bab i pendahuluan a. latar belakang tingkah laku …digilib.uinsby.ac.id/18913/4/bab 1.pdfdalam...

26
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkah laku seseorang ditentukan oleh banyak macamnya pengalaman yang diterima oleh situasi hidupnya (keluarga, teman sebaya dan masyarakat). 1 Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia sejak lahir hingga delapan tahun. Dalam pandangan Islam, anak adalah amanat dari Allah SWT yang diberikan kepada orang tuanya. Sebagai amanat, anak sudah seharusnya mempunyai hak untuk mendapatkan pemeliharaan, bimbingan, dan pendidikan. Dengan memberikan hak- hak dasar kepada anak, diharapkan anak akan berkembang dengan baik sehingga menjadi anak yang berguna bagi orang tua, keluarga, masyarakat, dan bangsa secara keseluruhan. 2 Keluarga sebagai pendidik pertama dan utama maka kewajiban orang tua adalah mengarahkan anak-anaknya agar sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat termasuk memberikan contoh berperilaku yang baik terhadap anak, dan dari situ akan terjadi proses peniruan bagi anak. 1 FJ. Monks , dkk, Psikologi Perkembangan (Yogykarta: UGM Press, 2006), hal. 176- 222. 2 Ibnu Amshori, Pelindungan Anak Menurut Perspektif Islam, (Jakarta: KPAI, 2007) hal. 1.

Upload: trinhnhu

Post on 25-May-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkah laku …digilib.uinsby.ac.id/18913/4/Bab 1.pdfDalam pandangan Islam, anak adalah amanat ... keluarga, masyarakat, dan bangsa secara keseluruhan.2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tingkah laku seseorang ditentukan oleh banyak macamnya

pengalaman yang diterima oleh situasi hidupnya (keluarga, teman sebaya

dan masyarakat).1

Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia sejak

lahir hingga delapan tahun. Dalam pandangan Islam, anak adalah amanat

dari Allah SWT yang diberikan kepada orang tuanya. Sebagai amanat,

anak sudah seharusnya mempunyai hak untuk mendapatkan pemeliharaan,

bimbingan, dan pendidikan. Dengan memberikan hak- hak dasar kepada

anak, diharapkan anak akan berkembang dengan baik sehingga menjadi

anak yang berguna bagi orang tua, keluarga, masyarakat, dan bangsa

secara keseluruhan.2

Keluarga sebagai pendidik pertama dan utama maka kewajiban

orang tua adalah mengarahkan anak-anaknya agar sesuai dengan norma

yang berlaku di masyarakat termasuk memberikan contoh berperilaku

yang baik terhadap anak, dan dari situ akan terjadi proses peniruan bagi

anak.

1 FJ. Monks , dkk, Psikologi Perkembangan (Yogykarta: UGM Press, 2006), hal. 176-222.

2 Ibnu Amshori, Pelindungan Anak Menurut Perspektif Islam, (Jakarta: KPAI, 2007) hal.1.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkah laku …digilib.uinsby.ac.id/18913/4/Bab 1.pdfDalam pandangan Islam, anak adalah amanat ... keluarga, masyarakat, dan bangsa secara keseluruhan.2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

Setiap tindakan dan perkataan orang tua akan tertanam dalam

pikiran anak, dan anak akan mengikuti semua yang pernah dialaminya.

Banyak terjadi sekarang orang tua yang mendidik anak secara tidak sehat,

tidak dapat memberikan contoh yang baik bagi anak-anaknya termasuk

terjadinya kekerasan seksual pada anak, yang menjurus pada pelecehan

seksual.

Pelecehan seksual adalah perilaku atau perhatian yang bersifat

seksualitas yang tidak diinginkan, tidak dikehendaki dan berakibat

mengganggu diri penerima pelecehan Banyak anak-anak (usia dibawah 18

tahun) yang mengalami kasus pelecehan seksual dengan berbagai alasan,

salah satu faktor yang memungkinkan terjadinya pelecehan seksual ialah

lingkungan keluarga itu sendiri, di beberapa tempat di Indonesia ada

kebiasaan tidur bersama anak-anak. Banyak rumah yang tidak mempunyai

kamar-kamar, sehingga orang tua tidur bersama-sama dengan anak

remajanya.3

Kebanyakan anak mengalami peristiwa-peristiwa yang

mengakibatkan ketakutan, namun sebagian anak mengalami peristiwa-

peristiwa traumatis yang tak lazim, tiba-tiba dan menakutkan. Contoh

seperti peristiwa-peristiwa seperti penyiksaan anak, kekerasan masyarakat.

