ukuran melalui alam.

Permainan sebagai suatu media yang meningkatkan semua aspek

perkembangan anak, khususnya perkembangan kognitif anak. Permainan

memungkinkan anak mempraktikkan kompetensi-kompetensi dan

keterampilan-keterampilanyang diperlukan dengan cara yang santai dan

menyenangkan.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Dwi Erniati, FKIP, UMP, 2014

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Kognitif Anak Usia ...repository.ump.ac.id/6273/3/BAB II.pdf · bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. ... mempertimbangkan

24

Langkah bermain eksplorasi alam sekitar menurut peneliti, ini

dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Guru menjelaskan cara bermainnya,

b. Guru memberikan arahan pada anak apa yang harus dilakukan dan

tidak dilakukan serta memperingatkan pada anak tentang alat dan

bahan yang akan digunakan

c. Guru menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan,botol

bekas, biji-bijian( kacang hijau, kedelai, jagung dll), dan

mencontohkan cara bermainnya.

d. Setiap anak diberikan tugas untuk melakukan eksplorasi secara

bersama-sama seperti yang di contohkan untuk mencari benda yang

diminta oleh guru, misalkan biji-bijian. Anak mencari biji-bijian yang

sudah disediakan sebanyak mungkin, kemudian anak

mengelompokkan sesuai dengan bentuk dan ukurannya.

e. Setelah terkumpul, anak-anak dapat mengamati, mengevaluasi, dan

memanfaatkan biji-bijian tersebut dengan cara membedakan

bentuknya, membilang jumlahnya, mengisi botol dengan biji-bijian

untuk mengetahui konsep penuh-kosong, berat-ringan dll.

5. Manfaat bermain eksplorasi alam sekitar bagi perkembangan kognitif

anak yaitu:

Dalam Rachmawati (2010: 56) kegiatan eksplorasi akan

memberikan kesempatan pada anak untuk memahami dan memanfaatkan

olah jajahannya berupa:

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Dwi Erniati, FKIP, UMP, 2014

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Kognitif Anak Usia ...repository.ump.ac.id/6273/3/BAB II.pdf · bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. ... mempertimbangkan

25

a. Wawasan informasi yang lebih luas dan lebih nyata,

b. Menumbuhkan rasa keingintahuan anak tentang sesuatu yang telah

ataupun baru diketahuinya,

c. Memperjelas konsep keterampilan yang telah dimilikinya,

d. Memperoleh pemahaman penuh tentang kehidupan manusia dengan

berbagai situasi dan kondisi yang ada,

e. Memperoleh pengetahuan tentang bagaimana memahami lingkungan

yang ada disekitar, serta bagaimana memanfaatkannya.

Menurut Moeslichatoen (dalam Rachmawati, 2010: 56)

menyatakan bahwa semakin banyak perbendaharaan pengetahuan anak

tentang dunia nyata semakin cepat perkembangan kognisi mereka terutama

dalam kemampuan berpikir dan kemampuan membuat penilaian. Dengan

Belajar pada Alam Sekitar atau BALS, anak dapat mengenal berbagai

makhluk, warna, bentuk, bau, rasa, bunyi dan ukuran melalui alam.

Dalam Yudha (2005:28) manfaat eksplorasi yaitu memungkinkan

anak untuk memperoleh peluang kerja mandiri dan menggali

kemampuannya sendiri. Selain itu dapat menghasilkan sikap percaya diri

yang lebih besar pada diri anak.

Menurut Mayke (2005: 59) manfaat yang bisa diperoleh dari

kegiatan eksplorasi adalah menambah pengetahuan anak dan mendorong

untuk mencari tahu hal-hal yang baru. Manfaat kedua adalah mendukung

kepribadian yang positif, misalnya saja inisiatif untuk bertindak, bersikap

sportif, bersikap tenang menghadapi masalah yang tidak diharapkan dan

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Dwi Erniati, FKIP, UMP, 2014

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Kognitif Anak Usia ...repository.ump.ac.id/6273/3/BAB II.pdf · bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. ... mempertimbangkan

26

percaya diri. Manfaat ketiga adalah sebagai alat bantu bagi anak untuk

bersosialisasi atau menyesuaikan diri dengan teman-teman.

C. Kriteria Keberhasilan

1. Pedoman Penilaian atau Evaluasi

Depdiknas (2004: 3) penilaianadalah suatu usaha mengumpulkan

dan menafsirkan berbagai informasi secara sistematis, berkala,

berkelanjutan, menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan

serta perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui kegiatan

pembelajaran.

Menurut Yus Anita(2005: 111) pencatatan penilaian dapat

menggunakan skala penilaian berupa memuaskan, berhasil, dan belum

berhasil atau dengan lambang (○) artinya berhasil melakukan beberapa

kriteria yang ditentukan, lambang (√) bisa melakukan separuh dari

kriteria yang telah ditentukan dan tanda (x) untuk siswa yang belum

dapat memenuhi kriteria yang ditentukan.

Menurut Kemendiknas (2010: 5) penilaian di Taman Kanak-

kanak merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk

menentukan tingkat pencapaian perkembangan anak dan pengambilan

keputusan, pengakuan, atau ketetapan dengan kondisi ( kemampuan

anak). Pedoman penilaian Kemendiknas Dirjen Mandas dan Menengah

Direktorat Pembina TK (2010: 11) catatan hasil penilaian harian

perkembangan anak dicantumkan pada kolom penilaian Rencana

Kegiatan Harian (RKH) sebagai berikut :

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Dwi Erniati, FKIP, UMP, 2014

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Kognitif Anak Usia ...repository.ump.ac.id/6273/3/BAB II.pdf · bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. ... mempertimbangkan

27

a. Anak yang belum berkembang (BB) sesuai dengan indikator seperti

dalam RKH atau dalam melaksanakn tugas selalu dibantu guru, maka

dalam kolom penilaian ditulis nama anak dan diberi tanda satu

bintang ().

b. Anak yang sudah mulai berkembang (MB) sesuai indikator seperti

yang diharapkan di RKH mendapatkan tanda dua bintang ().

c. Anak yang berkembang sesuai dengan harapan (BSH) pada indikator

dalam RKH mendapat tiga bintang ().

d. Anak yang berkembang sangat baik (BSB) melebihi indikator seperti

yang diharapkan dalam RKH mendapat tanda empat

bintang().

