bab ii kajian pustaka 2.1 2.1 -...

12
18 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Metode Ceramah Ceramah merupakan salah satu metode mengajar yang paling banyak digunakan dalam proses belajar mengajar. Metode ceramah ini dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik secara langsung atau dengan cara lisan. Penggunaan metode ini sifatnya sangat praktis dan efisien bagi pemberian pengajaran yang bahannya banyak dan mempunyai banyak peserta didik. Metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan, oleh karena itu metode ini boleh dikatakan sebagai metode pengajaran tradisional karena sejak dulu metode ini digunakan sebagai alat komunikasi guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Menurut Winarno Surahmad, (1980) ceramah adalah penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya, sedangkan peranan murid mendengarkan dengan teliti, serta mencatat yang pokok dari yang dikemukakan oleh guru. Menurut Team Didaktik Metodik (1995) metode ceramah adalah Penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelas dengan berbagai macam pendapat yang penulis paparkan di atas, maka setelah dianalisa dengan baik dan seksama maka pada dasarnya pengertian itu sama, yaitu penulis mengambil kesimpulan bahwa metode ceramah merupakan suatu cara penyampaian informasi dengan lisan dari seorang kepada sejumlah pendengar di suatu ruangan. Menurut Suryono (1992) Metode ceramah adalah Penuturan atau penjelasan guru secara lisan, di mana dalam pelaksanaanya guru dapat menggunakan alat bantu mengajar untuk memperjelas uraian yang disampaikan kepada murid-muridnya.

Upload: lyphuc

Post on 17-Sep-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2199/3/T1... · permukaan laut ditangkap oleh suatu cermin, kemudian dipantulkan menuju

18

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Metode Ceramah

Ceramah merupakan salah satu metode mengajar yang paling

banyak digunakan dalam proses belajar mengajar. Metode ceramah ini

dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran kepada peserta

didik secara langsung atau dengan cara lisan. Penggunaan metode ini

sifatnya sangat praktis dan efisien bagi pemberian pengajaran yang

bahannya banyak dan mempunyai banyak peserta didik. Metode ceramah

merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama

dijalankan dalam sejarah pendidikan, oleh karena itu metode ini boleh

dikatakan sebagai metode pengajaran tradisional karena sejak dulu

metode ini digunakan sebagai alat komunikasi guru dalam

menyampaikan materi pelajaran.

Menurut Winarno Surahmad, (1980) ceramah adalah penerangan

dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya, sedangkan

peranan murid mendengarkan dengan teliti, serta mencatat yang pokok

dari yang dikemukakan oleh guru.

Menurut Team Didaktik Metodik (1995) metode ceramah adalah

Penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelas dengan

berbagai macam pendapat yang penulis paparkan di atas, maka setelah

dianalisa dengan baik dan seksama maka pada dasarnya pengertian itu

sama, yaitu penulis mengambil kesimpulan bahwa metode ceramah

merupakan suatu cara penyampaian informasi dengan lisan dari seorang

kepada sejumlah pendengar di suatu ruangan.

Menurut Suryono (1992) Metode ceramah adalah Penuturan atau

penjelasan guru secara lisan, di mana dalam pelaksanaanya guru dapat

menggunakan alat bantu mengajar untuk memperjelas uraian yang

disampaikan kepada murid-muridnya.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2199/3/T1... · permukaan laut ditangkap oleh suatu cermin, kemudian dipantulkan menuju

19

Gage dan Berliner (1981), menyatakan metode ceramah cocok

untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah

cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika

bahan belajar tersebut sukar didapatkan.

Menurut Roestiyah (2001) Metode ceramah adalah Suatu cara

mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi

atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas peneliti memberi

kesimpulan bahwa metode ceramah adalah cara menyampaikan sebuah

materi pelajaran atau informasi dengan penuturan lisan kepada siswa.