Peristiwa-peristiwa itu bisa mengakibatkan cedera serius atau kematian

3 Wilson Nadeak, Memahami Anak Remaja (Yogyakarta: Kanisius, 1995), hal 77.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkah laku …digilib.uinsby.ac.id/18913/4/Bab 1.pdfDalam pandangan Islam, anak adalah amanat ... keluarga, masyarakat, dan bangsa secara keseluruhan.2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

sesungguhnya atau ancaman kepada anak-anak sendiri atau seseorang

yang mereka kenal.4

Penelitian ini berawal dari LPA Jatim (Lrmbaga Perlindungan

Anak Jawa Timur). Salah seorang Staff LPA Jatim menjelaskan kasus

kekerasan seksual. Masalah dimulai saat Mawar (nama samaran) yang

masih duduk di bangku kelas 5 Sekolah Dasar mendapat perlakuan yang

tidak senonoh dari ayah tiri, mawar bersikap diam tidak brbicara dengar

orang lain terutama ibu atas perlakuan tersebut karena mendapat ancaman

dan iming-iming dari ayah tirinya. Secara psikologis kejadian tersebut

Mawar menjadi trauma, selalu mengingat kejadian tersebut yang sampai

sekarang masih terbayang-bayang di benak Mawar, korban sering linglung

dan pendiam.

Dalam undang-undang perlindungan anak sudah ditetapkan bahwa

anak adalah tunas, potensi dan generasai muda penerus cita-cita

perjuangan bangsa, mempunyai peran strategis, mempunyai ciri dan sifat

khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara pada

masa depan. Anak kelak akan memikul tanggung jawab tersebut, maka ia

perlu mendapatkan kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan

berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun sosial, dan

brakhlak mulia, perlu dilakukan upaya perlindungan serta untuk

mewujudkan kesejahteraan anak dengan memberikan jaminan terhadap

pemenuhan hak-haknya serta adanya perlakuan tanpa diskriminasi. Anak

4 Anne Marie Albano, Medampingi Anak Pasca Trauma, (Jakarta: Prestasi PustakaPublisher, 2006), hal. 73

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkah laku …digilib.uinsby.ac.id/18913/4/Bab 1.pdfDalam pandangan Islam, anak adalah amanat ... keluarga, masyarakat, dan bangsa secara keseluruhan.2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

adalah seseorang yang belum berusia delapan belas tahun, termasuk anak

yang masih dalam kandugan. Perlindungan anak dilakukan kepada semua

anak tanpa terkecuali, baik anak tiri, anak kandung, anak angkat maupun

anak asuh sekalipun. Karena tujuan perlindungan anak adalah untuk

menjamin terpenuhinya hak-hak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang

dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat

kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan

diskriminasi, demi terwujudnya anak indonesia yang berkualitas,

berakhlak mulia, dan sejahtera.

Menurut peneliti kasus ini sangat menarik Karena kasus tersebut

merupakan bentuk tragedi yang terjadi pada anak yang notabena generasi

penerus bangsa. Kasus seperti ini sangat berkaitan dalam konteks

konseling baik secara teori maupun realitas, bahwasannya kejadian yang

dialami oleh anak korban pelecehan seksual di bawah umur itu hanya

dapat terselesaikan dengan penanganan secara serius (konseling).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahn dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Bimbingan dan Konseling Islam dalam mengatasi trauma

korban incest di Lembaga Perlindungan Anak Jatim?

2. Bagaimana hasil akhir dari Bimbingan dan Konseling Islam dalam

mengatasi trauma korban incest di Lembaga Perlindungan Anak Jatim?

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkah laku …digilib.uinsby.ac.id/18913/4/Bab 1.pdfDalam pandangan Islam, anak adalah amanat ... keluarga, masyarakat, dan bangsa secara keseluruhan.2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

C. Tujuan Penelitian

Sebagaimana rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah:

1. Mengetahui bagaimana Bimbingan dan Konseling Islam dengan

pendekatan Psikoanalisis dalam mengatasi trauma korban incest di

Lembaga Perlindungan Anak Jatim.

2. Mengetahui hasil akhir dari Bimbingan dan Konseling Islam dengan

pendekatan Psikoanalisis dalam mengatasi trauma korban incest di

Lembaga Perlindungan Anak Jatim.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari dilaksanakannya penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Harapan dari adanya penelitian ini adalah dapat menambah

wawasan, pengetahuan, dan masukan tentang treatment yang

dilakukan melalui pendekatan Psikoanalisis dalam mengatsi trauma

korban incest di Lembaga Perlindungan Anak Jawa Timur, serta dapat

memberikan sumbangan konseptual bagi penelitian sejenis untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan Bimbingan

dan Konseling guna meningkatkan pelayanan Bimbingan dan

Konseling di lapangan serta mewarnai khazanah keilmuan di bidang

pendidikan. Sehingga hasil dari penelitian dapat dijadikan sumber

bacaan bagi siapa saja yang peduli terhadap pendidikan, selain itu

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkah laku …digilib.uinsby.ac.id/18913/4/Bab 1.pdfDalam pandangan Islam, anak adalah amanat ... keluarga, masyarakat, dan bangsa secara keseluruhan.2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

untuk membantu peneliti lainnya dalam melakukan penelitian yang

relevan.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini memiliki manfaat terhadap penyempurnaan

pemberian treatment yang dilakukan untuk membantu anak trauma

korban incest di Lembaga Perlindungan Anak Jawa Timur sebagai

berikut:

a. Membuat peneliti mengetahui tratment yang dilakukan melalui

Psikoanalisis dalam mengatasi tauma korban incest.

b. Penelitian dapat digunakan masukan pada berbagai

Mahasiswa/mahasiswi untuk mengetahui pendekatan Psikoanalisis

serta Bimbingan dan Konseling Islam dalam mengatasi trauma

korban incest di Lembaga Perlindungan Anak Jawa Timur.

c. Berbagai gambaran bagi setiap mahasiswa dalam upaya untuk

mengetahui pendekatan Psikoanalisis serta Bimbingan dan

Konseling Islam dalam mengtasi trauma korban incest di Lembaga

Perlindungan Anak Jawa Timur.