2. Indikator Hasil Belajar

Kompetensi Dasar merupakan pengembangan potensi-potensi

perkembangan pada anak yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan

bertindak sesuai dengan usianya berupa pengetahuan, keterampilan,

sikap dan nilai-nilai yang dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar

dan indikator yang dapat diukur dan diamati.

Hasil belajar merupakan cerminan kemampuan anak yang dicapai

dari suatu tahapan pengalaman belajar dalam satu kompetensi dasar.

Indikator merupakan hasil belajar yang lebih spesifik dan terukur dalam

satu kompetensi dasar. Apabila serangkaian indikator dalam suatu

kompetensi dasar tercapai, berarti target kompetensi dasar sudah

terpenuhi.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Dwi Erniati, FKIP, UMP, 2014

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Kognitif Anak Usia ...repository.ump.ac.id/6273/3/BAB II.pdf · bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. ... mempertimbangkan

28

Dalam Kurikulum TK ( Matrik Kelompok B) tahun 2004 terdapat

indikator pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar anak

dalam aktivitas pembelajaran di sekolah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Indikator Aspek Perkembangan Kognitif

No Indikator Aspek Perkembangan Kognitif

1 Mengelompokkan benda dengan berbagai cara yang diketahui

anak. Misalnya: menurut warna, bentuk, dan ukuran

menggunakan biji-bijian.

2 Membilang / menyebut urutan bilangan 1-20 menggunakan biji

kacang tanah

3 Mengenalberat-ringan, banyak-sedikit, sama-tidak sama

menggunakan biji-bijian

Sumber. Kurikulum TK 2004

D. Kerangka Pikir

Sebagai suatu proses berfikir, mengatasi pengalaman atau masalah

baru terhadap situasi yang dihadapi. Tingkah laku kognitif ini merupakan

produk atau hasil dari penerapan strategi berfikir, mengatasi masalah-masalah

baru secara cepat dan kreatif. Dengan demikian pendidikan seharusnya

membantu anak untuk menemukan bakat dan kreativitas yang tersembunyi

dalam diri anak.

Dari hal tersebut, peneliti melakukan observasi sebelum melakukan

penelitian pada kondisi awal pembelajaran di TK tersebut masih monoton dan

membosankan bagi anak. Sehingga kemampuan kognitif anak kurang

berkembang sesuai tahap perkembangannya, kurangnya pendekatan atau

interaksi antara guru dan anak menjadikan pembelajaran kurang

menyenangkan. Anak terlihat kurang memperhatikan dan merespon guru saat

kegiatan pembelajaran berlangsung.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Dwi Erniati, FKIP, UMP, 2014

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Kognitif Anak Usia ...repository.ump.ac.id/6273/3/BAB II.pdf · bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. ... mempertimbangkan

29

Dengan Belajar pada Alam Sekitar atau BALS (Rachmawati :2010:

55), anak dapat mengenal berbagai makhluk, warna, bentuk, bau, rasa, bunyi

dan ukuran melalui alam. Anak juga dapat meniru dan membuat duplikasi

alam sesuai imajinasi dan kemampuannya. Melalui bermain eksplorasi alam

sekitar anak dapat berinteraksi langsung dengan benda – benda yang dapat

menarik rasa ingintahunya dan mencari tahu sendiri tentang benda tersebut,

dan pembelajaran yang diberikan tidak monoton dan tidak membosankan

anak, kegiatan ini akan menuntut siswa untuk aktif dalam proses

pembelajaran, sehingga anak merasa senang dan tertarik dengan alam.

Bagan Alur Kerangka Pikir

Kondisi Awal

Kemampuan Kognitif

Belum Optimal

PERENCANAAN

perbaikan dengan

kegiatan bermain

eksplorasi

Observasi

Perkembangan kognitif

melalui bermain

eksplorasi alam sekitar

mulai berkembang

Refleksi

Guru mengajak anak

menceritakan kembali

apa yang telah

dilakukan

Observasi

Perkembangan kognitif

melalui bermain

eksplorasi hsilnya

berkembang

Refleksi

Terjadi

peningkatan

terhadap

kemampuan

kognitif pada

kemampuan

anak

Perkembangan kognitif

siswa melalui kegiatan

eksplorasi alam sekitar

Siklus I

Mengajak anak

bereksplorasi

atau bermain

menggunakan

biji-bijian

Siklus II

Mengajak anak

bermain eksplorasi

menggunakan benda-

benda yang sudah

disediakan guru

yaitu biji-bijian

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Dwi Erniati, FKIP, UMP, 2014

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Kognitif Anak Usia ...repository.ump.ac.id/6273/3/BAB II.pdf · bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. ... mempertimbangkan

30

E. Hipotesis Tindakan

Hipotesis penelitian tindakan kelas yang diajukan yaitu penerapan

metode bermain eksplorasi alam sekitar dapat meningkatkan kemampuan

kognitif anak kelompok B1 RA Al Khairiyah Banjarsari Kidul Kecamatan

Sokaraja Kabupaten Banyumas Semester Genap Tahun Ajaran 2013-2014.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Dwi Erniati, FKIP, UMP, 2014