bab i pendahuluan sempadan

5
- E n g i n e e r s - M a n a g e m e n t - C o n s u l t a n t s - Kantor Pusat : Jalan Phyrus No. 11 Malang 6 (0341) 554 309 Perencanaan dan Pemetaan Sempadan Sungai Kuning Sepanjang 15 km 1.1. UMUM Perkembangan pengelolaan Sumber Daya Air (SDA), akhir-akhir ini menunjukkan adanya pergeseran paradigma di bidang SDA, yang antara lain berupa perubahan cara pandang terhadap fungsi air dari yang semula dipandang hanya sebagai benda yang bersifat sosial, telah berubah menjadi benda ekonomi yang berfungsi sosial. Hal ini disebabkan karena semakin lama ketersediaan air menjadi semakin terbatas, ditinjau dari segi kuantitas, kualitas dan waktu keberadaannya. Kondisi tersebut dibarengi dengan fungsi atau peran pemerintah dari agen pembangunan (provider) menjadi fasilitator pembangunan (enabler), tata pengaturan pemerintahan dari sistem sentralisasi (centralize) menjadi desentralisasi (decentralize), sistem pembangunan dari inisiasi pemerintah (government centris) menjadi partisipasi masyarakat (public-private-community participation), dari sistem birokrasi (birocratic-normatif) menjadi pelayanan (professional-responsif-fleksibel- neutral), penetapan kebijaksanaan dari atas ke bawah (top- down) menjadi dari bawah ke atas (bottom-up). Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 2004 terdapat beberapa pasal yang penting untuk diketahui dalam pelaksanaan suatu usaha pengelolaan sumber daya air khususnya wilayah persungaian, yaitu : Pasal 1. angka 10. Wilayah Sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam satu atau lebih daerah aliran sungai dan atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2.000 km 2 . Pasal 1, angka 11. Daerah Aliran Sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan I - 1

Upload: hastofa-rizki

Post on 17-Sep-2015

14 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Sungai Kuning

TRANSCRIPT

DAFTAR ISI

Perencanaan dan Pemetaan Sempadan

Sungai Kuning Sepanjang 15 km

1.1. UMUMPerkembangan pengelolaan Sumber Daya Air (SDA), akhir-akhir ini menunjukkan adanya pergeseran paradigma di bidang SDA, yang antara lain berupa perubahan cara pandang terhadap fungsi air dari yang semula dipandang hanya sebagai benda yang bersifat sosial, telah berubah menjadi benda ekonomi yang berfungsi sosial. Hal ini disebabkan karena semakin lama ketersediaan air menjadi semakin terbatas, ditinjau dari segi kuantitas, kualitas dan waktu keberadaannya. Kondisi tersebut dibarengi dengan fungsi atau peran pemerintah dari agen pembangunan (provider) menjadi fasilitator pembangunan (enabler), tata pengaturan pemerintahan dari sistem sentralisasi (centralize) menjadi desentralisasi (decentralize), sistem pembangunan dari inisiasi pemerintah (government centris) menjadi partisipasi masyarakat (public-private-community participation), dari sistem birokrasi (birocratic-normatif) menjadi pelayanan (professional-responsif-fleksibel-neutral), penetapan kebijaksanaan dari atas ke bawah (top-down) menjadi dari bawah ke atas (bottom-up).Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 2004 terdapat beberapa pasal yang penting untuk diketahui dalam pelaksanaan suatu usaha pengelolaan sumber daya air khususnya wilayah persungaian, yaitu :

Pasal 1. angka 10.

Wilayah Sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam satu atau lebih daerah aliran sungai dan atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2.000 km2. Pasal 1, angka 11.

Daerah Aliran Sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut samapai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.

Pasal 3

Sumber daya air dikelola secara menyeluruh, terpadu, dan berwawasan lingkungan hidup, dengan tujuan mewujudkan kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.

Melihat dari isi pasal tersebut diatas maka sungai harus dilindungi dan dijaga kelestariannya, ditingkatkan fungsi dan kemanfaatannya dan dikendalikan daya rusaknya terhadap lingkungan.

Dalam rangka mewujudkan kemanfaatan sungai serta mengendalikan daya rusak sungai, perlu ditentukan garis sempadan sungai, yaitu garis batas perlindungan sungai. Garis sempadan sungai ini akan menjadi acuan pokok dalam kegiatan pemanfaatan dan perlindungan sungai serta pengembangan permukiman di wilayah sekitar sungai.

Pada Sungai Kuning belum tersedia data peta sempadan sungai serta rencana penataan sempadan sungai, sehingga banyak rumah penduduk yang didirikan di daerah penguasaan sungai.

Dengan melihat latar belakang di atas, maka kegiatan Perencanaan dan Pemetaan Sempadan Sungai Kuning perlu segera dilaksanakan, sehingga pemanfaatan bantaran sungai untuk permukiman yang dapat menyebabkan gangguan pada fungsi sungai tidak berkelanjutan.