E. Definisi Konsep

1. Bimbingan dan Konseling Islam

Dalam bukunya, Tohari Musnamar mendefinisikan Bimbingan

dna Konseling Islam adalah proses pemberian bantuan terhadap

individu agar menyadari kembali eksistensinya sebagai makhluk Allah

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkah laku …digilib.uinsby.ac.id/18913/4/Bab 1.pdfDalam pandangan Islam, anak adalah amanat ... keluarga, masyarakat, dan bangsa secara keseluruhan.2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah,

sehingga dapat mencapai kebahagian hidup di dunia dan akhirat.5

Sedangkan menurut Dra. Hallen A, M. Pd dalam bukunya Drs.

Syamsul Munir Amin, M. A menyatakan bahwa Bimbingan konseling

Islami adalah proses pemberian bantuan terarah, kontinu, dan

sistematis kepada setiap individu agar dapat mengembangkan potensi

atau fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara

menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung didalam Al Qur'an

dan Hadits Rasulullah Saw kedalam dirinya, sehingga dapat hidup

selaras dan sesuai dengan ketentuan Al-Qur'an dan Al-Hadits.6

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

Bimbingan dan Konseling Islam adalah suatu proses atau pemberian

bantuan berupa bimbingan kepada individu yang membutuhkan, untuk

menyelesaikan masalah yang dihadapinya agar klien dapat

mengembangkan potensi akal fikiran dan kejiwaannya, keimanan serta

dapat menanggulangi problematika hidupnya dengan baik dan benar

secara mandiri berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah Rasul, sehingga

dalam hidupnya dapat bahagia di dunia maupun di akhirat dan

mendapat petunjuk dari Allah SWT.

Tujuan penulis bermaksud untuk menggunakan bimbingan

konseling Islam dengan treatment Psikoanalisis yaitu untuk

5 Tohari Musnamar, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan Konseling Islam (Yogyakarta:UII Press, 2004), hal. 04.

6 Syamsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: AMZAH, 2010), hal.23.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkah laku …digilib.uinsby.ac.id/18913/4/Bab 1.pdfDalam pandangan Islam, anak adalah amanat ... keluarga, masyarakat, dan bangsa secara keseluruhan.2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

mengetahui sikap, tingkahlaku, kejiwaan serta kepribadian klien,

sehingga dapat merubah atau menilai sebab akibat dari permasalahan

tersebut.

2. Incest

Incest yaitu salah satu bentuk kekerasan seksual yang

dilakukan oleh anggota keluarga. Incest (Familial Abuse) adalah

kekerasan seksual dimana antara korban dan pelaku masih dalam

hubungan darah, menjadi bagian dalam keluarga inti. Dalam hal ini

termasuk seseorang yang menjadi pengganti orang tua, misalnya ayah

tiri, atau kekasih, pengasuh atau orang yang dipercaya merawat anak.7

Berbicara incest yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu

mengenai seorang anak yang mengalami kasus yang serupa,

mengalami kekerasan seksual yang dilakukan oleh ayah tiri dengan

anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Perilaku ayah yang

seperti inilah yang membuat pemikiran, tingkah laku, serta psikis anak

mengalami tekanan dan membekas sampai remaja bahkan dewasa

nanti, tanpa sepengetahuan ibu yang sedang bekerja diluar, ayah yang

pengangguran memanfaatkan kesempatan tersebut. Anak yang

seharusnya masih dapat bermain dengan wajar, tetapi diperlakukan

dengan hal yang tidak wajar. Dengan ini peneliti ingin bekerja sama

dengan pihak Lembaga Perlindungan Anak Jatim dalam memberikan

pendekatan Psikoanalisis dalam membantu permasalahan incest agar

7 Yurika Fauzia Wardani "The Analysis of Lifestyle With Mental Health and Disability".Penelitian Psikologi. 1 (April, 2013), hal. 24.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkah laku …digilib.uinsby.ac.id/18913/4/Bab 1.pdfDalam pandangan Islam, anak adalah amanat ... keluarga, masyarakat, dan bangsa secara keseluruhan.2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

dapat mengendalikan dirinya dan meminimalisir ingatan akan

kejadian tersebut.

3. Psikoanalisis

Pendekatan psikoanalisis diciptakan oleh Sigmund Freud pada

tahun 1986 merupakan teori yang pertama muncul dalam psikologi

khususnya yang berhubungan gangguan kepribadian dan perilaku

neurotik.