2.1.2 Kelebihan dan Kekurangan Metode Ceramah

2.1.2.1 Kelebihan Metode Ceramah

a. Suasana kelas berjalan dengan tenang karena melakukan aktivitas

yang sama, sehingga dapat mengawasi murid sekaligus secara

konfrehensif.

b. Tidak membutuhkan tenaga yang banyak dan waktu yang lama

dengan waktu yang singkat murid dapat menerima perlajaran

sekaligus secara bersama.

c. pelajaran bisa dilaksanakan dengan cepat karena dalam waktu yang

sedikit dapat diuraikan bahan yang banyak.

d. Dapat menampung kelas besar, tiap siswa mempunyai kesempatan

yang sama untuk mendengarkan, dan karenanya biaya yang

diperlukan menjadi relatif lebih murah.

e. Konsep yang disajikan secara hirarki akan memberikan fasilitas

belajar kepada siswa.

f. Guru dapat memberi tekanan terhadap hal-hal yang penting hingga

waktu dan energi dapat digunakan sebaik mungkin.

g. Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat bantu

pelajaran, tidak menghambat terlaksananya pelajaran dengan

ceramah.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2199/3/T1... · permukaan laut ditangkap oleh suatu cermin, kemudian dipantulkan menuju

20

2.1.2.2 Kelemahan Metode Ceramah

a. Interaksi cenderung bersifat centered (berpusat pada guru)

b. Guru kurang dapat mengetahui dengan pasti sejauh mana siswa telah

menguasai bahan ceramah.

c. Kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengembangkan kecakapan dan kesempatan mengeluarkan

pendapat.

d. Pelajaran berjalan membosankan dan siswa-siswa menjadi pasif,

karena tidak berkesempatan untuk menemukan sendiri oleh konsep

yang diajarkan. Sisawa hanya aktif membuat catatan saja.

e. Kepadatan konsep-konsep yang diberikan dapat berakibat siswa

tidak mampu menguasai bahan yang diajarkan.

f. Pengetahuan yang diperoleh melaui ceramah lebih cepat terlupakan.

g. Ceramah menyebabkan belajar siswa menjadi “Belajar Menghafal”

yang tidak mengakibatkan timbulnya pengertian.

2.1.3 Belajar

Menurut Robert M. Gagne (1989) Belajar adalah perubahan yang

terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus,

bukan hanya disebabkan karena proses pertumbuhan saja.

Slameto (2010) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam

interaksi dengan lingkungannya.

Menurut James L. Mursell belajar adalah upaya yang dilakukan

dengan mengalami sendiri, menjelajahi, menelusuri, dan memperoleh

sendiri.

Menurut Winkel, belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai

dan sikap.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2199/3/T1... · permukaan laut ditangkap oleh suatu cermin, kemudian dipantulkan menuju

21

Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah suatu proses usaha individu untuk memperoleh suatu perubahan.

2.1.4 Hasil Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono dalam Lina (2009), Hasil belajar

merupakan hal yang dapat di pandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari

sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan

mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Dari

sisi guru, adalah bagaimana guru bisa menyampaikan pembelajaran dengan

baik dan siswa bisa menerimanya.

Menurut Winkel dalam Lina (2009), “mengemukakan bahwa hasil

belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang.

Mnurut Arif Gunarso dalam Lina (2009),” hasil belajar adalah usaha

maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha

belajar”.

Menurut Anni (2004), hasil belajar adalah merupakan perubahan

perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar.

Menurut Sujana (2000), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki

siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan hasil belajar merupakan hasil

akhir yang diperoleh seseorang dari proses kegiatan belajar dari seluruh

kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas dan menerima suatu

pelajaran untuk mencapai hasil belajar dengan baik.