1.2. LATAR BELAKANG PEKERJAANPertumbuhan penduduk yang terjadi dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Lahan yang ada semakin sempit, sehingga kebanyakan penduduk memanfaatkan lahan yang ada meskipun lahan itu tidak aman digunakan sebagai pemukiman. Sebagai akibat dari pertumbuhan penduduk dan pengembangan daerah perkotaan, banyak penduduk yang memanfaatkan sempadan sungai sebagai pemukiman, dimana pemukiman ini semakin bertambah jumlahnya dari tahun ke tahun. Hal ini menyebabkan gangguan terhadap aliran air sungai dan pencemaran air sungai akibat limbah rumah tangga. Salah satu sempadan sungai yang dimanfaatkan sebagai pemukiman adalah Sungai Kuning. Sungai Kuning yang berhulu di lereng Gunung Merapi dan bermuara di Sungai Opak sepanjang ( 35,0 km mengalir melalui Kabupaten Sleman dan Bantul, di daerah hulu merupakan daerah hutan dan pertanian, daera tengah dan hilir merupakan daerah permukiman. Di daerah sepanjang alur sungai Kali Kuning masih belum memiliki ketersediaan data peta sempadan sungai serta rencana penataan sempadan sungai.

Agar pertumbuhan pemanfaatan lahan baik untuk perumahan atau permukiman atau keperluan lainnya tidak menimbulkan permasalahan yang semakin komplek di masa mendatang, menyangkut hak atas tanah, kesehatan lingkungan, kondisi sosial dll, yang pada akhirnya menyulitkan pembinaan dan pengelolaan sungai, maka perlu segera disusun Perencanaan dan Pemetaan Sempadan Sungai Kuning Sepanjang 15 km, dimana tinjauan ini diukur mulai dari hilir pada pertemuan sungai Kali Kuning dengan Kali Opak ke arah hulu. Dengan perencanaan sempadan ini diharapan fungsi sungai menjadi tidak terganggu sehingga sesuai dengan peruntukannya. 1.3. IDENTIFIKASI MASALAHSeperti telah diketahui bahwa dengan semakin sempitnya lahan dan semakin bertambahnya jumlah penduduk, menyebabkan sempadan sungai dimanfaatkan sebagai pemukiman penduduk, untuk itu perlu adanya upaya-upaya untuk menanganinya.

Permasalahan yang terjadi di Sungai Kuning secara umum adalah sebagai berikut :

Keberadaan pemanfaatan lahan di tepi sungai telah menyebabkan gangguan terhadap aliran air sungai dan pencemaran air sungai akibat limbah rumah tangga.

Wilayah tepi sungai rawan terhadap bahaya banjir dan tanah longsor terutama pada musim hujan, yang dapat membahayakan jiwa dan harta benda penduduk.

Adanya pertumbuhan pemanfaatan lahan, baik untuk perumahan atau permukiman atau keperluan lainnya yang dapat menimbulkan permasalahan yang semakin komplek, menyangkut hak atas tanah, kesehatan lingkungan, kondisi sosial, dll, yang pada akhirnya menyulitkan pembinaan dan pengelolaan sungai.

Melihat permasalahan yang terjadi di daerah penguasaan sungai Sungai Kuning di atas, maka perlu adanya penyusunan perencanaan dan pemetaan sempadan Sungai Kuning, dimana nantinya akan digunakan sebagai acuan dalam menata, mengatur dan pemberian rekomendasi teknis ijin pemanfaatan sempadan Sungai Kuning. Bersamaan dengan ini, kegiatan sosialisasi tentang garis sempadan tersebut juga dilakukan agar masyarakat mempunyai pengertian yang benar dan mendukung program-program pembinaan dan pengelolaan sungai.

1.4. NAMA PEKERJAANNama pekerjaan ini adalah Perencanaan dan Pemetaan Sempadan Sungai Kuning Sepanjang 15 km, Tahun Anggaran 2006.1.5. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARANMaksud dari pekerjaan ini adalah menentukan garis sempadan sungai, yaitu garis batas perlindungan Sungai Kuning, dalam rangka mewujudkan kemanfaatan sungai sesuai dengan peruntukannya serta mengendalikan daya rusak sungai sebagai akibat pengembangan daerah perkotaan yang ditandai dengan bertambahnya jumlah rumah penduduk yang dibangun pada areal tepi Sungai Kuning.

Tujuan pekerjaan ini adalah :

Untuk melindungi dan menjaga kelestarian sungai dengan menciptakan Sungai Kuning yang bersih.

Mengendalikan daya rusaknya terhadap alur sungainya sendiri maupun kawasan sekitarnya akibat banjir, sehingga diharapkan sungai dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.

Sasaran pekerjaan ini adalah merencanakan garis sempadan Sungai Kuning sepanjang 15 km yang akan dipakai sebagai dasar kebijakan dalam penentuan lebar sempadan sungai.

1.6. LOKASI PEKERJAAN

Lokasi pekerjaan adalah sepanjang Sungai Kuning, mulai dari muara Sungai Kuning di Sungai Opak yang terletak di Kabupaten Bantul ke hulu sepanjang 15 km sampai di Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Jogyakarta. Lokasi pekerjaan dapat dilihat pada gambar 1.1.

Gambar 1.1 Peta lokasi pekerjaan Perencanaan dan Pemetaan Sempadan Sungai Kuning Sepanjang 15 km

I - 1