Menurut pandangan psikoanalitik, struktur kepribadian terdiri

dari tiga sistem: id, ego, superego

Id adalah sistem kepribadian yang orisinil, merupakan tempat

bersemayam naluri-naluri, kurang terorganisasi, buta, menuntut,

mendesak. Dengan diatur oleh asas kesenangan yang diarahkan pada

pengurangan tegangan, penghindari kesakitan, dan peroleh

kesenangan, id bersifat tidak logis, amoral, hanya menuruti

kesenangan.

Ego adalah eksekutif dari kepribadian yang memerintah,

mengendalikan, dan mengatur. Tugas utama ego adalah mengantarai

naluri-naluri dengan lingkungan sekitar, ego berlaku realistis dan

berpikir logis serta merumuskan rencana-rencana tindakan bagi

pemuas kebutuhan-kebutuhan.

Superego adalah cabang moral atau hukuman kepribadian.

Superego adalah kode moral individu yang urusan utamanya adalah

apakah suatu tindakan baik atau buruk, benar atau salah. Superego

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkah laku …digilib.uinsby.ac.id/18913/4/Bab 1.pdfDalam pandangan Islam, anak adalah amanat ... keluarga, masyarakat, dan bangsa secara keseluruhan.2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

berfungsi menghambat implus-implus id. Kemudian sebagai

internalisasi standar-standar orangtua dan masyarakat, superego

berkaitan dengan imbalan dan hukuman, imbalan adalah perasaan

bangga dan mencintai diri sendiri, hukumannya adalah perasaan

berdosa dan rendah diri.

4. Trauma

Sebelum penulis membahas lebih lanjut faktor penyebab trauma

maka di sini akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai pengertian

trauma.

Menurut kamus psikologi yang diterbitkan tim widyatamma,

trauma adalah luka berat pengalaman yang menyebabkan organisme

menderita kerusakan fisika maupun psikologi.8

Menurut kartini kartono dan jenny anny andari dalam bukunya

“hyglene mental dan kesehatan mental dalam islam” bahwa trauma

atau kejadian traumatis adalah laku jiwa yang dialami seseorang

disebabkan oleh suatu pengalaman yang sangat menyedikan atau

melukai jiwanya.9

Menurut M. Noor H.s, dalam himpunan istilah psikologi

memberikan pengertian trauma adalah pengalaman yang tiba-tiba

8 Singgih D. Gunarsa, Konseling dan Psikoterapi, (Jakarta, PT. BPK Gunung Mulia2000). Hal 228

9 Kartini kartono dan jenny andari, hygiene mental dan kesatan mental dalam islam,(bandung. mandar maju, 1989) hal. 44

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkah laku …digilib.uinsby.ac.id/18913/4/Bab 1.pdfDalam pandangan Islam, anak adalah amanat ... keluarga, masyarakat, dan bangsa secara keseluruhan.2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

mengejutkan, meningalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang

bersangkutan.10

Trauma adalah menghadapi atau merasakan sebuah kejadian

atau serangkaian kejadian yang berbahaya, baik bagi fisik maupun bagi

psikologis seseorang, yang membuatnya tidak lagi merasa aman,

menjadikannya merasa takberdaya dan peka dalam mengadapi

bahaya.11

Menurut kamus psikologi yang diterbitkan tim widyatamma,

trauma adalah luka berat pengalaman yang menyebabkan organisme

menderita kerusakan fisik maupun psikologis.12

Menurut Kartini Kartono dan Jenny Anny Andari dalam

bukunya “ Hyglene Mental dan Kesehatan Mental Dalam Islam”

bahwa trauma atau kejadian traumatis adalah luka jiwa yang dialami

seseorang disebabkan oleh suatu pengalaman yang sangat

menyedihkan atau melukai jiwanya.13

Menurut Sudarsono dalam bukunya “kamus konseling”: trauma

adalah pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan yang meninggalkan

kesan yang mendalam pada jiwa seseorang sehingga merusak fisik

atau psikologis, pengalaman traumatis dapat juga membentuk sikap

pribadi seseorang. Menurut M. Noor H.s, dalam himpunan istilah

10 M. Noor H.s. Himpunan Istilah Psikologi, (Surabaya: pedoman ilmu jaya. 1997). Hal.164

11 Achmanto Mendatu, Pemulihan Trauma, (Yogyakarta, Panduan, 2010) hal. 1612 Tim widyatamma, kamus psikologi (Jakarta, widyatamma 2010), hal. 39213 Kartini kartono dan jenny andari, hygiene mental dan kesatan mental dalam islam,