2.1.5 Materi Pembelajaran IPA untuk Penelitian di Sekolah

Sifat-sifat Cahaya dan Pemanfaatannya

A. Sifat-sifat cahaya

1. Cahaya merambat lurus

Saat bejaran dikegelapan, kamu memerlukan senter. Ketika

senter kamu nyalakan, bagaimana arah rambatan cahaya yang keluar

dari senter tersebut? Cahaya dari lampu senter dari arah rambatnya

menurut garis lurus. Berdasarkan dapat tidaknya memancarkan

cahaya, benda dikelompokkan menjadi benda sumber cahaya dan

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2199/3/T1... · permukaan laut ditangkap oleh suatu cermin, kemudian dipantulkan menuju

22

benda gelap. Benda sumber cahaya dapat memancarkan cahaya.

Contoh benda sumber cahaya yaitu matahari, lampu dan nyala api.

Sementara itu, benda gelap tidak dapat memancarkan cahaya. Contoh

benda gelap yaitu batu, kayu, dan kertas.

Berdasarkan dapat tidaknya meneruskan cahaya, benda

dibedakan menjadi benda tidak tembus cahaya dan benda tembus

cahaya. Benda tidak tembus cahaya tidak dapat meneruskan cahaya

yang mengenainya. Apabila dikenai cahaya, benda ini akan

membentuk bayangan. Contoh benda tidak tembus cahaya yaitu

kertas, karton, tripleks, kayu, dan tembok.

Sementara itu, benda tenbus cahaya dapat meneruskan cahaya

yang mengenainya. Contoh benda tembus cahaya yaitu kaca.

2. Cahaya dapat dipantulkan

Coba ambil sentermu! Nyalakan lampu senter itu dan

arahkan kecermin! Apa yang kamu lihat? Setelah mengenai

permukaan cermin, cahaya lampu senter itu dipantulkan. Permantulan

cahaya ada dua jenis yaitu pemantulan luar (pemantulan difus) dan

pemantulan teratur.

Pemantulan baur terjadi apabila cahaya mengenai permukaan

yang kasar atau tidak rata. Pada pemantulan ini, sinar pantul arahnya

tidak beraturan. Sementara itu, pemantulan teratur terjadi jika cahaya

mengenai permukaan yang rata, licin, dan mengilap. Permukaan yang

mempunyai sifat seperti ini misalnya cermin. Pada pemantulan ini

sinar pantul memiliki arah yang teratur.

Cermin merupakan salah satu benda yang memantulkan cahaya.

Berdasarkan bentuk permukaannya ada cermin datar dan cermin

lengkung. Cermin lengkung ada dua macam, yaitu cermin cembung

dan cermin cekung.

a) Cermin datar

Cermin datar yaitu cermin yang permukaan bidang

pantulannya datar dan tidak melengkung. Cermin datar biasa

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2199/3/T1... · permukaan laut ditangkap oleh suatu cermin, kemudian dipantulkan menuju

23

kamu gunakan untuk bercermin. Pada saat bercermin, kamu akan

melihat bayanganmu di dalam cermin.

b) Cermin cembung

Cermin cembung yaitu cermin yang permukaan bidang

pantulnya melengkung kearah luar. Cermin cembung biasa

digunakan untuk spion pada kendaraan bermotor. Bayangan pada

cermin cembung bersifat maya, tegak, dan lebih kecil (diperkecil)

dari pada benda yang sesungguhnya.

c) Cermin cekung

Cermin cekung yaitu cermin yang bidang pantulnya

melengkung kearah dalam. Cermin cekung biasanya digunakan

sebagai reflektor pada lampu mobil dan lampu senter. Sifat

bayangan benda yang dibentuk oleh cermin cekung sangat

bergantung pada letak benda terhadap cermin.\Jika benda dekat

dengan cermin cekung, bayangan benda bersifat tegak, lebih

besar, dan semu (maya).

Jika benda jauh dari cermin cekung, bayangan benda

bersifat nyata (sejati) dan terbalik.

3. Cahaya dapat dibiaskan

Apabila cahaya merambat melalui dua zat yang kerapatannya

berbeda, cahaya tersebut akan dibelokkan. Peristiwa pembelokan

arah rambatan cahaya setelah melewati medium rambatan yang

berbeda disebut pembiasan.

