bab i pendahuluan a. latar belakang...
TRANSCRIPT
1
htt://digilib.unimus.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejak zaman Florence Nightingale, perawat telah menganggap
dokumentasi sebagai bagian yang vital dari praktek profesional. Virginia
Handerson juga telah mencetuskan ide tentang penggunaan rencana
keperawatan tertulis untuk mengkomunikasikan informasi keperawatan pasien.
Dokumentasi menjadi cara untuk mengevaluasi asuhan keperawatan dan
dianggap sebagai hal yang esensial bagi keperawatan (Iyer & H, 2004)
Dokumentasi keperawatan menjadi lebih penting, mencerminkan
perubahan pada karakter keperawatan, berkaitan dengan kebutuhan lembaga,
dan pedoman hukum. Selain itu, sejalan dengan dibuatnya pengelompokan
diagnosis yang berhubungan yaitu Diagnostic Related Grouping (DRG),
dokumentasi keperawatan semakin maju dan menjadi mekanisme yang
digunakan untuk menentukan penggantian biaya terhadap perawatan yang
diberikan. Dokumentasi yang akurat dan lengkap serta menyeluruh dapat
mempermudah penetapan DRG dan penggantian biaya dengan tepat.
Berkembangnya proses keperawatan sebagai kerangka kerja untuk praktek,
maka dokumentasi juga berkembang menjadi penghubung yang esensial antara
pemberian dan evaluasi asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada
pasien/klien. Hampir semua aspek dari dokumentasi keperawatan saat ini
menjadi bagian permanen dari rekam medis, lembar kerja seperti yang
digunakan untuk mencatat semua tahapan proses asuhan keperawatan (Iyer &
H, 2004)
Dokumentasi keperawatan juga mempunyai makna penting dalam aspek
hukum, kualitas pelayanan, komunikasi, pendidikan, penelitian, dan akreditasi .
Berkaitan dengan perlindungan hukum, dokumentasi asuhan keperawatan
dapat memberi bukti yang berharga tentang kondisi pasien dan pengobatannya
1
2
htt://digilib.unimus.ac.id
dan dapat bersifat kritis dalam menentukan standar perawatan apakah telah
dipenuhi atau tidak (Nursalam, 2008).
Joint Commission (JC) adalah lembaga pengatur pelayanan kesehatan
yang paling terkenal. Diskusi dokumentasi tanpa menyebutkan JC merupakan
yang tidak mungkin saat ini. Rumah sakit yang tidak diakreditasi oleh JC tidak
memenuhi syarat untuk memperoleh penggantian dana kesehatan yang
dikeluarkan oleh pemerintah. Bagian dari standar JC adalah membahas
dokumentasi keperawatan. Pada tahun terakhir ini, JC telah mencakup konsep
perbaikan kinerja, yang menekankan pada keuntungan hasil dan pendekatan
multidisiplin pada perawatan yang telah diberikan yang dapat dilihat pada
pendokumentasian keperawatan (Iyer & H, 2004).
Merujuk pada teori model kinerja menurut Gibson bahwa
kinerja/performa dan perilaku individual dapat dipengaruhi oleh tiga kelompok
variabel yaitu variabel individu (umur, jenis kelamin, pendidikan, ketrampilan,
dan pengetahuan), variabel organisasi (kepemimpinan, imbalan, struktur, dan
desain kerja) dan variabel psikologi (persepsi, sikap, kepribadian, belajar, dan
motivasi). Kemampuan untuk dapat mengobservasi perbedaan-perbedaan,
memahami hubungan-hubungan dan mampu memprediksi hubungan yang ada,
akan banyak membantu upaya-upaya untuk memperbaiki performa atau
kinerja. (Winardi, 2004).
Beberapa penelitian terdahulu yang antara lain dilakukan di ruang
rawat inap BPRSUD (Badan Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah)
Salatiga tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perawat, didapatkan
hasil bahwa pengetahuan, beban kerja dan ketersediaan fasilitas ada
hubungannya dengan kinerja perawat, sedangkan umur, masa kerja dan
pendidikan tidak ada hubungan (Martini, 2007). Menurut penelitian yang
dilakukan di RS Mardi Rahayu Kudus didapatkan kesimpulan bahwa
kepatuhan perawat dalam pendokumentasian keperawatan dipengaruhi oleh
faktor tenaga, supervisi, pelatihan, motivasi, sarana dan punishment
(Widyaningtyas, 2007).
3
htt://digilib.unimus.ac.id
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang adalah rumah sakit
pusat rujukan di Jawa Tengah milik pemerintah yang mempunyai tujuan
memberikan kepuasan pada pelanggan dengan pengembangan sumber daya
manusia maupun fasilitas keperawatan serta mutu pelayanan keperawatan
melalui pendidikan, pelatihan, dan penelitian keperawatan. Pada tanggal 13
September 2011 RSUP Dr. Kariadi Semarang mendeklarasikan sebuah visi
mencapai akreditasi internasional / raih JCI (Joint Commission International)
tahun 2013 yang bertujuan untuk menciptakan budaya safety dan proses
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang berkelanjutan. Paviliun garuda
adalah salah satu unit unggulan dari RSUP Dr. Kariadi Semarang yang
mempunyai fasilitas ruang rawat inap (kelas VIP B, VIP A, VVIP, dan
president suite) dan rawat jalan (Sudarmanto, 2011).
Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan berhubungan dengan
pasien selama 24 jam sehari di ruang rawat inap. Ruang rawat inap merupakan
tempat yang banyak dilakukan pendokumentasian proses keperawatan karena
banyaknya pasien yang diobservasi dalam kurun waktu yang lama (Depkes RI,
1991) .
Walaupun dokumentasi proses keperawatan sangat diperlukan oleh
pasien maupun perawat, akan tetapi pada kenyataannya kelengkapan pengisian
dokumentasi masih kurang perhatian sehingga masih banyak dokumentasi
proses keperawatan yang isinya belum lengkap. Fenomena yang terjadi
berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan di ruang rawat inap Paviliun
Garuda RSUP Dr Kariadi Semarang, salah satu penyebab ketidaklengkapan
pengisian dokumentasi keperawatan dikarenakan para perawat lebih
mengutamakan melakukan perawatan terhadap pasien dan mendokumentasikan
hasil kerjanya setelah lama kemudian, bahkan tak jarang dijumpai sesaat
setelah pasien dipulangkan atau bahkan ketika petugas rekam medik akan
mengambil status rekam medik pasien, perawat baru melengkapi kekurangan
berkas pendokumentasian tersebut, sehingga perawat menjadi lupa terhadap
tindakan apa yang telah dilakukan. Hal ini dikarenakan perawat pelaksana
belum sepenuhnya memandang pendokumentasian proses keperawatan sebagai
4
htt://digilib.unimus.ac.id
suatu hal yang penting dan berharga. Berdasarkan survei awal yang peneliti
lakukan pada tanggal 5 Nopember 2011 di ruang rawat inap Paviliun Garuda
RSUP Dr. Kariadi Semarang tentang kelengkapan pendokumentasian proses
keperawatan pada 10 catatan medik pasien, didapatkan data bahwa pada
pengkajian 70%, perencanaan 70%, implementasi 60%, dan evaluasi 50%. Hal
ini menunjukkan bahwa belum terpenuhinya kelengkapan dokumentasi
keperawatan di ruang rawat inap Paviliun Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang
sebagaimana mestinya.
Berdasarkan permasalahan di atas mendorong peneliti untuk melakukan
penelitian mengenai hubungan pengetahuan, sikap dan motivasi dengan kinerja
perawat dalam pendokumentasian proses keperawatan di ruang rawat inap
Paviliun Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah “apakah ada hubungan
antara pengetahuan, sikap dan motivasi dengan kinerja perawat dalam
pendokumentasian proses keperawatan di ruang rawat inap Paviliun Garuda
RSUP Dr Kariadi Semarang?”
C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan umum
Mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap dan motivasi
dengan kinerja perawat dalam pendokumentasian proses keperawatan di
ruang rawat inap Paviliun Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang.
b. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan pengetahuan perawat dalam pendokumentasian proses
keperawatan di ruang rawat inap Paviliun Garuda RSUP Dr Kariadi
Semarang.
5
htt://digilib.unimus.ac.id
b. Mendeskripsikan sikap perawat dalam pendokumentasian proses
keperawatan di ruang rawat inap Paviliun Garuda RSUP Dr Kariadi
Semarang.
c. Mendeskripsikan motivasi perawat dalam pendokumentasian proses
keperawatan di ruang rawat inap Paviliun Garuda RSUP Dr Kariadi
Semarang.
d. Mendeskripsikan kinerja perawat dalam pendokumentasian proses
keperawatan di ruang rawat inap Paviliun Garuda RSUP Dr Kariadi
Semarang.
e. Menganalisis hubungan pengetahuan dengan kinerja perawat dalam
pendokumentasian proses keperawatan di ruang rawat inap Paviliun
Garuda RSUP Dr Kariadi Semarang.
f. Menganalisis hubungan sikap dengan kinerja perawat dalam
pendokumentasian proses keperawatan di ruang rawat inap Paviliun
Garuda RSUP Dr Kariadi Semarang.
g. Menganalisis hubungan motivasi dengan kinerja perawat dalam
pendokumentasian proses keperawatan di ruang rawat inap Paviliun
Garuda RSUP Dr Kariadi Semarang.
D. Manfaat Penelitian
1. Institusi rumah sakit
Masukan dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien dan
informasi penelitian terhadap profesionalisme keperawatan untuk
meningkatkan kinerja perawat dalam pendokumentasian proses
keperawatan.
2. Institusi pendidikan
Memberikan informasi penelitian yang dapat digunakan sebagai
rekomendasi penelitian yang selanjutnya.
3. Peneliti
Mengembangkan dan memperluas wawasan dibidang pelayanan
keperawatan khususnya di ruang rawat inap.
6
htt://digilib.unimus.ac.id
4. Perawat sebagai responden
Mengembangkan wawasan dalam menjalani profesionalisme di lahan
praktek guna meningkatkan keperawatan yang diberikan.
7
htt://digilib.unimus.ac.id