(bandung. mandar maju, 1989) hal. 44

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkah laku …digilib.uinsby.ac.id/18913/4/Bab 1.pdfDalam pandangan Islam, anak adalah amanat ... keluarga, masyarakat, dan bangsa secara keseluruhan.2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

psikologi memberikan pengertian trauma adalah pengalaman yang

tiba-tiba mengejutkan, meningalkan kesan mendalam pada jiwa orang

yang bersangkutan.14

Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa trauma

adalah suatu penekanan objek lain yang dapat menghasilkan tekanan

pada anggota tubuh atau mental setelah suatu peristiwa traumatik

terjadi yang mengejutkan dan meninggalkan kesan dalam jiwa

seseorang hingga merusak fisik dan psikologis atau jiwanya dan

terhadap bayang-bayang atau mimpi-mimpi dari kejadian trauma

tersebut secara berulang-ulang.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

a. Pendekatan penelitian

Pendekatan yang digunakan peneliti dalam hal ini adalah

pendekatan kualitatif deskriptif. Karena penelitian ini,

permasalahan belum jelas, obyek yang di teliti bersifat dinamis,

penuh makna, dan pola pikir induktif atau kuliatatif dan terkadang

hasil penelitian lebih menekankan makna dari generalisasi (proses

penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju

kesimpulan umum).15 Menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan

metode kualitatif sebagai proses prosedur penelitian yang

14 Kartini kartono dan jenny andari, hygiene mental dan kesatan mental dalam islam,(bandung. mandar maju, 1989) hal. 44

15 Sugiyono, DR, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung, Alfabeta, 1012) hal 1, 14, 482.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkah laku …digilib.uinsby.ac.id/18913/4/Bab 1.pdfDalam pandangan Islam, anak adalah amanat ... keluarga, masyarakat, dan bangsa secara keseluruhan.2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.16

Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena

mempunyai tiga alasan yaitu: pertama mengadakan penyesuaian

dengan kenyataan yang berdimensi ganda. Kedua, lebih mudah

menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan

subyek penelitian. Ketiga, memiliki kepekaan dan gaya

penyesuaian diri dengan banyak pengaruh yang timbul dari pola-

pola nilai yang dihadapi.17 Sedangkan menggunakan pendekatan

deskriptif, karena dimaksudkan untuk menguji hipotesis, tetapi

hanya menggambarkan suatu gejala keadaan yang diteliti secara

apa adanya, sehingga diarahkan untuk memaparkan fakta-fakta,

kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat.18 Jadi, dengan

melalui pnelitian deskriptif ini peneliti dapat mendeskripsikan

bimbingan dan konseling Islam dalam mengatasi permasalahan

incest di lembaga perlindungan anak jatim.

b. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah kualtatif. Menurut

Lexy J Moleong yang mengutip Bagdan dan Taylor bahwa

penelitian kualitatif adalah prosedur yang menghasilkan data

16 Azimatul, Ulya, Strategi Kepala Sekolah Dalam peningkatan Mutu Tenaga PendidikDi SRI Hidayatullah Semarang. (Semarang, Skripsi, Jurusan Kependidikan Islam FakultasTarbiyah IAIN Walisongo, 2010) hal, 33-34.

17 Margono, Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), hal. 4118 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Studi Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2002), hal. 309

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkah laku …digilib.uinsby.ac.id/18913/4/Bab 1.pdfDalam pandangan Islam, anak adalah amanat ... keluarga, masyarakat, dan bangsa secara keseluruhan.2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau tulisan-tulisan dari orang-

orang dan prilaku yang dapat diamati. Sedangkan menurut Kurt

dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah

tradisi tertentu dalam penelitian ilmu sosial yang secara

fundamental bergantung pada penelitian manusia dan wawasannya

sendiri serta hubungan denagn orang-orang tersebut dalam

bahasanya dan istilahnya. Sedangkan yang dimaksud dengan

penelitian jenis deskriptif adalah pendekatan penelitian yang

bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau jenis fenomena.

Dalam pendekatan ini peneliti hanya ingin mengetahui hal-hal

yang berhungan dengan suatu penelitian deskriptif sehingga dalam

penelitian ini tidak perlu merumuskan hipotesis.19 Penelitian ini

bersifat memaparkan sistuasi dan peristiwa, datanya dinyatakan

dalam keadaan sewajarnya atau bagaimana adanya, dengan

memaparkan kerja secara sistematis, terarah dan dapat

dipertanggungjawabkan, sehingga tidak kehilangan sifat ilmiahnya.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatatif karena

ingin mengetahui dan mengenali secara lebih detail berdasarkan

hasil bimbingan dan konseling Islam dalam mengatasi

permasalahan insect di lembaga perlindungan anak jatim.

19 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2001), hal. 3

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkah laku …digilib.uinsby.ac.id/18913/4/Bab 1.pdfDalam pandangan Islam, anak adalah amanat ... keluarga, masyarakat, dan bangsa secara keseluruhan.2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

2. Subjek Penelitian

Lokasi penelitian yang menjadi pilihan peneliti dalam penelitian

ini adalah di Lembaga Perlindungan Anak Jatim yaitu salah satu

lembaga yang menjadi tempat pengaduan bagi anak (usia dibawah 18

tahun) yang mengalami masalah baik kekerasan fisik, mental, psikis,

maupun seksual. Maka dari itu peneliti akan melakukan beberapa kali

pertemuan dan kunjungan dengan salah satu klien yang berada di

Lembaga Perlindungan Anak Jatim. Kunjungan dan pertemuan akan di

lakukan dalam dua minggu dua kali pertemuan pada jam kerja sesuai

dengan waktu yang diberikan oleh pihak lembaga.