Apabila cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang

lebih rapat, cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Misalnya

cahaya merambat dari udara ke air. Sebaliknya, apabila cahaya

merambat dari zat yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat, cahaya

akan dibiaskan menjauhi garis normal. Misalnya cahaya merambat

dari air ke udara.

Pembiasan cahaya sering kamu jumpai dalam kehidupan sehari-

hari. Misalnya dasar kolam terlihat lebih dangkal dari pada

kedalaman sebenarnya. Gejala pembiasan juga dapat melihat pada

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2199/3/T1... · permukaan laut ditangkap oleh suatu cermin, kemudian dipantulkan menuju

24

pensil yang dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air. Pensil

tersebut akan tampak patah.

4. Cahaya dapat diuraikan

Pelangi terjadi karena peristiwa penguraian cahaya (dispersi).

Dispersi merupakan penguraian cahaya putih menjadi berbagai

cahaya berwarna. Cahaya matahari yang kita lihat berwarna putih.

Namun, sebenarnya cahaya matahari tersusun atas banyak cahaya

berwarna. Cahaya matahari diuraikan oleh titik-titik air di awan

sehingga terbentuk warna-warna pelangi.

B. Pemanfaatan sifat-sifat cahaya dalam karya sederhana

1. Periskop

Awak kapal selam yang berada di kedalaman laut dapat

mengamati permukaan laut menggunakan periskop. Periskop

menerapkan sifat cahaya yang berupa pemantulan. Cahaya dari atas

permukaan laut ditangkap oleh suatu cermin, kemudian dipantulkan

menuju mata pengamat di dalam kapal selam.

2. Kaleidoskop

Kaleidoskop adalah mainan yang dibuat menggunakan cermin.

Dengan alat ini, kamu dapat membuat aneka macam pola yang

mengagumkan. Pola-pola ini diperoleh karena bayangan benda-benda

dalam kaleidoskop mengalami pemantulan berkali-kali. Dengan

demikian, jumlah benda terlihat lebih banyak dari pada benda

aslinya.

3. Lup

Lup merupakan alat optik yang sangat sederhana. Alat ini

berupa lensa cembung. Lup berfungsi membantu mata untuk melihat

benda-benda kecil agar tampak besar dan jelas.

2.1.6 Model Pembelajaran SAVI

Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara gaya belajar mereka

sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai

model pembelajaran. Dalam prakteknya, guru harus ingat bahwa tidak ada

model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2199/3/T1... · permukaan laut ditangkap oleh suatu cermin, kemudian dipantulkan menuju

25

Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah

memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang

tersedia, dan kondisi guru itu sendiri. Berikut ini disajikan beberapa model

pembelajaran, untuk dipilih dan dijadikan alternatif sehingga cocok untuk

situasi dan kondisi yang dihadapi, yaitu model pembelajaran SAVI.

A. Pembelajaran SAVI

Menurut Dave Meier Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran

yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indra

yang dimiliki siswa. Istilah SAVI sendiri adalah kependekan dari: Somatic

yang bermakna gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik) di mana belajar

dengan mengalami dan melakukan; Auditory yang bermakna bahwa

belajar haruslah dengan melalui mendengarkan, menyimak, berbicara,

presentasi, argumentasi, mengemukakan penndepat, dan menaggapi;

Visualization yang bermakna belajar haruslah menggunakan indra mata

melallui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca,

menggunbakan media dan alat peraga; dan Intellectualy yang bermakna

bahawa belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir (minds-on)

belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya

melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan,

menciptakan, mengkonstruksikan, memecahkan masalah, dan

menerapkannya.

