bab ii bahan-bahan penyusun tanah

11
BAB II. BAHAN-BAHAN PENYUSUN TANAH •Bahan Mineral •Bahan Organik •Air •Udara

Upload: jharz-nagh-smataygcalucheerfuleveryday

Post on 16-Nov-2015

221 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

asdasd

TRANSCRIPT

  • BAB II. BAHAN-BAHAN PENYUSUN TANAH Bahan MineralBahan OrganikAir Udara

  • Bahan Penyusun TanahTanah tersusun dari empat bahan utama yaitu : bahan mineral, bahan organik, air dan udara tanah. Bahan-bahan penyusun tanah tersebut jumlahnya masing-masing berbeda untuk setiap jenis tanah ataupun setiap lapisan tanah. Pada tanah lapisan atas yang baik untuk pertumbuhan tanaman lahan kering (bukan sawah) umumnya mengandung 45% (volume) bahan mineral, 5% bahan organik, 20-30% udara, 20-30% air.

  • Bahan MineralBahan mineral dalam tanah berasal dari pelapukan batuan-batuan. Oleh karena itu susunan mineral di dalam tanah berbeda-beda sesuai dengan susunan mineral batu-batuan yang dilapuk. Batuan dapat dibedakan menjadi batuan beku atau batuan vulkanik (dari gunung berapi), batuan endapan dan batuan metamerfosa. Batuan vulkanik di Indonesia umumnya terdiri dari mineral-mineral yang banyak mengandung unsur hara, sedangkan batuan endapan terutama endapan tua (telah diendapkan berjuta tahun lamanya) dan batuan metamerfosa umumnya mengandung mineral-mineral yang rendah kadar unsur haranya.Bahan mineral tanah terdapat dalam berbagai ukuran yaitu :

    Pasir 2 mm 50 u, Debu 50 u 2 u dan Liat < 2 u Bahan mineral yang lebih besar dari 2 mm terdiri dari kerikil, kerakal atau batu.

  • Selain itu mineral tanah dapat dibedakan menjadi mineral primer dan mineral sekunder.Mineral primer adalah mineral yang berasal langsung dari batuan yang dilapuk. Mineral primer umumnya terdapat dalam fraksi-fraksi pasir dan debuMineral sekunder adalah mineral bentukan baru yang terbentuk selama proses pembentukan tanah berlangsung. Mineral sekunder umumnya terdapat dalam fraksi liat.Mineral yang banyak mengandung unsur Mg dan Fe umumnya berwarna kelam sehingga sering disebut Mineral Kelam.

  • Beberapa jenis mineral sekunder (mineral liat) yang sering ditemukan dalam tanah antara lain kaolinit, haloisit, montmorilonit, gipsit (Al oksida), Fe oksida dll. Mineral liat besar pengaruhnya terhadap sifat-sifat kimia maupun sifat-sifat fisik tanah seperti kapasitas tukar kation, daya mengembang dan mengerut tanah dll.

  • BAHAN ORGANIK

    Bahan organik umumnya ditemukan di permukaan tanah. Jumlahnya tidak besar, hanya sekitar 3-5% tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar sekal. Pengaruh bahan organik terhadap sifat-sifat tanah dan akibatnya juga terdapat pertumbuhan tanaman adalah :

    1. sebagai granulator (memperbaiki struktur tanah) 2. sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro dll 3. menambah kemampuan tanah untuk menahan air 4. merningkatkan KTK tanah 5. sebagai sumber energi bagi mikroorganisme

  • Bahan organik dalam tanah terdiri dari bahan organik kasar dan bahan organik halus atau humus. Humus terdiri dari bahan organik halus berasal dari hancuran bahan organik kasar serta senyawa-senyawa baru yang dibentuk dari hancuran bahan organik tersebut melalui kegiatan mikroorganisme di dalam tanah. Humus merupakan senyawa yang resisten ( tidak mudah hancur ) berwarna hitam atau coklat dan mempunyai daya menahan air dan unsur hara yang tinggi. Tanah yang banyak mengandung humus atau bahan organik adalah tanah-tanah lapisan atas atau top soil. Semakin kelapisan bawah tanah maka kandungan bahan organik semakin berkurang, sehingga tanah semakin kurus. Di daerah rawa-rawa, seperti daerah rawa-rawa pasang surut sering dijumpai tanah-tanah dengan kandungan bahan organik yang sangat tinggi dan tebal. Apapila tanah tersebut mengandung bahan organik lebih dari 20% (untuk tanah pasir) atau lebih dari 30% (untuk tanah liat) dan tebalnya lebih dari 40 cm maka tanah tersebut disebut tanah organik atau tanah gambut.

  • AIR

    Air dapat meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi dan gravitasi. Karena adanya gaya-gaya tersebut maka air dalam tanah dapat dibedakan menjadi :Air higroskopis : air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat diserap akar tanaman (adhesi antara tanah dengan air )Air kapiler, air dalam tanah di mana daya kohesi (tarik menarik antar butir air) dan daya adhesi (antara air dan tanah ) lebih kuat dari gravitasi. Air ini dapat bergerak ke samping atau ke atas karena gaya-gaya kapiler. Sebagian besar dari air kapiler merupakan air yang tersedia.

  • Kandungan air dalam tanah : 1. Kapasitas lapang : keadaan tanah yg cukup lembab yg menunjukkan jumlah air terbanyak yg dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi. 2. Titik layu permanen : kandungan air tanah di mana akar-akar tanaman mulai tidak mampu lagi menyerap air dari tanah, sehingga tanaman menjadi layu 3. Air tersedia : keadaan air diantara kapasitas lapang dengan titik layu permanen atau selisih antara kapasitas lapang dikurangi titik layu permanen.

  • Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-tanah yang bertekstur kasar mempunyai daya menehan air lebih kecil dibandingkan tanah bertekstur halus. Oleh karena itu tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat.

  • UDARA

    Udara dan air mengisi pori-pori tanah. Banyaknya pori-pori di dalam tanah kurang lebih 50 persen dari volume tanah, sedang jumlah air dan udara di dalam tanah berubah-ubah. Pada tanah-tanah yang tergenang, semua pori-pori terisi oleh air. Sedangkan pada tanah lembab atau kering, air ditemukan pada pori-pori mikro sedang udara terdapat pada pori-pori makro.Susunan udara di dalam tanah berbeda dengan susunan udara di atmosfir, sebagai berikut :

    1. Kandungan uap air lebih tinggi. 2. Kandungan CO2 lebih besar dari pada atmosfir 3. Kandungan O2 tanah lebih kecil daripada atmosfir Hal tersebut disebabkan karena kegiatan dekomposisi bahan organik atau pernafasan organisme hidup dalam tanah dan akar-akar tanaman yang mengambil O2 dan melepaskan CO2.