Peneliti memilih lokasi ini, karena dinilai cocok untuk diteliti

karena didukung oleh kondisi lembaga dalam mengaplikasikan

Bimbingan dan Konseling Islam untuk mengatasi trauma korban

kekerasan yaitu incest.

3. Tahap-tahap Penelitian

Dalam buku Lexy J Moleong dijelaskan bahwa "pelaksanaan

penelitian ada empat tahap yaitu: tahap sebelum lapangan (pra

lapangan), tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data dan tahap

penulisan laporan"20 adapun tahap-tahap penelitian ini adalah:

a. Tahap Pra lapangan, kegiatan dan pertimbangan tersebut yaitu:

Menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian,

mengurus perizinan, menjajaki dan menilai lapangan, memilih dan

20 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991),hal 127

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkah laku …digilib.uinsby.ac.id/18913/4/Bab 1.pdfDalam pandangan Islam, anak adalah amanat ... keluarga, masyarakat, dan bangsa secara keseluruhan.2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan penelitian,

persoalan etika penelitian.

b. Tahap Pekerjaan Lapangan uraian tentang tahap pekerjaan

lapangan dibagi atas tiga bagian, yaitu: memahami latar penelitian

dan persiapan diri, memasuki lapangan, dan berperanserta sambil

mengumpulkan data. Tahap ini meliputi mengumpulkan bahan-

bahan yang berkaitan dengan Bimbingan dan konseling Islam

dalam mengatasi permasalahan incest di Lembaga Perlindungan

Anak Jatim.

c. Tahap analisis data, meliputi analisis data baik yang diperoleh

melalui observasi, dokumen maupun wawancara mendalam dengan

keluarga korban. Kemudian dilakukan penafsiran data sesuai

dengan konteks permasalahan yang diteliti. Selanjutnya melakukan

pengecekan keabsahan data dengan cara mengecek data yang

didapat dan metode perolehan data sehingga benar-benar valid

sebagai dasar dan bahan untuk memberikan makna data yang

merupakan proses penentuan dalam memahami konteks penelitian

yang sedang diteliti.

d. Tahap penulisan laporan, meliputi kegiatan penyusunan hasil

penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai

pemberian makna data yang kemudian dilanjutkan dengan

penulisan laporan penelitian yang sempurna yang tentunya sudah

disetujui oleh dosen pembimbing.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkah laku …digilib.uinsby.ac.id/18913/4/Bab 1.pdfDalam pandangan Islam, anak adalah amanat ... keluarga, masyarakat, dan bangsa secara keseluruhan.2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

4. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis data

Data adalah pernyataan atau keterangan bahan dasar yang

dipergunakan untuk menyusun hipotesa atau segala sesuatu yang

diteliti. Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini

adalah subyek darimana data dapat diperoleh, berdasarkan

sumbernya, jenis data dibagi menjadi dua yaitu jenis data primer

dan sekunder:21

1) Data Primer

Sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data, atau data yang diperoleh langsung dari

sumbernya, diamati, dicatat untuk pertama kalinya.22 Data

primer ini diperoleh dari klien, orang terdekat klien salah

satunya ibu klien, dari lembaga. Dalam hal ini, data yang

diambil yaitu identitas klien, pendidikan, tingkah laku klien,

gejal-gejala yang tampak, kondisi fisik maupun psikis yang

stabil maupun tidak, langkah-langkah serta teknik Bimbingan

dan Konseling Islam dengan treatment Psikoalnalisis.

2) Data Sekunder

Data yang diperoleh dari sumber kedua atau berbagai

sumber yang mendukung perolehan data guna melengkapi data

21 Arikunto, Suharsimi, Prosedur penelitian Suatu pendekatan praktek, (Jakarta: RinekaCipta, 1996), hal. 114

22 Marzuki, Metodologi Riset, (Yogyakarta: BPFE, 2002), hal. 55

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkah laku …digilib.uinsby.ac.id/18913/4/Bab 1.pdfDalam pandangan Islam, anak adalah amanat ... keluarga, masyarakat, dan bangsa secara keseluruhan.2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

primer.23 Data sekunder merupakan data pendukung dari data

primer seperti data dari orang lain ataupun dokumen-dokumen.

b. Sumber Data

Adapun klasifikasi sumber data sebagai berikut:

1) Informan

Peneliti membuat beberapa pertayaan yang akan diajukan

untuk responden (Ibu klien) sesuai dengan apa yang akan

diteliti, pertanyaan dilakukan dengan tatap muka supaya

penulis lebih mengetahui intonasi dan cara biacara responden.

Data yang peneliti tanyakan yaitu tentang mulai awal terjadinya

kejadian tesebut, sikap setelah kejadian, dan sikap yang sampai

sekarang berlangsung.

Untuk mendukung sumber data, peneliti menggali data kepada

informan yaitu:

a. Lembaga Perlindungan Anak Jatim selaku lemabaga yang

menaungi klien dan tempat konsultasi klien.