B. Tahapan Perencanaan Pembelajaran SAVI

Menurut Henry (2009), pembelajaran SAVI dapat direncanakan

dan dikelompokkan dalam empat tahap:

1. Tahap persiapan (kegiatan pendahuluan)

Pada tahap ini guru membangkitkan minat siswa, memberikan

perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang, dan

menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2199/3/T1... · permukaan laut ditangkap oleh suatu cermin, kemudian dipantulkan menuju

26

Secara spesifik meliputi hal:

a) Memberikan sugesti positif.

b) memberikan pernyataan yang

memberi manfaat kepada

siswa.

c) memberikan tujuan yang

jelas dan bermakna.

d) membangkitkan rasa ingin

tahu.

e) menciptakan lingkungan fisik

yang positif.

f) menciptakan lingkungan

emosional yang positif

g) menciptakan lingkungan sosial

yang positif.

h) menenangkan rasa takut.

i) menyingkirkan hambatan-

hambatan belajar.

j) banyak bertanya dan

mengemukakan berbagai

masalah.

k) merangsang rasa ingin tahu

siswa.

l) mengajak pembelajar terlibat

penuh sejak awal.

2. Tahap Penyampaian (kegiatan inti)

Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa menemukan

materi belajar yang baru dengan cara melibatkan pancaindera, dan

cocok untuk semua gaya belajar.

Hal-hal yang dapat dilakukan guru:

a) uji coba kolaboratif dan

berbagi pengetahuan.

b) pengamatan fenomena dunia

nyata.

c) pelibatan seluruh otak, seluruh

tubuh.

d) presentasi interaktif.

e) grafik dan sarana yang

presentasi berwarna-warni.

f) aneka macam cara untuk

disesuaikan dengan seluruh gaya

belajar.

g) proyek belajar berdasar kemitraan

dan berdasar tim.

h) latihan menemukan (sendiri,

berpasangan, berkelompok).

i) pengalaman belajar di dunia nyata

yang kontekstual.

j) pelatihan memecahkan masalah.

3. Tahap Pelatihan (kegiatan inti)

Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa mengintegrasikan

dan menyerap pengetahuan dan keterampilan baru dengan berbagai

cara.

Secara spesifik, yang dilakukan guru yaitu:

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2199/3/T1... · permukaan laut ditangkap oleh suatu cermin, kemudian dipantulkan menuju

27

a) aktivitas pemrosesan siswa.

b) usaha aktif atau umpan balik

atau renungan atau usaha

kembali.

c) simulasi dunia-nyata.

d) permainan dalam belajar.

e) pelatihan aksi pembelajaran.

f) Aktivitas pemecahan masalah.

g) refleksi dan artikulasi

individu.

h) dialog berpasangan atau

berkelompok.

i) pengajaran dan tinjauan

kolaboratif.

j) aktivitas praktis membangun

keterampilan.

4. Tahap penampilan hasil (kegiatan penutup)

Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa menerapkan dan

memperluas pengetahuan atau keterampilan baru mereka pada

pekerjaan sehingga hasil belajar akan melekat dan penampilan hasil

akan terus meningkat.

Hal-hal yang dapat dilakukan adalah:

a) penerapan dunia nyata dalam

waktu yang segera.

b) penciptaan dan pelaksanaan

rencana aksi.

5. pelatihan terus menerus.

6. umpan balik dan evaluasi

kinerja.

a) Aktivitas penguatan

penerapan.

b) materi penguatan prsesi.

7. aktivitas dukungan kawan.

8. perubahan organisasi dan

lingkungan yang mendukung.

2.2 Kajian yang Releven

Ika Fitrianingsih- A.410050075 (2009), “Pembelajaran Matematika

dengan Pendekatan SAVI Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa”, melakukan

penelitian terhadap 80 siswa yang kemudian dijadikan kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Kelas VIII B sebanyak 40 siswa sebagai kelas eksperimen

diberikan pendekatan SAVI sedangkan kelas VIII D sebanyak 40 siswa

sebagai kontrol diberikan metode konvensional dengan teknik random

sampling hasilnya:

A. Terdapat perbedaan prestasi belajar pada pokok bahasan lingkaran

ditinjau dari perbedaan penggunaan pendekatan pembelajaran dengan

diperoleh sig. 0,001 < 0,05 yang berarti bahwa pendekatan pembelajaran

SAVI lebih baik dalam meningkatkan nilai siswa pada pokok bahasan

lingkaran sehingga prestasi belajar yang dicapai lebih tinggi, dengan

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2199/3/T1... · permukaan laut ditangkap oleh suatu cermin, kemudian dipantulkan menuju

28

hasil rata-rata prestasi 8.0500 untuk kelas eksperimen dan 7.4375 untuk

kelas kontrol.