2) Aktifitas atau Peristiwa

Informasi juga dapat diperoleh dari pengamatan dari sikap

ataupun peristiwa yang berkaitan dengan permasalahan yang

diangkat oleh peneliti. Dari pengamatan tersebut peneliti dapat

mengetahui bagaimana sikap dan tingkah laku klien.

23 Burhan Bugin, Metode Penelitian Sosial: Formay-format Kualitatif, (Surabaya: Unair,2012), hal. 128

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkah laku …digilib.uinsby.ac.id/18913/4/Bab 1.pdfDalam pandangan Islam, anak adalah amanat ... keluarga, masyarakat, dan bangsa secara keseluruhan.2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

3) Dokumen atau Arsip

Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang

berkaitan dengan foto, audio dan vidio. Baik berupa rekaman

atau data base, surat-surat yang dapat menghasilkan informasi

terkait dengan judul yang diteliti.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data digunakan untuk memperoleh data

yang diperlukan, baik yang berhubungan dengan studi literatur atau

kepustakaan maupun data yang dihasilkan dari lapangan.

Pengumpulan sumber data dapat dilakukan dalam berbagai

setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari

settingnya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural

setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, dirumah

dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, dijalan dan

lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data

dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber

primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak

langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat

orang lain atau lewat dokumen, maka teknik pengumpul data dapat

dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara),

kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan keempatnya.24

24 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 62

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkah laku …digilib.uinsby.ac.id/18913/4/Bab 1.pdfDalam pandangan Islam, anak adalah amanat ... keluarga, masyarakat, dan bangsa secara keseluruhan.2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

a. Observasi

Menurut Sukardi, observasi adalah cara pengambilan data

dengan menggunakan salah satu panca indera yaitu indera

penglihatan sebagai alat bantu utamanya untuk melakukan

pengamatan langsung, selain panca indera biasanya peneliti

menggunakan alat bantu lain sesuai dengan kondisi lapangan

antara lain buku catatan, kamera, serta check list yang berisi obyek

yang diteliti dan lain sebagainya.25

Macam-macam observasi yaitu observasi partisipasif, terus terang

dan transparan, tidak terstruktur, yang dapat memahami konteks

data dalam situasi sosial dll. Adapun data-data yang diambil dari

metode observasi adalah:

1) Bagaimana kondisi fisik dan psikis pada klien sebelum dan

sesudah kejadian.

2) Apasaja aktifitas yang dilakukan saat ini.

3) Bagaimana support keluarga terutama ibu untuk keadaan saat

ini.

b. Wawancara

Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan

keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan

secara sepihak baik langsung maupun tidak langsung (media),

berhadapan muka dengan tujuan yang telah ditentukan. Peneliti

25 Sukardi, Metodologi Penelitian pendidikan kompetensi dan praktiknya (Jakarta: BumiAksara, 2003), hlm 78.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkah laku …digilib.uinsby.ac.id/18913/4/Bab 1.pdfDalam pandangan Islam, anak adalah amanat ... keluarga, masyarakat, dan bangsa secara keseluruhan.2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

mengadakan wawancara dengan responden yang mempunyai

hubungan dengan obyek yang diteliti. Merupakan pertemuan dua

orang atau lebuh untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya

jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik

tertentu.

Dalam metode ini penulis wawancara langsung dengan

sumber data, yaitu dengan Lembaga Perlndungan Anak sebagai

data sekunder guna mendapatkan data yang berkaitan dengan

pasikoanalisis dalam mengatasi permasalahan incest. Adapun data-

data yang diambil dari metode wawancara adalah sebagai berikut:

1) Lembaga Perindungan Anak terkait dengan data-data ataupun

dokumen, serta konseling yang lakukan pihak lembaga

terutama treatment yang digunakan yaitu psikoanalisis dalam

mengatasi permasalahan incest.

2) Ibu klien terkait nama, usia, tingakah laku dan sikap selama

sebelum kejadian dengan setelah kejadian berlangsung.

3) Klien terkait nama, usia, dan hasil dari proses konseling yang

menggunakan treatment psikoanalisis.

4) Informan terkait dengan obyek yang diteliti.

a. Dokumentasi

Metode ini adalah dengan cara mencari data mengenai hal-

hal atau variabel yang berupa catatan, buku, surat kabar, majalah

dan lain-lain.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkah laku …digilib.uinsby.ac.id/18913/4/Bab 1.pdfDalam pandangan Islam, anak adalah amanat ... keluarga, masyarakat, dan bangsa secara keseluruhan.2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

Metode ini tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan

sumber datanya masih tetap, belum berubah. Dengan metode ini

yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati.26

6. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan

mengurutkan data dalam pola. Kategori, dan satuan uraian dasar

sehingga dapat ditemukan dan dapat sirumuskan hipotesis kerja seperti

yang disarankan oleh data.27 Metode ini yang digunakan adalah

metode deskriptif.

Metode deskriptif adalah metode analisis data yang berupa kata-

kata, gambar, dan bukan angka-angka.28 Metode ini bertujuan untuk

menyajikan deskripsi (gambaran) secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan fenomena yang diselidiki.

Dengan demikian analisis ini dilakukan saat peneliti berada dilapangan

dengan cara mendeskripsikan segala data yang telah didapat, lalu

dianalisis sedemikian rupa secara sistematis, cermat, dan akurat.

Dalam hal ini data yang digunakan berasal dari wawancara dan

dokumen-dokumen yang ada serta hasil observasi yang dilakukan.

Kemudian agar data yang diperoleh sesuai dengan fokus masalah, akan

ditempuh tiga langkah dalam penelitian, yaitu:

26 Suharsini, Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT.Rhineka Cipta), cet 12, hlm 231.

27 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdkarya,2004), hlm 280.

28 Ibid, hlm 11.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkah laku …digilib.uinsby.ac.id/18913/4/Bab 1.pdfDalam pandangan Islam, anak adalah amanat ... keluarga, masyarakat, dan bangsa secara keseluruhan.2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

a. Reduksi data dimaksudkan untuk meninggalkan data ulang sesuai

dengan permasalahan yang akan diteliti. Mengadakan reduksi data

yang dilakukan dengan jalan abstraksi yaitu usaha membuat

rangkuman inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu.

Data mengenai Bimbingan konseling Islam dalam mengatasi

trauma korban incest di Lembaga Perlindungan Anak Jawa Timur,

baik dari hasil penelitian lapangan atau kepustakaan kemudian

dibuat rangkuman.

b. Sajian data dimaksudkan untuk memilih data yang sesuai dengan

kebutuhan peneliti tentang Bimbingan konseling Islam dalam

mengatasi trauma korban incest di Lembaga Perlindungan Anak

Jawa Timur. Artinya data yang telah dirangkum tadi kemudian

dipilih, sekiranya data mana yang diperlukan untuk penulisan

laporan penelitian.

c. Verifikasi atau menyimpulkan data yaitu penjelasan tentang

makna. Data yang dimaksudkan untuk penentuan data akhir dari

seluruh proses tahapan analisis, sehingga keseluruhan

permasalahan mengenai bagaimana trauma korban incest di

Lembaga Perlindungan Anak Jatim. Sehingga dapat dijawab sesuai

dengan kategori data dan permasalahannya, pada bagian akhir ini

akan muncul kesimpulan-kesimpulan yang mendalam secara

komperhensif dari data hasil penelitian. Jadi langkah terakhir ini

digunakan untuk membuat kesimpulan.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkah laku …digilib.uinsby.ac.id/18913/4/Bab 1.pdfDalam pandangan Islam, anak adalah amanat ... keluarga, masyarakat, dan bangsa secara keseluruhan.2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

7. Teknik Keabsahan Data

Ada beberapa teknik leabsahan data, namun peneliti

menggunakan teknik keabsahan data melalui triangulasi.

a. Triangulasi

Suatu teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain. di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

Pada penelitian ini, keabsahan data dilakukan dengan triangulasi

sumber. Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

Data dari sumber tersebut, tidak bisa diratakan seperti dalam

penelitian kuantitatif, tetapi di deskrisikan, dikategorisasikan,

mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana yang spesifik

dari kedua sumber data tersebut. Data yang telah di analisis oleh

peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya akan

dimintakan kesepakatan (member chek) dengan kedua sumber data

tersebut.

Jadi triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan

perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam

konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai

kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Dengan kata lain

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkah laku …digilib.uinsby.ac.id/18913/4/Bab 1.pdfDalam pandangan Islam, anak adalah amanat ... keluarga, masyarakat, dan bangsa secara keseluruhan.2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

peneliti mengecek ulang (re-chek) temuannya dengan jalan

membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, atau teori.29

G. Sistematika Pembehasan

Dalam pembahasan suatu oenelitian diperlukan sistemtika

pembahasan yang bertujuan untuk memudahkan penelitian, langkah-

langkah pembahasan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini terdiri dari sepuluh sub-bab antara lain: Latar

belakang masalah, rumusan masalah, Tujuan penelitian,

Manfaat penelitian, Definisi konsep, Metode penelitian,

Sistematika pembahasan, Jadwal penelitian, Pedoman

wawancara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini terdiri dari dua sub-bab, yakni Kajian Teoritik

(beberapa referensi yang digunakan utnuk menelaah objek

kajian), dan Penelitian terdahulu yang relevan.

BAB III PENYAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini terdiri dari dua sub-bab, yakni Deskripsi umum

Objek Penelitian, Deskripsi Hasil Penelitian.

BAB IV ANALISIS DATA

Pada bab ini berisi pemaparan tentang analisis data.

29 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hal.330-332.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkah laku …digilib.uinsby.ac.id/18913/4/Bab 1.pdfDalam pandangan Islam, anak adalah amanat ... keluarga, masyarakat, dan bangsa secara keseluruhan.2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

BAB V PENUTUP

Pada bab ini terdiri dari Simpulan dan Saran, yang

menjelaskan hasil simpulan dari data yang dipaparkan dan

saran bisa berupa rekomendasi untuk penelitian lanjutan

yang terkait dengan hasil penelitian, atau disarankan bagi

lembaga-lembaga lain untuk dijadikan sebagai percontohan.