B. Terdapat perbedaan prestasi belajar pada pokok bahasan lingkaran

ditinjau dari motivasi belajar siswa dengan diperoleh sig. 0,036 < 0,05

yang berarti bahwa siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi akan

memiliki prestasi belajar yang tinggi, siswa dengan motivasi belajar

sedang akan memiliki prestasi belajar sedang, dan siswa yang

mempunyai motivasi belajar yang rendah akan memiliki prestasi belajar

yang rendah pula.

C. Tidak terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran yang digunakan

dengan tingkat motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar

matematika pada pokok bahasan lingkaran dengan diperoleh sig. 0.186 >

0.05 yang berarti bahwa metode pembelajaran dan tingkat motivasi

belajar siswa secara bersama-sama tidaklah memberikan hasil yang

signifikan terhadap prestasi belajar matematika atau dengan kata lain

bahwa rata-rata prestasi belajar siswa dari kelompok eksperimen selalu

lebih tinggi dari siswa kelompok kontrol, baik untuk motivasi belajar

tinggi, sedang atau rendah.

Hasil analisis post hoc menunjukan perbedaan antar motivasi siswa

(tinggi, sedang, dan rendah) menunjukan nilai signifikansi atau

probabilitas < 0,05 yang berarti perbedaan antar tingkat motivasi siswa

signifikan (berbeda secara bermakna).

Purwanti Silvianawati, 2010/2011 dalam penelitiannya ‘’ Pengaruh

Penerapan Pembelajaran Tematik Dengan Menggunakan Model

Pembelajaran SAVI Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas II

SD Negeri Mangunsari 04 Salatiga Semester 2 Tahun 2010/2011’’.

Menyimpulkan bahwa terdapat ada pengaruh yang positif dan signifikan

antara model pembelajaran SAVI dengan hasil belajar siswa.

2.3 Kerangka Berpikir

Berdasarkan penyajian deskripsi teoritik dapat disusun suatu kerangka

berpikir untuk memperjelas arah dan maksud penelitian. Kerangka berpikir

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2199/3/T1... · permukaan laut ditangkap oleh suatu cermin, kemudian dipantulkan menuju

29

ini disusun berdasarkan variabel yang dipakai dalam penelitian yaitu,

pengaruh penerapan metode pembelajaran dengan model SAVI.

Gambar 2.1

Kerangka berpikir dalam penelitian

Guru menyampaikan pembelajaran dengan metode ceramah saja dan

siswa hanya mendengarkan tanpa terlibat dalam kegiatan belajar mengajar,

akhirnya siswa pasif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, setelah

kegiatan belajar mengajar berlangsung guru membagikan soal yang berupa

prettest hasil belajar siswa rendah.

Setelah beberapa saat kemudian guru mengulangi kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan model pembelajaran SAVI, karena model ini

dengan melibatkan siswa dan banyak menggunakan alat peraga yang sesuai

dengan materi pelajaran siswa pun aktif dalam mengikuti kegiatan belajar

mengajar setelah itu guru membagikan soal posttest untuk dikerjakan siswa

dan hasil belajar siswa pun tinggi.

2.4. Hipotesis penelitian

Ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan metode ceramah dengan

model SAVI terhadap peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas V.

Proses

pembelajaran

Metode Ceramah Siswa pasif Hasil belajar

rendah

Model SAVI Siswa aktif Hasil belajar

tinggi